DESAIN BESARPERTANIAN PERKOTAANPROVINSI DKI JAKARTATAHUN 2018 – 2030
DEPUTI GUBERNUR DKI JAKARTA BIDANG TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP
I Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
IIDesain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
DESAIN BESARPERTANIAN PERKOTAANPROVINSI DKI JAKARTA
TAHUN 2018 – 2030
Disusun oleh:Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Dengan dukungan dari:
III Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
IVDesain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
KATA PENGANTAR
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah bertekat untuk mencapai Kota Berketahanan untuk mengatasi berbagai masalah di Jakarta, seperti polusi udara dan cuaca panas, banjir, pengelolaan sampah, kualitas air permukaan, tidak stabilnya harga pangan, dan semakin berkurangnya lahan produktif. Masalah yang kompleks tersebut tidak bisa hanya diselesaikan sendiri oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, melainkan diperlukan kerjasama dengan Pemerintah Nasional, Pemerintah Daerah sekitar Jakarta, dan juga kerjasama dengan berbagai pihak termasuk badan usaha, LSM, kelompok masyarakat, sekolah, dan perguruan tinggi.
Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah di Jakarta tersebut, bersama-sama dengan berbagai pihak (pemerintah nasional, badan usaha, LSM, perguruan tinggi, dan kelompok masyarakat), pemerintah provinsi DKI Jakarta menyusun Desain Besar Pertanian Perkotaan Tahun 2018 - 2030. Desain besar ini diharapkan bisa berkontribusi untuk menyelesaikan masalah polusi udara dan cuaca panas, harga bahan pangan yang tidak stabil, ancaman banjir, dan kurangnya tutupan hijau. Untuk itu, keberhasilan pelaksanaan Desain ini tergantung pada kerjasama berbagai pihak untuk saling bersinergi.
Desain Besar Pertanian Perkotaan merupakan bagian dari perencanaan Jakarta Kota Berketahanan. Desain ini akan disinkronkan dengan desain-desain lain yang terkait, seperti desain pengelolaan sampah, bangunan hijau, ketahanan pangan, dan pengurangan risiko bencana berbasis komunitas. Sekretariat Jakarta Berketahanan akan membangun sinergi rencana-rencana tematik untuk bersama-sama berkontribusi dalam pencapaian masyarakat yang sejahtera dan berketahanan terhadap berbagai masalah yang dihadapi Jakarta.
Terwujudnya Desain Besar Pertanian Perkotaan ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai pihak. Mewakili Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kami menyampaikan terima kasih kepada Yayasan KARINA, Platform MURIA, CARE International Indonesia, dan Partners for Resilience Indonesia yang secara aktif memfasilitasi proses penyusunan Desain ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Pusat, LSM, badan usaha, dan perguruan tinggi yang telah terlibat dalam proses penyusunan Desain. Semoga, kita bersama-sama bisa melaksanakan Desain Besar Pertanian Perkotaan Tahun 2018 - 2030.
Jakarta, 17 November 2017 Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Dr. Ir. Oswar Muadzin Mungkasa
V Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR ISTILAH
RINGKASAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.2. Pengertian
I.3. Tujuan Penyusunan Desain Besar Pertanian Perkotaan
I.4. Ruang Lingkup
I.5. Posisi Desain Besar Pertanian Perkotaan
I.6. Proses Penyusunan Desain Besar Pertanian Perkotaan
BAB II
KONDISI PERTANIAN DI DKI JAKARTA
II.1. Pertanian dalam RPJPD DKI Jakarta Tahun 2005 – 2025
II.2. Pertanian dalam RPJMD DKI Jakarta Tahun 2018 – 2022
II.3. Kondisi Terkini Pertanian di DKI Jakarta
II.4. Inisiatif Yang Sudah Dilakukan
II.5. Isu Strategis Pertanian DKI Jakarta
BAB III
TUJUAN, SASARAN, DAN TARGET
III.1. Tujuan Pertanian Perkotaan
III.2. Sasaran Ruang Pertanian Perkotaan
III.3. Target Pertanian Perkotaan Tahun 2030
BAB IV
KOMPONEN, HASIL DAN STRATEGI PERTANIAN PERKOTAAN
IV.1. Komponen Pertanian Perkotaan
IV.2. Hasil dan Strategi Pertanian Perkotaan
IV
V
1
2
3
5
10
12
12
12
14
15
15
15
17
20
20
20
21
22
25
31
32
32
32
32
33
39
39
39
40
VIDesain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
4.2.1. Hasil dan Strategi Kebijakan dan Regulasi
4.2.2. Pelaksanaan Pertanian Perkotaan
4.2.3. Lingkungan Hidup
4.2.4. Monitoring dan Evaluasi serta Pengelolaan Pengetahuan
BAB V
RENCANA AKSI PERTANIAN PERKOTAAN
V.1. Rencana Aksi Kebijakan dan Regulasi
V.2. Rencana Aksi Pelaksanaan Pertanian Perkotaan
V.3. Rencana Aksi Lingkungan Hidup
V.4. Rencana Aksi Monitoring dan Evaluasi serta Pengelolaan Pengetahuan
BAB VI
MEKANISME KOORDINASI
VI.1. Mekanisme Koordinasi
VI.2. Laporan Tahunan
DAFTAR PUSTAKA
41
42
44
45
46
46
47
50
58
61
64
64
64
64
65
1 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Program terkait dengan Pertanian Kota di DKI Jakarta Tahun 2013 – 2017Tabel 2.2. Para Pelaku yang bekerja di Pertanian Perkotaan dan LokasinyaTabel 3.1. Target Sasaran Ruang Pertanian Perkotaan Tahun 2030Tabel 3.2. Target Produksi Komoditas Pertanian Perkotaan Tahun 2030Tabel 3.3. Jenis komoditas / produk di Kota/KabupatenTabel 4.1. Hasil dan Strategi Komponen Kebijakan dan RegulasiTabel 4.2. Hasil dan Strategi Sub-Komponen Budidaya dan Pengolahan PertanianTabel 4.3. Hasil dan Strategi Sub-Komponen Pemasaran ProdukTabel 4.4. Hasil dan Strategi Sub-Komponen Peningkatan KapasitasTabel 4.5. Hasil dan Strategi Sub-Komponen Kerjasama Multi-pihakTabel 4.6. Hasil dan Strategi Komponen Lingkungan HidupTabel 4.7. Hasil dan Strategi Komponen Monitoring dan Evaluasi serta Pengelolaan PengetahuanTabel 5.1. Rencana Aksi Komponen Kebijakan dan RegulasiTabel 5.2. Rencana Aksi Komponen Pelaksanaan Pertanian PerkotaanTabel 5.3. Rencana Aksi Komponen Lingkungan HidupTabel 5.4. Rencana Aksi Komponen Monitoring dan Evaluasi serta Pengelolaan Pengetahuan
2Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Posisi Desain Pertanian Perkotaan dengan Desain lainnya dalam Kerangka Jakarta BerketahananGambar 1.2. Posisi Desain Besar Pertanian Perkotaan dalam Rencana Pembangunan di Provinsi DKI JakartaGambar 1.3. Proses penyusunan Desain Besar Pertanian Perkotaan DKI JakartaGambar 2.1. Luas lahan sawah padi di DKI JakartaGambar 2.2. Produksi Padi (ton) di DKI Jakarta Tahun 2010 – 2015Gambar 2.3. Produksi sayuran (kwintal) di DKI Jakarta Tahun 2009 – 2015Gambar 2.4. Produksi ikan budidaya kolam DKI JakartaGambar 2.5. Gang Hijau, Kec. Menteng, Jakarta PusatGambar 2.6. RPTRA Kenangan, Kec. Gambir, Jakarta PusatGambar 2.7. Peta pelaku dan kegiatan pertanian perkotaan DKI JakartaGambar 3.1. Urutan Langkah Pelaksanaan Pertanian Perkotaan DKI JakartaGambar 4.1. Komponen Pertanian Perkotaan DKI Jakarta
3 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
DAFTAR SINGKATAN
APBD B – B Biro TAPEM BNI BNPB BPAD BPBD BPKD BPS BPTP BRI BUMD CSR DCTRP Dinas Koperasi dan UMKMDisdik Diskominfotik DKPKP DLH DPGP DPPAPP
DPRKP DSDA BSK FAO Fasum FGD G – B G – G GAP GHP GMP SUDIN KPKP HOT IPB KIE KJA KKN KPI
Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahBusiness – Business Biro Tata PemerintahanBank Negara IndonesiaBadan Nasional Penanggulangan Bencana Badan Pengelola Aset DaerahBadan Penanggulangan Bencana DaerahBadan Pengelola Keuangan DaerahBadan Pusat StatistikBalai Pengkajian Teknologi Pertanian Bank Rakyat IndonesiaBadan Usaha Milik DaerahCorporate Social ResponsibilityDinas Ciptakarya, Tata Ruang, dan PertanahanDinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Dinas PendidikanDinas Komunikasi, Informatika, dan StatistikDinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan PertanianDinas Lingkungan HidupDinas Perumahan dan Gedung Pemda Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian PendudukDinas Perumahan Rakyat dan Kawasan PermukimanDinas Sumber Daya Air Bina Swadaya KonsultanFood and Agriculture OrganizationFasilitas umumFocus Group Discussion Government – Business Government – GovernmentGood Agriculture PracticeGood Handling Practice Good Manufacturing PracticeSuku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan PertanianHumanitarian OpenStreetMap TeamInstitut Pertanian Bogor Komunikasi, Informasi, dan EdukasiKeramba jaring apung Kuliah kerja nyataKoalisi Perempuan Indonesia
4Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
LSMMonevMURIAOPDPAM JAYAPDAMPDRBPEKKAPIRTPMIPNSProklimRDTRRenjaRenstraRKPDRPJMDRPJPDRPTRARTHRTRWSMKSUSENASTRLHUNDP
Lembaga swadaya masyarakatMonitoring dan evaluasi Marunda Urban Resilient In Action Organisasi Perangkat Daerah Perusahaan Air Minum JAYA Perusahan daerah air minum Produk Domestik Regional Bruto Perempuan Kepala KeluargaProduksi pangan industri rumah tanggaPalang Merah Indonesia Pegawai Negeri Sipil Progran Kampung Iklim Rencana Detail Tata Ruang Rencana kerja Rencana strategis Rencana Kerja Pemerintah Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Ruang Terbuka HijauRencana Tata Ruang dan WilayahSekolah Menengah KejuruanSurvei Sosial Ekonomi Nasional Tata Ruang dan Lingkungan HidupThe United Nations Development Programme
5 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
DAFTAR ISTILAHAir limbah
Air tanah
Aquaponik
Bangunan hijau
Demo plot
Garis kemiskinan
Green House
Air yang telah mengalami penurunan kualitas karena pengaruh manusia. Air limbah perkotaan biasanya dialirkan di saluran air kombinasi atau saluran sanitasi, dan diolah di fasilitas pengolahan air limbah atau septic tank
Air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri.
Sistem pertanian berkelanjutan yang mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik. Dalam akuakultur yang normal, ekskresi dari hewan yang dipelihara akan terakumulasi di air dan meningkatkan toksisitas air jika tidak dibuang.
Juga dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan berkelanjutan, mengarah pada struktur dan pemakaian proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan tersebut, mulai dari pemilihan tempat sampai desain, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, dan peruntuhan.
Suatu metode penyuluhan pertanian kepada petani, dengan cara membuat lahan percontohan, agar petani bisa melihat dan membuktikan terhadap objek yang didemontrasikan. Demplot bisa berupa Inovasi teknologi budidaya, VUB (Varietas Unggul Baru), Pemupukan dan lain-lain, disesuaikan dengan demografi wilayah tersebut.
Tingkat minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup yang mencukupi di suatu negara. Dalam praktiknya, pemahaman resmi atau umum masyarakat mengenai garis kemiskinan (dan juga definisi kemiskinan) lebih tinggi di negara maju daripada di negara berkembang.
Satu bangunan yang diperbuat daripada kaca atau plastik yang membolehkan penanaman yang terlindung dan terkawal. Haba dari cahaya matahari yang menembusi strukturnya yang lutsinar
6Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Hidroponik
Hortikultura
Kelompok Rentan
Ketahanan pangan
Ketangguhan bencana
memanaskan tumbuh-tumbuhan dan tanah di dalamnya. Selain itu, udara di dalamnya turut dipanaskan dan kekal tanpa boleh terlepas keluar daripada bangunan ini.
Budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.
Berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Kemudian hortikultura digunakan secara lebih luas bukan hanya untuk budidaya di kebun. Istilah hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Bidang kerja hortikultura meliputi pembenihan, pembibitan, kultur jaringan, produksi tanaman, hama dan penyakit, panen, pengemasan dan distribusi. Hortikultura merupakan salah satu metode budidaya pertanian modern.
Kumpulan orang-orang dengan risiko tinggi ketika menghadapi bencana atau ketika bertahan hidup setelah bencana usai. Termasuk kelompok rentan diantaranya ialah anak-anak, lansia, ibu hamil, penyandang disabilitas, orang miskin dan lain-lain.
Ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dikatakan memiliki ketahanan pangan jika penghuninya tidak berada dalam kondisi kelaparan atau dihantui ancaman kelaparan. Ketahanan pangan merupakan ukuran kelentingan terhadap gangguan pada masa depan atau ketiadaan suplai pangan penting akibat berbagai faktor seperti kekeringan, gangguan perkapalan, kelangkaan bahan bakar, ketidak stabilan ekonomi, peperangan, dan sebagainya.
Berasal dari kata ‘tangguh’ yang berarti kuat dan kokoh. Dihubungkan dengan bencana maksudnya adalah kokoh dan kuat dalam menghadapi kemungkinan adanya bencana dan ancaman adanya bencana. Kokoh dan kuat ini mengandung
7Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Kota Berketahanan
Layanan ekologi
Pengurangan Risiko Bencana
Pertanian Perkotaan
Perubahan Iklim
Petani maju
pengertian adanya kemampuan mengantisipasi, mengatasi, dan melakukan pemulihan, sehingga menjadi keadaan yang normal dan baik kembali. Masyarakat yang disebut tangguh bencana berarti masyarakat itu memiliki kekuatan dan kesanggupan untuk mengurangi risiko bencana dengan mengantisipasi, mengatasi, dan melakukan pemulihan dalam menghadapi bencana. Bila kapasitas individu, masyarakat, lembaga, perusahaan dan sistem dalam sebuah kota bisa bertahan, beradaptasi dan tumbuh menghadapi berbagai guncangan dan tekanan apa pun, baik fisik, sosial, maupun ekonomi.
(jasa ekologi jamak) Setiap proses alami yang menguntungkan yang timbul dari ekosistem yang sehat, seperti pemurnian air dan udara, penyerbukan tanaman dan dekomposisi limbah.
Konsep dan praktek mengurangi risiko bencana melalui upaya sistematis untuk menganalisa dan mengurangi faktor-faktor penyebab bencana. Mengurangi paparan terhadap bahaya, mengurangi kerentanan manusia dan properti, manajemen yang tepat terhadap pengelolaan lahan dan lingkungan, dan meningkatkan kesiapan terhadap dampak bencana merupakan contoh pengurangan risiko bencana.
Praktik budidaya, pemrosesan, dan disribusi bahan pangan di atau sekitar kota. Pertanian perkotaan juga bisa melibatkan peternakan, budidaya perairan, wanatani, dan hortikultura. Dalam arti luas, pertanian perkotaan mendeskripsikan seluruh sistem produksi pangan yang terjadi di perkotaan.
Perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara statistik sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Istilah ini bisa juga berarti perubahan keadaan cuaca rata-rata atau perubahan distribusi peristiwa cuaca rata-rata, contohnya, jumlah peristiwa cuaca ekstrem yang semakin banyak atau sedikit. Perubahan iklim terbatas hingga regional tertentu atau dapat terjadi di seluruh wilayah bumi.
Pelaku pertanian perkotaan yang telah memiliki pengalaman cukup lama dan mendapatkan hasil dan manfaat langsung secara signifikan dari proses pelaksanaan pertanian perkotaan yang bisa
8Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Ruang Terbuka Hijau
Ruang untuk pertanian perkotaan
Sampah organik
Tanaman obat
Tanaman Palawija
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Urbanisasi
menjadi contoh bagi pelaku pertanian lainnya.
Suatu bentuk pemanfaatan lahan pada satu kawasan yang diperuntukkan untuk penghijauan tanaman. Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 40% dari luas wilayah, selain sebagai sarana lingkungan juga dapat berfungsi untuk perlindungan habitat tertentu atau budidaya pertanian dan juga untuk meningkatkan kualitas atmosfer serta menunjang kelestarian air dan tanah.
Ruang yang ditersedia di wilayah perkotaan, seperti halaman rumah, perkantoran, sekolah, atap rumah, pinggir jalan, pinggir sungai dan lain-lain yang bisa digunakan untuk pelaksanaan pertanian, baik secara vertikal maupun horisontal dengan memanfaatkan berbagai teknologi yang sesuai.
Sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.
Tanaman yang berfungsi sebagai obat yang biasanya di tanam di pekarangan atau halaman rumah. Tanaman ini biasanya dimanfaakan oleh orang – orang sebagai obat tradisional.
Secara harfiah berarti tanaman kedua. Berdasarkan makna dari bahasa Sanskerta, palawija bermakna hasil kedua, dan merupakan tanaman hasil panen kedua di samping padi. Istilah palawija berkembang di antara para petani di Pulau Jawa untuk menyebut jenis tanaman pertanian selain padi, seperti jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau dan lain-lain.
Atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Sustainable Development Goals disingkat dengan SDGs adalah 17 tujuan dengan 169 capaian yang terukur dan tenggat yang telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk kemaslahatan manusia dan planet bumi.
Perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk
9 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Vertikultur
Vertiminaponik
yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan.
Suatu teknik bercocok tanam diruang sempit dengan memanfaatkan bidang vertikal sebagai tempat bercocok tanam yang dilakuan secara bertingkat.
Kombinasi antara sistem budidaya sayuran berbasis pot/ talang plastik dengan sistem aquaponik.
10Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
RINGKASAN
Provinsi DKI Jakarta akan semakin tergantung dengan pasokan bahan pangan dari wilayah lain seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Jumlah penduduk Jakarta yang mencapai lebih dari 10 juta jiwa, kebutuhan pangannya tidak akan mencukupi hanya dengan produksi padi sekitar 6000 ton per tahun. Semenjak tahun 2010, produksi padi terus menurun dan saat ini mencapai penurunan hampir 50%. Dengan semakin cepatnya alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman dan bangunan komersil lainnya, maka bisa dipastikan bahwa lahan pertanian akan semakin sedikit dan tingkat ketergantungan bahan pangan dari luar Jakarta akan semakin tinggi.
Di sisi lain, selain bahan makanan pokok (beras), produksi pertanian sayuran (kangkung, bayam, sawi) mengalami peningkatan 2000% dari tahun 2009. Hal ini disebabkan perubahan penggunaan lahan sawah yang semula ditanami padi diganti dengan sayuran yang dianggap lebih menguntungkan karena bisa cepat panen (setahun bisa 10 – 12 kali panen). Di samping itu, tingkat produktifitas sayuran per hektar-nya juga mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa produktifitas hortikultura menjadi salah satu peluang bagi sektor pertanian DKI Jakarta.
Pada sektor peternakan, produksi daging sapi selama 2010 – 2014 mengalami peningkatan lebih dari 300%. Selain diperoleh dari hasil ternak sapi di DKI Jakarta, semakin banyaknya pemotongan hewan yang mendapatkan sapi dari luar Jakarta turut berkontribusi pada peningkatan produksi daging tersebut. Sedangkan pada sektor perikanan, produksi ikan budidaya kolam berfluktuasi dan hanya ada sedikit peningkatan dibandingkan pada tahun 2012.
Akan tetapi, kecenderungan peningkatan produksi pertanian, peternakan, dan perikanan ini mungkin tidak akan bertahan lama, karena konversi lahan pertanian menjadi permukiman dan gedung komersial lainnya semakin cepat. Hal ini ditunjukan dengan kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikan terhadap PDRB yang hanya 0,1% selama tahun 2010 – 2014. Bahkan, pada tahun 2016, kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan hanya 0,09% terhadap PDRB. Artinya, selama 5 tahun terakhir, tidak ada peningkatan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB DKI Jakarta, bahkan cenderung semakin menurun.
Dari sisi jenis pekerjaan, bidang pertanian tidak banyak dipilih menjadi pekerjaan utama rumah tangga di DKI Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan menurunnya jumlah rumah tangga pertanian dari 52.200 rumah tangga pada tahun 2003, menjadi hanya 12.300 rumah tangga di tahun 2013 (penurunan 76% pada 10 tahun kemudian). Penurunan jumlah rumah tangga pertanian ini juga disebabkan oleh semakin berkurangnya luasan lahan pertanian, sehingga mereka banyak yang tidak bisa lagi meneruskan usaha pertaniannya.
Di sisi lain, perubahan iklim dan bencana juga berdampak pada penghidupan masyarakat DKI Jakarta. Kejadian bencana banjir pada tahun 2011 – 2016 telah mengakibatkan rusaknya 77 hektar lahan pertanian. Suhu udara di DKI Jakarta juga mengalami kenaikan sekitar 2 – 3 derajat Celcius sejak tahun 2002. Hal ini mengakibatkan terganggunya proses produksi
11 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
pertanian, peternakan, dan perikanan, sehingga berdampak pula pada ketersediaan pangan yang berkurang. Kondisi ini juga yang menyebabkan DKI Jakarta harus mendatangkan lebih banyak bahan pangan dari luar provinsi.
Kondisi berkurangnya lahan pertanian, menurunnya produksi padi dan dampak dari perubahan iklim dan bencana akan berdampak secara serius terhadap kesediaan pangan di DKI Jakarta, apabila tidak diantisipasi dengan baik. Di sisi lain, peningkatan produksi daging, perikanan budidaya, dan tanaman hortikultura menjadi peluang untuk meningkatkan ketersediaan bahan pangan selain beras, dan sekaligus bisa meningkatkan kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan terhadap PDRB yang saat ini cenderung menurun. Di samping itu, semakin naiknya suhu panas udara di Jakarta akan membawa dampak bagi kesehatan dan penghidupan masyarakat. Untuk itu, perlu dilakukan upaya memperbanyak area tutupan hijau agar bisa menjaga suhu udara. Oleh karena itu, pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengembangkan Pertanian Perkotaan yang meliputi tiga sub-sektor, yaitu pertanian, peternakan, dan perikanan. Pendekatan pertanian perkotaan yang berbasis ruang akan bisa mengatasi penuruan produksi karena diakibatkan penurunan luas lahan pertanian. Karena pertanian berbasis ruang akan lebih mengintensifkan lahan sempit dengan pendekatan pertanian vertikal, bahkan bisa juga memanfaatkan ruang tanpa lahan seperti atap gedung, dinding bangunan, pinggir jalan dan lain-lain. Pertanian Perkotaaan juga tidak hanya fokus pada produk segar, tetapi juga peningkatan produk olahan pertanian, peternakan, dan perikanan.
Sampai saat ini, sudah ada beberapa inisiatif Pertanian Perkotaan, baik yang diinisiasi oleh pemerintah maupun kegiatan lembaga non-pemerintah dan masyarakat, tetapi potensi ini masih belum banyak dilakukan masyarakat Jakarta secara meluas. Desain Besar Pertanian Perkotaan DKI Jakarta Tahun 2018 – 2030 diharapkan akan menjadi acuan bagi semua pelaku pertanian perkotaan untuk mencapai ketahanan pangan dan peningkatan kualitas lingkungan hidup di DKI Jakarta. Kerjasama dan singkronisasi kebijakan, program, dan kegiatan para pelaku akan menjadi salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan pertanian perkotaan.
Desain Besar Pertanian Perkotaan memiliki tiga target utama sampai pada tahun 2030, yaitu 30% ruang terbuka hijau produktif, 30% peningkatan produksi pertanian, peternakan, dan perikanan (termasuk produk olahan), dan 1000 sertifikasi produk olahan pertanian, peternakan, dan perikanan. Ada tujuh sasaran ruang pelaksanaan pertanian perkotaan, yaitu rumah susun, lahan kosong, lahan pekarangan dan gang perkampungan, sekolah, gedung, RPTRA, dan lahan laut. Untuk mencapai tiga target tersebut, Pertanian Perkotaan memiliki empat komponen utama yang terdiri dari (1) kebijakan dan regulasi, (2) pelaksanaan pertanian perkotaan, (3) lingkungan hidup, dan (4) monitoring, evaluasi, dan pengelolaan pengetahuan.
12Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
BAB IPENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada tahun 2017 ini, Kota Jakarta telah menginjak usia 490 tahun, atau hampir 5 abad. Usia sebuah kota yang bisa dikatakan tidak lagi muda dan tentunya sudah mengalami banyak perubahan zaman yang juga berpengaruh pada kondisi Kota Jakarta saat ini, salah satunya ialah pertambahan jumlah penduduk. Pada tahun 2015, penduduk DKI Jakarta telah mencapai 10.177.924 jiwa1. Dibandingkan dengan tahun 2010, penduduk DKI Jakarta telah mengalami peningkatan sebesar 1,09%.2 Proses urbanisasi telah menambah secara cepat jumlah penduduk di DKI Jakarta. Sebagai salah satu dampaknya ialahbanyak pemukiman kumuh bermunculan, yaitu sekitar 20% dari seluruh luas permukiman yang ada di kota Jakarta.3
Kota Jakarta saat ini juga sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim dan bencana karena kerusakan alam. Risiko terkait perubahan iklim dan bencana terbesar yang dihadapi Jakarta adalah banjir dengan dampak buruk sangat besar bagi perekonomian dan masyarakat Jakarta. Data BNPB menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2011-2016, ada 144 kali kejadian banjir yang mengakibatkan 104 meninggal, 149 terluka, 694.652 menderita, dan 209.918 mengungsi. Khususnya pada sektor pertanian, bencana banjir telah mengakibatkan 77 hektar lahan pertanian rusak.4 Di sisi lain, sekitar 40 persen wilayah Jakarta berupa dataran yang permukaan tanahnya berada 1 - 1,5 meter di bawah muka laut pasang.5
Penurunan permukaan tanah juga terus terjadi, antara 5 – 10 cm per tahun, karena pemanfaatan air tanah yang berlebihan dan pembangunan yang pesat di atasnya6. Ujicoba modeling yang dilakukan oleh Ward P. J. et.al (2011) dengan skenario Jakarta pada tahun 2100 menunjukkan bahwa faktor penurunan tanah paling berpengaruh dibandingkan faktor naiknya permukaan laut dan badai terhadap semakin besarnya dampak banjir. Perkiraan wilayah tergenang 149 – 151 km² dengan kerusakan senilai 233,8 – 235,2 triliun rupiah7. Hal ini akan membuat wilayah yang sebagian besar berada di Jakarta Utara menjadi rentan terhadap dampak banjir, baik yang disebabkan oleh curah hujan tinggi ataupun air pasang dari laut.
Masyarakat miskin Jakarta merupakan warga yang paling rentan terhadap risiko akibat banjir. Berdasarkan SUSENAS pada Maret 2015, masih ada 3,93% warga Jakarta yang hidup dibawah
1https://jakarta.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/91. Diakses pada 28 April 2017. 2https://jakarta.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/136. Diakses pada 28 April 2017. 3http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Permukiman_Kumuh_DKI_Jakarta. Diakses pada 28 April 2017. 4dibi.bnpb.go.id. 5http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Geologi_DKI_Jakarta. Diakses pada 28 April 2017.6http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Penurunan_Tanah_DKI_Jakarta. Diakses pada 28 April 2017.7P. J. Ward, M. A. Marfai, F. Yulianto, D. R. Hizbaron, and J. C. J. H. Aerts, 2010. Coastal inundation and damage exposure estimation: a case study for Jakarta. Nat Hazards (2011) 56:899–916, DOI 10.1007/s11069-010-9599-1.
13 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
garis kemiskinan.8 Banyak warga miskin ini yang yang tinggal di sepanjang pesisir laut dan aliran sungai sehingga mereka rentan cedera fisik dan kehilangan tempat tinggal. Mereka juga sangat rentan dari sisi ekonomi karena sumber penghidupan mereka sebagian besar berada di daerah yang sama.9 Ancaman dampak perubahan iklim, bencana, dan kerusakan lingkungan secara nyata dirasakan pertama kali oleh masyarakat miskin Jakarta. Sebuah studi yang dilakukan oleh the London School of Economics and Political Science terhadap 141 negara yang terkena bencana pada periode 1981-2002 juga menemukan kaitan erat antara bencana alam dan status sosial ekonomi perempuan. Bencana alam ternyata berakibat pada penurunan angka harapan hidup perempuan dan peningkatan gender gap dalam masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan merupakan korban terbesar dari berbagai bencana yang terjadi.10
Selain ancaman banjir karena beberapa faktor di atas, kenaikan suhu udara juga dirasakan di Jakarta. Studi yang dilakukan oleh Manik dan Syaukat (2015) dengan beberapa sampel di wilayah DKI Jakarta, tercatat terjadi kenaikan suhu udara menjadi 30-31°C pada tahun 2013 dibandingkan dengan 28°C di tahun 2002.11 Hal ini juga merupakan salah satu dampak perubahan iklim yang secara langsung dirasakan oleh penduduk Jakarta. Berbagai fakta empiris membuktikan dampak perubahan iklim terhadap perempuan dan kelompok rentan lainnya menjadi lebih besar, ditambah lagi manakala beban-beban reproduktif, produktif, dan komunitas tertumpu kepada perempuan semata tanpa ada keterlibatan dari laki-laki.
Melihat berbagai masalah yang dihadapi oleh Kota Jakarta di atas, pada tahun 2016, Jakarta terpilih sebagai salah satu kota untuk mengikuti program Resilient Cities (Kota Berketahanan) yang bekerjasama dengan The Rockefeller Foundation.12 Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dan pemerintahan Kota Jakarta dalam menghadapi risiko dampak bencana, perubahan iklim, dan juga kerusakan lingkungan. Kerangka Kerja Kota Berketahanan yang dikembangkan oleh The Rockefeller Foundation dan Arup International Development pada tahun 2014 dan diperbaharui pada Desember 2015 menyebutkan ada 12 Tujuan utama Kota Berketahanan. Di antara Tujuan tersebut ialah minimalnya kerentanan manusia, sumber penghidupan yang beragam, kolektifitas komunitas yang kuat, dan rencana pembangunan yang terintegrasi.13
Sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan Tujuan Jakarta sebagai Kota Berketahanan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyusun rencana yang disebut Desain Besar untuk Pertanian Perkotaan. Pertanian Perkotaan dipilih karena dapat menyediakan sumber makanan segardengan harga lebih murah bagi masyarakat sebagai bagian dari ketahanan pangan, menumbuhkan pekerjaan bagi banyak orang sehingga bisa mengurangi angka kemiskinan, mendaur-ulang sampah untuk mengurangi volume sampah, dan menambah tutupan hijau untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Dalam pelaksanaan Pertanian Perkotaan ini,
8Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2015. 9http://www.worldbank.org/in/news/feature/2011/11/03/jakarta-urban-challenges-in-a-changing-climate. Diakses pada 15 April 2017. 10http://www.politik.lipi.go.id/in/kolom/175-perempuan-dan-dampak-perubahan-iklim11Tumiar Katarina Manik and Syarifah Syaukat, 2015. The impact of urban heat islands Assessing vulnerability in Indonesia. Asian Cities Climate Resilience Working Paper Series 13: 2015.12http://properti.kompas.com/read/2016/05/26/123000521/Karena.Komitmen.Ahok.Jakarta.Masuk. Program.100.Resilient.Cities. Diakses pada 28 April 2017. 13The Rockefeller Foundation and Arup. City Resilience Framework. April 2014 (Updated December 2015).
14Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
peran berbagai pihak dari berbagai sektor, kelompok masyarakat, khususnya perempuan yang lebih banyak berkontribusi langsung untuk ketahanan pangan keluarga, adalah sangat penting.
I.2. Pengertian
Istilah Pertanian Perkotaan sudah dikenal sejak tahun 1990an. Pengertian yang dikeluarkan UNDP (1996) menyebutkan bahwa Pertanian Perkotaan ialah sebuah industri yang memproduksi, memproses dan memasarkan makanan dan bahan bakar, secara khusus untuk memenuhi kebutuhan harian konsumen di kota, di tanah dan air yang tersebar di kota dan pinggiran kota, menggunakan dan menggunakan kembali sumberdaya alam dan sampah perkotaan, untuk menghasilkan berbagai pangan dan ternak. FAO (1999) menambahkan bahwa Pertanian Perkotaan terjadi di dalam dan pinggiran kota dan termasuk produk tanaman pangan, ternak, perikanan, dan hutan, termasuk produk non-kayu dan layanan ekologi.14
Berdasarkan pengertian di atas, Pertanian Perkotaan yang dimaksud di sini ialah menanam tanaman dan memelihara binatang ternak di dalam atau sekitar kota. Dalam hal ini, beragam jenis tanaman bisa dibudidayakan, seperti sayuran, tanaman pangan, palawija, jamur, buah, dan bahkan tanaman obat dan tanaman hias serta tanaman kayu. Pertanian di sini juga termasuk peternakan dan perikanan, seperti ternak unggas, kelinci, kambing, ikan dan lain-lain.15
Merujuk pada hasil konferensi tingkat tiggi tentang Ketahanan Pangan yang dilaksanakan oleh FAO di Roma pada tanggal 3 – 5 Juni 2008, Pertanian Perkotaan menyasar pada tiga tujuan global, yaitu (1) keberlanjutan peningkatan produksi dan ketersediaan pangan, (2) kemajuan ekonomi dan sosial, dan (3) keberlanjutan pengelolaan dan penggunaan sumberdaya alam. Pertanian Perkotaan ini secara langsung juga berkontribusi pada ketahanan pangan, peningkatan nutrisi, dan penghidupan masyarakat.
Secara khusus, Pertanian Perkotaan juga memiliki beberapa manfaat, yaitu: (1) akses makanan segar dan bergizi untuk masyarakat miskin tanpa melalui pasar dan meningkatkan pendapatan mereka, khususnya perempuan; (2) memasok pasar makanan di kota, makanan jalanan, dan pengolahan makanan, serta menyediakan tambahan pekerjaan dan pendapatan; (3) panen air, penggunaan kembali air, dan penggunaan kembali limbah/sampah untuk menyediakan air, makanan ternak dan pupuk untuk pertanian kota; dan (4) meningkatkan partisipasi masyarakat kota, khususnya warga perempuan yang sudah banyak berkontribusi untuk ketahanan pangan.16
14FAO, July 2001: Urban and Peri-Urban Agriculture15http://www.fao.org/urban-agriculture/en/. Diakses pada 28 April 2017.16Daniel Hoornweg and Paul Munro-Faure, 2008: Urban Agriculture for Sustainable Poverty Alleviation and Food Security.
15 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
I.3. Tujuan Penyusunan Desain Besar Pertanian Perkotaan
Penyusunan Desain Besar Pertanian Perkotaan dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Memberikan arah dan fokus upaya terpadu lintas sektor dan lintas pelaku dalam
meningkatkan ketahanan pangan dan ketahanan terhadap bencana dan perubahan iklim untuk masyarakat DKI Jakarta melalui pelaksanaan pertanian perkotaan
2. Menjadi panduan bagi seluruh pemangku kepentingan (pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, lembaga penelitian, kelompok masyarakat, dan badan usaha) dalam merencanakan program/kegiatan di bidang pertanian perkotaan
3. Mensinergikan kebijakan dan program pemerintah dengan pelaku non-pemerintah (lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, lembaga penelitian, kelompok masyarakat, dan badan usaha) dalam pelaksanaan pertanian perkotaan
4. Sebagai referensi bagi pemerintah DKI Jakarta dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
5. Mempercepat penyelesaian masalah terkait dengan pelaksanaan pertanian perkotaan di DKI Jakarta
I.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup wilayah dalam Desain Besar Pertanian Perkotaan mencakup seluruh wilayah administrasi Provinsi DKI Jakarta dengan memberikan perhatian khusus melalui penyesuaian jenis-jenis komoditas atau produk pertanian, peternakan, dan perikanan berdasarkan karakteristik masing-masing wilayah di Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Kepulauan Seribu.
Sedangkan ruang lingkup pelaksanaan pertanian perkotaan meliputi:a. Sub-bidang pertanian: tanaman sayuran, tanaman obat, tanaman buah, tanaman hias, dan
produk olahan pertanian seperti minuman buah segar, minuman herbal dan lain-lain b. Sub-bidang peternakan: peternakan kecil seperti kelinci, peternakan besar seperti sapi,
ternak hias, dan produk olahan peternakan seperti telur asin, bakso daging, susu dan olahannya, nugget ayam dan lain-lain
c. Sub-bidang perikanan: perikanan air tawar seperti ikan nila, mas, lele, perikanan air laut seperti ikan kerapu, kakap, rumput laut, ikan hias, dan produk olahan perikanan seperti ikan asin, bakso ikan dan lain-lain
I.5. Posisi Desain Besar Pertanian Perkotaan
Dokumen Desain Besar Pertanian Perkotaan Provinsi DKI Jakarta adalah dokumen perencanaan jangka panjang untuk tahun 2018 – 2030. Akhir tahun 2030 dijadikan tahun terakhir dokumen ini sebagaimana mengikuti kerangka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030 yang telah diadopsi oleh Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017. Sebagai dokumen rencana jangka panjang, maka dokumen ini perlu dilihat kembali setiap tiga tahun sekali untuk disesuaikan dengan konteks dan perkembangan pelaksanaan Pertanian Perkotaan di DKI Jakarta.
Dokumen Desain Besar Pertanian Perkotaan ini perlu menjadi salah satu rujukan bagi para pemangku kepentingan, khususnya organisasi perangkat daerah Provinsi DKI Jakarta, dalam
16Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Pengelolaan Sampah
BangunanHijau
KetahananPangan
PRBBerbasis
Komunitas
PertanianKota
KOTA BERKETAHANAN
Gambar 1.1. Posisi Desain Pertanian Perkotaan dengan Desain lainnya dalam Kerangka Jakarta Ber-ketahanan
Sedangkan posisi dokumen Desain Besar Pertanian Perkotaan terhadap rencana pembangunan daerah Provinsi DKI Jakarta digambarkan pada bagan di halaman 17.
membuat rencana program lima tahunan dan rencana kerja tahunan. Mekanisme koordinasi multi-pihak akan menjadi forum bersama untuk mensinergikan rencana program dari berbagai pihak, sebagaimana dijelaskan dalam BAB V.
Di sisi lain, dokumen ini juga menjadi bagi dari pelaksanaan Jakarta Kota Berketahanan, dimana isi Desain Besar Pertanian Perkotaan akan berkontribusi dan bersinggungan dengan kegiatan/program dalam Desain Besar Ketahanan Pangan, Bangunan Hijau, Pengelolaan Sampah, dan Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas. Hubungan antar Desain Besar tersebut digambarkan dalam diagram di bawah ini:
17 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Desain Besar Pertanian Perkotaan merupakan salah satu rencana sektoral yang menjadi pelengkap Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), khususnya di bidang pertanian. Penggunaan Desain Besar tersebut dalam perencanaan jangka menengah (5 tahun) dan tahunan ialah sebagai berikut: 1. Bagi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Desain
Besar Pertanian menjadi acuan baseline dan target 5 tahunan, penetapan strategi, dan singkronisasi program lintas sektor. Kemudian, rencana dalam RPJMD tersebut diterjemahkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Organisasi Perangkat Daerah (OPD) masing-masing yang terkait dengan pelaksanaan pertanian perkotaan.
2. Bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), rencana pembangunan yang bersifat tahunan, Desain Besar Pertanian menjadi acuan penyusunan program, kegiatan, dan alokasi anggaran untuk dimasukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Kemudian, rencana dalam RKPD diterjemahkan dalam Rencana Kerja (Renja) OPD masing-masing yang terkait dengan pelaksanaan pertanian perkotaan.
I.6. Proses Penyusunan Desain Besar Pertanian Perkotaan
Desain Besar Pertanian Perkotaan disusun 8 bulan, yaitu pada bulan April sampai November
RPJPD 2005 - 2025
Desain BesarPertanian Perkotaan2018-2030
RPJPMD 2023 - 2027
RPJPMD 2018 - 2022
RPJPMD 2013 - 2017
RKPD Tahunan RKPD Tahunan RKPD Tahunan
Gambar 1.2. Posisi Desain Besar Pertanian Perkotaan dalam Rencana Pembangunan di Provinsi DKI Jakarta
18Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
2017. Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (DKPKP) menjadi lembaga pemimpin penyusunan Desain Besar ini, karena pertanian perkotaan menjadi salah satu tugas dan fungsi utama DKPKP. Proses penyusunannya didukung oleh Yayasan KARINA, Platform MURIA, CARE International Indonesia, Partners for Resilience, dan Ford Foundation.
Selama 8 bulan proses penyusunan, ada banyak kegiatan yang dilakukan, yaitu FGD para pihak, penggalian data dari berbagai instansi, lokakarya dengan para pemangku kepentingan pertanian perkotaan, dan diskusi internal tim Yayasan KARINA dan DKPKP. Rangkaian kegiatan proses penyusunan Desain Besar tersebut digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.3. Proses penyusunan Desain Besar Pertanian Perkotaan DKI Jakarta
Masing-masing kegiatan dilakukan untuk mendapatkan bahan dan masukan atas penyusunan Desain Besar Pertanian Perkotaan DKI Jakarta dengan penjelasan sebagai berikut:
1. FGD dengan para pihak bertujuan untuk menggali masalah, menentukan tujuan, dan komponen untuk pertanian perkotaan. FGD ini melibatkan beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) yang terkait dengan pelaksanaan pertanian perkotaan, seperti Dinas Ketahanan Pangan, Keluatan dan Pertanian (DKPKP), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Ciptakarya, Tata Ruang, dan Pertanahan (DCTRP), Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP), Dinas Pendidikan, Dinas Perumahan dan Gedung Pemda (DPGP) dan lain-lain.
2. Penggalian data dilakukan untuk menindaklanjuti hasil FGD di atas. Penggalian data ditujukan untuk mendapatkan data dan informasi kegiatan yang sudah dilakukan oleh bergaia pihak terkait pertanian perkotaan, data konteks pertaniaan di DKI Jakarta saat ini, dan data sebagai baseline untuk mengukur capaian target pertanian perkotaan ke depan. Penggalian data dilakukan dengan cara mendatangi masing-masing OPD. Hasil pengolahan data ditampilkan dalam peta pelaku dan kegiatan pertanian perkotaan di DKI
APRIL 2017FGD dengan para pihak
MEI - JULI 2017penggalian data di OPD dan pelaku pertanian perkotaan lainnya
AGUSTUS 2017Lokakarya dengan para pihak
SEPTEMBER 2017Konsultasi dengan Kementerian Per-tanian dan semua Sudin DKPKP
OKTOBER 2017Diskusi internal tim penyusun (Deputi TRLH, DKPKP, KARINA)
NOVEMBER 2017Lokakarya konsul-tasi dengan para pihak
19 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Jakarta dan baseline data sebagai basis penentuan target sampai pada tahun 2030.
3. Lokakarya pertama dilakukan pada bulan Agustus 2017 untuk merumuskan capaian (outcome), keluaran (output), kegiatan, dan waktu pelaksanaannya (kerangka waktu sampai tahun 2030) dalam masing-masing komponen pertanian perkotaan. Lokakarya ini diikuti oleh 96 peserta yang berasal dari banyak OPD Provinsi DKI Jakarta, termasuk Sudin DKPKP di Kota dan Kabupaten, lembaga sosial masyarakat, badan usaha, dan perguruan tinggi.
4. Konsultansi dengan Kementerian Pertanian dan seluruh Sudin DKPKP di DKI Jakarta ditujukan untuk mengkonsultasikan draf desain pertanian perkotaan dari hasil lokakarya di atas. Konsultasi tersebut diperlukan untuk mensingkronkan kebijakan dan program dari nasional (Kementerian Pertanian) dengan rencana yang akan dilakukan di Provinsi DKI Jakarta (konsultansi ke atas). Di sisi lain, konsultansi juga dilakukan dengan para Sudin DKPKP di Kota dan Kabupaten untuk memastikan bahwa rencana dalam desain pertanian perkotaan akan bisa menjawab kebutuhan di tingkat bawah dan bisa dilaksanakan oleh para pelaku di Kota/Kabupaten (konsultansi ke bawah).
5. Semua hasil FGD, penggalian data, lokakarya, dan konsultansi di atas dirumuskan dalam revisi draf desain besar pertanian perkotaan. Diskusi internal tim penyusun yang terdiri dari Kedeputian bidang TRLH, DKPKP, dan Yayasan KARINA dilaksanakan untuk menyempurnakan draf desain besar tersebut. Diskusi ini dilakukan beberapa kali di kantor Kedeputian TRLH dan kantor DKPKP.
6. Tahapan terakhir adalah lokakarya konsultansi dengan para pihak yang dilaksanakan pada bulan November 2017. Konsultansi ini untuk meminta klarifikasi, konfirmasi, dan masukan lebih lanjut dari berbagai pihak atas draf desain besar pertanian perkotaan. Lokakarya ini dihadiri 114 peserta yang berasal dari berbagai OPD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Sudin DKPKP Kota/Kabupaten, lembaga sosial masyarakat, badan usaha, lembaga penelitian, dan perguruan tinggi.
20Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
BAB IIKONDISI PERTANIAN DI DKI JAKARTA
II.1. Pertanian dalam RPJPD DKI Jakarta Tahun 2005 – 2025
Pengembangan Pertanian Perkotaan sudah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 Provinsi DKI Jakarta. Pertanian Perkotaan setidaknya mendukung pencapaian Misi DKI Jakarta sampai tahun 2025, yaitu:17
Misi 2: Meningkatkan Perekonomian yang Kuat dan Berkualitas. Sebagian dari sasaran pokok dalam misi ini ialah:a. terwujudnya masyarakat yang produktif dan berdaya saing. Aktifitas pertanian perkotaan
yang dilaksanakan oleh masyarakat, lembaga pendidikan, lembaga usaha, dan lembaga sosial akan meningkatan produktifitas mereka. Kemampuan melakukan dan pengembangkan pertanian perkotaan yang berbasis ruang (tidak hanya berbasis lahan) akan memberikan daya saing dibandingkan pertanian konvensional yang berbasis lahan.
b. terkendalinya stabilitas harga kebutuhan pokok dan komoditas penting lainnya. Produk pertanian, peternakan, dan perikanan yang segar dari DKI Jakarta ataupun produk olahannya, akan menjadi tambahan pasokan kebutuhan pokok bagi masyarakat di DKI Jakarta, dari produk-produk yang didatangkan dari luar Jakarta. Produk lokal juga akan memberikan harga yang lebih murah, karena tidak menggunakan biaya transportasi yang mahal. Sehingga, stabilitas harga kebutuhan pokok dapat lebih terjamin.
c. terwujudnya ketahanan pangan yang mapan. Berdasarkan konsep ketahanan pangan yang diperkenalkan oleh Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), ketahanan pangan memiliki empat dimensi, yaitu (1) ketersediaan pangan, (2) akses kepada pangan, (3) penggunaan pangan, dan (4) stabilitas tiga aspek tersebut.18 Pertanian perkotaan memberikan kontribusi secara langsung terhadap ketersediaan pangan melalui produk hasil pertanian, peternakan, dan perikanan yang berupa produk segar dan produk olahan dari masyarakat dan badan usaha di DKI Jakarta. Pertanian perkotaan juga meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan, karena mereka dapat menanamnya dengan memanfaatkan ruang di sekelilingnya. Kemudian, pertanian perkotaan juga meningkatkan penggunaan pangan oleh masyarakat, karena mereka dapat mengkonsumsi pangan yang lebih segar yang berasal dari dekat rumahnya.
Misi 4: Meningkatkan Daya Dukung, Daya Tampung Lingkungan dan Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Alam. Sebagian dari sasaran pokok dalam misi ini ialah:a. terwujudnya pemanfaatan ruang yang berkualitas. Pertanian perkotaan dilaksanakan
17Perda Provinsi DKI Jakarta No. 2 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005 - 2025.18FAO, 2008. An Introduction to the Basic Concepts of Food Security.
21 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
dengan berbasis ruang, seperti lahan sempit, dinding, pinggir jalan, atap rumah, dan lain-lain. Pertanian vertikal adalah salah satu bentuk dari pertanian perkotaan, yang akan memberikan manfaatnya sebesar-besarnya dengan ruang dan lahan yang sempit. Hal ini akan meningkatkan kualitas pemanfaatan ruang di DKI Jakarta.
b. terwujudnya peningkatan kualitas lingkungan perkotaan. Dampak dari pelaksanaan
pertanian perkotaan yang dilakukan secara masif di banyak wilayah DKI Jakarta akan menambah ruang terbuka hijau produktif. Banyaknya jumlah tanaman akan memberikan suasana lebih sejuk, karena tanaman menyerap panas dan polusi udara. Sehingga, udara juga menjadi lebih segar.
II.2. Pertanian dalam RPJMD DKI Jakarta Tahun 2018 – 2022
Sebagai bagian dari pelaksanaan RPJPD 2005 – 2025, RPJMD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018 – 2022 juga memberikan ruang bagi pelaksanaan pertanian perkotaan untuk berkontribusi dalam pencapaian sasaran pembangunan untuk lima tahun ke depan. Pertanian perkotaan berkontribusi pada pencapaian Misi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahun 2018 – 2022 sebagai berikut:
Misi 2: Menjadikan Jakarta kota yang memajukan kesejahteraan umum melalui terciptanya lapangan kerja, kestabilan dan keterjangkauan kebutuhan pokok, meningkatnya keadilan sosial, percepatan pembangunan infrastruktur, kemudahan investasi dan berbisnis, serta perbaikan pengelolaan tata ruang. Pada misi ini, salah satu sasarannya ialah tersedianya stok kebutuhan pangan yang terjamin jumlah dan mutunya serta terjangkau bagi masyarakat. Hasil pelaksanaan pertanian perkotaan yang berupa produk segar dan produk olahan pertanian, peternakan, dan perikanan akan meningkatkan stok pangan di DKI Jakarta. Hal ini tidak hanya menambah stok pangan secara kuantitatif, tetapi juga secara kualitas lebih baik, karena produk tersebut merupakan produk segar dari Jakarta sendiri. Di samping itu, karena masyarakat sendiri yang memproduksi pangannya melalui pertanian perkotaan, maka mereka menjadi mudah untuk mengakses kebutuhan pangan tersebut.
Misi 4: Menjadikan Jakarta kota yang lestari, dengan pembangunan dan tata kehidupan yang memperkuat daya dukung lingkungan dan sosial. Ada dua sasaran dalam misi ini yang bisa dikontribusikan oleh pertanian perkotaan, yaitu:
1. Terwujudnya kota yang berwawasan lingkungan sebagai perwujudan kota yang berkelanjutan dan lestari.
2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Dengan adanya penanaman berbagai jenis tanaman pangan, tanaman buah, tanaman obat, dan tanaman hias di berbagai lahan dan ruang yang tersedia, termasuk di pekarangan, lahan sempit, pinggir jalan dan sungai, atap rumah dan gedung, dinding bangunan dan lain-lain, akan meningkatkan kualitas lingkungan di Jakarta. Pertanian akan berkontribusi terhadap lebih baiknya kualitas udara dan penurunan suhu cuaca panas di Jakarta. Di samping itu, pemanfaatan berbagai ruang terbuka hijau, seperti Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), fasilitas umum, dan fasilitas sosial untuk pertanian akan meningkatan kualitas RTH
22Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
di Jakarta, yang tidak hanya berfungsi sebagai resapan air, menambah tutupan hijau, ruang bermain, tetapi juga ada produktifitas pangan di dalamnya.
II.3. Kondisi Terkini Pertanian di DKI Jakarta
Kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi DKI Jakarta selama tahun 2010 – 2014 hanya 0,1%. Pada tahun 2016, kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan hanya 0,09% terhadap PDRB. Artinya, selama 5 tahun terakhir, tidak ada peningkatan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB DKI Jakarta, bahkan cenderung semakin menurun. Akan tetapi, apabila dilihat dari nilainya mengalami sedikit kenaikan, yaitu Rp. 1,76 triliun pada tahun 2014 menjadi 1,99 triliun pada tahun 2016.19 Kontribusi tersebut senilai 1,76 triliun rupiah pada tahun 2014 juga mampu menghidupi sekitar 12.000 rumah tangga lebih.20 Produksi pertanian padi dan perikanan tangkap maupun budidaya menjadi penyumbang terbesar dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan.
500
1000
1500
2000
2500
3000
LUAS SAWAH PADI (Ha)
2003 2009 2013 2014 2016500
1000
1500
2000
2500
3000
Luas (Ha)Expon. (Luas (Ha))
Gambar 2.1. Luas lahan sawah padi di DKI Jakarta
19http://tumoutounews.com/2017/12/06/kontribusi-sektor-pertanian-dan-perikanan-di-dki-jakarta/. Diakses pada 26 Desember 2017.20Hasil Sensus Pertanian 2013 dan Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2015.
23 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Akan tetapi, saat ini terjadi penurunan luasan sawah padi secara drastis. Data sampai pada tahun 2016 menunjukkan telah terjadi penyusutan lahan sawah padi sebesar 79% dari tahun 2003.21 Banyak faktor yang menyebabkan berkurangnya lahan sawah tersebut, terutama alih fungsi menjadi pemukiman dan pusat perbelanjaan serta perkantoran. Perkembangan ini sulit dihindari oleh Jakarta sebagai kota yang menjadi tujuan urbanisasi banyak masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia.
Kondisi tersebut berdampak pada penurunan produksi padi di DKI Jakarta. Dalam rentang waktu tahun 2010 – 2015, telah terjadi penurunan produksi padi sebesar 43 %, sebagaimana ditunjukan grafik di bawah.22 Produksi padi yang kurang dari 6000 ton per tahun ini, tentunya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan 10 juta lebih warga DKI Jakarta, belum lagi ditambah dengan penduduk sekitar Jakarta yang pada siang hari berada di Jakarta untuk bekerja. Sehingga, Jakarta membutuhkan pasokan bahan pangan dari daerah-daerah penghasil beras dari luar Jakarta, seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Produksi padi memang mengalami penurunan yang besar, akan tetapi, produksi sayuran di DKI Jakarta justru mengalami peningkatan. Data pada tahun 2015 menunjukkan peningkatan produksi yang cukup besar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya luas lahan sayuran dan tingkat produktifitasnya.23 Artinya, sebagian lahan pertanian padi dialihkan untuk budidaya sayuran. Di sini termasuk juga pemanfaatan ruang di perkotaan untuk penanaman sayuran. Di samping itu, tehnik budidaya sayuran yang dilakukan petani juga telah berhasil meningkatkan produktifitasnya. Akan tetapi, apabila tidak diantisipasi dengan pilihan pertanian berbasis ruang, maka produksi sayuran juga akan menurun karena lahannya akan semakin sempit.
PRODUKSI PADI (TON) 2010-2015
Gambar 2.2. Produksi Padi (ton) di DKI Jakarta Tahun 2010 – 2015
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
2010 2011 2012 2013 2014 2015
21Sumber: Kementerian Pertanian, BPS Jakarta dalam Angka 2016, dan data Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta.22Sumber: data Kementerian Pertanian dan BPS, tahun 2017.23Kangkung, bayam, dan sawi adalah produk utama tanaman sayuran di Jakarta. Sumber: Kementerian Pertanian dan BPS Jakarta, tahun 2017.
24Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Pada sektor peternakan, produksi daging sapi selama 2010 – 2014 mengalami peningkatan lebih dari 300%.24 Kenaikan ini, selain diperoleh dari peningkatan hasil ternak sapi di DKI Jakarta,25 juga semakin banyaknya pemotongan hewan yang mendapatkan sapi dari luar Jakarta. Sehingga, ketersediaan daging sapi di Jakarta mengalami peningkatan yang signifikan. Pengolahan daging sapi sebagai bahan pangan seperti bakso juga menjadi sumber pangan penting untuk masyarakat Jakarta.
Pada sektor perikanan, hasil budidaya ikan di kolam sedikit mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012.26 Ini juga menunjukkan peluang untuk pengembangan sektor perikanan darat dengan budidaya di kolam. Pemanfaatan lahan sempit dan juga situ atau waduk untuk perikanan air tawar bisa menjadi salah satu peluang pengembangan pertanian perkotaan. Rincian produksi budidaya ikan di kolam dijelaskan dalam grafik di halaman berikutnya.
Kangkung
Bayam
Sawi
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
2009 2011 2013 2014 2015
Kangkung Bayam Sawi
PRODUKSI SAYURAN (KWINTAL) TAHUN 2009-2015
Gambar 2.3. Produksi sayuran (Kwintal) di DKI Jakarta Tahun 2009 - 2015
Rincian kenaikan produksi sayuran dijelaskan dalam grafik di bawah ini.
24http://simreg.bappenas.go.id/document/Publikasi/DokPub/01.%20Analisis%20Provinsi%20DKI%20Ja karta%202015_ok.pdf. Diakses pada 26 Desember 2017.25http://data.jakarta.go.id/dataset/jumlah-populasi-hewan-ternak-di-dki-jakarta-tahun-2009-2013. Diakses pada 26 Desember 2017.26http://tumoutounews.com/2017/12/06/kontribusi-sektor-pertanian-dan-perikanan-di-dki-jakarta/. Diakses pada 26 Desember 2017.
25 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
5,000
2012 2013 2014 2015
PRODUKSI IKAN BUDIDAYA KOLAM DI DKI JAKARTA
Gambar 2.4. Produksi ikan budidaya kolam DKI Jakarta
Dari sisi jenis pekerjaan, bidang pertanian tidak banyak dipilih menjadi pekerjaan utama rumah tangga di DKI Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan menurunnya jumlah rumah tangga pertanian dari 52.200 rumah tangga pada tahun 2003, menjadi hanya 12.300 rumah tangga di tahun 2013 (penurunan 76% pada 10 tahun kemudian).27 Penurunan jumlah rumah tangga pertanian ini juga disebabkan oleh semakin berkurangnya luasan lahan pertanian, sehingga mereka banyak yang tidak bisa lagi meneruskan usaha pertaniannya.
Untuk mengembangkan pertanian agar memiliki dampak yang lebih luas kepada masyarakat Jakarta, dengan keterbatasan lahan produktif yang bisa digunakan, salah satu potensinya ialah pengembangan Pertanian Perkotaan. Pertanian ini bisa dilakukan di sisa-sisa lahan yang ada di kawasan permukiman penduduk, di lahan kosong yang belum digunakan, dan bahkan bisa menggunakan teknologi yang tidak berbasis pada lahan tanah, seperti hidroponik dan vertikultur. Sampai saat ini, sudah ada beberapa inisiatif Pertanian Perkotaan, baik yang diinisiasi oleh pemerintah maupun kegiatan lembaga non-pemerintah dan masyarakat, tetapi potensi ini masih belum banyak dilakukan masyarakat Jakarta.
II.4. Inisiatif Yang Sudah Dilakukan
Pertanian Perkotaan di DKI Jakarta sebenarnya sudah mulai banyak dilakukan pada periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013 – 2017. Dalam dokumen RPJMD tersebut, dituliskan bahwa di antara sasaran pembangunan ialah:1. Berkurangnya pencemaran lingkungan (air, tanah dan udara) di wilayah kota Jakarta;2. Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat di Jakarta
27Sumber: data BPS tahun 2016.
26Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
3. Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dan kelembagaan pemerintah daerah dalam upaya pengurangan risiko bencana dan dampak perubahan iklim;
Untuk mencapai sasaran pembangunan tersebut, beberapa program pembangunan sudah direncanakan dan dilaksanakan, di antaranya:1. Program Peningkatan Ruang Terbuka Hijau Pertanian dan Kehutanan2. Program Peningkatan dan pengembangan tehnologi budidaya tanaman pangan dan
hortikultura3. Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
Secara terinci, berikut adalah program dan target kondisi kinerja yang diharapkan pada akhir tahun 2017:28
Urusan Program Indikator Kinerja Kondisi Kinerja 2017
Lingkungan Hidup Peningkatan Ruang Terbuka Hijau Pertanian dan Kehutanan
Luas lahan yang dibebaskan untuk sentra tanaman pangan dan hortikultura
28,9 Ha
Jumlah lokasi RTH Kebun yang dikembangkan sebagai agrowisata
10 Lokasi
Pertanian Peningkatan dan pengemban-gan teknologi budidaya tana-man pangan dan hortikultura
Jumlah produksi tanaman hor-tikultura ramah lingkungan: Sayuran (Ton) Buah-buahan (pohon)
16,105 Ton9,663 Pohon
Tabel 2.1. Program terkait dengan Pertanian Kota di DKI Jakarta Tahun 2013 – 2017
Selain dua program di atas, pada beberapa tahun terakhir ini, sudah ada banyak inisiatif yang dilakukan baik oleh pemerintah daerah maupun para pelaku non-pemerintah untuk melaksanakan Pertanian Perkotaan di wilayah DKI Jakarta. Secara garis besar, ada dua kategori inisitif yang sudah dilakukan oleh Pemerintah dan para pelaku lainnya, yaitu kategori kebijakan dan pelaksanaan kegiatan Pertanian Perkotaan.
Pada aspek kebijakan, sudah ada beberapa peraturan/keputusan/instruksi yang dikeluarkan oleh Gubernur DKI Jakarta untuk mengembangkan Pertanian Perkotaan, yaitu:
1. Peraturan Daerah (Perda) nomor 8 tahun 2004 tentang Pengendalian Mutu dan Keamanan Komoditas Hasil Pertanian. Peraturan ini memandatkan untuk menjamin mutu produk pertanian yang segar, sehat, dan aman untuk dikonsumsi. Sehingga, jaminan mutu produk pertanian melalui sertifikasi perlu menjadi salah satu target dalam desain besar pertanian perkotaan.
28Lampiran II Indikasi Rencana Program Provinsi DKI Jakarta untuk RPJMD periode tahun 2013 – 2017.
27 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
2. Peraturan Daerah (Perda) nomor 4 tahun 2007 tentang Pengendalian, Pemeliharaan, dan Peredaran Unggas. Peraturan ini sangat membatasi peternakan unggas di DKI Jakarta, karena harus dilakukan dengan ijin yang ketat agar terjamin kesehatannya. Sehingga, unggas tidak bisa menjadi pilihan produk peternakan dalam desain pertanian perkotaan.
3. Instruksi Gubernur No. 91 Tahun 2016 tentang Pembinaan dan Pendampingan Lokasi Program Kampung Iklim Tahun 2016. Instruksi ini memberikan acuan bagi organisasi perangkat daerah terkait, terutama Dinas Lingkungan Hidup untuk melaksanakan program kampung iklim. Di dalam instruksi tersebut, pelaksanaan pertanian perkotaan juga menjadi bagian dari program, yang kemudian dilaksanakan oleh DKPKP.
4. Instruksi Gubernur No. 131 Tahun 2016 tentang Optimalisasi Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa di Provinsi DKI Jakarta. Instruksi ini memberikan mandat kepada seluruh organisasi perangkat daerah terkait untuk mengelola rumah susun, dimana salah satunya ialah untuk melaksanaan pengelolaan pertanian perkotaan di rumah susun.
5. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 2441 Tahun 2016 tentang Pemanfaatan Tanah Seluas 16.628 M² yang masih kosong untuk Penyediaan Lahan Pertanian. Keputusan ini merupakan kebijakan Gubernur untuk memanfaatkan tanah yang masih kosong, yang belum digunakan oleh pemiliknya atau masih dalam sengketa, untuk digunakan sementara waktu dengan cara yang lebih produktif, yaitu pelaksanaan pertanian perkotaan di lahan kosong tersebut.
Sedangkan pada aspek pelaksanaan kegiatan Pertanian Perkotaan, sudah cukup banyak instansi pemerintah, lembaga sosial, dan perusahaan yang mulai menginisiasi Pertanian Perkotaan. Berikut adalah beberapa pelaksanaan Pertanian Perkotaan di beberapa wilayah DKI Jakarta:
1. Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPKP) melaksanakan program Gang Hijau, Kebun Bibit, Green House, RPTRA, dan Demo Plot pertanian di banyak wilayah yang berada di DKI Jakarta
2. Dinas Lingkungan Hidup melaksanakan program nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yaitu Progran Kampung Iklim (Proklim)
3. Dinas Pendidikan bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup menjalankan program Sekolah Adiwiyata
4. Dinas Tata Kota sudah membuat beberapa peruntukan ruang pertanian di beberapa wilayah DKI Jakarta
5. Jakarta Berkebun, kelompok masyarakat, telah melakukan beberapa kegiatan berkebun, termasuk di apartemen
6. Program Marunda Urban Resilient In Action (MURIA) yang dilaksanakan oleh KARINA melaksanakan pertanian kota sebagai bagian dari membangun ketangguhan masyarakat Kelurahan Marunda
7. Palang Merah Indonesia (PMI) juga melaksanakan pertanian kota di Kelurahan Ancol
28Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Gambar 2.5. Gang Hijau, Kec. Menteng, Jakarta Pusat
Gambar 2.6. RPTRA Kenangan, Kec. Gambir, Jakarta Pusat
29 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta Utara Jakarta Barat Jakarta Selatan
Kepulauan Seri-bu
1. Dinas Lingkungan Hidup
2. Dinas Kelau-tan, Peri-kanan dan Ketahanan Pangan
3. Dinas Pen-didikan
4. Jakarta Berkebun
5. Kelompok masyarakat
1. Dinas Ling-kungan Hidup2. Dinas Kelau-tan, Perikanan dan Ketahanan Pangan 3. Dinas Pen-didikan4. Dinas Tata Kota5. Jakarta Berkebun
1. Dinas Ling-kungan Hidup2. Dinas Kelau-tan, Perikanan dan Ketahanan Pangan 3. Dinas Pen-didikan4. MURIA – KA-RINA& CARE5. Palang Mer-ah Indonesia (PMI)
1. Dinas Lingkun-gan Hidup2. Dinas Kelau-tan, Perikanan dan Ketahanan Pangan 3. Dinas Pen-didikan4. Dinas Tata Kota5. Jakarta Berke-bun6. Kelompok masyarakat
1. Dinas Ling-kungan Hidup2. Dinas Kelau-tan, Perikanan dan Ketahanan Pangan 3. Dinas Pen-didikan4. Dinas Tata Kota5. Jakarta Berkebun
1. Dinas Lingkun-gan Hidup2. Dinas Kelautan, Perikanan dan Ket-ahanan Pangan 3. Dinas Pendidi-kan
Tabel 2.1. Para Pelaku yang bekerja di Pertanian Perkotaan dan Lokasinya
Berdasarkan berbagai inisiatif yang sudah dan sedang dilakukan oleh berbagai pihak tersebut, terlihat bahwa lima wilayah Kotamadya dan satu Kabupaten telah menjadi lokasi banyak pelaku dalam menjalankan kegiatan Pertanian Perkotaan. Rincian para pelaku di setiap Kota/Kabupaten dijelaskan dalam tabel berikut.
30Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Gam
bar 2
.7. P
eta
pel
aku
dan
keg
iata
n p
erta
nian
per
kota
an D
KI J
akar
ta
31 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
II.5. Isu Strategis Pertanian DKI Jakarta
Berdasarkan proses FGD, penggalian data, lokakarya, konsultasi dengan Pemerintah Pusat, para OPD Provinsi DKI Jakarta, lembaga sosial masyarakat, badan usaha, perguruan tinggi, dan lembaga penelitian, secara garis besar, ada 4 (empat) isu strategis yang perlu menjadi fokus pertanian perkotaan, yaitu:
1. Belum adanya kebijakan komprehensif untuk pertanian perkotaan. Saat ini, sudah ada beberapa kebijakan berupa peraturan daerah, Instruksi Gubernur, dan
Keputusan Gubernur terkait dengan kegiatan pertanian perkotaan sebagaimana disebutkan di atas. Akan tetapi, kebijakan tersebut masih sporadis dan belum bisa memayungi seluruh kegiatan pertanian perkotaan secara komprehensif.
2. Kurang efektif dan belum masif-nya pelaksanaan pertanian perkotaan yang meliputi budidaya, pengolahan, dan pemasaran produk.
Pertanian perkotaan memang sudah dilakukan oleh beberapa pihak seperti digambarkan dalam peta di atas. Akan tetapi, kegiatan tersebut masih dilakukan secara sendiri-sendiri dan dalam lingkup lokasi yang terbatas. Pertanian perkotaan belum menjadi gerakan bersama secara masif yang dilakukan berbagai pihak dan masyarakat untuk seluruh wilayah DKI Jakarta.
Pelaksanaan pertanian perkotaan juga masih dilakukan oleh masing-masing lembaga
sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Belum banyak inisiasi untuk membangun kerjasama secara luas antar lembaga untuk melaksanakan pertanian perkotaan secara luas di banyak wilayah DKI Jakarta. Hal ini juga disebabkan belum adanya mekanisme koordinasi antar pelaku pertanian perkotaan untuk membangun sinergi dan kerjasama yang lebih efektif. Di samping itu, pengetahuan tentang pertanian yang berbasis ruang seperti dalam pertanian perkotaan, belum banyak diketahui oleh masyarakat dan pelaku lainnya.
3. Kurang luasnya dampak pertanian perkotaan terhadap kualitas lingkungan hidup. Karena pertanian perkotaan masih dilakukan pada lokasi-lokasi yang terbatas, maka
belum bisa memberikan dampak yang besar terhadap penurunan suhu panas udara dan peningkatan kualitas kebersihan udara. Selain di lokasi-lokasi pertanian, belum terlihat dampak peningkatan kualitas lingkungan hidup di daerah lain.
4. Kurang efektifnya sistem monitoring dan evaluasi untuk pertanian perkotaan. Selama ini, monitoring dan evaluasi masih dilakukan sendiri oleh DKPKP dengan kapasitas
yang terbatas. Belum ada sistem monitoring dan evaluasi pertanian perkotaan yang komprehensif yang bisa menunjukkan sebaran, produktifitas, efektifitas, serta dampak dari pelaksanaan pertanian perkotaan.
32Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
BAB IIITUJUAN, SASARAN, DAN TARGET
III.1. Tujuan Pertanian Perkotaan
Pelaksanaan Pertanian Perkotaan di seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta memiliki tujuan untuk:
1. Terciptanya ketahanan pangan masyarakat DKI Jakarta, khususnya pada aspek penyediaan bahan pangan dan peningkatan kapasitas masyarakat untuk mengakses pangan29
2. Peningkatan kualitas lingkungan hidup melalui luasan area tutupan hijau produktif di wilayah DKI Jakarta untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan bencana
3. Terintegrasinya kebijakan dan program pemerintah dengan pelaku lainnya (badan usaha, lembaga sosial, kelompok masyarakat, perguruan tinggi dan lain-lain) dalam praktik pertanian perkotaan
III.2. Sasaran Ruang Pertanian Perkotaan
Pada dasarnya, Pertanian Perkotaan, sebagaimana pengertian yang dijelaskan di atas, bisa dilakukan dalam berbagai ruang yang memungkinkan untuk dilakukan kegiatan budidaya pertanian, peternakan, dan perikanan. Berdasarkan segala inisiatif yang sudah dilakukan oleh banyak pihak di DKI Jakarta dan ketersediaan ruang dan lokasi berdasarkan pendataan yang dilakukan bersama, maka disepakati ada 7 (tujuh) sasaran ruang prioritas untuk pengembangan Pertanian Perkotaan di DKI Jakarta, yaitu:
1. Rumah susun (Rusun): saat ini sudah ada 48 Rusun di DKI Jakarta,30 dan direncanakan akan terus bertambah. Pertanian bisa dilakukan di lahan-lahan sempit atau lahan kosong sekitar Rusun, atap Rusun, balkon, dan ruang lainnya.
2. Lahan kosong/tidur: saat ini masih banyak lahan tidur yang belum digunakan oleh pemiliknya dan lahan tersebut bisa digunakan untuk melakukan Pertanian Perkotaan. Lahan kosong/tidur ini termasuk lahan sempadan sungai, lahan pinggiran waduk/embung, fasilitas umum dan fasilitas sosial di perumahan.
3. Lahan pekarangan dan gang perkampungan: masih banyak rumah penduduk yang memiliki pekarangan, walaupun sempit, sehingga bisa dimanfaatkan untuk usaha pertanian, peternakan, atau perikanan. Di banyak kampung juga ada banyak gang-gang (jalan kecil) dimana pinggirannya bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian perkotaan.
29Desain Besar Pertanian Perkotaan akan berkontribusi pada pencapaian Desain Besar Ketahanan Pangan, khususnya dalam aspek penyediaan sumber pangan segar dan meningkatkan kemampuan akses pangan bagi masyarakat. Sedangkan aspek lainnya, seperti kontrol harga pangan, tidak dimasukan dalam Desain Pertanian Perkotaan.30BPS, Jakarta Dalam Angka 2016 dan https://data.go.id/dataset/daftar-rumah-susun-sederhana-di- dki-jakarta. Diakses pada 5 September 2017.
33 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
4. Sekolah: ada 2.076 Taman Kanak-Kanak (TK), 2.569 Sekolah Dasar (SD), 1.126 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan 493 Sekolah Menengah Umum (SMU), dan 609 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di DKI Jakarta31 yang bisa mempraktikan Pertanian Perkotaan, baik untuk pembelajaran siswa, atau kalau memiliki lahan/ruang lebih bisa digunakan untuk produksi pangan untuk warga sekolah.
5. Gedung: DKI Jakarta memiliki banyak gedung perkantoran, Unit Pelaksana Teknis, dan asrama, baik yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta. Gedung di sini termasuk gedung di kawasan-kawasan industri. Gedung-gedung tersebut memiliki lahan sedikit dan ruang yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan Pertanian Perkotaan. Target ruang gedung akan diintegrasikan dengan pelaksanaan Desain Bangunan Hijau.
6. Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA): saat ini sudah ada 186 RPTRA di DKI Jakarta, dimana sebagian lahannya bisa digunakan untuk Pertanian Perkotaan.
7. Lahan laut: DKI Jakarta memiliki kawasan pantai dan Kepulauan Seribu, dimana banyak lahan laut, khususnya di pinggiran, yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya ikan melalui Keramba jaring apung (KJA) dan budidaya rumput laut.
III.3. Target Pertanian Perkotaan Tahun 2030
Target untuk dicapai pada tahun 2030 dihitung berdasarkan tiga komponen, yaitu pemanfaatan ruang, tingkat produksi, dan jaminan mutu komoditas terpilih untuk pertanian perkotaan. Target pelaksanaan Pertanian Perkotaan tidak hanya pada aspek budidaya saja, tetapi juga pengolahan produk-produk pertanian, peternakan, dan perikanan yang menjadi bagian dari produk unggulan DKI Jakarta. Target ini akan ditinjau kembali dan diperbaharui berdasarkan hasil monitoring setiap tiga tahun sekali.
Secara keseluruhan, ada tiga target utama yang diharapkan dicapai oleh pelaksanaan Pertanian Perkotaan pada tahun 2030, yaitu:
Pencapaian 30% ruang terbuka hijau produktif1Peningkatan 30% produksi per-tanian, peternakan, perikanan (termasuk produk olahan)2Sertifikasi 1000 produk olahan pertanian, peternakan, dan perikanan3
31Sumber: BPS, Jakarta Dalam Angka 2016.
34Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Secara terinci, target pemanfaatan ruang untuk pertanian perkotaan di Provinsi DKI Jakarta sampai pada tahun 2030, ialah sebagai berikut:
No SASARAN RUANG BASELINE 2016 TARGET 2030
1 Rumah susun (RUSUN) 20% Rusun 100% Rusun
2 Lahan kosong/tidur (Belum ada data) 30% Lokasi
3 Lahan pekarangan dan gang
(Belum ada data) 30% Lokasi
4 Sekolah 4% Sekolah 100% Sekolah
5 Gedung (Belum ada data) 100% Gedung milik DKI Jakarta30% Gedung milik swasta
6 RPTRA 20% RPTRA 100% RPTRA
7 Lahan laut (Belum ada data) 30% Lokasi
Tabel 3.1. Target Sasaran Ruang Pertanian Perkotaan Tahun 2030
Sedangkan target tingkat produksi komoditas, dibuat prioritas berdasarkan sub-sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perikanan, dan peternakan. Komoditas yang dipilih adalah produk utama yang ada di Provinsi DKI Jakarta dan memiliki peluang pasar yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan warga. Ada 15 kategori jenis komoditas / produk yang akan dikembangkan melalui Pertanian Perkotaan. Rincian target peningkatan produksi komoditas ialah sebagai berikut:
No KOMODITAS BASELINE 201632 TARGET 2030
Pertanian
1Tanaman sayur: kangkung, bayam, sawi
20,609 ton 30,000 ton
2Tanaman pendorong inflasi: cabe, bawang merah
30,000 ton
3Tanaman buah: mangga, pisang, pepaya, nanas, sukun, alpukat, buah naga, rambutan, sawo, jambu bol, salak, duku, jambu air
± 12,000 ton 20,000 ton
Tabel 3.2. Target Produksi Komoditas Pertanian Perkotaan Tahun 2030
±
31Sumber: BPS, Jakarta Dalam Angka 2016, dan data DKPKP DKI Jakarta.
35 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
4Tanaman obat: jahe, lengkuas, kencur, kunyit, lempuyang, temulawak, temuireng, kejibeling
35,9 ton 50 ton
5Tanaman hias: anggrek, kuping gajah, pisang-pisangan, mawar, dracaena, melati, palem
182,682 tangkai 200,000 tangkai
6Olahan pertanian: instan herbal, minuman buah segar, jalejo (jagung - kedele - kacangijo) dan lain-lain
100 jenis olahan
Peternakan
7 Ternak kecil: kelinci 1,000 ekor
8 Ternak besar: Sapi perah 2,433 3,000 ekor
9Ternak hias: burung, anjing, kucing, dan lain-lain
2,000 ekor
10Olahan peternakan: telur asin, bakso sapi, sosis, olahan susu sapi, olahan daging kelinci, kerupuk kulit, dan lain-lain
100 jenis olahan
Perikanan
11 Ikan air tawar: lele, nila, gurami 4,266 ton 5,500 ton
12 Ikan laut: kerapu, kakap 500 ton
13 Rumput laut 500 ton
14 Ikan hias berbagai jenis 20,48 juta ekor 25 juta ekor
15Olahan perikanan: abon ikan, bakso ikan,sam-bal ikan, ikan kering, dan lain-lain
100 jenis olahan
Prioritas pengembangan jenis komoditas / produk disesuaikan dengan kondisi di masing-masing daerah di Provinsi DKI Jakarta dan pengembangan yang selama ini sudah dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Rincian jenis komoditas / produk untuk masing-masing Kota/Kabupaten ialah sebagai berikut:
36Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta Utara Jakarta Barat Jakarta Selatan
Kepulauan Seri-bu
• Sayuran• Tanaman obat• Tanaman hias• Nanas• Ikan lele, nila,
gurami• Olahan peri-
kanan
• Padi• Sayuran• Mangga• Sukun• Buah Naga• Pisang• Nanas• Tanaman obat• Tanaman hias• Ikan lele, nila,
gurami• Ikan hias• Olahan peri-
kanan• Telur asin• Ternak hias
• Padi• Sayuran• Jambu air • Pisang• Pepaya• Nanas• Tanaman
obat• Tanaman hias• Ikan lele, nila,
gurami• Ikan hias• Olahan peri-
kanan• Olahan bakso
sapi• Ternak hias
• Padi• Sayuran• Rambutan• Jambu bol• Salak• Duku• Pisang• Pepaya• Nanas• Tanaman obat• Tanaman hias• Ikan lele, nila,
gurami• Ikan hias• Olahan peri-
kanan• Olahan susu
sapi• Telur asin• Kelinci • Olahan daging
kelinci• Ternak hias
• Sayuran• Alpukat ci-
pedak• Rambutan• Sawo• Pisang• Pepaya• Nanas • Tanaman obat• Tanaman hias• Ikan lele, nila,
gurami• Olahan peri-
kanan• Olahan susu
sapi• Kelinci• Olahan dag-
ing kelinci• Kerupuk kulit• Ternak hias
• Sayuran• Jambu air• Sukun• Pisang• Pepaya• Nanas• Tanaman obat• Ikan kerapu• Ikan kakap• Ikan hias• Rumput laut • Olahan peri-
kanan• Kelinci• Olahan daging
kelinci• Ternak hias
Berdasarkan pelaksanaan Pertanian Perkotaan, produk olahan menjadi bagian dari hasil Pertanian. Khusus untuk mendukung pengembangan produk olahan pertanian, peternakan, dan perikanan, Pemerintah DKI Jakarta memfasilitasi jaminan mutu produk melalui sertifikasi sesuai dengan jenisnya. Sampai pada tahun 2030, Pemerintah mentargetkan untuk memberikan sertifikat kepada setidaknya 1000 produk olahan, sebagai hasil dari pelaksanaan Desain Besar Pertanian Perkotaan.
Untuk mencapai target pada tahun 2030 sebagaimana disebutkan di atas, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat urutan langkah yang akan dilakukan dalam setiap lima tahun rencana pembangunan sebagai berikut:
Tabel 3.3. Jenis komoditas / produk di Kota/Kabupaten
37 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
2018 -
2022
• Memasukan pertanian perkotaan dalam perencanaan pembangunan
• Membuat kebijakan untuk melaksanakan desain pertani-an perkotaan, termasuk insentif untuk para pelakunya
• Kampanye dan pelaksanaan pertanian perkotaan
2023 -
2027
• Pelaksanaan pertanian perkotaan di seluruh sasaran ruang
• Pemberian insentif untuk pelaku pertanian perkotaan• Membangun kerjasama dengan berbagai pihak
2028 -
2030
• Pengembangan pertanian perkotaan di seluruh sasaran ruang
• Meningkatkan kerjasama dengan perusahaan, lembaga sosial, sekolah, dan kelompok masyarakat
• Pengelolaan dan berbagi pengetahuan pertanian perkotaan
Gambar 3.1. Urutan Langkah Pelaksanaan Pertanian Perkotaan DKI Jakarta
Pada RPJMD 2018 – 2022:
Pada periode lima tahun pertama, pelaksanaan pertaniaan perkotaan akan menyelesaikan kebijakan-kebijakan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pertanian di DKI Jakarta, termasuk Peraturan Gubernur tentang Pertanian Perkotaan. Kebijakan ini perlu diselesaikan pada tahapan awal, karena akan menjadi acuan atau dasar pelaksanaan pertanian seterusnya. Di samping itu, pertanian perkotaan juga dimasukkan dalam rencana pembangunan (RPJMD) sehingga bisa menjadi rujukan tidak hanya bagi OPD pemerintah DKI Jakarta saja, melainkan juga untuk pelaku lainnya. Kampanye dan
38Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
pelaksanaan pertanian di banyak tempat juga sudah mulai dilakukan pada lima tahun pertama ini. Pada RPJMD 2023 – 2027:
Pada periode lima tahun ke dua, pelaksanaan pertanian perkotaan semakin intensif dan masif dilakukan di semua sasaran ruang yaitu Rumah susun (Rusun), Lahan kosong/tidur, Lahan pekarangan dan gang, Sekolah, Gedung, RPTRA, dan Lahan laut. Karena sudah terlihat hasilnya dari pelaksanaan pertanian lima tahun sebelumnya, maka pemberian insentif kepada pelaku pertanian perkotaan mulai bisa dilakukan. Insentif ini untuk memberikan apresiasi kepada pelaku pertanian dan memberikan edukasi kepada pihak-pihak lain untuk juga melakukan pertanian perkotaan. Kerjasama dengan banyak pihak juga semakin banyak dilakukan pada periode lima tahun ke dua ini. Masifnya pelaksanaan pertanian perkotaan akan bisa terwujud melalui kerjasama berbagai pihak. Maka, pada periode kedua ini kerjasama akan dilakukan dengan seluruh pemangku kepentingan pertanian perkotaan, termasuk badan usaha, sekolah, perguruan tinggi, lembaga / organisasi sosial dan lain-lain.
Pada RPJMD 2028 – 2030:
Pada periode tiga tahun terakhir, pelaksanaan pertanian perkotaan semakin diperluas dengan melibatkan semakin banyak pelaku di DKI Jakarta untuk mencapai target 30% pelaku pertanian perkotaan. Kerjasama juga dilakukan dengan banyak badan usaha yang memiliki gedung-gedung di DKI Jakarta dan juga kerjasama dengan Kementerian Pertanian. Di sisi lain, dari hasil 10 tahun pelaksanaan pertanian perkotaan, akan didapatkan banyak pembelajaran, pengetahuan baru, dan juga dampak yang signifikan baik di tingkat masyarakat maupun di tingkat pelaku pertanian lainnya. Untuk itu, pada periode terakhir ini akan dilakukan pendokumentasian dan pengelolaan pengetahuan dari hasil pelaksanaan pertanian perkotaan. Pengetahuan ini akan menjadi pembelajaran tidak hanya bagi Pemerintah DKI Jakarta, tetapi juga pemerintah daerah lainnya, para pelaku pertanian, dan juga masukan untuk kebijakan pemerintah pusat.
39 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
BAB IVKOMPONEN, HASIL DAN STRATEGI PERTANIAN PERKOTAAN
IV.1. Komponen Pertanian Perkotaan
Pencapaian target Pertanian Perkotaan pada tahun 2030 dilakukan melalui pelaksanaan empat komponen utama pengembangan Pertanian Perkotaan di Provinsi DKI Jakarta, sebagaimana digambarkan dalam diagram berikut.
Gambar 4.1. Komponen Pertanian Perkotaan DKI Jakarta
Pelaksanaan Pertanian Perkotaan dan pencapaian target sampai tahun 2030 dilakukan dengan pelaksanaan empat komponen penting yang saling terkait. Komponen dibangun dari pengalaman pelaksanaan pertanian di DKI Jakarta dalam 5 tahun terakhir dan tantangan yang dihadapinya. Rincian komponen-komponen tersebut ialah sebagai berikut:
40Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
1. Kebijakan dan Regulasi: meliputi peraturan payung untuk pelaksanaan Pertanian Perkotaan, kebijakan tehnis untuk sektor terkait pelaksanaan pertanian seperti tata guna lahan dan pemanfaatan ruang. Komponen ini juga mencakup kebijakan insentif bagi pelaku pertanian perkotaan dan kebijakan pendukung untuk pelaksanaan pertanian, seperti penyediaan air dan sarana produksi.
2. Pelaksanaan Pertanian Perkotaan:a. Budidaya dan Pengolahan Pertanian: meliputi kebutuhan benih, pupuk, air, budidaya
pertanian, peternakan, dan perikanan, informasi iklim untuk pemilihan jenis komoditas, kebutuhan sarana produksi, dan tehnologi yang dibutuhkan untuk pengembangan Pertanian Perkotaan, khususnya tehnologi untuk lahan sempit dan pemanfaatan ruang seperti vertikultur, hidroponik, penyiraman hemat air, vertiminaponik, dan lain-lain. Di samping itu, pengolahan produk olahan pertanian, peternakan, dan perikanan, seperti olahan susu sapi, daging sapi, minuman herbal, abon ikan dan lain-lain, juga menjadi bagian dari pelaksanaan komponen ini.
b. Pemasaran Produk: meliputi analisa pasokan dan permintaan untuk mengetahui kebutuhan komoditas / produk, pemantauan kualitas produk melalui jaminan mutu dengan penerbitan sertifikat, khususnya untuk produk olahan, promosi produk melalui berbagai media, dan membangun jaringan pemasaran, khususnya untuk pasar di DKI Jakarta.
c. Peningkatan Kapasitas: meliputi berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas pelaku Pertanian Perkotaan dan mensosialisasikannya kepada banyak lapisan masyarakat, termasuk anak-anak sekolah. Di sini mencakup pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan pendidikan di sekolah melalui integrasi dengan kurikulum yang sudah ada.
d. Kerjasama Multi-pihak: meliputi kerjasama dengan berbagai unit pemerintah, badan usaha, perguruan tinggi, lembaga sosial, organisasi kepemudaan, dan kelompok masyarakat. Komponen ini juga merumuskan dan membangun mekanisme kerjasama antar para pelaku, termasuk dalam hal penyediaan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan Pertanian Kota.
3. Lingkungan Hidup: meliputi pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah, pemanfaatan air hujan, perluasan ruang terbuka hijau produktif, dan pelaksanaan pertanian yang adaptif terhadap risiko perubahan iklim dan bencana.
4. Monitoring dan Evaluasi serta Pengelolaan Pengetahuan: meliputi pengumpulan data, penyediaan portal monitoring agar bisa diakses semua masyarakat, pendokumentasian pembelajaran, publikasi, dan juga penerbitan laporan tahunan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan Pertanian Perkotaan.
IV.2. Hasil dan Strategi Pertanian Perkotaan
Strategi pelaksanaan pertanian perkotaan disesuaikan dengan isu yang ditemukan dan hasil yang direncanakan di masing-masing komponen. Hasil (outcome) dan strategi inilah yang akan diterjemahkan dalam keluaran (output) dan kegiatan pada BAB V. Rincian strategi untuk
41 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
masing-masing komponen ialah sebagai berikut:
ISU HASIL STRATEGI
Belum adanya kebijakan payung di daerah untuk kegiatan Pertanian Perkotaan
Peraturan Gubernur tentang Per-tanian Perkotaan
Pemetaan peraturan-peraturan terkait Pertanian Perkotaan
Belum adanya kebijakan pemanfaatan lahan dan ruang untuk Pertanian Perkotaan secara komprehensif
• Kebijakan pengelolaan lahan tidur untuk pertanian
• Kebijakan peruntukan fasum perumahan /apartemen untuk pertanian
• Kebijakan penggunaan lahan pinggir sungai untuk pertanian
• Kebijakan pemanfaatan atap rusun dan perkantoran untuk pertanian (integrasi dengan desain green building)
• Pemetaan aset daerah dan kepemilikan (pemda, swasta dan pribadi)
• Memasukan dalam pergub tambahan penggunaan fasum untuk produksi pertanian
• Kerja sama dengan team green building untuk memasukkan isu pertanian perkotaan dalam penggunaan atap
Belum adanya kebijakan pengelolaan air dan sampah domestik
• Kebijakan pengelolaan keter-sediaan air untuk pertanian di rusun
• Kebijakan pengelolaan sam-pah, seperti di rusun dan lingkungan sekitar untuk pertanian
Pemberian prioritas ketersediaan air untuk pertanian di lokasi Perta-nian Perkotaan
Belum ada kebijakan terkait pelaku Pertanian Perkotaan
• Kebijakan kerjasama antar pelaku untuk pertanian perko-taan
• Kebijakan insentif bagi pelaku pertanian perkotaan
• Kebijakan penyuluh pertanian
Membangun kerjasama antar pelaku dan memberikan insentif untuk pelaku Pertanian Perkotaan
Belum ada kebijakan terkait pendidikan Pertanian Perko-taan di sekolah
Integrasi dalam kurikulum se-kolah/madrasah yang sudah ada
Akan dimasukan kedalam Pera-turan Gubernur tentang Pertanian Perkotaan
Tabel 4.1. Hasil dan Strategi Komponen Kebijakan dan Regulasi
4.2.1. Hasil dan Strategi Kebijakan dan Regulasi
42Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
4.2.2. Pelaksanaan Pertanian Perkotaan
ISU HASIL STRATEGI
Terbatasnya luas lahan untuk Pertanian Perkotaan
Pelaksanaan intensifikasi pertani-an dengan teknologi dan sarana pertanian tepat guna, seperti verikultur, hidroponik, dan lain-lain
• Pendataan lahan-lahan po-tensi untuk pertanian perko-taan
• Bekerjasama dengan mas-yarakat dan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi un-tuk menerapkan teknologi dan sarana pertanian tepat guna
• Bekerjasama dengan produsen pertanian, peternakan, dan perikanan untuk bahan olahan dari wilayah sekitar DKI Jakarta
Kesulitan akses modal bagi petani
Meningkatnya akses modal dana dari lembaga keuangan dan CSR kepada pelaku pertanian perko-taan skala kecil dan menengah
Kerjasama dengan lembaga ke-uangan pemerintah swasta dan CSR
Sedikitnya ketersediaan air untuk pertanian
Tersedianya air untuk pertanian perkotaan
• Bekerjasama dengan Dinas terkait
• Monitoring kuantitas dan kuali-tas air pertanian
• Pengembangan hidroponik dengan air daur ulang
Partisipasi perempuan dalam pertanian perkotaan
Meningkatnya partisipasi perem-puan dalam ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi
• Bekerjasama dengan Dinas pemberdayaan perempuan dan LSM
• Pendampingan perempuan untuk pengolahan produk
Tabel 4.2. Hasil dan Strategi Sub-Komponen Budidaya dan Pengolahan Pertanian
ISU HASIL STRATEGI
Hasil dan Strategi Sub-Komponen Pemasaran Produk
Terwujudnya jaminan mutu produk olahan pertanian, peternakan, dan perikanan
• Sertifikasi Produk standar aman (3K) dan PIRT
• Pendampingan pengolahan produk
Tabel 4.3. Hasil dan Strategi Sub-Komponen Pemasaran Produk
43 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Kurangnya publikasi dan informasi pasar (termasuk supply dan demand, akses pasar)
Terbukanya akses pasar langsung dari petani kota langsung kepada konsumen
• Memastikan media promosi melalui pusat informasi pasar
• Bekerjasama dengan BUMD dan perusahaan swasta untuk memaksimalkan pemasaran produk pertanian, khususnya produk olahan
Belum pastinya kontinuitas stabilitas produk
Menjaga kuantitas produk yang konsisten
• Membentuk jaringan komuni-tas antara produsen
• Membangun kerjasama antar kelompok
ISU HASIL STRATEGI
Kurangnya tenaga penyuluh Adanya tenaga penyuluh yang akan mendampingi pelaku utama pertanian perkotaan
• Merekrut tenaga penyuluh PNS sesuai mekanisme regular (diutamakan warga lokal yang memenuhi syarat)
• Melibatkan “petani maju” sebagai tenaga pendamping penyuluh
Masih sedikitnya Pelaku Utama pertanian perkotaan (Petani,instansi pemerintah, badan usaha, LSM, Perguruan Tinggi, Sekolah, Media)
Bertambahnya pelaku utama pertanian perkotaan
• Mepromosikan keberhasilan petanian perkotaan melalui media informasi
• Memanfaatkan fasum sebagai demo-plot pertanian perko-taan
• Memperkenalkan praktek per-tanian perkotaan dimulai dari siswa sekolah paling dasar
• Melibatkan sektor swasta, LSM, perguruan tinggi dll dalam memanfaatkan fasum untuk pertanian perkotaan
• Lomba dan penelitian perta-nian perkotaan secara berjen-jang mulai tingkat kelurahan sampai tingkat provinsi
Tabel 4.4. Hasil dan Strategi Sub-Komponen Peningkatan Kapasitas
44Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Masih terbatasnya pengetahuan dan keterampilan pelaku pertanian perkotaan (petani, Penyuluh, pendamping)
Meningkatkan pengetahuan keterampilan pelaku sesuai perkembangan teknologi dan sarana yang tepat untuk perta-nian perkotaan
• Pendampingan• Memaksimalkan peran
penyuluh/pendamping• Menyusun bahan KIE untuk
teknologi pertanian perkotaan • Bekerjasama dengan pihak
lain yang dapat digunakan untuk studi banding/magang
ISU HASIL STRATEGI
Belum adanya mekanisme kerjasama Multi-pihak untuk pertanian perkotaan
Tercapainya mekanisme kerjasa-ma (B-B, G-G, B-G) Multi-Pihak dalam pertanian perkotaan
• Membangun/mengoptimalkan forum komunikasi kerjasama Multi-Pihak yang ada
• Mendorong munculnya ke-bijakan untuk membangun /optimalisasi forum komunikasi Multi-Pihak
Belum adanya pembagian peran untuk pemenuhan sarana dan tehnologi pertanian perkotaan
Terbentuknya mekanisme pem-bagian peran untuk sarana dan tehnologi pertanian
• Bekerjasama dengan penyedia sarana dan tehnologi untuk pertanian, baik dari perguruan tinggi, lembaga usaha, dan lembaga sosial
Tabel 4.5. Hasil dan Strategi Sub-Komponen Kerjasama Multi-pihak
4.2.3. Lingkungan Hidup
ISU HASIL STRATEGI
Hasil pertanian perkotaan yang rusak ketika terjadi banjir dan cuaca panas
• Penerapan pertanian perko-taan yang adaptif terhadap risiko banjir dan cuaca panas
• Berkurangnya kerugian perta-nian akibat banjir dan cuaca panas
• Penyebaran informasi lokasi rawan banjir
• Mempertimbangkan lokasi risiko banjir untuk membuat pertanian perkotaan yang adaptif
• Mempertimbangkan risiko cuaca panas untuk mengatur kebutuhan air
Tabel 4.6. Hasil dan Strategi Komponen Lingkungan Hidup
45 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Sampah organik berlimpah yang belum dimanfaatkan
Penggunaan pupuk organik untuk pertanian perkotaan
Membangun pusat produksi dan pusat belajar pembuatan pupuk organik
Sedikitnya luasan tutupan hijau di wilayah perkotaan
Penambahan luasan tutupan hijau yang produktif di tiap-tiap kota/kabupaten
Bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menambah luasan tutupan hijau
Kualitas air tanah/permukaan yang buruk untuk pertanian
Terpenuhinya sebagian kebutu-han air pertanian/ peternakan/ perikanan dari hasil pengelolaan air limbah dan air hujan
• Pengembangan pengelolaan air limbah
• Penampungan air hujan
4.2.4. Monitoring dan Evaluasi serta Pengelolaan Pengetahuan
ISU HASIL STRATEGI
Tidak tersedianya mekanisme pelaksanaan monitoring dan evaluasi
Mekanisme MonEv untuk 4 kom-ponen pertanian perkotaan
• Penyusunan mekanisme secara partisipatif dan integratif
• Bekerjasama dengan BPS un-tuk memasukan semua komod-itas target desain Pertanian Perkotaan
Tidak tersedianya Sistem Informasi, Edukasi, dan Komunikasi hasil MonEv
Publikasi pembelajaran atas praktik pertanian perkotaan dap-at dengan mudah diakses oleh multipihak
Pengembangan portal pembelaja-ran sebagai basis data, informasi, edukasi dan komunikasi untuk pertanian perkotaan
Tabel 4.7. Hasil dan Strategi Komponen Monitoring dan Evaluasi serta Pengelolaan Pengetahuan
46Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
BAB VRENCANA AKSI PERTANIAN PERKOTAANRencana aksi disusun untuk merencanakan pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam komponen Pertanian Perkotaan dalam periode perencanaan lima tahunan (RPJMD). Rencana aksi ini memuat keluaran (output), kegiatan, pelaksana (utama dan pendukung, dan tahun periode RPJMD pelaksanaan kegiatan tersebut. Rincian rencana pelaksanaan aksi untuk masing-masing komponen tersebut ialah sebagai berikut:
47 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
5.1.
Ren
cana
Aks
i Keb
ijaka
n da
n Re
gula
si
KEL
UA
RAN
(OU
TPU
T)K
EGIA
TAN
PELA
KS
AN
A U
TAM
APE
LAK
SA
NA
PEN
DU
KU
NG
TAH
UN
20
18 -
2022
TAH
UN
20
23 -
2027
TAH
UN
20
28 -
2030
Pera
tura
n G
uber
nur
tent
ang
Per
tani
an
Perk
otaa
n
Rapa
t ko
ordi
nasi
pen
y-us
unan
dra
ft p
erg
ubBi
ro P
erek
onom
ian
Din
as P
erum
ahan
, DPP
APP
, D
inas
Keh
utan
an, D
inas
Li
ngku
ngan
Hid
up, D
inas
So-
sial
, Din
as P
endi
dika
nPe
met
aan
pera
tura
n te
rkai
tBi
ro H
ukum
Revi
ew h
asil
pem
etaa
n pe
ratu
ran
Biro
Huk
um
Kons
ulta
si d
eng
an a
hli
pert
ania
n pe
rkot
aan
Biro
Per
ekon
omia
n
• In
stru
ksi
Gub
ernu
r un
tuk
pem
anfa
atan
la
han
mili
k O
PD
DKI
Jak
arta
• In
stru
ksi G
uber
nur
pela
ksan
aan
gre
en b
uild
ing
di
selu
ruh
wila
yah
(tid
ak h
anya
loka
si
perc
onto
han)
Pem
etaa
n re
gul
asi (
ter-
mas
uk R
TRW
/ R
DTR
)•
BPA
D (
bada
n pe
ngel
ola
Ase
t D
aera
h)•
Din
as C
KPRT
&
Din
as P
erum
a-ha
n da
n G
edun
g
Pem
da
Din
as P
erum
ahan
, DPP
APP
, D
inas
Keh
utan
an, D
inas
Li
ngku
ngan
Hid
up, D
inas
So-
sial
, Din
as P
endi
dika
n
Dis
kusi
den
gan
Bap
eda,
BP
AD
dan
inst
ansi
ter
kait
Rapa
t ko
ordi
nasi
pen
y-us
unan
Inst
ruks
i Gub
ernu
r
Tabe
l 5.1
. Ren
cana
Aks
i Kom
pone
n Ke
bija
kan
dan
Regu
lasi
48Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
• In
stru
ksi
Gub
ernu
r un
tuk
peny
edia
an a
ir la
yak
pert
ania
n di
lo
kasi
per
tani
an
perk
otaa
n bi
sa m
elal
ui :
PDA
M, a
ir hu
jan,
pe
ngol
ahan
air
limba
h, a
ir su
ngai
, ai
r ta
nah
• In
stru
ksi
Gub
ernu
r te
rkai
t pe
ngel
olaa
n sa
mpa
h do
mes
tik
Pem
etaa
n ke
bija
kan
dan
reg
ulas
i ter
kait
tata
kel
o-la
air
dan
sam
pah
Pem
etaa
n ke
bija
kan
dan
reg
ulas
i ter
kait
tata
kel
o-la
air
dan
sam
pah
• DKP
KP• D
CKP
RT• D
LH• D
inas
Per
umah
an• D
inas
Keh
utan
an
DC
KPRT
, PD
AM
• Pe
ratu
ran
Dae
rah
tent
ang
Ke
taha
nan
Pang
an, t
erm
asuk
pe
ngat
uran
pas
ar
baha
n pa
ngan
(b
eker
jasa
ma
deng
an B
iro
Pere
kono
mia
n ya
ng m
enyu
sun
Ranp
erda
nya)
• In
stru
ksi G
uber
nur
untu
k in
sent
if da
n di
sins
entif
bag
i pe
laku
per
tani
an
Perk
otaa
n.•
Atu
ran
dan
Mek
anis
me
peny
eles
aian
ko
nflik
unt
uk
pela
ku p
erta
nian
pe
rkot
aan
Peny
usun
an n
aska
h ak
adem
ik R
anpe
rda
Ket-
ahan
an P
ang
an
Biro
Per
ekon
omia
n
Kajia
n in
sent
if da
n di
sins
entif
unt
uk p
elak
u pe
rtan
ian
perk
otaa
n
Biro
Per
ekon
omia
n da
n D
KPKP
Rapa
t ko
ordi
nasi
pen
y-us
unan
Inst
ruks
i Gub
ernu
rBP
KD &
Biro
TA
PEM
Rapa
t ko
ordi
nasi
pen
y-us
unan
atu
ran
dan
mek
anis
me
peny
eles
aian
ko
nflik
Wal
ikot
a
Rapa
t ko
ordi
nasi
pen
y-us
unan
keb
ijaka
n un
tuk
peny
uluh
per
tani
an
DKP
KP
49 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Inst
ruks
i Gub
ernu
r pe
ndid
ikan
Per
tani
an
Perk
otaa
n di
sek
olah
/m
adra
sah
Peny
usun
an K
urik
ulum
pe
rtan
ian
perk
otaa
n di
se
kola
h/m
adra
sah
dan
ruan
g p
ublik
Din
as P
endi
dika
n, K
e-m
ente
rian
Ag
ama,
dan
D
KPKP
50Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
5.2.
Ren
cana
Aks
i Pel
aksa
naan
Per
tani
an K
ota
KEL
UA
RAN
(OU
TPU
T)K
EGIA
TAN
PELA
KS
AN
A U
TAM
APE
LAK
SA
NA
PEN
DU
KU
NG
TAH
UN
20
18 -
2022
TAH
UN
20
23 -
2027
TAH
UN
20
28 -
2030
Impl
emen
tasi
ten
tang
te
knol
ogi t
epat
gun
a se
suai
den
gan
tar
get
ca
paia
n pa
da t
ahun
2
030
Sos
ialis
asi d
an p
em-
buat
an in
form
asi t
ekno
lo-
gi p
erta
nian
tep
at g
una
yang
ber
basi
s ru
ang
.Be
kerja
sam
a de
ngan
m
asya
raka
t, ke
lom
pok
ko-
mun
itas,
sek
olah
, wila
yah
pem
erin
tah/
swas
ta d
an
lem
bag
a so
sial
unt
uk
mel
aksa
naka
n te
knol
ogi
pert
ania
n te
pat
gun
a.
DKP
KP, D
isko
min
fotik
DLH
, DPR
KP, D
ISD
IK, D
PPA
PP,
Inst
itut
Pert
ania
n Bo
gor
Beke
rjasa
ma
deng
an
mas
yara
kat,
kelo
mpo
k ko
-m
unita
s, s
ekol
ah, w
ilaya
h pe
mer
inta
h/sw
asta
dan
le
mba
ga
sosi
al u
ntuk
m
elak
sana
kan
tekn
olog
i pe
rtan
ian
tepa
t g
una.
DKP
KP, D
isko
min
fotik
, D
LH, D
PRKP
, DIS
DIK
, D
PPA
PP
Terp
enuh
inya
ba
han
baku
pro
duk
olah
an p
erta
nian
, pe
tern
akan
, dan
pe
rikan
an
Kont
rak
farm
ing
den
gan
pr
odus
en b
ahan
bak
u pr
oduk
ola
han
pert
ania
n,
pete
rnak
an, d
an p
eri-
kana
n da
ri w
ilaya
h se
kita
r D
KI J
akar
ta
DKP
KP
Tabe
l 5.2
. Ren
cana
Aks
i Kom
pone
n Pe
laks
anaa
n Pe
rtani
an P
erko
taan
Sub-
Kom
pone
n Bu
dida
ya d
an P
engo
laha
n Pe
rtani
an
51 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Fasi
litas
kre
dit
bung
a re
ndah
, un
tuk
pert
ania
n pe
rkot
aan,
dar
i le
mba
ga
keua
ngan
da
n ba
ntua
n da
ri C
SR
peru
saha
an
Iden
tifik
asi u
saha
per
-ta
nian
per
kota
an s
kala
ke
cil d
an m
enen
gah
yan
g
mem
butu
hkan
mod
al
Din
as K
oper
asi U
MKM
DKP
KPBa
nk B
NI,
BRI,
Man
diri,
Ban
k D
KI
Fasi
litas
i kom
unik
asi d
an
kerja
sam
a an
tar
pela
-ku
per
tani
an p
erko
taan
sk
ala
keci
l dan
men
eng
ah
untu
k m
empe
role
h pe
m-
inja
man
mod
al
Din
as K
oper
asi U
MKM
Biro
Per
ekon
omia
nD
KPKP
Terp
enuh
i keb
utuh
an
air
untu
k pe
rtan
ian
perk
otaa
n
Mem
bang
un k
omun
ikas
i da
n ke
rjasa
ma
DKP
KPPA
M J
AYA
PAM
JAY
A,
DPR
KP, D
LH
Mem
buat
em
bung
dan
su
mur
res
apan
DS
DA
DPR
KPD
LH
Pela
ksan
aan
pert
ania
n hi
drop
onik
den
gan
air
daur
ula
ng
DKP
KP
Terp
enuh
inya
ke
butu
han
pang
an
dan
giz
i kel
uarg
a
Mem
bang
un k
oord
inas
i da
n ke
rjasa
ma
deng
an
Din
as P
embe
rday
aan
Pere
mpu
an d
an o
rgan
-is
asi p
erem
puan
yan
g
foku
s de
ngan
Per
tani
an
Perk
otaa
n.
DKP
KPC
ARE
, BS
K, E
WIN
DO
, PM
I, KP
I, PE
KKA
, MU
RIA
Penj
elas
an t
enta
ng p
eran
da
n ta
ngg
ung
jaw
ab y
ang
bi
sa d
ilaku
kan
anta
ra
pere
mpu
an d
an la
ki-l
aki
dala
m P
erta
nian
Per
ko-
taan
DKP
KP
DPP
PA
52Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Pela
ksan
aan
Pert
ania
n Pe
rkot
aan
oleh
kel
om-
pok-
kelo
mpo
k pe
rem
puan
DKP
KP
KEL
UA
RAN
(OU
TPU
T)K
EGIA
TAN
PELA
KS
AN
A U
TAM
APE
LAK
SA
NA
PEN
DU
KU
NG
TAH
UN
20
18 -
2022
TAH
UN
20
23 -
2027
TAH
UN
20
28 -
2030
Ters
edia
nya
prod
uk
hasi
l per
tani
an y
ang
be
rkua
litas
(m
utu
yang
bai
k)
Sos
ialis
asi k
eam
anan
pa
ngan
DKP
KP
Din
as K
oper
asi U
MKM
Pene
rapa
n G
AP
DKP
KP
Pene
rapa
n G
HP
DKP
KP
Pene
rapa
n G
MP
DKP
KP
Pend
ampi
ngan
ter
hada
p m
asya
raka
t te
ntan
g s
erti-
fikas
i pro
duk.
DKP
KP
Sub-
Kom
pone
n Pe
mas
aran
Pro
duk
53 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Terw
ujud
nya
tran
saks
i pe
mas
aran
has
il pr
o-du
k pe
rtan
ian
Pam
eran
-pam
eran
DKP
KP
Dis
kom
info
tik, P
D. P
asar
Ja
ya
Sis
tem
info
rmas
i pem
asa-
ran
berb
asis
web
Dis
kom
info
tik
Tem
u us
aha
(buy
er m
eet
selle
r)D
KPKP
Peng
emba
ngan
Tok
o Ta
ni
Indo
nesi
a di
DKI
Jak
arta
DKP
KP
Kerja
sam
a de
ngan
sen
tra
pert
ania
n di
luar
wila
yah
DKI
Jak
arta
(m
isal
nya
deng
an k
ontr
ak p
erta
-ni
an)
untu
k m
emba
ngun
ja
lur
dist
ribus
i dan
pe-
mas
aran
pro
duk
per-
tani
an, t
erm
asuk
unt
uk
prod
uk o
laha
n pe
rtan
ian,
pe
tern
akan
, dan
per
i-ka
nan
DKP
KP
Terw
ujud
nya
kerja
sa
ma
anta
ra p
rodu
s-en
Pem
bina
an p
elak
u us
aha
DKP
KPD
inas
Kop
eras
i UM
KMIn
stitu
t Pe
rtan
ian
Bog
or,
EWIN
DO
, PD
. Pas
ar J
aya
54Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
KEL
UA
RAN
(OU
TPU
T)K
EGIA
TAN
PELA
KS
AN
A U
TAM
APE
LAK
SA
NA
PEN
DU
KU
NG
TAH
UN
20
18 -
2022
TAH
UN
20
23 -
2027
TAH
UN
20
28 -
2030
• S
etia
p Ke
cam
atan
m
emili
ki 1(
satu
) Pe
nyul
uh P
NS
.•
Set
iap
kelu
raha
n m
emili
ki m
inim
al 1
(sat
u) o
rang
pen
-da
mpi
ng P
enyu
luh
Men
gus
ulka
n Pe
nyul
uh
baru
dan
Pen
dam
ping
Pe
nyul
uh k
epad
a Ke
men
-te
rian
Pert
ania
n
DKP
KP
DPP
PA,
SU
DIN
KPK
P,
BSK,
PM
I, KP
I, PE
KKA
, EW
IN-
DO
, MU
RIA
Pela
tihan
ber
jenj
ang
bag
i Pe
nyul
uh P
NS
dan
pen
-da
mpi
ng p
enyu
luh
DKP
KP
Men
gid
entif
ikas
i (m
eny-
usun
krit
eria
dan
pen
-da
taan
) pe
tani
maj
u di
Ke
lura
han
untu
k te
nag
a pe
ndam
ping
pen
yulu
h
Sud
in K
PKP
Men
gak
tifka
n PK
K ke
lu-
raha
nD
PPPA
Pela
tihan
tek
nis
tug
as-t
u-g
asny
a pe
ndam
ping
pe
nyul
uhD
KPKP
Sub-
Kom
pone
n Pe
ning
kata
n Ka
pasit
as
55 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
30%
war
ga,
inst
ansi
pe
mer
inta
h da
n sw
as-
ta, l
emba
ga,
bad
an
usah
a, s
ekol
ah d
i DKI
Ja
kart
a m
elak
ukan
pe
rtan
iaan
per
kota
an
Men
gid
entif
ikas
i con
toh
suks
es/b
aik
pela
ku u
tam
a pe
rtan
ian
perk
otaa
nS
udin
KPK
P
Din
as K
omin
fotik
,S
UD
IN K
PKP,
DPP
PA, D
CK-
PRT,
DLH
, Din
as P
endi
dika
n,
EWIN
DO
, BS
K, K
PI, P
EKKA
, IP
B, U
NTA
R, U
nive
rsita
s A
tma
Jaya
, MU
RIA
Men
sosi
alis
asik
an k
eber
-ha
sila
n/co
ntoh
suk
ses
mel
alui
med
iaD
isko
min
fotik
Berk
oord
inas
i den
gan
ke
lura
han,
din
as P
PAPP
da
n le
mba
ga
usah
a un
tuk
mem
anfa
atka
n fa
sum
(t
erm
asuk
RPT
RA) s
ebag
ai
cont
oh p
erta
nian
per
ko-
taan
Sud
in K
PKP
Berk
oord
inas
i den
gan
D
inas
Pen
didi
kan
untu
k m
empe
rken
alka
n pe
rta-
nian
per
kota
an k
epad
a si
swa
seko
lah
DKP
KP
Men
yusu
n ke
rang
ka
acua
n ke
rja lo
mba
dan
pe
nelit
ian
pert
ania
n pe
rkot
aan,
dan
mel
aku-
kan
sele
ksi b
erje
njan
g
setia
p ta
hun
DKP
KP
Men
doro
ng p
erg
urua
n tin
gg
i unt
uk m
enin
gka
t-ka
n pe
nelit
ian,
pen
gem
-ba
ngan
dan
pen
gab
dian
m
asya
raka
t da
n ku
liah
kerja
nya
ta (
KKN
) di
bi
dang
per
tani
an p
erko
-ta
an d
i Jak
arta
DKP
KP
56Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
• Te
rsed
iany
a te
nag
a pe
nyul
uh
tena
ga/
pen
-da
mpi
ng t
eram
pil
yang
mam
pu
men
yesu
aika
n de
ngan
tek
nolo
gi
• M
enin
gka
tnya
ke-
mam
puan
pet
ani
dala
m m
ener
-ap
kan
budi
daya
be
rbag
ai k
omod
-ita
s•
Ters
edia
med
ia
KIE
tekn
olog
i per
-ta
nian
per
kota
an
(mut
akhi
r)•
Tran
sfor
mas
i pe
nget
ahua
n an
tar
pela
ku.
Gel
ar t
ekno
log
i per
tani
an
perk
otaa
nBP
TP &
DKP
KP
SU
DIN
KPK
P,
SM
K, E
WIN
DO
, IPB
, Uni
vers
i-ta
s A
tma
Jaya
, MU
RIA
Pem
buat
an d
emo-
plot
Sud
in K
PKP
Mag
ang
DKP
KP
Dik
lat
DKP
KP
Stu
di b
andi
ngD
KPKP
Pend
istr
ibus
ian
baha
n KI
E te
knol
ogi p
erta
nian
pe
rkot
aan
Sud
in K
PKP
Foru
m b
erba
gi p
eng
eta-
huan
ant
ar p
elak
u pe
rta-
nian
per
kota
anD
KPKP
57 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
KEL
UA
RAN
(OU
TPU
T)K
EGIA
TAN
PELA
KS
AN
A U
TAM
APE
LAK
SA
NA
PEN
DU
KU
NG
TAH
UN
20
18 -
22TA
HU
N
2023
- 27
TAH
UN
20
28 -
30•
Dra
ft f
orm
at
bent
uk k
erja
sam
a M
ulti-
Piha
k pe
rta-
nian
per
kota
an•
Mod
el/B
usin
ess
mod
el M
ulti-
Piha
k de
ngan
ske
ma
inse
ntif
-> A
nalis
a us
aha
tani
yan
g
jela
s.•
Kebi
jaka
n te
ntan
g
kola
bora
si M
ul-
ti-Pi
hak
& p
en-
gel
olaa
n da
tany
a.
Iden
tifik
asi b
entu
k ke
r-ja
sam
a
Biro
Per
ekon
omia
nBi
ro T
APE
MD
KPKP
IPB,
Uni
v. A
tma
Jaya
, MU
RIA
, EW
IND
O, A
griP
roFo
cus
Pem
buat
an d
an t
est-
ing
mod
el k
olab
oras
i &
benc
hmar
king
Biro
Per
ekon
omia
n
Pem
bent
ukan
& p
en-
gua
tan
foru
m k
omun
ikas
i M
ulti-
Piha
kBi
ro P
erek
onom
ian
Kese
paka
tan
pem
-ba
gia
n ke
rja a
ntar
pe
laku
unt
uk p
emen
u-ha
n ke
butu
han
sara
na
dan
tehn
olog
i per
ta-
nian
per
kota
an
Iden
tifik
asi p
ara
pela
-ku
pen
yedi
a ke
butu
han
sara
na d
an t
ehno
log
i pe
rtan
ian
DKP
KP
IPB,
Uni
vers
itas
Atm
a Ja
ya,
MU
RIA
, EW
IND
O, A
griP
ro-
Focu
s
Peny
usun
an r
anca
ngan
m
ekan
ism
e ke
rjasa
ma
pem
enuh
an s
aran
a da
n te
hnol
ogi p
erta
nian
Biro
Per
ekon
omia
n da
n D
KPKP
Pert
emua
n un
tuk
mem
-ba
ngun
kes
epak
atan
m
ekan
ism
e ke
rjasa
ma
pem
enuh
an s
aran
a da
n te
hnol
ogi p
erta
nian
Biro
Per
ekon
omia
n da
n D
KPKP
Sub-
Kom
pone
n Ke
jasa
ma
Mul
ti-pi
hak
58Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
KEL
UA
RAN
(OU
TPU
T)K
EGIA
TAN
PELA
KS
AN
A U
TAM
APE
LAK
SA
NA
PEN
DU
KU
NG
TAH
UN
20
18 -
22TA
HU
N
2023
- 27
TAH
UN
20
28 -
30
• Pe
laks
anaa
n te
knol
ogi/
teh-
nik/
cara
pra
ktis
pe
laks
anaa
n pe
r-ta
nian
kot
a ya
ng
adap
tif d
eng
an
risik
o ba
njir
• Pe
laks
anaa
n ef
ek-
tifita
s pe
ngat
uran
ai
r un
tuk
pert
ani-
an p
erko
taan
Sos
ialis
asi l
okas
i raw
an
banj
irBP
DB
PMI,
MU
RIA
, IPB
Pem
buat
an b
ookl
et t
eh-
nik
prak
tis p
elak
sana
an
pert
ania
n ya
ng a
dapt
if te
rhad
ap b
anjir
dan
cu
aca
pana
s (m
elal
ui
efis
iens
i air)
DKP
KP
Peng
emba
ngan
mod
el
cont
oh p
erta
nian
yan
g
adap
tif t
erha
dap
banj
ir da
n cu
aca
pana
s (m
elal
ui
efis
iens
i air)
DKP
KP
Peny
ebar
an in
form
asi
pert
ania
n ya
ng a
dapt
if te
rhad
ap b
anjir
dan
cua
-ca
pan
as m
elal
ui b
erb-
agai
med
ia
Dis
kom
info
tik
Tabe
l 5.3
. Ren
cana
Aks
i Kom
pone
n Li
ngku
ngan
Hid
up
V.3.
Ren
cana
Aks
i Lin
gkun
gan
Hid
up
59 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
• Te
rdap
at s
et-
idak
nya
15 p
usat
pr
oduk
si p
upuk
or
gan
ik d
i tia
p-tia
p Ko
ta/K
ab•
Terd
apat
set
ida-
knya
1 pu
sat
be-
laja
r pe
mbu
atan
pu
puk
org
anik
di
tiap-
tiap
Kota
/Ka
b
Pem
bang
unan
pus
at
prod
uksi
pup
uk o
rgan
ik
berb
asis
kom
unita
s at
au
peru
saha
an
DLH
DKP
KP, P
D. I
PAL
JAYA
, PD
. PA
SA
R JA
YA, M
URI
A, I
PB
Pem
bang
unan
pus
at
bela
jar
pem
buat
an p
upuk
or
gan
ik b
erba
sis
kom
uni-
tas
atau
per
usah
aan
DLH
Sos
ialis
asi p
usat
pro
duks
i da
n pu
sat
bela
jar
pupu
k or
gan
ikD
LH
Stu
dy v
isit
dari
kelo
m-
pok-
kelo
mpo
k pe
laks
ana
pert
ania
n pe
rkot
aan
DKP
KP
Set
idak
nya
ada
capa
ian
30%
luas
an
tutu
pan
hija
u pr
oduk
-tif
di t
iap-
tiap
Kota
/Ka
b
Sos
ialis
asi d
an p
enye
-ba
ran
info
rmas
i unt
uk
mel
akuk
an p
enam
baha
n tu
tupa
n hi
jau
prod
uktif
DKP
KP
DLH
, MU
RIA
, PM
I, PE
KKA
, EW
IND
O, J
akar
ta B
erke
bun
Mem
berik
an p
eng
har-
gaa
n ke
pada
pel
aku
pert
ania
n ko
ta y
ang
mel
-ak
sana
kan
pena
mba
han
tutu
pan
hija
u pr
oduk
tif
seca
ra lu
as
DKP
KP
60Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
• Te
rdap
at s
etid
a-kn
ya 15
pen
gel
o-la
an a
ir lim
bah
untu
k ke
butu
han
pert
ania
n /
pete
r-na
kan
/ pe
rikan
an
di t
iap-
tiap
Kota
/Ka
b•
Men
ing
katn
ya
mas
yara
kat
/ ba
dan
pem
erin
tah
/bad
an u
saha
dll
yang
men
ampu
ng
air
huja
n
Pem
bang
unan
pen
gel
o-la
an a
ir lim
bah
berb
asis
ko
mun
itas
dan
peru
sa-
haan
DLH
DKP
KP, M
URI
A, P
D. P
AL
JAYA
, D
inas
Per
umah
an
Sos
ialis
asi d
an p
enye
-ba
ran
info
rmas
i ter
kait
peng
elol
aan
air
limba
hD
LH
Sos
ialis
asi d
an p
enye
-ba
ran
info
rmas
i ter
kait
upay
a pe
nam
pung
an a
ir hu
jan
DLH
Mem
berik
an in
sent
if ke
-pa
da p
elak
u pe
ngel
olaa
n ai
r lim
bah
dan
pena
m-
pung
air
huja
n ya
ng m
el-
akuk
anny
a se
cara
bes
ar
DLH
61 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
KEL
UA
RAN
(OU
TPU
T)K
EGIA
TAN
PELA
KS
AN
A U
TAM
APE
LAK
SA
NA
PEN
DU
KU
NG
TAH
UN
20
18 -
22TA
HU
N
2023
- 27
TAH
UN
20
28 -
30
• M
ekan
ism
e pe
n-g
ukur
an k
eber
-ha
sila
n•
Kade
risas
i pel
ak-
sana
an m
onito
ring
da
n ev
alua
si•
Dat
a da
sar
dan
data
akh
ir (k
ual-
itatif
dan
kua
nti-
tatif
) pe
laks
anaa
n ko
mpo
nen
per-
tani
an p
erko
taan
pe
r RP
JMD
• D
okum
enta
si h
asil
Mon
Ev
Sos
ialis
asi P
erta
nian
Pe
rkot
aan
kepa
da
selu
ruh
piha
k di
DKI
Ja
kart
a
DKP
KP
Dis
kom
info
tik, B
PS, D
LH,
Din
as P
endi
dika
n, D
inas
S
osia
l, M
URI
A, D
ewan
Ris
et
Dae
rah,
Uni
v. A
tma
Jaya
, Bi
ro H
ukum
, BPA
D, D
CTR
P,
Din
as T
ata
Air,
Din
as P
eru-
mah
an, D
inas
Keh
utan
an,
BPKD
, Kem
ente
rian
Ag
ama,
D
SD
A, D
inas
PPP
A, D
inas
Ko
pera
si U
MKM
, BPT
P, B
iro
Tape
m, B
PBD
, Bad
an P
ene-
litia
n
Peni
ngka
tan
kapa
si-
tas
mul
tipih
ak d
alam
m
eng
emba
ngka
n al
at
Mon
Ev (
term
asuk
di
dala
mny
a ka
deris
asi
untu
k ap
arat
pem
erin
-ta
h, t
okoh
, dan
kar
ang
ta
runa
)
Biro
Per
ekon
omia
n
Peng
emba
ngan
ala
t M
onEv
DKP
KP
Pem
bent
ukan
For
um
Mon
Ev p
elak
sana
an
kom
pone
n pe
rtan
ian
perk
otaa
n
Biro
Per
ekon
omia
n
Pela
ksan
aan
hasi
l ev
alua
si (
2 k
ali d
alam
se
tahu
n)Bi
ro P
erek
onom
ian
Pend
okum
enta
sian
ha
sil M
onEv
Biro
Per
ekon
omia
n
Tabe
l 5.4
. Ren
cana
Aks
i Kom
pone
n M
onito
ring
dan
Eval
uasi
serta
Pen
gelo
laan
Pen
geta
huan
V.4.
Ren
cana
Aks
i Mon
itorin
g da
n Ev
alua
si s
erta
Pen
gelo
laan
Pen
geta
huan
62Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
Pem
utak
hira
n da
ta
seca
ra b
erka
la p
elak
-sa
naan
kom
pone
n pe
r-ta
nian
per
kota
an (
1 kal
i da
lam
set
ahun
mel
alui
pe
ndat
aan
BPS
)
DKP
KP
Dis
kom
info
tik, B
PS, D
LH,
Din
as P
endi
dika
n, D
inas
S
osia
l, M
URI
A, D
ewan
Ris
et
Dae
rah,
Uni
v. A
tma
Jaya
, Bi
ro H
ukum
, BPA
D, D
CTR
P,
Din
as T
ata
Air,
Din
as P
eru-
mah
an, D
inas
Keh
utan
an,
BPKD
, Kem
ente
rian
Ag
ama,
D
SD
A, D
inas
PPP
A, D
inas
Ko
pera
si U
MKM
, BPT
P, B
iro
Tape
m, B
PBD
, Bad
an P
ene-
litia
n
Pem
utak
hira
n da
ta
mel
alui
inte
raks
i dan
in
form
asi d
ari m
asya
r-ak
at d
an b
erba
gai
pi-
hak
deng
an p
eran
gka
t cr
owd
sour
ce (
onlin
e m
onito
ring
)
• ± T
erse
dian
ya
med
ia in
form
asi
(cet
ak, e
lekt
roni
k,
onlin
e) p
elak
san-
aan
4 k
ompo
nen
pert
ania
n pe
rko-
taan
• ± T
erse
dian
ya
peta
pel
aku
dan
keg
iata
n 4
kom
-po
nen
pert
ania
n pe
rkot
aan
• ± T
im p
eng
elol
a da
ta d
an in
for-
mas
i per
tani
an
perk
otaa
n•
± Rep
likas
i pem
be-
laja
ran
Peng
emba
ngan
kon
-se
p st
rukt
ur d
ata
dan
info
rmas
i per
tani
an
perk
otaa
n
Dis
kom
info
tik d
an
DKP
KP
HO
T, M
URI
A
Pem
buat
an w
eb b
ased
da
ta d
an in
form
asi
pert
ania
n pe
rkot
aan
Dis
kom
info
tik
Pem
bent
ukan
tim
pen
-g
elol
a m
edia
dat
a da
n in
form
asi
Dis
kom
info
tik d
an
DKP
KP
Kons
ulta
si m
edia
dat
a da
n in
form
asi k
epad
a pa
ra p
elak
u pe
rtan
ian
perk
otaa
n
Dis
kom
info
tik d
an
DKP
KP
Pem
etaa
n pe
laku
dan
ke
gia
tan
pert
ania
n pe
rkot
aan
yang
diin
te-
gra
sika
n de
ngan
med
ia
data
dan
info
rmas
i
DKP
KP
63 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
• Te
rsed
iany
a m
edia
in
form
asi (
ceta
k,
elek
tron
ik, o
nlin
e)
pela
ksan
aan
4
kom
pone
n pe
rta-
nian
per
kota
an•
± Ter
sedi
anya
pe
ta p
elak
u da
n ke
gia
tan
4 k
om-
pone
n pe
rtan
ian
perk
otaa
n•
± Tim
pen
gel
ola
data
dan
info
r-m
asi p
erta
nian
pe
rkot
aan
• ± R
eplik
asi p
embe
-la
jara
n
Laun
chin
g m
edia
dat
a da
n in
form
asi p
erta
ni-
an p
erko
taan
Dis
kom
info
tik d
an
DKP
KPH
OT,
MU
RIA
64Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
BAB 6MEKANISME KOORDINASI
VI.1. Mekanisme Koordinasi
Koordinasi Pelaksanaan Desain Besar Pertanian Perkotaan Provinsi DKI Jakarta dilaksanakan melalui dua mekanisme, yaitu: 1. Koordinasi terkait dengan kebijakan dan rencana program difasilitasi oleh Biro
Perekonomian sebagai koordinator lintas OPD untuk bidang ekonomi2. Koordinasi terkait dengan tehnis pelaksanaan Pertanian Perkotaan difasilitasi oleh
Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) sebagai koordinator tehnis pelaksanaannya
Koordinasi kebijakan dan rencana program terkait Pertanian Perkotaan dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan sekali yang difasilitasi oleh Biro Perekonomian. Peserta koordinasi ini berasal dari OPD yang memiliki kebijakan dan program terkait Pertanian Perkotaan dan para pelaku pertanian dari unsur sektor swasta, LSM, kelompok masyarakat, dan perguruan tinggi.
Koordinasi tehnis pelaksanaan Pertanian Perkotaan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan sekali yang difasilitasi oleh DKPKP. Peserta koordinasi ini berasal dari OPD, sektor swasta, LSM, kelompok masyarakat, dan perguruan tinggi yang melaksanakan kegiatan terkait Pertanian Perkotaan. Koordinasi setiap tiga bulan ini menjadi Forum Komunikasi antar pelaku Pertanian Perkotaan, yang dilengkapi dengan portal online untuk menyebarkan hasil-hasil kesepakatan bersama.
VI.2. Laporan Tahunan
Sebagai acuan bersama untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan Desain Besar Pertanian Perkotaan Provinsi DKI Jakarta, setiap akhir tahun, Pemerintah Provinsi, yang difasilitasi oleh Biro Perekonomian, menyusun laporan tahunan pelaksanaan Pertanian Perkotaan. Hasil laporan ini menjadi acuan bagi semua pihak dalam menyusun rencana kegiatan di tahun berikutnya.
Secara kelembagaan pemerintah, Laporan tahunan diberikan kepada Gubernur DKI Jakarta. Sedangkan untuk para pelaku Pertanian Perkotaan, Laporan tahunan disampaikan melalui portal komunikasi Pertanian Perkotaan.
65 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Artikel:
BPS DKI Jakarta, 2016. Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2015.BPS DKI Jakarta, 2017. Jakarta Dalam Angka Tahun 2016.Daniel Hoornweg and Paul Munro-Faure, 2008: Urban Agriculture For Sustainable Poverty Alleviation and Food Security.FAO, 2001: Urban and Peri-Urban Agriculture.FAO, 2008. An Introduction to the Basic Concepts of Food Security.P. J. Ward, M. A. Marfai, F. Yulianto, D. R. Hizbaron, and J. C. J. H. Aerts, 2010. Coastal inundation and damage exposure estimation: a case study for Jakarta. Nat Hazards (2011) 56:899– 916, DOI 10.1007/s11069-010-9599-1.Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2004. Peraturan Daerah (Perda) nomor 8 tahun 2004 tentang Pengendalian Mutu dan Keamanan Komoditas Hasil PertanianPemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2007. Peraturan Daerah (Perda) nomor 4 tahun 2007 tentang Pengendalian, Pemeliharaan, dan Peredaran UnggasPemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2012. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005 – 2025 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2013. Lampiran II Indikasi Rencana Program Provinsi DKI Jakarta untuk RPJMD periode tahun 2013 – 2017. The Rockefeller Foundation and Arup. City Resilience Framework. April 2014 (Updated December 2015).Tumiar Katarina Manik and Syarifah Syaukat, 2015. The impact of urban heat islands assessing vulnerability in Indonesia. Asian Cities Climate Resilience Working Paper Series 13: 2015.
Sumber online:
http://aplikasi.pertanian.go.id/bdsp/newlok.asphttp://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Geologi_DKI_Jakarta. Diakses pada 28 April 2017.http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Penurunan_Tanah_DKI_Jakarta. Diakses pada 28 April 2017.http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Permukiman_Kumuh_DKI_Jakarta. Diakses pada 28 April 2017. http://properti.kompas.com/read/2016/05/26/123000521/Karena.Komitmen.Ahok.Jakarta. Masuk.Program.100.Resilient.Cities. Diakses pada 28 April 2017.http://www.fao.org/urban-agriculture/en/. Diakses pada 28 April 2017.http://www.politik.lipi.go.id/in/kolom/175-perempuan-dan-dampak-perubahan-iklimhttp://www.worldbank.org/in/news/feature/2011/11/03/jakarta-urban-challenges-in-a- changing-climate. Diakses pada 15 April 2017. https://data.go.id/dataset/daftar-rumah-susun-sederhana-di-dki-jakarta. Diakses pada 5 September 2017
66Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
http://data.jakarta.go.id/dataset/jumlah-populasi-hewan-ternak-di-dki-jakarta- tahun-2009-2013. Diakses pada 26 Desember 2017.https://jakarta.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/136. Diakses pada 28 April 2017. https://jakarta.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/91. Diakses pada 28 April 2017. http://simreg.bappenas.go.id/document/Publikasi/DokPub/01.%20Analisis%20Provinsi%20 DKI%20Jakarta%202015_ok.pdf. Diakses pada 26 Desember 2017. http://tumoutounews.com/2017/12/06/kontribusi-sektor-pertanian-dan-perikanan-di-dki- jakarta/. Diakses pada 26 Desember 2017. www.dibi.bnpb.go.id.
67 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030
68Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030