Download - Congestive Heart Failure
CASE REPORT
CONGESTIVE HEART FAILUREOleh :
UMPI ASPARINGGA10 – 072
MUTIARA LITIA10 – 182
Definisi CHF• Gagal jantung kongestif (CHF)
adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal.
• Penamaan gagal jantung kongestif sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan.
Etiologi CHF1)meningkatkan
beban awal (preload),
2)meningkatkan beban akhir (afterload)
3)menurunkan kontraktilitas miokardium.
Patofisiologi CHF
Diagnosa CHFA.ANAMNESA1. Ortopneu dan Paroxysmal Nocturnal
Dyspnea2. Edema paru pulmonal akut3. Respirasi cheyne stokes4. Gejala lain
Tanda dan Gejala Gagal Jantung
Sensitivitas (%)
Spesifitas (%)
Predictive Value(%)
Anamnesa Mudah sesak 66 52 23 Ortopneu 21 81 26 Nocturnal dyspnea 33 76 26 Riwayat bengkak 23 80 22
Pemeriksaan fisik Takikardi 7 99 6 Ronki 13 99 6 Edema 10 93 3 Ventricular gallop
(s3)31 95 61
Distensi Vena Jugularis
10 97 2
Rontgen Thorax Cardiomegali 62 67 32
1 KMa + 2 KMi = DIAGNOSAKriteria Mayor
• Paroksismal Nokturnal Dispnea
• Distensi vena leher• Ronki paru• Kardiomegali• Edema paru akut• Gallop s3• Peningkatan
tekanan vena jugularis
• Refluks hepatojugular
Kriteria Minor• Edema ekstremitas• Batuk malam hari• Dispneu de ‘Effort• Hepatomegali• Efusi pleura• Penurunan
kapasitas vital 1/3 dari normal
• Takikardia
CHF menurut New York Heart Assosiation
• Kelas I (Mild)Tidak ada gejala pada setiap tingkat tenaga dan tidak ada pembatasan dalam kegiatan fisik biasa.
• Kelas IIGejala ringan dan keterbatasan sedikit selama kegiatan rutin. Nyaman saat istirahat.
• Kelas III (Moderate)Akibat gejala terlihat keterbatasan, bahkan selama aktivitas minimal. Nyaman hanya saat istirahat.
• Kelas IV (berat)Keterbatasan aktivitas. Sama sekali tidak dapat melakukan aktivitas apapun dan harus tirah baring.
Prognosis CHF
B. PEMERIKSAAN FISIK1. Keadaan Umum dan Tanda-Tanda
Vital2. Pemeriksaan vena jugularis3. Pemeriksaan Paru4. Pemeriksaan Jantung5. Pemeriksaan Abdomen dan
Ekstremitas
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan Laboratorium2. Pemeriksaan Foto Thorak3. Elektrokardiogram4. Echocardiography
Penatalaksanaan CHF
a. Terapi non farmakologisPemberian nutrisi yang adekuatMengurangi aktivitas beratPeningkatan oksigenasi dengan
pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi oksigen melalui istirahat/pembatasan aktivitas
b. Terapi Farmakologi1. Diuretic2. Angiotensin Converting Enzyme
inhibitor : katopril mulai dosis 2 x 6,25 mg
3. Angiotensin Receptor Blockers4. B Receptor Blockers5. Vasodilator6. Digitalis
Komplikasi CHF
Komplikasi yang paling serius adalah kematian tiba-tiba
(sudden death).
DefinisiBronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya
16
Klasifikasi1. Berdasarkan
lokasi lesi di paru – Pneumonia
lobaris– Pneumonia
interstitialis– Bronkopneumoni
a
2. Berdasarkan asal infeksi
• Pneumonia yang didapat dari masyarakat (community acquired pneumonia = CAP)
• Pneumonia yang didapat dari rumah sakit (hospital-based pneumonia)
3. Berdasarkan mikroorganisme penyebab
• Pneumonia bakteri• Pneumonia virus• Pneumonia
mikroplasma• Pneumonia jamur
4. Berdasarkan karakteristik penyakit
• Pneumonia tipikal• Pneumonia atipikal
17
Etiologi• Bakteri. Bakteri pada bronkopneumonia biasanya
didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif seperti halnya : Streptococcus pneumonia, streptococcus aerous, dan streptococcus pyogenesis. Sedangkan bakteri gram negatif seperti halnya Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
• Virus. Dalam hal ini disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.
• Jamur. Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos.
• Protozoa. Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. 18
Stadium Bronkopneumonia
1. Stadium I/Hiperemia (4 – 12 jam pertama/kongesti) Pada stadium I, disebut hyperemia karena mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi.Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi
2. Stadium II/Hepatisasi Merah (48 jam berikutnya) Pada stadium II, disebut hepatisasi merah karena terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan
3. Stadium III/Hepatisasi Kelabu (3 – 8 hari) Pada stadium III/hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi.
4. Stadium IV/Resolusi (7 – 11 hari) Pada stadium IV/resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorpsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.
19
Diagnosisa. Anamnesis • Demam, • Batuk dengan dahak
mukoid atau purulen kadang-kadang disertai darah,
• Sesak napas • Nyeri dada.
b.Pemeriksaan fisik Temuan pemeriksaan fisis
dada tergantung dari luas lesi di paru.
• Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas,
• Pada palpasi fremitus dapat mengeras,
• Pada perkusi redup, • Pada auskultasi terdengar
suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi. 20
c. Gambaran radiologis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan "air broncogram", penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti.
d. Pemeriksaan labolatorium• peningkatan jumlah leukosit, • pada hitungan jenis leukosit terdapat
pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED.
• Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi.
• Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik. 21
Kriteria DiagnosisDiagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5
gejala berikut :• sesak nafas disertai dengan pernafasan
cuping hidung dan tarikan dinding dada• Demam• Ronkhi basah nyaring (crackles)• Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrat
difus• Leukositosis (pada infeksi virus tidak
melebihi 20.000/mm3 dengan limfosit predominan, dan bakteri 15.000-40.000/mm3 neutrofil yang predominan) 22
Pengobatan
23
KOMPLIKASI
Efusi pleura
Abses
paru
Empiema
Pneumotoraks
24
Gagal napas
Sepsis
LAPORAN KASUS
• Nama : Tn. AR• Umur : 83 tahun• Jenis Kelamin : Laki-laki• Alamat : Surian• No MR : 127572
Identitas Pasien
Keluhan Utama:– Nyeri dada sejak 1 hari sebelum
masuk RS.• Riwayat penyakit sekarang:
– Nyeri dada disertai sesak nafas sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk RS. Sesak nafas datang tiba-tiba dan terjadi saat melakukan aktivitas atau terkadang juga muncul saat istirahat, serta sesak nafas tidak menciut. Sesak nafas tidak dipengaruhi oleh cuaca dan makanan yang dikonsumsi oleh pasien.
– Jantung terasa berdebar-debar.– Batuk berdahak.
Anamnesa
Riwayat Penyakit Sekarang (sambungan…..)
- Demam (-)- Sakit kepala (-)- Sakit perut dirasakan sampai ke ulu
hati.- Mual (-), muntah (-)- Makan (+) namun sedikit- BAB (+) normal- BAK (+) normal
• Riwayat penyakit dahulu:
–Riwayat hipertensi (+)
–Riwayat sakit jantung (-)
–Riwayat asma (-)
–Riwayat TB (-)
–Riwayat DM (-)
Riwayat penyakit keluarga:
- Tidak ada keluarga dengan riwayat penyakit yang sama- Riwayat hipertensi (-)- Riwayat penyakit jantrung (+)- Riwayat DM (-)- Riwayat asma (-)- Riwayat TB (-)
• Riwayat psikososial
Tn. AR bekerja sebagai petani. Istrinya sudah meninggal sejak beberapa tahun yang lalu. Tn. AR tinggal bersama anaknya yang kecil. Dia tinggal sendiri di kediamannya. Anaknya berjumlah 7 orang. Status sosial Tn. AR termasuk keluarga yang menengah.TN. AR biasa mengkonsumsi kopi 1 gelas / hari, merokok 1 batang / hari sejak usia muda, menyukai makanan bersantan, dan jarang olahraga.
Pemeriksaan Fisika. Vital sign• Keadaan umum : Sakit
sedang• Kesadaran :
Composmetis cooperatif• Tekanan Darah : 150/70
mmHg• Nadi : 80 kali/menit• Nafas : 24 kali/menit• Suhu : 36, 50 C
Kepala : Bentuk bulat, ukuran normochepal, rambut hitam beruban, rambut kuat tidak mudah dicabut.
Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera tidak ikterik, pupil isokor.
Telinga : Dalam batas normal. Hidung : Dalam batas normal dan
sekret tidak ada. Mulut : Bibir tidak sianosis dan lidah
tidak kotor.• Leher : JVP (5+3 cm H2O), tidak
ada pembesaran KGB disubmandibula, sepanjang muskulus
Sternocleidomastoideus, supra dan infra clavicula.
Pemeriksaan Fisik Khusus
• Paru-paru:
– Inspeksi : Simetris pada keadan stasis dan dinamis.
–Palpasi : Fremitus dinding dada kiri dan kanan sama.
–Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru.
–Auskultasi: Vesikuler, Rhonki +/+, Wheezing -/-
• Jantung :
- Inspeksi : Ictus cordis terlihat di RIC VI linea midclavicularis sinistra.
- Palpasi : Ictus cordis teraba kuat angkat 3 jari di RIC VI linea midclavicularis sinistra.
- Perkusi : batas kiri jantung : RIC VI linea
midclavicularis sinistra sedikit lebih ke lateral tubuh.
batas kanan jantung : RIC V linea sternalis dextra.
batas atas jantung : RIC II linea sternalis sinistra.
- Auskultasi : S3 Gallop, bising (+)
• Abdomen:- Inspeksi : Normal , Striae (-), Sikatrik
(-).- Palpasi : Nyeri tekan (+) bagian
epigastrium.Hepar dan lien tidak teraba.
- Perkusi : Tympani.- Auskultasi : Bising usus (+) normal.
• Anggota gerak :Ekstremitas Superior- Akral : kanan dan kiri hangat- Edema : kiri dan kanan (-)
Refleks Ekstremitas SuperiorFisiologis Kanan Kiri
Biceps + +
Triceps + +
Brachioradialis
+ +
Patologi Kanan Kiri
Hoffman-tromer
- -
• Ekstremitas Inferior- Akral : kiri dan kanan hangat.- Edema : kanan (-) / kiri (+)
Fisiologis Kanan KiriPatella + +
Cremaster + +Achiles + +
Patologis Kanan KiriBabynski - -Gordon - -
Oppenheim - -Schaefer - -Caddocks - -
Refleks Ekstremitas Inferior
• Hemoglobin : 10,3 g/dl• Hematokrit : 30,9 %• Leukosit : 6.580 /mm3
• Trombosit : 312.000 /mm3
• Ureum : 56,9 mg/dl• Creatinine : 1,47 mg/dl• Ad random : 102 mg%
Pemeriksaan Penunjang Rutin
Hasil EKG
CHF fc II-III Irama Sinus e.c ASDH
Diagnosa Kerja
Sepsis e.c Bronkopneumonia
Diagnosa Sekunder
Gagal JantungAsma Bronkial
Diagnosa Banding
• Non Farmakologi- Istirahat- Diet jantung II :
diberikan dalam bentuk makanan lunak. Diet ini rendah energi, protein, kalsium, dan tiamin.
TerapiNilai Gizi Diet
Jantung II- Energi : 1.223
kkal- Protein : 44 gram- Lemak : 37 gram- Karbohidrat : 186
gram- Kalsium : 544 mg- Tiamin : 0,9 mg
• Farmakologi- IVFD Rl 12 jam/kolf- Ranitidin 2 x 1 (IV)- Furosemid 1 x 1
amp (IV)- Sucralfat syrup 3 x
1 (PO)- Paracetamol 3 x
500 mg (PO)- Amlodipine 1 x 5
mg (PO)
• Anjuran :- Rontgen thorax
PA
Terapi
Quo ad vitam : dubia ad malamQuo ad sanationam : dubia ad malamQuo ad fungtionam : dubia ada
malam
Prognosa
Follow Up
Hari / tgl
Subject Objective Assesment Plan
Senin 23Mei
2016
- Sesak nafas (+)
- Batuk (+)- Sakit perut sampai ke ulu hati (+)
- Bengkak pada kaki (+)
- Mual (-)- Muntah (-)- BAB (+) N- BAK (+) N- Nafsu makan kurang.
Ku : Sakit sedang
Kesadaran = CMC
TD: 130/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Nafas : 20x/menit
Suhu : 36,80 C
Dx primer :CHF fc II-III Irama Sinus e.c ASDH
Dx sekunder: Sepsis e.c Bronkopneumonia
Non Farmakologi- Tirah baring- Diet Jantung
IIFarmakologi- O2 3 L/menit- Ivfd
Dextrose 5% 12jam/kolf
- Ivfd Ciprofloxasin
2 x 500 mg- Ceftriaxone
1x2 gr ( IV / skin
test)- Lasix 2x1
amp (IV)- Ranitidine
2x1 amp (IV)- Digoxin 1 x
0,125 (PO)- Ambroxol
syr 3 x 1 (PO)
Anjuran : Ro thorax PA
Hari / tgl
Subject Objective Assesment Plan
Selasa 24Mei
2016
- Sesak nafas (+)
- Batuk (+)- Sakit
perut (+)- Nafsu
makan mulai membaik
- BAB (+) N- BAK (+) N
Ku : Sakit sedang
Kesadaran : CMC
TD: 120/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Nafas: 25 x/menit
Suhu 36,70 C
Dx primer :CHF fc II-III Irama Sinus e.c ASDH
Dx sekunder: Sepsis e.c Bronkopneumonia
Non Farmakologi- Tirah baring- Diet Jantung
IIFarmakologi- O2 3 L/menit- Ivfd
Dextrose 5% 12jam/kolf
- Ivfd Ciprofloxasin
2 x 500 mg- Ceftriaxone
1x2 gr ( IV / skin
test)- Lasix 2x1
amp (IV)- Ranitidine
2x1 amp (IV)- Digoxin 1 x
0,125 (PO)- Ambroxol
syr 3 x 1 (PO)
Hari / tgl
Subject Objective Assesment Plan
Selasa 25Mei
2016
- Sesak nafas (+)
- Batuk (+)
Ku : Sakit sedang
Kesadaran : CMC
TD:150/100 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Nafas: 20 x/menit
Suhu 36,70 C
Dx primer :CHF fc II-III Irama Sinus e.c ASDH
Dx sekunder: Sepsis e.c Bronkopneumonia
Non Farmakologi- Tirah baring- Diet Jantung
IIFarmakologi- Terapi
Lanjut- Natrium
Diklofenac 2 x 1 (PO)
Tn. AR 83 tahun datang ke bangsal interna pria dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas datang tiba-tiba saat melakukan aktivitas dan terkadang juga muncul saat istirahat, sesak nafas tidak dipengaruhi oleh cuaca dan makanan yang dikonsumsi pasien, sesak tidak menciut. Dari anamnesa lainnya didapat bahwa jantung terasa berdebar-debar, nyeri pada dada (-), batuk (+), demam (-), sakit kepala (-), sakit perut dirasakan sampai ke ulu hati, mual (-), muntah (-), makan (+) namun sedikit, BAB normal, BAK normal.
Pembahasan
Pada pemeriksaan fisik didapatkan bahwa tanda-tanda vital Tn. AR yaitu keadaan umumnya sakit sedang, kesadaran composmetis cooperatif, tekanan darah: 150/70 mmHg, nadi: 80 kali/menit, nafas: 24 kali/menit, suhu: 36,50 C. Pada pemeriksaan tekanan vena jugularis didapatkan peningkatan ukuran vena jugularis yaitu (5+3 cm H2O), ictus cordis terlihat dan teraba pada RIC VI linea mid clavicularis sinistra, dan pada saat auskultasi terdengar bunyi jantung tambahan S3 gallop terutama pada katup mitral dan trikuspid. Selain itu, pada pemeriksaan dinding dada didapatkan fremitus normal, dan pada saat auskultasi terdengar suara ronkhi halus pada bagian basal paru. Pada pemeriksaan abdomen, hepar tidak teraba. Ditemukan edema ekstremitas kaki kiri pada Tn. AR.
Dan juga telah dilakukan pemeriksaan tambahan yaitu, EKG menggambarkan adanya gambaran gagal jantung kongestive fungsional II-III e.c Suspek ASDH.
Untuk penatalaksanaan awal diberikan beberapa obat yang bertujuan untuk mengurangi gejala sesak yang dialami Tn.AR yang diakibatkan oleh payah jantung yang dialami Tn. AR dan peningkatan asam lambung pada saat itu. Beberapa terapi yang diberikan antara lain IVFD RL 12 jam/kolf, Ranitidine 2 x 1 (IV), Furosemid 1 x 1 amp (IV), Sucralfat syrup 3 x 1 (PO), Paracetamol 3 x 500 mg (PO), Amlodipine 1 x 5 mg (PO).
TERIMA KASIH