Download - BHS INDONESIA.doc
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
1/73
1
PEMBAHASAN
RAGAM BAHASA INDONESIA TULIS ILMIAH
A. Ragam Bahasa Ilmiah
Dalam kehidupan sosial dan sehari-hari masyarakat Indonesia, baik
secara lisan maupun tulisan, digunakan bebagai bahasa daerah termasuk
diaelknya bahasa Indonesia dan/atau bahasa asing. Bahkan, dalam situasi
tertentu, seperti dalam keluarga perkawinan campuran digunakan pula
bahasa yang bersiat campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia
dan salah satu atau kedua bahasa ibu pasangan perkaina campuran itu
(Lumintang, 1!"#$%&. Dalam situasi kebahasaan seperti itu, timbul
berbagai ragam atau 'ariasi bahasa sesuai dengan keperluannya, baik
secara lisan maupun tulisan. imbulnya ragam bahasa tersebut disebabkan
oleh latar belakang sosial, budaya, pendidikan, dan bahasa para
pemakainya itu.
)ang dimaksud ragam atau 'ariasi bahasa adalah bentuk atau
wu*ud bahasa yang ditandai oleh ciri-ciri linguistik tertentu, seperti
+onologi, mor+ologi, dan sintaksis. Di samping ditandai oleh ciri-ciri
linguistik, timbulnya ragam bahasa *uga ditandai oleh ciri-ciri
nonlinguistik, misalnya, lokasi atau tempat penggunaannya, lingkungan
sosial pemakaiannya, dan lingkungan kepro+esian pemakai bahasa yang
bersangkutan.
1. engartian agam Bahasa ulis
agam bahasa tulis adalah 'ariasi bahasa yang digunakan melalui
media tulisan, yang tidak terikat oleh ruang dan waktu, sehingga
diperlukan perlengkapan struktur sampai pada sasaran secara 'isual
(BBI, 1!#$1&. Dengan demikian, bahasatulis tidak lebih dari pada
bentuk sekunder atau representasi gra+is bahasa (Langacker, 1$%# 0
inkins, 12#2"&.
Bahasa tulis tidak identik pada keseluhannya dengan bahasa lisan
teruma pada empat aspek bunyi. Bahasa lisan sangat kompleks, yang tidak
mungkin terlambangkan sepenuhnya secara akurat. Beberapa ahli bahasa
1
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
2/73
2
menyebut hal ini sebagai sisi lemah bahasa ragam tulisan. Di sisi lain,
bahasa ragam tulis memiliki kelebihan. Bahasa tulis relati+ lebih cermat,
tata bahasanya lebih terkontrol (3a+iah, 1!1# 4& daripada bahasa lisan.
emudahan pengontrolan itu karena dalam proses ekspresi dan
prroduksinya bahasa tulis mengalami penyuntingan dan tidak digunakan
secara spontan. 5leh karena itu, bahasa tulis relati+ lebih stabil dan dapat
menggambarkan kemampuan optimal pemakain bahasa seseorang.
". 6enis agam Bahasa
Dittmar (1$!& dan Halim (1$& mengemukakan empat buah
ragam bahasa yang menyangkut ragam tulisan dan lisan. 7alah satu di
antara keempat ragam bahasa itu adalah ragam +ungsional. )ang dimaksud
dengan ragam +ungsional atau ragam pro+esional adalah ragam bahasa
yang dihubungkan dengan tingkat pro+esi, lembaga, lingkungan ker*a, atau
kegiatan tertentu lainnya. Dalam penggunaanya, bahasa ragam +ungsional
dihubungkan dengan tingkat kersmian, sehungga dalam kenyataannya
antara lain men*elma sebagai bahasa teknis kepro+esian, seperti bahasa
yang digunakan dalam bidang keilmuan (ilmu sosial, ilmu alam, ilmu
pendidikan, ilmu budaya, ilmu ekonomi, ilmu mana*emen, ilmu hukum,
ilmu olahraga, ilmu teknik, dan lain-lain&.
7eperti halnya ragam-ragam bahasa yang lain, ragam bahasa
+ungsional dapat dikelompokkan men*adi ragam bahasa lisan dan ragam
bahasa tulisan. ada dasarnya kedua ragam itu terdiri atas ragam baku dan
ragam tidak baku. agam baku menurut Halim (1!1# 4& adalah ragam
yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar masyarakat
pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka ru*ukan norma
bahasa dan penggunaannya.
8enurut Badadu (1"# 4"&, bahasa ragam baku atau standar ialah
salah satu di antara beberapa dialek suatu bahasa yang dipilih dan
ditetapkan sebagai bahasa resmi yang digunakan dalam semua keperluan
resmi. 7ehubungan dengan penggunaan bahasa Indonesia, ragam baku
meupakan hasil pembakuan resmi yang norma dan kaidahnya dinyatakan
2
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
3/73
3
secara tertulis dalam bentuk pedoman, misalnya# (1& edoman
embentukan Istilah, ("& edoman 9mum :*aan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan, (%& amu Besar Bahasa Indonesia, (4& ata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia, dan (& ;losarium (8atematika,
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
4/73
4
bahasanya tetap diperhatikan, (& kemuba?iran dihindari, dan (2& isinya
lengkap, bayan, ringkas, meyakinkan, dan tepat.
Ato Mo!lioo (1%# %& berpandangan bahwa ciri-ciri bahasa
keilmuan yang menn*ol adala kecendekiannya. encendekiaan bahasa itu
dapat diartikan sebagai proses penyesuaiannya men*adi bahasa yang
mampu membuat pernyataan yang tepat, seksama, dan abstrak. Bentuk
kalimat mencerminkan ketelitian penalaran yang ob*ekti+. @da hubungan
logis antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Aubungan antar
kalimat yang logis meliputi relasi sebab dan akibat, lantaran dan tu*uan,
hubungan kese*a*aran, kemungkinann, kementakan (probabilitas&, dan
darurat (necessity& yang dieksplisitkan lewat bangun kalimat yang khusus.
Ahmad Slam!t Har"asu"aa (1%# %& berpendapat, penggunaan
bahasa dalam ilmu pengetahuan itu khas dan khusus. =iri dan
karakteristinya yang utama adalah lugas, lurus, monosemantik,, dan a*eg.
Bahasa ilmu pengetahuan itu *uga harus hemat dan cermat karena
menghendaki respons yang pasti dari pembacanya. aidah-kaidah
sintaksis dipahami. ehematan penggunaan kata, kecermatan dan
ke*elasan sintaksis yang berpadu dengan penghapusan unsur-unsur yang
bersi+at pribadi dapat mengahsilkan ragam bahasa ilmu pengetahuan yang
umum. elugasan keob*ekti+an, dan kea*egan bahasa ilmu pengetahuan
itulah yang membedakannya dengan bahasa sastra yang sub*ekti+, halus,
dan lentur, sehingga interpretasi pembaca yang satu kerap kali sangat
berbeda dengan interpretasi dan apresiasi pembaca lainnya.
4. enggunaan agam Bahasa Ilmiah
enggunaan bahasa dalam bidang ilmu pengetahuan mempunyai
si+at pemakaian yang kahs, yang spesi+ik, sehingga dapat dikatakan
bahwa bahasa dalam bidang ilmu pengetahuan mempunyai ragam bahasa
tersendiri yang berbeda dengan ragam-ragam bahasa yang lain. 7i+at-si+at
tersebut ada yang umum sebagai bahasa ilmiah, da nada yang khusus
berhubungan dengan pemakaian kosakata, istilah, konsep keilmuan, serta
bentuk-bentuk gramatika.
4
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
5/73
5
7i+at bahasa ragam ilmiah yang bersi+at umum berhubungan
dengan +ungsi bahasa sebagai alat untuk menyamapaikan in+ormasi ilmiah
pada peristiwa komunikasi yang ter*adi antara penulis dan pembaca.
In+ormasi yang disampaikan tentu dengan bahasa yang *elas, benar,
e++ekti+, sesuai,bebas dari si+at samar-samar, dan tidak bersi+at taksa
(ambigu&. Aal ini penting sekali diperhatikan oleh penulis agar in+ormasi
ilmiah yang disampaikan dapat dipahami secara *elas, ob*ekti+, dan logis,
sehingga daapt tercapai kesamaan pemahaman, persepsi, dan pandangan
terhadap konsep-konsep keilmuan yang dimaksud oleh penulis dan
pembaca.
In+ormasi dan konsep-konsep ilmiah yang disampaikan dalam
bentuk karya tulis ilmiah, misalnya, usulan penelitian, laporan penelitian
(studi&, makalah, skripsi, tesis, dan disertai bersi+at +ormal. 5leh karena
itu, ragam bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah ragam
bahasa baku (standar&.
Bahasa dalam percakapan sehari-hari (collouial& serta
percakaapan lisan tidak tepat apabila digunakan untuk menyampaikan
inormasidan konsep-knsep yang berkadar ilmiah. Demikian pula bahasa
ragam sastra (puisi, prosa, dan drama& disusun sedemikian ruap, sehingga
dapat menimbulkan berbagai e+ek emosional, ima*inati+, estetik, dan
artistic, yang dapat membangkitkan rasa haru, baik bagi penulis maupun
pembaca. Bahasa yang bersiat ilmiah tidak mempertimbangkan e+ek-e+ek
perasaan yang timbul, seperti yang dipertimbangkan dalam bahasa ragam
sastran(5ka, 1$1# 14&.
7i+at ragam bahasa ilmiah yang khusu/spesi+ik tampak pada
pemilihan dan pemakaian kata serta bentuk-bentuk gramatika terutama
dalam tataran sintaksis. ata-kata yang digunakan dalam bahasa ilmiah
bersi+atdenotati+. @rtinya, setiap kata hanya mempunyai satu makna yang
paling sesuai dengan konsep keilmuan tersebut atau +akta yang
disampaikan. Demikian pula kalimat-kalimat yang digunakan dalam
bahasa ragam ilmiah bersi+at logis. Aubungan antara bagian-bagian
5
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
6/73
6
kalimat dalam kalimat tunggal atau hubungan antara klausa-klausa dalam
kalimat ma*emuk (kompleks& mengikuti pola-pola bentuk hubungan logis.
B. Bahasa Ido!sia dalam #omui$asi Ilmiah
ara ilmuan, khususnya yang berasosiasi dengan lingkungan
kampus (perguruan tinggi& atau pusat-pusat studi dan penelitian
merupakan masyarakat wacana ilmiah. 7alah satu yang membedakan
meraka dari masyarakat yang lain ialah penguasaan bahasa ragam ilmiah.
Dapat dinyatakan bahwa bahasa komunikasi ilmiah adalah dialek sosial
mereka. anpa penguasaan bahasa komunikasi ilmiah, sang ilmuan tampak
*inak dan kurang 'ocal (@lwasilah, 1%# 41&.
Aakikat bahasa komunikasi ilmiah sekurang-kurangnya didukung
oleh tiga 'ariabel# (1& kemampuan ber+ikir kritis (critical thinking&, ("&
penguasaan bahasa, dan (%& pengetahuan yang luas. enguasaan
pengetahuan umum tampaknya lebih mudah dike*ar. inggal ia membaca
buku, *urnal ma*alah, surat kabar, dan akses melalui internet.
Bahasa Indonesia, sebagai bidang ilmu yang dia*arkan se*ak
pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, ber+ungsi sebagai sarana
kmunikasi ilmiah, sarana penalaran, dan berpikir kritis para peserta didik.
5leh karena itu, dalam pertumbuhan dan perkembangannya, bahasa
Indonesia saling bersinergi dengan perkembangan budaya, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, yang secara otomatis akan memperoleh
dampak pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan dan teknologi
in+ormasi ma*u.
Di samping ber+ungsi sebagai alat komunikasi ilmiah, bahasa
Indonesia *uga bersiat terbuka (transparan&. @danya si+at keterbukaan
bahasa Indonesia memungkinkan dirinya men*adi bahsa yang modern,
bhasa yang +leksibel, sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
*umlah kosakata, istilah, dan konsep-konsep keilmuan baru dalam
khasanah bahasa Indonesia.
1. onsep, istilah, dan kosakata
6
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
7/73
7
onsep-konsep, istilah, dan kosakata bahasa Indonesia tampak dalam
berbagai bidang ilmu sebagai berikut#
(1& eknologi komunikasi
komputer
media massa elektronik
media massa cetak
*aringan computer
internet
antena parabola
sistem *aringan
L@3 (local arena network&
("& edokteran/kesehatan
9ltrasonogra+i (usg&rawat inap (opname&
psikiater
psikolog
aborsi
tumor
kanker
anemia
(%& 8atematika/statistiak
Cariabel peubah
trapesium
bilangan gan*il
kelipatan tiga
desimal
tabel
standar de'iasi
kuadrat
sigma
sampel
populasihipotesis
simpangan baku
perkalian
(4& :konomi dan keuanagan
@kuntansi
bursa e+ek
upah minimum
moneter
ekonomi mikro
konglomerat
(& endidikan dan pembela*aran
7
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
8/73
8
e*ar (kelompok bela*ar&
metodik
caturwulansemester
model pembela*aran
sekolah unggul
kuliah
77 (satuan kredit siswa&
dosen
guru
ekstrakulikuler
(2& olitik
Aubungan bilateral
demokrasiotoriter
myorits tunggal
pemilihan umum
kampanye
islam politik
*argon politik
politik dagang sapi
komisi pemilihan umum
negara kesatuan
absolut
negara +ederal
pengawas pemilihan umum
persuasi+
re+erendum
kapitalis
kudeta
diktator
". arameter kemampuan berkomunikasi
Sa%igo dalam bukunya =ommunicati'e =ompetence# heory
and =lassroom ractice (1!%& menyebutkan lima parameter kemampuan berkomunikasi sebagai berikut# (1& dinamis dan interpersonal, ("& ada pada
setip sistem simbol, (%& kontekstual, (4& kemampuan dasar dan meni+estasi
lahiriah, dan (& relati'e.
Dengan parameter dinamis dan interpersonal dimaksudkan bahwa
komunikasi itu tidak statis dan mesti melibatkan pihak lain atau mitra
8
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
9/73
9
komunikasi (pembaca&. emampuan berkomunikasi seseorang tampak
dalam berbagai simbol, misalnya# u*aran, tulisan, isyarat, dan lain-lain.
&. Bahasa Ido!sia s!'agai 'ahasa ilmu
Bahasa Indonesia sebagai bahsa ilmu dapat dinyatakan sebagai
ragam bahasa yang dibentuk oleh para ilmuwan sacara disenga*a dan
diniati. erbentuknya bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu bukan hanya
tanggung *awab para ahli bahasa melainkan semua ilmuwan sebagai
anggota komunitas (masyarakat& wacana (discourse community&. 7emakin
tinggi kekerapan penelitian, penulisan dan publikasi ilmiah, semakin
beragam bidang keilmuan yang ditulis dan dipublikasiakan, dan semakin
gencar serta menasional dan mengglobal penyebaran dan
pemasyarakatannya, maka semakinmantap dan kokohlah ragam bahasa
ilmu itu. 8akin *elas wu*ud ragam bahasa ilmiah dengan karakteristik#
*elas, deskripti+, bernalar, dapat dikontrol, sederhana, dank e arah bahasa
yang abstrak (usyana, 1!&.
8enurut para bahasawan kelompok praha (dalam Da'is,
1$%#""!&, ciri utama ragam bahasa ilmiah adalah kecermatan serta
intelektualisasi. =iri lain yang ditekankan oleh L!(s)h* (1$"& adalah
kelengkapannya sebagai sarana komunikasi, yakni tanpa perlu dibantu leh
unsur-unsur nnlinguistik yang melingkupi proses komunikasi. Dengan kata
lain, ragam bahasa ilmiah dicirikan oleh pilihan kata dan penataan kalimat
yang serba tepat, lugas ob*ekti+, dan eksplisit namun padat.
=iri penting lain ragam bahasa ilmiah adalah perangkaian kalimat
men*adi wacana, baik wacana kecil maupun wacana besar. Bro+ dan
,ul! (1!2& mengungkapkan bahwa hubungan kohesi+ di antara berbagai
wacana perlu diupayakan dengan menggunakan unsur-unsur penanda
kohesi tersebut memungkinkan tersa*ikannya alur pikiran secara
sistematik, runtut, logis, dan utuh. oherensi wacana semacam itu sangat
memerlukan dukungan unsur-unsur penanda kohesi yang tepat dan
eksplisit karena wacana ilmiah hamper selalu berupa atau didasarkan atas
wacana tertulis. acana tertulis hanya dapat dipahami dengan sepenuhnya
9
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
10/73
10
mengandalkan unsur-unsur linguistic tanpa bantuan unsur-unsur
paralinguistic atau unsur-unsur konteks situasi komunikasi.
7ebagai ragam bahasa yang cenderung digunakan dengan media
tertulis, ragam bahasa ilmiah memiliki ciri-ciri yang la?im terdapat pada
bahasa tulis. 8enurut Brown dan )ule (1!2&, ciri-ciri tersebut adalah
sebagai berikut# (1& kalimat-kalimatnya cenderung berupa kalimat
lengkap, ("& cenderung berbentuk kalimat ma*emuk dengan satu atau lebih
anak kalimat, (%& sering kali berbentuk kalimat pasi+, dan (4& banyak
menggunakan klausa yang diawali dengan kata yangE sebagai sarana
pem+okusan sub*ek kalimat.
7elain itu, kaitan antarkalimat diungkapkan secara eksplisit dengan
menggunakan unsur-unsur penghubung yang rele'an, +rasa-+rasa nominal
cenderung kompleks dan padat, kata-katanya cenderung mempunyai acuan
yang kompleks dan *elas, perulangan unsur-unsur sintaktik yang sama
cenderung dihindari, dan penggunaan unsur-unsur personal seperti nahE,
EwahE, yahE, saya kiraE, tentunyaE, dan se*enisnya *uga cenderung
dihindari.
DA-TAR PUSTA#A
urniawan, haerudin. ("F1"&. Bahasa Indonesia keilmuan untuk perguruan
tinggi. Bandung# e'ika @ditama.
10
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
11/73
11
Ba' III
P!ulisa Bahasa Ido!sia Ilmiah
A. #ar*a Tulis Ilmiah
7ecara umum, suatu karya tulis ilmiah dapat diartikan sebagai suatu hasil
karya yang dipandang memiliki kadar ilmiah tertentu serta dapat dipertanggung
*awabkan kebenarannya secara ilmiah. arangan atau tulisan ilmiah adalah semua
bentuk karangan yang memiliki kadar ilmiah tertentu sesuai dengan bidang
keilmuannya (sains, teknologi, ekonomi, pendidikan, bahasa dan sastra,
kesehatan, dan lain-lain&.
Berbeda dengan karya sastra atau seni, karya ilmiah mempunyai bentuk serta
si+at yang +ormal karena isinya harus mengikuti persyaratan-persyaratan tertentu
sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. u*uan penulisan karya ilmiah adalah
menyampaikan seperangkat keterangan, in+ormasi dan pikiran secara tegas,
ringkas dan *elas.
arya tulis ilmiah dikemukakan berdasarkan pemikiran, kesimpulan serta
pendapat/pendirian penulis yang di rumuskan setelah mengumpulkan dan
mengolah berbagai in+ormasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, baik
teoretik maupun empiric.
arya ilmiah tertulis (karangan ilmiah& dapat berbentuk artikel almiah popular
(esei, opini&, usulan penelitian, dan laporan penelitian. Dalam bentuk khusus yang
bersi+at akademik, karangan ilmiah dapat berupa makalah , skripsi, tesis, dan
disertai ,-yang masing-masing digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk
mencapai gelar sar*ana (7-1&, magister (7"&, doctor (7%&.
Isi suatu karya ilmiah dapat berupa keterangan atau in+ormasi yang bersi+at
+actual (mengemukakan +akta&, hipotesis ( dugaan-dugaan&, konklusi+
(mengemukakan kesimpulan&, dan implementati+ (mengemukakan rekomendsi
atau saran-saran serta solusi& .
7uatu karya ilmiah pada hakikatnya merupakan hasil proses berpikir ilmiah.
@dapun pola berpikir yang digunakan dalam menghasilkan suatu karya ilmiah
adalah pola berpikir re+lekti+, yaitu suatu proses berpikir yang dilakukan dengan
mengadakan re+leksi secara logis dan sistematis di antara kebenaran ilmiah dan
11
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
12/73
12
kenyataan empiric dalam mencari *awaban terhadap suatu masalah. =ara berpikir
indukti+ dan dedukti+ secara bersama-sama mendasari proses berpikir re+lekti+.
8enurut 6ohn Dewey, ada lima langkah dalam proses berpikir re+lekti+, yaitu#
(1& merasakan adanya suatu kesulitan, yakni ter*adinya suatu hambatan dalam
pengamatan, ("& enempatan masalah atau kesulitan itu pada proporsi yang
sebenarnya dan mengadakan perumusan kesulitan tersebut, (%& imbulnya saran-
saran berupa kemungkinan pemecahan masalah atau kesulitan dalam bentuk
rumusan hipotesis atau dugaan-dugaan sementara, (4& 8engadakan persiapan-
persiapan mental terhadap masalah dalam bentuk pengumpulan dan pengolahan
in+ormasi empiric, dan (& 8engadakan opser+asi atau penelaahan lebih
lan*utuntuk menetapkan apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak berdasarkan
in+ormasi yang di peroleh.
Dalam berbagai kegiatan ilmiah, pola berpikir re+lekti+ sangat di perlukan
untuk mencapai hasil yang dapat di*amin kebenarannya secara ilmiah. Pertama,
perlu pen*elasan ilmiah dalam menghasilkan karya ilmiah untuk men*elaskan
pikiran sedemikan rupa, sehingga dapat dipahami secara ob*ekti+.
Kedua, pengertian atau de+inisi operasional dalam kegiatan ilmiah, pengertian
yang terkandung didalamnya hendaknya bersi+at operasional agar dapat ter*adi
kesamaan persepsi. 9ntuk itu, perlu dibuat rumusan yang *elas dan ob*ekti+.
Ketiga. Berpikir kuatitati+ untuk lebih men*amin ob*ekti+itas penyampaian
pikiran atau keterangan. Aal ini berarti perlunya data kuantitati+ sebagai
pendukung (argument& terhadap segala pikiran, pendapat, gagasan, pernyatan dan
ungkapan yang akan dikemukakan.
B. J!is #ar*a Tulis Ilmiah
Berdasarkan tingkat akademiknya, karangan ilmiah dapat dibedakan atas# (1&
laporan, ("& makalah, (%& usulan penelitian, (4& skripsi, (& tesis, dan (2& disertasi.
12
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
13/73
13
1. Laporan
Laporan adalah karangan yang dibuat setelah seseorang melakukan
eksperimen, penin*auan atau sur'ey, obser'asi, pembacaan dan penelaahan buku,
penelitian, dan lain-lain.
Laporan penelitian adalah karangan yang dibuat setelah seseorang atau
sekelompok orang melakukan penelitian. enelitian yang di lakukan tersebut
antara lain# penelitian sur'ey, penelitian expost facto, penelitian eksperimen,
penelitian kualitati+, penelitian kuantitati+, penelitian analisis makna (content
analsis&, penelitian tindakan (action research&, penelitian historis, penelitian
kebi*akan, dan penelitian analisis data sekunder.
7ecara kon'ensional, laporan penelitian disusun dengan mengikuti pla
atau sistematika sebagai berikut# pendahuluan, ka*ian pustaka, metode penelitian,
hasil penelitian dan pembahasan, dan kesimpulan serta saran atau rekomendasi.
2. Makalah
8akalah sering *uga disebut paper (ker*a kertas&, ialah *enis karya tulis
yang memerlukan studi, baik secara langsung, misalnya obser'asi lapangan
maupun secara tidak langsung (studi kepustakaan& (arera,1!"#"&.
8akalah biasanya disusun dengan sistematika sebagai berikut#
• Judul # semacam tanda pengenal karangan dansekaligus *uga kunci utama
untuk mengetahui isi karangan.
• Abstrak # abstrak biasanya berisi intisari keseluruhan tulisan, ditulis secara
narati+, dan diketik satu spasi serta paling banyak tiga paragraph atau
sekitar 1F-"FF kata.
• Pendahuluan # makalah berisi latar belakang masalah yang disusun dalam
alur pikir yang logis, yang menun*ukan kesen*angan antara situasi yang
ada dengan situasi yang diharapkan.
• Isi dan Pembahasan # dalam pembahasan makalah, hendaknya
dikemukakan deskripsi tentang sub*ek studi, analisis permasalahan, dan
solusi pemecahannya.
• Kesimpulan
13
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
14/73
14
• Daftar pustaka # da+tar pustaka hanya memuat pustaka atau ru*ukan yang
diacu dalam penulisan dan disusun ke bawahmenurut ab*ad nama akhir penulis pertama.
3. Usulan Penelitian Proposal!
ata proposal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan ker*a, misalnya proposal
proyek itu belum dapat disetu*ui oleh pemimpin proyek. 7ebagai suatu proses,
penelitian memerlukan tahapan-tahapan tertentu yang disebut sebagai suatu
siklus#
(1& emilihan masalah dan pernyataan hipotesisnya (*ika ada&,
("& embuatan desain penelitian,
(%& engumpulan data,
(4& embuatan kode dan analisi data, dan
(& Interpretasi hasilnya (8aria 7.. 7oemard*ono, 1$# 1-"&.
Berikut ini dicontohkan kerangka usulan penelitian yang dapat di*adikan
sebagai pedoman oleh calon peneliti
#!rag$a Usula P!!litia
1. 6udul
". Latar Belakang, berisi #
erumusan masalah/permasalahan
easlian/orinalitas penelitian
8an+aat penelitian
%. u*uan penelitian
4. in*auan pustaka
. Landasan teori
2. Aipotesis (*ika ada&
$. 8etode/cara penelitian, yang berisi # Bahan/materi penelitian
@lat/instrument pengumpulan data
6alannya penelitian
Cariabel dan data yang dikumpulkan
@nalisis hasil
!. 6adwal penelitian, yang berisi #
ahap-tahap penelitian
14
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
15/73
15
incian kegiatan pada setiap tahap
6angka waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan
. Da+tar pustaka
". #kripsi
7kripsi adalah *enis karya ilmiah yang terkenal di kalangan perguruan
tinggi sebagai bagian dari persyaratan akademik, yang harus ditempuh oleh
seorang mahasiswa tingkat sar*ana (7-1& yang akan menempuh u*ian atau tugas
akhir *en*ang pendidikan.
Biasanya skripsi harus dipertahankan oleh penyusunnya dalam suatu
siding u*ian. Isi skripsi biasanya berupa hasil penelitian, baik penelitian
laboratorium, penelitian di lapangan, maupun penelitian keputakaan (ka*ian
pustaka&.
$. %esis
esis adalah *enis karya ilmiah yang di tulis oleh mahasiswa untuk
memperoleh gelar magister atau strada dua (7-"&. esis sebagai karya ilmiah harus
diteliti dan pembahasannya lebih mendalam daripada skripsi. 5leh karena itu,
tesis harus ditulis dengan lebih teliti, lebih cermat, dan lebih mendalam daripda
skripsi. ernyataan atau teori yang di kemukakan dalam suatu tesis harus
didukung oleh argument-argumen yang kuat, rasional, dan ob*ekti+.
&. Disertasi
Disertasi adalah *enis karya ilmiah yang ditulis untuk mencapai gelar
doctor atau strata tiga (7-%&, yaitu gelar akademik tertinggi yang dapat diberikan
oleh suatu perguruan tinggi.
7ebagai karya ilmiah, bagian-bagian skripsi, tesis, dan disertasi pada
prinsipnya hamper sama, yaitu disusun dengan urutan (sistematika& sebagai
berikut #
a. Bagian awal berisi
1& Aalaman sampul luar
"& Aalaman *udul
%& Aalaman pengesahan
4& ata pengantar
& @bstrak
2& Da+tar isi
15
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
16/73
16
$& Da+tar tabel
!& Da+tar gambar
& Da+tar lampiran b. Bagian utama berisi
1& endahuluan
"& enyusunan kerangka teoretik dan penga*uan hipotesis
%& 8etode penelitian
4& Aasil penelitian dan pengu*ian hipotesis
& esimpulan, diskusi, implikasi, dan saran/rekomendasi
c. Bagian akhir berisi
1& Da+tar pustaka
"& Lampiran-lampiran
B. M!ulis Ilmiah A'ademi' (ritin) /
8enulis adalah kegiatan menyusun serta merangkaikan kalimat
sedemikian rupa agar pesan, in+ormasi, serta maksud yang terkandung dalam
pikiran, gagasan, dan pendapat penulis dapat disampaikan dengan baik.
@da tiga tahap proses menulis sebagaimana ditawarkan oleh Da%id
Nua, yaitu# (1& tahap prapenulisan, ("& tahap penulisan, (%& tahap re'isi atau
penyempurnaan. 9ntuk menerapkan ketiga tahap tersebut, dalam pendidikan
bahasa, khususnya keterampilan menulis diperlukan keterpaduan antara proses
dan produk menulis di dalam kelas.
Bahasa tulis tidak dapat mewu*udkan seluruh aspek bahasa lisan secara
sempurna. Di samping kekurangannya, bahasa tulis *uga mempunyai kelebihan-
kelebihan. Pertama, lksterlihat sebagai suatu yang tetap dan stabil. Kedua,
pemakaian bentuk-bentuk bahasa pada tingkat mor+ologi, sintaksis, serta semantic
dalam bahasa tulis dapat lebih cermat dikontrol oleh penulis, sehingga pemakaian
bentuk-bentuk bahasa tersebut sesuai dengan kaidah-kaidah gramatika.
&. M!ulis S!'agai Pros!s #r!ati0
8enulis merupakan suatu proses kreati+ yang banyak melibatkan cara
berpikir di!ergen (menyebar& daripada kon!ergen (memusat&.
7ebagai proses kreati+ yang berlangsung secara kogniti+, penulisan karya
ilmiah dan penyusunan laporan tulisan ilmiah sekurang-kurangnya memuat empat
tahap, yaitu#
16
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
17/73
17
ahap pertama dalam proses kreati+ adalah persiapan atau prapenulisan,
adalah ketika seseorang merencanakan, menyiapkan diri, mengumpulkan dan
mencari in+ormasi, merumuskan masalah, menentukan arah dan +ocus tulisan,
mengolah in+ormasi, menarik ta+siran dan in+erensi terhadap realitas yang akan
dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati, melakukan sur'ey, dan lain-lain
yang akan memperkaya masukan kogniti+nya untuk diproses pada tahap
selan*utnya.
ahap kedua, inkubasi G ketika seseorang memproses in+ormasi yang telah
dimilikinya sedemikian rupa, sehingga mengantarnya pada ditemukannya
pemecahan masalah, *alan keluar/solusi yang dicarinya.
ahap ketiga, iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi, yaitu gagasan
datang seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran kita. ada saat ini, apa
yang telah lama kita pikirkan menemukan pemecahan atau *alan keluarnya.
ahap keempat, 'eri+ikasi/e'aluasi, yaitu apa yang dituliskan sebagai hasil
dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan
+ocus laporan/tulisan yang diinginkan.
D. Lag$ah1Lag$ah M!ulis Ilmiah
1. Meren'anakan
a. 8engumpulkan Bahan
Aampir semua penulis mengumpulkan segala sesuatu yang mereka perlukan
berupa data, in+ormasi, bacaan sebelum memulai menulis.
b. 8enentukanu*uan dan Bentuk
Dalam penulisan ilmiah, tu*uan dan bentuk yang dipilih sering ditentukan oleh
situasi. 8isalnya, dalam membuat laporan penelitian, +ormat dan tu*uan
laporan mungkin sudah ditentukan oleh sponsor atau pemberi dana penelitian.
c. 8enentukan embaca
embaca yang berbeda akan memerlukan bacaan yang berbeda pula. 5leh
karena itu, penulis perlu mengetahui keadaan pembaca sebaik-baiknya.
17
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
18/73
18
2. Menulis
Dalam penulisan ilmiah, karena kompleksnya isi dan adanya batas waktu
yang sudah pasti, lebi baik menulis seawall mungkin, lebih-lebih penulis sudah
mempersiapkan bahan sebagai bahan dasar penulisan, dan paling akhir sedikit
menyusun dra+ untuk mencapai hasil akhir.
3. Merefleksikan
eknik yang sering digunakan oleh penulis karangan ilmiah, sebelum
merangkum karangannya, mereka mere+leksikan apa yang sudah mereka tulis.
esempatan ini memungkinkan penulis memperoleh perspekti+ yang segar
tentang kata-kata yang pada mulanya tampak sangat betul, tetapi kemudian terasa
salah.
". Mere*isi
e'isi, perbaikan, dan penyempurnaan tulisan dilaksanakan secara berhati-
hati dan seksama dapat menhasilkan tulisan yang *elas, terarah, ter+okus, dan
sesuai dengan keinginan penulis dan pembaca.
18
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
19/73
19
D@
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
20/73
20
ETI#A PENULISAN DAN PENGUTIPAN
A. Eti$a P!ulisa
Dalam menyiapkan tulisan untuk dipublikasikan, penulis
terkungkung oleh seperangkat norma/etika yang dapat dikatakan hampir
berlaku secara uni'ersal. :tika yang berlaku dalam penulisan ilmiah
adalah sebagai berikut# (1& penulis dilarang mengakui tulisan ahli atau
orang lain sebagai tulisan sendiri (plagiarisme), ("& penulis dilarang
menukangiE (memanipulasi& data, (%& penulis dilarang menutupi
kebenaran dengan senga*a, namun tidak berarti boleh menuliskan nama
sebenarnya in+ormasi tanpa kesepakatan, dan (4& penulis dilarang
menyulitkan pembaca.
Disamping itu, peran serta setiap orang yang terlibat dalam
penelitian, penulisan, dan publikasi ilmiah harus diberi kredit
(perhargaan&. 6ika penelitian, penulisan, atau publikasi ilmiah dilakukan
berdua, siapa yang lebih banyak sumbangannya dialah penulis utama,
sedangkan yang menyumbang lebih sedikit adalah kopenulis. Berilah *uga
penghargaan kepada para in+orman, narasumber, orang/ ahli atau lembaga
yang ber*asa dalam penelitian, penulisan, atau publikasi ilmiah.
)ang terakhir, mintalah pendapat, pandangan seorang penyuting
agar laporan penelitian, penulisan, atau publikasi ilmiah layak baca. Ingat,
tu*uan utama penelitian, penulisan, atau publikasi ilmiah adalah
men*elaskan temuan kepada publik (pembaca&. @rtinya, seorang peneliti, penulis atau publikasi men*elaskan sesuatu yang belum diketahui oleh
orang lain. 5leh karena itu, penya*ian tulisan ilmiah dan bahasa yang
digunakan harus memungkinkan pembaca memahami maksud
penulis/peneliti.
B. #od! Eti$ P!ulis
Ri0ai (1$#-$& mengemukakan empat belas etika yang dapat dilakukan
oleh setiap penulis karya ilmiah. eempat belas etika tersebut adalah
sebagai berikut.
20
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
21/73
21
1. enulis dituntut untuk men*un*ung tinggi posisi terhormatnya
sebagai orang terpela*ar, dengan *alan men*aga kebenaran hakiki,
man+aat dan makna in+ormasi yang akan disebarluaskannya
sehingga tidak menyesatkan orang lain.
". enulis dengan penuh kesungguhan mengupayakan tulisan yang
disa*ikannya tidak merupakan bahan yang menyusahkan untuk
dibaca karena telah ditulisnya secara tepat, singkat dan *elas.
%. enulis harus memerhatikan kepentingan penerbit yang mendanai
penerbitan, sehingga keringkasan dan kepadatan tulisan mendasari
penyiapan naskah, sebab hal itu berarti penekanan terhadap biaya percetakan.
4. enulis berkepentingan bahwa naskah yang dipersiapkannya
diterbitkan dan disebarluaskan, dan untuk itu menyadari
sepenuhnya keperluan adanya bantuan penyunting sebagai
*embatan penghubung dengan pembacanya.
. enulis hanya akan menga*ukan naskah yang dipersiapkan seteliti-
telitinya sesuai dengan +ormat yang dibakukan, dan dengan cermat
akan mengikuti petun*uk kepada pengarang yang digariskan
penyunting yang men*aga ketaatasasan penampilan media
komunikasi yang diasuhnya.
2. enulis berkewa*iban tanggap terhadap usul dan saran penyunting
sehingga segera mengembalikan naskah yang harus diperbaiki dan
dire'isinya agar tu*uan mema*ukan ilmu dan teknologi dapat
tercapai secepatnya.
$. enulisan mutlak selalu bersikap *u*ur kepada dirinya dan *u*ur
kepada umum sehingga ia tidak akan menutupi kelemahan atau
memperbesar kelebihan hasil yang dicapainya.
!. enulis berkewa*iban men*un*ung tinggi hak, pendapat, atau
temuan orang lain sehingga selalu men*auhi perbuatan tercela
seperti mengambil ide dan gagasan orang lain yang belum
diumumkan serta diaku sebagi gagasannya sendiri.
. 7ehubungan dengan adanya hak cipta kepengarangan dan hak
kepemilikan intelektual, penulis senantiasa bertekat tidak akan
21
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
22/73
22
melakukan plagiat, baik plagiat atas tulisannya sendiri maupun
plagiat berdasarkan tulisan orang lain.
1F. enulis mengetahui sepenuhnya bahwa mengutip pernyataan atau
pendapat orang lain dengan secara *elas menyebutkan sumbernya
tidaklah merupakan perbuatan yang tercela.
11. enulis menyadari bahwa dengan mengirimkan naskah untuk
diterbitkan, ia memberikan kepada penerbit hak tunggal untuk
menerbitkan, menyebarluaskan dan memperdagangkan hasilnya,
sehingga ia tidak akan mengirimkan naskah serupa kepada penerbit
lain untuk maksud yang sama.1". enulis bertanggung *awab terhadap terhadap semua kesalahan isi
terbitan dan menanggung segala bentuk hukuman *ika secara
hukum terbukti bahwa isi terbitan melanggar peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
1%. 9ntuk kepentingan umum, penulis berkewa*iban mere'isi atau
mempersiapkan edisi baru karyanya *ika diminta oleh penerbit.
14. enulis mempunyai tugas mulia untuk membantu penerbit mencari
penyandang dana tambahan, dan menggalakkan promosi terbitan
hasil karya.
&. Eti$a P!ga)ua da P!guti(a Lagsug
7eorang penulis adakalanya merasa perlu mengutip langsung
pernyataan pengarang atau ahli lain yang dipandang re'elan dengan yang
diacu. Dengan demikian, pengutipan dapat dianggap sebagai bentuk lain
pengacuan yang dilakukan untuk menun*ang argumen dengan langsung
menya*ikan bukti hakiki dan empirik yang dinyatakan orang lain itu.
enulisan bagian yang di kutip, pemakaian huru+ kapital, dan
peman+aatan tanda-tanda baca serta upaya tipogra+i lain yang dipakai
dalam pengutipan disesuaikan dengan kalimat pembawa kutipan.
anpaknya tidak perlu ditekankan keharusan ketepatan mengutip secara
absolut karena pengutipan dilakukan dengan menempatkan bagian diantara
tanda petik. endatipun demikian, kepada penulis diberikan keleluasaan
untuk mengubah, mengurangi, dan melakukan interpolasi, asalkan
semuanya dilakukan dengan penun*ukan sumber acuan yang *elas.
22
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
23/73
23
enyebutan pada sumber yang dikutip dilakukan dengan lebih
cermat dibandingkan dengan pengacuan. 9ntuk kata-kata mutiara atau
sa*ak, pencantuman nama pengarang dan *udul karyanya langsung
dituliskan di bagian bawah blok kutipan. Aal ini merupan pola yang sudah
dibakukan. Dalam tulisan yang tidak mencantumkan bibliogra+i,
pengutipan umumnya disertai in+ormasi lengkap sumber tu*ukan yang
langsung ditulis sebagai bagian kalimat pembawa.
Berikut ini dikemukakan maksud dan tu*uan pengacuan dan
pengutipan langsung sebagaimana dinyatakan Mi! A.Ri0ai (1$#4!-
40Booth, et.al,1&. edelapan etika tersebut di*elaskan sebagai berikut#1. 9ntuk men*elaskan landasan berpikir, penulis dapat
mengacu (mengutip secara tidak langsung& pada gagasan
ahli lain asalkan disebutkan dengan *elas sumbernya.
". 9ntuk pembuktian argumennya, penulis boleh mengutip
langsung kata-kata ahli lain yang dimuat di dalam karya
tulisnya asalkan disebutkan dengan *elas sumbernya.
%. enulis harus menandai dengan *elas apabila ia mengutip
lebih dari empat kata dari karya pengarang yang diacu.4. enulis harus mengutip secara tepat penggal yang
diperlukannya. engubahan e*aan masih diperbolehkan *ika
hal itu dimaksudkan untuk mempermudah pembaca (kasus
tek kuno, naskah&. esalah dan ke*anggalan yang dibiarkan
sebagaimana adanya ditandai dengan sic (yang berarti
demikian adanyaE& di dalam tanda kurung.
. enulis harus menyebutkan sumber yang dikutip dengan
lebih cermat daripada ketika ia mengacu (kutipan tidak
langsung&. =aranya adalah dengan menuliskan nomor
halaman setelah angka tahun karya yang diacu. 9ntuk kata
mutiara, sa*ak, penulis menerakan nama pengarang dan
*udul karyanya langsung di bagian bawah kanan blok
kutipan.
2. 6ikakutipan tidak lebih dari tiga baris, penulis
menyisipkannya di dalam paragra+ dan mengapit blok
23
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
24/73
24
kutipan dengan tanda kutip, untuk membedakannya dari
kalimatnya sendiri. 6ika kutipan lebih dari tiga baris,
penulis wa*ib menuliskannya sebagai blok tersendiri yang
biasanya ditakikkan dan dicetak dengan huru+ lebih kecil,
spasi tunggal.
$. Dalam hal pengutipan hasil wawancara dengan narasumber,
penulis harus mengutip kata-kata naraumber sebagaimana
adanya meskipun ia menggunakan ragam percakapan akrab
sekalipun atau ia menggunakan inter*eksi yang khas bahasa
lisan (ehm, eh, lho, ... dan sebagainya&.!. enulis tetap wa*ib menyebutkan sumber kutipan hasil
wawancara. 6ika narasumber tidak bersedia disebutkan
namanya kasus penelitian yang bertopik sangat peka
penulis wa*ib menyamarkannya. ese*atian sumber tetap
akan terlihat dari tanggal wawancara.
24
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
25/73
25
BAB 2
PEMANTAPAN BE#AL PENULISAN ILMIAH
A.P!ulisa #alimat E0!$ti0
alimat e+ekti+ adalah kalimat yang mengungkapkan gagasan
penulisannya sedemikian rupa, sehingga pembaca memahami gagasan yang sama.
@da dua syarat penulisan kalimat e+ekti+ yaitu# (1&.adanya kesatuan gagasan dan
("&.perpaduan unsur-unsur pembentukannya. esatuan gagasan diungkapkan oleh
sub*ek (pokok kalimat& dan predikat sebagai inti kalimat.
@pabila sebuah kalimat terdiri atas sebuah kontruksi 7/ yang disebut klausa,
maka kalimat tersebut tergolong kalimat tunggal. =ontoh# asukan
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
26/73
26
disempurnakan, semua huru+/tulisan dalam ab*ad Latin secara resmi sudah
men*adi huru+ bahasa Indonesia. Dewasa ini, semua huru+ Latin dapat diterima
sebagai huru+ Indonesia. 5leh karena itu, kebanyakan penulisan kata sarapan dari
bahasa asing sudah dapat dilakukan dengan bentuk aslinya. 9ntuk itu, perlu
dilakukan penyesuaian seperti diatur dalam buku edoman 9mum :*aan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan dan edoman 9mum embentukan Istilah yang
dikeluarkan oleh usat Bahasa, Departemen endidikan 3asional. Beberapa
masalah yang sering muncul dan ditemukan dalam kasus penge*aan dan
pengimbuhan serta penulisan istilah serapan dari bahasa asing adalah sebagai
berikut#
a. =ermatilah dalam memakai huru+ f dan !, sebab sering ditemukan
penulisan yang keliru dan salah, atau sering dipertukarkan dengan
huru+ p, misalnya#
3egati'e - bukan negatip atau negati'e
@kti+ - bukan aktip atau akti'
ikir - bukan +ikir
b. Dalam bahasa Indonesia tidak dikenal adanya konsonan rangkap,
misalnya#:+ekti+ - bukan e++ekti+
:+isien - bukan e++esien
erorisme - bukan terrorisme
c. Auru+ sekarang adalah pengganti huru+ j dulu, *adi tidak dapat
dipakai sebagai huru+ I lagi, misalnya#
7ub*ek - bukan subyek
ragedy - bukan tragedy
royek - bukan pro*ek
d. Auru+ x biasanya dipakai di awal kata, di tempatlain diganti
dengan ks, misalnya#aHi - taksi
ylem - bukan silem
:Hstra - ekstra
e. Auru+ h pada gugus gh, rh, th dihilangkan sedangkan huru+ ph
men*adi f dan ch men*adi k , misalnya#
7orgum - bukan sorghum
romatogra+i - bukan khromatographi
atologi - bukan pathologi
5. P!ulisa #ata D!(a Pro(osisi/
26
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
27/73
27
roposisi atau kata depan adalah kata tugas yang ber+ungsi sebagai unsur
pembentuk +rasa preposisional. roposisi terletak di bagian awal +rasa dan unsur
yang mengikutinya dapat berupa nomina, ad*ekti'a, atau 'erba. Ditin*au dari segi
bentuknya, preposisi dapat berupa monomor+emis atau polimor+emis. preposisi
monomor+emis adalah preposisi yang terdiri atas satu mor+em, karena itu tidak
dapat diperkecil lagi bentuknya. Berikut ini adalah preposisi dalam bahasa
Indonesia beserta +ungsinya.
a& Bagi
9ntuk
Buat;una menandai hubungan peruntukan, misalnya#
Buku baru itu untuk adik kelasmu
b& Dari menandai hubungan asal, arah dari suatu tempat, atau milik
Dengan menandai hubungan kesertaan atau cara
Di menandai hubungan tempat berada
c& arena/sebab menandai hubungan sebab
e menandai hubungan arah menu*u suatu tempat
5leh menandai hubungan pelaku atau yang di anggap pelaku
ada menandai hubungan tempat dan waktu
entang menandai hubungan ihwal peristiwa
7e*ak menandai hubungan waktu dari saat yang satu ke saat yang
lain
reposisi polimor+emis terdiri atas dua macam# (1&. )ang dibentuk dengan
memakai a+iks (imbuhan&dan ("&. )ang dibentuk dengan menggabungkan dua kata
atau lebih. reposisi polimor+emis yang bera+iks dibentuk dengan menempelkan
a+iks pada dasar. Dasar itu dapat berupa mor+en bebas (sama, serta&, atau mor+en
terikat (*elang, kitar&.
=ontoh#Bersama menandai hubungan kesertaan
8enurut menandai hubungan sumber
7elama menandai hubungan kurun waktu
olimor+emis yang terdiri atas mor+en bebas berupa# (1& gabungan
preposisi dan preposisi atau ("& gabungan preposisi dan yang bukan preposisi.
;abungan preposisi dan preposisi dapat menghasilkan preposisi gabungan.
Berikut ini merupakan contoh preposisi gabungan beserta +ungsinya.
27
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
28/73
28
Daripada menandai hubungan perbandingan
epada menandai hubungan arah ke suatu tempat
7elain dari menandai hubungan perkecualian
7elain preposisi gabungan, ada pula preposisi dan yang bukan preposisi
yang dapat digabung, sehingga merupakan preposisi gabungan.
=ontoh#
Di atas, ke dekat, dari balik
Di bawah, ke depan, dari samping
Di muka, ke dalam
6. #ata Sam'ug #o"ugsi/
on*ungsi atau kata sambung adalah kata tugas tang menghubungkan dua klausa
ataulebih. ata seperti dan, kalau dan atau adalah kata sambung. erhatikan
contoh kalimat berikut.
i+i sedang membaca dan adiknya sedang menggambar
Dari contoh di atas tampak bahwa yang dihubungkan oleh kon*ungsi
adalah klausa. endatipun demikian kita ketahui pula bahwa ada kon*ungsi yang
dapat menghubungkan dua kata atau +rasa. 6ika kita kembali kebentuk preposisi,
maka akan kita dapati bahwa sebagian dari preposisi ada pula yang dapat
bertindak sebagai kon*ungsi. ada contoh berikut kita temukan preposisi yang
dapat pula bertindak sebagai kon*ungsi.
- Dia tidak berangkat kuliah karena kematian ibunya.
- Dia tidak berangkat kuliah karena ibunya meninggal.
Dari uraian serta contoh di atas *elaslah bahwa ada kata yang mempunyai
keanggotaan ganda, yakni ber+ungsi sebagai proposisi ataupun ber+ungsi sebagaikon*ungsi. Denan kata lain, dapat disimpulkan ciri-ciri kata yang ber+ungsi
sebagai preposisi apabila dalam statusnya dia ber+ungsi sebagai +rasa, sedangkan
kata yang ber+ungsi sebagai kon*ungsi apabila kedudukan kata itu ber+ungsi
sebagai klausa.
7. Hu'uga Logis Itra$alimat
28
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
29/73
29
Di dalam tulisan, hubungan logis harus diungkapkan secara eksplisit agar
pembaca mudah memahami maksud penulis. Bahasa Indonesia ilmiah mengenal
tiga macam hubungan logis#
(1& hubungan kordinati+ (setara& diantara bagian-bagian kalimat (preposisi&,
misalnya# perpustakaan itu kecil, tetapi memiliki koleksi ang sangat #erharga
#agi masarakat.
("& hubungan korelati+ G hubungan saling mengait diantara bagian-bagian kalimat,
misalnya# Bangunan tua itu tidak hana menarik, tetapi juga mengandung nilai
sejarah ang amat tinggi.
(%& hubungan subordinati+ G hubungan kebergantungan di antara induk kalimat
dan anak kalimat, misalnya# $cara pem#ukaan harus tetap dimulai walaupun
para pengunjung #aru sedikit ang hadir.
8. Hu'uga Logis Atar #alimat
Aubungan logis antar kalimat pada dasarnya sama dengan hubungan logis antar
klausa walaupun ada hubungan logis tertentu yang hanya terungkap dalam
kalimat, sementara hubungan logis yang lain hanya terungkap diantara dua
kalimat. Di dalam satu kalimat, kata sambung menun*ukkan hubungan logis di
antara bagian-bagian kalimat (preposisi&, sedangkan dalam hubungan antar
kalimat, kata sambung yang digunakan harus menun*ukkan pengacuan ke kalimat
terdahulu. Di dalam penulisannya, kata sambung antar kalimat harus disertai tanda
koma.
=ontoh#
%aa kecewa ketika masuk kelas. 7ebabnya, para mahasiswa #elum hadir.
9. #!s!"a"ara Satua dalam #alimat
yang dimaksud dengan satuanE di sini adalah satuan bahasa. 9nsur pembentuk
kalimat seperti sub*ek, predikat, ob*ek, keterangan, dan sebagainya dapat disebut
satuan. 6ika kita berbicara tentang kese*a*aran satuan dalam kalimat, yang dibahas
ialah keadaan se*a*ar atau tidaknya satuan-satuan yang membentuk kalimat, baik
dari segi bentuk maupun dari segi makna. entu sa*a pengertian kese*a*aran
mengandaikan bahwa unsur pembentuk kalimat itu lebih dari satu. 7esungguhnya
29
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
30/73
30
kaitan bentuk dan makna sangat erat dan tidak terpisahkan, tetapi demi
kemudahan pembicaraan tulisan ini akan dibagi menurut aspek yang menon*ol.
a. ese*a*aran bentuk
imbuhan yang digunakan untuk membentuk kata berperan dalam
menentukan kese*a*aran, berikut ini adalah contoh ketidakse*a*aran bentuk.
egiatannya meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan mengatur
pemin*aman buku.
etidak se*a*aran itu ada pada pem#elian (#uku) yang dise*a*arkan dengan kata
mem#uat (katalog) dan mengatur peminjaman (#uku). @gar se*a*ar, ketiga satuan
itu dapat di*adikan nomina semua, ubahnya seperti pada kalimat#
- egiatannya meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan
pengaturan pemin*aman buku.
6ika di*adikan 'erba semua, ubahnya seperti kalimat#
- egiatannya ialah membeli buku, membuat katalog, dan mengatur
pemin*aman buku.
b. ese*a*aran 8akna
7eperti telah diuraikan di atas, bentuk dan makna berkaitan erat. Dapat
diumpamakan keduanya merupakan isi mata uang yang sama. Berikut ini
diuraikan makna yang terkandung dalam satuan +ungsional. 7atuan +ungsional
adalah unsur kalimat yang berkendudukan sebagai sub*ek, predikat, ob*ek,
keterangan, dan sebagainya. 7tatus +ungsi itu ditentukan oleh relasi makna antar
satuan.
Berikut ini contoh kaliamat yang lebih kompleks #
• 7elain pela*ar 78@, panitia *uga memberikan kesempatan
kepada para mahasiswa.
6ika kalimat itu diuraikan, akan diperoleh kalimat seperti pada #
• 7elain pela*ar 78@ memberikan kesempatan kepada para
mahasiswa, panitia *uga memberikan kesempatan kepada para
mahasiswa.
=ontoh berikut memperlihatkan kaitan erat antara bentuk dan makna yang
terwu*udkan dalam penentuan +ungsi.
30
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
31/73
31
• 7etelah menyiapkan semuanya, acara sederhana itu pun segera
dimulai.
c. ese*a*an dalam rincian pilihan
7oal u*ian kadang-kadang dibuat dalam bentuk pilihan ganda. 7oal yang baik
harus memuat rincian pilihan yang se*a*aran sehingga memberi peluang yang
sama untuk dipilih. Berikut ini contoh rincian pilihan yang tidak se*a*ar.
emasangan telepon akan menyebabkan
• 8elancarkan tugas
ada contoh diatas, pemasangan telepon akan mene#a#kan melancarkan tugas bukanlah kalimat yang baik. 7oal itu dapat diubah sebagai berikut.
• elancaran tugas
=ontoh berikut ini memperlihatkan perincian yang baik dan se*a*ar walaupun
tidak se*enis
• Dengan telepon
erincian itu dikatakan se*a*ar karena masing-masing*awaban merupakan
keterangan, tetapi tidak se*enis karena dari segi makna, isi keterangan itu memang berbeda-beda. 8asalah kalimat yang bernalar akan dibahas pada edisi yang lain.
:. Stru$tur #alimat *ag Tida$ B!ralar
5rang sering menggangap bahwa kalimat yang strukturnya lengkap sudah
merupakan kalimat yang benar. @nggapan itu memang ada benarnya sebab salah
satu syarat kalimat yang benar memang strukturnya harus lengkap, misalnya, ada
sub*ek dan predikat (7 & atau sub*ek, predikat, dan ob*ek (7 5&. 9nsur penting
yang sering kurang diperhatikan adalah penalaran. @kibatnya, sering ditentukan
kalimat sebagai berikut.
1& &aporan ini terutama ditujukan untuk melengkapi kekurangan pada
semester ang lalu. 'leh karena itu, laporan ini hana #erisi teknis pelaksanaan
kegiatan.
ada kalimat di atas terdapat keselahan penalaran. erhatikan makna bagian
kalimat melengkapi kekurangan laporan semester yang lalu. adahal, yang
dimaksudkan oleh penulis laporan itu adalah bahwa laporan itu untuk melengkapi
31
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
32/73
32
laporan semester yang lalu sehingga kekurangan pada laporan itu dapat teratasi
atau kekurangan pada laporan itu akan men*adi tinggal sedikit. 5leh arena itu,
kalimat (1& dapat diperbaiki sebagai berikut.
1a& Laporan ini terutama dimaksudkan untuk melengkapi materi laporan
pada semester yang lalu. 5leh karena itu, laporan ini hanya berisi teknis
pelaksanaan kegiatan.
B. P!ulisa #ata da Istilah
osakata atau 'okabuler, yang disebut *uga perbendaharaan kata adalah
kata/kata-kata yang terdapat dalam suatu bahasa. adang-kadang kosakata
diartikan sebagai kata yang disusun secara al+abetis yang disebut glosarium.
9ntuk mengekspresikan gagasan, pikiran, dan pandangan dalam bentuk
bahasa, orang perlu menguasai se*umlah kata, lalu menyusunnya men*adi satuan-
satuan yang disebut kalimat.
7e*ak era pembangunan nasional yang dimulai pada awal tahun 1$F-an,
kosakata bahasa Indonesia berkembang dengan amat pesat. Banyak kata baru
yang muncul, dan se*umlah istilah telah dibabukan. @gar kita tidak merasa asing
dengan kata-kata baru, dan dengan tepat menggunakan istilah yang sudah
dibabukan, dalam tulisan ini akan disa*ikan se*umlah kata dan istilah-istilah baru
serta sedikit tentang konsep dasar pembentukan istilah menurut Pedoman mum
Pem#entukan Istilah.
Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan
konsep, proses, keadaan, atau si+at yang khas dalam bidang tertentu. Istilah
khusus ialah istilah yang pemakaian dan/atau maknanya terbatas pada suatu
bidang tertentu0 sedangkan istilah umum ialah istilah yang men*adi unsur bahasa
yang digunakan secara umum. 8isalnya, diagnosis adalah istilah khusus di bidang
kedokteran dan pidana adalah istilah khusus di bidang hukum. arena istilah itu
menggunakan kata atau gabungan kata, istilah itu sebenarnya merupakan sebagian
dari kosakata yang terdapat dalam suatu bahasa.
Istilah dapat bersumber pada kosakata bahasa Indonesia, seperti tunak
(stead), telus (percolate). ata-kata ini mengungkapkan dengan tepat konsep,
proses, keadaan, atau si+at yang dimaksud.
32
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
33/73
33
6ika dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang tepat, maka
istilah dapat dicari dari sumber bahasa serumpun, misalnya, gam#ut (Ban*ar,
untuk peat , Inggris&, neri (7unda, untuk pain, Inggris&.
8ungkin dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa serumpun tidak
ditemukan istilah yang tepat. 6ika demikian, bahasa asing dapat di*adikan sumber
peristilahan dengan cara mener*emahkan istilah asing.
roses peristilahan asing melalui penyerapan dapat dipertimbangkan *ika
salah satu syarat atau lebih berikut ini dipenuhi# (1& istilah serapan yang dipilih
lebih cocok karena konotasinya, ("& istilah serapan yang dipilih lebih singkat dari
pada istilah ter*emahan Indonesiannya, dan (%& istilah serapan yang dipilih dapat
mempermudah tercapainya kesepakatan *ika istilah Indonesianya terlalu banyak
sinonimnya.
Istilah asing yang sudah diserap dan sudah la?im digunakan sebagai istilah
Indonesia masih dapat dipakai sungguhpun bertentangan dengan salah satu syarat
pembentukan istilah.
1. Pemakaian Kosakata dan Istilah dalam Kalimat
upaya mencari dan memperkaya padanan kata Indonesia untuk istilah asing
merupakan pengayaan istilah Indonesia.
2. Pembentukan Kata dan Istilah den)an Unsur %erikat+ pra,-pramu,- dan
pas'a,
a. Kata ang di#entuk dengan pra
(1& 7etiap malam CI menya*ikan acara prakiraan cuaca
(Inggris, weather forecast).
ata prakiraan Jperhitungan sebelumnyaJ, yang dibentuk dari
kata dasar prakira * an, dan prakira dibentukdari kata dasar
kira yang didahului unsur pra yang bermakna JsebelumJ.
("& 7esuai dengan asas praduga tak #ersalah, seorang terdakwa
korupsi belum dapat dinyatakan salah sebelum pengadilan
memutuskan bersalah.
(%& Di 7angiran dapat ditemukan peninggalan benda-benda
prasejarah yang berupa arte+ak dan +osil-+osil manusia purba.
Prasejarah Jse*arah sebelum ada peninggalan (bukti tertulis&J.
33
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
34/73
34
ata-kata lain yang dibentuk dengan pra antara lain# prakata
(Inggris, foreword) Jpen*elasan sebelum uraian pokok pada bab-
bab dalam bukuJ, prasekolah Jpendidikan sebelum sekolah
dasarJ, prasangka Jdugaan sebelum peristiwa atau perbuatan
ter*adiJ. Bentuk pra dapat bermakna J(di& mukaJ, Jsebelum atau
mendahulukanJ, JpersiapanJ, Jter*adi atau dilakukan sebelum
peristiwa atau perbuatan ter*adiJ.
#. Kata ang di#entuk dengan pramu
(4& 7ekarang Kakaria telah beker*a sebagai pramugara udara di
perusahaan penerbangan Indonesia @irways (Inggris, steward &. Pramugara Jkaryawan perusahaan pengangkutan melayani para
penumpangJ, kalau wanita, disebut pramugari.
(& Pramugari ;aruda bersikap ramah-tamah ketika melayani
*amaah ha*i Indonesia.
c. Kata ang di#entuk dengan pasca
Bentuk pasca- bermakna JsesudahJ dan merupakan lawan kata pra-
JsebelumJ. Berikut ini contoh pemakaian kata yang dibentuk dengan
pasca-
(2& ada PascaPerang +unia II @merika 7erikat dan 9ni 7o'yet
tampil sebagai 3egara adikuasa di dunia. PascaPerang +unia
II Jsesudah erang Dunia IIJ.
($& Ibu :uis )uliawati sedang mengikuti program pendidikan
pascasarjana di 9ni'ersutas endidikan Indonesia.
@3D@@3 I7IL@A )@3; :@
Asig Ido!sia
=heck in lapor masuk lapor berangkat
check out lapor keluar
dri'e-in kendara masuk
dri'e- through kendara lewat
dry cleaning cuci kimia
garment pakaian *adi
kitchen set peranggu dapur
34
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
35/73
35
restroom ruang rehat, toilet
so+t drink minuman ringan
so+t lens lensa lunak
35
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
36/73
36
B. P!ulisa #ata da Istilah
osakata atau 'okabuler, yang disebut *uga perbendaharaan kata adalah
kata/kata-kata yang terdapat dalam suatu bahasa. adang-kadang kosakata
diartikan sebagai kata yang disusun secara al+abetis yang disebut glosarium.
9ntuk mengekspresikan gagasan, pikiran, dan pandangan dalam bentuk
bahasa, orang perlu menguasai se*umlah kata, lalu menyusunnya men*adi satuan-
satuan yang disebut kalimat.
7e*ak era pembangunan nasional yang dimulai pada awal tahun 1$F-an,
kosakata bahasa Indonesia berkembang dengan amat pesat. Banyak kata baru
yang muncul, dan se*umlah istilah telah dibabukan. @gar kita tidak merasa asing
dengan kata-kata baru, dan dengan tepat menggunakan istilah yang sudah
dibabukan, dalam tulisan ini akan disa*ikan se*umlah kata dan istilah-istilah baru
serta sedikit tentang konsep dasar pembentukan istilah menurut Pedoman mum
Pem#entukan Istilah.
Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan
konsep, proses, keadaan, atau si+at yang khas dalam bidang tertentu. Istilah
khusus ialah istilah yang pemakaian dan/atau maknanya terbatas pada suatu
bidang tertentu0 sedangkan istilah umum ialah istilah yang men*adi unsur bahasa
yang digunakan secara umum. 8isalnya, diagnosis adalah istilah khusus di bidang
kedokteran dan pidana adalah istilah khusus di bidang hukum. arena istilah itu
menggunakan kata atau gabungan kata, istilah itu sebenarnya merupakan sebagian
dari kosakata yang terdapat dalam suatu bahasa.
Istilah dapat bersumber pada kosakata bahasa Indonesia, seperti tunak
(stead), telus (percolate). ata-kata ini mengungkapkan dengan tepat konsep,
proses, keadaan, atau si+at yang dimaksud.
6ika dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang tepat, maka
istilah dapat dicari dari sumber bahasa serumpun, misalnya, gam#ut (Ban*ar,
untuk peat , Inggris&, neri (7unda, untuk pain, Inggris&.
8ungkin dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa serumpun tidak
ditemukan istilah yang tepat. 6ika demikian, bahasa asing dapat di*adikan sumber
peristilahan dengan cara mener*emahkan istilah asing.
36
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
37/73
37
roses peristilahan asing melalui penyerapan dapat dipertimbangkan *ika
salah satu syarat atau lebih berikut ini dipenuhi# (1& istilah serapan yang dipilih
lebih cocok karena konotasinya, ("& istilah serapan yang dipilih lebih singkat dari
pada istilah ter*emahan Indonesiannya, dan (%& istilah serapan yang dipilih dapat
mempermudah tercapainya kesepakatan *ika istilah Indonesianya terlalu banyak
sinonimnya.
Istilah asing yang sudah diserap dan sudah la?im digunakan sebagai istilah
Indonesia masih dapat dipakai sungguhpun bertentangan dengan salah satu syarat
pembentukan istilah.
3. Pemakaian Kosakata dan Istilah dalam Kalimat
upaya mencari dan memperkaya padanan kata Indonesia untuk istilah asing
merupakan pengayaan istilah Indonesia.
". Pembentukan Kata dan Istilah den)an Unsur %erikat+ pra,-pramu,- dan
pas'a,
d. Kata ang di#entuk dengan pra
(!& 7etiap malam CI menya*ikan acara prakiraan cuaca
(Inggris, weather forecast).
ata prakiraan Jperhitungan sebelumnyaJ, yang dibentuk dari
kata dasar prakira * an, dan prakira dibentukdari kata dasar
kira yang didahului unsur pra yang bermakna JsebelumJ.
(& 7esuai dengan asas praduga tak #ersalah, seorang terdakwa
korupsi belum dapat dinyatakan salah sebelum pengadilan
memutuskan bersalah.
(1F& Di 7angiran dapat ditemukan peninggalan benda-benda
prasejarah yang berupa arte+ak dan +osil-+osil manusia purba.
Prasejarah Jse*arah sebelum ada peninggalan (bukti tertulis&J.
ata-kata lain yang dibentuk dengan pra antara lain# prakata
(Inggris, foreword) Jpen*elasan sebelum uraian pokok pada bab-
bab dalam bukuJ, prasekolah Jpendidikan sebelum sekolah
dasarJ, prasangka Jdugaan sebelum peristiwa atau perbuatan
ter*adiJ. Bentuk pra dapat bermakna J(di& mukaJ, Jsebelum atau
37
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
38/73
38
mendahulukanJ, JpersiapanJ, Jter*adi atau dilakukan sebelum
peristiwa atau perbuatan ter*adiJ.
e. Kata ang di#entuk dengan pramu
(11& 7ekarang Kakaria telah beker*a sebagai pramugara udara di
perusahaan penerbangan Indonesia @irways (Inggris, steward &.
Pramugara Jkaryawan perusahaan pengangkutan melayani para
penumpangJ, kalau wanita, disebut pramugari.
(1"& Pramugari ;aruda bersikap ramah-tamah ketika melayani
*amaah ha*i Indonesia.
f. Kata ang di#entuk dengan pasca
Bentuk pasca- bermakna JsesudahJ dan merupakan lawan kata pra-JsebelumJ. Berikut ini contoh pemakaian kata yang dibentuk dengan
pasca-
(1%& ada PascaPerang +unia II @merika 7erikat dan 9ni
7o'yet tampil sebagai 3egara adikuasa di dunia. PascaPerang
+unia II Jsesudah erang Dunia IIJ.
(14& Ibu :uis )uliawati sedang mengikuti program pendidikan
pascasarjana di 9ni'ersutas endidikan Indonesia.
@3D@@3 I7IL@A )@3; :@
Asig Ido!sia
=heck in lapor masuk
lapor berangkat
check out lapor keluar
dri'e-in kendara masuk
dri'e- through kendara lewatdry cleaning cuci kimia
garment pakaian *adi
kitchen set peranggu dapur
restroom ruang rehat, toilet
so+t drink minuman ringan
so+t lens lensa lunak
38
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
39/73
39
ASPE# ME#ANI#
Dalam amus Besar Indonesia, e*aan diartikan sebagai kaidah-kaidah cara
menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb& dalam bentuk tulisan (huru+-
huru+& serta penggunaan tanda baca. 8enurut ID@L@7@3@ (1$%# 4F&,
yang dimaksud dengan e*aan adalah sistem atau aturan perlambangan bunyi
bahasa dengan huru+ (c. Auru+ latin&, aturan menuliskan kata-kata dan cara-cara
mempergunakan tanda baca.
Dari uraian di atas tampak adanya tiga cakupan dalam e*aan, yaitu# ( 1& @turan
perlambangan bunyi bahasa dengan huru+, ("& @turan menuliskan kata-kata, dan
(%& =ara-cara mempergunakan tanda baca. =akupan ketiga aspek tersebut
digambarakan dalam pedoman :*aan Bahasa Indonesia yaitu#
1. emakaian huru+ G yang termasuk didalamnya pemenggalan kata, meliputi#
a.huru+ ab*ad
b.huru+ 'okal
c. huru+ konsonan
d. gabungan huru+ konsonan
e. pemenggalan kata
". emakaian huru+ , meliputi#
a. huru+ besar (huru+ kapital&
b. huru+ miring
%. enulisan kata, meliputi#
a. kata dasar
b. kata *adian atau kata turunan
c. bentuk ulang
d. gabungan kata
e. kata ganti Gku, kau-, -mu, dan Gnya
+. kata depan di, ke, dan dari
g. kata si dan sang
h. singkatan dan akronim
i. angka dan lambang bilangan
4. enulisan unsur serapan
39
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
40/73
40
. enulisan tanda baca, meliputi#
a. tanda titik (.&
b. tanda koma (,&
c. tada titik koma (0&
d. tanda tirik dua (#&
e. tanda hubung (-&
+. tanda pisah (&
g. tanda elipsis (...&
h. tanda tanya (M&
i. tanda seru (N&
*. tanda kurung ((...&&
k. tanda kurung siku (O...P&
l. tanda petik (QR...RR&
m. tanda petik tunggal (Q...R&
n. tanda miring (/&
o. tanda penyingkat/apostro+ (Q&
@. :8:3;;@L@3 @@
emenggalan kata menurut pedoman :)D, perlu memerhatikan suku kata. Dalam
pemenggaln kata berdasarkan suku kata perlu diperhatikan apakah kata yang
dipenggal itu merupakan kata dasar, kata berimbuhan (kata turunan&, ataukah kata
itu terdiri atas dua unsur atau lebih, yang salah satu unsurnya dapat bergabung
dengan kata lain. @turan pemenggalan kata secara lebih rinci dapat digambarkan
sbb#
1. *ika di tengah kata ada 'okal yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara
kedua huru+ 'okal itu, misalnya#
ain > ka-in
Buah > bu-ah
Auru+ di+tong ai, au, dan oi tidak pernah diceraikan, sehingga pemenggaln kata
tidak dilakukan di antara kedua huru+ itu, misalnya#
@ula > au-la, bukan a-u-la
40
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
41/73
41
7audara > sau-dara, bukan sa-u-da-ra
". 6ika di tengah kata ada huru+ konsonan, termasuk gabungan huru+ konsonan di
antara dua buah huru+ 'okal, pemenggalan dilakukan sebelum huru+ konsonan,
misalnya#
Lapar > la-par
adi > pa-di
%. 6ika di tengah kata ada huru+ konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan
di antara kedua huru+ konsonan itu. ;abungan huruh konsonan itu tidak pernah
diceraikan, misalnya#
7ombong > som-bong
=aplok > cap-lok
4. 6ika di tengah huru+ konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara
huru+ konsonan pertama dan huru+ konsonan kedua, misalnya#
Instrumen > in-stru-men
9ltra > ul-tra
. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan, termasuk awalan yang
mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangakai
dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris, misalnya0
@n, me-ra-sa-kan, me-nuruni - imbuhan i tidak dipisahkan sendiri.
2. 6ika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan dengan cara (1& di
antara unsur-unsur itu atau ("& pada unsur gabungan itunsesuai dengan kaidah (1&,
("&, (%& dan (4& di atas, misalnya#
Biogra+i > bio-gra+i ataub bi-o-gra-+i
+oto-gra+i atau +o-to-gra-+i
Berikut ini disa*ikan cara pemenggalan kata serapan yang perlu diperhatikan
berdasarkan amus Besar Bahasa Indonesia, terutama yang diperkirakan ada
unsur lepas G dari akar kata G di dalam kosakata serapan itu.
:ks-plo-ra-si ek-strak-si
:ks-ploi-ta-si ek-strem
:k-so-tis eks-pres
41
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
42/73
42
:k-so-gen eks-po-nen
B. :8@@I3 A99< @I@L D@3 A99< 8II3;
1. emakain Auru+ apital
emakain huru+ kapital dan huru+ miring tampaknya sering bermasalah ketika
penulis merasakan dan mempunyai kesukaan pilihan tanda baca yang lain.
8isalnya, huru+ miring yang harus dituliskan dalam penulisan *udul buku, *urnal,
ma*alah, dan lain-lain. Di ganti dengan huru+ tebal atau dengan tanda baca yang
lain karena dipandang lebih nyeniE, E lebih indahE, lebih tampakE, dan
sebagainya.
1. huru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama pada awal kalimat, misalnya#
Aipotesis dirumuskan berdasarkan landasan teori (*ika ada&, atau berdasarkan
tin*auan pustaka.
". Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama petikan langsung, misalnya#
@yah bertanya, amu sudah salatME
%. Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama dalam ungakapan yang
berhubungan dengan nama tuhan, termasuk kata gantinya, dan kitab suci,
misalnya#
@llah Islam )ang 8aha uasa
4. Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama nama gelar kehormatan, keturunan,
dan keagamaan yang diikuti nama orang, misalnya#
Imam 3awawi
Aa*i @gus 7alim
Auru+ kapital tidak dipakai sebagai huru+ pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang, misalnya#
Dia memang bercita-cita men*adi imam.
. Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama unsur nama *abatan dan pangakat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,
nama instansi, atau nama tempat, misalnya# residen 8egawati 7oekrnoputri
Auru+ kapital tidak dipakai sebagai huru+ pertama nama *abatan dan pangkat yang
tidak diikuti nama orang, atau nama tempat, misalnya# Dia gagl men*adi gubernur
42
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
43/73
43
2. Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama unsur-unsur nama orang, misalnya#
homas i*anarto
$. Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa, misalnya#suku sunda
Auru+ kapital dipakai tidak dipakai sebagai huru+ pertama nama bangsa, suku, dan
bahasa yang dipakai sebagai kata berimbuhan misalnya# keinggris-inggrisan
!. Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama nama tahun, bulan, hai, hari raya
dan peristiwa berse*arah, misalnya# bulan agustus tahun hi*riah
Aari sabtu perang candu
. Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama nama geogra+i, misalnya#sungai
cikupundung teluk *akarta
Auru+ kapital tidak dipakai sebagai huru+ pertama istilah geogra+i yang tidak
men*adi unsur nama diri, misalnya# berenang kesungai
Auru+ kapital tidak dipakai sebagai sebagai huru+ pertama nama geogra+i yang
dipergunakan sebagai nama *enis, misalnya# gula *awa
1F. Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi kecuali kata
sambung seperti dan, misalnya# negara kesatuan republik indonesia
Auru+ kapital tidak dipakai sebagai huru+ pertama kata yang bukan nama resmi
negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen
resmi, misalnya#
Berdasarkan peraturan pemerintah
11. Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan serta dokumen resmi, misalnya#perserikan bangsa-bangsa
1". Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna&dalam penyebutan nama buku, ma*alah, *urnal, surat
kabar dan *udul karangan, kecuali seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang
tidak terletak pada posisi awalS misalnya#setiap penulis penulis artikel harus
berlangganan 6urnal 8ana*emen Indonesia
43
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
44/73
44
1%. huru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat dan sapan, misalnya# Dr. Doktor
14. Aurug+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama kata penun*uk hubungan
kekerabatan seperti bapak , ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai
dalam sapaan dan pengacuan, misalnya#Ekapan @yah datangME tanya
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
45/73
45
"& Auru+ miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huru+
bagian kata, atau kelompok kata, misalnya#buku ini tidakmembicarakan
masalah hak asasi manusia
Buatlah kalimat e+ekti+ dengan mana*emen telekomunikasi
ata kunci indeks pembangunan manusia adalah pendidikan dan
kesehatan
%& Auru+ miring dipakai untuk kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali
yang telah disesuaikan dibawah seseorang rimus Inter ares untuk
merumuskan kehendaknya, misalnya# olitik Di'ide 5+ Impera pernah
mera*alela dinegara kita
eltarischa'ing antara lain diter*emahkan men*adi pandangan
dunia
@pakah tidak sebaiknya kita menggunakan kata pelatihan
untuk kata trainingM
Buah mangga nama ilmiahnya adalah garcinia mangostana
7ebagai catatan dan tulisan tangan atau ketikan, huru+ miring atau kata
yang akan ditulis miring diberi satu garis dibawahnya.
&. P!ulisa #ata
enulisan kata dalam penulisan ilmiah adalah sebagai berikut #
3. P!ulisa #ata Ulag
ata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung (-&.
Berikut ini disa*ikan beberapa contoh cara menulis kata ulang #
a. engulangan kata dasar
9ni'ersitas-uni'ersitas
antor-kantor intar-pintar
Dalam penulisan karya ilmiah, pengulangan kata dasar tidak perlu selalu
dilakukan untuk menyatakan *umlah. 6umlah *amak dapat dinyatakan
dengan numeralia pokok tertentu, misalnya, beberapa, banyak, berbagai.
b. engulangan kata berimbuhan
7elambat-lambatnya
erlahan-lahan
c. engulangan gabungan kata
45
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
46/73
46
Ba*u-ba*u bekas
Buku-buku bacaan
d. engulangan kata yang berubah bunyi
amah-tamah
eka-teki
8ondar-mandir
e. engulangan sebagian dengan pelemahan bunyi
epohonan
Bebatuan
5. P!ulisa Ga'uga #ata
aturan penulisan kata adalah sebagai berikut #a. Bagian-bagian gabungan kata yang la?im disebut kata ma*emuk
dituliskan terpisah, misalnya #
6asa marga
Limbah industri
7impan pin*am
b. @da gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata unsur-
unsurnya membentuk makna yang menyatu, seehingga makna tersebut
tidak dapat dikembalikan pada makna unsur-unsur gabungan kata
tersebut, misalnya #
@pabila
Barangkali
Daripada
Bilamana
c. @da gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri
sebagai satu kata yang mengandung arti penuh. 8isalnya #
8ultimedia
=aturwulan8ancanegara
d. 6ika gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau hanya mendapat
akhiran, maka dituliskan serangkai dengan kata yang paling dekat
dengannya, sedangkan kata lainnya yang merupakan unsur gabungan
tetap dituliskan terpisah dan *uga tidak diberi tanda hubung, misalnya #
Bertanggung*awab
Berterima kasih
Bertanda tangan
46
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
47/73
47
e. 6ika gabungan kata mendapat awalan sekaligus akhiran, maka
penulisannya harus dirangkai, dan tidak diberi tanda hubung, misalnya#
ertanggung*awaban
8elatarbelakangi
6. P!ulisa Parti$!l
artikel pun yang ditempatkan setelah kata benda, kata ker*a, kata
si+at, dan kata bilangan harus dituliskan terpisah karena mempunyai
makna yang penuh, misalnya # @pa pun yang telah dilakukan ansus
7ukhoigate harus dihargai
artikel per yang berarti mulai,demi, dan tiap dituliskan terpisah dari
bagian kalimat yang mendampinginya, misalnya # satu per satu tersangka
pengeboman hotel marriot dipanggil polisi 8etro 6aya.
artikel per yang ditulis serangkai merupakan imbuhan dari memper,
memper-i, dan memper-kan atau sebagai bilangan pecahan, misalnya #
perbaiki kembali tugas yang @nda telah serahkan itu.
7. P!ulisa #ata Gati
kata ganti yang dipendekkan, seperti ku, kau, mu, nya dituliskan serangkai
dengan kata yang mendahului atau mengikutinya, misalnya # apakah tugas
makalahmu sudah selesai M
8. P!ulisa B!tu$ Sig$at; Sig$ata; da A$roim
a. Bentuk singkat adalah bentuk pendek yang diambil atau dipotong dari
bentuk lengkapnya dan penulisannya menggunakan huru+ kecil semua,
misalnya #
erpus ( bentuk singkat dari perpustakaan &
'. 7ingkatan adalah bentuk pendek yang diambil dari huru+-huru+
pertama suatu kata atau +rasa. 7ingkatan die*a huru+ demi huru+,
47
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
48/73
48
penulisannya menggunakan huru+ kapital semua dan tidak diberi tanda
titik. 8isalnya #
( singkatan dari erseroan erbatas &
). @kronim adalah bentuk pendek yang biasanya diambil dari sebuah
+rasa. @kronim dapat dila+alkan men*adi kata. enulisannya
menggunakan huru+ kecil, kecuali *ika akronim itu merupakan nama
diri atau diikuti oleh nama sehingga men*adi satu-kesatuan nama,
misalnya#
uskesmas ( bentuk pendek dari pusat kesehatan masyarakat &
)ang perlu diperhatikan dalam penulisan bentuk pendek, singkatan,
dan akronim adalah hendaknya pada penulisan pertama dituliskan
secara utuh ( lengkap & dari yang dipendekkan/disingkat itu, yang
dapat dituliskan dalam tanda kurung, kendatipun bentuk pendek itu
sudah dikenal luas oleh pemakai bahasa.
9. P!ulisa Ag$a da Lam'ag Bilaga
a. Lambang bilangan dituliskan dengan angka *ika berhubungan dengan
ukuran ( pan*ang, luas, isi, berrat & satuan waktu, nilai uang, nomor
*alan, rumah, kamar pada alamat, misalny#
F cm
6alan 7arimanis IC 3omor 44
Aotel 8arriott, amar 1%
'. Lambang bilangan tingkat dapat dituliskan dengan cara sebangai
berikut.
7ri 7ultan Aamengku Buwana atau 7ri 7ultan Aamengku Buwana
ke-1F
). Bilangan dalam perincian *ugak dituliskan dengan angka, misalnya#
8enurut laporan polisi, *umlah korban *iwa dalam tragedy 8arriott
kemarin ada "F orang, 11 orang tewas, orang luka bakar, dan 4 orang
luka ringan.
d. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
dituliskan dengan huru+, sedangkan yang dinyatakan lebbih dari dua
kata dituliskan dengan angka, misalnya#
48
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
49/73
49
6umlah mahasiswa baru yang sudah menda+tar ke 78B sebanyak
seratus 7embilan orang .
Bulan berputar sekali pada porosnya memerlukan waktu "$,"% hari.
!. @ngka tidak dapat dituliskan pada aewal kalimat. 6aka dituliskan pada
awal kalimat, penulisan lambing bilangan digantia dengan huru+ atau
diubah sedemi kian rupa sehingga penulisan angkapada awal kalimat
dapat dihindari, misalnya #
7ebanyak 1F orang ditahan dalam peristiwa tawuran itu.
:nam dosen teladan mendapat penghargaan dari rector.
0. enulisan kata bilangan yang mendapat akhiran Gan adalah sebagai
berikut #
ahun 2F-an atau tahun enam puluhan
D. P!ulisa Usur S!ra(a
9nsur serapan atau pin*aman itu dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan
besar # (1& unsure serapan yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa
Indonesia ("& unsur pin*aman/serapan yang pengucapan dan penulisannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. ;olongan kedua inilah yang
disebut unsur serapan. Berikut ini disa*ikan cara penulisannya yang benar.
@kti'itas ( bukan akti+itas &
@kuntansi ( bukan akutansi &
@potek ( bukan apotik &
uantitas ( bukan kwantitas &
E. (!ulisa Tada Ba)a
• anda titik (.&
enggunaan tanda titik yang benar adalah sebagai berikut #
@li @kbar, 7.:.
dkk.
tsb.
• anda koma (,&
@turan penulisan tanda koma adalah sebagai berikut #
49
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
50/73
50
a. anda koma digunakan diantara unsur-unsur dalam suatu perincian,
misalnya #
erpustakaan keluarga kami terdiri atas ma*alah, *urnal, surat kabar,
dan anggota.
b. anda koma digunakan pada kalimat ma*emuk setara perlawanan
mendahului kata penghubung perlawanan tetapi, namun, melainkan,
dan sedangkan, misalnya #
7aya bukan beker*a sebagai dokter, melainkan sebagai mana*er.
c. anda koma digunakan di depan kata yang mengantarkan penegasan
atau perincian, seperti misalnya, seperti, contohnya, terutama, yaitu,
yakni, tepatnya, misalnya #
ampaknya, pemeriksaan serius mulai diarahkan kepada kondisi
kampus, terutama mutu dan sikap akademik para si'itasnya.
d. anda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang
mendahului induknya. Biasanya anak kalimat di dahului oleh kata
penghubung ( oleh & karena, *ika, meskipun, apabila, supaya, agar,
selain, disamping, misalnya #
@kibatnya, lulusan perguruan tinggi tidak mudah mendapatkan
peker*aan.
e. anda koma harus dipergunakan di belakang kata penghubung yang
menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain, misalnya #
@kan tetapi
@khirnya
Dengan demikian
+. anda koma dipergunakan untuk mengapit keterangan tambahan dan
keterangan aposisiTketerangan yang si+atnya saling menggantikan,
misalnya #
aling tidak, kehadiran para pengusaha bias membuka wawasan baru
bagi kedua pihak, baik dari perguruan tinggi sendiri maupun dari
kalangan dunia usaha.
• anda titik koma (0&
50
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
51/73
51
anda titik koma dapat dipergunakan untuk memisahkan kalimat yang
setara dalam suatu kalimat ma*emuk sebagai pengganti kata penghubung,
misalnya #
egunaan kelapa banyak sekali, yaitu daging buah kelapa dapat dibuat
minyak goreng0 sabut kelapa dibuat tali, sikat, keset, pemadani kasar0
tempurung kelapa dapat di*adikan kayu bakar dan menyetrika atau gayung.
• anda titik dua (#&
a. anda titik dua dapat dipakai sebagai ganti kata aitu atau akni pada
akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerian berupa +rasa atau
kalimat tidak lengkap, misalnya #
mahasiswa yang bela*ar di 78B sebagian besar berasal dari pulau
6awa# Banten, DI 6akarta, 6awa Barat, 6awa engah dan 6awa imur.
• anda hubung (-&
a. anda hubung boleh dipakai untuk memper*elas hubungan bagian-
bagian kata atau ungkapan, misalnya #
Ber-e'olusi
b. anda hubung dipakai untuk merangkaikan a+iks dengan katasebagaimana berikut #
7e-6awa Barat
di-9- kan
• anda pisah ( --- &
anda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti
sampai denganE atau di antara dua nama kota yang berarti keE atau
sampaiE misalnya #
6akarta-Bandung
• anda ellipsis (U&
anda ellipsis digunakan untuk menun*ukkan bahwa dalam suatu teks ada
bagian yang di hilangkan, misalnya, apabila, penulis mengutip bagian-
bagian tertentu dari teks orang lain.
51
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
52/73
52
52
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
53/73
53
A(li$asi Bahasa Ido!sia #!ilmua
A. La(ora (!!litia
A'stra$
Aasil penelitian yang bias diakses dan dibaca oleh seluruh
masyarakat pembaca pada era global seperti saat ini mengundang para
penulis untuk menya*ikan artikelnya pada berbagi *urnal ilmiah.
=ontohnya artikel berkadar ilmiah yang dipublikasikan adalah *urnal
im#ar Pendidikan ni!ersitas pendidikan Indonesia edisi tahun "FF-
"FF2. Dari penelotian ini menun*ukkan bahwa secara garis besar kadar
keilmiahan artikel pada *urnal 8imbar endidikan 9I memiliki kadar
keilmiahan yang tinggi dilihant dari isi artukel, organisasi, kosakata dan
istilah, pengembangan bahasa dan penggunaan aspek mekaniknya.
• Latar '!la$ag
Laporan ma*alah @siaweek, edisi %F 6uni "FFF kembali memuat
$$ peringkat uni'ersitas terbaik dikaswan @sia (@siaRs Best
9ni'ersity&. Berdasarkan data statistik, publikasi ilmiah kita di tingkat
internasional, hanya menyumbang sebanyak F,F1"V dari total
publikasi ilmiah dari seluruh dunia. ampaknya suasan akademis di
perguruan tinggi di Indonesia hingga saat ini masih kurang kondusi+.
7alah satu +actor yang memprengaruhi kodisi tersebut berasal dari
lingkungan ker*a peneliti, misalnya, terbatasnya sumber daya dan
sarana penelitian, keterbatasan in+ormasi, situasi institusi yang tidak
stabil, kekurangan tenaga pendukung, dan lain-lain. 8elihat kondisi
seperti itu, perguruan tinggi kita dalam memasuki millennium ketiga
ini mengalami berbagai tantangan. 7e*ak tahun "FF%, kita harus sudah
mulai berkompetisi dengan 3egara-negara di kawasan @7:@3
(@
-
8/18/2019 BHS INDONESIA.doc
54/73
54
diletakkan pada pembangunan ekonomi +an 7D8 seiring dengan
pembangunan ekonomi itu, pembangunan 7D8 inialah yang terkait
langsung dengan misi dan tanggung *awab uni'ersitas.
enyataan menun*ukkan bahwa pada tahap ini kemampuan
uni'ersitas di Indonesia termasuk di dalamnya memproduksi dan
mempublikasikan karya-karya ilmiah yang berkualitas belum
menun*ukkan kemampuan seperti yabg diharapkan. Daya serap ini
sesungguhnya merupakan +actor utama dari berbagai kesulitan
ketenagaan dewasa ini, dan bukannya masalah tidak siap pakai atau