Download - Bab IV ewk
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 36
BAB IV
ANALISIS EKONOMI WILAYAH PROVINSI JAMBI
4.1. Profil Perekonomian Wilayah
4.1.1 Analisis Agregat Wilayah
A. Perkembangan Total PDRB
Analisis agregat digunakan untuk melihat perbandingan ekonomi
wilayah yang lebih kecil terhadap wilayah yang lebih luas. Untuk mengetahui
kondisi PDRB Provinsi Jambi, maka harus dibandingkan dengan pendapatan
wilayah yang lebih luas, seperti Pulau Sumatera dan Negara Indonesia. PDRB
yang digunakan adalah PDRB atas dasar harga konstan.
Tabel IV.1 Perbandingan Total PDRB Wilayah Provinsi Jambi ADHK (Juta Rupiah) Tahun PDRB Provinsi Jambi PDRB Sumatera PDB Nasional
2005 12,619,972.18 369,611,700.57 1,750,815,200
2006 13,363,620.73 389,067,099.65 1,847,126,700
2007 14,275,161.35 408,349,513.89 1,964,327,300
2008 15,297,770.57 428,697,890.87 2,082,456,100
2009 16,274,907.72 443,704,983.10 2,178,850,400
Sumber : bps.go.id, 2012
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa total PDRB selalu
meningkat setiap tahunnya. Hal ini menandakan pertumbuhan ekonomi
Provinsi Jambi bergerak positif, sehingga member pengaruh positif bagi
wilayah yang lebih besar seperti pertumbuhan ekonomi Sumatera dan
Nasional.
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 37
Tabel IV.2 Perbandingan Laju Pertumbuhan Total Agregat Wilayah ADHK (Juta Rupiah)
Tahun PDRB Provinsi Jambi PDRB Sumatera PDB Nasional
2005 - - -
2006 5.89% 5.26% 5.50%
2007 6.82% 4.96% 6.35%
2008 7.16% 4.98% 6.01%
2009 6.39% 3.50% 4.63%
Sumber : Analisis Kelompok 12b, 2012
Berdasarkan PDRB harga konstan kita dapat mengetahui bagaimana laju
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi dan dapat membandingkan dengan
PDRB Sumatera dan PDB Nasional. Sehingga di dapatkan bahwa laju
pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi lebih cepat dibandingkan dengan PDRB
Sumatera dan PDB Nasional.
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Grafik 4.1 Grafik Laju Pertumbuhan PDRB ADHK
Berdasarkan grafik di atas laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi lebih
cepat dari pada PDRB Sumatera dan PDB Nasional. Pada PDRB Provinsi Jambi
laju pertumbuhan terbesar terjadi pada tahun 2008 yang mencapai 7,16%,
sedangkan pada PDRB Pulau Sumatera laju pertumbuhan terbesar terjadi pada
tahun 2006 mencapai 5,86%. Pada PDB Nasional laju pertumbuhan terbesar
terjadi pada tahun 2007 yang mencapai 6,35%. Secara umum laju pertumbuhan
tahun 2009 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
2,00%
4,00%
6,00%
8,00%
2006 2007 2008 2009
Per
sen
tase
Tahun
Laju Pertumbuhan PDRB
PDRB Provinsi Jambi PDRB Sumatera PDB Nasional
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 38
B. Struktur Ekonomi
Tabel IV.3 Perbandingan PDRB Dirinci Per Sektor ADHK (Juta Rupiah)
No Struktur Ekonomi PDRB dan PDB Rata-Rata 2005-2009
PDRB Provinsi Jambi PDB Nasional
1 Pertanian 4,437,447.69 273,659,340
2 Pertambangan & Penggalian 1,680,448.73 171,445,900
3 Industri Pengolahan 1,952,226.00 534,322,640
4 Listrik, Gas & Air Bersih 107,586.44 13,896,660
5 Bangunan 620,494.68 121,783,660
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 2,374,227.52 335,778,200
7 Pengangkutan & Komunikasi 1,115,460.37 146,900,280
8 Keuangan, Persewaan & Js Prsh 589,886.68 184,589,680
9 Jasa - Jasa 1,247,851.69 182,338,780
Total 14,125,629.80 1,964,715,140
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 12b, 2012
Untuk mengetahui bagaimanakah perbandingan total PDRB dan PDB
diatas kita perlu melihat kontribusi setiap sektor dalam membentuk PDRB dan
PDB tersebut. Sehingga kita dapat mendapatkan perbandingan kontribusi
sektor ekonomi dalam sebuah wilayah.
Tabel IV.4
Perbandingan Kontribusi PDRB dengan PDB ADHK (Juta Rupiah)
No Struktur Ekonomi PDRB dan PDB Rata-Rata 2005-2009
PDRB Provinsi Jambi PDB Nasional
1 Pertanian 31.41% 13.93%
2 Pertambangan & Penggalian 11.90% 8.73%
3 Industri Pengolahan 13.82% 27.20%
4 Listrik, Gas & Air Bersih 0.76% 0.71%
5 Bangunan 4.39% 6.20%
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 16.81% 17.09%
7 Pengangkutan & Komunikasi 7.90% 7.48%
8 Keuangan, Persewaan & Js Prsh 4.18% 9.40%
9 Jasa – Jasa 8.83% 9.28%
Total 100.00% 90.72%
Sumber : Analisis Kelompok 12b, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 39
Berdasarkan tabel diatas kita dapat mengetahui dan membandingkan
seberapa besar peran sektor-sektor dalam PDRB Provinsi Jambi dan PDB
Nasional. Sehingga diketahui manakah sektor yang paling unggul secara
regional dan unggul secara nasional.
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Diagram 4.1 Struktur Rata-rata PDRB Provinsi Jambi tahun 2005-2009 ADHK
Berdasarkan struktur PDRB Provinsi Jambi diatas dapat diketahui bahwa
secara rata-rata pada tahun 2005-2009 sektor pertanian merupakan sektor
yang paling besar yaitu mencapai 31% dari total PDRB. Kemudian sektor yang
berpengaruh lainnya adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran (17%) ,
Industri Pengolahan (14%), dan pertambangan dan penggalian (12%).
Sedangkan sektor yang terkecil adalah listrik, gas dan air bersih yang hanya
sebesar 1%.
31%
12% 14%
1% 4%
17%
8% 4%
9%
PDRB Provinsi Jambi Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas & Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan, Persewaan & Js Prsh
Jasa - Jasa
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 40
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Diagram 4.2 Struktur Rata-rata PDB Nasional tahun 2005-2009 ADHK
Sedangkan pada rata-rata PDB Nasional tahun 2005-2009 sektor yang
paling dominan adalah industri pengolahan mencapai 27% dari total PDB
Nasional. Kemudian unggulan selanjutnya adalah perdagangan, hotel dan
restoran mencapai 17% dan sektor pertanian mencapai 14%. Sektor yang paling
kecil dalam PDB Nasional adalah listrik, gas, dan air bersih yang hanya 1%.
Kedua hal diatas menandakan kecilnya pendapatan sektor listrik, gas, dan air
bersih secara regional Provinsi Jambi dan nasional. Hal itu menandakan masih
lemahnya kemampuan regional Provinsi Jambi maupun nasional dalam
meningkatkan kemampuan pada sektor tersebut.
C. Laju Pertumbuhan Sektor Ekonomi
Dari mengidentifikasi laju pertumbuhan setiap sektor ekonomi PDRB
Provinsi Jambi serta membandingkannya dengan PDB Nasional kita dapat
melihat bagaimana perkembangan sektor tersebut setiap tahunnya.
14%
9%
27%
1%
6%
17%
8% 9%
9%
PDB Nasional Pertanian
Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan
Listrik, Gas & Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Js Prsh Jasa - Jasa
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 41
Tabel IV.5 Perbandingan Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian ADHK (Persentase)
Tahun PDRB Provinsi Jambi PDB Nasional
2005 - -
2006 11.34% 3.36%
2007 4.57% 3.47%
2008 5.72% 4.83%
2009 6.66% 3.96%
Rata-rata 7.07% 3.90% Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Dari tabel sektor pertanian diatas dapat diketahui bahwa laju
pertumbuhan sektor pertanian Provinsi Jambi lebih besar dibandingkan
dengan PDB Nasional. Secara rata-rata pertumbuhan sektor pertanian Provinsi
Jambi mencapai 7,07% sedangkan secara nasional PDB hanya mencapai 3,90%.
Pertumbuhan tertinggi di Provinsi Jambi terjadi pada tahun 2006 mencapai
11,34%, sedangkan secara nasional laju pertumbuhan tertinggi pada tahun 2008
mencpai 4,83%.
Tabel IV.6 Perbandingan Laju Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Penggalian ADHK
(Persentase)
Tahun PDRB Provinsi Jambi PDB Nasional
2005 - -
2006 -7.29% 1.70%
2007 9.60% 1.93%
2008 14.70% 0.71%
2009 1.29% 4.47%
Rata-rata 4.58% 2.20% Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Dari tabel sektor pertambangan dan penggalian diatas dapat diketahui
bahwa laju pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian Provinsi Jambi
lebih besar dibandingkan dengan PDB Nasional. Secara rata-rata pertumbuhan
sektor pertanian Provinsi Jambi mencapai 4,58%% sedangkan secara nasional
PDB hanya mencapai 2,20%%. Pertumbuhan tertinggi di Provinsi Jambi terjadi
pada tahun 2008 mencapai 14,70%, sedangkan secara nasional laju
pertumbuhan tertinggi pada tahun 2009 mencpai 4,47%. Namun pada tahun
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 42
2006 pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian Provinsi Jambi
mengalami penurunan sebesar -7,29% dari tahun sebelumnya.
Tabel IV.7 Perbandingan Laju Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan ADHK (Persentase)
Tahun PDRB Provinsi Jambi PDB Nasional
2005 - -
2006 4.44% 4.59%
2007 5.45% 4.67%
2008 5.63% 3.66%
2009 3.84% 2.21%
Rata-rata 4.84% 3.78% Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Dari tabel sektor industri pengolahan diatas dapat diketahui bahwa laju
pertumbuhan industri pengolahan Provinsi Jambi lebih besar dibandingkan
dengan PDB Nasional. Secara rata-rata pertumbuhan industri pengolahan
Provinsi Jambi mencapai 4,84% sedangkan secara nasional PDB hanya
mencapai 3,78%. Pertumbuhan tertinggi di Provinsi Jambi terjadi pada tahun
2008 mencapai 5,63%, sedangkan secara nasional laju pertumbuhan tertinggi
pada tahun 2007 mencpai 4,67%.
Tabel IV.8 Perbandingan Laju Pertumbuhan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih ADHK
(Persentase)
Tahun PDRB Provinsi Jambi PDB Nasional
2005 - -
2006 7.38% 5.76%
2007 4.47% 10.33%
2008 7.28% 10.93%
2009 9.27% 14.29%
Rata-rata 7.10% 10.33% Sumber : Hasil Hasil analisis kelompok 12, 2012
Dari tabel sektor Listrik, gas dan air bersih diatas dapat diketahui bahwa
laju pertumbuhan sektor Listrik, gas dan air bersih Provinsi Jambi lebih kecil
dibandingkan dengan PDB Nasional. Secara rata-rata pertumbuhan industri
pengolahan Provinsi Jambi mencapai 7,10% sedangkan secara nasional PDB
mencapai 10,33%. Pertumbuhan tertinggi di Provinsi Jambi terjadi pada tahun
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 43
2009 mencapai 9,27%, sedangkan secara nasional laju pertumbuhan tertinggi
pada tahun 2008 mencpai 10,93%.
Tabel IV.9 Perbandingan Laju Pertumbuhan Sektor Bangunan ADHK (Persentase)
Tahun PDRB Provinsi Jambi PDB Nasional
2005 - -
2006 6.67% 8.34%
2007 14.58% 8.53%
2008 10.28% 7.55%
2009 8.45% 7.07%
Rata-rata 10.00% 7.87% Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Dari tabel sektor bangunan diatas dapat diketahui bahwa laju
pertumbuhan sektor bangunan Provinsi Jambi lebih besar dibandingkan
dengan PDB Nasional. Secara rata-rata pertumbuhan sektor bangunan
Provinsi Jambi mencapai 10% sedangkan secara nasional PDB hanya mencapai
7,87%. Pertumbuhan tertinggi di Provinsi Jambi terjadi pada tahun 2008
mencapai 10,28%, sedangkan secara nasional laju pertumbuhan tertinggi pada
tahun 2007 mencapai 8,53%.
Tabel IV.10 Laju Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ADHK (Persentase)
Tahun PDRB Provinsi Jambi PDB Nasional
2005 - -
2006 7.90% 6.42%
2007 6.25% 8.93%
2008 3.99% 6.87%
2009 7.88% 1.28%
Rata-rata 6.50% 5.88% Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Dari tabel sektor perdagangan, hotel dan restoran diatas dapat diketahui
bahwa laju pertumbuhan sektor bangunan Provinsi Jambi lebih besar
dibandingkan dengan PDB Nasional. Secara rata-rata pertumbuhan
perdagangan, hotel dan restoran Provinsi Jambi mencapai 6,50% sedangkan
secara nasional PDB hanya mencapai 5,88%. Pertumbuhan tertinggi di Provinsi
Jambi terjadi pada tahun 2009 mencapai 7,88%, sedangkan secara nasional laju
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 44
pertumbuhan tertinggi pada tahun 2007 mencapai 8,93%.
Tabel IV.11 Perbandingan Laju Pertumbuhan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ADHK
(Persentase)
Tahun PDRB Provinsi Jambi PDB Nasional
2005 - -
2006 5.94% 14.23%
2007 7.14% 14.04%
2008 3.37% 16.57%
2009 5.81% 15.85%
Rata-rata 5.56% 15.17% Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Dari tabel sektor pengangkutan dan komunikasi diatas dapat diketahui
bahwa laju pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi Provinsi Jambi
lebih kecil dibandingkan dengan PDB Nasional. Secara rata-rata pertumbuhan
pengangkutan dan komunikasi Provinsi Jambi mencapai 5,56% sedangkan
secara nasional PDB mencapai 15,17%. Pertumbuhan tertinggi di Provinsi Jambi
terjadi pada tahun 2006 mencapai 5,94%, sedangkan secara nasional laju
pertumbuhan tertinggi pada tahun 2008 mencapai 16,57%.
Tabel IV.12 Perbandingan Laju Pertumbuhan Sektor Keuangan, Persewaan & Js Prsh ADHK
(Persentase)
Tahun PDRB Provinsi Jambi PDB Nasional
2005 - -
2006 5.77% 5.47%
2007 19.06% 7.99%
2008 23.88% 8.24%
2009 17.85% 5.21%
Rata-rata 16.64% 6.73% Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Dari tabel sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan diatas
dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan sektor keuangan, persewaan, dan
jasa perusahaan Provinsi Jambi lebih besar dibandingkan dengan PDB
Nasional. Secara rata-rata sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan
Provinsi Jambi mencapai 16,64% sedangkan secara nasional PDB hanya
mencapai 6,73%. Pertumbuhan tertinggi di Provinsi Jambi terjadi pada tahun
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 45
2008 mencapai 23,88%, sedangkan secara nasional laju pertumbuhan tertinggi
pada tahun 2008 mencapai 8,24%.
Tabel IV.13 Perbandingan Laju Pertumbuhan Sektor Jasa-Jasa ADHK (Persentase)
Tahun PDRB Provinsi Jambi PDB Nasional
2005 - -
2006 4.07% 6.16%
2007 5.62% 6.44%
2008 4.99% 6.24%
2009 6.24% 6.42%
Rata-rata 5.23% 6.32% Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Dari tabel sektor jasa-jasa diatas dapat diketahui bahwa laju
pertumbuhan sektor jasa-jasa Provinsi Jambi lebih kecil dibandingkan dengan
PDB Nasional. Secara rata-rata pertumbuhan jasa-jasa Provinsi Jambi mencapai
5,23% sedangkan secara nasional PDB mencapai 6,32%. Pertumbuhan tertinggi
di Provinsi Jambi terjadi pada tahun 2009 mencapai 6,24%, sedangkan secara
nasional laju pertumbuhan tertinggi pada tahun 2007 mencapai 6,44%.
4.1.2 Analisis Intra Wilayah
A. Perkembangan Total PDRB Kabupaten/Kota
Analisis intra wilayah dilakukan untuk mengetahui bagaimana peran
setiap sektor dalam membentuk ekonomi di dalam wilayah. Sehingga penting
mengetahui peran wilayah yang lebih kecil, hal itu dikarekan untuk
mengetahui sektor basis yang ada di dalam wilayah yang lebih sempit. Untuk
mengetahui bagaimana kontribusi wilayah didalam Provinsi Jambi harus
diketahui berapa kontribusi setiap kabupaten dan kota dalam Provinsi Jambi
pada setiap sektor-sektor ekonomi.
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 46
Tabel IV.14 Perkembangan Total PDRB Kabupaten dan Kota di Provinsi Jambi ADHK (Juta
Rupiah)
No. Kab/Kota 2005 2006 2007 2008 2009
1. Kerinci 847,651.97 892,698.98 945,310.06 1,000,752.44 1,059,597.04
2. Merangin 851,507.76 892,418.59 955,063.43 1,012,318.88 1,097,537.41
3. Sarolangun 845,331.37 911,402.21 977,701.92 1,055,112.00 1,139,442.19
4. Batang Hari 906,822.58 953,277.21 1,006,614.59 1,069,406.74 1,124,399.43
5. Muaro Jambi 915,559.06 959,890.20 1,006,537.26 1,059,163.69 1,117,660.65
6. Tanjab Timur 1,846,095.98 1,954,576.16 2,046,642.75 2,163,480.17 2,271,694.46
7. Tanjab Barat 1,618,263.45 1,746,198.31 1,885,336.56 1,998,250.11 2,125,852.61
8. Tebo 663,283.73 727,529.65 770,808.94 817,651.46 858,592.23
9. Bungo 858,159.27 939,040.98 1,021,691.10 1,135,449.09 1,208,036.66
10. Kota Jambi 2,506,910.32 2,655,444.97 2,845,549.62 3,020,126.51 3,215,391.40
11. Kota Sungai Penuh
405,909.10 433,852.18 457,987.61 1,162,090.35 1,289,337.49
Total 11,859,585.49 12,632,477.26 13,461,256.23 14,331,711.09 15,218,204.08
Sumber : jambi.bps.go.id, 2012
Tabel diatas menerangkan bagaimana struktur PDRB yang membentuk
ekonomi Provinsi Jambi. Provinsi Jambi yang terdiri dari 9 kabupaten dan 2
kota ini memiliki PDRB yang tumbuh dan berkembang setiap tahunnya.
Berdasarkan tabel total PDRB dalam Provinsi Jambi diatas Kota Jambi
merupakan penyumbang PDRB terbesar di Provinsi Jambi. Sedangkan PDRB
terendah dimiliki oleh Kabupaten Tebo yaitu sebesar 858.592,23 (juta rupiah).
Untuk mengetahui peran setiap kabupaten dan kota dapat dilakukan dengan
menganalisis seberapa besar distribusi setiap kabupaten dan kota dalam
wilayah Provinsi Jambi.
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 47
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Diagram 4.3 Kontribusi PDRB Rata-Rata Tahun 2005-2009 ADHK (Persentase)
Berdasarkan kontribusi PDRB diatas dapat diketahui bahwa Kota Jambi
merupakan penyumbang terbesar dalam PDRB Provinsi Jambi 2005-2009,
yaitu sebesar 20% dari total PDRB Provinsi. Setelah itu ada Kabupaten Tanjung
Jabung Timur sebanyak 15% dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebanyak
13%. Sedangkan penyumbang terkecil secara rata-rata adalah Kabupaten Tebo
dan Kota Sungai Penuh yaitu hanya sebesar masing-masing 5% dari total PDRB.
Tabel IV.15 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten dan Kota Di Provinsi Jambi ADHK (Juta
Rupiah)
No. Kab/Kota 2005 2006 2007 2008 2009
1 Kerinci - 5.31% 5.89% 5.86% 5.88%
2 Merangin - 4.80% 7.02% 5.99% 8.42%
3 Sarolangun - 7.82% 7.27% 7.92% 7.99%
4 Batang Hari - 5.12% 5.60% 6.24% 5.14%
5 Muaro Jambi - 4.84% 4.86% 5.23% 5.52%
6 Tanjab Timur - 5.88% 4.71% 5.71% 5.00%
7 Tanjab Barat - 7.91% 7.97% 5.99% 6.39%
8 Tebo - 9.69% 5.95% 6.08% 5.01%
9 Bungo - 9.43% 8.80% 11.13% 6.39%
10 Kota Jambi - 5.93% 7.16% 6.14% 6.47%
11 Kota Sungai Penuh - 6.88% 5.56% 153.74% 10.95%
Total - 6.52% 6.56% 6.47% 6.19%
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
7% 7% 7%
7%
7% 15% 13%
5%
7%
20%
5%
Kontibusi PDRB Kerinci
Merangin
Sarolangun
Batang Hari
Muaro Jambi
Tanjab Timur
Tanjab Barat
Tebo
Bungo
Kota Jambi
Kota Sungai Penuh
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 48
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan PDRB
kabupaten dan kota berlangsung positif. Wilayah yang laju pertumbuhannya
bertambah setiap tahun adalah Kabupaten Muaro Jambi. Sedangkan pada
tahun 2008, laju pertumbuhan PDRB Kota Sungai Penuh meningkat drastis, hal
itu disebabkan oleh ditetapkan menjadi kota Sungai Penuh dengan
memasukkan 5 kecamatan di dalamnya. Sedangkan pada tahun 2008 5
kecamatan itu masih tergabung dengan Kabupaten Kerinci. Sehingga
perhitungannya masih memakai satu kecamatan saja.
Tabel IV.16 PDRB Per Kapita Kabupaten dan Kota Di Provinsi Jambi
ADHK (Juta Rupiah)
No Kab/Kota 2005 2006 2007 2008 2009
1 Kerinci 2.78 2.91 3.07 3.23 4.53
2 Merangin 3.11 3.21 3.39 3.53 3.76
3 Sarolangun 4.22 4.44 4.66 4.93 5.22
4 Batang Hari 4.36 4.50 4.67 4.88 5.05
5 Muaro Jambi 3.22 3.25 3.28 3.41 3.55
6 Tanjab Timur 9.03 9.43 9.77 10.22 10.63
7 Tanjab Barat 6.92 7.31 7.68 7.97 8.31
8 Tebo 2.74 2.96 3.08 3.23 3.34
9 Bungo 3.50 3.74 3.97 4.29 4.45
10 Kota Jambi 5.71 5.99 6.21 6.46 6.75
11 Kota Sungai Penuh - - - - 16.51
Total 4.50 4.71 4.91 5.14 5.37
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 49
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Grafik 4.2 PDRB Perkapita Tahun 2005-2009 ADHK (Persentase)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pendapatan perkapita setiap
tahunnya selalu meningkat. Sehingga pendapatan perkapita pada tahun 2009
sudah mencapai 5,37 juta rupiah yang artinya setiap penduduk rata-rata
memiliki pendapatan Rp. 5,37 juta . sedangkan pendapatan perkapita tertinggi
dimiliki oleh Kota Sungai Penuh yang mencapai Rp.16,51 juta hal itu
dikarenakan jumlah penduduk yang kecil berbanding PDRB yang cukup besar
untuk penduduk sebanyak penduduk Kota Sungai Penuh.
B. Struktur Ekonomi
1. Pertanian
Di bawah ini merupakan tabel PDRB sektor pertanian antar wilayah di
dalam wilayah Provinsi Jambi. Pertanian merupakan salah satu sektor
penyumbang terbesar dalam PDRB Provinsi Jambi.
4,00
4,50
5,00
5,50
2005 2006 2007 2008 2009 Ju
mla
h
Tahun
PDRB Perkapita Provinsi Jambi
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 50
Tabel IV.17 PDRB Sektor Pertanian Kabupaten/Kota Di Provinsi Jambi ADHK (Juta Rupiah)
No Kabupaten/Kota 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-Rata
1 Kerinci 571,821.44 601,168.28 639,097.31 679,049.57 720,069.06 642,241.13
2 Merangin 447,850.31 462,661.33 455,415.47 479,025.18 492,546.29 467,499.72
3 Sarolangun 393,824.70 419,089.92 446,746.82 502,958.00 559,750.88 464,474.06
4 Batang Hari 302,400.04 316,600.04 330,410.34 342,876.29 358,286.02 330,114.55
5 Muaro Jambi 298,568.71 316,938.26 335,841.09 356,989.60 384,007.02 338,468.94
6 Tanjab Timur 394,408.20 436,715.97 485,891.94 563,878.30 633,002.26 502,779.33
7 Tanjab Barat 368,162.18 397,001.08 430,208.43 459,866.69 506,336.65 432,315.01
8 Tebo 352,220.34 367,341.98 390,421.49 400,031.20 423,709.52 386,744.91
9 Bungo 384,434.22 398,648.56 406,193.89 418,410.16 439,848.16 409,507.00
10 Kota Jambi 60,601.24 61,986.63 63,463.33 64,817.55 66,128.79 63,399.51
11 Kota Sungai Penuh 53,614.26 56,828.33 59,584.96 146,609.78 156,602.87 94,648.04
Total 3,627,905.64 3,834,980.38 4,043,275.07 4,414,512.32 4,740,287.52 4,132,192.19
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 51
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Grafik 4.3 PDRB Rata-rata Tahun 2005-2009 Sektor Pertanian ADHK (Juta rupiah)
Pertanian merupakan sektor penyumbang terbesar di dalam PDRB
terbesar di provinsi Jambi. Dimana pada tahun 2009 mencapai 4.740.287,52
juta. Sektor pertanian telah berkembang secara merata disetiap daerah
kecuali daerah perkotaan, dimana Kabupaten Kerinci menjadi peyumbang
terbesar setelah Kabupaten Tanjab Timur. Sedangkan wilayah yang
pertaniannya paling kecil adalah Kota Jambi dan Kota Sungai Penuh.
0,00 100.000,00 200.000,00 300.000,00 400.000,00 500.000,00 600.000,00 700.000,00
Jum
lah
PDRB Sektor Pertanian
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 52
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Grafik 4.4 PDRB Rata-rata Tahun 2005-2009 Sub Sektor Tanaman Pangan ADHK (Juta rupiah)
Sektor pertanian terdiri dari 5 sub sektor, salah satunya adalah sub
sektor tanaman pangan. Dari tabel diatas diketahui bahwa penghasil sub
sektor tanaman pangan terbesar adalah Kabupaten Sarolangun dan
Kabupaten Kerinci. Sedangkan yang paling rendah adalah Kota Jambi. Untuk
Kabupaten Tanjab Timur tidak tersedia data pembagian sub sektor.
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Grafik 4.5 PDRB Rata-rata Tahun 2005-2009 Sub Sektor Perkebunan ADHK (Juta rupiah)
0,00
50.000,00
100.000,00
150.000,00
200.000,00
250.000,00
300.000,00
350.000,00
Jum
lah
PDRB Sub Sektor Tanaman Pangan
0,00 50.000,00
100.000,00 150.000,00 200.000,00 250.000,00 300.000,00 350.000,00 400.000,00
Jum
lah
PDRB Sub Sektor Perkebunan
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 53
Dari data diatas diketahui bahwa basis hasil perkebunan terbesar di
Provinsi Jambi berasal dari Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten
Sarolangun. Dimana pada dua kabupaten tersebut banyak terdapat
perkebunan karet dan kelapa sawit. Berikut Kabupaten Kerinci menyusul di
terbanyak ketiga, hal itu terjadi di Kabupaten Kerinci banyak terdapat
tanaman perkebunan teh dan rempah-rampah karena karakteristik wilayah
pada dataran tinggi. Sedangkan yang paling rendah adalah Kota Jambi. Untuk
Kabupaten Tanjab Timur tidak tersedia data pembagian sub sektor.
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Grafik 4.6 PDRB Rata-rata Tahun 2005-2009 Sub Sektor Peternakan ADHK (Juta rupiah)
Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa pada sub sektor peternakan
tertinggi berasal dari Kabupaten Sarolangun, kemudian disusul Kabupaten
Muaro Jambi dan Kabupaten Bungo. Hal ini menandakan berkembangnya
peternakan di 3 kabupaten tersebut. Sedangkan peternakan yang paling
rendah adalah Kota Sungai Penuh. Untuk Kabupaten Tanjab Timur tidak
tersedia data pembagian sub sektor.
0,00 10.000,00 20.000,00 30.000,00 40.000,00 50.000,00 60.000,00 70.000,00 80.000,00 90.000,00
Jum
lah
PDRB Sub Sektor Peternakan
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 54
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Grafik 4.7 PDRB Rata-rata Tahun 2005-2009 Sub Sektor Kehutanan ADHK (Juta rupiah)
Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa penyumbang hasil hutan
terbesar adalah kabupate Muaro Jambi. Hal ini menandakan besarnya
produktivitas hutan yang ada di Kabupaten Muaro Jambi. Sedangkan
Kehutanan yang paling rendah adalah di Kabupaten Kerinci, Kota Sungai
Penuh dan Kota Jambi. Untuk Kabupaten Tanjab Timur tidak tersedia data
pembagian sub sektor.
0,00
20.000,00
40.000,00
60.000,00
80.000,00
100.000,00
120.000,00
Jum
lah
PDRB Sub Sektor Kehutanan
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 55
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Grafik 4.8 PDRB Rata-rata Tahun 2005-2009 Sub Sektor Perikanan ADHK (Juta rupiah)
Dari grafik diatas penyumbang hasil perikanan terbesar adalah
Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Tanjab Barat yang sangat medominasi
dari kabupaten lainnya. Sedangkan penyumbang terkecil adalah Kota Sungai
Penuh yang baru saja berumur 4 tahun November kemarin dan untuk
Kabupaten Tanjab Timur tidak terdapat data pembagian berdasarkan sub
sektor.
2. Pertambangan dan Penggalian
Pertambangan dan penggalian di Provinsi Jambi merupakan salah satu
sektor unggulan yang menyumbang penghasilan cukup besar di dalam
Provinsi Jambi. Berikut tabel peran Kabupaten/Kota dalam pertambangan di
Provinsi Jambi.
0,00 5.000,00
10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00 30.000,00 35.000,00 40.000,00 45.000,00 50.000,00
Jum
lah
PDRB Sub Sektor Perikanan
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 56
Tabel IV.18 PDRB Sektor Pertambangan dan Penggalian Kab/Kota Di Provinsi Jambi ADHK (Juta Rupiah)
No Kabupaten/Kota 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata
1 Kerinci 4,113.04 4,142.59 4,287.09 4,465.99 4,671.99 4,336.14
2 Merangin 16,129.90 17,879.27 22,286.24 24,929.57 69,589.88 30,162.97
3 Sarolangun 106,587.52 114,899.30 118,774.12 99,974.00 99,501.83 107,947.35
4 Batang Hari 65,626.16 66,474.32 70,464.76 87,056.53 87,568.95 75,438.14
5 Muaro Jambi 217,283.75 218,413.71 219,579.74 220,821.99 218,669.02 218,953.64
6 Tanjab Timur 875,052.72 897,745.52 897,759.09 871,478.93 853,249.05 879,057.06
7 Tanjab Barat 184,166.50 208,379.04 233,571.07 252,264.49 263,319.85 228,340.19
8 Tebo 7,335.57 39,795.08 40,675.96 56,218.85 53,911.16 39,587.32
9 Bungo 17,288.42 46,323.05 83,597.81 136,110.42 124,256.11 81,515.16
10 Kota Jambi 173,168.80 173,891.15 172,866.81 172,106.97 172,252.38 172,857.22
11 Kota Sungai Penuh 743.55 748.9 758.23 1560.95 1792.76 1,120.88
Total 1,667,495.93 1,788,691.93 1,864,620.92 1,926,988.69 1,948,782.98 1,839,316.09
Sumber : jambi.bps.go.id, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 57
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Grafik 4.9 PDRB Rata-rata Tahun 2005-2009 Sektor Pertambangan dan Penggalian ADHK (Juta rupiah)
Berdasarkan tabel dan grafik diatas diketahui bahwa Pertambangan dan
Penggalian terbesar berada di Kabupaten Tanjab Timur yang hasilnya
mencapai Rp.879.057,06 juta atau hampir mencapai setengah dari hasil sektor ini.
Kemudian penyumbang terkecil adalah Kota Sungai Penuh yang hanya sebesar
Rp.1.120,88 juta.
3. Industri Pengolahan
Industri Pengolahan merupakan sektor yang bergerak dalam mengolah
hasil bumi dari Provinsi Jambi. Baik dari hasil Migas maupun non migas. Berikut
rincian penghasilan sektor industri pengolahan dalam Provinsi Jambi.
0,00
100.000,00
200.000,00
300.000,00
400.000,00
500.000,00
600.000,00
700.000,00
800.000,00
900.000,00
Jum
lah
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 58
Tabel IV.19 PDRB Sektor Industri Pengolahan Kab/Kota Di Provinsi Jambi ADHK (Juta Rupiah)
No Kabupaten/Kota 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata
1 Kerinci 23,499.75 25,031.01 26,346.97 27,827.59 29,551.31 26,451.33
2 Merangin 35,261.87 37,082.13 42,280.82 44,812.47 46,345.13 41,156.48
3 Sarolangun 33,150.45 34,467.94 34,875.01 36,445.00 38,170.40 35,421.76
4 Batang Hari 137,447.37 140,513.37 142,465.97 143,740.88 145,978.59 142,029.24
5 Muaro Jambi 146,579.41 153,245.82 160,249.26 168,180.76 176,343.22 160,919.69
6 Tanjab Timur 211,985.67 219,428.42 221,871.86 233,092.46 227,085.41 222,692.76
7 Tanjab Barat 548,550.22 579,419.89 612,610.09 632,890.23 654,997.26 605,693.54
8 Tebo 19,906.61 20,786.93 22,570.22 23,538.72 23,896.35 22,139.77
9 Bungo 44,492.67 45,566.00 47,803.45 50,655.08 54,186.45 48,540.73
10 Kota Jambi 465,607.89 488,531.17 519,258.24 549,580.32 580,479.68 520,691.46
11 Kota Sungai Penuh 27194.48 29,426.33 31,263.49 62,044.67 70,400.58 44,065.91
Total 1,693,676.39 1,773,499.01 1,861,595.38 1,972,808.18 2,047,434.38 1,869,802.67
Sumber : jambi.bps.go.id, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 59
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Grafik 4.10 PDRB Rata-rata Tahun 2005-2009 Sektor Industri Pengolahan ADHK (Juta rupiah)
Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa sektor
industri pengolahan ini terpusat pada wilayah jambi bagian timur. Kabupaten
penyumbang terbesar adalah kabupaten Tanjab Barat yang mencapai
Rp.605,693.54 juta dan terbesar kedua adalah Kota Jambi. Sedangkan penyumbang
terkecil pada sektor ini adalah Kabupaten Muaro Tebo dan Kabupaten Kerinci. Hal ini
menandakan bahwa sektor industry pengolahan belum berkembang pada wilayah
tersebut.
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
Listrik, gas dan Air Bersih merupakan kebutuhan hidup manusia saat ini
sehingga seberapa besar peran sektor ini menentukan seberapa besar kualitas
hidup manusianya. Berikut rincian tabel distribusi sektor listrik, gas dan air
bersih dalam wilayah Provinsi Jambi.
0,00
100.000,00
200.000,00
300.000,00
400.000,00
500.000,00
600.000,00
700.000,00
Jum
lah
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 60
Tabel IV.20 PDRB Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih Kab/Kota Di Provinsi Jambi ADHK (Juta Rupiah)
No Kabupaten/Kota 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata
1 Kerinci 6,020.22 6,466.61 6,660.21 6,885.57 7,126.00 6,631.72
2 Merangin 2,595.91 3,632.36 4,460.78 5,148.42 5,663.26 4,300.15
3 Sarolangun 2,032.16 2,407.94 2,816.31 2,998.00 3,550.24 2,760.93
4 Batang Hari 1,107.82 1,220.32 1,341.14 1,497.96 1,690.81 1,371.61
5 Muaro Jambi 857.35 923.35 995.5 1,074.87 1,171.29 1,004.47
6 Tanjab Timur 1,724.41 1,918.75 2,139.44 2,400.18 2,697.14 2,175.98
7 Tanjab Barat 7,297.83 8,168.86 8,898.96 9,678.91 10,508.99 8,910.71
8 Tebo 1,533.57 1,606.71 1,686.44 1,765.10 1,891.72 1,696.71
9 Bungo 4,137.21 4,740.70 5,316.84 5,906.84 6,632.87 5,346.89
10 Kota Jambi 64,643.64 68,437.05 72,599.93 76,872.51 81,432.45 72,797.12
11 Kota Sungai Penuh 3,662.62 3,853.84 4,007.02 9613.33 10,354.59 6,298.28
Total 95,612.74 103,376.49 110,922.57 123,841.69 132,719.36 113,294.57
Sumber : jambi.bps.go.id, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 61
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Grafik 4.11 PDRB Rata-rata Tahun 2005-2009 Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersi ADHK (Juta rupiah)
Berdasarkan grafik dan tabel diatas total hasil sektor ini lebih kecil dari
sektor lainnya. Penyumbang terbesar pada sektor ini adalah Kota Jambi yaitu
mencapai Rp. 72,797.12 juta. Hal ini membuktikan bahwa sektor ini sangat
berkembang di wilayah Kota Jambi. Sedangkan penyumbang terkecil adalah
Kabupaten Muaro Jambi yang hanya mencapai Rp.1,004.47 juta.
5. Bangunan
Sektor bangunan merupakan penyumbang PDRB yang relatif
berkembang seiring dengan berkembangnya produk properti suatu wilayah.
Berikut rincian penghasilan sektor bangunan di dalam Provinsi Jambi.
0,00
10.000,00
20.000,00
30.000,00
40.000,00
50.000,00
60.000,00
70.000,00
80.000,00
Jum
lah
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 62
Tabel IV.21 PDRB Sektor Bangunan Kab/Kota Di Provinsi Jambi ADHK (Juta Rupiah)
No Kabupaten/Kota 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata
1 Kerinci 27,570.92 30,212.29 32,275.70 34,464.95 36,864.43 32,277.66
2 Merangin 72,827.08 72,828.08 92,621.18 100,375.96 102,962.22 88,322.90
3 Sarolangun 54,592.03 54,846.14 61,708.00 70,834.00 76,476.50 63,691.33
4 Batang Hari 31,966.00 33,389.71 39,063.01 40,925.01 43,249.59 37,718.66
5 Muaro Jambi 24,280.33 26,916.35 29,938.56 33,675.75 38,012.96 30,564.79
6 Tanjab Timur 16,802.96 19,503.19 22,666.61 26,884.86 30,631.70 23,297.86
7 Tanjab Barat 15,634.12 18,450.55 21,962.35 24,998.89 28,469.84 21,903.15
8 Tebo 34,560.39 36,596.86 38,847.56 41,605.74 44,572.23 39,236.56
9 Bungo 46,446.67 58,666.48 65,223.06 74,123.06 85,142.69 65,920.39
10 Kota Jambi 165,473.49 182,384.88 201,179.80 218,702.56 234,689.72 200,486.09
11 Kota Sungai Penuh 17,610.10 19,298.40 20,909.19 49,239.46 58,774.65 33,166.36
Total 507,764.09 553,092.93 626,395.02 715,830.24 779,846.53 636,585.76
Sumber : jambi.bps.go.id, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 63
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Grafik 4.12 PDRB Rata-rata Tahun 2005-2009 Sektor Bangunan ADHK (Juta rupiah)
Berdasarkan tabel dan grafik diatas, bahwa pada sektor ini distribusi
terbesar berasal dari Kota Jambi yaitu rata-rata sebesar Rp.200,486.09 juta.
Hal ini menandakan bisnis property sangat berkembang diwilayah perkotaan
Provinsi Jambi. Sedangkan penghasil terkecil paa sektor ini adalah Kabupaten
Tanjab Barat yang rata-rata hanya sebesar Rp.21,903.15juta.
0,00
50.000,00
100.000,00
150.000,00
200.000,00
250.000,00
Jum
lah
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 64
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
Tabel IV.22 PDRB Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran Kab/Kota Di Provinsi Jambi ADHK (Juta Rupiah)
No Kabupaten/Kota 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata
1 Kerinci 73,439.33 77,864.54 82,348.77 87,067.66 92,455.22 82,635.10
2 Merangin 124,603.08 139,924.42 156,075.07 163,414.34 172,820.65 151,367.51
3 Sarolangun 120,008.24 136,206.80 148,552.96 155,477.00 167,309.38 145,510.88
4 Batang Hari 209,429.62 219,653.83 229,226.72 239,855.70 251,710.11 229,975.20
5 Muaro Jambi 117,085.62 127,979.71 139,928.01 153,202.42 168,216.97 141,282.55
6 Tanjab Timur 205,467.15 226,322.77 249,687.42 282,662.64 325,958.12 258,019.62
7 Tanjab Barat 251,572.45 278,077.93 307,421.43 333,294.80 360,905.55 306,254.43
8 Tebo 116,979.38 122,317.23 128,330.85 136,649.09 144,032.22 129,661.75
9 Bungo 159,620.07 174,746.89 194,065.44 221,071.53 252,161.58 200,333.10
10 Kota Jambi 554,429.05 608,510.24 668,953.62 729,423.75 795,754.22 671,414.18
11 Kota Sungai Penuh 110,756.30 118,025.37 126,854.23 342,685.52 379,663.95 215,597.07
Total 2,043,390.29 2,229,629.73 2,431,444.52 2,844,804.45 3,110,987.97 2,532,051.39
Sumber : jambi.bps.go.id, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 65
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Grafik 4.13 PDRB Rata-rata Tahun 2005-2009 Sektor Perd, Hotel & Restoran ADHK (Juta rupiah)
Dari tabel dan grafik diatas diketahui secara rata-rata pendapatan sektor
Perdagangan, hotel dan restoran terbesar berasal dari Kota Jambi yaitu
mencapai Rp.671,414.18 juta. Hal ini menandakan bahwa Kota Jambi
merupakan pusat perkembangan sektor ini. Sedangkan sektor Perdagangan,
hotel dan restoran yang terendah yaitu berada pada Kabupaten Kerinci.
0,00
100.000,00
200.000,00
300.000,00
400.000,00
500.000,00
600.000,00
700.000,00
Jum
lah
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 66
7. Pengangkutan dan Komunikasi
Tabel IV.23 PDRB Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Kab/Kota Di Provinsi Jambi ADHK (Juta Rupiah)
No Kabupaten/Kota 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata
1 Kerinci 35,506.07 37,514.10 39,320.60 41,253.36 43,558.93 39,430.61
2 Merangin 36,450.08 37,523.31 39,556.38 42,564.59 48,519.54 40,922.78
3 Sarolangun 56,986.54 60,360.66 67,451.61 67,911.00 70,973.36 64,736.63
4 Batang Hari 24,572.45 26,442.43 28,095.49 30,185.06 32,510.08 28,361.10
5 Muaro Jambi 31,679.68 32,871.48 33,745.69 35,123.71 36,457.38 33,975.59
6 Tanjab Timur 57,624.24 63,854.39 70,842.23 79,560.35 88,617.87 72,099.82
7 Tanjab Barat 55,176.45 60,060.16 65,601.50 71,662.80 78,235.86 66,147.35
8 Tebo 44,253.89 48,456.12 53,058.42 56,964.90 59,487.80 52,444.23
9 Bungo 76,202.15 78,519.14 81,698.14 85,495.29 91,378.12 82,658.57
10 Kota Jambi 505,154.51 533,082.94 567,392.65 589,647.18 630,216.77 565,098.81
11 Kota Sungai Penuh 87,339.99 94,590.76 98,850.38 225,637.70 253,380.38 151,959.84
Total 1,010,946.05 1,073,275.49 1,145,613.09 1,326,005.94 1,433,336.09 1,197,835.33
Sumber : jambi.bps.go.id, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 67
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Grafik 4.14 PDRB Rata-rata Tahun 2005-2009 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ADHK (Juta rupiah)
Pada sektor ini masih sama dengan sektor sebelumnya yaitu masih
didominasi oleh Kota Jambi. Hal ini menandakan bahwa sektor Pengangkuta
dan Komunikasi di Kota Jambi jauh lebih maju dari pada daerah lainya.
Kemudian dengan selisih yang sangat jauh, Kota Sungai Penuh berada di
urutan kedua dalam distribusi sektor ini. Sementara itu distribusi terendah
diberikan oleh Kabupaten Batanghari yang hanya sebesar Rp. 28,361.10 juta.
0,00
100.000,00
200.000,00
300.000,00
400.000,00
500.000,00
600.000,00
Jum
lah
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 68
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Tabel IV.24 PDRB Sektor Keu, Persewaan dan Js Prsh Kab/Kota Di Provinsi Jambi ADHK (Juta Rupiah)
No Kabupaten/Kota 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata
1 Kerinci 7,684.54 7,927.83 8,158.16 8,408.70 8,690.70 8,173.99
2 Merangin 29,172.91 30,689.44 35,467.18 38,703.70 43,131.11 35,432.87
3 Sarolangun 33,805.49 37,992.24 40,837.12 50,819.00 54,202.17 43,531.20
4 Batang Hari 23,095.09 24,068.93 24,964.53 26,271.59 27,678.09 25,215.65
5 Muaro Jambi 23,193.84 23,695.51 24,230.78 24,863.98 25,593.76 24,315.57
6 Tanjab Timur 21,024.67 22,576.36 24,298.37 26,464.53 28,876.89 24,648.16
7 Tanjab Barat 32,400.31 33,620.15 34,921.91 37,152.97 39,628.53 35,544.77
8 Tebo 20,836.05 22,143.15 23,633.57 25,731.12 27,417.74 23,952.33
9 Bungo 43,041.25 44,852.43 46,752.73 48,852.73 52,748.56 47,249.54
10 Kota Jambi 179,833.48 190,249.80 220,679.62 248,529.78 273,381.54 222,534.84
11 Kota Sungai Penuh 47,333.99 49,211.95 51,767.01 130,314.25 144,580.31 84,641.50
Total 461,421.62 487,027.79 535,710.98 666,112.35 725,929.40 575,240.43
Sumber : jambi.bps.go.id, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 69
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Grafik 4.15 PDRB Rata-rata Tahun 2005-2009 Sektor Keu, Persewaan dan Js Prsh ADHK (Juta rupiah)
Dari grafik dan tabel diatas menggambarkan bahwa sektor keuangan,
persewaan dan Jasa Perusahaan didominasi besar oleh wilayah perkotaan.
Terutama yang terbesar adalah penghasilan Kota Jambi sebesar Rp. 222,534.84
juta kemudian disusul oleh Kota Sungai Penuh sebesar Rp. 84,641.50 juta.
0,00
50.000,00
100.000,00
150.000,00
200.000,00
250.000,00
Jum
lah
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 70
9. Jasa-Jasa
Tabel IV.25 PDRB Sektor Jasa-Jasa Kab/Kota Di Provinsi Jambi ADHK (Juta Rupiah)
No Kabupaten/Kota 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata
1 Kerinci 97,996.65 102,371.73 106,815.24 111,329.06 116,609.39 107,024.41
2 Merangin 86,616.63 90,198.25 106,900.32 113,344.66 115,959.33 102,603.84
3 Sarolangun 44,344.23 51,131.27 55,939.55 67,696.00 69,507.43 57,723.70
4 Batang Hari 111,178.03 124,914.25 140,582.63 156,997.72 175,727.18 141,879.96
5 Muaro Jambi 56,030.37 58,906.01 62,028.63 65,230.60 69,189.02 62,276.93
6 Tanjab Timur 62,005.96 66,510.79 71,485.80 77,057.92 81,576.02 71,727.30
7 Tanjab Barat 155,303.40 163,020.65 170,140.82 176,440.33 183,450.07 169,671.05
8 Tebo 65,657.93 68,485.59 71,584.43 75,146.73 79,673.48 72,109.63
9 Bungo 82,496.61 86,977.74 91,039.74 94,823.98 101,682.12 91,404.04
10 Kota Jambi 337,998.21 348,371.10 359,155.62 370,445.89 381,055.85 359,405.33
11 Kota Sungai Penuh 57,653.81 61,868.30 63,993.10 194,384.69 213,787.40 118,337.46
Total 1,157,281.83 1,222,755.68 1,299,665.88 1,502,897.58 1,588,217.29 1,354,163.65
Sumber : jambi.bps.go.id, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 71
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Grafik 4.16 PDRB Rata-rata Tahun 2005-2009 Jasa-Jasa ADHK (Juta rupiah)
Berdasarkan tabel dan grafik diatas, diketahui bahwa sektor jasa-jasa
terbesar berasal dari Kota Jambi dengan selisih yang sangat besar dengan
kabupaten dan kota lain di Provinsi Jambi. Hal ini menandakan bahwa sektor
jasa-jasa di Kota Jambi sangat besar, seiring dengan pembangunan Kota
Jambi.
C. Laju Pertumbuhan Sektor Ekonomi
Perhitungan dan perbandingan laju pertumbuhan sektor ekonomi
dalam suatu wilayah dilakukan untuk mengetahui bertumbuhan masing-
masing wilayah. Sehingga diketahui wilayah mana yang mengalami
pertumbuhan paling pesat.
0,00
50.000,00
100.000,00
150.000,00
200.000,00
250.000,00
300.000,00
350.000,00
400.000,00
Jum
lah
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 72
Tabel IV.26 Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian Provinsi Jambi ADHK (Persentase)
No Kabupaten/Kota 2006 2007 2008 2009
1 Kerinci 5.13% 6.31% 6.25% 6.04%
2 Merangin 3.31% -1.57% 5.18% 2.82%
3 Sarolangun 6.42% 6.60% 12.58% 11.29%
4 Batang Hari 4.70% 4.36% 3.77% 4.49%
5 Muaro Jambi 6.15% 5.96% 6.30% 7.57%
6 Tanjab Timur 10.73% 11.26% 16.05% 12.26%
7 Tanjab Barat 7.83% 8.36% 6.89% 10.11%
8 Tebo 4.29% 6.28% 2.46% 5.92%
9 Bungo 3.70% 1.89% 3.01% 5.12%
10 Kota Jambi 2.29% 2.38% 2.13% 2.02%
11 Kota Sungai Penuh 5.99% 4.85% 146.05% 6.82%
Pertumbuhan Total 5.71% 5.43% 9.18% 7.38%
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Kabupaten Tanjab Timur laju
pertumbuhannya lebih tinggi dari daerah lainnya. hal ini menggambarkan
bahwa perkembangan sektor pertanian Kabupaten Tanjab Timur lebih cepat
dari daerah lainnya. Namun pada Kota Sungai Penuh laju pertumbuhan
mencapai 146% pada tahun 2008 hal itu dikarenakan sebelumnya Sungai Penuh
hanya sebuah kecamatan dari Kabupaten Kerinci yang pada tahun 2008
bergabung dengan empat kecamatan pemekaran disekitarnya membentuk
sebuah daerah otonom baru.
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 73
Tabel IV.27 Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Pertambangan&Penggalian ADHK (Persentase) No Kabupaten/Kota 2006 2007 2008 2009
1 Kerinci 0.72% 3.49% 4.17% 4.61%
2 Merangin 10.85% 24.65% 11.86% 179.15%
3 Sarolangun 7.80% 3.37% -15.83% -0.47%
4 Batang Hari 1.29% 6.00% 23.55% 0.59%
5 Muaro Jambi 0.52% 0.53% 0.57% -0.97%
6 Tanjab Timur 2.59% 0.00% -2.93% -2.09%
7 Tanjab Barat 13.15% 12.09% 8.00% 4.38%
8 Tebo 442.49% 2.21% 38.21% -4.10%
9 Bungo 167.94% 80.47% 62.82% -8.71%
10 Kota Jambi 0.42% -0.59% -0.44% 0.08%
11 Kota Sungai Penuh 0.72% 1.25% 105.87% 14.85%
Pertumbuhan Total 7.27% 4.24% 3.34% 1.13%
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Dari tabel diatas dapat diketahui pada sekto pertambangan dan
penggalian Kabupaten Merangin laju pertumbuhannya selalu positif dan lebih
stabil dari daerah lainnya kecuali pada 2009 meningkat hingga 179,15%. hal ini
menggambarkan bahwa perkembangan sektor tersebut di Kabupaten
Merangin lebih cepat dari daerah lainnya. Namun ada beberapa daerah yang
mengalami penurunan pendapatan pada sektor ini dan ada yang mengalami
peningkatan yang signifikan.
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 74
Tabel IV.28 Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Industri Pengolahan di Provinsi Jambi ADHK
(Persentase) No Kabupaten/Kota 2006 2007 2008 2009
1 Kerinci 6.52% 5.26% 5.62% 6.19%
2 Merangin 5.16% 14.02% 5.99% 3.42%
3 Sarolangun 3.97% 1.18% 4.50% 4.73%
4 Batang Hari 2.23% 1.39% 0.89% 1.56%
5 Muaro Jambi 4.55% 4.57% 4.95% 4.85%
6 Tanjab Timur 3.51% 1.11% 5.06% -2.58%
7 Tanjab Barat 5.63% 5.73% 3.31% 3.49%
8 Tebo 4.42% 8.58% 4.29% 1.52%
9 Bungo 2.41% 4.91% 5.97% 6.97%
10 Kota Jambi 4.92% 6.29% 5.84% 5.62%
11 Kota Sungai Penuh 8.21% 6.24% 98.46% 13.47%
Pertumbuhan Total 4.71% 4.97% 5.97% 3.78%
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Dari tabel diatas dapat diketahui pada sektor industri pengolahan hanya
Kabupaten Tanjab Timur yang mengalami penurunan pada tahun akhir yaitu -
2,58% pada tahun 2009. Untuk laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada Kota
Sungai Penuh tahun 2008 yaitu mencapai 98% hal ini disebabkan oleh
pembentukan Kecamatan Sungai Penuh menjadi Kota Sungai Penuh yang
tergabung dengan 4 kecamatan lainnya. Sehingga perhitungan tahun
sebelumnya hanya menggunakan PDRB kecamatan Sungai Penuh saja.
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 75
Tabel IV.29 Laju PDRB Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih di Provinsi Jambi ADHK (Persentase)
No Kabupaten/Kota 2006 2007 2008 2009
1 Kerinci 7.41% 2.99% 3.38% 3.49%
2 Merangin 39.93% 22.81% 15.42% 10.00%
3 Sarolangun 18.49% 16.96% 6.45% 18.42%
4 Batang Hari 10.16% 9.90% 11.69% 12.87%
5 Muaro Jambi 7.70% 7.81% 7.97% 8.97%
6 Tanjab Timur 11.27% 11.50% 12.19% 12.37%
7 Tanjab Barat 11.94% 8.94% 8.76% 8.58%
8 Tebo 4.77% 4.96% 4.66% 7.17%
9 Bungo 14.59% 12.15% 11.10% 12.29%
10 Kota Jambi 5.87% 6.08% 5.89% 5.93%
11 Kota Sungai Penuh 5.22% 3.97% 139.91% 7.71%
Pertumbuhan Total 8.12% 7.30% 11.65% 7.17%
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Dari laju pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih diatas Kabupaten
Merangin mengalami peningkatan yang paling besar setiap tahunnya,
sehingga dapat diasumsikan adanya pembangunan yang serius pada sektor ini
di Kabupaten Merangin. Namun pertumbuhan sektor ini di Kota Sungai Penuh
pada tahun 2008 adalah pertumbuhan tertinggi yang disebabkan oleh
pembentukan kota Sungai Penuh.
Tabel IV.30 Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Bangunan di Provinsi Jambi ADHK (Persentase)
No Kabupaten/Kota 2006 2007 2008 2009
1 Kerinci 9.58% 6.83% 6.78% 6.96%
2 Merangin 0.00% 27.18% 8.37% 2.58%
3 Sarolangun 0.47% 12.51% 14.79% 7.97%
4 Batang Hari 4.45% 16.99% 4.77% 5.68%
5 Muaro Jambi 10.86% 11.23% 12.48% 12.88%
6 Tanjab Timur 16.07% 16.22% 18.61% 13.94%
7 Tanjab Barat 18.01% 19.03% 13.83% 13.88%
8 Tebo 5.89% 6.15% 7.10% 7.13%
9 Bungo 26.31% 11.18% 13.65% 14.87%
10 Kota Jambi 10.22% 10.31% 8.71% 7.31%
11 Kota Sungai Penuh 9.59% 8.35% 135.49% 19.36%
Pertumbuhan Total 8.93% 13.25% 14.28% 8.94%
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 76
Pertumbuhan sektor bangunan secara umum setiap tahunnya berjalan
cepat di Kabupaten Tanjab Timur dan Tanjab Barat jika dibandingkan dengan
daerah lain. Namun Kota Sungai Penuh juga mengalami pertumbuhan yang
sangat signifikan mencapai 135,49% tahun 2008 yang disebabkan oleh
pemekaran wilayah.
Tabel IV.31 Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran di Provinsi Jambi
ADHK (Persentase) No Kabupaten/Kota 2006 2007 2008 2009
1 Kerinci 6.03% 5.76% 5.73% 6.19%
2 Merangin 12.30% 11.54% 4.70% 5.76%
3 Sarolangun 13.50% 9.06% 4.66% 7.61%
4 Batang Hari 4.88% 4.36% 4.64% 4.94%
5 Muaro Jambi 9.30% 9.34% 9.49% 9.80%
6 Tanjab Timur 10.15% 10.32% 13.21% 15.32%
7 Tanjab Barat 10.54% 10.55% 8.42% 8.28%
8 Tebo 4.56% 4.92% 6.48% 5.40%
9 Bungo 9.48% 11.06% 13.92% 14.06%
10 Kota Jambi 9.75% 9.93% 9.04% 9.09%
11 Kota Sungai Penuh 6.56% 7.48% 170.14% 10.79%
Pertumbuhan Total 9.11% 9.05% 17.00% 9.36%
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Dari tabel sektor perdagangan, hotel dan restoran diatas Kabupaten
Tanjab Timur yang mengalami pertumbuhan terbesar dan mencapa 15,32%
pada tahun 2009. Selain itu Kabupaten Bungo juga mengalami pertumbuhan
yang cukup cepat setiap tahunnya. Secara umum semua daerah laju
pertumbuhannya positif yang artinya PDRB sektor ini meningkat setiap
tahunnya.
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 77
Tabel IV.32 Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Pengangkutan dan Komunikasi di Provinsi Jambi
ADHK (Persentase) No Kabupaten/Kota 2006 2007 2008 2009
1 Kerinci 5.66% 4.82% 4.92% 5.59%
2 Merangin 2.94% 5.42% 7.60% 13.99%
3 Sarolangun 5.92% 11.75% 0.68% 4.51%
4 Batang Hari 7.61% 6.25% 7.44% 7.70%
5 Muaro Jambi 3.76% 2.66% 4.08% 3.80%
6 Tanjab Timur 10.81% 10.94% 12.31% 11.38%
7 Tanjab Barat 8.85% 9.23% 9.24% 9.17%
8 Tebo 9.50% 9.50% 7.36% 4.43%
9 Bungo 3.04% 4.05% 4.65% 6.88%
10 Kota Jambi 5.53% 6.44% 3.92% 6.88%
11 Kota Sungai Penuh 8.30% 4.50% 128.26% 12.30%
Pertumbuhan Total 6.17% 6.74% 15.75% 8.09%
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Semua sektor di Kabupaten Tanjab Timur mengalami pertumbuhan yang
signifikan. Termasuk juga pada sektor pengangkutan dan komunikasi. Kecuali
pada tahun 2008 pertumbuhan Kota Sungai Penuh yang tertinggi, hal itu
dipengaruhi oleh keputusan pemekaran wilayah.
Tabel IV.33 Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan di
Provinsi Jambi ADHK (Persentase) No Kabupaten/Kota 2006 2007 2008 2009
1 Kerinci 3.17% 2.91% 3.07% 3.35%
2 Merangin 5.20% 15.57% 9.13% 11.44%
3 Sarolangun 12.38% 7.49% 24.44% 6.66%
4 Batang Hari 4.22% 3.72% 5.24% 5.35%
5 Muaro Jambi 2.16% 2.26% 2.61% 2.94%
6 Tanjab Timur 7.38% 7.63% 8.91% 9.12%
7 Tanjab Barat 3.76% 3.87% 6.39% 6.66%
8 Tebo 6.27% 6.73% 8.88% 6.55%
9 Bungo 4.21% 4.24% 4.49% 7.97%
10 Kota Jambi 5.79% 15.99% 12.62% 10.00%
11 Kota Sungai Penuh 3.97% 5.19% 151.73% 10.95%
Pertumbuhan Total 5.55% 10.00% 24.34% 8.98%
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 78
Berdasarkan tabel diatas Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten
Kerinci yang mengalami pertumbuhan lambat dibandingkan dengan daerah
lainnya. Pertumbuhan Kota Sungai Penuh tahun 2008 masih menjadi
pertumbuhan tertinggi disetiap sektor. Pada sektor Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan ini pertumbuhan kota Sungai Penuh mencapai 151,73% tahun
2008.
Tabel IV.34 Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Jasa-Jasa di Provinsi Jambi ADHK (Persentase) No Kabupaten/Kota 2006 2007 2008 2009
1 Kerinci 4.46% 4.34% 4.23% 4.74%
2 Merangin 4.14% 18.52% 6.03% 2.31%
3 Sarolangun 15.31% 9.40% 21.02% 2.68%
4 Batang Hari 12.36% 12.54% 11.68% 11.93%
5 Muaro Jambi 5.13% 5.30% 5.16% 6.07%
6 Tanjab Timur 7.27% 7.48% 7.79% 5.86%
7 Tanjab Barat 4.97% 4.37% 3.70% 3.97%
8 Tebo 4.31% 4.52% 4.98% 6.02%
9 Bungo 5.43% 4.67% 4.16% 7.23%
10 Kota Jambi 3.07% 3.10% 3.14% 2.86%
11 Kota Sungai Penuh 7.31% 3.43% 203.76% 9.98%
Pertumbuhan Total 5.66% 6.29% 15.64% 5.68%
Sumber : Hasil analisis kelompok 12, 2012
Berdasarkan tabel diatas, laju pertumbuhan sektor jasa-jasa yang paling
cepat tiap tahunnya adalah Kabupaten Batanghari yang mencapai 11,93% tahun
2009. Sedangkan pada tahun 2008 Kota Sungai Penuh mengalami
pertumbuhan drastis, hal ini dipengaruhi oleh pemekaran wilayah. Secara
umum pertumbuhan sektor jasa-jasa tumbuh postif pada setiap kabupaten
dan kota.
D. Kemiskinan
Untuk membandingkan perekonomian didalam wilayah Provinsi Jambi
tidak hanya melalui pendapatan, melainkan juga dapat melalui tingkat
kemiskinan antar wilayah. Sehingga dapat diketahui bagaimana tingkat
kesejahteraan penduduk dalam kabupaten dan kota tersebut.
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 79
Tabel IV.35 Persentase Penduduk Miskin Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
Kabupaten/Kota Persentase Penduduk Miskin (%)
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Kerinci 12,25 12,51 11,30 7,71 7,25 7,83 7,36
Merangin 14,73 14,05 12,10 9,50 8,65 8,08 7,68
Sarolangun 19,81 18,23 16,11 11,69 9,85 9,67 9,10
Batang Hari 18,09 17,20 15,42 10,49 10,11 10,19 9,56
Muaro Jambi 9,39 8,47 7,13 4,35 4,54 5,29 4,98
Tanjung Jabung Timur 13,44 13,97 13,44 13,49 12,21 12,41 11,60
Tanjung Jabung Barat 13,28 12,48 12,79 13,43 11,65 11,08 10,43
Tebo 10,90 10,05 8,69 6,34 6,10 6,42 6,05
Bungo 9,72 8,92 7,63 5,12 5,32 5,7 5,35
Kota Jambi 5,37 5,18 5,04 11,63 10,54 9,9 9,27
Kota Sungai Penuh - - - - - 3,64 3,42
PROVINSI JAMBI 11,88 11,37 10,27 9,28 8,55 8,4 7,90 Sumber : SUSENAS 2005-2010
Dilihat dari tabel persentase kemiskinan diatas tingkat kemiskinan setiap
wilayah mengalami penurunan, hal ini membuat persentase kemiskinan
Provinsi Jambi juga relative berkurang setiap tahunnya. Kabupaten Tanjab
Timur dan Tanjab Barat memiliki tingkat kemiskinan lebih besar dari daerah
lainnya. meskipun PDRB wilayahnya besar, namun tidak menjamin
kemakmuran rakyatnya. Sedangkan tingkat kemiskinan terendah adalah Kota
Sungai Penuh dengan tingkat kemiskinan hanya sebesar 3,42% pada tahun
2011.
E. Pengangguran
Pengangguran merupakan salah satu penyakit ekonomi yang
menyebabkan kurangnya produktivitas penduduk sehingga dapat
menimbulkan masalah ekonomi. Berikut data pengangguran di dalam Provinsi
Jambi.
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 80
Tabel IV.36 Jumlah Angkatan Kerja Pengangguran Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
Kabupaten Angkatan Kerja Pengangguran
2007 2008 2009 2010 2011
Kerinci 14,921 9,098 9,715 5,847 4,513
Merangin 7,108 6,199 10,084 12,638 7,384
Sarolangun 2,896 3,869 2,758 5,128 5,060
Batang Hari 10,057 5,690 4,454 5,624 5,377
Muaro Jambi 8,182 9,443 8,757 10,952 10,452
Tanjung Jabung Timur 6,913 4,869 2,415 3,105 2,270
Tanjung Jabung Barat 5,049 5,108 5,520 4,176 5,593
Tebo 2,574 3,922 8,020 7,527 4,686
Bungo 4,809 3,463 5,770 4,488 4,379
Kota Jambi 13,581 14,710 16,411 18,535 8,907
Kota Sungai Penuh - - - 5,258 1,548
PROVINSI JAMBI 76,090 66,371 73,904 83,278 60,169
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2012
Berdasarkan data pengangguran diatas pengangguran tertinggi terjadi
pada tahun 2010 sebanyak 83.278 jiwa yang tidak bekerja. Namun mengalami
penurunan yang signifikan pada tahun 2011 menjadi 60.169 jiwa. Kabupaten
Muaro Jambi merupakan wilayah dengan jumlah pengangguran tertinggi yaitu
sebanyak 10.452 jiwa, sedangkan Kota Sungai Penuh jumlah penduduk yang
pengangguran paling sedikit di Provinsi Jambi yaitu sebanyak 1.548 jiwa.
4.2 Analisis Location Quotient (LQ)
Location Qoutient (LQ) digunakan untuk mengetahui tingkat spesialisasi
sektor-sektor disuatu wilayah atau sektor-sektor apa saja yang merupakan
sektor basis. Untuk mengetahui sektor apa saja yang merupakan sektor basis
atau sektor leading yang terdapat di Provinsi Jambi, dapat digunakan analisis
Location Quotien yang lalu dijabarkan ke sektor-sektor perekonomian untuk
mencerminkan pendapatan dan produksi riil di Negara Indonesia. Berikut data
PDRB Provinsi Jambi dan PDB Nasional (Indonesia) tahun 2005 dan 2009
berdasarkan harga konstan :
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 81
Tabel IV.37 PDRB Provinsi Jambi Tahun 2005-2009
(dalam juta rupiah)
No Sektor Provinsi Jambi
PDRB 2005 PDRB 2006 PDRB 2007 PDRB 2008 PDRB 2009
1 Pertanian 3.811.540,80 4.243.612,10 4.437.448,47 4.691.195,98 5.003.441,11
2 Pertambangan dan Penggalian
1.588.492,98 1.472.753,28 1.614.206,55 1.851.478,43 1.875.312,41
3 Industri Pengolahan 1.769.220,83 1.847.833,49 1.948.460,26 2.058.252,13 2.137.363,28
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
97.824,03 105.046,88 109.743,85 117.730,99 128.645,78
5 Bangunan 535.289,07 570.983,85 654.223,43 721.482,38 782.474,70
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
2.149.765,19 2.319.674,24 2.464.612,40 2.562.858,25 2.764.830,45
7 Angkutan dan Komunikasi
1.021.598,53 1.082.250,89 1.159.479,50 1.198.512,56 1.268.174,97
8 Keuangan,Persewaan dan Jasa PSH
483.787,03 511.717,65 609.271,18 754.770,87 889.519,04
9 Jasa-Jasa 1.162.453,71 1.209.748,36 1.277.715,71 1.341.488,97 1.425.145,98
Total 12.619.972,18 13.363.620,73 14.275.161,35 15.297.770,57 16.274.907,72
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, 2010
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 82
Tabel IV.38 PDB Nasional (Indonesia) Tahun 2005-2009
(dalam juta rupiah)
No Sektor Negara Indonesia (Nasional)
PDRB 2005 PDRB 2006 PDRB 2007 PDRB 2008 PDRB 2009
1 Pertanian 253881700 262402800 271509300 284619100 295883800
2 Pertambangan dan Penggalian
165222600 168031700 171278400 172496300 180200500
3 Industri Pengolahan 491561400 514100300 538084600 557764400 570102500
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
11584100 12251000 13517000 14994400 17136800
5 Bangunan 103598400 112233600 121808900 131009600 140267800
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
293654000 312518700 340437100 363818200 368463000
7 Angkutan dan Komunikasi
109261500 124808900 142326700 165905500 192198800
8 Keuangan,Persewaan dan Jasa PSH
161252200 170074300 183659300 198799600 209163000
9 Jasa-Jasa 160799300 170705400 181706000 193049000 205434200
Total 1750815200 1847126700 1964327300 2082456100 2178850400
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Republik Indonesia, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 83
Kedua PDRB dan PDB tersebut kemudian akan diolah dengan
menggunakan analisis perhitungan LQ yang didapatkan dengan rumus:
Di mana :
LQ = Location Quotient
ps = Produksi/kesempatan kerja sektor i, pada tingkal lokal.
pl = Produksi/kesempatan kerja total, pada tingkal lokal.
Ps = Produksi/kesempatan kerja sektor i, pada tingkal regional.
Pl = Produksi/kesempatan kerja total, pada tingkal regional.
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 84
Tabel IV.39 Perhitungan LQ dengan PDRB Provinsi Jambi dan PDB Nasional (Indonesia) Tahun 2005
No Sektor
Provinsi Jambi
Negara Indonesia
LQ 2005 Keterangan
(Pi/Ptot) (Pi/Ptot) (Pi/Ptot)Kab/(Pi/Ptot)Prov
1 Pertanian 0,302024501 0,145007708 2,082816867 BASIS
2 Pertambangan dan Penggalian
0,125871354 0,094368955 1,333821638 BASIS
3 Industri Pengolahan 0,140192134 0,280761442 0,499328302 NON BASIS
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
0,007751525 0,006616404 1,171561693 BASIS
5 Bangunan 0,042416026 0,059171522 0,716831759 NON BASIS
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
0,17034627 0,167724155 1,015633497 BASIS
7 Angkutan dan Komunikasi
0,080950934 0,062406072 1,297164372 BASIS
8 Keuangan,Persewaan dan Jasa PSH
0,038335031 0,092101211 0,416227225 NON BASIS
9 Jasa-Jasa 0,092112224 0,091842531 1,002936472 BASIS
Total 1 1 1
Sumber : Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 85
Tabel IV.40 Perhitungan LQ dengan PDRB Provinsi Jambi dan PDB Nasional (Indonesia) Tahun 2006
No Sektor
Provinsi Jambi
Negara Indonesia
LQ 2006 Keterangan
(Pi/Ptot) (Pi/Ptot) (Pi/Ptot)Kab/(Pi/Ptot)Prov
1 Pertanian 0,317549576 0,14205999 2,235320282 BASIS
2 Pertambangan dan Penggalian
0,110206157 0,090969233 1,211466256 BASIS
3 Industri Pengolahan 0,138273416 0,278324329 0,496806788 NON BASIS
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
0,00786066 0,006632463 1,185179586 BASIS
5 Bangunan 0,042726733 0,060761181 0,703191278 NON BASIS
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
0,173581269 0,169191805 1,025943715 BASIS
7 Angkutan dan Komunikasi
0,080984855 0,067569214 1,198546645 BASIS
8 Keuangan,Persewaan dan Jasa PSH
0,038291842 0,092075059 0,415876374 NON BASIS
9 Jasa-Jasa 0,090525493 0,092416725 0,979535831 NON BASIS
Total 1 1 1
Sumber : Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 86
Tabel IV.41 Perhitungan LQ dengan PDRB Provinsi Jambi dan PDB Nasional (Indonesia) Tahun 2007
No Sektor
Provinsi Jambi
Negara Indonesia
LQ 2007 Keterangan
(Pi/Ptot) (Pi/Ptot) (Pi/Ptot)Kab/(Pi/Ptot)Prov
1 Pertanian 0,31085102 0,13821999 2,24895849 BASIS
2 Pertambangan dan Penggalian
0,11307799 0,08719443 1,296848771 BASIS
3 Industri Pengolahan 0,136493046 0,273928179 0,498280414 NON BASIS
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
0,007687748 0,006881236 1,117204573 BASIS
5 Bangunan 0,045829495 0,062010491 0,739060343 NON BASIS
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
0,172650406 0,173309764 0,996195495 NON BASIS
7 Angkutan dan Komunikasi
0,081223565 0,072455695 1,12101009 BASIS
8 Keuangan,Persewaan dan Jasa PSH
0,042680511 0,093497301 0,456489232 NON BASIS
9 Jasa-Jasa 0,089506218 0,092502914 0,967604308 NON BASIS
Total 1 1 1
Sumber : Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 87
Tabel IV.42 Perhitungan LQ dengan PDRB Provinsi Jambi dan PDB Nasional (Indonesia) Tahun 2008
No Sektor
Provinsi Jambi
Negara Indonesia
LQ 2008 Keterangan
(Pi/Ptot) (Pi/Ptot) (Pi/Ptot)Kab/(Pi/Ptot)Prov
1 Pertanian 0,306658801 0,136674718 2,243712705 BASIS
2 Pertambangan dan Penggalian
0,121029298 0,082833103 1,461122352 BASIS
3 Industri Pengolahan 0,134545888 0,267839692 0,502337377 NON BASIS
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
0,007695957 0,007200344 1,06883192 BASIS
5 Bangunan 0,047162583 0,062911098 0,749670325 NON BASIS
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
0,167531487 0,1747063 0,958932145 NON BASIS
7 Angkutan dan Komunikasi
0,07834557 0,079668186 0,983398446 NON BASIS
8 Keuangan,Persewaan dan Jasa PSH
0,049338619 0,095464005 0,516829549 NON BASIS
9 Jasa-Jasa 0,087691796 0,092702554 0,945947996 NON BASIS
Total 1 1 1
Sumber : Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 88
Tabel IV.43 Perhitungan LQ dengan PDRB Provinsi Jambi dan PDB Nasional (Indonesia) Tahun 2009
No Sektor
Provinsi Jambi
Negara Indonesia
LQ 2009 Keterangan
(Pi/Ptot) (Pi/Ptot) (Pi/Ptot)Kab/(Pi/Ptot)Prov
1 Pertanian 0,307432841 0,135798125 2,263896055 BASIS
2 Pertambangan dan Penggalian
0,115227222 0,082704393 1,393241858 BASIS
3 Industri Pengolahan 0,13132875 0,261652888 0,50191974 NON BASIS
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
0,007904547 0,007865065 1,005019976 BASIS
5 Bangunan 0,048078595 0,064376976 0,74682904 NON BASIS
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
0,169883019 0,169108903 1,004577618 BASIS
7 Angkutan dan Komunikasi
0,077922099 0,088211104 0,883359295 NON BASIS
8 Keuangan,Persewaan dan Jasa PSH
0,054655858 0,095996953 0,56934992 NON BASIS
9 Jasa-Jasa 0,08756707 0,094285592 0,928742853 NON BASIS
Total 1 1 1
Sumber : Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 89
Berdasarkan perhitungan LQ (dengan menggunakan PDRB tahun 2004)
tersebut di atas, sektor-sektor tersebut kemudian dapat dikelompokkan mana
yang termasuk sektor basis ataupun nonbasis sesuai dengan kriteria umum
yang telah ditetapkan pada perhitungan LQ, pengelompokkan tersebut adalah
sebagai berikut:
LQ > 1 disebut sebagai sektor basis
Yaitu sektor yang tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari wilayah acuan.
Dan dari perhitungan di atas yang termasuk sektor basis di tahun 2005
adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor
perdagangan, hotel dan restoran, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor
angkutan dan komunikasi dan jasa-jasa. Sektor basis yang ada di Provinsi
Jambi pada tahun 2005 bisa dibilang merata, hampir semua sektor
merupakan sektor basis di Provinsi Jambi. Namun, sektor basis yang
paling besar, atau mendominasi adalah sektor pertanian. Pada tahun
2006 yang termasuk sektor basis masih sama seperti tahun 2005 namun
sektor jasa-jasa sudah bukan merupakan sektor basis Provinsi Jambi.
Pada tahun 2007 sektor basisnya terletak pada sektor pertanian, sektor
pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor
angkutan komunikasi. Pada tahun 2008 sektor basis pada Provinsi Jambi
adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, dan
sektor Listrik, Gas dan Air Bersih. Pada tahun 2009 sektor basis terletak
pada sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran.
LQ < 1 disebut sebagai sektor nonbasis
Yaitu sektor yang tingkat spesialisasinya lebih rendah daripada wilayah
acuan. Yang termasuk dalam sektor nonbasis pada tahun 2005 adalah
sektor industri pengolahan, sektor bangunan, sektor keuangan,
persewaan dan jasa PSH. Sektor nonbasis pada tahun 2006 adalah sektor
industri pengolahan, sektor bangunan, sektor keuangan, persewaan dan
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 90
jasa PSH, sektor jasa-jasa. Sektor nonbasis pada tahun 2007 adalah
sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor industri pengolahan,
sektor bangunan, sektor keuangan, persewaan dan jasa PSH dan sektor
jasa-jasa. Sektor nonbasis pada tahun 2008 adalah sektor angkutan dan
komunikasi, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor industri
pengolahan, sektor bangunan, sektor keuangan, persewaan dan jasa
PSH dan sektor jasa-jasa. Sektor nonbasis pada tahun 2009 adalah
sektor angkutan dan komunikasi, sektor industri pengolahan, sektor
bangunan, sektor keuangan, persewaan dan jasa PSH, dan sektor jasa-
jasa.
Berdasarkan perhitungan LQ per-lima tahun antara tahun 2005 sampai
2009 di atas, terjadi perubahan sektor basis dan sektor non basis. Sebagai
contoh yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang pada tahun 2005,
2006 merupakan sektor basis kemudian menjadi sektor nonbasis pada tahun
2007 dan 2008 namun akhirnya kembali menjadi sektor basis pada tahun 2009.
Begitupun dengan sektor angkutan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa.
Kedua sektor ini sempat mengalami pergantian dari sektor basis menjadi
sektor nonbasis dan sebaliknya hingga akhirnya pada tahun 2009 kedua sektor
tersebut menjadi sektor nonbasis dari Provinsi Jambi.
4.3 Analisis Kinerja Sektor Ekonomi (Analisis Shift Share)
Salah satu metode yang digunakan untuk melihat kemajuan dari suatu
wilayah tertentu adalah metode analisis shift share yang juga didasarkan pada
PDRB. Metode ini digunakan untuk mengetahui bagaimana perbandingan
kemajuan satu sektor dengan sektor lainnya secara relatif, sehingga dapat
dipahami apakah sektor tersebut dapat dikategorikan sebagai sektor yang
berkembang atau sebaliknya. Berikut adalah tabel PDRB Provinsi Jambi dan
perbandingannya dengan PDB Indonesia :
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 91
Tabel IV.44 Perhitungan Data Dasar untuk Analisis Kinerja Sektor Ekonomi / Analisis Shift Share
Provinsi Jambi dan Indonesia pada Tahun 2005 dan 2009
NO SEKTOR
Yit Yio yit yio Ra Ri ri
Indonesia Indonesia Provinsi Jambi Provinsi Jambi (Yt / Yo) (Yit / Yio) (yit / yio)
2009 2005 2009 2005
1 Pertanian 295.883,8 253.881,7 5.003.441,11 3.811.540,80 1,244477658 1,165439652 1,312708265
2 Pertambangan dan Penggalian
180.200,5 165.222,6 1.875.312,41 1.588.492,98 1,244477658 1,090652853 1,180560716
3 Industri Pengolahan 570.102,5 491.561,4 2.137.363,28 1.769.220,83 1,244477658 1,159778819 1,208081684
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 17.136,8 11.584,1 128.645,78 97.824,03 1,244477658 1,479338058 1,315073403
5 Bangunan 140.267,8 103.598,4 782.474,70 535.289,07 1,244477658 1,353957204 1,461779707
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
368.463,0 293.654,0 2.764.830,45 2.149.765,19 1,244477658 1,254752191 1,286108112
7 Angkutan dan Komunikasi 192.198,8 109.261,5 1.268.174,97 1.021.598,53 1,244477658 1,759071585 1,241363347
8 Keuangan,Persewaan dan Jasa PSH
209.163,0 161.252,2 889.519,04 483.787,03 1,244477658 1,297117187 1,838658304
9 Jasa-Jasa 205.434,2 160.799,3 1.425.145,98 1.162.453,71 1,244477658 1,277581432 1,225980844
Total 2.178.850,4 1.750.815,2 16.274.907,72 12.619.972,18 11,20029892 11,83768898 12,07031438
Sumber: Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, terjadi peningkatan PDRB di semua sektor. Dari semua komoditas yang
meningkat tersebut, sektor pertanian merupakan komoditas yang peningkatannya paling tinggi, sedangkan sektor yang
kenaikannya paling sedikit adalah sektor listrik, gas, dan air bersih. Meskipun rata-rata kenaikan semua sektor di atas secara
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 92
umum tidak signifikan, kondisi yang baik seperti ini akan memicu pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada umumnya.
Selanjutnya, untuk dapat mengidentifikasi dan mengetahui mana saja sektor yang berpotensi untuk memajukan perekonomian
di Provinsi Jambi akan dijelaskan melalui tabel berikut.
Tabel IV.45 Hasil Perhitungan Masing-Masing Komponen KPN, KPP, KPPW, PE, dan PB Provinsi Jambi
Pada Tahun 2005 – 2009
NO SEKTOR
[Ra - 1] [Ri - Ra] [ri - Ri] Pertumbuhan Ekonomi
Pergeseran Bersih KPN KPP KPPW
(Yt / Yo - 1) (Yit / Yio -Yt / Yo) (yit / yio - Yit / Yio) KPN + KPP + KPPW KPP + KPPW
1 Pertanian 0,244477658 -0,079038007 0,147268613 0,312708265 0,068230607
2 Pertambangan dan Penggalian
0,244477658 -0,153824806 0,089907864 0,180560716 -0,063916942
3 Industri Pengolahan 0,244477658 -0,084698839 0,048302865 0,208081684 -0,036395974
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,244477658 0,234860400 -0,164264655 0,315073403 0,070595745
5 Bangunan 0,244477658 0,109479546 0,107822503 0,461779707 0,217302049
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
0,244477658 0,010274533 0,031355921 0,286108112 0,041630454
7 Angkutan dan Komunikasi 0,244477658 0,514593927 -0,517708239 0,241363346 -0,003114312
8 Keuangan,Persewaan dan Jasa PSH
0,244477658 0,052639528 0,541541117 0,838658304 0,594180646
9 Jasa-Jasa 0,244477658 0,033103774 -0,051600589 0,225980843 -0,018496815
Total 2,200298922 0,637390057 0,232625400 3,070314379 0,870015457 Sumber: Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 93
Hasil perhitungan komponen KPN, KPP, KPPW. Pertumbuhan Ekonomi
(PE) dan Pergeseran bersih (PB) dapat dilihat terdapat perbedaan nilai sektor-
sektor yang dianalisis yaitu nilai positif dan nilai yang negatif. Nilai PE yang
positif menunjukkan bahwa pertumbuhan kinerja sektor-sektor ekonomi di
Provinsi Jambi cukup besar. Semua sektor ekonomi menunjukkan
pertumbuhan yang positif, ini artinya bahwa Provinsi Jambi telah mengalami
kemajuan di bidang ekonomi yang baik, sedangkan sektor yang
pertumbuhannya paling tinggi adalah sektor keuangan,persewaan dan jasa
PSH.
Untuk lebih jelasnya, perhitungan yang sudah dilakukan dan
dicantumkan hasilnya pada tabel diatas akan dilakukan interpretasi pada
komponen-komponen yang terdapat di dalamnya seperti KPP, KPPW, PE dan
PB. Sebelum dilakukan interpretasi terhadap KPP dan KPPW, perlu diketahui
indikator-indikator yang telah ada, diantaranya sebagai berikut:
1. Kriteria interpretasi besaran Pergeseran Bersih (PB)
Jika besaran Pergeseran Bersih ≥ 0 maka sektor tersebut
progresif/maju
Jika besaran Pergeseran Bersih < 0 maka sektor tersebut mundur
2. Kriteria Interpretasi nilai KPP
KPP bernilai positif (KPP > 0) pada wilayah/daerah yang berspesialisasi
dalam sektor yg secara nasional tumbuh cepat.
KPP bernilai negatif (KPP < 0) pada wilayah/daerah yang berspesialisasi
dalam sektor yg secara nasional tumbuh lambat.
3. Kriteria Interpretasi nilai KPPW
KPPW bernilai positif (KPPW > 0) pada sektor yang mempunyai
keunggulan komparatif (comparative advantage) di wilayah/daerah t
ersebut atau sering disebut juga sebagai keuntungan lokasional.
KPPW bernilai negatif (KPPW < 0) pada sektor yang tidak mempunyai
keunggulan komparatif / tidak dapat bersaing.
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 94
Dari tabel di atas , diketahui bahwa terdapat nilai (+) maupun (-) di
masing-masing value yang dicari, dan untuk menginterpretasi tabel di atas,
dicantumkan tabel interpretasi nilai seperti di bawah ini:
Tabel IV.46 Hasil Interpretasi Nilai KPP per Sektor Provinsi Jambi 2009
NO SEKTOR KPP KETERANGAN
1 Pertanian -0,079038007 Spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambat
2 Pertambangan dan Penggalian
-0,153824806 Spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambat
3 Industri Pengolahan -0,084698839 Spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambat
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
0,2348604 Spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh cepat
5 Bangunan 0,109479546 Spesialisasi dalam sektor yang
secara nasional tumbuh cepat
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
0,010274533 Spesialisasi dalam sektor yang
secara nasional tumbuh cepat
7 Angkutan dan Komunikasi
0,514593927 Spesialisasi dalam sektor yang
secara nasional tumbuh cepat
8 Keuangan,Persewaan dan Jasa PSH
0,052639528 Spesialisasi dalam sektor yang
secara nasional tumbuh cepat
9 Jasa-Jasa 0,033103774 Spesialisasi dalam sektor yang
secara nasional tumbuh cepat
Sumber: Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012
Dilihat dari tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat sektor
yang tumbuh lambat maupun cepat dalam kinerjanya meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang ada. Dari tabel di atas diketahui bahwa sektor
pertanian, sektor pertambangan, dan sektor industri pengolahan bernilai
minus yang artinya spesialisasi dalam sektor secara nasional tumbuh lambat
dibanding sektor-sektor lainnya. Hal ini dipicu oleh berbagai hal, salah satunya
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 95
faktor produksi.
Tabel IV.47 Hasil Interpretasi Nilai KPPW per Sektor Provinsi Jambi Tahun 2009
NO SEKTOR KPPW KETERANGAN
1 Pertanian 0,147268613 Mempunyai daya saing
2 Pertambangan dan Penggalian
0,089907864 Mempunyai daya saing
3 Industri Pengolahan 0,048302865 Mempunyai daya saing
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
-0,164264655 Tidak mempunyai daya saing
5 Bangunan 0,107822503 Mempunyai daya saing
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
0,031355921 Mempunyai daya saing
7 Angkutan dan Komunikasi
-0,517708239 Tidak mempunyai daya saing
8 Keuangan,Persewaan dan Jasa PSH
0,541541117 Mempunyai daya saing
9 Jasa-Jasa -0,051600589 Tidak mempunyai daya saing
Sumber: Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012
KPPW dicari dengan rumus : (ri-Ri) ; dimana rumus ri=yt/yo dan Ri=
YT/YO, dengan keterangan yt merupakan PDRB per sektor Provinsi Jambi pada
akhir tahun dan yo adalah PDRB sektor pada awal tahun, sedangkan YT
merupakan PDB persektor Indonesia pada akhir tahun dan YO adalah PDB
persektor pada akhir tahun. Awal tahunnya adalah tahun 2005 sedangkan
akhir tahunnya tahun 2009. KPPW dicari nilainya untuk mengetahui perubahan
produksi atau kesempatan kerja suatu wilayah yg disebabkan oleh keunggulan
komparatif wilayah tersebut, dukungan kelembagaan, prasarana sosial
ekonomi serta kebijakan lokal di wilayah tersebut. Dapat diketahui dari tabel
diatas bahwa hampir semua sektor yang terdapat di Provinsi Jambi memiliki
daya saing antara satu sama lain kecuali untuk sektor listrik, gas, dan air bersih,
sektor angkutan dan komunikasi, serta sektor jasa-jasa yang dinyatakan tidak
mempunyai daya saing.
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 96
Tabel IV.48 Hasil Interpretasi Nilai Pergeseran Bersih persektor Provinsi Jambi 2009
(dalam persen %)
NO SEKTOR
[Ri - Ra] [ri - Ri] KOREKSI
KETERANGAN KPP KPPW Pergeseran Bersih ((yt-yo)/yo)*100%
(Yit / Yio -Yt / Yo) (yit / yio - Yit / Yio) KPP + KPPW
1 Pertanian -7,90% 14,73% 6,83% 6,83% Progresif
2 Pertambangan dan Penggalian
-15,38% 8,99% -6,39% -6,39% Mundur
3 Industri Pengolahan -8,47% 4,83% -3,64% -3,64% Mundur
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
23,49% -16,43% 7,06% 7,06% Progresif
5 Bangunan 10,95% 10,78% 21,73% 21,73% Progresif
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
1,03% 3,14% 4,17% 4,17% Progresif
7 Angkutan dan Komunikasi
51,46% -51,77% -0,31% -0,31% Mundur
8 Keuangan,Persewaan dan Jasa PSH
5,26% 54,25% 59,51% 59,51% Progresif
9 Jasa-Jasa 3,31% -5,16% -1,85% -1,85% Mundur
Sumber: Hasil pengolahan data kelompok 12, 2012
Dari hasil perhitungan pada tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa:
1. Sektor yang pertumbuhannya pesat, yaitu: listrik, gas, dan air bersih; bangunan; perdagangan, hotel, dan restoran;
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 97
angkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan, dan jasa PSH; serta di sektor jasa-jasa. Hal ini dikarenakan nilai KPP dari
semua sektor tersebut positif.
2. Sektor yang pertumbuhannya lamban, dengan KPP yang negatif yaitu: pertanian, pertambangan dan penggalian, serta
industri pengolahan.
3. Sektor yang mengalami peningkatan daya saing terhadap provinsi lain yang ada di Indonesia adalah sektor pertanian;
pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; bangunan/kontruksi; perdagangan, hotel, dan restoran; serta di
sektor keuangan, persewaan, dan jasa PSH. Hal ini dikarenakan nilai KPPW dari semua sektor tersebut positif.
4. Sektor yang termasuk kategori progresif meliputi lima sektor, yaitu sektor pertanian; listrik, gas dan air bersih;
bangunan/kontruksi; perdagangan, hotel, dan restoran; serta di sektor keuangan, persewaan, dan jasa PSH. Hal ini
dikarenakan nilai pergeseran bersih dari semua sektor tersebut positif.
4.4 Analisis Sektor Ekonomi Unggulan (LQ dan Shift Share)
Analisis ini merupakan sebuah analisis yang menunjukkan penjabaran atas klasifikasian kelas sektor-sektor ekonomi dan
memberikan penjelasan terhadap sektor-sektor yang kemudian dianggap mampu untuk meningkatkan perekonomian suatu
daerah. Perekonomian Kabupaten Karanganyar akan dibandingkan dengan tiap-tiap sektor perekonomian Propinsi Jawa
Tengah. Untuk menentukan tipologi sektor ekonomi dari suatu wilayah, maka diperlukan hasil dari perhitungan Location
Quontinent (LQ) dan juga Shift Share. Berikut adalah tabel penggabungan dari hasil perhitungan Location Quotient (LQ) dan
Shift Share (PB).
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 98
Tabel IV.49 Gabungan Hasil Analisis Location Quotient (LQ) dan Shift Share (PB) I
Provinsi Jambi Tahun 2009
NO SEKTOR Location Quotient
Shift Share
LQ PB
1 Pertanian 2,263896055 0,068230607
2 Pertambangan dan penggalian
1,393241858 -0,063916942
3 Industri pengolahan 0,50191974 -0,036395974
4 Listrik, gas, dan air bersih 1,005019976 0,070595745
5 Bangunan 0,74682904 0,217302049
6 Perdagangan, hotel, dan restoran
1,004577618 0,041630454
7 Angkutan dan komunikasi
0,883359295 -0,003114312
8 Keuangan, persewaan, dan jasa PSH
0,56934992 0,594180646
9 Jasa-jasa 0,928742853 -0,018496815
Sumber: Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012
Dari tabel diatas gabungan diatas, nilai dari hasil perhitungan yang diperoleh
Kemudian diubah berdasarkan ketentuan yang ada sebagai berikut:
Tabel IV.50 Gabungan Hasil Analisis Location Quotient (LQ) dan Shift Share (PB) II
Provinsi Jambi Tahun 2009
NO SEKTOR
Location Quotient
Shift Share
LQ PB
1 Pertanian > 1 > 0
2 Pertambangan dan Penggalian > 1 < 0
3 Industri Pengolahan < 1 < 0
4 Listrik, Gas dan Air Bersih > 1 > 0
5 Bangunan < 1 > 0
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran > 1 > 0
7 Angkutan dan Komunikasi < 1 < 0
8 Keuangan,Persewaan dan Jasa PSH < 1 > 0
9 Jasa-Jasa < 1 < 0
Sumber: Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 99
Kemudian dari tabel di atas akan disusun kuadran Plotting Nilai LQ dan PB sebagai berikut:
Industri Pengolahan
Angkutan dan Komunikasi
Jasa-jasa
Pertambangan dan Penggalian
Sumber: Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012 Gambar 4.1
Kuadran Plotting Nilai LQ dan PB
PB > 0
PB 0
LQ > 1 LQ 1
Bangunan
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Pertanian
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 100
4.5 Arahan Pengembangan Ekonomi
Untuk menyusun arahan pengembangan ekonomi, perlu dilakukan
pengkajian dengan menggunakan gabungan hasil perhitungan Analisis
Location Quotient (LQ) dan Shift Share (PB) dengan cara sebagai berikut.
Tabel IV.51 Gabungan Hasil Analisis Location Quotient (LQ) dan Shift Share (PB) II
Provinsi Jambi Tahun 2009
NO SEKTOR
Location Quotient
Shift Share Tipologi Sektor
LQ PB
1 Pertanian > 1 > 0 Sektor Unggulan
2 Pertambangan dan Penggalian
> 1 < 0 Sektor Potensial
3 Industri Pengolahan < 1 < 0 Sektor Terbelakang
4 Listrik, Gas dan Air Bersih > 1 > 0 Sektor Unggulan
5 Bangunan < 1 > 0 Sektor Berkembang
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
> 1 > 0 Sektor Unggulan
7 Angkutan dan Komunikasi < 1 < 0 Sektor Terbelakang
8 Keuangan,Persewaan dan Jasa PSH
< 1 > 0 Sektor Berkembang
9 Jasa-Jasa < 1 < 0 Sektor Terbelakang
Sumber: Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012
Dari semua analisis diatas, maka dapat ditentukan posisi relatif, berdasarkan
kriteria berikut ini :
LQ > 1 dan Shift Share > 0 = Sektor Unggulan. Tingkat
spesialisasi/konsentrasi dan laju pertumbuhan/daya saing sektor
tersebut tinggi, sektor tersebut sangat berperan.
LQ < 1 dan Shift Share > 0 = Sektor Berkembang. Menunjukan bahwa
tingkat spesialisasi/konsentrasi sektor tersebut masih rendah tetapi laju
pertumbuhannya relatif tinggi, sehingga sektor tersebut mempunyai
prospek yang baik untuk berperan.
LQ > 1 dan Shift Share < 0 = Sektor Potensial. Menunjukan bahwa
spesialisasi/konsentrasi sektor tersebut tinggi akan tetapi dengan laju
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 101
perubahan/daya saing yang rendah. Sektor tersebut tersaing oleh
sektor yang sama dari wilayah lain.
LQ < 1 dan Shift Share < 0 = Sektor Terbelakang. Menunjukan bahwa
spesialisasi/konsentrasi sektor dan laju perubahan/daya saing sektor
tersebut rendah, sektor tersebut mempunyai prospek yang kurang baik
untuk berperan.
Pada tabel gabungan Hasil Analisis Location Quotient (LQ) dan Shift Share
(PB) II, sebagai hasil dari analisis LQ dan Shift Share, didapatkan :
Sektor-sektor yang termasuk sektor unggulan adalah sektor pertanian;
listrik, gas, dan air bersih; serta sektor perdagangan, hotel, dan
restoran.
Sektor-sektor yang termasuk sektor berkembang adalah sektor
bangunan dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa PSH.
Sektor-sektor yang termasuk sektor potensial adalah sektor
pertambangan dan penggalian.
Sektor-sektor yang termasuk sektor terbelakang adalah sektor industri
pengolahan; angkutan dan komunikasi; serta jasa-jasa.
Untuk lebih jelasnya, tabel gabungan Hasil Analisis Location Quotient (LQ) dan
Shift Share (PB) II akan diubah ke dalam bentuk kuadran prioritas
pengembangan sektor ekonomi sebagai salah satu cara untuk menentukan
sektor mana yang akan lebih diprioritaskan dibanding yang lain. Berikut
kuadran prioritas pengembangan sektor ekonomi Provinsi Jambi :
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 102
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Angkutan dan Komunikasi
Jasa-jasa.
Sumber: Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012 Gambar 4.2
Kuadran Tipologi Sektor Ekonomi dan Prioritas Pengembangan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi
PB > 0
PB 0
LQ > 1 LQ 1
Bangunan
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Pertanian
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Sektor Unggulan Sektor Berkembang
Sektor Potensial Sektor Terbelakang
Prioritas: 1. Pertanian 2. Listrik, Gas, dan Air Bersih 3. Perdagangan, Hotel, dan Restoran
4. Pertambangan dan Penggalian
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 103
Berdasakan kuadran tipologi sektor ekonomi dan prioritas perkembangan sektor ekonomi dapat diketahui bahwa sektor
pertanian menjadi prioritas pertama dalam pengembangan sektor basis di Provinsi Jambi. Tanpa mengembangkan sektor ini,
maka sektor lain akan terhambat perkembangaannya. Selain itu dengan mengembangkan sektor ini, maka akan meningkatkan
PDRB Provinsi Jambi. Pada prioritas yang kedua, terdapat sektor listrik, gas, dan air bersih yang juga termasuk sektor unggulan.
Sektor listrik, gas, dan air bersih menjadi prioritas yang kedua dengan pertimbangan bahwa sektor tersebut masih memiliki
peluang yang cukup tinggi untuk dikembangkan. Sedangkan sektor perdagangan, hotel, dan restoran berada pada prioritas
ketiga karena sektor ini merupakan sektor pendukung aktivitas perekonomian di Provinsi Jambi. Sebagai sektor pendukung
aktivitas perekonomian tentu saja sektor ini tidak terlepas dari perkembangan kawasan-kawasan lainnya sehingga sangat perlu
untuk dipertahankan dan dikembangkan. Karena sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor yang memiliki
kontribusi cukup besar bagi laju perekonomian Provinsi Jambi sehingga untuk mengembangkan sektor industri pengolahan
maka perlu dikembangkan pula sektor-sektor pendukungnya. Sektor pertambangan dan penggalian menjadi prioritas keempat.
Sektor ini merupakan sektor pendukung ketiga sektor yang ada diatasnya.
Setelah melalui proses analisis di atas, diketahui empat sektor yang menjadi sektor yang lebih diprioritaskan dibanding
dengan sektor lainnya. Kelima sektor yang menjadi prioritas tersebut diketahui tersebar di beberapa kota/kabupaten di Provinsi
Jambi. Untuk itu, agar arahan pengembangan ekonomi yang dibuat tepat sasaran dan memiliki target yang jelas, perlu dianalisis
kabupaten-kabupaten yang menjadi kontributor terbesar pada sektor-sektor prioritas tersebut. Analisis yang dilakukan
didasarkan pada PDRB tahun 2005 dan 2009 yang diolah dalam tabel pertumbuhan perekonomian tiap sektor prioritas berikut.
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 104
Sektor yang menjadi prioritas pertama adalah sektor pertanian.
Pertumbuhan ekonomi sektor ini berdasarkan PDRB tahun 2005 dan 2009,
akan dijelaskan pada tabel, berikut perhitungannya.
Tabel IV.52 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian
di Tiap Kabupaten (Persentase)
NO KABUPATEN/
KOTA PDRB 2005 PDRB 2009
PERTUMBUHAN EKONOMI
1 Kerinci 571.821,44 720.069,06 20,587972%
2 Sarolangun 393.824,70 559.750,88 29,642862%
3 Muaro Jambi 298.568,71 384.007,02 22,249153%
4 Tanjung Jabung Barat 368.162,18 506.336,65 27,289052%
5 Bungo 384.434,22 439.848,16 12,598425%
6 Sungai Penuh 53.614,26 156.602,87 65,764191%
7 Merangin 447.850,31 492.546,29 9,074473%
8 Batang 302.400,04 358.286,02 15,598147%
9 Tanjung Jabung Timur 394.408,20 633.002,26 37,692450%
10 Tebo 352.220,34 423.709,52 16,872215%
11 Jambi 60.601,24 66.128,79 8,358765%
Sumber : Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012
Dari hasil perhitungan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian tersebut
dapat diperoleh 3 kabupaten yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi,
hal ini dimaksudkan agar potensi sektor pertanian yang terdapat di kabupaten
tersebut dapat lebih dioptimalkan lagi dan dieksplor kembali. Daftar ketiga
kabupaten tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.53 Kabupaten dengan Prioritas
Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian
NO KABUPATEN/
KOTA PERTUMBUHAN
EKONOMI
1. Sungai Penuh 65,764191%
2. Tanjung Jabung
Timur 37,692450%
3. Sarolangun 29,642862%
Sumber : Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 105
Sektor yang menjadi prioritas kedua adalah sektor listrik, gas dan air
bersih. Pertumbuhan ekonomi sektor ini berdasarkan PDRB tahun 2005 dan
2009, akan dijelaskan pada tabel, berikut perhitungannya.
Tabel IV.54 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
di Tiap Kabupaten (Persentase)
NO KABUPATEN/
KOTA PDRB 2005 PDRB 2009
PERTUMBUHAN EKONOMI
1 Kerinci 6.020,22 7.126,00 15,517541%
2 Sarolangun 2.032,16 3.550,24 42,759926%
3 Muaro Jambi 857,35 1.171,29 26,802927%
4 Tanjung Jabung Barat 7.297,83 10.508,99 30,556314%
5 Bungo 4.137,21 6.632,87 37,625643%
6 Sungai Penuh 3.662,62 10.354,59 64,628054%
7 Merangin 2.595,91 5.663,26 54,162267%
8 Batang 1.107,82 1.690,81 34,479924%
9 Tanjung Jabung Timur 1.724,41 2.697,14 36,065239%
10 Tebo 1.533,57 1.891,72 18,932506%
11 Jambi 64.643,64 81.432,45 20,616855%
Sumber : Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012
Dari hasil perhitungan pertumbuhan ekonomi sektor listrik, gas dan air
bersih tersebut dapat diperoleh 3 kabupaten yang memiliki pertumbuhan
ekonomi tertinggi, hal ini dimaksudkan agar potensi ketiga kabupaten
tersebut dapat dioptimalkan dalam mengelola sektor listrik, gas, dan air
minum. Seperti yang diketahui bahwa listri, gas dan ai bersih sudah menjadi
kebutuhan pokok manusia. Daftar ketiga kabupaten tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel IV.55 Kabupaten dengan Prioritas
Pertumbuhan Ekonomi Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih
NO KABUPATEN/
KOTA PERTUMBUHAN
EKONOMI
1. Sungai Penuh 64,628054%
2. Merangin 54,162267%
3. Sarolangun 42,759926%
Sumber : Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 106
Sektor yang menjadi prioritas ketiga adalah perdagangan, hotel dan
restoran. Pertumbuhan ekonomi sektor ini berdasarkan PDRB tahun 2005 dan
2009, akan dijelaskan pada tabel, berikut perhitungannya.
Tabel IV.56 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
di Tiap Kabupaten (Persentase)
NO KABUPATEN/
KOTA PDRB 2005 PDRB 2009
PERTUMBUHAN EKONOMI
1 Kerinci 73.439,33 92.455,22 20,567676%
2 Sarolangun 120.008,24 167.309,38 28,271661%
3 Muaro Jambi 117.085,62 168.216,97 30,396071%
4 Tanjung Jabung Barat 251.572,45 360.905,55 30,294103%
5 Bungo 159.620,07 252.161,58 36,699290%
6 Sungai Penuh 110.756,30 379.663,95 70,827807%
7 Merangin 124.603,08 172.820,65 27,900352%
8 Batang 209.429,62 251.710,11 16,797295%
9 Tanjung Jabung Timur 205.467,15 325.958,12 36,965169%
10 Tebo 116.979,38 144.032,22 18,782492%
11 Jambi 554.429,05 795.754,22 30,326596%
Sumber : Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012
Dari hasil perhitungan pertumbuhan ekonomi sektor perdagangan,
hotel, dan restoran tersebut dapat diperoleh 3 kabupaten yang memiliki
pertumbuhan ekonomi tertinggi, perhitungan ini dimaksudkan agar dapat
mengetahui potensi pertumbuhan ekonomi di kabupaten – kabupaten dan
potensi ketiga kabupaten tersebut dapat dioptimalkan dalam mengelola
sektor perdagangan, hotel dan restoran. Daftar ketiga kabupaten tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.57 Kabupaten dengan Prioritas
Pertumbuhan Ekonomi Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
NO KABUPATEN/
KOTA PERTUMBUHAN
EKONOMI
1. Sungai Penuh 70,827807%
2. Tanjung Jabung Timur
36,965169%
3. Bungo 36,699290%
Sumber : Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 107
Sektor yang menjadi prioritas keempat adalah pertambangan dan
penggalian. Pertumbuhan ekonomi sektor ini berdasarkan PDRB tahun 2005
dan 2009, akan dijelaskan pada tabel, berikut perhitungannya.
Tabel IV.58 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertambangan dan Penggalian
di Tiap Kabupaten (Persentase)
NO KABUPATEN/
KOTA PDRB 2005 PDRB 2009
PERTUMBUHAN
EKONOMI
1 Kerinci 4.113,04 4.671,99 11,96%
2 Sarolangun 106.587,52 99.501,83 -7,12%
3 Muaro Jambi 217.283,75 218.669,02 0,63%
4 Tanjung Jabung Barat 184.166,50 263.319,85 30,06%
5 Bungo 17.288,42 124.256,11 86,09%
6 Sungai Penuh 743,55 1.792,76 58,52%
7 Merangin 16.129,90 69.589,88 76,82%
8 Batang 65.626,16 87.568,95 25,06%
9 Tanjung Jabung Timur 875.052,72 853.249,05 -2,56%
10 Tebo 7.335,57 53.911,16 86,39%
11 Jambi 173.168,80 172.252,38 -0,53%
Sumber : Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012
Dari hasil perhitungan pertumbuhan ekonomi sektor pertambangan dan
penggalian tersebut dapat diperoleh 3 kabupaten yang memiliki
pertumbuhan ekonomi tertinggi, perhitungan ini dimaksudkan agar dapat
mengetahui potensi pertumbuhan ekonomi di kabupaten – kabupaten dan
potensi ketiga kabupaten tertinggi dapat dioptimalkan dalam mengelola
sektor bangunan. Daftar ketiga kabupaten tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel IV.59 Kabupaten dengan Prioritas
Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertambangan dan Penggalian
NO KABUPATEN/
KOTA PERTUMBUHAN
EKONOMI
1. Tebo 86,39%
2. Bungo 86,09%
3. Tanjung Jabung
Barat 30,06%
Sumber : Hasil pengolahan data oleh kelompok 12, 2012
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 108
Berdasarkan dari analisis sektor-sektor prioritas dan analisis
kota/kabupaten yang memiliki pertumbuhan ekonomi terbesar pada sektor-
sektor prioritas tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada sektor prioritas yang
pertama yaitu sektor pertanian yang lebih tepat untuk dikembangkan di Kota
Sungai Penuh, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan Kabupaten Sarolangun.
Kemudian sektor prioritas kedua yaitu sektor listrik, gas, dan air bersih
diarahkan untuk lebih dikembangkan di Kota Sungai Penuh, Kabupaten
Merangin, dan Kabupaten Sarolangun. Sektor prioritas ketiga yaitu sektor
perdagangan, hotel, dan restoran lebih diarahkan pengembangannya di Kota
Sungai Penuh, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan Kabupaten Bungo.
Sementara sektor prioritas keempat yaitu sektor pertambangan dan
penggalian akan lebih diarahkan pengembangannya di Kabupaten Tebo,
Kabupaten Bungo, dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
4.6 Analisis Komoditas Unggulan
Sektor pertanian di Provinsi Jambi telah memberikan kontribusi
terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), sebesar 29,6% dengan laju
pertumbuhan 5,1% dari laju pertumbuhan tersebut subsektor perkebunan telah
memberikan kontribusi mencapai 6,9% atau urutan pertama dari subsektor
pertanian. Sektor perkebunan memainkan peran yang strategis dan
merupakan salah satu andalan perekonomian Provinsi Jambi. Dari
delapanbelas komoditi perkebunan yang ada di Provinsi Jambi, terdapat enam
komoditi unggulan yaitu karet, sawit, kelapa, kopi, kulit manis,dan pinang
dengan komoditi rintisan potensial seperti aren, jarak, nilam, lada, tebu,
coklat, dan tembakau. Dari enam komoditi unggulan tersebut ternyata dapat
memberikan kontribusi pendapatan petani dan pengusaha kurang lebih
sebesar Rp.19 Trilyun.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pada 2010 ini tercatat 127.923 ha, karet tua
yang perlu diremajakan. Meskipun sejak tahun 2006 melalui dana APBD dan
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 109
APBN kita telah meremajakan karet seluas 84.949 ha, namun tanaman karet
tua masih tetap luas karena setiap tahunnya terus bertambah. Sedangkan
untuk tanaman kelapa sawit perkembangannya juga tidak kalah besar. Pada
tahun 2010, tercatat luas tanaman kelapa sawit 490.151 ha, laju pertumbuhan
kelapa sawit rata-rata setiap tahun hanya sebesar 30.000 ha (6,3) angka ini
related kecil bila dibandingkan potensi lahan untuk kelapa sawit yang masih
tersedia seluas lebih kuranh 500.000 Ha.
Tabel IV.60 Produksi Komoditas Karet Provinsi Jambi (Ton)
No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 Rata-Rata
1 Kerinci 236 242 242 240
2 Merangin 48395 49598 50529 49507,33
3 Sarolangun 49979 51169 53290 51479,33
4 Batang Hari 54707 61989 62297 59664,33
5 Muaro Jambi 32585 33796 29207 31862,67
6 Tanjab Timur 1979 1992 2000 1990,333
7 Tanjab Barat 6971 7385 6648 7001,333
8 Tebo 48779 48915 48915 48869,67
9 Bungo 28120 27800 27800 27906,67
10 Kota Jambi - - - -
11 Kota Sungai Penuh - - - -
Total 271751 282886 280928 278521,7 Sumber: Jambi dalam Angka, 2o11
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 110
Tabel IV.61 Produksi Komoditas Sawit Provinsi Jambi (Ton)
No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 Rata-Rata
1 Kerinci - - 10 10
2 Merangin 153675 157269 157269 156071
3 Sarolangun 100528 100528 102122 101059,3
4 Batang Hari 160882 161461 177348 166563,7
5 Muaro Jambi 297225 297225 300163 298204,3
6 Tanjab Timur 30705 33385 33706 32598,67
7 Tanjab Barat 229285 256746 253258 246429,7
8 Tebo 85881 86089 97061 89677
9 Bungo 145364 145221 145288 145291
10 Kota Jambi - - - -
11 Kota Sungai Penuh - - - -
Total 1203545 1237924 1266225 1235905 Sumber: Jambi dalam Angka, 2o11
Tabel IV.62
Produksi Komoditas Kelapa Provinsi Jambi (Ton)
No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 Rata-Rata
1 Kerinci 38 38 38 38
2 Merangin 853 871 871 865
3 Sarolangun 310 310 314 311,3333
4 Batang Hari 625 606 606 612,3333
5 Muaro Jambi 629 629 629 629
6 Tanjab Timur 51871 51871 51826 51856
7 Tanjab Barat 54942 57824 57812 56859,33
8 Tebo 593 552 552 565,6667
9 Bungo 444 441 441 442
10 Kota Jambi - - - -
11 Kota Sungai Penuh - - - -
Total 110305 113142 113089 112178,7 Sumber: Jambi dalam Angka, 2o11
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 111
Tabel IV.63 Produksi Komoditas Kopi Provinsi Jambi (Ton)
No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 Rata-Rata
1 Kerinci 1990 1989 3650 2543
2 Merangin 5417 5775 5773 5655
3 Sarolangun 22 22 22 22
4 Batang Hari 60 73 73 68,66667
5 Muaro Jambi 53 53 53 53
6 Tanjab Timur 1680 1727 1727 1711,333
7 Tanjab Barat 944 944 1080 989,3333
8 Tebo 311 287 287 295
9 Bungo 64 64 66 64,66667
10 Kota Jambi - - - -
11 Kota Sungai Penuh - - - -
Total 10541 10934 12731 11402 Sumber: Jambi dalam Angka, 2o11
Tabel IV.64 Produksi Komoditas Kulit Manis Provinsi Jambi (Ton)
No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 Rata-Rata
1 Kerinci 53490 53490 53414 53464,67
2 Merangin 4263 4024 4024 4103,667
3 Sarolangun - - - -
4 Batang Hari - - - -
5 Muaro Jambi - - - -
6 Tanjab Timur - - - -
7 Tanjab Barat - - - -
8 Tebo - - - -
9 Bungo 15 12 12 13
10 Kota Jambi - - - -
11 Kota Sungai Penuh - - - -
Total 57768 57526 57450 57581,33
Sumber: Jambi dalam Angka, 2o11
L a p o r a n T u g a s B e s a r E k o n o m i W i l a y a h d a n K o t a | 112
Tabel IV.65
Produksi Komoditas Pinang Provinsi Jambi (Ton)
No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 Rata-Rata
1 Kerinci 150 154 160 154,6667
2 Merangin 171 208 208 195,6667
3 Sarolangun 157 157 157 157
4 Batang Hari - - 10 10
5 Muaro Jambi 3 3 3 3
6 Tanjab Timur 5032 5032 5681 5248,333
7 Tanjab Barat 12266 12266 9677 11403
8 Tebo 79 77 77 77,66667
9 Bungo 28 28 26 27,33333
10 Kota Jambi - - - -
11 Kota Sungai Penuh - - - -
Total 17886 17925 15999 17276,67 Sumber: Jambi dalam Angka, 2o11