BAB IV
BUSINESS PLAN
Buku Business Model Generation (Osterwalder & Pigneur, 2010) serta
Seizing the White Space: Business Model Innovation for Growth and Renewal
(Johnson, 2010), mendeskripsikan business model sebagai suatu model yang
menjabarkan bagaimana bisnis mampu membuat, menyampaikan serta menangkap
value yang ada, baik untuk customer maupun perusahaan.
Untuk dapat menjalankan business model tersebut maka dibutuhkanlah sebuah
rencana yang tertuang didalam sebuah business plan. Business plan adalah sebuah
dokumen tertulis yang berisikan rincian sebuah usaha yang diusulkan, dan harus
menggambarkan keadaan saat ini, kebutuhan yang diperlukan, serta hasil proyeksi
dari bisnis tersebut (Kuratko, 2009).
150
4.1. Executive Summary
Sö Ré Ji adalah sebuah usaha makanan cepat saji dengan bentuk dasar produk
yakni sosis. Produk Sö Ré Ji terbuat dari daging sapi dan ayam pilihan berkualitas
tinggi, dengan campuran purée sayuran segar di dalamnya. Komitmen Sö Ré Ji untuk
memperkenalkan pola hidup sehat kepada anak dan keluarga tercermin dalam
rumusan visi produk sebagai suatu solusi praktis bagi pemenuhan nutrisi harian anak
dan keluarga, secara lengkap, cepat, mudah dan menyenangkan.
Target market primer yang dituju oleh Sö Ré Ji adalah anak-anak usia
Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Anak-anak
pada rentang usia ini membutuhkan asupan nutrisi lengkap dan seimbang untuk
mendukung proses tumbuh kembang mereka secara optimal. Adapun target market
sekunder yang dituju ialah para ibu dan orang tua, yang memiliki konsentrasi
perhatian lebih terhadap makanan, kesehatan dan perkembangan anak serta keluarga
secara keseluruhan.
Banyaknya Sekolah Dasar yang tersebar di Jakarta, membuka peluang yang
baik bagi pengenalan dan pemasaran produk Sö Ré Ji di Jakarta. Tingkat konsumtif
anak yang cukup tinggi serta fanatisme mereka terhadap suatu jenis makanan,
menjadi faktor yang melatarbelakangi pemilihan pangsa pasar anak.
151
4.2. Deskripsi Bisnis
4.2.1. Gambaran Umum Perusahaan
Sö Ré Ji merupakan produk sosis sehat berbahan dasar daging sapi dan
ayam pilihan berkualitas tinggi, dengan campuran purée sayuran segar di
dalamnya. Sö Ré Ji memiliki kandungan nutrisi lengkap yang dibutuhkan oleh
tubuh sehari-hari, baik protein, karbohidrat, serat, vitamin dan mineral penting
lainnya secara seimbang; sehingga merupakan solusi praktis untuk memenuhi
asupan nutrisi harian anak dan keluarga.
Pencampuran beragam purée sayuran segar ke dalam produk, bukan
hanya bertujuan untuk menambah unsur nutrisi, namun juga memberikan
suatu citarasa unik ke dalam produk serta memberikan sentuhan warna alami
yang menarik bagi tampilan produk akhir secara keseluruhan. Hal ini
memberikan bukan hanya sekedar suatu value added terhadap produk, namun
juga identitas tersendiri yang membedakannya dengan produk sosis sejenis di
pasaran secara umum.
Proses pembuatan secara homemade dengan sistem produksi yang
higienis dan terstandarisasi secara baik, memberikan suatu esensi “homey”
tersendiri, bagaikan seorang ibu yang mengolah sendiri makanan terbaik bagi
buah hati mereka. Produk Sö Ré Ji dibuat dengan bahan-bahan alami yang
152
segar dan berkualitas, tanpa tambahan bahan pengawet, pewarna dan MSG.
Hal ini secara keseluruhan menjamin kualitas terbaik bagi konsumen.
Sö Ré Ji merupakan solusi cerdas bagi orang tua untuk memberikan
makanan sehat dan bernutrisi bagi buah hati mereka, dengan cara yang
menyenangkan dan disukai anak. Produk ini juga menjadi suatu solusi praktis
bagi orang tua untuk mengatasi permasalahan keengganan anak dalam
mengkonsumsi sayur. Sö Ré Ji, sebagai suatu jenis produk sosis yang
merupakan kegemaran anak, juga dapat diposisikan sebagai cemilan / jajanan
yang dapat diakses dan dinikmati oleh anak secara mudah dalam lingkungan
dan aktivitas mereka sehari-hari, baik di sekolah maupun tempat-tempat
keramaian lainnya.
4.2.2. Latar Belakang Industri
Jajanan / cemilan bukanlah hal yang asing bagi masyarakat Indonesia.
Beragam jenis jajanan dapat ditemukan pada hampir setiap daerah di seluruh
Indonesia, baik tradisional maupun modern. Kegemaran akan produk jajanan
pun bukan hanya dimiliki oleh orang dewasa, namun sudah dimulai dari masa
anak-anak, khususnya saat memasuki usia sekolah dasar dimana anak sudah
mulai mampu memahami arti uang dan dapat membelanjakannya sendiri
secara langsung.
153
Beraneka ragam jajanan ditawarkan di lingkungan sekolah dan
sekitarnya, mulai dari kue-kue basah, makanan ringan, minuman ringan, dan
sebagainya. Disini, anak bebas menentukan pilihan tersendiri terhadap jajanan
yang mereka inginkan, mengingat ketiadaan orang tua yang mampu selalu
mengawasi dan mengatur preferensi anak terhadap jenis jajanan tertentu.
Anak-anak memiliki tingkat rasa jenuh yang cenderung rendah terhadap suatu
jenis makanan yang mereka sukai saja. Mereka cenderung memiliki pola
retensi yang intens terhadap konsumsi suatu jenis makanan tertentu, misalnya
sosis, chicken nugget, french fries, dan sebagainya.
Kegemaran dan fanatisme anak dalam menkonsumsi jenis-jenis
makanan instan ini, kadangkala bagaikan sebuah pisau bermata dua. Di satu
sisi, produk ini meningkatkan nafsu makan anak, sehingga mempermudah
orang tua dalam proses penyediaan lauk pauk harian secara praktis. Namun di
sisi lain, produk makanan instan ini menimbulkan suatu kekhawatiran akan
adanya kandungan bahan tambahan makanan seperti pengawet, pewarna dan
MSG, yang dapat berdampak negatif bagi proses tumbuh kembang anak
dalam jangka panjang.
Data survei yang dilakukan terhadap orang tua, mengindikasikan
bahwa anak-anak menggemari beraneka ragam jajanan yang dijual di sekolah.
Sebagian besar anak yang telah menyukai cemilan tersebut cenderung untuk
mengkonsumsinya secara rutin, baik di lingkungan sekolah bersangkutan
maupun di luar lingkungan sekolah.
154
Keenganan anak mengkonsumsi sayur dan buah menjadi suatu
permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar orang tua. Hal ini
memberikan suatu peluang tersendiri bagi industri makanan, yakni dengan
menyediakan suatu produk yang berperan sebagai suatu solusi bagi
permasalahan tersebut.
Data pertumbuhan jumlah siswa Sekolah Dasar di Jakarta yang
dihimpun oleh Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta (2010) dari tahun
ajaran 2004/2005 hingga 2009/2010, memperlihatkan adanya kecenderungan
peningkatan total siswa SD pada periode tersebut sebesar 8.07%, yakni dari
jumlah 817.850 siswa pada tahun ajaran 2004/2005 hingga 883.868 siswa
pada tahun ajaran 2009/2010. Sedangkan untuk tingkat SLTP di DKI Jakarta,
berjumlah 856 siswa pada tahun ajaran 2004/2005 yang meningkat menjadi
3006 siswa para tahun ajaran 2009/2010. Peningkatan jumlah siswa yang
terjadi pada tingkat SLTP jauh lebih tinggi daripada pada tingkat SD, yaitu
sebesar lebih dari 300%.
Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa SD di
Jakarta dalam kurun waktu lima tahun mengalami peningkatan yang cukup
stabil, namun untuk tingkat SLTP terjadi peningkatan yang sangat signifikan
dalam kurun waktu yang bersamaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa perkembangan jumlah target market terhadap produk ini
sangatlah menjanjikan.
155
Gambar 4.1. Diagram Sebaran Sekolah SD
Tahun Ajaran 2009/2010 DKI Jakarta
Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 2010
Gambar 4.2. Diagram Sebaran Siswa SD
Tahun Ajaran 2009/2010 DKI Jakarta
Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 2010
Kep Seribu 18%
Jak Tim 23%
Jak Sel 18%
Jak Pus 11%
Jak Bar 18%
Jak Ut 12%
Sebaran Sekolah SD Tahun Ajaran 2009/2010 DKI Jakarta
Kep Seribu 18%
Jak Tim 25%
Jak Sel 18%
Jak Pus 8%
Jak Bar 18%
Jak Ut 13%
Sebaran Siswa SD Tahun Ajaran 2009/2010 DKI Jakarta
156
Gambar 4.3. Diagram Sebaran Sekolah SLTP
Tahun Ajaran 2009/2010 DKI Jakarta
Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 2010
Gambar 4.4. Diagram Sebaran Siswa SLTP
Tahun Ajaran 2009/2010 DKI Jakarta
Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 2010
Kep Seribu 1% Jak Sel
20%
Jak Tim 25%
Jak Pus 12%
Jak Bar 24%
Jak Ut 18%
Sebaran Sekolah SLTP Tahun Ajaran 2009/2010 DKI Jakarta
Kep Seribu 1%
Jak Sel 22%
Jak Tim 30%
Jak Pus 11%
Jak Bar 20%
Jak Ut 16%
Sebaran Siswa SLTP Tahun Ajaran 2009/2010 DKI Jakarta
157
4.2.3. Visi dan Misi
A. Visi
Sebagai solusi praktis bagi pemenuhan nutrisi harian anak dan
keluarga, secara lengkap, cepat, mudah dan menyenangkan
B. Misi
Penerapan GMP (Good Manufacturing Practice) untuk menjamin
terciptanya produk dengan kualitas dan manfaat optimal
C. Tagline
Japanese Rainbow Sausages
4.2.4. Tujuan, Potensi dan Landasan
Secara garis besar, terdapat dua tahapan utama yang akan
dilaksanakan disini. Tahap pertama disini merupakan fase pengenalan produk
Sö Ré Ji kepada masyarakat, khususnya target market primer dan sekunder.
Tahapan ini dilakukan dengan penjualan produk ready to eat secara langsung
di sekolah-sekolah dan tempat-tempat keramaian yang mudah dijangkau oleh
anak sebagai target market primer. Pada tahap ini, produk juga mulai
diperkenalkan kepada target market sekunder, yakni orang tua, melalui
158
promosi di media-media online (social media, milis, dan sebagainya)
pemberian sample, serta pemasangan iklan di tabloid dan majalah berkaitan.
Fase ini diproyeksikan untuk berlangsung selama 1 tahun, dengan agenda
proses pembangunan awareness dan edukasi terhadap customer, sambil
mempersiapkan fase penetrasi pasar yang lebih mendalam di tahap
selanjutnya.
Tahap kedua diarahkan pada proses pengadaan produk dalam menu
makanan sehari-hari dengan pasar yang lebih luas terlepas dari cakupan kantin
sekolah saja, yakni melalui penjualan frozen product. Jenis produk ini
memiliki daya tahan, kemampuan modifikasi dan mobilitas yang lebih baik
daripada produk ready to eat, sehingga memungkinkan pendistribusian
produk dalam jangkauan yang lebih luas. Disini diarahkan pada sistem
keagenan dan penjualan secara online yang lebih optimal. Partnership dengan
usaha catering juga mulai diupayakan disini, sebagai salah satu jalur untuk
memperdalam proses penetrasi pasar.
Peningkatan jumlah penduduk yang terjadi dari tahun ke tahun secara
signifikan serta kontinuitas siswa SD & SLTP yang masuk setiap tahun,
menjadi suatu jaminan serta peluang untuk mempertahankan dan
mengembangkan usaha ini.
159
4.2.5. Keunikan Produk
Produk Sö Ré Ji merupakan suatu produk makanan yang menekankan
pada pemenuhan kebutuhan makanan sehat bagi anak dan keluarga, namun
dengan cara yang praktis dan menyenangkan. Sö Ré Ji berbahan dasar daging
sapi dan ayam pilihan berkualitas tinggi dengan campuran purée sayuran
segar di dalamnya, sehingga merupakan suatu produk praktis yang memiliki
kandungan nutrisi protein, serat, vitamin dan mineral secara lengkap.
Penerapan sistem produksi yang higienis dan aman serta ketiadaan
penggunaan bahan pengawet, pewarna dan MSG, membuat produk ini aman
untuk dikonsumsi dalam jangka panjang.
Bentuk dan ukuran menjadi salah satu uniqueness produk selanjutnya.
Bentuk yang lucu dan unik dapat meningkatkan ketertarikan dan nafsu makan
anak dalam menikmati produk, sehingga diharapkan dapat mengatasi
permasalahan sulit makan pada anak. Hal ini didukung pula oleh keunikan
aneka ragam warna produk yang dihasilkan oleh penambahan purée sayuran
segar yang mengandung pigmen warna alami, sehingga tampilan produk
semakin unik dan eye catching.
160
4.2.6. Manfaat Produk
Beberapa manfaat dan keuntungan yang mampu didapatkan oleh
customer dari produk Sö Ré Ji, antara lain:
Makanan sehat dengan nutrisi optimal untuk tumbuh kembang
dalam bentuk yang disukai anak
Solusi alternatif bagi orang tua dalam mengatasi masalah kesulitan
anak dalam mengkonsumsi sayur
Variasi jenis makanan yang dihidangkan bagi keluarga dengan
kandungan nutrisi yang lengkap dan sehat
Solusi pemenuhan lauk pauk bernutrisi yang praktis
4.2.7. Variasi Produk
Produk Sö Ré Ji terdiri atas beberapa varian, yang didasarkan pada
penggunaan bahan baku serta warna yang dihasilkan, sebagai berikut:
A. Akare
Warna merah yang menjadi karakteristik tampilan produk
terjadi akibat pencampuran purée bit yang memiliki pigmen warna
merah alami dan bahan dasar daging sapi.
161
B. Orenji
Warna orange / jingga yang menjadi karakteristik tampilan
produk, terjadi sebagai akibat pencampuran purée wortel dan bahan
dasar daging ayam segar. Varian ini memiliki citarasa yang agak
manis, gurih serta memiliki wangi dan rasa yang khas akibat adanya
penambahan garlic powder.
C. Shiro
Warna putih yang menjadi karakteristik tampilan produk,
terjadi sebagai akibat pencampuran purée kembang kol. Memiliki
citarasa gurih, lembut dan natural, yang berasal dari karakteristik
bahan baku daging ayam serta purée yang digunakan.
D. Midori
Warna hijau yang menjadi karakteristik tampilan produk,
terjadi sebagai akibat pencampuran purée brokoli dan penambahan
bubuk kasar rumput laut / nori dan bahan dasar daging ayam segar.
Hal ini menciptakan nuansa rasa Jepang yang khas dalam produk.
162
E. Papuru
Warna ungu yang menjadi karakteristik tampilan produk,
terjadi sebagai akibat pencampuran purée talas ungu yang memiliki
pigmen dasar warna ungu dan bahan dasar daging sapi. Memiliki
citarasa yang manis, lembut dan menenangkan akibat penambahan
lavender powder dengan harum yang khas.
4.3. Marketing
Marketing merupakan salah satu langkah penting yang akan dibagi menjadi
dua bagian besar disini, yaitu tahap pertama yang menitikberatkan pada pengenalan
produk serta tahap kedua yang menitikberatkan pada upaya memperbesar market
share yang telah dicapai.
4.3.1. Studi dan Analisis
A. Pangsa Pasar
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta,
jumlah SD pada tahun ajaran 2010/2011 adalah 2.984 sekolah. Jumlah
tersebut terdiri dari 2.224 sekolah negeri dan 760 sekolah swasta.
163
Secara terinci juga disebutkan bahwa total jumlah siswa yang
bersekolah di sekolah negeri adalah 678.165 siswa serta 194.780 siswa
yang bersekolah di sekolah swasta. Total keseluruhan murid SD yang
ada di DKI Jakarta adalah 872.945 siswa.
Gambar 4.5. Diagram Persentase Jumlah Sekolah Dasar
Tahun Ajaran 2010/2011 DKI Jakarta
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2011, 2011
Gambar 4.6. Diagram Persentase Jumlah Siswa SD
Tahun Ajaran 2010/2011 DKI Jakarta
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2011, 2011
Negeri 75%
Swasta 25%
Sekolah Dasar
Negeri 78%
Swasta 22%
Siswa SD
164
Jumlah sekolah SLTP di DKI Jakarta pada tahun ajaran
2010/2011 adalah 994 sekolah, yang terdiri atas 319 sekolah negeri
dan 675 sekolah swasta. Jumlah siswa SLTP negeri mencakup 181.141
siswa dan jumlah siswa SLTP swasta mencakup 137.801 siswa. Total
siswa untuk tingkat SLTP di DKI Jakarta adalah 318.942 siswa.
Gambar 4.7. Diagram Persentase Jumlah SLTP
Tahun Ajaran 2010/2011 DKI Jakarta
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2011, 2011
Gambar 4.8. Diagram Persentase Jumlah Siswa SLTP
Tahun Ajaran 2010/2011 DKI Jakarta
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2011, 2011
Negeri 32%
Swasta 68%
SLTP
Negeri 57%
Swasta 43%
Siswa SLTP
165
Gambar 4.9. Grafik Perbandingan Jumlah Sekolah
Tahun Ajaran 2010/2011 DKI Jakarta
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2011, 2011
Gambar 4.10. Grafik Perbandingan Jumlah Siswa SD
Tahun Ajaran 2010/2011 DKI Jakarta
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2011, 2011
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Total Sekolah Total Sekolah Negeri
Total Sekolah Swasta
2984
2224
760
994
319
675
SD SLTP
-
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
Total Murid Total murid Negeri
Total murid swasta
872,945
678,165
194,780
318,942
181,141 137,801
SD SLTP
166
Gambar 4.11. Diagram Perbandingan Siswa SD dan SLTP
Tahun Ajaran 2010/2011 DKI Jakarta
Sumber: Jakarta Dalam Angka 2011, 2011
Target market dari produk Sö Ré Ji adalah anak-anak yang
bersekolah di sekolah swasta karena memiliki kecenderungan strata
ekonomi sosial pada tingkat menengah ke atas. Secara umum,
gambaran jumlah target market yang dituju berjumlah 332.581 siswa
yang tersebar dalam 1.435 sekolah. Jika diambil rata-rata, maka jumlah
siswa dalam tiap sekolah adalah sejumlah 231 siswa.
B. Pertumbuhan Pasar
Dilihat dari data pertumbuhan jumlah anak Sekolah Dasar yang
ada di Jakarta yang dimuat oleh dinas pendidikan provinsi DKI Jakarta
dari tahun ajaran 2004/2005 dengan 2009/2010 maka terlihat
peningkatan sejumlah 8.07% dari total jumlah siswa SD di tahun
SD 73%
SLTP 27%
Persentase Siswa SD & SLTP
167
ajaran 2004/2005 yaitu sejumlah 817.850 siswa dan jumlah murid SD
pada tahun ajaran 2009/2010 sejumlah 883.868 siswa.
Jumlah Murid SLTP ditahun ajaran 2004/2005 sampai dengan
2009/2010 adalah sejumlah 856 siswa dan 3006 siswa. Dari jumlah
tersebut dapat silihat peningkatan yang terjadi yaitu lebih dari 300%
dalam 5 tahun.
Gambar 4.12. Grafik Pertumbuhan Jumlah Siswa SD dalam 5 Tahun
Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 2010
780,000
800,000
820,000
840,000
860,000
880,000
900,000
2004/2005 2009/2010
Jum
lah
Sis
wa
Tahun Ajaran
Pertumbuhan Jumlah Siswa SD dalam 5 Tahun
168
Gambar 4.13. Grafik Pertumbuhan Jumlah Siswa SLTP dalam 5 Tahun
Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 2010
C. Trend Pasar
Merujuk pada hasil survei yang telah dilakukan sebelumnya
terhadap orang tua murid, dapat dilihat bahwa kebanyakan orang tua
mengalami permasalahan serupa menyangkut kesulitan dan sifat
pemilih anak dalam mengkonsumsi jenis makanan tertentu. Jenis
makanan yang memiliki tingkat kecenderungan tinggi untuk tidak
disukai oleh anak adalah sayur-sayuran. Hal ini menimbulkan suatu
kekhawatiran orang tua terhadap optimalisasi proses tumbuh kembang
anak, terlebih mengingat hal ini umumnya terjadi pada fase
pertumbuhan yang memerlukan asupan nurisi secara maksimal. Karena
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
2004/2005 2009/2010
Jum
lah
Sis
wa
Tahun Ajaran
Pertumbuhan Jumlah Siswa SLTP dalam 5 Tahun
169
itu, berbagai upaya dan metode baru yang dinilai mampu
memposisikan dirinya sebagai suatu solusi terhadap hal ini umumnya
selalu mendapat tanggapan positif.
Tingkat kesibukan masyarakat Jakarta yang tinggi, membuat
orang tua memiliki waktu terbatas dalam memasak dan
mempersiapkan beragam nutrisi lengkap dalam menu harian anak dan
keluarga. Mereka cenderung memilih beragam makanan instan di
pasaran yang secara umum disukai oleh keluarga, seperti nugget, sosis,
dan sebagainya; walaupun memiliki kekhawatiran akan segi kesehatan
dari jenis-jenis produk demikian.
Beragam informasi tentang kesehatan yang makin mudah di
akses membuat trend market makanan semakin berorientasi pada segi
kesehatan. Jenis-jenis makanan ringan dan jajanan anak juga tak luput
dari isu ini, apalagi didukung oleh banyaknya pemberitaan mengenai
penambahan bahan tambahan berbahaya seperti pengawet, pewarna
tekstil, MSG, dan sebagainya.
D. Peluang Pasar
Tingkat pertumbuhan jumlah siswa SD dan SLTP yang
meningkat dalam 5 tahun terakhir, mengindikasikan adanya market
potensial bagi pemasaran produk Sö Ré Ji. Permasalahan tipikal yang
dihadapi oleh kebanyakan orang tua menyangkut ketidaksukaan anak
170
dalam mengkonsumsi sayur, mengungkapkan suatu peluang bagi
produk Sö Ré Ji sebagai salah satu alternatif dan solusi yang praktis.
Adanya kesadaran akan nilai kesehatan yang semakin
meningkat, membuat orang tua semakin selektif dalam memberikan
produk makanan tertentu kepada anak dan keluarga. Hal ini membuka
kesempatan tersendiri bagi produk Sö Ré Ji untuk dijadikan sebagai
salah satu pilihan makanan sehat keluarga.
E. Penghalang untuk Memasuki Industri
Industri makanan merupakan industri yang memiliki banyak
pemain dengan tingkat kompetisi yang tinggi. Pelaku bisnis ini juga
berasal dari beragam kalangan, mulai dari skala kecil, menengah
hingga raksasa. Ketiadaan / rendahnya faktor penghalang untuk
memasuki ranah bisnis ini, senantiasa membuka peluang bagi bisnis
yang baru, termasuk pula dalam skenario bisnis yang dibuat oleh Sö
Ré Ji disini.
F. Target Market
Terdapat dua basis yang dapat digunakan untuk menentukan
customer segments, yaitu karakteristik dan tingkah laku. Parameter
umum yang biasa digunakan sebagai variabel pengelompokkan antara
171
lain: demografis (jenis kelamin, usia, strata ekonomi sosial), geografis,
dan psikografis.
1. Demografis
Target market profile disini meliputi sejumlah kategori,
yakni anak usia sekolah yang umumnya berprofesi sebagai
pelajar sekolah dasar dan lanjutan. Hal ini berdasarkan
kecocokan karakteristik yang dimiliki dengan produk yang
ditawarkan, sebagai berikut:
a. Jenis kelamin
Produk yang ditawarkan merupakan jenis
produk makanan yang disukai anak secara umum
sehingga dapat dinikmati oleh semua gender, baik pria
maupun wanita.
b. Usia
Usia target market primer yang dituju berkisar
antara 6-15 tahun. Rentang usia ini termasuk dalam
kelompok anak usia sekolah yang memerlukan asupan
nutrisi seimbang bagi proses tumbuh kembang yang
optimal. Kelompok usia ini sangat aktif dan cenderung
172
membutuhkan asupan nutrisi yang tinggi untuk
menunjang aktifitas yang padat, baik asupan
karbohidrat, protein, lemak, serat, air serta vitamin dan
mineral. Namun kelompok usia ini cenderung bersikap
pemilih terhadap jenis-jenis makanan tertentu dan lebih
memiliki preferensi terhadap makanan ringan / jenis-
jenis jajanan daripada makanan utama yang relatif berat.
Target market sekunder disini adalah ibu, orang
tua dan keluarga, terutama ibu yang memiliki anak
dalam rentang usia target primer di atas. Disini produk
diposisikan sebagai suatu solusi praktis bagi pemenuhan
makanan ringan sehat dan bernutrisi secara seimbang
baik asupan daging maupun sayur, melalui cara yang
digemari anak.
c. Strata Ekonomi Sosial
SES B-A (menengah ke atas) dipilih sebagai
sasaran, mengingat kesesuaian lifestyle, pendidikan,
karakter serta daya beli potensial.
173
2. Geografis
Jakarta dipilih sebagai kota pengembangan pertama dari
pembentukan business model ini. Tingkat konsumerisme
masyarakat Jakarta yang tinggi menjadi salah satu alasan utama
yang menunjang percepatan pengembangan. Dalam penelitian
terhadap pengeluaran masyarakat, terungkap fakta kenaikan
tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang pesat dengan
Jakarta sebagai kota dengan laju kenaikkan konsumerisme
terbesar, yang mencapai laju 50% lebih pesat dibandingkan
kota-kota lainnya di Indonesia (Dick, 1985).
Masyarakat Jakarta umumnya memiliki ketertarikan
besar terhadap hal-hal baru, unik dan berbau asing. Gaya hidup
modern, praktis, arus globalisasi serta diversifikasi suku
bangsa, adat istiadat, budaya, agama, dan sebagainya; yang
terdapat di Jakarta menjadi peluang bagi pertumbuhan bisnis-
bisnis baru. Sebaran konsumsi daging, baik sapi maupun ayam,
yang terpusat di daerah Jakarta dan sekitarnya mengungkap
tingkat daya beli masyarakat yang cukup baik serta preferensi
terhadap produk daging dan olahannya yang tinggi.
Tingkat konsumsi sayur masyarakat Jakarta yang
rendah dan tingkat konsumsi terhadap makanan jadi yang
tinggi mengungkapkan potensi lahan bisnis yang besar terhadap
174
gabungan kedua karakteristik tersebut, misalnya dengan
pembuatan produk makanan jadi yang menjadi favorit
masyarakat, namun dengan penambahan bahan dasar sayuran
segar yang sehat.
Banyaknya sekolah-sekolah bertaraf internasional di
Jakarta, menyebabnya munculnya demand terhadap makanan
selingan / jajanan berkualitas, sehat dan bernutrisi yang dapat
diakses oleh anak secara mudah di lingkungan sekitar sekolah,
maupun di area-area tempat bermain anak. Setelah
pengembangan di Jakarta dinilai cukup maksimal, diharapkan
mampu mendorong bagi pengembangan di kota sekitar Jakarta,
seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, serta kota-kota
besar Indonesia lainnya, seperti Bandung, Medan, Makassar,
dan sebagainya.
3. Psikografis
Anak usia sekolah umumnya memiliki ketertarikan
terhadap beberapa jenis makanan kegemaran mereka saja.
Mereka cenderung pemilih dan fanatik terhadap suatu jenis
makanan tertentu saja. Kecenderungan anak dalam
menghindari jenis makanan tertentu, seperti sayuran,
175
menjadikannya suatu studi yang potensial sebagai lahan bisnis
jika mampu disikapi secara cermat.
Anak usia sekolah memiliki kegemaran terhadap
berbagai jenis makanan dengan rasa lezat, mengandung kalori,
gula dan lemak dalam kadar tinggi, namun rendah nutrisi.
Anak-anak, terutama yang hidup di perkotaan, memiliki tingkat
kerentanan terhadap obesitas yang tinggi akibat asupan
makanan favorit mereka seperti chicken nugget, sereal
berpemanis, daging olahan, minuman manis, kentang goreng,
donat dan pizza (Mikail, 2011). Berbagai jenis makanan ringan
dan jajanan anak terbukti pula mengandung berbagai jenis
bahan tambahan berbahaya, baik pewarna non-pangan,
pengawet, MSG, dan pemanis buatan dalam kadar berlebih.
Tingkat fanatisme kelompok usia ini terhadap satu jenis
produk, terutama makanan, menjadi suatu faktor yang
menjamin sustainability bisnis ini dalam jangka yang lebih
panjang. Sejumlah inovasi perlu diupayakan bukan hanya
menyangkut produk itu sendiri, namun juga menyangkut
channel dan marketing initiatives yang menarik bagi anak dan
dapat meningkatkan customer retention dalam jangka panjang.
Advertising yang menarik menjadi suatu faktor yang turut
menentukan disini, mengingat kelompok usia ini cukup adaptif
176
dan memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi terhadap
berbagai pembaharuan yang ada di sekitar mereka.
G. Kompetisi
Setiap bidang industri memiliki pesaingnya masing-masing.
Demikian pula Sö Ré Ji. Berdasarkan channel yang digunakan, Sö Ré
Ji memiliki beberapa pesaing yang memiliki tingkat ancaman
tersendiri, sebagai berikut:
1. Sekolah
Jajanan yang dijual di kantin maupun oleh pedagang-
pedagang di lingkungan sekitar sekolah, merupakan kompetitor
utama terhadap penjualan produk ready to eat yang diposisikan
di lingkungan sekolah. Jajanan yang biasa dijual lingkungan
sekolah dan perlu dipertimbangkan sebagai kompetitor Sö Ré
Ji, antara lain beragam jenis kue basah (risoles, lemper, donat,
dan sebagainya), batagor, siomay, bakso, crepes, dan lain-lain.
Seluruh jenis jajanan yang dijual di area sekolah tersebut,
kemudian dikelompokkan menjadi satu kompetitor yang
disebut sebagai kompetitor sekolah.
177
2. Online, Reseller dan Retailer
Melalui channel online, reseller, dan retailer, terdapat
beberapa produk yang sejenis yang dinilai memiliki kesesuaian
sebagai kompetitor produk Sö Ré Ji, antara lain:
Bulaf
So Nice
Kimbo Reddi
Fiesta
Hasil observasi terhadap kompetitor tersebut
menghasilkan sejumlah perbandingan sebagai berikut:
Tabel 4.1. Perbandingan Sö Ré Ji dan Kompetitor
Kategori Deskripsi
Produk Importance value to customer : 1
Sö Ré Ji Masyarakat masih banyak belum tahu
Bulaf Ada varian sayur
Kompetitor sekolah Produknya sama di semua sekolah
So Nice Produknya sudah dikenal oleh masyarakat
Kimbo Reddi Produknya sudah dikenal oleh masyarakat
Fiesta Produknya sudah dikenal oleh masyarakat
Harga Importance value to customer : 2
Sö Ré Ji Menengah
Bulaf Menengah
Kompetitor sekolah Murah
So Nice Murah
Kimbo Reddi Murah
Fiesta Murah
178
Kualitas Importance value to customer : 1
Sö Ré Ji Baik
Bulaf Baik
Kompetitor sekolah Kurang baik
So Nice Baik
Kimbo Reddi Baik
Fiesta Baik
Expertise Importance value to customer : 3
Sö Ré Ji Tergolong baru
Bulaf Tergolong baru
Kompetitor sekolah Pengalaman dalam jangka panjang
So Nice Menggunakan tenaga ahli dan mesin
Kimbo Reddi Menggunakan tenaga ahli dan mesin
Fiesta Menggunakan tenaga ahli dan mesin
Reputasi Importance value to customer : 3
Sö Ré Ji Baru dan tidak dikenal
Bulaf Kurang dikenal
Kompetitor sekolah Reputasi lokal di masing-masing sekolah
So Nice Dikenal luas
Kimbo Reddi Dikenal luas
Fiesta Kurang dikenal
Lokasi Importance value to customer : 1
Sö Ré Ji Area sekolah, pusat keramaian dan hiburan publik
Bulaf Beberapa daerah di Indonesia melalui sistem agen
Kompetitor sekolah Sekolah lokal
So Nice Pasar tradisional, mini market dan supermarket seluruh
Indonesia
Kimbo Reddi Pasar tradisional, mini market dan supermarket seluruh
Indonesia
Fiesta Pasar tradisional dan mini market
Tampilan Importance value to customer : 2
Sö Ré Ji Menarik
Bulaf Standar
Kompetitor sekolah Kurang menarik
So Nice Kurang menarik
Kimbo Reddi Standar
Fiesta Standar
Metode penjualan Importance value to customer : 1
Sö Ré Ji Direct selling, online selling dan sistem agen / reseller
Bulaf Direct selling, online selling dan sistem agen / reseller
179
Kompetitor sekolah Direct selling
So Nice Direct sales melalui mini market, supermarket dan toko
Kimbo Reddi Direct sales melalui mini market, supermarket dan toko
Fiesta Direct sales melalui mini market, supermarket dan toko
Advertising Importance value to customer : 2
Sö Ré Ji Tabloid, majalah, radio, internet, word of mouth
Bulaf Internet, word of mouth
Kompetitor sekolah -
So Nice TV, radio, majalah, tabloid
Kimbo Reddi Majalah, tabloid
Fiesta TV, radio, majalah, tabloid
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012
Berdasarkan tabel perbandingan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa produk Sö Ré Ji memiliki kelebihan dalam
hal produk, kualitas, dan tampilan dibandingkan para pesaing
yang ada. Namun Sö Ré Ji juga masih memiliki kekurangan
dalam hal minimnya pengalaman yang dimiliki serta
pengenalan brand yang rendah. Pengenalan kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki tersebut kemudian dapat digunakan
sebagai landasan untuk menyusun strategi yang tepat dalam
pemasaran produk.
180
4.3.2. Perencanaan Pemasaran
A. Tujuan
Tujuan kegiatan marketing Sö Ré Ji dalam tahun pertama adalah:
Memperkenalkan produk Sö Ré Ji
Pembangunan landasan brand Sö Ré Ji
Memenuhi target finansial
B. Strategi
Terdapat beberapa poin penting dalam strategi marketing yang
akan digunakan. Hal tersebut terkait dengan penyampaian pesan
kepada target market yang dituju, pemilihan strategi yang efektif
dalam peluncuran dan pemasaran produk Sö Ré Ji serta strategi untuk
membina hubungan dengan para customer.
1. Strategi Komunikasi
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam
memperkenalkan suatu produk kepada masyarakat. Terlebih lagi
apabila produk tersebut merupakan suatu produk yang baru dan
181
masih belum diketahui oleh masyarakat. Dengan adanya
komunikasi, pesan yang ingin disampaikan tentang suatu produk
akan dapat ditangkap oleh audience, sehingga terjadi pengenalan
dan pemahaman produk yang diarahkan bagi pembentukan
customer loyalty dalam jangka panjang.
Namun ada kalanya pesan yang ingin disampaikan oleh
suatu perusahaan terhadap suatu produk tidak mengenai target
market yang dituju secara efektif. Oleh sebab itu, disini diperlukan
adanya perencanaan strategi komunikasi yang baik.
Strategi komunikasi yang akan diterapkan oleh Sö Ré Ji
terbagi dalam dua metode, yaitu secara langsung (direct) dan
melalui media online. Pesan utama yang ingin disampaikan disini
bertumpu pada kelebihan serta manfaat dari produk. Strategi yang
akan digunakan untuk penyampaian pesan secara langsung dengan
customer didasarkan atas observasi perilaku target market.
a. Ibu rumah tangga
Tipikal ibu rumah tangga biasanya akan
mengantar anak-anaknya pergi ke sekolah pada pagi
hari, dan menjemputnya lagi pada siang hari / saat
waktu pulang sekolah tiba. Pola ini terutama terlihat
pada ibu yang memiliki anak usia Sekolah Dasar kelas 1
sampai dengan kelas 3.
182
Para ibu ini biasanya akan mengantar anak-
anaknya hingga di depan kelas untuk memastikan
keselamatan anak tersebut. Setelahnya para ibu akan
meluangkan sedikit waktunya untuk berbicara dengan
ibu-ibu lainnya yang mengantar anaknya juga.
Kesempatan lain juga akan datang saat waktu pulang
sekolah tiba. Saat itu, para ibu biasanya akan datang
lebih awal sebelum bel pulang sekolah berbunyi.
Melihat pola perilaku tersebut, maka strategi
komunikasi efektif yang dapat diterapkan adalah
melalui metode pemberian sample product. Sample
product tersebut dibagikan pada booth yang berada di
area sekitar sekolah, yang dibuat dengan desain unik
untuk meraih awareness dan menarik minat audience.
Pada booth tersebut, diletakkan berbagai media yang
mengandung informasi mengenai kelebihan dan
manfaat dari produk Sö Ré Ji, seperti x-banner, flyer,
dan sebagainya.
Selain itu, pembagian sample product dapat
dilakukan dengan metode menjemput bola, yakni
dengan mendekati ibu-ibu tersebut saat sedang
berkumpul. Sambil membagikan sample product
tersebut, para ibu akan dijelaskan mengenai keunggulan
183
dan manfaat dari konsumsi produk Sö Ré Ji. Selain itu
para ibu juga akan dimintai saran serta tanggapan
terhadap produk itu sendiri.
Dengan adanya interaksi langsung dengan para
ibu yang mengantar anaknya ke sekolah, diharapkan
dapat membangun awareness yang baik sebagai
langkah awal untuk proses penetrasi pasar lebih dalam.
b. Anak-anak sekolah
Umumnya anak tidak peduli terhadap apa yang
mereka konsumsi, selama makanan tersebut memiliki
tampilan yang menarik dan rasa yang enak. Oleh karena
itu, tampilan produk maupun sejumlah media
pendukung penjualan perlu diupayakan semaksimal
mungkin agar eye catching di mata anak. Salah satu
strategi komunikasi disini adalah melalui penggunaan
gaya desain yang lucu, sederhana dan colorful sesuai
dengan kegemaran anak pada usia bersangkutan.
Demikian pula dengan desain produk sosis itu
sendiri, yang dibuat dalam beraneka ragam warna dan
bentuk yang unik, sehingga meningkatkan minat anak
untuk mengkonsumsi produk ini. Desain kemasan yang
184
lucu dan pemberian merchandise yang unik menjadi
suatu strategi komunikasi efektif bagi segmen ini.
c. Ibu & ayah karier
Orang tua, baik ayah maupun ibu yang berkarier,
umumnya tidak memiliki waktu luang sebanyak ibu
rumah tangga. Mereka selalu ingin serba cepat,
termasuk dalam hal mengantar anak ke sekolah.
Beberapa orang tua golongan ini umumnya hanya
mengantar hingga gerbang sekolah, walaupun tidak
menutup kemungkinan beberapa orang tua yang
mengantar anak hingga masuk ke dalam sekolah.
Berbeda dengan para ibu rumah tangga, ibu
yang berkarier biasanya tidak akan sempat untuk
menjemput anaknya, sehingga urusan menjemput anak
biasanya akan diserahkan kepada orang lain, baik supir,
pengasuh, pembantu, ataupun dengan menggunakan
jasa antar jemput sekolah.
Melihat pola ini, kesempatan terbesar untuk
mempromosikan Sö Ré Ji adalah pagi hari, saat ayah
atau ibu karier ini mengantar anak mereka ke sekolah.
Agar para orang tua ini mendapatkan pesan secara
optimal, strategi yang dapat digunakan adalah melalui
185
pemberian sample product secara langsung pada saat
tersebut. Biasanya anak diantar dengan menggunakan
kendaraan, baik mobil maupun motor. Saat para orang
tua menurunkan anaknya, tim promosi akan mendekati
mereka untuk menawarkan sample product disertai
dengan pemberian flyer yang berisikan informasi
tentang produk Sö Ré Ji.
Flyer disini digunakan karena waktu yang
dimiliki oleh orang tua untuk berkomunikasi dengan tim
promosi sangat singkat. Karena itu sebagian besar
informasi tentang produk Sö Ré Ji akan dituangkan
dalam flyer tersebut untuk ditelaah kemudian saat
mereka memiliki waktu luang lebih.
Strategi kedua yang akan digunakan untuk menyampaikan
pesan kepada masyarakat secara umum adalah melalui penggunaan
sejumlah media online, seperti official website serta online social
media yang sedang trend di kalangan masyarakat luas (Facebook,
Twitter, dan sebagainya).
2. Strategi Peluncuran Produk
Dalam peluncuran produk Sö Ré Ji ke masyarakat, terdapat
dua strategi kunci yang akan digunakan.
186
a. Pre-launch
Tahap pre-launch bertujuan untuk
memperkenalkan produk Sö Ré Ji kepada calon target
market. Tahap ini akan dilaksanakan pada bulan Juli,
yakni pada saat pendaftaran murid baru dengan catatan
telah melalui tahapan perijinan dari pihak sekolah.
Saat pendaftaran siswa baru ini, umumnya para
orang tua akan datang ke sekolah untuk melihat keadaan
sekolah bersama anak mereka. Saat-saat demikian
merupakan waktu yang tepat untuk memperkenalkan
produk Sö Ré Ji kepada orang tua dan anak secara
langsung. Mengingat Sö Ré Ji merupakan varian produk
makanan baru, strategi terbaik untuk mempercepat
proses pengenalan produk adalah melalui pemberian
sample product kepada calon customer. Melalui cara
ini, kegiatan promosi akan memiliki efektifitas lebih,
karena calon customer dapat merasakan sendiri rasa dan
manfaat produk yang ditawarkan.
b. Sö Ré Ji Ready to Serve Launch
Launching produk pertama akan dilaksanakan
pada pertengahan bulan Juli, yang merupakan awal
tahun ajaran baru. Anak-anak sekolah akan kembali
187
bersekolah setelah liburan panjang yang ditambah oleh
adanya siswa-siswi baru yang masuk.
Saat kegiatan sekolah dimulai kembali, Sö Ré Ji
akan memberikan produk contoh gratis yang dapat
dinikmati oleh anak-anak sekolah melalui booth yang
ada di kantin ataupun melalui penyebaran contoh
produk yang dibagikan di tempat antar jemput anak,
sesuai dengan ijin yang berlaku dari tiap sekolah. Booth
yang digunakan dibuat eye catching sehingga akan
menimbulkan rasa ingin tahu anak-anak terhadap
produk Sö Ré Ji. Diharapkan dengan mencoba sample
produk, anak akan tertarik untuk membeli dan mencoba
aneka varian lainnya.
c. Sö Ré Ji Frozen Product Launch
Disaat yang bersamaan dengan launching
produk ready to eat, Sö Ré Ji juga akan meluncurkan
frozen product. Pada tahap awal, penjualan frozen
product akan lebih difokuskan melalui channel
komunitas-komunitas yang ada.
Pada bulan Juni 2012, informasi untuk mencari
agen / reseller akan disebar melalui media online, baik
official website dan social media networking, serta
188
dengan relasi yang ada. Melalui penggunaan sistem
agen / reseller, penjualan produk akan semakin
meningkat akibat promosi dan networking yang
dilakukan oleh pihak reseller.
C. Marketing Mix
1. Produk
Pada tahun pertama, varian produk Sö Ré Ji yang
ditawarkan terdiri atas 5 varian, yakni Akare, Orenji, Shiro,
Midori dan Papuru. Produk tersebut akan dijual dalam dua tipe,
yakni ready to eat dan frozen product.
Produk ready to eat dijual dalam bentuk matang dan
siap disantap. Dalam penyajiannya, produk tersebut akan
ditambahkan dengan bumbu ataupun saus yang dapat dipilih
sendiri oleh customer, antara lain barbeque sauce, mayonnaise,
saus tomat, sambal, dan bumbu bubuk (keju dan pizza). Frozen
product dijual dalam kemasan 250 gram, yang berisi 5 buah
sosis dengan panjang 13,5 cm dan diameter 1,97 cm.
189
2. Harga
Strategi harga yang akan digunakan Sö Ré Ji adalah
relative pricing dimana harga produk akan dibuat sangat
bersaing dengan kompetitor. Hal ini disebabkan karena
persaingan yang terjadi di industri makanan sangatlah tinggi.
Tingkat harga bersaing namun dengan kualitas produk terbaik,
merupakan strategi yang akan digunakan Sö Ré Ji untuk dapat
masuk ke industri makanan dengan jumlah penjualan tinggi.
Bagi reseller, strategi harga yang akan diterapkan
adalah multiple-unit pricing. Semakin banyak reseller mampu
menjual produk, perusahaan akan memberikan potongan harga
tertentu sebagai keuntungan bagi pihak reseller itu sendiri.
Tabel 4.2. Daftar Spesifikasi Produk Sö Ré Ji
Ready to Eat (portion) Frozen (pack)
Harga Rp. 5.000 Rp. 25.000
Berat 40 gram 250 gram
Kuantitas 2 pcs cocktail size 5 pcs regular size
Panjang 6 cm 13,5 cm
Diameter 2,58 cm 1,97 cm
Sumber: Dokumentasi penulis, 2012
190
Dibandingkan harga kompetitor sejenis, yaitu Bulaf
maka harga produk yang ditawarkan oleh Sö Ré Ji tergolong
sangat bersaing.
Tabel 4.3. Perbandingan Harga dengan Kompetitor
Sö Ré Ji frozen (pack) Bulaf (pack)
Wortel varian Rp. 25.000 Rp. 26.500
Brokoli varian Rp. 25.000 Rp. 28.000
Sumber: Dokumentasi penulis, 2012
Harga menjadi salah satu faktor yang mengambil porsi
perhatian lebih dan menjadi penentu bagi target market yang
berasal dari golongan ekonomi menengah untuk membeli suatu
produk. Namun segmen ini juga memiliki karakteristik
fleksibel dan menghargai sebuah produk dengan tingkat value
for money yang tinggi. Jika kualitas produk yang diterima
dirasakan sesuai, maka harga yang diberikan pun tidak akan
menjadi masalah bagi segmen ini.
Metode pembayaran yang akan digunakan disini adalah
melalui dua metode, baik cash maupun transfer via bank. Hal
ini merujuk pada cara penjualan Sö Ré Ji, yaitu dengan sistem
penjualan langsung di sekolah, reservasi, serta penjualan
dengan sistem agen / reseller.
191
3. Tempat
a. Strategi Distribusi
Strategi yang akan digunakan dalam
pendistribusian produk Sö Ré Ji adalah dengan
mengandalkan strategi intensive distribution. Strategi
tersebut digunakan untuk membentuk jaringan
pemasaran produk Sö Ré Ji yang lebih luas.
Pada tahap awal, tempat produksi, office dan
toko resmi Sö Ré Ji akan berada pada satu tempat yang
sama, yakni di wilayah Jakarta Barat. Hal ini
disebabkan oleh pertimbangan kemudahan akses
distribusi produk ke channel-channel yang akan
digunakan dalam proses penjualan produk.
b. Channel Distribusi
Channel distribusi produk Sö Ré Ji yang akan
digunakan yaitu: booth (sekolah dan tempat keramaian
publik), online selling serta agen / reseller.
Sekolah
Pada tahun pertama Sö Ré Ji menargetkan untuk
buka di 20 sekolah pada area DKI Jakarta. Target
192
tersebut akan dilaksanakan dengan empat tahap.
Pada quarter pertama, Sö Ré Ji akan dibuka di 5
sekolah, yaitu:
1. SD & SMP Kristoforus 1
Jalan Satria IV No.54-55
Grogol, Jakarta Barat
2. SD & SMP Tarsisius II
Jalan Batusari Raya No. 12
Kebon Jeruk, Jakarta Barat
3. SDK & SMP Bunda Hati Kudus
Jalan Rahayu 22, Jelambar
Grogol, Jakarta Barat
4. SD Notre Dame
Jalan Puri Kembang Barat Raya
Kompleks Puri Indah Blok M
Kembangan Barat, Jakarta Barat
5. Binus International School
Jalan Sultan Iskandar Muda Kav. G-8
Jakarta Selatan
Pemilihan kelima sekolah ini didasarkan pada
radius jarak yang berdekatan dengan pabrik yang
berada di kawasan Kedoya, Jakarta Barat, dimana
193
hal ini bertujuan mempermudah proses
pengawasan, operasional serta supply produk.
Pada quarter kedua, ketiga dan keempat di tahun
pertama, Sö Ré Ji akan menambah area
penjualannya di sekolah-sekolah yang ada di DKI
Jakarta, dimana tiap quarter ditargetkan sebanyak
5 sekolah secara bertahap.
Online Selling
Online selling juga menjadi salah satu channel
dalam penjualan produk Sö Ré Ji. Melalui
penggunaan sistem online, jangkauan market
penjualan Sö Ré Ji dapat diperluas ke berbagai
wilayah nusantara, dengan tujuan utama pada
tahap awal yakni pada kota-kota besar di
Indonesia. Metode penjualan online disini adalah
dengan melakukan pemesanan terlebih dahulu
melalui official website Sö Ré Ji, melakukan
pembayaran melalui sistem transfer bank dengan
tambahan biaya kirim yang ditanggung pembeli.
194
Reseller
Penggunaan sistem agen / reseller yang tersebar
di berbagai wilayah, akan membuat channel
distribusi produk Sö Ré Ji semakin luas. Bahkan
adanya reseller diharapkan akan mampu
membuat produk Sö Ré Ji memiliki pasar di luar
area Jakarta secara cepat dan luas. Reseller akan
memperoleh sejumlah keuntungan, di antaranya
adalah pemberian harga khusus.
Tabel 4.4. Syarat dan Ketentuan Keagenan Sö Ré Ji
No. Perihal Keterangan
1. Status Pribadi / badan hukum
2. Lokasi usaha Dengan persetujuan berdasarkan hasil survey (tergantung lokasi dan
tujuan pemasaran)
3. Sarana usaha Freezer (disediakan oleh agen), 1 pc x-banner & 500 pcs brosur
(disediakan oleh Sö Ré Ji)
4. Sarana order Telepon, fax, email, sms
5. Hotline HP / fixed phone (disediakan oleh agen)
6. Pengambilan pesanan Diambil oleh agen di outlet utama
7. Pembelian Bersifat putus (tanpa retur)
8. Term of payment Cash on delivery atau transfer sebelum barang diambil/diantar
9. Minimum order awal Rp. 1.000.000
10. Target penjualan
Rp. 1.000.000 / bulan selama 3 bulan berturut-turut
Keagenan akan hilang secara otomatis jika target tidak terpenuhi
dalam kurun tersebut
11. Syarat admnistrasi Formulir keagenan dan fotocopy KTP
12. Pengiriman bagi agen luar kota Ongkos kirim dan pengemasan ditanggung oleh agen
13. Waktu pemesanan Senin – Sabtu, jam 08.00 – 17.00
14. Waktu pengambilan pesanan Senin – Sabtu, jam 08.00 – 17.00
15. Waktu pengiriman pesanan Menyesuaikan dengan permintaan agen
Sumber: Dokumentasi penulis, 2012
195
Party, Weekend dan Holiday Sales
Penjualan ini dilakukan dengan menerima
pesanan untuk acara-acara tertentu, seperti pesta
ulang tahun, bazaar, akhir pekan, liburan, dan
sebagainya. Penggunaan channel diharapkan
mampu meningkatkan awareness terhadap brand
Sö Ré Ji di kalangan masyarakat.
c. Kontribusi Channel Distribusi
Gambar 4.14. Diagram Kontribusi per Channel Tahun Pertama
Sumber: Dokumentasi penulis, 2012
Setiap channel memiliki nilai kontribusinya
masing-masing terhadap jumlah penjualan produk Sö
Ré Ji secara keseluruhan. Asumsi di tahun pertama atas
kontribusi yang dihasilkan oleh tiap channel yang ada
51.77% 38.12%
5.06% 5.06%
Kontribusi per Channel Tahun Pertama
Sekolah
Party, weekend & holiday
Reseller
196
dapat digambarkan pada chart di atas. Asumsi tersebut
dihasilkan atas hasil sales forecasting yang telah dibuat.
4. Promosi
a. Above the Line
Iklan merupakan salah satu strategi yang akan
dilakukan untuk membangun awareness dan acceptance
brand Sö Ré Ji di masyarakat. Media yang akan
digunakan disini adalah internet, majalah, tabloid, radio,
serta koran sekolah.
Pada tahap awal product lauching, media iklan
yang digunakan masih difokuskan pada media yang
berada di sekolah dan lingkungan sekitar tempat Sö Ré
Ji beroperasi. Media yang akan digunakan dalam tahap
ini adalah internet, online social networking (Facebook
dan Twitter), majalah dinding (mading), majalah
sekolah, majalah lingkungan, majalah perkumpulan
khusus (perkumpulan pemuda, perkumpulan gereja, dan
sebagainya). Pengiklanan melalui media-media tersebut
akan dilakukan sebulan sekali dan dilakukan dalam satu
tahun pertama. Khusus untuk media internet dan online
197
social networking, iklan ini akan dikelola secara
bertahap setiap minggunya.
Pada quarter akhir di tahun pertama yang
dilanjutkan dengan tahun kedua, Sö Ré Ji akan mulai
mengembangkan jaringan penjualan bagi frozen product
Pada tahap ini, Sö Ré Ji akan melakukan pengiklanan
melalui media promosi yang lebih luas, seperti radio,
majalah, dan tabloid.
Radio yang dipilih yaitu Female Radio (V-
Radio, 106,6 FM), karena memiliki kesesuaian target
audience yakni kaum ibu dan wanita. Radio Sonora juga
dipilih karena memiliki porsi target audience yang
memiliki karakteristik serupa serta memiliki market
audience yang besar di kelasnya.
Penggunaan iklan media cetak akan dilakukan
pada 3 media dengan market segment yang berbeda.
Untuk target market primer, yakni anak-anak, iklan
akan dilakukan melalui majalah Bobo. Sedangkan bagi
target market sekunder, yakni kaum ibu dan orang tua
yang peduli terhadap tumbuh kembang anak, tabloid
Nakita dipilih sebagai media yang sesuai. Tabloid
Sedap juga dipilih sebagai media pengiklanan bagi
198
market segment kaum ibu dan orang-orang yang gemar
melakukan kegiatan masak-memasak.
b. Below the Line
Strategi below the line pada tahun pertama
difokuskan terutama untuk produk ready to eat yang
dijual melalui booth di sekolah-sekolah maupun area
publik lainnya. Strategi ini akan dilakukan pada tahun
pertama, dimulai dengan memberikan sample produk di
5 sekolah awal yang akan dibuka pada bulan Juni yakni
sebanyak 100 porsi ready to eat product per sekolah.
Pada bulan Juli, Sö Ré Ji akan memberikan
promo grand opening, yakni berupa gratis 20 porsi
ready to eat product pada setiap booth yang berjualan di
masing-masing sekolah selama sebulan penuh. Promo
ini seterusnya akan diterapkan pada bulan pertama
pembukaan booth baru di masing-masing sekolah.
Pada bulan Agustus, Sö Ré Ji akan menerapkan
promosi beli 2 gratis 1 pada penjualan produk ready to
eat. Pada bulan September hingga Januari, Sö Ré Ji
akan menerapkan sistem product bundling, dimana
melalui pembelian 5 porsi produk ready to eat,
customer akan mendapatkan 1 buah mainan.
199
Pada bulan Februari hingga Maret, sistem
promosi beli 2 gratis 1 akan kembali diterapkan.
Sedangkan untuk tiga bulan selanjutnya, yaitu April,
Mei, dan Juni, Sö Ré Ji akan menerapkan sistem
promosi beli 5 gratis 1 pada produk ready to eat.
Tabel 4.5. Perencanaan Kegiatan Promosi
Waktu Kegiatan Promosi
Juni Pre-launch promo: gratis sample 100 porsi produk ready to eat / booth
Juli Grand opening promo: gratis 20 porsi produk ready to eat / booth / hari
Agustus Buy 2 get 1 free
September
New booth opening promo: gratis 20 porsi produk ready to eat / hari pada booth baru
Product bundling : hadiah merchandise setiap pembelian 5 porsi produk dalam 1 transaksi
Oktober
New booth opening promo: gratis 20 porsi produk ready to eat / hari pada booth baru
Product bundling : hadiah merchandise setiap pembelian 5 porsi produk dalam 1 transaksi
November
New booth opening promo: gratis 20 porsi produk ready to eat / hari pada booth baru
Product bundling : hadiah merchandise setiap pembelian 5 porsi produk dalam 1 transaksi
Desember
New booth opening promo: gratis 20 porsi produk ready to eat / hari pada booth baru
Product bundling : hadiah merchandise setiap pembelian 5 porsi produk dalam 1 transaksi
Januari
New booth opening promo: gratis 20 porsi produk ready to eat / hari pada booth baru
Product bundling : hadiah merchandise setiap pembelian 5 porsi produk dalam 1 transaksi
Februari
New booth opening promo: gratis 20 porsi produk ready to eat / hari pada booth baru
Buy 2 get 1 free
Maret
New booth opening promo: gratis 20 porsi produk ready to eat / hari pada booth baru
Buy 2 get 1 free
April
New booth opening promo: gratis 20 porsi produk ready to eat / hari pada booth baru
Buy 5 get 1 free
Mei
New booth opening promo: gratis 20 porsi produk ready to eat / hari pada booth baru
Buy 5 get 1 free
Juni
New booth opening promo: gratis 20 porsi produk ready to eat / hari pada booth baru
Buy 5 get 1 free
Sumber: Dokumentasi penulis, 2012
200
c. Third-party Marketing
Penggunaan strategi third-party marketing juga
menjadi senjata dalam meraih awareness masyarakat
secara cepat dan luas. Hal ini membantu membangun
jaringan penjualan yang langsung masuk ke tengah
masyarakat, khususnya pada target market yang
berkesesuaian.
Third-party market yang dituju adalah anggota
komunitas atau perkumpulan yang ada di lingkungan
sekitar. Perkumpulan yang akan dituju antara lain
perkumpulan gereja, arisan, bazaar, festival makanan,
perkumpulan lingkungan tempat tinggal, dan
sebagainya. Cara yang akan digunakan nantinya adalah
mendekati salah satu anggota perkumpulan tersebut dan
menawarkan untuk menjadi reseller bagi produk Sö Ré
Ji dengan menggunakan sistem multiple-price dengan
pemberian harga khusus.
201
Tabel 4.6. Chart Timing
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Internet √ √ √
Mading / koran sekolah √ √ √
Printing media (flyer, x-baner,dll) √ √ √
Tabloid √ √
Majalah √ √
Radio √ √
Sumber: Dokumentasi penulis, 2012
Tabel 4.7. Chart Spending
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Internet Rp. 1.500.000 Rp. 1.650.000 Rp. 1.815.000
Mading / koran sekolah Rp. 500.000 Rp. 550.000 Rp. 605.000
Printing media Rp. 3.000.000 Rp. 4.950.000 Rp. 8.167.500
Tabloid Rp. 21.000.000 Rp. 31.020.000
Majalah Rp. 13.000.000 Rp. 21.450.000
Radio Rp. 24.000.000 Rp. 31.680.000
Sumber: Dokumentasi penulis, 2012
D. Perkiraan Pangsa Pasar
Perkiraan market share yang akan dimiliki dalam tahun
pertama untuk penjualan di sekolah-sekolah yaitu sebesar 10% dari
keseluruhan jumlah siswa yang ada di sekolah. Asumsi tersebut
diambil berdasarkan rata-rata jumlah penjual di kantin sekolah yaitu 5
penjual, dimana masing-masing penjual memiliki pilihan ragam
produk yang cukup besar. Selain itu, asumsi ini diambil dengan
202
melihat proporsi siswa yang diperbolehkan untuk jajan dari
keseluruhan siswa di sekolah bersangkutan.
Informasi peta persaingan serta market size yang dimiliki oleh
produsen sosis sangatlah minim. Namun dengan mengetahui data
jumlah produksi yang dicapai oleh kompetitor per tahun melalui media
internet, dapat diperoleh asumsi kasar bagi market share.
Gambar 4.15. Diagram Asumsi Pangsa Pasar
Sumber: Dokumentasi penulis, 2012
Untuk penjualan produk di luar sekolah, asumsi market share
yang akan dimiliki di tahun pertama masih sangat kecil, yaitu sekitar
1%. Asumsi tersebut diperoleh berdasarkan jumlah produksi yang
dihasilkan kompetitor dalam setahun, yaitu So Nice yang mencapai
total produksi sebesar 1.500 ton per bulan atau 18.000 ton per tahun,
Fiesta 50%
So Nice 38%
Kimbo 10%
Bulaf 1%
So Re Ji 1%
Market Share Asumption
203
serta Bulaf dengan total produksi sebesar 24 ton per tahun. Fiesta
sendiri mengklaim dirinya telah menguasai market share sosis sebesar
50%, sedangkan Kimbo Reddi memiliki data akurat mengenai market
share yang dimiliki, dan diasumsikan memiliki market share sekitar
10% dari keseluruhan.
4.4. Operasional
4.4.1. Lokasi
Berdasarkan survei yang dilakukan di beberapa sekolah yang berada di
kawasan Jakarta, terlihat bahwa sekolah merupakan pasar yang potensial
untuk merintis usaha Sö Ré Ji. Sekolah yang dipilih memiliki lokasi yang
strategis dan dekat dengan pusat keramaian serta memiliki akses yang baik
dengan pabrik dari Sö Ré Ji itu sendiri. Hal ini bertujuan untuk
memperkenalkan produk Sö Ré Ji kepada masyarakat luas, sebagai suatu
produk makanan / cemilan sehat dan dekat dengan anak-anak. Sekolah-
sekolah yang dipilih sebagai pada quarter awal adalah :
1. SD & SMP Kristoforus 1
Jalan Satria IV No.54-55, Grogol - Jakarta Barat
2. SD & SMP Tarsisius II
Jalan Batusari Raya No. 12, Kebon Jeruk- Jakarta Barat
204
3. SDK & SMP Bunda Hati Kudus
Jalan Rahayu 22, Jelambar, Grogol - Jakarta Barat
4. SD Notre Dame
Jalan Puri Kembang Barat Raya, Kompleks Puri Indah Blok M
Kembangan Barat - Jakarta Barat
5. Binus International School
Jalan Sultan Iskandar Muda Kav. G-8, Jakarta Selatan
Terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk memasarkan produk
Sö Ré Ji di kawasan sekolah, yaitu:
1. Menyewa tempat di dalam kawasan sekolah
Beberapa sekolah di Jakarta tidak mengijinkan adanya penjual di
lingkungan sekitar sekolah, tetapi memiliki potensi pasar yang
besar, seperti adanya SD hingga SMU dalam 1 gedung sekolah.
Oleh sebab itu penyewaan tempat di dalam lingkungan sekolah,
seperti kantin, dinilai merupakan strategi yang baik.
2. Berjualan di sekitar lingkungan sekolah
Lingkungan di luar sekolah dipilih karena memiliki pasar yang
lebih luas, baik di dalam serta luar sekolah. Disini orang tua
siswa ataupun publik secara umum dapat menjadi calon
customer potensial.
Pada hari sabtu, minggu dan hari-hari libur lainnya, dimana sekolah
tidak mengadakan aktifitas belajar mengajar, Sö Ré Ji akan menawarkan
205
produknya di tempat-tempat hiburan dan ruang publik lain yang banyak
dipilih oleh keluarga, misalnya:
1. Kawasan Wisata Taman Impian Jaya Ancol
2. Kawasan Parkir Timur Senayan
3. Kawasan Taman Menteng
4.4.2. Standar Operasional Prosedur
Organizational procedures atau yang lebih dikenal dengan standar
operasional prosedur (SOP) adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawab pekerjaan sesuai dengan fungsi serta alat penilaian
kinerja perusahaan berdasarkan indikator teknis, administrasif dan prosedural
yang sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja
dalam perusahaan. Tujuan penerapan SOP adalah untuk menciptakan
komitmen mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja perusahaan
untuk mewujudkan goal perusahaan secara keseluruhan, yang diterjemahkan
dari visi dan misi perusahaan.
Pembuatan SOP menunjukkan kemauan dan komitmen perusahaan
untuk menjaga kualitas, baik kualitas kerja karyawan ataupun kualitas dari
produk yang ditawarkan. Upaya penyusunan SOP sangat diperlukan
mengingat perubahan dan kompetisi serta tuntutan dari pihak eksternal yang
selalu terjadi di dalam iklim bisnis saat ini dan di masa yang akan datang.
206
SOP selain digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yang
berkaitan dengan ketepatan bisnis proses, kualitas, kuantitas dan waktu, juga
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan di mata customer, mitra kerja,
supplier dan masyarakat, berupa responsivitas, responsibilitas, dan
akuntabilitas kinerja perusahaan.
Poin ini lebih lanjut akan menjelaskan SOP dari Sö Ré Ji, yang terbagi
atas SOP untuk sumber daya manusia, yaitu karyawan produksi dan karyawan
operasional yang berhadapan langsung dengan customer.
A. Pramusaji
SOP untuk pramusaji antara lain:
1. Prosedur pembukaan booth, dimana semua pramusaji harus
melakukan prosedur pembukaan, pelaksanaan dan penutupan
yang sama.
2. Waktu kerja pramusaji adalah hari senin hingga minggu
selama 8 jam dalam sehari. Pengaturan sistem kerja pada
akhir pekan dan hari libur lainnya akan diatur berdasarkan
kesepakatan dengan pihak perusahaan.
3. Di setiap booth, akan terdapat peralatan masak standar yang
disiapkan oleh Sö Ré Ji.
4. Pengadaan training hard skill dan soft skill sesuai dengan
standar yang ditentukan oleh Sö Ré Ji.
207
5. Pramusaji diharuskan untuk datang setengah jam lebih awal
sebelum kegiatan operasional dari masing-masing booth
berlangsung. Pramusaji akan membersihkan terlebih dahulu
semua peralatan masak yang akan digunakan dan
mempersiapkan berbagai keperluan yang akan digunakan.
6. Pramusaji diharuskan untuk menggunakan seragam yang
telah disiapkan oleh Sö Ré Ji dan berpenampilan sesuai
dengan standar yang ditentukan.
7. Saat berhadapan dengan customer, pramusaji harus bersikap
ramah dan mengucapkan kata “Sö Ré Ji, ada yang bisa
dibantu?” Pada akhir pelayanan, pramusaji harus
mengucapkan kata “Terima kasih”.
8. Semua persediaan barang harus dicatat dalam buku stock
barang saat penutupan booth. Hal ini bertujuan untuk
menjaga persediaan barang serta mengindari pencurian oleh
karyawan.
9. Peralatan masak dan booth secara keseluruhan harus
dibersihkan pada saat penutupan.
10. Bahan baku sosis beku harus selalu disimpan di dalam mesin
pendingin atau cooler box untuk menjaga kesegaran.
208
B. Produksi & Operasional
SOP untuk kegiatan support yang dilakukan kantor / pabrik meliputi:
1. Karyawan akan bekerja selama 5 hari dalam seminggu
selama 8 jam kerja sehari. Istirahat akan dilakukan pada
pukul 12.00 - 13.00. Sedangkan pada hari jumat, karyawan
akan diberikan tambahan istirahat selama setengah jam untuk
beribadah bagi yang menunaikannya.
2. Karyawan yang bekerja di kantor diwajibkan untuk
melakukan absensi, baik saat masuk kantor maupun saat
pulang kantor.
3. Karyawan yang bertugas untuk memproduksi bahan baku Sö
Ré Ji akan menggunakan seragam yang telah disiapkan,
seperti sarung tangan, masker dan celemek.
4. Karyawan yang bekerja di pabrik harus mencatat bahan baku
yang telah digunakan dan produk akhir yang dihasilkan
dalam waktu produksi 1 hari.
5. Karyawan yang bekerja di pabrik bertanggung jawab untuk
memenuhi kuota produksi yang telah ditentukan oleh pihak
management perusahaan.
6. Pengadaan training hard skill dan soft skill sesuai dengan
standar yang telah ditentukan oleh Sö Ré Ji.
209
7. Karyawan yang bekerja di pabrik harus menjaga kebersihan
di lingkungan pabrik seperti membersihkan lingkungan kerja
saat akhir jam kerja.
C. Supplier
Pelaksanaan proses produksi perlu memenuhi sejumlah standar yang
harus dipenuhi oleh supplier, yaitu:
1. Bahan baku daging yang digunakan oleh Sö Ré Ji adalah
daging sapi dan daging ayam yang sesuai dengan standar
yang ditetapkan oleh Sö Ré Ji. Standar ini menyangkut warna
merah segar pada daging, ketiadaan memar, ketiadaan
kotoran dan bau identik dari daging tersebut.
2. Sayuran yang digunakan sebagai bahan baku purée harus
bebas dari pestisida dan dibersihkan sebelum masuk ke
proses produksi.
3. Produk Sö Ré Ji menggunakan casing sosis yang terbuat dari
gelatin, sehingga tidak mengandung plastik pembungkus dan
aman untuk dikonsumsi secara langsung.
210
4.4.3. Personil
A. Produksi
Pada pelaksanaan kegiatan produksi, terdapat beberapa tenaga
kerja yang bertugas seperti:
1. Pengolahan bahan baku
Meliputi tenaga kerja yang bertugas untuk mempersiapkan
dan mencampur bahan baku yang dipergunakan, baik daging,
purée sayuran, serta bumbu-bumbu lainnya, sehingga siap
untuk dimasukkan ke dalam casing sosis.
2. Pembuatan sosis
Tenaga kerja yang berkerja di bagian ini bertugas untuk
mengolah bahan mentah yang telah dihasilkan pada proses
sebelumnya, menjadi sosis yang siap saji. Proses ini meliputi
pemasukkan adonan ke dalam casing sosis hingga proses
pemasakan dan pengasapan.
3. Quality control
Quality control bertugas untuk menjaga kesesuaian seluruh
proses produksi yang sesuai dengan SOP perusahaan, yang
berkaitan dengan penjagaan kualitas dari produk Sö Ré Ji itu
211
sendiri. Quality control juga bertugas untuk menciptakan
inovasi-inovasi baru produk Sö Ré Ji di masa mendatang.
4. Pengemasan
Bagian packaging bertanggung jawab terhadap pengemasan
produk hingga produk tersebut siap didistribusikan ke
customer ataupun agen lainnya.
B. Operasional
Selain itu, dibutuhkan pula tenaga kerja untuk melakukan
berbagai kegiatan operasional Sö Ré Ji di kantor, seperti :
1. Supply & logistik
Merupakan bagian pemesanan yang mengurus proses
pengadaan bahan baku dan supply yang berhubungan secara
langsung dengan kegiatan produksi.
2. Stock control
Bagian stock control bertugas untuk menjaga jumlah
persediaan produk jadi, baik di masing-masing booth ataupun
di tempat penyimpanan pusat.
3. Front Desk
Front desk bertugas untuk melakukan hubungan langsung
dengan customer, baik pemberian informasi produk,
pemesanan, reservasi, kritik, dan sebagainya.
212
4. Finance
Finance bertujuan untuk mengurus laporan keuangan dan
arus dana yang terjadi dalam keseluruhan proses operasional
Sö Ré Ji.
C. Pramusaji
Untuk pelaksanaan kegiatan operasional setiap harinya,
dibutuhkan sumber daya manusia yang dapat mengantarkan produk Sö
Ré Ji kepada masyarakat. Di setiap booth dibutuhkan 1 orang
pramusaji yang akan melayani penjualan produk secara langsung
kepada customer. Pramusaji Sö Ré Ji memiliki karakteristik berikut:
1. Pramusaji harus bersikap ramah kepada setiap customer,
mengingat target market Sö Ré Ji yang berasal dari kalangan
anak. Melalui hal ini, diharapkan anak-anak akan senang dan
datang kembali di masa mendatang untuk membeli produk.
2. Pramusaji akan diberikan training terlebih dahulu dengan
tujuan untuk menyeragamkan pelayanan di setiap tempat
penjualan produk Sö Ré Ji. Training akan meliputi cara
penyajian sosis, perawatan peralatan masak, hingga tata cara
memperlakukan customer.
3. Jam kerja pramusaji di booth sekolah akan mengikuti jam
belajar mengajar dari setiap sekolah bersangkutan. Hal ini
213
mengingat variasi jam sekolah yang berbeda satu sama lain.
Setiap pramusaji akan bekerja dari senin hingga jumat
dengan jumlah jam kerja sebanyak 8 jam dalam sehari. Pada
hari sabtu, minggu, dan hari libur lainnya, jam kerja akan
disesuaikan dengan operasional kawasan wisata
bersangkutan.
4. Pramusaji Sö Ré Ji wajib menggunakan seragam yang telah
disiapkan. Hal ini bertujuan agar penampilan setiap
pramusaji terlihat rapi dan bersih, sebagai pencitraan dari
kualitas produk dan perusahaan secara keseluruhan.
4.5. Management
4.5.1. Tim Management
Dalam menjalankan suatu bisnis, dibutuhkan sebuah tim yang
bertujuan untuk mengelola keseluruhan proses kerja yang ada. Tim ini dapat
berisikan tenaga profesional ataupun pemilik yang turut aktif dalam
menjalankan usaha. Adapun struktur organisasi pada tahap awal
pembangunan bisnis ini meliputi:
214
Gambar 4.16. Struktur Organisasi Sö Ré Ji
Sumber: Dokumentasi penulis, 2012
A. Pemilik
Owner merupakan pemilik dari usaha ini. Selain menikmati
keuntungan yang diperoleh, owner juga berkewajiban untuk
melakukan penilaian kinerja dari perusahaan secara keseluruhan.
Owner pada tahap awal pembangunan bisnis ini terdiri atas 3 orang,
yakni Nickolas Aswin Yanuar, Monique Rizki Divita, I Wayan Aditya
Eka Putera, dan sejumlah investor.
Owner
Operational Manager
R&D
Production
Distribution
Financial & HR Manager
Marketing Manager
Consultant
215
B. Konsultan
Konsultan merupakan pihak lain di luar dari pemilik dan
pekerja yang bekerja secara independen dan ditunjuk oleh owner
secara langsung. Konsultan berkewajiban untuk memberikan suatu
saran dan masukan dalam menjalankan dan mengembangkan usaha
bersangkutan.
C. Manager Operasional
Manager operasional bertugas untuk menangani berbagai
kegiatan operasional Sö Ré Ji, termasuk menjaga kualitas produk,
pengaturan stok bahan baku, pelatihan pegawai dan berbagai perihal
yang berhubungan dengan keseluruhan operasional kerja. Operational
manager pada tahap awal adalah Nickolas Aswin Yanuar
Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan efektif, operasional
kemudian dipecah dalam tiga divisi, yaitu Research and Development,
Production serta Distribution. Research and development
memfokuskan diri untuk menemukan formula yang tepat dalam
pembuatan sosis serta dalam pembuatan varian baru. Production
bertanggung jawab atas keseluruhan proses produksi, termasuk fungsi
pengawasan atas kualitas produk serta penerapan SOP secara
216
konsisten. Adapun distribution bertanggung jawab dalam distribusi
produk serta supply bahan baku yang digunakan.
D. Manager Keuangan dan Sumber Daya
Manager ini bertanggung jawab dalam pengaturan keuangan
perusahaan, baik dari sisi pencatatan maupun dalam memberikan suatu
keputusan yang berkaitan dengan finansial perusahaan. Selain itu,
manager ini juga bertugas didalam mengelola hubungan dengan
pegawai, baik perekrutan, gaji, dan sebagainya. Financial & HR
manager pada tahap awal adalah Monique Rizki Divita.
E. Manager Pemasaran
Manager ini memiliki tugas untuk membuat strategi pemasaran
dan strategi lain yang berkaitan dengan upaya meningkatkan penjualan
produk. Marketing manager pada tahap awal adalah I Wayan Aditya
Eka Putera.
217
4.5.2. Struktur Legal
Pada tahap awal pembentukan dan berjalannya usaha, Sö Ré Ji akan
dijalankan secara langsung tanpa adanya pemilihan salah satu bentuk legal
yang sah di Indonesia. Hal itu didasarkan atas pertimbangan bahwa saat awal
dimulainya usaha ini adalah dalam status uji pasar. Jika review selama enam
bulan pertama menunjukkan respon yang positif, pada bulan ketujuh
perusahaan akan mulai melakukan pengurusan terhadap surat ijin untuk
pembentukan badan usaha dengan tipe Perseroan Terbatas (PT).
Tipe badan usaha PT dipilih karena adanya tanggung jawab yang
terbatas dari pemegang saham terhadap hutang-hutang perusahaan,
penjaminan kelangsungan perusahaan sebagai badan hukum, kemudahan
untuk memindahkan hak milik melalui penjualan saham kepada pihak lain,
kemudahan memperoleh tambahan modal untuk memperluas usaha, serta
memungkinkan pengelolaan modal secara lebih efisien.
Kepemilikan usaha Sö Ré Ji akan dibagi berdasarkan saham
kepemilikan. Dari 100% persen saham kepemilikan, 75% dimiliki oleh
pendiri yaitu Nickolas Aswin Yanuar, Monique Rizki Divita, dan I Wayan
Aditya Eka Putera, dengan rincian kepemilikan saham berimbang. Sisa
kepemilikan 25% saham yang ada akan diberikan kepada pihak investor.
218
4.6. Finansial
4.6.1. Perencanaan Anggaran
Perencanaan anggaran merupakan rincian struktur keuangan
perusahaan yang menggambarkan sejumlah biaya yang dibutuhkan dalam
tahap awal pembangunan usaha. Hal ini menyangkut pula struktur
permodalan, pembiayaan yang akan dibebankan, terhutang atau kewajiban
lain dalam jangka waktu tertentu, yang kemudian akan digunakan sebagai
dasar bagi penyusunan perkiraan arus kas dan neraca perusahaan.
Gambar 4.17. Diagram Struktur Permodalan Awal
Sumber: Dokumentasi penulis, 2012
5.42%
44.58% 36.11%
13.89%
Start-up Structure
Total start-up expenses
Total start-up equipment
Total capital investment
Loan
219
Diagram di atas menjelaskan struktur permodalan yang diperlukan
dalam proses awal pembentukan bisnis ini. Lampiran Finansial, pada section
Start-up Cost Projection, mengungkapkan rincian pembiayaan yang
dibutuhkan, baik sejumlah peralatan fisik maupun non-fisik, termasuk
kapasitas yang dimiliki oleh masing-masing peralatan. Optimalisasi fungsi
semaksimal mungkin menjadi kunci dalam pemilihan dan penggunaan
peralatan, yang disesuaikan dengan kapasitas produksi yang naik secara
bertahap dalam kurun waktu setahun. Hal ini ditujukan untuk mengurangi
faktor resiko sambil melihat perkembangan pasar yang terjadi. Percepatan
pencapaian break even point serta payback period turut menjadi fokus disini
untuk memperbesar peluang ekspansi usaha di masa mendatang.
4.6.2. Proyeksi Laba-Rugi
Berdasarkan rincian proyeksi laba-rugi dalam Lampiran Finansial,
section Profit & Loss Projection, terlihat bahwa pada semester awal (6 bulan)
pertama usaha ini dijalankan, perusahaan mengalami kerugian terlebih dahulu.
Barulah menginjak semester kedua, yakni memasuki bulan ketujuh,
perusahaan menikmati sejumlah keuntungan dari usaha yang mereka jalankan.
Hal ini seiring dengan semakin bertambahnya penjualan yang terjadi serta
semakin meningkatnya brand awareness terhadap produk. Upaya
pembangunan brand juga mulai menampakkan hasil akibat meningkatnya
220
kepuasan dan kepercayaan market setelah mencoba produk, sehingga
berpotensi akan terbentuknya customer retention yang baik, pembentukan
jaringan secara online maupun word of mouth, ataupun peluang melalui
sistem reservasi untuk acara-acara khusus.
Gambar 4.18. Grafik Net Income
Sumber: Dokumentasi penulis, 2012
Proyeksi pertumbuhan Sö Ré Ji secara umum adalah sebesar 20% pada
tahun kedua, baik dari segi sales maupun market size. Hal ini juga didukung
oleh adanya sejumlah strategi marketing dan initiatives, seperti penggunaan
sistem online, reseller dan retailer yang ditujukan untuk mempertinggi tingkat
penjualan frozen product yang mampu menjangkau pasar lebih luas. Hal ini
menjadi suatu landasan bagi pengembangan market frozen product yang akan
dipasarkan melalui channel mini market dan supermarket selanjutnya.
Rp.(30,000,000)
Rp.(20,000,000)
Rp.(10,000,000)
Rp.-
Rp.10,000,000
Rp.20,000,000
Rp.30,000,000
Rp.40,000,000
Rp.50,000,000
Rp.60,000,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Net Income
221
4.6.3. Cash Flow
Permodalan total pada awal usaha Sö Ré Ji adalah sebesar
Rp.180.000.000, yang terbagi atas 72% kepemilikan modal pribadi dan 28%
modal pinjaman bank. Lampiran Finansial pada section Statement of Cash
Flow, mengungkapkan lebih rinci mengenai arus dana yang terjadi, yang
dapat dirangkum melalui grafik berikut:
Gambar 4.19. Grafik Cash Flow
Sumber: Dokumentasi penulis, 2012
Rp.-
Rp.20,000,000
Rp.40,000,000
Rp.60,000,000
Rp.80,000,000
Rp.100,000,000
Rp.120,000,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Cash Flow
222
4.6.4. Break Even Analysis
Break-even point merupakan tingkat penjualan minimum yang perlu
dicapai perusahaan untuk menghindari kerugian, dimana mencapai titik 0
pada net operating income. Hal ini menyangkut 2 komponen mendasar dalam
perhitungan, yakni biaya tetap dan biaya variabel.
Fixed cost / biaya tetap
Merupakan biaya tetap yang tidak dipengaruhi oleh jumlah
penjualan yang dilakukan oleh perusahaan. Biaya tetap disini
mencakup biaya sewa tempat, air, listrik, telepon,
komunikasi serta gaji karyawan.
Variable cost / biaya variabel
Merupakan biaya yang bervariasi seiring dengan nilai
penjualan yang dicapai oleh perusahaan. Biaya ini
berhubungan langsung dengan kegiatan produksi dari produk
sosis itu sendiri, terutama menyangkut bahan baku dan
sejumlah biaya lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembuatan produk.
Perhitungan break even point dapat dirumuskan sebagai berikut:
Net operating income = total revenue – (total variable cost + total fixed cost) = 0
Q break even = total fixed cost / (price per unit – variable cost per unit)
= 474.083.318 / (7.023 – 2.850)
= 113.620 unit
223
Berdasarkan perhitungan ini, break even point tercapai pada saat
penjualan mencapai titik 113.620 unit, dengan nilai total penjualan sejumlah
Rp. 797.899.580, dimana hal ini dialokasikan untuk tercapai pada awal tahun
operasional kedua.
4.6.5. Payback Period
Payback period merupakan waktu yang dibutuhkan untuk men-cover
initial cash outlay yang diperlukan untuk mendirikan sebuah usaha.
Berdasarkan lampiran sebelumnya, start up cost projection yang dibutuhkan
adalah sebesar Rp. 180.000.000 dengan proyeksi cash flow terlampir. Dalam
Lampiran Finansial pada section Business Ratio, dapat dilihat bahwa payback
period dapat tercapai pada pertengahan tahun kedua, yakni bulan ke-15.
4.6.6. Internal Rate of Return
IRR sebuah investasi merupakan sebuah discount rate yang
menghasilkan nilai net present value sejumlah 0 dari sebuah project. Hal ini
menggambarkan kemampuan sebuah investasi untuk mengembangkan atau
membungakan dirinya sendiri (initial cash outlay) berdasarkan pada kegiatan
usaha yang dilakukannya. IRR juga menggambarkan daya pikat sebuah
investasi bagi investor, yang dihitung dengan perumusan berikut:
224
Net Present Value = Cash flow for year 0 + [Cash flow for year 1 / (1+IRR)] = 0
IRR = 203%
Berdasarkan perhitungan ini, dapat dilihat bahwa bisnis ini merupakan
suatu investasi yang cukup menjanjikan, dengan nilai keuntungan dan
payback period yang relatif singkat dan kemungkinan expansi yang luas di
masa mendatang.
4.7. Resiko
Dalam menjalankan sebuah usaha, tentu saja terdapat sejumlah faktor resiko
yang mengancam, baik dari dalam maupun dari luar usaha itu sendiri. Demikian pula
dengan Sö Ré Ji yang memiliki sejumlah faktor resiko yang perlu diperhatikan,
sebagai berikut:
4.7.1. Pencurian Ide
Melihat peluang yang ada serta pasar yang menjanjikan, tidak
menutup kemungkinan akan munculnya kompetitor lain yang memiliki
konsep hampir sama dengan ide yang dimiliki oleh Sö Ré Ji. Bahkan
kadangkala banyak terjadi penjiplakan produk secara sama persis di lapangan.
Hal tersebut sangat mungkin terjadi dan tidak dapat dicegah, namun
bukan berarti tidak dapat diantisipasi. Sö Ré Ji akan selalu membuat inovasi
225
produk sehingga memiliki varian yang unik serta memperluas jenis produk /
diversifikasi produk yang akan ditawarkan, sebagai strategi untuk mengatasi
resiko ini.
4.7.2. Libur Sekolah
Libur sekolah bagi anak memang merupakan hal yang ditungu-tunggu.
Namun bagi usaha yang memiliki target market anak sekolah ditambah
dengan lokasi usaha yang berada di lingkungan sekolah, maka liburan
bukanlah hal yang ditunggu. Karena dengan adanya liburan, penjualan akan
langsung mengalami penurunan secara signifikan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Sö Ré Ji akan selalu
mengembangkan channel yang digunakan. Bukan hanya penjualan di sekolah
namun juga akan penjualan melalui channel mini market serta menerima
pesanan, baik produk maupun booth untuk acara-acara khusus seperti ulang
tahun, tahun baru, arisan, dan sebagainya.
4.7.3. Pesan Yang Tidak Tersampaikan
Produk Sö Ré Ji merupakan produk yang sehat untuk dikonsumsi oleh
anak. Sö Ré Ji juga merupakan salah satu solusi bagi orang tua untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak secara lengkap dan mudah, serta
226
solusi bagi permasalahan sulit makan sayur pada anak. Karena itu, disini
produk memiliki pesan kesehatan yang perlu disampaikan kepada target
market sebagai sebuah unique selling proposition tersendiri.
Namun jika pesan tersebut tidak sampai, maka produk ini pun bisa saja
akhirnya justru mengalami kegagalan dan tidak populer di kalangan orang tua
sebagai target market sekunder disini. Selain itu, bisa saja produk Sö Ré Ji
justru dianggap tidak sehat oleh orang tua karena kurangnya informasi yang
didapat perihal produk ini. Walaupun anak menggemari produk Sö Ré Ji,
namun jika orang tua mereka tidak memberikan persetujuan, maka anak akan
cenderung untuk dilarang mengkonsumsi produk bersangkutan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Sö Ré Ji memberikan informasi
kandungan gizi serta menonjolkan pesan sehatnya pada setiap kemasan
produk yang dijual, terutama pada kemasan frozen product yang memiliki
target market utama para ibu dan orang tua. Selain itu, penggunaan media
promosi dan iklan seperti iklan majalah, tabloid, flyer, internet, dan
sebagainya, diharapkan mampu menjadi suatu media untuk menyampaikan
informasi dan pesan secara akurat kepada orang tua.
Jika pesan yang disampaikan melalui media-media tersebut dinilai
masih belum dapat melakukan penetrasi yang mendalam, langkah yang dapat
digunakan adalah dengan melakukan kerjasama dalam acara demo masak
ataupun dengan mengundang para ibu rumah tangga dalam acara demo
pembuatan sosis dan makanan sehat. Melalui strategi ini, diharapkan pesan
sehat yang ingin disampaikan dapat tercapai secara akurat kepada orang tua.
227
4.7.4. Preferensi Rasa
Rasa merupakan suatu faktor yang memiliki variabilitas tinggi bagi
setiap orang. Tidak ada suatu standar bagi rasa enak yang dapat diterima
secara umum dan internasional, walaupun memiliki perkiraan yang hampir
serupa. Hal ini berlaku pula pada produk Sö Ré Ji. Mungkin saja terjadi
perbedaan preferensi rasa yang disukai anak dengan produk yang ditawarkan,
ataupun sejumlah faktor lain yang menyebabkan anak kurang tertarik dan
menyukai produk Sö Ré Ji. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, Sö
Ré Ji akan selalu melakukan research kepada anak mengenai produk yang
mereka sukai, baik dari sisi bentuk, warna, rasa, ukuran, topping, hadiah, dan
lain sebagainya.
4.7.5. Lonjakan Permintaan
Peningkatan dalam penjualan merupakan hal yang selalu diinginkan
oleh setiap perusahaan, karena dengan adanya peningkatan penjualan maka
profit yang didapat pun akan meningkat. Namun adakalanya lonjakan
permintaan yang terjadi ternyata diluar batas perkiraan dari perusahaan.
Bahkan peningkatan yang terjadi bahkan dapat mencapai titik dimana
perusahaan tidak sanggup lagi untuk memenuhi lonjakan permintaan tersebut.
228
Hal tersebut juga mungkin terjadi pada Sö Ré Ji. Untuk mengantisipasi
permasalahan tersebut, maka Sö Ré Ji perlu memproduksi jumlah produk
yang sesuai dengan perkiraan permintaan yang ada. Salah satu langkah yang
dapat dilakukan yaitu dengan penambahan mesin produksi, jumlah tenaga
kerja, ataupun waktu kerja harian. Penambahan ini akan membuat kapasitas
produksi yang dimiliki bertambah sehingga dapat memenuhi lonjakan
permintaan yang ada pada waktu-waktu tertentu
Namun sebelum memutuskan hal tersebut, perusahaan perlu membuat
suatu prediksi terlebih dahulu apakah lonjakan tersebut bersifat sementara
ataukah memang bersifat jangka panjang. Karena jika hanya bersifat
sementara, penambahan ini akan membuat kapasitas yang dimiliki tidak dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin di masa mendatang.
Solusi lain yang dapat dijalankan yaitu dengan tetap bertahan pada
kapasitas yang dimiliki walaupun terjadi sejumlah kekosongan permintaan di
pasar. Hal ini bertujuan meningkatkan rasa keingintahuan masyarakat
terhadap produk sehingga brand Sö Ré Ji akan lebih dikenal secara luas.
Namun, hal ini juga tidak dapat diterapkan seterusnya jika ternyata produk
memang selalu memiliki permintaan yang tinggi. Karena itulah disini
diperlukan suatu forecasting yang akurat untuk mengarahkan berbagai
langkah yang perlu diambil.
229
4.7.6. Bahan Baku
Salah satu faktor penting yang menunjang keberhasilan Sö Ré Ji
adalah ketersediaan bahan baku. Keterbatasan persediaan bahan baku yang
digunakan dalam proses produksi, akan menyebabkan kesulitan tersendiri
bagi pengembangan usaha Sö Ré Ji secara keseluruhan.
Dalam rangka menjaga pasokan bahan baku, kerjasama dengan
supplier sangatlah dibutuhkan, terutama untuk mengantisipasi terjadinya
kelangkaan dan lonjakan harga bahan baku. Oleh karena itu kerjasama yang
baik haruslah dapat dijalin dengan para supplier yang ada.
Diharapkan dengan adanya kerjasama yang baik ini, pemenuhan
kebutuhan bahan baku tidaklah lagi menemui kendala. Namun jika memang
harga bahan baku tersebut tetap mengalami peningkatan secara signifikan,
maka salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada adalah dengan
mengurangi porsi yang dijual dengan harga yang sama, atau dengan
menaikkan harga namun dengan porsi yang sama.
4.7.7. Kejenuhan
Manusia memiliki batas tingkat kejenuhan akan sesuatu. Hal demikian
berlaku untuk berbagai produk, termasuk makanan. Demikian pula produk Sö
230
Ré Ji, dimana pada suatu titik target market yang dituju akan mulai merasa
jenuh dengan produk yang ditawarkan.
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, Sö Ré Ji akan selalu
membuat inovasi terhadap produk yang dimilikinya, serta memperluas
cakupan produk / diversifikasi produk. Dengan adanya inovasi produk, maka
tingkat jenuh pasar yang dituju diharapkan akan berkurang. Namun jika hal
tersebut tetap tidak mampu mengurangi rasa jenuh yang ada, diharapkan
dengan memperluas cakupan produk yang dijual akan membuat target market
yang dituju kembali bergairah.
4.8. Strategi Jangka Panjang
4.8.1. Kesinambungan Strategi Bisnis
Kunci utama yang menjamin sustainability suatu usaha, yakni
bagaimana bisnis tetap dapat bertahan dan terus berkembang, adalah melalui
inovasi. Inovasi dapat dijadikan sebagai suatu strategi untuk dapat beradaptasi
dengan perubahan pasar yang terjadi. Selain varian produk yang telah ada,
inovasi terhadap varian rasa baru pun akan selalu dicoba agar varian produk
yang ditawarkan semakin luas.
Diversifikasi produk menjadi strategi kedua yang dapat dijalankan
untuk dapat bertahan dan mengembangkan bisnis ini. Tidak hanya produk
231
sosis sehat yang dapat ditawarkan oleh Sö Ré Ji, namun juga sejumlah produk
instan yang disukai anak dan keluarga lainnya, seperti nugget, bakso, dan
sebagainya, dengan tetap mengutamakan unsur kesehatan.
4.8.2. Identifikasi Penerus
Successor merupakan elemen penting dalam pengembangan suatu
usaha baru. Sö Ré Ji juga memperhatikan faktor ini dalam melakukan
pengembangan usahanya. Successor diharapkan dapat meneruskan proses
usaha yang telah dilakukan oleh para pendiri. Ada dua tipe successor dalam
usaha Sö Ré Ji yaitu :
1. Entrepreneurial successor
Entrepreneurial successor adalah orang yang berkompeten
dalam menciptakan inovasi produk dan mempunyai ide-ide yang
baik dalam melakukan pemasaran produk. Entrepreneurial
successor diharapkan dapat melihat peluang yang terdapat di
pasar di masa yang akan datang.
2. Managerial successor
Managerial successor adalah orang yang berkompeten dalam
mengatur efisiensi produksi. Managerial successor juga
melakukan internal control dari bahan baku serta melakukan
efisiensi dari sumber daya manusia yang ada.
232
Sö Ré Ji bersifat terbuka dalam pemilihan penerus selanjutnya, dimana
siapapun memiliki kesempatan untuk menjadi successor, baik anggota
keluarga maupun para profesional baik dari dalam maupun luar perusahaan.
Pendiri akan menilai para calon successor baik dari sisi pengalaman kerja,
ide-ide yang disampaikan ataupun dalam proses pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh para calon successor. Hal ini membutuhkan waktu yang cukup
lama untuk dapat menyerahkan Sö Ré Ji kepada para successor, yang
bertujuan agar:
1. Para successor memiliki kemampuan untuk melanjutkan
bisnis Sö Ré Ji secara berkesinambungan di masa mendatang.
2. Proses pengembangan Sö Ré Ji dapat ditangani oleh para ahli
di bidangnya masing-masing, sehingga usaha ini dapat
semakin berkembang.
3. Menghilangkan keraguan investor untuk menanamkan modal
di usaha ini dengan merujuk pada para staff yang
berkompeten di bidangnya.
233
4.9. Penjadwalan Landasan Strategi
4.9.1. Batas Waktu dan Landasan
Salah satu parameter yang menentukan kesuksesan Sö Ré Ji adalah
dengan tercapainya deadline dan milestone yang telah ditentukan. Selain itu,
hal ini berfungsi sebagai panduan agar perusahaan tidak melenceng dari visi
yang ingin dicapai secara keseluruhan. Adapun deadline dan milestone yang
akan dicapai pada tahun pertama dan kedua, meliputi:
Tabel 4.8. Deadline & Milestones Schedules
Waktu Program dan Tujuan Pencapaian
Tahun Pertama
Mei – Juni
Pengurusan ijin ke sekolah untuk penjualan dan promo di bulan Juni
Persiapan peralatan dan lokasi produksi
Produksi produk berdasarkan forecasting
Juni Pemberian sample gratis di sekolah saat pendaftaran siswa baru
Persiapan pembukaan booth dan sejumlah peralatan yang dibutuhkan
Juli – September
Pembukaan booth Sö Ré Ji di 5 sekolah
Survei 5 sekolah yang akan dibuka pada bulan Oktober – Desember
Target penjualan selama 3 bulan awal meliputi:
7.500 porsi produk ready to eat pada booth di sekolah
300 porsi produk ready to eat pada booth area publik
180 pack frozen product
Oktober – Desember
Pembukaan booth Sö Ré Ji di 5 sekolah
Survei 5 sekolah yang akan dibuka pada bulan Januari – Maret
Target penjualan selama 3 bulan awal meliputi:
19.000 porsi produk ready to eat pada booth di sekolah
4.000 porsi produk ready to eat pada booth area publik
234
600 pack frozen product
Januari – Maret
Pembukaan booth Sö Ré Ji di 5 sekolah
Survei 5 sekolah yang akan dibuka pada bulan April – Juni
Target penjualan selama 3 bulan awal meliputi:
33.000 porsi produk ready to eat pada booth di sekolah
16.000 porsi produk ready to eat pada booth area publik
1.250 pack frozen product
April – Juni
Pembukaan booth Sö Ré Ji di 5 sekolah
Survei 5 sekolah yang akan dibuka pada bulan Juli – September
Target penjualan selama 3 bulan awal meliputi:
43.000 porsi produk ready to eat pada booth di sekolah
55.000 porsi produk ready to eat pada booth area publik
1.900 pack frozen product
Persiapan promosi ulang tahun pertama Sö Ré Ji
Tahun Kedua
Juli 2013 – Juni 2014
Penambahan 20 booth Sö Ré Ji di 20 sekolah dalam 4 quarter
Pemasangan iklan melalui media radio, tabloid dan majalah
Target penjualan tahun kedua meliputi
300.000 porsi produk ready to eat pada booth di sekolah
400.000 porsi produk ready to eat pada booth area publik
15.000 pack frozen product
Persiapan promosi ulang tahun kedua Sö Ré Ji
Sumber: Dokumentasi penulis, 2012
4.9.2. Kesinambungan Hubungan antar Kegiatan
Setiap kegiatan yang telah di rencanakan oleh Sö Ré Ji memiliki
ketergantungan satu sama lain, dimana kegiatan awal mempengaruhi kegiatan
selanjutnya. Pada awal pembentukan Sö Ré Ji, diperlukan pembelian alat dan
perolehan ijin dari sekolah-sekolah yang ingin dituju. Hal ini disebabkan
karena untuk memproduksi sosis, diperlukan alat-alat produksi, dan dalam
235
proses penjualan kepada konsumen, diperlukan booth yang sudah dirancang
sesuai dengan desain yang telah disiapkan dan berkesinambungan dengan
keseluruhan konsep yang dimiliki. Karena sekolah merupakan target awal
yang dituju oleh Sö Ré Ji, maka perijinan kepada sekolah-sekolah yang dituju
harus segera diurus, sehingga pada awal tahun ajaran baru Sö Ré Ji langsung
dapat beroperasi.
Setelah perolehan ijin tersebut rampung, langkah berikut yang
dilakukan adalah pemasaran dan promosi produk Sö Ré Ji kepada anak-anak
dan orang tua, yang dilakukan pada saat penerimaan siswa baru. Hal ini
dimaksudkan untuk memperkenalkan produk Sö Ré Ji yang tergolong baru,
suatu produk makanan dan cemilan yang kaya akan kandungan nutrisi dan
aman dikonsumsi oleh siapa saja. Langkah promosi yang dilakukan adalah
melalui pembagian sample gratis kepada anak-anak dan para orang tua untuk
mengajak calon customer mencoba produk Sö Ré Ji secara langsung. Langkah
ini juga dilakukan untuk mengumpulkan respon dan masukan dari calon
customer bagi pengembangan produk dan perusahaan di masa mendatang.
Setelah proses di atas selesai, Sö Ré Ji siap untuk mulai menjalankan
usahanya, dengan membuka booth di 5 sekolah yang dituju pada quarter
awal. Penjualan di kuartal pertama diusahakan untuk mencapai target yang
telah ditentukan sesuai dengan forecasting yang telah dibuat sebelumnya. Hal
ini dilakukan bersamaan dengan survei yang dilakukan oleh pihak
management untuk membuka booth di sekolah-sekolah berikutnya. Dalam 1
tahun yang dibagi menjadi 4 kuartal, diharapkan Sö Ré Ji dapat membuka
236
booth sebanyak 20 buah. Semakin banyak booth mengakibatkan semakin
besar pula target penjualan yang harus dicapai, sehingga perusahaan mampu
mencapai break even point dalam waktu relatif singkat.
Demikian pula dengan kegiatan promosi yang dilakukan sepanjang
tahun secara berkesinambungan. Promosi dilakukan untuk tetap menjaga
stabilitas penjualan produk Sö Ré Ji, antara lain dengan memberikan sample
gratis kepada customer, mensponsori sejumlah event yang diadakan oleh
pihak sekolah maupun event lain yang memiliki kesesuaian dengan konsep
usaha ini, serta memberikan potongan harga di sejumlah event tertentu.