Download - BAB III Edit Dokumentasi
BAB IIIHASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA
PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
3.1 HASIL PENGKAJIAN1. 5M
a. ManA. Jumlah Tenaga
Kualifikasi tenaga keperawatan di Unit Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada
Kepanjen berjumlah 18 orang dengan rincian sebagai berikut :
a. Tenaga Keperawatan
Tabel 3.1 Kualifikasi Tenaga Keperawatan Unit Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen
No. Kualifikasi Jumlah Prosentase
1. S1 Keperawatan 2 11%
2. DIII Keperawatan 14 78 %
3. DI Keperawatan 2 11%
Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa perawat di Unit Perinatologi yaitu 11%
berpendidikan S1 Keperawatan, 78% DIII Keperawatan, dan 11% adalah DI Keperawatan,
sehingga perlu ditingkatkan untuk bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Sedangkan untuk rekruitmen pegawai dan kriteria masuk RS Wava Husada unit Perinatologi
tidak ada spesifikasi khusus, namun akan dilakukan pelatihan resusitasi bagi perawat yang
baru.
b. Tenaga Non Keperawatan Tabel 3.2 Tenaga Non Keperawatan Unit Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada
Kepanjen
No. Kualifikasi Jumlah Prosentase
1. House Keeping Verbed dan Keamanan 0 0%
2. Helper 0 0%
3. Outshorshing/ CS perlantai 3 100%
Total 100%
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa sebagian besar yaitu 100%
tenaga non keperawatan di Unit Perinatologi adalah tenaga cleaning service.
B. Kualitas TenagaBerdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan didapatkan kualifikasi tenaga
perawat di Unit Perinatologi sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kualitas Tenaga Keperawatan Unit Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen
No.Nama Usia Status
pegawaiMasa kerja
Jabatan Pendidikan Sertifikat
1. IKA T. Amd.Kep
34th Tetap 8th Pjs.Kanit DIII Keperawatan
a Pelatihan NICU
b Resusitasi Neonatus
2. Ivah Erani,Amd.Kep
32 Th Tetap 8 Th PJ Shift D III Keperawatan
a. Pelatihan NICU
3. Afrid N.,Amd.Kep
28 Th Tetap 4 Th PJ Shift D III Keperawatan
a Pelatihan NICU
b Management laktasi
4. Masruroh,Amd.Kep
26 Th Tetap 3,5 Th
PJ Shift D III Keperawatan
Resusitasi Neonatus
5. Heni W, Amd.Kep
24 Th Tetap 3 Th PJ Shift D III Keperawatan
Belum pernah
6. Diah.P,Amd.Kep
25 Th Tetap 3,5 Th
Perawat Medior
D III Keperawatan
Belum pernah
7. Arina M,Amd.Kep
24 Th Kontrak 2 Th Perawat Medior
D III Keperawatan
Belum pernah
8. Desta A,Amd.Kep
28 Th Kontrak 2,5 Th
Perawat Medior
D III Keperawatan
Belum pernah
9. Risa,Amd.Kep
24 Th Kontrak 1,5 Th
Perawat Medior
D III Keperawatan
Belum pernah
10. Febriana.Amd.Kep
28 Th Kontrak 1,5 th Perawat Medior
D III Keperawatan
Belum pernah
11. Winda,R S.Kep.Ners
24Th Kontrak 4 bln Perawat junior
S1 Keperawatan
Belum pernah
12. Deni .Amd.Kep
23Th Magang 3 bln Perawat junior
DIII Keperawatan
Belum pernah
13. Fatimatul Amd.Kep
29th Magang 2 bln Perawat junior
DIII Keperawatan
Belum pernah
14. Arik.S.Kep.Ners
24th Magang 2 bln Perawat junior
S1 Keperawatan
Belum pernah
15. Roselia. S.Kep.Ners
24th Magang 2 bln Perawat junior
S1 Keperawatan
Belum pernah
16. Devy Tri Lestari
24 th kontrak 7 bln Perawat junior
DIII Keperawatan
Belum pernah
17. Nurul Retno.W.
30 Th Tetap 8 Th Asisten Perawat
D I Keperawatan
Belum pernah
18. Devi Suci Rahayu
28Th Tetap 4 Th Asisten Perawat
D I Keperawatan
Belum pernah
Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa sebanyak 22% perawat yang
bekerja di Unit Perinatologi pernah mengikuti pelatihan atau kegiatan untuk meningkatkan
skill dan kemampuan dalam bidang medis. Sedangkan sisanya belum pernah mengikuti
pelatihan, namun pada bulan Sepetember 2 orang perawat di Unit Perinatologi
direncanakan untuk mengikuti pelatihan NICU di RSSA Malang dan pelatihan tersebut
berlangsung ± 2 bulan. Perawat yang ditunjuk untuk pelatihan diatur oleh manajemen rumah
sakit.
C. Kebutuhan Tenaga Perawata. Skor Ketergantungan Pasien
Jumlah pasien, diagnosa medis, serta tingkat ketergantungan pasien di Unit
Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen pada tahap pengkajian yakni tanggal 27-
29 Juli 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4. Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Unit Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen pada tanggal 27 Juli 2015
No. Level Nama Diagnosa Medis Tingkat Ketergantungan
1.
1
By. Ny. Rini - Total2. By. Ny. Siti Khotijah - Total3. By. Ny. Rohimah - Total4. By. Ny. Nurul H - Total5. By. Ny. Siti Khoiriyah - Total6. By. Ny. Linda S - Total7. By. Ny. Ruli S - Total8. By. Ny. Sovia - Total9. By. Ny. Sugiati - Total10. By. Ny. Kiki - Total11. By. Ny. Lydia - Total12. By. Ny. Ruliati - Total13. By. Ny. Uswatun k - Total14. By. Ny. Nanik - Total15. By. Ny. Ratna - Total16. By. Ny. Enty - Total17. By. Ny. Indah P - Total18. By. Ny. Lilik - Total19.
2
By. Ny. Sitik PRM < 6 jam Total20. By. Ny. Futrul Ulum - Total21. By. Ny. Ratna Kala 2 lama, KPD Total22. By. Ny. Ngatini PRM > 12 jam, PER Total23. By. Ny. Septika FD Total24. By. Ny. Enty PRM + Post SC Total25.
3
By. Ny. Yuvira PPI, PRM Total26. By. Ny. Yusi PEB, APB Total27. By. Ny. Widarti Premature Total28. By. Ny. Erna PRM > 24 jam Total
Keterangan: T:Total care; P: Partial care; M: Minimal care
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 27 Juli 2015
terdapat 28 pasien antara lain: 18 pasien berada di level I dengan presentase 64.28%,
kemudian di level II sebanyak 6 pasien dengan prosentase 21.43% dan di level III terdapat 4
pasien yang diprosentasikan menjadi 14,28%. Pasien yang menempati Level tersebut (I, II,
dan III) memiliki ketergantungan total.
Tabel 3.5. Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Unit Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen pada tanggal 28 Juli 2015
No. Level Nama Diagnosa Medis Tingkat Ketergantungan
1.
1
By. Ny. Ratna - Total2. By. Ny. Ruli - Total3. By. Ny. Sovia - Total4. By. Ny. Uswatun P. - Total5. By. Ny. Ngatini - Total6. By. Ny. Siti Kholifah - Total7. By. Ny. Lilik - Total8. By. Ny. Lydia - Total9. By. Ny. Septika - Total10. By. Ny. Nanik - Total11. By. Ny. Indah W - Total12. By. Ny. Uswatun F. - Total13. By. Ny. Rohimah - Total14. By. Ny. Rini - Total15. By. Ny. Siti Khoiriyah - Total16. By. Ny. Kiki - Total17. By. Ny. Enty - Total18. By. Ny. Indah P - Total19. By. Ny. Dita - Total20.
2By. Ny. Sulastri PRM Total
21. By. Ny. Yulaikah Postdate Total22. By. Ny. Heliyawati PER Total23.
3
By. Ny. Erna PRM > 24 jam Total24. By. Ny. Widarti Premature Total25. By. Ny. Yusi PEB, APB Total26. By. Ny. Dewi BBLR, Premature Total
Keterangan: T:Total care; P: Partial care; M: Minimal care
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 28 Juli 2015
terdapat 26 pasien antara lain: 19 pasien berada di level I dengan presentase 73%,
kemudian di level II sebanyak 3 pasien dengan prosentase 11.54% dan di level III terdapat 4
pasien yang diprosentasikan menjadi 15,38%. Pasien yang menempati Level tersebut (I, II,
dan III) memiliki ketergantungan total.
Tabel 3.6. Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Unit Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen pada tanggal 29 Juli 2015
No. Level Nama Diagnosa Medis Tingkat Ketergantungan
1. 1 By. Ny. Enty - Total 2. By. Ny. Lilik - Total3. By. Ny. Uswatun - Total4. By. Ny. Indah - Total
5. By. Ny. Siti Khoiriyah - Total6. By. Ny. Ngatini - Total7. By. Ny. Septika - Total8. By. Ny. Ratna - Total9. By. Ny. Heliawati - Total10. By. Ny. Dita - Total11. By. Ny. Yulaikah - Total12. By. Ny. Srianingsih - Total13. 2 By. Ny. Sulastri PRM Total14. By. Ny. Futrul U. - Total15.
3
By. Ny. Erna PRM > 24 jam Total16. By. Ny. Widarti Premature Total17. By. Ny. Yusi PEB, APB Total18. By. Ny. Dewi BBLR,Premature Total
Keterangan: T:Total care; P: Partial care; M: Minimal care
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 29 Juli 2015
terdapat 18 pasien antara lain: 12 pasien berada di level I dengan presentase 66.66%,
kemudian di level II sebanyak 2 pasien dengan prosentase 11.11% dan di level III terdapat 4
pasien yang diprosentasikan menjadi 22.22%. Pasien yang menempati Level tersebut (I, II,
dan III) memiliki ketergantungan total.
b. Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berdasarkan Metode GilliesTanggal 27 Juli 2015Kebutuhan Perawat
Tindakan keperawatan langsung
Jumlah pasien x Rata-rata jam perawatan/hari/pasien
= 28 x 4,5 jam = 126 jam
Keperawatan tidak langsung
28 x 1 jam = 28 jam
Penyuluhan
28 x 15 menit = 420 menit = 7 jam
Total waktu keperawatan
Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan=
126 jam + 28 jam + 7 jam = 161 jam
Jumlah kebutuhan perawat per hari hari ( 6 hari jam kerja = 7 jam / hari )
Total waktu keperawatan= 161 jam = 23 orang
Waktu kerja efektif 7 jam
Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 23 = 10.81 = 11 orang
Sore = 35% x 23 = 8.05 = 8 orang
Malam = 17% x 23 = 3.91 = 4 orang
Berdasarkan rumus Gillies didapatkan hasil perhitungan rata-rata jumlah perawat perhari adalah 23 orang, yaitu 11 perawat dinas pagi, 8 perawat dinas sore dan 4 perawat dinas malam.
Tanggal 28 Juli 2015Kebutuhan Perawat
Tindakan keperawatan langsung
Jumlah pasien x Rata-rata jam perawatan/hari/pasien
= 26 x 4,5 jam = 117 jam
Keperawatan tidak langsung
26 x 1 jam = 26 jam
Penyuluhan
26 x 15 menit = 390 menit = 6.5 jam
Total waktu keperawatan
Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan=
117 jam + 26 jam + 6.5 jam = 149.5 jam
Jumlah kebutuhan perawat per hari hari ( 6 hari jam kerja = 7 jam / hari )
Total waktu keperawatan= 149.5 jam= 21.3 = 21 orang
Waktu kerja efektif 7 jam
Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 21 = 9.87 = 10 orang
Sore = 35% x 21 = 7.35 = 7 orang
Malam = 17% x 21 = 3.57 = 4 orang
Berdasarkan rumus Gillies didapatkan hasil perhitungan rata-rata jumlah perawat perhari adalah 21 orang, yaitu 10 perawat dinas pagi, 7 perawat dinas sore dan 4 perawat dinas malam.
Tanggal 29 Juli 2015Kebutuhan Perawat
Tindakan Keperawatan Langsung
Jumlah pasien x Rata-rata jam perawatan/hari/pasien
= 18 x 4,5 jam = 81 jam
Keperawatan tidak langsung
18 x 1 jam = 18 jam
Penyuluhan
18 x 15 menit = 270 menit = 4.5 jam
Total waktu keperawatan
Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan=
81 jam + 18 jam + 4.5 jam = 103.5 jam
Jumlah kebutuhan perawat per hari hari ( 6 hari jam kerja = 7 jam / hari )
Total waktu keperawatan= 103.5 jam = 14.7 = 15 orang
Waktu kerja efektif 7 jam
Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 15 = 7.05 = 7 orang
Sore = 35% x 15 = 5.25 = 5 orang
Malam = 17% x 15 = 2.55 = 3 orang
Berdasarkan rumus Gillies didapatkan hasil perhitungan rata-rata jumlah perawat perhari adalah 19 orang, yaitu 7 perawat dinas pagi, 5 perawat dinas sore dan 3 perawat dinas malam.
c. Sistem Perhitungan Tenaga KeperawatanSistem perhitungan tenaga keperawatan dalam unit Perinatologi mengunakan peritungan
dengan metode yang ditentukan Depkes.
Jumlah perawat tersedia di Perinatal adalah:Jumlah jam Perawatan : Jam Efektif setiap perawat
81 : 7 = 11,5
Perhitungan Rumus Loss day
Jml hari minggu dlm 1 thn + Cuti + Hari besar
Jml hari kerja efektif
X Jml Perawat tersedia
48 + 0 + 16 x 12
297
768 = 2,56
297
A. Faktor koreksi;
(Jumlah Perawat tersedia + loss Day)x 25%
(11+3)x25%
= 3,5
Jadi Jumlah Kebutuhan Perawat di Perinatal Adalah :
Perawat 11 + 3 + 3,5 = 17,5 orang ( dibulatkan menjadi 18 )
Jadi total Kebutuhan 18 + 1 ( Kanit ) = 19 Perawat
Sistem perhitungan berdasarkan metode Gillies Tindakan keperawatan langsung
Jumlah pasien x Rata-rata jam perawatan/hari/pasien
= 24 x 4,5 jam = 108 jam
Tindakan keperawatan tidak langsung
Total pasien x 1 jam = 24 x 1 jam = 24 jam
Pendidikan kesehatan
Total pasien x 0,25 jam = 24 x 0,25 = 6 jam
Total jam perawatan
Tindakan keperawatan langsung + tindakan keperawatan tidak langsung +
pendidikan kesehatan = 108 + 24 +6 = 138 jam
Jumlah kebutuhan perawat per Unit ( 6 hari jam kerja = 7 jam / hari )
A x 365 = 138 jam x 365 = 50370 = 24,8 = 25 orang
(365 - C) x 7 287 x 7 2023
Dari hasil penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan rumus depkes,
didapatkan hasil bahwa jumlah perawat yang dibutuhkan di unit perinatologi berjumlah 19
orang, sedangkan berdasarkan rumus Gillies jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 25
orang. Jumlah perawat yang terdapat di unit perinatologi saat ini adalah 18 orang, hal ini
menunjukkan bahwa jumlah perawat yang berada di perinatologi kurang. Meskipun jumlah
perawat kurang, pelaksanaan asuhan keperawatan di unit perinatologi dapat berjalan
dengan baik.
b. Material dan MachineDalam melaksanakan asuhan keperawatan di Unit Perinatologi RS. Wava Husada,
tentunya harus didukung dengan alat-alat medis maupun non medis. Adapun alat-alat yang
dimiliki oleh Unit Perinatologi RS. Wava Husada baik alat medis maupun non medis adalah
sebagai berikut:
Peralatan dan Fasilitas Rumah Tangga1) Fasilitas untuk pasien
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara selama 3 hari, Unit Perinatologi RS.
Wava Husada memiliki inventaris peralatan untuk pasien tercantum dalam tabel sebagai
berikut :
Tabel 3.7. Fasilitas Untuk Pasien dan keluarga yang Tersedia Unit Perinatologi RS.Wava Husada
No Nama Barang Tersedia Jumlah KondisiBaik Rusak
1 Baju bayi √ 90 90 -2 Bedong bayi √ 113 113 -3 Handuk √ 9 9 -4 kain lorek √ 177 177 -5 korden FT √ 5 5 -6 korden jendela √ 15 15 -7 perlak kecil √ 36 36 -8 popok √ 131 131 -9 scored √ 5 5 -10 Selimut √ 22 22 -11 slup bantal √ 28 28 -12 slup guling √ 46 46 -
13 sprei box √ 20 20 -14 sprei covus √ 0 0 -15 sprei incubator √ 4 4 -16 sprei W √ 3 3 -17 topi bayi √ 10 10 -18 Waslap √ 9 9 -19 Bantal √ 25 25 -20 Hitter √ 2 2 -21 Telepon √ 2 2 -
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas yang tersedia untuk
pasien dapat digunakan dan masih berfungsi dengan baik.
2) Fasilitas untuk Perawat
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara selama 3 hari, Unit Perinatologi RS. Wava
Husada memiliki inventaris peralatan untuk perawat tercantum dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.8. Fasilitas Untuk Perawat yang Tersedia Unit Perinatologi RS.Wava Husada
No. Nama barang Standart Jumlah KondisiBaik Rusak
1 Unit konsul 1/unitjadi 1
dengan unit kanit
Baik -
2 Unit kanit 1/unitjadi 1
dengan unit konsultasi
Baik -
3 Nurse station 1/unit 1 Baik -4 Unit Administrasi 1/unit 1 Baik -5 Unit Tindakan 1/unit 1 Baik -6 Tempat Barang 1/unit 1 Baik -
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di dapatkan hasil bahwa fasilitas untuk
perawat masih kurang seperti tidak adanya kamar mandi untuk perawat dan unit diskusi
yang sempit. Selain itu dari 5 tempat yang dapat digunakan untuk melakukan cucitangan, 2
tempat tersedia tisu untuk mengeringkan tangan, sedangkan 3 tempat tidak tersedia tisu
seingga menggunakan lap untuk mengeringkan tangan.
Tabel 3.9. Fasilitas Peralatan Kesehatan dan Instrumen yang Tersedia di Unit Perinatologi RS.Wava HusadaNo Nama Barang Tersedia Jumlah Kondisi
Baik Rusak1 CPAP √ 1 1 -2 Inkubator √ 6 5 13 infus pump √ 6 6 -4 Syringe Pump √ 6 6 -5 Blue Light √ 3 3 -6 Covus √ 3 3 -7 Infant warmer √ 2 2 -
8 Nebulaizer √ 1 1 -9 Suction √ 1 - 110 head box √ 4 4 -11 Sp O2 √ 1 1 -12 blood glucose R √ 1 1 -13 Ambubag √ 1 1 -14 Box bayi √ 23 23 -15 UV √ 1 1 -16 Korentang √ 2 2 -17 Manometer Sentral √ 7 7 -18 Stetoskop √ 2 2 -19 Standart Infus √ 4 4 -20 Spatel Lidah √ 1 1 -21 Kom Tertutup √ 3 3 -22 Bak Instrumen √ 4 4 -23 Bengkok √ 4 4 -24 monitor besar √ 2 2 -25 monitor kecil √ 1 1 -26 Troli √ 2 2 -27 gelang bayi √ 100 100 -28 three way √ 2 2 -29 Elektroda √ 6 6 -30 kertas karbon √ 15 15 -31 sangkup nebul √ 6 6 -32 klem tali pusat √ 54 54 -33 Perfusor √ 4 4 -
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar peralatan
kesehatan sudah sesuai dengan kebutuhan, masih berfungsi dengan baik dan memenuhi
standar. Hal ini sesuai dengan standar dari kemenkes RI tahun 2012 mengenai pelayanan
penunjang medik dan sarana kesehatan pada RS tipe B mengingat RS Wava Husada akan
mengikuti akreditasi. Adapun peralatan yang harus ada di unit perinatologi adalah box bayi,
incubator, timbangan, alat resusitasi bayi, blue lamp terapy, tempat ganti popok bayi, sink
mandi bayi.
Di Unit Perinatologi RS Wava Husada juga sudah terdapat PJ alkes dan instrument
yang telah dibentuk oleh kepala unit. Apabila ada salah satu perawat menemukan alat yang
kurang berfungsi dengan baik maka segera melaporkan temuannya ke PJ alkes, kemudian
PJ alkes akan membuat berita acara dan melaporkan temuannya ke kepala unit yang akan
diteruskan ke pihak rumah sakit agar segera diperbaiki, sedangkan alat yang rusak agar
segera diganti.
3) Obat-obatan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara selama 3 hari, Unit Perinatologi RS.
Wava Husada memiliki inventaris obat-obatan tercantum dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.10. Obat-obatan yang Tersedia di Unit Perinatologi RS.Wava Husada
No Nama Barang Ketersediaan Kondisi Tanggal ExpiredBaik Rusak
1 Aminophilin Tersedia √ - September 20162 Ca glukonas Tersedia √ - Februari 20193 Cefotaxim Tersedia √ - April 20174 Lasix (furosemide) Tersedia √ - Desember 20185 Mikasin Tersedia √ - September 20166 Merocef Tersedia √ - Agustus 20177 Kalfoxim Tersedia √ - Maret 20188 Epinefrin Tersedia √ - September 20169 Biocef Tersedia √ - April 201710 Phytomenadion Tersedia √ - Maret 201811 Lapixine Tersedia √ - September 201612 Gentamicin Tersedia √ - Desember 201713 KCL Tersedia √ - Agustus 201914 Pulmicort Tersedia √ - Oktober 201615 Ranitidin Tersedia √ - September 201516 Cendo midriatil Tersedia √ - Juli 201717 Ventolin Tersedia √ - April 201618 Cartidex Tersedia √ - Oktober 201519 Stesolid (diazepam
5 mg)Tersedia √ - Februari 2016
20 solucortef Tersedia √ - Juli 201521 Ns 25 ml Tersedia √ - April 201722 D40 25 ml Tidak Tersedia √ - -23 D 5 100 Tersedia √ - Maret 201824 D 10 500 Tidak Tersedia √ - -25 D10 1/5 Ns 500 ml Tidak Tersedia √ - -26 D5 1/4 Ns Tidak Tersedia √ - -27 Antrain Tidak Tersedia √ - -28 Ferlin Tersedia √ - Januari 201729 Sagestan Tersedia √ - Februari 201730 Zincpro Tersedia √ - November 201631 Microlax Tersedia √ - September 201632 Daktarin Tersedia √ - Desember 201733 Suplemen apialys Tersedia √ - Januari 201733 Kendall Tersedia √ - September 201735 RL Tersedia November 201736 Paraceamol Tersedia √ - Oktober 2017
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa obat-obatan yang tersedia di unit
Perinatologi sebagian besar masih dalam keadaan baik serta masih diberikan kepada
pasien.
Sudah terbentuk PJ obat di unit Perinatologi, dan memeriksa obat tiap sebulan
sekali, namun masih terdapat obat yang sudah kadaluarsa.
4) Sarana Prasarana Sumber Informasi
Data dari hasil observasi di Unit Perinatologi RS. Wava Husada yang dilakukan
selama 3 hari, dihasilkan bahwa beberapa informasi mengenai prosedur pengendalian
infeksi didapatkan melalui poster yang tersedia di dinding unit. Pada wastafel sudah
dilengkapi dengan poster cuci tangan 6 langkah. Kemudian, poster mengenai cara menyusui
yang benar telah tertempel di dinding tempat ibu untuk menyusui bayi. Akan tetapi, 4 ibu
yang menjenguk bayinya untuk disusui tidak diinformasikan mengenai isi poster dan tidak
didampingi.
Penyuluhan Unit Perinatologi RS. Wava Husada dilakukan oleh perawat dengan
menggunakan media leaflet yang berisikan cara perawatan bayi di rumah sebelum orang tua
bayi pulang dari rumah sakit.
c. Metode1) Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Belum ada metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan di unit
Perinatalogi, hal ini terbukti dari hasil wawancara kepada 5 perawat unit yang mengatakan
bahwa tidak mengetahui metode apa yang digunakan di unit Perinatologi. Akan tetapi dalam
pelaksanaannya pembagian tugas di unit Perinatalogi dibagi dalam 3 bagian yang terdiri dari
perawat senior (penanggung jawab), perawat medior dan perawat junior. Perawat senior
dibantu oleh perawat medior dan perawat junior yang jumlahnya disesuaikan dengan
ketersediaan tenaga keperawatan di unit Perinatalogi. Perawat senior merupakan orang
yang sudah lama bekerja di rumah sakit, dan diletakkan di unit level 3. Perawat medior
diletakkan di unit level 2. Sedangkan perawat junior diletakkan di unit level 1 karena masih
beberapa bulan bekerja.
2) Tindakan Keperawatan di Unit Perinatologi Wava Husada OperanTabel 3.11. Tindakan Keperawatan
No. PROSEDUR OPERAN 27/7 28/7 29/7P S P S P S
Persiapan Alat dan Ruangan1.1. Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap2.2. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku
catatan Sesi 1: Di Nurse Station
1.1. PJ shift sebelumnya menyiapkan status pasien yang menjadi tanggung jawabnya
2. Kanit/PJ membuka operan jaga dengan doa3. Kanit/PJ mempersilahkan Katim yang memiliki pasien
untuk melaporkan pasien4. Katim/PJ melaporkan pasien yang menjadi tanggung
jawabnya:a. Identitas pasien dan diagnosa medisb. Masalah keperawatan saat jaga dan diagnosa
keperawatan yang kemungkinan akan atau masih muncul
c. Intervensi kolaboratifd. Rencana umum misalnya masalah DP, Adm
asuransi pasien yang komplain atau pasien yang membutuhkan perhatian khusus
5. Katim/PJ bersama PJ sebelumnya untuk validasi kondisi ke pasien Sesi II: Di Kamar/Bed Pasien
1.1. Yang masuk ke dalam kamar Katim/PJ/PP sebelumnya dan perawat yang dinas selanjutnya
2.2. Katim/PJ/PA melakukan identifikasi pasien dan pemeriksaan fisik
3.3. Katim/PJ/PA yang jaga sebelumnya menyampaikan tindakan-tindakan yang telah dilakukan dan menyampaikan rencana tindakan selanjutnya serta hal-hal penting yang perlu diperhatikan terkait kondisi pasien kepada perawat yang berdinas selanjutnyaSesi III: Di Nurse Station
1. Melakukan ritual kerja bersama: Doa sebelum bekerja, Visi Misi rumah sakit dan Yel-yel.
2. Kanit memberi informasi atau pengumuman dan evaluasi dari operan bedside
3.1. Kanit memberi kesempatan kepada Katim/PJ/PP untuk menanyakan kembali temuan selama di pasien ke katim/PJ/PP sebelumnya.
4.2. Kepala unit/katim/PJ memberi semangat dan pujian kepada katim/PJ/PA jaga sebelumnya.
5.3. Mempersilahkan perawat jaga malam pulang terlebih dahulu
6.4. Kepala unit/katim/PJ menutup operan dengan mengucapkan salam.Total:Presentase: 60% 60% 60% 60% 60% 60%
Keterangan : Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore
Operan merupakan suatu timbang terima tugas dari shift satu ke shift lain dengan
waktu, isi dan strategi yang telah ditentukan. Operan mengkomunikasikan secara tertulis
dan lisan pada staf keperawatan dan tim kesehatan lain yang memerlukan data klien secara
teratur. Evaluasi proses operan pada Unit Perinatologi RS. Wava Husada berdasarkan tabel
diatas menunjukkan operan dilaksanakan cukup baik ditunjukkan dengan rata-rata
presentase 60%.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan agar operan efektif adalah yang
pertama operan dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang telah disepakati,
operan diipimpin oleh kanit/katim, operan diikuti dan didengarkan secara seksama oleh
semua perawat yang akan dan telah selesai berdinas. Selama 3 hari pengamatan pada
tanggal 27-29 Juli 2015 operan dilaksanakan tepat waktu, yaitu pada operan pagi
dilaksanakan tepat pukul 07.00 dan operan siang dilaksanakan tepat pukul 14.00. Operan di
nurse station dipimpin oleh PJ shift. Operan diikuti oleh semua perawat, akan tetapi sekitar
3-4 perawat tidak mendengarkan dengan seksama ketika perawat yang bertugas di shift
sebelumnya membacakan asuhan keperawatan.
3) PreconferenceTabel 3.12. Kegiatan Preconference Saat Pengkajian
No. Langkah-langkahTanggal
27/7 28/7 29/7D T D T D T
1. Kepala unit/ Ketua Tim memberi salam
- √ - √ - √
2. Jelaskan tujuan konferens awal - √ - √ - √3. Berikan pengarahan kepada
anggota tim tentang rencana kegiatan pada shift pagi.
- √ - √ - √
4. Lakukan pembagian tugas kepada tim
- √ - √ - √
5. Berikan kesempatan pada masing – masing ketua tim untuk menjelaskan pasien kelolaannya serta membagi tugas kepada anggota tim
- √ - √ - √
6. Memberikan kesempatan kepada Tim untuk mempresentasikan kasus special yang menjadi prioritas, meliputi : Identifikasi Klien: nama, umur, no
register Diagnosa medis. Diagnosa keperawatan dan data
focus yang menunjang diagnosa. Tindakan keperawatan yang
sudah di lakukan dan hasilnya. Rencana tindak lanjut Masalah yang di hadapi
- √ - √ - √
7. Berikan kesempatan kepada Tim yang lain untuk mendiskusikan/ bertanya/ menanggapi, memberikan masukan.
- √ - √ - √
8. Kanit / Katim mencatat hasil diskusi anggota Tim.
- √ - √ - √
9. Kanit memberikan kesimpulan dari diskusi yang telah di lakukan.
- √ - √ - √
10
11
Kanit memberikan penekanan pada hal-hal yang perlu di perhatikan atau
- √ - √ - √
Membacakan SOP untuk pelaksanaan tindakan.
- √ - √ - √
12 Tanyakan kesiapan anggota tim untuk melakukan kegiatan pelayanan keperawatan.
- √ - √ - √
13 Sampaikan kontrak waktu untuk pelaksanaan middle konferens
- √ - √ - √
14 Mengucapkan salam - √ - √ - √15 Mengucapkan selamat bekerja - √ - √ - √
TOTAL 0 15 0 15 0 15Prosentase 0% 100% 0% 100% 0% 100%
Keterangan :
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan
konsultasi. Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien. Pre conference dilaksanakan setiap sebelum
melaksanakan aktivitas keperawatan, diikuti oleh semua perawat sesuai shiftnya. Selama 3
hari pengamatan pada tanggal 27-29 Juli 2015, pre-conference di unit Perinatologi tidak
pernah dilaksanakan. Dari wawancara pada 7 orang perawat, didapatkan hasil 5 orang
perawat mengatakan bahwa pre-conference adalah operan, 1 orang perawat mengatakan
preconference diikuti oleh semua perawat dan 1 orang mengatakan memang tidak ada pre-
conference.
4) Post ConferenceTabel 3.13. Kegiatan Postconference Saat Pengkajian
No. Langkah-langkahTanggal
27/7 28/7 29/7D T D T D T
1. Kepala unit/Ketua Tim memberi salam - √ - √ - √2. Jelaskan tujuan konferens akhir - √ - √ - √3. Berikan kesempatan pada masing –
masing ketua tim untuk menjelaskan pasien kelolaannya
- √ - √ - √
4. Memberikan kesempatan kepada Tim untuk mempresentasikan kasus special yang menjadi prioritas, meliputi : Identifikasi Klien :nama, umur, no
register Diagnosa medis. Diagnosa keperawatan dan data
focus yang menunjang diagnosa. Tindakan keperawatan yang sudah
di lakukan dan hasilnya. Rencana tindak lanjut Masalah yang di hadapi
- √ - √ - √
5. Berikan kesempatan kepada Tim yang lain untuk mendiskusikan/ bertanya/ menanggapi, memberikan masukan.
- √ - √ - √
6. Kanit / Katim mencatat hasil diskusi anggota Tim.
- √ - √ - √
7. Kanit memberikan kesimpulan dari diskusi yang telah di lakukan.
- √ - √ - √
8. Kanit memberikan penekanan pada hal-hal yang perlu di perhatikan.
- √ - √ - √
9. Tanyakan kesiapan anggota tim untuk melakukan kegiatan pelayanan keperawatan.
- √ - √ - √
10. Mengucapkan salam - √ - √ - √11. Mengucapkan selamat bekerja - √ - √ - √
TOTAL 0 11 0 11 0 11
Prosentase 0% 100% 0% 100% 0% 100%Keterangan D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Post conference dilaksanakan setiap setelah melaksanakan aktivitas keperawatan,
diikuti oleh semua perawat sesuai shiftnya. Selama 3 hari pengamatan pada tanggal 27-29
Juli 2015, tidak dilaksanakan post-conference di unit Perinatologi. Dari wawancara pada 7
orang perawat, didapatkan hasil 7 orang perawat mengatakan bahwa tidak ada
pelaksanaan post-conference.
Orientasi Pasien Baru Pada tanggal 27-29 Juli 2015, jumlah bayi baru ada 24 orang. Setiap bayi yang baru
masuk sudah dilakukan orientasi kepada orangtua bayi yang dilakukan oleh perawat yang
menerima bayi baru tersebut. Orientasi yang diberikan oleh perawat adalah kondisi bayi
(jenis kelamin, BB, PB, kelengkapan anggota tubuh), informed consent tindakan
keperawatan dan pemberian susu formula, dan kebutuhan bayi selama di rawat (pampers,
sarung tangan, sarung kaki, dan topi), jam kunjungan dan rawat gabung.
Ronde KeperawatanDari hasil observasi selama 3 hari (27-29 Juli 2015) di Unit Perinatologi RS.
Wava Husada, perawat tidak pernah melakukan ronde keperawatan. Saat melakukan
wawancara kepada 7 perawat terkait pelaksanaan ronde 3 bulan terakhir, 1 orang perawat
mengatakan bahwa ronde keperawatan hampir tidak pernah dilakukan karena terbatasnya
tenaga perawat dan kesibukan perawat, sedangkan 6 lainnya mengatakan bahwa tidak
mengetahui apa yang dimaksud ronde keperawatan.
Pendidikan KesehatanHasil observasi selama 3 hari (27-29 Juli 2015) di Unit Perinatologi dari 10
pendidikan kesehatan yang diberikan kepada orangtua bayi dengan 12 poin penyuluhan
yang harus disampaikan, 1 penkes menyampaikan 9 poin penyuluhan, 7 penkes
menyampaikan 7 poin penyuluhan, dan 2 penkes yang menyampaikan 4 poin penyuluhan.
Penkes dilakukan oleh perawat ketika ibu bayi akan pulang. Selain itu, dari 10 penkes, 6
penkes diikuti oleh ibu kandung bayi saja sedangkan 4 penkes diikuti oleh ibu kandung bayi
dan 1 keluarganya. Perawat memberikan penkes dengan terburu-buru dan tidak ada
feedback untuk mengetahui apakah pasien dapat menerima informasi yang telah
disampaikan oleh perawat.
Sentralisasi ObatSentralisasi meliputi 6 poin yang harus terpenuhi diantaranya terdapatnya pj
obat, keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat, mekanisme
penerimaan obat, pembagian obat, penambahan obat baru, dan obat khusus.
Pada Unit Perinatologi, PJ obat sudah ada dan obat-obatan untuk pasien di level
3 dan level 2 sudah diatur dan diletakkan pada masing-masing kotak penyimpanan yang
bertuliskan nama bayinya. Untuk pengaturan obat-obatan emergensi telah diberi label pada
tempat penyimpanan obat. Dari 10 tindakan pemberian obat, perawat sudah melaksanakan
prinsip 6 benar. Dalam keikutsertaan keluarga, di Ruang Perinatologi perawat selalu
meminta inform consent apabila pasien memerlukan penggantian jenis obat atau yang
lainnya terkait pengobatan dan perawatan pasien.
d. Money1) Sistem Gaji
Sumber dana gaji seluruh pegawai di RS Wava Husada berasal dari rumah sakit
sendiri. Pendapatan masing-masing pegawai diatur oleh tim manajemen dari rumah sakit.
Pendapatan gaji pegawai di RS Wava Husada berdasarkan level golongan perawat, dan
kompetensi perawat, misalnya perawat khusus di unit care mendapatkan gaji yan berbeda
dengan perawat umum.
2) Remunerisasi SDMSistem remunerasi yang didapatkan oleh pegawai RS Wava Husada tergantung dari
jumlah kunjungan pasien yang berobat ke RS Wava Husada. Pemberian remunerasi pada
pegawai diberikan setiap pertengahan bulan, setiap perawat mendapatkan remunerasi yang
berbeda. Hal tersebut didasarkan pada tingkat tindakan perawat, pendidikan perawat, serta
masa kerja perawat. Semakin tinggi tindakan yang dilakukan perawat dan tingkat pendidikan
perawat semakin tinggi poin remunerasi yang didapatkan oleh perawat.
3) Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesehatan yang didapatkan oleh pegawai RS Wava Husada dapat berupa
tunjuangan asuransi kesehatan dari BPJS sesuai level pegawai. Terdapat perbedaan
tunjangan yang didapatkan oleh pegawai kontrak dan pegawai tetap. Apabila pegawai tetap
mendapatkan tunjangan asuransi kesehatan untuk tiga orang anak, dan istri/suami,
sedangkan untuk pegawai kontrak hanya mendapatkan tunjangan kesehatan untuk dirinya
sendiri. Selain tunjangan kesehatan pegawai yang bekerja di RS Wava Husada
mendapatkan jaminan hari tua, dan kecelakaan kerja dari BPJS Ketenagakerjaan.
4) Upah LemburUpah lembur didapatkan oleh pegawai RS Wava Husada yang menambah jam
kerjanya diluar jam dinas. Setiap lembur pegawai RS Wava Husada mendapatkan
tambahan upah/gaji sesuai banyaknya jam lembur yang ditambahkan. Selain itu apabila
pegawai masuk di hari libur selain hari minggu atau tanggal merah terhitung jam lembur
pegawai. Upah lembur tersebut berdasarkan dari kalkulasi dari hasil perhitungan jam lembur
selama satu bulan.
5) Sumber Pendapatan UnitSumber pendapatan Unit Perinatologi di RS Wava Husada berasal dari rumah sakit
yang diatur sendiri oleh rumah sakit untuk dibagikan ke unit sesuai dengan kebutuhannya.
Pendapatan yang didapatkan oleh Rumah Sakit Wava Husada berasal dari pasien yang
berobat ke rumah sakit.
e. Market
1. Pasien Ditinjau dari segi pembiayaanTabel 3.14. Jenis Pembayaran
Jenis pembayaran Jumlah Pasien %
Umum 196 94
BPJS 12 6
Dari pengkajian pada bulan Juli yang didapatkan pengguna jasa pelayanan
kesehatan di unit Perinatologi dibedakan menjadi 2 yaitu pasien dengan jenis pembayaran
umum dan pasien BPJS. Rata-rata pelanggan RS Wava menggunakan sistem pembayaran
umum. Dengan banyaknya pelanggan RS yang menggunakan sistem pembayaran umum
maka pihak RS perlu menekankan pada keluarga bahwa pembiayaan ditanggung sendiri
oleh keluarga pasien serta perlu dilakukan motivasi kepada keluarga untuk mempersiapkan
dana sehingga tidak terjadi penunggakan pelunasan biaya pengobatan.
2. Asal daerah pasien
Tabel 3.15. Asal daerah pasien bulan Mei 2015
Asal Daerah Jumlah Pasien %
Kota Malang 0 0%
Kabupaten Malang 168 91%
Luar Malang 16 9%
Tabel 3.16. Asal daerah pasien bulan Juni 2015
Asal Daerah Jumlah Pasien %
Kota Malang 1 0,5%
Kabupaten Malang 191 94,5%
Luar Malang 10 5%
Tabel 3.17. Asal daerah pasien bulan Juli 2015
Asal Daerah Jumlah Pasien %
Kota Malang 1 0,5%
Kabupaten Malang 194 93%
Luar Malang 13 6,5%
Rata-rata pasien yang dirawat di Unit Perinatologi RS Wava Husada dalam 3 bulan
terakhir yaitu Mei-Juli 2015 berasal dari regional Kabupaten Malang sebesar 93%, dari Kota
Malang 0,3%, dan dari luar Malang 6,7%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian
besar pelanggan RS Wava Husada berasal dari regional Kabupaten Malang, hal ini berarti
bahwa RS Wava Husada dipercaya oleh masyarakat daerah Kabupaten Malang.
Sedangkan dari Kota Malang hanya ada 2 pasien dalam 3 bulan terakhir, hal ini dikarenakan
banyak juga rumah sakit lain yang menjadi tujuan pengobatan oleh masyarakat di Kota
Malang. Untuk regional luar Malang terdapat 6,7% atau 39 pasien, sehingga dapat
disimpulkan bahwa RS Wava Husada sudah mulai dikenal masyarakat di luar regional
Malang.
3. BOR, ALOS, TOIa) BOR
BOR 6 Bulan TerakhirTabel 3.18. BOR Perinatologi
Kategori JAN FEB MAR APR MEI JUNI
BOR RID 81% 63% 80% 87% 88% 81%
Rata-Rata BOR 6 Bulan Terakhir
= 8 1% + 63% + 80% + 87% + 88% + 81%
6
=80 %
Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan data rata BOR Unit Perinatologi RS. Wava
Husada selama 6 bulan yakni bulan Januari – Juni adalah adalah 80%. Dari data tersebut
terlihat bahwa BOR sesuai standart yang telah ditetapkan Depkes RI yaitu 60-85%, artinya
adalah prosentase pemakaian tempat tidur di unit Perinatologi sudah memenuhi standart.
BOR Pasien Saat PengkajianBerdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 27-29 Juli 2015, didapatkan gambaran
kapasitas tempat tidur unit Perinatologi, yaitu 25 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.19. BOR Saat Pengkajian
TglJumlah BOR
(∑Px/∑Bed x 100%)Bed Px
27/7/15 29 28 96 %
28/7/15 29 26 89 %
29/7/15 29 18 62 %
Rata-rata BOR per hari = 9 6 + 89 +6 2
3
= 81 %
Dari data diatas dapat dilihat bahwa rata-rata BOR per hari di unit Perinatologi
sebanyak 81%, hal ini sesuai standart yang telah ditetapkan Depkes RI yaitu 60-85%.
Namun terkadang BOR dapat mencapai lebih dari standart, hal ini memungkinkan dapat
mempengaruhi beban kerja perawat, tingkat kesalahan tindakan dan meningkatnya kejadian
infeksi nosokomial.
b) ALOS ALOS 6 Bulan Terakhir
Berdasarkan data rekam medis, didapatkan hasil penghitungan ALOS pasien
sebagai berikut:
Tabel 3.20. ALOS 6 Bulan terakhir
Kategori JAN FEB MAR APR MEI JUNI
ALOS 2,6 2,8 2,7 2,6 2,7 2,6
Rata-rata ALOS 6 bulan terakhir
= 2,6 + 2,8 + 2,7 + 2,6 + 2,7 + 2,6
6
= 2,6 = 3 hari
Berdasarkan data rekam medis didapatkan data rata-rata ALOS Unit Perinatologi
RS. Wava Husada selama enam bulan terakhir yaitu bulan Januari-Juni adalah 3 hari. Dari
data tersebut dapat dilihat bahwa ALOS Unit Perinatologi kurang dari standart yang
ditetapkan Depkes yaitu 6-9 hari. Namun hal tersebut wajar karena sebagian besar pasien di
Unit Perinatologi berada di Level 1 yaitu bayi yang memiliki resiko rendah sehingga rata-rata
lama rawatnya hanya berkisar antara 1-2 hari.
ALOS Pasien Saat PengkajianBerdasarkan hasil pengkajian dari tanggal 27-29 Juli 2015 didapatkan hasil
penghitungan ALOS sebagai berikut:
Tabel 3.21. ALOS Saat Pengkajian
Tanggal Jumlah Pasien KRS Rata-Rata Lama Perawatan
27/7/15 5 1,2
28/7/15 11 1,4
29/7/15 7 1,6
Rata-rata ALOS per hari = 1,2+1,4+1,6
3
= 1,3
Ketika melakukan pengkajian selama 3 hari mengalami kesulitan ketika mendata
jumlah pasien yang KRS karena di buku statistik hanya 30% pasien yang didokumentasikan
kapan KRS. Data kemudian didapatkan melalui rekam medis masing-masing pasien, dan
didapatkan data ALOS Unit Perinatologi RS. Wava Husada selama tiga hari adalah 1,3 atau
1 hari. Hal ini tidak sesuai dengan standart yang ditetapkan oleh Depkes RI yaitu 6-9 hari.
ALOS yang rendah dikarenakan rata-rata pasien yang keluar rumah sakit pada tanggal 27-
29 Juli adalah pasien di level 1, yaitu pasien dengan resiko rendah.
c. TOI (Turn Over Interval)
TOI 6 Bulan TerakhirBerdasarkan data rekam medis, didapatkan hasil penghitungan TOI pasien sebagai
berikut: Tabel 3.21. TOI 6 Bulan Terakhir
Kategori JAN FEB MAR APR MEI JUNI
TOI 0,7 1,7 0,7 0,4 0,4 0,6
Rata-rata ALOS 6 bulan terakhir
= 0,7+1,7+0,7+0,4+0,4+0,6 = 0,75 = 1 hari
6
Berdasarkan data rekam medis didapatkan data rata-rata TOI Unit Perinatologi RS.
Wava Husada selama enam bulan terakhir yaitu bulan Januari-Juni adalah 1 hari. Dari data
tersebut dapat dilihat bahwa TOI Unit Perinatologi sudah sesuai standart yang ditetapkan
Depkes yaitu 1-3 hari, sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat penggunaan tempat tidur
sudah efisien.
TOI Pasien Saat PengkajianBerdasarkan hasil pengkajian dari tanggal 27-29 Juli 2015 didapatkan hasil
penghitungan TOI sebagai berikut:
Tabel 3.22 TOI Saat Pengkajian
Tanggal Jumlah Pasien KRS
Lama Perawatan TOI/hari
27/7/15 5 6 4,628/7/15 11 11 1,629/7/15 7 11 2,5
Rata-rata TOI dalam 3 hari = 4,6 +1, 6 +2 ,5
3
= 2,9 = 3 hari
Berdasarkan data rekam medis didapatkan data rata-rata TOI Unit Perinatologi RS.
Wava Husada selama 3 hari yaitu tanggal 27-29 Juli adalah 3 hari. Dari data tersebut dapat
dilihat bahwa TOI Unit Perinatologi sudah sesuai standart yang ditetapkan Depkes yaitu 1-3
hari, sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat penggunaan tempat tidur sudah efisien.
2. Fungsi Manajemena. Perencanaan
Visi dan Misi Organisasi Visi dan Misi Rumah Sakit
Visi Rumah Sakit
Menjadi rumah sakit unggulan dalam pelayanan untuk mencapai kepuasan pelanggan.
Misi Rumah Sakit
Menjangkau dan melayani pelanggan secara professional dan sepenuh hati (khidmah).
Motto Rumah Sakit
Peduli pelayanan kesehatan berkualitas.
Visi dan Misi Keperawatan
Visi Unit Perinatologi
Terwujudnya peningkatan kepuasan pelanggan dengan memberikan asuhan
keperawatan yang professional dan bermutu
Misi Unit Perinatologi
- Memberikan pelayanan asuhan keperawatan secara professional dan bermutu
- Memberikan pelayanan keperawatan yang holidtik meliputi biopsikososial dan spiritual
dengan sepenuh hati
- Mampu mengoperasionalkan sarana dan prasarana medis dan keperawatan dalam
menunjang pelaksanaan asuhan keperawatan.
Keterkaitan Visi dan Misi Keperawatan dengan Rumah Sakit
Visi dan misi unit Perinatologi merupakan bagian dari visi misi rumah sakit, kepala unit
mempunyai peran dalam mewujudkan visi dan misi keperawatan guna mewujudkan visi
dan misi rumah sakit tercapai.
Falsafah KeperawatanDalam melakukan asuhan keperawatan, perawat Rumah Sakit Wava Husada
berkeyakinan bahwa:
Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio psikosial spiritual yang unik.
Kebutuhan ini harus selalu dipertimbangkan dalam setiap pemberian asuhan
keperawatan.
Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan secara optimal kepada semua yang membutuhkan dengan tidak
membedakan bngsa suku, agama/kepercayaan danstatusnya disetiap tempat
pelayanan kesehatan.
Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari semua
anggota tim kesehatan dan pasien/keluarga.
Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat menggunakan proses keperawatan
dengan 5 tahap untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pasien/keluarga
Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat memiliki wewenag melakukan
asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standart asuhan keperawatan
Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terus menerus
untuk pertumbuhan dan perkembangan staff keperawatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan.
Tujuan Organisasi Tujuan Bidang Keperawatan Rumah Sakit
Tercapainya asuhan keperawatan sesuai dengan standart asuhan keperawatan
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan disiplin melalui pembinaan pendidikan
dan pelatihan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu asuhan
keperawatan.
Tujuan Unit Unit Perinatologi
Tercapainya perawatan paripurna pada pasien perinatal secara optimal pada tahun
2013
Tercapainya kepuasan pelanggan lebih dari 90% sampai dengan tahun 2013
Terwujudnya perawatan perinatal yang bersertifikasi pelatihan tingkat dasar minimal
50% pada tahun 2013
Kebijakan, Prosedur, dan Peraturan OrganisasiKebijakan, prosedur, dan peraturan terkait dengan keperawatan saat ini masih
mengikuti kebijakan, prosedur, dan peraturan terkait dengan keperawatan rumah sakit.
Perencanaan Strategis Rencana Strategis Rumah Sakit
Program Rumah Sakit Wava Husada yang dijalankan oleh Unit Perinatologi yaitu:
Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan dengan cara pemberian warna gelang yang berbeda
berdasarkan gender. Pada pasien laki-laki menggunakan gelang berwarna biru dan
perempuan menggunakan gelang berwarna merah muda.
Cuci tangan
Program cuci tangan 6 langkah 5 momen merupakan program yang dijalankan oleh
Unit Perinatologi saat ini. Program ini penting dalam mengurangi resiko infeksi pada
pasien.
Rencana Operasional Unit PerinatologiBerdasarkan hasil wawancara, unit Perinatologi memiliki program unggulan yaitu IMD
(Inisiasi Menyusu Dini). Pelaksanaan program ini adalah ketika ada persalinan normal maka
perawat dari Unit Perinatologi menunggu bayi sampai selesai menyusu dan setelah itu baru
dipindahkan ke Unit Perinatologi.
Rencana jangka pendek Unit Perinatologi ialah:
- Inisiasi Menyusu Dini
- Rawat gabung total
- Meminimalkan pemakaian dot untuk pemberian susu
Keterlibatan staf keperawatan dalam perencanaanStaf keperawatan terlibat dalam perencanaan progam jangka panjang dan jangka
pendek baik rumah sakit maupun unit Perinatologi dengan menyampaikan pendapat dan
rencana kepada staf yang berwenang.
b. Pengorganisasiand. Struktur Organisasi
a) Struktur Organisasi RS Wava
UNIT RAWAT JALAN
UNIT GAWAT DARURAT
UNIT KAMAR OPERASI
UNIT ICU
UNITKAMAR BERSALIN
UNITKAMAR STROKE
UNIT PERINATOLOGI
UNIT HEMODIALISA
UNIT RAWAT INAP A
UNIT RAWAT INAP B
UNIT RAWAT INAP C
UNIT RAWAT INAP D
UNIT PERINATOLOGI
UNIT YANMED, RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP
UNIT YANMED, GAWAT DARURAT DAN AMBULANCE
UNIT YANMED, KAMAR OPERASI
UNIT YANMED, ICU
UNIT YANMED, KAMAR BERSALIN
UNIT YANMED, PERINATOLOGI
UNIT YANMED, STROKE
UNIT YANMED, HEMODIALISA
UNIT BPJS
UNIT PEMASARAN
DIREKTURPT. ABNA SAMANHUDISAUTIKA HUSADA (DEWAN KOMISARIS)
KOMITEBIDANG AKUNTANSI DAN KEUANGAN
BAGIAN UMUM & PERSONALIA
BIDANG KEPERAWATANBIDANG PENUNJANG (SARANA DAN PRASARANA)
BIDANG PELAYANAN MEDIS
DIREKTUR
DEWAN PERENCANAAN
SISTEM INFORMASI MANAGEMEN
SATUAN PEMERIKSAAN INTERNAL
INSTALASI FARMASI
UNIT LABORATORIUM
UNIT RADIOLOGI
UNIT GIZI
UNIT REKAM MEDIS
UNIT FISIOTERAPI
PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
UNIT FISIOTERAPI
UNIT ADMINISTRASI BILLING
UNIT KEUANGAN DAN PERPAJAKAN
UNIT AKUNTANSI DAN PENGELOLAAN ASET
UNIT PEMBELIAN
UNIT PSDM & KESEKRETARIATAN
UNIT UMUM & RUMAH TANGGA
KOMITE MEDIK
KOMITE ETIK DAN HUKUM
KOMITE KEPERAWATAN
KOMITE KESELAMATAN PASIEN, RESIKO MANAGEMEN &IC3
KOMITE PENGENDALIAN MUTU RUMAH SAKIT & CASE MANAGER
b) Struktur Organisasi Keperawatan
Gambar. Struktur Organisasi Keperawatan Unit Perinatologi
Catatan
- Untuk Penanggung Jawab Shift sudah program dari unit rawat Perinatologi ditentukan
berdasarkan kemampuan dan pengalaman kerja. Hal ini dikarenakan PJ shift diharapkan
adalah perawat yang benar-benar memahami tentang tindakan keperawatan yang harus
dilakukan sehingga dapat memberikan pendampingan dan bimbingan pada perawat
pelaksana ang bertugas pada shift tersebut.
e. Uraian Tugas- Kepala Unit Keperawatan Unit Perinatologi
Tabel 3.22. Hasil Pengkajian Tugas Kepala Unit/Kepala Ruang
Uraian Tugas Dilakukan Tidak Dilakukan
1. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :a. Merencanakan dan membuat prosedur kerja unitb. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan
serta tenaga lain sesuai kebutuhanc. Merencanakan jumlah dan jenis alat medis dan
penunjang medis keperawatan sesuai kebutuhand. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan
keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai visi dan misi rumah sakit
2. Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi :a. Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan
pelayanan.b. Menyusun dan mengatur jadwal dinas tenaga perawat
dan tenaga lain di unit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawat baru atau tenaga lain yang akan bekerja di unit.
d. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan keperawatan
√√
√
√
√
√
√
√
Kepala Unit Ika Trisnani Amd.Kep.
Pj ShiftIvah Erani Amd.
Kep.
Pj ShiftAfrid Nur Amd. Kep.
Pj ShiftMasruroh Amd. Kep.
Pj ShiftHeni Amd. Kep.
sesuai standart.e. Melakukan koordinasi seluruh kegiatan yang ada
dengan cara bekerjasama dengan berbagai pihak/unit yang berkaitan dengan pelayanan di unit rawat Perinatologi.
f. Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga lain yang ada di wilayah tanggung jawab.
g. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan antara lain melalui pertemuan ilmiah.
h. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat kesehatan, obat dan bahan lain yang diperlukan dalam proses asuhan keperawatan.
i. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatan di unit perawatan menurut tingkat kegawatan, infeksi non infeksi sesuai kebijakan Rumah Sakit untuk memudahkan dalam memberikan asuhan keperawatan.
j. Mengadakan pendekatan terhadap pasien yang dirawat untuk mengetahui keluhan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
k. Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala unit keperawatan yang lain, kepala fungsional keperawatan, kepala bagian dan yang lainnya.
l. Menciptakan dan memelihara suasana kerja unit yang baik sehingga mendukung terlaksananya staff dalam memberikan pelayanan keperawatan.
m. Memotivasi tenaga non keperawatan dalam memelihara kebersihan unit dan lingkungannya.
n. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di unit.
o. Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan serta meneliti ulang pada saat dibagikan kepada pasien apakah sudah sesuai dengan dietnya.
p. Memelihara buku register dan berkas catatan medik.q. Membuat laporan harian dan bulanan mengenai
pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan serta kegiatan lain di unit dan selanjutnya menyampaikannya kepada kepala fungsional keperawatan/kepala bagian pelayanan.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian, meliputi :a. Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan yang telah ditentukan.b. Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatanc. Mengawasi peserta didik dari institusi pendidikan untuk
memperoleh pengalaman belajar, sesuai dengan tujuan program pendidikan yang telah ditentukan oleh institusi.
d. Melaksanakan penilaian dan mencantumkannya ke dalam daftar penilaian bagi pelaksana dan tenaga lainnya di bawah tanggung jawabnya untuk berbagai kepentingan seperti perubahan status karyawan,
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√√
√
√
√
√
√
kenaikan golongan, dan atau melanjutkan pendidikan.e. Mengawasi dan mengendalikan perdayagunaan
peralatan perawatan, alat kesehatan dan obat-obatan secara efektif dan efisien.
f. Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di unit.
√
√
Total 25 2Presentase 92,6% 7,4%
Berdasarkan tabel diatas menginterpretasikan pelaksanaan tugas dan peran kepala
unit dalam menjalankan fungsi manajemen keperawatan yang telah dilakuakan 92,6%
sehingga peran fungsi kepala unit sudah banyak yang tercapai dan bisa ditingkatkan. Tugas
dan peran yang belum maksimal tercapai ialah memberi pengarahan dan motivasi kepada
tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standart. Hal ini
dikarenakan kaNit baru menjabat selama 4 bulan, sehingga masih mencari metode yang
tepat untuk memberikan motivasi pada perawat. Selain itu juga masih belum ada program
peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan seperti pertemuan
ilmiah.
- Penanggung Jawab Shift Keperawatan
Tabel 3.24. Hasil Pengkajian Tugas Penanggung Jawab Shift
Uraian Tugas PJ 1 PJ 2 PJ 3 PJ 4Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1. Bertanggung jawab kepada kepala unit.
2. Melaksanakan operan langsung dengan PJS sebelum dan sesudah shift, yang diikuti oleh anggota tim (shift tersebut).
3. Mengatur dan mengkoordinasi kegiatan pelayanan keperawatan dalam shift tersebut.
4. Mengontrol dan memberi bimbingan kepada perawat (anggota tim) yang bertugas dalam shift tersebut.
5. Menerima pasien baru sekaligus melakukan orientasi kepada pasien keluarganya.
6. Mengkaji ulang kebutuhan pasien.
7. Membuat rencana asuhan keperawatan dan mendelegasikan kepada anggota timnya.
8. Menerima laporan dari perawat
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
yang bertugas tentang maslaah pasien/maslah lain.
9. Mengontrol perkembagan kesehatan semua pasien diunit kerjanya.
10. Mengontrol kesiapan peralatan atau instrumen kesehatan.
11. Mengontrol kesiapan obat-obatan unit dan pasien.
12. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan berdasarkan laporan dari anggota timnya.
13. Mencatat hal-hal khusus/kejadian diluar dugaan pasien.
14. Memberikan bimbingan kepada pasien pulang tentang cara perawatan dan cek kelengkapan unitnya.
15. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
16. Laporan pelaksanaan :a. Penanggung jawab shift
dalam membuat laporan didokumentasikan langsung pada status pasien.
b. Bila ada hal-hal yang khusus tetap ditulis distatus pasien dan bila dimungkinkan lupa tidak dilaksanakan bisa ditulis pada buku khusus (buku komunikasi) di masing-masing unit.
c. Mencatat laporan dari anggota tim ke dalam status pasien
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Total 18 0 18 0 18 0 18 0
Prosentase 100% 0% 100%
0% 100%
0% 100%
0%
Berdasarkan tabel diatas menginterpretasikan penanggung jawab shift dalam
menjalankan fungsi manajemen keperawatan sudah dilakukan 100%. Hal ini harus tetap
dipertahankan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di unit perinatologi. Akan tetapi
meskipun PJ shift sudah menjalankan fungsi manajemennya sebesar 100%, dari 2 PJ shift
yang diwawancarai mengatakan tidak mengetahui secara rinci uraian tugas sebagai PJ
Shift.
- Pelaksana Perawatan
Tabel 3.25. Hasil Pengkajian Tugas Pelaksana Keperawatan
P1 P2 P3 P4 P5
Uraian Tugas Ya Tidak Ya Tida
k Ya Tidak Ya Tida
k Ya Tidak
1. Memelihara dan mengawasi kebersihan unit perawatan dan lingkungannya.
2. Menerima pasien baru sesuai SOP.
3. Memelihara peralatan medis/perawatan dalam keadaan siap pakai, dengan cara : Membersihkan dan
menyimpan alat-alat yang telah digunakan.
Menyiapkan alat secara lengkap dalam keadaan siap pakai.
4. Merawat dan meneliti bayi baru lahir, mencatat identitasnya, antara lain: Memberi label (nama ibu,
nomor register ibu, dan cap ibu jari tangan kanan ibu serta cap jari kiri dan kanan bayi)
Nilai APGAR5. Memberitahukan kepada ibu/
keluarganya dengan mempertimbangkan aspek psikologis, mengenai keadaan bayi, khususnya bila ada kelainan/ cacat.
6. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien sesuai batas kemampuannya, dengan cara : Mengamati keadaan pasien
(tanda-tanda vital, kesadaran, keadaan mental, keluhan utama)
Melaksanakan anamnesa sesuai batas kemampuan dan kewenangannya
7. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya
8. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan batas kemampuannya, antara lain: Melaksanakan tindakan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
pengobatan sesuai program pengobatan
Memberi penyuluhan kesehatan kepada ibu dan keluarganya mengenai cara merawat bayi dan menyusui yang benar dan atau penyakitnya.
9. Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan atau institusi pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu, untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi.
10. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat secara tepat dan benar sesuai kebutuhan serta SOP yang berlaku. Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan, kepada dokter unit rawat/ dokter penanggung jawab unit.
11. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya
12. Memantau dan menilai kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat berdasarkan hasil pemantauan tersebut, sesuai batas kemampuannya
13. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
14. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir sesuai jadwal dinas.
15. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antar pasien dan keluarga sehingga tercipta ketenangan.
16. Mengikuti pertemuan berkala yang disediakan oleh kepala unit rawat Perinatologi
17. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan, antara lain melalui pertemuan ilmiah, work shop, pelatihan,dan lain-lain.
18. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan benar, sehingga tercipta
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
sistem informasi Rumah Sakit yang dapat dipercaya (akurat).
19. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan maupun tertulis, pada saat pergantian shift.
20. Menyiapkan pasien yang akan pulang, meliputi :a. Menyediakan formulir untuk
penyelesaian administratif, seperti :- Surat keterangan
istirahat sakit.- Petunjuk diet.- Surat kontrol.- Hasil pemeriksaan dan
foto.- Surat rujukan (untuk
pasien yang alih rawat atau dirujuk).
- Bukti lunas pembayaran dan lain-lain.
- Foto bayib. Memberi penyuluhan
kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien, mengenai :- Cara meneteki yang
benar- Cara merawat tali pusat- ASI eksklusif- Imunisasi sesuai jadwal- Merawat payudara dll
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Total 24 1 24 1 24 1 24 1 24 1
Prosentase 96%
4% 96%
4% 96%
4% 96%
4% 96%
4%
Berdasarkan tabel diatas menginterpretasikan perawat pelaksana dalam
menjalankan fungsi manajemen keperawatan dilakukan 96% sudah baik namun harus tetap
ditingkatkan. Keikutsertaan perawat pelaksana dalam peningkatan pengetahuan melalui
pelatihan juga masih terbatas bagi perawat pelaksana, karena pelatihan sejauh ini lebih
diutamakan diikuti oleh perawat senior. Akan tetapi meskipun perawat pelaksana sudah
menjalankan fungsi manajemennya sebesar 100%, dari 5 perawat pelaksana yang
diwawancarai mengatakan tidak mengetahui secara rinci uraian tugas sebagai Perawat
pelaksana.
- Asisten Perawat
Tabel 3.26. Hasil Pengkajian Asisten Perawat
Uraian Tugas AP 1 AP 2Ya Tidak Ya Tidak
1. Memelihara kerapian dan kebersihan alat medis dan keperawatan.
2. Menyiapkan dan mengatur tempat tidur.3. Menolong pasien BAB/ BAK4. Memelihara kebersihan lingkungan.5. Melaksanakan tindakan keperawatan dasar
untuk pasien dalam kondisi sadar dan tidak emergency
6. Mengantar bahan pemeriksaan ke laboratorium.
7. Mengantar pasien radiologi atau pemeriksaan diagnostic lainnya
8. Membantu perawat menyiapkan dan mengantar pasien ke kamar operasi
9. Menurunkan resep serta mengambil pengembalian obat/ alkes.
10. Membantu pelaksanaan administrasi biling pasien.
11. Mengantar pasien pulang sampai kendaraan penjemputan dibantu oleh petugas helper.
√
√√√√
√
√
√
√
√
√
√
√√√√
√
√
√
√
√
√
Total 10 1 10 1
Prosentase 90,9% 9,09% 90,9% 9,09%
Berdasarkan tabel diatas menginterpretasikan 2 perawat asisten dalam
menjalankan fungsi manajemen keperawatan sudah dilakukan 90,9%. Sehingga peran
fungsi sudah baik dan harus ditingkatkan lagi. Dari 2 asisten perawat yang diwawancarai
mengatakan tidak mengetahui secara rinci uraian tugas sebagai asisten perawat.
Meskipun dari seluruh wawancara yang dilakukan kepada perawat di unit
perinatologi mengatakan tidak mengetahui uraian tugasnya masing-masing secara rinci,
perawat tetap dapat melaksanakan tugasnya dengan saling membantu antar perawat.
f. Pengorganisasian Perawatan PasienUnit Rawat Perinatologi struktur organisasi yang diterapkan adalah metode
keperawatan tim dengan rincian sebagai berikut
Kepala Unit : Ika Trisnani Amd. Kep.
Penanggung Jawab Shift : Ivah Erani Amd. Kep.
Afrid Nur Amd. Kep.
Masruroh Amd. Kep.
Heni Amd. Kep.
Gambar 3.1. Pembagian Tim
Dalam pelaksanaannya, metode penugasan dalam unit Perinatologi masih belum
jelas. Metode yang digunakan yaitu sesuai dengan level (tingkat kegawatan pasien). Dalam
pelaksanaannya perawat dapat mejalankan tugasnya dengan baik meskipun perawat belum
mengetahui uraian tugasnya masing-masing.
g. Klasifikasi PasienPasien yang berada dalam unit keperawatan Perinatologi diklasifikasikan
berdasarkan kondisi penyakit dan keparahan. Pasien diklasifikasikan menjadi 3, yaitu pasien
yang berada di Level 1, Level 2, dan Level 3.
Kepala Unit Ika Trisnani Amd.Kep.
Pj ShiftIvah Erani Amd. Kep.
Pj ShiftAfrid Nur Amd. Kep.
Pj ShiftMasruroh Amd. Kep.
Pj ShiftHeni Amd. Kep.
PerawatPelaksana
Diah Amd. Kep.Arina Amd. Kep.Desta Amd. Kep.Risa Amd. Kep.
Febriana Amd. Kep.Winda Amd. Kep.Deni Amd. Kep.
Fatimatul Amd. Kep.Arik Amd. Kep.
Deny Amd. Kep.
Asisten Perawat
Nurul Retno ( D1 Keperawatan)
Rara ( D1 Keperawatan)
No Aspek Yang DinilaiKode Berkas %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Mengisi status pada setiap penderita
yang datang/MRS seuai kasus dengan
format askep yang sudah baku
100%
2 Mengisi format pengkajian sesuai
dengan kondisi pasien
100%
3 Mengisi pada kolom implementasi
tindakan perawatan yang telah
dilakukan pada pasien
100%
4 Menulis pada kolom evaluasi
perkembangan pasien setelah
dilakukan implementasi
100%
5. Mengisi pada kolom tanda tangan dan
nama terang pelaksana asuhan
keperawatan
100%
RATA-RATA TOTAL 100%
h. Pendokumentasian Proses KeperawatanPendokumentasian : berdasarkan observasi pendokumentasian asuhan keperawatan di Unit Perinatologi sudah lengkap dan
sesuai dengan standar prosedur yang telah ditentukan oleh Rumah Sakit, dimana semua skornya adalah 100%.
i. Jadwal Dinasa) Penangggung Jawab Shift
Penanggung jawab shift yang ditentukan di Unit rawat unit Perinatologi,
sebagai berikut:
Penanggung Jawab Shift : Ivah Erani Amd. Kep.
Afrid Nur Amd. Kep.
Masruroh Amd. Kep.
Heni Amd.Kep
b) Pendistribusian Tenaga Setiap ShiftTabel 3.27. Distribusi dan Analisa Tenaga di Unit Rawat Perinatologi
NO NAMA SHIFT
KODE SHIFT HARI JAM KERJA JUMLAH
JAMJUMLAH
SDM
A. KANIT
1 Pagi kantor KT Senin-Jum’at 07.00-15.00 8 1
2 Pagi tengah TK Sabtu 07.00-12.00 5 1
3 Libur - Minggu 07.00-07.00 24 1
B. PJ Shift
1 Pagi PG Senin-Sabtu 07.00 - 14.00 7 1
2 Sore SG Senin-Sabtu 14.00-21.00 7 1
3 Malam ML Senin-Sabtu 21.00-0700 10 1
4 Libur - Senin-Sabtu 07.00-07.00 24 1
C. Perawat Pelaksana
1 Pagi PG Senin-Sabtu 07.00 - 14.00 7 4
2 Sore SG Senin-Sabtu 14.00 - 21.00 7 3
3 Malam ML Senin-Sabtu 21.00-07.00 10 2
4 Libur - Senin-Sabtu 07.00-07.00 24 1
E. Asisten Perawat
1 Pagi PG Senin-Minggu 07.00-14.00 7 1
2 Sore SG Senin-Minggu 14.00-21.00 7 1
3 Libur - Senin-Sabtu 07.00-07.00 24 1/-
Dari data diatas pendistribusian dari jumlah perawat yang ada masih bisa diatur
untuk memberikan pelayanan keperawatan yang ada di unit rawat Perinatologi dengan baik
sehingga ada beberapa pengkondisian shift jaga, yaitu:
Dalam pengaturan shift yang ada, apabila ada perawat yang cuti (melahirkan, tahunan,
menikah) dan ijin (sakit) maka disetiap pembuatan jadwal bulanan diberlakukan sistem
On Call apabila unit memerlukan tambahan tenaga maka dapat memanggil perawat
yang sudah terjadwal untuk On Call pada hari itu dan nantinya akan di hitung sebagai
lembur karyawan untuk memberikan reward kepada perawat yang On Call.
Tenaga di unit Rawat Perinatologi yang dikategorikan perawat senior ada 4 orang,
medior 5 orang, dan yunior 5 orang perawat dan 2 orang asisten perawat sehingga
pembagian dalam setiap shiftnya 1 orang perawat senior, 2 orang perawat medior dan
1 orang perawat yunior.
c) Keterlibatan Perawat Pelaksana Dalam Pembuatan JadwalPembuatan jadwal dilakukan secara langsung oleh kepala unit rawat Perinatologi.
Perawat pelaksana dapat mengajukan perubahan jadwal dengan tetap memenuhi peraturan
pengkondisian shift jaga yang telah ditentukan di unit rawat Perinatologi sesuai penjelasan
di sesi sebelumnya.
j. Ketenagaana) Rencana Kebutuhan Tenaga
Rencana kebutuhan tenaga yang diperhitungkan oleh kepala unit Perinatal seperti
tabel dibawah ini yang menjelaskan jumlah dan kualifikasi tenaga di Unit Perinatal yang
diharapkan dan dalam pelaksanaannya rencana ini telah terpenuhi dengan 18 tenaga meski
rencana yang dilaksanakan ini tidak sesuai dengan standar sejumlah 25 tenaga yang
diperhitungkan berdasarkan metode yang disarankan Gillies.
Tabel 3.28. Standar Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan & Pelatihan Tenaga Rawat Perinatologi
NO BAGIAN STANDAR JUMLAH STANDAR PENDIDIKAN & PELATIHAN
1 Kepala Unit 1 a. Berijazah pendidikan formal di bidang Keperawatan/Kebidanan, minimal Diploma 3/S1
b. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan sertifikat manajemen Bangsal Keperawatan
c. Berpengalaman sebagai pelaksana Perawatan 3-5 tahun
d. Sehat jasmani dan rohanie. Mempunyai sertifikat pelatihan atau seminar di
bidang keperawatan (sertifikat NICU)f. Servis Excellent
2 Katim 2 a. Berijazah pendidikan formal di bidang Keperawatan/Kebidanan, minimal Diploma 3/S1
b. Berpengalaman sebagai pelaksana Perawatan 2-3 tahun
c. Sehat jasmani dan rohanid. Mempunyai sertifikat pelatihan atau seminar
Kepanjen, 01 April 2011
keperawatane. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan sertifikat
managemen Bangsal Keperawatan.f. Servis Excellent
3 PJ Shift 4 a. Berijazah pendidikan formal di bidang Keperawatan/Kebidanan, minimal Diploma 3/S1
b. Berpengalaman sebagai pelaksana Perawatan 1-2 tahun
c. Sehat jasmani dan rohanid. Mempunyai sertifikat pelatihan atau seminar
keperawatan (NICU)e. Servis Excellent
4 Perawat pelaksana
11 a. Berijazah pendidikan formal di bidang Keperawatan dari semua jenjang yang disahkan oleh pemerintah atau yang berwenang.
b. Mempunyai sertifikat pelatihan atau seminar di bidang keperawatan (NICU)
c. Sehat jasmani dan rohanid. Servis Excellent.
6. Asisten Perawat
2 a. Pendidikan Memiliki pendidikan SMK Asisten
Keperawatan dan atau D1 Asisten Perawat Mampu mengoperasionalkan computer
minimal Microsoft officeb. Kondisi fisik
Sehat jasmani dan rohanic. Kemampuan
Memiliki kepribadian yang baik dan berdedikasi tinggi
Mampu berkomunikasi dengan baik Mampu bekerja sama dengan tim
Keperawatand. Memiliki tanggung jawab, jujur dan dapat di
percaya.b) Penerimaan Pegawai Baru, SIstem Seleksi dan Orientasi
Peserta awalnya mengikuti seleksi berkas terlebih dahulu, kemudian mengikuti ujian tulis,
praktek/skill, computer, psikologi dasar dan wawancara. Jika lolos perawat dikontrak selama
3 bulan di awal untuk diorientasi dan dievaluasi kinerjanya. Lalu dinilai secara redensial
untuk melanjutkan kontrak kembali. Setelah 2 tahun kerja, perawat dilakukan redensial
kembali untuk mengetahui apakah perawat akan melanjutkan kontrak atau keluar.
c) PenempatanUntuk penempatan calon perawat di perinatologi tergantung ketentuan yang ditetapkan oleh
Rumah Sakit
d) Pengembangan Staf- Pendidikan
Untuk pendidikan di unit rawat Perinatologi diutamakan untuk KaNitnya. RS Wava
telah mengusahakan kerjasama dengan institusi pendidikan, seperti: Universitas
Brawijaya, UMM, STIKES Kendedes dan institusi lainnya di Mojokerto. Bila ada
pegawai yang ingin melanjutkan pendidikan, maka diijinkan oleh RS Wava selama
tidak mengganggu kinerja.
- PelatihanUntuk pelatihan dipilih perawat yang sudah sering atau terbiasa melakukan tindakan
sesuai pelatihan (NICU). Selain itu diutamakan untuk perawat yang senior untuk
mengikuti pelatihan. Pelatihan yang sudah pernah dilakukan yaitu pelatihan NICU
yang diikuti oleh 3 orang perawat, pelatihan resusitasi yang diikuti oleh 2 orang
perawat, dan pelatihan manajemen laktasi yang diikuti oleh 1 orang perawat.
Kemudian terdapat beberapa pelatihan yang akan dilakukan di waktu yang akan
datang, diantaranya pelatihan NICU RSSA ± 2 bulan yang akan diikuti oleh 2 orang
perawat, pelatihan tentang ASI, dan cara cuci tangan metode baru di Semarang
yang akan diikuti oleh 2 orang perawat, Pelatihan ponek di Surabaya yang akan
diikuti oleh 1 orang perawat.
e) Jenjang KarirRS Wava Husada memberikan kesempatan kepada seluruh pegawai secara rata untuk
memperoleh posisi dalam struktur organisasi keperawatan atau fungsional sehingga
penilaian yang diutamakan adalah kinerja
c. Pengarahan dan Pengawasan1) Komunikasi
a) Arah komunikasi
Dari hasil wawancara dengan kepala unit, komunikasi terkait informasi di Unit
Perinatologi dapat dilakukan dari atasan ke bawahan dan bawahan ke atasan.
Komunikasi antar atasan dan bawahan bersifat sangat terbuka untuk saling
melengkapi dalam kinerja. Hal tersebut terlihat ketika ada pengumumam terkait
lingkup unit seperti modifikasi saran-prasarana, kepala unit memberikan
pengumuman tersebut kepada perawat yang lain ketika semua perawat berkumpul
dan melalui jaringan sosial.
b) Jadwal pertemuan/rapat
Jadwal pertemuan/rapat dilakukan 1x/bulan pada tanggal 15
c) Faktor penghambat komunikasi
Dari hasil wawancara, faktor penghambat komunikasi kepala unit dengan staf perawat
adalah kepala unit baru menjabat selama 4 bulan.
2) Motivasi
a) Cara memotivasi individu/kelompok
Saat ini Kepala Unit Perinatologi memotivasi anggota stafnya dengan
menyesuaikan kepribadian masing-masing individu dan dilakukan secara personal
b) Sistem Reward atau Punishment
Saat ini Kepala Unit Perinatologi belum memberikan reward atas prestasi yang
dilakukan oleh staf, hanya saja bagi perawat yang berprestasi dalam kinerja akan
mempengaruhi gajinya yang diatur oleh bagian keuangan. Pemberian teguran atas
pelanggaran yang dilakukan oleh perawat, Kepala Unit memberikan peringatan secara
langsung dan personal. Dan mulai dari tanggal 1 Agustus 2015 akan dimulai untuk
menerapkan sistem denda bagi perawat yang datang terlambat.
3) Supervisi
a) Mekanisme
Dari hasil wawancara kepada kepala unit dalam pelaksanaan supervisi, PJ shift
bertanggungjawab kepada junior dan mediornya. Dari hasil observasi selama 3 hari (27-
29 Juli 2015) mekanisme pelaksanaan supervise perawat di Unit Perinatologi tidak
selalu dilakukan secara formal. Hal tersebut terlihat ketika perawat akan melakukan
tindakan invasif kemudian di supervise dan motivasi oleh PJ Shift
b) Faktor penghambat
Dari hasil wawancara kepada Kanit Dalam pelaksanaan terdapat penghambat
seperti penilaian perawat yang perlu disupervisi belum objektif sehingga pelaksanaan
supervisi pun belum maksimal.
4) Pendelegasian
Dalam pengaturan shift yang ada, apabila ada perawat yang cuti (melahirkan,
tahunan, menikah) dan ijin (sakit) maka disetiap pembuatan jadwal bulanan diberlakukan
sistem On Call apabila unit memerlukan tambahan tenaga maka dapat memanggil
perawat yang sudah terjadwal untuk On Call pada hari itu dan nantinya akan di hitung
sebagai lembur karyawan untuk memberikan reward kepada perawat yang On Call.
Sistem untuk pengajuan cuti tahunan tidak diperbolehkan dalam sehari lebih dari 2
orang perawat dikarenakan tenaga yang ada dipersiapkan untuk penjadwalan On Call.
5) Mekanisme penyelesaian masalah: manajemen konflik
Konflik yang terjadi di Unit Perinatologi diselesaikan secara kekeluargaan.
Apabila ada kasus dan masalah diselesaikan secara internal. Kepala Unit
menggunakan teknik penyelesaian konflik secara kompromi atau negosiasi diskusi
bersama dengan perawat lainnya.
d. Pengendalian1) Penampilan Kerja
a) Penilaian penampilan kinerja
Kinerja perawat dinilai secara langsung oleh kanit dengan dokumentasi tertulis
yang didalamnya memuat indikator-indikator seperti kedisiplinan, ketanggapan, absensi
dan ketepatan waktu. Namun untuk kedepannya masih direncanakan metode baru
dalam proses penilaian. Selama 3 hari pengamatan, Perawat tanggap dan cepat dalam
merespon keluhan pasien dan bersedia membimbing mahasiswa dengan baik.
2) Pengendalian Mutua) Kegiatan pengendalian mutu
Tersedianya tempat sampah medis dan non medis.
Tersedianya box bayi dengan pengaman
Tersedianya SOP pada setiap tindakan di unit
Tersedianya format dokumentasi yang lengkap
Tersedianya fasilitas perawatan seperti nurse station, unit administrasi, unit
depo farmasi, wastafel pada masing-masing unit.
b) Indikator pengendalian mutu Indikator pengendalian mutu di RS Wava Husada
Keselamatan pasien (patient safety)Sesuai pasal 43 UU No.44/2009 Rumah sakit wajib menerapkan standar
keselamatan pasien. Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden,
menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka
kejadian yang tidak diharapkan. Pada hal ini rumah sakit melaporkan kegiatan keselamatan
pasien kepada komite yang membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri.
Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonim dan ditujukan untuk
mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien. Adapun 6 macam
patient safety:
1. Identifikasi pasienBerdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari di Unit Perinatologi RS.
Wava Husada didapatkan hasil bahwa setiap melakukan tindakan kepada bayi, perawat
selalu mengidentifikasi bayi tersebut terlebih dahulu. Salah satu contohnya adalah, sebelum
menyuntikkan antibiotik kepada bayi, perawat selalu mencocokkan identitas yang terdapat
pada box bayi dengan gelang yang terpasang pada tangan bayi. Selain itu, dalam
melakukan tindakan lain seperti memandikan bayi dan dalam kegiatan rawat gabung,
perawat selalu mencocokkan identitas yang terdapat pada box bayi dan gelang yang
terpasang pada bayi dan ibu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dari perawat yang dinas pada shift pagi dan
sore sebanyak 10 orang, seluruhnya melakukan indentifikasi pasien sebelum dan
sesudah melakukan tindakan kepada pasien.
2. Meningkatkan komunikasi efektifKomunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap jelas dan dipahami oleh
penerima informasi dapat mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien.
Standar operasional prosedur yang harus dilakukan apabila akan melakukan komunikasi
untuk mencegah terjadinya kesalahan adalah:
1. Read Back
Setiap order secara lisan atau melalui telepon atau melaporkan hasil-hasil
pemeriksaan dengan nilai kritis, maka yang memberikan order harus
memverifikasi kelengkapan order tersebut dengan meminta pada penerima
order untuk membacakan kembali atau “read back” kelengkapan order tersebut.
2. Daftar singkatan yang tidak baku tidak boleh digunakan
Rumah sakit membakukan daftar singkatan, akronim, symbol dan penandaan
dosis yang tidak boleh digunakan diseluruh bagian rumah sakit. Seluruh daftar
singkatan harus didokumentasikan baik secara manual maupun dengan
computer.
3. Critical Result Value / Nilai-nilai pemeriksaan yang kritis
Ketepatan waktu atau timeliness antara order yang diberikan dan pelaporan baik
hasil normal maupun abnormal oleh perawat sejak adanyak atau diterimanya
hasil atau nilai pemeriksaan yang kritis sampai diterima oleh dokter yang
bertangguang jawab.
4. Hand off Communications (komunikasi serah terima pasien antara perawat dan
staf medis).
Serah terima pasien dapat terjadi kapanpun pada saat ada pengalihan tanggung
jawab pasien satu dari satu tenaga kesehatan kepada yang lain. Contoh serah
terima pasien antaranya adalah perawat antar shift, pengalihan tanggung jawab
dokter on call dll.
Untuk memudahkan hal tersebut, salah satu pengaplikasiannya dapat
menggunakan metode SBAR
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari di unit Perinatologi
didapatkan hasil bahwa komunikasi efektif yang dilakukan perawat sudah cukup baik.
Hal ini ditandai dengan adanya operan antara perawat shift satu kepada perawat pada
shift lainnya serta adanya catatan tertulis yang berisikan perkembangan pasien dan
intervensi yang telah diberikan. Di unit Perinatologi juga telah menggunakan metode
SBAR, untuk mengurangi kesalahan komunikasi.
3. Meningkatkan keamanan obat-obat dengan kewaspadaan tinggiObat dengan kewaspadaan tinggi seperti yang tercantum dalam buku panduan tidak
disediakan/disimpan di unit-unit rawat, kecuali di area - area tertentu misalnya kamar
operasi, kamar bersalin intensif, unit hemodialisa, IGD, ICU / ICCU. Penyediaan di unit
tertentu di atas disediakan dalam jumlah terbatas, di tempat khusus dan akses terbatas.
Semua obat dengan kewaspadaan tinggi yang berada di unit harus diberi label oleh
Instalasi Farmasi dan ditempatkan dalam kontainer khusus. Obat-obat yang tidak
berlabel, meragukan atau identitas tidak jelas tidak boleh digunakan dan harus
diserahkan ke petugas Instalasi Farmasi.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 hari di unit Perinatologi,
didapatkan hasil bahwa tidak ada obat high alert.
4. Kejadian jatuhTidak terdapat pasien dengan resiko jatuh yang dirawat di Unit Perinatologi, karena rata-
rata pasien yang dirawat adalah bayi baru lahir yang bednya telah berbentuk box bayi
Angka Kejadian Jatuh
Dalam proses perawatan bayi seperti mengganti popok, injeksi imunisasi, mengganti
pakaian di unit Level I terlihat terdapat resiko bayi terbentur dan resiko jatuhnya
barang-barang yang terdapat diatas bed tempat perawatan bayi di Level I. Akan
tetapi, berdasarkan pengkajian selama 3 hari dan wawancara ke perawat tidak ada
pasien terbentur ketika proses perawatan dilaksanakan.
5. Kejadian infeksi Dalam pengendalian kejadian infeksi, program yang sedang diterapkan adalah
penerapan cuci tangan 6 langkah dan 5 momen, dan penggunaan alat perlindungan diri
(APD). Dalam observasi selama 3 hari ditemukan perawat hanya menggunakan skort dan
sarung tangan ketika memandikan bayi dan menerima bayi baru masuk. Dari 4 tindakan
invasive seperti memasang infus, pengambilan darah, cek GDS, perawat tidak
menggunakan sarung tangan.
Setelah observasi selama 3 hari, penerapan cuci tangan 6 langkah pada 7 perawat tidak
memenuhi 6 langkah yang telah ditetapkan seperti perawat tidak menggosok sela-sela
jarinya dan menggosok-gosok ujung jarinya. Kemudian cuci tangan hanya dilakukan setelah
kontak dengan pasien. Selain itu, dari 10 keluarga yang akan menjenguk bayinya tidak ada
informasi kepada keluarga pasien terkait penerapan cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan bayi.
Kejadian infeksi jarum infuse
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala unit, didapatkan hasil bahwa kejadian phlebitis
selama 1 bulan terakhir hanya 1 pasien saja. Berdasarkan pengamatan selama 3 hari, tidak
didapatkan infeksi jarum infuse:
Tabel 3.33. Kejadian infeksi jarum infus
No Variabel TANGGAL TOTAL27 28 29
1. Jumlah Pasien Phlebitis 0 0 0 02. Jumlah Pasien beresiko phlebitis adalah
pasien baru 17 13 9 39
6. Kejadian kesalahan medikasi / Pemberian obat (Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur)
Dalam memberikan obat, rumah sakit Wava Husada menggunakan prinsip 6 benar,
yaitu benar pasien, benar obat, benar dosis, benar rute, benar waktu benar
pendokumentasian dengan cara meminta tanda tangan kepada keluarga. Angka kejadian
kesalahan medikasi di RS Wava Husada selama dilakukan pengkajian selama 3 hari adalah
0%.
Tabel 3.34. Kejadian Kesalahan Medikasi
Variabel TANGGAL TOTAL27 28 29
Salah Pasien - - - 0Salah nama dan tidak sesuai dengan identitas - - - 0Salah waktu - - - 0
Terlambat pemberian obat Pemberian obat yang terlalu cepat Obat stop tetap dilanjutkan
--
--
--
0
Salah Rute Cara oral Intra vena Intra muskuler Lain-lain
- - - 0
Salah dosis Dosis kurang Dosis berlebih
- - - 0
Salah obat - - - 0Salah dokumentasi - - - 0Salah penempatan obat ke loker pasien lain - - - 0Jumlah Kesalahan 0 0 0 0Jumlah pasien/hari 28 26 18 72
Total pasien 28 26 18 72
3) Alat Penilaian Kinerja PerawatTingkat Kepuasan PasienKepuasan pasien, meliputi:
Tangibility (bukti fisik) : Unit rawat inap tertata rapi , bersih dan unit rawat inap
yang nyaman. Alat makan dan minum bersih dan baik
Reliability (Handal): Perawat sigap dan tanggap saat merawat pasien, perawat
melaporkan secara rinci perubahan pasien kepada dokter sewaktu melakukan
kunjungan ke pasien, perawat memberikan obat sesuai jadwal, perawat
memperhatikan keluhan keluarga pasien.
Assurance (Jaminan): Perawat terdidik dan mampu melayani pasien, perawat
memberikan perawatan tepat sesuai dengan masalah yang saya hadapi.
Empathy (Perhatian): Perawat meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan
pasien, perawat selalu mengingatkan keamanan akan menyimpan barang
berharga pasien dan keluarganya, perawat memberikan dorongan/motivasi
kepada pasien supaya cepat sembuh dan mendoakan mereka.
Tingkat Kelelahan Kerja PerawatUntuk alat ukur penilaian kelelahan kerja perawat menggunakan (KAUPK2) yang
berisikan tentang kemampuan berkonsentrasi, ketenangan dalam bekerja, kelelahan
dalam bekerja, cepat tanggap dalam bekerja, penggajian daya pikir.
Tingkat Kepuasan Kerja PerawatUntuk alat ukur penilaian kepuasan kerja perawat menggunakan kuesioner yang
berisikan tanggapan terhadap beban kerja, komunikasi antar tenaga kesehatan
dalam 1 unit, peraturan kepegawaian bagi tenaga perawat, waktu untuk beristirahat,
kompemsasi balas jasa yang diterima selama bekerja, kesempatan untuk
berkembang dan tugas atau kewajiban yang diberikan kepada dirinya.
Tingkat Produktivitas PerawatUntuk alat ukur penilaian produktivitas perawat menggunakan kuesioner yang
berisikan tanggapan terhadap pencapaian target selama bekerja, penyelesaian tugas
yang tepat waktu, pengevaluasian perawat terhadap pekerjaannya sendiri, keinginan
diri untuk menjadi lebih baik, kesalahan- kesalahan yang dilakukan selama bekerja
dan kemampuan bekerja dengan rekan kerja.
4) Hasil Penilaian Kinerja Langkah pertama adalah mengetahui berapa pasien yang dapat dimasukkan dalam
penilaian tingkat kepuasan. Syaratnya antara lain dirawat selama 2 hari, tidak pulang
paksa, dan pulang hidup.
Langkah kedua dilakukan komunikasi dengan pasien dan keluarga untuk memperoleh
jawaban atas kesediaan mengisi kuesioner. Jika pasien atau keluarga setuju, maka
diberi kuesioner untuk diisi.
Langkah ketiga adalah memberikan kuesioner yang harus diisi.
Langkah keempat, melakukan penilaian/scoring sesuai panduan penilaian kuesioner
dan memasukkan dalam kategori yang sesuai.
Berdasarkan kuesioner yang di berikan kepada keluarga klien dan perawat di
dapatkan hasil sebagai berikut:
Kuesioner tingkat kepuasan pasien
Pengukuran tingkat kepuasan pasien menggunakan kuesioner dengan jumlah
pertanyaan sebanyak 15 pertanyaan. Setelah kuesioner dibagikan kepada 7 keluarga
pasien di perinatologi didapatkan hasil bahwa 100% keluarga pasien puas terhadap
pelayanan yang diberikan oleh perawat
Gambar 3.1. Kepuasan Pasien Terhadap Perawatan di Perinatologi
Kuesioner tingkat kelelahan kerja perawat
Pengukuran tingkat kelelahan kerja perawat menggunakan kuesioner dengan jumlah
pertanyaan sebanyak 13 pertanyaan. Setelah kuesioner dibagikan kepada 11 perawat
perinatologi didapatkan 9% perawat mengalami kelelahan kerja dan 91% perawat
tidak mengalami kelelahan.
Gambar 3.2. Kelelahan Kerja Perawat
Tingkat kepuasan kerja perawatPengukuran tingkat kepuasan kerja perawat menggunakan kuesioner dengan jumlah
pertanyaan sebanyak 24 pertanyaan. Setelah kuesioner dibagikan kepada 11 perawat
perinatologi didapatkan didapatkan 64% perawat merasa puas terhadap pekerjaannya
dan 36% perawat merasa tidak puas dengan pekerjaannya.
Gambar 3.3. Tingkat Kepuasan Kerja Perawat
Tingkat produktivitas kinerja perawat
Pengukuran tingkat produktivitas kinerja perawat menggunakan kuesioner dengan
jumlah pertanyaan sebanyak 11 pertanyaan. Setelah kuesioner dibagikan kepada atasan
perawat untuk menilai kinerja perawat dibawahnya, hasilnya didapatkan data 6 dari 7
perawat atau 86% perawat dikatakan memiliki kinerja yang baik.
Keberhasilan pengendalian mutu Dokumentasi yang dilakukan sudah lengkap
Program Pasien safety sebagian besar sudah terlaksana
3) Pengembangan StandarUnit Perinatologi telah memiliki SAK mengenai masalah keperawatan yang
sering terjadi di Unit Perinatologi. Pedoman standart asuhan keperawatan yang ada di
Rumah Sakit Wava Husada terakhir kali dikembangkan pada tahun 2012 saat akreditasi
rumah sakit.
a) Standar asuhan keperawatanUnit Perinatologi telah memiliki SAK mengenai masalah keperawatan yang sering
terjadi di unit. Pedoman standart askep masih dalam proses revisi sampai sekarang ini.
b) Standar kinerjaStandar kinerja perawat unit Perinatologi mengikuti standar yang diberlakukan
oleh RS Wava Husada. Dalam bekerja, perawat unit perinatologi sangat
mengutamakan keselamatan pasiennya. Hal ini dapat dinilai dengan merujuk pada
indikator keselamatan pasien yang dibuat oleh Accreditation of health organizations,
Illinois USA, dimana terdiri dari 7 poin antara lain memperhatikan hak pasien, mendidik
pasien dan keluarga, keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan, penggunaan
metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program keselamatan
pasien, peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien, mendidik staf
tentang keselamatan pasien, dan komunikasi antar staf untuk mencapai keselamatan
pasien. Terlihat dari pengamatan yang dilakukan pada 10 perawat, semua perawat
melaksanakan ketujuh poin diatas dengan baik.
3.2 ANALISA SWOT
STRENGTH P K P x K Bobot Rating B x R1. Jumlah perawat kurang berdasarkan penghitungan rumus Depkes dan Gillies,
namun pelaksanaan asuhan keperawatan di Unit Perinatologi berjalan baik 2 4 8 0,02 2 0,04
2. Fasilitas yang tersedia untuk pasien berfungsi dengan baik dan memenuhi standar kemenkes RI tahun 2012 mengenai peralatan yang harus ada di unit Perinatologi
14 56 0,13 4 0,52
3. Media informasi sudah tersedia di unit yaitu poster untuk informasi mengenai cucitangan 6 langkah dan cara menyusui yang benar, kemudian leaflet untuk perawatan bayi di rumah
10 40 0,1 4 0,3
4. Perawat melakukan orientasi kepada semua pasien yang baru masuk 11 44 0,1 3 0,35. PJ Obat sudah ada dan pengaturan obat disesuaikan berdasarkan nama bayi 9 36 0,09 3 0,276. Pemberian obat oleh perawat berdasarkan prinsip 6 benar 13 52 0,12 4 0,487. ALOS 6 bulan terakhir 3 hari 8 32 0,08 3 0,248. Tugas, peran dan tanggung jawab kepala unit telah dilaksanakan dan beberapa
didelegasikan kepada penanggung jawab shift, dan tenaga lainnya (92,6%) 3 12 0,03 2 0,06
9. PJ shift, PP, Asisten Perawat sudah menjalankan fungsi manajemennya masing-masing sebesar 100% 4 16 0,64 4 2,56
10. Pendokumentasian asuhan keperawatan klien yang dilakukan perawat lengkap, yaitu 100% 5 20 0,05 4 0,2
11. Adanya system On Call dan pembatasan cuti di hari yang bersamaan 1 4 0,01 2 0,0212. Supervisi terhadap perawat yang junior didelegasikan kepada PJ Shift 7 28 0,07 3 0,2113. Jika ada masalah di unit, manajemen konflik dengan diskusi bersama 6 24 0,06 3 0,1814. Keselamatan pasien diperhatikan terlihat dari setiap tindakan, perawat melakukan
identifikasi pasien, selain itu kejadian infeksi dan jatuh tidak ada 12 48 0,11 4 0,44
Jumlah A=420 S=5,82
WEAKNESS P K P x K Bobot Rating B x R1. Perawat yang pernah mengikuti pelatihan atau kegiatan untuk meningkatkan skill
dan kemampuan medis hanya sebanyak 22%13 4 52 0,08 4 0,32
2. Kualitas pegawai berdasarkan tingkat pendidikan S1 11%, DIII 78%, dan DI 11% 14 56 0,09 3 0,273. Jumlah perawat berdasarkan penghitungan rumus Depkes kurang 1 orang dan
berdasarkan rumus Gillies kurang 7 orang.12 48 0,08 2 0,16
4. Fasilitas untuk perawat masih kurang karena tidak adanya kamar mandi untuk perawat, unit diskusi perawat yang sempit
1 4 0,01 3 0,03
5. PJ obat sudah ada, namun ada obat yang tetap berada di penyimpanan obat padahal sudah kadaluarsa
8 32 0,05 3 0,15
6. Tidak tersedia tisu di 4 tempat untuk cucitangan 9 36 0,06 4 0,247. Metode penugasan yang digunakan di unit belum jelas apakah metode tim,
kasus, atau fungsional17 68 0,11 4 0,44
8. Pre-conference dan post-conference tidak dilaksanakan di unit 15 60 0,1 4 0,49. Ronde keperawatan tidak pernah dilakukan dan 6 perawat tidak mengetahui apa
yang dimaksud dengan ronde keperawatan7 28 0,05 3 0,15
10. Dari 10 penkes untuk orangtua bayi semua tidak maksimal karena dilakukan hanya ketika bayi akan pulang, terbatasnya media yang digunakan, dan disampaikan dengan terburu-buru
6 24 0,04 3 0,12
11. Penkes dan pendampingan pada 4 ibu ketika menyusui tidak maksimal 5 20 0,03 3 0,0912. 10 keluarga yang menjenguk bayinya tidak diberikan penkes terkait cuci tangan 4 16 0,03 2 0,0613. Perawat tidak mengetahui uraian tugasnya masing-masing secara rinci 16 64 0,01 4 0,0414. Dokumentasi KRS di buku statistik hanya 30% 2 8 0,01 2 0,0215. Dari 7 perawat, penerapan cuci tangan 5 moment tidak maksimal hanya setelah
kontak dengan pasien11 44 0,07 4 0,28
16. Dari 7 perawat, penerapan 6 langkah cuci tangan tidak maksimal yaitu 2 langkah tidak dilaksanakan (gosok sela-sela jari dan menggosok ujung jari)
10 40 0,07 3 0,21
17. Penggunaan APD hanya ketika memandikan bayi dan menerima bayi baru masuk 3 12 0,02 2 0,04Jumlah C=612 W=3,02
OPPORTUNITY P K P x K Bobot Rating B x R1. Perawat memiliki kesempatan untuk mengikuti pelatihan sesuai dengan tindakan
yang sering dilakukan10 4 40 0,18 4 0,72
2. Perawat memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan 9 36 0,16 4 0,643. Pendapatan gaji pegawai berdasarkan level golongan perawat dan kompetensi
perawat5 20 0,09 3 0,27
4. Remunerisasi tergantung jumlah kunjungan pasien 8 32 0,15 3 0,455. Adanya tunjangan pegawai berupa asuransi kesehatan 7 28 0,13 3 0,396. Sebagian besar pasien berasal dari daerah kabupaten Malang dan sekitarnya 1 4 0,02 3 0,067. Unit Perinatologi RS Wava Husada cukup diminati terlihat dari rata-rata BOR
dan TOInya yang sesuai standar6 24 0,11 2 0,22
8. Tuntutan masyarakat terhadap tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang untuk pelayanan pasien
2 8 0,04 2 0,08
9. Adanya penerimaan pegawai baru tiap tahunnya dengan seleksi ujian dan orientasi yang baik
4 16 0,06 3 0,18
10. Kebijakan berupa denda bagi perawat yang terlambat akan dimulai pada tanggal 1 Agustus 2015
3 12 0,05 3 0,15
Jumlah B=220 O=3,01
THREAT P K P x K Bobot Rating B x R1. 100% pasien memiliki tingkat ketergantungan total 2 4 8 0,2 3 0,62. Sebagian pasien menggunakan pembayaran umum sehingga pihak RS harus
menekankan dan memotivasi keluarga untuk mempersiapkan dana 1 4 0,1 3 0,3
3. Banyak terdapat RS baik negeri ataupun swasta di kabupaten Malang 3 12 0,3 4 0,124. Terdapat pelayanan kesehatan yang berada tidak jauh dari RS. Wava Husada 4 16 0,4 4 0,16
Jumlah D=40 T=1,18
Perhitungan Analisa SWOTA + C = 420 + 612 = 1032S – W = 5,82– 3,02 = 2,8 (x)B + D = 220 + 40 = 260O – T = 3,01 - 1,18 = 1,83 (y)
KETERANGAN:Kuadran 1 Progresif
Hal ini menggambarkan bahwa situasi yang sangat baik karena ada kekuatan yang dimanfaatkan untuk meraih peluang yang
menguntungkan. Untuk itu dapat digunakan alternative strategi 1 yakni pengembangan (strategi agresif).
(-) Internal (+) Internal
(-) Eksternal
Kuadran I
Kuadran II
Kuadran III
Kuadran IV
(+) Eksternal O
S
T
W 2,8
1,83