bab ii edit
DESCRIPTION
I LIKE ITTRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia,
yang sekedar menjawab pertanyaan “what” (Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan juga merupakan hasil “tahu“ dan ini terjadi setelah
orang melakukan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui panca indra yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang di dasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
2. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengatahuan yang tercakup
dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan.
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
6
ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima.
Oleh karena itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. Kata kerja yang mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, menunjukkan,
memberi nama, menggaris bawahi, memilih dan memberikan
definisi.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain.
7
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi
masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungakan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap materi/obyek.
Penilaian tersebut berdasarkan kriteria sendiri atau kriteria yang
sudah ada.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut
Notoadmojo (2012) antara lain:
a. Umur Ibu
Umur merupakan salah satu variabel dari model
demografi yang digunakan sebagai ukuran mutlak atau indikator
psikologis yang berbeda, umur ibu mempengaruhi bagaimana
8
ibu hamil mengambil keputusan dalam pemeliharaan kesehatan.
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Pada
umumnya semakin tinggi usia seseorang, maka semakin tinggi
pula tingkat pengetahuan yang dimilikinya tentang Antenatal
care. Seiring dengan bertambah usia, maka tingkat pengetahua
yang dimilikinya akan semakin bertambah. Namun pada usia
tertentu yaitu usia >35 tahun, daya tangkap dan pola pikirnya
sudah mulai berkurang sehingga tingkat pengetahuannya pun
semakin rendah.
Umur sangat berpengaruh terhadap kehamilan karena
diharapkan organ reproduksi sudah siap dan matang dalam
menghadapi kehamilan (Notoatmodjo, 2010). Dalam kurun
reproduksi sehat dikenal usia aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-35 tahun. Umur ibu hamil < 20 tahun dan
>35 tahun merupakan umur beresiko untuk mengalami
komplikasi kehamilan dan persalinan (Wiknjosastro, 2007).
Usia < 20 tahun dianggap masih berbahaya untuk hamil
dan melahirkan karena organ-organ reproduksinya masih muda
dan belum kuat sekali. Secara fisik, mental dan psikologis
dianggap masih belum cukup dan dewasa untuk menghadapi
kehamilan dan persalinan. Dalam pengambilan keputusan masih
tergantung karena pada umur tersebut merupakan usia remaja,
9
suatu usia yang kurang tepat dalam pengambilan keputusan
karena kurang dalam pengalaman termasuk pengalaman hamil.
Kesiapan fisik wanita untuk hamil ditentukan oleh 3 hal
yaitu kesiapan fisik, kesiapan mental dan kesiapan sossial
ekonomi. Secara fisik dikatakan siap hamil apabila telah
menyelesaikan pertumbuhan terutama organ reproduksi.
Menurut Wiknjosastro (2007), kematangan ini baru dapat
dicapai pada usia sekitar 20 tahun. Umur > 30 tahun dianggap
sudah bahaya, sebab secara fisik sudah mulai menurun apalagi
kalau jumlah kelahiran sebelumnya sudah cukup banyak. Usia >
35 tahun dianggap berbahaya untuk hamil dan melahirkan
karena baik alat reproduksi maupun fisik ibu sudah jauh
menurun. Umur ibu hamil dapat mempengaruhi pengetahuan
ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan, karena semakin tua
umur ibu maka pengalaman yang ibu dapat makin banyak
sehingga pengetahuannya pun bertambah
b. Pendidikan
Menurut UU RI No 2 (2008), pendidikan merupakan
usaha secara sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya
pada masa yang akan datang.
Menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2009)
pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku
10
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
Menurut Chaniago (2006), tingkat pendidikan seseorang
dapat mendukung atau mempengaruhi tingkat pengetahuan,
yaitu semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi
pengetahuan seseorang karena pendidikan yang tinggi
mempermudah ibu menerima informasi baru sehingga tidak
akan acuh terhadap informasi kesehatan, sedangkan semakin
rendah pendidikan maka pengetahuan pun sangat terbatas
sehingga akan acuh terhadap program kesehatan yang ada.
c. Paritas
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2009) paritas adalah
keadaan wanita berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan.
Semakin banyak paritas semakin banyak pula pengalaman dan
pengetahuannya sehingga mampu memberikan hasil yang lebih
baik dan suatu pengalaman masa lalu mempengaruhi belajar.
Ibu dengan paritas tinggi lebih sering kontak dengan
petugas kesehatan dan lebih banyak informasi kesehatan yang
didapat sehingga pengetahuan ibupun makin bertambah.
d. Pekerjaan
Menurut Helen Varney (2006), pekerjaan merupakan
simbol status seseorang dimasyarakat. Pekerjaan jembatan untuk
memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup
11
dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang
diinginkan. Banyak anggapan bahwa status pekerjaan seseorang
yang tinggi, maka boleh mempunyai anak banyak karena
mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Menurut Notoatmodjo (2010), pekerjaan adalah aktifitas
yang dilakukan sehari-hari dimana seluruh bidang pekerjaan
umumnya diperlukan adanya hubungan sosial dan hubungan
dengan orang baik, setiap orang harus dapat bergaul dengan
orang lain, setiap orang harus bergaul dengan teman sejawat
maupun berhubungan dengan atasan. Pekerjaan dapat
menggambarkan tingkat kehidupan seseorang karena dapat
mempengaruhi sebagian aspek kehidupan seseorang termasuk
pemeliharaan kesehatan.
e. Pengalaman
Pengalaman juga merupakan sumber pengatahuan atau
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini
dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa
lalu.
f. Penyuluhan
Meningkatkan pengetahuan masyarakat juga dapat
melalui metode penyuluhan, dengan pengetahuan bertambah
seseorang akan merubah perilakunya.
12
g. Media Massa
Dengan majunya teknologi akan tersedia pula bermacam-
macam media massa yang dapat mempengaruhi masyarakat
tentang inovasi baru.
h. Sosial Budaya
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang tanpa melalui
penalaran, apakah yang dilakukan baik atau buruk, dengan
demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun
tidak melakukan.
i. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), ada 2 pokok cara memperoleh
pengetahuan yaitu :
1) Empiris
Yaitu pengetahuan yang disusun berdasarkan pada
pengalaman, paham yang dikembangkan disebut Empiris. Bagi
kaum rasionalis berpendapat pengetahuan manusia diperoleh
melalui penalaran rasional yang abstrak, namun diperoleh
melalui pengalaman yang kongkrit.
2) Rasionalisme
Yaitu suatu cara yang didasarkan pada suatu rasio.
Padanganya menyatakan rasio merupakan sumber dan pangkal
dari segala pengertian hanya rasio sajalah yang dapat membawa
13
orang kepada kebenaran dan dapat memberi petunjuk dalam
segala jalan pikiran
j. Kriteria pengetahuan
Menurut Arikunto (2010), pengetahuan dapat dikriteriakan
menjadi prosentase yang ditafsirkan ke kalimat yang bersifat
kuantitatif dikatakan baik 76% - 100%, cukup baik jika skor 56% -
75%, kurang baik jika skor 40% - 55%
2.1.2 Kehamilan
1. Pengertian
Menurut Cunningham (2006), kehamilan adalah suatu keadaan
dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya
diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri
dengan proses persalinan.
Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, akan tetapi
pentingnya diagnosis kehamilan tidak dapat diabaikan.
(Prawirohardjo, 2008)
Kehamilan ialah Pertumbuhan dan perkembangan janin
intrauterin mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan
(Manuaba, 2011).
2. Tanda-Tanda Kehamilan
Menurut Prawirohardjo (2008) tanda-tanda kehamilan dibagi
menjadi 3 bagian yaitu :
14
a. Tanda presumtif / tanda tidak pasti)
Tanda presumtif / tanda tidak pasti kehamilan adalah
perubahan-perubahan yang dirasakan oleh ibu (subjektif) yang
timbul selama kehamilan.
Yang termasuk tanda tidak pasti kehamilan sebagai berikut:
1) Amenorea (tidak dapat haid)
HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) penting diketahui
supaya dapat menentukan usia kehamilan dan tafsiran
tanggal persalinan. Kadang-kadang amenorea disebabkan
oleh hal-hal lain diantaranya penyakit berat seperti TBC,
anemia, atau pengaruh psikis misalnya perubahan
lingkungan, sering timbul amenorea pada wanita.
2) Nausea (enek) dan emesis (muntah)
Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan
sampai akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari
(morning sickness) disertai kadang-kadang oleh muntah.
3) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
Terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang
dengan makin tuanya kehamilan.
4) Payudara menjadi tegang dan membesar
Disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron
yang merangsang duktus dan alveoli pada payudara,
sehingga glandula montglomery tampak lebih jelas.
15
5) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
Terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, tapi setelah
itu nafsu makan akan timbul lagi.
6) Sering kencing
Terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
trimester kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus
yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir
trimester gejala bias timbul kembali karena janin mulai
masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung
kemih.
7) Obstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid.
8) Pigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi,
hidung, dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen
yang berlebihan, yang dikenal sebagai cloasma gravidarum
topeng kehamilan), areola mammae juga menjadi lebih
hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebihan,
daerah leher menjadi lebih hitam dan linea alba, hal ini
terjadi karena pengaruh hormon kortiko steroid plasenta
yang merangsang melanofor dan kulit.
16
9) Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae, sering terjadi pada
triwulan pertama.
10) Varises (penekanan vena-vena)
Biasanya dijumpai pada daerah-daerah genetalia
eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis.
b. Tanda mungkin kehamilan
Tanda mungkin kehamilan adalah perubahan-perubahan
yang diobservasi oleh pemeriksa (bersifat obyektif), namun
berupa dengan kehamilan saja. Yang termasuk tanda
kemungkinan hamil yaitu:
1) Uterus Membesar
Terjadi perubahan bentuk, besar, dan konsistensi rahim.
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus
membesar dan semakin lama bentuknya semakin bundar.
2) Tanda Hegar
Uterus segmen bawah lebih lunak daripada bagian yang
lain
3) Tanda Chadwick
Perubahan warna pada servix dan vagina menjadi
kebiru-biruan. Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon
estrogen.
17
4) Tanda Piscaseck
Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang
pembesaran tidak rata tetapi didaerah telur bernidasi lebih
cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke
salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan
pembesaran tersebut.
5) Tanda Braxton Hicks
Uterus mudah berkontraksi jika dirangsang. Tanda ini
khas untuk uterus dalam masa kehamilan.
6) Goodell sign
Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya
seperti kita merasa ujung hidung, dalam kehamilan serviks
menjadi lunak pada perabaan selunak vivir atau ujung bawah
daun telinga.
7) Reaksi kehamilan positif
Cara khas yang di pakai dengan menentukan adanya
human chorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah
air kencing pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat
membantu menentukan diagnose kehamilan sedini mungkin.
c. Tanda pasti kehamilan
Tanda pasti kehamilan adalah tanda-tanda objektif yang di
dapatkan oleh pemeriksa yang dapat digunakan untuk
menegakkan diagnose pada kehamilan.
Yang termasuk tanda pasti kehamilan yaitu :
18
1) Terasa gerakan janin
Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh
ibu pada kehamilan 18 minggu, sedangkan pada
multigravida pada kehamilan 16 minggu.
2) Teraba bagian-bagian janin
Bagian-bagian janin secara objektif dapat diketahui
oleh pemeriksa dengan cara palpasi menurut Leopold pada
akhir trimester kedua.
3) Terdengar denyut jantung janin
Denyut Jantung Janin (DJJ) dapat dideteksi dengan
fetoskop atau doptone. Pada awal kehamilan, denyut jantung
janin dapat diidentifikasi dengan menggunakan transvaginal
ultrasound pada kehamilan 6 minggu. Sedangkan dengan
USG transabdominal dapat dideteksi mulai usia kehamilan 8
minggu. Denyut jantung janin juga terdengar pada usia
kehamilan 10 – 12 minggu dengan menggunakan doptone.
4) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen
Pemeriksaan dengan rontgen khususnya pada
kehamilan muda akan berpengaruh terhadap janin sehingga
pemeriksaan rontgen ini dianjurkan setelah kehamilan lebih
dari 18 minggu (bulan ke-4). selain itu kerangka janin pada
kehamilan muda, belum nampak. Tetapi saat ini
pemeriksaan dengan rontgen untuk menentukan tanda pasti
19
kehamilan jarang dilakukan, sebagai gantinya penggunaan
USG semakin banyak digunakan karena relative lebih aman
jika dibandingkan dengan penggunaan rontgen. Dengan
menggunakan USG, kantung kehamilan dapat dilihat pada
kehamilan 5 minggu.
2.1.3 Antenatal Care
1. Pengertian
ANC adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu hamil secara berkala yang diikuti dengan
upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Depkes. RI,
2008).
Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya dilaksanakan sesuai
dengan standar playanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar
Playanan Kebidanan (SPK) (Karwati, 2011)
2. Tujuan ANC
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan
ibu dan tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,
dan sosial ibu dan janin.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum.
20
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal
mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
3. Manfaat Antenatal Care Bagi Ibu Hamil
Antenatal Care merupakan perawatan atau asuhan yang
diberikan kepada ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk
memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun
bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan
ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa,
mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan.
4. Dampak Tidak Melakukan ANC
Dampak yang ditimbulkan jika tidak melakukan ANC antara
lain :
a. Ibu hamil akan kurang mendapat informasi tentang cara
perawatan kehamilan yang benar.
b. Tidak terdeteksinya tanda bahaya kehamilan secara dini
c. Tidak terdeteksinya anemia kehamilan yang dapat menyebabkan
perdarahan saat persalinan.
21
d. Tidak terdeteksinya tanda penyulit persalinan sejak awal seperti
kelainan bentuk panggul atau kelainan pada tulang belakang,
atau kehamilan ganda.
e. Tidak terdeteksinya penyakit penyerta dan komplikasi selama
kehamilan seperti pre eklampsia, penyakit kronis seperti
penyakit jantung, paru dan penyakit karena genetik seperti
diabetes, hipertensi, atau cacat kongenital.
5. Standar Pelayanan Antenatal
Pelayanan / asuhan standar minimal termasuk “14T” :
a. Penimbangan berat Badan
Timbang berat badan setiap kali kunjungan.Kenaikan
berat badan normal pada waktu hamil ialah sebesar pada
Trimester I 0,5 Kg perbulan dan Trimester II-III 0,5 Kg
perminggu.Dengan kenaikan berat badan rata-rata sebesar 6-12
kg selama kehamilan, Maksimal mengalami kenaikan berat
badan sebesar 12 Kg dan minimal sebesar 6-7 Kg. Perhatikan
besar kenaikan berat badan ibu, jangan sampai ibu mengalami
penurunan berat badan atau jangan sampai ibu mengalami
obesitas.
b. Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg, bila
melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya
preeklamsi maupun eklamsi.
22
c. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU):
Perhatikan ukuran TFU ibu apakah sesuai dengan Umur
Kehamilan dimana :
Usia
KehamilanTinggi Fundus Uteri (TFU)
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (Px)
36 3 jari di bawah prosesus xiphoideus (Px)
40 Pertengahan pusat- prosesus xiphoideus (Px)
d. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan
e. Pemberian imunisasi TT
Selama kehamilan bila ibu hamil statusnya T0 maka
hendaknya mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan
interval 4 minggu dan bila memungkinkan untuk mendapatkan
TT3 sesudah 6 bulan berikutnya). Ibu hamil dengan status T1
diharapkan mendapatkan suntikan TT2 dan bila memingkinkan
juga diberikan TT3 dengan interval 6 bulan (bukan 4 minggu / 1
bulan). Bagi bumil dengan status T2 maka bisa diberikan 1 kali
suntikan bila interval suntikan sebelumnya 6 bualn. Bila
23
statusnya T3 maka suntikan selama hamil cukup sekali dengan
jarak minimal 1 tahun dari suntikan sebelumnya. Ibu hamil
dengan status T4 pun dapat diberikan sekali suntikan (TT5) bila
suntikan terakhir telah lebih dari satu tahun dan bagi ibu hamil
dengan status T5 tidak perlu disuntik TT lagi karena
mendapatkan kekebalan seumur hidup (25 tahun).
f. Pemeriksaan Hb
Hb pada ibu hamil tidakboleh kurang dari 11 gr% karena
ditakutkan ibu akan Mengalami anemia.
g. Pemeriksaan VDRL
h. Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara
i. Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil
j. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
k. Pemeriksaan protein urine atas indikasi
l. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi
m. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
n. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria
6. Konsep Pemeriksaan-pengawasan Antenatal (ANC)
a. Anamese yang meliputi : Data biologis, keluhan hamil, fisiologis
dan patologis
b. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan fisik umum
24
2) Pemeriksaan fisik khusus yang meliputi : obstetri,
pemeriksaan dalam/ rectal dan pemeriksaan ultrasonografi.
c. Pemeriksaan psikologis seperti kejiwaan dalam menghadapi
kehamilan
d. Pemeriksaan laboratorium
1) Laboratorium rutin yang meliputi : darah lengkap, urin
lengkap dan tes kehamilan
2) Laboratorium khusus
Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal, protein darah, golongan
darah, factor Rh, air ketuban, infeksi, hepatitis B ibu atau bayi,
infeksi AIDS
e. Diagnosis kehamilan
1) Kehamilan normal yang meliputi : tanpa keluhan dan hasil
pemmeriksaan laboratorium baik.
2) Kehamilan dengan resiko yang meliputi : kehamilan resiko
tinggi dan rendah
3) Kehamilan disertai penyakit ibu yang mempengaruhi janin
4) Kehamilan disertai komplikasi
5) Kehamilan dengan nutrisi kurang
Penatalaksanaan lebih lanjut :
1) Pengobatan pemyakit yang mempengaruhi kehamilan
2) Pengobatan penyulit kehamilan
3) Menjadwalkan pemberian vaksinasi
25
4) Memberikan vitamin dan tablet tambah darah
5) Menjadwalkan kunjungan ulang
7. Kunjungan Ibu Hamil
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar
yang ditetapkan yaitu pada :
1) Kunjungan pertama (KI) adalah ibu hamil yang datang ke
petugas kesehatan pertama kali untuk mendapatkan pelayanan
antenatal (Depkes RI,2008 ).
2) Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga
kesehatan yang ke dua dan seterusnya (KII + KIII), untuk
pelayanan antenatal sesuai standar selama satu periode
kehamilan berlangsung.
3) KIV adalah ibu hamil yang datang ke petugas kesehatan yang ke
empat atau lebih, untuk mendapat pelayanan antenatal sesuai
standar yang di tetapkan, dengan syarat :
a) Minimal satu kali pada trimester I
b) Minimal satu kali pada trimester II
c) Minimal dua kali pada trimester III
26
Pada setiap kali kunjungan antenatal tersebut,perlu di dapat
informasi yang sangat penting. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 2.1 (Depkes RI,2008)
Tabel 2.2. Informasi Kunjungan ANC
Kunjungan
Waktu Informasi penting
Trimester pertama
Sebelum minggu ke 14
Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil -Mendeteksi masalah dan menanganinya-Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum-mendorong perilaku yang sehat
Trimester kedua
Sebelum minggu ke 28
Sama seperti di atas,di tambah kewaspadaan khusus mengenai pre eklamsi (pantau tekanan darah,evaluasi edema,protein uria)
Trimester ketiga
Antara minggu 28-36
Sama seperti di atas,di tambah palpasi abdominal untuk mengetahui adakah kehamilan ganda
Trimester ketiga
Setelah 36 minggu
Sama seperti di atas,di tambah deteksi letak bayi yang tidak normal,atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit
Sumber : (Saifudin AB, 2002)
8. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
a. Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali
selama kehamilan:
1) Satu kali pada trimester I
2) Satu kali pada trimester II
27
3) Dua kali pada trimester III (Mufdlilah, 2009)
Pemeriksaan-pemeriksaan Kehamilan
1) Trimester I dan II
a) Setiap 4 minggu sekali
b) Diambil data tentang pemeriksaan laboratorium
c) Pemeriksaan ultrasonografi
d) Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi
kehamilan, komplikasi kehamilan.
e) Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari
terjadinya komplikasi kehamilan dan imunisasi tetanus.
2) Trimester III
a) Setiap dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran
b) Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil
pengobatan
c) Diet empat sehat lima sempurna
d) Pemeriksaan ultranosografi
e) Imunisasi TT II
f) Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan
dan komplikasi kehamilan.
g) Nasehat tentang tanda-tanda persalinan, rencana tempat
untuk melahirkan (Indrayani 2011).
28
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Paritas
Pengalaman
Penyuluhan
Media Massa
Sosial Budaya
Pengetahuan
Pemeriksaan ANC
b. Kunjungan Ideal Ibu Hamil
1) Setiap bulan sampai umur kehamilan 28 minggu
2) Setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu
3) Setiap 1 minggu sejak kehamilan 32 minggu sampai terjadi
kelahiran.
2.2 Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : (Hidayat, 2009)
29
Pengetahuan Ibu Hamil tentang ANC
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu hamil tentang ANC UmurPendidikanPekerjaanParitas
5. Pengalaman 6. Penyuluhan 7. Media Massa 8. Sosial Budaya
BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep suatu
terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin di teliti melalui penelitian-
penelitian yang akan di lakukan (Notoatmodjo, 2012).
Keterangan :
: Yang diteliti
: Yang tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Sumber : (Modifikasi Notoatmodjo, 2012 dan Hanifa, 2008)
30
30
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif
yaitu mendeskripsikan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini
(Nursalam, 2011). Dalam penelitian ini, desain yang digunakan adalah
pendekatan survey yaitu dengan melakukan kunjungan lapangan untuk
mengidentifikasi tingkat ibu hamil tentang ANC selama kehamilan di
Puskesmas Karang Taliwang Tahun 2013.
4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010).
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang
datang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Karang Taliwang
Kecamatan Cakranegara Kabupaten Kota Mataram Tahun 2013 dari
bulan Maret – September sebanyak 983 orang.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti
(Arikunto, 2006). Rumus untuk mencari besar sampel adalah sebagai
berikut :
n=N . z1
2−α2
. P . Q
d2 ( N−1 )+z12−
α2
. P .Q ( Rumus 4.1 )
31
31
n=983.(1,96)2 .0,95.0,05
(0,05)2 ( 983−1 )+(1,96)2 .0,95 .0,05
= 49
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = besarnya populasi
d = tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05)
Berdasarkan jumlah populasi di atas, maka jumlah sampel yang
dibutuhkan adalah sebesar 49 orang.
Sampel yang diambil adalah yang memenuhi inklusi yaitu
karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang
terjangkau dan akan diteliti.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
1) Ibu hamil yang bersedia diteliti
2) Ibu hamil yang berada di Puskesmas Karang Taliwang pada saat
penelitian.
Sedangkan kriteria eksklusi dalam ini adalah
1) Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran
maupun interpretasi hasil
2) Terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan pelaksanaan
3) Hambatan etis, subjek menolak berpartisipasi (Nursalam, 2011)
4.2.3 Tekhnik Sampling
Tekhnik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah
32
sampel yang akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat,
2007).
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono,
2011)
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas Karang Taliwang pada bulan
November Tahun 2013.
4.4 Variabel Penelitian
Variabel adalah ukuran atua ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain
(Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini yaitu pengetahuan ibu
hamil tentang ANC.
4.5 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti
untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu
objek atau fenomena (Hidayat, 2007). Adapun definisi Operasional variabel
terlihat pada Tabel 4.1 berikut :
33
Tabel 4.1. Definisi Operasional
No VariabelDefinisi
Operasional Parameter
Alat Ukur
Skala Skor
1 Pengetahuan ibu
Hasil tahu dari manusia yang sekedar
menjawab pertanyaan
tentang ANC
a. Pengetahuan responden tentang pengertian ANC
b. Pengetahuan responden tentang tujuan ANC
c. Pengetahuan responden tentang manfaat ANC
Kuesioner Ordinal a. Baik : 76-100%
b. Cukup : 56-75%
c. Kurang : ≤ 55%
4.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk
mengumpulkan data dalam penelitian (Hidayat, 2007). Adapun metode
pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut :
4.6.1 Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan kuesioner (Arikunto, 2006). Kuesioner disusun berisi
pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan keterangan dari
responden mengenai variabel penelitian yaitu tingkat pengetahuan
ibu hamil tentang ANC. Apabila pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti di jawab dengan benar maka diberi skor 1 dan apabila
jawabannya sala maka diberi skor 0.
34
2. Jenis Data
a. Data primer yaitu data tentang tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang ANC di Puskesmas Karang Taliwang dengan
menggunakan kuesioner.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Puskesmas tentang
jumlah ibu hamil yang berkunjung dari bulan Maret –
September Tahun 2013
3. Prosedur Pengambilan Data
Langkah awal dari penelitian ini yaitu mengirim surat pengantar ke
kampus untuk mendapat surat izin penelitian yang disampaikan
kepada Kepala BAPPEDA Kota Mataram. Setelah mendapat surat
balasan dari kepala BAPPEDA kemudian peneliti memberikan
langsung kepada Kepala Puskesmas Karang Taliwang selaku
Direktur Puskesmas dimana peneliti akan melakukan penelitian.
Mengambil data awal mengenai jumlah ibu hamil yang berkunjung
ke Puskesmas Karang Taliwang dari bulan Maret – September
Tahun 2013.
4.6.2 Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas Instrumen
Validitas adalah ukuran seberapa cermat suatu test melakukan
fungsi ukurnya (Riwidikdo, 2012).
Pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan antara
isi kuesioner dengan isi yang terdapat dalam konsep.
35
Untuk pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat
dilakukan dengan uji coba kuesioner tersebut pada responden yang
mempunyai karakteristik sama, kemudian hasil masing-masing item
kuesioner dikorelasikan dengan skor total (korelasi product
moment)
Uji validitas pada penelitian ini akan diukur menggunakan uji
program SPSS. Untuk melakukan uji validitas maka digunakan
rumus :
r=r∑ xy−∑ x∑ y
√¿¿¿
Keterangan : r = koefisien korelasi ∑ x i = jumlah skor item
∑ y i = jumlah skor total (item)n = jumlah responden
Dikatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel, demikian
sebaliknya, dikatakan tidak valid jika nilai r hitungnya < r tabel.
Pada SPSS r hitung dilihat dari nilai person correlation.
Sebagaimana terlihat pada tabel 4.3 dibawah ini :
Tabel 4.3 Kekuatan Korelasi
No Parameter Nilai Interpensi 1 Kekuatan korelasi (r) 0.00 – 0.99
0.20 – 0.3990.40 – 0.5990.60 – 0.7990.80 – 1.000
Sangat lemah Lemah Sedang Kuat
Sangat kuat
2. Reliabilitas Instrumen
36
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan
(Notoamotdjo, 2010). Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus
Alpha Cronbach yaitu :
r1=k
(k−1) [1−∑ s2i
st2 ]Keterangan :
k : Banyaknya butir pernyataan, r1 : Koefisien Cronbach Alpha.
S : Varians butir, st : Varians total
Uji reliabilitas akan dilakukan di Puskesmas Karang Taliwang.
Instrumen dikatakan reliabel apabila r hitung lebih besar dari r tabel.
Dimana n = 10 pada taraf signifikasi 5% nilai r tabelnya adalah 0,7
(Riwidikdo, 2012).
4.7 Pengolahan data
Setelah data dikumpulkan, kemudian dilakukan pengolahan data dengan
cara sebagai berikut:
4.3.1 Editing
Data diperoleh melalui kuesioner perlu diedit terlebih dahulu. Jika
masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin
dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan
(Notoatmodjo, 2010). Pada tahap ini mengumpulkan dan memeriksa
data yang ada lalu diperiksa apakah data yang ada sudah sesuai dengan
37
jumlah sampel dan apakah cara pengisiannya sudah benar atau terdapat
kekeliruan.
4.3.2 Coding
Peneliti memberikan kode tertentu pada tiap-tiap data sehingga
memudahkan dalam melakukan analisa data (Notoatmodjo, 2010). Kode
1 untuk penilain baik, kode 2 untuk penilaian cukup dan kode 3 untuk
penilaian kurang.
4.3.3 Tabulating
Pada tahap ini, data yang sama dikelompokkan dengan teliti dan
teratur kemudian dihitung dan dijumlahkan, setelah itu dituliskan dalam
bentuk tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diingin
oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010). Dari beberapa tahap di atas maka
dapat dijabarkan cara pengelolaan data pada penelitian ini yaitu : data
dijadikan dalam bentuk tabel dan naratif.
4.8 Analisa Data
Analisa data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah analisis
statistik deskriptif dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
4.9 Etika Penelitian
1. Informed Consent
Bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian
dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut
diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden (Hidayat, 2007).
38
2. Anonymity
Memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan
cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar
alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2007)
3. Confidentiality
Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi
maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2007).
39
DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi, A, (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Depkes RI, (2012). Angka Kematian Ibu. Jakarta : Depkes RI. Dikes Provinsi NTB, (2012). Angka Kematian Ibu. Mataram : NTB.
Data PWS KIA Puskesmas Karang Taliwang Tahun 2012.
Chaniago, (2006). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Setia.
Cunningham, (2006). Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta : EGC.
Dinas Kesehatan Provinsi NTB, (2012). Angka Kematian Ibu. Mataram : NTB.
Hidayat, (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan teknik Analisa Data,. Jakarta : Penerbit Salemba Medika.
Indrayani, (2011). Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta: Trans Info Media
Karwati, Pujiati Dewi, Mujiwati Sri. (2011). Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas). Jakarta: Trans Info Media
Mufdlilah, (2009). ANC Fokus. Yogyakarta: Nuha Medika.
Notoatmodjo, (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo, (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Prawirohardjo, (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T. Bina Pustaka
Saifudin, A.B., (2000), Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta
Varney, H, (2006). Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC.
Wiknjosastro, (2007). Buku Acuan Nasional Pelayanan. Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
40