BAB II
TUJUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Profitabilitas
2.1.1.1. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan alat yang digunakan untuk
menganalisis kinerja manajemen, tingkat profitabilitas akan
menggambarkan posisi laba perusahaan. Para investor di pasar modal
sangat memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
dan meningkatkan laba, hal ini merupakan daya tarik bagi investor
dalam melakukan jual beli saham, oleh karena itu manajemen harus
mampu memenuhi target yang telah ditetapkan. Dengan perolehan
keuntungan atau laba yang maksimum perusahaan tentu dapat
melakukan banyak hal seperti, meningkatkan kualitas mutu produk
atau pelayanan, mensejahterakan karyawan perusahaan, serta dapat
melakukan suatu investasi baru. Hal tersebut bisa terjadi apabila
manajemen disuatu perusahaan benar-benar melakukan pekerjaannya
dengan baik, dan membidik apa yang ingin dicapai oleh perusahaan
dimasa yang akan datang. Manajemen dituntut bukan hanya untuk
memperoleh laba saja, tapi berharap laba yang dicapai tersebut benar-
benar telah mencapai target yang sudah ditentukan sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kasmir (2008:196), “ Rasio profitabilitas merupakan
rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan”. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas
manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang
dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Pada dasarnya
penggunaan rasio ini yakni menunjukkan tingkat efesiensi suatu
perusahaan.
Menurut Fakhruddin, (2001:64), “ Rasio Profitabilitas
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva,
maupun modal sendiri”. Dalam rasio ini juga menunjukkan ukuran
tingkat efektifitas manajemen dalam suatu perusahaan.Hal tersebut
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi. Selain itu rasio ini sangat diperhatikan oleh calon maupun
para pemegang saham karena berkaitan dengan harga saham serta
dividen yang akan diterima. Pada dasarnya rasio profitabilitas ini
penggunaanya adalah untuk menunjukkan tingkat efisiensi suatu
perusahaan.
Menurut Kasmir (2008:196), “ Rasio profitabilitas merupakan
rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan ”. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas
manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang
dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Pada dasarnya
Universitas Sumatera Utara
penggunaan rasio ini yakni menunjukkan tingkat efesiensi suatu
perusahaan.
2.1.1.2. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
Ada beberapa jenis analisis yang digunakan untuk menilai
tingkat rasio profitabilitas, adapun beberapa rasio yang digunakan
untuk mengukur rasio profitabilitas yaitu sebagai berikut:
1. Return On Assets (ROA)
2. Return On Equity (ROE)
3. Net Profit Margin (NPM)
4. Earning Per Share (EPS)
Namun dari keempat rasio tersebut diatas, dalam penelitian ini
untuk mengukur tingkat profitabilitas yang menunjukkan kaitannya
dengan investasi. Menurut (Horne,2005:222) “Rasio profitabilitas
(profitability ratio) terdiri atas dua jenis rasio yang menunjukkan
profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi. Kedua rasio tersebut
adalah Return On Assets (ROA), dan Return On Equity (ROE).
Namun menurut (Fakhruddin,2001:65) “Net Profit Margin (NPM)
adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
profitabilitas”. Untuk itu dalam mengukur tingkat profitabilitas
perusahaan di dalam penelitian ini ada empat rasio utama yaitu,
Universitas Sumatera Utara
Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin
(NPM), dan Earning Per Share (EPS).
1. Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) merupakan penilaian
profitabilitas atas total asset, dengan cara membandingkan laba
setelah pajak dengan rata-rata total aktiva. Return On Assets
(ROA) menunjukkan efektivitas perusahaan dalam mengelola
aktiva baik dari modal sendiri maupun dari modal pinjaman,
investor akan melihat seberapa efektif suatu perusahaan dalam
mengelola asset. Semakin tinggi tingkat Return On Assets (ROA)
maka akan memberikan efek terhadap volume penjualan saham,
artinya tinggi rendahnya Return On Assets (ROA) akan
mempengaruhi minat investor dalam melakukan investasi
sehingga akan mempengaruhi volume penjualan saham
perusahaan begitu pula sebaliknya.
Secara matematis Return On Assets (ROA) dapat
dirumuskan sebagai berikut (Horne,2005:224):
ROA= 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 ℎ𝑆𝑆𝐿𝐿𝑆𝑆𝐿𝐿𝑆𝑆𝐿𝐿 ℎ𝑃𝑃𝐿𝐿𝑃𝑃𝐿𝐿𝑃𝑃𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝑆𝑆𝐿𝐿 ℎ𝐴𝐴𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝑆𝑆𝐿𝐿
𝑥𝑥 100
2. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) adalah salah satu rasio yang
digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan
Universitas Sumatera Utara
modal sendiri. Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan
laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang
saham.Semakin tinggi rasio ini semakin baik artinya posisi
pemilik perusahaan semakin besar dan kuat, demikian pula
sebaliknya.Return On Equity (ROE) yang tinggi mencerminkan
penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan
dengan manajeman biaya yang efektif. Hal ini akan
mempengaruhi minat para investor untuk melakukan transaksi
jual beli saham, sehingga akan meningkatkan volume penjualan
saham perusahaan tersebut. Dengan kata lain Return On Equity
(ROE) yang baik akan memberikan pengaruh terhadap volume
penjualan saham pada suatu perusahaan.
Formula yang digunakan dalam menghitung Retun On
Equity (ROE) yakni: (Horne, 2005:225)
ROE = 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 ℎ𝑆𝑆𝐿𝐿𝑆𝑆𝐿𝐿𝑆𝑆𝐿𝐿 ℎ𝑃𝑃𝐿𝐿𝑃𝑃𝐿𝐿𝑃𝑃𝐸𝐸𝐸𝐸𝐽𝐽𝐿𝐿𝑆𝑆𝐿𝐿𝐿𝐿𝑃𝑃𝐿𝐿𝐽𝐽𝐿𝐿𝐸𝐸𝐿𝐿𝐸𝐸𝐸𝐸𝑆𝑆𝐿𝐿 ℎ𝐿𝐿𝐽𝐽
𝑥𝑥 100
3. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM), merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan, rasio ini
akan menggambarkan penghasilan bersih perusahaan
berdasarkan total penjualan. Pengukuran rasio dapat dilakukan
dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak dengan
Universitas Sumatera Utara
penjualan bersih, yakni dengan formula sebagai berikut
(Fakhruddin, 2001:65):
NPM = 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 ℎ𝑆𝑆𝐿𝐿𝑆𝑆𝐿𝐿𝑆𝑆𝐿𝐿 ℎ𝑃𝑃𝐿𝐿𝑃𝑃𝐿𝐿𝑃𝑃
𝑃𝑃𝐿𝐿𝐸𝐸𝑃𝑃𝐽𝐽𝐿𝐿𝑆𝑆𝐿𝐿𝐸𝐸𝑥𝑥 100
4. Earning Per Share (EPS).
Earning Per Share (EPS) adalah kemampuan perusahaan
untuk mendistribusikan yang diperoleh kepada pemegang saham.
Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan
pendapatan kepada pemegang saham, memcermikan semakin
besar keberhasilan usaha yang dilakukannya.
Earning Per Share (EPS) dapat dirumuskan sebagai
berikut (Brigham,2001:45):
EPS = 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 ℎ𝑆𝑆𝐿𝐿𝑆𝑆𝐿𝐿𝑆𝑆𝐿𝐿 ℎ𝑃𝑃𝐿𝐿𝑃𝑃𝐿𝐿𝑃𝑃∑ 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐽𝐽𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝐿𝐿𝐿𝐿ℎ𝐿𝐿𝐽𝐽 𝑦𝑦𝐿𝐿𝐸𝐸𝐸𝐸 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝑏𝑏𝐿𝐿𝐿𝐿
2.1.1.3. Tujuan dan Manfaat Profitabilitas
Manfaat rasio profitabilitas tidak terbatas hanya pada pemilik
usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak luar perusahaan,
terutama pihak – pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan
dengan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kasmir (2008:197), beliau menerangkan bahwa
tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi
pihak luar perusahaan, yaitu:
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri. 5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan
yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
6. Untuk megukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.
7. dan tujuan lainnya. Sementara itu manfaat yang diperoleh adalah: 1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang di peroleh
perusahaan dalam satu periode. 2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya
dengan tahun sekarang. 3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri. 5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan
yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
6. Manfaat lainnya.
2.1.2. Arus Kas
Arus kas merupakan dana tunai masuk dan keluar dari suatu usaha
badan usaha. Hal tersebut berkaitan dengan penjadwalan waktu transaksi
tunai sesuai penggunaan dana tunai sebagai asset. Arus kas adalah suatu
proses, yaitu cara suatu perusahaan di dalam membangkitkan dan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan dana tunai, PSAK No 2, paragraf 5 (IAI ,2009) memberikan
defenisi bahwa arus kas adalah arus masuk dan arus kluar atau setara kas.
Arus kas merupakan komponen di dalam penentuan nilai perusahaan
dan arus kas merupakan arus kas yang diterima oleh perusahaan emitem
(Jogiyanto,200:45).
PSAK No 2, menerangkan tujuan informasi arus kas adalah memberi
informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu
perusahaan melalui laporan arus kas yang menklasifikasikan arus kas
berdasarkan aktifitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing)
selama suatu periode akuntansi. Menurut prinsip akuntansi yang
berlaku secara umum bahwa satu set laporan tahunan harus terdiri dari
neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan serta laporan arus kas.
Dari neraca akan diketahui asset, kewajiban, investasi dari pemilik
serta laba yang ditahan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Tujuan
laporan laba rugi adalah membandingkan antara biaya dan pendapatan
serta keuntungan dan kerugian pada periode tertentu suatu perusahaan.
Laporan laba ditahan mengemukakan saldo awal laba yang ditahan, laba
atau rugi periode tertentu, pembagian deviden serta saldo-saldo akhir laba
ditahan.
Ada 2 jenis arus kas di dalam suatu perusahaan, yaitu :
a. Arus kas masuk, yang berasal dari sumber eksternal (dari pemilik,
penanaman modal, penjualan penyertaan dan pinjaman dari bank),
sedangkan dari sumber internal (adanya pemanfaatan aktiva tetap,
penjualan aktiva tetap, persediaan, dan lain-lain).
b. Arus kas keluar, penggunaan eksternal (membayar kewajiban)
Universitas Sumatera Utara
dan penggunaan internal (kas untuk memperoleh aktiva tetap,
persediaan investasi untuk ekspansi usaha).
PSAK No. 2 paragraf 3 (IAI, 2009) jika digunakan dalam kaitannya
dengan laporan keuangan lain. Laporan arus kas dapat memberikan
informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi
perubahan dalam aset bersih perusahaan, struktur keuangan
(termasuk likuidtas dan solvabilitas), dan kemampuan memmpengaruhi
jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan
keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
memungkinkan parapengguna mengembangkanmodel untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash
flows) dari berbagai perusahaan informasi tersebut juga meningkatkan daya
banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat
meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda
terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Arus kas menampilkan laporan arus kas yang berisi cash inflow dan cash
outflow perusahaan untuk periode tertentu yang kemudian diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Arus kas dari aktivitas operasi (cash flow from operations)
Arus kas ini untuk mengukur jumlah kas yang digunakan oleh
perusahaan sebagai hasil dari kegiatan produksi dan penjualan barang dan
jasanya.
Universitas Sumatera Utara
b. Arus kas dari aktivitas investasi (investing cash flow)
Arus kas investasi memberikan laporan tentang jumlah kas yang
digunakan untuk mendapatkan aset seperti gedung, mesin, kendaraan, serta
perlengkapan sebagai investasi dan kebutuhan bisnis.
c. Arus kas dari aktivitas pendanaan (Financing cash flow)
Arus kas ini meliputi aliran kas masuk dari tambahan hutang dan
pengeluaran saham, dan aliran kas keluar untuk membayar kembali
hutang, membayar dividen, dan pembelian kembali saham.
2.1.3. Saham
2.1.3.1. Pengertian Saham
Saham merupakan surat berharga yang dapat dibeli atau
dijual oleh perorangan atau lembaga di Bursa Efek Indonesia tempat
surat tersebut diperjualbelikan.
Menurut Putra, (2003:19) “Saham adalah bukti kepemilikan
atau tanda penyertaan seseorang/badan atas suatu perusahaan tertentu.
Jadi pemilik suatu saham mempunyai hak dalam kepemilikan
perusahaan tersebut sebesar persentase kepemilikan sahamnya”.Wujud
saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan suatu saham
tersebut.
Menurut Fakhruddin (2001:8) Saham mempunyai beberapa
karekteristik, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
2. Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (one share one vote).
3. Memiliki hak terakhir (yunior) dalam hal pembagian kekayaaan perusahaan jika perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan) setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
4. Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya.
5. Hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya.
Fakhruddin (2001:7), mengatakan bahwa ada dua keuntungan
yang akan diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham,
keuntungan atau manfaat tersebut berupa:
1. Dividen, yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
2. Capital Gain, merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktifitas perdagangan saham di pasar sekunder.
2.1.4.2. Jenis-Jenis Saham
Ditinjau dari segi kemampuan dan manfaatnya, saham dapat
digolongkan kedalam saham biasa (Common Stock), dan Saham
Preferen (Preferred Stock) (Fakhruddin, 2001:12).
1. Saham biasa (Common Stock) Saham biasa (Common Stock), yaitu merupakan
saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.Saham biasa merupakan saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar.
2. Saham Preferen (Preferred Stock)
Universitas Sumatera Utara
Saham Preferen (Preferred Stock), merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham bisasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi bisa juga tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
2.1.4. Harga Saham
Saham adalah bukti kepemilikan atau tanda penyertaan
seseorang/badan atas suatu perusahaan tertentu (Putra,2003:19). Saham
merupakan surat berharga yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat diperjual
belikan di dalam Bursa Efek Indonesia.
Harga Saham merupakan nilai yang harus dibayar oleh investor untuk
setiap lembar saham dalam rangka melakukan penyertaan modal.
Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini yakni harga saham
akhir transaksi (Closing Price) yang dikalkulasikan menjadi rata-rata harga
tahunan dengan menggunakan formula sebagai berikut:
Rata− Rata Harga Saham Tahunan = ∑Harga Saham Transaksi satu tahun∑Hari Transaksi satu tahun
2.1.5. Volume Penjualan Saham
Saham merupakan tanda penyertaan modal seseorang atau pihak
(badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas
pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Universitas Sumatera Utara
Menurut Putri (2009:28) Volume penjualan saham adalah seberapa
besar penjualan saham-saham tersebut pada suatu periode. Volume penjulan
saham yang meningkat akan menunjukkan pertumbuhan dari perusahaan
tersebut. Semakin besar tingkat penjualan saham, maka semakin besar pula
kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan atau mengalami pertumbuhan
laba prusahaan yang nantinya meningkatkan return yang akan diterima oleh
perusahaan tersebut.
Volume penjualan saham merupakan penjumlahan dari setiap
transaksi yang terjadi di bursa pada waktu tertentu untuk mengetahui
likuiditas saham dan akan berpengaruh terhadap pergerakan saham.
Tingkat volume penjualan saham yang cenderung fluktuatif
menunjukkan perdagangan yang cepat hal ini dipengaruhi oleh informasi
yang masuk ke bursa dan minat investor yang tinggi terhadap saham tersebut,
minat investor untuk melakukan transaksi jual beli saham akan mudah
terpengaruh oleh tinggi atau rendahnya tingkat profitabilitas serta harga
saham maupun faktor lain yang mempengaruhi minat investor dalam
melakukan investasi.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung
kerangka konseptual penelitian.
Purnawati (2006) dalam penelitiannya menguji pengaruh harga saham dan
tingkat bunga deposito terhadap volume penjualan saham perbankan di Bursa
Efek Jakarta.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa hasil linier berganda
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa harga saham (XI) dan tingkat suku bunga deposito (X2)
secara serentak berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan saham.
Putri (2009), dalam penelitiannya dengan menganalisis pengaruh Earning
Per Share, Deviden Per Share dan harga saham terhadap volume penjualan saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa Earning Per Share (EPS), Deviden Per Share
(DPS), dan harga saham berpengaruh secara simultan terhadap volume penjualan
saham. Secara parsial Earning Per Share (EPS), Deviden Per Share (DPS)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan saham.
Sedangkan harga saham tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
volume penjualan saham.
Prihatini (2010), meneliti tentang Analisis Pengaruh Arus Kas Terhadap
Volume Penjualan Saham (study kasus pada Bursa Efek Indonesia), dimana hasil
dari pada penelitian ini menyatakan bahwa arus kas yang yang dilihat dari rasio
keuntungan dan rasio kecukupan (sufficiency) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap volume penjualan saham pada Bursa Efek Indonesia
(perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Sapriko (2011), meneliti tentang Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas
dan Harga Saham Terhadap Volume Penjualan Saham Pada Perusahaan Makanan
dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian dilakukan pada
tahun 2006 sampai tahun 2009, dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa
secara parsial Return On Equity (ROE), dan Harga Saham berpengaruh signifikan
terhadap volume penjualan saham, sedangkan Return On Assets (ROA) tidak
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan saham. Namun secara simultan
tingkat profitabilitas yang diwakili oleh Return On Assets, Return On Equity, dan
juga harga saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume
penjualan saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.
Secara umum tingkat volume penjualan saham suatu perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat dipengaruhi oleh banyak hal, baik dari sisi
eksternal maupun internal perusahaan, hal ini bisa terlihat dalam tinjauan
penelitian terdahulu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1. Putri (2009)
Pengaruh Earning Per Share, Deviden Per Share, Dan Harga Saham Terhadap Volume Penjualan Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Variabel Independen: Earning Per Share, Deviden Per Share,Dan Harga Saham
Variabel Dependen: Volume Penjualan Saham
Earning Per Share (EPS), Deviden Per Share (DPS), dan harga Saham brpengaruh secara simultan terhadap volume penjualan saham. Secara parsial Earning Per Share (EPS), Deviden Per Share (DPS), mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan saham. Sedangkan harga Saham tidak mempunyai pengeruh yang signifikan terhadap volume penjualan saham.
2. Purnawati (2006)
Pengaruh Harga Saham Dan Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap Volume Penjualan Saham Perbankan Di Bursa Efek Jakarta
Variable Independen: Harga Saham Dan Tingkat Suku Bunga Deposito
Variable Dependen: Volume Penjualan Saham
Hasil linier berganda menunjukkan bahwa harga saham (X1) dan tingkat suku bunga deposito (X2) secara serentak berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan saham
Universitas Sumatera Utara
No. Nama Peneliti
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
3.
Prihatini (2010)
Analisis Pengaruh Arus Kas Terhadap Volume penjualan Saham (Study Kasus Pada Bursa Efek Indonesia)
Variabel Independen: Arus Kas
Variabel Dependen: Volume Penjualan Saham
Arus kas yang dilihat dari rasio keuntungan dan rasio kecukupan (sufficiency) mempunyai pengaruh uang signifikan terhadap volume penjualan saham.
4. Sapriko (2011)
Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas dan Harga Saham Terhadap Volume Penjualan Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Variabel Independen: Profitabilitas yang diwakili oleh ROA, ROE, dan juga Harga Saham
Variabel Dependen: Volume Penjualan Saham
Secara parsial Return On Equity (ROE), dan Harga Saham berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan saham, sedangkan Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan saham. Secara simultan tingkat profitabilitas yang diwakili oleh Return On Assets, Return On Equity, dan juga harga saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sumber : Diolah Penulis
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kerangka Konseptual
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah
penting. Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari kejadian
teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan
tuntuan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis dan
sebagai tempat peneliti untuk memberikan penjelasan tentang hal-hal yang
berhubungan dengan variabel ataupun masalah yang ada dalam penelitian.
Penelitian ini membahas mengenai Return On Equity, Arus Kas dari Aktivitas
Operasi, Harga Saham dalam mempengaruhi Volume Penjualan Saham dan
manakah yang signifikan.
Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan penelitian terdahulu
maka dapat disimpulkan kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.1.
Kerangka Konseptual
Return On Equity (X1)
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
(X2)
Haraga Saham (X3)
Volume Penjualan
Saham
(Y)
H1
H2
H3
H4
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Menjelaskan tentang hubungan kausal antara profitabilitas yang
diwakili Return On Equity (X1), Arus Kas (X2) terhadap Volume Penjualan
Saham (Y), gambar tersebut juga memperlihatkan hubungan antara Harga Saham
(X3) dengan volume penjualan saham.
Pada dasarnya tingkat profitablitas merupakan analisis untuk menilai posisi
keuangan perusahaan, rasio ini akan menggambarkan efektivitas perusahaan
dalam mengelola investasi dari pemegang saham, begitu pula dengan Harga
Saham, sebelum memulai investasi tentu saja para investor perlu memperhatikan
Harga Saham. Tinggi rendahnya tingkat Profitabilitas dan Harga Saham akan
mempengaruhi minat investor untuk melakukan investasi, secara teoritis hal ini
akan memberikan pengaruh pula terhadap volume penjualan saham perusahaan
tersebut.
2.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah, Erlina
(2008:49), “mengatakan hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan
maksud untuk di uji secara empiris”.Proporsi merupakan ungkapan atau
pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai
konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.
Dengan demikian hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang prilaku,
fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi dan yang akan terjadi.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah, serta kerangka konseptual
yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis penelitian ini adalah:
H1 : Return On Equity (ROE) bepengaruh terhadap volume penjualan Saham
H2 : Arus Kas dari Aktivitas Operasi bepengaruh terhadap volume penjualan
Saham
H3 : Harga saham berpengaruh terhadap volume penjualan saham.
H4 : Return On Equity (ROE), Arus Kas, dan Harga saham berpengaruh terhadap
volume penjualan saham.
Universitas Sumatera Utara