5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Definisi Sistem
Menurut Mulyadi (2001:2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok
unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi
bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Pengertian sistem akuntansi penerimaan kas menurut V. Wiratna
Sujarweni (2005:121) disebut sebagai berikut:
Sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu prosedur catatan yang
dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang berasal dari
berbagai macam sumber, yaitu dari penjualan tunai, penjualan aktiva tetap,
pinjaman baik, dan setoran modal baru.
Menurut Abdul Halim (2007:78) dalam Pratiwi (2009)
Sistem akuntansi penerimaan kas meliputi serangkaian proses baik
manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatata, penggolongan,
peringkasan transaksi atau kejadian keuangan hingga pelaporan keuangan
dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan
dengan penerimaan kas.
Menurut Mulyadi (2001:455) disebut sebagai berikut:
6
sistem penerimaan kas berasal dari dua sumber utama: penerimaan kas
dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang. Penerimaan kas dari
penjualan tunai terdiri dari penerimaan kas dari over the counter sale, dari
cash-on-delivery sale., dan credit card sale. Sedangkan penerimaan kas
dari piutang melalui penagihan perusahaan, kantor pos, dan lock-box-
collection plan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
sistem akuntansi penerimaan kas adalah adalah suatu prosedur catatan
yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari berbagai
sumber untuk kegiatan umum perusahaan.
3. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Menurut Mulyadi (2008:455) dalam Nurlatifah (2014)
Kegiatan perusahaan pada umumnya berujung yang memiliki peran
penting untuk memperoleh pendapatan. Sistem penjualan tunai merupakan
sistem yang melibatkan sumber daya dalam suatu organisasi, prosedur,
data serta sarana pendukung untuk mengoperasikan sistem penjualan
sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pihak manajemen
dalam pengambilan keputusan. Penjualan tunai dilaksanakan oleh
perusahaan dengan cara pembeli harus membayar diterima perusahaan
maka barang diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai
dicatat oleh perusahaan. Selanjutnya, akan diuraikan mengenai prosedur
dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai.
7
Sedangkan menurut Narko (1994:71) dalam Nurlatifah (2014):
secara umum sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai
dimulai dari pembeli memesan barang sampai pencatatan penerimaan kas.
Penjualan tunai dilaksanakan apabila pembeli sudah memilih barang yang
akan dibeli, pembeli diharuskan membayar ke bagian kasa. Jadi, sistem
akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai merupakan sistem yang
digunakan untuk menangani transakasi pembayaran dan pemindahan hak
atas barangnya langsung sehingga tidak perlu ada prosedur pencatatan
piutang pada perusahaan penjualan. Dari beberapa pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai
merupakan sistem yang digunakan untuk menangani semua transaksi
penerimaan kas dari penjualan dengan mengambil barang dari supplier dan
langsung dikirim kepelanggan dengan pembayaran langsung
menggunakan uang tunai
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga
prosedur menurut Mulyadi (2001:456) berikut ini:
a. Prosedur penerimaan kas dari over the counter sales.
Dalam penjualan tunai, pembeli datang langsung ke perusahaan
untuk melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli.
Adapun prosedur penerimaan kas dari over the counter sales adalah
sebagai berikut:
8
1) Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga (sales
person) dibagian penjualan.
2) Bagian kasa menerima pembayaran dari pembeli, yang dapat
berperan uang tunai, cek pribadi (person check), atau kartu kredit.
3) Bagian penjualan memerintahkan bagian pengirimana untuk
menyerahkan barang kepada pembeli.
4) Bagian pengiriman meyerahkan barang kepada pembeli.
5) Bagian kasa menyetor kas yang diterima ke bank.
6) Bagian akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal
penjualan.
7) Bagian akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai
dalam jurnal penerimaan kas.
Prosedur penerimaan kas dari Over the Counter Sales dapat dilihat
dari gambar 1 berikut ini:
9
Bagian
Penjualan
Bagian penjualan
memerintahkan
bagian pengiriman
menyerahkan
barang kepada
pembeli
Bagian
pengiriman
menyerahkan
barang kepada
pembeli (4)
Pembeli
Bagian
Pengiriman
Barang
Bagian Akuntansi
Bagian kas
(6)
Bagian akuntansi
mencatat
pendapatan
penjualan
(2)
Pembeli
membayar
harga barang
(7)
Bagian
akuntansi
mencatat
penerimaan
kas dari
penjualan
Gambar 1
Penerimaan kas dari over the counter sales
Pembeli memesan barang
(1)
Bank
Bagian kas
menyerahkan kas ke
bank(5)
Sumber: Mulyadi (2001:457)
b. kas dari cash-on-delivery sales (COD sales).
Transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan
angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam menyerahkan dan
npenerimaan kas dari hasil penjualan. COD sales melalui pos
dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut:
1) Pembeli memesan barang lewat surat yang dikirim melalui pos.
2) Penjualan mengirimkan barang melalui kantor pos pengirim
dengan cara mengisi formulir COD Sales di kantor pos.
10
3) Kantor pos pengirim mengirim barang dan formulir COD sales
sesuai dengan instruksi penjual kepada kantor pos penerima.
4) Kantor pos penerima, pada saat diterimanya barang dan formulir
COD sales, memberitahukan kepada pembeli tentang
diterimanya kiriman barang COD sales.
5) Pembeli membawa surat panggilan ke kantor psos penerimaan
dan melakukan pembayaran sejumlah yang tercantum dalam
formulir COD sales. Kantor pos penerimaan menyerahkan
barang kepada pembeli, dengan diterimanya kas dari pembeli.
6) Kantor pos penerima memberitahu kantor pos pengirim bahwa
COD sales telah dilaksanakan.
7) Kantor pos pengirim memberitahu penjual bahwa COD sales
telah selesai dilaksanakan, sehingga penjual dapat mengambil
kas yang diterima dari pembeli.
Prosedur penerimaan kas dari COD Sales dapat dilihat dari
gambar berikut:
11
Gambar 2
Penerimaan kas dari COD Sales melalui pos
Kantor pos
pengirim
Kantor pos mengirim barang ke alamat pembeli
(3)
Kantor pos Penerimaan memberitahu Kantor pos
pengiriman bahwa COD Sales telah dilaksanakan
(6)
Kantor pos
penerimaan
Penjualan
mengirim
barang ke
pembeli
via COD
Sales(2)
Kantor Pos
Pengirim
memberitahu
penerimaan
kas dari
COD Sales
(7)
Pembeli
membayar
harga
barang dan
menerima
barang
dibeli (5)
Kantor pos
mengirim
pemberitahuan
adanya COD
Sales
Kantor pos
pengirim
Kantor pos
penerimaan
Pembeli memesan barang
(1)
c. Prosedur penerimaan kas dari credit card sales
Sebenarnya credit card sales bukan merupakan suatu tipe
penjualan, namun merupakan salah satu cara penjualan bagi pembeli
dan sarana penagihan bagi penjualan yang memberikan kemudahan
baik bagi penjual maupun bagi pembeli. Credit crad sales dapat
merupakan saran pembayaran bagi pembeli, baik dalam over the
counter sales maupun dalam penjualan yang mengirim barangnya
dilaksanakan melalui jasa pos atau angkatan umum. Dalam over the
counter sales, pembeli datang keperusahaan untuk melakukan
pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan
Sumber: Mulyadi (2001:458)
12
pembayaran kebagian kassa dengan menggunakan kartu kredit. Dalam
penjualan tunai yang melibatkan pos atau perusahaan angkutan umum,
pembeli tidak perlu datang keperusahaan penjual. Pembeli
memberikan persetujuan tertulis penggunaan kartu kredit dalam
pembayaran harga barang, sehingga memungkinkan perusahaan
penjual melakukan penagihan ke bank atau perusahaan penerbit kartu
kredit.
Prosedur penerimaan kas dari Credit Card Sales dapat dilihat dari
gambar berikut:
Gambar 3
Penerimaan kas dari Credit Card Sales
Bagian
Penjualan
Bank penerbit
kartu kreditBagian Kasa
Bagian
Pengiriman
Pemegang kartu
kredit
Bagian penjualan
memerintahkan
bagian
pengiriman
menyerahkan
barang kepada
pembeli (2)
Pemegang kartu kredit memesan barang
(1)
Secara priodik
bank penerbit
kartu kredit
melakukan
penagihan
kepada
pemegang
kartu kredit (6)
Bagian pengiriman
menyerahkan barang
kepada pembeli (4)
Menyetor slip kartu
kredit ke bank (5)
Pemegang kartu
kredit membayar
dengan kartu kredit
(3)
Sumber : Mulyadi (2001:461)
13
4. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai dengan
Prosedur Over The Counter Sales
Pengertian sistem akuntansi penerimaan kas dari over the counter sales
Menurut V. Wiratna Sujarweni (2005:121) sebagai berikut:
Sistem akuntansi penerimaan kas dari over the counter sales adalah
penjualan tunai dimana pembeli datang langsung sendiri keperusahaan,
memilih barang dan membayar langsung di kasa dan langsung
mendapatkan barang.
Menurut Mulyadi (2001:456) sebagai berikut:
Dalam penjualan tunai, pembeli datang ke perusahaan, melakukan
pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke
kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Dalam over the counter
sales ini, perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi (personal check),
atau pembayaran langsung dari pembeli credit card, sebelum barang
diserahkan kepada pembeli.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
Sistem akuntansi penerimaan kas dari over the counter sales adalah
penjualan tunai, dimana pembeli datang langsung ke perusahaan untuk
memilih barang atau produk dan melakukan pembayaran ke kasir.
a. Deskripsi yang dijalankan dari over the counter sales.
14
Penjualan tunai ini dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara
mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih
dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.
Setelah uang diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai
kemudian dicatat oleh perusahaan.
b. fungsi yang terkait dari penjualan tunai dengan prosedur over the
counter sales menurut Mulyadi (2001:462) adalah:
1) Fungsi penjualan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggung jawab untuk meneriman order dari pembeli, mengisi
faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada
pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi
kas.
2) Fungsi kas
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggung jawab sebagai penerimaan kas dari pembeli.
3) Fungsi gudang
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh
pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.
4) Fungsi pengiriman
15
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan
barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.
5) Fungsi akuntansi
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggung jawab sebagai pencatatan transaksi penjualan dan
penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.
c. Dokumen yang digunakan terkait dari penjualan tunai dengan prosedur
over the counter sales menurut Mulyadi (2001:463) adalah:
1) Faktur Penjualan tunai
Faktur penjualan diisi oleh fungsi penjualan yang berfungsi
sebagai pengantar pembayaran kepada fungsi kas dan sebagai
dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penjualan kedalam
jurnal penjualan.
16
2) Pita register kas (cash register tape).
Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara
mengoperasikan mesin register kas pita. Pita register ini
merupakan bukti penerimaan kas dikelarkan oleh fungsi kas dan
merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang
dicatat dalam jurnal penjualan.
3) Credit Card Sales Slip
Dokumen ini dicetak oleh Credit Card Sales bank yang
menerbitkan kartu kredit dan doserahkan kepada perusahaan
(disebut merchant) yang menjadi anggota kartu kredit.
17
4) Bill of lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari
perusahaan penjulan barang kepada perusahaan angkutan umum.
Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan
Cash on delivery yang menyerahkan barangnnya dilakukan oleh
perusahaan angkutan umum.
5) Faktur Penjualan.
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan Cash on
delivery. Tembusan faktur penjualan Cash on delivery diserahkan
kepada pelanggan melalui bagian angkutan perusahaan, kantor pos,
atau perusahaan angkutan umum dan dimintakan tanda tangan
penerimaan barang dari pelanggan sebagai bukti telah diterimanya
barang oleh pelanggan.
18
6) Bukti setor bank.
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran
kas ke bank. bukti setor di buat 3 lembar dan diserahkan oleh
fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetor kas dari hasil
penjualan tunai ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali
dari bank setelah ditanda tangani dan dicap oleh bank sebagai bukti
penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi
19
kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi
sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan
kas dari penjualan tunai ke dalam jurnal penerimaan kas.
7) Rekap Harga Pokok Penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas
harga pokok produk yang dijual selama satu periode (misalnya satu
bulan). Data yang direkam dalam dokumen ini berasal dari kolom
“jumlah harga” dalam “pemakaian”. Dokumen ini digunakan oleh
fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bagi pembuatan
bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.
20
d. Informasi yang digunakan terkait dari penjualan tunai dengan prosedur
over the counter sales menurut Mulyadi (2001:462)
Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajem dari
penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
1) Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok
produk selama jangka waktu tertentu.
2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.
3) Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu
tertentu.
4) Nama dan alamat pembeli, informasi ini diperlukan dalam
penjualan produk tertentu, namun pada umumnya infomasi nama
21
dan alamat pembeli ini tidak diperlukan oleh manajemen dari
kegiatan penjualan tunai.
5) Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.
6) Otorisasi pejabat yang berwenang.
e. Catatan yang digunakan terkait dari penjualan tunai dengan prosedur
over the counter sales menurut Mulyadi (2001:468) adalah:
1) Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat dan meringkas data penjualan. Jika perusahaan menjual
berbagai macam produk dan manajemen memerlukan informasi
penjualan setiap jenis produk yang dijualnya selam jangka waktu
tertentu, dalam jurnal penjualan disediakan satu kolom untuk setiap
jenis produk guna meringkas informasi penjualan menurut produk
tersebut.
2) Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, di antara dari
penjualan tunai.
3) Jurnal umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini
di gunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok
produk yang dijual.
22
4) Jurnal Persediaan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, kartu
persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
berkurangnya harga produk yang dijual. Kartu persediaan ini
digunakan oleh akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persediaan
barang yang disimpan di gudang.
5) Kartu Gudang
Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena
hanya berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang.
Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat
mutasi dan persediaan barang yang disimpan dalam gudang. Dalam
transaksi penjualan tunai, kartu gudang digunakan untuk mencatat
berkurangnya kuantitas produk yang di jual.
f. jaringan prosedur yang terkait over the counter sales menurut Mulyadi
(2001:469-470) adalah:
1) Prosedur Order Penjualan
Fungsi penjualan dalam prosedur ini menerima order dari
pembeli dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan
pembeli melakukan pembayaran harga barang ke fungsi kas dan
untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman
menyiapkan barang yang akan diserahkan kepada pembeli.
23
2) Prosedur Penerimaan Kas
Fungsi kas dalam prosedur ini menerima pembayaran harga
barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa
pita register kas dan cap ”lunas” faktur penjualan tunai) kepada
pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan
pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman.
3) Prosedur Penyerahan Barang
Fungsi pengiriman dalam prosedur ini menyerahkan barang
kepada pembeli.
4) Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai
Fungsi akuntansi dalam prosedur ini melakukan pencatatan
transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal
penerimaan kas. Di samping itu fungsi akuntansi juga mencatat
berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kartu
persediaan.
5) Prosedur Penyetoran Kas ke Bank
Fungsi kas dalam prosedur ini menyetor kas yang diterima dari
penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh.
6) Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
24
Fungsi akuntansi dalam prosedur ini mencatat penerimaan kas
ke dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor yang
diterima dari bank melalui fungsi kas.
7) Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Fungsi akuntansi dalam prosedur ini membuat rekapitulasi
harga pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu
persediaan. Berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan ini,
fungsi akuntansi membuat bukti memorial sebagai dokumen
sumber untuk pencatatan harga pokok ke dalam jurnal umum.
g. Unsur pengendalian intern terkait dari penjualan tunai dengan prosedur
over the counter sales Menurut Mulyadi (2001:470-471).
1) Organisasi
a) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.
b) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi
c) Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi
penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.
2) Sistem otoritasi dan prosedur pencatatan
d) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi
penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan
tunai.
25
e) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara
membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan
penempelan pita register kas pada faktur tersebut.
f) Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan
permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.
g) Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan
cara membubuhkan cap “sudah” diserahkan” pada faktur
penjualan tunai.
h) Pencatatan kedalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi
akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan
tunai.
3) Praktik yang sehat
i) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
j) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor
seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi
penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.
k) Perhitungan saldo kas yang ada ditangan fungsi kas secara
periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern.
h. Bagan alir sistem atau prosedur over the counter sales.
Berikut ini adalah flowchart untuk transaksi penerimaan kas dari
penjualan tunai dari Over The Counter Sales.
26
Bagan pertama
Sistem penerimaan kas dari over-the-sales
Bagian order penjualan
Mulai
Membuat
order dari
pembeli
Mengisis
faktur
penjulan
tunai
32
1FPT
Via
pembeliT
1
Bagian Kassa
1
1FPT
Menerima
unag dari
pembeli
Mengopera
sikan
register
kas
1FPT
PRK
3
Mengisi BSB
32
1
Menyerahkan
kas ke bank
BSB
3
1
Bank
Bersama
Uang 8
T
2
BSB
27
Bagian Jurnal
6
PRK
1FPT
Jurnal
Penjualan7
4
Bukti
Setor
Bank
Jurnal
Penjualan
T
4
RHPP
Bukti
Memorial
Jurnal
Umum
N
Mulai
Bagian Jurnal
7
Kartu
persediaan
PRK
1FPT
N
Membuat
rekapitulasi
HPP
RHPP
Membuat
bukti
memorial
RHPP
Bukti
Memorial
8
Secara
periodik
28
B. Hasil Penelitian Terdahulu.
Untuk melihat perbandingan dari persamaan dan perbedaan dengan hasil
penelitian terdahulu, dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1
Penelitian Terdahulu
Aspek/Nama Penelitian Rusy Briana Pratiwi (2007)
Evaluasi Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas Instalasi Rawat
jalan
Febrianita Winda
Hapsari (2011)
Evaluasi Sistem
Penerimaan Kas Rawat
Inap Bangsal umum
Pasien kelas I
Objek Penelitian
Rumah Sakit Waluyo Surakarta Rumah Sakit Kasih Ibu
Surakarta
Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah salah satu
tempat penyelenggarakan
kegiatan yang dimanfaatkan
untuk memberikan pelayanan
medis yang dibutuhkan bagi
setiap pasien. Rumah sakit
merupakan suatu bentuk
perusahaan jasa yang dikelola
oleh pemerintah maupun swasta
(yayasan) yang bertujuan
memberikan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat.
Untuk memberikan pelayanan
pada masyarakat dengan baik,
harus didukung oleh
penyelenggaraan sistem
akuntansi rumah sakit yang baik
pula.
Pada zaman sekarang
ini banyak masyarakat
kurang memperhatikan
kebersihan kebersihan
lingkungan sekitar.
Tercemarnya sungai-
sungai yang disebabkan
limbah pabrik maupun
ulah manusia yang
sering membuang
sampah disembarangan
tempat, membuat
keadaan lingkungan kita
semakin memburuk.
Kumuhnya lingkungan
ini menyebabkan
timbulnya berbagai
macam penyakit yang
menggangu kesehatan
manusia. Hal ini
diperparah lagi dengan
rendahnya kepedulian
masyarakat akan
kualitas makanan untuk
memenuhui standar gizi
yang baik. Lemahnya
kepedulian masyarakat
akan lingkungan asupan
29
Lanjutan:
masyarakat akan
lingkungansera asupan
gizi yang baik
menyebabkan manusia
mudah terserang
Penyakit, seperti
penyakit pada gangguan
pencernaan, gizi buruk,
penyakit pada gangguan
organ dalam dan
penyakit-penyakit
lainnya. Rumah sakit
sebagai tempat
pelayanan secara
optimal dalam upaya
penyembuhan pasien.
ntuk memperoleh hasil
tersebut, rumah sakit
hatus didukung oleh
pelaksanaan sistem yang
baik. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana
sistem akuntansi penerimaan
kas dijalankan dengan
menelisuri jaringan prosedur
yang membentuk sistem
akuntansi penerimaan kas,
fungsi yang terkait, dokumen
dan catatan akuntansi yang
digunakan.
Untuk mengetahui kelemahan
sistem Akuntansi penerimaan
kas rawat jalan yang dijalankan
Untuk mengetahui
evaluasi penerapan
sistem dan prosedur
akuntansi yang
berhubungan dengan
penerimaan kas pada
instalasi rawat inap
Rumah Sakit Kasih Ibu
Surakarta.
Untuk mengetahui
kelebihan dan
kelemahan dari sistem
penerimaan kas sistem
Inap pada Rumah Sakit
Katih Ibu Surakarta
Metode penelitian
Suatu rumah sakit yang
mempunyai sistem akuntansi
penerimaan kas yang baik
menggambarkan bahwa rumah
sakit tersebut memiliki
pengelola manajemen yang baik
pula,yang dapat menghasilkan
laporan keuangan yang relevan
yang berguna bagi pihak
internal rumah sakit maupun
eksternal rumah sakit yaitu
penanam saham.
Melakukan analisis
kelebihan-kelebihan
sistem akuntansi yang
telah diterapkan oleh
pihak Rumah sakit kasih
Ibu Serta kelemahan-
kelemahan adanya
kesalahan yang timbul
karena factor human
error mengingat begitu
banyaknya nota-nota
rawat inap, adanya kesa-
30
Lanjutan :
Persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu
Persama pada penelitian terdahulu adalah Rumah Sakit Swasta. Pada
penelitian terdahulu yang pertama adalah untuk mengetahui sistem akuntansi
penerimaan kas dan pada hasil penelitian bagi penulis, bagi rumah sakit dan bagi
akademik atau universitas.
Perbedaan pada penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu untuk evaluasi (proses pengukuran hasil kerja) sistem
akuntansi penerimaan kas instalasi rawat jalan dan evaluasi sistem akuntansi
penerimaan kas rawat inap bangsal umum pasien, sedangkan penulis untuk
mengetahui sistem akuntnasi penerimaan kas dari pembayaran rawat inap,
instalasi gawat darurat, dan klinik.
lahan yang timbul
karena factor human
error mengingat begitu
banyaknya nota-nota
rawat inap, maupun
Kuintansi-kuintansi
yang dihitung, sehingga
kesalahan yang dalam
pencatatan transaksi
maupun pencatatan
biaya bisa terjadi yang
mungkin bisa menjadi
koreksi bagi sistem
penerimaan rumah sakit
kasih ibu Surakarta.