10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Inovasi Pembelajaran
Pembelajaran merupakan upaya yang sistematis dan sistemik untuk
memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar, maka kegiatan pembelajaran
berkaitan erat dengan hakikat dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut.
Pembelajaran harus menghasilkan belajar, tapi tidak semua proses balajar terjadi
karena pembelajaran. Proses balajar juga terjadi dalam konteks interaksi sosial
kultural dalam lingkungan masyarakat. Pembelajaran tidak hanya terjadi dalam
lingkungan pendidikan formal saja, tapi bisa terjadi di luar sekolah. Proses belajar
dan pembelajaran bisa terjadi dimana saja, dan kapan saja tidak dibatasi oleh jarak,
ruang, dan waktu.
Dalam Pasal 1 butir 20 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu limgkumgam belajar. Dalam pembelajaran terkandung 5 konsep,
yaitu interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar.
Interaksi mengandung arti hubungan timbal balik, saling mempengaruhi satu sama
lain. Peserta didik, menurut pasal 1 butir 4 UU nomor 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas, adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
11
tertentu. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi senagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
berpartisipasi dalam menyelengggarakan pendidikan.
. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah antara guru sebagai
pihak pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Menurut Dimyati Mudjiono bahwa
pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk
membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar.
Inovasi pembelajaran dua arah merupakan istilah yang harus dipahami agar
dapat menjelaskan maksud dari penelitian ini diadakan. Agar dapat memahami secara
penuh, yang pertama yang harus dilakukan adalah memahami bagian perbagian dari
istilah dimaksud, antara lain, yang dimaksud dengan inovasi, yang dimaksud dengan
pembelajaran, serta apa itu pembelajaran dua arah
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa dalam dunia pendidikan
sekarang ini perlu adanya inovasi dalam pembelajaran.Sehingga dengan adanya
inovasi yang lebih baik peserta didik dapat belajar dengan baik dan tujuan pendidikan
dapat tercapai. Oleh karena itu seorang pendidik harus mengetahui konsep dari
belajar dan pembelajaran yang baik, sehingga dalam proses belajar siswa dapat
mengembangkan potensinya dengan baik.
12
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah
pengetahuan, keterampilan, dansikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis
materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip,
prosedur),keterampilan, dan sikap atau nilai. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi
pembelajaran meliputi: (a) prinsiprelevansi, (b) konsistensi, dan (c) kecukupan.
Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.Jika terlalu sedikit
akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebaliknya,jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak
perlu untuk mempelajarinya. Secaragaris besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar
meliputi : (a) mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapatdalam standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan
ajar,(b)mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar,(c) memilih bahan ajar yang
sesuai atau relevan dengan standarkompetensi dan kompetensi dasar yang telah
teridentifikasi tadi,dan(d) memilih sumber bahan ajar. Dalammenentukan cakupan
atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah jenis
materinyaberupa aspek kognitif (fakta,konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif,
ataukah aspek psikomotorik.
2.2 Pembelajaran dua arah
Secara umum tujuan pendidikan terdapat dalam UU No. 2 tahun 1985 yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu
13
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa.
Kemudian Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran,
guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya dan memahami
berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk
belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru. Pembelajaran adalah
suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran.( Hamalik, 200:57).
Tujuan pendidikan seperti yang di jelaskan di atas tentusaja akan dapat
terlaksanakan jika aktivitas pembelajaran dilakukan dengan efektif serta sarat akan
muatan nilai di dalamnya. Dalam penelitian ini pembelajaran dua arah yang dimaksud
adalah meruapakan aktivitas pembelajaran dengan mengedepankan komunikasi dua
arah melalui serangkaian inovasi inovasi di dalamnya, hal ini sebagaimana di jelaskan
Sardiman AM dalam bukunya yang berjudul “Interaksi dan Motivasi dalam Belajar
Mengajar” menyebut istilah pembelajaran dengan interaksi edukatif. Menurut
Sadiman, interaksi edukatif adalah interaksi yang dilakukan secara sadar dan
mempunyai tujuan untuk mendidik, dalam rangka mengantar siswa ke arah
14
kedewasaannya. Dalam pembelajaran dua arah sendiri hal yang ingin di capai adalah
terciptanya komunikasi yang efektif dari aktivitas pembelajaran dimaksud.
Menyinggung bahasan komunikasi dua arah di atas, Komunikasi dalam proses
belajar mengajar merupakan aktivitas yang dilakukan secara tatap muka, sehingga
komunikasi dapat dilakukan dengan dua jenis. Pertama, komunikasi antar personal
(interpersonal communicaaation) yang merupakan komunikasi antara komunikator
dengan seorang komunikan.Kedua, komunikasi kelompok (group communication)
yang dilakukan antara komunikator dengan beberapa kelompok, baik kelompok kecil
maupun kelompok besar.
Dan jika ujung dari aktivitas pembelajaran dua arah adalah dicapainya
komunikasi pembelajaran dua arah yang efektif maka Komunikasi dikatakan efektif
apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan
informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku
komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat lima aspek yang perlu dipahami dalam
membangun komunikasi yang efektif, yaitu: Pertama kejelasan, hal ini dimaksudkan
bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi
secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan. Kedua
ketepatan, ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan
kebenaran informasi yang disampaikan.Ketiga konteks, konteks atau sering disebut
dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan
harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. Keempat
15
adalah Alur, Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur
atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap.
Kelima budaya, Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga
berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus
menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam
penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan
persepsi.
2.3 Mata Pelajaran PPKn
Pendidikan Kewarganegaraan menurut Depdiknas (2006: 49) adalah mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil,berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan
UUD NKRI 1945.
Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan
pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban suatu warga negara agar setiap hal yang
dikerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak melenceng dari apa
yang di harapkan. Karena di nilai penting, pendidikan ini sudah di terapkan sejak
usia dini di setiap jejang pendidikan mulai dari yang paling dini hingga pada
perguruan tinggi agar menghasikan penerus –penerus bangsa yang berompeten dan
siap menjalankan hidup berbangsa dan bernegara
16
Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri
dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela
negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Tujuan
pendidikan kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar bela negara
berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri
dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa.
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar
bela negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan,dan kepekaan
mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa.(
Abdulkarim,2007) Standar isi pendidikan kewarganegaraan adalah pengembangan :
- Nilai-nilai cinta tanah air.
- Kesadaran berbangsa dan bernegara.
- Keyakinan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara.
- Nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia dan lingkungan hidup.
- Kerelaan berkorban untuk masyarakat, bangsa, dan negara, serta.
- Kemampuan awal bela negara.
17
Secara Konseptual istilah Pendidikan Kewarganegaraan dapat terangkum sebagai
berikut:
a) Kewarganegaraan (956)
b) Civics (959)
c) Kewarganegaraan (962)
d) Pendidikan Kewarganegaraan (968)
e) Pendidikan Moral Pancasila (975)
f) Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan (994)
g) Pendidikan Kewarganegaraan (UU No.20 Tahun 2003)
2.4 Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti : a)
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan
guru, b) kemampuan yang sungguh-sungguh ada atau dapat diamati (actual ability)
dan yang dapat diukur langsung dengan tes tertentu. Disamping itu Menurut Sumadi
Suryabrata prestasi dapat pula didefinisikan sebagai berikut : “nilai merupakan
perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan/prestasi
belajar siswa selama masa tertentu”.Jadi, prestasi adalah hasil usaha siswa selama
masa tertentu melakukan kegiatan.
18
Prestasi belajar sejatinya dapat diukur dari proses pembelajaran yang optimal
serta kinerja siswa yang baik dengan kata lain prestasi belajar siswa adalah hasil dari
proses pembelajaran serta hal yang dibutuhkan oleh siswa unntuk mengtahui seberapa
jauh perkembangan kemampuanyng di dapat dari aktivitas belajar yang dilakukannya.
Prestasi belajar terkadang disama artikan dengan dengan hasil
belajar.Berdasarkan suku kata, Presati dan belajar memiliki makna yang berbeda dan
saling berkaitan erat. Pada umumnya prestasi akan muncul setelah melakukan sebuah
pembelajaran. Setia proses pemebalajaran akan menghasilkan presati belajar hanya
saja sangat berberda dari segi kualitas dan quantitas untuk setiap individu yang
melakukan kegiatan belajar.
Prestasi sendiri memiliki makna hasil dari suatu kegiatan yang memiliki
makna, kegiatan yang dilakukan dapat beruapa usaha, upaya, menciptakan baik
dilakukan sendiri-sendiri maupun dilakukan secara berkelompok. Berdasarkan asal
katany apresatsi berasal dari bahasa belanda yakni prestatie, yang berbarti hasil dari
apa yang diupayakan. Berdsaran penjelasan diatas prestasi tidak mungkin didapatkan
oleh seseorang yang tidak melakukan usaha.Usaha yang dilakukan harus dalam
bentuk upaya yang sungguh-sungguh. Hasil atau prastasi yang didapatkan akan
sebanding dengan upaya yang dilakukan. Sehingga prestasi adalah bukti otentik dan
representatif terhadap apa yang telah diupayakan. Para ahli memberikan interpretasi
yang berbeda tentang prestasi belajar, sesuai dari sudut pandang mana mereka
menyorotinya.
19
Namun secara umum mereka sepakat bahwa prestasi belajar adalah “hasil”
dari suatu kegiatan Wjs. Poerwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil
yang telah dicapai (dilakuakan, dikerjakan dan sebagainnya), sedangkan menurut
Mas’ud Hasan Abdul Qohar berpendapat bahwa prestasi adalah apa yang telah
diciptakan, hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang memperolehnya dengan
jalan keuletan, sementara Nasrun Harahap mengemukakan bahwa prestasi adalah
penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan
dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai
yang terdapat dalam kurikulum.
Dari beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah
hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati,
yang memperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individu maupun
kelompok dalam bidang tertentu.
1.5 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Dapat di golongkan menjadi 2 yaitu “faktor inter dan faktor ekstern”:
1) Faktor inter:
a) Faktor jasmani, yaitu faktor kesehatan dan cacattubuh.
b) Faktor psikologi yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan
dan kesiapan.
20
c) Faktor kelelahan jasmani yang terlihat dengan lemahnya kondisi tubuh dan
timbul kecendrungan untuk membaringan tubuh, dan timbul kecendrungan
untuk membaringan tubuh, sedangkan kelelahan rohani dapat di lihat dengan
adanya kelesuhan dan kebosannan, sehinga minat dan dorongan akan
berkurang.
2.) Faktor ekstern:
a) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah, keadan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan
latar belakang kebudayaan.
b) Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajarann waktu sekolah,
keadan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
c) Faktor masarakat, meliputi ke giataan siswa dalam masarakat, media, teman
bergaul, dan bentuk kehidupan masarakat.
Pembelajaran adalah merupakan suatu proses yang berujung pada penignkatan
prestasi belajar siswa serta meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang
terjadi di lingkungan sekolah. Proses pembelajaran yang tepat tentunya akan
menimbulkan timbal balik yang baik pula guna menjadi bahan evaluasi bersama
sebagai upaya koreksi pembelajaran. Proses pembelajran tersebut tidak serta merta di
temukan seketika dalam masa ajar tertentu, namun proses pembelajaran yang
21
dimaksud telah melalui serangkaian tes serta evaluasi sehingga terciptalah metode
pembelajaran yang pas. Untuk itulah di butuhkan inovasi inovasi dalam setiap proses
pembelajaran,
Proses pembelajaran dalam mata pelajaran pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan membutuhkan inovasi inovasi sehingga efektifitas pembelajaran
yang bersumber pada keikutsertaan seluruh elemen pembelajaran dalam kelas guna
menciptakan lingkungan pembelajaran yang dinamis dapat di hadirkan sehingga
prestasi belajar siswa dan meningkatkan kualitas proses kegiatan belajar mengajar
terpenuhi optimal.
Inovasi dalam proses pembelajaran sangat di butuhkan sebagai upaya dalam
peningkatan prestasi belajar siswa. Inovasi pembelajaran dua arah yang di maksud
disini adalah titik tersebut yang diharapkan inovassi inovasi yang dilakukan dapat
menjawab setiap permasalahan yang ditemukan dan di hadapi dalam aktivitas belajar
mengajar di ruang kelas.
Inovasi pembelajaran dua arah akan mendorong siswa untuk lebih peka serta
berkontribusi maksimal dalam setiap aktivitas pembelajaran. Dan juga mebuat guru
dapat lebih mengoptimalkan perannya dalam ruang kelas. Prestasi belajar siswa serta
hadirnya lingkungan proses kefiatan belajar mengajar yang baik adalah merupakan
keinginan bersama karena prestasi belajar siswa yang baik tentu saja akan mendorong
siswa tersebut menuju kesuksesan akademik dan kesuksesan sosial pada akhirnya.
22
Gambar 1 : Alur Berpikir Penelitian
Prestasi belajar siswa yang meningkat merupakan harapan dari proses inovasi
pembelajaran dua arah yang dilakukan. Akan tetapi inovasi sebenarnya tidak akan
berhenti setelah proses dari aktivitas pembelajaran dua arah dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Jika inovasi tidak berhenti pada hasil dari proses tersebut maka
hasil dari proses tersebut akan diarahkan menjadi input dari proses pembelajaran
berikutnya sehingga akan hadir inovasi-inovasi baru dalam mendukung aktivitas
belajar mengajar dalam ruang kelas.
Output :
- Prestasi
belajar siswa
yang
meningkat
- Kegagalan
dari proses
interaksi
Input :
Guru, siswa, materi
ajar
proses :
interaksi dari Guru,
siswa, materi ajar
23
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dalam penelitian ini menggunakan skripsi dari Rika
Takhollimah mahasiswi dari Universitas negeri semarang tahun 2009. Skripsinya
sendiri berjudul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model
Pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
Pada Mata Pelajaran Sejarah Pada Siswa Kelas XI IS 2 SMA Negeri 1 Pulokulon
Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2008/2009.Dalam skripsi tersebut, di jelaskan
bahwa Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini
cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada
penghafalan konsep bukan pada pemahaman.Hal ini dapat dilihat dari kegiatan
pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian
materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya duduk,
mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi
siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak
kondusif sehingga siswa menjadi pasif. Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan di atas, rumusan masalah yang diambil penulis dalam penelitian tersebut
adalah “ bagaimana prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IS 2 SMA Negeri 1
Pulokulon Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2008/ 2009 dengan menerapkan
metode pembelajaran PAKEM ”. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tersebut
adalah mengetahui prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IS 2 SMA Negeri 1
24
Pulokulon kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2008/2009 dengan menerapkan
model pembelajaran PAKEM.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti sendiri
menggunakan metode penelitian Kualitatif untuk menjelaskan kondisi pembelajaran
yang terjadi serta sebagai upaya menemukan solusi terhadap masalah yang di
temukan. Dalam penelitian terdahulu sebagai salah satu rujukan peneliti, Penulis
tulisan tersebut menggunakan model penelitian tindakan kelas ( Classroom Action
Research ). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan
atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran. Selanjutnya, Penelitian tersebut
merupakan kegiatan pemecahan masalah yang terdiri dari empat komponen pokok
yaitu: Perencanaan ( Planning ), Tindakan ( Acting), Pengamatan ( Observing),
Refleksi ( Reflecting).Hubungan keempat komponen tersebut menunjukan kegiatan
berkelanjutan berulang (siklus).
Dijelaskan pula, pada pelaksanaan siklus I diperoleh nilai tertinggi 8 sebanyak
5 siswa dan nilai terendah adalah 5 sebanyak 6 siswa. Rata-rata kelas yaitu 6,56.
Pada siklus 1 presentase ketuntasan belajar sebanyak 23 siswa dengan pengertian
bahwa peserta didik yang nilainya diatas atau sama deng an 6,5 sebanyak 23 siswa
atau mencapai 58,88% dan siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 16 siswa atau
mencapai 40,96%. Pada siklus II diperoleh nilai tertinggi 9 sebanyak 1 siswa dan
nilai terendah adalah 6 sebanyak 4 siswa. Rata-rata kelas yaitu 7,15 yaitu sudah
25
mencapai diatas standar nilai yang telah ditentukan oleh sekolah yang menerapkan
nilai ketuntasan belajar minimal 6,5. Pada siklus II prosentasi ketuntasan belajar
sebanyak 35 siswa dengan pengertian bahwa peserta didik yang nilainya diatas atau
sama dengan 6,5 sebanyak 35 siswa atau mencapai 89,60% dan siswa yang belum
tuntas belajar sebanyak 4 siswa atau mencapai 10,24%. Berdasarkan pencapaian
tersebut maka nilai peserta didik kelas XI IS 2 mengalami peningkatan yang
signifikan dibandingkan sebelumnya.
Berdasarkan penelitian tindakan kelas XI IS 2 SMA Negeri 1 Pulokulon
Kabupaten Grobogan, maka diajukan saran sebagai berikut: Di dalam pembelajaran
sejarah guru harus lebih kreatif menggunakan model pembelajaran yang melibatkan
peran aktif siswa, sehingga suasana kelas lebih menyenangkan dan siswa tidak lagi
merasa bosan dengan mata pelajaran sejarah, Dengan menggunakan model
pembelajaran PAKEM dapat dijadikan solusi untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran sejarah. Karena model pembelajaran PAKEM merupakan
metode pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran,
sehingga siswa merasa senang dan prestasi belajarpun dapat meningkat.
Sedikit banyak melalui penelitian terdahulu yang di gunakan peneliti terdapat
beberapa kesamaan, yang paling mendasar adalah peneliti serta penulis tulisan
tersebut berangkat dari kegelisahan yang sama akan proses pembelajaran yang ada
saat ini, dimana disarakan proses yang terjadi saat ini cenderung belum dapat
memberikan pengaruh sistematis maupun spontan terhadap budaya pikir siswa saat
26
ini. Dari kegelisahan yang sama kesamaan berikutnya adalah sama sama
menginginkan adanya perubahan serius pada proses pembelajaran pendidikan di
Indonesia.