11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Komunikasi Massa
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa
“Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media atau
peralatan modern. Media massa saat ini dapat berupa surat kabar, radio, televisi,
film” (Effendy, 2003:20). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
komunikasi massa selalu menggunakan media, hal ini dikarenakan dalam
komunikasi massa khalayak mempunyai ruang lingkup yang cukup luas,
sehingga memudahkan untuk menjangkau khalayaknya diperlukan sebuah
media. Komunikasi massa juga berlangsung satu arah, artinya didalam
penyampaian pesannya tidak terjadi arus balik antara komunikator dengan
komunikan. Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan
lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Pesan dari komunikasi yang
disampaikan bersifat untuk khalayak luas dan bukan pada perseorangan ataupun
kelompok tertentu.
Definisi komunikasi massa yang lain dikemukakan oleh ahli komunikasi,
yaitu Gebner. Menurut Gerbner (1967) “Mass communication is the
tehnologically and institutionally based production and distribution of the most
broadly shared continous flow of messages in industrial societes”. Komunikasi
massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi lembaga dari
arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat
indonesia (Jalaluddin, 2003: 188)
12
Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu
menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut
disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam
jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan.
Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan
harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga
komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri.
Joseph Devito seperti dikutip oleh Nurudin, memberikan definisi yang
lebih detail tentang komunikasi massa. ”First, mass communication is
communication addressed to masses, to an extremely large society. This does not
mean that the audience include all people or everyone who reads or everyone
who watches television; rather it means an audience that is large and generally
rather poorly defined. Second, mass communication is communication mediated
by audio and or visual transmitter. Mass communivation is perhaps most easily
and most logically defined by its; television, radio, newspaper, magazines, films,
books, tapes” (Nurudin., 2007: 11-12)
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa komunikasi massa merupakan
komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang sangat banyak, atau biasa
disebut massa. Tapi ini tidak berarti bahwa massa yang dimaksud adalah orang-
orang yang menonton televisi atau membaca koran, melainkan berarti
masyarakat yang besar dan umumnya agak kurang jelas. Lalu disebutkan juga
bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-
pemancar audio dan visual. Komunikasi mungkin akan lebih mudah dimengerti
13
apabila didefinisikan dengan media penunjangnya, seperti televisi, radio, koran,
majalah, buku, dan film.
Pengertian komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bittner yang menyatakan bahwa komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pda sejumlah orang besar.
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Pada prinsipnya definisi komunikasi massa yang diungkapkan oleh ahli-
ahli komunikasi mengandung makna yang saling melengkapi antara satu dan
lainnya. Adapun karakteristik dari komunikasi massa sendiri antara lain :
(Elvinaro, 2000: 17)
a. Komunikator terlembagakan
Pada komunikasi melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak
dalam organisasi yang kompleks. Apabila pesan tersebut disampaikan
melalui surat kabar, maka proses dimulai dari komunikator menyusun
pesan dalam bentuk artikel, selanjutnya pesan tersebut diperiksa oleh
pengggung jawab rubrik. Dari penaggung jawab rubrik tersebut
diserahkan kepada redaksi utnuk diperiksa layak atau tidaknya pesan
tersebut disampaikan kepada masyarakat
b. Pesan bersifat umum
Pesan yang disampaikan pada komunikasi massa ditujukan untuk
public atau umum, dan bukan untuk perorangan atau atas nama
kelompok tertentu, karena komunikasi massa itu sendiri bersifat
terbuka. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta atau opini.
14
c. Komunikannya anonim dan heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen.
Pada komunikasi antar personal komunikator akan mengenal
komunikannya, sedangkan pada komunikasi massa hal ini tidak
berlangsung karena proses komunikasi massa tidak terjadi secara
tatap muka langsung.
d. Media massa menimbulkan keserempakan
Karakteristik media massa yang lain adalah kemampuannya untuk
menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak yang menerima
pesan-pesan yang disebarkan. Seperti pesan yang disampaikan dalam
surat kabar, majalah, radio, televisi yang pada waktu bersamaan dapat
memperoleh pesan yang sama.
e. Komunikasi mengutamakan isi daripada hubungan
Dalam komunikasi melibatkan unsur isi dan juga unsur hubungan
secara bersamaan. Pada komunikasi antar personal unsur hubungan
sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa unsur yang
terpenting adalah isis informasi yang disampaikan apakah bermanfaat
bagi masyarakat atau tidak.
f. Komunikasi massa bersifat satu arah
Komunikasi massa terjadi secara tidak langsung, tetapi dengan
menggunakan media sehingga umpan balik yang terjadi anatar
komunikator dengan komunikan terjadi secara tidak langsung. Hal ini
menjadikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang bersifat satu
arah.
15
g. Stimuli alat indera terbatas
Di dalam komunikasi anatar personal yang bersifat tatap muka
seluruh alat indera pelaku komunikasi baik itu komunikator maupun
komunikan dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak
dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa.
Sedangkan dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung
pada jenis media massa yang akan digunakan.
h. Umpan balik tertunda
Komponen umpan balik atau feedback merupakan faktor penting
dalam bentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi seringkali
dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa
Dari karakteristik komunikasi massa diatas dapat disimpulkan bahwa
komunikasi massa melibatkan banyak khalayak yang bersifat serempak. Selain
itu, komunikasi massa juga memerlukan sebuah media untuk menyampaikan
pesan/informasi kepada khalayak. Sedangkan fungsi komunikasi massa adalah :
a. Informasi
Maksdunya komunikasi massa berfungsi sebagai pengumpulan,
penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta,
pesan, opini dan komentar yang diperlukan agar orang dapat mengerti
dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi yang ada sehingga dapat
mengambil keputusan yang tepat.
16
b. Sosialisasi
Maksudnya komunikasi massa berfungsi sebagai penyedia sumber
ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak
sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar
akan fungsi sosialnya.
c. Motivasi
Maksudnya adalah komunikasi massa berfungsi menjelaskan tujuan
setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong
orang untuk menentukan pilihannya dan keinginannya.
d. Perdebatan dan diskusi
Maksudnya komunikasi massa berfungsi untuk menyediakan dan
saling menukar fakta yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
atau untuk memungkinkan persetujuan, menyediakan bukti yang
relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum.
e. Pendidikan
Maksudnya komunnikasi massa berfungsi sebagai pengalihan ilmu
pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual,
pembentukan watak, pendidikan ketrampilan serta kemahiran untuk
semua bidang kehidupan.
f. Memajukan kebudayaan
Maksudnya komunikasi massa berfungsi sebagai penyebarluasan
hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan masa lalu,
perkembangan kebudayaan.
g. Hiburan
17
Maksudnya komunikasi massa berfungsi sebagai penyebarluasan
sinyal, simbol, suara dan citra dari drama tari, musik, olahraga dan
sebagainya untuk hiburan kelompok atau individu.
h. Integrasi
Maksudnya komunikasi massa berfungsi menyediakan bagi bangsa,
kelompok atau individu untuk memperoleh berbagai pesan yang
diperlukan agar dapat saling kenal dan mengerti menghargai kondisi,
pandangan dan keinginan orang lain. Itulah fungsi komunikasi
menurut Sean MacBride dan kawan-kawan (Effendy, 2003).
Lasswell menyebutkan fungsi komunikasi massa sebagai berikut :
a. Komunikasi massa dapat digunakan untuk mengamati lingkungan
serta hal-hal yang terjadi dalam lingkungan tersebut.
b. Komunikasi massa juga dapat menghubungkan bagian-bagian dari
masyarakat agar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh lingkungan.
Maksudnya bahwa komunikasi massa mampu menjembatani
komunikasi antara semua lapisan masyarakat.
c. Komunikasi massa dapat meneruskan atau mewariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Atau komunikasi massa terus
berlangsung antar generasi.
Fungsi hiburan (entertainment) diperkenalkan oleh Charles Wright yang
mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan model dua belas
18
kategori dan daftar fungsi. Dalam hal ini komunikasi massa bertujuan untuk
memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu. Wright juga
membedakan antara fungsi positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi).
(Wiryanto, 2000: 11-12)
Media massa merupakan salah satu sarana untuk pengembangan
kebudayaan, bukan hanya budaya dalam pengertian seni dan simbol tetapi juga
dalam pengertian pengembangan tata-cara, mode, gaya hidup dan norma-norma.
(Dennis McQuil, 1987:1). Media massa sangat berperan dalam perkembangan
atau bahkan perubahan pola tingkah laku dari suatu masyarakat, oleh karena itu
kedudukan media massa dalam masyarakat sangatlah penting. Dengan adanya
media massa, masyarakat yang tadinya dapat dikatakan tidak beradab dapat
menjadi masyarakat yang beradab. Hal itu disebabkan, oleh karena media massa
mempunyai jaringan yang luas dan bersifat massal sehingga masyarakat yang
membaca tidak hanya orang-perorang tapi sudah mencakup jumlah puluhan,
ratusan, bahkan ribuan pembaca, sehingga pengaruh media massa akan sangat
terlihat di permukaan masyarakat. (Wiryanto, 2000: 11-12)
2.2 Media Massa
2.2.1 Pengertian Media Massa
Menurut Cangara, media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian
media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari
sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi
mekanisme seperti surat kabar, film, radio, dan televisi (Cangara, 2003: 134).
19
Sifat dari media massa menurut (Effendy 2003: 79) adalah serempak
cepat yaitu “yang dimaksud dengan keserempakan (simultaneilty) disini ialah
keserempakan kontak antara komunikator dengan komunikan yang demikian
besar jumlahnya”. Kemampuannya untuk menimbulkan pada pihak khalayak
yang besar jumlahnya secara serempak dalam menerima pesan-pesan yang
disebarkan. Hal inilah yang merupaka ciri paling hakiki media massa
dibandingkan dengan media komunikasi lainnya. Media massa berdasarkan
pendapat tersebut dapat diartikan media yang mampu menimbulkan
keserempakan diantara khalayak yang sedang memperhatikan pesan yang
dilancarkan oleh media massa tersebut.
2.2.2 Efek Media Massa
Menurut Dominick menjelaskan tentang dampak komunikasi massa pada
pengetahuan, persepsi, dan sikap orang-orang. Media massa terutama televisi
yang menjadi agen sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan
penting dalam transmisi sikap, persepsi dan kepercayaan (Ardianto dan Erdinaya,
2005: 58)
Menurut M.Chaffee, media massa mempunyai efek yang berkaitan
dengan perubahan sikap, perasaan, dan perilaku dari komunikannya. Dari
pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa media massa mempunyai efek
kognitif, afektif dan konatif/behavioral (Ardianto dan Erdinaya, 2005: 49).
1. Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang
sifatnya informatif bari dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas
20
tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam
mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan
keterampilan kognitifnya. Melalui media massa sesorang dapat
memperoleh informasi tentangbenda, orang atau tempat yang belum
pernah kita kunjungi sebelumnya.
2. Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi dari efek kognitif. Tujuan dari
komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tetang
sesuatu tetapi lebih dari itu khalayak diharapkan dapat turut
merasakan perassan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan
sebagainya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas
rangsangan emosional pesan media massa adalah suasana emosional,
skema kognitif, suasana terpaan, predisposisi individual dan
identifikasi khalayak dengan tokoh dalam media massa.
3. Efek Konatif / Behavioral
Efek konatif / behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri
khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan, atau keinginan. Seperti
misalnya, adegan kekerasan dalam televisi atau film dapat menjadi
pemicu sesorang berbuat seperti yang ada di televisi atau film
tersebut.
2.3 Televisi
2.3.1 Karakteristik Televisi
Karakteristik televisi (Elvinaro dan Erdinaya, 2004: 127) antara lain:
21
1. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan dibandingkan media penyiaran lainnya yaitu
dapat didengar sekaligus dilihat, disebut juga audiovisual.
2. Berpikir dalam gambar
Kita dapat menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang
menjadi gambar secara individual. dan merangkai gambar-gambar individual
sedemikian rupa, sehingga mengandung makna tertentu.
3. Pengoperasian lebih kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi jauh lebih
kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun
lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan
oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.
Frank Jefkins juga memaparkan beberapa karakteristik televisi, yaitu:
(Frank,1992: 92-93)
1. Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi dan
warna.
2. Fungsi televisi adalah sebagai media hiburan, namun di beberapa negara
berkembang televisi merupakan simbol status sosial sesorang.
3. Pembuatan program televisi lebih lama dan mahal, apabila dibandingkan
dengan program radio.
4. Karena mengandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu yang
nampak harus dibuat semenarik mungkin.
5. Dibandingkan dengan media lainnya, televisi memang jauh lebih mahal.
22
6. Mengutamakan unsur-unsur isi daripada hubungan.
7. Komunikasinya bersifat satu arah.
8. Umpan baliknya tertunda (delayed).
2.3.2 Fungsi Televisi sebagai Media Komunikasi Massa
Komunikasi massa ialah komunikasi melalui media massa modern (surat
kabar, film, radio, dan televisi). Komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh
kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk
menjangkau khalayak dalam jumlah besar (McQuail, 2000: 31). Jadi, yang
diartikan dengan komunikasi massa ialah penyebaran pesan dengan
menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah
orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan (Effendy, 2002:50)
Setiap media massa memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Adapun
televisi, sesuai namanya, tele berarti jauh, vision berarti pandangan – televisi
berarti bisa dipandang dari tempat yang jauh dari studio TV – maka kekuatan
televisi terletak pada paduan gambar dan suara dalam satu waktu penayangan.
Publik pemirsa yang sekaligus juga publik pendengar, bisa menikmati kombinasi
antara gambar hidup (bergerak) dan suara seperti berhadapan langsung dengan
obyek yang ditayangkan. Dengan demikian, karakter televisi yang paling utama
ialah bahwa medium komunikasi massa ini mengutamakan bahasa gambar.
Komunikasi massa media televisi ialah proses komunikasi antara
komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu televisi.
Dalam komunikasi massa media televisi, lembaga penyelenggara komunikasi
bukan secara perorangan, melainkan melibatkan banyak orang dengan organisasi
23
yang kompleks serta pembiayaan yang besar. Dikaitkan dengan paradigma
Lasswell, secara tegas komunikasi massa media televisi memperlihatkan bahwa
setiap pesan yang disampaikan televisi mempunyai tujuan khalayak serta akan
mengakibatkan efek dan umpan balik, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Tujuan akhir dari penyampaian pesan media televisi, bisa menghibur,
mendidik, kontrol sosial, menghubungkan atau sebagai bahan informasi
(Kuswadi, 1996:17).
Keberhasilan komunikasi massa akan bergantung dengan kemampuan
media massa tersebut dalam mengemas pesannya untuk disampaikan pada
khalayak sasaran. Setiap pesan yang disampaikan oleh stasiun televisi akan
selalu menghasilkan umpan balik, baik itu secara langsung maupun tidak
langsung. Dimana umpan balik yang didapat, stasiun televisi tersebut dapat
mengukur keberhasilannya dalam penyampaian pesan.
Adapun fungsi-fungsi media massa adalah sebagai berikut : (Werner J
Severin and James W. Tankard, op.cit., hal 386)
http://asiaaudiovisualexc09adibganteng.wordpress.com/televisi-sebagai-saluran-
media-massa/ 10.03.2012 10.38 WIB)
1. Pengawasan
Fungsi ini memberi informasi dan menyediakan berita untuk
memperingatkan kita akan bahaya yang mungkin terjadi. Misalnya saja
seperti kondisi cuaca yang ekstrem atau berbahaya atau ancaman militer.
2. Korelasi
Korelasi adalah fungsi seleksi dan interpretasi informasi tentang lingkungan.
Media kerap memasukkan kritik dan cara bagaimana seseorang harus
24
bereaksi terhadap kejadian tertentu. Karena itu korelasi merupakan bagian
media yang berisi editorial dan propaganda. Fungsi ini bertujuan untuk
menjalankan norma sosial dan menjaga konsensus dengan mengekspose
penyimpangan, memberikan status dengan cara menyoroti individu terpilih
dan dapat berfungsi untuk mengawasi pemerintah.
3. Penyampaian Warisan Sosial
Ini merupakan fungsi dimana media menyampaikan informasi, nilai dan
norma dari satu generasi ke generasi berikutnya atau dari anggota
masyarakat ke kaum pendatang. Cara ini, bertujuan meningkatkan kesatuan
masyarakat dengan memperluas dasar pengalaman umum mereka. Media
massa dapat mengurangi perasaan terasing individu.
4. Hiburan (Entertainment)
Sebagian besar isi media adalah hiburan. Maksudnya adalah memberi waktu
istirahat dari masalah yang dihadapi tiap hari dan mengisi waktu luang.
2.4 Jenis Program Acara
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja
dapat dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selam program itu
menarik dan disukai oleh audience, dan selama tidak bertentangan dengan
kesusilaan, hukum, dan peraturan berlaku.
Dari berbagai macam program yang disajikan stasiun penyiaran jenis-
jenis program terbagi menjadi dua bagian yaitu :
25
1. Program informasi, adalah segala jenis siaran yang bertujuan untuk
memberitahuakan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak
audience.
a. Berita keras (Hard News), adalah segala bentuk informasi yang penting
dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena
sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui oleh
khalayak audience secepatnya.
• Straight News, suatu berita singkat (tidak detail) yang hanya
menyajikan informasi terpenting saja terhadap suatu peristiwa yang
diberitakan.
• Infotaiment, adalah berita yang menyajiakan informasi mengenai
kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity).
b. Berita lunak (Soft News), adalah informasi yang penting dan menarik
yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat
harus segera ditayangkan.
• Feature, adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan
namun menarik.
• Current Affair, adalah program yang menyajikan informasi yang
terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun
dibuat secara lengkap dan mendalam.
• Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan dan
mendalam. Magazine menekankan pada aspek menarik suatu
informasi ketimbang aspek pentingnya.
26
• Dokumenter, adalah program informasi yang bertujuan untuk
pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.
• Talk Show, adalah yang menampilkan satu beberapa orang untuk
membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa
acara.
2. Program Hiburan, adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur audience dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan.
Program yang temasuk dalam ketegori hiburan adalah drama, musik, dan
permainan (game).
a. Drama , adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai
kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa tokoh yang diperankan
oleh pemain yang melibatkan konflik dan emosi.
b. Permainan atau game show, adalah suatu bentuk program yang
melibatkan sejumlah orang baik secara individu atau kelompok yang
saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu.
c. Musik, Program ini merupakan pertunjukan yang menampilkan
kemampuan seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di
studio ataupun di luar studio. Program musik di televisi sangat
ditentukan artis menarik audience. Tidak saja dari kualitas suara namun
juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi
lebih menarik.
d. Pertunjukan, merupakan program yang menampilkan kemampuan
seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun
di luar studio .
27
(Soenarto, 2007: 62-63) juga membagi program menjadi dua jenis, yaitu
Drama dan non-drama, yang pembagiannya sebagai berikut :
a. Program Drama
Program siaran drama berisi cerita fiksi. Istilah ini juga disebut sinetron
cerita. Untuk membedakannya dengan sinetron noncerita adalah: format
sinetron yang terdiri dari beberapa jenis, yaitu: sinetron drama modern,
sinetron drama legenda, sinetron drama komedi, sinetron drama saduran
dan sinetron yang yang dikembangkan dari cerita atau buku novel, cerita
pendek dan sejarah (Soenarto, 2007: 62-63).
b. Program non Drama
Program non-drama merupakan bentuk acara yang tidak disertai bumbu
cerita. Acara non-drama diolah seperti apa adanya. Program jenis
dokumenter termasuk program nondramatik ini bisa didapatkan dari
keadaan senyatanya, bisa mengenai alam, budaya manusia, ilmu
pengetahuan dan kesenian (Soenarto, 2007: 62-63). Program non-drama
di televisi menurut Sony Set adalah acara terbanyak yang kita tonton
selama hidup kita. Dari tayangan reality show, talkshow, kuis, games,
features, star talentsearch, audisi para bintang, kombinasi program
televisi dan sebagainya menghiasi hari-hari kita dengan wacana (Set,
2008: 20). Kombinasi berbagai macam program televisi seperti berita,
talkshow, live band performance, live cooking dan sebagainya, yang
digabung dalam sebuah program, biasa disebut sebagai Variety Show.
28
2.5 Program Music Televisi
2.5.1 Pengertian
Menciptakan program musik pop atau dangdut sapat menggunakan
berbagai macam format, yang paling umum biasanya digunakan adalah format
musik klip. Variasi ilustrasi pemandangan atau suasana lewat efek atau animasi
sebagai latar belakang, dipadu dengan penyanyi dan back voice-nya merupakan
format klip yang konvensional. Sementara itu, untuk sekedar lagu-lagu yang
bukan sekedar bercerita tentang cinta dapat diciptakan suasana yang lebih kreatif.
Format lain biasanya menggunakan live show. Stage atau panggung baik indoor
didalam gedung, maupun outdoor di luar gedung, dengan tata pencahayaan yang
warna-warni dibuat lebih heboh dengan laser dan kamera movement yang sangat
cepat geraknya. Dalam hal ini yang perlu dipikirkan penonton di rumah tidak
hanya ingin menonton suasana melainkan juga artisnya.
Dalam live show digunakan beberapa kamera yang memungkinkan sajian
gambar menjadi sangat bervariasi. Format lain untuk sajian musik adalah format
feature dan magazine, biasanya sangat menarik karena bervariasi dan dapat
menampilkan reaksi dari kaum muda atau pecinta jenis musik itu. Program
musik dapat ditampilkan dengan dua format yaitu video klip atau konser (Fred
Wibowo, 2007: 60-61). Program musik konser dapat dilakukan di lapangan
(outdoor) atau didalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat
ditentukan dengan kemampuan artis menarik audience. Tidak saja dari kulaitas
suara maupun juga berdasarkan bagaimana pengemasan menampilkan agar
menjadi terlihat lebih menarik (Morissan, 2008: 219).
29
2.5.2 Karakteristik Musik Program “Dahsyat”
Pada setiap program musik memiliki beberapa karakteristik yang
membuat acara ini dapat terus bersaing dengan program musik lainnya, dengan
pengembangan ide atau gagasan kreatif serta adanya target audience yang
merupakan segmentasi dari musik tersebut. Adapun segmentasi penonton
“Dahsyat” yang dominan adalah perempuan usia 5 sampai 50 tahun keatas dari
sosio-ekonomi menengah A-B-C (Data Nielsen 1 Januari-19 Maret 2011).
Dengan status sosial ekonomi (SES) adalah penggolongan kelas dalam
menengah keatas berdasarkan pengluaran bulanan rutin dalam rumah tangga,
seperti listrik, air, bahan bakar, makanan, belanja bulanan, uang sekolah anak,
dan lain-lain. Namun tidak termasuk pengeluaran untuk pembayaran cicilan,
seperti kredit mobil, kredit rumah, kartu kredit dan lain-lain.
1. SES AB atau menengah keatas pengeluaran diatas 1.750.000
2. SES CDE atau menengah kebawah pengeluaran dibawah 1.750.000
Masing-masing kelas tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda, yang
mempengaruhi cara pandang dan cara mereka membelanjakan uang nya. Mereka
yang baru saja memasuki kelas menengah (berasal dari kelas menengah) akan
memiliki kebiasaan membelanjakan uang yang berbeda dengan mereka yang
sudah mapan secara turun-menurun dalam kelas itu (Morissan, 2008: 175).
2.6 Teori Khusus
2.6.1 Komunikasi Organisasi
Adapun definisi dari komunikasi organisasi dibagi menjadi dua yaitu
definisi fungsional dan definisi interpretif. “Secara fungsional, komunikasi
30
organisasi didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-
unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi terntentu. Suatu
organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara satu
dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan” (Pace & Faules,
2006: 31).
Kemudian di sisi lain, “Secara interpretif, komunikasi organisasi
didefinisikan sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan
organisasi. Proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi.
Proses interaksi tersebut tidak mencerminkan organisasi: ia adalah organisasi.
Komunikasi organisasi adalah “perilaku pengorganisasian” yang terjadi dan
bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu berinteraksi dan memberi
makna atas apa aja yang sedang terjadi. Lebih jelasnya, komunikasi organisasi
adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara
dan mengubah organisasi” (Pace & Faules, 2006: 33).
Dengan demikian definisi diatas, maka penelitian menyimpulkan bahwa
komunikasi organisasi adalah sebuah bentuk interaksi yang terjadi di antara
anggota organisasi, dimana di dalam proses komunikasi tersebut terjadi
pemaknaan sebagai hasil dari interaksi.
Komunikasi organisasi menyangkut : (Muhammad, 2007: 66)
a. Komunikasi Internal
Komunikasi Internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam
organisasi itu sendiri. Komunikasi ini seperti komunikasi dari atasan
ke bawahan, komunikasi dari bawahan ke atasan, komunikasi antar
sesama karyawan dan komunikasi lintas saluran.
31
b. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi
terhadap lingkungan luarnya, seperti komunikasi penjualan hasil
produksi dan komunikasi dengan masyarakat sekitar.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kajian komunikasi internal. Hal
ini dikarenakan komunikasi internal lebih berpengaruh terhadap kepuasan
komunikasi karywan.
Myers & Myers (dalam Ruslan, 2002 : 103) menyebutkan bahwa secara
luas fungsi komunikasi pada suatu tingkat organisasi dapat dianalisis sebagai
berikut :
1. Produksi dan pengaturan
a. Menentukan rencana sasaran dan tujuan.
b. Merumuskan bidang-bidang masalah.
c. Mengkoordinasikan tugas-tugas secara fungsional.
d. Instruksi, petunjuk, dan perintah untuk melaksanakan fungsi serta
tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh bawahan.
e. Memimpin dan mempengaruhi serta untuk memotivasi bawahan.
f. Menentukan standar hasil prestasi dan kerja karyawan.
g. Untuk menilai prestasi karyawan.
2. Sosialisasi (pemasyarakatan)
a. Berkaitan dengan yang mempengaruhi harga diri, kebanggaan,
rasa memiliki, dan bertanggung jawab dari pihak bawahan.
b. Human ralations antar pribadi dan manajemen organisasi.
32
c. Memotivasi untuk menyatukan keinginan dan tujuan antara
individu-individu dengan sasaran dan tujuan pokok organisasi
atau perusahaan.
2.6.2 Metode Komunikasi Horizontal
Bentuk paling umum dari komunikasi horizontal adalah kontak
interpersonal yang mungkin terjadi dalam berbagai tipe. Diantara bentuk yang
sering kali terjadi adalah sebagai berikut (Muhammad, 2004: 122-123):
1. Rapat-rapat komite. Rapat-rapat komite ini biasanya diadakan untuk
melakukan koordinasi pekerjaan, saling berbagi informasi, memecahkan
masalah dan menyelesaikan konflik diantara sesama karyawan.
2. Interaksi informal pada waktu jam istirahat. Anggota unit-unit kerja dalam
satu organisasi mungkin bekerja terpisah satu sama lain, tetapi pada waktu
jam istirahat merek mempunyai kesempatan berkumpul bersama saling
terlibat dalam komunikasi interpersonal satu sama lain.
3. Percakapan telepon. Karena pada masa sekarang tiap-tiap organisasi
umumnya mempunyai telepon maka pemberian informasi diantara satu
karyawan dengan karyawan lainnya dapat dilakukan melalui telepon.
Koordinasi aktivitas pekerjaan, beberapa negosiasi dapat dilakukan melalui
percakapan telepon. Dalam kenyataannya telepon dapat mempercepat dan
menambah kontak diantara sesama anggota organisasi dengan anggota lain
yang tempat kerjanya jauh.
33
4. Memo dan Nota. Tulisan tangan yang berbentuk memo atau nota adalah
bentuk yang paling umum digunakan dalam saling berhubungan dengan
teman sekerja.
5. Aktivitas social. Didalam suatu organisasi biasanya ada kelompok-kelompok
untuk rekreasi, olahraga, kegiatan sosial dan sebagainya. Kelompok-
kelompok ini mengembangkan komunikasi horizontal dalam organisasi.
6. Kelompok mutu. Yang dimaksud dengan kelompok mutu ini adalah suatu
kelompok dalam organisasi yang secara sukarela dalam organisasi
bertanggung jawab untuk memperbaiki mutu pekerjaan mereka. Kelompok
ini biasanya sekali dalam seminggu mengadakan diskusi, melakukan analisis
dan memberikan saran-saran untuk penyempurnaan kualitas atau mutu dari
pekerjaan mereka. Mereka ini dilatih dalam menggunakan teknik-teknik
tertentu dan cara memecahkan masalah tertentu. Pemimpin kelompok dilatih
dalam keterampilan kepemimpinan, metode belajar orang dewasa,
memotivasi dan teknik berkomunikasi.
Komunikasi horizontal terjadi antara orang-orang yang pada tingkat yang
sama atau orang-orang yang pada tingkat yang berhubungan pada divisi yang
berbeda dalam suatu organisasi. Komunikasi horizontal yang efektif dapat
membantu orang-orang untuk mengkoordinasikan proyek menyelesaikan
masalah, memberikan pemeriksaan informasi, memecahkan konflik-konflik dan
membuka jalan bagi terciptanya hubungan-hubungan bisnis. Seringkali
komunikasi horisontal terhalang karena kecemburuan, hambatan spesialisasi
teknis, atau lokasi yang terpisah dan terlalu banyak arus informasi yang diterima
pegawai untuk memproses data secara tepat.
34
2.7 Strategi Produksi
2.7.1 Pengetian Strategi
Pengertian strategi adalah “Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi
yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan
lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi”
(Glueck dan Jauch, 1989: 9)
“Strategi adalah program untuk menentukan dan mencapai tujuan
organisasi dan mengimplementasikan misinya” (Tjiptono, 1997: 3). Tujuan
pokok strategi adalah mencari suatu segmen yang diabaikan saat ini atau kurang
terlayani, kemudian berusaha memenuhi kebutuhan pada segmen tersebut, hasil
yang diharapkan dapat tercapai adalah biaya yang rendah dan laba yang lebih
tinggi. Bila dilaksanakan dengan baik, maka perusahaan yang menjalankannya
akan memperoleh reputasi tersendiri dulu segmen pasar yang dituju. (Tjiptono,
1997: 81).
Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut:
1. Pengertian Umum
Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau
upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
2. Pengertian Khusus
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pendang
tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan
35
demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan
bukan dimulai dari aoa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang
baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti didalam bisnis
yang dilakukan.
2.7.2 Tahapan Produksi Televisi
Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang
dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi
yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien.
Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya.
Tahapan produksi menurut (Wibowo, 2009: 39-45) terdiri dari tiga bagian di
televisi yang lazim disebut dengan standard operation procedure (SOP), seperti
berikut :
1. Pra-Produksi (ide, perencanaan dan persiapan)
Tahap ini sangat penting sebeb jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan
baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap
pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut:
a. Penemuan Ide
Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan,
membuat riset dan menuliskan naskah atau memintapenulis naskah
mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.
b. Perencanaan
36
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule),
penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan crew. Selain estimasi
biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari
perencanaan yang perlu dibuat secara teliti.
c. Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat-
menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan
melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik
diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah
ditetapkan.
2. Produksi (pelaksanaan)
Baru sesudah perencanaan dan persiapan selesai, pelaksanaan produksi
dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba
mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting
script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Dalam
pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot yang akan
diambil di dalam adegan (scene). Biasanya sutradara mempersiapkan suatu
daftar shoot (shoot list) dari setiap adegan.
3. Pasca-produksi (penyelesaian dan penayangan)
Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing
online dan mixing. Dalam hal ini terdapat dua macam teknik editing, yaitu:
pertama, yang disebut editing dengan teknik analog atau linier. Kedua,
editing dengan teknik digital atau non linier dengan komputer.
37
2.7.3 Konsep Manajemen Strategis
Manajemen Strategis mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka
pendek, menengah, dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran
untuk mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya. Pelaksanaannya
berkaitan dengan kegiatan produksi, pemilihan (akuisisi), serta penjadwalan
program untuk dapat menarik minat sebanyak mungkin audien. Bagian yang
bertanggung jawab dalam perencanaan program ini biasanya dipegang oleh
manajemen puncak pada stasiun penyiaran, utamanya manager program dengan
terlebih dahulu berkonsultasi dengan manajer pemasaran (sebagai bagian yang
nantinya akan memasarkan program kepada para pemasang iklan, serta
memberikan pertimbangan dan pandangan mengenai prospek peringkat program/
rating, dsb), dan juga manajer umum.
Departemen program dan manajer program stasiun penyiaran memiliki
kedudukan yang sangat strategis dalam menunjang keberhasilan stasiun
penyiaran. Strategi program yang ditinjau dari aspek manajemen atau sering juga
disebut dengan manajemen strategis (management strategic) program siaran
yang terdiri dari: (Morissan, 2009: 231)
1. Perencanaan Program
Pengelolaan program siaran yang baik juga harus mengetahui apa
yang menarik untuk kelompok-kelompok yang berbeda di kalangan
masyarakat. Bagian program stasiun televisi harus mempertimbangkan
berbagai faktor dalam merencanakan program yang disiarkannya.
Terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum
38
memproduksi, melakukan akuisisi dan kemudian scheduling terhadap
suatu program yaitu: persaingan, ketersediaan audien.
Hal pertama yang perlu diketahui adalah kekuatan dan kelemahan
stasiun saingan. Ketika bagian program merencanakan merencanakan
untuk menayangkan suatu program baru, maka pengelola program harus
melihat apa yang ditangkan televisi saingan pada jam tersebut. Jika
program ini tidak cukup kuat bersaing, maka sebaliknya dicarikan jam
tayang yang lain. Pengelola program televsi juga harus mengetahui siapa
audien yang menonton televisi pada waktu-waktu tertentu. Pada dasarnya
setiap jam memiliki komposisi audien yang berbeda. Mengetahui siapa
audien televisi pada waktu tertentu sangatlah penting dalam menentukan
program yang akan ditayangkan. Hal ini juga penting bagi pemasang
iklan. (Morissan, 2009: 234-235)
Dalam perencanaan pembuatan sebuah program siaran televisi, ada
hal yang perlu diperhatikan selain ide atau gagasan, yakni perencanaan
penayangan program. Strategi penayangan program yang baik sangat
ditentukan oleh bagaimana menata atau menyusun berbagai program yang
akan ditayangkan. Menata program adalah kegiatan meletakkan atau
menyusun berbagai program pada suatu periode yang sudah ditentukan.
Dalam hal ini, pengelola program harus cerdas menata program dengan
melakukan teknik penempatan acara yang yang sebaik-baiknya untuk
mendapatkan hasil yang paling optimal. Penempatan acara yang kurang
baik membuat program itu menjadi sia-sia.Pengelola program juga harus
39
memerhatikan berbagai ketentuan yang berlaku ketika menata
programnya. (Morissan, 2008: 305-306).
Selain ide atau gagasan, keberhasilan sebuah tayangan siaran
program acara juga ditentukan perencanaan penempatan program, terbagi
menjadi dua jenis, yakni:
a. Penempatan program berdasarkan Kebiasaan khalayak
Penempatan program berhubungan dengan kebiasaan khalayak
mengonsumsi media. Di dalam penempatan program untuk televisi,
Pringles membagi satu hari menjadi beberapa bagian hari (dayparts),
sesuai dengan kebiasaan dan jenis khalayak menonton televisi.
Pembagiaannya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Dayparts Berdasarkan Kebiasaan Khalayak
Bagian Hari
Audiens
Pagi hari (06.00 – 09.00)
Anak-anak, ibu rumah tangga, pria dan wanita dewasa yang bekerja di luar rumah, pensiunan, pelajar dan karyawan yang akan berangkat ke kantor.
Jelang siang (09.00 – 12.00)
Anak-anak pra sekolah, ibu rumah tangga, pensiuan, dan karyawan yang bertugas secara giliran (shift)
Siang hari (12.00 – 16.00)
Karyawan yang makan siang di rumah, pelajar yang pulang dari sekolah.
40
(Sumber: Peter K. Pringle, Michael F. Starr, William E. McCavitt; Electronic Media Management, second edition, Focal Press, Boston-London, 1991: 133-139)
Apabila dilihat dari tabel penempatan program untuk televisisesuai
dengan kebiasaan dan jenis khalayak menonton televisi di atas, target
audiens dari program variety show “Dahsyat” termasuk ke dalam
golongan pagi,siang dan malam hari, dimana audiensnya ialah Anak-
anak, ibu rumah tangga, pria dan wanita dewasa yang bekerja di luar
rumah, pensiunan, pelajar dan karyawan yang akan berangkat ke
kantor dan karyawan yang bertugas secara giliran (shift). Seluruh
audiens tersedia pada waktu ini, utamanya antara pukul 20.00 – 21.00.
Sore hari (early fringe) (16.00 – 18.00)
Karyawan yang pulang dari tempat kerja, anak-anak dan remaja.
Jelang malam (prime time access) (18.00 – 19.00)
Sebagian besar segmen audiens tersedia pada waktu ini namun belum seluruhnya.
Malam hari (prime time) (20.00 – 23.00)
Seluruh audiens tersedia pada waktu ini, utamanya antara pukul 20.00 – 21.00. namun setelah itu audiens mulai berkurang terutama audien anak-anak, para pensiunan, dan mereka yang harus bangun pagi-pagi.
Tengah malam (late night) (23.30 – 02.00)
Orang dewasa, termasuk karyawan yang bertugas secara giliran (shift)
Dini hari (overnight) (02.00 – 06.00)
Karyawan yang bertugas secara giliran (shift) di rumah sakit, pabrik, keamanan, dll.
41
Dalam menyusun jadwal acara, programmer harus mempertimbangkan
berbagai faktor yang mempengaruhi kebiasaan menonton audien
seperti mobilitas audien, jenis pekerjaan, kebutuhan dan ketertarikan
audien kepada hal-hal tertentu berdasarkan siklus harian, mingguan,
bulanan dan seterusnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
persaingan ataukompetisi dari stasiun lainnya, yaitu denganmelakukan
perubahan jadwal acara, jika perlu sebagai salah satu strategi dalam
penataan acara. (Morissan, 2008: 302-304)
b. Penempatan program berdasarkan Strategi Penayangan
Head-Sterling (1982), menyatakan bahwa stasiun televisi memiliki
sejumlah strategi dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun
semdiri (inflow) dan menahan audien yang sudah ada untuk tidak
pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran audien keluar
(outflow), yaitu : Morissan, 2008: 306-308)
• Head to Head
Suatu program yang menarik audien yang sama sebagaimana
audien yang dimiliki satu atau beberapa stasiun televisi saingan.
Dalam hal ini, stasiun televisi mencoba menarik audien yang
tengah menonton program televisi saingan untuk pindah ke stasiun
sendiri dengan menyajikan program yang sama dengan televisi
saingan itu.
42
• Counter Program
Strategi penayangan program tandingan (counter programming)
adalah strategi untuk merebut audien yang berada di stasiun
saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan
suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik
audien yang belum terpenuhi kebutuhannya.
• Pendahuluan Kuat
Strategi penayangan yang dinamakan dengan “pendahuluan kuat”
(strong lead-in) adalah strategi untuk mendapatkan sebanyak
mungkin audien dengan menyajikan program yang kuat pada
permulaan segmen waktu siaran, misalnya menyajikan program
berita local atau kriminalitas yang kuat pada awal waktu siaran day
time (sekitar jam 10.00 atau 11.00) sebagai pengantar menuju
program berita nasional.
• Strategi Lainnya
Beberapa strategi lainnya adalaah dengan tetap mempertahankan
program-program yang berhasil pada posisinya yang
sekarang.Audien umumnya sudah terbiasa dengan jadwal program
yang menjadi kegemarannya. Perubahan jadwal akan
membingungkan audien dan bahkan program itu dapat kehilangan
audiennya.
43
2. Produksi Program
Kata kunci untuk memproduksi atau membuat program adalah ide
atau gagasan. Dengan demikian, setiap program selalu dimulai dari ide
atau gagasan. Ide atau gagasan inilah yang kemudian diwujudkan melalui
produksi.Program bisa diperoleh dengan cara membeli atau
memproduksinya sendiri.Suatu program yang dibuat sendiri oleh
mediapenyiaran disebut dengan istilah in-house production atau produksi
sendiri. Jika program dibuat pihak lain berarti stasiun penyiaran membeli
program itu. Dengan demikian, diihat dari siapa yang memproduksi
program, maka terdapat dua tipe program, yaitu program yang diproduksi
sendiri dan program yang diproduksi pihak lain.(Morissan, 2008: 266-
267)
3. Eksekusi program
Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program
sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Manajer program
melakukan koordinasi dengan bagian traffic dalam menentukan jadwal
penayangan dan berkonsultasi dengan manajer promosi dalam
mempersiapkan promo bagi program bersangkutan. Manajer program
juga perlu berkoordinasi dengan bagian redaksi berita (news) dalam hal
program itu memerlukan liputan wartawan seperti peristiwa khusus atau
berita penting (breaking news).
Menurut Morissan (2008: 305-306), bagian program suatu media
penyiaran harus menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program
44
siarannya bahwa setiap menit dalam setiap waktu siaran memiliki
perhitungan sendiri . Ada audien untuk setiap waktu siaran selama 24 jam
sehari dan ada persaingan untuk merebut audien itu dalam setiap
menitnya.
4. Pengawasan dan evaluasi program
Melaui perencanaan, stasiun penyiaran mentapkan rencana dan
tujuan yang ingin dicapai. Proses pengawasan dan evaluasi menetukan
seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah data dicapai atau
diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen, dankaryawan. Kegiatan
evaluasi secara periodic terhadap masing-masing individu dan departemen
memungkinkan manajer umum membandingkan kinerja sebenarnya
dengan kinerja yang direncanakan. Jika kedua kinerja tersebut tidak sama,
maka diperlukan langkah-langkah perbaikan.
Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja
yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif.
Misalnya, jumlah dua komposisi audien yang menonton atau
mendengarkan stasiun penyiaran bersangkutan dapat diukur dandiketahui
melalui laporan riset rating.Jika jumlah audien yang tertarik danmengikuti
program stasiun penyiaran lebih rendah dari yang ditargetkan, maka
prosess pengawasan mencakup kegiatan pengenalan terhadap masalah dan
memberikan pengarahan untuk dilakukan diskusi agar mendapatkan
solusi. Hasil diskusi dapat berupa perubahan rencana misalnya revisi yang
45
lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya atau tindakan lain yangakan
dilakukan untuk dapat mencari target semula. (Morissan, 2008: 314-315).
2.7.4 Konsep Analisis S.W.O.T
Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik.
Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan
ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk
memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini
menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu
diperhatikan oleh mereka.
Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan
kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang
berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths,
Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam
metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis
SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah
masalah.
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
a. Strengths
Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau
konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang
terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
b. Weakness
46
Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau
konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang
terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
c. Opportunies
Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi.
Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau
konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi
lingkungan sekitar.
d. Threats
Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat
mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.