bab ii landasan teori komunikasi massa “komunikasi …thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-00810-mc...

36
11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa “Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media atau peralatan modern. Media massa saat ini dapat berupa surat kabar, radio, televisi, film” (Effendy, 2003:20). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa selalu menggunakan media, hal ini dikarenakan dalam komunikasi massa khalayak mempunyai ruang lingkup yang cukup luas, sehingga memudahkan untuk menjangkau khalayaknya diperlukan sebuah media. Komunikasi massa juga berlangsung satu arah, artinya didalam penyampaian pesannya tidak terjadi arus balik antara komunikator dengan komunikan. Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Pesan dari komunikasi yang disampaikan bersifat untuk khalayak luas dan bukan pada perseorangan ataupun kelompok tertentu. Definisi komunikasi massa yang lain dikemukakan oleh ahli komunikasi, yaitu Gebner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continous flow of messages in industrial societes”. Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat indonesia (Jalaluddin, 2003: 188)

Upload: nguyenduong

Post on 19-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Komunikasi Massa

2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa

“Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media atau

peralatan modern. Media massa saat ini dapat berupa surat kabar, radio, televisi,

film” (Effendy, 2003:20). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa

komunikasi massa selalu menggunakan media, hal ini dikarenakan dalam

komunikasi massa khalayak mempunyai ruang lingkup yang cukup luas,

sehingga memudahkan untuk menjangkau khalayaknya diperlukan sebuah

media. Komunikasi massa juga berlangsung satu arah, artinya didalam

penyampaian pesannya tidak terjadi arus balik antara komunikator dengan

komunikan. Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan

lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Pesan dari komunikasi yang

disampaikan bersifat untuk khalayak luas dan bukan pada perseorangan ataupun

kelompok tertentu.

Definisi komunikasi massa yang lain dikemukakan oleh ahli komunikasi,

yaitu Gebner. Menurut Gerbner (1967) “Mass communication is the

tehnologically and institutionally based production and distribution of the most

broadly shared continous flow of messages in industrial societes”. Komunikasi

massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi lembaga dari

arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat

indonesia (Jalaluddin, 2003: 188)

12

Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu

menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut

disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam

jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan.

Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan

harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga

komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri.

Joseph Devito seperti dikutip oleh Nurudin, memberikan definisi yang

lebih detail tentang komunikasi massa. ”First, mass communication is

communication addressed to masses, to an extremely large society. This does not

mean that the audience include all people or everyone who reads or everyone

who watches television; rather it means an audience that is large and generally

rather poorly defined. Second, mass communication is communication mediated

by audio and or visual transmitter. Mass communivation is perhaps most easily

and most logically defined by its; television, radio, newspaper, magazines, films,

books, tapes” (Nurudin., 2007: 11-12)

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa komunikasi massa merupakan

komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang sangat banyak, atau biasa

disebut massa. Tapi ini tidak berarti bahwa massa yang dimaksud adalah orang-

orang yang menonton televisi atau membaca koran, melainkan berarti

masyarakat yang besar dan umumnya agak kurang jelas. Lalu disebutkan juga

bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-

pemancar audio dan visual. Komunikasi mungkin akan lebih mudah dimengerti

13

apabila didefinisikan dengan media penunjangnya, seperti televisi, radio, koran,

majalah, buku, dan film.

Pengertian komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

Bittner yang menyatakan bahwa komunikasi massa adalah pesan yang

dikomunikasikan melalui media massa pda sejumlah orang besar.

2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa

Pada prinsipnya definisi komunikasi massa yang diungkapkan oleh ahli-

ahli komunikasi mengandung makna yang saling melengkapi antara satu dan

lainnya. Adapun karakteristik dari komunikasi massa sendiri antara lain :

(Elvinaro, 2000: 17)

a. Komunikator terlembagakan

Pada komunikasi melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak

dalam organisasi yang kompleks. Apabila pesan tersebut disampaikan

melalui surat kabar, maka proses dimulai dari komunikator menyusun

pesan dalam bentuk artikel, selanjutnya pesan tersebut diperiksa oleh

pengggung jawab rubrik. Dari penaggung jawab rubrik tersebut

diserahkan kepada redaksi utnuk diperiksa layak atau tidaknya pesan

tersebut disampaikan kepada masyarakat

b. Pesan bersifat umum

Pesan yang disampaikan pada komunikasi massa ditujukan untuk

public atau umum, dan bukan untuk perorangan atau atas nama

kelompok tertentu, karena komunikasi massa itu sendiri bersifat

terbuka. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta atau opini.

14

c. Komunikannya anonim dan heterogen

Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen.

Pada komunikasi antar personal komunikator akan mengenal

komunikannya, sedangkan pada komunikasi massa hal ini tidak

berlangsung karena proses komunikasi massa tidak terjadi secara

tatap muka langsung.

d. Media massa menimbulkan keserempakan

Karakteristik media massa yang lain adalah kemampuannya untuk

menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak yang menerima

pesan-pesan yang disebarkan. Seperti pesan yang disampaikan dalam

surat kabar, majalah, radio, televisi yang pada waktu bersamaan dapat

memperoleh pesan yang sama.

e. Komunikasi mengutamakan isi daripada hubungan

Dalam komunikasi melibatkan unsur isi dan juga unsur hubungan

secara bersamaan. Pada komunikasi antar personal unsur hubungan

sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa unsur yang

terpenting adalah isis informasi yang disampaikan apakah bermanfaat

bagi masyarakat atau tidak.

f. Komunikasi massa bersifat satu arah

Komunikasi massa terjadi secara tidak langsung, tetapi dengan

menggunakan media sehingga umpan balik yang terjadi anatar

komunikator dengan komunikan terjadi secara tidak langsung. Hal ini

menjadikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang bersifat satu

arah.

15

g. Stimuli alat indera terbatas

Di dalam komunikasi anatar personal yang bersifat tatap muka

seluruh alat indera pelaku komunikasi baik itu komunikator maupun

komunikan dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak

dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa.

Sedangkan dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung

pada jenis media massa yang akan digunakan.

h. Umpan balik tertunda

Komponen umpan balik atau feedback merupakan faktor penting

dalam bentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi seringkali

dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.

2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa

Dari karakteristik komunikasi massa diatas dapat disimpulkan bahwa

komunikasi massa melibatkan banyak khalayak yang bersifat serempak. Selain

itu, komunikasi massa juga memerlukan sebuah media untuk menyampaikan

pesan/informasi kepada khalayak. Sedangkan fungsi komunikasi massa adalah :

a. Informasi

Maksdunya komunikasi massa berfungsi sebagai pengumpulan,

penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta,

pesan, opini dan komentar yang diperlukan agar orang dapat mengerti

dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi yang ada sehingga dapat

mengambil keputusan yang tepat.

16

b. Sosialisasi

Maksudnya komunikasi massa berfungsi sebagai penyedia sumber

ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak

sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar

akan fungsi sosialnya.

c. Motivasi

Maksudnya adalah komunikasi massa berfungsi menjelaskan tujuan

setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong

orang untuk menentukan pilihannya dan keinginannya.

d. Perdebatan dan diskusi

Maksudnya komunikasi massa berfungsi untuk menyediakan dan

saling menukar fakta yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah

atau untuk memungkinkan persetujuan, menyediakan bukti yang

relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum.

e. Pendidikan

Maksudnya komunnikasi massa berfungsi sebagai pengalihan ilmu

pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual,

pembentukan watak, pendidikan ketrampilan serta kemahiran untuk

semua bidang kehidupan.

f. Memajukan kebudayaan

Maksudnya komunikasi massa berfungsi sebagai penyebarluasan

hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan masa lalu,

perkembangan kebudayaan.

g. Hiburan

17

Maksudnya komunikasi massa berfungsi sebagai penyebarluasan

sinyal, simbol, suara dan citra dari drama tari, musik, olahraga dan

sebagainya untuk hiburan kelompok atau individu.

h. Integrasi

Maksudnya komunikasi massa berfungsi menyediakan bagi bangsa,

kelompok atau individu untuk memperoleh berbagai pesan yang

diperlukan agar dapat saling kenal dan mengerti menghargai kondisi,

pandangan dan keinginan orang lain. Itulah fungsi komunikasi

menurut Sean MacBride dan kawan-kawan (Effendy, 2003).

Lasswell menyebutkan fungsi komunikasi massa sebagai berikut :

a. Komunikasi massa dapat digunakan untuk mengamati lingkungan

serta hal-hal yang terjadi dalam lingkungan tersebut.

b. Komunikasi massa juga dapat menghubungkan bagian-bagian dari

masyarakat agar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh lingkungan.

Maksudnya bahwa komunikasi massa mampu menjembatani

komunikasi antara semua lapisan masyarakat.

c. Komunikasi massa dapat meneruskan atau mewariskan dari satu

generasi ke generasi berikutnya. Atau komunikasi massa terus

berlangsung antar generasi.

Fungsi hiburan (entertainment) diperkenalkan oleh Charles Wright yang

mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan model dua belas

18

kategori dan daftar fungsi. Dalam hal ini komunikasi massa bertujuan untuk

memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu. Wright juga

membedakan antara fungsi positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi).

(Wiryanto, 2000: 11-12)

Media massa merupakan salah satu sarana untuk pengembangan

kebudayaan, bukan hanya budaya dalam pengertian seni dan simbol tetapi juga

dalam pengertian pengembangan tata-cara, mode, gaya hidup dan norma-norma.

(Dennis McQuil, 1987:1). Media massa sangat berperan dalam perkembangan

atau bahkan perubahan pola tingkah laku dari suatu masyarakat, oleh karena itu

kedudukan media massa dalam masyarakat sangatlah penting. Dengan adanya

media massa, masyarakat yang tadinya dapat dikatakan tidak beradab dapat

menjadi masyarakat yang beradab. Hal itu disebabkan, oleh karena media massa

mempunyai jaringan yang luas dan bersifat massal sehingga masyarakat yang

membaca tidak hanya orang-perorang tapi sudah mencakup jumlah puluhan,

ratusan, bahkan ribuan pembaca, sehingga pengaruh media massa akan sangat

terlihat di permukaan masyarakat. (Wiryanto, 2000: 11-12)

2.2 Media Massa

2.2.1 Pengertian Media Massa

Menurut Cangara, media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk

menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian

media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari

sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi

mekanisme seperti surat kabar, film, radio, dan televisi (Cangara, 2003: 134).

19

Sifat dari media massa menurut (Effendy 2003: 79) adalah serempak

cepat yaitu “yang dimaksud dengan keserempakan (simultaneilty) disini ialah

keserempakan kontak antara komunikator dengan komunikan yang demikian

besar jumlahnya”. Kemampuannya untuk menimbulkan pada pihak khalayak

yang besar jumlahnya secara serempak dalam menerima pesan-pesan yang

disebarkan. Hal inilah yang merupaka ciri paling hakiki media massa

dibandingkan dengan media komunikasi lainnya. Media massa berdasarkan

pendapat tersebut dapat diartikan media yang mampu menimbulkan

keserempakan diantara khalayak yang sedang memperhatikan pesan yang

dilancarkan oleh media massa tersebut.

2.2.2 Efek Media Massa

Menurut Dominick menjelaskan tentang dampak komunikasi massa pada

pengetahuan, persepsi, dan sikap orang-orang. Media massa terutama televisi

yang menjadi agen sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan

penting dalam transmisi sikap, persepsi dan kepercayaan (Ardianto dan Erdinaya,

2005: 58)

Menurut M.Chaffee, media massa mempunyai efek yang berkaitan

dengan perubahan sikap, perasaan, dan perilaku dari komunikannya. Dari

pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa media massa mempunyai efek

kognitif, afektif dan konatif/behavioral (Ardianto dan Erdinaya, 2005: 49).

1. Efek Kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang

sifatnya informatif bari dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas

20

tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam

mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan

keterampilan kognitifnya. Melalui media massa sesorang dapat

memperoleh informasi tentangbenda, orang atau tempat yang belum

pernah kita kunjungi sebelumnya.

2. Efek Afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi dari efek kognitif. Tujuan dari

komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tetang

sesuatu tetapi lebih dari itu khalayak diharapkan dapat turut

merasakan perassan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan

sebagainya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas

rangsangan emosional pesan media massa adalah suasana emosional,

skema kognitif, suasana terpaan, predisposisi individual dan

identifikasi khalayak dengan tokoh dalam media massa.

3. Efek Konatif / Behavioral

Efek konatif / behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri

khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan, atau keinginan. Seperti

misalnya, adegan kekerasan dalam televisi atau film dapat menjadi

pemicu sesorang berbuat seperti yang ada di televisi atau film

tersebut.

2.3 Televisi

2.3.1 Karakteristik Televisi

Karakteristik televisi (Elvinaro dan Erdinaya, 2004: 127) antara lain:

21

1. Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan dibandingkan media penyiaran lainnya yaitu

dapat didengar sekaligus dilihat, disebut juga audiovisual.

2. Berpikir dalam gambar

Kita dapat menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang

menjadi gambar secara individual. dan merangkai gambar-gambar individual

sedemikian rupa, sehingga mengandung makna tertentu.

3. Pengoperasian lebih kompleks

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi jauh lebih

kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun

lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan

oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.

Frank Jefkins juga memaparkan beberapa karakteristik televisi, yaitu:

(Frank,1992: 92-93)

1. Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi dan

warna.

2. Fungsi televisi adalah sebagai media hiburan, namun di beberapa negara

berkembang televisi merupakan simbol status sosial sesorang.

3. Pembuatan program televisi lebih lama dan mahal, apabila dibandingkan

dengan program radio.

4. Karena mengandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu yang

nampak harus dibuat semenarik mungkin.

5. Dibandingkan dengan media lainnya, televisi memang jauh lebih mahal.

22

6. Mengutamakan unsur-unsur isi daripada hubungan.

7. Komunikasinya bersifat satu arah.

8. Umpan baliknya tertunda (delayed).

2.3.2 Fungsi Televisi sebagai Media Komunikasi Massa

Komunikasi massa ialah komunikasi melalui media massa modern (surat

kabar, film, radio, dan televisi). Komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh

kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk

menjangkau khalayak dalam jumlah besar (McQuail, 2000: 31). Jadi, yang

diartikan dengan komunikasi massa ialah penyebaran pesan dengan

menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah

orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan (Effendy, 2002:50)

Setiap media massa memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Adapun

televisi, sesuai namanya, tele berarti jauh, vision berarti pandangan – televisi

berarti bisa dipandang dari tempat yang jauh dari studio TV – maka kekuatan

televisi terletak pada paduan gambar dan suara dalam satu waktu penayangan.

Publik pemirsa yang sekaligus juga publik pendengar, bisa menikmati kombinasi

antara gambar hidup (bergerak) dan suara seperti berhadapan langsung dengan

obyek yang ditayangkan. Dengan demikian, karakter televisi yang paling utama

ialah bahwa medium komunikasi massa ini mengutamakan bahasa gambar.

Komunikasi massa media televisi ialah proses komunikasi antara

komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu televisi.

Dalam komunikasi massa media televisi, lembaga penyelenggara komunikasi

bukan secara perorangan, melainkan melibatkan banyak orang dengan organisasi

23

yang kompleks serta pembiayaan yang besar. Dikaitkan dengan paradigma

Lasswell, secara tegas komunikasi massa media televisi memperlihatkan bahwa

setiap pesan yang disampaikan televisi mempunyai tujuan khalayak serta akan

mengakibatkan efek dan umpan balik, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Tujuan akhir dari penyampaian pesan media televisi, bisa menghibur,

mendidik, kontrol sosial, menghubungkan atau sebagai bahan informasi

(Kuswadi, 1996:17).

Keberhasilan komunikasi massa akan bergantung dengan kemampuan

media massa tersebut dalam mengemas pesannya untuk disampaikan pada

khalayak sasaran. Setiap pesan yang disampaikan oleh stasiun televisi akan

selalu menghasilkan umpan balik, baik itu secara langsung maupun tidak

langsung. Dimana umpan balik yang didapat, stasiun televisi tersebut dapat

mengukur keberhasilannya dalam penyampaian pesan.

Adapun fungsi-fungsi media massa adalah sebagai berikut : (Werner J

Severin and James W. Tankard, op.cit., hal 386)

http://asiaaudiovisualexc09adibganteng.wordpress.com/televisi-sebagai-saluran-

media-massa/ 10.03.2012 10.38 WIB)

1. Pengawasan

Fungsi ini memberi informasi dan menyediakan berita untuk

memperingatkan kita akan bahaya yang mungkin terjadi. Misalnya saja

seperti kondisi cuaca yang ekstrem atau berbahaya atau ancaman militer.

2. Korelasi

Korelasi adalah fungsi seleksi dan interpretasi informasi tentang lingkungan.

Media kerap memasukkan kritik dan cara bagaimana seseorang harus

24

bereaksi terhadap kejadian tertentu. Karena itu korelasi merupakan bagian

media yang berisi editorial dan propaganda. Fungsi ini bertujuan untuk

menjalankan norma sosial dan menjaga konsensus dengan mengekspose

penyimpangan, memberikan status dengan cara menyoroti individu terpilih

dan dapat berfungsi untuk mengawasi pemerintah.

3. Penyampaian Warisan Sosial

Ini merupakan fungsi dimana media menyampaikan informasi, nilai dan

norma dari satu generasi ke generasi berikutnya atau dari anggota

masyarakat ke kaum pendatang. Cara ini, bertujuan meningkatkan kesatuan

masyarakat dengan memperluas dasar pengalaman umum mereka. Media

massa dapat mengurangi perasaan terasing individu.

4. Hiburan (Entertainment)

Sebagian besar isi media adalah hiburan. Maksudnya adalah memberi waktu

istirahat dari masalah yang dihadapi tiap hari dan mengisi waktu luang.

2.4 Jenis Program Acara

Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang

jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja

dapat dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selam program itu

menarik dan disukai oleh audience, dan selama tidak bertentangan dengan

kesusilaan, hukum, dan peraturan berlaku.

Dari berbagai macam program yang disajikan stasiun penyiaran jenis-

jenis program terbagi menjadi dua bagian yaitu :

25

1. Program informasi, adalah segala jenis siaran yang bertujuan untuk

memberitahuakan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak

audience.

a. Berita keras (Hard News), adalah segala bentuk informasi yang penting

dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena

sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui oleh

khalayak audience secepatnya.

• Straight News, suatu berita singkat (tidak detail) yang hanya

menyajikan informasi terpenting saja terhadap suatu peristiwa yang

diberitakan.

• Infotaiment, adalah berita yang menyajiakan informasi mengenai

kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity).

b. Berita lunak (Soft News), adalah informasi yang penting dan menarik

yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat

harus segera ditayangkan.

• Feature, adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan

namun menarik.

• Current Affair, adalah program yang menyajikan informasi yang

terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun

dibuat secara lengkap dan mendalam.

• Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan dan

mendalam. Magazine menekankan pada aspek menarik suatu

informasi ketimbang aspek pentingnya.

26

• Dokumenter, adalah program informasi yang bertujuan untuk

pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.

• Talk Show, adalah yang menampilkan satu beberapa orang untuk

membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa

acara.

2. Program Hiburan, adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk

menghibur audience dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan.

Program yang temasuk dalam ketegori hiburan adalah drama, musik, dan

permainan (game).

a. Drama , adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai

kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa tokoh yang diperankan

oleh pemain yang melibatkan konflik dan emosi.

b. Permainan atau game show, adalah suatu bentuk program yang

melibatkan sejumlah orang baik secara individu atau kelompok yang

saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu.

c. Musik, Program ini merupakan pertunjukan yang menampilkan

kemampuan seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di

studio ataupun di luar studio. Program musik di televisi sangat

ditentukan artis menarik audience. Tidak saja dari kualitas suara namun

juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi

lebih menarik.

d. Pertunjukan, merupakan program yang menampilkan kemampuan

seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun

di luar studio .

27

(Soenarto, 2007: 62-63) juga membagi program menjadi dua jenis, yaitu

Drama dan non-drama, yang pembagiannya sebagai berikut :

a. Program Drama

Program siaran drama berisi cerita fiksi. Istilah ini juga disebut sinetron

cerita. Untuk membedakannya dengan sinetron noncerita adalah: format

sinetron yang terdiri dari beberapa jenis, yaitu: sinetron drama modern,

sinetron drama legenda, sinetron drama komedi, sinetron drama saduran

dan sinetron yang yang dikembangkan dari cerita atau buku novel, cerita

pendek dan sejarah (Soenarto, 2007: 62-63).

b. Program non Drama

Program non-drama merupakan bentuk acara yang tidak disertai bumbu

cerita. Acara non-drama diolah seperti apa adanya. Program jenis

dokumenter termasuk program nondramatik ini bisa didapatkan dari

keadaan senyatanya, bisa mengenai alam, budaya manusia, ilmu

pengetahuan dan kesenian (Soenarto, 2007: 62-63). Program non-drama

di televisi menurut Sony Set adalah acara terbanyak yang kita tonton

selama hidup kita. Dari tayangan reality show, talkshow, kuis, games,

features, star talentsearch, audisi para bintang, kombinasi program

televisi dan sebagainya menghiasi hari-hari kita dengan wacana (Set,

2008: 20). Kombinasi berbagai macam program televisi seperti berita,

talkshow, live band performance, live cooking dan sebagainya, yang

digabung dalam sebuah program, biasa disebut sebagai Variety Show.

28

2.5 Program Music Televisi

2.5.1 Pengertian

Menciptakan program musik pop atau dangdut sapat menggunakan

berbagai macam format, yang paling umum biasanya digunakan adalah format

musik klip. Variasi ilustrasi pemandangan atau suasana lewat efek atau animasi

sebagai latar belakang, dipadu dengan penyanyi dan back voice-nya merupakan

format klip yang konvensional. Sementara itu, untuk sekedar lagu-lagu yang

bukan sekedar bercerita tentang cinta dapat diciptakan suasana yang lebih kreatif.

Format lain biasanya menggunakan live show. Stage atau panggung baik indoor

didalam gedung, maupun outdoor di luar gedung, dengan tata pencahayaan yang

warna-warni dibuat lebih heboh dengan laser dan kamera movement yang sangat

cepat geraknya. Dalam hal ini yang perlu dipikirkan penonton di rumah tidak

hanya ingin menonton suasana melainkan juga artisnya.

Dalam live show digunakan beberapa kamera yang memungkinkan sajian

gambar menjadi sangat bervariasi. Format lain untuk sajian musik adalah format

feature dan magazine, biasanya sangat menarik karena bervariasi dan dapat

menampilkan reaksi dari kaum muda atau pecinta jenis musik itu. Program

musik dapat ditampilkan dengan dua format yaitu video klip atau konser (Fred

Wibowo, 2007: 60-61). Program musik konser dapat dilakukan di lapangan

(outdoor) atau didalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat

ditentukan dengan kemampuan artis menarik audience. Tidak saja dari kulaitas

suara maupun juga berdasarkan bagaimana pengemasan menampilkan agar

menjadi terlihat lebih menarik (Morissan, 2008: 219).

29

2.5.2 Karakteristik Musik Program “Dahsyat”

Pada setiap program musik memiliki beberapa karakteristik yang

membuat acara ini dapat terus bersaing dengan program musik lainnya, dengan

pengembangan ide atau gagasan kreatif serta adanya target audience yang

merupakan segmentasi dari musik tersebut. Adapun segmentasi penonton

“Dahsyat” yang dominan adalah perempuan usia 5 sampai 50 tahun keatas dari

sosio-ekonomi menengah A-B-C (Data Nielsen 1 Januari-19 Maret 2011).

Dengan status sosial ekonomi (SES) adalah penggolongan kelas dalam

menengah keatas berdasarkan pengluaran bulanan rutin dalam rumah tangga,

seperti listrik, air, bahan bakar, makanan, belanja bulanan, uang sekolah anak,

dan lain-lain. Namun tidak termasuk pengeluaran untuk pembayaran cicilan,

seperti kredit mobil, kredit rumah, kartu kredit dan lain-lain.

1. SES AB atau menengah keatas pengeluaran diatas 1.750.000

2. SES CDE atau menengah kebawah pengeluaran dibawah 1.750.000

Masing-masing kelas tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda, yang

mempengaruhi cara pandang dan cara mereka membelanjakan uang nya. Mereka

yang baru saja memasuki kelas menengah (berasal dari kelas menengah) akan

memiliki kebiasaan membelanjakan uang yang berbeda dengan mereka yang

sudah mapan secara turun-menurun dalam kelas itu (Morissan, 2008: 175).

2.6 Teori Khusus

2.6.1 Komunikasi Organisasi

Adapun definisi dari komunikasi organisasi dibagi menjadi dua yaitu

definisi fungsional dan definisi interpretif. “Secara fungsional, komunikasi

30

organisasi didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-

unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi terntentu. Suatu

organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara satu

dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan” (Pace & Faules,

2006: 31).

Kemudian di sisi lain, “Secara interpretif, komunikasi organisasi

didefinisikan sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan

organisasi. Proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi.

Proses interaksi tersebut tidak mencerminkan organisasi: ia adalah organisasi.

Komunikasi organisasi adalah “perilaku pengorganisasian” yang terjadi dan

bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu berinteraksi dan memberi

makna atas apa aja yang sedang terjadi. Lebih jelasnya, komunikasi organisasi

adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara

dan mengubah organisasi” (Pace & Faules, 2006: 33).

Dengan demikian definisi diatas, maka penelitian menyimpulkan bahwa

komunikasi organisasi adalah sebuah bentuk interaksi yang terjadi di antara

anggota organisasi, dimana di dalam proses komunikasi tersebut terjadi

pemaknaan sebagai hasil dari interaksi.

Komunikasi organisasi menyangkut : (Muhammad, 2007: 66)

a. Komunikasi Internal

Komunikasi Internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam

organisasi itu sendiri. Komunikasi ini seperti komunikasi dari atasan

ke bawahan, komunikasi dari bawahan ke atasan, komunikasi antar

sesama karyawan dan komunikasi lintas saluran.

31

b. Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi

terhadap lingkungan luarnya, seperti komunikasi penjualan hasil

produksi dan komunikasi dengan masyarakat sekitar.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kajian komunikasi internal. Hal

ini dikarenakan komunikasi internal lebih berpengaruh terhadap kepuasan

komunikasi karywan.

Myers & Myers (dalam Ruslan, 2002 : 103) menyebutkan bahwa secara

luas fungsi komunikasi pada suatu tingkat organisasi dapat dianalisis sebagai

berikut :

1. Produksi dan pengaturan

a. Menentukan rencana sasaran dan tujuan.

b. Merumuskan bidang-bidang masalah.

c. Mengkoordinasikan tugas-tugas secara fungsional.

d. Instruksi, petunjuk, dan perintah untuk melaksanakan fungsi serta

tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh bawahan.

e. Memimpin dan mempengaruhi serta untuk memotivasi bawahan.

f. Menentukan standar hasil prestasi dan kerja karyawan.

g. Untuk menilai prestasi karyawan.

2. Sosialisasi (pemasyarakatan)

a. Berkaitan dengan yang mempengaruhi harga diri, kebanggaan,

rasa memiliki, dan bertanggung jawab dari pihak bawahan.

b. Human ralations antar pribadi dan manajemen organisasi.

32

c. Memotivasi untuk menyatukan keinginan dan tujuan antara

individu-individu dengan sasaran dan tujuan pokok organisasi

atau perusahaan.

2.6.2 Metode Komunikasi Horizontal

Bentuk paling umum dari komunikasi horizontal adalah kontak

interpersonal yang mungkin terjadi dalam berbagai tipe. Diantara bentuk yang

sering kali terjadi adalah sebagai berikut (Muhammad, 2004: 122-123):

1. Rapat-rapat komite. Rapat-rapat komite ini biasanya diadakan untuk

melakukan koordinasi pekerjaan, saling berbagi informasi, memecahkan

masalah dan menyelesaikan konflik diantara sesama karyawan.

2. Interaksi informal pada waktu jam istirahat. Anggota unit-unit kerja dalam

satu organisasi mungkin bekerja terpisah satu sama lain, tetapi pada waktu

jam istirahat merek mempunyai kesempatan berkumpul bersama saling

terlibat dalam komunikasi interpersonal satu sama lain.

3. Percakapan telepon. Karena pada masa sekarang tiap-tiap organisasi

umumnya mempunyai telepon maka pemberian informasi diantara satu

karyawan dengan karyawan lainnya dapat dilakukan melalui telepon.

Koordinasi aktivitas pekerjaan, beberapa negosiasi dapat dilakukan melalui

percakapan telepon. Dalam kenyataannya telepon dapat mempercepat dan

menambah kontak diantara sesama anggota organisasi dengan anggota lain

yang tempat kerjanya jauh.

33

4. Memo dan Nota. Tulisan tangan yang berbentuk memo atau nota adalah

bentuk yang paling umum digunakan dalam saling berhubungan dengan

teman sekerja.

5. Aktivitas social. Didalam suatu organisasi biasanya ada kelompok-kelompok

untuk rekreasi, olahraga, kegiatan sosial dan sebagainya. Kelompok-

kelompok ini mengembangkan komunikasi horizontal dalam organisasi.

6. Kelompok mutu. Yang dimaksud dengan kelompok mutu ini adalah suatu

kelompok dalam organisasi yang secara sukarela dalam organisasi

bertanggung jawab untuk memperbaiki mutu pekerjaan mereka. Kelompok

ini biasanya sekali dalam seminggu mengadakan diskusi, melakukan analisis

dan memberikan saran-saran untuk penyempurnaan kualitas atau mutu dari

pekerjaan mereka. Mereka ini dilatih dalam menggunakan teknik-teknik

tertentu dan cara memecahkan masalah tertentu. Pemimpin kelompok dilatih

dalam keterampilan kepemimpinan, metode belajar orang dewasa,

memotivasi dan teknik berkomunikasi.

Komunikasi horizontal terjadi antara orang-orang yang pada tingkat yang

sama atau orang-orang yang pada tingkat yang berhubungan pada divisi yang

berbeda dalam suatu organisasi. Komunikasi horizontal yang efektif dapat

membantu orang-orang untuk mengkoordinasikan proyek menyelesaikan

masalah, memberikan pemeriksaan informasi, memecahkan konflik-konflik dan

membuka jalan bagi terciptanya hubungan-hubungan bisnis. Seringkali

komunikasi horisontal terhalang karena kecemburuan, hambatan spesialisasi

teknis, atau lokasi yang terpisah dan terlalu banyak arus informasi yang diterima

pegawai untuk memproses data secara tepat.

34

2.7 Strategi Produksi

2.7.1 Pengetian Strategi

Pengertian strategi adalah “Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi

yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan

lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari

perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi”

(Glueck dan Jauch, 1989: 9)

“Strategi adalah program untuk menentukan dan mencapai tujuan

organisasi dan mengimplementasikan misinya” (Tjiptono, 1997: 3). Tujuan

pokok strategi adalah mencari suatu segmen yang diabaikan saat ini atau kurang

terlayani, kemudian berusaha memenuhi kebutuhan pada segmen tersebut, hasil

yang diharapkan dapat tercapai adalah biaya yang rendah dan laba yang lebih

tinggi. Bila dilaksanakan dengan baik, maka perusahaan yang menjalankannya

akan memperoleh reputasi tersendiri dulu segmen pasar yang dituju. (Tjiptono,

1997: 81).

Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut:

1. Pengertian Umum

Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang

berfokus pada tujuan jangka organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau

upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

2. Pengertian Khusus

Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa

meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pendang

tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan

35

demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan

bukan dimulai dari aoa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang

baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core

competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti didalam bisnis

yang dilakukan.

2.7.2 Tahapan Produksi Televisi

Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang

dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi

yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien.

Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya.

Tahapan produksi menurut (Wibowo, 2009: 39-45) terdiri dari tiga bagian di

televisi yang lazim disebut dengan standard operation procedure (SOP), seperti

berikut :

1. Pra-Produksi (ide, perencanaan dan persiapan)

Tahap ini sangat penting sebeb jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan

baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap

pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut:

a. Penemuan Ide

Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan,

membuat riset dan menuliskan naskah atau memintapenulis naskah

mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.

b. Perencanaan

36

Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule),

penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan crew. Selain estimasi

biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari

perencanaan yang perlu dibuat secara teliti.

c. Persiapan

Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat-

menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan

melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik

diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah

ditetapkan.

2. Produksi (pelaksanaan)

Baru sesudah perencanaan dan persiapan selesai, pelaksanaan produksi

dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba

mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting

script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Dalam

pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot yang akan

diambil di dalam adegan (scene). Biasanya sutradara mempersiapkan suatu

daftar shoot (shoot list) dari setiap adegan.

3. Pasca-produksi (penyelesaian dan penayangan)

Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing

online dan mixing. Dalam hal ini terdapat dua macam teknik editing, yaitu:

pertama, yang disebut editing dengan teknik analog atau linier. Kedua,

editing dengan teknik digital atau non linier dengan komputer.

37

2.7.3 Konsep Manajemen Strategis

Manajemen Strategis mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka

pendek, menengah, dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran

untuk mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya. Pelaksanaannya

berkaitan dengan kegiatan produksi, pemilihan (akuisisi), serta penjadwalan

program untuk dapat menarik minat sebanyak mungkin audien. Bagian yang

bertanggung jawab dalam perencanaan program ini biasanya dipegang oleh

manajemen puncak pada stasiun penyiaran, utamanya manager program dengan

terlebih dahulu berkonsultasi dengan manajer pemasaran (sebagai bagian yang

nantinya akan memasarkan program kepada para pemasang iklan, serta

memberikan pertimbangan dan pandangan mengenai prospek peringkat program/

rating, dsb), dan juga manajer umum.

Departemen program dan manajer program stasiun penyiaran memiliki

kedudukan yang sangat strategis dalam menunjang keberhasilan stasiun

penyiaran. Strategi program yang ditinjau dari aspek manajemen atau sering juga

disebut dengan manajemen strategis (management strategic) program siaran

yang terdiri dari: (Morissan, 2009: 231)

1. Perencanaan Program

Pengelolaan program siaran yang baik juga harus mengetahui apa

yang menarik untuk kelompok-kelompok yang berbeda di kalangan

masyarakat. Bagian program stasiun televisi harus mempertimbangkan

berbagai faktor dalam merencanakan program yang disiarkannya.

Terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum

38

memproduksi, melakukan akuisisi dan kemudian scheduling terhadap

suatu program yaitu: persaingan, ketersediaan audien.

Hal pertama yang perlu diketahui adalah kekuatan dan kelemahan

stasiun saingan. Ketika bagian program merencanakan merencanakan

untuk menayangkan suatu program baru, maka pengelola program harus

melihat apa yang ditangkan televisi saingan pada jam tersebut. Jika

program ini tidak cukup kuat bersaing, maka sebaliknya dicarikan jam

tayang yang lain. Pengelola program televsi juga harus mengetahui siapa

audien yang menonton televisi pada waktu-waktu tertentu. Pada dasarnya

setiap jam memiliki komposisi audien yang berbeda. Mengetahui siapa

audien televisi pada waktu tertentu sangatlah penting dalam menentukan

program yang akan ditayangkan. Hal ini juga penting bagi pemasang

iklan. (Morissan, 2009: 234-235)

Dalam perencanaan pembuatan sebuah program siaran televisi, ada

hal yang perlu diperhatikan selain ide atau gagasan, yakni perencanaan

penayangan program. Strategi penayangan program yang baik sangat

ditentukan oleh bagaimana menata atau menyusun berbagai program yang

akan ditayangkan. Menata program adalah kegiatan meletakkan atau

menyusun berbagai program pada suatu periode yang sudah ditentukan.

Dalam hal ini, pengelola program harus cerdas menata program dengan

melakukan teknik penempatan acara yang yang sebaik-baiknya untuk

mendapatkan hasil yang paling optimal. Penempatan acara yang kurang

baik membuat program itu menjadi sia-sia.Pengelola program juga harus

39

memerhatikan berbagai ketentuan yang berlaku ketika menata

programnya. (Morissan, 2008: 305-306).

Selain ide atau gagasan, keberhasilan sebuah tayangan siaran

program acara juga ditentukan perencanaan penempatan program, terbagi

menjadi dua jenis, yakni:

a. Penempatan program berdasarkan Kebiasaan khalayak

Penempatan program berhubungan dengan kebiasaan khalayak

mengonsumsi media. Di dalam penempatan program untuk televisi,

Pringles membagi satu hari menjadi beberapa bagian hari (dayparts),

sesuai dengan kebiasaan dan jenis khalayak menonton televisi.

Pembagiaannya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Dayparts Berdasarkan Kebiasaan Khalayak

Bagian Hari

Audiens

Pagi hari (06.00 – 09.00)

Anak-anak, ibu rumah tangga, pria dan wanita dewasa yang bekerja di luar rumah, pensiunan, pelajar dan karyawan yang akan berangkat ke kantor.

Jelang siang (09.00 – 12.00)

Anak-anak pra sekolah, ibu rumah tangga, pensiuan, dan karyawan yang bertugas secara giliran (shift)

Siang hari (12.00 – 16.00)

Karyawan yang makan siang di rumah, pelajar yang pulang dari sekolah.

40

(Sumber: Peter K. Pringle, Michael F. Starr, William E. McCavitt; Electronic Media Management, second edition, Focal Press, Boston-London, 1991: 133-139)

Apabila dilihat dari tabel penempatan program untuk televisisesuai

dengan kebiasaan dan jenis khalayak menonton televisi di atas, target

audiens dari program variety show “Dahsyat” termasuk ke dalam

golongan pagi,siang dan malam hari, dimana audiensnya ialah Anak-

anak, ibu rumah tangga, pria dan wanita dewasa yang bekerja di luar

rumah, pensiunan, pelajar dan karyawan yang akan berangkat ke

kantor dan karyawan yang bertugas secara giliran (shift). Seluruh

audiens tersedia pada waktu ini, utamanya antara pukul 20.00 – 21.00.

Sore hari (early fringe) (16.00 – 18.00)

Karyawan yang pulang dari tempat kerja, anak-anak dan remaja.

Jelang malam (prime time access) (18.00 – 19.00)

Sebagian besar segmen audiens tersedia pada waktu ini namun belum seluruhnya.

Malam hari (prime time) (20.00 – 23.00)

Seluruh audiens tersedia pada waktu ini, utamanya antara pukul 20.00 – 21.00. namun setelah itu audiens mulai berkurang terutama audien anak-anak, para pensiunan, dan mereka yang harus bangun pagi-pagi.

Tengah malam (late night) (23.30 – 02.00)

Orang dewasa, termasuk karyawan yang bertugas secara giliran (shift)

Dini hari (overnight) (02.00 – 06.00)

Karyawan yang bertugas secara giliran (shift) di rumah sakit, pabrik, keamanan, dll.

41

Dalam menyusun jadwal acara, programmer harus mempertimbangkan

berbagai faktor yang mempengaruhi kebiasaan menonton audien

seperti mobilitas audien, jenis pekerjaan, kebutuhan dan ketertarikan

audien kepada hal-hal tertentu berdasarkan siklus harian, mingguan,

bulanan dan seterusnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah

persaingan ataukompetisi dari stasiun lainnya, yaitu denganmelakukan

perubahan jadwal acara, jika perlu sebagai salah satu strategi dalam

penataan acara. (Morissan, 2008: 302-304)

b. Penempatan program berdasarkan Strategi Penayangan

Head-Sterling (1982), menyatakan bahwa stasiun televisi memiliki

sejumlah strategi dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun

semdiri (inflow) dan menahan audien yang sudah ada untuk tidak

pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran audien keluar

(outflow), yaitu : Morissan, 2008: 306-308)

• Head to Head

Suatu program yang menarik audien yang sama sebagaimana

audien yang dimiliki satu atau beberapa stasiun televisi saingan.

Dalam hal ini, stasiun televisi mencoba menarik audien yang

tengah menonton program televisi saingan untuk pindah ke stasiun

sendiri dengan menyajikan program yang sama dengan televisi

saingan itu.

42

• Counter Program

Strategi penayangan program tandingan (counter programming)

adalah strategi untuk merebut audien yang berada di stasiun

saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan

suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik

audien yang belum terpenuhi kebutuhannya.

• Pendahuluan Kuat

Strategi penayangan yang dinamakan dengan “pendahuluan kuat”

(strong lead-in) adalah strategi untuk mendapatkan sebanyak

mungkin audien dengan menyajikan program yang kuat pada

permulaan segmen waktu siaran, misalnya menyajikan program

berita local atau kriminalitas yang kuat pada awal waktu siaran day

time (sekitar jam 10.00 atau 11.00) sebagai pengantar menuju

program berita nasional.

• Strategi Lainnya

Beberapa strategi lainnya adalaah dengan tetap mempertahankan

program-program yang berhasil pada posisinya yang

sekarang.Audien umumnya sudah terbiasa dengan jadwal program

yang menjadi kegemarannya. Perubahan jadwal akan

membingungkan audien dan bahkan program itu dapat kehilangan

audiennya.

43

2. Produksi Program

Kata kunci untuk memproduksi atau membuat program adalah ide

atau gagasan. Dengan demikian, setiap program selalu dimulai dari ide

atau gagasan. Ide atau gagasan inilah yang kemudian diwujudkan melalui

produksi.Program bisa diperoleh dengan cara membeli atau

memproduksinya sendiri.Suatu program yang dibuat sendiri oleh

mediapenyiaran disebut dengan istilah in-house production atau produksi

sendiri. Jika program dibuat pihak lain berarti stasiun penyiaran membeli

program itu. Dengan demikian, diihat dari siapa yang memproduksi

program, maka terdapat dua tipe program, yaitu program yang diproduksi

sendiri dan program yang diproduksi pihak lain.(Morissan, 2008: 266-

267)

3. Eksekusi program

Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program

sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Manajer program

melakukan koordinasi dengan bagian traffic dalam menentukan jadwal

penayangan dan berkonsultasi dengan manajer promosi dalam

mempersiapkan promo bagi program bersangkutan. Manajer program

juga perlu berkoordinasi dengan bagian redaksi berita (news) dalam hal

program itu memerlukan liputan wartawan seperti peristiwa khusus atau

berita penting (breaking news).

Menurut Morissan (2008: 305-306), bagian program suatu media

penyiaran harus menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program

44

siarannya bahwa setiap menit dalam setiap waktu siaran memiliki

perhitungan sendiri . Ada audien untuk setiap waktu siaran selama 24 jam

sehari dan ada persaingan untuk merebut audien itu dalam setiap

menitnya.

4. Pengawasan dan evaluasi program

Melaui perencanaan, stasiun penyiaran mentapkan rencana dan

tujuan yang ingin dicapai. Proses pengawasan dan evaluasi menetukan

seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah data dicapai atau

diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen, dankaryawan. Kegiatan

evaluasi secara periodic terhadap masing-masing individu dan departemen

memungkinkan manajer umum membandingkan kinerja sebenarnya

dengan kinerja yang direncanakan. Jika kedua kinerja tersebut tidak sama,

maka diperlukan langkah-langkah perbaikan.

Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja

yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif.

Misalnya, jumlah dua komposisi audien yang menonton atau

mendengarkan stasiun penyiaran bersangkutan dapat diukur dandiketahui

melalui laporan riset rating.Jika jumlah audien yang tertarik danmengikuti

program stasiun penyiaran lebih rendah dari yang ditargetkan, maka

prosess pengawasan mencakup kegiatan pengenalan terhadap masalah dan

memberikan pengarahan untuk dilakukan diskusi agar mendapatkan

solusi. Hasil diskusi dapat berupa perubahan rencana misalnya revisi yang

45

lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya atau tindakan lain yangakan

dilakukan untuk dapat mencari target semula. (Morissan, 2008: 314-315).

2.7.4 Konsep Analisis S.W.O.T

Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik.

Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan

ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk

memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini

menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu

diperhatikan oleh mereka.

Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan

kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang

berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths,

Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam

metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis

SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah

masalah.

Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:

a. Strengths

Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau

konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang

terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

b. Weakness

46

Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau

konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang

terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

c. Opportunies

Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi.

Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau

konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi

lingkungan sekitar.

d. Threats

Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat

mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.