Download - Arief Fadlullah Fsh
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
1/107
PENGARUH PENDAPATAN PREMI DAN HASIL INVESTASI
TERHADAP CADANGAN DANA TABARRU’
(Studi Pada PT. Asuransi Sinarmas Syariah)
SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Disusun Oleh :
ARIEF FADLULLAH
NIM : 108046200026
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
2/107
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
3/107
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
4/107
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
5/107
i
ABSTRAK
Arief Fadlullah, pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap
cadangan dana tabarru’ pada asuransi sinarmas syariah (Studi Pada Sinarmas
Syariah), di Bawah Bimbingan Dr. K.H. A. Juaini Syukri, Lcs. MA.
Cadangan dana tabarru’ merupakan salah satu keuntungan perusahaan dan
nasabah yang didapat dari pendapatan underwriting tabarru, beban tabarru, dan hasilinvestasi dana tabarru, untuk mendapatkan surplus yang lebih besar perusahaan harus
mampu mengelola dengan baik. Pendapatan dan beban menjadi faktor penting
terhadap besar kecilnya jumlah surplus jika terjadi banyak klaim pada nasabah dana
tabarru akan mengalami devisit dan tidak akan terjadi surplus.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan premi dan hasil
investasi yang mempengaruhi Cadangan Dana Tabarru’ pada perusahaan Sinarmas
Syariah. Pendapatan yang digunakan pada Dana Tabarru’ merupakan premi nasabah,yang mana sudah dikontribusikan reasuransi, ujroh dan kontribusi yang belum
merupakan pendapatan. Kemudian hasil investasi terdiri dari peserta, tabarru’, dan pengelolah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalan laporan keuanganSinarmas Syariah priode Januari 2011 sampai dengan Desember 2013. Sedangkan
teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pendapatan premi berpengaruh
secara signifikan negatif terhadap rasio solvabilitas. Sedangkan variabel hasilinvestasi berpengaruh signifikan positif terhadap rasio solvabilitas. Kemudian secara
simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap rasio
solvabilitas. Angka koefisien determinasi yang dihasilkan adalah 0,976, yang berarti bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (pendapatan premi dan
hasil investasi) terhadap variabel dependen (cadangan dana tabarru’) sebesar 97,6%.
Keyword : Pendapatan Premi, Hasil Investasi, dan Cadangan Dana Tabarru’
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
6/107
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji serta syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah
menciptakan manusia sebagai mahluk yang paling sempurna. Di antara salah satu
kesempurnaannya adalah Dia karuniakan manusia pikiran dan kecerdasan, serta
kemampuan memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Shalawat dan
salam kita sanjungkan kepada pemimpin revolusioner umat Islam sedunia tiada lain
yakni, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan umatnya yang
selalu berpegang teguh hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi yang penulis lakukan
bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan karya-karya besar yang lebih dahulu ada,
karena masih banyak kekurangan, baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam
penyajian analisisnya. Namun penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin
dalam proses penulisan skripsi ini.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menyadari adanya rintangan dan
ujian, namun pada akhirnya selalu ada jalan kemudahan. Tentunya tidak terlepas dari
beberapa pihak yang sepanjang penulisan skripsi ini banyak membantu dalam
memberikan bimbingan dan masukan yang berharga kepada penulis guna
penyempurnaan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin rasanya mengucapkan ucapan terima
kasih yang tiada terhingga kepada;
1. Dr. H. JM Muslimin, MA selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
7/107
iii
2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Prodi Muamalat, dan Mu’min Roup,
MA, selaku Sekretaris Prodi Muamalat
3.
Dr. K.H. A. Juaini Syukri, Lcs. MA.selaku Pembimbing penulis yang tidak
kenal lelah meluangkan waktu dan memberikan arahan, masukan dan kritikan
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini, tanpa bimbingannya Skripsi ini
tidak ada apa-apanya.
4. Pada para Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Dosen Fakultas
Syariah dan Hukum Prodi Muamalat, beserta para Staf TU baik di Pusat atau
Fakultas tidak hanya Ilmu Pengetahuan yang dapat penulis raih, pengalaman
dan nasehat pun sangat berharga bagi Penulis. Dan pada para Staf
Perpustakaan Syariah dan Perpustakaan Umum yang tidak pernah lelah
melayani pinjaman buku.
5. Bapak Maulana Zakir, MEI, selaku Relationship Manager dan karyawan
Asuransi Sinarmas Kerugian Divisi Syariah. yang telah banyak memberikan
informasi dan masukan berharga dalam proses penyusunan skripsi ini.
6. Ayahanda H. Slamet, dan Ibunda tercinta Hj. Niti Chomsyah, Yang telah
memberikan segala daya upaya, kucuran keringat, sujud panjang, letihmu yang
terus harap akan keselamatan juga keberhasilan hidup penulis, serta rasa kasih-
sayang beserta doa yang tak henti-hentinya kepada Allah SWT.
7.
Untuk kekasihku Indah Prawiti, yang selalu menjadi permata embun pagi yang
mengademkan bagi hati sanubari yang kadang bergejolak karena keruhnya
pandangan.
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
8/107
iv
8. Para sahabat seperjuangan, Fahmi Abadiah, Muhammad Reza Istaqim, Arief
Santoso S.E.I, Bayu Dian Pratama, Muhammad Irfan S.E.I, Angga Bachtiar
S.E.I, Andika Pratama SE.Sy, Sodikin SE.Sy, Muhammad Dermawan,
Aditya Permana, Yoga Feratama SE.Sy, Muhammad Murtadho, Galeh Priyo
Atmojo SE.Sy, yang sudah memberikan supportnya dalam menyelesaikan
Skripsi ini.Mahasiswa-mahasiswi Prodi Muamalat Jurusan Asuransi Syariah
tahun 2008, Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak.Segenap teman-teman KKN Muncul Tangerang Selatan 2013. serta para
warga-warga yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semua cerita telah
terukir indah dalam ingatanku.
Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya serta menjadi amal baik kita di sisi Allah SWT. Akhirnya, semoga setiap
bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT.
Amin ya Rabbal al-‘alamin. Atas perhatian penulis haturkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Jakarta, 29 April 2014
Penulis
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
9/107
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7
D. Review Terdahulu ...................................................................... 8
E. Kerangka Teori dan Konsptual ………………………………… 10
F. Sistematika Penulis .................................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Asuransi Syariah ........................................................................ 15
B. Premi .......................................................................................... 37
C. Investasi ...................................................................................... 39
D. Cadangan Dana Tabarru’ ........................................................... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 44
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
10/107
vi
B. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 44
C. Metode Analisis Data ................................................................. 45
D.
Definisi Operasional Variabel .................................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 55
B. Kesulitan Yang Dihadapi Untuk Meningkatkan Pendapatan
Premi Dan Investasi …...……………………………………59
C. Langkah-Langkah untuk Meningkatkan Pendapatan Premi …... 60
D. Deskriptif Data ........................................................................... 62
E. Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................. 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 77
B. Saran-Saran ............................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 79
LAMPIRAN
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
11/107
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Tinjauan Review Terdahulu ................................................................. 8
Tabel 4.1. Laporan Keuangan Pendapatan Premi ................................................. 61
Tabel 4.2. Laporan Keuangan Hasil Investasi ...................................................... 63
Tabel 4.3. Laporan Keuangan Cadangan Dana Tabarru’ ..................................... 64
Tabel 4.4. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ............................................. 66
Tabel 4.5. Coefficientsa .......................................................................................... 67
Tabel 4.6. ModelSummary b
.................................................................................. 68
Tabel 4.7. Correlations .......................................................................................... 69
Tabel 4.8. Coefficientsa
......................................................................................... 70
Tabel 4.9. ANOVA b
.............................................................................................. 72
Tabel 4.10. Koefisien Determinasi (R 2
) ................................................................... 74
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
12/107
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Kerangka konseptual ............................................................................ 12
Gambar 4.1. Grafik Pendapatan Premi ..................................................................... 62
Gambar 4.2. Grafik Hasil Investasi ........................................................................... 63
Gambar 4.3. Grafik Cadangan Dana Tabarru’ .......................................................... 65
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
13/107
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia selalu dihadapkan pada berbagai persoalan hidup yang di dalamnya
mengandung berbagai kemungkinan risiko yang harus dihadapi, baik yang bersifat
material maupun yang bersifat spiritual. Di antara berbagai kemungkinan risiko
tersebut, risiko yang bersifat material cenderung lebih diperhatikan oleh manusia
modern saat ini. Tidak sedikit resiko yang bersifat material sulit diatasi oleh manusia,
terutama ketika kuantitas risiko yang mesti ditanggung diluar kemampuanya.1 Itulah
yang melatarbelakangi manusia berasuransi, yaitu untuk kepentingan perencanaan
atau antisipasi terhadap risiko yang sewaktu-waktu dapat menimpa mereka.
Di samping itu, tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia adalah negara yang
mayoritas penduduknya muslim. Oleh karena itu, dalam bebarapa tahun belakangan
ini telah banyak berdiri lembaga-lembaga keuangan yang sistem operasionalnya
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal asuransipun demikian, setidaknya saat
ini telah tercatat tiga perusahaan yang beroperasi penuh secara syariah dan 32
perusahaan asuransi konvensional yang membuka unit usaha syariah. Dewan Syariah
Nasional sebagai instansi yang ditunjuk pemerintah untuk mengawai perusahaan-
1 Yadi Janwari, Asuransi Syariah, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, Juli 2005) cet-1, h. 4
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
14/107
2
perusahaan asuransi di Indonesia, juga telah menargetkan pada tahun 2010 seluruh
perusahaan asuransi konvensional di Indonesia harus memiliki unit syariah.2
Dalam perkembangannya, perusahaan asuransi syariah memiliki beberapa
kendala yang harus dihadapi, seperti banyaknya pesaing dari sesama perusahaan
asuransi syariah ataupun bank syariah yang menyediakan produk asuransi. Selain itu,
pengetahuan masyarakat muslim yang minim mengenai asuransi syariah dan tingkat
kesadaran mereka yang belum menganggap asuransi syariah itu sebagai suatu
kebutuhan juga menjadi pekerjaan rumah dan tantangan tersendiri yang harus
dipecahkan oleh industri asuransi syariah dalam mengembangkan usahanya. Untuk
itu, setiap perusahaan asuransi syariah harus mencari strategi untuk menjaring
nasabah sebanyak mungkin dan menjadikan dirinya market leader .3
Asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong
diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’
yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah. Investasi tersebut merupakan donasi dengan
syarat tertentu dan merupakan milik peserta secara kolektif, bukan merupakan
pendapatan entitas pengelola. Prinsip dasar dalam asuransi syariah adalah saling
menolong (ta’awuni) dan saling menanggung (takafuli) antar sesama peserta asuransi.
2 Abdul Ghoni dan Erny Arianty, Akuntansi Asuransi Syariah; Antara Teori dan Praktik,
(Jakarta: INSCO Consulting, 2007), h. V3 “ Perkembangan Asuransi Syariah” artikel diakses pada 26 September 2013 dari
http://www.asuransisyariah.net/2010/02/perkembangan -asuransi-syariah-2010.html/
http://www.asuransisyariah.net/2010/02/perkembangan%20-asuransi-syariah-2010.html/http://www.asuransisyariah.net/2010/02/perkembangan%20-asuransi-syariah-2010.html/http://www.asuransisyariah.net/2010/02/perkembangan%20-asuransi-syariah-2010.html/
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
15/107
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
16/107
4
tersebut dikumpulkan ke dalam dana tabarru’ untuk dilakukan pengelolaan
selanjutnya oleh perusahaan. Selain berasal dari pendapatan premi, dana tabarru’
juga dibentuk dari hasil investasi dan akumulasi cadangan surplus underwriting dana
tabarru’ yang didistribusikan kembali ke dana tabarru’.
Dana tabarru’ yang diterima oleh perusahaan asuransi syariah tidak diakui
sebagai pendapatan. Hal ini mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) Nomor 108 Tahun 2010 yang menyatakan bahwa entitas pengelola asuransi
syariah tidak berhak menggunakan dana tabarru’ untuk keperluannya, tetapi hanya
sebagai wakil para peserta dalam mengelola dana tersebut.6 Akan tetapi, dana
tabarru’ yang diterima perusahaan diinvestasikan sehingga hasil investasinya
seluruhnya menjadi penambah dana tabarru’ , atau sebagian menjadi penambah dana
tabarru’ dan sebagian lainnya untuk entitas pengelola sesuai dengan akad yang
disepakati.
Definisi investasi adalah menanamkan atau menempatkan asset, baik berupa
harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan
atau akan meningkatkan nilainya dimasa mendatang. Sedangkan investasi keuangan
adalah menanamkan dana pada suatu surat berharga yang diharapkan akan meningkat
nilainya dimasa mendatang.7
Kegiatan pembiayaan dan investasi keuangan menurut syariah pada
perinsipnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemilik harta (Investor) terhadap
pemilik usaha (Emiten) untuk memberdayakan pemilik usaha dalam melakukan
6 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 108 Tahun 2010, h. 108.197 Iwan P.Pontjowinoto, Prinsip Syariah Di Pasar Modal (Pandangan Praktisi),2003, Modal
Publications, Jakarta, h. 45
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
17/107
5
kegiatan usahanya dimana pemilik harta (Investor) berharap untuk memperoleh
manfaat tertentu. Karena itu, kegiatan pembiayaan dan investasi keuangan pada
dasarnya sama dengan kegiatan usaha lainnya, yaitu memelihara prinsip kehalalan
dan keadilan.8
Untuk mengetahui korelasi antara pendapatan premi dan hasil investasi
dengan cadangan dana tabarru’ , tidak bisa dilepaskan dari penerapan fungsi
manajemen “underwriting” oleh perusahaan asuransi syariah. Underwriting
merupakan proses menyeleksi risiko dan mengklasifikasikannya sesuai dengan
tingkat yang dapat ditanggung oleh perusahaan. Dengan fungsi manajemen tersebut,
perusahaan dapat menentukan tarif premi yang mampu memberikan laba maksimal
dengan cara mengestimasi risiko yang akan ditanggung pada masa yang akan datang.
Selisih antara pendapatan yang diterima dan risiko yang ditanggung dari proses
underwriting akan menghasilkan surplus/defisit underwriting .
Dalam surplus/defisit underwriting, terdapat tiga faktor yang
mempengaruhinya, yaitu total pendapatan premi, total beban underwriting , dan hasil
investasi dari semua unsur tersebut. Pendapatan premi merupakan pendapatan yang
berasal dari premi asuransi atau reasuransi nasabah yang dibayarkan kepada
perusahaan setelah dipotong ujroh atau fee. Sedangkan beban underwriting
merupakan beban perusahaan yang berupa klaim ganti rugi nasabah dan komisi
kepada agen, broker atau perusahaan lain. Hasil dari proses underwriting yang berupa
surplus/defisit underwriting kemudian dialokasikan untuk dua hal : dibagikan kepada
peserta atau entitas pengelola dan membentuk cadangan dana tabarru’ .
8 Ibid h. 37
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
18/107
6
Penelitian yang akan penulis lakukan secara khusus mengkaji tentang
pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’ .
Penelitian tersebut akan penulis lakukan pada salah satu perusahaan asuransi syariah
di Jakarta, yaitu Asuransi Sinarmas Syariah Oleh karena itu, untuk membahas lebih
jauh mengenai pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan
dana tabarru’, penulis tertarik untuk mengambil judul skripsi :
“PENGARUH PENDAPATAN PREMI DAN HASIL INVESTASI TERHADAP
CADANGAN DANA TABARRU ’ (Pada PT. Asuransi Sinarmas Syariah)
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan batasan-batasan
dari masalah penelitian yang akan diteliti. Untuk menjaga agar skripsi ini lebih
terfokus, penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas yaitu dari sisi
pengaruh pendapatan premi dan hasil ivestasi terhadap cadangan dana tabarr’u
pada studi pada Asuransi Sinarmas Syariah.
2. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian ini, berdasarkan latar belakang
masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah yang tersebut di atas, adalah
ditentukan sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaruh pendapatan premi terhadap cadangan dana tabarru’ pada
Asuransi Sinarmas Syariah?
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
19/107
7
b. Bagaimana pengaruh hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’ pada
Asuransi Sinarmas Syariah?
c. Bagaimana pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan
dana tabarru’ pada Asuransi Sinarmas Syariah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengukur seberapa besar pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi
terhadap cadangan dana tabarru’?
2. Untuk mengukur seberapa besar pengaruh hasil investasi terhadap cadangan dana
tabarru’?
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis, sebagai wahana untuk mengaplikasikan teori-teori yang telah
diperoleh selama studi di Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi
Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan
aplikasi dan praktik yang nyata di lapangan.
2. Bagi Perusahaan, PT. Asuransi Sinarmas Syariah, hasil penelitian ini diharapkan
dapat mendorong semakin berkembangnya bisnis asuransi syariah di perusahaan,
terutama yang terkait dengan pendapatan premi, hasil investasi dan cadangan
dana tabarru’ .
3. Bagi Program Studi Asuransi Syariah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai bahan
pertimbangan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan akademisi,
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
20/107
8
sehingga dapat menambah referensi keilmuan, khususnya yang terkait dengan
pendapatan premi, hasil investasi dan cadangan dana tabarru’ .
D. Tinjauan Review Terdahulu
Tabel 1.1
No. Nama Tahun Judul Skripsi
1. AnggaBachtiar
2011 Analisis Pengaruh Kekayaan Dan
Kewajiban Terhadap Rasio Solvabilitas
Pada Dana Tabarru’ Asuransi Syariah”(Studi Pada AJB Bumiputera 1912 Divisi
Syariah)2. Humaidi 2010 Mekanisme Pendistribusian Surplus
Underwriting kepada Peserta Asuransi
Kebakaran (Studi pada PT. AsuransiUmum Bumiputera Muda 1967 Syariah)
3. Sri
Susanti
2003 Faktor-faktor yang mempengaruhi PremiAsuransi Jiwa ditinjau dari Aspek hukum
Islam (Studi Kasus Pada PT. Asuransi
Takaful Keluarga)
1.
Angga Bachtiar (2011) dengan judul skripsi “ Analisis Pengaruh Kekayaan Dan
Kewajiban Terhadap Rasio Solvabilitas Pada Dana Tabarru’ Asuransi Syariah”
(Studi Pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah). Skripsi ini menguji tentang
bagaimana pengaruh kekayaan terhadap rasio solvabilitas dan bagaimana
pengaruh kewajiban terhadap rasio solvabilitas pada dana t abarru’ asuransi
Asuransi Sinarmas Syariah. Persamaan dengan skripsi yang penulis angkat adalah
sama-sama berbicara tentang dana tabarru’. Adapun perbedaannya yaitu skripsi
yang ditulis Angga Bachtiar fokus pada dana tabarru’ nya, sedangkan penulis
fokus pada cadangan dana tabaru’ nya.
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
21/107
9
2. Humaidi (2010) membahas “Mekanisme Pendistribusian Surplus Underwriting
kepada Peserta Asuransi Kebakaran (Studi pada PT. Asuransi Umum Bumiputera
Muda 1967 Syariah). Hasil penelitian ini berisi tentang mekaisme penditribusian
surplus underwriting yang ada pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967
Syariah, yang mana pengalokasian surplus underwriting diprioritaskan untuk
cadangan dana tabarru’ . Penelitian ini juga membahas tentang mekanisme
pendistribusian surplus underwriting kepada peserta asuransi di PT. Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967 Syariah. Skripsi yang penulis angkat memiliki
persamaan dengan skripsi yang ditulis oleh Humaidi, yaitu sama-sama meneliti
alokasi surplus underwriting . Humaidi meneliti tentang mekanisme
pendistribusian surplus underwriting kepada nasabah. Sedangkan penulis akan
meneliti tentang bagaimana pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi
terhadap cadangan dana tabarru’ yang juga dialokasi dari surplus underwriting .
3. Sri Susanti (2003) dengan judul skripsi “Faktor -faktor yang mempengaruhi
Premi Asuransi Jiwa ditinjau dari Aspek hukum Islam (Studi Kasus Pada PT.
Asuransi Takaful Keluarga). Skripsi ini meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi premi pada PT. Asuransi Takaful Keluarga, seperti mortalita,
biaya, dan investasi ditinjau dari segi hukum Islam. Skripsi ini memiliki
persamaan dengan skripsi yang penulis angkat, yaitu sama-sama meneliti tentang
pendapatan premi. Sementara itu, perbedaannya dengan skripsi yang penulis
angkat adalah penulis meneliti tentang pengaruh pendapatan premi dan hasil
investasi terhadap cadangan dana tabarru’, sedangkan skripsi ini meneliti faktor-
faktor yang mempengaruhi pendapatan premi.
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
22/107
10
E. Kerangka Teori dan Konseptual
1. Kerangka Teori
Dalam penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh pendapatan
premi dan hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’ . Salah satu upaya
untuk menganalisis hubungan tersebut adalah dengan melakukan analisis rasio
keuangan menggunakan analisis regresi linear berganda. Di mana dengan
penerapan tersebut, beberapa hal nantinya dapat diketahui yaitu apakah
pendapatan premi dan hasil investasi mempengaruhi cadangan dana tabarru’ .
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji T yaitu mengetahui apakah ada
pengaruh atau tidak secara parsial (secara individu) variabel independen terhadap
variabel dependen dan uji F dilakukan untuk mengetahui apakah secara bersama-
sama (simultan) ada pengaruh atau tidak antara variabel independen terhadap
variabel dependen.
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji
apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara satu variabel bebas
dengan variabel bebas yang lain. Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji
apakah dari model regresi tidak terjadi ketidaksamaan varians dari reidual suatu
pengamatan dengan pengamatan yang lain. Uji autokorelasi dilakukan untuk
menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode T-1 atau sebelumnya.
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
23/107
11
2. Kerangka Konseptual
Gambar 1.1
PT. Sinarmas Syariah
Laporan Keuangan PT. Sinarmas Syariah
dalam kurun waktu 2011 sampai dengan 2013
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.010/2010
Hasil Investasi Pendapatan Premi
Pengaruh Pendapatan Premi dan Hasil Investasi
Terhadap Cadangan Dana Tabarru’
Analisis Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda
NormalitasMultikolinearitasHeteroskedastisitas
Autokorelasi
Analisis Uji Statistik Regresi Berganda
Uji Simultan (Uji F)
Uji Parsial (Uji t)
Uji Koefisien Determinasi (R 2)
Interpretasi Koefisien Regresi
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
24/107
12
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua
macam, yaitu penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan
(field research), yang dimaksud oleh keduanya adalah :
a. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu pengumpulan data dengan
jalan mengumpulkan data dari buku-buku, majalah dan artikel yang
berhubungan dengan materi skripsi ini.
b. Penelitian lapangan (field research), yaitu pengumpulan data dengan jalan
terjun langsung ke PT. Asuransi Sinarmas Syariah.
Teknik ini menggunakan tiga cara untuk mendapatkan data yang valid dan
akurat, yaitu :
a. Observasi, yaitu dengan melihat dan mengamati secara langsung sistem
peransuransian syariah di PT. Asuransi Sinarmas Syariah, khususnya yang
terkait dengan pendapatan premi, hasil investasi dan cadangan dana tabarru’ .
(2) Wawancara, yakni melakukan tanya jawab dengan karyawan atau pejabat
dari perusahaan asuransi yang berkenaan dengan penelitian ini; (3)
Dokumentasi, yaitu teknik untuk memperoleh data tertulis tentang sistem
peransuransian syariah di PT. Asuransi Sinarmas Syariah, khususnya yang
terkait dengan pendapatan premi, hasil investasi dan Cadangan Dana
Tabarru’.
1. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data pada penelitian ini, penulis menggunakan
metode deskriptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data dimana penulis terlebih
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
25/107
13
dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan kemudian
menganalisanya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis.
2.
Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan pada skripsi ini berpedoman dan disesuaikan
dengan kaidah-kaidah penulisan skripsi pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi”
yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2012
G. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan kemudahan dalam hal pembahasan dan penulisan skripsi,
penulis membaginya ke dalam lima bab. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab I berisikan mengenai. Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Peneltian, Metodologi
Penelitian dan Teknik Penulisan yang Digunakan, Review Studi
Terdahulu, Serta Kerangka Teori Skripsi Ini.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab II berisikan mengenai tinjauan pustaka dengan membahas
Pengertian Asuransi Syariah, Pendapatan Premi, Hasil Investasi, dan
Cadangan Dana T abarru’ .
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab III berisikan mengenai. Ruang Lingkup Penelitian, Metode
Penentuan Sampel, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisis Data,
dan Definisi Operasional Variabel.
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
26/107
14
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV berisikan mengenai Gambaran Umum Objek Penelitian,
Deskriptif Data, dan Hasil Penelitian serta Pembahasannya.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V merupakan bab terakhir yang menguraikan kesimpulan dari
hasil analisa yang telah dilakukan penulis, dimana penafsiran
dirumuskan dan disimpulkan serta memberikan saran-saran terhadap
masalah yang perlu dikaji kembali.
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
27/107
15
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Asuransi Syariah
1. Pengertian Asuransi Syariah
Kata asuransi berasal dari dari bahasa inggris, insurance,1 yang dalam
bahasa Indonesia telah menjadi bahasa populer dan diadopsi dalam Kamus Besar
Indonesia dengan padanan kata “pertangtanggungan”.2 Echols dan Shadilly
memaknai kata insurance dengan (a) asuransi, dan (b) jaminan.3 Dalam bahasa
Belanda bisa disebut dengan istilah assurantie (asuransi) dan verzekering
(pertanggungan).4
Asuransi syariah dalam pengertian muamalat mengandung arti yaitu saling
menanggung risiko di antara sesama manusia sehingga di antara satu dengan
lainnya menjadi penanggung atau risiko masing-masing. Dengan demikian,
gagasan mengenai asuransi syariah berkaitan dengan unsur saling menanggung
risiko di antara para peserta asuransi, di mana peserta yang satu menjadi
penanggung peserta yang lainnya.5
Mengenai definisi asuransi secara baku dapat dilacak dari peraturan
(perundang-undangan) dan beberapa buku yang berkaitan dengan asuransi, seperti
yang tertulis di bawah ini :
1 John M. Echols dan Hassan Syadilly, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1990)
h. 3262 Depdikbud , Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h. 633 John M. Echols dan Hassan Syadilly, Loc.cit4 Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia, (Jakarta: Pembimbing, 1958), h.15 Rahmat Husein, Asuransi Takaful Selayang Pandang dalam wawasan Islam dan Ekonomi,
(Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 1997), h. 234
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
28/107
16
Muhammad Muslehuddin dalam bukunya Insurance and Islamic law
mengadopsi pengertian asuransi dari Encyclopaedia Britanica sebagai suatu
persediaan yang disiapkan oleh sekelompok orang, yang dapat tertimpa kerugian,
guna menghadapi kejadian yang tidak dapat diramalkan, sehingga bila kerugian
tersebut menimpa salah seorang diantara mereka maka beban kerugian tersebut
akan disebarkan ke seluruh kelompok.6
Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Hukum Asuransi di Indonesia
memaknai asuransi sebagai: “suatu persetujuan di mana pihak yang menjamin
berjanji kepada pihak yang dijamin, untuk menerima sejumlah uang premi
sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin,
karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas”.7
Sedangkan menurut Fatwa DSN-MUI Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful,
Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara
sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru‟ yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah.8
Asuransi syariah merupakan salah satu jenis lembaga keuangan syariah
non bank. Asuransi syariah juga memilki kesamaan fungsi dengan lembaga
keuangan syariah non bank lainnya, yakni untuk memperoleh keuantungan dari
hasil investasi dana yang dikumpulkan dari peserta asuransi. Cara pembagian
6 Muhammad Muslehuddin, Insurance and Islamic Law, (Terj. oleh Burhan Wirasubrata),
Menggugat Asuransi Modern: mengajukan suatu alternatif baru dalam perspektif hukum islam,
(Jakarta: Lentera,1999), cet. Ke-1, h. 3. Lihat juga dalam Encyclopaedia Britanica (Eleven Edition),
(Cambridge, 1910), h. 6567 Wirjono Prodjodikoro, Hukum Auransi di Indonesia, (Jakarta: Intermasa, 1987), h. 18 Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
29/107
17
keuntungan pengelolaan dana peserta asuransi dilakukan dengan prinsip bagi hasil
( profit and loss sharing ). Dalam hal ini perusahaan asuransi bertindak sebagai
pihak pengelola dana (mudharib) yang menerima pembayaran dari peserta
asuransi untuk dikelola dan diinvestasikan sesuai dengan prinsip syariah (bagi
hasil). Sedangkan peserta asuransi bertindak sebagai pemilik dana ( shahibul
maal ) yang akan memperoleh manfaat jasa perlindungan, penjaminan dan bagi
hasil dari perusahaan asuransi.9
Dalam asuransi syariah, istilah tertanggung dan penanggung tidak relevan
lagi jika dipandang sebagai pihak yang berbeda. Dalam kepesertaan asuransi
syariah, baik tertanggung maupun penanggung adalah sesama peserta itu
sendiri.10
Proses hubungan peserta dan perusahaan dalam mekanisme
pertanggungan pada asuransi syariah adalah saling menanggung resiko ( sharing
of risk ). Apabila terjadi musibah, maka semua peserta asuransi syariah saling
menanggung. Dengan demikian tidak terjadi transfer resiko dari peserta ke
perusahaan, karena prakteknya kontribusi (premi) yang dibayarkan oleh peserta
tidak terjadi yang disebut transfer of fund , status kepemilikan dana tersebut tetap
melekat pada peserta sebagai shahibul mal , misalnya ayat 2 surat Al Ma‟idah
yang memerintahkan untuk saling menolong dalam perbuatan yang positif.
Asuransi syariah jelas memiliki perbedaan dengan asuransi konvensional.
Letak perbedaan antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional adalah :
a.
Asuransi Syariah
9 Hendi Suhendi, Deni K. Yusup, Asuransi Takaful dari Teoritis ke Praktis, (Bandung:
Mimbar Pustaka, 2005), h. 910 Agus Edi Sumanto, dkk., Solusi Berasuransi: Lebih Indah dengan Syariah, (Bandung: PT.
Salamadani Pustaka Semesta, 2009), Cet.1, h. 7
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
30/107
18
1) Konsep
Konsep asuransi syariah adalah suatu konsep dimana terjadi saling
memikul resiko diantara semua peserta sehingga antara satu dengan yang
lainnya menjadi penanggung atas resiko yang muncul.
2) Asal usul
Ad-diyah „ala al‟aqilah merupakan istilah yang cukup masyhur dalam
kitab-kitab fiqih, yang dianggap oleh sebagian ulama sebagai cikal bakal
asuransi syariah. Al-aqilah berasal dari kebiasaan suku arab jauh sebelum
islam datang (571 M). Al-aqilah bahkan tertuang dalam konstitusi
pertama didunia, yang dibuat langsung oleh Rasulullah yang dikenal
dengan konstitusi pertama didunia.
3) Sumber Hukum
Sumber hukum dari asuransi syariah adalah syariat islam. Sedangkan
sumber hukum dalam syariah islam adalah Al-qur‟an, Sunnah, Ijma.
4)
Bersih dari “maghrib” (maisir, gharar, dan riba)
Asuransi syariah baik yang life insurance (jiwa) maupun general
insurance (kerugian) telah terbebas dari hal hal yang diharamkan oleh
para ulama yaitu bersih dari adanya “maghrib” (maisir, gharar, dan riba).
5) Dewan Pengawas Syariah
Peran utama para ulama dalam dewan pengawas syariah adalah
mengawasi jalannya operasional sehari-hari lembaga keuangan syariah
(seperti Bank, Asuransi, Obligasi,Pasar Modal, Leasing). Agar sesuai
dengan ketentuan-ketentuan syariah.
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
31/107
19
6) Akad
Akad yang digunakan dalam asuransi syariah adalah akad tijarah dan
akad tabarru‟. Akad tijarah yang dimaksud adalah semua bentuk akad
yang dilakukan untuk tujuan komersial misalnya mudharabah, wadiah,
wakalah.
7) Sharing Of Risk
Proses hubungan peserta dan perusahaan dalam mekanisme
pertanggungan pada asuransi syariah adalah sharing of risk yaitu saling
menanggung resiko.
8) Pengelolaan Dana
Untuk produk-produk dengan unsure saving, dana yang dibayarkan
peserta langsung dibagi dalam dua rekening, yaitu rekening peserta dan
rekening tabarru‟.
9) Investasi Dana
Dana-dana yang terkumpul dari peserta hanya dibenarkan melalui
instrument yang menggunakan akad yang sesuai dengan syariat islam.
10) Kepemilikan Dana
Dana yang terkumpul dari peserta dalam bentuk iuran atau kontribusi
merupakan milik peserta (shahibul mal). Asuransi syariah hanya sebagai
amanah (mudharib) dalam mengelolah.
11)
Unsur Premi
Unsur premi pada asuransi syariah terdiri dari unsur tabarru‟ dan
tabunggan (untuk asuransi jiwa), dan unsur tabarru saja (untuk asuransi
kerugian)
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
32/107
20
12) Kontribusi Biaya
Pada asuransi jiwa konsep yang benar tidak ada pembebanan biaya
yang dipotong dari iuran dana peserta(premi).
13) Sumber Pembayaran Klaim
Pada asuransi syariah sumber pembayaran klaim diperoleh dari
rekening tabar ru‟ yaitu : rekening dana tolong-menolong dari seluruh
peserta, yang sejak awal sudah diakadkan ikhlas untuk keperluan saudara-
saudaranya apabila ada yang klaim.
14) Sistem Akuntansi
Pada akuntansi asuransi syariah lebih cenderung menggunakan cash
basis daripada accrual basis, dengan pertimbangan- pertimbangan syar‟i.
15) Keuntungan
Profit pada asuransi syariah untuk asuransi kerugian, yang diperoleh
dari surplus underwriting, komisi reasuransi, dan hasil investasi bukan
seluruhnya menjadi milik perusahaan. Tetapi dilakukan bagi hasil antara
perusahaan dan peserta sebagaimana yang telah diperjanjikan atau
menjadi akad diawal ketika baru masuk asuransi syariah.
16) Misi dan Visi
a. Misi Aqidah
Ekonomi islam adalah ekonomi IIahiah, karena titik berangkatnya dari
Allah, tujuanya mencari ridha Allah, dengan cara tidak bertentanggan
dengan syariat-Nya.
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
33/107
21
b. Misi Ibadah
Asuransi syariah adalah asuransi yang bertumpu pada konsep tolong-
menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Serta menjadikan peserta
sebagai keluarga besar yang saling menanggung.
c. Misi Iqhtishodi (Ekonomi)
Asuransi syariah bersama lembaga-lembaga ekonomi syariah lainnya
muncul sebagai solusi bukan hanya untuk meningkatkan ekonomi
umatnya, tetapi untuk membantu perekonomian Negara.
d. Misi Pemberdayaan umat (Sosial)
Sebagaimana misi yang diemban asuransi umumnya, pada asuransi
syariah misi mengemban beban social terasa lebih melekat pada
dirinya, melalui produk-produk yang khusus dirancang untuk lebih
mengarah kepada kepentingan social dan pemberdayaan umat daripada
kepentingan komersial.
b. Asuransi Konvensional
1) Konsep
Konsep asuransi konvensional sebgaimana didefinisikan dalam
undang-undang tentang usaha perasuransian, berbunyi, “ Asuransi atau
pertanggung adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan, atau kehilanggan keuntungan yang
diharapkan”.
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
34/107
22
2) Asal Usul
Asalmula dari asuransi konvensional adalah dari kebiasaan masyarakat
Babilonia 4000-3000 SM yang dikenal dengan perjanjian Hammurabi,
dikumpulkan oleh raja Babilonia dalam 282 ketentuan pada tahun 2250
SM. Kemudian menjadi praktikperjanjian Bottomry sekitar 1600-1000
SM yang dipraktekan dimasyarakat yunani.
3) Sumber Hukum
Jika sumber hukum syariah bersumber dari firman Allah dan Sunnah
Rasul, maka pada asuransi konvensional sumber hukum didsarkan pada
pemikiran manusia dan kebudayaan.
4) Bersih dari “maghrib” (maisir, gharar, dan riba)
Dewan Hisbah PERSIS dalam siding yang ke 12 tanggal 26 juni 1996,
memberikan kesimpulan hukum tentang asuransi konvensional sebagai
berikut :
a. Semua asuransi konvensional yang ada saat ini mengandung unsur
gharar, maisir, dan riba.
b. Sedangkan gharar, maisir, dan riba humunya haram.
c. Adapun Takaful, dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti (asuransi
syariah), dengan catatan takaful masih terus harus berusaha
menyemprnakan apa yang telah ada.
5) Pada Asuransi Konvensional, tidak ada dewam pengawas syariah (DPS)
6) Akad (Perjanjian)
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
35/107
23
Akad pada asuransi konvensional adalah akad mu‟awadhah. (1)
mu‟awadah ialah suatu perjanjian dimana pihak yang memberikan
sesuatu kepada pihak lain, berhak menerima penggantian dari pihak yang
diberinya. (2) akad Idz‟am- Pendudukan dalam perjanjian ini tidak
ketidakadilan, karena tidak seimbang, dimana pihak yang kuat adalah
pihak asuransi. (3) akad Gharar, karena masing-masing dari kedua pihak,
penanggung dan tertanggung pada waktu melangsungkan akad tidak
mengetahui jumlah yang ia akan berikan dan jumlah yang ia akan ambil.
7) Sharing of Risk
Jika pada asuransi syariah hubungan antara peserta yang terjadi adalah
sharing of risk, maka pada asuransi konvensional justru sebaliknya adalah
transfer of risk memindahkan resiko. Karena, itulah sebetulnya hakekat
dan tujuan utama orang berasuransi.
8) Pengelolahan Dana
Sementara itu, mekanisme pengelolahan dana pada asuransi
konvensional tidak ada pemisahaan antara dana peserta dan dana tabarru‟.
Semua bercampur menjadi satu dan status dana tersebut adalah dana
perusahaan.
9) Investasi Dana
Menurut peraturan pemerintah, investasi wajib dilakukan pada jenis
investasi yang aman dan menguntungkan serta memiliki likuiditas yang
sesuai dengan kewajiban yang harus dipenuhi.
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
36/107
24
10) Kepemilikan Dana
Hal yang sebaliknya terjadi pada asuransi konvensional, dimana dana
yang terkumpul dari premi peserta seluruhnya menjadi milik perusahaan.
Perusahaan bebas menggunakan dan menginvestasikan kemana saja.
11) Unsur Premi
Sementara itu pada asuransi konvensional, unsur premi terdiri dari : (1)
tabel mortalitas (2) bungga (interest), (3) biaya-biaya asuransi (cos of
insurance).
12) Kontribusi Biaya
Pada asuransi jiwa (konvensional), loading atau kontribusi biaya
include (tercakup) dalam premi peserta, dan biasanya premi tahun
pertama dan kedua habis terserap untuk biaya kontribusi biaya, terutama
untuk komisi agen.
13) Sumber Pembayaran Klaim
Pada Asuransi konvensional sumber pembayaran klaim adalah dari
rekening perusahaan, murni bisnis, dan tentu tidak ada nuansa spiritual
yang melandasinya.
14) Sistem Akutansi
Konsep akutansi yang diterapkan pada asuransi konvensional adalah
accrual basis „dasar akrual‟ Accrual basis menurut belkaouni adalah suatu
proses akutansi untuk mengakui terjadinya peristiwa atau keadaan non
kas.
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
37/107
25
15) Keuntungan Profit
Pada asuransi konvensional sebagaimana lazimnya semua industry
asuransi, keuntungan yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi
reasuransi, dan hasil investasi, dalam satu tahun keuntungan menjadi
milik perusahaan.
16) Misi dan Visi
Secara garis besar dapat disederhanakan bahwa ada dua misi dari
asuransi, yaitu (1) misi ekonomi (2) misi social.
a. Misi ekonomi
Dalam ekonomi asuransi memberikan manfaat ekonomi, misalnya rasa
aman karena risiko kerugian ada yang menanggung. Dan dapat
melakukan efisiensi dikala harus mengeluarkan biaya besar.
b. Misi Sosial
Asuransi juga tidak dapat dipungkiri, menambah misi sosial.
Misalnya, asuransi sosial jaminan tenaga kerja (Jamsostek), asuransi
pensiun (Pegawai Negeri), asuransi Jasa Raharja, dan sebagainya.
Dalam pengelolaan dan penanggungan resiko, asuransi syariah tidak
membolehkan adanya gharar (ketidakpastian atau spekulasi) dan maisir
(perjudian). Dalam investasi dan manajemen dana tidak diperkenankan adanya
riba (bunga). Ketiga larangan ini, gharar, maisir dan riba adalah area yang harus
dihindari dalam praktik asuransi syariah, dan yang menjadi pembeda utama
dengan asuransi konvensional.11
11 Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,
2005), h.2
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
38/107
26
2. Landasan Asuransi Syariah
Landasan dasar asuransi syariah adalah sumber dari pengambilan hukum
praktik asuransi syariah. Karena sejak awal asuransi syariah dimaknai sebagai
wujud dari bisnis pertanggungan yang didasarkan pada nilai-nilai yang ada dalam
ajaran islam, yaitu al-qur‟an dan sunnah Rasul, maka landasan yang dipakai
dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan metodologi yang dipakai oleh sebagian
ahli hukum Islam.12
Kebanyakan ulama ( jumhur ) memakai metodologi konvensional dalam
mencari landasan syariah (al-asas al- syar’iyyah) dari suatu pokok masalah
( subject matter ). Dalam hal ini subjeck metter-nya adalah lembaga asuransi. Pada
kesempatan kali ini, landasan yang digunakan dalam member nilai legalisasi
dalam praktik bisnis asuransi syariah adalah: al-Qur‟an, dan sunnah Nabi.
a. Al-Qur‟an, Surah al-Maidah : 2
(:2)
Artinya : ”…Tolong -menolonglah kamu kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa- Nya”. (Al Maidah : 2)
12 AM. Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, (Jakarta: Kencana,2004), cet. 1,
h. 104
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
39/107
27
b. As-Sunnah
Artinya : “Diriwayatkan dari Abu Musa ra. Ia berkata bahwa Rasulullah
SAW bersabda: “ Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain
adalah seperti sebuah bangunan di mana sebagiannya menguatkan
sebagian yang lain.” (HR Bukhari dan Muslim)13
3. Prinsip Dasar Asuransi Syariah
Prinsip dasar yang ada dalam asuransi syariah tidaklah jauh berbeda
dengan prinsip dasar yang berlaku pada konsep ekonomika islam secara
komprehensif dan bersifat major. Hal ini disebabkan karena kajian asuransi
syariah merupakan turunan (minor) dari konsep ekonomika islam. Biasanya
literatur ekonomika islam selalu melakukan penurunan nilai pada tataran konsep
atau institusi yang ada dalam lingkup kajianya, seperti lembaga perbankan dan
asuransi.
Dari segi hukum positif, hingga saat ini asuransi syariah masih
mendasarkan legalitasnya pada UU No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha
Perasuransian yang sebenarnya kurang mengakomodasi asuransi syariah di
Indonesia karena tidak mengatur mengenai keberadaan asuransi berdasarkan
prinsip syariah.
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan asuransi dan reasuransi syariah
masih menggunakan pedoman yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional
13 Muhammad bin Ismail Abu „Abdallah Al-Bukhari Al-Ja‟fi, Shahih Bukhari, (Beirut: Daar
ibn Katsir, 1987), V.1, h.182
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
40/107
28
Majelis Ulama Indonesia No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah. Fatwa tersebut dikeluarkan karena regulasi yang ada tidak
dapat dijadikan pedoman untuk menjalankan asuransi syariah. Fatwa dari Dewan
Syariah Nasional MUI tidak mempunyai kekuatan hukum dalam hukum nasional
karena tidak termaksud dalam jenis peraturan perundang-undangan di Indonesia.
Agar ketentuan dalam Fatwa DSN MUI tersebut memiliki kekuatan hukum, maka
perlu dibentuk peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pedoman
asuransi syariah.
Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan
pemerintah berkaitan dengan asuransi syariah yaitu :14
a. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 426/KMK.06/2003
tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi. Peraturan inilah yang dapat dijadikan dasar untuk
mendirikan asuaransi syariah sebagai mana ketentuan dalam Pasal 3 yang
menyebutkan bahwa “Setiap pihak dapat melakukan usaha asuransi atau usaha
reasuransi berdasarkan prinsip syariah” ketentuan yang berkaitan dengan
asuransi syariah tercantum dalam Pasal 3-4 mengenai persyaratan dan tata
cara memperoleh izin perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan
prinsip syariah, Pasal 32 mengenai pembukaan kantor cabang dengan prinsip
syariah dari perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi konvensional, dan
Pasal 33 mengenai pembukaan kantor cabang dengan prinsip syariah dari
perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah.
14 Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian di Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2007) hal. 142-143
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
41/107
29
b. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 424/KMK.06/2003
tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi. Ketentuan yang berkaitan dengan asuransi syariah tercantum
dalam Pasal 15-18 mengenai kekayaan yang diperkenankan harus dimiliki dan
dikuasai oleh n perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip
syariah.
c. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 11/PMK.010/2011 tentang
Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip
Syariah di bagian kedua pada Pasal 5 ayat (1), Pasal 6, dan Pasal 12, sebagai
berikut:15
Bagian Kedua
Kekayaan Yang Diperkenankan dalam Bentuk Investasi
Pasal 5
1) Kekayaan Yang Diperkenankan dalam bentuk investasi terdiri dari:
a. deposito pada Bank;
b. saham syariah;
c. sukuk atau obligasi syariah;
d. surat berharga syariah Negara;
e. surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia;
f.
surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Negara selain Negara Republik
Indonesia;
15 Menteri Keuangan (Menkeu), “Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor
11/PMK.010/2011”, Jakarta, Menkeu, 2011.
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
42/107
30
g. surat berharga syariah yang diterbitkan oleh lembaga multinasional yang
Negara Republik Indonesia menjadi salah satu anggota atau pemegang
sahamnya;
h. reksa dana syariah;
i.
efek beragun aset syariah yang diterbitkan berdasarkan kontrak investasi
kolektif efek beragun aset syariah;
j. pembiayaan melalui mekanisme kerjasama dengan pihak lain dalam bentuk
pembelian pembiayaan (refinancing) syariah; dan/atau
k.
emas murni.
Pasal 6
Penelitian atas Kekayaan Yang Diperkenankan dalam bentuk investasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) adalah sebagai berikut:
a. deposito pada Bank, berdasarkan nilai nominal;
b. saham syariah, berdasarkan nilai pasar dengan menggunakan informasi harga
perdagangan terakhir di bursa efek;
c. sukuk atau obligasi syariah, berdasarkan nilai pasar wajar yang ditetapkan
oleh lembaga pemeringkat harga efek yang telah memperoleh izin dari Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau lembaga pemeringkat
harga efek yang telah diakui secara internasional;
d.
surat berharga syariah Negara, berdasarkan nilai pasar wajar yang ditetapkan
oleh lembaga pemeringkat harga efek yang telah memperoleh izin dari Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau lembaga pemeringkat
harga efek yang telah diakui secara internasional;
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
43/107
31
e. surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, berdasarkan nilai
pasar;
f. surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Negara selain Negara Republik
Indonesia, berdasarkan nilai pasar;
g.
surat berharga syariah yang diterbitkan oleh lembaga multinasional yang
Negara Republik Indonesia menjadi salah satu anggota atau pemegang
sahamnya, berdasarkan nilai pasar;
h. reksa dana syariah, berdasarkan nilai aktiva bersih;
i.
efek beragun aset syariah yang diterbitkan berdasarkan kontrak investasi
kolektif efek beragun aset syariah yang telah mendapat pernyataan efektif dari
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, berdasarkan nilai
pasar;
j. pembiayaan melalui mekanisme kerjasama dengan pihak lain dalam bentuk
pembelian pembiayaan (refinancing ) syariah, berdasarkan nilai sisa
pembiayaan setelah dikurangi penyisihan untuk pembiayaan tah tertagih ( Not
Reforming Loan); dan
k. emas murni, berdasarkan nilai pasar.
Pasal 12
(1) Pembatasan atas Kekayaan Yang Diperkenankan dalam bentuk investasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 adalah sebagai berikut:
a. investasi berupa deposito, untuk setiap Bank paling tinggi 20% (dua puluh per
seratus) dari jumlah investasi;
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
44/107
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
45/107
33
jumlah investasi, dan seluruhnya paling tinggi 20% (dua puluh per seratus)
dari jumlah investasi; dan
i. investasi berupa emas murni, besarnya paling tinggi 20% (dua per seratus)
dari jumlah investasi.
4. Operasional Asuransi Syariah
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) telah
membuat pedoman mengenai asuransi syariah. Dimana pedoman tersebut,
khususnya mengenai masalah teknis operasional, secara ringkas dijelaskan
sebagai berikut :16
a. Akad yang diperbolehkan dalam asuransi syariah adalah akad yang tidak
mengandung unsur gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm
(penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.
b. Akad dalam asuransi :
Akad yang dilakukan antara peserta asuransi dengan perusahaan terdiri atas
akad tijarah dan akad tabarru’ . Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang
dilakukan untuk tujuan komersial, sedangkan akad tabarru’ adalah semua
bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan kebajikan.
1) Akad setidak-tidaknya ada beberapa hal yang harus dibedakan:
a) Hak dan kewajiban peserta dan perusahaan
Cara dan waktu pembayaran premi
16 Desiana Puja Astuti, Analisis Komparasi Penerapan Prinsip Asuransi Syariah Tentang
Mekanisme Operasional Pada Asuransi Takaful Keluarga Dan Asuransi Syariah Allianz Life
Indonesia, (Jakarta: Skripsi UIN Jakarta, 2010), h. 37-40
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
46/107
34
b) Jenis akad tijarah dan atau akad tabarru’ serta syarat-syarat yang telah
disepakati, sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan
c) Kedudukan para pihak dalam akad tijarah dan tabarru’ :
2) Dalam akad tijarah, perusahaan bertindak sebagai mudharib (pengelola)
dan peserta bertindak sebagai shahibul mal (pemegang polis)
3) Dalam akad tabarru’ (hibah), peserta memberikan hibah yang akan
digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah. Sedangkan
perusahaan bertindak sebagai pengelola dana.
4)
Ketentuan dalam akad tijarah dan tabarru’ :
a) Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi akad tabarru‟ bila pihak yang
tertahan haknya, dengan sukarela melepaskan haknya sehingga
menggugurkan kewajiban pihak yang belum menunaikan
kewajibannya.
b) Jenis akad tabarru‟ tidak dapat diubah menjadi jenis akad tijarah
c. Masalah Premi :
1) Pembayaran premi didasarkan atas jenis akad tijarah dan jenis akad
tabarru‟
2) Untuk menentukan besarnya premi, perusahaan asuransi syariah dapat
menggunakan rujukan, misalnya tabel mortalita untuk asuransi jiwa dan
tabel morbidita untuk asuransi kesehatan
3) Premi yang berasal dari jenis akad mudharabah dapat diinvestasikan dan
hasil investasinya dibagi hasilkan kepada peserta
d. Masalah Klaim :
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
47/107
35
1) Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang telah disepakati pada awal
perjanjian
2) Klaim dapat berbeda dalam jumlah sesuai dengan premi yang dibayarkan
3) Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta, dan
merupakan kewajiban perusahaan memenuhinya
4) Klaim atas akad tabarru’ , merupakan hak peserta dan hak perusahaan,
sebatas yang disepakati dalam akad
e. Masalah Investasi :
1)
Perusahaan selaku pemegang amanah wajib melakukan investasi dari dana
yang terkumpul
2) Investasi wajib dilakukan sesuai dengan syariah
f. Masalah Pengelolaan Dana :
1) Pengelolaan asuransi syariah hanya boleh dilakukan oleh suatu lembaga
yang berfungsi sebagai pemegang amanah
2) Perusahaan asuransi syariah memeperoleh bagi hasil dari pengelolaan
dana yang terkumpul atas dasar akad tijarah (mudharabah)
3) Urusan asuransi syariah memperoleh ujrah ( fee) dari pengelolaan dana
akad tabarru’ atau hibah.
5. Produk-Produk Asuransi Syariah PT Sinarmas Syariah
Produk asuransi syariah dipahami sebagai suatu model jaminan (proteksi)
yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan asuransi syariah untuk ditawarkan
kepada masyarakat luas agar ikut serta berperan sebagai anggota (peserta) dari
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
48/107
36
sebuah perkumpulan pertanggungan yang secara materi mendapat keamanan
bersama.
Sedang proses marketing yang terjadi pada perusahaan asuransi syariah,
seharusnya tidak hanya bertumpu pada penjualan terhadap produk-produk yang
dikeluarkan oleh perusahaan tetapi lebih berorientasi pada penawaran
keikutsertaan untuk saling menanggung (takaful ) pada suatu peristiwa yang
belum terjadi dalam jangka waktu tertentu. Sehingga uang yang disetor oleh
nasabah asuransi syariah merupakan dana tabarru‟ yang sengaja diniatkan untuk
melindungi dia dan nasabah lainya dalam menghadapi peril (peristiwa asuransi).17
Adapun produk asuransi syariah yang sering dipakai dalam operasional
sebuah perusahaan asuransi syariah secara garis besar dapat dipilah menjadi dua,
yaitu: (a) produk asuransi syariah dengan unsur saving dan (b) produk asuransi
syariah nonsaving .
Produk asuransi syariah dengan unsur saving adalah sebuah produk
asuransi yang didalamnya menggunakan dua buah rekening dalam setiap
pembayaran premi, yaitu rekening untuk dana tabarru‟ (sosial) dan rekening untuk
dana saving (tabungan). Adapun status kepemilikan dana pada rekening masih
menjadi milik anggota bukan menjadi milik perusahaan asuransi, perusahaan
hanya berfungsi sebagai lembaga pengelolah. Karena dana tersebut masih
menjadi milik peserta asuransi, maka tatkala peserta asuransi berkeinginan
menarik dana itu, pihak perusahaan tidak ada dalih untuk menolaknya.
17 AM Hasan Ali, Pemasaran dan Sistem Pengajian Asuransi Syariah, makalah diskusi pada
program pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
49/107
37
B. Pendapatan Premi
1. Pengertian Pendapatan Premi
Pendapatan Premi adalah Sejumlah uang yang dibayarkan oleh seorang
pemegang polis kepada perusahaan asuransi sehubungan dengan adanya
perjanjian pertanggungan yang dituangkan dalam polis asuransi.18
Sedangkan pengertian premi pada asuransi syari‟ah adalah sejumlah dana
yang dibayarkan oleh peserta yang terdiri atas dana tabungan dana tabarr‟u. dana
tabungan adalah dana titipan dari perserta asuransi syari‟ah (life insurace) dan
akan mendapat alokasi bagi hasil (mudharabah) dari pendapatan investasi bersih
yang diperoleh setiap tahun. Dana tabugan beserta alokasi bagi hasil akan
dikembalikan kepada peserta apabila peserta yang bersangkutan mengajukan
klaim, baik berupa klaim nilai tunai maupun klaim manfaat asuransi. Sedangkan
tabarru‟ adalah derma atau dana kebijakan yang diberikan dan diikhlaskan oleh
peserta asuransi jika sewaktu-waktu akan dipergunakan untuk membayar klaim
atau manfaat asuransi (life maupun general insurance).19
Premi merupakan factor yang penting dalam asuransi baik bagi
penanggung maupun bagi tertanggung, premi juga bisa disebut dengan istilah
kontribusi atau dalam bahasa fiqh disebut al-musahamah, kontribusi (al-
musahamah) dalam perjanjian asuransi syariah adalah pertimbangan keuangan
18 A. Hasyim Ali, Drs., Agustinus Subekti, Drs., Wardana, Drs., Kamus Asuransi, Jakarta :
Bumi Aksara, 1996, h. 24819 M Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and general ) konsep dan system operasional . (Jakarta
: Gema Insani, 2004), cet ke-7, h. 311
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
50/107
38
(al-iwad) dari bagian peserta yang merupakan kewajiban yang muncul dari
perjanjian antara peserta dengan pengelola.20
Dalam himpunan Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional MUI edisi revisi tahun
2006 dijelaskan bahwa premi adalah kewajiban peserta asuransi untuk
memberikan sejumlah dana kepada PT Asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam
akad.21
Dalam asuransi syariah premi terbagi menjadi tiga yaitu premi tabungan,
premi biaya, premi tabarru‟. Premi tabungan adalah premi yang disetor oleh
pemegang polis untuk dipergunakan sesuai keperluan masing-masing pemegang
polis. Menurut keputusan Menteri Keuangan Indonesia No. 225/KMK.017/1993,
PT Asuransi boleh pula memasukan unsur tabungan kedalam premi sehingga
akan terbentuk apa yang disebut dengan nilai tunai yang akan dikembalikan pada
kepada pemegang polis baik sewaktu maupun diakhir masa asuransi pada PT
Asuransi syari‟ah, nilai tunai sama dengan akuntansi tabungan.
Premi biaya adalah sejumlah uang yang dibayarkan peserta suransi untuk
membayar biaya administrasi dan operasional. Sedangkan premi tabarru‟ adalah
sejumlah uang yang dibayarkan oleh pemegang polis atau peserta asuransi secara
tulus ikhlas dan tidak untuk diminta kembali ditunjukan untuk tolong menolong.
Premi tabarru‟ adalah premi yang disebut sebagai premi proteksi pada asuransi
konvensional adalah untuk menolong peserta suransi yang sedang menghadapi
musibah, serta boleh pula digunakan untuk berbagai kebijakan lainnya. Premi
tabarru‟ bukan menjadi hak milik perusahaan, bila perusahaan tidak lagi
20 Ibid , h. 31121 Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan fatwa Dewan Syariah Nasional MUI , Edisi
Revisi 2006, no.21/DSN-MUI/X/2001, tentang pedoman umum asuransi syariah.
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
51/107
39
menjalankan usahanya maka saldo dana tabarru‟ dikembalikan kepada umat untuk
berbagai aktifitas kebajikan.22
C. Hasil Investasi
1. Pengertian Hasil Investasi
Hasil Investasi adalah sejumlah dana yang terkumpul dari investasi
syariah dimana terdapat keuntungan, dan keuntungan tersebut di bagi pada
pemilik dana dan pengelolah dana.
Definisi investasi menurut Iwan P. Pontjowinoto adalah menanamkan atau
menempatkan asset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang
diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya
di masa mendatang. Sedangkan investasi keuangan adalah menanamkan dana
pada suatu surat berharga yang diharapkan akan meningkatkan nilainya di masa
mendatang.23
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
investasi adalah sebuah kegiatan di mana seseorang mengorbankan sesuatu yang
dia punya baik berupa harta benda maupun uang demi mendapatkan keuntungan
di masa yang akan datang. Dalam berinvestasi terdapat dua macam asset yaitu
aset riil dan aset finansial. Aset riil adalah asset yang memiliki wujud, seperti
rumah, tanah, gedung dan yang lainnya. Sedangkan aset finansial adalah aset
22 Ibid23 Iwan P.Pontjowinoto, Prinsip Syariah di Pasar Modal (Pandangan Praktisi), (Jakarta:
Modal Publications, 2003), h. 45
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
52/107
40
yang wujudnya tidak terlihat namun memiliki nilai yang tinggi, seperti saham,
obligasi, reksadana dan yang sejenisnya.
Ada dua hal yang menjadi landasan dalam ekonomi Islam, yaitu Al-
Qur’an dan Hadits. Hukum-hukum yang diambil dari kedua sumber tersebut
secara konseptual dan prinsip adalah hukum yang tidak dapat diubah-ubah.
Setidaknya ada empat landasan normatif alam etika Islami, yang dapat
dipresentasikan dalam aksioma etika yaitu :24
a. Landasan Tauhid
Landasan tauhid merupakan landasan filosofis yang dijadikan sebagai fondasi
bagi umat muslim dalam melangkah menjalankan fungsi hidupnya,
diantaranya adalah menjalankan fungsi aktivitas ekonomi. Makna tauhid
dalam konteks etika Islam adalah kepercayaan penuh dan murni terhadap ke-
Esaan Tuhan, yang secara khusus menunjukkan dimensi vertikal Islam.
b. Landasan Petanggungjawaban
Aksioma tanggung jawab ini erat kaitannya dengan aksioma kebebasan,
karena kedua aksioma tersebut merupakan pasangan alamiah. Dalam hal ini
pemberian segala kebebasan usaha yang dilakukan manusia tidak terlepas dari
pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukannya.
c. Landasan Keadilan dan Kesejahteraan
Adil merupakan salah satu nilai-nilai ekonomi yang ditetapkan dalam Islam.
Landasan keadilan dalam ekonomi berkaitan dengan pembagian manfaat
24 Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.28-
29
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
53/107
41
kepada semua komponen dan pihak yang terlibat dalam usaha ekonomi.
Landasan kesejajaran berkaitan dengan kewajiban terjadinya sirkulasi
kekayaan pada semua anggota masyarakat dan mencegah terjadinya
konsentrasi ekonomi hanya pada segelintir orang.
d.
Landasan kehendak bebas
Dalam pandangan Islam, manusia secara sunnatullah terlahir dengan memiliki
kehendak bebas, yakni potensi menentukan pilihan yang beragam. Oleh
karena kebebasan manusia tidak dibatasi, maka manusia memiliki kebebasan
pula untuk menentukan pilihan yang salah ataupun yang benar.
Keempat landasan etika Islam tersebut diatas dikaitkan dengan
permasalahan ekonomi, khususnya dalam bidang investasi, maka jelas ia
memiliki akar dari syariah yang menjadi panduan dalam bertindak. Suatu hal
yang dapat menimbulkan dampak serius pada kesejahteraan adalah pemahaman
bahwa memanfaatkan sumber daya ekonomi merupakan bentuk dari amanah
Allah SWT.25
2. Tujuan investasi
Tujuan utama dari kebijakan investasi dalam suatu perusahaan adalah
untuk implementasi rencana program yang dibuat agar dapat mencapai return
positif, dengan probabilitas yang tinggi, dari asset yang tersedia untuk
diinvestasikan.
Alasan mengapa seseorang atau suatu perusahaan melakukan investasi
antara lain adalah :
25 Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 29
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
54/107
42
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang.
Setiap orang pasti ingin meningkatkan taraf hidup atau setiap perusahaan pasti
ingin memajukan perusahanya dimasa yang akan datang, oleh karena itu
mereka melakukan investasi dengan tujuan akan mendapatkan kehidupan
yang lebih layak dimasa yang akan datang.
b. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi, seseorang atau
perusahaan dapat menghindarkan kekayaannya tidak merosot nilainya
dikarenakan inflasi.
c.
Dorongan untuk menghemat pajak. Kebijakan mereka untuk meningkatkan
investasi salah satunya yaitu fasilitas pajak yang diberikan kepada seseorang
atau suatu perusahaan yang melakukan investasi.
D. Cadangan Dana Tabarru’
Cadangan dana tabarru adalah cadangan yang dibentuk dari surplus
underwriting yang tidak dibagikan kepada peserta dan kepada entitas asuransi
syariah.26
Cadangan dana tabarru‟ diakui pada saat dibentuk sebesar jumlah yang
dianggap mencerminkan kehati-hatian agar mencapai tujuannya yang bersumber dari
surplus underwriting dana tabarru‟.
Tujuan cadangan dana tabarru‟
1.
Menyediakan cadangan defisit yang akan terjadi dipriode mendatang.
26 PSAK, edisi syariah no. 108.pmd, h. 111.7
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
55/107
43
2. Memitigasi dampak resiko kerugian yang luar biasa yang terjadi pada periode
mendatang untuk jenis asuransi yang menunjukkan derajat volatilitas klaim yang
tinggi.
E. Dana Tabrru’
Dana Tabarru‟ bersal dari kata tabarra‟a- tabarru‟an, artinya sumbangan,
hibah, atau derma. Tabarru‟ merupakan pemberian sukarela seseorang kepada
orang lain, tanpa ganti rugi, yang mengakibatkan berpindahnya kepemilikan harta
itu dari pemberi kepada orang yang diberi.
Tujuan dana tabarru‟
1. Mempersiapkan sejumlah dana untuk terjadi‟nya klaim
2. Membayar santunan kebajikan (klaim) kepada peserta
3. Menurunkan tarif tabarru‟ jika tariff tabarru‟ sudah terkumpul memadai
4. Dapat meningkatkan kesejahteraan umat
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
56/107
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’ sebagai
variabel dependen. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sinarmas Syariah
yang berlokasi di Komp. Perkantoran Kebayoran Mall Jl. Kebayoran Baru No.9-10,
Mayestik Jakarta Selatan, dengan melihat laporan keuangan bulanan periode Januari
2011 sampai dengan Desember 2013. Adapun metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda.
Penulis memakai metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang
menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta
penampilan hasilnya.1 Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan deskriptif-
kuantitatif dengan menggunakan Laporan Keuangan sebagai kasus. Oleh karena itu,
data-data atau laporan keuangan merupakan analisis inti dari penulisan ini.
B. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa
laporan keuangan bulanan periode Januari 2011 sampai dengan Desember 2013. Data
1 Arikunto Suharsini , Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik , Jakarta, PT. Rineka
Cipta, 2006, Cet. XIII, h. 12
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
57/107
45
sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain.2 Berdasarkan
sumber data tersebut maka diperoleh data meliputi data premi, investasi dan cadangan
dana tabarru’.
C. Metode Analisis Data
Untuk mencapai tujuan penelitian dan pengujian hipotesis, maka dalam
penelitian ini digunakan analisis regresi berganda. Untuk mengetahui apakah ada
pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen, maka
digunakan model regresi linear berganda (mulitiple regression) yang dirumuskan
sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2
Dimana :
Y = Cadangan dana tabarru’
α = Konstant
X1 = Premi
X2 = Investasi
β = Koefisien regresi dari setiap independen variabel
1. Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini memakai beberapa uji asumsi klasik yang harus
dipenuhi sebagai prasyarat untuk melakukan uji regresi sehingga nantinya dapat
2 Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan
Menulis Tesis, Jakarta, Erlangga, 2009, Edisi 3, h.148
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
58/107
46
diperoleh penelitian yang bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimators).
Berbagai uji asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :3
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah
nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Jadi dalam hal ini yang di
uji normalitas bukan masing-masing variabel independen dan dependen tetapi
nilai residual yang dihasilkan dari model regresi. Model regresi yang baik
adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Ada dua
cara yang biasa digunakan untuk menguji normalitas pada model regresi
antara lain dengan analisis grafik (normal P-P plot) regresi dan uji One
Sample Kolmogorov-Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal jika
signifikansi lebih besar dari 0,05 pada uji normalitas dengan metode One
Sample Kolmogorov-Smirnov.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas data dengan
analisis grafik (normal P-P plot) adalah :
1) Dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual sebagai dasar
pengambilan keputusannya. Jika menyebar sekitar garis dan mengikuti
garis diagonal maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi
secara normal.
3 Duwi Priyatno, SPSS Analisis Statistik Data Lebih Cepat, Efisisen, dan Akurat , Yogyakarta,
MediaKom, 2011
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
59/107
47
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal maka residual pada model regresi tersebut tidak terdistribusi
secara normal.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model
regresi. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan linier antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat
yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya
multikolinearitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan di
antaranya :4
1) Dengan melihat nilai Inflation Factor (VIF) pada model regresi.
2) Dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r 2) dengan
nilai determinasi secara serentak (R 2), dan
3) Dengan melihat nilai Eigenvalue dan Condition Index.
Pada uji multikolinearitas ini dilihat pada nilai Inflation Factor (VIF)
dan Tolerance pada model regresi. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan
Tolerance lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi keidaksamaan varian dari residual pada suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
4 Duwi Priyatno, Paham Anlaisa Statistik Data dengan SPSS , Yogyakarta, MediaKom, 2010,
h. 81
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
60/107
48
heteroskedastisitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan
antara lain uji korelasi Spearman, uji Glejser, uji Park, dan Scatter plot (nilai
prediksi ZPRED dengan residual SRESID).
Dalam pengujian heteroskedastisitas yang digunakan adalah dengan
menggunakan uji korelasi Spearman. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dengan melakukan analisis korelasi Spearman antara
residual dengan masing-masing variabel independen. Jika nilai signifikansi
antara variabel independen dengan residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah model regresi ada
korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode
sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah yang tidak adanya masalah
autokorelasi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah uji Durbin-
Watson (uji DW).
Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson sebagai berikut:
1) du < dw < 4 – du maka H0 diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi.
2) dw < dl atau dw > 4 – dl maka H0 ditolak, artinya terjadi autokorelasi.
3) dl < dw < dl atau 4 – du < dw < 4 – dl, artinya tidak ada kepastian atau
kesimpulan yang pasti.
Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistic Durbin Watson yang
bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan.
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
61/107
49
2. Uji Hipotesis
Teori yang digunakan dalam penelitian kuantitatif akan
mengidentifikasikan hubungan antarvariabel. Hubungan antarvariabel bersifat
hipotesis. Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik mengenai
karakteristik populasi dan merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya
atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.5 Adapun
rumusan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Uji t
Pengujian terhadap variabel-variabel independen secara parsial
(individu) yang ditujukan untuk melihat signifikan dan pengaruh variabel
Independen secara individu terhadap varian variabel dependen, dengan asumsi
variabel independen lainnya dianggap konstan.
Tahap-tahap untuk melakukan Uji t, adalah:
1) Merumuskan Hipotesis
a) Ho : β1 ≤ 0 = Secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara
Pendapatan premi terhadap cadangan dana tabarru’.
Ha : β1 > 0 = Secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara
pendapatan premi terhadap cadangan dana tabarru’.
b) Ho : β2 ≤ 0 = Secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara
Hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’.
5 Prasetyo Bambang dan Miftahul Jannah Lina, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi, Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada, 2005, h. 76
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
62/107
50
Ha : β2 > 0 = Secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara hasil
investasi terhadap cadangan dana tabarru’.
2) Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 0,05 ( = 5%)
3) Menentukan t hitung
4) Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan df (n-k-1) atau 33-2-1 = 30 (dimana n adalah jumlah data dan k
adalah jumlah variabel independen).
5) Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Ho diterima jika – t tabel t hitung t tabel
Ho ditolak jika – t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
b. Uji F
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
(pendapatan premi dan hasil investasi) secara bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap varia bel dependen (cadangan dana tabarru’).
Hasil uji F dapat dilihat pada output ANOVA dari hasil analisis regresi
linier berganda di atas. Tahap-tahap untuk melakukan Uji F, adalah :
1) Merumuskan Hipotesis
Ho : β1 = β2 = 0, maka tidak ada pengaruh antara pendapatan premi dan
hasil investasi secara bersama-sama terhadap cadangan dana tabarru’.
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
63/107
51
Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0, maka ada pengaruh antara pendapatan premi dan hasil
investasi secara bersama-sama terhadap cadangan dana tabarru’.
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas :
a) Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima
b)
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak.
2) Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 0,05 ( = 5%)
3) Menentukan F hitung
4) Menentukan F tabel
Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, = 5%, df 1 (jumlah
variabel-1), 3-1 = 2, dan df 2 (n-k-1) atau 33-2-1 = 30 (dimana n adalah
jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen).
5) Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Ho diterima bila F hitung ≤ F tabel
Ho ditolak bila F hitung > F tabel
c. Analisis determinasi (R 2)
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase
sumbangan pengaruh variabel independen (pendapatan premi dan hasil
investasi) secara serentak terhadap variabel dependen (cadangan dana
tabarru’). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar prosentase variasi
variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan
variasi variabel dependen. R 2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikit pun
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
64/107
52
prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap
variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam
model tidak menjelaskan sedikit pun variasi variabel dependen. Sebaliknya R 2
sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan
variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi
variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi
variabel dependen.
Besarnya Koefisien determinasi (R 2) didapat dengan mengkuadratkan
koefisien korelasi r. Semakin besar R 2, maka semakin besar (kuat) pula
hubungan antara variabel terikat dengan satu atau banyak variabel bebas.6
Angka koefisien korelasi yang dihasilkan dalam uji ini dapat berguna untuk
menunjukkan kuat lemahnya hubungan antara variabel independen dan
dependennya.
D. Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
kuantitatif (fakta yang representasikan dalam bentuk angka). Yang berfungsi sebagai
variabel bebas (independen) adalah variabel pendapatan premi dan hasil investasi.
Sedangkan variabel terikat (dependen) adalah cadangan dana tabarru’.
Variabel-variabel tersebut antara lain:
6 Nachrowi D Nachrowi dan Hardius Usman, Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika
Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
2006, h. 125
-
8/20/2019 Arief Fadlullah Fsh
65/107
53
Y : Cadangan Dana Tabarru’
X1 : Pendapatan Premi
X2 : Hasil Investasi
Hubungan variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah s