ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENERAPAN ATURAN IMO RESOLUSI MSC.215(82) DAN IMO RESOLUSI MSC.291(87) PSPC (PERFORMANCE
STANDARD FOR PROTECTIVE COATING) PADA PEMBANGUNAN OIL TANKER
OLEHSENDI PRAHASTU
4108100022
Dosen PembimbingIr. Triwilaswandio WP, M. Sc
AGENDA PRESENTASI
PENDAHULUAN
STUDI PUSTAKA
METODOLOGI PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang Area tangki ballast dan tangki muat oil tanker merupakan area
yang sangat rentan terjadinya korosi
Karena latar belakang tersebut IMO mengeluarkan peraturan baru
yaitu IMO MSC.215(82) dan IMO MSC.291(87) PSPC untuk
tangki ballast dan tangki muat
Dalam peraturan baru tersebut terdapat persyaratan teknis baru
yang harus dipenuhi untuk persiapan coating dan aplikasi coating.
Perumusan Masalah Apakah IMO MSC.215(82) dan IMO MSC.291(87) PSPC dan
bagaimana penerapannya pada pembangunan oil tanker?
Bagaimanakah prosedur-prosedur persiapan permukaan dan
aplikasi coating untuk memenuhi persyaratan teknis IMO PSPC?
Bagaimanakah implikasi biaya produksi akibat penerapan
persyaratan teknis IMO PSPC pada pembangunan oil tanker?
Berapakah biaya yang diperlukan untuk menerapkan peraturan
PSPC pada tangki ballast dan tangki muat per m2?
Tujuan PenelitianMengevaluasi dan mengobservasi penerapan peraturan IMO
MSC.215(82) dan IMO MSC.291(87) PSPC pada pembangunanoil tanker.
Mengevaluasi dan mengobservasi prosedur-prosedur persiapan permukaan dan aplikasi coating untuk memenuhi persyaratan IMO PSPC.
Menganalisa implikasi biaya produksi akibat penerapan persyaratan teknis peraturan IMO PSPC pada pembangunan Oil Tanker.
Menganalisa biaya yang diperlukan untuk menerapkan peraturanPSPC pada tangki ballast dan tangki muat per m2
Batasan Masalah Kapal yang di jadikan objek adalah kapal jenis oil tanker
Kapal oil tanker yang di maksud adalah yang dibangun mulai 1
january 2009 atau setelahnya dan diwajibkan menerapkan PSPC.
Kapal Oil tanker yang berukuran diatas 3000 dwt
Biaya yang dimaksud adalah biaya material dan biaya kebutuhan
jam orang
Kapal oil tanker yang di teliti diasumsikan telah menerapkan
peraturan PSPC untuk tangki ballast dan tangki muat
Data yang diperoleh dari galangan diasumsikan benar.
IMO MSC.215(82) PSPC untuk Tangki Ballast
Peraturan PSPC yang ditujukan pada tangki ballast air laut dari
semua jenis kapal lebih dari dari 500 GT dan double-side skin spaces
pada kapal Bulk Carrier yang panjangnya 150 m atau lebih.
Dimana:
• Kontrak pembangunan pada atau setelah 1 july 2008
• Lunas kapal di pasang pada 1 january 2009
• Penyerahan kapal pada atau setelah 1 july 2012
STUDI PUSTAKA
IMO MSC.291(87) PSPC untuk Tangki Muat
Peraturan PSPC yang ditujukan pada cargo oil tank selama
pembangunan crude oil tanker baru dengan DWT 5000 ton atau
lebih, Dimana:
•Kontrak pembangunan pada atau setelah 1 january 2013
•Lunas kapal di pasang pada 1 july 2013
•Penyerahan kapal pada atau setelah 1 january 2016
PSPC (Performance Standard For Protective Coating)PSPC merupakan Standar yang didasarkan pada spesifikasi dan
persyaratan yang bertujuan untuk memberikan target kegunaan umur
coating 15 tahun, yang dianggap sebagai periode waktu dari aplikasi
awal, dimana sistem coating ini dimaksudkan untuk tetap dalam
kondisi "BAIK“.
Penerapan PSPC pada Proses Pembangunan Kapal• Preparation
- PSP (Primary Surface Preparation)Water jetting- Dilakukan jika kadar garam permukaan ≥ 50 mg/m² Blasting- Tidak boleh dilakukan jika
Kelembaban relatif di atas 85%, atauSuhu permukaan baja kurang dari 3 ° C di atas dew point.
- Tingkat kebersihan permukaan setara dengan Sa 2 ½ dengan profil permukaan 30-75 µm
Shop PrimerHarus dari zinc yang mengandung inhibitor silikat
Penerapan PSPC pada Proses Pembangunan Kapal• Fabrikasi
- Pekerjaan Pemrosesan Baja (Steel Work)Penghilangan ujung tajam
• Subassembly- Pekerjaan Pemrosesan Baja (Steel Work)
Penghilangan ujung tajam
Penerapan PSPC pada Proses Pembangunan Kapal• Assembly
- Persiapan Permukaan sebelum blasting tangki ballastPenghilangan ujung tajam yang tersisa
- SSP (Secondary Surface Preparation) tangki ballastWater jettingBlasting
- Aplikasi Coating tangki ballastCoating harus berbasis epoxy, dengan sistem multi coat dengan 1-2 stripe coat. Nominal Dry Film Thickness (NDFT) 320 µm
Coating Lapis Pertama (First Coat)Stripe coat 1 & 2Coating Lapis Kedua(Second coat)
• Erection- Perbaikan kerusakan coating pada area joint erection tangki ballastJika area kerusakan kurang dari 2 % perlakuan permukaan
boleh dengan power tooling, jika lebih maka dengan blasting- SSP (Secondary Surface Preparation) tangki muat
Water jettingBlasting
- Aplikasi coating tangki muatCoating Lapis Pertama (First Coat)Stripe coat 1 & 2Coating Lapis Kedua(Second coat)
METODOLOGI PENELITIAN
START
Studi Pustaka
Studi Lapangan dan Pengumpulan dataa. Data utama kapalb. Data primer dan data sekunderc. Metode pembangunan kapal
Pembangunan kapal denganmenerapkan IMO PSPC
Pembangunan kapal yang belummenerapkan IMO PSPC
Pengolahan data :- Teknis persiapan
permukaan dan coating- Estimasi biaya kebutuhan
material- Estimasi biaya kebutuhan
JO
Pengolahan data :- Teknis persiapan
permukaan dan coating- Estimasi biaya kebutuhan
material- Estimasi biaya kebutuhan
JO
Analisa Teknis Analisa Teknis
Analisa Ekonomis Analisa Ekonomis
Pengolahan data :- Perbandingan implementasi peraturan
PSPC pad pembangunan kapal yangberbeda metode
- Perbandingan teknis dan ekonomispembangunan dengan penerapan PSPCdan yang belum menerapkan PSPC
Kesimpulan dan Saran
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kapal-kapal yang dijadikan objek penelitian :1. Oil Tanker 17500 DWT PT PAL2. Oil Tanker 6500 DWT PT DPS3. Oil Tanker 3500 DWT PT Dumas
Data Data yag diperoleh Kontruksi melintang dan Construction Profile Oil Tanker yang dibangun
PT. PAL, PT. DPS, dan PT. Dumas Teknis penerapan PSPC, data coating, satuan kebutuhan material, dan
satuan produktivitas untuk masing-masing pekerjaan Harga material, dan harga tenaga kerja perhari.
Analisa Teknis Pembangunan Kapal yan Belum Menerapkan PSPC dan yang sudah menerapkan PSPC
Tanpa Penerapan PSPC Dengan Penerapan PSPCPSP(Primary Surface Preparation)• Tidak ada pengukuran kadar garam
permukaan• Tidak ada pengukuran temperatur
permukaan dan dew point sebelumblasting
• Tidak diwajibkan untuk penghilangankadar garam dengan water jetting
• Tingkat kebersihan permukaan tidakdiatur
• Bahan shop primer tidak diatur
PSP (Primary Surface Preparation)• Kadar garam harus diukur• Jika kadar garam lebih dari 50 mg/m2,
wajib untuk dihilangkan dengandengan water jetting atu proses setaralainnya
• Temperatur permukaan dan dew point harus diukur sebelum blasting
• Tingkat kebersihan permukaan setaradengan Sa dengan profil antara 30-75 µm
• Shop primer harus zinc berbasisinhibitor silikat
Analisa Teknis Pembangunan Kapal yan Belum Menerapkan PSPC dan yang sudah menerapkan PSPC
Tanpa Penerapan PSPC Dengan Penerapan PSPCSteel Work• Tidak diwajibkan untuk penghilangan
ujung tajam
Steel Work• Diwajibkan untuk penghilangan ujung
tajam, spatter pengelasan, dan welding bead yang kasar dengan proses grindaatau setara. Ujung tajam harusdirounded 2 mm
Analisa Teknis Pembangunan Kapal yan Belum Menerapkan PSPC dan yang sudah menerapkan PSPC
Tanpa Penerapan PSPC Dengan Penerapan PSPCSSP(Secondary Surface Preparation)• Tidak ada pengukuran kadar garam
permukaan• Tidak ada pengukuran temperatur
permukaan dan dew point sebelumblasting
• Tidak diwajibkan untuk penghilangankadar garam
• Tingkat kebersihan permukaanberdasarkan rekomendasi paint manufacture
SSP(Secondary Surface Preparation)• Kadar garam harus diukur• Temperatur permukaan dan dew point
harus diukur sebelum blasting• Jika kadar garam lebih dari 50 mg/m2,
wajib untuk dihilangkan dengandengan water jetting atu proses setaralainnya
• Tingkat kebersihan permukaan setaradengan Sa dengan profil antara 30-75 µm
Analisa Teknis Pembangunan Kapal yan Belum Menerapkan PSPC dan yang sudah menerapkan PSPCTanpa Penerapan PSPC Dengan Penerapan PSPCAplikasi Coating• Basis coating tidak diatur• Jumlah lapisan sesuai dengang
rekomendasi paint manufacture, dantidak diwajibkan untuk stripe coat.
• Minimal NDFT berdasarkanrekomendasi paint manufacture.
Aplikasi Coating• Coating harus berbasis epoxy• Terdiri dari minimal 2 lapis full coat,
dan 1-2 stripe coat• Minimal NDFT sebesar 320 µm
Perlakuan Permukaan SetelahErection • Perlakuan permukaan area yang rusak
bisa dengan power tooling ataublasting.
Perlakuan Permukaan SetelahErection• Perlakuan permukaan area yang
rusak, jika kerusakan kurang dari 2%dari total area tangki, bisa dilakukanpower tooling. Jika lebih besar, makaharus dilakukan blasting.
Perhitungan Luasan kontruksi, panjang area grinda dan panjang area strip coat
Oil Tanker 17500 DWT PT PALLuasan tangki WBT & COT : 42 425.445 m²Panjang area grinda : 72 904.266 mPanjang area strip coating : 83 326.116 m
Oil Tanker 6500 DWT PT DPSLuasan tangki WBT & COT : 21 267.648 m²Panjang area stripe coat : 37 547.168 mPanjang area grinda : 43 037.751 m
Oil Tanker 3500 DWT PT DumasLuasan tangki WBT & COT : 11 482.177 m²Panjang area stripe coating : 32 699.037 mPanjang area grinda : 35 175.735 m
Perhitungan Biaya Tanpa Penerapan PSPC Pada Pembangunan Oil Tanker 17500 DWT PT PAL
Perhitungan Biaya Tanpa Penerapan PSPC Pada Pembangunan Oil Tanker 6500 DWT PT DPS
Perhitungan Biaya Tanpa Penerapan PSPC Pada Pembangunan Oil Tanker 3500 DWT PT Dumas
Perhitungan Biaya Penerapan PSPC Pada Pembangunan Oil Tanker 17500 DWT PT PAL
Perhitungan Biaya Penerapan PSPC Pada Pembangunan Oil Tanker 6500 DWT PT DPS
Perhitungan Biaya Penerapan PSPC Pada Pembangunan Oil Tanker 3500 DWT PT Dumas
Perbandingan Biaya Prosuksi dengan Penerapan PSPC dan Tanpa Penerapan PSPC
Diagram Biaya Produksi dengan Penerapan PSPC dan Tanpa Penerapn PSPC
-500,000,000.00
1,000,000,000.00 1,500,000,000.00
2,000,000,000.00
2,500,000,000.00
3,000,000,000.00
3,500,000,000.00
4,000,000,000.00
4,500,000,000.00
Oil Tanker PT PAL 17500 DWT Oil Tanker 6500
DWT PT DPS Oil Tanker 3500 DWT PT DUMAS
Biaya Produksi PSPC & Non PSPC
Biaya Produksi PSPC Biaya Produksi Non PSPC
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Pada peraturan IMO MSC.215(82) dan IMO MSC.291(87) PSPCterdapat prosedur-prosedur baru yang mengharuskan perlakuanpermukaan sebelum coating dan persyaratan baru untuk sistem coatingyang ditujukan pada tangki ballast dan tangki muat oil tanker.
2. Pelaksanaan persyaratan teknis peraturan IMO MSC.215(82) dan IMOMSC.291(87) PSPC dapat diintegrasikan dan disesuaikan denganmetode pembangunan di galangan kapal. PT PAL mengintegrasikanpenerapan PSPC dengan metode FOBS sedangkan PT DPS dan PTDumas mengintegrasikan penerapan PSPC dengan metode blok.
3. Penerapan peraturan PSPC pada PT PAL yang menggunakan metodeFOBS, proses coating tangki ballast dilakukan saat tahap assemblysedangkan coating tangki muat dilakukan setelah erection. Pada PTDPS dan PT Dumas yang menggunakan metode blok, proses coatingtangki ballast dan tangki muat dilakukan setelah erection.
4. Biaya produksi penerapan PSPC pada oil tanker 17500 DWT PT PALdiperkirakan sebesar Rp. 4,150,900,000. Jika dibanding dengan biayaproduksi tanpa penerapan peraturan PSPC, total biaya tersebutmengalami kenaikan sekitar 21.49 %.
1. Biaya produksi penerapan PSPC pada oil tanker 6500 DWT PT DPSdiperkirakan sebesar Rp. 2,403,900,000. Jika dibanding dengan biayaproduksi tanpa penerapan peraturan PSPC, total biaya tersebutmengalami kenaikan sekitar 31.89 %.
2. Biaya produksi penerapan PSPC pada oil tanker 3500 DWT PTdiperkirakan sebesar Rp. 1,367,100,000. Jika dibanding dengan biayaproduksi tanpa penerapan peraturan PSPC, total biaya tersebutmengalami kenaikan sekitar 32.21 %.
SARAN1. Perlu diadakan sosialisasi yang bersifat aplikatif tentang penerapan
peraturan IMO MSC.215(82) dan IMO MSC.291(87) PSPC kepadapekerja galangan sehingga pekerja galangan mengetahui proses-prosesdalam penerapan peraturan PSPC pada pembangunan kapal.
2. Perlakuan permukaan untuk ujung tajam, welding bead, dan spatterpengelasan sebelum blasting tahap SSP seharusnya lebihdiperketat, hal ini bertujuan untuk menghindari proses gerinda setelahblasting.
3. Untuk pembangunan kapal dengan metode blok, proses gerindaseharusnya lebih banyak dilakukan pada tahapanfabrikasi, assembly, dan sub assembly. Hal ini bertujuan untukmengurangi proses gerinda saat tangki sudah jadi sehinggamemudahkan untuk pemeriksaan dan pembersihan kotoran hasilgerinda.
TERIMA KASIH