-
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil‟alamin dengan Rahmat Allah SWT skripsi ini saya
persembahankan kepada orang-orang yang telah memberikan cinta, kasih,
perhatian, serta motivasi dalam menuntut ilmu
Kedua orang tua tercinta :
Ayahanda H. Zainul Fikri Ilyas dan ibu Hj. Siti Aisyah tercinta yang telah
mendidikku dengan penuh kegigihan dan kesabaran, yang tak henti-hentinya
menyelipkan namuku dalam setiap do‟a nya, berkat do‟a dan dorongan motivasi
beliau berdualah saya dapat menyelesaikan skripsi ini, terimakasih untuk semua
yang ayah ibu berikan selama ini, harapan besarku semoga skripsi ini menjadi
hadiah indah bagi ayah ibu.
Suamiku Edy
Dan anak-anak ku M. Verdy Aldithya dan Vadiya Athirah Naica ialah orang-
orang yang selalu ada memberikan semangat dan mendo‟akan keberhasilanku,
serta keluarga besar “Amin” yang selalu bersamaku, trimakasih banyak. Ucapan
trimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan juga kepada.
Bapak dosen bembimbing yang telah memberikan arahan, masukan serta motivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini, serta dosen-dosen lainnya yang terlibat dalam
penyelesaian skripsi ini.
Sahabat seperjuangan jurusan hukum tata negara, fakultas syariah UIN STS Jambi
Almamater tercinta UIN STS Jambi, tempat penulis menimba ilmu.
-
MOTTO
َ يَأُْمُرُكْم أَْن تَُؤدُّوا اْْلََماوَاِت إِلَٰى أَْهِلَها َوإِذَا َحَكْمتُْم َبْيَه الىَّاِس أَْن إِنَّ اَّللَّ
ا َ وِِعمَّ َ َكاَن َسِميعًا بَِصيًرا يَِعُظُكْم ِبِه ۗ تَْحُكُمىا بِاْلعَْدِل ۚ إِنَّ اَّللَّ إِنَّ اَّللَّ
Artinya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.
( QS. An-Nisa : 58)1
1 QS. An-Nisa : 58
http://www.rumahfiqih.com/quran/surat.php?id=4http://www.rumahfiqih.com/quran/surat.php?id=4
-
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas tentang pelaksanaan Tugas
pokok BAPPEDA berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan
daerah serta faktor penghambat pelaksanaan tugas pokok BAPPEDA berdasarkan
UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara dengan pihak terkait judul serta
dokumentasi. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil dan kesimpulan Pelaksanaan
Tugas Pokok BAPPEDA Muaro Jambi Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah sesuai dengan ketentuan di atas yaitu terkait urusan
konkruen dimana urusan konkruen ini adalah urusan pemerintah yang dibagi
antara pemerintah pusat dan daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota, dimana
urusan konkruen ini terdiri dari wajib dan pilihan. Urusan wajib terkait pelayanan
dasar dan serta urusan pilihan, sehingga BAPPEDA memiliki fungsi sebagai
perumus kebijakan teknis bidang perencanaan daerah, koordinasi perencanaan di
antara dinas-dinas atau satuan organisasi lain di lingkup Pemda, koordinasi dalam
rangka penelitian untuk kepentingan perencanaan pembangunan daerah, semua
hal ini diatur dalam UU Nomor 23 tahun 2014. Faktor penghambat dalam
pelaksanaan tugas BAPPEDA dalam pelaksanaan tuga pokok berdasarkan
Undang-undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah
SKPD seringkali berfikir sektoral/individu yang membuat tidak mudah dalam hal
ini, hubungan antara pemerintah daerah dengan masyarakat serta aspek
penyelenggara pemerintah belum di atur dalam UU Nomor 23 Tahun 2014,
Sinkronisasi Renstra OPD dengan RPJMD, Sinkronisasi kebijakan Kepala Daerah
terhadap hasil Reses DPRD dan Program dari OPD Perencanaan pembangunan
oleh pemerintah daerah sangat dipengaruhi dikarenakan adanya perpindahan
kewenangan yang berdampak dalam pengurangan penganggaran serta penurunan
APBD, serta Koordinasi di BAPPEDA yang tidak lepas dari pelaksanaan kegiatan
sektoral, ditingkat koordinasi antar sektor di pemerintah pusat sendiri kurang
efektif antar kementerian kurang mendukung sehingga dapat memengaruhi
dampak respon daerah dalam menindak lanjuti aturan pemerintah pusat tersebut.
Kata Kunci : Tugas Pokok BAPPEDA, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
-
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa pula
iringan shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi
Muhammad saw.
Skripsi ini diberi judul “TINJAUAN YURIDIS TUGAS POKOK
BAPPEDA KABUPATEN MUARO JAMBI DALAM SISTEM
PEMERINTAHAN BERDASARKAN UU NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG
PEMERINTAHAN DAERAH”. Merupakan suatu kajian mengenai Peraturan
Pemerintah tentang Pemerintah Daerah.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas
penulis ucapkan adalah terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu
penyelesain skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, Ph. D, selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
3. Bapak H. Hermanto Harun, Lc, M.HI., Ph. D, Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag.,
M.HI, dan Dr. Yuliatin, S.Ag., M.HI, Selaku Wakil Dekan I bidang Akademik
,Wakil Dekan II bidang Keuangan, dan Wakil Dekan III bidang
Kemahasiswaaan, di lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
4. Bapak Abdul Razak, S.HI.,M.IS dan ibu Ulya Fuhaidah, S.Hum, MSI, selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Hukum Tatanegara Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
5. Bapak Drs.Asri Neldi dan Ibu Masburiyah, S.AG.,M.Fil.I, selaku Pembimbing
I dan II skripsi ini.
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... ii
PERSEMBAHAN ......................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................ v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. xii
DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Batasan Masalah .......................................................................... 7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 7
E. Kerangka Teori ............................................................................ 9
F. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 20
BAB II : METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu Penelitian ...................................................... 28
B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 28
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 28
D. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 29
E. Tekhnik Analisis Data ................................................................. 30
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 30
G. Jadwal Penelitian......................................................................... 31
-
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Muaro Jambi ..................................................... 33
B. Geografis dan Iklim Muaro Jambi .............................................. 33
C. Pemerintahan ............................................................................... 35
D. Kependudukan dan Ketenagakerjaan .......................................... 37
E. Sosial ........................................................................................... 39
F. Pertania ........................................................................................ 40
G. Wisata.......................................................................................... 40
H. Gambaran Umum BAPPEDA Muaro Jambi .............................. 42
BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Tugas Pokok BAPPEDA Muaro Jambi Berdasarkan
UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah....... 45
B. Faktor Penghambat BAPPEDA Muaro Jambi Dalam Melaksana-
kan Tugas Pokok Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 Tenta-
ng Pemerintahan Daerah ............................................................. 59
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 61
B. Saran ............................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan pedoman
transliterasi berdasarkan surat Keputusan Bersama Menteri Agama Rid An
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor:
u543 b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988. Adapun secara garis besar uraiannya
sebagai berikut:
ARAB LATIN
Konsonan Nama Konsonan Keterangan
(Tidak dilambangkan (half madd ا
B B Be ب
T Th Te ت
Ts Th Te dan Ha ث
J J Je ج
(Ch ḥ Ha (dengan titik di bawah ح
Kh Kh Ka dan Ha خ
D D De د
Dz Dh De dan Ha ذ
R R Er ر
Z Z Zet ز
S Sh Es س
Sy Sh Es dan Ha ش
(Sh ṣ Es (dengan titik di bawah ص
(Dl ḍ De (dengan titik di bawah ض
(Th ṭ Te (dengan titik di bawah ط
(Dh ẓ Zet (dengan titik di bawah ظ
Koma terbalik di atas „ „ ع
Gh Gh Ge dan Ha غ
F F Ef ف
Q Q Qi ق
K K Ka ك
L L El ل
M M Em م
N N En ن
W W We و
H H Ha ه
A ʼ Apostrof ء
Y Y Ye ي
-
2. Vocal rangkap dua diftong bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan
antara harakat dengan huruf, translitterasinya dalam tulisan Latin
dilambangkan dengan huruf sebagai berikut:
a. Vocal rangkap ( َْسى ) dilambangkan dengan gabungan huruf aw, misalnya:
al-yawm.
b. Vocal rangkap ( َْسي ) dilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya: al-
bayt.
3. Vokal panjang atau maddah bahasa Arab yang lambangnya berupa harakat dan
huruf, transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf dan
tanda macron (coretan horizontal) di atasnya, misalnya ( ْ ال فَاْجَِحة = al-fātiḥah ),
م ) .(qīmah = قِي مة ْ ) al-‘ulūm), dan = ال عُلُى
4. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid,
transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf yang sama
dengan huruf yang bertanda syaddah itu, misalnya ( = ḥaddun), ( = saddun),
( = ṭayyib).
5. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,
transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf “al”, terpisah
dari kata yang mengikuti dan diberi tanda hubung, misalnya ( ال بَي ث = al-bayt),
=ْ السمأء ) al-samā’).
6. Tā’marbūtah mati atau yang dibaca seperti ber-harakat sukūn, transliterasinya
dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf “h”, sedangkan tā’ marbūtah
yang hidup dilambangkan dengan huruf “t”, misalnya (ْال ِهالل يَةُ -ru’yat al = ُرؤ
hilāl ).
7. Tanda apostrof („) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk yang
terletak di tengah atau di akhir kata, misalnya (ُْيَة = فُقََهاء ) ,( ru’yah = ُرؤ
fuqahā’).
BAB I
-
BAB 1
PNDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari daerah-daerah provinsi,
daerah kabupaten/kota. Setiap daerah memiliki hak untuk menjalankan rumah
tangganya sendiri. Pemberian otonomi kepada daerah sesuai dengan amanat UUD
1945 pasal 18 ayat (2) yang berbunyi : “pemerintah daerah propinsi, daerah
kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan”. Pembangunan daerah sebagai
bagian integral dari pembangunan nasional tidak bisa dilepaskan dari prinsip
otonomi daerah. 2
Pada hakikatnya otonomi daerah diberikan kepada rakyat sebagai satu
kesatuan masyarakat hukum yang diberi kewenangan untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan yang diberikan oleh pemerintah pusat
kepada daerah dan dalam pelaksanaannya dilakukan oleh kepala daerah dan
DPRD dengan dibantu oleh perangkat daerah. Urusan Pemerintahan yang
diserahkan ke daerah berasal dari kekuasaan pemerintahan yang ada ditangan
Presiden. Konsekuensi dari negara kesatuan adalah tanggung jawab akhir
pemerintahan ada ditangan Presiden. Agar pelaksanaan urusan pemerintahan yang
2 Riski Sembiring, “Tinjauan Yuridis Terhadap Peran dan Tugas Pokok BAPPEDA
dalam Sistem Pemerintahan Daerah di Kabupaten Karo, “ Jurnal Universitas Sumetera Utara
Medan, 2017, hlm. 6.
-
diserahkan ke daerah berjalan sesuai dengan kebijakan nasional maka presiden
berkewajiban untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pemerintahan daerah. 3
Otonomi daerah di Indonesia memasuki babak baru dengan ditetapkannya
Undang- Undang Nomor 23 tahun 2014 menggantikan Undang-Undang Nomor
32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Penetapan Undang-Undang Nomor
23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah berdampak terhadap
penyelenggaraan kesejahteraan sosial.4 Pada penjelasan umum Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, penyelenggaraan
pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta
masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem negara
kesatuan republik indonesia. Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek
hubungan antara pemerintah pusat dengan daerah dan antar daerah, potensi dan
keanekaragaman daerah, serta peluang dan tantangan persaingan global dalam
kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.
Ada perbedaan pembagian kewenangan antara pusat dan daerah pada
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 tahun
2014 yaitu pada Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, urusan pemerintahan
3 Syauqi dan Habibullah, “Implikasi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, “Jurnal
Sosio Informa, Vol 2, No. 1 Januari-Februari 2016, hlm. 19. 4 Ibid., hlm. 20.
-
hanya terbagi dua yaitu urusan absolut dan urusan konkuren, sedangkan pada
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 urusan pemerintahan terbagi menjadi
urusan absolut, urusan pemerintahan umum dan urusan konkuren.
Pada urusan pemerintahan konkuren yaitu urusan pemerintahan yang
dibagi antara pemerintah pusat dan daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota.
Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke daerah menjadi dasar
pelaksanaan otonomi daerah. Urusan pemerintahan konkuren terdiri atas urusan
pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan yang dibagi antara
pemerintah pusat, daerah provinsi, dan daerah kabupaten/kota. Urusan
pemerintahan wajib dibagi dalam urusan pemerintahan wajib yang terkait
pelayanan dasar dan urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait pelayanan
dasar. Untuk urusan pemerintahan wajib yang terkait pelayanan dasar ditentukan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk menjamin hak-hak konstitusional
masyarakat. 5
Mengingat hal tersebut maka salah satu upaya pemerintah dalam rangka
memajukan pembangunan di daerah adalah dengan membentuk suatu badan yang
bertugas khusus dalam perencanaan pembangunan yaitu melalui keputusan
Presiden No.27 tahun 1980, tentang pembentukan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah yang disingkat BAPPEDA pada daerah tingkat I dan daerah
tingkat II di seluruh tanah air.
Badan Perencanaan dan Perencanaan Daerah (Bappeda) memiliki peran
yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan daerah, karena lembaga
5 Ibid., hlm. 21.
-
inilah yang bertanggungjawab dalam hal pelaksanaan pembangunan daerah sesuai
dengan kewenangan yang dimilikinya. Bappeda adalah badan langsung yang
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada daerah. Selain itu, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) merupakan Satuan Kerja. Arah
pembangunan yang terencana dengan baik dan dinamis sangat dipengaruhi adanya
peran serta masyarakat maupun unsur-unsur dalam masyarakat yang secara
langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Hal ini jelas di atur dalam UU Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaa
pembangunan nasional yang menjelaskan bahwa tata cara perencanaan
pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang,
jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara
pemerintah/perangakat daerah dipusat dan daerah dengan melibatkan masyarakat.6
Tugas pokok Pemerintahan adalah pelayanan yang membuahkan
kemandirian. pembangunan menciptakan kemakmuran. Tugas pokok BAPPEDA
adalah melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang perencanaan
pembangunan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.7
Implementasi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah memiliki dampak yang akan ditimbulkan seperti
perencanaan, penganggaran, perizinan, dan pelayanan 4 (empat) dampak pokok
6 Riski Sembiring, “Tinjauan Yuridis Terhadap Peran dan Tugas Pokok BAPPEDA
dalam Sistem Pemerintahan Daerah di Kabupaten Karo, “ Jurnal Universitas Sumetera Utara
Medan, 2017, hlm. 6. 7 Nabila Zatadini, “Peran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam
Peningkatan dan Percepatan Pembangunan di Kabupaten Lampung Utara”, Skripsi Universitas
Lampung, 2018, hlm. 24.
-
yang menjadi akibat dari implementasi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah. Perencanaan pembangunan oleh pemerintah.8
Dasar utama penyusunan perangkat daerah alam bentuk suatu organisasi
adalah adanya urusanan pemerintahan yang perlu ditangani. Namun tidak berarti
bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk kedalam organisasi
tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya
mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan
tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya
tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk,
potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani sasaran dan
prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu kebutuhan akan organisasi perangkat
daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.9
Oleh karena itu BAPPEDA di dalam penelitian ini adalah badan langsung
yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada daerah Muaro Jambi. Selain
itu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) merupakan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan merupakan organisasi perangkat daerah, dan
keberadaannya sebagai unsur penunjang pemerintah dibidang perencanaan
pembangunan daerah. Tugas pokok dan fungsi bappeda Kabupaten Muaro Jambi
haruslah berperan aktif dalam menjalankan wewenang nya sebagai lembaga non
departemen langsung di bawah koordinasi Bupati, hal ini ditekankan karena
8 Riski Sembiring, “Tinjauan Yuridis Terhadap Peran dan Tugas Pokok BAPPEDA
dalam Sistem Pemerintahan Daerah di Kabupaten Karo, “ Jurnal Universitas Sumetera Utara
Medan, 2017, hlm. 12. 9 Nabila Zatadini, “Peran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam
Peningkatan dan Percepatan Pembangunan di Kabupaten Lampung Utara”, Skripsi Universitas
Lampung, 2018, hlm. 18.
-
mengingat pembangunan di wilayah daerah pemerintahan Kabupaten Muaro
Jambi dirasakan belum maksimal dan merata.10
Berbagai persoalan timbul pada pelaksanaan tugas pokok BAPPEDA
dalam sistem pemerintahan daerah Muaro Jambi berdasarkan UU No. 23 tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dimulai dari bagaimana permasalahan terkait
pelaksanaan tugas pokok BAPPEDA di Muaro Jambi berdasarkan UU Nomor 23
tahun 2014, serta faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan tugas
pokok BAPPEDA Muaro Jambi berdasarkan UU no 23 tahun 2014 tentang
pemerintahan daerah.
Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Bappeda Muaro Jambi 2017-
2022 terdapat permasalahan-permaslahan berdasarkan tugas dan fungsi Bappeda
seperti belum optimalnya pemanfaatan peluang otonomi daerah dengan peraturan
perundang-undangan yang ada untuk meningkatkan perencanaan pembangunan di
kabupaten Muaro Jambi, belum optimalnya partisipasi dan kerjasama stakeholder
dengan Bappeda Kabupaten Muaro Jambi dan lain-lain.11
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis tertarik
untuk menyusun skripsi tentang BAPPEDA dengan judul “Tinjauan Yuridis
Tugas Pokok BAPPEDA dalam Sistem Pemerintahan Berdasarkan UU
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah”.
10
Ibid., hlm 2. 11
Rencana Strategi Tahun 2017-2022 Bappeda Muaro Jambi, hlm. 41.
-
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan
sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan Tugas Pokok BAPPEDA Muaro Jambi
berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah?
2. Apa Faktor Penghambat BAPPEDA Muaro Jambi dalam melaksanakan
Tugas Pokok berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
pemerintahan daerah?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas menyebabkan
pembahasan ini menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang telah
penulis buat sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah ini hanya
membahas mengenai pelaksanaan Tugas pokok BAPPEDA berdasarkan UU
Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah serta faktor penghambat
pelaksanaan tugas pokok BAPPEDA berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014
tentang pemerintahan daerah.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
1. Tujuan Penelitian
-
Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya
suatu kejelasan yang dijelaskan dan dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi
ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui BAPPEDA dalam menjalankan tugas pokok dalam
sistem pemerintahan daerah berdasarkan UU Nomor 23
tahun2014tentang pemerintahan daerah
b. Untuk mengetahui faktor penghambat BAPPEDA dalam menjalankan
tugas pokok berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014 tentang
pemerintahan daerah.
2. kegunaan penelitian
a. Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan suatu
pengalaman dan wawasan bagi penulis sendiri terhadap Tugas Pokok
BAPPEDA berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
pemerintahan daerah, serta menjadi bahan bacaan yang menarik bagi
siapapun yang akan membacanya.
b. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata
Satu (S1) di di Fakultas Syari‟ah, Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Siafuddin Jambi.
c. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk di Fakultas Syari‟ah
khususnya jurusan Hukum Tata Negara dan dosen-dosen Fakultas
Syari‟ah lainnya.
-
d. Sebagai sumber referenci dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi
dan praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang
akan bermamfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.
E. Kerangka Teori
1. Sistem Pemerintahan Daerah berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014
Pada penjelasan umum Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
pemerintahan daerah, penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya
saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan
kekhasan suatu daerah dalam sistem negara kesatuan republik indonesia. Ada
perbedaan pembagian kewenangan antara pusat dan daerah pada Undang-Undang
Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 yaitu pada
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, urusan pemerintahan hanya terbagi dua
yaitu urusan absolut dan urusan konkuren, sedangkan pada Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2014 urusan pemerintahan terbagi menjadi urusan absolut,
urusan pemerintahan umum dan urusan konkuren.12
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014, perangkat daerah
provinsi terdiri atas: Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas,
dan Badan sedangkan perangkat daerah Kabupaten/Kota, terdiri atas: Sekretariat
12 http://www.depkes.go.id/resources/download/rakerkesnas-2015/DEPDAGRI.pdf,
diakses pada 18 Desember 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/rakerkesnas-2015/DEPDAGRI.pdf
-
Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas, Badan, dan Kecamatan. Selain
perangkat daerah pada daerah provinsi dan kabupaten/kota terdapat Satuan Polisi
Pamong Praja (Satpol PP). Dengan demikian ada perbedaan perangkat daerah
berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 dengan Undang-Undang
Nomor 32 tahun 2004 yaitu munculnya inspektorat dan badan sebagai kelompok
tersendiri yang masuk kelompok lembaga teknis daerah.13
Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi
dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
UUDNRI Tahun 1945. Sesuai dengan amanat UUDNRI Tahun 1945, pemerintah
daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Berlakunya Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang mencabut Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, membawa
konsekuensi baru terkait pemetaan urusan pemerintahan konkuren antar tingkat
pemerintahan.
Terjadi beberapa perubahan mendasar terkait pembagian urusan
pemerintahan konkuren tersebut. Ada beberapa urusan pemerintahan konkuren
yang sebelumnya merupakan kewenangan kabupaten/kota kemudian menjadi
kewenangan provinsi. Perubahan dasar pelaksanaan otonomi daerah tersebut
membawa pengaruh yang sangat besar dalam pelaksanaan tugas pemerintahan
13 Syauqi dan Habibullah, “Implikasi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, “Jurnal
Sosio Informa, Vol 2, No. 1 Januari-Februari 2016., hlm. 21.
-
bagi pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Melalui perubahan
tersebut akan berimplikasi pada aspek kepegawaian dan aset daerah karena jika
kewenangannya dialihkan tentu saja unsur pelaksana dan asetnya juga harus
beralih. 14
UU Nomor 23 Tahun 2014 menegaskan eksistensi urusan pemerintahan
konkuren yang dibagi bersama antara pemerintah pusat dan daerah sesuai cakupan
penyelenggaraan pemerintahannya. Urusan pemerintahan konkuren terdiri atas
urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan yang dibagi antara
pemerintah pusat, daerah provinsi, dan daerah kabupaten/kota. Urusan
pemerintahan wajib dibagi dalam urusan pemerintahan wajib yang terkait
pelayanan dasar dan urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait pelayanan
dasar. Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Daerah provinsi dengan
Daerah kabupaten/kota walaupun urusan pemerintahan nya sama, perbedaannya
akan nampak dari skala atau ruang lingkup Urusan Pemerintahan tersebut.
Walaupun Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota mempunyai Urusan
Pemerintahan masing-masing yang sifatnya tidak hierarki, namun tetap akan
terdapat hubungan antara Pemerintah Pusat, Daerah provinsi dan Daerah
kabupaten/kota dalam pelaksanaannya dengan mengacu pada norma, standar,
prosedur, dan kriteria (NSPK) yang dibuat oleh Pemerintah Pusat.
14 Budiyono, dkk, “Dekonstruksi Urusan Pemerintahan Konkuren dalam UU Pemerintahan Daerah, “Kanun Jurnal Ilmu Hukum, No. 67, Th. XVII, Desember, 2015, hlm. 421.
-
Adapun uraian pembagian urusan konkuren pemerintahan daerah
berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 disajikan pada tabel berikut.
Urusan Pemerintahan Konkuren Pemerintah Daerah
No.
Wajib - Berkaitan
Dengan Wajib - Tidak Berkaitan
Pilihan
Pelayanan Dasar Dengan Pelayanan
Dasar
1
pendidikan; tenaga kerja; kelautan dan perikanan;
2
kesehatan;
pemberdayaan
perempuan pariwisata;
dan pelindungan anak;
3
pekerjaan umum dan pangan; pertanian;
penataan ruang;
4
perumahan rakyat dan pertanahan; kehutanan;
kawasan permukiman;
5
ketenteraman, ketertiban lingkungan hidup;
energi dan sumber
daya mineral;
umum, dan pelindungan
masyarakat; dan
-
6 sosial.
administrasi
kependudukan perdagangan;
dan pencatatan sipil;
7 -
pemberdayaan
masyarakat perindustrian; dan
dan Desa;
8 -
pengendalian penduduk
dan transmigrasi.
keluarga berencana;
9 - perhubungan; -
10 -
komunikasi dan
informatika; -
11 - koperasi, usaha kecil, dan -
menengah;
12 - penanaman modal; -
13 -
kepemudaan dan olah
raga; -
14 - statistik; -
-
15 - persandian; -
16 - kebudayaan; -
17 - perpustakaan; dan -
18 - kearsipan. -
Sumber: Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
dalam Budiyono, dkk.15
Banyak kewenangan pemerintah kabupaten/kota yang tersebar dalam
urusan pemerintahan konkuren yang sebelumnya menjadi kewenangan
kabupaten/kota dialihkan menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Peralihan
kewenangan tersebut seperti kewenangan di bidang perizinan pertambangan dan
pendidikan Sekolah Menengah Atas sederajat.16
2. Pembangunan Daerah
Pembangunan Daerah yang merupakan bagian integral dari pembangunan
regional dan nasional pada hakekatnya merupakan proses yang bersifat integratif
baik dalam tataran perencanaan, pelaksanaan maupun pengendalian yang
dilakukan secara berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Untuk membangun komitmen dan keinginan bersama tentunya harus
dirumuskan kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan publik dalam kerangka
otonomi daerah dengan mempertimbangkan berbagai isu-isu yang berkembang.
hubungan kemitraan pemerintah daerah dengan masyarakat melalui komitmen
15
Ibid.,, hlm. 424. 16
Ibid., hlm. 426.
-
sungguh-sungguh, merupakan kata kunci yang sangat strategis dan harus menjadi
fokus perhatian untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam pembangunan
yang dikembangkan berdasar pada aspek dan posisi kesejajaran yang besifat
demokratis dan proposional.17
Implementasi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah memiliki dampak yang akan ditimbulkan seperti
perencanaan, penganggaran, perizinan, dan pelayanan 4 (empat) dampak pokok
yang menjadi akibat dari implementasi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah. Perencanaan pembangunan oleh pemerintah.18
Sejak diberlakukannya UU Nomor 23 Tahun 2014 maka pemerintahan
serta pembangunan yang sentralistik atau top down berubah menjadi suatu sistem
yang desentralisasi. Dimana menurut UU tersebut daerah mempunyai kewajiban
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dan salah satunya
kewajiban tersebut adalah mengurus dan mengatur masalah pembangunan. Salah
satu badan yang mempunyai peran sangat penting dalam perencanaan
pembangunan adalalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dimana badan
inilah yang akan membantu Kepala Daerah dalam menentukan kebijakan dibidang
perencanaan pembangunan daerah serta penilaian atas pelaksanaannya.
17 Andi Muhammad Adnan Ar, “Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Kota Makasar dalam Perencanaan Tata Ruang Kota Pada Kawasan Budaya
Terpadu”, Skripsi Universitas Hasanuddin Makasar, 2014, hlm. 27-28.
18
Riski Sembiring, “Tinjauan Yuridis Terhadap Peran dan Tugas Pokok BAPPEDA
dalam Sistem Pemerintahan Daerah di Kabupaten Karo, “ Jurnal Universitas Sumetera Utara
Medan, 2017, hlm. 12.
-
3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Sejak diberlakukannya UU Nomor 23 Tahun 2014 maka pemerintahan
serta pembangunan yang sentralistik atau top down berubah menjadi suatu sistem
yang desentralisasi. Dimana menurut UU tersebut daerah mempunyai kewajiban
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dan salah satunya
kewajiban tersebut adalah mengurus dan mengatur masalah pembangunan. Salah
satu badan yang mempunyai peran sangat penting dalam perencanaan
pembangunan adalalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dimana badan
inilah yang akan membantu Kepala Daerah dalam menentukan kebijakan dibidang
perencanaan pembangunan daerah serta penilaian atas pelaksanaannya.
Fungsi BAPPPEDA
Badan Perencanaan Pembangunan tidak berdiri sendiri di luar tanggung
jawab dari Kepala Daerah yang bersangkutan, melainkan dibentuk untuk bekerja
dan membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan pekerjaan sebagai kepala
daerah yang bertugas untuk merencanakan pembangunan serta mengadakan
penilaian atas pelaksanaannya. Menurut PP RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah pasal 6, dijelaskan bahwa Bappeda merupakan suatu
unsur perencana dalam proses penyelenggaraan pemerintahan daerah, dan
bertanggung jawab terhadap kepala daerah melalui sekretaris daerah.19
19
Ibid.
-
Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Perencanaan Daerah Provinsi
Jambi.
Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda Provinsi Jambi
1. Berdasarkan Pergub Provinsi Jambi Nomor 57 Tahun 2016
Bappeda Provinsi Jambi yang dibentuk berdasarkan Perda
No. 57 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja mempunyai tugas pokok
yaitu : Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah.
Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, Bappeda Provinsi
Jambi mempunyai fungsi :
a) Perumusan kebijakan teknis perencanan pembangunan daerah;
b)Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan
daerah;
c) Pembinaan pelaksanaan tugas bidang perencanaan pembandunan
daerah;
d) Pelaksanaa pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah; dan
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai
dengan tugas dan fungsinya
2. Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
Tugas dan Fungsi Bappeda sesuai dengan Undang-undang
No. 25 tahun 2004 pada pasal 1 ayat 23 menyebutkan Kepala
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggungjawab
-
terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan
pembangunan di Daerah Provinsi, Kabupaten, atau Kota adalah
Kepala Badan Perencanaan pembangunan Daerah yang
selanjutnya disebut Kepala Bappeda.
Kedudukan Bappeda pada Undang-undang No. 25 tahun
2004 pada pasal 32 ayat 4 dan pasal 33 ayat 1, 2, dan 4,
menyebutkan bahwa Gubernur selaku wakil Pemerintah Pusat di
daerah mengkoordinasikan pelaksanaan perencanaan tugas-
tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Gubernur juga
menyelenggarakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi
perencanaan pembangunan antar kabupaten/kota dan selanjutnya
bertanggung jawab untuk menyelenggarakan perencanaan
pembangunan di daerahnya. Dalam penyelenggaraan
perencanaan pembangunan daerah, Kepala daerah dibantu oleh
Kepala Bappeda.20
Bappeda sebagai instansi yang bertanggung jawab terhadap
perencanaan pembangunan daerah, maka Kepala Bappeda
mempunyai tugas antara lain:
a) Menyiapkan Rancangan Awal Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Daerah.
b) Menyelenggarakan Musrenbang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah, dan dilaksanakan paling lambat 1
20 http://bappeda.jambiprov.go.id/welcome/Profil/20/TUGAS-POKOK-DAN-FUNGSI-
BAPPEDA-PROVINSI-JAMBI, di Akses 3 Juli 2018.
http://bappeda.jambiprov.go.id/welcome/Profil/20/TUGAS-POKOK-DAN-FUNGSI-BAPPEDA-PROVINSI-JAMBIhttp://bappeda.jambiprov.go.id/welcome/Profil/20/TUGAS-POKOK-DAN-FUNGSI-BAPPEDA-PROVINSI-JAMBI
-
(satu) tahun sebelum berakhirnya periode RPJP yang sedang
berjalan.
c) Menyusun rancangan akhir RPJP Daerah berdasarkan hasil
Musrenbang Jangka Panjang daerah, dan RPJP Daerah
tersebut ditetapkan dengan Peraturan Daerah
d) Menyiapkan Rancangan Awal Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Daerah, sebagai penjabaran visi,
misi dan program Kepala Daerah ke dalam strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas,
dan arah kebijakan keuangan daerah.
e) Menyusun Rancangan RPJM Daerah dengan menggunakan
rancangan Renstra-SKPD dengan berpedoman pada RPJP
Daerah.
f) Menyelenggarakan Musrenbang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah, yang dilaksanakan paling lambat 2 (dua)
bulan setelah Kepala Daerah dilantik.21
g) Menyusun rancangan akhir RPJM Daerah berdasarkan hasil
Musrenbang Rencana Pembangunan Jangka Menengah.
RPJM Daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Kepala Daerah dilantik.
h) Menyiapkan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) sebagai penjabaran dari RPJM Daerah.
21 http://bappeda.jambiprov.go.id/welcome/Profil/20/TUGAS-POKOK-DAN-FUNGSI-
BAPPEDA-PROVINSI-JAMBI, di Akses 3 Juli 2018.
http://bappeda.jambiprov.go.id/welcome/Profil/20/TUGAS-POKOK-DAN-FUNGSI-BAPPEDA-PROVINSI-JAMBIhttp://bappeda.jambiprov.go.id/welcome/Profil/20/TUGAS-POKOK-DAN-FUNGSI-BAPPEDA-PROVINSI-JAMBI
-
i) Mengkoordinasikan penyusunan rancangan RKPD dengan
menggunakan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renja-SKPD)
j) Menyelenggarakan Musrenbang penyusunan RKPD, yang
dilaksanakan paling lambat bulan Maret
k) Menyusun rancangan akhir RKPD berdasarkan hasil
Musrenbang untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan
APBD dan ditetapkan berdasarkan peraturan Kepala Daerah
l) Menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan
pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing
pimpinan/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai
dengan tugas dan kewenangannya.
m) Menyusun evaluasi rencana pembangunan berdasarkan hasil
evaluasi pimpinan/lembaga dan evaluasi Satuan Kerja
Perangkat Daerah.22
F. Tinjauan Pustaka
Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang
peneliti lakukan, yaitu;
Pertama, Penelitian Yang Dilakukan Oleh Budiyono, Muhtadi, Ade Arif
Firmansyah, Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung, ditulis pada tahun
2015, dengan judul “Dekonstruksi Urusan Pemerintahan Konkuren dalam UU
Pemerintahan Daerah Penelitian ini di fokuskan untuk mendekonstruksi urusan
22
http://bappeda.jambiprov.go.id/welcome/Profil/20/TUGAS-POKOK-DAN-FUNGSI-
BAPPEDA-PROVINSI-JAMBI, di Akses 3 Juli 2018.
http://bappeda.jambiprov.go.id/welcome/Profil/20/TUGAS-POKOK-DAN-FUNGSI-BAPPEDA-PROVINSI-JAMBIhttp://bappeda.jambiprov.go.id/welcome/Profil/20/TUGAS-POKOK-DAN-FUNGSI-BAPPEDA-PROVINSI-JAMBI
-
pemerintahan konkuren pemerintah daerah sehingga akan terlihat titik berat
otonominya. Penelitian yang dilakukan dengan koridor doctrinal research dan
menggunakan statute dan conceptual approach ini menghasilkan temuan sebagai
berikut: Perubahan kewenangan konkuren pemerintah daerah yang diatur dalam
UU No. 23 Tahun 2014 membawa konsekuensi terjadinya polemik antar
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota serta infleksibilitas,
inefektifitas dan inefisiensi dalam pelaksanaan urusan pemerintahan tertentu,
seperti pelaksanaan kewenangan di bidang perizinan pertambangan yang akan
lebih baik jika dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota karena sesuai dengan
aspek perpajakan daerahnya. Hal ini menjadikan pembagian urusan pemerintahan
konkuren daerah dalam UU No. 23 Tahun 2014 bernuansa the thinnest version
rule of law. 23
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Riski Sembiring, mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Tahun 2017, dengan judul
”Tinjauan Yuridis Terhadap Peran dan Tugas Pokok Bappeda dalam Sistem
Pemerintahan Daerah di Kabupaten Karo”. Adapun permasalahan yang diangkat
dalam penulisan ini adalah Bagaimana Tinjauan Tentang Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Bagaimana Peran Dan Tugas Pokok Bappeda Di
Kabupaten Karo dan Bagaimana Tinjauan Yuridis Terhadap Peran Dan Tugas
Pokok Bappeda Dalam Sistem Pemerintahan Daerah Di Kabupaten Karo. Metode
Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan
metode penelitian hukum normatif (yuridis normative) yang dilakukan dengan
23
Budiyono, dkk,”Dekonstruksi Urusan Pemerintah Konkruen Dalam Undang-Undang
Pemerintahan Daerah …, hlm. 430.
-
penelitian kepustakaan (library research). Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan data-data sekunder yang diperoleh dari bahan hukum primer seperti
menganalisis peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan judul skripsi
ini. Dan bahan hukum sekunder seperti buku-buku, serta berbagai majalah,
literatur dan artikel yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam
skripsi ini. 24
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Nugraha Eka Prayudha, mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Lampung, Bandar Lampung
Tahun 2017 Dengan Judul “Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Dalam Pembangunan Kabupaten Tulang Bawang Barat”. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui peranan BAPPEDA dalam pembangunan di Kabupaten
Tulang Bawang Barat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis data secara
kualitatif melalui reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa BAPPEDA Kabupaten
Tulang Bawang Barat telah menjalankan perannya sesuai dengan Keputusan
Presiden No. 27 Tahun 1980. Hal tersebut dilihat dari peran BAPPEDA
Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam melakukan pembangunan yang juga
disesuaikan dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) tahun 2017
yang dibuat oleh BAPPEDA mengarah kepada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) tahap ke dua (2016- 2020) Kabupaten Tulang Bawang
24 Riski Sembiring, “Tinjauan Yuridis Terhadap Peran dan Tugas Pokok BAPPEDA …,
hlm. 2.
-
Barat. Namun berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara, masih ada
beberapa indikator yang belum berjalan dengan maksimal, seperti ketergantungan
dana dari pusat menyebabkan tidak tepatnya jadwal penyusunan Rencana
Anggaran Pembangunan Daerah, karena penyusunan anggaran daerah bergantung
kepada dana dari pusat. Hal tersebut menyebabkan masih sering terjadi
keterlambatan dalam penyusunan APBD. BAPPEDA Kabupaten Tulang Bawang
Barat dapat meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Instansi
Vertikal di daerah sehingga dapat mendukung terlaksananya peran BAPPEDA
yang baik dan kegiatan pembangunan dapat berjalan efektif, efisien dan tepat
sasaran.25
Hasil penelitian ataupun kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan
bahwa faktor yang mendukung berjalannya Rencana Kerja dari Bappeda yaitu
Adanya Koordinasi dalam pelaksanaan suatu rencana, pada dasarnya merupakan
suatu aspek dari pengendalian yang sangat penting, Tingkat partisipasi
masyarakat terhadap proses perencanaan pembangunan di Kabupaten Karo,
Respon dari SKPD yang pro aktif, dan komitmen Pemerintah sedangkan Faktor
penghambatnya yaitu karena aturan dari pemerintah yang sering berganti,
mengenai hal perijinan dan Dampak yang sangat fundamental dari Undang-
undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yaitu terkait masalah
pelayanan. 26
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Nabila Zatadini, mahasiswa
25 Nugraha Eka Prayudha, “Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam
Pembangunan Kabupaten Tulang Bawang Barat”, Skripsi Universitas Lampung, Bandar Lampung
Tahun 2017, hlm. 76. 26
Ibid,
-
Fakultas Hukum , Universitas Lampung Tahun 2018, dengan judul “Peran Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Peningkatan Dan Percepatan
Pembangunan Di Kabupaten Lampung Utara”. Permasalahan dalam penelitian ini
mengenai peran BAPPEDA dalam peningkatan dan pecepatan pembangunan di
Kabupaten Lampung Utara, dan faktor-faktor yang menjadi penghambat peran
BAPPEDA dalam peningkatan dan pecepatan pembangunan di Kabupaten
Lampung Utara. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan normatif dan empiris
dengan data primer, data sekunder dan data tersier, dimana masing-masing data
diperoleh dari penelitian kepustakaan dan lapangan. Analisis data dilakukan
secara kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, Peran BAPPEDA telah
dilaksanakan dengan merujuk kepada Peraturan Daerah Kabupaten Lampung
Utara Nomor 01 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Lampung Utara. Peran tersebut dilaksanakan sebagai peran
perencana, pengkoordinasi, dan pengendali pelaksanaan serta penelitian dan
pengembangan pembangunan daerah. BAPPEDA juga mempunyai Bidang
Prioritas Pembangunan (Windu Cita) Kabupaten Lampung Utara merujuk pada
SK Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Nomor 30
Tahun 2016 tentang Status Kemajuan dan Kemandirian Desa yang secara Konkrit
tercermin dalam bentuk Kegiatan-kegiatan Pembangunan yang diselenggarakan
setiap tahun anggaran. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa faktor yang
menghambat kesuksesan BAPPEDA dalam pembangunan yaitu kurangnya SDM,
kapasitas dan kapabilitas serta kurangnya staf yang memiliki kemampuan dalam
-
mendukung administrasi dan teknis di Kabupaten Lampung Utara.27
Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Arkan Tunas Junior,
mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, Tahun 2018, dengan judul
“Implikasi Perubahan Undangundang Pemerintah Daerah Terhadap Kewenangan
Pemerintah Kabupaten Bantul Dalam Hal Pariwisata Setelah Lahirnya Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014”. Peneltian ini mengkaji tentang kewenangan
Kabupaten dalam mengelola pariwisata menurut Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2009 tentang Pariwisata dan faktor-faktor apa saja yang mendukung dan
menghambat pengembangan pariwisata di Kabupaten Bantul. Penelitian ini
merupakan penelitian hukum empiris. Data penelitian dilakukan dengan
wawancara dengan narasumber dan dilengkapi dengan dokumen-dokumen.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan sosial dalam menganalisis data
dan disajikan secara kualitatif. Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidang kepariwisataan sangat
penting demi mendukung ekonomi kreatif masyarakat. Kedua, sebelum lahirnya
Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah UU Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah juga telah memberikan kewenangan
kepada daerah untuk bisa mengatur rumah tangga nya sendiri salah satunya
berkaitan dengan masalah pariwisata tetapi tidak secara eskplisit disebutkan
seperti dalam UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pariwisata. Ketiga, sebagaimana
27 Nabila Zatadini, “Peran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Peningkatan
Dan Percepatan Pembangunan Di Kabupaten Lampung Utara”, Skrispi Universitas Lampung
Tahun 2018, hlm. 78.
-
yang disebutkan di dalam Pasal 3 UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang pariwisata
“Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual
setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan
negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.28
Berbeda dengan penelitian sebelumnya penelitian yang dilakukan oleh
Budiyono di fokuskan untuk mendekonstruksi urusan pemerintahan konkuren
pemerintah daerah sehingga akan terlihat titik berat otonominya. Penelitian yang
dilakukan oleh Riski Sembiring, penitian ini di fokuskan pada Peran Dan Tugas
Pokok Bappeda Di Kabupaten Karo dan Bagaimana Tinjauan Yuridis Terhadap
Peran Dan Tugas Pokok Bappeda Dalam Sistem Pemerintahan Daerah Di
Kabupaten Karo. Walaupun memiliki kesamaan yaitu meneliti tentang tugas poko
Bappeda, namun penelitian yang penulis lakukan juga meneliti faktor
penghambat dan faktor pendukung tugas tersebut dan dilakukan di wilayah yang
berbeda yaitu di Muaro Jambi.
Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha Eka Prayudha, membahas
mengenai peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam
Pembangunan Kabupaten Tulang Bawang Barat dan penelitian yang dilakukan
oleh Nabila Zatadini juga tentang peran walaupun Peran Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Dalam Peningkatan Dan Percepatan Pembangunan Di
Kabupaten Lampung Utara sedangkan penelitian yang saya lakukan tentang
tinjauan yuridis tugas pokok dan fungsi BAPPEDA. Terakhir penenlitian yang
28 Muhammad Arkan Tunas Junior, “Implikasi Perubahan Undangundang Pemerintah
Daerah Terhadap Kewenangan Pemerintah Kabupaten Bantul Dalam Hal Pariwisata Setelah
Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014”, Skripsi Universitas Indonesia, Tahun 2018,
hlm.81.
-
dilakukan oleh Arkan Tunas Junior, walaupun memiliki kesamaan tentang
kewenangan pemerintah setelah adanya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014,
namun penelitian nya lebih fokus kepada Implikasi Perubahan Undangundang
Pemerintah Daerah Terhadap Kewenangan Pemerintah Kabupaten Bantul Dalam
Hal Pariwisata Setelah Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014.
Sedangkan penelitian yang saya lakukan fokus kepada Tugas Pokok BAPPEDA
Kabupaten Muaro Jambi setelah adanyan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014.
BAB II
METODE PENELITIAN
-
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini tentang Tugas Pokok Bappeda dalam sistem pemerintahan
berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah. Kegiatan
penelitian ini dimulai sejak disahkannya penelitian ini. Pemilihan lokasi ini
berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
a. Penelitian ini dilakukan di Kantor Bappeda Muaro Jambi.
b. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai
keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu untuk
mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti.29
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun
jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Data Primer Data yang penulis ambil dari informasi dilapangan melalui observasi
dan wawancara dilokasi penelitian, data primer yang dimaksud 6 orang, dari
Kantor Bappeda Muaro Jambi terdiri dari Kepala BAPPEDA, dan beberapa
Kasubbid dan Kabid yang ada di BAPPEDA Muaro Jambi, serta Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2014.
Data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data30
. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah segala data
29
Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 22.
-
yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan
melengkapi serta mendukung informasi terkait dengan obyek penelitian baik yang
berbentuk buku, karya tulis, dan tulisan maupun artikel yang berhubungan dengan
objek penelitian.
D. Instrumen Pengumpulan Data
a. Observasi
Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis memilih
observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana
peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang
diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung
terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh BAPPEDA. Observasi yang dilakukan penulis
dalam skripsi ini terhadap subyek menggunakan pedoman observasi yang disusun
sebagai berikut:
1 Mencatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah laku, cara
berfikir
2 Interaksi sosial dan tempat lingkungan
b. Wawancara
Wawancara ini termasuk wawancara mendalam (in–depth interview)
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang
yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
30
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, hlm. 18.
-
wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial
yang relatif lama. Informan dalam penelitian ini terdiri dari Kepala BAPPEDA,
Kabid dan Kasubbid di Kantor BAPPEDA yang berjumlah 6 (enam) orang.
c. Dokumentasi
Adapun di dalam skripsi ini penulis mengumpulkan data mengenai
aktivitas-aktivitas BAPPEDA, Arsip-arsip di kantor BAPPEDA yang
berhubungan dengan penelitian.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam
penulisan skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:
Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya
menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran
tentang tema yang dibahas. BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Batsan Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori,
Kerangka Pemikiran, Tinjauan Pustaka.
BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan
Penelitian, Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Sistematika
Penulisan dan Jadwal Penelitian.
BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian.
BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang
pembahasan dan hasil penelitian.
-
BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang
terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan
Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae.
F. Jadwal Penelitian
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, maka penulis
menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal sebagai
berikut:
No
Kegiatan
Tahun 2017-2018
Oktobe
r
November Desembe
r Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
2 Pembuatan
Proposal
No Kegiatan
Tahun 2017-2018
Maret
April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
3 Perbaikan
Proposal
dan
Seminar
No Kegiatan
Tahun 2017-2018
Agustu
s
Septemb
er Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
-
4 Surat Izin
Riset
5 Pengumpula
n
Data
6 Pengolehan
Dan
Analisis
Data
7 Pembuatan
Laporan
8 Bimbingan
Dan
Perbaikan
9 Agenda dan
Ujian
Skripsi
10 Perbaikan
dan
Penjilidan
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Muaro Jambi
-
Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi
Jambi, Indonesia. Kabupaten Muaro Jambi dibentuk berdasarkan undang - undang
Nomor 54 tahun 1999 sebagai pemekaran dari Kabupaten Batanghari dan secara
defacto. Kegiatan Pemerintahan efektif berjalan terhitung 12 Oktober 1999
bersamaan dengan pelantikan pejabat Bupati sementara menjelang ditetapkannya
pejabat Bupati defenitif, dengan pusat Pemerintahan berada di Sengeti Kecamatan
Sekernan yang berjarak 38 km dari Kota Jambi.31
B. Geografis dan Iklim Muaro Jambi
Secara astronomis, Kabupaten Muaro Jambi terletak antara 1o15' -2o20'
Lintang Selatan dan diantara 103°10' s/d 104°20' Bujur Timur. Daerah ini
beriklim tropis, dengan luas wilayah 5.264 Km2. Berdasarkan posisi
geografisnya, Kabupaten Muaro Jambi memiliki batas-batas: Utara – Kabupaten
Tanjung Jabung Timur; Selatan –Provinsi Sumatera Selatan; Barat –Kabupaten
Batang Hari dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat; Timur - Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.32
Tahun 2016, Kabupaten Muaro Jambi terdiri dari 11 Kecamatan dan 155
desa/kelurahan, terdiri dari 150 desa dan 5 kelurahan. Kecamatan di Kabupaten
Muaro Jambi adalah:
a. Kecamatan Mestong terdiri dari 14 desa dan 1 kelurahan
b. Kecamatan Sungai Bahar terdiri dari 11 desa
c. Kecamatan Bahar Selatan terdiri dari 10 desa
31Pemerintah Muaro Jambi, “ Selayang Pandang DPRD Kabupaten Muaro Jambi “Tahun
2014.
32
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
-
d. Kecamatan Bahar Utara terdiri dari 11 desa
e. Kecamatan Kumpeh Ulu terdiri dari 18 desa
f. Kecamatan Sungai Gelam terdiri dari 15 desa
g. Kecamatan Kumpeh terdiri dari 16 desa dan 1 kelurahan
h. Kecamatan Maro Sebo terdiri dari 11 desa dan 1 kelurahan
i. Kecamatan Taman Rajo terdiri dari 10 desa
j. Kecamatan Jambi Luar Kota terdiri dari 19 desa dan 1 kelurahan
k. Kecamatan Sekernan terdiri dari 15 desa dan 1 kelurahan.33
Kabupaten Muaro Jambi memiliki suhu rata-rata 26,2°C dengan suhu
tertinggi pada bulan September setinggi 32,7°C dengan kelembaban udara rata-
rata 86,25% dan curah hujan rata-rata 179,3 mm serta 25 hari hujan di bulan
November (Muaro Jambi dalam Angka 2012). Berdasarkan klasifikasi iklim
Schmidt dan Ferguson areal restorasi PT. REKI di Provinsi Jambi termasuk
kedalam tipe iklim A (sangat basah) dengan curah hujan bulanan per tahun
2.305,5 mm dan hari hujan per tahun 189,9 hari hujan sehingga intensitas hujan
mencapai 12,37 mm. Suhu rata-rata di area restorasi ini sebesar 26,23°C dengan
kelembaban berkisar antara 28,95°C pada bulan Mei dan 24,50°C pada bulan 42
Januari. Curah hujan tertinggi terdapat pada bulan April dan bulan November
sebesar 274-255,7 mm, sedangkan curah hujan terendah ada pada bulan Juli
sebesar 80,5 mm.
C. Pemerintahan
33
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
-
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dipilih melalui
pemilihan umum (pemilu) dan dilantik dalam masa jabatan lima tahun. Susunan
pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi periode 2014–2019 terdiri dari bupati,
wakil bupati, dan DPRD di bantu oleh pemerintah daerah.34
Anggota DPRD Kabupaten Muaro Jambi menurut partai politik masa
bakti 2014-2019 dengan komposisi keanggotaaan sebagai berikut :
a. Fraksi Golongan Karya : 6 orang
b. Fraksi PDI-Perjuangan : 4 orang
c. Fraksi Demokrat : 8 orang
d. Fraksi Gerindra : 3 orang
e. Fraksi PAN : 5 orang
f. Fraksi Nasional Demokrat : 1 orang
g. Fraksi Kebangkitan Bangsa : 3
h. Fraksi Hanura : 1 orang
i. Fraksi PKS : 2 orang
j. Fraksi PPP : 2 orang
Tabel
1
35. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Masa Kerja
dan Jenis
Table Kelamin di Kabupaten Muaro Jambi, 2016
34
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
35
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017
-
Number of Civil Servants by Working Time and Sex in Muaro
Jambi Regency, 2016
Jenis
Kelamin/Sex
Masa Kerja
Working
Time Laki-Laki Perempuan Jumlah
Male Female Total
(1) (2) (3) (4)
0-5 Tahun 76 108 184
6-10 Tahun 626 970 1 596
11-15 Tahun 642 785 1 427
16-20 Tahun 473 619 1 092
21-25 Tahun 269 275 544
26-30 Tahun 419 364 783
> 30 Tahun 33 28 61
Jumlah/Tota
l 2 538 3 149 5 687
D. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi tahun 2016 sebanyak 410.337
jiwa. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 212.024 jiwa, dan jumlah penduduk
perempuan sebanyak 198.313 dengan rasio jenis kelamin 106,91. Persentase
distribusi penduduk tahun 2016 menurut kecamatan:
-
a. Kecamatan Mestong (10,05%)
b. Kecamatan Sungai Bahar (6,62%)
c. Kecamatan Bahar Sel tan (3,35%)
d. Kecamatan Bahar Utara (3,81%)
e. Kecamatan Kumpeh Ulu (14,50%)
f. Kecamatan Sungai Gelam (18,64%)
g. Kecamatan Kumpeh (6,25%)
h. Kecamatan Maro Sebo (5,07%)
i. Kecamatan Taman Rajo (2,88%)
j. Kecamatan Jambi Luar Kota (16,52%)
k. Kecamatan Sekernan (11,92%)
Angka rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Muaro Jambi tahun
2016 sebesar 31,12 %, artinya setiap 100 orang penduduk berusia produktif (15-
64 tahun) mempunyai tanggungan sebanyak 31 orang yang belum produktif (0-14
tahun) dan dianggap tidak produktif lagi (64 tahun keatas).36
Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2015
adalah 77,95 jiwa/km2, dimana kepadatan penduduk tertinggi berada di
Kecamatan Jambi Luar Kota sebesar 242,06 jiwa/km2. Sedangkan kepadat n
penduduk terkecil berada di Kecamatan Kumpeh (15,46 jiwa/km2) diikuti
Kecamatan Taman Rajo (32,91 jiwa/km2) karena sebagian besar wilayahnya
adalah perkebunan dan hutan.
36
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
-
Indikator ketenagakerjaan yang sering digunakan untuk mengukur besarnya
jumlah angkatan kerja (bekerja dan mencari kerja) dibanding dengan penduduk
usia kerja (15 tahun ke atas) adalah TPAK. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) tahun 2015 Kabupaten Muaro Jambi 61,13. Untuk tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) tahun (OURs) in 2015 at 5,40%. 2015 Kabupaten Muaro Jambi
tercatat 5,40%.37
Tabel 2 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun Keatas Menurut Status
Table Pendidi kan di Kabupaten Muaro Jambi, 2016
Status Pendidikan
2015 2016
Educatin Status
(1) (2) (3)
https://muarojambikab
5,69 5,32
1 Tidak/Belum Pernah Sekolah
2 SD 15,23 16,37
3
SM
P 6,04 4,92
4
SM
A 4,08 5,30
5 Perguruan Tinggi 1,41 2,39
6 Tidak Bersekolah Lagi 67,55 65,70
Jumlah/Total 100,00 100,00
E. Sosial
Pendidikan merupakan salah satu pilar pembangunan Muaro Jambi. Dalam
rangka meningkatkan dan mengembangkan SDM yang berkualitas maka
pembangunan pendidikan menjadi prioritas. Angka Partisipasi Murni (APM) SD
37
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
https://muarojambikab/
-
adalah perbandingan jumlah murid SD berusia 7-12 Tahun dengan penduduk usia
7-12 Tahun. APM SD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2016 adalah 99,18%.
Sementara APM SMU adalah 82,99%.38
Pada Tahun 2016, banyaknya murid 42.863 orang dengan jumlah guru
1.160 orang guru. Untuk tingkat SMU/K sebanyak 6.772 orang murid dan 550
orang guru.
Pembangunan bidang kesehatan Kabupaten Muaro Jambi dilaksanakan
dengan memberikan penyuluhan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas
kepada setiap individu masyarakat. Sarana pendukung pembangunan bidang
kesehatan tahun 2016 ini ada 3 Rumah Sakit, 18 Puskesmas, 89 Pustu dan 322
Posyandu. Sedangkan tenaga kerja yang tersedia Tahun 2016 terdiri dari 61
dokter, 517 bidan dan 419 perawat yang tersebar di 11 Kecamatan.
Banyaknya penduduk Kabupaten Muaro Jambi pada Tahun 2016 yang
beragama Islam adalah sebanyak 394.995 orang. Sementara penduduk beragama
Kristen Protestan sebanyak 7.469 orang, Kristen Katolik sebanyak 3.429, Hindu
sebanyak 316 orang dan Budha sebanyak 630 orang.
F. Pertanian
Tabel 3 Luas Lahan Sawah Menurut Kecamatan dan Jenis Pengairan
Table di Kabupaten Muaro Jambi (hektar), 201639
38
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017. 39
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
-
Kecamatan Irigasi Non Irigasi Jumlah Subdistrict Irrigation Non Irrigation Total
(1) (2) (3) (4)
1 Mestong 0 0 0
2 Sungai Bahar
3 Bahar Selatan 0 283 283
4 Bahar Utara
5 Kumpeh Ulu 0 4 650 4 650
6 Sungai Gelam 0 0 0
7 Kumpeh 0 9 780 9 780
8 Maro Sebo 0 4 604 4 604
9 Taman Rajo 300 554 854
10 Jambi Luar Kota 540 1 180 1 720
11 Sekernan 0 1 303 1 303
Muaro Jambi 840 22 354 23 194
G. Wisata
Berikut ini beberapa tempat kunjungan wisata yang ada di Kabupaten
Muaro Jambi, yaitu :
a. Situs Purbakala Candi Muaro Jambi Komplek Percandian Muaro Jambi,
Situs Kepurbakalaan Muaro Jambi merupakan tempat peninggalan
purbakala terluas di Indonesia, membentang dari barat ke timur 7,5
kilometer ditepian Sungai Batanghari, dengan luas lebih kurang 12
kilometer persegi. Sebagian kecil berada di barat sungai batanghari dan
disisi timur sungai batanghari masuk wilayah administratif Desa Muaro
Jambi dan Desa Danau Lamo, sedangkan dibagian barat sungai berada di
-
Desa Kemingking Dalam, Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro
Jambi.
b. Taman Nasional Berbak Taman Nasional Berbak merupakan salah satu
kawasan konservasi lahan basah yang penting di Asia Tenggara ini
dibuktikan dengan ditunjuknya sebagai kawasan Ramsar (Lahan Basah
Internasional). Letak geografis Taman Nasional Berbak berada antara 104 06
BT - 104 06 BT dan 10 4' LS - 1 35' LS. Secara administratif Taman ini
terletak di Kabapaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Provinsi Jambi. Sebagai kawasan lahan basah berbau ditumbuhi beraneka
ragam jenis vegetasi yang khas dan tahan terhadap genangan air.
c. Burung Kuau Besar (Great Agus Pheasant - Arguisanus Argus) Burung Kuau
Besar adalah salah satu jenis satwa langka yang saat ini masih ada dan hidup
di hutan Tanjung Katung Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi.40
Wisata Agro Banyaknya perusahaan - perusahaan perkebunan swasta
besar yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, disamping merupakan
sarana pemberdayaan ekonomi rakyat melalui sektor perkebunan. Dapat juga
dijadikan objek agro wisata yang cukup menarik bagi wisatawan karena daya tarik
keindahan alam dan udaranya yang masih segar.
H. Gambara Umum BAPPEDA Muaro Jambi
Berdasrakan peraturan Bupati Muaro jambi Nomor 52 Tahun 2016 tentang
kedudukan, susunan organisasii, tujuan dan fungsi serta tata kerja Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah menyebutkan bahwa BAPPEDA Kabupaten
40 BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
-
Muaro Jambi merupakan unsur perencanaan pembangunan penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan, dan dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepda Bupati
melalui Sekretaris Daerah, serta disebutkan tentang kedudukan, tugas poko dan
fungsi Badang Perencanaan Pembanguan Daerah:
BAPPEDA KAbupaten Muaro Jambi memiliki tugas pokok, yaitu:
1. Membantu bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan
pemerintah di lingkup perencanaan yang menjadi kewenagan daerah;
2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai bidang tugasnya.41
Dalam Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2016 kedudukan, susunan
organisasi, tujuan dan fungsi serta tata kerja Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah menyebutkan bahwa BAPPEDA Kabupaten Muaro Jambi di jelaskan
tugas Dan fungsi BAPPEDA Kabupaten Muaro Jambi adalah :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas
melaksanakan urusan Pemerintah Daerah berdasarkan azas desentralisasi
bidang Perencanaan Pembangunan Daerah serta penelitian dan
pengembangan;
2. Untuk melaksankan tugas di atas BAPPEDA mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan perencanaan pembangunan, penelitian dan
pengembangan;
41 Rentras BAPPEDA KAbupaten Muaro Jambi 2017-2022.
-
b. Pengoordinasi perencanaan pembangunan secaraterpadu lintas daerah,
lintas urusan pemerintah, antar pemerintah daerah dengan pusat dan
antar lintas pelaku pembangunan lainnya;
c. Pengevaluasi pelaksanaan rencana pembangunan;
d. Pengoordinasian dalam penelitian dan pembangunan daerah;
e. Pengoordinasian penyusunan laporan kinerja pemerintah daerah; dan
f. Pemberi dukungan teknis perencanaan pembangunan kepada perangkat
daerah.42
42 Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2016 kedudukan, susunan organisasi, tujuan dan
fungsi serta tata kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menyebutkan bahwa BAPPEDA
Kabupaten Muaro Jambi.
-
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Tugas Pokok BAPPEDA Muaro Jambi Berdasarkan UU
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Pada penjelasan umum Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
pemerintahan daerah, penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya
saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan
kekhasan suatu daerah dalam sistem negara kesatuan republik indonesia.43
Ada
perbedaan pembagian kewenangan antara pusat dan daerah pada Undang-Undang
Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 yaitu pada
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, urusan pemerintahan hanya terbagi dua
yaitu urusan absolut dan urusan konkuren, sedangkan pada Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2014 urusan pemerintahan terbagi menjadi urusan absolut,
urusan pemerintahan umum dan urusan konkuren.
1. Urusan pemerintahan absolut adalah Urusan Pemerintahan yang
sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.
2. Urusan pemerintahan konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi
antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota.
43 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah.
-
Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah menjadi dasar
pelaksanaan Otonomi Daerah.
3. Urusan pemerintahan umum adalah Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan.44
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014, perangkat daerah
provinsi terdiri atas: Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas,
dan Badan sedangkan perangkat daerah Kabupaten/Kota, terdiri atas: Sekretariat
Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas, Badan, dan Kecamatan. Selain
perangkat daerah pada daerah provinsi dan kabupaten/kota terdapat Satuan Polisi
Pamong Praja (Satpol PP). Dengan demikian ada perbedaan perangkat daerah
berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 dengan Undang-Undang
44 http://www.depkes.go.id/resources/download/rakerkesnas-2015/DEPDAGRI.pdf di
akses Pada 18 Desember 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/rakerkesnas-2015/DEPDAGRI.pdf
-
Nomor 32 tahun 2004 yaitu munculnya inspektorat dan badan sebagai kelompok
tersendiri yang masuk kelompok lembaga teknis daerah.45
Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi
dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
UUDNRI Tahun 1945. Sesuai dengan amanat UUDNRI Tahun 1945, pemerintah
daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Berlakunya Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang mencabut Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, membawa
konsekuensi baru terkait pemetaan urusan pemerintahan konkuren antar tingkat
pemerintahan.
Terjadi beberapa perubahan mendasar terkait pembagian urusan
pemerintahan konkuren tersebut. Ada beberapa urusan pemerintahan konkuren
yang sebelumnya merupakan kewenangan kabupaten/kota kemudian menjadi
kewenangan provinsi. Perubahan dasar pelaksanaan otonomi daerah tersebut
membawa pengaruh yang sangat besar dalam pelaksanaan tugas pemerintahan
bagi pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Melalui perubahan
tersebut akan berimplikasi pada aspek kepegawaian dan aset daerah karena jika
45
Syauqi dan Habibullah, “Implikasi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, “Jurnal
Sosio Informa, Vol 2, No. 1 Januari-Februari 2016, hlm. 21.
-
kewenangannya dialihkan tentu saja unsur pelaksana dan asetnya juga harus
beralih. 46
UU Nomor 23 Tahun 2014 menegaskan eksistensi urusan pemerintahan
konkuren yang dibagi bersama antara pemerintah pusat dan daerah sesuai cakupan
penyelenggaraan pemerintahannya. Urusan pemerintahan konkuren terdiri atas
urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan yang dibagi antara
pemerintah pusat, daerah provinsi, dan daerah kabupaten/kota. Urusan
pemerintahan wajib dibagi dalam urusan pemerintahan wajib yang terkait
pelayanan dasar dan urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait pelayanan
dasar. Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Daerah provinsi dengan
Daerah kabupaten/kota walaupun urusan pemerintahan nya sama, perbedaannya
akan nampak dari skala atau ruang lingkup Urusan Pemerintahan tersebut.
Walaupun Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota mempunyai Urusan
Pemerintahan masing-masing yang sifatnya tidak hierarki, namun tetap akan
terdapat hubungan antara Pemerintah Pusat, Daerah provinsi dan Daerah
kabupaten/kota dalam pelaksanaannya dengan mengacu pada norma, standar,
prosedur, dan kriteria (NSPK) yang dibuat oleh Pemerintah Pusat.
46 Budiyono, dkk, “Dekonstruksi Urusan Pemerintahan Konkuren dalam UU Pemerintahan Daerah, “Kanun Jurnal Ilmu Hukum, No. 67, Th. XVII, Desember, 2015, hlm. 421.
-
Adapun uraian pembagian urusan konkuren pemerintahan daerah berdasarkan
UU Nomor 23 Tahun 2014 disajikan pada tabel berikut:
Urusan Pemerintahan Konkuren Pemerintah Daerah
No.
Wajib - Berkaitan
Dengan
Wajib - Tidak
Berkaitan
Pilihan Pelayanan Dasar
Dengan Pelayanan
Dasar
1 pendidikan; tenaga kerja; kelautan dan perikanan;
2 kesehatan;
pemberdayaan
perempuan pariwisata;
dan pelindungan anak;
3 pekerjaan umum dan pangan; pertanian;
penataan ruang;
4 perumahan rakyat dan pertanahan; kehutanan;
kawasan permukiman;
5
ketenteraman,
ketertiban lingkungan hidup; energi dan sumber daya mineral;
umum, dan pelindungan
masyarakat; dan
6 sosial.
administrasi
kependudukan perdagangan;
dan pencatatan sipil;
7 -
pemberdayaan
masyarakat perindustrian; dan
dan Desa;
8 -
pengendalian
penduduk dan transmigrasi.
keluarga berencana;
10 -
komunikasi dan
informatika; -
11 -
koperasi, usaha kecil,
dan -
-
menengah;
12 - penanaman modal; -
13 -
kepemudaan dan olah
raga; -
14 - statistik; -
15 - persandian; -
16 - kebudayaan; -
17 - perpustakaan; dan -
18 - kearsipan. -
Sumber: Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
dalam Budiyono, dkk.47
Banyak kewenangan pemerintah kabupaten/kota yang tersebar dalam
urusan pemerintahan konkuren yang sebelumnya menjadi kewenangan
kabupaten/kota dialihkan menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Peralihan
kewenangan tersebut seperti kewenangan di bidang perizinan pertambangan dan
pendidikan Sekolah Menengah Atas sederajat.48
Sejak diberlakukannya UU Nomor 23 Tahun 2014 maka pemerintahan
serta pembangunan yang sentralistik atau top down berubah menjadi suatu sistem
yang desentralisasi. Dimana menurut UU tersebut daerah mempunyai kewajiban
47
Ibid.,, hlm. 424. 48
Ibid., hlm. 426.
-
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dan salah satunya
kewajiban tersebut adalah mengurus dan mengatur masalah pembangunan. Salah
satu badan yang mempunyai peran sangat penting dalam perencanaan
pembangunan adalalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dimana badan
inilah yang akan membantu Kepala Daerah dalam menentukan kebijakan dibidang
perencanaan pembangunan daerah serta penilaian atas pelaksanaannya.
Badan Perencanaan dan Perencanaan Daerah (Bappeda) memiliki peran
yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan daerah, karena lembaga
inilah yang bertanggungjawab dalam hal pelaksanaan pembangunan daerah sesuai
dengan kewenangan yang dimilikinya. Bappeda adalah badan langsung yang
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada daerah. Selain itu, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) merupakan Satuan Kerja. Arah
pembangunan yang terencana dengan baik dan dinamis sangat dipengaruhi adanya
peran serta masyarakat maupun unsur-unsur dalam masyarakat yang secara
langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Hal ini jelas di atur dalam UU Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaa
pembangunan nasional yang menjelaskan bahwa tata cara perencanaan
pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang,
jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara
-
pemerintah/perangakat daerah dipusat dan daerah dengan melibatkan
masyarakat.49
Tugas pokok Pemerintahan adalah pelayanan yang membuahkan
kemandirian. pembangunan menciptakan kemakmuran. Tugas pokok BAPPEDA
adalah melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang perencanaan
pembangunan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.50
Implementasi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah memiliki dampak yang akan ditimbulkan seperti perencanaan,
penganggaran, perizinan, dan pelayanan 4 (empat) dampak pokok yang menjadi
akibat dari implementasi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Perencanaan pembangunan oleh pemerintah.51
Oleh karena itu BAPPEDA di dalam penelitian ini adalah badan langsung
yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada daerah Muaro Jambi. Selain
itu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) merupakan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan merupakan organisasi perangkat daerah, dan
keberadaannya sebagai unsur penunjang pemerintah dibidang perencanaan
pembangunan daerah. Tugas pokok dan fungsi bappeda Kabupaten Muaro Jambi
haruslah berperan aktif dalam menjalankan wewenang nya sebagai lembaga non
departemen langsung di bawah koordinasi Bupati, hal ini ditekankan karena
49
Riski Sembiring, “Tinjauan Yuridis Terhadap Peran dan Tugas Pokok BAPPEDA
dalam Sistem Pemerintahan Daerah di Kabupaten Karo, “ Jurnal Universitas Sumetera Utara
Medan, 2017, hlm. 6. 50
Nabila Zatadini, “Peran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam
Peningkatan dan Percepatan Pembangunan di Kabupaten Lampung Utara”, Skripsi Universitas
Lampung, 2018, hlm. 24. 51
Riski Sembiring, “Tinjauan Yuridis Terhadap Peran dan Tugas Pokok BAPPEDA
dalam Sistem Pemerintahan Daerah di Kabupaten Karo, “ Jurnal Universitas Sumetera Utara
Medan, 2017, hlm. 12.
-
mengingat pembangunan di wilayah daerah pemerintahan Kabupaten Muaro
Jambi dirasakan belum maksimal dan merata.52
Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Perencanaan Daerah Provinsi Jambi.
Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda Provinsi Jambi
1. Berdasarkan Pergub Provinsi