disusun oleh: dara widya palupi 16330024
TRANSCRIPT
i
LAPORAN TUGAS AKHIR
PENDAMPINGAN KELOMPOK PENGELOLAAN DAUR ULANG SAMPAH
MANDIRI “AZOLA” DI PEDUKUHAN SERUT DESA PALBAPANG
KECAMATAN BANTUL KABUPATEN BANTUL
Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma Tiga
Disusun Oleh:
DARA WIDYA PALUPI
16330024
PROGRAM STUDI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA DIPLOMA TIGA
SEKOLAH TNGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2019
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir (LTA) sebagai syarat
memperoleh gelar Ahli Madya merupakan hasil karya tulis saya sendiri dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya menyatakan bersedia
menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya peroleh dan sanksi- sanksi
lainya sesuai peraturan yang berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya
plagiat dalam LTA ini.
Yogyakarta, 10 Maret 2019
DARA WIDYA PALUPI
16330024
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan telah melimpahkan Karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan sebuah Laporan Tugas Akhir yang sangat sederhana ini
dengan judul “ Pendampingan Kelompok Pengelolaan Daur Ulang Sampah
Mandiri “AZOLA” diPedukuhan Serut, Desa Palbapang, Kecamatan Bantul,
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya Laporan Tugas Akhir
ini:
1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto selaku Ketua Sekolah Tinggi
Pembangunan Masyarakat Desa “ APMD” Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Hardjono, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pembangunan
Masyarakat Desa Diploma Tiga.
3. Ibu Dra. Sri Suminar, M.P. selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis hingga terselesaikan
karya tulis ini.
4. Seluruh Dosen STPMD “APMD” yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan selama penulis berada di bangku kuliah.
5. Bapak Rahmat Tobadiyana selaku Kepala Pedukuhan Serut yang telah
mengijnkan magang, bimbingannya serta kemudahan untuk mendapatkan
data informasi yang penulis butuhkan selama melakukan kegiatan magang.
v
6. Ibu Jumini selaku Ketua Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri AZOLA
dan segenap pengurus dan anggota atas bimbingannya selama penulis
melakukan kegiatan magang.
7. Bapak Akhmad Hidayat dan Ibu Sumartini yang saya banggakan dan cintai
yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, doa, motivasi, dan
segalanya baik moril maupun materil untuk membantu menyelesaikan
penulisan Tugas Akhir Ini.
8. Alfian Ramadhan Herlambang dan Ade Sofiana yang saya cintai terima
kasih sudah memberi semangat dan dukungannya dalam menyelesaikan
penulisan Tugas Akhir ini.
9. Teman - teman seperjuangan yang sudah memberikan dukungan dan
semangat untuk selalu menulis Tugas Akhir ini dalam keadaan apapun
(Nimas, Uji, Bapak Sholeh, Bapak Sudalja dan Bapak Widayat)
10. Rekan – rekan Pamong Desa Trirenggo yang sudah memberikan semangat
dan dukungannya terhadap penulis (Bapak Heru, Mbak Ratna, Bu Indri)
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis menggharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun sehingga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi para
pembaca.
Yogyakatra, 10 Maret 2019
Penulis
DARA WIDYA PALUPI
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISIONALITAS ................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN KATA PENGANTAR ........................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Sasaran dan Lokasi Magang .............................................. 4
1. Sasaran Magang ............................................................. 4
2. Lokasi Magang ............................................................... 4
C. Metode .................................................................................. 5
D. Rangkaian Aktifitas dan Strategi ....................................... 7
1. Rangkaian Aktivitas Magang ............................................ 7
2. Strategi Magang ................................................................ 10
E. Peran Mahasiswa dalam Kegiatan Magang ...................... 10
F. Hasil yang diharapkan ....................................................... 11
BAB II DESKRIPSI UMUM LOKASI DAN SASARAN MAGANG 13
A. Deskripsi Desa Palpabang ................................................. 13
1. Letak Geografis ................................................................. 13
vii
2. Keadaan Demografis ......................................................... 15
3. Sebaran Fasilitas ............................................................... 19
B. Deskripsi Pedukuhan Serut ............................................... 22
1. Letak Geografis ............................................................... 22
2. Keadaan Demografis ........................................................ 24
3. Keadaan Sosial ................................................................. 27
C. Sasaran Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri ............ 29
1. Sejarah ............................................................................. 29
2. Keanggotaan Lembaga .................................................... 31
3. Bagan Organisasi Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri
“AZOLA” ......................................................................... 32
4. Aktifitas dan Hasil yang di Capai ..................................... 34
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ............................. 37
A. Proses Pelaksanaan Magang dan Tahapan Kegiatan ....... 37
B. Pengalaman Berharga ......................................................... 55
C. Evaluasi Pelaksanaan Magang ........................................... 56
1. Faktor Pendukung ............................................................. 56
2. Faktor Penghambat ........................................................... 57
D. Rekomendasi yang Memuat Temuan- temuan masalah dalam
Pelaksanaan Magang ........................................................... 58
BAB IV PENUTUP ................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 60
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I.1 Matrik Aanalisis S.W.O.T ........................................................................ 6
Tabel II.1 Jumlah Pedukuhan ................................................................................. 15
Tabel II.2 Jenis Kelamin ........................................................................................ 15
Tabel II.3 Struktur Usia.......................................................................................... 16
Tabel II.4 Tingkat Pendidikan................................................................................ 17
Tabel II.5 Mata Pencaharian Penduduk Desa Palbapang...................................... 18
Tabel II.6 Fasilitas Kesehatan ............................................................................... 19
Tabel II.7 Fasilitas Pendidkan ................................................................................ 20
Tabel II.8 Fasilitas Peribadatan .............................................................................. 20
Tabel II.9 Fasilitas Umum...................................................................................... 21
Tabel II.10 Jenis Kelamin ...................................................................................... 24
Tabel II.11 Tingkat Pendidikan ............................................................................. 25
Tabel II.12 Mata Pencaharian Penduduk Pedukuhan Serut ................................... 26
Tabel II.13 Keikutsertaan dalam Kelompok / Organisasi ...................................... 27
Tabel II.14 Jenis Prasarana .................................................................................... 29
Tabel III.1 Pengelompokan SWOT........................................................................ 42
ix
Tabel III.2 Analisis SWOT .................................................................................... 43
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai macam masalah muncul di dalam lingkungan sekitar kita. Salah
satunya adalah masalah sampah yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara
maksimal, atau dapat dikatakan belum tanggapnya warga masyarakat terhadap
kebersihan lingkungan sekitar, khususnya lingkungan sekitar tempat tinggal.
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Seiring
peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi saat ini, pengelolaan
sampah disebagian besar kota masih menimbulkan permasalahan yang sulit
dikendalikan.
Menurut Undang-Undang nomor 18 tahun 2008, sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Permasalahan sampah adalah hal yang umum terjadi di masyarakat hingga
menjadi isu utama di bidang lingkungan. Sedangkan menurut Dedi Sudrajat
(karawangnews.com 2013) sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau
dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki
nilai ekonomis.
Secara garis besar, sampah dibedakan menjadi sampah organik atau
sampah basah, contoh sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-
rempah termasuk sisa buah yang dapat mengalami pembusukan secara alami.
Kemudian sampah anorganik atau sampah kering, contoh logam, besi, kaleng,
2
plastik, karet juga botol yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alami.
Selain itu sampah berbahaya, contoh baterai, botol racun nyamuk termasuk jarum
suntik bekas. Di Pedukuhan Serut, Desa Palbapang, Kecamatan Bantul,
Kabupaten Bantul banyak ibu rumah tangga yang memilih untuk bekerja disektor
domestik karena berbagai faktor, ada yang sudah merasa cukup dengan
penghasilan suaminya ada pula yang memang kurang memiliki kemampuan atau
ketrampilan sehingga tidak mendapat pekerjaan. Selain itu sulitnya peluang
pekerjaan dan tingkat pendidikan yang masih rendah sehingga memaksa ibu
rumah tangga untuk tidak bekerja di sektor publik.
Masalah tersebut sering terjadi dalam masyarakat saat ini, salah satu upaya
yang dilakukan untuk mengatasi persoalan di atas adalah perlu adanya wadah
yang tepat untuk perempuan khususnya ibu rumah tangga untuk menambah
keterampilan yang bisa digunakan untuk meningkatkan pemasukan keluaga yaitu
dengan mengikuti kegiatan yang ada di Kelompok Pengelola Sampah Mandiri
(KPSM) AZOLA di Pedukuhan Serut, Desa Palbapang, Kecamatan Bantul,
Kabupaten Bantul. Selain itu, masyarakat juga memandang sampah sebagai
masalah karena beranggapan bahwa mengelola sampah menghabiskan biaya dan
tenaga.
Kesadaran masyarakat yang kurang untuk buang sampah pada tempatnya
akan berakibat pada kurangnya partisipasi masyarakat untuk menjaga lingkungan.
Seperti yang terjadi pada masyarakat di Pedukuhan Serut, sebelum terbentuknya
Kelompok Pengelolan Sampah Mandiri (KPSM) AZOLA, mereka masih
membuang sampah sembarangan, tempat sampah yang terdapat di depan rumah
3
masing-masing juga terlihat kurang terawat sehingga pemandangan di area
perumahan tampak kurang nyaman. Kurangnya partisipasi masyarakat untuk
mengikuti kegiatan bersama membersihkan lingkungan membuat sampah-sampah
yang ada belum ditangani dengan baik.
Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri AZOLA menampung sampah-
sampah yang ada disekitar daerah Pedukuhan Serut, disana terdapat bagian-bagian
yang khusus menangani sampah sampah organik. Setelah itu sampah-sampah
yang dikumpulkan akan diolah kembali seperti dengan mendaur ulang sampah
menjadi barang kerajinan misalnya tas, gantungan kunci, bantal, bunga, baju,
dompet. Dengan berbagai kegiatan yang ada di Kelompok Pengelolaan Sampah
Mandiri AZOLA ibu-ibu yang tadinya hanya berperan sebagai ibu rumah tangga
sekarang menjadi memiliki ketrampilan dan pekerjaan guna memenuhi kebutuhan
hidup keluarga.
Dari permasalahan-permasalahan tersebut terdapat salah satu upaya yang
dapat dilakukan yaitu dengan mendaur ulang sampah. Kegiatan daur ulang
sampah ini melibatkan seluruh anggota masyarakat dan kerjasama antara
masyarakat sekitar, sehingga masyarakat dapat diberdayakan dengan baik.
Program daur ulang sampah ini dapat dilakukan dalam ruang lingkup kecil seperti
kawasan perumahan warga, jika program itu telah berhasil maka tidak menutup
kemungkinan perumahan-perumahan warga lain pun juga akan mengikuti
langkah-langkah daur ulang tersebut, karena mereka pun menginginkan
kebersihan dan keindahan, sehingga sedikit demi sedikit permasalahan sampah
akan teratasi.
4
Pendampingan Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri AZOLA melalui
daur ulang sampah ini sebagai upaya pembangunan lingkungan berbasis
masyarakat, yaitu mengupayakan peran serta atau partisipasi masyarakat. Langkah
ini bukan hanya dilakukan untuk mengurangi penumpukan sampah saja, namun
juga untuk memberdayakan masyarakat agar peduli terhadap lingkungan. Dari
penjelasan di atas, pemagang tertarik untuk melakukan magang tentang
sekelompok warga yang peduli terhadap masalah lingkungan berupa sampah yang
terjadi Pedukuhan Serut, Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul.
Sekelompok warga tersebut menjadikan sampah menjadi barang-barang yang
bernilai jual kembali. Meskipun masih kurangnya kreatifitas dalam desaign atau
model dari pengrajin Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri AZOLA.
B. Sasaran dan Lokasi Magang
1. Sasaran
Yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan pemagang ini adalah Kelompok
Pengelolaan Sampah Mandiri “AZOLA” untuk lebih mendapatkan
partisipasi dari masyarakat dan mempunyai inovasi dalam kreatifitas
Pengelolaan Daur Ulang Sampah.
2. Lokasi
Lokasi magang bertempat di Pedukuhan Serut, Desa Palbapang, Kecamatan
Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
5
C. Metode
Dalam melaksanakan magang, Pemagang menggunakan metode S.W.O.T.
Menganalisis data mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
dihadapi Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri AZOLA beserta strateginya.
Rangkuti (2006) menjelaskan bahwa analisa SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).
Analisis SWOT digunakan untuk membandingkan faktor eksternal dan
faktor internal. Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman, sedangkan
faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Matrik S.W.O.T adalah
Alat yang digunakan dalam menyusun faktor-faktor strategis perusahaan
adalah matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman internal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan
empat set kemungkinan alternative strategies, seperti pada Tabel I.1.berikut:
6
Tabel I.1
Matrik analisis S.W.O.T
EFI
EFE
STRENGTH (S)
(Tentukan 5-10 faktor
kekuatan Internal)
WEAKNESSES
(Tentukan 5-10faktor
kelemahan Internal)
OPPORTUNITIES (O)
(Tentukan 5-10 faktor
Peluang eksternal)
Strategi SO
Daftar kekuatan untuk
meraih keuntungan dari
peluang yang ada
Strategi WO
Daftar untuk memperkecil
kelemahan dengan
memanfaatkan
keuntungan dari peluang
yang ada
THEREATS (T)
(Tentukan 5-10 faktor
ancaman eksternal)
Strategi ST
Daftar kekuatan untuk
menghindari ancaman
Strategi WT
Daftar untuk memperkecil
kelemahan dan
menghindari ancaman
Sumber : Rangkuti, 2006
Berdasarkan Matriks SWOT diatas maka didapatkan 4 langkah strategi yaitu
sebagai berikut:
1. Strategi Strengths Opportunities (SO)
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya. Strategi SO menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.
2. Strategi Strengths Threats (ST)
Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk
mengatasi ancaman. Strategi ST menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman
eksternal.
7
3. Strategis Weaknesses- Opportunities (WO)
Strategi ini diterapkan berdasarkan pewmanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO bertujuan
untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memeanfaatkan peluang
eksternal.
4. Strategi Weaknesses – Threats ( WT)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha
meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. Strategi WT
bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari
anacaman eksternal.
Matrik SWOT merupakan alat pencocokan yang penting untuk membantu
para menejer mengembangkan empat tipe srategis : Strategi SO (Strengths
Opportunities), Strategi WO (Weaknesses- Opportunities, Strategi ST
(Strengths Threats), dan Strategi WT(Weaknesses - Threats).
D. Rangkaian Aktivitas dan Strategi
1. Rangkaian aktivitas
Adapun rangkaian aktivitas yang akan dilakukan pemagang adalah sebagai
berikut:
a. Bentuk – bentuk kegiatan
Bentuk kegiatan yang akan dilakukan pemagang di Kelompok Pengelolaan
Sampah Mandiri AZOLA yaitu pertama melakukan FGD bersama anggota
dan pengrajin Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri AZOLA terkait
Inventarisasi permasalahan yang terjadi.
8
b. Tahap- tahap kegiatan
1) Observasi
Pada kegiatan observasi tahap-tahap dilakukan sebagai berikut:
a) Persiapan
Memberikan Surat ijin magang pada Pemerintah Desa Palbapang
guna meminta ijin magang pada kegiatan di Kelompok Pengelolaan
Sampah “AZOLA” dan Membuat Jadwal Kegiatan
b) Survey Lokasi tempat magang
Pengamatan tentang mekanise kerja Kelompok Pengelolaan Sampah
Mandiri “AZOLA”
2) Perkenalan
Perkenalan antara pemagang dengan anggota dan pengrajin di Kelompok
Pengelolaan Sampah Mandiri “AZOLA”
3) Fokus Group Discussion (FGD)
Mengidentifikasi dan menginventarisasi masalah yang ada di kelompok
Pengelolaan Sampah Mandiri “AZOLA”
4) Pendampingan
Mendampingi Kelompok Pengelolahan Sampah Mandiri “AZOLA”
dalam memberikan inovasi dan kreativitas dalam memproduksi hasil
olahan daur ulang sampah anorganik
9
5) Penyuluhan
Pada kegiatan penyuluhan tahap- tahap yang dilakukan sebagai berikut:
a) Mendatangkan Narasumber yang berkompeten dalam bidang
kreatifitas Pengelolaan daur ulang sampah anorganik
b) Menentukan tempat untuk penyuluhan di sekretariat AZOLA
6) Evaluasi
Melaporkan hasil kegiatan magang
c. Waktu pelaksanaan, bahan yang diperlukan, siapa yang berperan
1. Waktu pelaksanaan
Dalam pelaksanaan magang penulis membagi waktu sebagai berikut:
a) Phase perkenalan dilanjutkan menentukan jadwal kegiatan
b) Phase pengumpulan data dan informasi
c) Phase Pelaksanaan Magang
d) Phase Penyusuan laporan
2. Bahan yang diperlukan
a) Data Geografis wilayah yang menjadi objek magang
b) Keadaan sosial, dan budaya wilayah objek magang
c) Lembaga-lembaga sosial di wilayah yang menjadi objek magang
3. Pihak Yang berperan
a) Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri “AZOLA”
b) Aparat pemerintah Desa Palbapang
c) Pemagang
10
2. Strategi Magang yang di tempuh melalui
a. Perkenalan
Perkenalan merupakan tahap awal yang dilakukan untuk saling
memperkenalkan diri antara peserta magang dengan Kelompok
Pengelolaan Sampah Mandiri AZOLA.
b. Fasilitasi
1) Mendatangkan Narasumber untuk memberikan penyuluhan yang
sesuai kebutuhan Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri “AZOLA”
2) Membantu mencari solusi dalam permasalahan yang ada.
c. Pendampingan
Dalam kegiatan pendampingan, pemagang mendampingi kegiatan yang
dlakukan Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri “AZOLA” dan
membantu dan ikut berpartisipasi dalam memberikan masukan untuk
memajukan Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri “AZOLA” dalam
proses pelaksanaan kegiatan.
E. Peran Mahasiswa dalam Kegiatan Magang
Adapun Peran Mahasiswa dalam kegiatan magang adalah sebagai berikut :
1. Mediator
Mediator merupakan orang yang mendatangkan narasumber dan
menghubungkan dengan kelompok masyarakat untuk memberikan
penyuluhan dalam suatu kegiatan.
11
2. Fasilitator
Pemagang memfaslitasi kegiatan dalam kelompok agar segala sesuatunya
menjadi lebih mudah, seperti : FGD, Penyuluhan.
3. Pendampingan
Dalam pendampingan mahasiswa akan melakukan koordinasi ke semua
pihak yang terkait, dan memberikan masukan serta aktif dalam kegiatan
dilapangan sehingga akan lebih mengenal situasi dan kondisi yang dihadapi
di lapangan. Dengan demikian penulis akan lebih mudah melakukan
identifikasi potensi maupun mengetahui segala permasalahan yang dihadapi
KPSM AZOLA.
F. Hasil yang diharapkan
1. Bagi Mahasiswa
a. Menambah wawasan/pemahaman bagi mahasiswa untuk bekal dimasa
yang akan datang dalam hal pengelolaan Daur Ulang Sampah.
b. Sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat dan sebagai proses
pembelajaran bersama dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
selama dibangku perkuliahan.
c. Mahasiswa dapat memahami permasalahan dilapangan serta cara
pemecahanya.
12
2. Bagi Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri AZOLA
a. Memperoleh bantuan tenaga dan pemikiran dalam pemecahan
masalah
b. Pengelola KPSM AZOLA mendapatkan tambahan ilmu dan inovasi
dalam berkreativitas dalam memproduksi produk daur ulang.
c. Diharapkan dari hasil pengembangan KPSM AZOLA bisa
memberikan kesejahteraan bagi kelompoknya dan masyarakat.
13
BAB II
DESKRIPSI UMUM LOKASI DAN SASARAN MAGANG
A. Deskripsi Desa Palbapang
1. Letak Geografis
Desa Palbapang merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bantul,
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas wilayah
5523800,0 Ha. Sejarah Desa Palbapang yaitu Sejarah Desa Palbapang tidak
lepas dari tokoh Ki Ageng Mangir disaat perjalanan beliau menuju
Mataram, dan kisah perjalanan ini yang menjadi awal mula dari beridirinya
kota Bantul Cerita ini bermula dari perjalanan Ki Ageng Mangir akan ke
Mataram dengan berjalan dari Mangir ke timur (mungkin sekarang jalan
Srandakan). Sesampainya disuatu Desa Ki Ageng Mangir berhenti sejenak
karena tombak sakti baru klinthing seperti membisikan sesuatu yang intinya
dia menyarankan untuk membatalkan perjalanannya. Dan apabila ia akan
terus melanjutkan, maka nyawanya sudah di Pal (dipastikan) akan melayang
dan dari kejadian itu maka desa itu kemudian disebut Palbapang berasal dari
kata pal atau ngepal. Ada kepercayaan unik di sebagian masyarakat Bantul
sampai sekarang, misalnya untuk orang-orang di Bantul selatan jika mau
berobat kerumah sakit atau mau mengantar pengantin maka dihimbau untuk
tidak melewati perempatan Palbapang. Mereka yang mempercayai tradisi itu
berpendapat bahwa jika melewati Palbapang maka akan mendapat nasip sial
atau apes. (Sumber dari Bapak Dukuh Serut Bapak Toba).
14
a. Batas Wilayah
Gambaran umum Desa Palbapang yang berada di Kecamatan Bantul
secara administrasi dibatasi :
Sebelah Utara : batas dengan Desa Bantul
Sebelah Selatan : batas dengan Desa Sumbermulyo
Sebelah Barat : batas dengan Desa Gilangharjo
Sebelah Timur : batas dengan Desa Trirenggo
b. Orbitasi
Orbitasi pada wilayah Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu:
1. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan Bantul : 3.0 Km
2. Jarak dari Pusat Pemerintahan Bantul : 3.0 Km
3. Jarak dari Kota / Ibu Kota Kabupaten Bantul : 3.0 Km
4. Jarak dari Ibu kota Provinsi : 14.0 Km
c. Kondisi Topografi
1. Ketinggian dari permukaan laut : 100 m dpl
2. Suhu Udara (rata-rata) : 24˚C – 37˚C
3. Kelembaban : 30
4. Curah Hujan : 30 mm
15
d. Wilayah Pedukuhan
Wilayah Desa Palbapang terdiri dari 10 Pedukuhan, yaitu :
Tabel II. 1
Jumlah Pedukuhan
No NamaPedukuhan NamaDukuh Keterangan
1 Serut Rahmad Tobadiyana, S.Pd 9 RT
2 Sumuran Supiyanto 8 RT
3 Taskombang Tumijo 7 RT
4 Dagaran Harjono 8 RT
5 Ngringinan Sarjiman 10 RT
6 Bolon Sutawar, S.Pd 8 RT
7 Peni Awaludin 8 RT
8 Karangasem Muljana 8 RT
9 Kadirojo Kardiyana, SP 8 RT
10 Karasan Marsudi 6 RT Sumber : Data Monografi Desa Palbapang, 2015
2. Keadaan Demografis
a. Jumlah Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data Monografi Desa Palbapang pada tahun 2015, jumlah
penduduk yang menempati Desa Palbapang 15.705 jiwa, dengan jumlah
Kepala keluarga 4627 KK yang terdiri dari laki-laki 7455 jiwa, dan
perempuan 8250 jiwa. Berikut ini merupakan data jumlah penduduk, dan
jumlah anggota keluarga per KK :
Tabel II. 2
Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
(jiwa)
Persentase(%)
1 Laki-Laki 7455 47,5
2 Perempuan 8250 52,50
Jumlah 15.705 100,00 Sumber : Data Monografi Desa Palbapang, 2015
16
Tabel II.2 menunjukan bahwa pada tahun 2015 jumlah penduduk Desa
Palbapang Jenis kelamin perempuan sejumlah 8250 jiwa dan laki-laki
sejumlah7455secara keseluruhan jumlah penduduk perempuan lebih besar dari
pada penduduk laki-laki.
b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Usia
Komposisi penduduk berdasarkan struktur usia di Desa Palbapang pada
Tabel II.3 seperti berikut:
Tabel II. 3
Struktur Usia
No Usia Jumlah Persentase(%)
1 0 - 15 5613 35,10
2 15 - 65 7384 47,02
3 65 keatas 3091 19,68
Jumlah 15.705 100,00
Sumber : Data Monografi Desa Palbapang, 2015
Tabel II. 3 menunjukan bahwa usia penduduk Desa Palbapang paling
banyak antara usia 15- 65 tahun yakni 7384 jiwa (47,02%), selanjutnya usia
0 – 15 tahun yakni 5613 jiwa (35,10%) sedangkan usia 65 keatas yakni
3091 jiwa (19,68%) dari total penduduk 15.705.
c. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok masyarakat karena
dengan adanya pendidikan kita mendapat ilmu yang dibutuhkan untuk
menumbuh kembangkan kemampuan kita supaya berguna bagi diri sendiri,
17
lingkungan masyarakat, bangsa dan negara. Berikut adalah Tabel II.4 tingkat
pendidikan di Desa Palbapang :
Tabel II.4
Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidkan Jumlah Persentase (%)
1. TK 447 2,84
2. SD/ MI 2925 18,62
3. SMP / MTs 3947 25,13
4. SMA/ SMK 6814 43,38
5. D1 230 1,46
6. D3 247 1,57
7. Sarjana/ S1 702 4,46
8. Pascasarjana/ S2 125 0,79
9 Doktor / S3 16 0,38
10. Tidak lulus 124 0,78
11. Tidak Sekolah 138 0,60
Jumlah 15.705 100,00 Sumber : Data Monografi Desa Palbapang, 2015
Berdasarkan Tabel II.4 dapat diketahui bahwa penduduk di Desa
Palbapang memiliki tingkat pendidikan yang beragam. Mulai dari TK ada
447jiwa (2,84%), SD ada 2925jiwa (18,62%), SMP ada 3947 jiwa
(25,13%) SMU/ SMK dengan frekuensi jiwa 6814 (43,38%), dan untuk
yang tidak sekolah yaitu dikarenakan masih batita dan lansia sejumlah
138 jiwa (0,60%). Sedangkan yang tidak lulus ada 124 jiwa dikarenakan
lebih mementingkan mencari uang untuk memenuhi kehidupan sehari
hari.
18
d. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Dalam upaya pemenuhan kebutuhan sehari – hari tentu masyarakat
membutuhkan suatu pekerjaan untuk menunjang hal tersebut. Pekerjaan yang
dilakukan masyarakat pun beraneka ragam. Berikut ini merupakan tabel II.5
keadaan penduduk menurut mata pencaharian:
Tabel II.5
Mata Pencaharian Penduduk
No Mata Pencaharian Jumlah Presentase (%)
1. Pegawai Negeri Sipil 915 5,82
2. TNI 150 0,95
3. POLRI 158 1,06
4. Wiraswasta 1501 9,55
5. Petani 2970 18,97
6. Tukang Batu 1457 9,27
7. Buruh Tani 2644 16,83
8. Buruh Harian Lepas 1354 8,62
9. Karyawan Swasta 1376 8,63
10. Jasa 145 0,92
11. Pekerja Seni 180 1,14
12. Pensiunan 351 2,23
13. Peternak 1390 8,85
14. Belum/ Tidak bekerja 400 2,54
15. Lainnya 157 0,99
Jumlah 15.705 10,00 Sumber : Data Monografi Desa Palbapang, 2015
Berdasarkan Tabel II.5 dapat dilihat bahwa mata pencaharian
penduduk Desa Palbapang beraneka ragam ada yang menjadi PNS ada 915
jiwa (5,82%), TNI 150 jiwa (0,95%), POLRI 158 jiwa (1,06%), Wiraswasta
1501 jiwa (9,55%), Petani 2970 jiwa (18,9%), Tukang Batu 1457jiwa
(9,27%), Buruh Tani 2644 jiwa (16,83%), Buruh Harian Lepas 1354 jiwa
(8,62%) dari semua mata pencaharian yang paling banyak yaitu bermata
19
pencaharian sebagai petani. Untuk yang Tidak bekerja ada 400 jiwa
dikarenakan masih banyak lulusan SMA yang masih mencari pekerajaan.
3. Sebaran Fasilitas
a. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang ada di Desa Palbapang terdiri dari Puskesmas,
Poskesdes dan Posyandu. Berikut ini merupakan Tabel Fasilitas Kesehatan
di Desa Palbapang:
Tabel II.6
Fasilitas Kesehatan
No Fasilitas Kesehatan Jumlah
1. Puskesmas 1
2. Pustu 1
3. Posyandu 10
Sumber : Data Monografi Desa Palbapang, 2015
Berdasarkan rincian dari Tabel II.6 di Desa Palbapang memiliki
fasilitas kesehatan berupa Puskesmas, Pustu atau puskesmas pembantu,
dan Posyandu.
b. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang ada di Desa Palbapang terdiri dari
Perpustakaan Desa, Gedung PAUD, Gedung SD, Gedung SMP, Gedung
SMA. Berikut ini merupakan Tabel II.7 Fasilitas Pendidikan:
20
Tabel II.7
Fasilitas Pendidikan
NO Fasilitas Pendidikan Jumlah
1 Perpustakaan 1
2 PAUD 6
3 TK 7
4 SD 6
5 SMP 2
6 SMA 2
Sumber : Data Monografi Desa Palbapang, 2015
Berdasarkan Tabel II.7 Fasilitas Pendidikan di Desa Palbapang ada dari
Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak tingkat PAUD sebanyak Sekolah Dasar
(SD) sebanyak Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas
sebanyak
c. Fasilitas Peribadatan
Fasilitas Peribadatan terdiri dari mushola, dan Masjid hampir sama
semua Pedukuhan di Desa Palbapang sudah memiliki tempat peribadatan
masjid maupun mushola. Sedangkan fasilitas peribadatan agama lain selain
Islam , yaitu :
Tabel II.8
Fasilitas Peribadatan
NO Tempat Ibadah Jumlah
1 Masjid 24
2 Mushola 32
Sumber : Data Monografi Desa Palbapang, 2015
Berdasarkan Tabel II.8 bahwa di Desa Palbapang mempunyai tempat
peribadatan Masjid yaitu sebanyak 24, dan Mushola 32.
21
d. Fasilitas Umum
Fasilitas umum di Desa Palbapang terdiri dari gedung olahraga,
kesenian / budaya, balai pertemuan, sumur desa. Berikut ini merupakan
Tabel Fasilitas umum di Desa Palbapang:
Tabel II. 9
Fasilitas Umum
NO Fasilitas Umum Jumlah
1 Gedung Olah Raga 3
2 Kesenian / budaya 10
3 Sumur Desa 1
4 Balai pertemuan 10 Sumber : Data Monografi Desa Palbapang, 2015
Berdasarkan Tabel II.9 bahwa di Desa Palbapang mempunyai fasilitas
umum yaitu kesenian/budaya ada 10 tempat, balai pertemuan 10 tempat,
gedung olah raga ada 3.
22
B. Deskripsi Pedukuhan Serut
1. Letak Geografis
Sejarah dinamakan Pedukuhan Serut yaitu dahulu di kawasan ini terdapat
banyak sekali tumbuh pohon serut. Terlepas dari hal itu yang membuat “Serut”
menjadi nama pedukuhan ini adalah dahulu salah seorang punggawa kerajaan
Majapahit yang bernama Tumenggung Ronoputro pernah tinggal menetap
dikawasan ini hingga beliau wafat dan disemayamkan dibawah pohon serut.
Dahulu pada masa Kerajaan Majapahit tengah mengalami kemunduran, banyak
para punggawa kerajaan yang menghilang dan menyebar ke berbagai daerah.
Salah seorang punggawa yang menghilang itu ialah Tumenggung Ronoputro yang
berhasil bertahan hidup di kawasan ini.
Setelah beberapa lama beliau tinggal dan membangun wilayah ini akhirnya
beliau wafat dan dimakamkan dibawah pohon serut. Semasa hidupnya
Tumenggung Ronoputro merupakan orang yang pandai saat masih mengabdi
untuk Kerajaan Majapahit, Sehingga banyak orang yang mencari dirinya untuk
belajar dengannya. Setelah sekian lama masyarakat Majapahit mencari dan
akhirnya menemukan tempat tinggal terakhir Tumnenggung Ronoputro yaitu di
Pedukuhan Serut.
Jadi pohon Serut itulah yang menjadi tanda keberadaan wilayah Tumenggung
Ronoputro, masyarakat dulu sering menyebut daerah ini sebagai daerah serut
karena banyak pohon serut yang tumbuh. (Sumber dari Bapak Rahmat
Tobadiyana , Bapak Dukuh Serut)
23
Secara Administrasi Pedukuhan Serut berada di Desa Palbapang, Kecamatan
Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah
57,2465 Ha dan di sebelah selatan dan utara membentang luas area persawahan
milik warga. Pedukuhan Serut terbagi dalam tiga wilayah atau kring yaitu
Jopaitan, Serut Lor, dan Serut Kidul. Pedukuhan Serut terbagi dalam 9 RT yaitu
RT 1 sampai dengan RT 9 dengan pembagian sebagai berikut:
a. Jopaitan : RT 1, 2,3
b. Serut Lor : RT 4,5,6
c. Serut Kidul : RT 7,8,9
Pedukuhan Serut terletak di Wilayah bagian timur Desa Palbapang. Adapun
Kondisi Geografisnya sebagai berikut:
a. Batas Wilayah
1. Sebelah Barat : Pedukuhan Peni
2. Sebelah Timur : Pedukuhan Karangmojo
3. Sebelah Utara : Pedukuhan Kweden
4. Sebelah Selatan : Pedukuhan Karangasem
b. Orbitasi
Orbitasi pada wilayah Pedukuhan Serut, Kecamatan Bantul, Kabupaten
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu
1. Jarak dari Kantor Desa Palbapang : 2 km
2. Jarak dari Kantor Dinas Bupati : 6 km
3. Jarak dari Kantor Kecamatan Bantul : 7 km
24
c. Keadaan Topografi
Perjalanan ke Pedukuhan Serut sangat mudah ditempuh menggunakan
jalur darat yang sudah secara keseluruhan beraspal. Sehingga kendaraan roda
dua maupun roda empat dapat dengan mudah mengakses jalan ke Pedukuhan
Serut. Hal ini juga daat memudahkan para pengunjung yang ingin bertamu ke
Pedukuhan Serut karena dapat langsung tiba dengan kendaraan tanpa harus
parkir jauh.
Pedukuhan Serut berada pada kurang lebih 37 meter diatas permukaan
laut. Memiliki kontur tanah rata tanpa ada perbukitan dengan curah hujan
198,00 mm.
2. Keadaan Demografis
Keadaan demografis Pedukuhan Serut terbagi kedalam beberapa struktur.
Pembagian tersebut berdasarkan struktur jenis kelamin, pendidikan dan
pekerjaan sebagai berikut:
a. Jumlah Penduduk Pedukuhan Serut berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan data monografi pedukuhan Serut pada tahun 2016 berjumlah
1654 jiwa yang terdiri dari 451 Kepala Keluarga (KK). Sedangkan jumlah
penduduk berdasarkan jenis kelamin seperti Tabel II. 10 berikut:
Tabel II.10
Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
(jiwa)
Persentase(%)
1 Laki-Laki 776 46,91
2 Perempuan 878 53,09
Jumlah 1654 100,00 Sumber : Data Monografi Pedukuhan Serut, 2016
25
Berdasarkan Tabel II.10 jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
laki- laki 776 dan jenis kelamin perempuan ada 878 jiwa. Tercatat bahwa
jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki, oleh sebab itu kesetaraan
gender sangat ditekan kan di Pedukuhan Serut.
b. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Pada zaman sekarang ini pendidikan menjadi kebutuhan pokok bagi
setiap manusia. Mengingat pendidikan mampu menopang pembangunan
jika sumber daya manusianya terlahir dari pendidikan yang memadai.
Berikut Tabel II.11 Menjelaskan keadaan penduduk menurut tingkat
pendidikan
Tabel II. 11
Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase(%)
1. PAUD 155 9,37
2. TK 165 9,97
3. SD 324 19,58
4. SMP 534 32,28
5. SMA 421 25,45
6. Sarjana 19 1,14
7. Tidak Sekolah 20 1,20
8. Tidak Lulus 16 0,96
Jumlah 1654 100,00 Sumber : Data Monografi Pedukuhan Serut, 2016
Berdasarkan Tabel II.11 dapat diketahui bahwa keadaan penduduk
menurut tingkat pendidikan Paud 155 jiwa (9,37%), TK 165 jiwa (9,97%),
SD 324 Jiwa (19,58%), Smp 534 jiwa (32,28%), dan Tidak Sekolah ada 20
jiwa (1,20%) dikarenakan lebih mementingkan mencari uang untuk
26
membantu perekonomian keluarga. Sedangkan yang Tidak lulus ada 16 jiwa
(0,96%) dikarenakan putus sekolah tidak mau melanjutkan sekolah
c. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Pedukuhan Serut yang berada di kawasan Desa namun dekat
dengan perkotaan membuat perkerjaan masyarakat Pedukuhan Serut
beranekaragam. Berikut ini Tabel II.12 Menjelaskan keadaan Mata
Pencaharian Penduduk:
Tabel II. 12
Mata Pencaharian Penduduk
NO Mata Pencaharian Jumlah Persentase %
1. Buruh Harian Lepas. 487 29,44
2. PNS 145 8,76
3. Swasta 424 25,63
4. Pengrajin 124 7,49
5. Petani 256 15,47
6. TNI 24 1,45
7. POLISI 34 2,55
8. Pedagang 160 9,67
Jumlah 1654 100,00 Sumber : Data Monografi Pedukuhan Serut, 2016
Berdasarkan Tabel II.12 menunjukan bahwa Jumlah penduduk
menurut mata pencaharian pedukuhan serut beranekaragam seperti Buruh
487 jiwa (29,44% ), PNS 145 jiwa (8,76%), Swasta 424 jiwa(25,63%),
Pengrajin 124 jiwa (7,49%), Petani 256 jiwa , dari menurut mata
pencaharian yang paling banyak yaitu bermata pencaharian Buruh.
27
3. Keadaan Sosial
a. Sosial
Perkembangan suatu wilayah khususnya sebuah Pedukuhan dapat kita
lihat dan proaktifnya masyarakat dalam kegiatan maupun lembaga-lembaga
yang ada di wilayah tersebut.
Di Pedukuhan Serut masyarakatnya tergolong aktif dalam kegiatan
berorganisasi dalam kegiatan sosial masyarakat di Pedukuhan Serut
diantaranya: Kerja bakti, Siskamling, Arisan PKK, Posyandu, Kenduri,
Yasinan, Karang taruna, Hadroh.
Adapun Keikutsertaan dalam Kelompok atau berorganisasi seperti
Tabel berikut:
Tabel II.13
Keikutsertaan dalam Kelompok / Organisasi
NO Kelompok / Organisasi Jumlah
1. RT 9
2. PKK RT 9
3. PKK Pedukuhan 1
4. Karang Taruna 1
5. Remaja Majid 1
6. Kelompok Yasinan 1
7. Kelompok Hadroh 1
8. Kelompok PSM Azola 1
9. Kelompok Tani Harapan 1
10. Kelompok Lumbung Harapan Makmur 1
11. Kelompok Peternak Sapi Sidodadi 1
12. Kelompok Peternak Kambing 2
13. Kelompok Perikanan 1
14. Kelompok Ternak Ayam 1 Sumber : Data Monografi Pedukuhan Serut, 2016