dermatitis

20
Dermatitis dan Pengobatan A. Pengertian Dermatitis Dermatitis merupakan epidermo-dermatitis dengan gejala subyektif pruritus. Obyektif tampak inflamasi eritema, vesikula, eksudasi, dan pembentukan sisik. Tanda-tanda polimorfik tersebut tidak selalu timbul pada saat yang sama. Penyakit bertendensi residif dan menjadi kronis. Sinonim dermatitis adalah eksem. Ada yang membedakan antara dermatitis dan eksem, tetapi pada umumnya menganggap sama. Dermatitis ada yang didasari oleh faktor endogen, misalnya dermatitis atopik, dermatitis kontak, dan sebagainya. Tetapi kebanyakan penyebab dermatitis ini belum diketahui secara pasti. B. Penyebab Terjadinya Dermatitis Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia, fisik (contoh : sinar), mikroorganisme (bakteri, jamur); dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik. Sebagian lain tidak diketahui pasti. Banyak macam dermatitis yang belum diketahui patogenesisnya, terutama yang penyebabnya fakktor endogen. Yang telah banyak dipelajari

Upload: ryan-d-ace-manchunian

Post on 07-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Dermatitis

TRANSCRIPT

Page 1: Dermatitis

Dermatitis dan Pengobatan A.    Pengertian Dermatitis

Dermatitis merupakan epidermo-dermatitis dengan gejala subyektif pruritus.

Obyektif tampak inflamasi eritema, vesikula, eksudasi, dan pembentukan sisik. Tanda-

tanda polimorfik tersebut tidak selalu timbul pada saat yang sama. Penyakit bertendensi

residif dan menjadi kronis. Sinonim dermatitis adalah eksem. Ada yang membedakan

antara dermatitis dan eksem, tetapi pada umumnya menganggap sama.

Dermatitis ada yang didasari oleh faktor endogen, misalnya dermatitis atopik,

dermatitis kontak, dan sebagainya. Tetapi kebanyakan penyebab dermatitis ini belum

diketahui secara pasti.

B.     Penyebab Terjadinya Dermatitis

Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia,

fisik (contoh : sinar), mikroorganisme (bakteri, jamur); dapat pula dari dalam (endogen),

misalnya dermatitis atopik. Sebagian lain tidak diketahui pasti. Banyak macam

dermatitis yang belum diketahui patogenesisnya, terutama yang penyebabnya fakktor

endogen. Yang telah banyak dipelajari adalah tentang dermatitis kontak, baik yang tipe

alergik maupun iritan primer.

Pada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung

pada stadium penyakit, batasnya dapat tegas dapat pula tidak tegas, penyebarannya

dapat setempat, generalisata, bahkan universalis. Pada stadium akut kelainan kulit

berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi, sehingga tampak basah

(medidans). Stadium subakut, eritema berkurang, eksudat mengering menjadi krusta.

Sedang pada stadium kronis tampak lesi kronis, skuama, hiperpigmentasi, likenifikasi,

Page 2: Dermatitis

dan papul, mungkin juga terdapat erosi atau ekskoriasi karena garukan. Stadium

tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis memberi

gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis. Demikian pula jenis

efloresensinya tidak selalu harus polimorfi, mungkin hanya oligomorfi.

Hingga kini belum ada kesepakatan internasional mengenai tatanaman dan

klasifikasi dermatitis, tidak hanya karena penyebabnya yang multi faktor, tetapi juga

karena seseorang dapat menderita lebih dari satu jenis dermatitis pada waktu yang

bersamaan atau bergantian. Ada yang memberi nama berdasarkan etiologi (contoh :

dermatitis kontak, radiodermatitis, dermatitis medikamentosa), morfologi (contoh :

dermatitis papulosa, dermatitis vesikulosa, dermatitis medidasns, dermatitis

eksfoliativa), bentuk (contoh : dermatitis numularis), lokalisasi (contoh : dermatitis

interdigitalis, dermatitis intertriginosa, dermatitis manus, dermatitis generalisata), dan

ada pula yang berdasarkan lama atau stadium penyakit (contoh : dermatitis akut,

dermatitis subakut, dermatitis kronis).

Perubahan histopatologi dermatitis terjadi pada epidermis dan dermis,

bergantung pada stadiumnya. Pada stadium akut kelainan di epidermis berupa vesikel

atau bula, spongiosis, edema intrasel, dan eksositosis, terutama sel mononuklear.

Dermis sebab, pembuluh darah melebar, ditemukan sebukan terutama sel

mononuklear; eosinofil kadang ditemukan, bergantung pada penyebab dermatitis.

Kelainan pada stadium subakut hampir seperti stadium akut, jumlah vesikel di

epidermis berkurang, spongiosis masih jelas, epidermis tertutup krusta, dan

parakeratosis; edema di dermis berkurang, vasodilatasi masih tampak jelas, demikian

pula sebukan sel radang.

Page 3: Dermatitis

Epidermis pada stadium kronis, hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis, rete

ridges memanjang, kadang ditemukan spongiosis ringan; vesikel tidak ada lagi. Papila

dermis memanjang (papilamatosis), dinding pembuluh darah menebal, dermis terutama

di bagian atas bersebukan sel radang mononuklear, jumlah fibroblas dan kolagen

bertambah.

   Terapi, Pencegahan (Pengobatan) Dermatitis

Pada kasus ringan dapat diberikan antihistamin, atau antihistamin dikombinasi

dengan antiserotonin, antibradikinin, anti-SRA, dan sebagainya. Pada kasus akut dan

berat dapat diberi kortikosteroid. Prinsip umum terapi topikal diuraikan di bawah ini:

1.        Dermatitis akut/basah (medidans) harus diobati secara basah (kompres terbuka).

Bila subakut, diberi losio (bedak kocok), krim, pasta, atau linimentum (pasta pendingin).

Krim diberikan pada daerah yang berambut, sedang pasta pada daerah yang tidak

berambut. Bila kronik, diberi salap.

2.        Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah persentase obat spesifik.

E.     Macam-Macam Dermatitis

1.      Dermatitis Kontak : disebabkan karena bahan yg menempel pada kulit

Adapun kedua dermatitis kontak yaitu :

a.      Dermatitis Kontak Iritan

Ø  Epidemiologi

Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur,

ras, dan jenis kelamin. Jumlah penderita dermatitis kontak iritan diperkirakan cukup

Page 4: Dermatitis

banyak, namun angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini disebabkan antara lain

oleh banyak penderita dengan kelainan ringan tidak datang berobat.

Ø  Etiologi

Penyebab munculnya dermatitis jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya

bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit

yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi, kohikulum,

serta suhu bahan iritan tersebut, juga dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang

dimaksud yaitu : lama kontak, kekerapan (terus-menerus atau berselang) adanya oklusi

menyebabkan kulit lebih permeabel, demikian juga gesekan dan trauma fisis. Suhu dan

kelembaban lingkungan juga ikut berperan.

Faktor individu juga berpengaruh pada dermatitis kontak iritan, misalnya perbedaan

ketebalan kulit di berbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas; usia (anak

di bawah umur 8 tahun lebih mudah teriritasi); ras (kulit hitam lebih tahan dari pada kulit

putih); jenis kelamin (insidens dermatitis kontak iritan lebih tinggi pada wanita); penyakit

kulit yang pernah atau sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan iritan turun),

misalnya dermatitis atopik.

Ø  Patogenesis

Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui

kerja kimiawi maupun fisik. Bahan irisan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin,

menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadan ini akan

merusak sel epidermis.

Page 5: Dermatitis

Ada dua jenis bahan iritan yaitu : iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan

menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang, sedang

iritan lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak berulang-

ulang. Faktor kontribusi, misalnya kelembaban udara, tekanan, gesekan dan oklusi,

mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut.

Ø  Gejala Klinis

Sebagaimana disebabkan diatas bahwa ada dua jenis bahan iritan, maka dermatitis

kontak iritan juga ada dua macam yaitu dermatitis kontak iritan akut dan dermatitis

kontak iritan kronis.

Ø  Dermatititis kontak iritan akut

Penyebabnya iritan kuat, biasanya karena kecelakaan. Kulit terasa pedih atau panas,

eritema, vesikel, atau bula. Luas kelainan umumnya sebatas daerah yang terkena,

berbatas tegas. Pada umumnya kelainan kulit muncul segera, tetapi ada segera, tetapi

ada sejumlah bahan kimia yang menimbulkan reaksi akut lambat misalnya podofilin,

antralin, asam fluorohidrogenat, sehingga dermatitis kontak iritan akut lambat. Kelainan

kulit baru terlihat setelah 12-24 jam atau lebih. Contohnya ialah dermatitis yang

disebabkan oleh bulu serangga yang terbang pada malam hari (dermatitis venenata);

penderita baru merasa pedih setelah esok harinya, pada awalnya terlihat eritema dan

sorenya sudah menjadi vesikel atau bahkan nekrosis.

Ø  Dermatitis kontak iritan kronis

Page 6: Dermatitis

Nama lain ialah dermatitis iritan kumulatif, disebabkan oleh kontak dengan iritan lembah

yang berulang-ulang (oleh faktor fisik, misalnya gesekan, trauma mikro, kelembaban

rendah, panas atau dingin; juga bahan contohnya detergen, sabun, pelarut, tanah,

bahkan juga air). Dermatitis kontak iritan kronis mungkin terjadi oleh karena kerjasama

berbagai faktor. Bisa jadi suatu bahan secara sendiri tidak cukup kuat menyebabkan

dermatitis iritan, tetapi bila bergabung dengan faktor lain baru mampu. Kelainan baru

nyata setelah berhari-hari, berminggu atau bulan, bahkan bisa bertahun-tahun

kemudian. Sehingga waktu dan rentetan kontak merupakan faktor paling penting.

Dermatitis iritan kumulatif ini merupakan dermatitis kontak iritan yang paling sering

ditemukan.

Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal

(hiperkeratosis) dan likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila kontak terus

berlangsung akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris (fisur), misalnya pada kulit tumit

tukang cuci yang mengalami kontak terus menerus dengan deterjen. Ada kalanya

kelainan hanya berupa kulit kering atau skuama tanpa eritema, sehingga diabaikan oleh

penderita. Setelah kelainan dirasakan mengganggu, baru mendapat perhatian. Banyak

pekerjaan yang beresiko tinggi yang memungkinkan terjadinya dermatitis kontak iritan

kumulatif,  misalnya : mencuci, memasak, membersihkan lantai, kerja bangunan, kerja

di bengkel dan berkebun.

Ø  Histopatologi

Gambaran histopatologik dermatitis kontak iritan tidak karakteristik. Pada dermatitis

kontak iritan akut (oleh iritan primer), dalam dermatitis terjadi vasodilatasi dan sebukan

sel mononuklear dan determis bagian atas. Eksositosis di epidermis disertai spongiosis

Page 7: Dermatitis

dan edema intrasel, dan akhirnya terjadi nekrosis epidermal. Pada keadaan berat,

kerusakan epidermis ini dapat menimbulkan bula subepidermal.

Ø  Diagnosis

Diagnosis dermatitis kontak iritan didasarkan atas anamnesis yang cermat dan

pengamatan gambaran klinis. Dermatitis kontak iritan akut lebih mudah diketahui

karena munculnya lebih cepat sehingga penderita pada umumnya masih ingat apa

yang menjadi penyebabnya. Sebaliknya, dermatitis kontak irita kronis, timbulnya lambat

serta mempunyai variasi gambaran klinis yang luas, sehingga adakalanya sulit

dibedakan dengan dermatitis kontak alergi. Untuk ini diperlukan uji tempel dengan

bahan yang dicurigai.

Ø  Pengobatan

Upaya pengobatan dermatitis kontak iritan yang terpenting adalah menyingkirkan

pajanan bahan iritan, baik yang bersifat mekanik, fisik maupun kimiawi. Bila hal ini

dapat dilaksanakan dengan sempurna, dan tidak terjadi komplikasi, maka dermatitis

iritan tersebut akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan topikal, mungkin

cukup dengan pelembab untuk memperbaiki kulit yang kering. Apabila diperlukan, untuk

mengatasi peradangan dapat diberikan kortikosteroid topikal, misalnya hidrokortison,

atau untuk kelainan yang kronis bisa diawali dengan kortikosteroid yang lebih kuat.

Pemakaian alat pelindung yang adekuat diperlukan bagi mereka yang bekerja dengan

bahan iritan, untuk mencegah kontak dengan bahan tersebut.

Ø  Prognosis

Page 8: Dermatitis

Bila bahan iritan penyebab dermatitis tersebut tidak dapat disingkirkan dengan

sempurna, maka prognosisnya kurang baik. Keadaan ini sering terjadi pada dermatitis

kontak iritan kronis yang penyebabnya multi faktor.

b.      Dermatitis Kontak Alergik

Ø  Epidemiologi

Bila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan, jumlah penderita dermatitis kontak

alergik lebih sedikit, karena hanya mengenai orang yang kulitnya sangat peka

(hipersensitif). Namun sedikit sekali informasi mengenai prevalensi dermatitis ini di

masyarakat.

Ø  Etiologi

Penyebab dermatitis kontak alergik adalah alergen, paling sering berupa bahan kimia

dengan berat molekul kurang dari 500-1000 Da, yang juga disebut bahan kimia

sederhana. Dermatitis yang timbul dipengaruhi oleh potensi sensitisasi alergen, derajat

pajanan, dan luasnya penetrasi di kulit.

Ø  Patogenesis

Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada dermatitis kontak alergi adalah mengikuti

respons imun yang diperantarai oleh sel (cell-mediated immune respons) atau reaksi

tipe IV. Reaksi hipersensitivitas di kulit timbulnya lambat (delayed hypersensitivit),

umumnya dalam waktu 24 jam setelah terpajan dengan alergen. Sebelum seorang

pertama kali menderita dermatitis kontak alergik, terlebih dahulu mendapatkan

Page 9: Dermatitis

perubahan spesifik reaktivitas pada kulitnya. Perubahan ini terjadi karena adanya

kontak dengan bahan kimia sederhana yang disebut hapten yang akan terikat dengan

protein, membentuk antigen lengkap. Antigen ini ditangkap dan diproses leh makrofag

dan sel Langerhans, selanjutnya dipresentasikan ke sel T. Setelah kontak dengan yang

telah diproses ini, sel T menuju ke kelenjar getah bening regional untuk berdeferensiasi

dan berproliferasi membentuk sel T efektor yang tersensitisasi secara spesifik dan sel

memori. Sel-sel ini kemudian tersebar melalui sirkulasi ke seluruh tubuh, juga sistem

limfoid, sehingga menyebabkan keadaan sensitivitas yang sama di seluruh kulit tubuh.

Fase saat kontak pertama alergen sampai kulit menjadi sensitif disebut fase induksi

atau fase sensitisasi. Fase ini rata-rata berlangsung selama 2-3 minggu. Pada

umumnya reaksi sensitisasi ini dipengaruhi oleh derajat kepekaan individu, sifat

sensitisasi alergen (sensitizer), jumlah alergen, dan konsentrasi. Sensitizer kuat

mempunyai fase yang lebih pendek, sebaliknya sensitizer lembah seperti bahan-bahan

yang dijumpai pada kehidupan sehari-hari pada umumnya kelainan kulit pertama

muncul setelah lama kontak dengan bahan tersebut, bisa bulanan atau tahunan.

Sedangkan periode saat terjadinya pajanan ulang dengan alergen yang sama atau

serupa sampai timbulnya gejala klinis disebut fase elisitasi, umumnya berlangsung

antara 24-48 jam.

Ø  Gejala Klinis

Penderita pada umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada keparahan

dermatitis. Pada yang akut dimulai dengan bercak eritema berbatas jelas, kemudian

diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah

menimbulkan erosi dan eksudasi (basah). Pada yang kronis terlihat kulit kering,

Page 10: Dermatitis

berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin juga fisur, batasnya tidak jelas. Kelainan ini

sulit dibedakan dengan dermatitis kontak iritan kronis; mungkin penyebabnya juga

campuran.

Berbagai lokalisasi terjadinya dermatitis kontak :

Tangan. Kejadian dermatitis kontak baik iritan maupun alergik paling sering di tangan,

misalnya pada ibu rumah tangga. Demikian pula kebanyakan dermatitis kontak akibat

kerja ditemukan di tangan. Sebagian besar memang oleh karena bahan iritan. Bahan

penyebabnya misalnya deterjen, antiseptik, getah sayuran/tanaman, semen, dan

pestisida.

Lengan. Alergen umumnya sama dengan pada tangan, misalnya oleh jam tangan

(nikel), sarung tangan karet, debu semen, dan tanaman. Di aksila umumnya oleh bahan

pengharum.

Wajah. Dermatitis kontak pada wajah dapat disebabkan oleh bahan kosmetik, obat

topikal, alergen yang di udara, nekel (tangkai kaca mata). Bila di bibir atau sekitarnya

mungkin disebabkan oleh lipstik, pasta gigi, getah buah-buahan. Dermatitis di kelopak

mata dapat disebabkan oleh cat kuku, cat rambut, eyeshadows, dan obat mata.

Telinga. Anting atau jepit telinga terbuat dari nikel, penyebab dermatitis kontak pada

cuping telinga. Penyebab lain, misalnya obat topikal, tangkai kaca mata, cat rambut,

hearing-aids.

Leher. Penyebanya kalung dari nikel, cat kuku (yang berasal dari ujung jari), parfum,

alergen di udara, zat warna pakaian.

Badan. Dermatitis kontak di badan dapat disebabkan oleh pakaian, zat warna, kancing

logam, karet (elastis, busa), plastik, dan detergen.

Page 11: Dermatitis

Genitalia. Penyebabnya dapat antiseptik, obat topikal, nilon, kondom, pembalut wanita,

dan alergen yang ada di tangan.

Paha dan tungkai bawah. Dermatitis di tempat ini dapat disebabkan oleh pakaian,

dompet, kunci (nikel) di saku, kaos kaki nilon, obat topikal (misalnya anestesi lokal,

neomisin, etilendiamin), semen, dan sepatu.

Ø  Diagnosis

Diagnosis didasarkan atas hasil anamnesis yang cermat dan pemeriksaan klinis yang

teliti. Pertanyaan mengenai kontaktan yang dicurigai didasarkan kelainan kulit yang

ditemukan. Misalnya, ada kelainan kulit berupa lesi numular di sekitar umbilikus berupa

hiperpigmentasi, likenifikasi, dengan papul dan erosi, maka perlu ditanyakan apakah

penderita memakai kancing celana atau kepala ikat pinggang yang terbuat dari logam

(nikel). Data yang berasal dari anamnesis juga meliputi riwayat pekerjaan, hobi, obat

topikal yang pernah digunakan, obat sistemik, kosmetika, bahan-bahan yang diketahui

menimbulkan alergi, penyakit kulit yang pernah dialami, serta penyakit kulit pada

keluarganya (misalnya dermatitis atopik, psoriasis). Pemeriksaan fisis sangat penting,

karena dengan melihat lokalisasi dan pola kelainan kulit seringkali dapat diketahui

kemungkinan penyebabnya. Misalnya, di ketiak oleh deodoran, di pergelangan tangan

oleh jam tangan, dan di kedua kaki oleh sepatu. Pemeriksaan hendaknya dilakukan

pada seluruh permukaan kulit, untuk melihat kemungkinan kelainan kulit lain karena

sebab-sebab endogen.

Ø  Diagnosis Banding

Page 12: Dermatitis

Kelainan kulit dermatitis kontak alergik sering tidak menunjukkan gambaran morfologik

yang khas, dapat menyerupai dermatitis atopik, dermatitis numularis, dermatitis

seboroik, atau psoriasis. Diagnosis banding yang terutama ialah dengan dermatitus

kontak iritan. Dalam keadaan ini pemeriksaan uji tempel perlu dipertimbangkan untuk

menentukan, apakah dermatitis tersebut karena kontak alergi.

Ø  Uji Tempel

Pelaksanaan uji tempel dilakukan setelah dermatitisnya sembuh (tenang), bila mungkin

setelah 3 minggu. Tempat melakukan uji tempel biasanya di punggung, dapat pula di

bagian luar lengan atas. Bahan uji diletakkan pada sepotong kain atau kertas,

ditempelkan pada kulit yang utuh, ditutup dengan bahan impermeabel, kemudian

direkat dengan plester. Setelah 48 jam dibuka. Reaksi dibaca setelah 48 jam (pada

waktu dibuka), 72 jam dan atau 96 jam. Untuk bahan tertentu bahkan baru memberi

reaksi setelah satu minggu. Hasil positif dapat berupa eritema dengan urtika sampai

vesikel atau bula. Penting dibedakan, apakah reaksi karena alergi kontak atau karena

iritasi, sehubungan dengan konsentrasi bahan uji terlalu tinggi. Bila oleh karena iritasi,

reaksi akan menurun setelah 48 jam (reaksi tipe decresendo), sedangkan reaksi alergi

kontak makin meningkat (reaksi tipe cresendo).

Ø  Pengobatan

Hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan dermatitis kontak adalah upaya

pencegahan terulangnya kontak kembali dengan alergen penyebab, dan menekan

kelainan kulit yang timbul.

Page 13: Dermatitis

Kortikosteoroid dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi peradangan

pada dermatitis kontak alergi akut yang ditandai dengan eritema, edema, bula atau

vesikel, serta eksufatif (madidans), misalnya prednison 30 mg/hari. Umumnya kelainan

kulit akan mereda setelah beberapa hari. Kelainan kulitnya cukup dikompres dengan

larutan garam faal.

Untuk dermatitis kontak alergik yang ringan, atau dermatitis akut yang telah mereda

(setelah mendapat pengobatan kortikosteroid sistemik), cukup diberikan kortikosteroid

topikal.

Ø  Prognosis

Prognosis dermatitis kontak alergi umumnya baik, sejauh bahan kontaktannya dapat

disingkirkan. Prognosis kurang baik dan menjadi kronis, bila bersamaan dengan

dermatitis oleh faktor endogen (dermatitis atopik, dermatitis numularis, atau psoriasis),

atau pajanan dengan bahan iritan yang tidak mungkin dihindari.

2.      Dermatitis Atopik : 70 % ditemukan riwayat stigmata atopi, imunitas seluler menurun.

Gambaran utama dermatitis atopic : gatal. Akibat garukan kelaian kulit yg terjadi :

eritema, papul,likenifikasi, erosi sampai krusta. Dermatitis atopic dapat terjadi pada :

a. Bentuk infantile ( 2bln-2 thn)

b. Bentuk anak (3-11 thn)

c. Bentuk remaja dan dws (12-30 thn)

Penatalaksanaan :

Kulit kering : krim emolien

Pengobatan : Sistemik : Antihistamin, infeksi sekunder : antibiotic, kortikosteroid.

Page 14: Dermatitis

Pengobatan Topikal : eksudatif : kompres, salap kortikosteroid.