dermatitis
DESCRIPTION
DermatitisTRANSCRIPT
![Page 1: Dermatitis](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072002/563db8e4550346aa9a97ee7b/html5/thumbnails/1.jpg)
Dermatitis dan Pengobatan A. Pengertian Dermatitis
Dermatitis merupakan epidermo-dermatitis dengan gejala subyektif pruritus.
Obyektif tampak inflamasi eritema, vesikula, eksudasi, dan pembentukan sisik. Tanda-
tanda polimorfik tersebut tidak selalu timbul pada saat yang sama. Penyakit bertendensi
residif dan menjadi kronis. Sinonim dermatitis adalah eksem. Ada yang membedakan
antara dermatitis dan eksem, tetapi pada umumnya menganggap sama.
Dermatitis ada yang didasari oleh faktor endogen, misalnya dermatitis atopik,
dermatitis kontak, dan sebagainya. Tetapi kebanyakan penyebab dermatitis ini belum
diketahui secara pasti.
B. Penyebab Terjadinya Dermatitis
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia,
fisik (contoh : sinar), mikroorganisme (bakteri, jamur); dapat pula dari dalam (endogen),
misalnya dermatitis atopik. Sebagian lain tidak diketahui pasti. Banyak macam
dermatitis yang belum diketahui patogenesisnya, terutama yang penyebabnya fakktor
endogen. Yang telah banyak dipelajari adalah tentang dermatitis kontak, baik yang tipe
alergik maupun iritan primer.
Pada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung
pada stadium penyakit, batasnya dapat tegas dapat pula tidak tegas, penyebarannya
dapat setempat, generalisata, bahkan universalis. Pada stadium akut kelainan kulit
berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi, sehingga tampak basah
(medidans). Stadium subakut, eritema berkurang, eksudat mengering menjadi krusta.
Sedang pada stadium kronis tampak lesi kronis, skuama, hiperpigmentasi, likenifikasi,
![Page 2: Dermatitis](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072002/563db8e4550346aa9a97ee7b/html5/thumbnails/2.jpg)
dan papul, mungkin juga terdapat erosi atau ekskoriasi karena garukan. Stadium
tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis memberi
gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis. Demikian pula jenis
efloresensinya tidak selalu harus polimorfi, mungkin hanya oligomorfi.
Hingga kini belum ada kesepakatan internasional mengenai tatanaman dan
klasifikasi dermatitis, tidak hanya karena penyebabnya yang multi faktor, tetapi juga
karena seseorang dapat menderita lebih dari satu jenis dermatitis pada waktu yang
bersamaan atau bergantian. Ada yang memberi nama berdasarkan etiologi (contoh :
dermatitis kontak, radiodermatitis, dermatitis medikamentosa), morfologi (contoh :
dermatitis papulosa, dermatitis vesikulosa, dermatitis medidasns, dermatitis
eksfoliativa), bentuk (contoh : dermatitis numularis), lokalisasi (contoh : dermatitis
interdigitalis, dermatitis intertriginosa, dermatitis manus, dermatitis generalisata), dan
ada pula yang berdasarkan lama atau stadium penyakit (contoh : dermatitis akut,
dermatitis subakut, dermatitis kronis).
Perubahan histopatologi dermatitis terjadi pada epidermis dan dermis,
bergantung pada stadiumnya. Pada stadium akut kelainan di epidermis berupa vesikel
atau bula, spongiosis, edema intrasel, dan eksositosis, terutama sel mononuklear.
Dermis sebab, pembuluh darah melebar, ditemukan sebukan terutama sel
mononuklear; eosinofil kadang ditemukan, bergantung pada penyebab dermatitis.
Kelainan pada stadium subakut hampir seperti stadium akut, jumlah vesikel di
epidermis berkurang, spongiosis masih jelas, epidermis tertutup krusta, dan
parakeratosis; edema di dermis berkurang, vasodilatasi masih tampak jelas, demikian
pula sebukan sel radang.
![Page 3: Dermatitis](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072002/563db8e4550346aa9a97ee7b/html5/thumbnails/3.jpg)
Epidermis pada stadium kronis, hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis, rete
ridges memanjang, kadang ditemukan spongiosis ringan; vesikel tidak ada lagi. Papila
dermis memanjang (papilamatosis), dinding pembuluh darah menebal, dermis terutama
di bagian atas bersebukan sel radang mononuklear, jumlah fibroblas dan kolagen
bertambah.
Terapi, Pencegahan (Pengobatan) Dermatitis
Pada kasus ringan dapat diberikan antihistamin, atau antihistamin dikombinasi
dengan antiserotonin, antibradikinin, anti-SRA, dan sebagainya. Pada kasus akut dan
berat dapat diberi kortikosteroid. Prinsip umum terapi topikal diuraikan di bawah ini:
1. Dermatitis akut/basah (medidans) harus diobati secara basah (kompres terbuka).
Bila subakut, diberi losio (bedak kocok), krim, pasta, atau linimentum (pasta pendingin).
Krim diberikan pada daerah yang berambut, sedang pasta pada daerah yang tidak
berambut. Bila kronik, diberi salap.
2. Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah persentase obat spesifik.
E. Macam-Macam Dermatitis
1. Dermatitis Kontak : disebabkan karena bahan yg menempel pada kulit
Adapun kedua dermatitis kontak yaitu :
a. Dermatitis Kontak Iritan
Ø Epidemiologi
Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur,
ras, dan jenis kelamin. Jumlah penderita dermatitis kontak iritan diperkirakan cukup
![Page 4: Dermatitis](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072002/563db8e4550346aa9a97ee7b/html5/thumbnails/4.jpg)
banyak, namun angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini disebabkan antara lain
oleh banyak penderita dengan kelainan ringan tidak datang berobat.
Ø Etiologi
Penyebab munculnya dermatitis jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya
bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit
yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi, kohikulum,
serta suhu bahan iritan tersebut, juga dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang
dimaksud yaitu : lama kontak, kekerapan (terus-menerus atau berselang) adanya oklusi
menyebabkan kulit lebih permeabel, demikian juga gesekan dan trauma fisis. Suhu dan
kelembaban lingkungan juga ikut berperan.
Faktor individu juga berpengaruh pada dermatitis kontak iritan, misalnya perbedaan
ketebalan kulit di berbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas; usia (anak
di bawah umur 8 tahun lebih mudah teriritasi); ras (kulit hitam lebih tahan dari pada kulit
putih); jenis kelamin (insidens dermatitis kontak iritan lebih tinggi pada wanita); penyakit
kulit yang pernah atau sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan iritan turun),
misalnya dermatitis atopik.
Ø Patogenesis
Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui
kerja kimiawi maupun fisik. Bahan irisan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin,
menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadan ini akan
merusak sel epidermis.
![Page 5: Dermatitis](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072002/563db8e4550346aa9a97ee7b/html5/thumbnails/5.jpg)
Ada dua jenis bahan iritan yaitu : iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan
menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang, sedang
iritan lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak berulang-
ulang. Faktor kontribusi, misalnya kelembaban udara, tekanan, gesekan dan oklusi,
mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut.
Ø Gejala Klinis
Sebagaimana disebabkan diatas bahwa ada dua jenis bahan iritan, maka dermatitis
kontak iritan juga ada dua macam yaitu dermatitis kontak iritan akut dan dermatitis
kontak iritan kronis.
Ø Dermatititis kontak iritan akut
Penyebabnya iritan kuat, biasanya karena kecelakaan. Kulit terasa pedih atau panas,
eritema, vesikel, atau bula. Luas kelainan umumnya sebatas daerah yang terkena,
berbatas tegas. Pada umumnya kelainan kulit muncul segera, tetapi ada segera, tetapi
ada sejumlah bahan kimia yang menimbulkan reaksi akut lambat misalnya podofilin,
antralin, asam fluorohidrogenat, sehingga dermatitis kontak iritan akut lambat. Kelainan
kulit baru terlihat setelah 12-24 jam atau lebih. Contohnya ialah dermatitis yang
disebabkan oleh bulu serangga yang terbang pada malam hari (dermatitis venenata);
penderita baru merasa pedih setelah esok harinya, pada awalnya terlihat eritema dan
sorenya sudah menjadi vesikel atau bahkan nekrosis.
Ø Dermatitis kontak iritan kronis
![Page 6: Dermatitis](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072002/563db8e4550346aa9a97ee7b/html5/thumbnails/6.jpg)
Nama lain ialah dermatitis iritan kumulatif, disebabkan oleh kontak dengan iritan lembah
yang berulang-ulang (oleh faktor fisik, misalnya gesekan, trauma mikro, kelembaban
rendah, panas atau dingin; juga bahan contohnya detergen, sabun, pelarut, tanah,
bahkan juga air). Dermatitis kontak iritan kronis mungkin terjadi oleh karena kerjasama
berbagai faktor. Bisa jadi suatu bahan secara sendiri tidak cukup kuat menyebabkan
dermatitis iritan, tetapi bila bergabung dengan faktor lain baru mampu. Kelainan baru
nyata setelah berhari-hari, berminggu atau bulan, bahkan bisa bertahun-tahun
kemudian. Sehingga waktu dan rentetan kontak merupakan faktor paling penting.
Dermatitis iritan kumulatif ini merupakan dermatitis kontak iritan yang paling sering
ditemukan.
Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal
(hiperkeratosis) dan likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila kontak terus
berlangsung akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris (fisur), misalnya pada kulit tumit
tukang cuci yang mengalami kontak terus menerus dengan deterjen. Ada kalanya
kelainan hanya berupa kulit kering atau skuama tanpa eritema, sehingga diabaikan oleh
penderita. Setelah kelainan dirasakan mengganggu, baru mendapat perhatian. Banyak
pekerjaan yang beresiko tinggi yang memungkinkan terjadinya dermatitis kontak iritan
kumulatif, misalnya : mencuci, memasak, membersihkan lantai, kerja bangunan, kerja
di bengkel dan berkebun.
Ø Histopatologi
Gambaran histopatologik dermatitis kontak iritan tidak karakteristik. Pada dermatitis
kontak iritan akut (oleh iritan primer), dalam dermatitis terjadi vasodilatasi dan sebukan
sel mononuklear dan determis bagian atas. Eksositosis di epidermis disertai spongiosis
![Page 7: Dermatitis](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072002/563db8e4550346aa9a97ee7b/html5/thumbnails/7.jpg)
dan edema intrasel, dan akhirnya terjadi nekrosis epidermal. Pada keadaan berat,
kerusakan epidermis ini dapat menimbulkan bula subepidermal.
Ø Diagnosis
Diagnosis dermatitis kontak iritan didasarkan atas anamnesis yang cermat dan
pengamatan gambaran klinis. Dermatitis kontak iritan akut lebih mudah diketahui
karena munculnya lebih cepat sehingga penderita pada umumnya masih ingat apa
yang menjadi penyebabnya. Sebaliknya, dermatitis kontak irita kronis, timbulnya lambat
serta mempunyai variasi gambaran klinis yang luas, sehingga adakalanya sulit
dibedakan dengan dermatitis kontak alergi. Untuk ini diperlukan uji tempel dengan
bahan yang dicurigai.
Ø Pengobatan
Upaya pengobatan dermatitis kontak iritan yang terpenting adalah menyingkirkan
pajanan bahan iritan, baik yang bersifat mekanik, fisik maupun kimiawi. Bila hal ini
dapat dilaksanakan dengan sempurna, dan tidak terjadi komplikasi, maka dermatitis
iritan tersebut akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan topikal, mungkin
cukup dengan pelembab untuk memperbaiki kulit yang kering. Apabila diperlukan, untuk
mengatasi peradangan dapat diberikan kortikosteroid topikal, misalnya hidrokortison,
atau untuk kelainan yang kronis bisa diawali dengan kortikosteroid yang lebih kuat.
Pemakaian alat pelindung yang adekuat diperlukan bagi mereka yang bekerja dengan
bahan iritan, untuk mencegah kontak dengan bahan tersebut.
Ø Prognosis
![Page 8: Dermatitis](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072002/563db8e4550346aa9a97ee7b/html5/thumbnails/8.jpg)
Bila bahan iritan penyebab dermatitis tersebut tidak dapat disingkirkan dengan
sempurna, maka prognosisnya kurang baik. Keadaan ini sering terjadi pada dermatitis
kontak iritan kronis yang penyebabnya multi faktor.
b. Dermatitis Kontak Alergik
Ø Epidemiologi
Bila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan, jumlah penderita dermatitis kontak
alergik lebih sedikit, karena hanya mengenai orang yang kulitnya sangat peka
(hipersensitif). Namun sedikit sekali informasi mengenai prevalensi dermatitis ini di
masyarakat.
Ø Etiologi
Penyebab dermatitis kontak alergik adalah alergen, paling sering berupa bahan kimia
dengan berat molekul kurang dari 500-1000 Da, yang juga disebut bahan kimia
sederhana. Dermatitis yang timbul dipengaruhi oleh potensi sensitisasi alergen, derajat
pajanan, dan luasnya penetrasi di kulit.
Ø Patogenesis
Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada dermatitis kontak alergi adalah mengikuti
respons imun yang diperantarai oleh sel (cell-mediated immune respons) atau reaksi
tipe IV. Reaksi hipersensitivitas di kulit timbulnya lambat (delayed hypersensitivit),
umumnya dalam waktu 24 jam setelah terpajan dengan alergen. Sebelum seorang
pertama kali menderita dermatitis kontak alergik, terlebih dahulu mendapatkan
![Page 9: Dermatitis](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072002/563db8e4550346aa9a97ee7b/html5/thumbnails/9.jpg)
perubahan spesifik reaktivitas pada kulitnya. Perubahan ini terjadi karena adanya
kontak dengan bahan kimia sederhana yang disebut hapten yang akan terikat dengan
protein, membentuk antigen lengkap. Antigen ini ditangkap dan diproses leh makrofag
dan sel Langerhans, selanjutnya dipresentasikan ke sel T. Setelah kontak dengan yang
telah diproses ini, sel T menuju ke kelenjar getah bening regional untuk berdeferensiasi
dan berproliferasi membentuk sel T efektor yang tersensitisasi secara spesifik dan sel
memori. Sel-sel ini kemudian tersebar melalui sirkulasi ke seluruh tubuh, juga sistem
limfoid, sehingga menyebabkan keadaan sensitivitas yang sama di seluruh kulit tubuh.
Fase saat kontak pertama alergen sampai kulit menjadi sensitif disebut fase induksi
atau fase sensitisasi. Fase ini rata-rata berlangsung selama 2-3 minggu. Pada
umumnya reaksi sensitisasi ini dipengaruhi oleh derajat kepekaan individu, sifat
sensitisasi alergen (sensitizer), jumlah alergen, dan konsentrasi. Sensitizer kuat
mempunyai fase yang lebih pendek, sebaliknya sensitizer lembah seperti bahan-bahan
yang dijumpai pada kehidupan sehari-hari pada umumnya kelainan kulit pertama
muncul setelah lama kontak dengan bahan tersebut, bisa bulanan atau tahunan.
Sedangkan periode saat terjadinya pajanan ulang dengan alergen yang sama atau
serupa sampai timbulnya gejala klinis disebut fase elisitasi, umumnya berlangsung
antara 24-48 jam.
Ø Gejala Klinis
Penderita pada umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada keparahan
dermatitis. Pada yang akut dimulai dengan bercak eritema berbatas jelas, kemudian
diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah
menimbulkan erosi dan eksudasi (basah). Pada yang kronis terlihat kulit kering,
![Page 10: Dermatitis](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072002/563db8e4550346aa9a97ee7b/html5/thumbnails/10.jpg)
berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin juga fisur, batasnya tidak jelas. Kelainan ini
sulit dibedakan dengan dermatitis kontak iritan kronis; mungkin penyebabnya juga
campuran.
Berbagai lokalisasi terjadinya dermatitis kontak :
Tangan. Kejadian dermatitis kontak baik iritan maupun alergik paling sering di tangan,
misalnya pada ibu rumah tangga. Demikian pula kebanyakan dermatitis kontak akibat
kerja ditemukan di tangan. Sebagian besar memang oleh karena bahan iritan. Bahan
penyebabnya misalnya deterjen, antiseptik, getah sayuran/tanaman, semen, dan
pestisida.
Lengan. Alergen umumnya sama dengan pada tangan, misalnya oleh jam tangan
(nikel), sarung tangan karet, debu semen, dan tanaman. Di aksila umumnya oleh bahan
pengharum.
Wajah. Dermatitis kontak pada wajah dapat disebabkan oleh bahan kosmetik, obat
topikal, alergen yang di udara, nekel (tangkai kaca mata). Bila di bibir atau sekitarnya
mungkin disebabkan oleh lipstik, pasta gigi, getah buah-buahan. Dermatitis di kelopak
mata dapat disebabkan oleh cat kuku, cat rambut, eyeshadows, dan obat mata.
Telinga. Anting atau jepit telinga terbuat dari nikel, penyebab dermatitis kontak pada
cuping telinga. Penyebab lain, misalnya obat topikal, tangkai kaca mata, cat rambut,
hearing-aids.
Leher. Penyebanya kalung dari nikel, cat kuku (yang berasal dari ujung jari), parfum,
alergen di udara, zat warna pakaian.
Badan. Dermatitis kontak di badan dapat disebabkan oleh pakaian, zat warna, kancing
logam, karet (elastis, busa), plastik, dan detergen.
![Page 11: Dermatitis](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072002/563db8e4550346aa9a97ee7b/html5/thumbnails/11.jpg)
Genitalia. Penyebabnya dapat antiseptik, obat topikal, nilon, kondom, pembalut wanita,
dan alergen yang ada di tangan.
Paha dan tungkai bawah. Dermatitis di tempat ini dapat disebabkan oleh pakaian,
dompet, kunci (nikel) di saku, kaos kaki nilon, obat topikal (misalnya anestesi lokal,
neomisin, etilendiamin), semen, dan sepatu.
Ø Diagnosis
Diagnosis didasarkan atas hasil anamnesis yang cermat dan pemeriksaan klinis yang
teliti. Pertanyaan mengenai kontaktan yang dicurigai didasarkan kelainan kulit yang
ditemukan. Misalnya, ada kelainan kulit berupa lesi numular di sekitar umbilikus berupa
hiperpigmentasi, likenifikasi, dengan papul dan erosi, maka perlu ditanyakan apakah
penderita memakai kancing celana atau kepala ikat pinggang yang terbuat dari logam
(nikel). Data yang berasal dari anamnesis juga meliputi riwayat pekerjaan, hobi, obat
topikal yang pernah digunakan, obat sistemik, kosmetika, bahan-bahan yang diketahui
menimbulkan alergi, penyakit kulit yang pernah dialami, serta penyakit kulit pada
keluarganya (misalnya dermatitis atopik, psoriasis). Pemeriksaan fisis sangat penting,
karena dengan melihat lokalisasi dan pola kelainan kulit seringkali dapat diketahui
kemungkinan penyebabnya. Misalnya, di ketiak oleh deodoran, di pergelangan tangan
oleh jam tangan, dan di kedua kaki oleh sepatu. Pemeriksaan hendaknya dilakukan
pada seluruh permukaan kulit, untuk melihat kemungkinan kelainan kulit lain karena
sebab-sebab endogen.
Ø Diagnosis Banding
![Page 12: Dermatitis](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072002/563db8e4550346aa9a97ee7b/html5/thumbnails/12.jpg)
Kelainan kulit dermatitis kontak alergik sering tidak menunjukkan gambaran morfologik
yang khas, dapat menyerupai dermatitis atopik, dermatitis numularis, dermatitis
seboroik, atau psoriasis. Diagnosis banding yang terutama ialah dengan dermatitus
kontak iritan. Dalam keadaan ini pemeriksaan uji tempel perlu dipertimbangkan untuk
menentukan, apakah dermatitis tersebut karena kontak alergi.
Ø Uji Tempel
Pelaksanaan uji tempel dilakukan setelah dermatitisnya sembuh (tenang), bila mungkin
setelah 3 minggu. Tempat melakukan uji tempel biasanya di punggung, dapat pula di
bagian luar lengan atas. Bahan uji diletakkan pada sepotong kain atau kertas,
ditempelkan pada kulit yang utuh, ditutup dengan bahan impermeabel, kemudian
direkat dengan plester. Setelah 48 jam dibuka. Reaksi dibaca setelah 48 jam (pada
waktu dibuka), 72 jam dan atau 96 jam. Untuk bahan tertentu bahkan baru memberi
reaksi setelah satu minggu. Hasil positif dapat berupa eritema dengan urtika sampai
vesikel atau bula. Penting dibedakan, apakah reaksi karena alergi kontak atau karena
iritasi, sehubungan dengan konsentrasi bahan uji terlalu tinggi. Bila oleh karena iritasi,
reaksi akan menurun setelah 48 jam (reaksi tipe decresendo), sedangkan reaksi alergi
kontak makin meningkat (reaksi tipe cresendo).
Ø Pengobatan
Hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan dermatitis kontak adalah upaya
pencegahan terulangnya kontak kembali dengan alergen penyebab, dan menekan
kelainan kulit yang timbul.
![Page 13: Dermatitis](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072002/563db8e4550346aa9a97ee7b/html5/thumbnails/13.jpg)
Kortikosteoroid dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi peradangan
pada dermatitis kontak alergi akut yang ditandai dengan eritema, edema, bula atau
vesikel, serta eksufatif (madidans), misalnya prednison 30 mg/hari. Umumnya kelainan
kulit akan mereda setelah beberapa hari. Kelainan kulitnya cukup dikompres dengan
larutan garam faal.
Untuk dermatitis kontak alergik yang ringan, atau dermatitis akut yang telah mereda
(setelah mendapat pengobatan kortikosteroid sistemik), cukup diberikan kortikosteroid
topikal.
Ø Prognosis
Prognosis dermatitis kontak alergi umumnya baik, sejauh bahan kontaktannya dapat
disingkirkan. Prognosis kurang baik dan menjadi kronis, bila bersamaan dengan
dermatitis oleh faktor endogen (dermatitis atopik, dermatitis numularis, atau psoriasis),
atau pajanan dengan bahan iritan yang tidak mungkin dihindari.
2. Dermatitis Atopik : 70 % ditemukan riwayat stigmata atopi, imunitas seluler menurun.
Gambaran utama dermatitis atopic : gatal. Akibat garukan kelaian kulit yg terjadi :
eritema, papul,likenifikasi, erosi sampai krusta. Dermatitis atopic dapat terjadi pada :
a. Bentuk infantile ( 2bln-2 thn)
b. Bentuk anak (3-11 thn)
c. Bentuk remaja dan dws (12-30 thn)
Penatalaksanaan :
Kulit kering : krim emolien
Pengobatan : Sistemik : Antihistamin, infeksi sekunder : antibiotic, kortikosteroid.
![Page 14: Dermatitis](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072002/563db8e4550346aa9a97ee7b/html5/thumbnails/14.jpg)
Pengobatan Topikal : eksudatif : kompres, salap kortikosteroid.