demam reumatik
DESCRIPTION
demam reumaTRANSCRIPT
Demam Reumatik
Aida AlawiyahIhda FakhriayanaIjang AwaludinMoh Khaerul EfendiNurhamidah Rangkuti
Pengertian
Demam Reumatik adalah peradangan yang terjadi pada tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi Streptococcus beta hemolyticus grup A. Pada peradangan ini ada beberapa bagian tubuh lain yang terserang seperti persendian, kulit, dan jantung. Biasanya peradangan ini terjadi pada anak usia 5 – 15 tahun dan juga sangat rentan pada anak dengan gizi kurang baik.
Faktor Resiko Demam Reumatik
Faktor genetik/keturunan -> Hipersensitif imunitas
Faktor umur -> 5-15 tahun
Faktor nutrisi -> Gizi kurang baik (ekonomi lemah)
Ciri – Ciri Demam Reumatik
• Demam, umumnya tidak terlalu tinggi sekitar 38°C.• Ada keluhan radang tenggorokan yang ditandai dengan nyeri
dan kadang–kadang disertai batuk-batuk.• Biasanya ada batuk – batuk kecil tanpa disertai dengan pilek• Dapat disertai pembesaran kelenjar getah bening di leher
Tanda-tanda demam rematik biasanya timbul 2-3 minggu setelah infeksi tenggorokan
bermula
Gejala-Gejala Demam Reumatik
• Gejala radang sendi -> Pembengkakan, kemerahan, hangat, nyeri
• Gejala radang otak -> Chorea• Gejala radang kulit -> Eritema marginatum, benjolan-benjolan
kecil di bawah kulit• Gejala radang jantung -> Pada katup jantung -> Katup menjadi
kaku : sesak napas, jantung cepat, nyeri dada
PATOFISIOLOGI
Sterptococus beta
group A
ISPAfaringitis
Sel B
Sel Tmemproduksi antistreptococal
antibodi
aktif oleh streptokokus
antigen
Bereaksi silang
PENGKAJIAN
I. Riwayat kesehatan
• Keluhan utama. Badan panas, nyeri, dan pembengkakan sendi
• Riwayat penyakit dahulu.Tidak pernah mengalami penyakit yang sama, hanya demam biasa
• Riwayat penyakit sekarang.Kardiomegali, bunyi jantung muffled dan perubahan EKG
Kriteria Mayor* Kriteria Minor
Karditis
Poliartritis migrans
Eritema marginatum
Khorea
Nodulus Subkutan
Demam
Artralgia
Kenaikan reaktan fase akut (LED,
PCR)
Interval P-R memanjang pada
EKG
Plus
Bukti adanya infeksi streptococcus grup A sebelumnya
II. Pemeriksaan fisiksering didapatkan eksudat di tonsil yang menyertai tanda-tanda peradangan lainnya.
Kelenjar getah bening submandibular seringkali
membesar.
Pada pemeriksaan fisik dengan bantuan stetoskop mungkin akan terdengar bunyi jantung tambahan
(murmur).
Kaji TTV Kaji adanya lesi pada kulit
Kaji adanya nyeri pada
sendi
III. Data SubjektifKeluhan berupa demam
batuk
rasa sakit waktu menelan, muntah, dan bahkan pada anak kecil dapat terjadi diare.
Ada riwayat infeksi saluran nafas.
Nyeri persendian dan demam
Anak menjadi lesu
Anoreksia
Artralgia
Kadang anak mengalami nyeri perut yang hebat
nafsu makannya berkurang
Peningkatan suhu tubuh biasanya terjadi pada sore hari, adanya riwayat infeksi saluran nafas, tekanan darah menurun, denyut nadi meningkat, respirasi meningkat, bunyi jantung melemah dengan irama derap diastole
Batuk non produktif, pistaksis
Arthralgia, kelemahan otot
Nyeri abdomen, kehilangan nafsu makan, kehilangan berat badan
IV. Data Objektif
Manifestasi khusus:1. Carditis:a. Takikardiab. Kardiomegalic. Suara murmurd. Perubahan suara jantunge. Perubahan ECG (PR memanjang)f. Precordial paing. Precardial friction rub
2. Polyarthritisa. Bengkak persendian, panas, kemerahan, nyeri tekan.b. Menyebar pada sendi lutut, siku, bahu, lengan.
5. Eritema marginatum:a. Makula kemerahan umum pada batang tubuh dan telapak tangan.b. Makula dapat berpindah lokasi tidak permanenc. Makula bersifat non pruritus
4. Khorea:a. Pergerakan ireguler pada ekstremitas, involunter.b. Involunter mimik wajahc. Gangguan bicarad. Emosi labile. Kelemahan ototf. Ketegangan otot bila cemas, hilang bila istirahat.
3. Nodul subcutaneous:a. Bengkak pada kulit, teraba lunak.b. Muncul sesaat, pada umumnya langsung diserap.c. Terdapat pada permukaan ekstensor persendian
Pengkajian dilihat dari sistem a. Sistem pernapasan: adanya takipneu, suara tambahan dan cuping hidung.
b. Sistem kardiovaskuler: biasanya pada pasien yang mengalami Rheumatic Heart Disease ditemukan suara abnormal yaitu murmur, kemudian adanya takikardi.
c. Sistem persarafan: apakah kesadaran itu penuh atau apatis, somnolen atau koma pada penderita RHD.
d. Sistem perkemihan:apakah di dalam penderita RHD mengalami konstipasi, produksi kemih mengalami oligurie.
e. Sistem pencernaan: adanya gangguan pencernaan karena disebabkan perubahan pola makan akibat anorexsia.
f. Sistem muskuloskeletal: apakah ada gangguan pada ekstermitas atas maupun ekstermitas bawah.
g. Sistem integumen: integritas turgor kulit menurun, pucat, berkeringat banyak.
h. Sistem endokrin: pada penderita RHD tidak ditemukan pembesaran kelenjar tiroid.
Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang/ Laboratorium
Pemeriksaan darah
• indikator adanya radang nonspesifik jaringan
• LED tinggi sekali• Lekositosis• Nilai hemoglobin dapat
rendah• Meningkatnya C-reaktif
protein
Pemeriksaan bakteriologi
• konfirmasi diagnosis demam rematik akut, analisis antibodi thd antigen streptococus dlm serum penderita
• titer ASTO: positif antistretolysin titer O
• astistreptokinase: positif stretozyme positif anti uji DNAase B
• anti hyaluronidase: meningkatnya anti hyaluronidase
Pemeriksaan radiologi
• menentukan prognosis dan kemungkinan adanya perikarditis.
• Elektrokardiogram: arrhtythmia E, interval PR, T rata /T inversi, elevasi ST (Wahab, 2003).
• Echocardiogram: pembesaran jantung dan lesi, hipertropi atrium kanan atau kiri (ataupun keduanya)
• Foto rontgen thorak: CTR> 50%
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
a. Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan imflamasi penyakit
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia
c. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri dan ketidaknyamanan
1. Dx Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan imflamasi penyakit
Tujuan Dan Kriteria Evaluasi
• : Pasien akan menunjukkan termoregulasi, yakni keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas.
Intervensi (NIC):
• Regulasi suhu : mencapai ataumempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal• Pemantauan tanda vital : mengumpulkan dan menganalisis data kardiovaskuler,pernapasan, dan suhu tubuh
untuk menentukan serta mencegah komplikasi.
Dx Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan imflamasi penyakit
Aktivitas keperawatan
• Bina hubungan saling percaya dengan anak • Pantau aktivitas kejang jika ada• Pantau tekanan darah,denyut nadi dan frekuensi pernapasan• Kaji ketepatan jenis pakaian yang digunakan, sesuai dengan suhu lingkungan
Dx Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan imflamasi penyakit
Aktivitas keperawatan
• Lepaskan pakaian yang berlebihan dan tutupi pasien dengan selimut saja• Gunakan waslap dingin ( kantong es yang dibalut kain)di aksila,kening,tenggkuk, dan lipat paha• Anjurkan asupan cairan oral,sedikitnya 2 liter per hari dengan tambahan cairan selama aktivitas
yang berlebihan atau aktivitas pada saat cuaca panas• Gunakan selimut pendingin
Dx Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan imflamasi penyakit
Aktivitas keperawatan
• Ajarkan orang tua untuk memberikan aspirin untuk demam pada anak-anak dibawah 18 tahun• Ajarkan orang tua tidak perlu selalu mengobati semua jenis demam pada anak-anak, dengan pedoman demam
pada anak yang tidak memiliki riwayat kejang tidak perlu diobati kecuali mencapai suhu lebih dari 400C• Kompres hangat dapat digunakan untuk mengatasi demam, tetapi dapat meningkatakan rasa tidak nyaman
anak dan dapat menyebabkan anak menangis dan gelisah yang menghambat efek pendinginan dari kompres tersebut.
2. Dx . Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia
Tujuan /kreteria evaluasi :
• Memperlihatkan status gizi : asupan makanan yang adekuat• Pasien akan mempertahankan berat badan(berat badan meningkat
Intervensi :
• Manajemn gangguan makan yakni mencegah dan menangani pembatasan diet yang sangat ketat dan aktivitas berlebihan atau memasukkan makanan yang banyak dan berusaha mengeluarkannya
• Manajemen nutrisi : membantu atau menyediakan asupan makanan • Pemantauan nutrisi : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mencegah dan meminimalkan kurang gizi• Bantuan menaikkan berat badan
Dx . Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia
Aktivitas keperawatan
• Identifikasi factor pencetus mual dan muntah• Catat warna, jumlah, dan frekuensi muntah• Minimalkan factor yang membuat mual dan muntah• Sesuaikan cara berkomunikasi perawat pada tahap perkembangan anak• Ajarkan orangtua dan anak tentang pentingnya memilih makanan yang sehat misalnya buah2an dan sayur2an yang segar• Apabila memungkinkan dan jika diperlukan kurangi asupan susu anak sehingga anak selera untuk mengonsumsi makanan lain : beberapa anak lebih memilih
minum susu• Ajarkan orang tua mengenai nutrisi yang diperlukan pada masing-masing perkembangan• Jangan membiasakan pada waktu makan terjadi keributan antara orang tua dan anak• Dorong untuk mengatur waktu makan menjadi momen social yang menyenangkan bagi keluarga• Berikan makanan dalam porsi sedikit tetapi sering dengan makanan yang bervariasi
3. Dx Nyeri Berhubungan Dengan Proses Inflamasi
Tujuan/criteria evaluasi :
• memperlihatkan pengendalian nyeri yang dibuktikan oleh laporan pasien bahwa nyeri dapat dikendalikan,pasien menggunakan tindakan pencegahan nyeri
Intervensi (NIC)
• Pemberian analgesic : pemeberian obat-obatan agens-agens farmakologi untuk mengurangi /menghilangkan nyeri• Manajemen nyeri : meringankan atau mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh
pasien
Dx Nyeri Berhubungan Dengan Proses Inflamasi
Aktivitas keperawatan
• Gunakan laporan dari anak atau orang tua sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan informasi pengkajian
• Mengkaji nyeri pada anak dengan nyeri wajah atau skala gambar• Dalam mengkaji nyeri gunakan kata-kata sesuai tahap perkembangan anak• Manajemen nyeri : kaji nyeri secara komperhensif meliputi lokasi,karakteristik,awitan dan
durasi,frekuensi,kualitas,intensitas atau keparahan nyeri dan factor pencetus
Dx Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
Tujuan/criteria evaluasi :
• memperlihatkan pengendalian nyeri yang dibuktikan oleh laporan pasien bahwa nyeri dapat dikendalikan,pasien menggunakan tindakan pencegahan nyeri
Intervensi (NIC)
• Pemberian analgesic : pemeberian obat-obatan agens-agens farmakologi untuk mengurangi /menghilangkan nyeri• Manajemen nyeri : meringankan atau mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh
pasien
Dx Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
Aktivitas keperawatan :
• Gunakan laporan dari anak atau orang tua sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan informasi pengkajian
• Mengkaji nyeri pada anak dengan nyeri wajah atau skala gambar• Dalam mengkaji nyeri gunakan kata-kata sesuai tahap perkembangan anak• Manajemen nyeri : kaji nyeri secara komperhensif meliputi lokasi,karakteristik,awitan dan
durasi,frekuensi,kualitas,intensitas atau keparahan nyeri dan factor pencetus
4. Dx intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri dan ketidaknyamanan
Tujuan /kreteria evaluasi :
• Menoleransi aktivitas yang biasa dilakukan• Menunjukkan toleransi aktivitas yang dibuktikan dengan frekuensi pernafasan yang adekuat saat
beraktivitas
Intervensi (NIC)
• Manajemen energy : mengatur penggunaan energy untuk mengatasi atau mencegah kelelahan• Manajemen lingkungan : memanipulasi lingkungan sekitar pasien untuk memperoleh manfaat
terapeutik,stimulasi sensorik, dan kesejahteraan social
4. Dx intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri dan ketidaknyamanan
Aktivitas keperawatan
• Antisipasi kebutuhan terhadap makanan,air,rasa nyaman,gendongan dan stimulasi untuk mencegah tangisan yang tidak perlu
• Hindari lingkungan dengan konsentrasi oksigen yang rendah misal ketinggian pesawat terbang yang tidak bertekanan udara• Minimalkan kecemasan dan stress• Cegah hipertermi dan hipotermi• Cegah infeksi• Beri periode istirahat yang adekuat
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI DEMAM RHEUMA
Pemberian obat-obatan pada klien demam rheuma bertujuan untuk menghancurkan bakteri
pharyngeal streptococcal (bakteri yang menyebabkan infeksi sehingga dapat
menimbulkan reaksi imun), menghilangkan symptom, mengontrol inflamasi multiorgan,
mencegah kekambuhan demam rheuma
Untuk mencapai tujuan tersebut, klien diberi obat-obatan:
1. Antibiotic
Antibiotic yang sering digunakan adalah penisilin (benzathine penisilin G) .Untuk klien alergi penisilin, bisa diberikan erythromycin, seperti E-mycin, Eryc, Ery-Tab, PCE,
pediazole, ilosone) atau azithromycin (zithorax, zmax)
Mencegah kekambuhan setelah selesai dalam mengonsumsi antibiotic full, klien akan diberikan antibiotic lain untuk mencegah kekambuhan demam rheuma. Preventif treatment dilaksanakan secara umum sampai klien berusia 20 tahun.
Sangat penting untuk menghancurkan sepenuhnya bakteri streptococcal.
Penisilin bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri selama terjadinya aktifitas penggandaan diri bakteri, yang akan mengakibatkan kematian dinding sel bakteri dan berefek juga sebagai bakterisidal pada bakteri yang sensitif.
Dosis penisilin yang diberikan untuk anak adalah sebagai berikut:
Grup A streptococcal pada infeksi saluran pernafasan atas: 25.000-50.000 unit/kg, sebagai dosis tunggal. Maksimal 1.2 juta unit.Profilaksis untuk demam reumatoid kambuhan: 25.000-50.000 unit/kg setiap 3-4 minggu. Maksimal 1.2 juta unit.
Cara pemberian penisilin adalah diberikan melalui I.M. Untuk anak < 2 tahun, diinjeksikan secara IM pada otot midlateral paha, tidak pada daerah gluteal.
Efek samping akibat mengonsumsi penisilin yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah hipersensitifitas.
Sebagai perawat, kita harus memonitor lamanya penggunaan obat. Menilai kondisi pasien sejak awal hingga akhir penggunaan obat. Mengamati kemungkinan adanya efek anafilaksis pada pemberian dosis awal.
2. Anti-inflammatory
•Anti-inflammatori yang diberikan seperti aspirin atau naproxen (anaprox, naprosyn), untuk mengurangi inflamasi, demam, dan nyeri tendon.
•Jika symptomnya berat atau anak tidak berespon terhadap anti-inflammatory, akan diberikan corticosteroid seperti prednisone
•. Pemberian corticosteroid, seperti methylprednisolone digunakan untuk klien dengan karditis dengan komplikasi CHF baik karena insufisiensi mitral progresif atau miokarditis
Dosis yang dipakai oleh klien dengan demam rheuma adalah:
Dosis awal Dewasa : 4,9-7,8g/hariAnak-anak : 90-130mg/kg BB/hari setiap 4-6 jam (dalam dosis terbagi) selama 1-2 minggu. Kemudian dosis diturunkan menjadi 60 - 70mg/kg BB/hari
Aspirin tersedia dalam Tablet Salut Tahan Asam 80 mg, 100 mg, 160 mg, Tablet Biasa 500 mg dan dikonsumsi setelah makan dengan satu gelas air / susu.
3. Obat Anticonsulvant.
Symptom yang paling sulit diatasi adalah chorea (gerakan involunteer). Hal ini sering diatasi dengan antipsychotic seperti haloperidol (haldol) dan mungkin dibutuhkan dalam waktu yang lama
Dosis penggunaan haldol pada anak-anak usia 3-12 tahun:Awal : 0,05 mg/kg/hari atau 0,25-0,5 mg/hari dibagi dalam 2-3 dosis; peningkatan 0,25-0,5 mg setiap 5-7 hari maksimum 0,15 mg/kg/hari.Dosis lazim pemeliharaan :Gangguan nonpsikosis : 0,05-0,075 mg/kg/hari dibagi dalam 2-3 dosis;
Haldol dapat menyebabkan beberapa efek samping. Efek samping tersebut meliputi:
KV : takikardia, hiper/hipotensi, aritmia, gelombang T abnormal dengan perpanjangan repolarisasi ventrikel, torsade de pointes (sekitar 4%).
Kulit : kontak dermatitis, fotosensitifitas, rash, hiperpigmentasi, alopesia
DAFTAR PUSTAKAArief Mansjoer,dkk.1999. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3. Jakarta: Penerbit Media Esculapius FKUI.Behrman, Kliegman & Arvin. (1999). Ilmu kesehatan anak. (Ed 15). (vol 2). Jakarta: EGC Luxner, K.L. (2005). Delmar’s pediatric nursing care plans. (3rd). Thomson: USABehrman, Kliegman&Arvin, Nelson. (2000). Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15, Vol. 2. Jakarta: EGC.Madiyono, B., Rahayuningsih, S.E., & Sukardi, R. (2005). Penanganan penyakit jantung pada bayi dan anak. Jakarta: FKUIRobbins & Kumar. (1995). Buku ajar patologi II. (Ed 4). Jakarta: EGCSuriadi & Yulianni, R. (2006). Asuhan keperawatan pada anak. (Ed 2). Jakarta: Sagung Seto
Wahab, S. (2003). Penyakit jantung anak. (Ed 3). Jakarta: EGC• luxner,karla (2005). Delmar’s pediatric nursing care plans 3rd United States of
America : Thomson Delmar Learning• Wikinson, Judith M at all (2009). Buku Saku Diagnosisi Keperawatan: Diagnosis
NANDA,Intervensi NIC,Kriteria Hasil NOC ed 9 (alih bahasa Ns. Esty wahyuningsih, Skep) Jakarta : EGC
Green-Hernandez, Carol; Singleton, Joanne K., Aronzon, Daniel Z. (2001).Primary care pediatrics. philadelphia: Lippincott Williams&Wilkins
Reed, Marie Ann;Mason II, Thomas G. (2012). Pediatric Rheumatology. UK: Manson Publishing
http://dinkes.tasikmalayakota.go.id/index.php/informasi-obat/220-asetosal.html http://www.mayoclinic.com/health/rheumatic-fever/DS00250/DSECTION=treatments-and-drugs
by Mayo clinic staff (21 januari 2011)http://www.medicalnewstoday.com/articles/176648.php by Christian Nordqvist (20
januari 2010)