dampak legislasi perunggasan terhadap mata...
TRANSCRIPT
DAMPAK LEGISLASI PERUNGGASAN TERHADAP MATA PENCAHARIAN
PETERNAK AYAM BURAS DAN ITIK DI JAKARTA
Muhammad Iqbal, Adang Agustian, dan A. Rozany Nurmanaf
Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSE-KP)
22 Mei 2008
PENDAHULUAN
n Flu burung pertama kali terdeteksi di Indonesia pada tahun 2003
n Saat ini flu burung telah menjadi endemi di 31 provinsi
n Legislasi perunggasan → pengendalian dan pengawasan pemeliharaan dan pendistribusian unggas di Jakarta :
→ Pergub No. 15/2007 → Perda No. 4/2007
n Mulai 17 Januari 2007 : masyarakat Jakarta diminta secara sukarela mengkonsumsi, atau menjual, atau memusnahkan ternak unggas (ayam, itik, entog, angsa, merpati, puyuh) yang dipelihara di pemukiman
n Sejak 1 Februari 2007 : masyarakat Jakarta dilarang memelihara ternak di pemukiman
n Sertifikasi (tanpa biaya) : unggas hobi/kesayangan, keperluan penelitian, pendidikan, dan tujuan konservasi
n Relokasi TPnA dan TPA
n Dampak : usaha ternak unggas → dominan ayam buras dan itik → backyard dan peri-urban
TUJUAN
n Tujuan umum : membahas dampak legislasi perunggasan terhadap pendapatan usaha ternak ayam buras dan itik di Jakarta
n Tujuan spesifik :
n Membahas keragaan ternak unggas,kasus flu burung, dan penerapan legislasi perunggasan di Jakarta
n Menganalisis dampak legislasi perunggasan di Jakarta ? pendapatan usaha ternak ayam buras dan itik serta persepsiterhadap legislasi perunggasan di Jakarta
METODOLOGI
n Waktu penelitian : Oktober – November 2007
n Lokasi penelitian : Jaksel dan Jaktim(ayam buras) dan Jakbar (itik)
n Responden : 37 rumah tangga (ayam buras) dan 19 rumah tangga (itik)
n Metode : survai, FGD, dan pengamatan lapang
n Data : primer dan sekunder
Februari 2006
Maret 2006
Juni 2006
Juli 2006
September 2006
Oktober 2006JANUARI 2007 LEGISLASI PERUNGGASANFebruari 2007 Poultry shock
Maret 2007 Poultry shock
Juni 2007 Poultry recovery
Juli 2007 Poultry recovery
September 2007 Idulfitri
October 2007 Idulfitri
Cakupan Penelitian (Analisis Data dan Informasi)
KERAGAAN TERNAK UNGGAS DI JAKARTA
Populasi Ayam Buras, Ayam Ras, dan Itikdi Jakarta, 2003-2007 (sumber : Dirjennak, 2007)
Sumber : Ditjennak, 2007
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
2003 2004 2005 2006 2007
Pop
ulas
i (ek
or)
Ayam BurasAyam RasItik
Produksi Daging dan Telur Unggas di Jakarta, 2003-2006 (ton)
TahunDaging Telur
Ayam Buras
Ayam Ras Itik Ayam
Buras Itik
2003 4,233 78,770 4,324 22 331
2004 4,864 88,089 4,246 44 486
2005 3,704 67,054 3,260 33 470
2006 5,519 83,768 2,365 163 4082007 5,740 87,118 2,460 51 374
Sumber : Ditjennak, 2007
Rataan Harga Bulanan Produk Unggas di Jakarta, 2006-2007
Uraian 2006 2007
Ayam ras hidup (Rp/ekor) 30.667 34.364
Daging ayam ras (Rp/kg) 14.229 17.950
Telur ayam ras (Rp/kg) 7.829 9.660
Telur ayam buras (Rp/butir) 1.000 1.000
Telur itik (Rp/butir) 908 1.135
Sumber : Disnakkanlut DKI Jakarta, 2007
Uraian
Ayam Buras Hidup
(Rp/ekor)
Ayam Ras (Rp/kg)
Egg
Ayam Ras (Rp/kg)
Ayam Buras (Rp/butir)
Itik (Rp/butir)
November 2006 30.000 14.000 7.750 1.000 900Desember 2006 30.000 14.000 8.000 1.000 900Januari 2007 27.500 25.000 8.500 1.000 1.000Februari 2007 tad tad 8.600 1.000 1.000Maret 2007 30.000 17.000 9.375 1.000 1.000April 2007 30.000 17.000 9.375 1.000 850Mei 2007 35.000 17.000 9.875 1.000 1.200Juni 2007 35.000 17.000 9.375 1.000 1.200Juli 2007 35.000 17.000 9.375 1.000 1.200Agustus 2007 32.500 17.500 9.700 1.000 1.225September 2007 35.000 17.700 11.000 1.025 1.275Oktober 2007 33.750 18.500 9.750 975 1.225November 2007 40.000 17.000 10.000 1.000 1.225Desember 2007 44.250 16.750 11.000 1.000 1.225
Harga Bulanan Produksi Unggas di Jakarta, 2006-2007
Sumber : Disnakkanlut DKI Jakarta, 2007
KASUS FLU BURUNG DI JAKARTA
Umur (tahun)
Alamat TanggalSpeciment Check-up
No. Speciment
Hasil
9 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
22 September 2006
100 PCR (+) 4 speciment (itik)
11 Pesanggrahan, Jakarta Selatan
12 Oktober 2006
23 Rapid test (+) 4 speciment (ayam)
14 Kalideres, Jakarta Barat
10 Januari 2007
138 PCR (+) 6 speciment(ayam dan entog)
Sumber : Setiarto, 2007
LEGISLASI PERUNGGASAN DI JAKARTA
n Larangan pemeliharaan ternak unggas dengan radius kurang dari 25 meter dari kawasan pemukiman penduduk
n Sertifikasi unggas hobi/kesayangan, unggas untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan tujuan konservasi
n Relokasi tempat penampungan ayam (TPnA) dan tempat pemotongan ayam (TPA) ke tempat yang baru
Rencana Relokasi TPnA dan TPA di Jakarta
Fase Kota Kecamatan
I Jakpus Johar Baru, Cempaka Putih, Kemayoran, Senen, Swh. Besar
Jaktim Matraman, Pulogadung, Jetinegara, Duren Sawit
Jakut Pademangan, Tanjung Priok
Jakbar Tambora, Tamansari, Grogol Petamburan, Palmerah
Jaksel Keb. Lama, Setiabudi, Tebet, Pancoran, Mampang Prapatan
II Jaktim Cakung, Makassar, Cipayung, Ciracas, Kramatjati, Ps. Rebo
Jakut Cilincing, Koja, Penjaringan, Kelapa Gading
Jaksel Pesanggrahan, Jagakarsa, Cilandak, Keb.Baru, Ps. Minggu
Jakbar Cengkareng, Kembangan, Kalideres, Kebun Jeruk
Sumber : Setiarto, 2007
n Fase I → hingga 15 Oktober 2007n Fase II → hingga 19 Mei 2010
DAMPAKPENERAPAN LEGISLASI PERUNGGASAN
Rataan Jumlah Pemeliharaan Ternak Ayam Buras sebelum dan setelah Penerapan Legislasi Perunggasan di Jakarta (sumber : ICASEPS-FAO, 2007)
Agregasi penurunan jumlah pemeliharaan → 59,5%
103 101 106
5336 37
0
20
40
60
80
100
120
Periode-1 Periode-2 Periode-3
Jum
lah
(eko
r)
Sebelum Legislasi Setelah Legislasi
Rataan Pendapatan Usaha Ternak Ayam Buras sebelum dan setelah Penerapan Legislasi Perunggasan di Jakarta (sumber : ICASEPS-FAO, 2007)
Agregasi penurunan pendapatan → 54,9%
3,520 3,459 3,601
1,7151,390 1,529
1,0001,500
2,0002,5003,0003,500
4,0004,500
Periode-1 Periode-2 Periode-3
Rp
000/
bula
n
Sebelum Legislasi Setelah Legislasi
Rataan Jumlah Pemeliharaan Ternak Itik sebelum dan setelah Penerapan Legislasi Perunggasan di Jakarta (sumber : ICASEPS-FAO, 2007)
125 118106
69 60 60
020406080
100120140
Periode-1 Periode-2 Periode-3
Jum
lah
(eko
r)
Sebelum Legislasi Setelah Legislasi
Agregasi penurunan jumlah pemeliharaan → 45,6%
Rataan Pendapatan Usaha Ternak Itik sebelum dan setelah Penerapan Legislasi Perunggasan di Jakarta (sumber : ICASEPS-FAO, 2007)
1,715
1,390
1,529
1,284 1,310
1,548
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
Periode-1 Periode-2 Periode-3
Rp
000/
bula
n
Sebelum Legislasi Setelah Legislasi
Agregasi penurunan pendapatan → 9,9%
PERSEPSI TERHADAP LEGISLASI PERUNGGASAN (%)
Uraian Ayam Buras Itik
Pemahaman terhadap penerapan legislasi perunggasan :
Kurang efektif dalam mengontrol flu burung 5,4 5,0
Mengurangi kesempatan memperoleh mata pencaharian 75,7 60,0
Lainnya 13,5 30,0
Tidak tahu 35,1 15,0
Yang bertanggungjawab dalam penerapan legislasi :
Pemerintah provinsi 54,1 45,0
Pemerintah kota 46,0 45,0
Pemerintah kecamatan 54,1 60,0
Pemerintah kelurahan 83,8 65,0
Dinas peternakan 46,0 50,0
Dinas kesehatan 46,0 45,0
DPRD 2,7 35,0
Lainnya 27,0 35,0
Tidak tahu 59,5 15,0
Sumber : ICASEPS-FAO, 2007
Uraian Ayam Buras Itik
Esensi penerapan legislasi perunggasan 2,7 66,7
Sosialisasi sebelum penerapan legislasi perunggasan 64,9 100,0
Jenis penerapan legislasi perunggasan :
Pemusnahan unggas 56,8 25,0
Depopulasi unggas 16,2 70,0
Sertifikasi unggas 32,4 5,0
Ganti rugi (kompensasi) 21,6 0
Lainnya 37,8 0
Sanksi pelanggaran terhadap legislasi perunggasan 29,7 0
Jenis sanksi pelanggaran terhadap legislasi perunggasan :
Penyitaan ternak unggas 13,5 5,0
Penutupan usaha ternak unggas 5,4 0
Denda 13,5 15,0
Lainnya 16,2 15,0
Sumber : ICASEPS-FAO, 2007
Uraian Ayam Buras Itik
Legislasi perunggasan masih mengizinkan berusaha ternak 43,2 70,0
Jika tidak diizinkan, pekerjaan yang akan dilakukan adalah :
Kerja pabrik 0 5,0
Penjual promosi barang keliling (sales person) 5,4 0
Bekerja sendiri 16,2 0
Berburuh 5,4 0
Tidak tahu 5,4 25,0
Lainnya 24,3 0
Sumber : ICASEPS-FAO, 2007
KESIMPULAN
n Legislasi perunggasan → menertibkan sektor perunggasan di Jakarta → antisipasi flu burung
n Penerapan legislasi perunggasan → dampak sosial ekonomi → usaha ternak ayam buras dan itik dominan dilakukan rumah tangga (backyard) di kawasan pinggiran (peri-urban) Kota Jakarta
n Penurunan skala pemeliharaan ayam buras (59,5%) dan itik (45,6%)
n Berkurangnya pendapatan usaha ternak ayam buras (54,9%) dan itik (9,9%)
n Tidak semua masyarakat, khususnya peternak unggas yang mengetahui esensi dari penerapan legislasi perunggasan tersebut
IMPLIKASI KEBIJAKAN
n Dinas Kesehatan : penerapan legislasi perunggasan relatif cukup efektif mengendalikan flu burung di Jakarta
n Dinas Peternakan : penerapan legislasi perunggasan telah menimbulkan dampak hilangnya sebagian sumber mata pencaharian masyarakat, khususnya peternak unggas
n Perlu urun rembug antar stakeholderpeternakan unggas → solusi alternatif dan umpan balik penerapan legislasi perunggasan → upaya bio-security yang komprehensif dan holistik mendukung industri perunggasan di Jakarta
n Perlu sosialisasi legislasi perunggasan kepada masyarakat secara terencana, bertahap, dan menyeluruh agar penerapannya berjalan lebih efektif
n Reward and punishment
n Reward → kompensasi atas pemusnahan atau kematian ternak karena flu burung melalui kemudahan prosedur
n Reward → pengembangan lapangan pekerjaandiiringi fasilitasi pelatihan
n Monitoring dan evaluasi secara partisipatif ///