daftar isi - · pdf file5. daftar pustaka ... cabe ulek, dan lainnya. para pesaing baru...
TRANSCRIPT
Daftar Isi
1. Pendahuluan........................................................................................................................ 1
2. Identifikasi Masalah ........................................................................................................... 2
2.1. Lingkungan Internal .................................................................................................... 2
2.2. Lingkungan Eksternal ................................................................................................. 3
2.2.1. Lingkungan Umum .............................................................................................. 3
2.2.2. Lingkungan Industri ............................................................................................. 4
3. Strategi dan Analisisnya ..................................................................................................... 6
3.1. Analisis Internal Eksternal .......................................................................................... 6
3.2. Analisis SWOT ........................................................................................................... 7
3.2.1. Porter Generic Strategy ........................................................................................ 7
3.2.2. Marketing Mix ..................................................................................................... 8
3.2.3. Internal Control Strategy (COSO) ....................................................................... 9
3.2.3. Internal Control Strategy (COSO) ....................................................................... 9
3.2.4. Customer Relationship Management (CRM) Strategy ...................................... 10
3.2.5. Financing Strategy ............................................................................................. 11
3.3. Analisis Boston Consulting Group (BCG) ................................................................ 11
4. Kesimpulan dan Saran ...................................................................................................... 12
4.1. Kesimpulan................................................................................................................ 12
4.2. Saran-saran Berdasarkan Strategi-strategi Hasil Analisis SWOT............................. 13
4.3. Saran-saran Berdasarkan Analisis BCG .................................................................... 15
5. Daftar Pustaka................................................................................................................... 15
1
1. Pendahuluan
Sari kuring merupakan restoran yang dibangun pertama kali pada tahun 1980 oleh Bapak
Surya Darma yang saat ini terletak di daerah Batu Ceper, Jakarta.Restoran ini pada awalnya
menawarkan jenis masakan Sunda tetapi sudah beberapa kali mengalami perubahan diantaranya,
masakan Sunda dan Jawa, restoran seafood, dan terakhir diputuskan menjadi restoran
Indonesia.Sari Kuring pernah memiliki 8 cabang termasuk di Singapura.Seiring dengan semakin
menurunnya kinerja dari bisnis ini, sekarang Sari Kuring hanya memiliki 4 cabang di Indonesia
dimana 3 cabang berlokasi di Jakarta dan 1 cabang berlokasi di Serpong.
Minimnya halangan untuk masuk ke dalam industri restoran menyebabkan banyak
kompetitor-kompetiror baru bermunculan. Munculnya kompetitor-kompetitor ini menjadikan
Sari Kuring semakin mengalami kemunduran dalam usahanya. Dalam upaya meningkatkan
kembali bisnis restoran Sari Kuring, Bapak Charles Thaddeus selaku Business Development
Manager dari Sari Kuring menginginkan adanya strategi untuk mengatasi masalah yang terjadi di
Sari Kuring guna dapat bersaing dengan kompetitor-kompetitor yang ada. Mengingat kondisi
Sari Kuring yang sudah berdiri selama 30 tahun lebih, Sari Kuring perlu melakukan strategi
berbasis inovasi.
Berdasarkan data badan pusat statistik Indonesia, dapat dilihat bahwa Indonesia sedang
mengalami pertumbuhan dalam industri perdagangan diantaranya restoran dimana PDBnya
meningkat dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2011 mencapai angka yang cukup fantastis, yaitu
1.022 ,106 triliun rupiah.
Pengaruhnya terhadap industri restoran di Indonesia adalah semakin meningkatnya usaha-usaha
restoran baru yang mana menyebabkan persaingan semakin ketat. Kendati demikian, data
pengeluaran penduduk Indonesia per tahun menunjukkan bahwa daya beli masyarakat Indonesia
juga mengalami peningkatan dimana pada tahun 2011 mencapai 4.646,251 triliun rupiah.
Adapun, Menurut Far Eastern Economic Review (2004), 60% dari penduduk Indonesia suka
makan di luar rumah. Dengan demikian, walaupun persaingan semakin ketat, peluang bagi para
pebisnis restoran di Indonesia masih cukup besar.
0
200
400
600
800
1000
1200
2008 2009 2010 2011
Produk Domestik Bruto
(Triliun Rupiah)
Perdagangan,
Hotel, dan
Restoran
0
1000
2000
3000
4000
5000
2008 2009 2010 2011
Pengeluaran per Tahun
(Triliun Rupiah)
Pengeluaran
2
2. Identifikasi Masalah
Sari Kuring adalah restoran yang sudah berdiri selama lebih dari 30 tahun.Saat ini, Sari
Kuring tengah mengalami fase penurunan yang mana dikarenakan telah banyaknya pesaing-
pesaing baru dan kurangnya kemampuan bersaing dari Sari Kuring.Hal ini menyebabkan sulitnya
Sari Kuring untuk mendapatkan pelanggan-pelanggan baru.Adapun, kurangnya kemampuan
bersaing dari Sari Kuring ini disebabkan oleh masalah dari lingkungan internalnya sendiri yang
mana berhubungan dengan minat pemilik dan juga faktor-faktor dari lingkungan eksternal
dimana persaingannya semakin ketat.
2.1. Lingkungan Internal
Kekuatan Penjelasan
Brand Image yang baik Sari Kuring merupakan pelopor masakan Sunda Jawa dengan ikan
gurame goreng terbang, Sari Kuring berhasil membangun brand
image yang cukup baik
Mempunyai jasa layanan
antar
Sari Kuring menawarkan jasa mengantarkan makanan untuk
pelanggan yang berlokasi di lingkungan sekitar restoran
Mempunyai ruang VIP Cukup jarang ada restoran bertema masakan Indonesia yang
menawarkan ruang VIP dengan fasilitas karaoke. Hal ini
merupakan salah satu kekuatan terbesar yang dimiliki Sari Kuring
Pelanggan lama masih setia Sampai saat ini, beberapa pelanggan lama yang sudah cocok
dengan cita rasa Sari Kuring masih setia berkunjung
Karyawan-karyawan
berpengalaman
Sebagian besar karyawan-karyawan Sari Kuring merupakan
karyawan lama yang sudah bekerja antara 10 – 30 tahun. Biasanya,
karyawan-karyawan yang setia dan berpengalaman memiliki
kompetensi dan komitmen yang baik
Kelemahan Penjelasan
Tidak mempunyai visi dan
misi yang jelas
Sari Kuring belum memiliki tujuan yang jelas mengenai apa yang
ingin dicapai. Bisnis restoran ini hanya dijalankan begitu saja
tanpa objektif.
Sistem manajemen tidak
memiliki struktur yang
jelas
Sari Kuring merupakan perusahaan keluarga di mana
manajemennya masih menggunakan top-down sistem dan pemilik
sangat memegang kendali semua pengambilan keputusan.
Tidak ada Standard
operating procedure untuk
proses perekrutan
karyawan baru
Karyawan baru hanya direkrut dari kenalan karyawan lama
Tidak ada insentif
tambahan untuk karyawan
Karyawan kurang dimotivasi dan bonus yang diberikan hanya
3
yang berprestasi THR saja
Kemampuan analisa pasar
yang minim
Sari Kuring sebelumnya tidak pernah melakukan studi tentang
siapa target market mereka
Kurangnya pembinaan
hubungan dengan
pelanggan
Tidak ada prosedur penanganan komentar dari konsumen dan
proses pengumpulan feedback tidak digunakan lagi karena data
yang diperoleh terlalu sedikit
Waktu tunggu makanan
terlalu lama
Waktu yang diperlukan dari semenjak makanan dipesan sampai
makanan tersebut disajikan kurang lebih 30 – 40 menit.
Promosi yang minim promosi yang dijalankan hanya menggunakan plang nama kecil di
muka restoran, kerja sama dengan kartu kredit BNI 46 untuk
cabang Kelapa Gading saja,dan iklan di social media (Twitter,
Facebook, Detik.com, dan Urbanesia).
Lokasi dengan area parkir
yang sempit
Beberapa restoran Sari Kuring seperti di Jalan Batu Ceper
memiliki area parkir yang sangat sempit.
2.2. Lingkungan Eksternal
2.2.1. Lingkungan Umum
Ancaman Penjelasan
Perubahan gaya hidup
masyarakat
Gaya hidup masyarakat yang terus berubah menyebabkan Sari
Kuring selaku restoran dengan konsep lama cenderung kurang
diminati
Tingkat inflasi yang
berfluktuasi
Tingkat inflasi di Indonesia yang sering berubah-ubah
menyebabkan harga-harga bahan baku makanan terkadang naik
tinggi secara tiba-tiba.
Kelangkaan BBM (Bahan
Bakar Minyak) dan gas
BBM dan gas yang semakin langka membuat harga berpotensi
untuk terus meningkat dari waktu ke waktu
Kondisi lalu lintas di Jakarta Kemacetan di Jakarta yang semakin hari semakin parah membuat
masyarakat Jakarta cenderung memilih untuk mencari tempat
makan di lokasi-lokasi yang dekat dengan tempat kerja dan rumah
mereka
Peluang Penjelasan
Peningkatan daya beli
masyarakat
Seiring dengan pendapatan masyarakat Indonesia khususnya
Jakarta yang kian meningkat membuat daya beli masyarakat pun
semakin tinggi. Hal ini memberikan sebuah kesempatan bagi para
pebisnis
Perkembangan teknologi Semakin majunya teknologi dapat dijadikan peluang bagi Sari
Kuring untuk membuat sistem internal yang lebih canggih.
4
2.2.2. Lingkungan Industri
Benchmark
Dalam upaya meningkatkan kembali bisnisnya, Sari Kuring harus mampu bersaing
dengan kompetitor-kompetitor yang ada, dimana mencakup restoran-restoran pesaing yang sudah
sejak lama bersaing dengan Sari Kuring di dunia industri makanan Indonesia maupun restoran-
restoran baru yang sekarang sedang berkembang. Adapun beberapa restoran yang mempunyai
potensi bersaing yang kuat dengan Sari Kuring adalah: Bandar Djakarta, Pondok Laguna, dan
Tekko/Lekko, dan restoran-restoran masakan Indonesia lainnya.
Kompetitor Penjelasan
Bandar Jakarta Bandar Jakarta yang menyajikan aneka makanan seafood sedang
sangat berkembang sekarang ini. Dibandingkan dengan Bandar
Jakarta, Sari Kuring sangat tertinggal jauh baik dari jumlah
pelanggan, kualitas pelayanan, dan kenyamanan lingkungan.
Bandar Jakarta menyediakan suasana yang nyaman dekat dengan
laut yang identik dengan makanan seafood. Bandar Jakarta juga
memiliki cita rasa yang memenuhi selera baik dari anak muda
hingga orang dewasa. Pelayanan yang diberikan juga sangat cepat
dan terorganisir.
Pondok Laguna Pondok Laguna pada umumnya hampir sama seperti Sari Kuring
dengan memiliki ciri khas menu masakan Indonesia yang enak
seperti gurame goreng, tahu kipas. Pegawai pemerintahan akan
lebih cenderung memilih Sari Kuring karena lebih orisinil.
Namun, Pondok Laguna tetap patut diperhitungkan sebagai
kompetitor karena dapat saja merebut pelanggan baru dari Sari
Kuring.
Tekko/Lekko Tekko sekarang ini merupakan restoran yang sangat dikenal
masyarakat terutama bagi kalangan anak muda dengan ke khasan
“Iga Penyet”. Bila dibandingkan dengan Tekko, Sari Kuring
memiliki kelemahan dalam inovasi masakan dan lama nya
pelayanan. Tekko dapat menyajikan makanan dalam waktu
singkat sekitar 10-15 menit dan memiliki “Gurame Penyet” yang
merupakan inovasi dari gurame goreng.
Restoran- restoran masakan
Indonesia lainnya
Tak dapat dipungkiri juga bahwa restoran-restoran masakan
Indonesia lainnya juga memiliki potensi bersaing yang kuat.
Apalagi dengan datangnya pesaing-pesaing baru yang kian
memiliki daya saing yang kuat, seperti: Cabe Rawit, Cabe Ulek,
dan lainnya. Para pesaing baru tersebut dapat memberikan
differensiasi yang baik, pembinaan hubungan dengan pelanggan
yang kondusif, serta berbagai promosi yang menarik (brosur,
plang nama yang besar, kerja sama kartu kredit dengan berbagai
Bank di semua cabang, pemberian diskon untuk hari-hari dan
jam-jam tertentu, serta iklan melalui surat kabar dan internet).
5
Porter Five Forces
Threat of New Entrants – HIGH
Ancaman dari pesaing-pesaing baru semakin kuat dengan makin banyaknya restoran-restoran
bertema masakan Indonesia yang mulai beroperasi. Switching cost dari industri makanan pun
terbilang rendah sehingga menyebabkan pelanggan dapat memilih-milih restoran dengan mudah
sesuai dengan selera mereka.
Adapun, Sari Kuring sendiri tidak memiliki diferensiasi yang baik. Dilihat dari produknya, Sari
Kuring hanya memiliki makanan khas ikan gurame goreng dan patin bakar yang mana sudah
banyak ditiru oleh para pesaingnya. Dilihat dari suasana yang ditawarkan, suasana restoran Sari
Kuring terlihat kurang menarik yang mana dikarenakan renovasi berulang yang kurang sempurna
dimana konsep renovasinya tidak jelas, banyak benda-benda usang yang tidak dibenahi, serta
suhu udara yang masih terasa panas.
Bargaining Power of Suppliers – LOW
Banyaknya restoran-restoran baru bertema masakan Indonesia yang mulai berdatangan dan tidak
terlalu sulitnya untuk membuat restoran-restoran bertema masakan Indonesia di masa sekarang
ini membuat bargaining power of suppliers menjadi rendah. Dengan demikian, para supplier
(restoran-restoran masakan Indonesia) saat ini perlu bersaing ketat untuk mendapatkan
pelanggan.
Bargaining Power of Customers – HIGH
Sehubungan dengan produk yang ditawarkan Sari Kuring merupakan produk makanan siap saji
standar bertemakan masakan Indonesia dan makin banyaknya restoran seperti ini yang mulai
beroperasi, para pelanggan secara tidak langsung memiliki bargaining power yang tinggi.
Adapun, tingkat kemacetan yang tinggi di Jakarta membuat para pelanggan yang berdomisili
jauh dari restoran Sari Kuring cenderung untuk makan di restoran lain yang memiliki tema yang
sama seperti Bumbu Desa, dan lain sebagainya.
Threat From Substitute Products - HIGH
Semakin banyaknya restoran-restoran di Jakarta dan beragamnya suku pada masyarakat Jakarta
membuat ancaman akan produk substitusi pada industri restoran seperti Chinese food, masakan
Thailand, masakan eropa, dan masakan-masakan lainnya tidak dapat terelakkan.
Competitive Rivalry Within An Industry – HIGH
Tingginya persaingan antar competitor dalam industri restoran masakan Indonesia tergolong
tinggi. Hal ini disebabkan oleh: adanya beberapa pesaing yang seimbang, pertumbuhan industri
yang lambat, kurangnya diferensiasi, dan switching cost yang rendah.
Kemungkinan-kemungkinan ancaman bagi Sari Kuring berdasarkan Benchmark dan Porter Five
Forces:
6
Ancaman Penjelasan
- Persaingan tinggi
Peningkatan jumlah restoran di Jakarta yang cukup pesat
menciptakan lingkungan persaingan yang semakin kompetitif.
- Hambatan untuk masuk
industri sangat kecil
Pendatang baru dalamindustri restoran dapat dengan mudah
mendapatkan akses untuk masuk dalam industri dikarenakan
switching cost pada industri restoran yang rendah dan sulitnya
melakukan diferensiasi.
- Produk substitusi tersedia
sangat banyak
Banyaknya restoran yang kian bermunculan dengan tema-tema
masakan yang semakin beragam membuat produk substitusi
semakin banyak.
- Kekuatan tawar menawar
konsumen sangat tinggi
Banyaknya restoran yang tersedia di Jakarta menyebabkan
semakin sulitnya untuk membuat suatu diferensiasi. Para
konsumen cenderung berpikir bahwa tidak ada lagi makanan yang
spesial di Jakarta.Dengan demikian, bargaining power dari
konsumen cenderung tinggi.
3. Strategi dan Analisanya
3.1. Analisis Internal Eksternal
Matrix IE
IFE
EF
E
Strong Average Weak
High Growth or Build Growth or Build Hold or Maintain
Medium Growth or Build Hold or Maintain Harvest orDivest
Low Hold or Maintain Harvest or Divest Harvest or Divest
(David, 2006)
Berdasarkan hasil pengamatan lingkungan internal dan eksternal, Sari Kuring memiliki
Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) yang lemah. Dalam
kondisi seperti ini, ada 2 strategi yang dapat digunakan, yaitu mengambil hasil (harvest) atau
melepaskan (divest). Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa Sari Kuring sedang berada pada
fase penurunan (declining phase).
Menurut Kotler (2008), suatu entitas yang berada pada fase penurunan cenderung
menikmati hasil dan mengurangi seluruh biaya yang pada akhirnya akan sampai pada fase
kematian (death). Adapun, selain menuju pada fase kematian, ada pilihan lain yang dapat
diambil oleh entitas tersebut, yakni bangkit kembali (rebirth). Untuk bangkit kembali, tentu saja
diperlukan inovasi besar-besaran yang mana memerlukan dana yang tidak sedikit. Oleh sebab
7
itu, pemilik dari Sari Kuring harus berani mengeluarkan dana agar usahanya dapat bangkit
kembali disamping melakukan divestasi.
3.2. Analisis SWOT
(Weihrich, 1982)
Strengths: - Brand Image yang baik
- Mempunyai jasa layanan antar
- Mempunyai ruang VIP
- Pelanggan lama masih setia
- Karyawan-karyawan
berpengalaman
Weaknesses: - Tidak mempunyai visi dan
misi yang jelas
- Sistem manajemen Sari Kuring
tidak memiliki struktur yang
jelas
- Adanya keterbatasan dana
- Tidak ada SOP untuk proses
perekrutan karyawan baru
- Tidak ada insentif tambahan
untuk karyawan yang
berprestasi
- Kemampuan analisa pasar
yang minim
- Kurangnya pembinaan
hubungan dengan pelanggan
- Waktu tunggu makanan terlalu
lama
- Promosi yang minim
- Lokasi dengan area parkir
yang sempit
Opportunities: - Peningkatan daya beli
masyarakat
- Perkembangan teknologi
S-O Strategies:
Porter Generic Strategy
Marketing Mix Strategy
W-O Strategies:
Porter Generic Strategy
Marketing Mix Strategy
Threats: - Perubahan gaya hidup
- Tingkat inflasi berfluktuasi
- Kelangkaan BBM dan gas
- Kondisi lalu lintas di Jakarta
- Persaingan tinggi
- Hambatan untuk masuk
industri sangat kecil
- Produk substitusi tersedia
sangat banyak
- Kekuatan tawar menawar
konsumen sangat tinggi
S-T Strategies:
Porter Generic Strategy
Marketing Mix Strategy
W-T Strategies:
Porter Generic Strategy
Internal Control Strategy
CRM Strategy
Financing Strategy
3.2.1. Porter Generic Strategy
Berlandaskan pada strategi generik Porter, Sari Kuring perlu melakukan diferensiasi dan
berfokus pada satu segmen tertentu. Pentingnya melakukan strategi diferensiasi dan fokus
dikarenakan telah semakin banyaknya restoran-restoran baru bermunculan di Jakarta yang mana
8
membuat pasar persaingan monopolistik industri restoran ini semakin ketat. Tanpa diferensiasi,
Sari Kuring tidak akan mempunyai daya saing yang mana akan cenderung menyebabkan para
pelanggan berkunjung ke restoran lain. Sari Kuring juga perlu berfokus pada satu segmen
tertentu guna menghindari persaingan yang semakin ketat.
Sehubungan dengan strategi diferensiasi dan fokus yang merupakan kunci sukses terbesar
dari sebuah restoran seperti Sari Kuring untuk dapat bangkit kembali, strategi-strategi ini dapat
diformulasikan menjadi visi dan misi perusahaan.
3.2.2. Marketing Mix Strategy (4P)
(Borden, 1964)
Price (Good)
Kondisi saat ini: Harga yang ditetapkan oleh Sari Kuring saat ini sudah cukup bersaing dengan
para kompetitornya untuk segmen pasar masyarakat kelas menengah.
Inisiatif strategi: Harga saat ini sudah baik karena sudah bisa menyamai atau mengalahkan
pesaing.
Target: Pelanggan puas dengan harga Sari Kuring Hasil kuesioner per bulan > 3.50.
Place (Low)
Kondisi saat ini: Beberapa cabang restoran Sari kuring berada diluar komplek tempat makan,
kondisi tempat makan yang kurang baik (suhu udara yang panas dan kondisi
penerangan yang agak gelap), dekorasi restoran yang kurang sempuna (ada
beberapa barang usang yang ditaruh begitu saja, serta desain interior yang
kurang menarik), dan area tempat parkir di beberapa cabang tidak memadai.
Inisiatif strategi: Relokasi, renovasi, dan inovasi.
Target: Suasana yang menarik dan nyaman Hasil kuesioner per bulan > 3.50.
Pengukur: Kuesioner mengenai ketertarikan dan kenyamanan tempat (Skala Likert:
1.Tidak Puas, 2.Cukup Puas, 3.Biasa Saja, 4.Puas, 5.Sangat Puas).
Promotion (Low)
Kondisi saat ini: Sari Kuring hanya mengandalkan website www.sarikuring.com, dan social
media seperti facebook dan twitter. Di samping itu, plang nama Sari Kuring di
9
muka restoran terlalu kecil.
Inisiatif strategi: Tingkatkan promosi untuk mendorong brand awareness yang lebih besar dan
menghilangkan promosi-promosi yang tidak berguna (kecuali plang nama).
Target: Promosi-promosi yang efektif Hasil kuesioner setiap promosi per bulan >
nilai rata-rata seluruh promosi (buang promosi-promosi dengan nilai di bawah
rata-rata dan gantikan dengan promosi baru).
Pengukur: Kuesioner dengan berbagai pilihan promosi yang menyebabkan pelanggan
datang ke Sari Kuring.
Product (Low)
Kondisi saat ini: Makanan Sari Kuring dinilai enak oleh banyak pengunjung, namun menu-
menu yang ditawarkan terlalu biasa. Adapun, pelayanan dengan waktu tunggu
dari awal pemesanan sampai menu dihidangkan dimeja konsumen dirasa
sangat lama.
Inisiatif strategi: Inovasi produk dan peningkatan kualitas pelayanan.
Target: Produk-produk yang banyak diminati dan pelayanan yang memuaskan
Hasil kuesioner per bulan > 3.50
Pengukur: Kuesioner mengenai produk makanan dan kualitas pelayanan (Skala Likert:
1.Tidak Puas, 2.Cukup Puas, 3.Biasa Saja, 4.Puas, 5.Sangat Puas).
3.2.3. Internal Control Strategy (COSO)
Segregation of Duties and Authorization
Pembagian tugas dan tanggung jawab di dalam Sari Kuring sudah cukup baik. Setiap
karyawan memiliki tugas masing-masing tanpa ada tumpang tindih pekerjaan. SOP mengenai
proses kerja pun sudah jelas. Kendati demikian, tidak ada kontrol untuk pelaksanaan SOP
tersebut. Selain itu, kunci otorisasi juga dipegang penuh oleh sang pemilik, yang mana berarti
seluruh tanggung jawab perusahaan berada di tangan pemilik dan tidak ada struktur organisasi
yang jelas. Adapun, sang pemilik jarang mengunjungi restoran-restorannya, sehingga kegiatan
monitoringnya terbilang kurang
Menurut aspek control activities, information and communication, dan monitoring dari
COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadaway Commission), struktur
organisasi yang baik harus memiliki garis komando dan wewenang yang benar, serta adanya
kemudahan berkomunikasi dengan pihak-pihak pemegang otoritas. Adapun, Sari Kuring harus
menyusun struktur organisasi dengan pembagian otoritas yang baik dan termonitor.
Human Resource Management
Sari Kuring memiliki banyak karyawan-karyawan berpengalaman yang sudah bekerja
selama 10 – 30 tahun. Karyawan-karyawan berpengalaman dan setia seperti ini cenderung
10
memiliki kompetensi dan komitmen yang baik. Adapun, beberapa kemungkinan penyebab
betahnya karyawan-karyawan di Sari Kuring adalah gaji yang sesuai dengan atau diatas UMP
dan adanya jaminan keselamatan kerja berupa Jamsostek. Kendati demikian, ada beberapa
kekurangan pada manajemen sumber daya manusia di Sari Kuring, yakni tidak adanya insentif
tambahan untuk karyawan yang berprestasi (kurang memberi motivasi) dan juga tidak adanya
SOP untuk proses perekrutan karyawan baru (yang mana dapat menyebabkan munculnya
karyawan-karyawan yang tidak memliki kompetensi dan komitmen di kemudian hari).
Menurut aspek control environment dari COSO, sebuah perusahaan yang baik harus
memiliki SOP yang jelas untuk semua proses kerja. Dalam bukunya, Robbins (2009)
mengatakan bahwa karyawan dengan motivasi yang tinggi akan cenderung memiliki performa
yang sangat baik. Dengan demikian, Sari Kuring harus menyusun SOP untuk perekrutan
karyawan dan memberikan motivasi-motivasi yang lebih lagi bagi para karyawannya.
3.2.4. Customer Relationship Management (CRM) Strategy
Saat ini, Sari Kuring terlihat tidak memiliki prosedur penanganan komentar dari
konsumen. Proses pengumpulan umpan balik (feedback) pun diberitakan tidak digunakan lagi
karena dilansir bahwa data yang diperoleh terlalu sedikit. Adapun, pengumpulan umpan balik
merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan strategi perusahaan. Selain
itu, berorientasi pada kepuasan pelanggan juga merupakan salah satu kunci keberhasilan dari
sebuah perusahaan. Kondisi-kondisi seperti ini terjadi di Sari Kuring karena minimnya usaha
untuk membangun hubungan dengan pelanggan.
Pada dasarnya, Sari Kuring membutuhkan umpan balik dari para pelanggannya. Oleh
karena itu perlu adanya strategi untuk mendapatkan umpan balik yang tentunya diselaraskan
dengan peningkatan hubungan dengan para pelanggan. Adapun, strategi-strategi yang dapat
digunakan adalah:
- Pemberian hadiah Memberikan hadiah atau layanan tertentu bagi yang mau
mengisi kuesioner.
- Buat komunitas khusus Buat forum bagi para pelanggan pada situs Sari Kuring
dan aktif pada forum tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui apa
yang pelanggan diskusikan tentang Sari Kuring dan sekaligus dapat berinteraksi
untuk mempererat hubungan dengan pelanggan.
- Permudah pelanggan untuk menghubungi Sari Kuring Berikan nomor telepon,
email, situs forum, ataupun messenger (yahoo, msn) kepada para pelanggan, dan
usahakan untuk selalu aktif menjawab mereka.
- Berikan beberapa produk baru secara gratis Berikan secara cuma-cuma produk
baru kepada para pelanggan agar mereka dapat membantu mereview produk
tersebut.
11
- Hubungi pelanggan yang berulang tahun Tunjukkan rasa peduli kepada para
pelanggan dengan menghubungi mereka saat ulang tahun yang dapat dilakukan
melalui sms, email, atau dengan mengirimkan kartu ucapan. Tambahkan pemberian
hadiah untuk para pelanggan yang setia.
3.2.5. Financing Strategy
Dalam menghadapi masalah keterbatasan dana yang merupakan salah satu dari
kelemahan Sari Kuring untuk berinovasi, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan. Strategi-
strategi tersebut adalah:
- Utang Meminjam dana dari Bank atau perusahaan-perusahaan multifinance.
- Kerja sama Mencari partner atau investor yang mau menanam modalnya pada
Sari Kuring. Adapun bentuk-bentuk kerja sama dapat berupa franchise atau
pembelian saham.
- Relokasi Mencari lokasi yang lebih baik (yang berada di dalam kompleks tempat
makan dengan area parkir yang luas) dengan menjual lokasi yang lama.
3.3. Analisis Boston Consulting Group (BCG)
Perbandingan Market Share
Antar Cabang (2011)
Perbandingan Market Growth
Antar Cabang (2005 s/d 2011)
Berdasarkan perbandingan market share antar
cabang Sari Kuring, cabang Sudirman masih
terlihat mendominasi dengan jumlah 47.56%
yang kemudian diikuti oleh Kelapa Gading.
Adapun, cabang Batu Ceper dan BSD terlihat
memiliki market share yang rendah.
Berdasarkan perbandingan market growth antar
cabang Sari Kuring, terlihat bahwa seluruh
cabang mengalami pertumbuhan negatif.
47.56%
29.22%
13.37%
9.85%
Sudirman
Kelapa Gading
Batu Ceper
BSD
-70000
-60000
-50000
-40000
-30000
-20000
-10000
0
Sudirman
Kelapa Gading
Batu Ceper
BSD
12
(Henderson, 1963)
Dari hasil perbandingan market share dan market growth, dapat diketahui bahwa cabang
Sudirman dan Kelapa Gading berada dalam posisi cash cow dimana diperlukan lebih banyak
pemeliharaan, sedangkan cabang Batu Ceper dan BSD berada pada posisi dog dimana perlu
segera diberikan tindakan penanganan.
4. Kesimpulan dan Saran
4.1. Kesimpulan
Sari Kuring selaku restoran yang sudah beroperasi selama lebih dari 30 tahun tengah
mengalami fase penurunan. Pada fase seperi ini, Sari Kuring harus dapat memutuskan apakah
akan terus menikmati hasil sampai kepada fase kematian dan kemudian melakukan divestasi,
atau bangkit kembali. Untuk dapat bangkit kembali, Sari Kuring harus dapat membenahi seluruh
aspek baik internal maupun eksternal yang tentunya memerlukan strategi-strategi.
Porter generic strategy memberikan pedoman bagi Sari Kuring untuk dapat mengetahui
kemana perusahaan harus diarahkan. Dalam menghadapi masalah eksternal, Sari Kuring dapat
menggunakan marketing mix strategy. Selain masalah eksternal, masalah internal pun juga harus
dibenahi, yang mana COSO dan Customer Relationship Management dapat menjadi acuan bagi
Sari Kuring. Adapun, untuk dapat menjalani seluruh strategi-strategi pada fase penurunan ini,
Sari Kuring membutuhkan dana yang besar. Financing strategy yang tepat dapat menjadi
landasan bagi Sari Kuring untuk memperoleh akses pendanaan.
4.2. Saran
4.2.1. Visi dan Misi Baru (Porter Generic Strategy)
Visi: Menjadi Restoran Masakan Sunda Terbaik di Indonesia
13
Berfokus pada segmen masakan Sunda agar pasarnya lebih khusus (niche) guna
menghindari persaingan industri restoran di Jakarta yang semakin ketat. Pemilihan
masakan Sunda sebagai target positioning dikarenakan Sari Kuring mempunyai ciri khas
dan lebih dikenal oleh masyarakat Jakarta sebagai restoran dengan cita rasa masakan
Sunda. Selain itu, masakan Sunda juga mempunyai pasar yang lebih khusus (niche)
dibanding masakan Indonesia.
Misi:
- Menjadi spesial di hati pelanggan
- Terus berinovasi mengikuti perkembangan masa kini
- Berorientasi pada kepuasan pelanggan
Terus mencoba melakukan diferensiasi dengan berbagai inovasi berkelanjutan agar terus
dapat mengikuti perkembangan masa kini yang disukai oleh banyak orang.
4.2.2. Saran-saran Berdasarkan Strategi-strategi Hasil Analisis SWOT
S-O Strategies
Dengan semakin modernnya jaman, alangkah baiknya jika Sari Kuring dapat
merenovasi restoran-restorannya dengan teknologi dan desain yang modern.
Desain yang digunakan juga dapat dimainkan pada interior warna untuk
meningkatkan attention dari konsumen, seperti warna merah yang mana
dipercaya dapat menambah daya makan. Adapun, gambar-gambar atau
wallpaper yang digunakan juga dapat disesuaikan dengan lokasi (seperti:
pada cabang Sudirman diberi gambar-gambar dunia kerja, dan pada cabang
Kelapa Gading diberi gambar-gambar suasana kekeluargaan).
Place
(Marketing Mix)
Suhu udara diusahakan untuk selalu dingin agar terasa nyaman dan tidak
banyak nyamuk.
Place
(Marketing Mix)
Usahakan penyediaan tempat parkir yang memadai. Apabila tempat yang
sekarang dirasa tidak mencukupi lagi, coba lakukan relokasi dengan tempat
parkir yang luas.
Place
(Marketing Mix)
Relokasi cabang Kelapa Gading ke Mal Kelapa Gading karena akses pintu
masuknya La Piazza berada di ujung, dekat dengan komplek perumahan.
Adapun, Mal Kelapa Gading memiliki akses masuk yang banyak dan mudah
sehingga para pengunjung cenderung mencari restoran di dalam area Mal
Kepala Gading dibandingkan harus jalan jauh sampai ke La Piazza.
Place
(Marketing Mix)
W-O Strategies
Revisi ulang semua menu mengikuti tren masa kini kecuali Ikan Gurame
Goreng dan Ikan Patin Bakar yang menjadi ciri khas Sari Kuring. Usahakan
sambal dan bumbu-bumbu tetap menggunakan cita rasa masakan Sunda.
Product
(Marketing Mix)
14
Percepat waktu keluar makanan. Berdasarkan pendapat banyak konsumen,
akan lebih baik jika makanan tidak dikeluarkan secara bersama-sama,
melainkan satu per satu agar terlihat cepat dan pelanggan tidak bosan
menunggu.
Product
(Marketing Mix)
Tingkatkan promosi. Selain dengan social media yang sedang
dikembangkan, dapat juga menggunakan advertising lain (seperti: brosur,
majalah kuliner, dan surat kabar) dalam design yang menarik karena
bagaimanapun konsumen akan menilai dari visual identity. Gunakan plang
yang lebih besar dan menarik sehingga eye catching. Promosi lain yang juga
dapat dilakukan adalah dengan memberikan diskon atau voucher.
Promotion
(Marketing Mix)
S-T Strategies
Pertahankan harga yang sekarang (karena sudah mampu menyamai atau
mengalahkan pesaing) dan coba naikkkan atau turunkan sedikit sesuai
dengan keadaan pasar.
Price
(Marketing Mix)
Membuat sebuah paket menu (bundling) dengan harga terjangkau. Product
(Marketing Mix)
W-T Strategies
Tingkatkan monitoring yang lebih sering dari pemilik. Hal ini dapat
dilakukan dengan membuat jadwal kunjungan berkala minimal sekali dalam
satu bulan.
Monitoring
(COSO)
Tingkatkan hubungan dengan karyawan dan berikan insentif-insentif
tambahan untuk terus memotivasi kinerja mereka.
Information and
Communication
(COSO)
Delegasikan pengambilan keputusan kepada para direksi lainnya agar proses
kerja dapat lebih cepat, dan apabila ada masalah akan lebih cepat teratasi.
Control
Activities
(COSO)
Membuat SOP untuk perekrutan karyawan untuk dapat meningkatkan
kemungkinan mendapatkan karyawan-karyawan yang kompeten dan
berkomitment.
Control
Environment
(COSO)
Tingkatkan hubungan dengan pelanggan dengan strategi-strategi CRM
(Customer Relationsip Management).
CRM
Relokasi cabang BSD karena market share dan market growthnya terlalu
kecil. Relokasi dilakukan dengan merenovasi tempat lama untuk kemudian
dijual dengan harga yang baik dan buka cabang baru di tempat yang berada
di dalam komplek tempat makan agar lebih banyak pengunjung.
Financing
Coba lakukan franchise agar dana untuk berinovasi tercukupi dan cabang
Sari Kuring dapat dibuka lebih banyak lagi. Dengan kondisi Jakarta yang
macet, masyarakat di Jakarta akan cenderung untuk mencari tempat-tempat
makan di lokasi yang dekat dengan mereka. Adapun, semakin banyak cabang
Financing
15
yang dibuka, maka Sari Kuring akan lebih sering dikunjungi dan nama Sari
Kuring akan semakin dikenal.
Apabila dana untuk berinovasi masih belum tercukupi, coba untuk berutang.
Pastikan penggunaan strategi untuk rebirth yang benar dan pelaksanaan yang
terkendali agar utang dapat dilunasi.
Financing
4.2.3. Saran-saran Berdasarkan Analisis BCG
Kategori Cash Cow: Lakukan sedikit inovasi (buat paket-paket makanan yang menarik dan
percepat waktu pelayanan), tingkatkan hubungan dengan pelanggan, dan
tingkatkan internal control untuk cabang Sudirman dan Kelapa Gading.
Kategori Dog: Lakukan inovasi (berikan menu spesial harian, buat paket-paket makanan
yang menarik, dan percepat waktu pelayanan), renovasi tempat (buat
desain interior yang menarik, pastikan suhu udara yang dingin, perbesar
plang nama, dan berikan budaya agar para karyawan dapat selalu secara
bersama-sama menyambut para pelanggan yang datang), tingkatkan
hubungan dengan pelanggan, dan tingkatkan internal control untuk cabang
Batu Ceper.
Relokasi cabang BSD karena market share dan growthnya terlalu kecil.
Daftar Pustaka
Bandar Jakarta. Diunduh pada 25 September 2012. Alamat Situs: www.bandar-djakarta.com
Beasley, M. S., et al. 2010. Developing Key Risk Indicators To Strengthen Enterprise Risk
Management. Journal Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway
Commission (COSO)
Kotler, P., 2006. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, Hal. 58 – 62
Pondok Laguna. Diunduh pada 25 September 2012. Alamat Situs: www.warung-tekko.com
Purnomo, S. H., Zulkieflimansyah, 2007. Manajemen Strategi. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Hal 23 – 81
Robbins, S., 2009. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat, Hal. 222
Sari Kuring. Diunduh pada 25 September 2012. Alamat Situs: www.sarikuring.com
Susilo, J. Cara-cara Melakukan Customer Relationship. Diunduh pada 27 September 2012.
Alamat Situs: www.jokosusilo.com
Tekko. Diunduh pada 25 September 2012. Alamat Situs: https://twitter.com/PondokLaguna