contoh propal kualitatif - obeth gagu

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pendidikannya, dan majunya pendidikan ditentukan oleh manusianya. Oleh karena itu, pendidikan butuh pembelajaran yang efektif dan efesien. Pembelajaran di Indonesia sudah bukan berpusat pada guru, tetapi siswa diminta untuk menemukan sendiri materi pemblejaran, sedangkan guru hanya memberikan garis besarnya. Di sini guru harus pintar dan kreatif dalam menemukan media pembelajaran untuk membantu pemahaman siswa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini saya memfokuskan bagaimana “Pemanfaatan Media Pembelajaran di SD Negeri 71 kota Bengkulu”. Menurut Gerlach dan Ely (1971:7) media pembelajaran adalah segala seuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Sebagaimana yang kita tahu, secara garis besar jenis-jenis media pembelajaran ada 4 jenis yaitu; I) Media Audio, II) Media Visual, III) Media Audio-visual dan IV) Media Multimedia. Pemanfaatan Media Pembelajaran tentunya mengembangkan pola pikir guru dan siswa. Guru kreatif dalam pemanfaatannya, dan tentunya guru tidak perlu terlalu banyak 1

Upload: obeth-gagu

Post on 13-Jan-2015

3.362 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh propal kualitatif - Obeth Gagu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pendidikannya, dan majunya

pendidikan ditentukan oleh manusianya. Oleh karena itu, pendidikan butuh pembelajaran

yang efektif dan efesien. Pembelajaran di Indonesia sudah bukan berpusat pada guru,

tetapi siswa diminta untuk menemukan sendiri materi pemblejaran, sedangkan guru

hanya memberikan garis besarnya. Di sini guru harus pintar dan kreatif dalam

menemukan media pembelajaran untuk membantu pemahaman siswa. Oleh karena itu,

dalam penelitian ini saya memfokuskan bagaimana “Pemanfaatan Media Pembelajaran di

SD Negeri 71 kota Bengkulu”.

Menurut Gerlach dan Ely (1971:7) media pembelajaran adalah segala

seuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara

terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat

melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Sebagaimana yang kita tahu, secara garis besar jenis-jenis media

pembelajaran ada 4 jenis yaitu; I) Media Audio, II) Media Visual, III) Media Audio-

visual dan IV) Media Multimedia.

Pemanfaatan Media Pembelajaran tentunya mengembangkan pola pikir guru

dan siswa. Guru kreatif dalam pemanfaatannya, dan tentunya guru tidak perlu terlalu

banyak menghabiskan waktu untuk menjelas. Dan siswa, lebih cepat mengerti tentang

materi yang diajar.

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang

mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan media seharusnya

merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru sebagai fasilitator dalam setiap

kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu tiap-tiap pendidik perlu mempelajari bagaimana

menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan

pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya media pembelajaran

masih sering terabaikan dengan berbagai alasan,diantaranya: terbatasnya waktu untuk

membuat persiapan mengajar bagi guru sebagai pendidik, kesulitan untuk mencari model

dan jenis media yang tepat, ketiadaan biaya yang sebagian dikeluhkan, dan lain-lain. Hal

ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap pendidik telah mempunyai pengetahuan dan

ketrampilan mengenai media pembelajaran.

1

Page 2: Contoh propal kualitatif - Obeth Gagu

B. Rumusan Masalah

1. Rumusan Umum

Secara umum penelitian ini, merumuskan bagaimanakah pemanfaatan media

pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 71 kota Bengkulu.

2. Rumusan Khusus

Secara khusus penelitian ini merumuskan :

a) Bagaimanakah Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio ?

b) Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media visual ?

c) Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio-visual ?

d) Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media multimedia ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Secara umum, penelitian ini untuk mendeskripsikan pemanfaatan media

pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 71 Kota Bengkulu

2. Tujuan khusus

Seacara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :

a) Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio

b) Pemanfaatan media pembelajaran jenis media visual

c) Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio-visual

d) Pemanfaatan media pembelajaran jenis media multimedia

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk Guru

Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsi cara kerja guru dalam memanfaatkan

media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Manfaat penelitian ini untuk guru

adalah agar guru mampu memanfaatkan media pembelajaran sesuai dengan fungsi

media tersebut, agar terciptanya pembelajaran yang efektif da efisien. Dengan

penelitian ini juga besar harapan saya agar guru tidak banyak membuang waktu

yang lama untuk berceramah.

2

Page 3: Contoh propal kualitatif - Obeth Gagu

2. Untuk Siswa

Manfaat bagi siswa penelitian ini agar siswa mampu memahami tiap materi yang

diajar dan lebih memahami lagi ketika dijelaskan dengan bantuan media

pembelajaran. Selai itu manfaat lain agar siswa termotivasi dengan media yang

ada.

3. Untuk Mahasiswa atau peneliti

Sebagai calon guru, peneliti bisa mengklasifikasi dan membedakan pemanfaatan

media pembelajara sesuai dengan jenis media tersebut. Peneliti lebih banyak lagi

mengetahui dan menambah wawasan tentang kehidupan seorang guru ketika

dihadapkan dengan paradigma-paradgima pendidikan yang baru. Agar ketika

menjadi seorang guru, bisa memanfaatkan media pembelajaran dalam proses

pembelajaran.

3

Page 4: Contoh propal kualitatif - Obeth Gagu

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskprisi Teoritik

1. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Gagne (1970) media pembelajaran adalah berbagai komponen pada

lingkungan belajar yang membantu pembelajar untuk belajar. Selain itu, Briggs (1997)

mendefenisikan media sebagai sarana fisik yang digunakan untuk mengirim pesan kepada

peserta didik sehingga mampu merangsang mereka untuk belajar.

Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan

komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa perangkat keras

(hardware) seperti komputer, televisi, projektor dan perangkat lunak (software) yang

digunakan pada perangkat keras itu.

2. Pemanfaatan Media Pembelajaran dalam proses pembelajaran

Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran sangat-sangat

membantu siswa dalam memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang

diberikan. Peserta didik akan memperoleh pengalaman beragam selama proses

pembeljaran yang sangat berguna bagi peserta didik dalam menghadapi berbagai tugas

dan tanggung jawab berbagai macam, baik dalam pendidikan, di keluarga dan di

masyarakat.

Pemanfaatan media pembelajaran, menyajikan sesuatu yang sulit diadakan di

ruangan kelas, dikunjungi atau dilihat,baik karena ukurannya yang terlalu besar seperti

sistem tatasurya, terlalu kecil seperti virus.

Seperti yang telah dijelaskan di bagian latar belakang, bahwa secara garis besar

media pembelajaran terdiri dari 4 jenis yaitu :

a) Media Audio

Media auido merupakan media yang digunakan dalam proses pembelajaran

dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pengalaman belajar

yang kaan didapatkan adalah dengan mengandalkan indera kemampuan

pendengaran. Oleh karena itu, media audio hanya mampu memanipulasi kemampuan

suara semata (Munadi,2008).

4

Page 5: Contoh propal kualitatif - Obeth Gagu

Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio di SDN 71 Kota

bengkulu tergambar ketika guru menjelaskan materi tentang makhluk hidup.Secara

detailnya, siswa mampu membedakan bunyi suara masing-masing hewan. Guru

mempengaruhi nalar siswa untuk membedakan suara hewan dengan memutar cd dan

diperdengarkan suara hewan kepada siswa.

Kita dapat melihat, siswa merasa senang dan pembelajaran menari, dan tentu

tidak lari jauh dengan tujuan utamanya untuk membantu pemahaman siswa tentang

materi itu.

Selain itu dalam pelajaran Bahasa Inggris di kelas VI, siswa diperdengarkan

cara pelafalan tentang abjad dalam bahasa Inggris.

Dengan itu, pemanfaatan media jenis audio sangat-sangat efektif dan efisien

dalam proses pembelajaran.

b) Media jenis visual

Media visual merupakan jenis media yang digunakan hanya mengandalkan

indera pengelihatan semata-mata dari peserta didik. Dengan media ini pengalaman

belajar yang dialami peserta didik sangat tergantung pada kemampuan

pengelihatannya.

Pemanfaatan media visual di SD Negeri 71 Kota Bengkulu, sudah efektif

dilakukan oleh guru. Guru yang sikap profesionalisme dan kompetensi dalam

pembelajaran, sebab gurulah yang menjadi kunci yang amat menentukan proses, arah

dan aktifitas pembelajaran itu.

Pemanfaatan media visual di SD Negeri 71 Kota Bengkulu, dapat dilihat di

pembelajaran IPA ketika guru menghadirkan gambar metamorfosis kupu-kupu.

Dengan pertimbangan ketika guru menghadirkan kupu-kupu nyata, sangat

membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu metamorfosis kupu-kupu yang

sesungguhnya. Oleh karena itu, dengan gambar ini, siswa dituntut untuk dapat

memahami gambar itu.

c) Media Audio-visual

Media audio-visual merupakan jenis media yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan pengelihatan sekaligus dalam satu

proses atau kegiatan.

Di SD Negeri 71 Kota Bengkulu, guru dapat dengan efektif dan efisien

memanfaatkan media ini. Guru menampilkan video (suara dan gambar gerak).

Pemanfaatan media ini, sebagian besar sangat konkret ketika ditampilkan.

5

Page 6: Contoh propal kualitatif - Obeth Gagu

d) Media Multimedia

Media multimedia adalah medai yang melibatkan beberapa jenis media dan

perlatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran multimedia melibatkan indera pengelihatan dan pendengaran melalui

media teks, visual diam, visual gerak dan audio serta media interkatif berbasis

komputer dan tekhnologi komunikasi dan informasi (Meyer 2009)

Pemanfaatan media ini sudah sering dilaksanakan di SD Negeri 71 Kota

Bengkulu dengan menampilkan materi yang diajarkan melalui projector atau infocus

yang pastinya melalui program perangkat lunak komputer yaitu ms. Power Point.

Sehingga, guru tidak terlalu banyak mencatat materi di papan tulis,dan dapat

menghilangkan kebiasaan siswa yang terlalu banyak menulis panjang lebar di buku

catatan mereka.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang pemanfaatan media dalam proses pembelajaran telah

banyak dilakukan. Seperti yang telah dilakukan oleh Kuswinarti yang berjudul

PEMANFAATAN MEDIA PEMEBLEJARA DI SEKOLAH DASAR pada tahun 2009.

Hasil penelitian yang ditulis oleh Kuswinarti membahas tentang bagaimana penggunaan

media itu dapat dimanfaatkan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Selain itu ia juga menitikberatkan penelitiannya pada penggunaan media film khususnya

pada pokok bahasan Konflik Sosial.

Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Maulida yang berjudul PERANAN

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SOSIOLOGI

TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X (Maulida,2007). Penelitian

tersebut menitikberatkan pada pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran Sosiologi di

kelas. Pembelajaran berbasis multimedia merupakan rangkaian dari beberapa jenis media

yang menjadi satu paket setting media yang digunakan dalam pembelajaran. Berarti

dalam pembelajaran dapat digunakan berbagai media sesuai dengan sarana prasarana

yang memadai di sekolah tersebut.

Dalalam penelitian tersebut peniliti mencoba untuk menghubungkan

pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa.. Dalam penelitian ini mencoba untuk

mengungkapkan berbagai macam media yang dapat digunakan sebagai media

6

Page 7: Contoh propal kualitatif - Obeth Gagu

pembelajaran yang tepat disekolah. Penggunaan media ini khususnya adalah media yang

digunakan di SMA N 1 Bobotsari.

Sejauh mana kesamaan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-

peneliti yang lain bahwa, pemanfaatan media pembelajaran memiliki manfaat yang besar

terhadap perkembangan siswa dan terhadap kreatifitas guru. Media pembelajaran dapat

memberikan pengalaman belajar yang langsung kepada siswa, dengan demikian siswa

akan merasakan dan melihat secara langsung keterkaitan antara teori dan praktik atau

memahami aplikasi ilmunya di lapangan (Midun,2009).

C. Paradigma Penelitian

7

Pemanfaatan MediaPembelajaran di Sekolah

Dasar

Guru Siswa

Pemanfaatan Media Audio

Pemanfaatan Media Visual

Pemanfaatan Media

AudioVisual

Pemanfaatan Media

Multimedia

Guru yang kurang meminimalisir penggunaan media pembelajaran

Siswa berpengaruh dengan media yang ada sehingga pelajaran hanya

sebagai permainan semata

Page 8: Contoh propal kualitatif - Obeth Gagu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus, penelitian ini

berupaya untuk menjelaskan dan mencoba mendeskripsi dan mempelajarai pemanfaatan

media pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. (Yin,2003) mendefenisikan studi

kasus merupakan seuatu penelitian yang empiris yang menyelidiki fenomena dalam

konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dengan konteks tidak

tampak dengan tegas, dan multisumber digunakan. Selain itu, Cresswel menjelaskan studi

kasus terjadi ketika peneliti melakukan eksplorasi terhadap entitas atau fenomena tunggal

(the case) yang dibatasi oleh waktu, aktivitas dan pengumpulan detail informasi dengan

menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama waktu tersebut (Cresswel,

1994:11).

Metode ini pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti

secara tepat.Jika dibandingkan dengan studi empiris, studi kasus memiliki perbedaan

tersendiri. Jika studi empiris hanya melihat fenomena yang benar-benar terjadi. Studi

kasus lebih menginvestigasi fenomena terkini yang sedang terjadi namun tidak jelas

batasan antara fenomena dan konteksnya (Yin, 2003 : 13). Sehingga terlihat bahwa studi

kasus melihat dan menyelediki fenomena empiris lebih dalam lagi untuk memahami

konteks dan fenomenanya. Dengan begitu kita dapat mengetahui seberapa kuat relasi

kasus dengan fenomena yang sedang diteliti.

Studi kasus merupakan metodologi penelitian dengan menggunakan satu kasus

atau lebih untuk membuktikan teori yang terjadi pada kehidupan nyata. Studi kasus

mampu mempelajari dan membedakan antara fenomena dan konteks sehingga

memperdalam pengetahuan. Maka dari itu studi kasus sangat dibutuhkan terutama dalam

penelitian ini, karena mampu menjelaskan penggunaan teori secara faktual. Dalam

penelitian ini, peneliti beranggapan bahwa studi kasus mampu menciptakan pemahaman

mendalam terhadap objek atau fenomena yang diteliti. Namun penggunaannya

membutuhkan perhatian khusus sehingga tidak membuat penelitian semakin rancu dan

membuat peneliti mampu memperdalam penjelasan terhadap fenomena yang diteliti yang

8

Page 9: Contoh propal kualitatif - Obeth Gagu

dalamhal ini bagaiman melihat pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 71 Kota

Bengkulu.

Peneliti menggunakan metode ini karena peneliti ingin mempelajari

pemanfaatan media pembelajaran di SDN 71 Kota Bengkulu, dengan alasan banyak guru

yang kurang mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran dalam proses

pembelajaran. Di sisi lain, peneliti melihat banyak siswa yang menganggap media –

media ini hanyalah sebuah permainan, maka sebagian besar siswa tidak memahami

bagaimana dampak bagi perkembangan pemahaman siswa jika guru menjelaskan materi

dengan media pembelajaran.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa SD Negeri 71 Kota

Bengkulu. Sesuai dengan penjelasan awal, bahwa guru harus memiliki kreatifitas untuk

menyampaikan materi pembelajaran dengan bantuan media pembelajaran yang relevan.

Alasan subjek peneltian yang pertama adalah guru karena, yang mengatur segala macam

proses pembelajaran adalah seorang guru, di sini guru bisa disebut sebagai pelaku utama

(the main actor) dalam proses pembelajaran. Guru yang pertama dan utama dalam

memanfaatkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Peran guru di sini

sangatlah penting, bagaimana cara seorang guru menjelaskan materi ajar dengan bantuan

media pembelajaran sehingga mampu memanfaatkan media itu dengan efektif dan

efesien yang dapat membuat siswa memahami materi yang diajarkan.

Alasan memilih siswa sebagai subjek penelitian yang kedua di sini adalah,

karena siswa merupakan sasaran dan penentu keberhasilan apa yang sudah dikerjakan

seorang guru. Apakah dengan media yang telah diberikan siswa mampu memahami

materi yang diajarkan. Diakhir pelajaran diadakan evaluasi atau tes, yang bertujuan untuk

mengetahui keberhasilan siswa dalam mencermati dan memahami penjelasan dan

penguasaan materi, selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk menilai keberhasilan

seorang guru dalam menjelaskan materi ajar dengan pemanfaatan mediapembelajaran.

Selain kedua subjek pokok di atas, penelti juga melihat data-data skunder atau

pendukung yaitu media pembelajaran yang ada di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Apakah

media-media pembelajaran yang ada sudah mendukung akan keberhasilan pendidikan

sekolah.

9

Page 10: Contoh propal kualitatif - Obeth Gagu

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Interview (Wawancara)

Peneliti memilih metode wawancara dalam penelitian ini untuk mengetahui

sebagaimana pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu.

Sesuai dengan subjek penelitian bahwa wawancara dilakukan kepada 2 subjek yaitu

guru dan siswa. Untuk memperoleh data yang real, peneliti melakukan wawancara

dengan spontan atau tidak terpimpin namun masih memperhatikan fokus penelitian

yang diteliti. Peneliti melontarkan beberapa pertanyaan kepada guru dan siswa,

tentang bagaimana pemanfaatan media pembelajaran? Apakah media yang ada

mendukung? Dan pertanyaan-pertanyaan yang lain.

Metode ini bermanfaat bagi peneliti karena bisa menggali informasi tentang

topik penelitian secara mendalam, bahkan bisa mengungkap hal-hal yang mungkin

tidak terpikirkan oleh peneliti itu sendiri. Karena sesuai dengan jenis wawancara

bahwa metode wawancara dibagi menjadi 2 jenis dilihat dari pertanyaannya yaitu,

wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Oleh karena itu, dalam hal ini

peneliti mengambil metode wawancara yang terstruktur dimana peneliti telah

mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga

daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. (Hariwijaya 2007: 65).

2. Metode Observasi

Metode yang kedua adalah metode observasi atau pengamatan secara langsung

kepada objek penelitian. Peneliti menggunakan metode ini untuk merekam secara

langsung terkait pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu.

Sesuai dengan rencana penelitian ini yang secara sistematik dilaksanakan maka, sangat

tepat peneliti menggunakan metode ini.

Setidaknya, berdasarkan keterlibatan peneliti dalam interaksi dengan objek

penelitiannya, terdapat dua jenis observasi (Hariwijaya 2007: 74). Yaitu, observasi

partisipan dan observasi nonpartisipan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

jenis observasi partisipan yaitu peneliti melakukan penelitian dengan cara terlibat

langsung dalam interaksi dengan objek penelitiannya. Dengan kata lain, peneliti ikut

berpartisipasi sebagai anggota kelompok yang diteliti. Sesuai dengan jenis metode

yang dipilih, di sini peneliti ikut berpartisipasi dalam mengamati proses pembelajaran

Matematika kelas VI di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Di sini saya bisa melihat

bagaimana seorang guru dengan efektif memanfaatkan media pembelajaran.

10

Page 11: Contoh propal kualitatif - Obeth Gagu

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode penelitian terakhir yang saya

gunakan. Dengan metode ini, saya bisa mengkaji media-media pembelajaran yang

mendukung dalam proses pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Melalui

metode ini saya memperoleh sesuatu yang akurat berupa, dokumen, buku-buku

pelajaran, surat kabar, dan dokumen-dokumen yang lainnya. Dengan digunakannya

metode ini, saya memperoleh gambar hasil potret bagaimana pemanfaatan media

pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Media ini membantu saya memperoleh

data yang akurat, tentang bagaimana pemanfaatan media audio, visual, auidio-visual

dan multimedia dalam proses pembelajaran.

Manfaat metode ini, saya bisa memperoleh hasil dokumentasi dengan data

yang memperkuat apa yang telah diwawancara dan diamati. Jadi di sini, tak ada

dugaan mengada-ada data ketika disertai dengan wujud nyata penelitian saya.

D. Pengembangan Alat Pengumpulan Data

1. Menyusun Kisi- Kisi

No Rumusan

Masalah

Variabel Indikator Rumusan Pertanyaan

1. Bagaimanakah

Pemanfaatan

media

pembelajaran

jenis media

audio?

Bentuk

pemanfaatan

media

pembelajaran

jenis audio?

1. Pemanfaatan

oleh guru

2. Pemahaman

siswa

1.Bagaimana pemanfaatan

media audio oleh guru?

2.Bagaimana pemahaman

siswa melalui media

pembelajaran jenis media

audio?

2. Bagaimanakah

pemanfaatan

media

pembelajaran

jenis media

visual?

Bentuk

pemanfaatan

media

pembelajaran

jenis visual?

1. Pemanfaatan

oleh guru

2. Pemahaman

siswa

1.Bagaimana pemanfaatan

media visual oleh guru?

2.Bagaimana pemahaman

siswa melalui media

pembelajaran jenis media

visual?

11

Page 12: Contoh propal kualitatif - Obeth Gagu

3. Bagaimanakah

pemanfaatan

media

pembelajaran

jenis media

audio-visual?

Bentuk

pemanfaatan

media

pembelajaran

jenis audio-

visual?

1. Pemanfaatan

oleh guru

2. Pemahaman

siswa

1.Bagaimana pemanfaatan

media audio-visual oleh guru?

2.Bagaimana pemahaman

siswa melalui media

pembelajaran jenis media

audio-visual?

4. Bagaimanakah

pemanfaatan

media

pembelajaran

jenis media

multimedia?

Bentuk

pemanfaatan

media

pembelajaran

jenis

multimedia?

1. Pemanfaatan

oleh guru

2. Pemahaman

siswa

1.Bagaimana pemanfaatan

media multimedia oleh guru?

2.Bagaimana pemahaman

siswa melalui media

pembelajaran jenis media

multimedia?

2. Merumuskan pertanyaan penelitian

Pertanyaan-pertanyaan adalah salah satu cara untuk mendapatkan data dari

narasumber. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber seputar :

a) Bagaimana pemanfaatan media audio oleh guru?

b) Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media audio?

c) Bagaimana pemanfaatan media visual oleh guru?

d) Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media visual?

e) Bagaimana pemanfaatan media audio-visual oleh guru?

f) Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media audio-

visual?

g) Bagaimana pemanfaatan media multimedia oleh guru?

h) Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media

multimedia?

3. Uji alat pengumpulan data

a) Melalui peritimbangan pakar

b) Melalui Uji Coba

c) Teknik Analisis Data

E. Teknik Analisis Data

Marshall dan Rossman mengajukan teknik analisa data kualitatif untuk proses

analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat

12

Page 13: Contoh propal kualitatif - Obeth Gagu

beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan (Marshall dan Rossman dalam

Kabalmay, 2002), diantaranya :

1. Mengorganisasikan Data

Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam

(indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape recoeder dibantu alat

tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari

bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat

dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di

dapatkan.

2. Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan pola jawaban

Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data,

perhatiaan yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang

ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun

sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam mekukan coding.

Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan

melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok

pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat, kemudian

dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat.

Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti.

Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal

diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti

dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata

kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap penagalaman, permasalahan, dan

dinamika yang terjadi pada subjek.

3. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data

Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data

tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini

kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kemabali berdasarkan landasan

teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokan apakah ada

kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini

tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi-

asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan factor-faktor yang ada.

13

Page 14: Contoh propal kualitatif - Obeth Gagu

4. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data

Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti

masuk ke dalam tahap penejelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat

dari kaitanya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau alternatif penjelasan lain

tetnag kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang

selalu ada alternatif penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdpat

hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini

akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif

ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran.

5. Menulis Hasil Penelitian

Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal

yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat

telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakaiadalah presentase data yang

didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam

dan observasi dengan subjek dan significant other. Proses dimulai dari data-data yang

diperoleh dari subjek dan significant other, dibaca berulang kali sehinggga penulis

mengerti benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran

mengenai penghayatan pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi

secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan dari

hasil penelitian.

F. Teknik Keabsyahan Data

Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitataif. Yin (2003)

mengajukan emmpat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu penelitian

pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah Sebagai berikut :

1. Keabsahan Konstruk (Construct validity)

Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan bahwa yang

berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat

dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan

proses triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau Sebagai

pembanding terhadap data itu. Menurut Patton (Sulistiany,1999) ada 4 macam

triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :14

Page 15: Contoh propal kualitatif - Obeth Gagu

b. Triangulasi data

Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil

wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek

yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda.

c. Triangulasi Pengamat

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan

data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai

pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil

pengumpulan data.

d. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data

yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori

telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data

tersebut.

e. Triangulasi metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode

wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancra

dilakukan.

2. Keabsahan Internal (Internal validity)

Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh

kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Keabsahan

ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam

melakukan penelitian kualitatif akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi

hasil dari penelitian tersebut. Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap

ada kemungkinan munculnya kesimpulan lain yang berbeda.

3. Keabsahan Eksternal (Eksternal validity)

Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat

digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memeiliki

sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitiaan kualitatif tetapi dapat dikatakan

memiliki keabsahan ekternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki

konteks yang sama.

15

Page 16: Contoh propal kualitatif - Obeth Gagu

4. Keajegan (Reabilitas)

Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian

berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang sama,

sekali lagi.

Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada kemungkinan peneliti

selanjutnya memeperoleh hasil yang sama apabila penelitian dilakukan sekali lagi

dengan subjek yang sama. Hal ini menujukan bahwa konsep keajegan penelitian

kualitatif selain menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data

dan pengolahan data.

16

Page 17: Contoh propal kualitatif - Obeth Gagu

DAFTAR PUSTAKA

Asyhar, 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.Jakarta: Gaung Persada Press

Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang. YA3

Rohidi, 1992. Analisis Data Kualitatif. UI. Press, Jakarta

Miles, Matthew B dan huberman, A Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta.

Universitas Indonesia Press

Online

http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/

http://rambatnur.blogspot.com/

http://fimelrizqi.blogspot.com/2012/04/nilai-fungsi-dan-manfaat-media.html

(diunduh, Oktober 2013)

17