contoh prop phb

55
1. URAIAN UMUM 1.1. Judul Penelitian: PENGEMBANGAN MODEL PENDAMPINGAN DAN PELATIHAN BAGI PENGRAJIN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KEC. KEDIRI, NUSA TENGGARA BARAT 1.2. Penanggung Jawab Program : N a m a : Drs. Bambang Noersetyo, MSi Jabatan/Gol : Lektor/IV-a Unit Kerja: Kepala Pusat Pengembangan Industri Kecil dan Sektor Informal, LPM Unmer Malang Alamat Surat : Lembaga Penelitian Unmer Malang Jln. Terusan Raya Dieng 62-64 Malang 65146 Tilp. 0341 581056, E-mail [email protected] 1.3. Tim Peneliti No Nama dan Gelar Akademik Bidang Keahlian Instansi Alokasi jam/minggu 1. 2. 3. Sukardi (Drs) Yunianto (Ir. MSA) Tanto Gatot (Drs. MS) Sosiologi Pedesaan Arsitektur Ekonomi (Manajemen) FISIP Unmer FT. Unmer FE. Unmer 10 10 10 1

Upload: dodi-nur

Post on 03-Jan-2016

144 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh Prop Phb

1. URAIAN UMUM

1.1. Judul Penelitian: PENGEMBANGAN MODEL PENDAMPINGAN DAN

PELATIHAN BAGI PENGRAJIN INDUSTRI RUMAH

TANGGA KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK,

KEC. KEDIRI, NUSA TENGGARA BARAT

1.2. Penanggung Jawab Program :

N a m a : Drs. Bambang Noersetyo, MSi

Jabatan/Gol : Lektor/IV-a

Unit Kerja : Kepala Pusat Pengembangan Industri Kecil dan

Sektor Informal, LPM Unmer Malang

Alamat Surat : Lembaga Penelitian Unmer Malang

Jln. Terusan Raya Dieng 62-64 Malang 65146

Tilp. 0341 581056, E-mail [email protected]

1.3. Tim Peneliti

No Nama dan GelarAkademik

Bidang Keahlian Instansi Alokasi jam/minggu

1.

2.

3.

Sukardi(Drs)Yunianto(Ir. MSA)Tanto Gatot(Drs. MS)

Sosiologi Pedesaan

Arsitektur

Ekonomi (Manajemen)

FISIP Unmer

FT. Unmer

FE. Unmer

10

10

10

1.4. Subyek Penelitian : Pengelolaan Masalah Sosial-Budaya untuk Dinamika

Kehidupan Sosial-Ekonomi (SPU 0503102)

1.5. Periode Pelaksanaan Penelitian : 1998 - 2000

1.6. Jumlah anggaran yang diusulkan untuk tahun pertama : Rp 35.

017.500,-

1

Page 2: Contoh Prop Phb

1.7. Jumlah anggaran yang diusulkan untuk keseluruhan program : Rp

68.560.000

1.8. Lokasi Penelitian : Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri, Kabupaten

Lombok, NTB

1.9. Hasil yang diharapkan :

Model pendampingan dan pelatihan untuk pengembangan industri

kerajinan gerabah serta terbentuknya kelompok usaha bersama yang

solid, dan terkelola.

1.10. Perguruan Tinggi Pengusul : Universitas Merdeka Malang

1.11. Instansi Lain Yang Terkait :

a. Pusat Pengembangan Industri Kecil dan Sektor Informal, LPM

Unmer Malang

b. Laboratorium Disain dan Pengembangan Produk Kerajinan

Keramik Rakyat "Tanah Agung" Malang

c. Kantor Wilayah Deperin Dati I NTB

d. Dinas Pariwisata Daerah Dati I NTB

e. Kelompok-kelompok penjaja kerajinan gerabah pada sentra pasar

seni Banyumulek, Paguyuban Pengrajin Gerabah Banyumulek,

Kelompok Ruang Pamer (Art Shop) Banyumulek.

f. Lombok Pottery Centre, Jalan Majapahit 7 Mataram, Lombok, NTB

1.12. Penanggung Jawab Pelaksana Penelitian : Drs. Bonaventura Ngw, MS

2. ABSTRAK RENCANA PENELITIAN

Penelitian ini bermula merebaknya industri rumah tangga yang tak terjangkau kebijakan industrialisasi. Pertumbuhan jenis industri ini pesat, tetapi kurang diperhitungkan memainkan perbaikan kesejahteraan rakyat miskin. Di beberapa kantong desa miskin Kawasan Timur Indonesia, industri rumah tangga berperan besar menampung wanita pekerja rumahan. Meskipun kontribusi pada PDRB rendah, produktivitas pekerjanya tertinggal, industri rumah tangga memainkan peran strategis meningkatkan dinamik

2

Page 3: Contoh Prop Phb

ekonomi desa utamanya dalam menyedot luapan tenaga kerja. Menganalisis berbagai kegagalan pembinaan memecahkan persoalan kelompok industri jenis ini, serta pengalaman lapang UNMER Malang melalui institusi inkubator, konsep pendampingan, pelatihan secara simultan signifikan mengokohkan industri rumah tangga. Metode ini merupakan transfer model inkubator yang didisain untuk penguatan asosiasi usaha setempat.

Dari penelitian ini diharapkan rumusan formula pendampingan yang lebih spesifik untuk pembinaan dan pengembangan industri-industri rentan menuju terbentuknya gugus usaha lokal yang mengakar, kohesif dan terkelola otonom. Penelitian dilakukan selama dua tahun dalam dua tahapan utama, : ujicoba pola pendampingan dan ujicoba pelatihan yang sesuai, evaluasi untuk perbaikan pelatihan dan pemantapan pendamping lokal.

Metode penelitian yang digunakan tahun pertama berupa penelitian partisipatoris melalui diagnosa kelompok untuk menghasilkan ujicoba formula pendampingan, pelatihan yang diperlukan. Tahun kedua, evaluasi pendampingan dan pelatihan, perbaikan modul pelatihan dan pelatihan mantap kelompok perajin dan pendamping lokal.

3. TUJUAN KHUSUS PENELITIAN

Tujuan utama penelitian ini adalah menemukan model pendampingan

yang baku melalui paguyuban usaha bersama untuk pembinaan industri

rumah tangga kerajinan gerabah. Langkah utama meliputi ujicoba model-

model pendampingan dan pelatihan yang didisain secara partisipatoris.

Pendampingan secara simultan menghasilkan alternatif pemecahan masalah

yang ujicobanya di lakukan dalam paguyuban usaha bersama yang telah ada.

Operasionalisasinya dilakukan melalui ujicoba modul-modul pelatihan yang

telah dihasilkan dari pengalaman pembinaan Pusat Pengembangan Industri

Kecil dan Sektor Informal, LPM Unmer Malang dan Inkubator LPM Unmer

Malang. Pembinaan yang dilakukan meliputi permasalahan akses permodalan,

pemasaran, pengembangan disain produk, akses teknologi, keterampilan

teknis, manajemen serta menciptakan iklim untuk membangun kohesi

kelompok.

3

Page 4: Contoh Prop Phb

Dengan berhasilnya penelitian ini diharapkan akan dibakukan sebuah

modul pelatihan operasional untuk industri rumah tangga, formula

pendampingan serta sistem organisasi paguyuban usaha bersama yang

mengakar. Pada tahap awal institusi universitas berperan sebagai katalisator

untuk memacu revitalisasi paguyuban usaha bersama yang sekarang belum

optimal. Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.1. Intervensi sosial melalui ujicoba pola pendampingan dan pelatihan

untuk menghasilkan kinerja paguyuban usaha bersama yang makin

sempurna, melahirkan pendamping-pendamping lokal yang terlatih dan

teruji.

3.2. Evaluasi efektivitas pendampingan, pelatihan, kinerja paguyuban usaha

bersama untuk memperbaiki modul pelatihan dan formula

pendampingan. Diharapkan dapat dihasilkan suatu model pelatihan dan

pendampingan yang disempurnakan dan siap dideseminasikan.

4. PENTINGYA ATAU KEUTAMAAN PENELITIAN

Usaha kecil merupakan kegiatan ekonomi yang mendominasi lebih dari

95 % struktur ekonomi Indonesia (Abdul Latif, 1997 : 4). Pengembangan

potensi ekonomi utamanya industri kecil di berbagai Kawasan Timur Indonesia

(KTI) merupakan pilihan terbaik untuk memperbaiki disparitas ekonomi

dengan Kawasan Barat Indonesia. Berbeda dengan Kawasan Barat Indonesia

(KBI), pengembangan KTI masih memerlukan peran pemerintah lebih besar

serta penguatan swadaya masyarakat setempat lebih kukuh dibanding

dengan peran swasta. Tumbuhnya berbagai tipologi industri kecil dan rumah

tangga di KTI selama ini memperlihatkan daya tahan yang besar. Keunggulan

dan daya saing utama industri rumah tangga KTI teruji pada proses produksi

yang berpusat pada skil personal dan perannya jarang bisa disubstitusi

teknologi modern. Moda produksi demikian menyebabkan daya saingnya kuat 4

Page 5: Contoh Prop Phb

sehingga segmen pasar tak mudah goyah oleh situasi resesif. Karena itu

produk industri rumah tangga KTI tipe demikian mempunyai kekuatan

potensial yang selama ini belum banyak tersentuh pembinaan yang lebih

operasional.

Kebutuhan untuk menemukan suatu skema operasional pembinaan

industri rumah tangga yang lebih kongkrit adalah merupakan agenda kunci

perkembangan sektor marjinal ini dimasa depan. Desentralisasi pembinaan

kearah terbentuknya usaha bersama yang mandiri sangat penting untuk

menguatkan posisi kelompok rentan ini dalam interaksi dan bermitra dengan

usaha yang lebih besar. Berbagai analisis menguatkan, kemandirian

kelompok-kelompok industri rumah tangga juga signifikan untuk menjamin

kelestarian dan perkembangan bantuan-bantuan teknis manajerial yang

diterimanya (Alberto P. Capati, 1993 :3).

Memang peranan industri skala kecil maupun indutri rumah tangga

dalam konteks nasional maupun lokal kurang memberikan kontribusi besar

pada pembentukan PDRB, tetapi kelebihannya cukup besar menyerap tenaga

kerja lokal dan merangsang produktivitas modal kelompok rakyat miskin.

Keberadaan industri rumah tangga sebagai pencaharian, utamanya ditekuni

para pekerja-pekerja wanita yang unit usahanya bersatu dengan rumah.

Memperkuat struktur industri kelompok ini sangat signifikan untuk

memperbaiki kekuatan ekonomi kelompok masyarakat rentan ini.

Pembinaan yang dilakukan pemerintah melalui program lintas sektoral,

peran berbagai lembaga swadaya masyarakat, dan kalangan perguruan tinggi

selama ini telah membuahkan hasil yang sangat penting. Usaha-usaha

demikian perlu terus dimantapkan sekalipun terus menemui kendala-kendala

operasional. Diantara pembinaan yang dilakukan selama ini ternyata belum

mampu memberikan jaminan kesinambungan, utamanya disebabkan kurangh

adanya social acceptance sehingga proses transfer pembinaan tak dapat

terkelola secara baik. Demikian juga model pendekatan yang dilandaskan 5

Page 6: Contoh Prop Phb

untuk menyantuni kelemahan usaha kecil terbukti tidak cukup efektif untuk

mendorong usaha ini berkembang secara mandiri.

Model pendampingan melalui paguyuban usaha bersama, sebenarnya

merupakan kelanjutan dan penyempurnaan model inkubator universitas yang

selama ini sudah banyak didesiminasikan untuk membina kelompok usaha

pemula. Konsep pembinaan dan pendampingan melalui paguyuban usaha

bersama ini diarahkan agar para klien dapat terhimpun dalam gugus usaha

yang kuat, mampu bersaing menghadapi ekspansi skala usaha yang lebih

kuat. Yang utama dalam metode ini, pembinaan diawali dengan pelatihan

calon pendamping lokal yang selama ini belum optimal berfungsi. Proses

pelatihan pendamping lokal dilakukan melalui program diagnosa kasus secara

partisipatoris dalam kelompok usaha dengan bimbingan pendamping dari

perguruan tinggi kemudian disempurnakan melalui pemantapan.

Untuk menemukan model pendampingan yang teruji dan dapat

diterapkan dimasa mendatang bagi pengembangan industri sejenis di KTI,

pemilihan lokasi penelitian, unit usaha sengaja ditetapkan. Kawasan Nusa

Tenggara Barat, Lombok, utamanya Banyumulek merupakan salah satu

daerah tujuan kunjungan wisata yang sampai kini menjadi pesona bagi

wisatawan. Bahkan beberapa usahawan lokal secara rutin telah melalukan

ekspor produk kerajinan ke New Zeland, Amerika, Jerman, Australia, Italia,

Inggeris, Hongkong, Singapura. Dari hasil penelitian pendahuluan

menjelaskan di kawasan Desa Banyumulek telah berkembang paguyuban

usaha bersama atau kelompok-kelompok wanita yang menekuni industri

kerajinan gerabah, ditemukan lebih dari 280 unit usaha dalam tiga skala

produksi, yaitu penghasil gerabah kecil, menengah dan besar. Terdapat lebih

1.800 jiwa dan 86% ditekuni pekerja wanita usia 15-35 tahun. Lebih dari 120

spesifikasi gerabah dihasilkan di desa tersebut dengan interval harga

setempat Rp. 250 - Rp. 175.000 per buah. Jaringan pemasaran barang

melibatkan empat lini utama, (pengrajin, penjaja keliling, pemilik artshop dan 6

Page 7: Contoh Prop Phb

tengkulak luar daerah). Diantara keempat pelaku ini mempunyai karakter

interdependensi sosial yang cukup tinggi. Secara umum studi awal yang

dilakukan menjelaskan posisi pengrajin paling lemah.

Pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah selama ini telah memberi

andil yang besar utamanya dalam memberi bantuan pelatihan, lisensi bebas

perolehan bahan baku, aksebilitas pasar yang cukup teratur dari wisatawan

manacanegara dan domestik yang dipermudah untuk datang ke kawasan

desa tersebut. Pemerintah juga telah memacu untuk menumbuhkan koperasi-

koperasi usaha tetapi akhirnya kurang berfungsi karena tak dapat berperan

memberi layanan yang cukup luwes dan memadai pada persoalan aktual para

pengrajin. Sementara itu dana-dana pembinaan dari berbagai BUMN

seringkali tak dapat disalurkan karena terhambat oleh organisasi pengrajin

yang belum melembaga. Sekalipun para pengrajin di desa Banyumulek ini

sudah menjangkau pasar internasional, tetapi pengelolaan usahanya masih

dilakukan secara sederhana bahkan dari aspek kelembagaan sangat lemah.

Karena itu masyarakat setempat membutuhkan peran perguruan tinggi yang

dapat dijadikan mitra untuk memperbaiki kapabilitas teknis dan manajemen,

serta merekatkan kekuatan-kekuatan bersama sehingga terbentuk sebuah

paguyuban usaha bersama yang solid untuk memperkuat posisi tawar dalam

dinamik pasar. Adapun kegiatan intervensi pendampingan dan pelatihan

melalui paguyuban usaha bersama ini, secara bertahap dapat dioper

pengelolaannya oleh pendamping lokal dan dukungan kemampuan kelompok

pengrajin yang kini sudah tersedia.

Atas dasar pemikiran tersebut maka penelitian tentang :

pengembangan model pendampingan dan pelatihan bagi pengrajin industri

rumah tangga kerajinan gerabah ini ini perlu dilakukan, guna menemukan

suatu bentuk sistem pendampingan dan pelatihan yang sesuai.

5. TINJAUAN PUSTAKA7

Page 8: Contoh Prop Phb

5.1. Urgensi Industri Skala Kecil di Kawasan Timur Indonesia

Kawasan Timur Indonesia (KTI) merupakan kesatuan geo-ekologi di

sebelah timur garis wallace yang mencakup 9 wilayah politik administratif

yaitu Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,

Maluku, Irian Jaya, Timor Timur, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara

Barat. Pembangunan ekonomi KTI selama PJP I dapat dikatakan tertinggal

dibanding dengan Kawasan Barat Indonesia (KBI). Sekalipun potensi

sumberdaya alam KTI melimpah, pengembangannya dihadapkan persoalan

utama, rendahnya mutu sumberdaya manusia (SDM) dan minimnya

prasarana yang diperlukan. Keengganan investasi swasta sebagian besar

bermula dari kenyataan, investasi di KTI tidak terlalu memberikan jaminan

kelayakan ekonomis. Munculnya berbagai industri skala kecil di KTI, utamanya

yang bercorak home industri merupakan bagian dari pelibatan masyarakat

lokal, realitasnya masih sangat lemah (Budi Sutrisno, 1994:57-58).

Konsentrasi kemiskinan di KTI dari tahun 1990 sampai 1993 belum

menunjukkan perbaikan yang berarti. Secara nasional kantong desa-desa

miskin Indonesia terpusat di KTI, pada tahun 1990 jumlahnya 43.44 %

sedangkan di Kawasan Barat Indonesia (KBI) 30.05 %. Angka-angka itu sedikit

membaik pada tahun 1993, desa-desa miskin KTI menjadi 41.36 % sedangkan

di KBI menjadi 27.56 %. Ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar KBI dan

KTI bisa dijelaskan pada beberapa indikator. Analisis Maisyir Gutji (1991)

memperlihatkan, PDRB KBI tahun 1983 mencapai Rp. 64.211 milyar

sedangkan KTI hanya Rp. 6.412 milyar. Disparitas ini makin menyolok bila

diperhatikan tahun 1988, PDRB KBI Rp 124.168 milyar sedang KTI baru

beranjak Rp. 12.545 milyar. Kesenjangan itu juga nampak dari pendapatan

perkapita, tahun 1988 pendapatan perkapita KBI mencapai Rp 822.533

sedangkan KTI baru Rp 558.598. Dari keseluruhan proyek PMDN yang

ditanam di Indonesia tahun 1989/1990, KTI hanya menerima porsi amat kecil 8

Page 9: Contoh Prop Phb

yaitu sekitar 7-8 % saja (Moeljarto, 1996:146). Ditinjau dari PMA malah terjadi

penurunan dari 6 % pada tahun 1987/1988 menjadi 4 % tahun 1988/1989 dan

malah tinggal 2 % pada tahun 1989/1990.

Kawasan Timur Indonesia merupakan wilayah Indonesia dengan variasi

yang tinggi. Oleh karena itu pengembangan KTI haruslah cukup sensitif

terhadap keragaman ini dengan memprioritaskan pembangunan sumberdaya

manusia dan pembinaan kapasitas kelembagaan (Moeljarto, 1996 : 152).

Pembangunan KTI sejauh mungkin menghindarkan pendekatan uniformistis,

stereotipikal. Ditinjau segi resources base, masing-masing kantong KTI

mempunyai karakter spesifik yang harus dijadikan rujukan utama untuk

pengembangannya. Dari segi kultural Kawasan Timur Indonesia terdiri atas

sub kultur yang bervariasi, sehingga keragaman inipun harus diperhatikan.

5.2. Posisi Industri Kecil

Di Indonesia kelompok industri kecil dan industri rumah tangga

merupakan bagian terbesar dari komunitas ekonomi lemah. Sekalipun jenis

industri ini memberikan kontribusi yang tidak terlalu besar pada PDRB, rendah

produktivitasnya tetapi sangat berarti menyerap limpahan kelompok pekerja

tertinggal di perkotaan maupun pedesaan. Menurut Abdul Latif (1997:2) dari

aspek ketenagakerjaan usaha kecil dan menengah diartikan sebagai berikut :

1. Unit usaha kecil industri rumah tangga (cottage indutries) yang

menggunakan tenaga kerja 1-4 orang;

2. Unit usaha kecil yang menggunakan tenaga kerja antara 5-19 orang;

dan

3. Usaha menengah dyang menggunakan tenaga kerja antara 20-99

orang.

Peran industri rumah tangga sebagai penampung tenaga kerja sangat besar jika dibanding

dengan industri kecil maupun menengah. Menurut Abdul Latif (1997:2) jumlah tenaga kerja

pada masing-masing kelompok industri kecil dan menengah di Indonesia cukup tinggi.9

Page 10: Contoh Prop Phb

SKALAJumlah Tenaga Kerja Jumlah Unit Usaha

1995 1997 1995 1997

Industri Rumah Tangga

Industri KecilIndustri

Menengah

28.903.714

1.449.096

1.838.100

30.485.586

1.528.395

1.859.340

19.269.143

131.736

30.635

20.323.724

138.945

30.989

Sumber: SUPAS 1995, Statistik Industri Kecil 1993, Laporan Depnaker, UU No. 7/81Catatan: Industri Rumah Tangga, adalah jenis industri kecil rumah tangga non pertanian

Tabel diatas memperlihatkan antara tahun 1997-1995 pertumbuhan

jumlah tenaga kerja pada industri rumah tangga maupun indutri kecil

meningkat sangat berarti baik dari penyerapan tenaga kerja maupun

pertumbuhan unit usaha. Untuk industri rumah tangga mendekati jumlah 30.5

juta orang, bekerja pada 20 juta unit usaha. Sedangkan pada kelompok

industri menengah menunjukkan pertumbuhan statis. Depnaker telah

menetapkan, pengembangan usaha kecil dan menengah mempunyai dua

pola utama yaitu pengembangan unit usaha yang telah ada dan penciptaan

usaha baru. Berdasarkan SUPAS 1995 dan Sensus Penduduk 1990,

diproyeksikan kelompok industri rumah tangga ditargetkan masih akan

menjadi pilihan utama untuk menampung tenaga kerja sebesar 4.06 juta yang

tersebar pada 6.100 unit usaha. Pada industri kecil ditargetkan 311 ribu orang

dan tersebar pada 27.7 ribu unit usaha, sedangkan pada industri menengah

ditargetkan menampung 371.8 ribu orang pada 6.198 unit usaha menengah.

5.3. Pembinaan Industri Rumah Tangga yang Diperlukan

10

Page 11: Contoh Prop Phb

Evaluasi kegagalan pembinaan terhadap kelompok industri-industri

lemah ini tak dapat dipisahkan dari ekologi jenis industri ini yang harus

berhadapan dengan kompleksitas persoalan yang ada. Hal ini memberi

legitimasi, membina industri kecil ini secara langsung (direct assistances)

sangat diperlukan. Apalagi kalau memperhatikan realitas peran industri kecil

dan industri rumah tangga sangat penting bagi penduduk miskin sebagai

sumber penghasilan (Tulus Tambunan, 1993 : 91)

Menurut De Soto (1989), setidaknya ada tiga jenis pendekatan yang

bisa diperankan pemerintah. Pertama, disebut sebagai non policy approach.

Untuk industri kecil yang bergerak pada lower spectrum (kegiatan-kegiatan

marjinal) cara ini mungkin terbaik, mengingat intervensi pemerintah yang

terlalu jauh justru akan melahirkan biaya birokratis yang tinggi. Bahkan justru

menimbulkan efek distortif yang membatasi pertumbuhan bahkan sering

mematikan usaha kecil. Pendekatan kedua, biasanya berupa proteksi. Proteksi

ini meliputi berbagai regulasi, debirokratisasi atau larangan kepada industri

besar untuk menghasilkan produk-produk tertentu, batasan impor terhadap

produk substitusi dan kontrol terhadap penyebaran teknologi yang berakibat

mengejutkan industri kecil. Cara ini banyak dikritik karena dianggap

merugikan konsumen. Pendekatan ketiga, yang banyak dianjurkan adalah

stimulation approach dalam bentuk program pembinaan. Program ketiga ini

biasanya memusatkan perhatian pada sisi penawaran dalam bentuk

pemberian kredit, penyediaan bahan baku, peralatan serta pemberian kursus-

kursus. Pemerintah Indonesia telah cukup lama memberi perhatian

terhadap perkembangan industri kecil. Beberapa program yang utama antara

lain pembentukan sentra-sentra dan pewilayahan industri kecil (Lingkungan

Industri Kecil). Disusul program pengembangan koperasi-koperasi industri

kecil. Namun dalam perjalanannya praktek manajemen koperasi seringkali

dililit masalah kinerja yang lebih rumit, akibatnya anggotanya juga kurang

merasakan manfaat kehadiran koperasi ini. Program perkreditan melalui 11

Page 12: Contoh Prop Phb

KIK/KMKP yang semula diharapkan memberi jembatan akses permodalan

lebih leluasa pada industri kecil ternyata prakteknya banyak dijangkau oleh

industri-industri yang sebenarnya bukan kategori kecil. Kebijakan ini akhirnya

dicabut, diganti dengan KUK melalui paket deregulasi 29 Januari 1990.

Namun, sangat disayangkan banyak bank yang tak mampu menyalurkan 20

% dari portofolio kreditnya sebagai KUK. Kemudian pemerintah memberi

keleluasaan baru kredit tanpa agunan, KKU (Kredit Kelayakan Usaha) yang

disalurkan mulai Oktober 1995.

Pola keterkaitan melalui sistem bapak angkat sebenarnya bukan

kebijakan baru. Kebijakan ini lahir pertama sejak Pelita III melalui UU No.

5/1984 tentang Perindustrian. Program ini dinilai kurang berhasil karena

prakteknya industri kecil dieksploitasi dan bahkan dikooptasi bapak

angkatnya (Hetitah Sjaifudian, 1995:85). Belakangan lahir pola

subkontrakting. Program penting yang dilakukan oleh Depkeu yang

melakukan terobosan lewat SK No. 1232/1989, yang mewajibkan BUMN

menyisihkan 1-5 % keuntungan untuk pembinaan industri kecil atau koperasi.

Program penjualan saham kepada koperasi, program pendirian lembaga-

lembaga modal ventura dan berbagai program pelatihan.

Sebagaimana telah dicanangkan Perencanaan Tenaga Kerja Nasional

untuk mendukung pembinaan usaha industri rumah tangga (cottage

indutries) usaha kecil dan menengah sasaran Depnaker adalah membina

tenaga kerja dan sumberdaya manusianya. Pembinaan keterampilan, sikap

mental, kepemimpinan, sikap produktif, membangun dan mencetak mental

berwiraswasta menjadi tujuan utama Depnaker. Sekalipun demikian menurut

Abdul Latif (1997:2) masih terdapat permasalahan utama bagaimana

pembinaan unit usaha bisnisnya, aspek finansial, pemasaran, proses produksi,

pemilihan komoditi. Aspek ketenagakerjaan juga menjadi persoalan utama

pengembangan industri kecil. Yudo Swasono (1996:9) menemukan,

pengembangan industri kecil acapkali menemui kendala pada aspek 12

Page 13: Contoh Prop Phb

pengorganisasian. Penjelasan ini mengikuti temuan kelompok peneliti Cornell

yang mengemukakan bahwa organisasi lokal berperan penting dalam setiap

intervensi sosial untuk menggalang partisipasi masyarakat (Cohen dan

Uphoff, 1974: 14). Organisasi tradisional lokal berperan besar dalam

menciptakan pengaturan-pengaturan yang diperlukan misalnya untuk (1)

insurance, (2) welfare, (3) reciprocity, (4) provision of public goods dan (5)

pooling of productive assets.

Laporan penelitian Tulus Tambunan (1993:84) pada 24 Dati II di Jawa

Barat menemukan sejumlah keunggulan utama industri kecil. Pertama, proses

produksi industri kecil padat tenaga manusia, karenanya pengembangan

industri kecil dapat memperluas kesempatan kerja dan sekaligus

meningkatkan pendapatan. Kedua, konsentrasi operasi industri kecil lebih

banyak terdapat di daerah pedesaan dan memanfaatkan bahan-bahan baku

yang dapat dijangkau dengan biaya relatif murah. Ketiga, pada umumnya

industri kecil memakai teknologi sederhana yang lebih cocok dengan kondisi

ekonomi, sosial serta fisik pedesaan. Keempat, sumber utama dana untuk

pembiayaan kegiatan pada umumnya berasal dari uang atau tabungan

pribadi si pemilik usaha. Hal ini masih konsisten dengan hasil penelitian FE

dan LPPM Universitas Atmajaya Yogyakarta (1992: 27) yang menemukan, 81

% modal awal industri rumah tangga berasal dari uang pribadi. Karena itu

pengembangan industri kecil pedesaan sangat penting sebagai instrumen

untuk mengalokasikan sumber dana lokal pada kegiatan produktif.

Sementara itu penelitian Hendrawan Supratikno dkk (1994) juga

menyebut, beberapa tipe industri kecil tahan terhadap berbagai gelombang

resesi dan pemanasan suhu ekonomi. Analisis menjelaskan, ditengah

gempuran persaingan dan berpihaknya kebijakan industri pada beberapa

jenis industri besar dan menengah, eksistensi industri kecil menunjukkan

resistensi yang luar biasa. Menurut Hendrawan Supratikno, (1994:26) ada

beberapa hal yang menyebabkan hal ini. Pertama, usaha industri kecil 13

Page 14: Contoh Prop Phb

sebagian besar bergerak dalam pasar yang terpecah-pecah (fragmented

market). Dalam pasar yang demikian fenomena skala ekonomi tidaklah terlalu

penting sehingga keuntungan yang diperoleh dari besaran usaha tidaklah

menonjol. Kedua, usaha industri kecil tersebut menghasilkan produk-produk

dengan karakteristik elastisitas pendapatan yang tinggi. Maksudnya jika

terjadi kenaikan pendapatan masyarakat, permintaan terhadap jenis-jenis

produk tersebut akan naik. Apalagi jika tersedia saluran pemasaran ekstra

yang memungkinkan aksesnya lebih luas. Ketiga, usaha tersebut memiliki

tingkat heterogenitas yang tinggi, khususnya heterogenitas teknologi yang

bisa digunakan. Dengan aneka teknologi yang ada tersebut industri kecil

mampu menghasilkan produk yang beraneka ragam. Variasi ini pula yang

menentukan kelangsungan industri kecil.

Keempat, usaha industri kecil mayoritas tergabung dalam suatu kluster

dan kantong-kantong masyarakat yang terbatas dan solid, sehingga mampu

memanfaatkan efesiensi kolektif yang kukuh dalam hal pembelian bahan

baku, pemanfaatan tenaga terampil dan dalam hal pemasaran bersama.

Dengan keadaan ini industri kecil secara langsung mampu membetengi

dirinya dari penetrasi persaingan dari luar. (Afred Marshall, 1994). Kelima,

proses produksi ISK sangat padat tenaga kerja manusia. Karena itu

pengembangan ISK akan memperluas kesempatan kerja sekaligus

membentuk dan meningkatkan pendapatan.

Laporan Depnaker menyebutkan, strategi utama yang ditempuh

Depnaker untuk mencapai target pertumbuhan tersebut antara lain dilakukan

melalui : pengembangan SDM dan penciptaan usaha menengah baru melalui

(a) pendidikan dan pelatihan dibidang kewirausahaan, penyusunan business

plan, dan teknik operasional produkis serta aspek manajemen, (b) leadership

training (c) bantuan informasi an akses kepada lembaga keuangan (d)

bantuan pemasaran (e) bimbingan dan pendampingan untuk jangka waktu

maksimal selam 1 tahun. Disamping itu pembinaan SDM pra-usaha melalui 14

Page 15: Contoh Prop Phb

Balai Latihan Kerja (BLK) dan Kursus Latihan Kerja (KLK). Pelatihan teknis

industri rumah tangga dan usaha kecil melalui MTU (Mobile Training Unit)

yang tersebar di seluruh Indonesia. Depnaker juga telah memacu penciptaan

usaha kecil dan menengah baru melalui pengembangan tenaga kerja pemuda

mandiri dan profesional.

Sekalipun pembinaan terhadap industri kecil tersebut telah dilakukan

lintas sektor, namun berbagai penelitian menjelaskan eksistensi industri

rumah tangga dan industri kecil masih berhadapan dengan persoalan.

Penelitian yang dilakukan oleh Hendrawan Supratikno dkk (1994:32) di enam

sentra industri Jawa Tengah menyebut partisipasi mengikuti program

perkreditan tertinggi (39 %), disusul partisipasi dalam program kursus teknis

(25 %) dan kursus pemasaran (23 %). Sementara itu 65 % responden

menyebut kehadiran kredit sangat bermanfaat, 80 % responden

mengemukakan program peralatan sangat bermanfaat dan 48 % menyebut

kursus teknis sangat bermanfaat. Temuan ini juga menjelaskan 34 % dan 22

% responden mengharap pemberian kredit dan kursus pemasaran mendapat

prioritas utama pembinaan selanjutnya.

Sekalipun beberapa kendala masih melilit dalam pengembangan

ndustri KTI, namun terdapat beberapa prduk yang mempunyai pasar cukup

potensial baik untuk tujuan dalam negeri maupun eksport. Beberapa jenis

produk dari Nusa Tenggara Barat yang mampu menembus berbagai pasar

internasional antara lain dapat dperhatkan dari tabel berikut ini :

Jens Barang Volume (ton) Nilai ($)

Batu Apung

Kacang Mete

Udang Beku

Kerajinan Gerabah

Kerajnan Tembaga

14.131.69

236.12

42.11

431.66

1.96

1.518.885

1.174.558.7

340.849.3

190.064.9

7.860.9

15

Page 16: Contoh Prop Phb

Kerajinan Bambu

Kerajiinan Lntar

Kerajinan Tulang

Kerajinan Pandan

15.01

6.36

1.74

1.07

22.610.9

5.422.2

3.326.6

5.362.5

Sumber : Kantor Perwakilan BPS Dat I NTB, 1994

Dari tabel datas dijelaskan, bahwa potensi eksport kerajiinan gerabah

sebenarnya adalah sangat baik, menempat urutan kedua setelah batu apung.

Hal ini sebagai indikasi mengembangkan kerajinan gerabah adalah sangat

potensial di kawasan tersebut.

6. METODE PENELITIAN

6.1. Langkah Penelitian

Penelitian ini dibagi dalam dua tahapan program penelitian dan setiap

tahapan dilakukan selama satu tahun anggaran. Adapun tahapan penelitian

yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Ujicoba pola pendampingan dan pembinaan, pengembangan industri

rumah tangga kerajinan gerabah di Banyumulek melalui model

diagnosa dalam kelompok usaha bersama.

2. Analisis dan evaluasi efektivitas pendampingan, kinerja Klinik Usaha

Bersama untuk memperbaiki formula pendampingan, rancangan

kelembagaan Klinik Usaha Bersama untuk lebih sempurna dan dapat

dideseminasikan.

16

Page 17: Contoh Prop Phb

Adapun perincian tahapan-tahapan penelitian serta hasil yang diharapkan

digambarkan dalam diagram berikut :

TAHAPAN KEGIATAN PENELITIAN

TAHAP I / TAHUN I TAHAP II / TAHUN II

A. Curah pendapat, diagnosis partisipatoris tentang :

a. Mekanisme dan kinerja kelembagaan pembinaan

b. Potensi dan tuntutan yang diperlukan

c. Seleksi kelompok sasaran

B. Intervensi sosial melalui ujicoba modul pelatihan dan pola pendampingan

a. Pelatihan pengrajin

b. Pelatihan pendamping

C. Monitoring dan evaluasi untuk perbaikan intervensi sosial sebagai persiapan penelitian tahun II

a. Penyempurnaan strategi pelatihan dan pendampingan

b. Komparasi antar kelompok yang perlakuan dan tanpa perlakukan

A. Implementasi pelatihan dan pendampingan untuk menguatkan kinerja paguyuban usaha bersama berdasarkan modul pelatihan dan formula intervensi yang telah diperbaiki.

a. Dilakukan pada kelompok yang diuji perlakukan

b. Evaluasi modul pedampingan dan pelatihan

B. Pemantapan model pelatihan dan pola pendampingan

C. Seminar dan deseminasi hasil penelitian

6.2. Metoda yang Digunakan

Untuk mencapai hasil penelitian yang secara kongkrit dapat dievaluasi,

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan eksperimental.

Pemilihan lokasi penelitian didasarkan ekspansi pembinaan yang secara

reguler dilakukan LPM Universitas Merdeka Malang. LPM Unmer Malang

selama ini yang telah berpengalaman melakukan pembinaan industri-industri

kerajinan rakyat di Kabupaten Malang, Tulungagung sejak tahun 1990.

Evaluasi yang dilakukan tahun 1993 pada 60 kelompok pengrajin di dua

wilayah binaan menjelaskan, terjadi perbaikan usaha yang sangat signifikan,

semula memperkerjakan 1-2 orang, tatkala evaluasi dilakukan lebih 83 %

17

Page 18: Contoh Prop Phb

anggota unit usaha telah mampu melakukan ekspansi usaha dengan

menyerap tenaga kerja 4-5 orang. Bermula dari pengalaman itu replikasi

kelompok sasaran ini dipusatkan pada desa Banyumulek, Kecamatan Kediri,

NTB. Pemilihan sasaran dilakukan dengan sistem cluster bertingkat berdasar

karakter pengelompokan pengrajin yang telah temuannya telah difinalkan

pada penelitian pertama (Juni, 1995) dan disempurnakan dari hasil studi

pendahuluan (Agustus, 1996).

Diketahui 86 % pengrajin adalah wanita. Klasifikasi unit analisis rumah

tangga mengikuti yang dilakukan mengikuti disain metodologis yang

dilakukan Chayanov (1966). Terdapat empat tipologi utama rumah tangga

sasaran (a) unit pengrajin pemula, ditekuni oleh pasangan keluarga muda

dengan masa merawat anak (child rearing) (b) unit pengajin muda, ditekuni

oleh rumah tangga dengan anak yang menginjak dewasa, (c), unit usaha

yang ditekuni oleh pasangan keluarga dewasa, ditandai oleh bersatunya

beberapa pasang keluarga dalam satu rumah, (d) unit pengrajin pasangan

keluarga tua ditandai dengan komposisi anggota keluarga usia lanjut,

sebagian besar anggota keluarganya migrasi, terpisah dengan keluarga

induk. Dari analisis ditetapkan 5 kelompok perlakuan dan 5 kelompok kontrol

tanpa perlakuan pelatihan maupun pendampingan. Seleksi kelompok

dilakukan secara bertingkat berdasarkan temuan rekaman kinerja kelompok.

Sedangkan evaluasi perlakuan dilakukan berganda : pada unit analisis rumah

tangga (hosehold) anggota kelompok (berdasarkan klasifikasi diatas) dan

pada unit analisis kinerja kelompok.

6.3. Proses penelitian tiap tahapan penelitian dilakukan sebagai berikut :

A. Tahap I

18

Page 19: Contoh Prop Phb

Sebelum ujicoba pendampingan dan pelatihan, dilakukan diagnosa

partisipatoris untuk menentukan konsensus skala prioritas. Langkah

operasional metoda ini dilakukan melalui tahapan :

a. Kunjungan langsung ke lokasi unit usaha, mengembangkan

diskusi dan wawancara bebas. Selanjutnya melakukan curah

pendapat dalam kelompok dengan mengundang beberapa

instansi terkait dalam penelitian ini, utamanya para aktor LSM,

para ketua asosiasi art shop, ketua kelompok pengrajin. Tujuan

curah pendapat ini menemukan sejumlah faktor/determinan

kegagalan usaha yang selama ini ditemui.

b. Menyusun disain sistematisasi intervensi yang diperlukan

berdasarkan masukan yang telah diperoleh pada tahapan curah

pendapat. Pengenalan terhadap jaringan-jaringan sosial yang

ada, karakter dan kinerja kelompok-kelompok usaha. Selanjutnya

persiapan dan penentuan aktor-aktor kunci yang akan segera

dijadikan mitra depan dalam program pendampingan ini.

Disamping itu juga dilakukan ujicoba konsepsional terhadap

modul-modul pelatihan yang telah disiapkan.

c. Seleksi kelompok sasaran yang akan dijadikan sasaran perlakuan

seraya menyiapkan pelatihan-pelatihan klasikal terbatas bagi

pendamping lokal yang telah disiapkan dalam konsensus.

d. Melakukan ujicoba pelatihan pada satuan kelompok-kelompok

usaha.

B. Tahap II

19

Page 20: Contoh Prop Phb

Sampai pada bulan pertengahan tahun ke II, dilakukan monitoring yang

diperankan oleh pendamping lokal. Hasil monitoring secara berkala

dipergunakan untuk melanjutkan program-program pelatihan.

a. Pada tahapan ini dilakukan evaluasi menyeluruh, untuk

menyempurnakan model pelatihan dan manual pendampingan

yang telah didisain.

b. Melakukan evaluasi pada kelompok kontrol (tanpa perlakuan)

serta mengadakan analisis uji perbedaan antar dua sasaran.

c. Hasil evaluasi ini siap dideseminasikan, utamanya untuk

pembinaan tipe industri rumah tangga sejenis di Kawasan Timur

Indonesia.

6.4. Evaluasi keberhasilan pendampingan dan pelatihan dianalisis dari

beberapa indikator:

a. Pada tingkat pengrajin

1. Peningkatan kemampuan dalam aspek manajemen

- perencanaan usaha

- kemampuan administrasi usaha

- pemasaran dan penjualan

- manajemen keuangan dan belanja

2. Peningkatan kemampuan teknik produksi

- peningkatan disain produk

- peningkatan keanekaragaman produk

- peningkatan produktivitas dan efesiensi

- penurunan jumlah produksi rusak

3. Peningkatan permodalan, pekerja

20

Page 21: Contoh Prop Phb

- indepedensi permodalan

- peningkatan aset teknologi

- peningkatan menabung

- peningkatan jumlah pekerja

b. Pada unit analisis kelompok usaha

1. Pemupukan modal bersama

- jumlah dan penyebaran simpanan anggota

- sirkulasi modal bersama dan simpan pinjam

2. Kapabilitas pendamping

- kemampuan perencanaan produksi

- curahan waktu pendampingan

- gaya pengambilan keputusan dan konseling

3. Pemasaran dan jaringan

- penerimaan order pembelian dan jangkauan wilayah

pemasaran

- perkembangan jumlah jaringan pemasaran baru

- intensitas pertemuan anggota kelompok

21

Page 22: Contoh Prop Phb

6.5. Rencana Kegiatan Penelitian

6.5.1. Program Penelitian Tahun Pertama (1998-1999)

KegiatanBulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan / perijinan2 .Curah pendapat / diskusi - Penyusunan modul pembinaan - Perbaikan modul pembinaan

3. Ujicoba - replikasi pelatihan - pelatihan pendamping lokal

4. Monitoring 5. Evaluasi6. Penyempurnaan metode pelatihan 7. Penyusunan laporan

#### ##### ### ####

###### ## #### #### ### #### ######

Page 23: Contoh Prop Phb

6..5..2. Program Penelitian Tahun Kedua (1999-2000)

KegiatanBulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan implementasi pelatihan 2. Penyegaran pendamping lokal3. Implementasi pelatihan 4. Monitoring5. Evaluasi kinerja kelompok kontrol6. Evaluasi kelompok perlakuan7. Penyusunan laporan 8. Seminar/Deseminasi

###### ## ######## #### ## ## #### #####

7. RINCIAN ANGGARAN PENELITIAN

JENIS PENGELUARAN

ANGGARAN UNTUK TAHUN BERIKUTNYA

PERINCIAN ANGGARAN TAHUN I

TAHUN II

HONOR

BAHAN AUS/HABIS PAKAI

KOMPONEN PERALATAN

PERJALANAN DINAS

SEMINAR/PERTEMUAN

MONITORING

Rp. 9.360.000,-

Rp. 2.997.500,-

Rp. 3.600.000,-

Rp. 9.660.000,-

Rp. 7.900.000,-

Rp. 1.500.000,-

Rp. 9.360.000,-

Rp. 14.222.500,-

Rp. 3.600.000,-

Rp. 6.160.000,-

Rp. 6.750.000,-

Rp. 1.500.000,-

TOTAL PENGELUARAN Rp. 35.017.500,- Rp. 41.592.500,-

TOTAL ANGGARAN SELAMA

DUA TAHUN (DUA TAHAP) Rp. 76.610.000,-

Page 24: Contoh Prop Phb

8. PUSTAKA

Abdul Latif (1997) Peranan Departemen Tenaga Kerja dalam Bidang Ekkuwasbang dan Prodis, Jakarta, 22 April 1997 Abdul Pengembangan Sumberdaya Manusia untuk Mendukung Usaha Kecil dan Menengah, Bahan untuk Disampaikan pada Sidang Kabinet terbatas.

Alberto P. Capati et. al (1993), In Search of New and Innovative Conncepts for Small Scale Enterprise Promotion, (Paper and Proceeding of the International Conference on New and Innovative Concepts for small Scale Enterprise Promotion held in Ho Chi Minh City, Vietnam, 14-16 December 1992, Library National University of Singapore.

Anonymous (1992), Profil Industri Kecil di Daerah Istimewa Yogyakarta (Laporan Penelitian oleh FE dan LPPM Universitas Atma Jaya Yogyakarka, dalam Karya Penelitian Universitas Atmajaya, Edisi 2 Tahun I, November 1992.

Anonymous, (1994), Kebijaksanaan Departemen perdagangan dalam Rangka Meningkatkan Ekspor Industri Kecil di Jawa Timur, Kanwil Departemen Perdagangan Jawa Timur.

Bambang Setiaji (1996), Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga : Kesejahteraan dan Perlindungan Hak, dalam Akademika No. 01/Th. XIV/1996, Muhammadiyah Press, Surakarta.

Barenbang-Depnaker RI (1995), Perencanaan Tenaga Kerja Nasional (PTKN) Analisis Target & Sasaran Repelita VI, Seri PTKN No. 05, Jakarta.

Barenbang-Depnaker RI (1995), Perencanaan Tenaga Kerja Nasional (PTKN) : Target dan Sasaran Repelita VI- PJP II, Seri PTKN No. 02, Jakarta.

Budi Sutrisno (1994), Industrialisasi Indonesia : Antara Strategi dan Realisasi : Sebuah Catatan terhadap kendala dan Prospek Industrialisasi Indonesia, dalam Akademika No. 02, Th. XII, 1994, Muhamadiyah Press, Surakarta

Chayanov, A.V, (1966), The Theory of Peasant Economy, Manchester University Press.

Cohen, John dan Norman T. Uphoff (1977) Rural Participation:Concepts and Measures for Project Design, Implementation and Evaluation, Ithaca, Cornell University of Development Commitee

Hendrawan Supratikno et. al. (1994), Pengembangan Industri Kecil di Indonesia :Pelajaran Analisa Dampak dari Jawa Tengah (Laporan Penelitian), dalam Prisma No. 9 September 1994, LP3ES, Jakarta (Laporan Penelitian).

Page 25: Contoh Prop Phb

Hernando de Soto, (1989) The Other Path, New York

Hetifah Sjaifudian et. al (1995),Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil, Akatiga, Bandung.

Moeljarto T,(1996), Strategi Pembangunan Indonesia Bagian Timur,dalam Pembangunan: Dilema dan Tantangan, Bintang Pelajar, Yogyakarta.

Muhammad Ilwan dan Galang Asmara (1995), Pengembangan Pariwisata dan Peranan Industri Kecil di Kabupaten Lombok Barat : Suatu Tinjauan Eksploratif dalam Pengaruh Timbal Balik (Laporan Penelitian), Univ. Mataram.

Tulus Tambunan (1993) Kontribusi Industri Skala Kecil Terhadap Ekonomi Lokal :Studi Perbandingan Antar Kabupaten/Kotamadia di Jawa Barat (Laporan Penelitian) , dalam Prisma No. 3, Tahun 1993, LP3ES, Jakarta.

DUTA INFORMATIKA COMPUTER CENTRE, 01/03/-1,
Page 26: Contoh Prop Phb

LAMPIRAN 1

1. JUSTIFIKASI ANGGARAN

A. Anggaran Penelitian Tahun Pertama (1998-1999)

1. Honor

Tim Peneliti Jumlah Anggota

Minggu/bulan

Bulan kerja

Jam/minggu

Tarip/Rpjam

Total/Rp

a. Ketua 1 4 10 10 7.500 3.000.000b. Anggota 3 4 10 10 6.000 5.760.000c. Pembantu 1 4 10 10 2.500 600.000

sub total 9.360.000

2. Bahan aus/habis pakai

a. ATKKertas continous form 10 Box @ Rp 50.000 Rp. 500.000,-Kertas HVS 10 Rim @ Rp. 10.000 Rp. 100.000,Kertas Duplikator 10 Rim @ Rp. 5.000 Rp. 50.000,-Transparan sheet 5 dos @ Rp. 25.000 Rp. 125.000,-Tinta Printer HPLaserjet 3 buah @Rp.185.000. Rp. 555.000Disket 3,5" 10 Box @ Rp. 35.000 Rp. 350.000,-Spidol transparan 5 Set @ Rp. 10.000 Rp. 50.000,-Ballpoint 50 buah @ Rp. 2.500 Rp. 125.000,-Pensil 50 buah @ Rp. 500 Rp. 25.000,-Block Note 60 buah @ Rp. 2.000 Rp. 120.000,-Map plastik 60 buah @ Rp. 3.000 Rp. 180.000,-Ordner 5 buah @ Rp. 3.500 Rp. 17.500,-

---------------------------Sub total Rp. 2.197.500,-

b. Penunjang : (pembuatan contoh untuk visualisasi teknik proses produksi untuk kelengkapan pelatihan dan menyusun buku induk profil spesifikasi produk pengrajin )

Film slide dan proses 10 roll @ Rp. 40.000 Rp. 400.000,-Film negatif & Proses 5 roll @ Rp. 20.000 Rp. 100.000,-Cassette Vidio besar 10 buah @ Rp. 10.000 Rp. 100.000,-Cassette Vidio kecil 10 buah @ Rp. 20.000 Rp. 200.000,-

---------------------------Sub total Rp. 800.000,-

Page 27: Contoh Prop Phb

3. Komponen Peralatan

Sewa peralatan fotografi Rp. 400.000,-Sewa peralatan Vidio Camera (handycam) Rp. 1.500.000,-Sewa TV 20 " dan Vidio Player Rp. 1.100.000,-Sewa gedung pertemuan lokal 4 X @ Rp. 150.000,- Rp. 600.000,-

--------------------------------Sub total Rp. 3.600.000,-

4. Perjalanan Dinas

Penguruan ijin 2 orang x 5 hari x Rp. 70.000 ke Dati I, Dati II, Kabupaten, Kecamatan dan Desa lokasi penelitian Rp. 700.000,-Transportasi ke lokasi penelitian direncanakan 8 kali pp untuk 5 orang @ Rp. 70.000 Rp. 2.800.000,-LumpsumGol IV TK I 1 HOK X 8 X Rp. 150.000 Rp. 1.200.000,-

TK II 1 HOK X 4 X Rp. 130.000 Rp. 520.000,-Gol III TK I 3 HOK X 8 X Rp. 130.000 Rp. 3.120.000,- TK II3 HOK X 4 X Rp. 110.000 Rp. 1.320.000,-

-------------------------------Sub total Rp. 9.660.000,-

5. Lokakarya/curah pendapat/lain-lain Narasumber pakar 4 orang 2 X @ Rp. 200.000 Rp. 1.600.000,-Biaya Pelaksanaan 2 X @ Rp. 300.000 Rp. 600.000,-Persiapan materi 2 X @ Rp. 150.000 Rp. 300.000,-

Lokakarya dan pelatihan kelas untuk pendamping lokal Narasumber 2 orang @ Rp. Rp. 200.000 Rp. 400.000,-Biaya pelaksanaan Rp. 400.000,-persiapan modul teknis operasional pendampingan Rp. 350.000,-

Pelatihan lapang (on the job training) 2 kaliNarasumber 2 orang x 2 x Rp. 200.000 Rp. 800.000,-Biaya pelaksanaan 2 x Rp. 200.000 Rp. 400.000,-Pernyiapan materi dan bahan latihan Rp. 300.000,-

Tabulasi entry data lapang menggunakan Dbase IV Rp. 750.000,-

Page 28: Contoh Prop Phb

Ongkos Pengetikan laporan Rp. 1.500.000,-Fotocopy proposal untuk perijinan Rp. 100.000,-

Fotocopi peraturan, juklak, bahan pustaka Rp. 200.000,-

Perbanyakan laporan dan penggandaan hasil penelitianPenggandaan 10 X 300 lbr X Rp. 50 Rp. 150.000,-Penjilidan 10 X Rp 5000 Rp. 50.000,-

---------------------------------Sub total Rp. 7.900.000,-

6. Dana Monitoring oleh pakar DIKTI Rp. 1.500.000,-

Rekapitulasi anggaran tahun I1. Honorarium Rp. 9.360.000,-2. Bahan aus Rp. 2.997.500,- 3. Peralatan Rp. 3.600.000,-4. Perjalanan dinas Rp. 9.660.000,-5. Pertemuan/Seminar Rp. 7.900.000,-6. Monitoring di Unmer Malang Rp. 1.500.000,-

---------------------------------Sub total Rp. 35.017.500,-

Jumlah total anggaran penelitian tahap pertama tahun I Rp. 35.017.500,-(Tiga puluh lima juta tujuh belas lima ratus ribu rupiah)

Page 29: Contoh Prop Phb

B. Anggaran Penelitian Tahun Kedua (1999-2000)

1. Honor

Tim Peneliti Jumlah Anggota

Minggu/bulan

Bulan kerja

Jam/minggu

Tarip/Rpjam

Total/Rp

a. Ketua 1 4 10 10 7.500 3.000.000 b. Anggota 3 4 10 10 6.000 5.760.000c. Pembantu 1 4 10 10 2.500 600.000

sub total 9.360.000

2. Bahan aus/habis pakai

a. ATK

Kertas continous form 10 Box @ Rp 50.000 Rp. 500.000,-Kertas HVS 10 Rim @ Rp. 10.000 Rp. 100.000,Transparan sheet 5 dos @ Rp. 25.000 Rp. 125.000,-Tinta Printer HPLaserjet 3 buah @Rp.185.000. Rp. 555.000Disket 3,5" 10 Box @ Rp. 35.000 Rp. 350.000,-Spidol transparan 5 Set @ Rp. 10.000 Rp. 50.000,-Ballpoint 20 buah @ Rp. 2.500 Rp. 50.000,-Pensil 20 buah @ Rp. 500 Rp. 50.000,-Block Note 25 buah @ Rp. 2.000 Rp. 50.000,-Map plastik 25 buah @ Rp. 3.000 Rp. 75.000,-Ordner 5 buah @ Rp. 3.500 Rp. 17.500,-

---------------------------Sub total Rp. 1.922.500,-

b. Replika Teknologi (Alat Penggilingan dan pengadukan tanah)1 Unit penggilingan tanah Rp. 7.500.000,-1 Unit pengadukan tanah Rp. 4.000.000,-

---------------------------Sub total Rp. 11.500.000,-

c. Penunjang (pembuatan contoh untuk visualisasi teknik proses produksi)Film slide dan proses 10 roll @ Rp. 40.000 Rp. 400.000,-Film negatif & Proses 5 roll @ Rp. 20.000 Rp. 100.000,-Cassette Vidio besar 10 buah @ Rp. 10.000 Rp. 100.000,-Cassette Vidio kecil 10 buah @ Rp. 20.000 Rp. 200.000,-

-------------------------------Sub total Rp. 800.000,-

Page 30: Contoh Prop Phb

3. Komponen Peralatan

Sewa peralatan fotografi Rp. 400.000,-Sewa peralatan Vidio Camera (handycam) Rp. 1.500.000,-Sewa TV 20 " dan Vidio Player Rp. 1.100.000,-Sewa gedung pertemuan untuk refreshing pendamping 5 X Rp.150.000 Rp. 600.000,-

--------------------------------Sub total Rp. 3.600.000,-

4. Perjalanan Dinas 4.1. Perjalanan Darat

Transportasi tahun ke II ke lokasi penelitian direncanakan 5 kali untuk 5 orang @ Rp. 70.000 Rp. 1.750.000,-

Transportasi pendamping/ lokal Lombok-Malang (pp)1 kali untuk 5 orang @ Rp. 70.000 Rp. 350.000,-

Lumpsum penyegaran (refreshing) pendamping/inovator lokal (di Malang) 5 orang x 5 hari x Rp. 100.000 Rp. 2.500.000,-

LumpsumGol IV TK I 1 HOK X 8 X Rp. 150.000 Rp. 1.200.000,- TK II1 HOK X 4 X Rp. 130.000 Rp. 520.000,-Gol III TK I 3 HOK X 8 X Rp. 130.000 Rp. 3.120.000,- TK II3 HOK X 4 X Rp. 110.000 Rp. 1.320.000,-

------------------------------- Sub total Rp. 6.160.000,-

5. Lokakarya/seminar/lain-lain

5.1. Lokakarya Diskusi panel/curah pendapat (2 kali di NTB)a. Narasumber 4 orang 2 X @ Rp. 200.000 Rp. 1.600.000,-b. Biaya Pelaksanaan 2 X @ Rp. 300.000 Rp. 600.000,-c. Persiapan materi 2 X @ Rp. 150.000 Rp. 300.000,-

-------------------------------Sub total Rp. 2.500.000,-

Page 31: Contoh Prop Phb

Lokakarya penyempurnaan dan finalisasi modul pelatihan, manual pendampingan

(1 kali selama 5 hari di Malang)Narasumber 2 orang @ Rp. Rp. 200.000 Rp. 400.000,-Biaya pelaksanaan Rp. 600.000,-Persiapan materi Rp. 500.000,-

-----------------------------Sub total Rp. 1.500.000,-

Analisis data dan penyusunan laporanAnalisis data lapangan Rp. 750.000,-Operasional pelaksanaan penyusunanselama 4 hari untuk 4 orang (tim) Rp. 1.500.000,-

-----------------------------Sub total Rp. 2.250.000,-

5.4. Perbanyakan laporan dan penggandaan hasil penelitianFotocopy 10 X 300 lbr X Rp. 50 Rp. 150.000,-Penjilidan 10 X Rp 5000 Rp. 50.000,-Penggandaan manual pendampingan 50 buku X Rp. 3.000 Rp. 150.000,-Penggandaan paket modul pelatihan 50 buku X Rp. 3000 Rp. 150.000,-

----------------------------Sub total Rp. 500.000,-

Dana Monitoring di Unmer Malang oleh pakar DIKTI Rp. 1.500.000,-

Rekapitulasi anggaran tahun II1. Honorarium Rp. 9.360.000,-2. Bahan aus Rp. 14.222.500- 3. Peralatan Rp. 3.600.000,-4. Perjalanan dinas Rp. 6.160.000,-5. Pertemuan/Seminar Rp. 6.750.000,-6. Monitoring di Unmer Malang Rp. 1.500.000,-

---------------------------------Sub total Rp. 41.592.500,-

Jumlah total anggaran penelitian tahap pertama tahun II Rp. 41.592.500,-(Empat puluh satu juta lima ratus sembilan puluh dua ribu lima ratus rupiah)

Page 32: Contoh Prop Phb

LAMPIRAN 3

DUKUNGAN PADA PELAKSANAAN PROGRAM PENELITIAN

3.1. Dukungan aktif sedang berjalan

a. Kesepakatan Bersama antara Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Republik Indonesia dengan Universitas Merdeka Malang. Utamanya untuk menumbuhkembangkan kelompok-kelompok usaha bersama di daerah terpencil

b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI, Kep-403/MEN/1991 tentang Penunjukan Universitas Merdeka Malang sebagai Pusat Studi dan Pengembangan Usaha Mandiri dan Sektor Informal (PSP UMSI). Utamanya untuk membina kegiatan usaha sektor informal dan marjinal.

c. Saat ini sedang dilakukan penelitian profil wanita pengrajin gerabah di desa Banyumulek oleh kelompok peneliti mahasiswa FISIP Unmer Malang, yang didanai oleh Universitas Merdeka Malang sebesar Rp. 600.000.

d. Seorang putra daerah (dari Banyumulek, NTB) dalam tahap akhir studi di FISIP Unmer Malang telah sepakat ditunjuk oleh para pengajin untuk menjadi manajer paguyuban usaha bersama (koperasi) pengajin di Banyumulek yang selama ini macet.

e. Kerjasama informal antara peneliti dengan laboratorium disaon dan pengembangan produk keramik rakyat "Tanah Agung" Dinoyo Malang.

3.2. Dukungan yang sedang dalam proses pertimbangan implementasi

a. Saat ini sedang dilakukan studi kelayakan pengembangan tenaga kerja bagi para pengrajin gerabah di Banyumulek, Masbangik Timur dan Penujak NTB. Kerjasama antar Kanwil Depnaker Nusa Tenggara Barat dan Pusat Pengembangan Sektor Informal dan Pedesaan, LPM Unmer Malang.

b. Lembaga Pengabdian Masyarakat, sedang mempertimbangkan untuk menempatkan sarjana pendamping pedesaan di lokasi penelitian

3.3. Dukungan Penunjang

Dukungan penunjang penelitian utama adalah laporan hasil penelitian profil dan karakter industri kecil di kawasan Nusa Tenggara Timur.

Page 33: Contoh Prop Phb

LAMPIRAN 4

SARANA DAN PRASARANA

Dukungan sarana dan prasarana yang telah tersedia :

4.1. Inkubator program Kewirausahaan Unmer Malang dan Pusat Pengembangan Sektor Informal dan Pedesaan.

a. Inkubator Unmer Malang menyediakan beberapa paket modul pelatihan yang selama ini telah dipergunakan untuk pembinaan pelatihan dari para tenant.

b. Pusat pengembangan Sektor Informal dan Pedesaan telah berpengalaman dalam berbagai kegiatan penelitian untuk pengembangan industri kecil dan industri rumah tangga. Telah tersedia modul yang diperlukan untuk proses pelatihan dan pendampingan.

4.2. Dari Lombok Pottery Centre (LPC), Mataram, Lombok, NTB

a. Memberikan fasilitas pemasaran lokal dan ekspor, kontrol mutu produk. Sejauh ini ini LPC telah berperann sebagai penyalur pemasaran utamanya untuk orientasi ekspor.

b. Dari kanwil Perindustrian NTB, selama ini telah memberikan dukungan instruktur pelatihan lapang. Dukungan ini akan dimanfaatkan pada tahap implementasi program tahun II.

4.3. Telah tersedia sejumlah 13 ruang sebagai lokal toko permanen sebagai arena pamer yang dibangun oleh kelompok pengrajin dimanfaatkan sebagai pusat pasar seni kerajinan gerabah di Banyumulek.

4.4. Asosiasi-asosiasi para pengrajin yang selama ini telah membentuk jaringan simbiosa yang sangat berperan untuk mensukseskan setiap program.

LAMPIRAN :

Page 34: Contoh Prop Phb

4. BIOGRAFI/DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI

4.1. Nama lengkap dan gelar Tempat/tanggal lahir

Drs. Bambang Noersetyo, MSi Kudus, 14 Desember 1956

4.2. Pendidikan

UNIVERSITAS/INSTITUT DAN LOKASI

GELAR TAHUN SELESAI BIDANG STUDI

Universitas Jember

Universitas Pajajaran Bandung

Drs.

MSi.

1981

1993

Administrasi Negara Jurusan Pemerintahan Umum

Ilmu Sosial

4.3. Pengalaman penelitian

INSTITUSI JABATAN PERIODE KERJA

Universitas Merdeka Malang

Universitas Merdeka Malang

LPM-Univ. Merdeka Malang

Dosen FISIP

Pembantu Dekan II FISIP

Kepala Pusat Pengembangan Sektor Informal dan Pedesaan

1984 - sekarang

1987 - 1990

1995 - sekarang

4.4. Penelitian yang Relevan

a. Evaluasi Kinerja Industri Kecil di Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang (1993), kerjasama LPM Unmer Malang - Bappeda Pemda Tk I Jawa Timur.(Anggota)

b. Evaluasi Program Pembinaan Usaha Kecil pada Kecamatan-kecamatan Rawan di Kabupaten Tulungagung (1993), Kerjasama LPM Unmer Malang - Bappeda Tk I Jatim. (Anggota)

c. Mencari Model Perlindungan Sosial bagi Wanita Pekerja Rumahan pada Industri Kerajinan Rakyat Malang Selatan (1994), kerjasama LPM Unmer Malang - ILO ROAP Bangkok (Ketua)

d. Identifikasi Potensi Usaha kecil di Wilayah Kabupaten Malang (1995) kerjasama LPM-Unmer Malang-perum Jasa Tirta Malang (Ketua)

Page 35: Contoh Prop Phb

e. Mencari Model Pendidikan dan Pelatihan Usaha Kecil di Jawa Timur (1995), kerjasama LPM Unmer Malang - Kanwil DEPKOP PPK Jawa Timur (Anggota)

f. Identifikasi Potensi dan Prospek Usaha Kecil di Nusa Tengga Timur, (1995), Kerjasama LPM Unmer Malang dengan Pemda Tk I NTT (Anggota)

g. Identifikasi Usaha Kecil di Kabupaten Tulungagung (1996), kerjasama LPM-Unmer Malang-Perum Jasa Tirta Malang (Anggota)

h. Studi Evaluasi Industri Kecil (Konveksi, Pande Besi, Anyaman Bambu) di Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar dan Kanbupaten Malang 1997 (anggota), Kerjasama LPM Unmer Malang- perum Jasa Tirta Malang

4.5. Publikasi Ilmiah yang Relevan

a. Memberdayakan Wanita Pekerja Rumahan (Beberapa Temuan Kasus Pendampingan para Pengrajin Tikar Mendong di Malang Selatan) Laporan Penelitian (Laporan Penelitian) (1994)

b. Model Pendampingan bagi Wanita Pekerja Rumahan di Malang Selatan, makalah disampikan dalam Pelatihan Lembaga Swadaya Masyarakat September 1995, Malang.

Page 36: Contoh Prop Phb

5. BIOGRAFI/DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI

5.1. Nama lengkap dan gelar Tempat/tanggal lahir

Drs. Sukardi Tulungagung, 14 Januari 1965(Ahli Madya III-a)

5.2. Pendidikan

UNIVERSITAS/INSTITUT DAN LOKASI

GELAR TAHUN SELESAI

BIDANG STUDI

Universitas Brawijaya Malang

Drs. 1990 Administrasi Negara Jurusan Pemerintahan Umum

5.3. Pengalaman penelitian

UNIVERSITAS/INSTITUT DAN LOKASI

JABATAN PERIODE KERJA

Nuffics-Lembaga Penelitian Univ. Brawijaya Malang

Nuffics-INterdiciplinary RESearch (INRES)-Lembaga Penelitian Univ. Brawijaya Malang

Universitas Merdeka Malang

Lembaga Penelitian Universitas Merdeka Malang

Asisten Peneliti Kandidat PhD

Peneliti Anggota

Dosen FISIP

Kepala Pusat Pengembangan dan Institusional

1992-1993

1993-1994

1994-sekarang

1996-sekarang

5.4. Publikasi Penelitian yang Relevan

a. Studi Industri Pembakaran Gamping di Malang Selatan dan Implikasinya pada Pendapatan Petani, 1992 (Anggota)

b. Industrialisasi yang Berwawasan Kerakyatan, dalam Science, Univ. Merdeka Malang, September, 1994

c. Peranan Sektor Non Pertanian dalam Struktur Pendapatan Petani di Lahan Kering, Malang Selatan 1993 (Anggota)

d. Profil Industri Kerajinan Gerabah di Desa Banyumulek, NTB, 1995 (Anggota).

Page 37: Contoh Prop Phb

6. BIOGRAFI/DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI

6.1. Nama lengkap dan gelar Tempat/tanggal lahir

Drs. Tanto Gatot, MS Malang, 16 Oktober 1961(Penata Muda III-c)

6.2. Pendidikan

UNIVERSITAS/INSTITUT DAN LOKASI

GELAR TAHUN SELESAI BIDANG STUDI

Universitas Merdeka Malang

Universitas Airlangga Surabaya

Drs.

MS.

1986

1993

Manajemen

Manajemen

6.3. Pengalaman Penelitian yang Relevan

INSTITUSI JABATAN PERIODE KERJA

Universitas Merdeka Malang

Lembaga Penelitian Universitas Merdeka Malang

Dosen Fakultas Ekonomi

Kepala Pusat Studi Ketenagakerjaan

1988 - Sekarang

1993 - 1995

6.4. Penelitian yang Relevan

a. Mencari Model Perlindungan Sosial bagi Wanita Pekerja Rumahan pada Industri Kerajinan Rakyat Malang Selatan (1994), kerjasama LPM Unmer Malang - ILO ROAP Bangkok (Anggota)

b. Identifikasi Potensi Usaha kecil di Wilayah Kabupaten Malang (1995) kerjasama LPM-Unmer Malang-perum Jasa Tirta Malang (Anggota)

c. Peran Lembaga-lembaga Pembina dalam Proses Pendidikan Keterampilan pada Industri Kerajinan Rakyat di Kotamadya Malang (1994), kerjasama LPM Unmer Malang - Kanwil DEPKOP PPK Jawa Timur (Anggota)

Page 38: Contoh Prop Phb

7. BIOGRAFI/DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI

7.1. Nama lengkap dan gelar Tempat/tanggal lahir

Ir. Yunianto, MT. Ars Banjarmasin, 30 Juni 1961(Penata Muda III-c)

7.2. Pendidikan

UNIVERSITAS/INSTITUT DAN LOKASI

GELAR TAHUN SELESAI BIDANG STUDI

Universitas Diponegoro Semarang

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Ir.

MT. Ars

1988

1994

Arsitektur

Urban Arsitektur

7.3. Penelitian yang Relevan

a. Studi Pengembangan Kawasan Malioboro Yogyakarta, Menuju Sustainable, (1992) Universitas Merdeka Malang, (Anggota)

b. Morfologi Kota Yogyakarta, (1992), Universitas Merdeka Malang (Anggota)

c. Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Mewujudkan Citra Lingkungan Perumahan Magersari Kraton Surakarta, Sebuah Pendekatan Community Based Development (1993), Universitas Merdeka Malang (Ketua)

d. Konservasi Bangunan dan Lingkungan Sebagai Unsur Struktur Kota Surakarta (1993) Universitas Merdeka Malang (Ketua)

e. Karakter Kota Pasuruan, Tinjauan Pengaruh Ekonomi Terhadap Bentuk Kota, (1994), Universitas Merdeka Malang (Ketua)

f. Bentuk Partisipasi Masyarakat Permukiman Lama di Sekitar Perumahan Baru Kelurahan Sawojajar dan Madyopuro Malang (1995) Universitas Merdeka Malang (Anggota)