contoh penelitian bidang pemasaran 1
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian
Pada umumnya setiap perusahaan yang didirikan baik perusahaan
kecil maupun perusahaan besar pasti mempunyai tujuan yang akan
dicapai. Tujuan jangka pendek yang ingin dicapai oleh satu perusahaan
dengan perusahaan lainnya seringkali berbeda-beda, namun tujuan
jangka panjang perusahaan lainnya adalah sama, yaitu :
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan perkembangan
bidang usahanya.
Perkembangan teknologi membawa perubahan bagi perusahaan
yang memproduksi barang atau yang mendistribusikannya. Perubahan
tersebut menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara
perusahaan-perusahaan, sehingga perubahan itu menghambat dalam
pencapaian penjualan. Penjualan yang meningkat merupakan sumber
kekuatan perusahaan di dalam melakukan kegiatan pemasaran produk di
pasar ataupun kepada konsumen setelah dikurangi biaya yang
dikeluarkan dalam memperkenalkan dan mendistribusikannya.
Meningkatnya permintaan konsumen terhadap suatu barang atau jasa
jelas dapat mempengaruhi volume penjualan perusahaan. Jadi
1
perusahaan dapat menawarkan produk yang diinginkan oleh konsumen
tersebut.
CV. Bintang Laut Pontianak merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang pendistribusian susu Dancow. Dalam
memasarkan produknya, perusahaan menghadapi permasalahan dimana
adanya perusahaan pesaing yang memasarkan produk susu jenis
lainnya.
Untuk mengetahui data produk susu yang dipasarkan oleh
perusahaan pesaing, dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.1Produk-Produk Saingan Susu Dancow
Di Kota Pontianak
Jenis Produk Perusahaan Susu Sustagen Susu SGMSusu LactamilSusu IndomilkSusu BenderaSusu EnfamilSusu Promil
PT. Wicaksana O.ICV. Sari UsahaCV. Sari UsahaPT. Indo MarcoCV. TorasiCV. EnsevalCV. Enseval
Sumber : CV. Bintang Laut Pontianak, 2001.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui perusahaan pesaing
yang menawarkan berbagai produk susu yang berbeda merk di kota
Pontianak. Hal ini merupakan tantangan pemasaran bagi CV. Bintang
Laut Pontianak dalam memasarkan produk susu Dancow kepada
konsumen.
2
Untuk mengetahui target dan realisasi penjualan susu Dancow
Instan dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut :
Tabel 1.2CV. Bintang Laut Pontianak
Target Dan Realisasi Penjualan Susu Dancow InstanTahun 1995-1999
Tahun Ukuran Harga Target
PenjualanRealisasi Penjualan
Jumlah (Rp.)
1995 900 gr (klg)1.888 gr (klg) 200 gr (ktk) 400 gr (ktk) 800 gr (ktk)
Rp. 8.600Rp. 17.200Rp. 850Rp. 1.500Rp. 2.800
241 karton 721 karton2.320 karton2.112 karton 1.676 karton
185 karton 692 karton2.147 karton2.006 karton 1.432 karton
38.184.000285.657.600
21.899.40036.108.60028.800.400
410.649.4001996 900 gr (klg)
1.888 gr (klg) 200 gr (ktk) 400 gr (ktk) 800 gr (ktk)
Rp. 14.100Rp. 30.200Rp. 1.350Rp. 2.500Rp. 4.800
322 karton 978 karton3.224 karton3.189 karton 2.285 karton
287 karton 692 karton2.873 karton3.101 karton 2.014 karton
97.120.800501.561.600
46.542.60093.030.000
116.006.400854.261.400
1997 900 gr (klg)1.888 gr (klg) 200 gr (ktk) 400 gr (ktk) 800 gr (ktk)
Rp. 21.150Rp. 42.250Rp. 2.250Rp. 4.300Rp. 8.200
367 karton 998 karton5.597 karton5.002 karton 3.384 karton
361 karton 884 karton4.813 karton4.782 karton 3.004 karton
183.243.600896.376.000129.951.200246.751.200295.593.600
1.751.915.4001998 900 gr (klg)
1.888 gr (klg) 200 gr (ktk) 400 gr (ktk) 800 gr (ktk)
Rp. 25.450Rp. 51.150Rp. 3.950Rp. 7.200Rp. 14.100
422 karton1.397 karton8.331 karton6.667 karton 4.218 karton
392 karton1.273 karton8.117 karton6.133 karton 4.231 karton
239.433.6001.562.734.800
384.745.800529.891.200715.885.200
3.432.690.6001999 900 gr (klg)
1.888 gr (klg) 200 gr (ktk) 400 gr (ktk) 800 gr (ktk)
Rp. 29.200Rp. 59.650Rp. 5.850Rp. 10.100Rp. 19.100
613 karton2.117 karton
10.241 karton
6.711 karton 3.275 karton
557 karton1.846 karton
10.019 karton 5.883 karton 3.114 karton
390.345.6002.642.733.600
703.333.800713.019.600713.728.800
5.163.161.400Sumber : CV. Bintang Laut Pontianak, 2000. Keterangan : Isi 1 karton = 24 kaleng Isi 1 karton = 12 kotak
3
Berdasarkan Tabel 1.2 diatas terlihat bahwa penjualan susu
Dancow instan mengalami peningkatan dari tahun 1995-1999 hampir
disemua ukuran beratnya.
2. Permasalahan
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
2.1. Bagaimana kebijaksanaan pemasaran susu Dancow Instan yang
telah dilakukan oleh CV. Bintang Laut Pontianak selama ini ?
2.2. Bagaimana tanggapan pengecer terhadap kebijaksanaan
pemasaran susu Dancow Instan yang telah dilakukan oleh
CV. Bintang Laut Pontianak selama ini ?
3. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penulisan ini adalah menyangkut
kebijaksanaan pemasaran (kebijaksanaan produk, harga, promosi dan
distribusi) susu Dancow Instan dari tahun 1995-1999 yang telah
dilakukan oleh CV. Bintang Laut Pontianak.
4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka
tujuan penelitian yang diharapkan adalah :
4
4.1. Untuk mengetahui kebijaksanaan pemasaran susu Dancow Instan
yang telah dilakukan oleh CV. Bintang Laut Pontianak selama ini.
4.2. Untuk mengetahui tanggapan pengecer terhadap kebijaksanaan
pemasaran yang telah dilakukan oleh CV. Bintang Laut Pontianak
selama ini.
5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat ataupun kegunaan dari penelitian yang dilakukan
oleh penulis adalah :
5.1. Bagi Penulis
Sebagai bukti penulis dalam menyelesaikan skripsi sehingga berhak
menyandang gelar kesarjanaan. Skripsi ini menganalisis
permasalahan yang dihadapi perusahaan dengan menggunakan
teori-teori dan disiplin ilmu yang dimiliki penulis.
5.2. Bagi Perusahaan
Penulisan ini diharapkan dapat dipergunakan oleh perusahaan
sebagai bahan masukan untuk menilai dan merencanakan kegiatan-
kegiatan pemasaran perusahaan selanjutnya.
6. Kerangka Pemikiran
6.1. Pengertian Pemasaran
5
Menurut Philip Kotler & Gary Amstrong (1997:3), pemasaran
adalah :
“sebuah proses sosial dan manajerial yang dengannya individu-
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan
dan mereka inginkan dengan menciptakan dan saling
mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama lain”
Menurut Philip Kotler (1997:13), manajemen pemasaran
adalah : “proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan
harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan
organisasi.
Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah
proses yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian yang mencakup barang, jasa, dan gagasan yang
tergantung pada penukaran dan dengan tujuan menghasilkan
kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat.
Ini bukan berarti bahwa penjualan dan promosi tidak penting,
tetapi keduanya merupakan bagian dari bauran pemasaran yang lebih
luas seperangkat alat pemasaran yang bekerja sama untuk
mempengaruhi pasar. Konsep pemasaran inti sangat bermanfaat bagi
perusahaan karena dalam konsep ini menekankan kebutuhan,
keinginan dan permintaan.
6
Gambar 1.1Konsep Pemasaran Inti
Konsep Pemasaran Inti
Sumber : Philip Kotler & Gary Amstrong (1997:5)
6.2. Pasar
Istilah pasar telah mendapatkan banyak arti selama bertahun-
tahun. Menurut Philip Kotler & Gary Amstrong (1997:226), pasar adalah :
“kumpulan pembeli aktual dan potensial suatu produk”. Jadi pasar tempat
bertemunya pembeli dan penjual.
Menurut Philip Kotler & Gary Amstrong (1997:227), pemasaran
sasaran memerlukan 3 langkah utama, yaitu :
6.2.1. Segmentasi pasar Membagi sebuah pasar kedalam kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin menghendaki bauran produk atau pemasaran yang terpisah.
6.2.2. Penetapan pasar sasaranMengevaluasi daya tarik setiap segmen pasar dan memiliki satu atau lebih segmen untuk dimasuki.
6.2.3. Penetapan posisi pasar
7
Kebutuhan
Keinginan
Permintaan Transaksi
Pasar
Produk Pertukaran
Merumuskan posisi bersaing untuk sebuah produk dan suatu bauran pemasaran yang rinci.
Pasar terdiri atas para pembeli, dan pembeli berbeda dalam satu
atau dalam beberapa hal. Mereka mungkin berbeda dalam keinginannya,
sumber daya, tempat tinggal, sikap pembelian dan praktek pembelian.
Berdasarkan motif pembelian dari pembeli untuk pembeli dari
suatu produk, pasar dapat digolongkan dalam 5 golongan (Basu
Swastha, 1999:53), yaitu :
a) Pasar konsumenb) Pasar produsen/pasar industric) Pasar penjual/pasar pedagangd) Pasar pemerintahe) Pasar internasional
Menurut Irawan & Faried Wijaya (1996:68), pemasaran dimasa
yang akan datang terdiri dari :
a) Titik berat pada jangka panjang inovasib) Kebudayaan perusahaan, struktur organisasi, metode operasi, dan
lain-lain prosedur rutin dan tradisi akan dirubah.c) Intelijend) Spesialisasi globale) Manajemen pemasaranf) Persaingan harga semakin tajamg) Demografih) Mergeri) Akuisisij) Pelepasank) Pabrik dimasa depanl) Layanan langgananm) Produk yang berharga tinggin) Kecepatan bereaksio) Teknologip) Lembaga pemasaranq) Pengembangan eksekutif dimasa yang akan datang
8
6.3. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan variabel-variabel yang dipakai oleh
perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan
dan keinginan konsumen. Bauran pemasaran merupakan salah satu
unsur yang penting dalam pemasaran modern.
6.3.1. Produk
Produk didefinisikan oleh Philip Kotler (1997:53), yaitu : “segala
sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memeniuhi
keinginan dan kebutuhan”. Menurut Philip Kotler (1997:53), terdapat lima
tingkatan produk, yaitu :
a) Manfaat intib) Produk dasarc) Produk yang diharapkand) Produk yang ditingkatkane) Produk potensial
Penggolongan barang menurut Basu Swastha (1999:96-105),
adalah sebagai berikut :
a. Penggolongan barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen jangka panjang.1. Barang yang bemanfaat (salutory product), yaitu barang yang
mempunyai daya penarik rendah tetapi dapat memberikan manfaat yang tinggi kepada konsumen dalam jangka panjang, misalnya : deterjen dengan fosfat rendah.
2. Barang yang kurang sempurna (deficient product), yaitu barang yang tidak mempunyai daya penarik yang tinggi maupun kualitas yang bermanfaat, seperti : obat-obatan yang merasa pahit.
9
3. Barang yang menyenangkan (pleasing product), yaitu barang yang dapat berakibat buruk bagi konsumen dalam jangka panjang, yang termasuk dalam golongan ini adalah rokok.
4. Barang yang sangat diperlukan (diserable product), yaitu barang yang dapat memberikan kepuasan dengan segera dan sangat bermanfaat dalam jangka panjang, seperti : makanan bergizi.
b. Penggolongan barang menurut tujuan pemakaiannya oleh si pemakai.1. Barang konsumsi, adalah barang-barang yang dibeli untuk
dikonsumsikan. Pembeliannya didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan membeli dari konsumen. Barang konsumsi dapat dibedakan atas tiga golongan antara lain :a. Barang konvenien (convenience goods), adalah barang yang
mudah dipakai, membelinya dapat disembarang tempat, dan pada setiap waktu. Misalnya; rokok, sabun dan sebagainya.
b. Barang shopping (shopping goods), adalah barang yang harus dibeli dengan mencari dahulu dan di dalam membelinya harus dipertimbangkan masak-masak, misalnya dengan membanding-bandingkan mutu, harga, kemasan dan sebagainya. Termasuk ke dalam golongan ini antara lain : tekstil, perabot rumah tangga dan sebagainya.
c. Barang spesial (speciality goods), adalah barang yang mempunyai ciri khas dan harga dapat dibeli di tempat tertentu saja. Dalam hal ini pembeli yang ingin memperolehnya harus mengeluarkan pengorbanan istimewa. contoh : barang antik di toko seni, pakaian wanita di rumah mode tertentu.
2. Barang industri adalah barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri. Jadi pembeli barang industri ini adalah perusahaan, lembaga atau organisasi.
c. Penggolongan barang menurut pengaruh psikhologisnya.Beberapa karakteristik tertentu dari suatu barang dapat memberikan pengaruh secara psikhologis terhadap perilaku pembeli. Dalam hal ini, barang yang digolongkan menjadi enam golongan, yaitu :1. Barang fungsional, yaitu barang yang tidak mempunyai arti kultural
maupun sosial, seperti : buah-buahan, air minum, beras, sayuran dan sebagainya.a. Barang prestise, yaitu barang yang dapat memberikan bukti
kedudukan dan sebagai lambang kemegahan dari pemiliknya, seperti : rumah mewah, mobil BMW, dan barang mewah lainnya.
b. Barang status, yaitu barang yang dapat menciptakan status tertentu pada pemiliknya, seperti : jaket Untan, topi Untan dan sebagainya.
10
c. Barang untuk orang dewasa, yaitu barang yang dapat menunjukkan kepada pemiliknya, bahwa ia termasuk orang dewasa meskipun belum cukup dianggap sebagai orang dewasa, seperti : bir, kosmetik, rokok dan sebagainya.
d. Barang hedonis, yaitu barang yang dibeli karena langsung dapat mempengaruhi selera seseorang, seperti : makanan yang berbau enak, barang yang kemasannya menarik dan sebagainya.
e. Barang enxiety, yaitu barang yang dapat mengurangi atau menghilangkan kegelisahan seseorang karena orang lain kurang menyukainya, misalnya : minyak wangi, permen, deodoran dan sebagainya.
d. Penggolongan barang menurut karakteristiknya. Penggolongan barang menurut karakteristik umum terdiri dari 5 karakteristik, yaitu :1. Tingkat penggantian, yaitu frekuensi pembelian sebuah barang.2. Margin kotor, yaitu perbedaan antara harga beli/biaya sebuah
barang.3. Penyesuaian, yaitu merupakan istilah yang dipakai untuk
mengidentifikasisemua jasa dan pengeluaran-pengeluaran tambahan pada sebuah barang, untuk menyesuaikannya dengan keinginan pembeli.
4. Jangka waktu konsumsi, yaitu jangka waktu untuk mengkonsumsikan sebuah barang yang ada.
5. Jangka waktu pencarian, yaitu waktu sesungguhnya yang dikeluarkan untuk mencari barang yang diinginkan. Penyesuaian-penyesuaian yang harus dilakukan pada barang tahan lama tersebut antara lain :a. Memerlukan penghantaran ke rumahb. Memerlukan pemasangan (jasa-jasa teknis)c. Memerlukan garansid. Memerlukan cara penjualan kredit
e. Berdasarkan pada penilaian dari segi karakteristiknya, barang-barang dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok, yakni :1. Barang merah merupakan tingkat penggantiannya tinggi,
margin kotor rendah, penyesuain rendah, jangka waktu konsumsi rendah dan jangka waktu pencarian rendah.
2. Barang orange merupakan tingkat penggantiannya tinggi, margin kotor sedang, penyesuaian sedang, jangka waktu konsumsi sedang dan jangka waktu pencarian sedang.
3. Barang kuning merupakan tingkatì¥Á11S@1111ð¿11111111111111111111111111"n1111
11
12bjbj´¬´¬121212121212121212121212121212121212 124
´1212ÖÆ1212ÖÆ1212ªe121212121212'1
21212121212121212121212121212P12121212121212ÿÿ¤12121212121
2121212ÿÿ¤121212121212121212ÿÿ¤1212121212121212121212121212
121212ˆ1212121212ø121212121212ø1212ø121212121212ø121212121
212 121212121212 121212121212
1212µ12121212121212121212124121212121212Ø<121212121212Ø<1
21212121212Ø<12128121212=1212121212,=1212ô1212124121212121
212ו1212ú121212,>121212121212,>1212:121212f>121212121212f>12
1212121212f>121212121212
F121212121212
F121212121212
F121212121212V•1212121212X•121212121212X•1
21212121212X•121212121212X•121212121212X•121212121212X•1212
$121212Ñ–1212R1212#™1212H121212|
•1212§12121212121212121212121212121212121212
1212121212124J1
2121212121212121212121212121212121212121212eD1212¨ 1212
F1212121212124J1212121212124J121212121212|
•1212121212121212121212121212ø121212121212ø121212121212f>1
212121212121212121212121212f>1212ÿ1212‘•1212121212Âw1212121
21212Âw121212121212Âw1212121212124J1212j'1212ø1212Ô121212f>
12
131313131313
131313131313f>131313131313V•1313131313131313131313131313Âw
1313131313131313131313131313131313131313131313131313131313
131313131313131313131313131313131313131313131313134J131313
131313V•131313131313Âw1313µ131313Âw131313131313Öw13131313
b131341313Ì1313T131313
131
3131313131313131313131313131313131313131313131313131313131
3131313131313131313131313131313131313131313131313131313131
31313“131313131313f>131313131313 >1313
13
14141414óÀÂ� �
1414141414141414Ø<141414141414q� 1414š1414–’1414>1
4141414141414141414142“1414$1414§•14140141414ו141414141414
Ô’1414>141414k™1414141414148u1414n1414k™1414|141414“141414
141414141414141414141441414141414144141414141414ø141414141
414ø141414141414ø141414141414ø1414141414141414141414141414
1414141414141414k™1414141414141414141414141414
141414141414“1414 141414
F1414V
1414cG1414ô141414Âw141414141414WH1414Ä141414I1414
141
4141414141414141414141414141414141414141414141414141414141
4141414
F141414141414
F141414141414
F141414141414|•141414141414|
•141414141414414141414141441414¤71414Ø<1
414141414141414141414141414¦w14141414144141414141414414141
4141414Ø<14141414141414
141
4141414141414141414141414141414141414141414141414141414141
4141414141414141414141414141414141414141414141414141414141
14
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
5151515151515151515151515151515151515151515151515151515151
15
6161616161616161616161616161616161616161616161616161616161
6161616161616161616161616161616161616161616161616161616161
6161616161616161616161616161616161616161616161616161616161
61616161616161616161616161616161616nannya”.
Menurut Basu Swastha (1999:149-152), mengemukakan prosedur
penetapan harga, yaitu :
a) Mengestimasikan permintaan untuk barang tersebutb) Mengetahui lebih dulu reaksi dalam persainganc) Menentukan market share yang dapat diharapkand) Memiliki strategi harga untuk mencapai target pasar
1) Skim the cream pricing2) Penetration pricing
e) Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaanf) Memiliki harga tertentu
1) Cost plus pricing method2) Mark up pricing method
Murti Sumarni dan John Soeprihanto (1992:237), bentuk potongan
harga terdiri dari :
a) Potongan kuantitas, misalnya konsumen produk paling sedikit 10 unit akan diberikan potongan 10%, jika pembelian kurang dari 10 unit, maka tidak diberikan potongan harga.
b) Potongan tunai, misalnya penjual memberi syarat pembayaran produk 3/10, n/30, jika pembeli dapat membayar dalam waktu 10 hari akan mendapatkan potongan 3% dan pembayaran harus dilakukan dalam 10 hari seduadah barang diterima pembeli.
c) Potongan dagang, jenis potongan ini biasanya diberikan kepada pembeli dan para penyalur yang turut memasarkan produknya.
6.3.2. Promosi
Menurut Winardi (1998:432) yang mengemukakan tentang
pengertian bauran promosi adalah “Kombinasi khusus alat-alat promosi
yang digunakan dan jumlah relatif uang yang dikeluarkan untuk alat”.
16
Sedangkan Basu Swastha (1999:237), promosi adalah : “arus
informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran.
Menurut Philip Kotler (1997:704) kiat promosi yang sering
digunakan oleh perusahaan adalah :
a. Periklanan, yaitu semua bentuk persentase non personal dan promosi ide, barang/jasa oleh sponsor yang ditunjukkan dengan mendapat bayaran.
b. Pemasaran langsung, yaitu penggunaan surat, telepon dan alat-alat penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.
c. Promosi penjualan, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu barang/jasa. Tujuan promosi penjualan adalah untuk mendorong karyawan lebih tertarik pada produk dan promosi penjualan. Tujuan intern dari promosi penjualan adalah untuk meningkatkan atau mempertahankan moral karyawan, melatih karyawan tentang bagaimana cara terbaik yang harus dilakukan untuk melayani konsumen dan meningkatkan dukungan karyawan, kerjasama serta semangat bagi usaha promosi. Promosi penjualan juga menambah dan melengkapi kegiatan-kegiatan bagi humas dengan memberikan beberapa peralatan dan materi yang diperlukan untuk melaksanakan program humas intern. Metode promosi penjualan yaitu : pemberian contoh barang, kupon, hadiah, kupon berhadiah, undian, rabat dan peragaan.
d. Hubungan masyarakat, yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
e. Penjualan personal, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon dengan pembeli melakukan penjualan. Penjualan personal adalah kiat yang paling efektif biaya dalam tahap-tahap berikut dari proses pembelian, terutama dalam membentuk preferensi pembeli, keyakinan dan tindakan.
6.3.3. Saluran Distribusi
17
Menurut Basu Swastha (1999:190), saluran distribusi adalah :
“saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang
tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri”.
Setelah barang selesai diproduksi dan siap untuk dipasarkan,
selanjutnya adalah perusahaan perlu menggunakan mata rantai
penyaluran untuk mendistribusikan barang-barang di pasaran. Menurut
Murti Sumarni dan John Soeprihanto (1992:238), mengemukakan
pengertian saluran distribusi adalah “Saluran yang digunakan oleh
produsen dengan perantara seseorang atau kelompok untuk
menyalurkan produk atau barang tersebut dari produsen sampai ke
konsumen atau industri pemakai”.
Menurut Murti Sumarni dan John Soeprihanto (1992:206-208),
tingkatan saluran distribusi terbagi :
a. Produsen konsumenBentuk saluran distibusi ini paling pendek dan sederhana karena produsen langsung menjual barangnya kepada konsumen tanpa perantara.
b. Produsen Pengecer KonsumenDisini pengecer langsung melakukan pembelian kepada produsen dan selanjutnya pengecer langsung menjual ke konsumen akhir.
c. Produsen Pedagang Besar Pengecer KonsumenDisini produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar pada pedagang besar dan selanjutnya pedagang besar mendistribusikan kepada pengecer dan pengecer melayani konsumen.
d. Produsen Agen Pengecer KonsumenDisini produsen memilih agen sebagai penyalurannya. Agen menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada.
e. Produsen Agen Pedagang Besar Pengecer Konsumen
18
Produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar, kemudian menjual ke toko-toko kecil.
Menurut Basu Swastha (1999:206-208), adapun jenis-jenis
perantara, yaitu :
a. Pedagang besar, merupakan salah satu lembaga saluran yang penting, terutama untuk menyalurkan barang konsumsi. Pedagang besar terikat dengan kegiatan perdagangan dalam jumlah besar dan biasanya tidak melayani penjualan eceran kepada konsumen akhir.
b. Pengecer, mempunyai peranan penting karena berhubungan secara langsung dengan konsumen akhir. Namun tidak menutup kemungkinan adanya penjualan secara langsung dengan para pemakai produk akhir.
c. Agen, dalam menjalankan fungsinya tidak mempunyai hak milik atas barang-barang yang diperdagangkan tetapi mereka ikut secara aktif dalam perdagangan barang yang dihasilkan produsen.
6.4. Arti Penting Persepsi
Menurut William J. Stanton (1989:128), persepsi adalah : “makna
yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimuli
(rangsangan) yang kita terima melalui lima indra.
Unsur-unsur yang mempengaruhi persepsi itu sendiri di dalam diri
seseorang adalah : unsur pendidikan, pendapatan dan pekerjaan serta
rangsangan dari luar seperti : tingkat harga, produk (kelengkapan),
kualitas, pelayanan, iklan dan lain sebagainya.
Proses persepsi dapat meliputi tiga tahap, yaitu :
a. Pengamatan selektif (selective exposure), maka dan pikiran kita memperhatikan informasi yang menarik bagi kita.
b. Persepsi selektif (selective perception), kita dapat menutup-nutupi atau mengubah ide-ide, pesan-pesan, dan informasi yang
19
bertentangan sikap-sikap dan kepercayaan-kepercayaan yang sebelumnya telah dipelajari.
(William J. Stanton, 1989:128)
7. Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah
sebagai berikut :
7.1.Bentuk Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang artinya
menggambarkan keadaan CV. Bintang Laut Pontianak dengan
mempelajari permasalahan yang terjadi.
7.2.Teknik Pengolahan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam
penelitian ini adalah dengan cara sebagai berikut :
7.2.1. Data primer
a. Observasi, yaitu meninjau dan mengamati secara langsung
terhadap objek yang diteliti.
b. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab dengan cara
mengajukan pertanyaan yang erat dengan penulisan bagi
pimpinan maupun karyawan CV. Bintang Laut Pontianak
dan Pengecer susu Dancow Instan di Kota Pontianak..
20
c. Kuisioner, yaitu data yang dikumpulkan melalui
pengedaran pertanyaan yang akan diisi oleh responden
yang menjadi objek penelitian.
7.2.2. Data sekunder
a. Studi dokumenter, yaitu mengumpulkan laporan-laporan
dari data penjualan, biaya promosi, biaya distribusi serta
lainnya yang erat dengan penelitian.
b. Studi kepustakaan, yaitu mempelajari teori-teori yang
terdapat di dalam literatur-literatur ilmiah maupun bahan
kuliah yang berhubungan erat dengan masalah yang
diteliti.
7.3.Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1995:26), populasi
adalah : “kumpulan dari seluruh elemen”. Dalam suatu penelitian
ditetapkan sejumlah populasi dan yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah semua pengecer susu Dancow Instan di kota
Pontianak.
b. Sampel
Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1995:26), sampel
adalah “Sebagian kecil dari populasi”. Penentuan sampel
21
penelitian dilakukan dengan menggunakan purposive sampling.
Purposive sampling dilakukan dengan mengambil pengecer yang
sudah menjual susu Dancow Instan dan benar-benar terpilih oleh
penulis menurut ciri khusus yang dimiliki oleh sampel tersebut.
Sampel yang purpusive adalah sampel yang dipilih dengan cermat
sehingga relevan dengan rancangan penelitian. Dalam penelitian
ini, sampel yang diambil sebanyak 40 orang responden dengan
ketentuan pengecer minimal 2 tahun telah menjual susu Dancow
Instan. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pengecer susu Dancow yang dikelompokkan dalam 4 wilayah
pemasaran berdasarkan kecamatan yang ada di kota Pontianak,
yaitu :
- Kecamatan Pontianak Barat sebanyak 10 pengecer.
- Kecamatan Pontianak Selatan sebanyak 10 pengecer.
- Kecamatan Pontianak Utara sebanyak 10 pengecer.
- Kecamatan Pontianak Timur sebanyak 10 pengecer.
Pengambilan responden ini berdasarkan Teori Champion yang
dikutip oleh Manasse Malo (1986:171), yaitu :
“Biasanya juga besaran sampel tergantung pada besarnya populasi yang hendak diteliti. Sekalipun untuk menetapkan aturan besaran sampel, 30 responden adalah jumlah minimum yang disebut oleh ahli-ahli metode penelitian yang teritimewa jika penelitian menggunakan perhitungan statistik”.
22
7.4. Analisis Data
7.4.1. Alat analisis data, yaitu memakai analisis bauran pemasaran
(kebijaksanaan : produk, harga, promosi dan saluran
distribusi).
7.4.2. Teknik analisis data, yaitu menggunakan analisis kualitatif,
yaitu dengan cara mempersentasekan jawaban responden
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Kemudian
hasil dari jawaban tersebut dipersentasekan serta melakukan
evaluasi kebijaksanaan pemasaran pada CV. Bintang Laut
Pontianak.
23