chapter ii_15.pdf
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
1/23
6
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Pengertian Higiene dan Sanitasi
Higiene adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitik beratkan pada
usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut
berada (Retno Widyati dan Yuliarsih, 2002).
Higiene merupakan upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan subjeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk
melindungi kebersihan tangan, mencuci piring untuk kebersihan piring, membuang
bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan
(Depkes RI, 2004).
Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan
pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia (Retno Widyati dan Yuliarsih,
2002). Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan lingkungan dari subjeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk
keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah
agar tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004).
Higiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena erat
kaitannya. Misalnya higiene sudah baik karena mau mencuci tangan, tetapi
sanitasinya tidak mendukung karena tidak cukup tersedia air bersih, maka mencuci
tangan tidak sempurna (Depkes RI, 2004).
Departemen Kesehatan RI telah mendefinisikan sanitasi makanan sebagai usaha
pencegahan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala
6
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
2/23
7
bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan, mulai dari sebelum
makanan itu diproduksi, selama proses pengolahan penyimpanan, pengangkutan,
penjualan sampai pada saat makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsi
masyarakat
2.2 Susu
2.2.1 Pengertian Susu
Susu adalah suatu sekresi kelenjar susu dari sapi atau kambing yang sedang
laktasi, yang diperoleh dari pemerahan secara sempurna (tidak termasuk kolostrum),
dengan tanpa penambahan atau pengurangansuatu komponen.
Susu merupakan bahan makanan yang sangat penting untuk kebutuhan manusia,
karena mengandung zat yang sangat diperlukan oleh tubuh seperti protein,
karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Disamping itu, susu juga merupakan bahan
pangan yang dapat diolah menjadi beberapa produk olahan susu seperti: susu kental
manis, susu bubuk,susu skim, mentega, es krim, keju, yoghurt , dan lain-lain. Susu
mudah sekali rusak karena pengaruh lingkungannya, terutama oleh pengaruh
temperaturataupun udara sekitarnya, sehingga diperlukan perhatian khusus untuk
penanganan pada waktu pemerahan ataupun sesudah pemerahan, agar diperoleh susu
yang berkualitas baik, memenuhi standar susu yang telah ditentukan, dan masih layak
untuk dikonsumsi (Suardana dan Swacita, 2009).
Untuk mengatasi kerusakan susu sebelum dikonsumsi, atau sebelum diolah oleh
industri pengolahan susu (IPS), perlu diketahui beberapa prinsip diantaranya: apa
yang dimaksud dengan susu, kualitas dan cara penentuan kualitas susu, komposisi
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
3/23
8
susu dan cara sanitasi peralatan, sehingga dapat ditentukan kualitas susu apakah
sesuai dengan standardan layak konsumsi(Suardana dan Swacita, 2009).
2.2.2 Susu Kambing
Susu kambing adalah minuman kaya gizi. Bahkan, kandungan gizinya tidak kalah
dengan susu sapi. Selain itu, keluhan-keluhan kesehatan yang sering dijumpai akibat
mengonsumsi susu sapi tidak ditemui pada orang yang mengonsumsi susu kambing.
Oleh karenanya, susu kambing bisa menjadi alternatif bagi konsumen yang alergi
terhadap susu sapi (Susanto dan Budiana, 2005).
Di Timur Tengah, susu kambing lebih populer dibandingkan susu sapi. Salah satu
bahan baku beberapa jenis makanan dan minuman, seperti puding dan yoghurt, yaitu
susu kambing. Di Indonesia, susu kambing belum banyak di konsumsi. Hal ini
disebabkan oleh minimnya pengetahuan tentang manfaat susu kambing. Selain
itu,populasi kambing perah juga masih terbatas (Susanto dan Budiana, 2005).
2.2.3 Keunggulan Susu Kambing
1. Susu kambing kaya akan jenis protein susu utama yang sama denganjenis protein
susu dalam ASI (Air Susu Ibu). Kandungan proteinnya 2,1 x lebih tinggi dari
susu sapi. Susu kambing sangat baik untuk pertumbuhan dan pembentukan
jaringan tubuh. Secangkir susu kambing yang setara dengan 244 g, mengandung
protein 8,7g. Dibandingkan susu sapi yang hanya mengandung protein 8,1 g.
Merupakan makanan tambahan yang paling sesuai untuk tumbuh kembang anak
dan orang-orang yang sibuk di zaman modern.
2. Rantai asam lemak susu kambing lebih pendek dengan ukuran molekul lebih
halus dibanding susu sapi sehingga lebih mudah dicerna, serta tidak mengandung
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
4/23
9
aglutinin, yaitu senyawa yang membuat molekul lemak menggumpal seperti yang
terjadi pada susu sapi. Dengan pH lebih tinggi (alkali) sehingga membantu
menyembuhkan penyakit maag, kembung dan gangguan pencernaan lainnya.
3. Memiliki kandungan Kalsium 3,8 x dari susu sapi. Susu kambing
menyumbangkan 32,6% Kalsium dan 27,0% Fosfor dari kebutuhan-kebutuhan
dasar harian, sementara susu sapi hanya 29,7% Kalsium dan 23,2% Fosfor,
sehingga susu kambing bagus untuk pemeliharaan kekuatan dan kepadatan tulang
serta mengatasi keropos (osteoporosis)
4. Susu kambing tidak mengandung senyawa alergan pemicu reaksi alergi sehingga
lebih aman bila diberikan pada anak-anak dan orang dewasa yang alergi terhadap
gula susu lactosa. Membantu mengatasi masalah masalah asam, saluran
pernafasan, infeksi radang telinga, eksim dan gangguan pencernaan makanan.
5.
Rendah kolesterol dan kadar laktolosa lebih rendah 13% dibandingkan dengan
susu sapi dan 41% lebih rendah dari pada Asi. Susu kambing terbukti
mempercepat pembakaran lemak.
6. Kandungan potasium, sodium dan besi 2 x dari susu sapi serta lebih unggul
dalam kandungan vitamin seperti A, C, B6, B12, Mineral dan Asam Amino
penting (= tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia) dibanding susu sapi sanngat
bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan sel otak dan saraf serta
membangun/membentuk sel darah dan penawar toksin/ racun yang masuk
kedalam tubuh (Kompas.com, 2011)
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
5/23
10
2.2.4 Kandungan Gizi Susu Kambing
Susu kambing merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh ambing kambing
(kelenjar mammae). Susu diproduksi oleh kambing betina setelah melahirkan atau
disebut masa laktasi. Lama masa laktasi sekitar 7 bulan (Susanto dan Budiana, 2005).
Salah satu kelebihan susu kambing adalah kandungan gizinya relatif lebih lengkap
dan tinggi.
Tabel perbandingan kandungan Nutrisi susu Sapi, Kambing dan Asi sebagai berikut.
Nutrisi/jenis susu Sapi Kambing Asi
lemak % 3,8 3,6 4,0
padatan bukan lemak % 8,9 9,0 8,9
laktosa % 4,1 4,7 6,9
nitrogen % 3,4 3,2 1,2
protein % 3,0 3,0 1,1
kasein % 2,4 2,6 0,4
kalsium % 0,19 0,18 0,04
fosfor % 0,27 0,23 0,06
klorida % 0,15 0,10 0,06
besi (P/100, 000) 0,07 0,08 0,2
vitamin A (i.u. / g lemak) 39,0 21,0 32,0
vitamin B (ug/100 m) 68,0 45,0 17,0
riboflavin (ug/100ml) 210,0 159,0 26,0
vitamin C (mg asc a/100ml) 2,0 2,0 3,0
vitamin D (i.u. / g lemak) 0,3 0,7 0,07
kalori / 100 ml 70,0 69,0 68,0
Sumber: Majalah Kesehatan.Com
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
6/23
11
2.2.5 Kualitas Susu
Kualitas susu yang dihasilkan oleh suatu pabrik pemerahan susu dipengaruhi oleh
banyak faktor diantaranya tempat pengolahan, fasilitas sanitasi yang tersedia, cara
pengolahan, tenaga pengolah, bahan baku dan bahan tambahan serta wadah/kemasan
yang digunakan (Departemen Pertanian, 2005).
2.3 Pemerahan Susu
2.3.1 Teknik Pemerahan dengan Tangan ( Hand Milking)
1. Persiapan pemerahan
a. Sikap pemerah; harus ditinggalkan masalah di luar tempat pemerahan;
b. Siapkan lingkungan pemerahan yang bebas dari kondisi yang dapat
menyebabkan sapi stres;
c. Pemerahan harus dilakukan ditempat bersih, beratap dan berlantai semen;
d.
Kambing dan lantai tempat pemerahan harus dicuci sebelum pemerahan;
e. Ambing dan tangan pemerah harus dicuci sebelum pemerahan;
f. Sebelum mulai pemerahan, semua peralatan penampungan susu seperti
ember dan tempat susu lainnya harus benar-benar bersih dan didesinfeksi;
g. Kambing yang pernah atau sedang menderita mastitis harus diperah paling
akhir, hal ini untuk menghindari penularan pada kambing yang sehat;
h. Apabila kambingnya nakal, kakinya diberi tali pengaman dan ekornya diikat;
i. Untuk merangsang turunnya susu, ambing dipalpasi dengan air hangat;
j. Ambing dilap dengan handuk atau kain bersih;
k. Pancaran pertama dan kedua ditampung di strip cup untuk pengujian.
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
7/23
12
2. Pelaksanaan Pemerahan
a.
Apabila putingnya silindris, pemerahan dilakukan dengan lima jari;
b. Apabila membutuhkan pelicin, dapat digunakan vaselin putih;
c. Selama diperah, kambing tidak perlu diberi pakan agar sapi tenang;
d. Ember yang digunakan untuk memerah adalah yang bersih;
e. Pemerahan digunakan sampai apuh;
f. Lama pemerahan diselesaikan dalam waktu 7 menit, karena pengaruh sekresi
oksitosin yang sangat singkat. Apabila peternak menggunakan teknik
memerah yang benar dan terlatih, maka pemerah dapat berlangsung sekitar 3-
5 menit.
3. Penyelesaian pemerahan
a. Setelah selesai pemerahan, ambing dan lantai dicuci dengan air bersih;
b.
Dilakukan deeping (pencelupan puting dengan menggunakan biosid 3000 i.u
(3,3 ml/ ltr air); sebaiknya dengan penyemprotan semua sisi puting yang
baik;
c. Susu ditakar dan dicatat;
d. Alat penampungan susu harus dibersihkan dengan baik dan dikeringkan
dengan meletakkannya secara tertelungkup.
4. Lain-lain
a. Kambing perah merupakan hewan yang dibentuk oleh kebiasaan. Perubahan-
perubahan yang terjadi dapat membuat hewan menjadi tidak tenang dan
mengakibatkan produk susu menjadi tueun.
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
8/23
13
b. Pemerahan sebaiknya dilakukan 2 kali sehari dengan interval pemerahan
paling baik 12 jam.
c. Jika kambing takut dan gelisah, kambing akan mengeluarkan hormon
adrenalin kedalam sirkulasi darah. Hormon ini akan menghalangi hormon
oksitosin yang merangsang pelepasan susu akibatnya, pemerahan tidak dapat
tuntas atau susunya ditahan. Untuk mencegah keluarnya hormon adrenalin,
maka kambing harus diperlakukan dengn lembut, dan dijauhkan dari
gangguan-gangguan yang ada seperti anjing dan lain-lain
(Budi, 2006)
Penanganan susu
1. Susu harus ditampung didalam wadah yang benar-benar bersih dan telah
didesinfektan;
2.
Jangan mencampur susu hangat dengan susu dingin dalam wadah yang sama,
karena akan berakibat susu menjadi asam;
3. Susu harus cepat didinginkan, karena bekteri akan berlipat ganda dengan cepat.
Sebaiknya susu didinginkan dalam waktu kurang dari 2 jam (Budi, 2006).
2.3.2 Teknik Pemerahan Dengan Mesin
Telah diketahui bahwa pemerahan hendaknya merupakan kebiasaan yang rutin
dan efektif, karena pemerahan yang baik hanya pada waktu hormon oksitosin
berperan yaitu selama 5-7 menit. Untuk mengatasi hambatan tersebut, lalu timbul ide
mekanisme pemerahan dengan menggunakan alatn dan akhirnya terciptalah alat perah
sederhana, yang pertama kalinya dibuat pada tahun 1920.
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
9/23
14
Selanjutnya, mesin perah pertama diciptakan dan dikeluarkann pada tahun 1950
oleh seorang ibu tani dari Amerika bernama Anna Baldwin, berbentuk pompa
dihubungkan dengan pipa yang berujung pada sebuah mangkok yang berlubang
empat untuk menyedot susu dari keempatputing. Diujung lain digantungkan sebuah
ember guna menampung susu hasil pemerahan. Seiring dengan perkembangan
teknologi, mesin perah pertama ini terus dikembangkan sehingga akhirnya tercipta
mesin perah modern seperti yang dijumpai sekarang (Budi, 2006)
2.3.3 Mesin Perah Modern
Metode pemerahan dengan mesin perah modern dewasa ini menggunakan cara
mekanisme, artinya pemerahan memakai mesin sebagai pengganti tangan. Dalam
peternakan kambing perah, mesin perah dibedakan :
1. Sistem ember ( Bucket System);
2.
Sistem pipa (Pipe Line System) dan;
3. Sistem bangsal pemerahan ( Milking Parlor System). (Budi, 2006)
2.3.4 Peralatan Pemerah (Mesin Pemerah)
Untuk menjaga kelangsungan perusahaan, kualitas susu harus betul-betul dijaga.
Perusahaan yang memasarkan kualitas produksi susu rendah tidak dapat diharapkan
untuk maju atau berhasil. Agar perusahaan dapat menghasilkan susu yang berkualitas,
perlu diperhatikan kebersihan peralatan pemerahan (mesin perah). Peralatan yang
harus diperhatikan kebersihannya meliputi beberapa hal :
1. Bagian-bagian alat pemerah logam
a. Segera setelah pemerahan, cucilah peralatan dengan air hangat. Jangan
biarkan gumpalan-gumpalan susu mengering didalam alat tersebut. Apabila
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
10/23
15
pencucian denngan air hangat dilakukan dengan segera setelah pemerahan,
maka 90-95% dari kotoran pada alat perah dapat dihilangkan;
b. Membongkar peralatan; cucilah bagian-bagian logam dengnan menggunakan
larutan yang telah disediakan sesuai dengan anjuran pabrik. Gunakan setiap 1
sampai 1,5% larutan kaustik soda (soda api) atau biocid yang dicampur
dengan air bersuhu 70-80o C. Cuci setiap bagian dengan menggunakan sikat
bulu yang kaku dengan ukuran sesuai, atau dengan menggunakan spon
plastik. Jangan menggunakan logam, sebab dapat menggores permukaan
peralatan tersebut;
c. Segera setelah dibersihkan dengan sikat, taruhlah seluruh peralatan tersebut
di tempat yang berisi kira-kira 20 liter air dingin dan larutan asam. Gunakan
khlorinsesuai dengan anjuran pabrik. Noda-noda dan gumpalan-gumpalan
susu dapat dihilangkan dengan menggunakan larutan asam;
d. Gunakan air dari selang untuk menghilangkan larutan klorin;
e. Tempatkan peralatan tersebut ditempat yang kering dengan posisi terbalik.
Bakteri tidak dapat berkembangbiak di tempat yang kering;
f. Sebelum pemerahan berikutnya sanitasikan bagian dalam peralatan dengan
menggunakan larutan sanitasi khusus (gunakan biosid) atau larutan lain yang
sesuai dengan yang telah dianjurkan.
2. Karet inflasi dan bagian-bagian karet lainnya.
Gunakan selalu dua set karet inflasi secara bergantian, dimana seminggu dipakai
dan seminggu berikutnya tidak dipakai. Dengan menggunakan cara ini, kedua set
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
11/23
16
karet inflasi tersebut dapat dipakai lebih lama jika dibandingkan dengan
menggunakan tiga set karet inflasi yang digunakan secara terus menerus.
Setelah pemerahan, pencucian bagian karet dapat dilakukan dengan mencuci
dengan air, dilanjutkan pencucian dengan detergen, setelah itu dibilas dengan asam,
kemudian ditempatkan ditempat yang kering.
Selama waktu istirahat, cuci dan rendamlah karet-karet inflasi tersebut ditempat
yang telah disediakan atau dibersihkan dengan air dan asam, kemudian ditempatkan
ditempat yang kering (penempatan bagian-bagian karet dalam larutan alkali atau
dalam pembersih karetyang telah disediakan dapat memperpanjang kegunaan bagian-
bagian karet tersebut)
3. Tangki Susu dan Tangki Penyimpanan Susu
Tangki susu dan penampungan susu sehabis dipakai harus segera dibersihkan.
Anjuran untuk membersihkan tangki susu dan tangki serta peralatan penampungan
susu lainnya sebagai berikut:
a. Bersihkan tempat-tempat penampungan tersebut dengan air dingin segera
setelah penampungan kosong.
b. Sediakan larutan detergen dalam ember plastik, dan masukkan ketempat
penampungan susu yang kosong
c. Gunakan sikat bulu yang kaku untuk menyikat bagian dalam.
d. Agar karyawan atau peternak dapat melaksanakan semua prosedur diatas,
maka air panas, detergen, alat-alat pembersih serta sikat, harus disediakan
(Suardana dan Swacita, 2009).
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
12/23
17
2.4 Higiene Sanitasi Pemerahan Susu
Kepmenkes RI NO 23/MENKES/SK/1978 merupakan pedoman tentang cara
memproduksi makanan dengan tujuan agar produsen memenuhi syarat-syarat yang
telah ditentukan untuk menghasilkan produk makanan yang bermutu dan sesuai
dengan keamanan pangan. Pedoman ini mencakup Lokasi tempat produksi, struktur
bangunan, produk akhir, peralatan pengolahan, bahan produksi, higien personal,
penyimpanan, pemeliharaan sarana pengolahan.
2.4.1 Lokasi Tempat Produksi
Lokasi berada pada tempat yang memiliki kemudahan akses jalan masuk,
prasarana yang memadai, jauh dari pemukiman penduduk, terbebas dari pencemaran
serta memiliki pintu masuk dan keluar yang terpisah. Cemaran yang dimaksud dapat
berasal dari polusi, hama, pengolahan limbah serta sistem pembuangan yang tidak
berfungsi denngan baik.
2.4.2 Struktur Bangunan
Konstruksi Bangunan, desain, tata ruang dan bahan baku dibuat berdasarkan
syarat mutu dan tehnik perencanaan pembuatan bangunan yang berlaku sesuai dengan
jenis produknya. Bahan baku berasal dari bahan yang mudah dibersihkan, dipelihara
dan dilakukan sanitasi serta tidak bersifat toksik.
Bangunan unit produksi harus terdiri atas ruangan pokok dan ruangan pelengkap.
Ruangan pokok dan ruangan pelengkap yang dimakskud harus terpisah sedemikian
rupa, hingga tidak mengakibatkan pencemaran terhadap makanan yang diproduksi.
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
13/23
18
1. Ruangan pokok harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a.
luasnya sesuai dengan jenis dan kapasitas produksi jenis dan ukuran alat
produksi
b. serta jumlah karyawan yang bakerja .
c. susunan bagian-bagiannya diatur sesuai dengan urutan proser produksi,
sehingga tidak menimbulkan lalu lintas kerja yang simpang siur dan tidak
mengakibatkan pencemaran terhadap makanan yang diproduksi.
d. Lantai ruangan pokok harus memenuhi syarat sebagai berikut:
rapat air;
lahan terhadap air, garam, basa, asam dan atau hahan kimia lainnya
permukaan rata serta halus, tetapi tidak licin dan mudah dibersihkan
untuk ruangan pengolahan yang memerlukan pembilasan air, mempunyai
kelandaian secukupnya kearah saluran pembuangan dan mempunyai
saluran tempat air mengalir atau lubang pembuangan yang dilengkapi
dengan penahan bau
pertemuan antara lantai dengan dinding tidak boleh membentuk sudut
mati dan harus melengkung serta rapat air.
2. Ruangan pelengkap harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. luasnya sesuai dengan jumlah karyawan yang bekerja
b. susunan bagian-bagiannya sesuai dengan urutan kegiatan yang dilakukan dan
tidak
c. boleh menimbulkan lalu lintas yang simpang siur.
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
14/23
19
d. lantai ruang pelengkap harus memenuhi syarat sebagai berikut:
rapat air;
tahan terhadap air;
permukaannya datar, rata serta halus, tetap tidak licin dan mudah
dibersihkan;
ruangan untuk mandi, cuci dan sarana toilet harus mempunyai kelandaian
secukupnya ke arah saluran pembuangan.
3. Dinding
Dinding ruangan pokok harus memenuhi syarat gebagai berikut:
a. sekurang-kurangnya 20 cm dibawah dan 20 cm diatas permukaan lantai harus
rapat air.
b. permukaan bagian dalam harus halus, rata, berwarna terang, tahan lama, tidak
mudah mongelupas, mudah dibersihkan dan sekurang-kurangnya setinggi 2
m dari lantai harus rapat air, tahan terhadap air, garam, basa, asam atau bahan
kimia lainnya;
c. pertemuan antara dinding dengan dinding dan antara dinding dengan lantai
tidak boleh membentuk sudut mati dari harus melengkung serta rapat air
d. dinding ruangan pelengkap harus memenuhi syarat sebagai berikut :
sekurang-kurangnya 20 cm di bawah dari 20 cm diatas permukaan lantai
harus rapat air;
permukaan bagian dalam harus halus, rata, berwarna terang, tahan lama,
tidak mudah mengelupas dan mudah dibersihkan
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
15/23
20
ruangan untuk mandi, cuci dan sarana toilet, selain harus memenuhi
syarat yang disebut huruf a dan b diatas, sekurang-kurangnya setinggi 2
meter dan lantai harus rapat air.
4. Atap dan langit-langis;
Ruangan pokok harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. atap terbuat dari bahan tahan lama, tahan terhadap air dan tidak bocor
b. langit-langit
dibuat dari bahan yang tidak mudah melepaskan bagian-bagiannya
tidak terdapat lubang dan tidak retak;
tahan lama dan mudah dibersihkan;
tinggi dari lantai sekurang-kurangnya 3m;
permukaan dalam harus rata, berwarna terang dan tidak mudah
mengelupas;
rapat air bagi tempat pengolahan yang menimbulkan atau menggunakan
uap air.
Ruang pelengkap harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. atas terbuat dari bahan tahan lama, tahan terhadap air dan tidak bocor;
b. langit-langit:
dibuat dari bahan yang tidak mudah melepaskan bagian-bagiannya;
tidak terdapat lubang dan tidak retak;
tahan lama dan mudah dibersihkan,
tinggi dari lantai sekurang-kurangnya 3 m;
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
16/23
21
permukaan dalam harus rata dan berwarna terang.
5.
Pintu
Pintu ruangan pokok harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. dibuat dari bahan tahan lama;
b. permukaan rata, halus, berwarna terang dan mudah dibersihkan;
b. dapat ditutup dengan baik;
c. membuka keluar.
Pintu ruangan pelengkap harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. dibuat dari bahan tahan lama;
b. permukaannya rata, halus, berwarna terang dan mudah dibersihkan;
c. dapat ditutup dengan baik.
6. Jendela
Jendela harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. dibuat dari bahan tahan lama;
b. permukaan rata, halus, berwarna terang, mudah dibersihkan;
b. sekurang-kurangnya setinggi 1 m dari lantai,
c. luasnya sesuai dengan besarnya bangunan.
7. Penerangan
Permukaan kerja dalam ruangan pokok dan ruangan pelengkap harus
terang susuai dengan keperluan dan persyaratan kesehatan.
8. Ventilasi dan pengatur suhu
Ventilasi dan pengatur suhu ruangan pokok dan ruangan pelengkap, baik
secara alami maupu buatan, harus memenuhi syarai sebagai berikut :
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
17/23
22
a. cukup menjamin peredaran udara dengan baik dan dapat menghilangkan uap,
gas, asap, bau, debu dan panas yang dapat merugikan kesehatan;
b. dapat mengatur suhu yang diperlukan;
b. tidak boleh mencemari hasil produksi melalui udara yang dialirkan;
c. lubang ventilasi harus dilengkapi dengan alat yang dapat mencegah masuknya
serangga dan mengurangi masuknya kotoran ke dalam ruangan serta sudah
dibersihkan. (Kepmenkes RI, 1978).
2.4.3 Sanitasi Kambing
Kambing harus tetap bersih. Kotoran harus dibersihkan dari kandang sesering
mungkin, dan jangan biarkan kambing tidur diatas kotorannya atauair kencing.
Kambing harus dimandikan dan disikat secara berkala untuk menghilangkan kotoran,
debu, dan rambut yang rontok.
Rambut yang panjang dekat ambing harus dicukur, karena rambut panjang
disamping menjadi sumber sedimen debu dan kotoran, kotoran-kotoran itu akan
sampai ke susu. Cuci puting dengan larutan sanitasi hangat sebelum pemerahaan,
lamanya mencuci tidak lebih dari 1 (satu) menit. Ambing yang bersih akan
menghasilkan susu yang bersih pula. Jika kambing terlalu kotor, larutan itu harus
diganti karena bila tidak diganti debu dan kotoran akan berpindah dari satu kambing
ke kambing yang lain.
Keringkan puting secara merata. Gunakan lap yang berbeda bagi tiap kambing
dan pastikan kalau lap tersebut tersebut telah dicuci dan didesinfeksi sebelum
digunakan.
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
18/23
23
Pasang mesin perah dengan hati-hati. Pastikan kalau memerah itu tidak menyedot
bedding, kotoran atau debu disekitar. Jika waktu pemerahan tersebut mesin jatuh,
bilaslah mesin itu secara menyeluruh sebalum dipasang lagi. Ingat, segumpal kotoran
akan menambah 4 milyar bakteri ke dalam susu.
Saring susu melalui saringan atau filter. Susu harus disaring diruangan yang tidak
terlalu banyak debu. Jika pemerahan dilakukan dengan bersih, filter tetap akan bersih
(Suardana dan Swacita, 2009).
2.4.4 Sanitasi Kandang
Kandang kambing perah merupakan suatu pabrik penghasil makanan/minuman
sehat bagi. Kandang harus disapu dan dibersihkan secara teratur, jangan dibiarkan
kandang pemerahan berdebu dan kotor. Siram lantai kandang secara teratur dan
gunakan desinfektan untuk membunuh kuman dan bakteri. Jangan hanya menyapu
lantai waktu akan memerah. Berikan makanan kering paling sedikit 1 (satu) jam
sebelum pemerahan atau tunggu setelah pemerahan selesai, untuk menghindari
banyaknya debu.
Kandang yang bersih menghindari susu dari pencemaran oleh kotoran dan bau
(sifat susu mudah menghisap bau dari sekitarnya). Kandang yang bersih membuat
kambing nyaman, dan peternak betah bekerja di kandang. Sapulah lantai kandang dan
kotoran dikumpulkan jauh dari tempat pemerahan/kamar susu. Gunakan sapu lidi atau
sekop yang berbeda untuk makanan dan kotoran (Suardana dan Swacita, 2009).
Bersihkan bak/cangkir otomatis. Bak air minum yang kotor merupakan sarang
bibit penyakit. Kambing tidak suka minum air yang kotor dan berbau.
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
19/23
24
Yang harus menjadi perhatian penting agar sanitasi susu tetap terjaga adalah:
1.
Sapi/kambing yang sehat dan bebas dari penyakit;
2. Pekerja yang sehat dan bebas;
3. Lingkungan yang bersih yang berarti juga bersih udara, tidak ada debu pada
kandang maupun sekitarnya;
4. Ruang susu yang terpisah, yaitu terpisah dari kandang, berkasa yang baik, dengan
persediaan air bersih yang cukup;
5. Peralatan yang dirancang baik, mudah dibersihkan;
6. Menjaga kebersihan dengan cermat dan sanitasi yang efektif untuk beberaapa
peralatan penting dimana susu dapat kontak, seperti botol, kaleng, ember dan
sebagainya.
7. Tersedia pendingin dan penanganan yang baik;
8.
Pasteurisasi, adalah pemanasan terhadap bahan makanan atau minuman dengan
tujuan membunuh organisme pathogen didalamnya, tanpa merusak komposisi
bahan tersebut (Sarudji, 2010)
2.5 Higiene Karyawan di Tempat Pemerahan Susu
Penjamah makanan adalah seorang tenaga yang menjamah makanan, baik dalam
mempersiapkan, mengolah, menyimpan, mengangkut, maupun dalam
menyajikanmakanan. Semua penjamah makanan harus selalu memelihara kebersihan
pribadi dan terbiasa untuk berprilaku sehat selama bekerja.
Pada higiene karyawan di tempat produksi makanan dan minuman, banyak hal
hal yang perlu diperhatikan.
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
20/23
25
Karyawan yang berhubungan dengan produksi makanan harus:
1.
Dalam keadaan sehat.
Karyawan harus berbadan sehat dengan mempunyai surat keterangan kesehatan
( Health Certificate)
2. Bebas dari luka, penyakit kulit atau hal lain yang diduga dapat mengakibatkan
pencemaran terhadap hasil produksi
3. Diteliti dan diawasi kesehatannya secara berkala. Tanggung jawab pemeriksaan
perusahaan makanan, termasuk pemeriksaan kesehatan karyawan, dilimpahkan
kepada Puskesmas yang harus melakukan pemeriksaan sekurang-kurangnya
sekali dalam 6 bulan.
4. Mengenakan pakaian kerja,termasuk sarung tangan, tutup kepala dan sepatu yang
sesuai.
5.
Menahan diri untuk tidak makan, minum, merkok, meludah atau melakukan
pekerjaan yang dapat mengakibatkan pencemaran terhadap produk makanan.
a. Setiap kali harus mencuci tangan pada saat pekerja baru keluar dari kamar
kecil atau buang air besar.
b. Setiap kali batuk atau bersin agar menutup mulut dan hidung dengan kertas
tissue atau sapu tangan ( Marina, 2000).
2.6 Fasilitas Sanitasi Tempat Pemerahan
2.6.1 Penyediaan Air
Penyediaan air merupakan kebutuhan vital harus ada ditempat produksi makanan
minuman. Dimana air diperlukan dalam semua proses pengolahan makanan
minuman.
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
21/23
26
Sarana penyediaan air harus dapat menyediakan air bersih yang cukup sesuai
dengan kebutuhan produksi pada khususnya dan kebutuhan perusahaan pada
umumnya. Sebagaimana yang tercantum dalam PerMenKes RI Nomor:
416/MENKES/PER/IX/1990 kuaalitas air harus memenuhi syarat-syarat kesehatan
yaitu tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, tidak keruh, serta memenuhi syarat
bakteriologis dimana air tersebut tidak mengandung mikroorganisme yang pathogen
serta bebas dari bahan kimia yang mengganggu dan membahayakan kesehatan.
2.6.2 Fasilitas Cuci Tangan
Adanya fasilitas cuci tangan dimaksud untuk meningkatkan kebersihan
perorangan. Maka dalam penyediaan fasilitas ini harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1. Fasilitas cuci tangan ditempatkan di tempat-tempat yang diperlukan, misalnya
ditempat pintu masukke ruang pengolahan.
2. Dilengkapi dengan air mengalir, sabun, detergen, handuk atau alat lain untuk
mengeringkan tangan.
3. Disediakan dalam jumlah yang cukup sesuai dengan jumlah karyawan.
2.6.3 Penampungan dan Pembuangan Sampah
Sebaiknya pembuangan sampah dilakukan jauh dari tempat pengolahan minuman
sedangkan tempat penampungan sampah sementara (storage) harus ditutup, tidak
bocor, mudah dibersihkan dan sampah harus dibuang sekurang-kurangnya setiap hari.
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
22/23
27
2.6.4 Pembuangan Air Limbah
Saluran pembuangan air limbah yang berasal dari tempat pengolahan makanan
dialirkan ketempat saluran induk atau pembuangan air limbah sehingga tidak
tergenang dan tempat perindukan serangga ( Marina, 2000).
2.7 Salmonella sp. pada Susu
Berdasarkan SNI 7388:2009 tentang batas maksimum cemaran mikroba dalam
bahan makanan hasil hewan dan tentang syarat mutu susu segar bahwa susu segar
harus memenuhi persyaratan bakteriologis berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Dimana angka bakteri Salmonella sp. dalam susu segar adalah negatif/ 25 ml atau
tidak terdapat Salmonella sp. Apabila terdapat Salmonella sp. pada susu segar maka
susu tersebut tidak memenuhi syarat kesehatan walaupun jumlahnya belum dapat
menimbulkan penyakit pada manusia. Maka agar kandungan Salmonella sp. dalam
susu negatif, perlu adanya penanganan dan perlakuan terhadap susu mulai proses
pemerahan sampai dengan susu siap untuk dikonsumsi agar tidak terkontaminasi
Salmonella sp dan bakteri patogen lainnya. (SNI 7388:2009).
Meningkatnya angka kesakitan dari bakteri salmonella sebagian disebabkan
karena ketidakakuratan dari jasa laboratorium yang tersedia, kurangnya metode
laboratorium, laporan yang kurang baik dan kurangnya perhatian yang lebih pada
bahaya dalam makanan (Bailliere, 1984).
-
8/18/2019 Chapter II_15.pdf
23/23
28
2.8 Kerangka Konsep
Hygiene Sanitasi
pemerahan susu kambingmeliputi:
1. Higiene sanitasi pemerah
2. Proses pemerahan susu3. keadaan sanitasi tempat
pemerahan susu.
4. keadaan fasilitas sanitasidi tempat pemerahan susu.
5. sanitasi peralatan yang
Susu SNI
Pemeriksa
Ter
Tid
ak