cerpen dan unsur intrinsik cerpen (analisis)

17

Click here to load reader

Upload: dedd-irraone

Post on 01-Dec-2015

8.241 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

sebuah penganalisisan unsur intrinsik cerpen...

TRANSCRIPT

Page 1: Cerpen dan Unsur Intrinsik Cerpen (Analisis)

ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN

ANAK SAYA PERLU MAKAN DARI KUMPULAN CERPEN MANDI API

KARYA GDE ARYANTHA SOETHAMA

Cerpen :

Anak Saya Perlu Makan

Joko merasa sangat bersalah. Awalnya ia berniat untuk membantu Rukminimesti

menyediakan uang Rp 1 juta.

“Di tempat ku memang tak mengenal main sogok-sogokan, tapi entah mengapa, rata-

rata calon karyawan akhirnya nyogok,” ujar Joko.

“ternyata ijazah sarjana dan kecerdasan tak cukup ya?” gumam Rukmini.

Wanita ceking itu akhirnya menyerahkan uang yang diminta Joko, karena sejak SMA

mereka bersahabat dan saling bantu. Ketika kuliah mereka satu kelompok diskusi dan sering

membuat makalah bersama-sama. Namun nasib Joko lebih baik. Ia mendapat pekerjaan lebih

dulu, sementara Rukmini harus menanggung aib sangat besar: ia terjebak rayuan lelaki sudah

beristri. Hubungan itu mungkin bisa selesai kalau saja Rukmini tahu lebih awal. Ia baru tahu

ketika sudah hamil tiga bulan. Dan bagaimana pun mereka harus kawin.

Si leleki kembali kepada istri pertama. Dan Rukmini mencoba hidup sendiri. Ia

mencoba meneruskan kuliah, kos, merawat anak, dan bekerja apa saja yang bisa memberinya

uang. Ia menjadi Sales promotion obat-obatan dan furniture. Pekerjaannya berat, gajinya

kecil. Ia pernah menjadi pramuniaga. Kepada ayah dan ibunya ia mengatakan akan bercerai,

tapi ia berharap bisa dibantu uang bulanan untuk hidup dan membesarkan anak. “Sampai saya

punya pekerjaan tetap,” pintanya.

Dengan ijazah sarjana ekonomi ia melamar disebuah bank. Dan Joko bersedia

membantunya. Tabungan Rp 1 juta ia relakan buat uang sogokan. Tapi ternyata itu belum

cukup.

“Bos ternyata mengincar kamu, Ruk,” kata Joko gamang.

“Tapi aku tak kenal dia. Lagi pula aku sudah punya anak, tidak cantik.”

“Waktu wawancara ia perhatikan kkamu dari balik kaca. Dan bos benar-benar

naksir.”

Page 2: Cerpen dan Unsur Intrinsik Cerpen (Analisis)

“Apa di mana-mana bos harus begitu?”

“Mana aku tahu.”

“Maksudku, apa bosmu memang tipe lelaki yang suka memanfaatkan kesempatan?”

“Setahuku tidak.”

“Lalu apa yang dia harapkan dariku?”

Joko terhentak. “Kupikir kamu tahu apa yang aku maksud.”

“Aku bisa merabanya, tapi aku ingin detailnya.”

“Bos ingin mengajakmu kencan.”

“Aku tahu. Ia ingin tidur denganku. Tapi apa yang akan kuperoleh? Apa semua ini

akan berlangsung terus selama akau jadi karyawan di sana? Aku tak mau jadi gundik.”

“Aku memang sempat dipanggil masalah ini. Katanya ia hanya ingin kencan sekali

aja denganmu.”

“Apa jaminannya hanya sekali?”

“Ah, aku tak tahu. Kurasa kau bisa membicarakannya nanti dengan bos.”

“Baik aku terima tawarannya.”

Joko terhentak. Ia tak percaya kalimat Rukmini. Setahunya Rukmini wanita bersih.

Sayang ia tergelincir kedalam rengkuhan nasib buruk.

“Katakan pada bosmu aku terima ajakannya. Suruh dia jemput aku di Pantai Sanur,

dekat Beach Market. Ku tunggu dia besok pukul tujuh malam. Aku ingin masalah ini cepat

selesai.”

“Kau serius, Ruk?”

“Memangnya kenapa?”

“Kupikir kau tak usah meladeninya. Ini akan menjadi sejarah hidupmuyang buruk.”

“Hidupku sudah sangat buruk, Jok. Biarkan aku terus melakoninya.”

“Tapi yang ini jangan! Kau akan semakin terperosok.”

“Anakku perlu makan, Jok. Ini awal dari kepastian. Pokonya sampaikan pada bosmu

tentang kencan besok malam. Jangan lupa.”

Rukmini berdiri di pantai dengan perasaan gamang. Dikenakannya rok terusan merah

pekat. Sekali-kali ia menatap papan restoran di komplek Beach Market. Tiba-tiba ia teringat

anaknya yang ia titipkan di tetangga. Anak lelaki tiga tahun itu tentu tak akan pernah tahu apa

yang akan dikerjakan bundanya.

Sebuah mobil sedan menyorotkan lampunya ke pantai. Dada Rukmini berdebar

kencang. Seorang lelaki dengan t-shirt putih kembang merah dan ungu, bercelana jins, turun.

Page 3: Cerpen dan Unsur Intrinsik Cerpen (Analisis)

Rukmini tak yakin kalau itu seorang direktur bank yang punya sepuluh cabang. Ia

menyongsongnya penuh hormat.

“Selamat malam, Pak. Saya Rukmini.”

“Sudah lama menunggu?”

Suara itu berat sekali. Ia teringat pacarnya yang pertama ketika di semester tiga.

Dimana lelaki itu sekarang?

Lelaki itu membukakannya pintu, mempersilahkannya masuk.

“Kemana kita sekarang?”

“Terserah Bapak.”

“Bagaimana kalau di sini saja?”

“Di sini?” Rukmini memandang lelaki itu. Matanya bagus. Tajam, bercahaya.

Rambutnya berombak sedikit dibagian belakang. Lehernya kukuh. Ia lelaki beruntung. Masih

muda. Umurnya pasti belum 40, tapi sudah kaya. Kelihatannya ia lelaki sederhana. Mobilnya

saja cukup Toyota DX tahun 1982. Atau ia berpura-pura sederhana kalau menghadapi cewek,

biar pasangan kencannya tak terlampau menuntut duit?

“Memangnya kenapa?”

“Bapak tidak takut?”

“Takut sama siapa? Takut sama hansip? Apa hak mereka mencampuri urusan pribadi

mereka?”

Laki-laki itu tertawa. Lalu ia menstarter mobilnya, melaju kebarat.

“Kamu tinggal di mana?”

“Di Jalan Teuku Umar.”

“Kita ke sana saja.”

“Jangan Pak, Jangan!”

“Kenapa?”

“Tetangga bisa ribut. Saya mohon jangan!”

Lelaki itu tertawa. Mobilnya terus melaju ke Teuku Umar. Rukmini deg, deg, plas.

“Nomor berapa rumahmu?”

“Jangan Pak, saya mohon Jangan!”

”Tapi katakan dulu nomor berapa rumahmu. Jangan berbohong. Saya punya file-mu.’’

”Dua enam.”

Mobil itu berhenti di depan rumah nomor tiga puluh.

“Menurut kamu, apa saya punya tampang suka mempermainkan cewek?” tanya

direktur bank itu tiba-tiba.

Page 4: Cerpen dan Unsur Intrinsik Cerpen (Analisis)

Rukmini menunduk. “Saya tidak tahu.”

“Kamu pikir saya serius mengajakmu tidur?”

“Saya tidak tahu.”

“Karena kamu jujur.”

Rukmini menatap leleki itu, seorang direktur bank yang kaya.

“Masih kamu ingat apa yang kamu tulis disurat lamaran?”

“Saya tulis riwayat hidup saya.”

“Yang lain?”

“Saya tulis alasan saya melamar di bank Bapak.”

“Apa alasanmu?”

“Saya ingin punya pekerjaan tetap, karena anak saya perlu makan.”

“Bagus, saya tertarik alasan itu. Bagi saya itu alasan yang sangat jujur. Kamu bersedia

melakukan apa saja demi anakmua. Saya sudah tanya riwayatmu pasa \joko. Semuanya. Saya

prihatin akan nasibmu, dan sanagt menghargai kegigihanmu.”

Rukmini tak mengerti. Ia seperti dibawa terbang ke awang-awang. Tangannya

meraba-raba dash board.

“Kebanyakan perempuan tak suka berterus terang menyatakan keinginan dan

tujuannya. Mereka ingin meminta, namun selalu berusaha menyembunyikannya dengan rapi.

Tidak karena malu. Mereka Cuma sok gengsi,” ujar lelaki itu.

Rukmini memandang ke depan. Jalan Teuku Umar sangat ramai. Beberapa mobil berhenti di

pinggir jalan, di depan restoran ayam goreng.

“Besok kamu menghadap kepala bagian personalia di kantor. Sudah saya perintahkan

apa yang mesti kamu kerjakan mulai besok.”

Direktur bank itu merogoh kantongnya, mengeluarkan selembar cek. “Uangmu yang

satu juta yang kamu titip lewat Joko untuk biaya administrasi. Kamu terima kembali buat

anakmu.”

Rukmini menerimanya dengan tangan gemetar. “Terima kasih, Pak.”

“Sekarang kamu boleh pulang. Temui Anakmu.”

Mobil itu melaju ke barat. Rukmini kembali pulang. Tak ada kencan, tak ada

peristiwa tidur dengan direktur bank.

“Hidup inimemang suka ganjil,” katanya dalam hati ketika mengusap kepala anaknya

di pembaringan.

Denpasar, Desember 1992.

Page 5: Cerpen dan Unsur Intrinsik Cerpen (Analisis)

Sinopsis :

Setelah lulus kuliah, Rukmini mengalami kesusahan dalam mencari kerja. Dibantu

oleh Joko temannya sejak kecil sampai ketika kuliah, Rukmini melamar pekerjaan di sebuah

bank dimana Joko bekerja. Untuk masuk jadi pekerjja, ternyata dia harus menyerahkan uang

sogok sebesar Rp 1 jutadan tak disangka lagi ia harus menyerahkan tubuhnya untuk tidur

bersama direktur bank itu. Akhirnya demi menghidupi anaknya yang ia hasilkan dari

hubungan gelap semasa menjadi mahasiswi dengan seorang lelaki yang ternyata sudah

berkeluarga dan menipu dia, maka ia pun menerima tawaran dari direktur bank tersebut.

Setelah ia menyanggupi tawaran itu, ia akhirnya jalan bersama direktur bank dengan

menumpangi mobil sedan Toyota DX 1982 milik direktur itu. Tapi entah kenapa niat jahat

yang semula di tawarkan direktur itu tak terjadi, ia hanya ingin menguji kejujuran Rukmini.

Dengan alasan rukmini yang jujur, maka ia lolos dalam ujian dari bosnya itu dan diterima

kerjaserta diberikan kembali uang Rp 1 juta yang semula sebagai sogokan itu, serta tak ada

kejadian tidur bersama bos.

Analisis Unsur Tokoh

Dalam cerpen ini pengarang melibatkan beberapa tokoh, diantaranya:

1. Rukmini

Rukmini adalah seorang tokoh utama dalam cerpen ini yang memiliki sifat

antagonis, dikatakan antagonis karena memang sifat yang ia miliki kurang disenangi,

ia dengan telah berani melakukan hubungan kumpul kebo dengan seorang lelaki yang

ia belum ketahui benar keadaannya. Sehingga ia hamil dan melahirkan anak tanpa

seorang ayah. Selanjutnya demi menghidupi anaknya ia berani menjual

kehormatannya untuk mendapatkan kerja meski pada akhirnya tidak terjadi, tapi

niatnya sudah tidak benar. Tokoh Rukmini ini digambarkan oleh pengarang sebagai

tokoh pipih karena penggambaran sifatnya tidak mengalami perubahan, dari awal

hingga akhir sifatnya kurang baik. Sedangkan kalau dalam segi perkembangan

hidupnya tokoh Rukmini mengalami perubahan yang tadinya sengsara dengan

pekerjaan dan keadaannya, menjadi bahagia pada akhirnya karena mendapat

pekerjaan dan penerimaan dengan baik oleh direktur bank.

Page 6: Cerpen dan Unsur Intrinsik Cerpen (Analisis)

Secara tidak langsung tokoh ini digambarkan wataknya oleh pengarang akan

tetapi digambarkan melalui dialog dan alur cerita. Sedangkan identitasnya secara

langsung dipaparkan oleh pengarang dalam naskah narasi cerpen.

2. Joko

Tokoh Joko diceritakan sebagai tokoh pembantu yang memiliki prilaku yang

protagonis. Dengan kontribusinya yang cukup besar terhadap cerita sebagai teman

dari Rukmini (tokoh utama), perilakunya yang baik ditumjukan ketika ia memberikan

bantuan kepada Rukmini yang sedang dilanda kesusahan mencari kerja untuk

kehidupan dia dan anaknya, dan juga terlihat ketika berusaha mencegah Rukmini

untuk bersedia tidur dengan bosnya itu. Maka dengan kata lain penggambaran tokoh

Joko ini digambarkan secara tidak langsung atau tidak disebutkan langsung.

Tokoh Joko ini digambarkas sebagai tokoh pipih yang memang tidak

mengalami perubahan perilaku, ia tetap berperab sebagai tokoh yang baik. Dan

kehidupannya pun tidak mengalami perubahan nasib (statis). Untuk identitasnya

sendiri tidak diceritakan secara mendetail.

3. Direktur Bank

Direktur bank ini juga menduduki tokoh pembantu/bawahan, karena

memberikan kontribusi terhadap cerita. Tokoh direktur ini berperan sebagai tokoh

protagonis, karena dia memang baik adanya dalam cerita. Maksudnya yang baik

terhadap Rukmini, yang telah mempertimbangkannya untuk bekerja karena

keadaannya sebagai singel parent dengan satu orang anak. Tokoh direktur ini tidak

mengalami perubahan baik dalam perilakunya maupun dalam nasib hidupnya,

sehingga tokoh ini disebut sebagai tokoh pipih dan tokoh statis.

Penggambaran perilaku tokoh ini digambarkan secara tidak langsung oleh

pengarang, hanya saja melalui unsur lain, akan tetapi keadaan fisiknya memang

digambarkan langsung. Dan untuk identitasnya tidak dijelaskan mendetail oleh

pengarang, sehingga menempati tokoh tipikal yaitu yang banyak digambarkan adalah

kinerjanya.

4. Tokoh piguran

Page 7: Cerpen dan Unsur Intrinsik Cerpen (Analisis)

Yang berperan menjadi tokoh pigutan ini meliputi, Anak dan orangtua

Rukmini, Lelaki yang menjadi penyebab hamilnya Rukmini, dan tetangga yang

dititipi anak oleh rukmini.

Tokoh-tokoh ini hanya muncul sekilas dan hanya berperan sebagai tokoh

piguran saja. Sehingga identitas dan penggambarannya pun tidak dijelaskan secara

langsung.

Analisis Unsur Alur

Beberapa bagian dari alur yang dianalisis, yaitu:

1. Tahapan

Ada beberapa tahapan dalam alur cerpen ini, diantaranya:

a. Pengenalan

Didalam cerpen ini tahap pengenalan dipaparkan dalam bagian awal cerita,

tepatnya pada paragraf pertama sampai pargraf kelima. Disana dijelaskan

pengenalan tokoh Rukmini serta sahabatnya Joko, serta bagaimana keadaan

mereka, terutama keadaan tokoh Rukmini sebagai tokoh utama. Diperkenalkan

pula latar ceritanya, dari mulai tempat, waktu serta suasana yang tergambar dalam

awal alur cerita tersebut. Dalam tahapan ini ada sedikit tinjau balik pada masa lalu

Rukmini yang menjelaskan latar belakang cerita.

b. Muncul masalah

Tahap munculnya masalah adalah ketika Rukmini tak mampu membiayai

anaknya sehingga kelabakan mencari kerja. Dan ia melamar kerja di sebuah bank

dimana sahabatnya Joko bekerja.

Sehingga dapat dilihat bahwa masalah dalam cerita ini muncul karena

keberadaan tokoh lain. Seorang anak yang muncul karena hubungan gelapnya

dengan seorang lelaki tak bertanggungjawab.

c. Konfik memanas

Pemanasan konflik terjadi ketika Rukmini harus menyerahkan uang sebesar

Rp 1 juta sebagai uang sogokan agar ia bisa diterima kerja.

d. Puncak konflik

Page 8: Cerpen dan Unsur Intrinsik Cerpen (Analisis)

Konflik memuncak ketika Rukmini harus dihadapkan dengan sebuah tawaran

lain untuk bisa bekerja, yaitu harus bersedia tidur dengan direktur bank yang

tertarik padanya.

e. Penurunan/peleraian

Masalah menurun setelah Rukmini menyanggupi tawaran dari direktur bank

untuk menemaninya tidur, sehingga mereka berdua bertemu dan kencan.

f. Penyelesaian

Penyelesaian masalah ini ketika Direktur bank itu menjelaskan bahwa ia

hanya menguji kejujuran Rukmini dengan mengajak ia kencan. Dan Rukmini

diterima kerja tanpa ada kejadian tidur dengan Direktur bank itu.

2. Jenis

Alur yang digunakan oleh pengarang dalam cerpen ini adalah alur sorot balik,

artinya cerita pertama-tama dimulai dengan tahap awal pengenalan akan tetapi ada

sebuah tinjauan peristiwa masa lalu (terdahulu) dari tokoh, dan kemudian berlanjut

dengan kisahnya di peristiwa selanjutnya. Dengan kata lain di pertengahan cerita ini

ada tinjau balik ke awal kejadian atau kisah.

3. Peristiwa

Dapat dilihat, dalam cerita ini ada beberapa peristiwa yang terjadi. Kalau di

paparkan sesuai kronologi kejadian sebenarnya terdiri dari peristiwa:

1) Rukmini menanggung aib yang cukup besar karena telah tergoda oleh seorang

lelaki yang sudah beristri sehingga ia hamil dan melahirkan seorang anak,

tanpa seorang ayah, karena memang setelah kawin, lelaki itu kembali pada istri

pertamanya.

2) Rukmini hidup sendiri dan mengurus anaknya, selain itu ia tetap harus kuliah

dan mencari uang untuk membiayai kuliah dan anaknya.

3) Setelah lulus kuliah, Rukmini melamar pekerjaan pada sebuah bank dimana

temannya Joko bekerja,dan ia dibantu Joko untuk bisa masuk kerja.

4) Rukmini menyerahkan uang Rp 1 juta sebagai uang sogokan agar bisa kerja di

bank tersebut.

5) Joko menyampaikan secara jujur kepada Rukmini, bahwa Direktur bank

meminta Rukmini menemaninya tidur sebagai syarat bisa bekerja.

6) Rukmini menerima tawaran itu dan pergi kencan bersama Direktur bank.

7) Direktur bank menjelaskan alasannya mengajak Rukmini jalan dan jujur akan

maksudnya ketika mereka jalan bareng.

Page 9: Cerpen dan Unsur Intrinsik Cerpen (Analisis)

8) Rukmini diterima kerja dengan menerima uang sogokannya kembali dan tanpa

kejadian tidur bersama Direktur bank.

4. Pola

Pola alur yang digunakan adalah pola linear, karena memang peristiwa

disajikan berurutan dari peristiwa pertama sampai peristiwa akhir, akan tetapi ada

peristiwa sorot balik yang diceritakan pada bagian awal sebagai pengenalan.

Pola alur dalam cerpen ini bisa digambarkan seperti ini :

P1 – P2 – P3 – P4 – P5 – P6 – P7 – P8

5. Penyelesaian

Pengelesaian cerpen ini disajikan oleh pengarang secara tertutup, artinya akhir

cerita sudah jelas diketahui katena penggambaran akhir atau penyelesaiannya jelas.

Dan penyelesaian dalam cerpen ini bersipat happy ending, karena akhitnya Rukmini

mendapat kesenangan dengan direrimanya kerja tanpa harus berkorban apapun,

sehingga ia bisa membiayai hidupnya dan anaknya.

Analisis unsur sudut pandang

Unsur sudut pandang ini artinya bagaimana Gde Aryantha Soethama sebagai

pengarang memposisikan dirinya dalam cerpen ini.

Dapat dilihat, bahwa dalam cerpen ini tidak ada ‘saya’ atau ‘aku’ sebagai salah satu

tokohnya, artinya sudut pandang yang digunakan pengarang yaitu sudut pandang orang

ketiga, dimana dia memposisikan dirinya hanya sebagai pengarang tanpa menjadi seoerang

tokoh dalam cerita. Dan sudut pandangnya ini bersifat serba tau, artinya pengarang

membeberkan cerita seolah-olah dia tahu seluruh keadaan yang ada dalam cerita.

Analisis unsur latar

Sebuah cerita tidak lepas dari unsur latar ini, begitupun cerpen ini. Saya mengambil

tiga buah jenis latar yang menjadi objek analisis, diantaranya:

1. Latar Fisik

Latar ini menyangkut apa-apa yang bisa dipahami melalui pnca indra. Dan

yang termasuk dalam latar fisik ini diantaranya:

a. Waktu

Page 10: Cerpen dan Unsur Intrinsik Cerpen (Analisis)

Latar waktu yang digunakan oleh pengarang dalm cerpen ini memang tidak

jelas dan tak banyak disebutkan, hanya ada beberapa keterangan yang

menunjukan waktu kejadian, seperti malam hari pukul tujuh, waktu ini

menunjukan dimana Rukmini menunggu Direktur bank yang mengajaknya

berkencan. Ketarangan lainnya adalah sejak SMA, ketika kuliah, waktu

wawancara, dan ketika mengusap kepala anaknya di pembaringan, keterangan ini

menunjukan waktu karena memang disana terdapat keterangan waktu yaitu sejak

dan ketika. Selain ini tak ada lagi keterangan yang menunjukan waktu pada alur

cerita.

b. Tempat

Latar fisik yang lainnya adalah tempat. Dalam cerpen ini ada beberpa latar

tempat yang digambarkan pengarang, diantaranya adalah pantai yangmenjadi

tempat dimana Rukmini menunggu jemputan dari direktur bank untuk pergi

berkencan bersamanya. selanjutnya mobil, mobil menjadi latar tempat ketika

direktur bank mengajak Rukmini naik mobilnya dan melangsungkan pembicaraan

mereka sambil menyusuri jalan Teuku Umar.

Tempat lainnya adalah depan rumah nomor tiga puluh dimana mobil Direktur

bank itu berhenti. Jalan Teuku Umar, pinggir jalan dan depan restoran menjadi

latar tempat selanjutnya, dimana disana melatari berhentinya mobil. Tempat

terakhir adalah rumah dimana Rukmini pulang dan diceritakan mengelus anaknya

yang sedabg tidur.

c. Benda-benda

Selain waktu dan tempat, benda-benda pun menjadi latar cerita. Dan benda-

benda yang dapat terlihat dalam cerpen ini yaitu sepeser uang yang menjadi uang

sogokan, rok terusan merah pekat yang digunakan Rukmini ketika hendak

bertemu Ditektur bank, papan restoran Beach Market, Mobil sedan yang dibawa

Direktur bank, T-shirt putih kembang merah dan ungu serta celana jins menjadi

benda yang dipakai Direktur bank.

2. Latar Psikis

Latar psikis ini menyangkut latar yang tidak tertulis dalam cerita akan tetapi

dirasakan ketika membacanya, diantaranya adalah latar suasana, artinya suasana yang

digambarkan oleh latar dan alur cerita bukan suasana hati. seperti suasana perih dan

kelamnyanya kehiduapan ketika Rukmini mendapatka anak tanpa ayah yang

bertanggungjawab, sulitnya kerja dan sulitnya mempertaruhkan kehidupan. Serta

Page 11: Cerpen dan Unsur Intrinsik Cerpen (Analisis)

suasana yang menunjukan masa depan yang cerah ketika ada yang peduli memberi

kesempatan kerja pada Rukmini.

3. Latar sosial

Latar sosial yang digambarkan dalam cerita tersebut adalah keadaan sosial

Pulau Bali, disamping pengarangnya memang orang Bali, latar cerita pun menunjukan

keadaan bali, seperti adanya pantai dan Beach Market. Disamping itu nama Rukmini

dan Joko pun biasanya banyak digunakan di Bali.

Unsur Bahasa

1. Gaya berbahasa

Dilihat dari biografi pengarangnya,

2. Kalimat

Dilihat dari penggunaan kalimatnya, ada beberapa kriteria yang harus di analisis:

a. Panjang-pendeknya kalimat

Pengarang sepertinya tidak begitu memperhatikan panjang dan pendeknya kalimat

dalam menuangkan ceritanya ini.

b. Struktur kalimat

Dalam penggunaan struktur kalimat, pengarang memang sangat memperhatikan

penggunaan struktur SPOK yang lengkap.

c. Jenis kalimat

Berbagai jenis kalimat digunakan oleh pengarang dalam cerpen ini. Selain dari

kalimat berita, kalimat tanya, seru dan kalimat aktif-pasif,

3. Diksi

Dilihat dari kebakuan pemilihan katanya, cerpen ini disajikan oleh pengrang

dengan menggunakan bahasa yang baku, artinya sangat memperhatikan kebakuan

kata.

Disamping penggunaan kata baku, ada juka kata-kata dari bahasa asing yang

digunakan oleh pengarang, seperti sales promotion, furniture, t-shirt, dan dash board,

4. Majas