case neurodermatitis - effendi - 2013061014.docx
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUSNeurodermatitis Sirkumskripta
Pembimbing:
dr. Sofwan S Rahman, Sp.KK
Disusun Oleh:
Effendi
(2013-061-014)
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIKA ATMA JAYA JAKARTA
RUMAH SAKIT R. SYAMSUDIN, S.H.
27 APRIL 2015 – 30 MEI 2015
BAB I
LAPORAN KASUS
1.1. Identifikasi PasienNama : Tn. P
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 50 tahun
Alamat : Kp.Bunisari
Suku : Sunda
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Tanggal Pemeriksaan : 29 April 2015
1.2. AnamnesisDiperoleh secara autoanamnesis pada tanggal 29 April 2015, pukul 10.00
WIB.
A. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan gatal dan terdapat kulit bersisik pada kedua
punggung kaki
B. Keluhan Tambahan
Pasien merasakan gatal pada punggung kaki terutama saat sedang
beristirahat
C. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Syamsudin, SH
dengan keluhan terdapat terdapat kulit bersisik pada kedua punggung kaki yang
telah diderita oleh pasien sekitar 2 bulan.
1
Pada permulaan, sekitar 4 bulan yang lalu, pasien merasakan gatal pada
kedua punggung kaki tersebut. Pada awalnya lesi berupa kemerahan pada kedua
punggung kaki pasien. Pada lesi kemerahan tersebut pasien tidak mengeluhkan
adanya skuama. Pasien sering menggaruk lesi tersebut terutama saat tidak
beraktivitas, pasien mengaku dapat menggaruk lesi tersebut hingga mengalami
lecet. 2 bulan kemudian, pasien mulai merasakan adanya penebalan di kulit pada
kedua punggung kaki tersebut dan ukurannya dirasakan semakin membesar,
keluhan gatal tetap dirasakan oleh pasien dan kebiasaan menggaruk tetap ada.
Selain rasa gatal, pasien juga merasakan adanya nyeri pada punggung kaki
tersebut karena adanya luka akibat garukan yang pasien lakukan.
Pasien sempat menggunakan obat salep dari dokter puskesmas namun
pasien tidak ingat nama obatnya. Setelah menggunakan obat tersebut, gatal sedikit
berkurang namun bila tidak menggunakan salep tesebut, pasien merasakan gatal
muncul kembali dan pasien selalu menggaruk terutama pada saat beristirahat.
Pasien sehari-hari bekerja sebagai petani. Saat bekerja pasien mengaku
selalu menggunakan sepatu boot pada kedua kakinya. Dan selama bekerja sebagai
petani, pasien belum pernah mengeluhkan adanya gangguan pada kulit sebelum
ini. Pasien juga mengatakan bahwa pada kakinya, setelah menggunakan sepatu
boot tidak bertambah gatal, ataupun tidak terdapat gatal pada sepanjang kaki yang
tertutup oleh sepatu boot. Selain itu pasien juga menyangkal adanya riwayat
bersin di pagi hari, ataupun asma baik pada diri pasien ataupun dalam
keluarganya.
1.3. PemeriksaanA. Pemeriksaan Generalis
Keadaan umum : Tampak tenang
Kesadaran : Compos mentis
Laju nadi : 80 x/menit
Laju napas : 20 x/menit
Suhu : Afebris
Edema : -
Status internus : Dalam batas normal
2
B. Pemeriksaan Dermatologik
Letak Lesi
• Punggung kaki bilateral
Efloresensi
• Primer : -
• Sekunder : krusta, skuama, hiperpigmentasi,hipopigmentasi, lichenifikasi
Sifat UKK
• Ukuran : en plaque
• Susunan / bentuk : teratur, berbentuk kotak
• Penyebaran dan lokalisasi : regional, bilateral, sirkumskrip
3
C. Pemeriksaan Anjuran (Penunjang)
-
1.4. Resume KasusPasien laki-laki berusia 50 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUD Syamsudin, SH dengan keluhan terdapat terdapat kulit bersisik pada kedua
punggung kaki.
4 bulan sebelum datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Syamsudin,
SH pasien mengeluhkan adanya lesi berupa kemerahan pada kedua punggung kaki
yang gatal. Pada lesi kemerahan tersebut tidak didapatkan adanya skuama. Pasien
menggaruk lesi tersebut terutama saat sedang berisitirahat, bekas garukan
terkadang sampai meninggalkan luka lecet. 2 bulan setelahnya, pasien mulai
merasakan adanya penebalan pada kedua punggung kaki tersebut yang dirasakan
semakin bertambah, keluhan gatal tetap dirasakan dan pasien tetap sering
menggaruk kedua punggung kakinya. Selain gatal, pasien juga merasakan adanya
nyeri pada kedua punggung kaki akibat adanya luka bekas garukan.
Pada pemeriksaan kulit didapatkan lesi pada daerah punggung kaki bilateral
dengan efloresensi sekunder berupa krusta, skuama, hiperpigmentasi,
hipopigmentasi, lichenifikasi, ukuran lesi en plaque, susunan/bentuknya teratur,
berbentuk kotak, dan penyebaran dan lokalisasi lesi regional, bilateral, dan
sirkumskrip.
Pasien bekerja sebagai seorang petani, dan selama bekerja pasien mengaku
selalu menggunakan sepatu boot pada kedua kakinya, pasien juga mengaku
setelah menggunakan sepatu boot lesi pada kedua punggung kaki tidak bertambah
gatal, ataupun tidak terdapat gatal pada sepanjang kaki yang tertutup oleh sepatu
boot. Selain itu pasien juga menyangkal adanya riwayat bersin di pagi hari,
ataupun asma baik pada diri pasien ataupun dalam keluarganya.
4
1.5. DiagnosisA. Diagnosis Banding
Neurodermatitis sirkumskripta
Dermatitis kontak iritan
Dermatitis kontak alergika
Psoriasis
B. Diagnosis Kerja
Neurodermatitis sirkumskripta
1.6. Tatalaksana Tatalaksana Umum
Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit seperti :
- Pasien disarankan untuk mengurangi garukan pada kedua punggung kaki
- Pasien disarankan untuk menjaga agar kuku tangan tetap pendek
- Pasien disarankan untuk datang kontrol di poliklinik kulit 1 minggu
kemudian
Tatalaksana Khusus (Farmakologi)
Sistemik
- Cetirizine 1 x 10 mg diberikan selama 7 hari
Topikal
- Salep Desoxymethason 0,25%
1.7. Prognosis
Quo ad vitam : Bonam.
Quo ad functionam : Bonam.
Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam.
5
BAB II
ANALISIS KASUS
2.1. Analisis Diagnosis Banding
KASUS Dermatitis Kontak Iritan
Dermatitis Kontak Alergika Psoriasis
Pasien mengeluhkan gatal
dan nyeri kedua punggung
kaki.
Awal lesi: makula yang
kemudian mengalami erosi
dan ekskoriasi akibat
garukan, yang setelah 2 bulan
mulai mengalami penebalan
kulit.
Regio/ letak lesi : punggung
kaki bilateral, efloresensi
sekunder: krusta, skuama,
hiperpigmentasi,lichenifikasi,
ukuran lesi en plaque,
susunan/bentuknya teratur,
berbentuk kotak, dan
penyebaran dan lokalisasi lesi
regional, bilateral, dan
sirkumskrip
Morfologi lesi fase akut
adalah eritema, edema,
vesikel, bulla, pustula,
sampai dengan nekrosis
dan ulkus. Pada fase
subakut dan kronik
yang terjadi adalah
hiperkeratosis, fisura,
lesi berbatas tegas
(sirkumskripta) pada
area pajanan. Keluhan
atau gejala yang selalu
didapatkan adalah rasa
nyeri dan terbakar.
Pada tipe akut lesi
dimulai dari bercak
eritematosa yang
berbatas tegas
(sirkumskripta),
kemudian diikuti oleh
edema, papulovesikel,
vesikel, atau bula.
Vesikel atau bula yang
pecah dapat pecah
kemudian menimbulkan
erosi dan eksudasi
(basah). DKA di tempat
tertentu misalnya
kelopak mata, penis,
skrotum, gejala eritema
dan edema lebih
dominan daripada
vesikel. Pada tipe
kronik, kulit terlihat
kering, skuama, papul,
likenifikasi, mungkin
juga fisur, dan berbatas
tidak tegas.
Kelainan kulit terdiri
atas bercak eritema
yang meninggi dengan
skuama di atasnya.
Eritema berbentuk
sirkumskrip dan merata,
tetapi kemerahan di
tengahnya dapat
menghilang pada
stadium penyembuhan.
Skuama pada psoriasis
sangat khas, yaitu
berlapis-lapis, kasar dan
berwarna putih seperti
mika, serta transparan.
6
2.2. Analisis Diagnosis Kerja
KASUS TEORI NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA
Epidemiologi Laki-laki
50 tahun
Wanita lebih banyak menderita
neurodermatitis sirkumsripta
dibandingkan dengan pria
Usia predileksi pada usia 30 – 50 tahun
Etiologi dan
Faktor
Risiko
Pasien bekerja sebagai petani
kesehariannya menggunakan
sepatu boots
Riwayat atopi disangkal
Pasien memiliki kebiasaan
menggaruk lesi
Neurodermatitis sirkumskripta
merupakan kelainan yang muncul
akibat garukan pada lesi yang gatal
yang berlangsung secara kronis.
Terdapat hubungan sebesar 26 – 75%
dengan adanya gangguan atopi
Manifestasi
Klinis
Pasien mengeluhkan gatal
dan nyeri kedua punggung
kaki.
Awal lesi: makula yang
kemudian mengalami erosi
dan ekskoriasi akibat
garukan, yang setelah 2
bulan mulai mengalami
penebalan kulit.
Regio/ letak lesi : punggung
kaki bilateral, efloresensi
sekunder: krusta, skuama,
hiperpigmentasi,lichenifikasi
, ukuran lesi en plaque,
bentuknya teratur, berbentuk
kotak, dan penyebaran dan
lokalisasi lesi regional,
bilateral, dan sirkumskrip
Gatal, menggaruk, nyeri.
Lesi berupa lichenifikas, hipo atau
hiperpigmentasi. Lesi biasanya hanya
berupa plaque single, namun dapat
mengenai lebih dari 1 tempat. Tempat
predileksi : scalp, tengkuk, angkle,
ekstremitas ekstensor, anorectal.
7
Pemeriksaan
Laboratorik
Pemeriksaan laboratorik
tidak dilakukan
Tidak ada pemeriksaan laboratorik
yang spesifik untuk neurodermatitis
sirkumskripta
Tatalaksana Tatalaksana umum
- Edukasi
Tatalaksana khusus
- Obat sistemik : Cetirizine
1 x 10 mg
- Obat topikal : salep
Desoxymethasone 0,25%
Memutus sikul gatal-garuk
Edukasi
Pemberian obat topikal steroid
Pemberian antihistamin sebagai
antipruritus
8
DAFTAR PUSTAKA
1. Eizen AZ, Woff K, Freedberg IM, Auten KF. Fitzpatrick Dermatology in
General Medicine. Edisi ke-7, New York: Mc Graw Hill. 2008: 158-162
2. Djuanda A, Kosasih A, Wiryadi BE, Natahusada EC, Sjamsoe-Dalli E,
Effendi EH et al. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke-6. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010.
3. James WD, Berger TG, dan Elston DM. Andrew’s Disease of the skin clinical
dermatology. 11th Ed. Canada: Elseiver; 2011.
4. Kartowigno HS. Sepuluh Besar Kelompok Penyakit Kulit. Edisi ke-2.
Cetakan 2. Palembang: FK Unsri; 2012.
9