case epilepsi.docx

Upload: michael-sintong

Post on 06-Jul-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    1/44

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    2/44

     penunjang diagnostik saja, informasi yang diperoleh sesudah melakukan

    !a!ancara yang lengkap dengan pasien maupun saksi mata yang

    mengetahui serangan kejang tersebut terjadi juga penting untuk mendukung

    diagnosis yang tepat. *emeriksaan penunjang juga penting untuk dilakukan

    untuk memastikan diagnosis dan mencari penyebabnya, lesi otak yang

    mendasari, jenis serangan kejang dan sindrom epilepsi3.

    2

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    3/44

    BAB II

    STATUS PENDERITA NEUROLOGI

    I. IDENTIFIKASI

     4ama 5 n. 6andy 0aputra

    7mur 5 ' tahun

    8enis 9elamin 5 :aki"laki

    %lamat 5 :r. ;endra!asih I no *laju Ilir *alembang

    %gama 5 Islamanggal 260 5 1< 2aret (1 pukul ( & tahun yang lalu penderita mengalami kejang pertama kali saat istirahat

    selama > 1) menit. 0aat kejang penderita tidak sadar, tangan penderita mengepal,

    mata penderita melirik ke atas terus"menerus, lengan dan tungkai ekstensi serta

    kaku, lalu diikuti dengan bergetarnya seluruh tubuh, keluar busa dari mulut #"$,

    keluarnya urin dan feses saat kejang #"$, lidah tergigit #"$. 0ebelum kejang

     penderita merasa pusing dan biasanya kejang terjadi jika penderita mengalami

    kelelahan dan terlambat makan. 0etelah kejang penderita langsung sadar namun

    mengalami sakit kepala dan pusing. *enderita masih dapat mengingat apa yangterjadi sebelum dan sesudah kejang. ?rekuensi kejang biasanya 1 kali sebulan,

    interval terpanjang antar bangkitan adalah 1 tahun. *enderita berobat ke mantri

    dan diberi obat makan. 0akit kepala agak berkurang, namun kejangnya masih

    kambuh. > ' hari sebelum berobat ke 602 penderita mengalami kejang setelah

     penderita pulang dari bekerja. *ola kejangnya sama seperti sebelumnya.

    9eesokannya hari berturut"turut penderita mengalami kejang kembali. > ) hari

    sebelum berobat ke 602, pada malam hari pasien terbangun dari tidur,

    3

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    4/44

     penderita merasa kepalanya pusing berputar lalu penderita tiba"tiba kejang"kejang

    seluruh tubuh selama > 3( menit. 0aat kejang penderita tidak sadar, tangan

     penderita mengepal, mata penderita melirik ke atas terus"menerus, lengan dan

    tungkai ekstensi serta kaku, lalu diikuti dengan kondisi tubuh gemetar, mulut

     penderita tampak mengot saat kejang, penderita menggigit lidahnya, disertai

    keluarnya busa pada mulut, dan keluarnya urine serta feses. *enderita sadar 

    setelah 1 jam berikutnya dan merasa sakit kepala yang sangat hebat dan pusing

     berputar. *enderita masih dapat mengingat apa yang terjadi sebelum dan sesudah

    kejang. *enderita berobat ke dokter dirujuk ke 60 *alembang. *enderita berobat

    ke 60 B%6I, sakit kepala penderita berkurang dan penderita tidak kejang lagi

    setelah diberi obat tablet ber!arna putih yang dimakan langsung 3 tablet dalam

    sehari dan obat kapsul ber!arna merah yang dimakan kali sehari.

    *ada saat serangan penderita tidak merasa jantung berdebar"debar, berkeringat

    dingin, dan pucat. *enderita tidak minum obat"obat terlarang, obat antihipertensi,

    dan antidepresan. 6i!ayat kejang ada, sejak & tahun yang lalu namun penderita

    tidak meminum obat anti epilepsi. 6i!ayat kejang demam saat masih kecil

    disangkal. 6i!ayat kejang pada keluarga disangkal. 6i!ayat trauma kepala

    disangkal. 6i!ayat penyakit jantung disangkal. *enderita menyangkal mengalami

    kecemasan atau ketakutan. 6i!ayat hipertensi, D2, dan stroke disangkal.

    *enderita mempunyai ri!ayat sakit maag. *enderita dilahirkan secara normal.

    *enyakit seperti ini diderita untuk yang kesekian kalinya.

    III. PEMERIKSAAN

    Status Internus #*emeriksaan ?isik, 1< 2aret (1 *ukul 1(.&( =IB$9esadaran 5 E&2@)

    ekanan Darah 5 11(/'( mmg

     4adi 5

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    5/44

    I2 5 4ormo!eight #(,-

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    6/44

    *arosmia " "

     4. F ptiku s 9anan 9iri

    @isus

    ;ampus visi

    %nopsia

    emianopsia?undus Fculi

    *apil edema

    *apil atrofi

    *erdarahan retina

    /

    @.F.D

    "

    "

    "

    "

    "

    /

    @.F.0

    "

    "

    "

    "

    "

     4. Fcculomotorius, rochlearis, G

    %bducens

    9anan 9iri

    Diplopia

    ;elah mata

    *tosis

    0ikap bola mata

    0trabismus

    #"$

    EHophtalmus

    #"$Enophtalmus

    #"$

    Deviation conjugae

    erakan bola mata

    *upil

    Bentuk 

    Diameter 

    "

    "

    "

    "

    "

    "

    "Baik ke segala

    arah

    Bulat

    3 mm

    Isokor 

    C

    "

    "

    "

    "

    "

    "

    "Baik ke segala

    arah

    Bulat

    3 mm

    Isokor 

    C

    6

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    7/44

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    8/44

    Detik arloji

    es =eber 

    es 6inne

    "

    idak ada lateralisasi

    C

     4. @estibularis 9anan 9iri

     4istagmus

    @ertigo

    "

    "

    "

    "

     4. lossopharingeus dan 4. @agus 9anan 9iri

    %rcus pharingeus

    7vula

    angguan menelan

    0uara serak/sengau

    Denyut jantung

    6efleks

    2untah

    Batuk 

    Fkulokardiak 

    0inus karotikus

    0ensorik 

    1/3 belakang lidah

    0imetris

    Ditengah

    "

    "

    idak ada kelainan

    idak ada kelainan

    idak ada kelainan

    idak ada kelainan

    idak ada kelainan

    idak ada kelainan

     4. %ccessoriu s 9anan 9iri

    2engangkat bahu

    2emutar kepala

    idak ada kelainan

    idak ada kelainan

     4. ypoglossus 9anan 9iri

    2enjulurkan lidah

    ?asikulasi

    %trofi papil

    Disatria

    "

    "

    "

    "

    8

    0imetris

    "

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    9/44

    2FF6I9 

    :E4%4 9anan 9iri

    erakan

    9ekuatan

    onus

    6efleks fisiologis

    Biceps

    riceps

    6adius

    7lna

    6efleks patologis

    offman romner 

    :eri

    2eyer

    ;ukup

    )

     4ormal

     4ormal

     4ormal

     4ormal

     4ormal

    "

    idak ada kelainan

    idak ada kelainan

    ;ukup

    )

     4ormal

     4ormal

     4ormal

     4ormal

     4ormal

    "

    idak ada kelainan

    idak ada kelainan

    749%I 9anan 9iri

    erakan

    9ekuatan

    onus

    9lonus

    *aha

    9aki

    6efleks fisiologis

    9*6 %*6 

    6efleks patologis

    Babinsky

    ;haddock 

    Fppenheim

    ordon

    0chaeffer 

    6ossolimo

    ;ukup

    )

     4ormal

    #"$

    #"$

     4ormal

     4ormal

    "

    "

    "

    "

    "

    ;ukup

    )

     4ormal

    #"$

    #"$

     4ormal

     4ormal

    "

    "

    "

    "

    "

    9

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    10/44

    " "

    0E40F6I9 5 tidak ada kelainan

    ?740I @EE%I?

    2iksi 5 tidak ada kelainan

    Defekasi 5 tidak ada kelainan

    9F:724% @E6EB6%:I0

    9yphosis 5 tidak ada

    :ordosis 5 tidak ada

    ibbus 5 tidak ada

    Deformitas 5 tidak ada

    umor 5 tidak ada

    2eningocele 5 tidak ada

    ematoma 5 tidak ada

     4yeri ketok 5 tidak ada

    E8%:% 6%40%4 2E4I4E%:

    9aku kuduk 5 tidak ada

    9erniJ 5 tidak ada

    :asseJue 5 tidak ada

    Brudinsky

    " 4eck 5 tidak ada

    " ;heek 5 tidak ada

    " 0ymphisis 5 tidak ada

    " :eg I 5 tidak ada

    " :eg II 5 tidak ada

    %I D%4 9E0EI2B%4%4

    10

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    11/44

    ait 9eseimbangan dan 9oordinasi

    %taHia 5 tidak ada kelainan 6omberg 5 tidak ada kelainan

    emiplegic 5 tidak ada kelainan Dysmetri 5 tidak ada kelainan

    0cissor 5 tidak ada kelainan " jari"jari 5 tidak ada kelainan

    *ropulsion 5 tidak ada kelainan " jari hidung 5 tidak ada kelainan

    isteric 5 tidak ada kelainan " tumit"tumit 5 tidak ada kelainan

    :imping 5 tidak ada kelainan 6ebound phenomen 5 tidak ada kelainan

    0teppage 5 tidak ada kelainan Dysdiadochokinesis 5 tidak ada kelainan

    %stasia"%basia5 tidak ada kelainan runk %taHia 5 tidak ada kelainan

    :imb %taHia 5 tidak ada kelainan

    E6%9%4 %B4F62%:

    remor 5 tidak ada

    ;horea 5 tidak ada

    %thetosis 5 tidak ada

    Ballismus 5 tidak ada

    Dystoni 5 tidak ada

    2yocloni 5 tidak ada

    ?740I :776 

    %fasia motorik 5 tidak ada

    %fasia sensorik 5 tidak ada

    %praksia 5 tidak ada

    %grafia 5 tidak ada

    %leHia 5 tidak ada

    %fasia nominal 5 tidak ada

    :%BF6%F6I72

    D%6%

    idak diperiksa

    11

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    12/44

    76I4E

    idak diperiksa

    ?E0E0

    idak diperiksa

    :IK7F6 ;E6EB6F0*I4%:I0

    idak diperiksa

    *E2E6I90%%4 97070

    6ontgen horaks *% 5 tidak diperiksa

    6ontgen ;olumna @ertebralis 5 tidak diperiksa

    ; 0can 9epala 5 tidak diperiksa

    Elektroencephalografi 5 tidak diperiksa

    Electroneuromyografy 5 tidak diperiksa

    %rteriografi 5 tidak diperiksa

    *neumografi 5 tidak diperiksa

    I!. DIAGNOSIS

    Diagnosis 9linik 5 Epilepsi umum tonik"klonik 

    Diagnosis opik 5 9orteks 0erebri

    Diagnosis Etiologi 5 Idiopatik 

    Diagnosis menurut I:%E 1-

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    13/44

    B. ?armakologis

    "?enitoin kap H1((mg

    "9alium diklofenak kap H)( mg"Betahistin tab 3Hmg

    "Fmepraole kap H(mg

    !I. PROGNOSIS

    Kuo ad vitam 5 Bonam

    Kuo ad functionam 5 Dubia ad Bonam

    13

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    14/44

    BAB III

    TIN"AUAN PUSTAKA

    #.$ De%inisi

    #.$.$ De%inisi konse&tual$

    Epilepsi adalah kelainan otak yang ditandai dengan kecenderungan untuk 

    menimbulkan bangkitan epileptik yang terus menerus, dengan konsekuensi

    neurobiologis, kognitif, psikologis, dan sosial, dengan syarat terjadinya minimal 1

    kali bangkitan epileptik.

    Bangkitan epileptik adalah kondisi dimana terjadi tanda/gejala yang bersifat

    sesaat akibat aktivitas neuronal yang abnormal dan berlebihan di otak.#.$.# De%inisi o&erasional'&raktis$

    Epilepsi adalah suatu penyakit otak yang ditandai dengan kondisi/gejala

     berikut5

    " 2inimal terdapat bangkitan tanpa provokasi atau bangkitan refleks dengan

     jarak !aktu antar bangkitan pertama dan kedua lebih dari & jam.

    " 0atu bangkitan tanpa provokasi atau 1 bangkitan refleks dengan kemungkinan

    terjadinya bangkitan berulang dalam 1( tahun kedepan sama dengan #minimal

    ($ bila terdapat bangkitan tanpa provokasi/bangkitan refleks.

    " 0udah ditegakkan diagnosis sindrom epilepsi.Bangkitan refleks adalah bangkitan yang muncul akibat induksi oleh faktor 

     pencetus spesifik, seperti stimulasi visual, auditori, somatosensitif, dan

    somatomotor.

    #.# E&i(e)ioloi

    ingga 1 dari populasi umum menderita epilepsi aktif, dengan (")(

     pasien baru yang terdiagnosis per 1((.((( per tahunnya. *erkiraan angka

    kematian pertahun akibat epilepsi adalah per 1((.(((. 9ematian dapat

     berhubungan langsung dengan kejang, misalnya ketika terjadi serangkaian kejang

    yang tidak terkontrol, dan diantara serangan pasien tidak sadar, atau jika terjadi

    cedera akibat trauma. ?enomena kematian mendadak yang terjadi pada penderita

    epilepsi # sudden unexplained death in epilepsy$ diasumsikan berhubungan dengan

    aktivitas kejang dan kemungkinan besar karena disfungsi kardiorespirasi.

    *revalensi di negara sedang berkembang ditemukan lebih tinggi daripada

    negara maju. Dilaporkan prevalensi di negara maju berkisar antara &"' per 1(((

    orang dan )"'& per 1((( orang di negara sedang berkembang. *revalensi epilepsi

    14

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    15/44

     pada usia lanjut #+) tahun$ di negara maju diperkirakan sekitar +(,-, lebih

    tinggi dari dekade 1 dan kehidupan. *ada usia +') tahun prevalensi meningkat

    1,). 0ebaliknya prevalensi epilepsi di negara berkembang lebih tinggi pada usia

    dekade 1" dibandingkan pada usia lanjut. al ini disebabkan insiden yang rendah

    dan angka harapan hidup rata"rata di negara maju lebih tinggi. *revalensi lebih

    tinggi berdasarkan jenis kelamin di negara %sia, dilaporkan laki"laki sedikit lebih

    tinggi daripada !anita3.

    0eorang anak dapat me!arisi epilepsi dari kedua orang tua. 6isiko terkena

    epilepsi pada anak lebih tinggi jika ibu yang terkena epilepsi #,-L

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    16/44

    Bangkitan epilepsi disebabkan oleh kelainan/lesi struktural pada otak, misalnya

    cedera kepala, infeksi sistem saraf pusat, kelainan kongenital, lesi desak ruang,

    gangguan peredaran darah otak, toksik #alkohol, obat$, metabolik, kelainan

    neurodegeneratif.

    #.+. Faktor Resiko,

    1. ?aktor resiko untuk epilepsy meliputi5

    a. Bayi yang lahir kurang bulan.

     b. Bayi yang mengalami kejang pada satu bulan pertama setelah dilahirkan.

    c. Bayi yang lahir dengan struktur otak yang abnormal.

    d. *erdarahan didalam otak.

    e. *embuluh darah abnormal didalam otak.f. umor otak.

    g. Infeksi pada otak, abses meningitis atau ensefalitis.

    h. 0erebral palsy.

    . ?aktor yang dapat memicu terjadinya kejang yaitu5

    a. :upa minum obat

     b. 9urang tidur 

    c. 0akit #dengan atau tanpa demam$

    d. 0tress psikologi yang berat

    e. *enggunaan alcohol yang berat

    f. *enggunaan kokain atau ekstasi

    g. 9urangnya nutrisi seperti vitamin dan mineralh. 0iklus menstruasi

    #.-. Pato%isioloi

    Ftak terdiri dari sekian biliun sel neuron yang satu dengan lainnya saling

     berhubungan. ubungan antar neuron tersebut terjalin melalui impuls listrik 

    dengan bahan perantara kimia!i yang dikenal sebagai neurotransmiter. Dalam

    keadaan normal, lalu"lintas impuls antar neuron berlangsung dengan baik dan

    lancar. %pabila mekanisme yang mengatur lalu"lintas antar neuron menjadi kacau

    dikarenakan breaking system  pada otak terganggu maka neuron"neuron akan

     bereaksi secara abnormal. 4eurotransmiter yang berperan dalam mekanisme

     pengaturan ini adalah5

    1. lutamat, yang merupakan brain’s excitatory neurotransmitter 

    . %B% #amma %minobutyric %cid$, yang bersifat sebagai brain’s inhibitory

    neurotransmitter.

    16

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    17/44

    olongan neurotransmiter lain yang bersifat eksitatorik adalah aspartat dan

    asetil kolin, sedangkan yang bersifat inhibitorik lainnya adalah noradrenalin,

    dopamine, serotonin #)$ dan peptida. 4eurotransmiter ini hubungannya

    dengan epilepsi belum jelas dan masih perlu penelitian lebih lanjut-,1(.

     Epileptic seizure apapun jenisnya selalu disebabkan oleh transmisi impuls di

    area otak yang tidak mengikuti pola yang normal, sehingga terjadilah apa yang

    disebut sinkronisasi dari impuls. 0inkronisasi ini dapat mengenai pada

    sekelompok kecil neuron atau kelompok neuron yang lebih besar atau bahkan

    meliputi seluruh neuron di otak secara serentak. :okasi yang berbeda dari

    kelompok neuron yang ikut terkena dalam proses sinkronisasi inilah yang secara

    klinik menimbulkan manifestasi yang berbeda dari jenis " jenis serangan

    epilepsi. 0ecara teoritis faktor yang menyebabkan hal ini yaitu5

    1. 9eadaaan dimana fungsi neuron penghambat #inhibitorik$ kerjanya kurang

    optimal sehingga terjadi pelepasan impuls epileptik secara berlebihan,

    disebabkan konsentrasi %B% yang kurang. *ada penderita epilepsi ternyata

    memang mengandung konsentrasi %B% yang rendah di otaknya #lobus

    oksipitalis$11,1. ambatan oleh %B% ini dalam bentuk inhibisi potensial post

    sinaptik.. 9eadaan dimana fungsi neuron eksitatorik berlebihan sehingga terjadi

     pelepasan impuls epileptik yang berlebihan. Disini fungsi neuron

     penghambat normal tapi sistem pencetus impuls #eksitatorik$ yang terlalu

    kuat. 9eadaan ini ditimbulkan oleh meningkatnya konsentrasi glutamat di

    otak. *ada penderita epilepsi didapatkan peningkatan kadar glutamat pada

     berbagai tempat di otak -,1(

    .3. *ada dasarnya otak yang normal itu sendiri juga mempunyai potensi untuk 

    mengadakan pelepasan abnormal impuls epileptik.

    0ehingga dapat disimpulkan bah!a untuk timbulnya kejang sebenarnya ada

    tiga kejadian yang saling terkait 5

    1. *erlu adanya M pacemaker cellsN yaitu kemampuan intrinsic dari sel untuk 

    menimbulkan bangkitan.

    . ilangnya M postsynaptic inhibitory controleN sel neuron.3. *erlunya sinkronisasi dari Mepileptic dischargeN yang timbul-,1(.

    17

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    18/44

    %rea di otak dimana ditemukan sekelompok sel neuron yang abnormal,

     bermuatan listrik berlebihan dan hipersinkron dikenal sebagai fokus

    epileptogenesis #fokus pembangkit serangan kejang$. ?okus epileptogenesis dari

    sekelompok neuron akan mempengaruhi neuron sekitarnya untuk bersama dan

    serentak dalam !aktu sesaat menimbulkan serangan kejang.

    Berbagai macam kelainan atau penyakit di otak #lesi serebral, trauma otak,

    stroke, kelainan herediter dan lain"lain$ sebagai fokus epileptogenesis dapat

    terganggu fungsi neuronnya #eksitasi berlebihan dan inhibisi yang kurang$ dan

    akan menimbulkan kejang bila ada rangsangan pencetus seperti hipertermia,

    hipoksia, hipoglikemia, hiponatremia, stimulus sensorik dan lain"lain.

    0erangan epilepsi dimulai dengan meluasnya depolarisasi impuls dari fokus

    epileptogenesis, mula"mula ke neuron sekitarnya lalu ke hemisfer sebelahnya,

    subkortek, thalamus, batang otak dan seterusnya. 9emudian untuk bersama"sama

    dan serentak dalam !aktu sesaat menimbulkan serangan kejang. 0etelah

    meluasnya eksitasi selesai dimulailah proses inhibisi di korteks serebri, thalamus

    dan ganglia basalis yang secara intermiten menghambat discharge  epileptiknya.

    *ada gambaran EE dapat terlihat sebagai perubahan dari  polyspike menjadi

     spike and wave yang makin lama makin lambat dan akhirnya berhenti. Dulu

    dianggap berhentinya serangan sebagai akibat terjadinya exhaustion  neuron.

    #karena kehabisan glukosa dan tertimbunnya asam laktat$. 4amun ternyata

    serangan epilepsi bisa terhenti tanpa terjadinya neuronal exhaustion. *ada

    keadaan tertentu #hipoglikemia otak, hipoksia otak, asidosis metabolik$

    depolarisasi impuls dapat berlanjut terus sehingga menimbulkan aktivitas

    serangan yang berkepanjangan disebut status epileptikus13.

    18

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    19/44

    ambar 1. *atofisiologi Epilepsi

    #.. Patoloi

    ejala"gejala serangan epilepsi sebagian timbul sesudah otak mengalami

    gangguan, sedangkan beratnya serangan epilepsi tergantung dari lokasi dan

    keadaan patologi. :esi pada otak tengah, talamus, dan korteks serebri

    kemungkinan besar bersifat epileptogenik, sedangkan lesi pada serebelum dan

     batang otak biasanya tidak mengakibatkan serangan epilepsi.

    *ada tingkat membran sel, neuron epileptik ditandai oleh fenomena

     biokimia tertentu, yaitu5

    1. 9etidakstabilan membran sel saraf sehingga sel lebih mudah diaktifkan.

    . 4euron hipersensitif dengan ambang yang menurun, sehingga mudah terangsang

    secara berturut"turut.

    19

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    20/44

    3. 2ungkin terjadi polarisasi yang abnormal #polarisasi berlebihan, hiperpolarisasi

    atau terhentinya polarisasi$.

    &. 9etidakseimbangan ion yang mengubah lingkungan kimia dari neuron. *ada

    !aktu terjadi serangan keseimbangan elektrolit pada tingkat neuronal mengalami

     perubahan. 9etidakseimbangan ini akan menyebabkan neuron mengalami

    depolarisasi.

    *erubahan"perubahan metabolisme terjadi selama serangan dan segera

    sesudah serangan. *erubahan ini disebabkan oleh peningkatan kebutuhan energi

    akibat hiperaktivitas neuron. 9ebutuhan metabolisme juga meningkat secara

    drastis selama serangan kejang. %liran elektris yang dikeluarkan oleh sel"sel saraf motoris dapat meningkat sampai 1((( per detik. %liran darah serebral meningkat,

    demikian juga pernapasan dan glikolisis jaringan. 0elama dan sesudah serangan

    cairan serebrospinal mengandung asetilkolin, sedangkan kadar asam glutamat

    mungkin menurun selama serangan. Bukti histopatologis mendukung hipotesis

     bah!a lesi sesungguhnya bersifat neurokimia, bukan struktural. idak ada satu

    faktor patologis tetap yang ditemukan1&.

    #.. Klasi%ikasi

    %da dua klasifikasi epilepsi yang direkomendasikan oleh I:%E yaitu pada

    tahun 1-

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    21/44

    1$ *arsial sederhana yang menjadi umum

    $ *arsial kompleks menjadi umum

    3$ *arsial sederhana menjadi parsial kompleks lalu menjadi umum

      . Bangkitan umum

      a.  Absence #:ena$

    1$ ipikal lena

    $ %tipikal lena

      b. 2ioklonik 

      c. 9lonik 

      d. onik 

      e. %tonik #%statik$

      f. onik"klonik 

      3. 0erangan yang tidak terklasifikasi #sehubungan dengan data yang kurang

    lengkap$.

      9lasifikasi I:%E tahun 1-

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    22/44

    $ 0indrom dengan bangkitan yang dipresipitasi oleh suatu rangsangan

    #kurang tidur, alkohol, obat"obatan, hiperventilasi, refleks epilepsi,

    stimulasi fungsi kortikal tinggi, membaca$

    a$ Epilepsi lobus temporal

     b$ Epilepsi lobus frontal

    c$ Epilepsi lobus parital

    d$ Epilepsi lobus oksipital

    . Epilepsi 7mum

      a. Idiopatik #sindrom epilepsi berurutan sesuai usia a!itan$

    1$ 9ejang neonatus familial benigna

    $ 9ejang neonatus benigna3$ 9ejang epilepsi mioklonik pada bayi

    &$ Epilepsi lena pada anak 

    )$ Epilepsi lena pada remaja

    $ Epilepsi mioklonik pada remaja

    '$ Epilepsi dengan bangkitan umum tonik"klonik pada saat

    terjaga

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    23/44

    e. Epilepsi yang tidak termasuk dalam klasifikasi di atas

      &. 0indrom khusus

    a. Bangkitan yang berkaitan dengan situasi tertentu

    1$9ejang demam

    $Bangkitan kejang/status epileptikus yang timbul hanya sekali isolated 

    3$Bangkitan yang hanya terjadi bila terdapat kejadian metabolik akut,

    atau toksik, alkohol, obat"obatan, eklamsia, hiperglikemia nonketotik 

    &$Bangkitan berkaitan dengan pencetus spesifik #epilepsi reflektorik$

      Diagnosis pasti epilepsi adalah dengan menyaksikan secara langsung

    terjadinya serangan, namun serangan epilepsi jarang bisa disaksikan langsung

    oleh dokter, sehingga diagnosis epilepsi hampir selalu dibuat berdasarkan

    alloanamnesis. 0atu"satunya pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan

    diagnosis penderita epilepsi adalah rekaman elektroensefalografi #EE$.

    #./. Mani%estasi Klinis$/0$,0$1

    1. Bangkitan 7mum

    a. rand mal #*erancis penyakit besar$ atau bangkitan onik"

    klonik Ogeneralied

    9ejang ini merupakan bentuk kejang yang paling banyak terjadi.

    Bercirikan kejang kaku bersamaan dengan kejutan"kejutan

    ritmis dari anggota badan dan hilangnya untuk sementara

    kesadaran dan tonus. erdiri atas 3 faseP fase tonik, fase klonik 

    dan fase pasca kejang. ?ase tonis ini berlangsung kira"kira 1

    menit untuk kemudian disusul oleh fase klonis dengan kejang"

    kejang dari kaki"tangan, rahang dan muka. :amanya serangan

     berkisar antara 1 dan menit yang disusul dengan keadaan pingsan selama beberapa menit dan kemudian sadar kembali

    dengan perasaan kacau serta depresi.

    23

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    24/44

    ambar. 2anifestasi 9linis onik"9lonik 

     b. Bangkitan lena #petit mal/absence$

    9ejang ini termasuk jenis yang jarang. Bangkitan lena terjadi

    secara mendadak dan juga menghilang secara mendadak #1("&)

    detik$. Berupa kesadaran menurun sementara, namun kendali

    atas postur tubuh masih baik #penderita tidak jatuh$P biasanya

    disertai automatisme #gerakan"gerakan berulang$, keadaan

    termangu"mangu #pikiran kosong$, mendadak berhenti bergerak.

    erjadi pada masa kanak"kanak #&"< tahun$. 6emisi spontan ("

    '( pasien pada masa remaja.

    ambar 3. 2anifestasi Bangkitan :ena

    24

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    25/44

    c. Bangkitan lena yang tidak khas #bangkitan lena atipikal$

    2anifestasi klinisnya berupa perubahan postural terjadi lebih

    lambat dan lebih lama, biasanya disertai retardasi mental.

    d. Bangkitan mioklonik #bangkitan klonik$

    Berupa kontraksi otot sebagian/seluruh tubuh yang terjadi secara

    cepat dan mendadak. Bercirikan kontraksi otot"otot simetris dan

    sinkron yang tak ritmis dari terutama bahu dan tangan #tidak 

    dari muka$. %dakalanya berlangsung dengan jangka !aktu

    singkat sekali, kurang dari satu detik.

    e. Bangkitan atonik

    iba"tiba kehilangan tonus otot postural sehingga seringkali jatuh tiba"tiba. 0ering terjadi pada anak"anak.

    . Bangkitan parsial/fokal

    a. Bangkitan parsial sederhana

    Dapat menyebabkan gejala"gejala motorik, sensorik, otonom

    dan psikis tergantung korteks serebri yang teraktivasi, namun

    kesadaran tidak tergangguP penyebaran cetusan listrik abnormal

    minimal, penderita masih sadar.

     b. Bangkitan parsial kompleks #epilepsi lobus temporalis$

    *enyebaran cetusan listrik yang abnormal lebih

     banyak.Biasanya terjadi dari lobus temporal karena lobus ini

    rentan terhadap hipoksia/infeksi.;irinya ada tanda

     peringatan/NauraN yang disertai oleh perubahan kesadaranP

    diikuti oleh MautomatismeN, yakni gerakan otomatis yang tidak 

    disadari seperti menjilat bibir, menelan, menggaruk, berjalan,

    yang biasanya berlangsung selama 3("1( detik. 9emudian,

     biasanya pasien kembali normal yang disertai kelelahan selama beberapa jam.

    c. Bangkitan parsial yang berkembang menjadi bangkitan umum

    Biasanya terjadi pada bangkitan parsial sederhana.

    3. Bangkitan lainnya

    a. 9ejang demam

     b. 0tatus epileptikus

    25

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    26/44

    #.,. Dianosis Ban(in#2

    abel 1. Diagnosis Banding

    9ejang epileptik 0yncope 4on epileptik  

    disorder 

    %ritmia

    cardiac

    0erangan

     panik 

    6i!ayat penyakit

    dahulu5rauma kepala,

    alkohol,

    ketergantungan

    obat, kejang

    demam yang

     berkepanjangan,

    meningitis,

    encephalitis,

    stroke, ri!ayat

    keluarga #C$

    2enggunakan

    obat antihipertensiatau antidepresan

    =anita #351$

    %daketergantungan

    seksual dan

    fisik 

    *enyakit

     jantungkongenital

    %nsietas

    ?aktor *encetus

    saat serangan5

    9urang tidur 

    *utus alkohol

    0timulasi fotik 

    *erubahan posisi

    *rosedur medis

    Berdiri lama

    erakan leher  

    #carotis

     baroreseptor$

    0tress

    Distress sosial

    Flahraga 0ituasi

    sosial

    9arakteristik 

    klinis menjelang

    serangan5

    0treotipi,

     paroksismal

    #detik$, bisa

    disertai aura

    :ightheadedness

    ejala visual

    elap, kabur 

    ejala a!al

    tidak khas

    *alpitasi 9etakutan

    *erasaan

    tidak 

    realistis

    0ulit

     bernafas,

    kesemutan

    9arakteristik 

    klinis pada saat

    *ucat

    Bisa disertai kaku

    2irip dengan

    kejang

    *ucat

    Bisa

    %gitasi

     4afas cepat

    26

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    27/44

    serangan5

    erakan5 tonuk 

    diikuti dengan

    gerakan jerking

    yang ritmis

    erakan

    otomatism

    ;yanosis

    Bisa terjadi

    dimanapun dan

    kapanpun

    dan menghentak"

    hentak sebentar 

    epileptik, tetapi

    gerakan lengan

    tidak beraturan,

     pengangkatan

     pelvis, kadang

    tidak bergerak 

    sama sekali.

    disertai

    kaku dan

    menghenta

    k"hentak 

    sebentar 

    9aku pada

    tangan

    #carpopedal 

     spasm

    ejala sisa

    setelah serangan5

    2engantuk 

    :idah tergigit

     4yeri anggota

    gerak 

    Defisit

    neurologis fokal

    #todds paralisis$

    :esu :esu

    #.+ DIAGNOSIS

    #.+.$ Ana)nesis#$

    :angkah a!al adalah menentukan apakah ini serangan kejang atau bukan

    dengan melakukan !a!ancara baik dengan pasien, orangtua atau orang yang

    mera!at dan saksi mata saat serangan kejang itu terjadi. Beberapa pertanyaan

     perlu diajukan untuk menggambarkan kejadian sebelum, selama, dan sesudah

    serangan kejang itu berlangsung adalah sebagai berikut5

    1. 9apan pasien mengalami serangan kejang yang pertama kali selama iniQ

    7sia serangan dapat memberikan gambaran klasifikasi dan penyebab kejang.

    0erangan kejang yang dimulai pada neonatus biasanya disebabkan oleh gangguan

     pada masa perinatal, kelainan metabolik, dan malformasi kongenital. 0erangan

    kejang umum cenderung muncul pada usia anak"anak dan remaja. 0erangan

    27

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    28/44

    kejang pada usia sekitar '( tahun keatas biasanya disebabkan karena kelainan

     patologis di otak seperti stroke atau tumor otak.

    . %pakah pasien mengalami semacam peringatan atau perasaan tidak enak 

     pada !aktu serangan atau sebelum serangan kejang terjadiQ

    ejala peringatan yang dirasakan pasien menjelang serangan kejang muncul

    disebut dengan aura. 0ebagian aura  dapat membantu dimana letak lokasi

    serangan kejang di otak. *asien dengan epilepsi lobus temporalis dilaporkan

    adanya d$%& vu. %danya gangguan penglihatan sementara mungkin dialami oleh

     pasien dengan epilepsi lobus oksipitalis. *ada serangan kejang umum bisa tidak 

    didahului dengan aura. al ini disebabkan karena adanya gangguan pada kedua

    hemisfer. 8ika aura  dilaporkan oleh pasien sebelum serangan kejang umum,

    sebaiknya dicari sumber fokus yang patologis.

    3. %pa yang terjadi selama serangan kejang berlangsungQ

    Bila pasien bukan dengan serangan kejang sederhana yang kesadaran masih baik 

    tentu pasien tidak dapat menja!ab pertanyaan ini, oleh karena itu !a!ancara

    dilakukan dengan saksi mata yang mengetahui serangan kejang berlangsung.

    %pakah ada deviasi mata dan kepala kesatu sisiQ %pakah pada a!al serangan

    kejang terdapat gejala aktivitas motorik yang dimulai dari satu sisi tubuhQ %pakah

     pasien dapat berbicara selama serangan kejang berlangsungQ %pakah mata

     berkedip berlebihan pada serangan kejang terjadiQ %pakah ada gerakan

    automatism pada satu sisiQ %pakah ada sikap tertentu pada anggota gerak tubuhQ

    %pakah lidah tergigitQ %pakah pasien mengompolQ 0erangan kejang yang berasal

    dari lobus frontalis mungkin dapat menyebabkan kepala dan mata deviasi kearah

    kontralateral lesi. 0erangan kejang yang berasal dari lobus temporalis sering

    tampak gerakan mengecapkan bibir dan atau gerakan mengunyah. *ada serangan

    kejang dari lobus oksipitalis dapat menimbulkan gerakan mata berkedip yang

     berlebihan dan gangguan penglihatan. :idah tergigit dan inkontinensia urin

    kebanyakan dijumpai dengan serangan kejang umum meskipun dapat dijumpai

     pada serangan kejang parsial kompleks.

    &. %pakah yang terjadi segera sesudah serangan kejang berlangsungQ

    28

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    29/44

    *eriode sesudah serangan kejang berlangsung dikenal dengan istilah  post ictal 

     period . 0etelah mengalami serangan kejang umum tonik klonik pasien biasanya

    tertidur. *eriode disorientasi dan kesadaran yang menurun terhadap sekelilingnya

     biasanya sesudah mengalami serangan kejang parsial kompleks. emiparese atau

    hemiplegi sesudah serangan kejang disebut 'odd’s aralysis  yang

    menggambarkan adanya fokus patologis di otak. %fasia tanpa disertai gangguan

    kesadaran menggambarkan adanya gangguan berbahasa di hemisfer dominan.

    *ada absence khas tidak ada gangguan disorientasi setelah serangan kejang.

    ). 9apan kejang berlangsung selama siklus & jam sehariQ

    0erangan kejang tonik klonik dan mioklonik banyak dijumpai biasanya pada

    !aktu terjaga dan pagi hari. 0erangan kejang lobus temporalis dapat terjadi setiap

    !aktu, sedangkan serangan kejang lobus frontalis biasanya muncul pada !aktu

    malam hari.

    . %pakah ada faktor pencetusQ

    0erangan kejang dapat dicetuskan oleh karena kurang tidur, cahaya yang berkedip,

    menstruasi, faktor makan dan minum yang tidak teratur, konsumsi alkohol,

    ketidakpatuhan minum obat, stress emosional, panas, kelelahan fisik dan mental,

    suara suara tertentu, drug abuse) reading * eating epilepsy.

    '. Bagaimana frekuensi serangan kejangQ

    2engetahui frekuensi serangan kejang dapat membantu mengetahui respon

     pengobatan bila sudah mendapat obat"obatan anti kejang .

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    30/44

    *ertanyaan ini penting mengingat pasien yang mengalami luka ditubuh akibat

    serangan kejang ada yang dia!ali dengan aura tetapi tidak ada cukup !aktu untuk 

    mencegah supaya tidak menimbulkan luka ditubuh akibat serangan kejang atau

    mungkin ada aura, sehingga dalam hal ini informasi tersebut dapat dipersiapkan

    untuk mengurangi bahaya terjadinya luka.

    11. %pakah sebelumnya pasien pernah datang ke unit ga!at daruratQ

    Dengan mengetahui gambaran pasien yang pernah datang ke unit ga!at darurat

    dapat mengidentifikasi derajat beratnya serangan kejang yang mungkin

    disebabkan oleh karena kurangnya pera!atan pasien, ketidakpatuhan minum obat,

    ada perubahan minum obat, dan penyakit lain yang menyertai.

    a. Ri3a4at )e(ik (a5ulu

    6i!ayat medik dahulu dapat memberikan informasi yang berguna dalam

    menentukan etiologinya, lokasi yang berkaitan dengan serangan kejang, dan

     pengetahuan tentang lesi yang mendasari dapat membantu untuk pengobatan

    selanjutnya.

    1$ %pakah pasien lahir normal dengan kehamilan genap bulan

    maupun proses persalinannyaQ

    $ %pakah pasien setelah lahir mengalami asfiksia atau respiratory

    distress+

    3$ %pakah tumbuh kembangnya normal sesuai usiaQ

    &$ %pakah ada ri!ayat kejang demamQ 6isiko terjadinya epilepsi

    sesudah serangan kejang demam sederhana sekitar dan serangan kejang

    demam kompleks 13 .

    )$ %pakah ada ri!ayat infeksi susunan saraf pusat seperti

    meningitis, ensefalitis, atau penyakit infeksi lainnya seperti sepsis, pneumonia

    yang disertai serangan kejangQ

    $ %pakah ada ri!ayat trauma kepala seperti fraktur depresi kepala,

     perdarahan intra serebral, kesadaran menurun dan amnesia yang lamaQ

    '$ %pakah ada ri!ayat tumor otakQ

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    31/44

    %da beberapa aspek sosial yang langsung dapat mempengaruhi pasien epilepsi

    yang dapat diketahui melalui pertanyaan berikut5

    1$%pa latar belakang pendidikan pasienQ

    $ingkat pendidikan pasien epilepsi mungkin dapat menggambarkan bagaimana

    sebaiknya pasien tersebut dikelola dengan baik dan dapat membantu mengetahui

    tingkat dukungan masyarakat terhadap pasien.

    3$%pakah pasien bekerja dan apa jenis pekerjaannyaQ

    &$*asien epilepsi yang serangan kejangnya terkendali dengan baik dapat hidup

    secara normal dan produktif. 9ebanyakan pasien dapat bekerja paruh !aktu atau

     penuh !aktu. etapi bila serangan kejangnya tidak terkendali dengan baik untuk 

    memperoleh dan menjalankan pekerjaan adalah merupakan suatu tantangan

    tersendiri.

    )$%pakah pasien mengemudikan kendaraan bermotorQ

    $*asien dengan epilepsi yang serangan kejangnya tidak terkontrol serta ada

    gangguan kesadaran sebaiknya tidak mengemudikan kendaraan bermotor.

    '$%pakah pasien menggunakan kontrasepsi oral dan merencanakan kehamilan pada

    !aktu yang akan datangQ

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    32/44

    Bila pasien sebelumnya sudah minum obat"obatan seperti antiepilepsi, perlu

    dibedakan apakah ini suatu efek samping dari gastrointestinal atau efek reaksi

    hipersensitif. Bila terdapat semacam rash  perlu dibedakan apakah disebabkan

    karena efek fotosensitif karena eksposur dari sinar matahari atau karena efek 

    hipersensitif yang sifatnya lebih luas.

    e. Ri3a4at &eno6atan

    %pabila pasien sebelumnya sudah minum obat"obatan antiepilepsi, perlu

    ditanyakan bagaimana kemanjuran obat tersebut, berapa kali diminum sehari, dan

     berapa lama sudah diminum selama ini, berapa dosisnya, ada atau tidak efek 

    sampingnya.

    %. Ri3a4at &e)eriksaan &enun8an lain

    7ntuk mengetahui apakah pasien pernah melakukan pemeriksaan penunjang

    seperti elektroensefalografi, ; 0can kepala atau 26I.

    #.+.# Pe)eriksaan Fisik ##

    $. Pe)eriksaan %isik u)u)

    7ntuk mencari tanda"tanda gangguan yang berkaitan dengan epilepsi, misalnya5

    a. rauma kepala

     b. anda"tanda infeksi

    c. 9elainan congenital

    d. 9ecanduan alcohol atau napa

    e. 9elainan pada kulit #neurofakomatosis$

    f. anda"tanda keganasan.

    #. Pe)eriksaan neurolois

    7ntuk mencari tanda"tanda defisit neurologis fokal atau difus yang dapat

     berhubungan dengan epilepsi. 8ika dilakukan dalam beberapa menit setelah

     bangkitan, maka akan tampak pascabangkitan terutama tanda fokal yang tidak 

     jarang dapat menjadi petunjuk lokalisasi, seperti5

    a. *aresis odd

    32

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    33/44

     b. angguan kesadaran pasca iktal

    c. %fasia pasca iktal

    #.+.*. Pe)eriksaan Penun8an

    *emeriksaan pasien dengan kecurigaan epilepsi bertujuan untuk 

    mengkonfirmasi atau mendukung diagnosis klinis, mengklasifikasi sindrom

    epilepsi, dan menetapkan penyebab. Dua tujuan pertama didapatkan dengan

     pemeriksaan elektroensefalografi #EE$, terutama pada anak. %kan tetapi sering

    terjadi positif palsu dan negatif palsu pada EE sehingga kelainan minor terdapat

     pada populasi normal dan banyak pasien epilepsi menunjukkan rekaman EEnormal pada rekaman EE interiktal. 9etepatan EE dapat dipertajam dengan

    memperpanjang !aktu perekaman, terutama saat setelah pasien kurang tidur.

    7ntuk mencari penyebab, dilakukan pemeriksaan darah rutin, misalnya

    glukosa serum dan kalsium. *emeriksaan yang lebih penting adalah pencitraan

    otak. *encitraan ini dilakukan terutama pada epilepsi onset lambat #usia lanjut$,

    serangan parsial, dengan atau tanpa kelainan neurologis fokal dan kelainan EE,

    dengan menggunakan ; atau 26I.3

    #.- PENATALAKSANAAN#+

    0ebelum menentukan terapi obat antiepilepsi #F%E$ perlu diperhatikan

     berapa besar kemungkinan terjadi bangkitan berulang, konsekuensi psikososial,

    masalah pekerjaan, atau keadaan fisik akibat selanjutnya dan pertimbangan

    untung rugi antara pengobatan dan efek samping yang ditimbulkan. ujuan terapi

    epilepsi adalah mengupayakan penyandang epilepsi dapat hidup normal dan

    tercapainya kualitas hidup optimal yang sesuai dengan perjalanan penyakit dan

    disabilitas fisik maupun mental yang dimilikinya. 7ntuk itu, perlu dilakukan

     beberapa upaya yaitu menghentikan bangkitan, mengurangi frekuensi bangkitan

    tanpa efek samping/efek samping yang minimal, menurunkan angka kesakitan dan

    kematian.

    #.-.$ Tera&i %ar)akolois

    erapi dimulai dengan monoterapi dengan F%E pilihan yang sesuai dengan

     jenis bangkitan dan jenis sindrom epilepsi. *emberian obat dimulai dari dosis

    rendah dan dinaikkan bertahap sampai dosis efektif tercapai atau timbul efek 

    samping. *emilihan F%E didasarkan atas jenis bangkitan epilepsi, jenis sindrom

    33

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    34/44

    epilepsi, dosis F%E, efek samping F%E, profil farmakologis, interaksi antar 

    F%E.*rinsip terapi farmakologi5 

    1. F%E mulai diberikan bila5

    a. Diagnosis epilepsi telah ditentukan

    6. 0etelah pasien atau keluarganya menerima penjelasan tujuan

     pengobatan

    7. *asien dan keluarganya telah diberitahu tentang kemungkinan

    efek samping yang timbul

    1. erapi dimulai dengan monoterapi, menggunakan F%E pilihan sesuai

    dengan jenis bangkitan dan sindrom epilepsi.

    . *emberian obat dimulai dengan dosis rendah dan dinaikkan bertahap

    sampai dosis efektif tercapai atau timbul efek samping, kadar obat

     plasma ditentukan bila bangkitan tidak terkontrol dengan dosis efektif.

    3. Bila dengan penggunaan dosis maksimum obat pertama tidak dapat

    mengontrol bangkitan, maka perlu ditambahkan F%E kedua. Bila

    F%E telah mencapai kadar terapi, maka F%E pertama diturunkan

     bertahap perlahan"lahan

    &. *enambahan obat ketiga baru dilakukan setelah terbukti bangkitan

    tidak dapat diatasi dengan penggunaan dosis maksimal kedua F%E

     pertama.

    *emilihan F%E didasarkan atas jenis bangkitan epilepsi, efek samping F%E,

    interaksi antarobat epilepsi. 

    abel . *emilihan F%E berdasarkan jenis bangkitan

    8enis

    Bangkitan

    F%E :ini

    *ertama

    F%E :ini

    9edua

    F%E :ain yang

    dapat

    dipertimbangkan

    F%E yang

    sebaiknya

    dihindari

    Bangkitan

    umum tonik 

    klonik 

    0odium

    @alproate

    :amotrigine

    opiramate

    ;arbamaepine

    ;lobaam

    :evetiracetam

    FHcarbaepine

    ;lonaepam

    *henobarbital

    *henytoin

    %cetaolamide

    Bangkitan

    lena

    0odium

    @alproate

    ;lobaam

    opiramate

    ;arbamaepine

    abapentin

    34

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    35/44

    :amotrigine FHcarbaepineBangkitan

    mioklonik 

    0odium

    @alproate

    opiramate

    ;lobaam

    opiramate

    :evetiracetam

    :amotrigine

    *iracetam

    ;arbamaepine

    abapentin

    FHcarbaepine

    Bangkitan

    tonik 

    0odium

    @alproate

    :amotrigine

    ;lobaam

    :evetiracetam

    opiramate

    *henobarbital

    *henytoin

    ;arbamaepine

    FHcarbaepine

    Bangkitan

    atonik 

    0odium

    @alproate

    :amotrigine

    ;lobaam

    :evetiracetam

    opiramate

    *henobarbital

    %cetaolamide

    ;arbamaepine

    FHcarbaepine

    *henytoinBangkitan

    fokal

    dengan/tanpa

    umum

    sekunder 

    ;arbamaepine

    FHcarbaepine

    0odium

    @alproate

    opiramate

    :amotrigine

    ;lobaam

    abapentin

    :evetiracetam

    *henytoin

    iagabine

    ;lonaepam

    *henobarbital

    %cetaolamide

    abel.3 Dosis obat anti epilepsi untuk orang de!asa

    O6at Dosis A3al

    9)'5ari:

    Dosis

    Ru)atan

    9)'5ari:

    "u)la5 Dosis

    Per Hari

    ;aktu Paru5

    Plas)a

    9"a):

    ;aktu

    Ter7a&ain4

    Stea(4 State

    9Hari:

    ;arbamaepine &(("(( &(("1(( "3H 1)"3) "'*henytoin (("3(( (("&(( 1"H 1("

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    36/44

    O6at E%ek Sa)&in

    Terkait Dosis I(iosinkrasi

    ;arbamaepine Diplopia, diiness, nyeri kepala, mual,

    mengantuk, netropenia, hiponatremia

    6uam morbiliform, agranulositosis,

    anemia aplastik, hepatotoksik, 008,

    teratogenik *henytoin 4istagmus, ataksia, mual, muntah,

    hipertropi gusi, depresi, mengantuk,

     paradoHical increase in seiure, anemia

    megaloblastik 

    8era!at, coarse facies, hirsutism, lupus

    like syndrome, ruam, 008, Dupuytrens

    contracture, hepatotoksik, teratogenik 

    %sam valproat remor, berat badan naik, dyspepsia,

    mual, muntah, kebotakan, teratogenik 

    *ankreatitis akut, hepatotoksik,

    trombositopenia, ensefalopati, udem

     perifer *henobarbital 9elelahan, restlegless, depresi,

    insomnia #anak$, distracatibility #anak$,

    hiperkinesia #anak$, irritability #anak$

    6uam makulopapular, eksfoliasi, 4E,

    hepatotoksik, arthritic changes,

    Dupuytrens contracture, teratogenik ;lonaepam 9elelahan, sedasi, mengantuk,

    diiness, agresi #anak$, hiperkinesia

    #anak$

    6uam, trombositopenia

    abel.) 9eefektifan F%E sebagai monoterapi

    OAE Bangkitan fokal

    Bangkitan umum

    sekunder

    Bangkitan tonik-

    klonik

    Bangkitan lena

    Bangkitan

    mioklonik!en"toin A A # - -#ar$ama%e&ine A A # - -'al&roi( a(id B B # A )!eno$ar$ital # # #*a$a&entin # # )+,amotrigine # # # A o&iramate # # # )+.onisamide A A,e/etira(etam A A )+

    O(ar$a%e&ine # # # - -#lona%e&am ) - - - -

    9eterangan5

    %5 Efektif sebagai monoterapi

    B5 0angat mungkin efektif sebagai monoterapi

    ;5 2ungkin efektif sebagai monoterapi

    D5 Berpotensi untuk efektif sebagai monoterapi

    36

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    37/44

    7ntuk menghentikan pemberian F%E pada penderita yang sudah lama

    mengkonsumsi F%E ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.

    $. 0yarat umum untuk menghentikan pemberian F%E adalah sebagai berikut5

    a. *enghentian F%E dapat didiskusikan dengan pasien atau

    keluarganya setelah bebas bangkitan selama minimal tahun

    6. ambaran EE normal

    7. arus dilakukan secara bertahap, umumnya ) dosis semula,

    setiap bulan dalam jangka !aktu 3" bulan.

    (. *enghentian dimulai dari satu F%E yang bukan utama.

    #. 9ekambuhan setelah penghentian F%E lebih besar kemungkinannya pada

    keadaan sebagai berikut5

    a. 0emakin tua usia

    6. Epilepsi simtomatik 

    7. ambaran EE abnormal

    (. 0emakin lama adanya bangkitan sebelum dapat dikendalikan

    e. ergantung bentuk sindrom epilepsi yang diderita

    %. *enggunaan lebih dari satu F%E

    . 2asih mendapatkan satu atau lebih bangkitan setelah memulai terapi

    5. 2endapat terapi 1( tahun atau lebih

    *. 9emungkinan untuk kambuh lebih kecil pada pasien yang telah bebas dari

     bangkitan selama 3") tahun, atau lebih dari ) tahun. Bila bangkitan timbul

    kembali maka gunakan dosis efektif terakhir #sebelum pengurangan dosis

    F%E$, kemudian dievaluasi kembali.

    #.-.# Tera&i non

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    38/44

    .  eep /rain 0timulation

    3. Diet 9etogenik 

    &. Intervensi *sikologi6elaksasi, behavioral cognitive therapy, dan bio,eedback .

    #. PROGNOSIS

    Enam tahun setelah ditegakkan diagnosis, &( pasien akan telah mengalami

    keadaan bebas kejang selama ) tahun. *rognosis yang relatif buruk dikaitkan

    dengan kombinasi antara  grand mal   dengan jenis kejang yang lain, epilepsi

    traumatika, kumpulan episode, tanda"tanda fisik, dan retardasi mental. 7paya

    menghentikan pengobatan pada pasien yang bebas gejala harus dipertimbangkan

    secara individual).

    BAB I!

    ANALISIS KASUS

    *enderita datang dengan keluhan utama mengalami kejang yang semakin sering

    dan semakin lama. %da beberapa gerakan atau kondisi yang menyerupai kejang

    epileptic, seperti pingsan #0yncope$, non epileptik attack disorder, aritmia cardiac,

    dan serangan panik . 7ntuk membedakan dari penyakit tersebut kita lihat pada

    tabel diba!ah ini.

    abel. *erbandingan kondisi pasien dan beberapa diagnosis banding

    38

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    39/44

    9ondisi

    *asien

    9ejang

    epileptik 

    0yncope 1on epileptik  

    disorder 

     Aritmia

    cardiac

    0erangan

     panik 

    6i!ayat

     penyakit

    dahulu5

    6i!ayat

    kejang & tahun

    yang lalu,

    !anita.

    rauma kepala,

    alkohol,

    ketergantungan

    obat, kejang

    demam yang

     berkepanjangan

    , meningitis,

    encephalitis,

    stroke, ri!ayat

    keluarga #C$

    2enggunakan

    obat

    antihipertensi

    atau

    antidepresan

    =anita #351$

    %da

    ketergantungan

    seksual dan fisik 

    *enyakit

     jantung

    kongenital

    %nsietas

    ?aktor 

    *encetus saat

    serangan5

    *enderita

    kelelahan atau

    ketika

     penderita

    terlambat

    makan

    9urang tidur 

    *utus alkohol

    0timulasi fotik 

    *erubahan posisi

    *rosedur medis

    Berdiri lama

    erakan leher 

    #carotis

     baroreseptor$

    0tress

    Distress sosial

    Flahraga 0ituasi

    sosial

    9arakteristik 

    klinis

    menjelang

    serangan5

    *enderita

    merasa pusing

     berputar 

    0treotipi,

     paroksismal

    #detik$, bisa

    disertai aura

    :ightheadedness

    ejala visual

    elap, kabur 

    ejala a!al

    tidak khas

    *alpitasi 9etakutan

    *erasaan

    tidak 

    realistis

    0ulit

     bernafas,

    kesemutan

    9arakteristik 

    klinis pada

    saat serangan5

    0aat kejang

     penderita

    tidak sadar,

    tangan

    erakan5 tonuk 

    diikuti dengan

    gerakan jerking

    yang ritmis

    erakan

    otomatism

    ;yanosis

    *ucat

    Bisa disertai

    kaku dan

    menghentak"

    hentak sebentar 

    2irip dengan

    kejang epileptik,

    tetapi gerakan

    lengan tidak 

     beraturan,

     pengangkatan

     pelvis, kadang

    *ucat

    Bisa

    disertai

    kaku dan

    menghenta

    k"hentak 

    sebentar 

    %gitasi

     4afas

    cepat

    9aku pada

    tangan

    #carpoped 

    al spasm

    39

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    40/44

     penderita

    mengepal,

    mata

     penderita

    melirik ke atas

    terus"

    menerus,

    lengan dan

    tungkai

    ekstensi serta

    kaku, lalu

    diikuti dengan

    kondisi tubuh

    gemetar,

    mulut

     penderita

    tampak 

    mengot saatkejang,

     penderita

    menggigit

    lidahnya,

    disertai

    keluarnya

     busa pada

    mulut, dan

    keluarnya

    urine serta

    feses

    Bisa terjadi

    dimanapun dan

    kapanpun

    tidak bergerak 

    sama sekali.

    ejala sisa

    setelah

    serangan5

    0akit kepala

    *using

    2engantuk 

    :idah tergigit

     4yeri anggota

    gerak 

    Defisit

    :esu :esu

    40

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    41/44

    :idah tergigit neurologis

    fokal #odds

     paralysis$

    Dari tabel diatas dapat disingkirkan segala diagnosis banding dari epilepsi.

    Dari anamnesis didapatkan ri!ayat kejang sejak & tahun, tidak minum obat"obat

    terlarang, obat antihipertensi, dan antidepresan, tidak mengalami gangguan

    kecemasan, ri!ayat kejang pada keluarga disangkal, ri!ayat trauma kepala

    disangkal, ri!ayat penyakit jantung disangkal, ri!ayat hipertensi, D2, dan stroke

    disangkal. al ini dapat menyingkirkan penyakit  syncope)aritmia cardiac, dan

    ansietas.Dari karakter klinis sebelum terjadi serangan diketahui penderita merasa

    kepalanya pusing sebelum kejang. Ini merupakan aura sebelum kejang. al ini

    tidak ditemukan pada  syncope)aritmia cardiac, non epileptik disorder   dan

    ansietas.

    Dari karakter klinis saat serangan diketahui saat kejang penderita tidak sadar,

    tangan penderita mengepal, mata penderita melirik ke atas terus"menerus, lengan

    dan tungkai ekstensi serta kaku, lalu diikuti dengan kondisi tubuh gemetar, mulut

     penderita tampak mengot saat kejang, penderita menggigit lidahnya, disertai

    keluarnya busa pada mulut, dan keluarnya urine serta feses. al ini tidak 

    ditemukan pada syncope)aritmia cardiac, non epileptik disorder  dan ansietas.

    Dan dari gejala sisa serangan didapatkan sakit kepala, pusing, dan lidah

    tergigit yang merupakan gejala setelah kejang epileptik dan dapat menyingkirkan

    diagnosis banding syncope)aritmia cardiac, non epileptik disorder  dan ansietas.

    0etelah kejang epilesi ditentukan, langkah berikutnya adalah menentukan tipe

     bangkitan berdasarkan klasifikasi I:%E 1-

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    42/44

    epilepsi umum idiopatik tonik"klonik pada saat terjaga. Idiopatik dipilih karena

    etiologi dari pasien ini belum jelas. *asien tidak mempunyai ri!ayat hipertensi,

    stroke, D2, penyakit autoimun, infeksi sebelum terjadinya kejang pertama kali,

    trauma, kelainan kongenital, atau sedang dalam kondisi mengonsumsi obat jangka

     panjang. 0aat terjaga dipilih karena pasien mengalami kejang pada saat pasien

    terjaga.

    *ada pemeriksaan fisik baik generalis maupun neurologis tidak ditemukan

    kelainan, hal ini sering terjadi pada penderita epilepsi yang sedang tidak kejang.

    Dan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik hanya ditemukan gejala iritatif berupa

    kejang, namun tidak terdapat gangguan sensorik, motorik, dan fungsi luhur, dari

    hal tersebut kami mengambil kesimpulan diagnosis topiknya di korteks cerebri

    karena gejala iritatif ditemukan jika terdapat lesi di korteks cerebri.

    ujuan terapi untuk epilepsi ini adalah mengupayakan penyandang epilepsi

    dapat hidup normal dan tercapai kualitas hidup optimal untuk penyandang mental

    yang dimilikinya. *rinsip terapinya adalah monoterapi dahulu dengan dosis

    rendah terlebih dahulu lalu perlahan"lahan dinaikkan sampai dosis efektif atau

    timbul efek samping. erapi non"farmakologisnya kami berikan edukasi

    mengenai penyakit epilepsi, pengobatannya, !aktu kontrol kembali, dan rencana

     pemeriksaan lanjutan seperti EE dan ;"0can atau 26I untuk lebih memastikan

     prognosis dan pengobatan yang tepat. *asien dianjurkan untuk istirahat yang

    cukup dan makan makanan yang bergii dan dianjurkan diet ketogenik. Diet

    ketogenik merupakan diet tinggi lemak, sedang protein, dan rendah karbohidrat

    dengan persentase ), 3(, dan ) untuk pengobatan pada epilepsi namun

    alasannya belum sepenuhnya dipahami. 7ntuk terapi farmakologisnya kami pilih

    fenitoin dengan dosis rendah dan perlahan nanti ditingkatkan sebagai

    antiepilepsinya. ?enitoin dipilih karena ketersediaannya yang luas, murah, dan

    mempunyai efek samping yang dapat ditoleransi. 0elain itu kami juga

    memberikan F%I40 berupa kalium diklofenak untuk mengatasi sakit kepala dan

     betahistin untuk keluhan pusing berputar yang dialami penderita. Fmepraole

    ditambahkan untuk meminimalisir efek F%I40 yang diberikan kepada penderita

    karena penderita mengaku mempunyai ri!ayat maag.

    42

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    43/44

    DAFTAR PUSTAKA

    1. 9urnia 9usumastuti dan 2udjiani Basuki. ODefinisi, 9lasifikasi, dan Etiologi

    Epilepsi. *edoman atalaksana Epilepsi. ;etakan *ertama. %irlangga 7niversity

    *ress. 0urabayaP (1&P 1"1(.

    . :ionel insberg. OEpilepsi. :ecture 4otes 4eurology. Edisi 9edelapan. *enerbit

    Erlangga. 8akartaP ((

  • 8/17/2019 CASE EPILEPSI.docx

    44/44

    13. 9onrad 8. =. =eakness and focal sensory deficits in the postictal state. Epilepsy

    G Behavior 1-. (1(P 13