capital intensity terhadap penghindaran pajak...

113
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, PROFITABILITAS, DAN CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Fatimatus Zahra NIM: 1113082000067 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Upload: dinhliem

Post on 30-Apr-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, PROFITABILITAS, DAN

CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Fatimatus Zahra

NIM: 1113082000067

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

ii

Page 3: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

iii

Page 4: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

iv

Page 5: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

v

Page 6: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Pribadi

1. Nama : Fatimatus Zahra

2. Tempat, Tanggal Lahir : Situbondo, 06 Oktober 1995

3. Alamat : Jl. Wirobroto Pecinan, RT/RW 001/002,

Besuki, Situbondo, Jawa Timur

4. Telepon Seluler : 083852162706

5. Email : [email protected]

B. Pendidikan

1. TK Al-Ishlah Tahun 1999-2001

2. SDN IV Besuki Tahun 2001-2007

3. MI Darul Hikmah Al-Fatimiyah Tahun 2002-2006

4. SMPN 1 Banyuglugur Tahun 2007-2010

5. SMK Al-Ishlah Tahun 2010-2013

6. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2017

C. Latar Belakang Keluarga

1. Ayah : Drs. Mohammad Ali Alkaff

2. Ibu : Fitriyah Alkaff

3. Anak ke : Satu dari Dua Bersaudara

4. Adik : Reza Fikran Madani

Page 7: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

vii

INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE, PROFITABILITY, AND

CAPITAL INTENSITY ON TAX AVOIDANCE

ABSTRACT

This study aims to examine the influence of corporate governance,

profitability, and capital intensity on tax avoidance. Corporate governance is

proxied by the audit quality and audit committee. The population in this study are

manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange periode 2014 to

2016. The sample was selected using purposive sampling method. Total samples

used in this study were 56 manufacturing companies with 3-year study periode.

The analytical method used in this study is multiple regression were processed

using SPSS version 22.

The results of this study indicate that corporate governance is proxied by

the audit quality has a significantly influence on tax avoidance while the audit

committee has not been able to prove the influence on tax avoidance. Profitability

has a significantly influence on tax avoidance while capital intensity has not been

able to prove the influence on tax avoidance.

Keywords: Corporate governance, audit quality, audit committee, profitability,

capital intensity, tax avoidance.

Page 8: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

viii

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, PROFITABILITAS, DAN

CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh corporate governance,

profitabilitas, dan capital intensity terhadap penghindaran pajak. Corporate

governance diproksikan dengan kualitas audit dan komite audit. Populasi dalam

penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2014-2016. Sampel dipilih dengan menggunakan metode

purposive sampling. Total sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah

56 perusahaan manufaktur dengan periode penelitian 3 tahun. Metode analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda yang diolah

menggunakan SPSS versi 22.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa corporate governance

diproksikan dengan kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap penghindaran

pajak, sedangkan komite audit belum mampu membuktikan adanya pengaruh

terhadap penghindaran pajak. Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap

penghindaran pajak, sedangkan capital intensity belum mampu membuktikan

adanya pengaruh terhadap penghindaran pajak.

Kata kunci: Corporate governance, kualitas audit, komite audit, profitabilitas,

capital intensity, penghindaran pajak.

Page 9: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh.

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, Yang Maha Pengasih dan

Maha Penyayang, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam

senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

yang telah menjadi suri teladan bagi umat manusia.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas,

Capital Intensity terhadap Penghindaran Pajak” ini merupakan tugas akhir yang

harus diselesaikan sebagai salah satu syarat guna meraih gelar sarjana Ekonomi di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah

memberikan do’a, bimbingan, bantuan, dan dukungan secara langsung maupun

tidak langsung dalam proses penyelasaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua penulis, yaitu Mohammad Ali Alkaff dan Fitriyah Alkaff

yang senantiasa memberikan kasih sayang, doa, nasihat, perhatian, dan

dukungan kepada penulis.

2. Paman Halid dan keluarga yang selalu memberikan kasih sayang, doa, nasihat,

dan dukungan kepada penulis. Terima kasih juga kepada adik penulis, Reza,

serta seluruh keluarga besar yang senantiasa memberikan dukungan dan doa

kepada penulis.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA, selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

x

6. Ibu Reskino, SE., M.Si., Ak., CA, selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan memberikan pengarahan,

bimbingan serta saran selama proses penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah yang telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat kepada

penulis selama menempuh masa studi.

8. Seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah yang telah

memberikan bantuan kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis,

yaitu Aldina, Sinta, Reni, Evi, Mbak Sisil, Mbak Anik.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan Hani, Nurul, Dewi, Anis, Tatil, Tuti, Weni, Lia,

Ai Teti, Cahya, yang selalu memberikan semangat, nasihat serta doanya

kepada penulis.

11. Rekan-rekan seperjuangan Akuntansi 2013, terima kasih atas segala informasi,

bantuan, dan doanya selama menempuh pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

12. Semua pihak yang telah mendukung serta membantu dalam proses

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Pleh

karena itum penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis mengharapkan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh.

Jakarta, Agustus 2017

Fatimatus Zahra

Page 11: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

xi

DAFTAR ISI

COVER

COVER DALAM .............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................ iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi

ABSTRACT ........................................................................................................ vii

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian............................................................ 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 8

1. Tujuan Penelitian .................................................................. 8

2. Manfaat Penelitian ................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur ........................................................................ 10

1. Teori Agensi (Agency Theory) .............................................. 10

2. Penghindaran Pajak ............................................................... 12

3. Corporate Governance.......................................................... 15

a. Komite Audit ................................................................... 18

b. Kualitas Audit ................................................................. 19

4. Profitabilitas .......................................................................... 20

Page 12: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

xii

5. Capital Intensity .................................................................... 22

B. Hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 24

C. Kerangka Pemikiran .................................................................... 30

D. Perumusan Hipotesis ................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 36

B. Metode Penentuan Sampel .......................................................... 37

C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 38

D. Metode Analisis Data .................................................................. 38

E. Operasionalisasi Variabel............................................................ 44

1. Penghindaran Pajak ............................................................... 44

2. Corporate Governance.......................................................... 45

c. Kualitas Audit ................................................................. 45

d. Komite Audit ................................................................... 46

3. Profitabilitas .......................................................................... 47

4. Capital Intensity .................................................................... 48

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 50

B. Analisis Data Penelitian .............................................................. 53

C. Pembahasan ................................................................................. 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 75

B. Saran ............................................................................................ 75

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 77

Page 13: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Skandal Penghindaran Pajak .......................................................... 3

Tabel 2.1 Hasil Penelitian-Penelitian Terdahulu ........................................... 24

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................. 49

Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel Penelitian ............................................... 50

Tabel 4.2 Daftar Nama Perusahaan Sampel .................................................. 52

Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif .......................................................... 54

Tabel 4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ..................................................... 58

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................. 59

Tabel 4.6 Hasil Uji Park ................................................................................. 61

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................... 62

Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................... 63

Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F ........................................................................ 64

Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik t ......................................................................... 65

Page 14: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ........................................................... 30

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ................. 56

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-P Plot..................... 57

Gambar 4.3 Scatterplot ...................................................................................... 60

Page 15: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Sampel .................................................. 83

Lampiran 2 Data Kualitas Audit ....................................................................... 85

Lampiran 3 Data Komite Audit ......................................................................... 87

Lampiran 4 Data Profitabilitas .......................................................................... 89

Lampiran 5 Data Capital Intensity .................................................................... 91

Lampiran 6 Data Penghindaran Pajak ............................................................... 93

Lampiran 7 Output Hasil Pengujian Data ......................................................... 95

Page 16: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada tahun 2016, terdapat kebocoran dokumen yang mana dokumen

tersebut mengungkap rahasia keuangan yang mengindikasikan perilaku tidak

terbuka, tidak etis, dan tidak patut dari pejabat publik dunia, politisi, dan

kalangan superkaya. Informasi yang selama ini sangat rahasia tiba-tiba bocor

dan menjadi konsumsi publik. Lebih dari 214.000 informasi perusahaan

cangkang yang terdaftar di 21 negara suaka atau surga pajak (tax havens

countries) diungkap dalam bocoran dokumen tersebut. Laporan bernama

Panama Papers dari International Consortium of Investigative Journalists

(ICIJ) menjelaskan bagaimana para pejabat, politisi, dan kalangan superkaya

melindungi (menyembunyikan) kekayaaannya melalui pendirian perusahaan

cangkang (shell company) di negara-negara surga pajak. Bagi kalangan

superkaya, pendirian perusahaan di luar negeri atau penempatan dana di luar

negeri merupakan bagian dari pengelolaan keuangan pribadi. Namun demikian,

pendirian perusahaan di negara-negara surga pajak seringkali dipersepsikan

negatif. Hal ini tidak terlepas dari kerahasiaan yang ditawarkan disamping

tidak ada pajak atau minimnya pajak yang dikenakan (Sudiarta, 2016).

Wajib pajak diharapkan untuk patuh dalam melaksanakan kewajiban

perpajakannya. Akan tetapi, tidak semua wajib pajak mau membayar pajak

sesuai dengan yang seharusnya dibayarkan, terutama wajib pajak yang

Page 17: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

2

memiliki kewajiban pajak yang besar nilainya. Ketidakpatuhan ini akan

menyebabkan berkurangnya penerimaan negara dari sektor perpajakan dan

dapat mengganggu keuangan negara. Dalam penelitiannya, Hoque et al. (2011)

menemukan alasan-alasan wajib pajak tidak melakukan kewajiban membayar

pajaknya, antara lain moral pajak yang rendah, kualitas balas jasa pajak yang

rendah, adanya perbedaan persepsi keadilan dan sistem pajak, transparansi dan

akuntabilitas institusi publik yang rendah, tingginya tingkat korupsi,

kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya biaya

kepatuhan, lemahnya penegakan hukum pajak, pemungutan pajak yang tidak

mencukupi, lemahnya kapasitas dalam mendeteksi dan menuntut praktik pajak

yang tidak benar, tidak adanya kepercayaan terhadap pemerintah, tingginya

biaya pajak, dan lemahnya administrasi perpajakan.

Pajak yang harus dibayarkan kepada negara tentu saja akan

mengurangi keuntungan usaha yang diperoleh oleh wajib pajak, sehingga

wajib pajak cenderung mencari cara untuk mengurangkan beban pajak yang

harus dibayarnya. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi beban pajak

yang harus dibayarnya disebut sebagai penghindaran pajak. Penghindaran

pajak adalah melakukan tindakan meminimalkan kewajiban pajak dalam

koridor hukum (Aumeerun et al., 2016). Oleh sebab itu, pada umumnya

penghindaran pajak dianggap sebagai pengeksploitasian kompleksitas,

teknikalitas, dan celah dalam hukum perpajakan (Dowling, 2013).

Terdapat banyak kasus terkait penghindaran pajak yang umumnya

dilakukan oleh perusahaan besar. Tak hanya di Indonesia, melainkan secara

Page 18: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

3

global. Belakangan ini banyak ditemukannya praktik penghindaran pajak yang

dilakukan oleh perusahaan besar dunia. Berikut merupakan perusahaan-

perusahaan yang memiliki skandal penghindaran pajak (Chew, 2016).

Tabel 1.1

Skandal Penghindaran Pajak

No. Nama

Perusahaan Tuduhan Kasus Kecurangan

1. Google Pada tahun 2014, Google memindahkan

pendapatan senilai $12 miliar ke sebuah

perusahaan penampung di Bermuda, afiliasi

terdaftar Irish yang dikenal dengan Google

Ireland Holdings. Google menggunakan strategi

yang dikenal dengan istilah “Double Irish With a

Dutch Sandwich”, yang membantu perusahaan

induknya, Alphabet, menikmati tarif pajak

efektif hanya 6% dari keuntungan di luar AS.

2. Apple Dituduh sebagai salah satu yang pertama

menggunakan metode yang rumit untuk

menghindari membayar pajak yang lebih.

3. Starbucks Starbucks telah diduga memotong beban pajak

hingga €30 juta sejak 2008, membayar Belanda

€2,6 juta di pajak perusahaan pada laba sebelum

pajak dari €407 juta, tarif pajak kurang dari 1%.

4. Ikea Dituduh tidak membayar pajak lebih dari €1

miliar selama enam tahun terakhir. Menurut

Greens/European Free Alliance, pada tahun

2014, Ikea tidak membayar €35 juta pajak di

Jerman, €24 juta di Perancis, dan €11,6 juta di

Inggris.

5. Amazon Ditemukan bahwa Amazon membayar $5,86 juta

dari total penjualan $6 triliun. Di Inggris,

Amazon dilaporkan bisa lolos dengan

pembayaran pajak yang rendah.

6. Gap Hampir tidak membayar pajak di Eropa sejak

tahun 2011, meskipun penjualannya sekitar $1,4

triliun.

7. Microsoft Pada tahun 2011, dilaporkan membayarkan pajak

19 juta pound, yang mana hanya 2,8% dari

pendapatan. Menghindari membayar pajak di

Inggris dengan penjualan sebesar $2,4 triliun

pada tahun 2012.

Sumber: fortune.com/2016/03/11/apple-google-taxes-eu

Page 19: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

4

Dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik, akan berdampak

terhadap aktivitas perusahaan dan memungkinkannya mengurangi tindakan

penghindaran pajak. Beberapa penelitian terkait bagaimana pengaruh

corporate governance terhadap penghindaran pajak telah dilakukan oleh

Richardson et al. (2016), Wibawa et al. (2016), dan Kanagaretnam et al.

(2016). Begitu pula Damayanti & Susanto (2015) yang meneliti pengaruh

komite audit dan kualitas audit terhadap tax avoidance. Damayanti & Susanto

(2015) meneliti pengaruh komite audit, kualitas audit, kepemilikan

institusional, risiko perusahaan dan retun on assets terhadap penghindaran

pajak. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa risiko perusahaan dan return

on assets berpengaruh terhadap penghindaran pajak, sedangkan komite audit,

kualitas audit, dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak. Struktur kepemilikan yang merupakan bagian mekanisme

corporate governance memiliki hubungan dengan penghindaran pajak,

didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Richardson et al. (2016).

Begitu pula dengan penelitian Kerr et al. (2016) yang menunjukkan bahwa

reformasi tata kelola akan menurunkan tindakan penghindaran pajak.

Wibawa et al. (2016) yang meneliti pengaruh good corporate

governance terhadap penghindaran pajak, memperoleh hasil bahwa dewan

komisaris independen dan komite audit berpengaruh, sedangkan kualitas

auditor eksternal tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Kanagaretnam et al. (2016) meneliti tentang hubungan antara kualitas auditor

dan agresivitas pajak. Hasil penelitiannya menemukan bahwa terdapat

Page 20: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

5

hubungan negatif antara kualitas auditor dengan agresivitas pajak. Kualitas

auditor merupakan fungsi mekanisme corporate governance (Sunarsih &

Oktaviani, 2016; Lin & Liu, 2009) dan auditor the Big Four menyediakan

kualitas audit yang lebih tinggi daripada auditor non the Big Four (DeFond et

al., 2014). Secara umum, diasumsikan bahwa perusahaan memilih level

kualitas audit mereka sendiri melalui pilihan auditor mereka (Beisland et al.,

2012). Hal ini menunjukkan bahwa bagaimana perusahaan memilih auditor

independen, pemilihan apakah termasuk auditor KAP the Big Four atau bukan,

merupakan bagian dari mekanisme corporate governance.

Selain corporate governance, profitabilitas perusahaan juga dapat

mempengaruhi tax avoidance. Beberapa penelitian terkait pengaruh

profitabilitas terhadap ETR telah dilakukan oleh Zarai (2013), Kraft (2014),

dan Delgado et al. (2014). Berbeda dengan hasil penelitian Kraft (2014) dan

Delgado et al. (2014) yang menemukan bahwa semakin tinggi profitabilitas

perusahaan akan berdampak terhadap semakin rendahnya ETR (Effective Taxe

Rate), yang berarti semakin tinggi penghindaran pajak yang dilakukan,

penelitian Zarai (2013) menemukan bahwa semakin tinggi profitabilitas

perusahaan akan berdampak terhadap semakin tingginya ETR, yang berarti

semakin rendah penghindaran pajak yang dilakukan.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi penghindaran pajak ialah capital

intensity yang salah satunya dapat diukur dengan proporsi aset tetap yang

dimiliki suatu perusahaan. Beberapa penelitian terkait pengaruh capital

intensity terhadap penghindaran pajak telah dilakukan oleh Noor et al. (2010)

Page 21: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

6

dan Kraft (2014). Hasil penelitian Noor et al. (2010) ditemukan bahwa

semakin tinggi capital intensity, maka semakin rendah ETR. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi capital intensity menyebabkan semakin

tinggi pula penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan. Sedangkan Kraft

(2014) menemukan bahwa capital intensity tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan

penelitian ini karena pertama, untuk mengetahui apakah capital intensity yang

merupakan proporsi aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan dan profitabilitas

yang diukur dengan ROA berpengaruh terhadap penghindaran pajak, yang

mana keduanya terkait dengan aset, sehingga penting untuk diketahui apakah

terdapat dampak atas harta atau aset yang dimiliki perusahaan terhadap

tindakan penghindaran pajak. Begitu pula dengan corporate governance

sebagai faktor penting keberhasilan suatu perusahaan apakah terdapat dampak

terhadap penghindaran pajak. Penelitian ini menggunakan kualitas audit dan

komite audit sebagai proksi corporate governance karena komite audit

berkaitan erat dengan fungsi pengawasan dalam meningkatkan kualitas

laporan keuangan dan memiliki peran dalam memberikan rekomendasi terkait

pemilihan auditor eksternal, serta komite audit dan auditor eksternal memiliki

tingkat independensi yang tinggi.

Kedua, berbagai penelitian terdahulu terkait pengaruh corporate

governace, profitabilitas, dan capital intensity terhadap penghindaran pajak

masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Berdasarkan hal tersebut,

Page 22: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

7

peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Corporate

Governance, Profitabilitas, dan Capital Intensity terhadap Penghindaran

Pajak”.

Penelitian ini dilakukan mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Damayanti & Susanto (2015) dan Richardson et al.

(2016). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sebagai

berikut:

1. Damayanti & Susanto (2015) meneliti kepemilikan institusional dan risiko

perusahaan terhadap tax avoidance. Selain itu, komite audit, kualitas audit,

dan return on assets sebagai variabel. Penelitian Richardson et al. (2016)

menggunakan ROA dan capital intensity sebagai variabel kontrol dan

menggunakan ETR (Effective Tax Rate) dan BTG (Book-Tax Gap) sebagai

proksi penghindaran pajak. Sedangkan dalam penelitian ini, ROA

digunakan sebagai proksi profitabilitas dan capital intensity sebagai

variabel independen. Selain itu, penelitian ini menggunakan CETR (Cash

Effective Rate) agar dapat diketahui berapa besaran pajak yang dibayarkan

perusahaan atas labanya dan dapat membandingkannya dengan tarif pajak

badan dalam peraturan undang-undang perpajakan.

2. Populasi yang digunakan dalam penelitian terdahulu ialah perusahaan di

sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada periode 2010-2013 dan Perusahaan Swasta yang terdaftar di

China pada periode 2005-2010, sedangkan penelitian ini menggunakan

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2014-2016.

Page 23: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

8

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan

sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah corporate governance (yang diproksikan dengan kualitas audit dan

komite audit), profitabilitas, dan capital intensity secara parsial berpengaruh

terhadap penghindaran pajak?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini

adalah untuk menemukan bukti empiris atas pengaruh corporate

governance (yang diproksikan dengan kualitas audit dan komite audit),

profitabilitas, dan capital intensity secara parsial terhadap penghindaran

pajak.

2. Manfaat Penelitian

a. Kontribusi Teoritis

1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai

bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk

menambah ilmu pengetahuan.

2) Mayarakat, sebagai sarana menambah pengetahuan akuntansi,

khususnya perpajakan dengan memberikan bukti empiris tentang

pengaruh corporate governance, profitabilitas, dan capital intensity

terhadap penghindaran pajak.

Page 24: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

9

3) Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang

akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

4) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta

menambah referensi mengenai perpajakan, terutama tentang

pengaruh pengaruh corporate governance (yang diproksikan

dengan kualitas audit dan komite audit), profitabilitas, dan capital

intensity secara terhadap penghindaran pajak.

b. Kontribusi Praktis

1) Perusahaan, diharapkan dapat menjadi masukan dan dorongan

terkait faktor-faktor yang menpengaruhi tindakan penghindaran

pajak, sehingga dapat menghindarkan diri dari penyimpangan

hukum pajak dalam menentukan besaran pajak yang harus

dibayarkan pada negara.

2) Bagi investor, dapat membantu dalam mengetahui faktor-faktor

apa saja yang dapat mempengaruhi tindakan penghindaran pajak

yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang diinvestasikannya.

Page 25: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Hubungan agensi merupakan kontrak yang mana pemilik

melibatkan orang lain sebagai agen untuk melakukan tindakan pelayanan

atas nama mereka melalui pendelegasian wewenang dalam pengambilan

keputusan (Jensen & Meckling, 1976), sehingga manager memiliki peran

yang penting dalam pengambilan keputusan perusahaan (Desai &

Dharmapala, 2006). Jika kedua belah pihak bertindak untuk

memaksimalkan kepentingannya masing-masing, ada alasan untuk percaya

bahwa agen tidak akan selalu bertindak demi kepentingan pemilik (Jensen

& Meckling, 1976). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat konflik

kepentingan antara manajer dan pemilik. Manajer memiliki lebih banyak

informasi dibandingkan pemegang saham, sehingga dapat menimbulkan

masalah agensi.

Masalah agensi akan menimbulkan biaya agensi, yaitu penurunan

kesejahteraan yang dinilai secara nominal yang dialami oleh pemilik

karena adanya perbedaan dari kepentingan pemegang saham dan agen

(Godfrey et al., 2010). Jensen & Meckling (1976) membagi biya agensi

menjadi tiga, yaitu Biaya pemantauan (Monitoring Costs), Bonding Cost,

dan Residual Loss. Monitoring cost merupakan biaya pemantauan perilaku

Page 26: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

11

agen. Bonding cost merupakan biaya ikatan kepentingan agen untuk para

pemilik yang mana biaya ikatan juga ditanggung oleh agen. Residual Loss

(kerugian residual) merupakan efek kekayaan dari kenyataan bahwa,

bahkan dengan pengeluaran pemantauan dan ikatan, tindakan yang diambil

oleh agen kadang-kadang akan berbeda dari perilaku yang akan

memaksimalkan kepentingan pemilik.

Manajer menggunakan teknik penghindaran untuk mengelola

pendapatan (Yorke et al., 2016). Dampak dari melakukan tindakan

penghindaran pajak ialah berkurangnya beban pajak yang harus

dibayarkan oleh perusahaan. Hal ini menimbulkan meningkatnya laba

perusahaan, sehingga manajer dapat memperoleh insentif yang lebih tinggi.

Masalah keagenan timbul sehubungan dengan penghindaran pajak

jika pemegang saham dan manajer mengevaluasi biaya dan manfaat

penghindaran pajak secara berbeda (Desai & Dharmapala, 2006). Contoh

dari biaya pemantauan adalah biaya audit. Peran audit adalah untuk

mengurangi asimetri informasi pada angka akuntansi dan untuk

meminimalkan kerugian residual yang dihasilkan dari kesempatan manajer

dalam pelaporan keuangan (Adeyemi & Fagbemi, 2010). Hal ini

menujukkan bahwa asimetri informasi yang dapat menimbulkan masalah

agensi dapat dikurangkan dengan adanya biaya monitoring, misalnya

dengan mengeluarkan biaya untuk melakukan audit.

Potensi konflik kepentingan dapat diminimalisir oleh kesejajaran

mekanisme pemangku kepentingan eksternal dan internal yang dikenal

Page 27: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

12

sebagai corporate governance, yaitu mekanisme yang mengontrol sebuah

perusahaan sehingga dapat berjalan secara efektif dalam memenuhi kedua

kepentingan pemangku kepentingan eksternal dan internal (Mulyadi &

Anwar, 2015). Fungsional struktur tata kelola adalah untuk melindungi

kepentingan pemegang saham, transparansi, dan mengurangi konflik

keagenan (Okiro et al., 2015).

2. Penghindaran Pajak

Dalam suatu negara, pajak merupakan salah satu sumber terbesar

yang menjadi penerimaan negara. Akan tetapi, tidak semua wajib pajak

mau melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan yang

seharusnya. Aumeerun et al. (2016) menyebutkan bahwa ketidakpatuhan

pajak adalah sebuah tindakan yang tidak mematuhi hukum dan peraturan

perpajakan sebuah negara dengan tidak membayar pajak atau tidak

melaporkan jumlah pendapatan yang sesungguhnya, yang mana dapat

mencakup menghindari pajak dalam cara yang legal, yaitu penghindaran

pajak dan ilegal, yaitu penggelapan pajak.

Penghindaran pajak adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan pengaturan hukum atas urusan wajib pajak, sehingga

dapat mengurangi kewajiban pajaknya. Misalnya digunakan untuk

menggambarkan penghindaran pajak yang dicapai oleh kepentingan

pribadi atau bisnis untuk mengambil keuntungan dari celah, ambiguitas,

anomali atau kekurangan lain dari hukum pajak (Suandy, 2006:7). Lim

(2011) medefinisikan penghindaran pajak sebagai penghematan pajak

Page 28: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

13

yang timbul dari metode pengurangan pajak umum yang mana terkadang

legalitas untuk meminimalkan kewajiban pajak masih dipertanyakan.

Penghindaran pajak adalah melakukan tindakan meminimalkan kewajiban

pajak dalam koridor hukum, sedangkan penggelapan pajak adalah

melakukan tindakan ilegal untuk menghindari dari membayar pajak

(Aumeerun et al., 2016). Dapat disimpulkan bahwa aktivitas penghindaran

pajak merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mengurangi kewajiban

pajak yang harus dibayarnya dengan memanfaatkan celah-celah yang

terdapat dalam hukum perpajakan, sehingga tetap dalam koridor hukum.

Perencanaan pajak merupakan langkah awal dari manajemen pajak

yang digunakan untuk mengestimasi jumlah pajak yang akan dibayar dan

hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghindari pajak dengan cara

mengumpulkan dan meneliti peraturan perpajakan, dengan maksud dapat

diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan (Astutik,

2016). Sebuah perusahaan menggunakan berbagai strategi untuk

menurunkan pajak yang harus dibayarnya, salah satunya dengan

melibatkan jasa konsultan (Huseynov & Klamm, 2012). Perusahaan dapat

melakukan manajemen pajak yang tujuannya untuk menekan serendah

mungkin kewajiban pajaknya. Manajemen pajak harus dilakukan dengan

sebaik mungkin agar tidak menjurus kepada pelanggaran peraturan

perpajakan (tax evasion). Perusahaan juga dapat melakukan tindakan

agresif perpajakan yaitu dengan memanfaatkan celah-celah sekecil

Page 29: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

14

mungkin yang ada dalam peraturan perpajakan untuk menekan beban

pajaknya (Putra & Merkusiwati, 2016).

Annuar et al. (2014) menyebutkan bahwa manfaat yang paling

jelas dari tindakan penghindaran pajak ialah penghematan kas dari pajak

yang dihindarkan. Penghematan kas mengarah pada peningkatan arus kas

perusahaan yang mana perusahaan dapat melakukan investasi

menggunakan kas yang dapat dihematnya, sehingga meningkatkan nilai

perusahaan dan kekayaan pemegang saham dengan bertambahnya dividen.

Begitu pula dengan manajer merasakan pula manfaatnya dengan

diberikannya kompensasi atas manajemen pajak efektif.

Akan tetapi, terdapat dampak buruk yang menyertai aktivitas

penghindaran pajak. Dalu et al. (2012) menyebutkan bahwa sebuah negara

yang menghadapi peningkatan jumlah penggelapan pajak dan

penghindaran pajak cenderung menunjukkan investasi campuran yang

berproduktif rendah, yang mana hal ini berarti pertumbuhan ekonomi

rendah dan perusahaan publik akan terkena dampak negatif. Penghindaran

pajak yang merupakan strategi pajak agresif yang dilakukan untuk

meminimalkan beban pajak akan dapat menyebabkan meningkatnya risiko

untuk perusahaan seperti denda dan reputasi perusahaan yang buruk di

mata publik (Rizal, 2016).

Page 30: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

15

3. Corporate Governance

Tata kelola (governance) adalah seperangkat ketentuan yang

memungkinkan para pemegang saham menggunakan hak suara untuk

memaksa mereka yang mengendalikan operasi perusahaan untuk

menghormati kepentingan mereka (Wallace & Zinkin, 2005:2). Gajevszky

(2014) menyebutkan bahwa corporate governance telah dianggap sebagai

alat yang penting dalam menilai kesehatan perusahaan, terutama kondisi

kesulitan finansial, seperti krisis keuangan. Tata kelola perusahaan

(corporate governance) sebagai sebuah konsep merupakan faktor kunci

dalam meningkatkan nilai perusahaan, yang mana pada dasarnya

menunjukkan bagaimana perusahaan dikelola, dipandu, dan dikendalikan;

dan berkaitan dengan pengawasan, akuntabilitas, bimbingan, dan kontrol

manajemen (Uwuigbe, 2014). Dapat disimpulkan bahwa corporate

governance merupakan faktor yang penting dalam pengendalian

perusahaan, sehingga aktivitas di dalam perusahaan dapat berjalan secara

efektif sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku.

Setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas good corporate

governance (GCG) diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua

jajaran perusahaan. Terdapat lima asas GCG, yaitu transparansi,

akuntanbilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan

kesetaraan (KNKG, 2006). Berikut penjelasannya.

Page 31: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

16

a. Transparansi (Transparancy)

Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis,

perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan

dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku

kepentingan.

b. Akuntabilitas (Accountability)

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya

secara transparan dan wajar. Untuk itu, perusahaan harus dikelola

secara benar, terukur, dan sesuai dengan kepentingan perusahaan

dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan

pemangku kepentingan lain.

c. Responsibilitas (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan

serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan

lingkungan, sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam

jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate

citizen.

d. Independensi (Independency)

Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus

dikelola secara independen, sehingga masing-masing organ perusahaan

tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

Page 32: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

17

e. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa

memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

Potensi konflik kepentingan dapat diminimalisir oleh kesejajaran

mekanisme pemangku kepentingan eksternal dan internal yang dikenal

sebagai corporate governance, yaitu mekanisme yang mengontrol sebuah

perusahaan sehingga dapat berjalan secara efektif dalam memenuhi kedua

kepentingan pemangku kepentingan eksternal dan internal, seperti

pemerintah dan manajemen (Mulyadi & Anwar, 2015). Hal ini tentu saja

akan lebih memudahkan perusahaan untuk mendapatkan investasi demi

pengembangan perusahaan, seperti yang dikatakan oleh Okiro et al. (2015)

bahwa dengan struktur tata kelola, akan lebih mudah bagi perusahaan

untuk memperoleh pinjaman dari investor sebagai cara meningkatkan

fungsional struktur tata kelola untuk melindungi kepentingan pemegang

saham, transparansi, dan mengurangi konflik keagenan.

Terdapat mekanisme corporate governance yang dapat dilakukan

oleh perusahaan, beberapa di antaranya ialah dengan dibentuknya komite

audit dan pemilihan auditor eksternal yang mana pemilihan auditor

eksternal berkaitan dengan kualitas audit, serta komite audit dan auditor

eksternal memiliki tingkat independensi yang tinggi.

Page 33: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

18

a. Komite Audit

Dalam Keputusan Ketua BAPEPAM nomor Kep-29/PM/2004

peraturan no. IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan

Kerja Komite Audit, disebutkan bahwa komite audit adalah komite

yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu

melaksanakan tugas dan fungsinya. Nilai utama dari komite audit yaitu

independensi dan objektivitas yang berhubungan dengan manajemen.

Komite tidak seharusnya mengasumsikan fungsi manajemen.

Sebaliknya, tidak seharusnya manajemen memberikan pengaruh yang

tidak semestinya atas kinerja komite (Wallace & Zinkin, 2005:222).

Tugas utama komite ialah untuk mengembangkan kerangka

corporate governance kelas global terutama untuk perusahaan-

perusahaan yang terdaftar. Komite berpendapat bahwa perusahaan

membutuhkan bimbingan dalam meningkatkan standar corporate

governance mereka, yang mana harus setara dengan tingkat

internasional (Ramly, 2012). Komite audit memiliki peran penting,

yaitu mengawasi proses pelaporan keuangan di bawah tugas utamanya

untuk menjamin integritas dan kredibilitas laporan keuangan

(Gajevszky, 2014). Agar dapat memenuhi fungsi pengawasan, komite

audit harus terbiasa dengan tanggungjawab manajemen dan auditor

internal serta eksternal (Wallace & Zinkin, 2005:222). Hal ini

menunjukkan bahwa komite audit merupakan bagian dari mekanisme

corporate governance yang sangat penting, yang mana tugas utamanya

Page 34: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

19

ialah menjamin integritas dan kredibilitas laporan keuangan

perusahaan.

Jumlah anggota komite audit harus disesuaikan dengan

kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektifitas

dalam pengambilan keputusan. Bagi perusahaan yang memiliki komite

audit, dalam menetapkan auditor eksternal harus mempertimbangkan

pendapat komite tersebut yang disampaikan kepada Dewan Komisaris

(KNKG, 2006).

b. Kualitas Audit

Tugas utama auditor eksternal adalah untuk menyatakan

pendapat atas laporan keuangan. Selain itu, dari analisis dan pengujian

lainnya yang dilakukan, auditor harus melaporkan kepada manajemen

atas setiap risiko yang teridentifikasi baik internal maupun eksternal,

dan memberikan saran untuk mengelola risiko-risiko tersebut (Wallace

& Zinkin, 2005:223). Peran audit adalah untuk mengurangi asimetri

informasi pada angka akuntansi dan untuk meminimalkan kerugian

residual yang dihasilkan dari kesempatan manajer dalam pelaporan

keuangan. Agar menghasilkan dampak yang bermanfaat sebagai alat

pengawasan, kualitas yang efektif dan dapat dirasakan sangat

diperlukan. Kualitas audit yang dirasakan oleh pengguna laporan

keuangan setidaknya sama pentingnya dengan kualitas audit yang

efektif (Adeyemi & Fagbemi, 2010). Kualitas audit berhubungan

dengan pemilihan auditor (Kasim et al., 2016), yang mana secara

Page 35: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

20

umum diasumsikan bahwa perusahaan memilih level kualitas audit

mereka sendiri melalui pilihan auditor mereka (Beisland et al., 2012),

sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas audit merupakan fungsi dari

mekanisme corporate governance (Lin & Liu, 2009; Sunarsih &

Oktaviani, 2016).

Kasim et al. (2016) menyebutkan bahwa indikator-indikator

yang umumnya digunakan peneliti-peneliti untuk menilai kualitas

audit seperti ukuran auditor, biaya audit, dan reputasi auditor

merupakan indikator yang relevan dengan auditor the Big Four karena

mereka dikenal dengan reputasi terbaik dan harga tertinggi mereka

selain merupakan KAP terbesar di dunia. Auditor the Big Four telah

membangun jaringan global kemitraan nasional untuk memungkinkan

kantor lokal mereka untuk mengakses informasi global, pengetahuan,

dan pengalaman. Mereka berusaha untuk mengembangkan dan

mempertahankan reputasi global dan mempromosikan diri mereka

sebagai perusahaan internasional tunggal yang mempertahankan

tingkat kualitas audit di seluruh dunia (Kanagaretnam et al., 2016).

4. Profitabilitas

Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan profit

ialah keuntungan, yang mana keuntungan ini dapat diperoleh dengan

memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Pada

umumnya, rasio keuangan digunakan sebagai tolak ukur bagaimana

kondisi kesehatan perusahaan, terutama kondisi finansial. Kabajeh et al.

Page 36: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

21

(2012) menyebutkan bahwa rasio keuangan dapat didefinisikan sebagai

hubungan antara dua informasi keuangan kuantitatif individual yang

terhubung satu sama lain dalam beberapa cara yang logis dan hubungan ini

dianggap sebagai indikator keuangan yang memiliki makna yang dapat

digunakan oleh pengguna informasi keuangan yang berbeda.

Salah satu rasio yang sering digunakan dalam mengukur

profitabilitas ialah return on assets (ROA), yang mana pengukuran ini

digunakan untuk mengetahui bagaimana kemampuan perusahaan dalam

memanfaatkan asetnya untuk memperoleh keuntungan. Kabajeh et al.

(2012) menyebutkan bahwa rasio profitabilitas merupakan indikator untuk

efisiensi keseluruhan perusahaan. Ini biasanya digunakan sebagai ukuran

untuk laba yang dihasilkan oleh perusahaan selama periode waktu

berdasarkan tingkat penjualan, aset, modal yang digunakan, kekayaan

bersih dan laba per saham. Rasio profitabilitas mengukur kapasitas

pendapatan perusahaan dan dianggap sebagai indikator untuk pertumbuhan,

keberhasilan, dan kontrol. Rasio ini juga menunjukkan kemajuan dan

tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan oleh investor.

Tak hanya pemegang saham yang mendapatkan manfaat dari rasio

profitabilitas, melainkan pemangku kepentingan yang lainnya. Hal ini

dikarenakan pemangku kepentingan dapat mengetahui sejauh mana

efisiensi pemanfaatan aset yang dimiliki perusahaan untuk mendapatkan

keuntungan. Kreditur sebagai salah satu pemangku kepentingan juga

tertarik dengan rasio profitabilitas, sebagaimana yang dikatakan oleh

Page 37: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

22

Kabajeh et al. (2012) bahwa kreditur dapat mengetahui bagaimana

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban bunganya.

Keuntungan yang tinggi tentu saja merupakan hal bagus bagi suatu

perusahaan. Akan tetapi, keuntungan yang tinggi berarti beban pajak yang

harus dibayarkan tinggi pula. Dengan melakukan penghindaran pajak,

perusahaan dapat memperoleh manfaat berupa penghematan kas, seperti

yang dikatakan oleh Annuar et al. (2014) bahwa manfaat yang paling jelas

dari tindakan penghindaran pajak ialah penghematan kas dari pajak yang

dihindarkan. Penghematan kas mengarah pada peningkatan arus kas

perusahaan yang mana perusahaan dapat melakukan investasi

menggunakan kas yang dapat dihematnya, sehingga meningkatkan nilai

perusahaan dan kekayaan pemegang saham dengan bertambahnya dividen.

Oleh sebab itu, perusahaan yang memiliki keuntungan yang tinggi

cenderung akan melakukan penghindaran pajak, yang didukung dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Kraft (2014) dan Delgado et al. (2014)

yang menemukan bahwa semakin tinggi profitabilitas perusahaan akan

berdampak terhadap semakin rendahnya ETR, yang berarti semakin tinggi

penghindaran pajak yang dilakukan.

5. Capital Intensity

Intensitas modal merupakan salah satu bentuk keputusan keuangan

yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan untuk meningkatkan

profitabilitas perusahaan. Intensitas modal mencerminkan seberapa besar

Page 38: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

23

modal yang dibutuhkan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan

(Mulyani et al., 2014).

Capital intensity adalah sejumlah uang yang diinvestasikan untuk

mendapatkan output satu dolar. Semakin besar modal digunakan untuk

menghasilkan unit yang sama, dapat dikatakan bahwa semakin intens

modal perusahaan (Shaheen & Malik, 2012). Pada umunya, capital

intensity dikaitkan dengan jumlah modal yang dimiliki perusahaan yang

berupa aset tetap, sehingga capital intensity ratio diukur dengan berapa

proporsi aset tetap dari total aset yang dimiliki perusahaan. Zarai (2013)

menyebutkan bahwa rasio ini menggambarkan intensitas modal dari

aktivitas yang dijalankan perusahaan. Kraft (2014) menyebutkan bahwa

perusahaan dengan modal yang intensif memiliki kesempatan yang lebih

besar untuk perencanaan perpajakan atau strategi penghindaran pajak

daripada perusahaan lain, misalnya mereka dapat memutuskan apakah

akan membeli atau leasing dalam memperoleh aset.

Delgado et al. (2014) menyebutkan bahwa komposisi aset dapat

memiliki efek yang jelas pada Effective Tax Rate, khususnya aset tetap

yang memungkinkan perusahaan untuk memotong beban pajak yang

berasal dari biaya penyusutan dari aset tetap setiap tahunnya. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki aset tetap yang banyak,

cenderung memiliki tarif efektif pajak yang rendah.

Page 39: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

24

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Di bawah ini merupakan hasil penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini.

Tabel 2.1

Hasil Penelitian-Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul

Metode Penelitian

Hasil

Persamaan Perbedaan

1. Armstrong et

al.

(2015)

Corporate

Governance,

Incentives, and Tax

Avoidance

Corporate

governance, tax

avoidance.

Incentives, variabel

kontrol, proksi

corporate

governance, proksi

tax avoidance.

Uji regresi

Quantile.

Tidak ditemukannya

hubungan antara berbagai

mekanisme corporate

governance dan tax

avoidance pada kondisi

rata-rata dan median dari

distribusi tax avoidance.

Menggunakan regresi

quantile, ditemukannya

hubungan positif antara

dewan independen dan

kondisi keuangan untuk

tingkat tax avoidance yang

rendah, tetapi hubungan

negatif untuk tingkat tax

avoidance yang tinggi.

Page 40: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

25

Tabel 2.1 (lanjutan)

Hasil Penelitian-Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul

Metode Penelitian

Hasil

Persamaan Perbedaan

2. Damayanti &

Susanto

(2015)

Pengaruh Komite

Audit, Kualitas

Audit, Kepemilikan

Institusional, Risiko

Perusahaan dan

Return on Asssets

Terhadap Tax

Avoidance

Return on assets, tax

avoidance, Komite

audit dan kualitas

audit.

Analisis regresi

linier berganda.

Kepemilikan

institusional, risiko

perusahaan.

Risiko perusahaan dan

return on assets

berpengaruh terhadap tax

avoidance. Sedangkan

komite audit, kualitas audit

dan kepemilikan

institusional tidak

berpengaruh terhadap tax

avoidance.

3. Wibawa et al.

(2016)

Pengaruh Good

Corporate

Governance

Terhadap

Penghindaran Pajak

Good corporate

governance, komite

audit, kualitas

auditor eksternal,

dan penghindaran

pajak.

Analisis regresi liner

berganda.

Proksi tax

avoidance, salah

satu proksi

corporate

governance, yaitu

persentase Dewan

Komisaris

Independen.

Secara simultan persentase

dewan komisaris

independen, komite audit

perusahaan, dan kualitas

auditor eksernal

berpengaruh secara

signifikan terhadap

pernghindaran pajak,

sedangkan secara parsial

didapatkan persentase

dewan komisaris

independen dan komite

Page 41: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

26

Tabel 2.1 (lanjutan)

Hasil Penelitian-Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul

Metode Penelitian

Hasil

Persamaan Perbedaan

audit perusahaan

berpengaruh signifikan

terhadap penghindaran

pajak, dan kualitas auditor

eksternal berpengaruh

negatif dan tidak

signifikan terhadap

penghindaran pajak.

4. Kanagaretnam

et al.

(2016)

Relation between

Auditor Quality and

Tax Aggressiveness:

Implication of

Cross-Country

Institutional

Differences

Auditor Quality, tax

aggressiveness,

proksi auditor

quality.

Proksi tax

aggressiveness,

Analisis regresi

logistic cross-

sectional.

Kualitas auditor

berhubungan negatif

dengan kemungkinan

agresivitas pajak, bahkan

setelah pengendalian

faktor penentu institusi

lainnya seperti

karakteristik sistem pajak

negara. Juga ditemukan

bahwa hubungan negatif

antara kualitas auditor dan

kemungkinan agresivitas

pajak akan lebih nyata di

negara-negara di mana

Page 42: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

27

Tabel 2.1 (lanjutan)

Hasil Penelitian-Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul

Metode Penelitian

Hasil

Persamaan Perbedaan

perlindungan investor

lebih kuat, risiko litigasi

auditor lebih tinggi,

lingkungan audit yang

lebih baik, dan tekanan

pasar modal lebih tinggi.

5. Richardson et

al.

(2016)

Ownership structure

and corporate tax

avoidance: Evidence

from publicly listed

private firms in

China

Penghindaran pajak,

capital intensity,

profitabilitas.

Analisis regresi.

Ownership

structure, capital

intensity dan

profitabilitas

sebagai variabel

kontrol, proksi tax

avoidance.

Ditemukan hubungan non-

linear yang signifikan

antara konsentrasi

kepemilikan dan

penghindaran pajak. Juga

ditemukan hubungan

positif signifikan antara

struktur kepemilikan

piramida dan

penghindaran pajak

karena efek kubu.

Ditemukan hubungan

yang signifikan antara

penghindaran pajak

dengan capital intensity

dan return on assets.

Page 43: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

28

Tabel 2.1 (lanjutan)

Hasil Penelitian-Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul

Metode Penelitian

Hasil

Persamaan Perbedaan

6. Rizal

(2016)

Why Company Does

Tax Avoidance?

Evidence from a

Manufacturing

Company in

Indonesia Stock

Exchange

Penghindaran pajak,

profitabilitas.

Analisis regresi

linier berganda

Corporate social

responsibility,

independent

commissioners,

ratio of Tobin Q,

proksi

penghindaran

pajak.

CSR, profitabilitas,

Komisaris independen,

dan rasio Tobin Q

memiliki dampak yang

signifikan terhadap

penghindaran pajak.

Sementara sebagian,

direktur independen, dan

rasio Tobin Q tidak

berpengaruh signifikan

terhadap penghindaran

pajak.

7. Kerr et al.

(2016)

Does Corporate

Governance Reform

Influence Corporate

Tax Avoidance

within Family-

Controlled Firms?

Corporate

governance,

penghindaran pajak,

capital intensity,

return on assets.

Salah satu proksi

tax avoidance,

capital intensity

dan return on

assets sebagai

variabel kontrol.

Penghindaran pajak

menurun secara signifikan

setelah pelaksanaan

reformasi tata kelola. Hal

ini menunjukkan adanya

hubungan sebab akibat

antara kekuatan sistem

tata kelola dan

penggelapan pajak.

Perusahaan dengan tata

Page 44: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

29

Tabel 2.1 (lanjutan)

Hasil Penelitian-Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul

Metode Penelitian

Hasil

Persamaan Perbedaan

kelola yang dilaporkan

lebih tinggi kurang terlibat

dalam penghindaran

pajak.

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Page 45: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

30

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan dalam Gambar

2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Fenomena Penghindaran Pajak

Faktor-Faktor Penyebab Penghindaran Pajak

Kualitas Audit Penghindaran

Pajak

Metode Analisis: Regresi Linier Berganda

Hasil Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Skandal Penghindaran Pajak

Profitabilitas

Capital Intensity

Basis Teori: Teori Agensi

Corporate

Governance

Komite Audit

Page 46: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

31

D. Perumusan Hipotesis

1. Keterkaitan Corporate Governance dengan Penghindaran Pajak

Dalam penelitian ini, corporate governance diproksikan

menggunakan kualitas audit dan komite audit.

a. Keterkaitan Kualitas Audit dengan Penghindaran Pajak

Penelitian yang dilakukan oleh Kerr et al. (2016) menunjukkan

bahwa reformasi tata kelola akan menurunkan tindakan penghindaran

pajak. Kualitas auditor merupakan fungsi mekanisme corporate

governance (Lin & Liu, 2009; Sunarsih & Oktaviani, 2016) dan

auditor KAP the Big Four menyediakan kualitas audit yang lebih

tinggi daripada auditor KAP non the Big Four (DeFond et al., 2014).

Secara umum, diasumsikan bahwa perusahaan memilih level kualitas

audit mereka sendiri melalui pilihan auditor mereka (Beisland et al.,

2012). Hal ini menunjukkan bahwa bagaimana perusahaan memilih

auditor independen, pemilihan apakah termasuk auditor KAP the Big

Four atau bukan, merupakan bagian dari mekanisme corporate

governance.

Penelitian yang dilakukan oleh Annisa & Kurniasih (2012) dan

Sunarsih & Oktaviani (2016) menunjukkan bahwa kualitas audit

berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Begitu pula dengan

penelitian yang dilakukan oleh Kanagaretnam et al. (2016) yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara kualitas auditor

dengan agresivitas pajak.

Page 47: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

32

Sedangkan hasil penelitian Wibawa et al. (2016) menunjukkan

bahwa kualitas auditor eksternal tidak berpengaruh terhadap tax

avoidance. Begitupun dengan penelitian Damayanti & Susanto (2015)

yang menunjukkan bahwa kuailitas audit tidak berpengaruh terhadap

tax avoidance. Berdasarkan penelitian terdahulu, hipotesis dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

H1a: Kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap

penghindaran pajak.

2. Keterkaitan Komite Audit dengan Penghindaran Pajak

Dalam Keputusan Ketua BAPEPAM nomor Kep-29/PM/2004

peraturan no. IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan

Kerja Komite Audit, disebutkan bahwa komite audit terdiri dari

sekurang-kurangnya satu orang Komisaris Indepeden dan sekurang-

kurangnya 2 (dua) orang anggota lainnya berasal dari luar Emiten atau

Perusahaan Publik. Komite audit merupakan komponen corporate

governance. Komite audit memiliki peran penting, yaitu mengawasi

proses pelaporan keuangan di bawah tugas utamanya untuk menjamin

integritas dan kredibiltas laporan keuangan (Gajevszky, 2014).

Hasil penelitian Annisa & Kurniasih (2012) menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari jumlah komite audit

terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Sunarsih & Oktaviani (2016) menunjukkan bahwa komite audit

berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak, yang mana

Page 48: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

33

mengindikasikan bahwa komite audit mampu memperbaiki kesalahan

manajemen yang melakukan tax evasion. Hasil penelitian Wibawa et

al. (2016) juga menyatakan bahwa komite audit berpengaruh

signifikan terhadap penghindaran pajak.

Sedangkan penelitian Damayanti & Susanto (2015)

menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak. Komite audit yang beranggotakan sedikit,

cenderung dapat bertindak lebih efisien, namun juga memiliki

kelemahan, yakni minimnya pengalaman anggota Begitu pula dengan

penelitian yang dilakukan oleh Cahyono et al. (2016) yang

manyatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak. Berdasarkan penelitian terdahulu, hipotesis dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

H1b: Komite audit berpengaruh signifikan terhadap penghindaran

pajak.

3. Keterkaitan Profitabilitas dengan Penghindaran Pajak

Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan profit

ialah keuntungan, yang mana keuntungan ini dapat diperoleh dengan

memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Keuntungan

yang tinggi tentu saja merupakan hal bagus bagi suatu perusahaan. Akan

tetapi, keuntungan yang tinggi berarti beban pajak yang harus dibayarkan

tinggi pula. Dengan melakukan penghindaran pajak, perusahaan dapat

memperoleh manfaat berupa penghematan kas, seperti yang dikatakan oleh

Page 49: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

34

Annuar et al. (2014) bahwa manfaat yang paling jelas dari tindakan

penghindaran pajak ialah penghematan kas dari pajak yang dihindarkan.

Penghematan kas mengarah pada peningkatan arus kas perusahaan yang

mana perusahaan dapat melakukan investasi menggunakan kas yang dapat

dihematnya, sehingga meningkatkan nilai perusahaan.

Hasil penelitian Richardson et al. (2016) menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara penghindaran pajak dengan

profitabilitas. Begitu pula dengan penelitian Kraft (2014), Delgado et al.

(2014), dan Rizal (2016) yang menunjukkan hasil yang sama. Sedangkan

penelitian Zarai (2013) menemukan bahwa semakin tinggi profitabilitas

perusahaan akan berdampak terhadap semakin tingginya effective tax rate,

yang berarti semakin rendah penghindaran pajak yang dilakukan. Berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahyono et al. (2016) yang

menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak. Berdasarkan penelitian terdahulu, hipotesis dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

H2: Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap penghindaran

pajak.

4. Keterkaitan Capital Intensity dengan Penghindaran Pajak

Kraft (2014) menyebutkan bahwa perusahaan dengan modal yang

intensif memiliki kesempatan yang lebih besar untuk perencanaan

perpajakan atau strategi penghindaran pajak daripada perusahaan lain.

Sebagai contoh, mereka dapat memutuskan apakah akan membeli atau

Page 50: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

35

leasing dalam memperoleh aset. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan

yang memiliki aset tetap yang banyak (proporsi aset tetap yang dimiliki

perusahaan tinggi), cenderung memiliki tarif efektif pajak yang rendah

(Delgado et al., 2014).

Penelitian Richardson et al. (2016) menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara penghindaran pajak dengan capital

intensity. Begitu pula dengan penelitian Noor et al. (2010) ditemukan

bahwa semakin tinggi capital intensity, maka semakin rendah effective tax

rate yang menunjukkan semakin tinggi penghindaran pajak yang

dilakukan. Berbeda dengan penelitian Kraft (2014) dan Chiou et al. (2012)

yang menemukan bahwa capital intensity tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak. Berdasarkan penelitian terdahulu, hipotesis dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

H3: Capital Intensity berpengaruh signifikan terhadap penghindaran

pajak.

Page 51: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen,

yaitu corporate governance, profitabilitas, dan capital intensity terhadap

variabel dependen, yaitu penghindaran pajak. Populasi dalam penelitian ini

adalah perusahaan yang bergerak di industri manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2014 sampai dengan 2016. Hal ini

dengan pertimbangan bahwa jumlah perusahaan yang termasuk dalam industri

manufaktur paling banyak dibandingkan dengan industri lain, sehingga

mampu mewakili perusahaan-perusahaan dari industri lain yang terdaftar di

BEI. Selain itu, penelitian ini meneliti variabel Capital Intensity untuk

mengetahui pengaruh proporsi aset tetap atas total aset yang dimiliki

perusahaan yang berada pada sektor manufaktur terhadap penghindaran pajak,

yang mana perusahaan manufaktur memiliki nilai aset tetap yang tinggi.

Periode penelitian yang digunakan adalah 3 tahun, yaitu dari tahun

2014 sampai dengan 2016. Hal ini dikarenakan di akhir 2014, terungkap kasus

penghindaran pajak yang menyangkut banyak perusahaan multinasional yang

melibatkan negara Luxembourg sebagai negara yang memberikan fasilitas

pajak dengan skema pajak yang rumit dengan dibantu oleh kantor akuntan

handal internasional (Santosa, 2015). Selain itu, penggunaan data yang up to

Page 52: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

37

date juga diharapkan mampu mengggambarkan kondisi saat ini, sehingga

lebih relevan dengan tahun penelitian.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel pada penelitian ini diambil dari perusahaan sektor industri

manufaktur. Peneliti menggunakan metode purposive sampling dalam

memilih sampel, yaitu proses pemilihan sampel berdasarkan kriteria atau

penilaian tertentu. Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini ialah sebagai

berikut:

a. Perusahaan di industri manufaktur yang terdaftar selama 3 tahun berturut-

turut di BEI selama tahun 2014 hingga 2016;

b. Menyajikan laporan keuangannya menggunakan tahun buku yang berakhir

31 Desember;

c. Menyajikan laporan keuangannya dalam satuan mata uang rupiah selama

periode penelitian dan tidak memiliki laba yang negatif (mengalami

kerugian).

d. Menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini secara lengkap

selama periode penelitian.

e. Memiliki CETR kurang dari 1 selama periode penelitian.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data yang digunakan dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan dua cara, yaitu penelitian pustaka dan penelitian

lapangan.

Page 53: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

38

1. Penelitian Pustaka

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang

sedang diteliti melalui buku, jurnal, internet, berita, dan perangkat lain

yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data sekunder.

Seluruh data bersumber dari laporan tahunan perusahaan manufaktur tahun

2014 sampai 2016 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan

dapat diakses melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia pada alamat

website www.idx.co.id.

D. Metode Analisis Data

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kutosis dan skewness (kemencengan distribusi)

(Ghozali, 2016:19).

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, peneliti

melakukan uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan

uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal

Page 54: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

39

(Ghozali, 2016:154). Penelitian ini menggunakan analisis grafik dan

uji non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk mendeteksi

apakah residual berdistribusi normal atau tidak. Analisis grafik dapat

dilakukan dengan melihat grafik histogram dan grafik normal P-Plot.

Grafik histogram yang memberikan pola distribusi yang tidak menceng

ke kiri ataupun ke kanan dapat dikatakan bahwa model regresi

memenuhi asumsi normalitas. Pada grafik normal P-Plot, jika data

(titik) menyebar di sekitar garis diagonal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2016:156). Pada uji non-

parametik Kolmogorov-Smirnov, jika nilai Sig. (2-tailed) > α, nilai

residual terstandarisasi dinyatakan menyebar secara normal (Suliyanto,

2011:78).

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di

dalam model regresi, dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation

Factor) dan nilai Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0,10

atau sama dengan nilai VIF (Variance Inflation Factor) > 10 (Ghozali,

2016:103-104). Hal ini berarti jika nilai Tolerance > 0,10 atau sama

dengan nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10, tidak terjadi

multikolinieritas pada model regresi.

Page 55: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

40

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas

(Ghozali, 2016:134).

Penelitian ini menggunakan analisis grafik scatterplot dan uji

Park untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas pada

model regresi. Jika pada grafik scetterplot terlihat bahwa titik-titik

menyebar secara acak di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu

Regression Studentized Residual, maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi heteroskedastisitas pada model regresi (Ghozali, 2016:136).

Pada uji Park, gejala heteroskedastisitas ditunjukkan oleh koefisien

regresi dari masing-masing variabel independen. Jika nilai

probabilitasnya lebih besar dari nilai alpha (Sig. > α), maka dapat

dipastikan model tidak mengandung gejala heteroskedastisitas

(Suliyanto, 2011:107).

d. Uji Autokorelasi

Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki

masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan

tersebut menjadi tidak baik/tidak layak dipakai prediksi. Salah satu

ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan

Page 56: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

41

uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut (Sunyoto,

2011:134):

1) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW di bawah -2 (DW < -2).

2) Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada di antara -2 dan +2

(-2 < DW < +2).

3) Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW di atas +2 (DW > +2).

3. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan Software SPSS (Statistical Product

and Services Solutions) versi 22 untuk memprediksi hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen.

a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda

Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda

(multiple regression) untuk menguji pengaruh antara variabel

independen dengan dependen. Pada analisis regresi berganda, jumlah

variabel bebas (independen) yang digunakan untuk memprediksi

variabel tergantung (dependen) lebih dari satu (Suliyanto, 2011:53).

Persamaan regresi berganda dirumuskan sebagai berikut:

CETR = α + β1ADT + β2KMT + β3ROA + β4CINT + ε

Keterangan:

CETR = Penghindaran pajak

α = Konstanta

β = Koefisien regresi

ADT = Kualitas audit

Page 57: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

42

KMT = Komite audit

ROA = Profitabilitas

CINT = Capital intensity

ε = Error

b. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)

Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh keampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah anatara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen. Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel

independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2016:95).

c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi

mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap

variabel dependen.

Jika variabel independen memiliki pengaruh secara simultan

terhadap variabel dependen, maka model persamaan regresi masuk

dalam kriteria cocok atau fit (Suliyanto, 2011:55). Hipotesis alternatif

yang ingin diuji adalah sebagai berikut:

Ha: Corporate Governance, profitabilitas, dan capital intensity secara

simultan berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Page 58: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

43

Dasar pengambilan keputusan dalam penelitian ini

menggunakan taraf signifikansi 5% adalah sebagai berikut (Ghozali,

2016:99):

1) Apabila nilai signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak atau Ha diterima,

yang berarti semua variabel independen secara simultan

berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) Apabila nilai signifikansi > 0,05, maka Ho diterima atau Ha ditolak,

yang berarti semua variabel independen secara simultan tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

d. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2016:97).

Dasar pengambilan keputusan dalam penelitian ini

menggunakan taraf signifikansi 5% adalah sebagai berikut (Ghozali,

2016:97):

1) Apabila nilai signifikansi t < 0,05, berarti variabel independen

secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) Apabila nilai signifikansi t > 0,05, berarti variabel independen

secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Page 59: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

44

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Berikut merupakan definisi dari variabel dan cara pengukurannya.

1. Penghindaran Pajak

Lim (2011) medefinisikan penghindaran pajak sebagai

penghematan pajak yang timbul dari metode pengurangan pajak umum

dan perlindungan pajak yang mana terkadang legalitas untuk

meminimalkan kewajiban pajak dipertanyakan. Penghindaran pajak adalah

melakukan tindakan meminimalkan kewajiban pajak dalam koridor hukum,

sedangkan penggelapan pajak adalah melakukan tindakan ilegal untuk

menghindari dari membayar pajak (Aumeerun et al., 2016). Variabel ini

dihitung mengunakan CETR (Cash Effective Tax Rate), yaitu kas yang

dikeluarkan untuk membayar beban pajak dibagi dengan laba sebelum

pajak. Semakin rendah kas yang dibayarkan perusahaan untuk beban pajak

mengindikasikan bahwa semakin tinggi perusahaan cenderung melakukan

penghindaran pajak.

Penelitian ini menggunakan CETR (Cash Effective Tax Rate)

sebagai pengukuran agar dapat mengetahui perbandingan kas yang

perusahaan keluarkan untuk membayar pajak dengan laba sebelum

pajaknya, sehingga akan diketahui berapa pastinya tarif pajak perusahaan

sesuai besarnya pajak yang dibayarkan dan dapat membandingkannya

dengan tarif pajak badan dalam peraturan undang-undang perpajakan,

yang mana semakin tinggi CETR mengindikasikan semakin rendah

aktivitas penghindaran pajak. Penghindaran pajak dalam penelitian ini

Page 60: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

45

diukur dengan membandingkan kas yang dikuluarkan untuk beban pajak

dengan laba sebelum pajak (Huseynov & Klamm, 2012; Damayanti &

Susanto, 2015; Dewinta & Setiawan, 2016) yang dapat dirumuskan

sebahai berikut:

2. Corporate Governance

Potensi konflik kepentingan, bagaimanapun, dapat diminimalisir

oleh kesejajaran mekanisme pemangku kepentingan eksternal dan internal.

Mekanisme ini lebih dikenal sebagai tata kelola perusahaan. Ini adalah

mekanisme yang mengontrol sebuah perusahaan sehingga dapat berjalan

secara efektif dalam memenuhi kedua kepentingan pemangku kepentingan

eksternal dan internal, seperti pemerintah dan manajemen (Mulyadi &

Anwar, 2015).

a. Kualitas Audit

Peran audit adalah untuk mengurangi asimetri informasi pada

angka akuntansi, dan untuk meminimalkan kerugian residual yang

dihasilkan dari kesempatan manajer dalam pelaporan keuangan

(Adeyemi & Fagbemi, 2010). Kasim et al. (2016) menyebutkan bahwa

indikator-indikator yang umumnya digunakan peneliti-peneliti untuk

menilai kualitas audit seperti ukuran auditor, biaya audit, dan reputasi

auditor merupakan indikator yang relevan dengan auditor KAP the Big

Four karena mereka dikenal dengan reputasi terbaik dan harga

tertinggi mereka disamping merupakan KAP terbesar di dunia.

Page 61: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

46

Penelitian ini menggunakan auditor KAP the Big Four atau non

the Big Four sebagai proksi untuk mengukur kualitas audit karena

beberapa penelitian menunjukkan bahwa auditor KAP the Big Four

berhubungan dengan kualitas audit yang lebih tinggi (Beisland et al.,

2012; Damayanti & Susanto, 2015; Kanagaretnam et al., 2016).

Sehingga, variabel dummy digunakan, yang mana bernilai 1 jika

menggunakan jasa auditor KAP the Big Four dan bernilai 0 jika tidak

menggunakan jasa auditor KAP the Big Four. KAP the Big Four

antara lain: Price Water Housecooper (PWC), Deloitte Touche

Tohmatsu (Deloitte), Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), dan

Ernst & Young (E&Y).

b. Komite Audit

Dalam Keputusan Ketua BAPEPAM nomor Kep-29/PM/2004

peraturan no. IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan

Kerja Komite Audit, disebutkan bahwa komite audit adalah komite

yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu

melaksanakan tugas dan fungsinya. Selain itu, dinyatakan juga bahwa

komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang Komisaris

Indepeden dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota lainnya

berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik.

Jumlah anggota komite audit harus disesuaikan dengan

kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektifitas

dalam pengambilan keputusan (KNKG, 2006). Gajevszky (2014)

Page 62: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

47

menyatakan bahwa komite audit memiliki peran penting yaitu

mengawasi proses pelaporan keuangan di bawah tugas utamanya untuk

menjamin integritas dan kredibiltas laporan keuangan. Komite audit

diproksikan dengan jumlah personil komite audit yang terdapat di

perusahaan (Annisa & Kurniasih, 2012; Wibawa et al., 2016).

Komite Audit = Jumlah personil komite audit

3. Profitabilitas

Salah satu rasio yang sering digunakan dalam mengukur

profitabilitas ialah return on assets (ROA), yang mana pengukuran ini

digunakan untuk mengetahui bagaimana kemampuan perusahaan dalam

memanfaatkan asetnya untuk memperoleh keuntungan. Kabajeh et al.

(2012) menyebutkan bahwa rasio profitabilitas merupakan indikator untuk

efisiensi keseluruhan perusahaan, yang mana biasanya digunakan sebagai

ukuran untuk laba yang dihasilkan oleh perusahaan selama periode waktu

berdasarkan tingkat penjualan, aset, modal yang digunakan, kekayaan

bersih dan laba per saham. Rasio profitabilitas mengukur kapasitas

pendapatan perusahaan, dan dianggap sebagai indikator untuk

pertumbuhan, keberhasilan dan kontrol. Rasio ini juga menunjukkan

kemajuan dan tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan oleh

investor.

Rerturn on assets (ROA) dalam penelitian ini dihitung dengan

membandingkan laba bersih dengan total aset yang dimiliki perusahaan

Page 63: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

48

(Kabajeh et al., 2012; Zarai, 2013; Damayanti & Susanto, 2015; Rizal,

2016), yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

4. Capital Intensity

Capital intensity adalah sejumlah uang yang diinvestasikan untuk

mendapatkan output satu dolar. Semakin besar modal digunakan untuk

menghasilkan unit yang sama, dapat dikatakan bahwa semakin intens

modal perusahaan (Shaheen & Malik, 2012). Pada umunya, capital

intensity dikaitkan dengan jumlah modal yang dimiliki perusahaan yang

berupa aset tetap, sehingga rasio intensitas aset tetap diukur dengan berapa

proporsi aset tetap dari total aset yang dimiliki perusahaan (Kraft, 2014;

Richardson et al., 2016), yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 64: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

49

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Indikator Skala

Pengukuran

Penghindaran

Pajak

Ref: Huseynov

& Klamm

(2012);

Damayanti &

Susanto (2015);

Dewinta &

Setiawan (2016)

Diproksikan dengan CETR, yaitu

pembayaran kas untuk beban pajak dibagi

laba sebelum pajak

Rasio

Kualitas Audit

Ref: Beisland et

al. (2012);

Damayanti &

Susanto (2015);

Kanagaretnam

et al. (2016)

Menggunakan variabel dummy yang mana

bernilai 1 jika menggunakan jasa auditor

KAP the Big Four dan bernilai 0 jika tidak

menggunakan jasa auditor KAP non the

Big Four.

Nominal

Komite Audit

Ref: Annisa &

Kurniasih

(2012);

Wibawa et al.

(2016)

Diproksikan dengan jumlah personil

komite audit yang terdapat di perusahaan.

Komite Audit = Jumlah personil komite

audit

Nominal

Profitabilitas

Ref: Kabajeh et

al. (2012);

Zarai (2013);

Damayanti &

Susanto (2015);

Rizal (2016)

Diproksikan dengan ROA, yaitu laba

bersih dibagi dengan total aset yang

dimiliki perusahaan.

Rasio

Capital

Intensity

Ref: Kraft

(2014);

Richardson et

al. (2016)

Diproksikan dengan rasio intensitas aset

tetap, yaitu aset tetap dibagi total aset

yang dimiliki perusahaan.

Rasio

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Page 65: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Perusahaan yang bergerak di industri manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2014 sampai dengan 2016

merupakan populasi dalam penelitian ini. Pemilihan sampel dilakukan

dengan metode purposive sampling. Perusahan-perusahaan yang dijadikan

sampel telah sesuai dengan kriteria yang tekah ditetapkan. Tahapan seleksi

sampel penelitian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tampak dalam

Tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1

Tahapan Seleksi Sampel Penelitian

No. Kriteria Jumlah

1.

Jumlah perusahaan di industri manufaktur yang

terdaftar selama 3 tahun berturut-turut di BEI selama

tahun 2014 hingga 2016

139

2.

Perusahaan yang tidak menyajikan laporan

keuangannya menggunakan tahun buku yang berakhir

31 Desember

(3)

3.

Perusahan yang tidak menyajikan laporan

keuangannya dalam satuan mata uang rupiah selama

periode penelitian dan memiliki laba yang negatif

(mengalami kerugian)

(69)

4. Perusahaan yang tidak menyajikan data yang

dibutuhkan dalam penelitian secara lengkap (3)

5. Perusahaan yang memiliki CETR lebih dari 1 (8)

Jumlah sampel penelitian terpilih 56

Tahun penelitian 3

Jumlah sampel total dalam periode penelitian 168

Sumber: Data sekunder yang diolah

Page 66: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

51

Namun, setelah data mengalami pengolahan pada software SPSS,

terdapat data outlier, sehingga data tersebut dikeluarkan dari sampel

penelitian.

Tabel 4.1 (lanjutan)

Tahapan Seleksi Sampel Penelitian

Keterangan Jumlah

Jumlah sampel total dalam periode penelitian 168

Data outlier (5)

Jumlah data yang dapat diolah 163

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa perusahaan

manufaktur yang dijadikan sampel sebanyak 56 peusahaan. Periode

penelitian yang digunakan adalah 3 (tiga) tahun, yaitu tahun 2014, 2015,

dan 2016. Sehingga, total sampel yang diteliti sebanyak 168 data laporan

tahunan perusahaan manufaktur. Tetapi, dengan adanya data outlier yang

dikeluarkan dari sampel penelitian, menyebabkan data yang dapat diolah

berjumlah 163 data.

2. Deskripsi Sampel Penelitian

Pada penelitian ini, sampel dipilih menggunakan metode purposive

sampling, yaitu berdasarkan kriteri-kriteria yang telah ditentukan. Berikut

nama-nama perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yang

disajikan dalam Tabel 4.2 di bawah ini.

Page 67: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

52

Tabel 4.2

Daftar Nama Perusahaan Sampel

No. Nama Perusahaan Kode

1. PT Akasha Wira International Tbk ADES

2. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA

3. PT Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI

4. PT Alkindo Naratama Tbk ALDO

5. PT Asahimas Flat Glass Tbk AMFG

6. PT Arwana Citramulia Tbk ARNA

7. PT Astra International Tbk ASII

8. PT Astra Otoparts Tbk AUTO

9. PT Sepatu Bata Tbk BATA

10. PT Budi Starch & Sweetener Tbk BUDI

11. PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA

12. PT Chitose International Tbk CINT

13. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN

14. PT Delta Djakarta Tbk DLTA

15. PT Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA

16. PT Ekadharma International Tbk EKAD

17. PT Gudang Garam Tbk GGRM

18. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP

19. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP

20. PT Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR

21. PT Impack Pratama Industri Tbk IMPC

22. PT Indal Aluminium Industry Tbk INAI

23. PT Intanwijaya Internasional Tbk INCI

24. PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF

25. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP

26. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk ISSP

27. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA

28. PT Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF

29. PT KMI Wire and Cable Tbk KBLI

30. PT Kabelindo Murni Tbk KBLM

31. PT Kalbe Farma Tbk KLBF

32. PT Lion Metal Works Tbk LION

33. PT Lionmesh Prima Tbk LMSH

34. PT Merck Tbk MERK

35. PT Nipress Tbk NIPS

36. PT Pelangi Indah Canindo Tbk PICO

37. PT Pyridam Farma Tbk PYFA

38. PT Ricky Putra Globalindo Tbk RICY

39. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI

40. PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk SCCO

41. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk SIDO

42. PT Sekar Bumi Tbk SKBM

Page 68: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

53

Tabel 4.2 (lanjutan)

Daftar Nama Perusahaan Sampel

No. Nama Perusahaan Kode

43. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk SMBR

44. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk SMGR

45. PT Selamat Sempurna Tbk SMSM

46. PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBB

47. PT Siantar Top Tbk STTP

48. PT Tunas Alfin Tbk TALF

49. PT Mandom Indonesia Tbk TCID

50. PT Surya Toto Indonesia Tbk TOTO

51. PT Trisula International Tbk TRIS

52. PT Trias Sentosa Tbk TRST

53. PT Tempo Scan Pacisic Tbk TSPC

54. PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk ULTJ

55. PT Unilever Indonesia Tbk UNVR

56. PT Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM

Sumber: Data sekunder yang diolah

B. Analisis Data Penelitian

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi berganda (multiple regression analysis). Tujuannya untuk memperoleh

gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen, yaitu

corporate governance (ADT dan KMT), profitabilitas (ROA), capital intensity

(CINT) terhadap variabel dependen, yaitu penghindaran pajak (CETR).

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan

standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Variabel-variabel

dalam penelitian ini diuji secara statistik dengan menggunakan program

SPSS seperti yang terlihat dalam Tabel 4.3 berikut.

Page 69: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

54

Tabel 4.3

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

ADT 163 0 1 ,47 ,500

KMT 163 2 5 3,15 ,439

ROA 163 ,00645 ,41502 ,1021585 ,08354797

CINT 163 ,07797 ,79656 ,3341322 ,15322661

CETR 163 ,03390 ,67107 ,2854293 ,11406691

Valid N

(listwise) 163

Sumber: Data sekunder yang diolah

Pada Tabel 4.3, dengan jumlah 163 data penelitian (N), analisis

statistik deskriptif terhadap variabel corporate governance (yang

diproksikan dengan kualitas audit) menunjukkan nilai minimum sebesar 0

dan nilai maksimum sebesar 1 dengan standar deviasi sebesar 0,500. Nilai

mean atau rata-rata ADT sebesar 0,47. Hal ini menunjukkan bahwa

perbandingan perusahaan manufaktur di Indonesia yang menggunakan

dengan yang tidak menggunakan jasa auditor KAP the Big Four hampir

berbanding sama.

Pada variabel corporate governance (yang diproksikan dengan

komite audit), hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan nilai

minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5 dengan standar deviasi

sebesar 0,439. Nilai mean atau rata-rata KMT sebesar 3,15. Hal ini

menunjukkan perusahaan manufaktur di Indonesia cenderung patuh

melaksanakan peraturan Keputusan Ketua BAPEPAM nomor Kep-

29/PM/2004 peraturan no. IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman

Page 70: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

55

Pelaksanaan Kerja Komite Audit, yang menyatakan komite audit terdiri

dari sekurang-kurangnya satu orang Komisaris Indepeden dan sekurang-

kurangnya 2 (dua) orang anggota lainnya atau dengan kata lain minimal

berjumlah 3 orang.

Pada variabel profitabilitas (ROA), hasil analisis statistik deskriptif

menunjukkan nilai minimum sebesar 0,00645 dan nilai maksimum sebesar

0,41502 dengan standar deviasi sebesar 0,08354797. Nilai mean atau rata-

rata ROA sebesar 0,1021585 atau 10,2%. Hal ini menunjukkan bahwa

rata-rata perusahaan manufaktur di Indonesia dalam memanfaatkan aset

yang dimilikinya, laba bersih yang diperoleh sebesar 10,2%.

Pada variabel capital intensity (CINT), hasil analisis statistik

deskriptif menunjukkan nilai minimum sebesar 0,07797 dan nilai

maksimum sebesar 0,79656 dengan standar deviasi sebesar 0,15322661.

Nilai mean atau rata-rata CINT sebesar 0,3341322 atau 33,4%. Hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di Indonesia

memiliki aset tetap sebesar 33,4% dari total aset yang dimiliki.

Pada variabel penghindaran pajak (CETR), hasil analisis statistik

deskriptif menunjukkan nilai minimum sebesar 0,03390 dan nilai

maksimum sebesar 0,67107 dengan standar deviasi sebesar 0,11406691.

Nilai mean atau rata-rata CETR sebesar 0,2854293. Hal ini menunjukkan

bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di Indonesia cenderung patuh

dalam membayar beban pajaknya.

Page 71: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

56

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi

terhadap variabel independen dan viariabel dependen.

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Penelitian ini menggunakan analisis grafik dan uji non-parametik

Kolmogorov-Smirnov (K-S).

1) Analisis Grafik Histogram

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan Gambar 4.1 di atas, grafik histogram

membentuk kurva seperti lonceng dan tidak menceng ke kiri

Page 72: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

57

ataupun ke kanan. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi

normal atau model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Analisis Grafik dengan Normal Probability Plot (Normal P-P Plot)

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-P Plot

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan Gambar 4.2 di atas, terlihat bahwa penyebaran

data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal. Hal ini menujukkan bahwa data berdistribusi

normal atau model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Page 73: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

58

3) Uji Kolmogoorov-Smirnov

Tabel 4.4

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize

d Residual

N 163

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation ,10742374

Most Extreme

Differences

Absolute ,057

Positive ,057

Negative -,031

Test Statistic ,057

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, terlihat bahwa nilai Sig. (2-

tailed) sebesar 0,200 > 0,05 (Sig. > α). Hal ini menunjukkan bahwa

data residual terdistirbusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas

(independen).

Page 74: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

59

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity

Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

ADT ,737 1,357

KMT ,893 1,120

ROA ,759 1,317

CINT ,902 1,109

a. Dependent Variable: CETR

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, hasil perhitungan nilai Tolerance

menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai

tolerance kurang dari 0,10, yaitu 0,737 dan 0,893 untuk corporate

governance (ADT dan KMT), 0,759 untuk profitabilitas (ROA), dan

0,902 untuk capital intensity (CINT).

Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama, yaitu

tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10,

yaitu 1,357 dan 1,120 untuk corporate governance (ADT dan KMT),

1,317 untuk profitabilitas (ROA), dan 1,109 untuk capital intensity

(CINT). Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel independen

dalam model persamaan regresi tidak terdapat gejala multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

Page 75: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

60

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.

Penelitian ini menggunakan analisis grafik dengan scatterplot dan uji

park untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas.

1) Analisis Grafik dengan Scatterplot

Gambar 4.3

Scatterplot

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tampilan Scetterplot dalam Gambar 4.3 di atas,

terlihat bahwa plot menyebar secara acak di atas maupun di bawah

angka nol pada sumbu Regression Studentized Residual. Hal ini

menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat gejala

heterostedastisitas.

2) Uji Park

Gejala heteroskedastisitas ditunjukkan oleh koefisien

regresi dari masing-masing variabel independen. Jika nilai

Page 76: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

61

probabilitasnya lebih besar dari nilai alpha (Sig. > α), model

regresi tidak mengandung gejala heteroskedastisitas.

Tabel 4.6

Hasil Uji Park

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -5,596 1,661 -3,369 ,001

ADT -,086 ,504 -,016 -,171 ,864

KMT -,105 ,522 -,017 -,201 ,841

ROA -5,128 2,972 -,155 -1,726 ,086

CINT 1,155 1,487 ,064 ,777 ,438

a. Dependent Variable: LnRES2

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, nilai sig. kualitas audit (ADT)

sebesar 0,864, yang mana di atas 0,05. Nilai sig. komite audit

(KMT) sebesar 0,841, yang mana di atas 0,05. Nilai sig.

profitabilitas (ROA) sebesar 0,086, yang mana di atas 0,05. Nilai

sig. capital intensity (CINT) sebesar 0,438, yang mana di atas 0,05.

Dapat disimpulkan bahwa semua nilai sig. > 0,05, sehingga

menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat gejala

heterostedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki

masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan

tersebut menjadi tidak baik/tidak layak dipakai prediksi. Salah satu

Page 77: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

62

ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan

uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut (Sunyoto,

2011:134):

4) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW di bawah -2 (DW < -2).

5) Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada di antara -2 dan +2

(-2 < DW < +2).

6) Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW di atas +2 (DW > +2).

Berikut adalah hasil uji autokorelasi.

Tabel 4.7

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 ,336a ,113 ,091 ,10877504 1,416

a. Predictors: (Constant), CINT, ADT, KMT, ROA

b. Dependent Variable: CETR

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, nilai Durbin-Watson (DW)

sebesar 1,416. Berdasarkan ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya

masalah autokorelasi di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

masalah autokorelasi karena nilai DW berada di antara -2 dan + 2 (-2 <

1,416 < +2).

3. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)

Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh keampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

Page 78: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

63

determinasi adalah anatara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen (Ghozali, 2016:95). Berikut adalah hasil uji koefisien

determinasi.

Tabel 4.8

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 ,336a ,113 ,091 ,10877504 1,416

a. Predictors: (Constant), CINT, ADT, KMT, ROA

b. Dependent Variable: CETR

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, terlihat bahwa nilai Adjusted R

Square sebesar 0,091. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel

corporate governance, profitabilitas, dan capital intensity terhadap

penghindaran pajak adalah 9,1%, sedangkan sisanya sebesar 81,9%

(100% - 9,1%) dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitian ini, seperti karakter eksekutif, ukuran

perusahaan, struktur kepemilikan, leverage, inventory intensity.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi

mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap

variabel dependen.

Page 79: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

64

Jika variabel independen memiliki pengaruh secara simultan

terhadap variabel dependen, maka model persamaan regresi masuk

dalam kriteria cocok atau fit (Suliyanto, 2011:55). Berikut adalah hasil

uji statistik F.

Tabel 4.9

Hasil Uji Statistik F

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression ,238 4 ,060 5,036 ,001b

Residual 1,869 158 ,012

Total 2,108 162

a. Dependent Variable: CETR

b. Predictors: (Constant), CINT, ADT, KMT, ROA

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, nilai F hitung sebesar 5,036

dengan Sig. 0,001. Nilai signifikansi < 0,05 (0,001 < 0,05), sehingga

menunjukkan bahwa corporate governance (ADT dan KMT),

profitabilitas (ROA), dan capital intensity (CINT) secara simultan

berpengaruh terhadap penghindaran pajak (CETR). Dikarenakan

variabel independen memiliki pengaruh secara simultan terhadap

variabel dependen, maka model persamaan regresi masuk dalam

kriteria cocok atau fit.

c. Uji Statistik Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

Page 80: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

65

menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2016:97). Berikut

adalah hasil uji statistik t.

Tabel 4.10

Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) ,421 ,066 6,420 ,000

ADT ,051 ,020 ,225 2,576 ,011

KMT -,038 ,021 -,147 -1,856 ,065

ROA -,477 ,117 -,349 -4,063 ,000

CINT ,029 ,059 ,039 ,496 ,621

a. Dependent Variable: CETR

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, kualitas audit (ADT) secara

statistik menunjukkan nilai sig. lebih kecil dari α (0,011 < 0,05). Oleh

karena itu, H1a diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas

audit (ADT) berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak

(CETR).

Komite audit (KMT) secara statistik menunjukkan nilai sig.

lebih besar dari α (0,065 > 0,05). Oleh karena itu, H1b ditolak, sehingga

dapat disimpulkan bahwa komite audit (KMT) belum mampu

membuktikan adanya pengaruh terhadap penghindaran pajak (CETR).

Profitabilitas (ROA) secara statistik menunjukkan nilai sig.

lebih kecil dari α (0,000 < 0,05). Oleh karena itu, H2 diterima, sehingga

Page 81: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

66

dapat disimpulkan bahwa profitabilitas (ROA) berpengaruh signifikan

terhadap penghindaran pajak (CETR).

Capital intensity (CINT) secara statistik menunjukkan nilai sig.

lebih besar dari α (0,621 > 0,05). Oleh karena itu, H3 ditolak, sehingga

dapat disimpulkan bahwa capital intensity (CINT) belum mampu

membuktikan adanya pengaruh terhadap penghindaran pajak (CETR).

C. Pembahasan

1. Pengaruh Corporate Governance terhadap Pengindaran Pajak

a. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Penghindaran Pajak

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kualitas audit

berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Jadi, H1a dalam

penelitian ini, yaitu kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap

penghindaran pajak, diterima. Hasil penelitian ini mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Annisa & Kurniasih (2012), Sunarsih &

Oktaviani (2016), dan Kanagaretnam et al. (2016).

Berdasarkan Tabel 4.10, kualitas audit (ADT) memiliki

koefisien sebesar 0,051. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas audit

berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak yang berarti bahwa

perusahaan yang menggunakan jasa Auditor the Big Four

mengindikasikan kecenderungan perusahaan melakukan penghindaran

pajak semakin kecil yang diukur dari semakin besarnya CETR.

Apabila suatu perusahaan diaudit oleh auditor KAP the Big

Four, kecenderungan perusahaan dalam melakukan penghindaran

Page 82: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

67

pajak semakin kecil. Mengingat bahwa penghindaran pajak tidak

menguntungkan negara dan rakyat pada umumnya, menyebabkan

tindakan penghindaran pajak tidak dapat diterima oleh mayoritas orang.

Sehingga menyebabkan auditor the Big Four memiliki keinginan yang

kuat untuk mempertahankan reputasi bagus yang dimilikinya, seperti

yang disebutkan oleh Kanagaretnam et al. (2016) bahwa auditor the

Big Four berusaha untuk mengembangkan dan mempertahankan

reputasi global yang dimilikinya.

Selain itu, manajer menggunakan teknik penghindaran untuk

mengelola pendapatan (Yorke et al., 2016). Akan tetapi, karena

pemilik tidak memiliki pengetahuan lengkap tentang tindakan yang

dilakukan oleh para manajer, hal ini menyebabkan adanya asimetri

informasi yang akan menimbulkan manajemen laba. Hasil penelitian

Lestari & Wirawati (2016) menunjukkan bahwa asimetri informasi

berpengaruh positif terhadap manajemen laba dan good corporate

governance sebagai variabel pemoderasinya mampu memperlemah

terjadinya asimetri informasi pada manajemen laba yang terjadi di

perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, pemilihan auditor independen

sebagai bagian dari mekanisme corporate governance dapat

memperlemah manajer dalam menggunakan teknik penghindaran

untuk mengelola pendapatan.

Penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Damayanti & Susanto (2015) yang menunjukkan bahwa kualitas audit

Page 83: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

68

tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Begitu pula

dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi (2015). Perbedaan

hasil penelitian dengan penelitian terdahulu diindikasikan karena

perbedaan penggunaan sampel penelitian dan periode penelitian.

Penelitian Damayanti & Susanto (2015) menggunakan perusahaan

dalam sektor property dan real estate, sedangkan penelitian ini

menggunakan perusahaan manufaktur. Penelitian Wahyudi (2015)

menggunakan tahun penelitian 2012, sedangkan penelitian ini

menggunakan tahun penelitian 2014-2016.

b. Pengaruh Komite Audit terhadap Penghindaran Pajak

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa komite audit belum

mampu membuktikan adanya pengaruh terhadap tindakan

penghindaran pajak. Jadi, H1b dalam penelitian ini, yaitu komite audit

berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak, ditolak. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Damayanti &

Susanto (2015), Handayani et al. (2015), dan Cahyono et al. (2016).

Hasil penelitian Damayanti & Susanto (2015), Handayani et al.

(2015), dan Cahyono et al. (2016) menunjukkan bahwa komite audit

tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Dalam penelitian ini,

mayoritas perusahaan memiliki 3 anggota komite audit, paling banyak

5 anggota. Tampaknya komite audit menjadi bagian yang umum dalam

sebuah perusahaan. Hal ini dikarenakan Keputusan Ketua BAPEPAM

nomor Kep-29/PM/2004 peraturan no. IX.1.5 tentang Pembentukan

Page 84: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

69

dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, yang menyatakan

komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang Komisaris

Indepeden dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota lainnya

berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik.

Dalam penelitian ini, semakin banyak jumlah komite audit

belum mempu membuktikan pengaruhnya terhadap tindakan

penghindaran pajak. Sedikit banyaknya jumlah komite audit,

keberadaan komite audit kurang memiliki peran aktif dalam penentuan

kebijakan tarif pajak perusahaan dan cenderung melakukan tugasnya

secara netral dengan aturan yang telah ditetapkan (Hanum & Zulaikha,

2013).

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Annisa & Kurniasih (2012), Sunarsih & Oktaviani (2016),

Wibawa et al. (2016). Hasil penelitian Annisa & Kurniasih (2012)

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari jumlah

komite audit terhadap tax avoidance. Hasil penelitian yang dilakukan

oleh Sunarsih & Oktaviani (2016) menunjukkan bahwa komite audit

berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian ini

mengindikasikan bahwa komite audit mampu memperbaiki kesalahan

manajemen yang melakukan tax evasion. Hasil penelitian Wibawa et

al. (2016) juga menyatakan bahwa komite audit berpengaruh

signifikan terhadap penghindaran pajak. Akan tetapi, hal ini

Page 85: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

70

kontradiktif dengan justifikasi umum yang seharusnya bertambahnya

jumlah komite audit akan semakin mengurangi penghindaran pajak.

Perbedaan hasil penelitian dengan penelitian terdahulu

diindikasikan karena perbedaan penggunaan sampel dan periode

penelitian, serta proksi yang digunakan. Penelitian Annisa & Kurniasih

(2012) menggunakan perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008,

sehingga jumlah komite audit yang dimiliki perusahaan lebih

bervariasi. Penelitian Sunarsih & Oktaviani (2016) menggunakan

Book-Tax Gap (BTG) sebagai proksi penghindaran pajak. Penelitian

Wibawa et al. (2016) menggunakan proksi Book Tax Difference (BTD)

sebagai proksi penghindaran pajak, juga perusahaan yang terdaftar

pada indeks bursa SRI KEHATI tahun 2010-2014, sedangkan

penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI periode 2014-2016.

2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Penghindaran Pajak

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh

signifikan terhadap penghindaran pajak. Jadi, H2 dalam penelitian ini,

yaitu profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak,

diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Richardson et al. (2016), Kraft (2014), Delgado et al. (2014), dan Rizal

(2016).

Richardson et al. (2016) menggunakan ROA sebagai variabel

kontrol dalam penelitiannya yang menunjukkan bahwa ROA memiliki

Page 86: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

71

hubungan yang signifikan dengan penghindaran pajak. Berdasarkan Tabel

4.10, profitabilitas (ROA) memiliki koefisien sebesar -0,477. Hal ini

menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap

penghindaran pajak yang berarti bahwa perusahaan yang memiliki

profitabilitas tinggi mengindikasikan kecenderungan perusahaan

melakukan penghindaran pajak semakin tinggi yang diukur dari semakin

kecilnya CETR. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi berarti

semakin tinggi pula pajak yang harus dibayarkan. Beban pajak yang tinggi

akan menurunkan laba perusahaan, sehingga perusahaan akan berusaha

melakukan penghindaran pajak untuk menurunkan tarif pajak yang harus

dibayarnya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kraft

(2014) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi ROA (proksi

profitabilitas), semakin rendah tarif pajak efektif, yang berarti bahwa

semakin tinggi profitabilitas, semakin tinggi pula penghindaran pajak yang

dilakukan. Hasil penelitian Delgado et al. (2014) menunjukkan bahwa

perusahaan dengan ETR yang rendah, profitabilitas merupakan salah satu

variabel yang paling berpengaruh. Hubungan arah yang positif ini sangat

wajar karena perusahaan dengan laba yang lebih memiliki lebih banyak

kesempatan dan insentif untuk mengurangi biaya pajak dengan melakukan

penghindaran pajak, misalnya metode penentuan harga transfer (Herbert,

2015).

Page 87: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

72

Berbeda dengan hasil penelitian yang menunjukkan arah positif,

penelitian Rizal (2016) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh

negatif terhadap penghindaran pajak. Hal itu menunjukkan semakin tinggi

ROA, semakin rendah praktik penghindaran pajak, bahkan penghindaran

pajak pun tidak terjadi. Karena perusahaan membuat keuntungan lebih

tinggi, maka akan semakin baik kinerja perusahaan, sehingga perusahaan

mampu mengatur pendapatan dan pembayaran pajak. Begitu pula dengan

penelitian Zarai (2013) yang menemukan bahwa semakin tinggi

profitabilitas perusahaan akan berdampak terhadap semakin tingginya

effective tax rate, yang berarti semakin rendah penghindaran pajak yang

dilakukan.

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Cahyono et al. (2016) yang menunjukkan bahwa profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap tax avoidance. Hal ini diindikasikan karena

penelitian Cahyono et al. (2016) menggunakan perusahaan perbankan

yang terdaftar di BEI, sedangkan penelitian ini menggunakan perusahaan

manufaktur.

3. Pengaruh Capital Intensity terhadap Penghindaran Pajak

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa capital intensity belum

mampu membuktikan adanya pengaruh terhadap tindakan penghindaran

pajak. Jadi, H3 dalam penelitian ini, yaitu capital intensity berpengaruh

signifikan terhadap penghindaran pajak, ditolak. Hasil penelitian ini

Page 88: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

73

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Chiou et al. (2012), Delgado et

al. (2014), dan Kraft (2014).

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa perusahaan menggunakan

aset tetapnya untuk operasional perusahaan, bukan semata-mata untuk

memanfaatkan beban penyusutan aset tetap, yang mana beban penyusutan

aset tetap secara fiskal merupakan beban yang dapat menjadi pengurang

penghasilan kena pajak, sehingga dapat mengurangi pajak penghasilan

perusahaan. Hal ini diindikasikan karena perusahaan manufaktur

digunakan sebagai sampel penelitian, yang mana aset tetap merupakan

salah satu aset yang memiliki nilai tinggi. Hal senada juga dinyatakan oleh

Dharma & Ardiana (2016).

Chiou et al. (2012) yang meneliti tentang faktor-faktor yang

menentukan tarif pajak efektif pada perusahaan yang terdaftar di China’s

(Shanghai and Shenzen) Stock Markets menunjukkan bahwa capital

intensity tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Dalam

penelitiannya, Delgado et al. (2014) menyatakan bahwa pada perusahaan

dengan pajak efektif terendah dan tertinggi, capital intensity tidak telihat

relevan sebagai faktor yang menentukan. Begitupula dengan penelitian

Kraft (2014) yang menunjukkan bahwa capital intensity tidak berpengaruh

terhadap penghindaran pajak.

Penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Noor et al. (2010) dan Richardson et al. (2016). Penelitian Noor et al.

(2010) ditemukan bahwa semakin tinggi capital intensity, maka semakin

Page 89: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

74

rendah effective tax rate. Hal ini berarti tindakan penghindaran pajak

semakin tinggi. Penelitian Richardson et al. (2016) menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara penghindaran pajak dengan

capital intensity. Perbedaan hasil penelitian dengan penelitian terdahulu

diindikasikan karena penelitian Noor et al. (2010) menggunakan

perusahaan dari sembilan sektor yang terdaftar di Bursa Malaysia dan

penelitian Richardson et al. (2016) menggunakan Perusahaan Swasta yang

terdaftar di China pada periode 2005-2010, sedangkan penelitian ini

menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Page 90: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

corporate governance (yang diproksikan dengan kualitas audit dan komite

audit), profitabilitas, dan capital intensity secara parsial terhadap

penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2014-2016.

Corporate governance diproksikan dengan kualitas audit dan komite

audit. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan dilakukan pengujian

dengan menggunakan model regresi berganda, dapat disimpulkan bahwa

kualitas audit dan profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

penghindaran pajak, sedangkan komite audit dan capital intensity belum

mampu membuktikan adanya pengaruh terhadap penghindaran pajak.

B. Saran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

pengaruh corporate governance, profitabilitas, dan capital intensity terhadap

penghindaran pajak. Meskipun demikian, penelitian ini memiliki keterbatasan.

Keterbatasan-keterbatasan tersebut diharapkan dapat memberi gambaran dan

peluang bagi peneliti yang akan datang untuk melakukan penelitian yang lebih

baik. Berikut ini adalah keterbatasan dan saran yang dapat dipertimbangkan

bagi peneliti yang akan datang.

Page 91: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

76

1. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Untuk itu, peneliti yang akan datang dapat

menggunakan perusahaan-perusahaan di sektor lain, sehingga memberikan

tingkat generalisasi yang lebih tinggi dalam menganalisis pengaruh

corporate governance, profitabilitas, dan capital intensity terhadap

penghindaran pajak.

2. Periode yang digunakan dalam penelitian ini hanya 3 tahun. Untuk itu,

peneliti yang akan datang diharapkan dapat menggunakan periode

penelitian menjadi lebih dari tiga tahun, sehingga dapat memberikan

tingkat generalisasi yang lebih tinggi.

3. Penelitian ini hanya menggunakan corporate governance, profitabilitas,

dan capital intensity untuk menilai faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi penghindaran pajak. Untuk itu, peneliti yang akan datang

dapat menggunakan variabel lain, seperti seperti karakter eksekutif, ukuran

perusahaan, struktur kepemilikan, leverage, inventory intensity. Selain itu,

dapat menambah proksi yang digunakan untuk corporate governance,

seperti komisaris independen, sekretaris perusahaan, dewan direksi, dan

sebagainya. Begitu juga dengan komite audit menggunakan frekuensi rapat

komite audit. Proksi untuk penghindaran pajak dapat menggunakan proksi

lain, seperti Book-Tax Gap, dan sebagainya.

Page 92: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

77

DAFTAR PUSTAKA

Adeyemi, Semiu B. dan Temitope O. Fagbemi. 2010. Audit Quality, Corporate

Governance and Firm Characteristics in Nigeria. International Journal of

Business and Management, 5(5).

Annisa, Nuralifmida A. dan Lulus Kurniasih. 2012. Pengaruh Corporate

Governance terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi & Auditing, 8(2).

Annuar, Hairul A., Ibrahim A. Salihu, dan Siti N.S. Obid. 2014. Corporate

Ownership, Governance and Tax Avoidance: An Interactive Effects.

Procedia - Social and Behavioral Sciences, 164.

Armstrong, Christopher S., Jennifer L. Blouin, Alan D. Jagolinzer, dan David F.

Larcker. 2015. Corporate Governance, Incentives, and Tax Avoidance.

Journal of Accounting and Economics, 60.

Astutik, Ratna Eka Puji. 2016. Pengaruh Perencanaan Pajak dan Beban Pajak

Tangguhan terhadap Manajemen Laba. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi,

5(3).

Aumeerun, B., B. Jugurnath, dan H. Soondrum. 2016. Tax Evasion: Empirical

Evidence from sub-Saharan Africa. Journal of Accounting and Taxation,

8(7).

Beisland, Leif A., Roy Mersland, dan R. Øystein Strøm. 2012. Audit Quality and

Corporate Governance: Evidence from the Microfinance Industry. CEB

Working Paper, 13/035.

Cahyono, Deddy D., Rita Andini, dan Kharis Raharjo. 2016. Pengaruh Komite

Audit, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan

(Size), Leverage (DER) dan Profitabilitas (ROA) terhadap Tindakan

Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) pada Perusahaan Perbankan yang

Listing BEI Periode Tahun 2011 – 2013. Journal of Accounting, 2(2).

Chew, Jonathan. 2016. 7 Corporate Giants Accused of Evading Billions in Taxes.

Diakses pada 25 Januari 2017 dari http://fortune.com/2016/03/11/apple-

google-taxes-eu/.

Chiou, Yong-Ching, Yao-Chih Hsieh, dan Wenyi Lin. 2012. Determinants of

Effect Tax Rates for Firm Listed on China's Stock Markets: Panel Models

with Two-Sided Censors. International Trade & Academic Research

Conference (ITARC), 3(1).

Dalu, Tatenda, Vincent G. Maposa, Stanford Pabwaungana, dan Tapiwa Dalu.

2012. The Impact of Tax Evasion and Avoidance on the Economy: A Case

Page 93: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

78

of Harare, Zimbabwe. African J. of Economic and Sustainable

Development, 1(3).

Damayanti, Fitri dan Tridahus Susanto. 2015. Pengaruh Komite Audit, Kualitas

Audit, Kepemilikan Institusional, Risiko Perusahaan dan Return on Assets

terhadap Tax Avoidance. ESENSI Jurnal Bisnis dan Manajemen, 5(2).

DeFond, Mark, David H. Erkens, dan Jieying Zhang. 2014. Do Client

Characteristics Really Drive Big N Differentiation?. University of

Southern California Working Paper.

Delgado, Francisco J., Elena Fernandez-Rodriguez, dan Antonio Martinez-Arias.

2014. Effective Tax Rates in Corporate Taxation: A Quantile Regression

for the EU. Engineering Economics, 25(5).

Desai, Mihir A. dan Dhammika Dharmapala. 2006. Earnings Management and

Corporate Tax Shelters. Harvard University and University of Connecticut

Working Paper.

Dewinta, Ida A.R. dan Putu E. Setiawan. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan,

Umur Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Pertumbuhan Penjualan

terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 14(3).

Dharma, I Made Surya dan Putu A. Ardiana. 2016. Pengaruh Leverage, Intensitas

Aset Tetap, Ukuran Perusahaan, dan Koneksi Politik terhadap Tax

Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 15(1).

Dowling, Grahame R. 2013. The Curious Case of Corporate Tax Avoidance: Is it

Socially Irresponsible?. Journal of Business Ethics.

Gajevszky, Andra. 2014. Audit Quality and Corporate Governance: Evidence

from the Bucharest Stock Exchange. Journal of Economic and Social

Development, 1(2).

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS

23. Edisi 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, dan Scott Holmes.

2010. Acoounting Theory. Edisi 7. Australia: John Wiley & Sons, Inc.

Handayani, Cahyaning D., Muhammad A. Aris, dan Mujiyati. 2015. Pengaruh

Return on Asset, Karakter Eksekutif, dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan

yang Baik terhadap Tax Avoidance. Syariah Paper Accounting.

Hanum, Hashemi R. dan Zulaikha. 2013. Pengaruh Karakteristik Corporate

Governance terhadap Effective Tax Rate (Studi Empiris pada BUMN yang

Terdaftar di BEI 2009-2011). Diponegoro Journal of Accounting, 2(2).

Herbert, Tanja. 2015. Determinants of Aggressive Tax Avoidance. Universität zu

Köln Working Paper.

Page 94: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

79

Hoque, Md. Jahirul, Mohammad Z.H. Bhuiyan, dan Afzal Ahmad. 2011. Tax

Evasion and Avoidance Crimes – A Study on Some Corporate Firms of

Bangladesh. Eastern University and International Islamic University

Chittagong Working Paper.

Huseynov, Faris dan Bonnie K. Klamm. 2012. Tax Avoidance, Tax Management

and Corporate Social Responsibility. Journal of Corporate Finance, 18(4).

Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. 1976. Theory of the Firm:

Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of

Financial Economics, 3.

Kabajeh, Majed A.M, Said M.A. AL Nu’aimat, dan Firas N. Dahmash. 2012. The

Relationship between the ROA, ROE and ROI Ratios with Jordanian

Insurance Public Companies Market Share Prices. International Journal of

Humanities and Social Science, 2(11).

Kanagaretnam, Kiridaran, Kiat B.J. Lee, Chee Y. Lim, dan Gerald J. Lobo. 2016.

Relation between Auditor Quality and Tax Aggressiveness: Implications of

Cross-Country Institutional Differences. Auditing: A Journal of Practice

and Theory, 35(4).

Kasim, Nawal, Nur Ain Binti Hashim, dan Syed A. Salman. 2016. Conceptual

Relationship between Corporate Governance and Audit Quality in

Shari’ah Compliant Companies Listed on Bursa Malaysia. Modern

Applied Science, 10(7).

Kerr, Jon N., Richard Price, dan Francisco J. Roman. 2016. Does Corporate

Governance Reform Influence Corporate Tax Avoidance within Family-

Controlled Firms?. University of New York, Utah State University, and

George Mason University Working Paper.

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum Good

Corporate Governance Indonesia. Jakarta.

Kraft, Anastasia. 2014. What Really Affects German Firms’ Effective Tax Rate?.

International Journal of Financial Research, 5(3).

Lestari, Sri Dewi dan Ni Gusti P. Wirawati. 2016. Good Corporate Governance

sebagai Pemoderasi Pengaruh Asimetri Informasi pada Manajemen Laba.

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 16(1).

Lim, Youngdeok. 2011. Tax Avoidance, Cost of Debt and Shareholder Activism:

Evidence from Korea. Journal of Banking and Finance, 35(2).

Lin, Z. Jun dan Ming Liu. 2009. The Determinants of Auditor Switching from the

Perspective of Corporate Governance in China. Corporate Governance:

An International Review, 17(4).

Page 95: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

80

Mulyadi, Martin Surya dan Yunita Anwar. 2015. Corporate Governance,

Earnings Management and Tax Management. Procedia - Social and

Behavioral Sciences, 177.

Mulyani, Sri, Darminto, dan M.G.W. Endang N.P. 2014. Pengaruh Karakteristik

Perusahaan, Koneksi Politik dan Reformasi Perpajakan terhadap

Penghindaran Pajak (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Tahun 2008-2012). Jurnal Mahasiswa Perpajakan

Universitas Brawijaya, 2(1).

Noor, Rohaya Md, Nur S.M. Fadzillah, dan Nor A. Mastuki. 2010. Tax Planning

and Corporate Effective Tax Rates. 2010 International Conference on

Science and Social Research (CSSR 2010).

Okiro, Kennedy, Josiah Aduda, dan Nixon Omoro. 2015. The Effect of Corporate

Governance and Capital Structure on Performance of Firms Listed At the

East African Community Securities Exchange. European Scientific Journal,

11(7).

Putra, I Gusti L.N.D. Cahyadi dan Ni Ketut L.A. Merkusiwati. 2016. Pengaruh

Komisaris Independen, Leverage, Size dan Capital Intensity Ratio pada

Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 17(1).

Ramly, Zulkufly. 2012. Impact of Corporate Governance Quality on the Cost of

Equity Capital in an Emerging Market: Evidence from Malaysian Listed

Firms. African Journal of Business Management, 6(4).

Richardson, Grant, Bei Wang, dan Xinmin Zhang. 2016. Ownership Structure and

Corporate Tax Avoidance: Evidence from Publicly Listed Private Firms in

China. Journal of Contemporary Accounting & Economics, 12(2).

Rizal, Muhammad. 2016. Why Company Does Tax Avoidance? Evidence from a

Manufacturing Company in Indonesia Stock Exchange. International

Journal of Business and Management Invention, 5(5).

Santosa, Anggoro Budi. 2015. Pemagaran Pelarian Pajak Penghasilan. Diakses

pada 31 Juli 2017 dari http://www.pajak.go.id/content/article/pemagaran-

pelarian-pajak-penghasilan.

Shaheen, Sadia dan Qaisar Ali Malik. 2012. The Impact of Capital Intensity, Size

of Firm and Profitability on Debt Financing in Textile Industry of

Pakistan. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business,

3(10).

Suandy, Erly. 2006. Perencanaan Pajak. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Sudiarta, I Wayan. 2016. Panama Papers dan Praktik Penghindaran Pajak.

Diakses pada 08 Agustus 2017 dari

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160412112445-79-

Page 96: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

81

123307/panama-papers-dan-praktik-penghindaran-pajak/.

Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Edisi

Pertama. Yogyakarta: Andi.

Sunarsih, Uun dan Kartika Oktaviani. 2016. Good Corporate Governance in

Manufacturing Companies Tax Avoidance. Etikonomi, 15(2).

Sunyoto, Danang. 2011. Praktik SPSS untuk Kasus. Yogyakarta: Nuha Medika.

Uwuigbe, Uwalomwa. 2014. Corporate Governance and Capital Structure:

Evidence from Listed Firms in Nigeria Stock Exchange. Journal of

Accounting and Management, 4(1).

Wahyudi, Dudi. 2015. Analisis Empiris Pengaruh Aktivitas Corporate Social

Responsibility (CSR) terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia. Jurnal

Lingkar Widyaiswara, 2(4).

Wallace, Peter dan John Zinkin. 2005. Mastering Business in Asia: Corporate

Governance. Singapura: John Wiley & Sons (Aisa) Pte Ltd.

Wibawa, Agung, Wilopo, dan Yusri Abdillah. 2016. Pengaruh Good Corporate

Governance terhadap Penghindaran Pajak (Studi pada Perusahaan

Terdaftar di Indeks Bursa SRI KEHATI Tahun 2010-2014). Jurnal

Perpajakan (JEJAK), 11(1).

Yorke, Sally M., Mohammed Amidu, dan Cletus Agyemin-Boateng. 2016. The

Effects of Earnings Management and Corporate Tax Avoidance on Firm

Value. International Journal of Management Practice, 9(2).

Zarai, Mohamed Ali. 2013. Corporate Tax Planning and Debt Endogeneity: Case

of American Firms. International Journal of Business and Commerce, 3(3).

Page 97: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

82

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 98: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

83

Lampiran 1

Daftar Nama Perusahaan Sampel

No. Nama Perusahaan Kode

1. PT Akasha Wira International Tbk ADES

2. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA

3. PT Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI

4. PT Alkindo Naratama Tbk ALDO

5. PT Asahimas Flat Glass Tbk AMFG

6. PT Arwana Citramulia Tbk ARNA

7. PT Astra International Tbk ASII

8. PT Astra Otoparts Tbk AUTO

9. PT Sepatu Bata Tbk BATA

10. PT Budi Starch & Sweetener Tbk BUDI

11. PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA

12. PT Chitose International Tbk CINT

13. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN

14. PT Delta Djakarta Tbk DLTA

15. PT Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA

16. PT Ekadharma International Tbk EKAD

17. PT Gudang Garam Tbk GGRM

18. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP

19. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP

20. PT Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR

21. PT Impack Pratama Industri Tbk IMPC

22. PT Indal Aluminium Industry Tbk INAI

23. PT Intanwijaya Internasional Tbk INCI

24. PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF

25. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP

26. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk ISSP

27. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA

28. PT Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF

29. PT KMI Wire and Cable Tbk KBLI

30. PT Kabelindo Murni Tbk KBLM

31. PT Kalbe Farma Tbk KLBF

32. PT Lion Metal Works Tbk LION

33. PT Lionmesh Prima Tbk LMSH

34. PT Merck Tbk MERK

35. PT Nipress Tbk NIPS

36. PT Pelangi Indah Canindo Tbk PICO

37. PT Pyridam Farma Tbk PYFA

38. PT Ricky Putra Globalindo Tbk RICY

39. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI

40. PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk SCCO

41. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk SIDO

42. PT Sekar Bumi Tbk SKBM

Page 99: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

84

Lampiran 1

Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)

No. Nama Perusahaan Kode

43. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk SMBR

44. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk SMGR

45. PT Selamat Sempurna Tbk SMSM

46. PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBB

47. PT Siantar Top Tbk STTP

48. PT Tunas Alfin Tbk TALF

49. PT Mandom Indonesia Tbk TCID

50. PT Surya Toto Indonesia Tbk TOTO

51. PT Trisula International Tbk TRIS

52. PT Trias Sentosa Tbk TRST

53. PT Tempo Scan Pacisic Tbk TSPC

54. PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk ULTJ

55. PT Unilever Indonesia Tbk UNVR

56. PT Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM

Page 100: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

85

Lampiran 2

Data Kualitas Audit

No. Kode Kualitas Audit

2014 2015 2016

1. ADES 0 0 0

2. AISA 0 0 0

3. AKPI 1 1 1

4. ALDO 0 0 0

5. AMFG 1 1 1

6. ARNA 1 1 1

7. ASII 1 1 1

8. AUTO 1 1 1

9. BATA 1 1 1

10. BUDI 0 0 0

11. CEKA 1 1 1

12. CINT 0 0 0

13. CPIN 1 1 1

14. DLTA 1 1 1

15. DVLA 1 1 1

16. EKAD 0 0 0

17. GGRM 1 1 1

18. HMSP 1 1 1

19. ICBP 1 1 1

20. IGAR 0 0 0

21. IMPC 0 0 0

22. INAI 0 0 0

23. INCI 0 0 0

24. INDF 1 1 1

25. INTP 1 1 1

26. ISSP 0 0 0

27. JPFA 0 0 0

28. KAEF 0 0 0

29. KBLI 1 1 1

30. KBLM 0 0 0

31. KLBF 1 1 1

32. LION 0 0 0

33. LMSH 0 0 0

34. MERK 1 1 1

35. NIPS 0 0 0

Page 101: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

86

Lampiran 2 (lanjutan)

Data Kualitas Audit

No. Kode Kualitas Audit

2014 2015 2016

36. PICO 0 0 0

37. PYFA 0 0 0

38. RICY 0 0 0

39. ROTI 1 1 1

40. SCCO 0 0 0

41. SIDO 0 0 0

42. SKBM 0 0 0

43. SMBR 0 0 0

44. SMGR 1 1 1

45. SMSM 1 1 1

46. SQBB 1 1 1

47. STTP 0 0 0

48. TALF 0 0 0

49. TCID 1 1 1

50. TOTO 1 1 1

51. TRIS 0 0 0

52. TRST 1 1 1

53. TSPC 0 0 0

54. ULTJ 0 0 0

55. UNVR 1 1 1

56. WIIM 0 0 0

Page 102: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

87

Lampiran 3

Data Komite Audit

No. Kode Komite Audit

2014 2015 2016

1. ADES 3 3 3

2. AISA 4 4 4

3. AKPI 3 3 3

4. ALDO 3 3 3

5. AMFG 4 4 3

6. ARNA 4 4 4

7. ASII 4 4 4

8. AUTO 3 3 3

9. BATA 3 3 3

10. BUDI 3 3 3

11. CEKA 3 3 3

12. CINT 3 3 3

13. CPIN 5 5 5

14. DLTA 3 3 3

15. DVLA 4 3 3

16. EKAD 3 3 2

17. GGRM 3 3 3

18. HMSP 3 3 3

19. ICBP 3 3 3

20. IGAR 3 3 3

21. IMPC 3 3 3

22. INAI 3 3 3

23. INCI 3 3 3

24. INDF 3 3 3

25. INTP 3 3 3

26. ISSP 3 3 3

27. JPFA 3 3 3

28. KAEF 3 3 4

29. KBLI 3 3 3

30. KBLM 3 3 3

31. KLBF 3 3 3

32. LION 3 3 3

33. LMSH 3 3 3

34. MERK 3 3 3

35. NIPS 3 3 3

Page 103: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

88

Lampiran 3 (lanjutan)

Data Komite Audit

No. Kode Komite Audit

2014 2015 2016

36. PICO 3 3 3

37. PYFA 3 4 4

38. RICY 3 3 3

39. ROTI 3 3 3

40. SCCO 3 3 3

41. SIDO 3 3 3

42. SKBM 3 3 3

43. SMBR 3 3 3

44. SMGR 5 4 4

45. SMSM 3 3 3

46. SQBB 3 3 3

47. STTP 3 3 3

48. TALF 3 3 3

49. TCID 4 4 3

50. TOTO 3 3 3

51. TRIS 3 3 3

52. TRST 3 3 3

53. TSPC 3 3 3

54. ULTJ 3 3 3

55. UNVR 3 3 3

56. WIIM 3 3 3

Page 104: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

89

Lampiran 4

Data Profitabilitas

No. Kode Profitabilitas

2014 2015 2016

1. ADES 0,06177 0,05027 0,07290

2. AISA 0,05125 0,04125 0,07772

3. AKPI 0,01556 0,00959 0,02003

4. ALDO 0,06078 0,06579 0,06149

5. AMFG 0,11762 0,07994 0,04731

6. ARNA 0,20785 0,04977 0,05921

7. ASII 0,09376 0,06361 0,06989

8. AUTO 0,06631 0,02250 0,03308

9. BATA 0,09194 0,16286 0,05248

10. BUDI 0,01152 0,00645 0,01317

11. CEKA 0,03193 0,07171 0,17511

12. CINT 0,07041 0,07700 0,05163

13. CPIN 0,08280 0,07355 0,09194

14. DLTA 0,28924 0,18496 0,21248

15. DVLA 0,06574 0,07840 0,09931

16. EKAD 0,09955 0,12071 0,12909

17. GGRM 0,09329 0,10161 0,10600

18. HMSP 0,35873 0,27264 0,30023

19. ICBP 0,10285 0,11006 0,12564

20. IGAR 0,15731 0,13392 0,15770

21. IMPC 0,16664 0,07746 0,05528

22. INAI 0,02508 0,02151 0,02655

23. INCI 0,07483 0,10004 0,03708

24. INDF 0,06075 0,04039 0,06409

25. INTP 0,18326 0,15763 0,12837

26. ISSP 0,03948 0,02919 0,01704

27. JPFA 0,02487 0,03057 0,11280

28. KAEF 0,08071 0,07731 0,05888

29. KBLI 0,05372 0,07435 0,17865

30. KBLM 0,03167 0,01950 0,03324

31. KLBF 0,17064 0,15024 0,15440

32. LION 0,08050 0,07198 0,06174

33. LMSH 0,05392 0,01453 0,03840

34. MERK 0,25616 0,22216 0,20680

35. NIPS 0,04122 0,01982 0,03694

Page 105: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

90

Lampiran 4 (lanjutan)

Data Profitabilitas

No. Kode Profitabilitas

2014 2015 2016

36. PICO 0,02589 0,02472 0,02154

37. PYFA 0,01542 0,01930 0,03080

38. RICY 0,01290 0,01124 0,01089

39. ROTI 0,08803 0,09997 0,09583

40. SCCO 0,08310 0,08974 0,13902

41. SIDO 0,14804 0,15646 0,16084

42. SKBM 0,13797 0,05252 0,02251

43. SMBR 0,11472 0,10836 0,05930

44. SMGR 0,16217 0,11861 0,10254

45. SMSM 0,23958 0,20779 0,22273

46. SQBB 0,35878 0,32370 0,34471

47. STTP 0,07272 0,09674 0,07455

48. TALF 0,13339 0,07765 0,03418

49. TCID 0,09434 0,26150 0,07417

50. TOTO 0,14346 0,11692 0,06530

51. TRIS 0,06959 0,07647 0,03941

52. TRST 0,00928 0,00754 0,01027

53. TSPC 0,10443 0,08421 0,08283

54. ULTJ 0,09700 0,14777 0,16744

55. UNVR 0,41502 0,37202 0,38163

56. WIIM 0,08443 0,09763 0,07852

Page 106: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

91

Lampiran 5

Data Capital Intensity

No. Kode Capital Intensity

2014 2015 2016

1. ADES 0,34053 0,43535 0,48754

2. AISA 0,24216 0,25878 0,27956

3. AKPI 0,47630 0,58701 0,62020

4. ALDO 0,30361 0,32134 0,27081

5. AMFG 0,38793 0,42688 0,63947

6. ARNA 0,58432 0,61840 0,55643

7. ASII 0,17477 0,16991 0,16512

8. AUTO 0,22978 0,24459 0,24636

9. BATA 0,31647 0,29518 0,27283

10. BUDI 0,59788 0,52430 0,60433

11. CEKA 0,17253 0,14874 0,15146

12. CINT 0,41377 0,41549 0,45529

13. CPIN 0,43906 0,45390 0,46411

14. DLTA 0,11389 0,10143 0,08038

15. DVLA 0,21514 0,18765 0,26421

16. EKAD 0,25586 0,24788 0,07797

17. GGRM 0,32581 0,31661 0,32563

18. HMSP 0,20858 0,16525 0,16222

19. ICBP 0,23210 0,24682 0,24615

20. IGAR 0,13143 0,17318 0,16063

21. IMPC 0,22878 0,27812 0,30754

22. INAI 0,11563 0,17440 0,17928

23. INCI 0,34104 0,28596 0,47722

24. INDF 0,25538 0,27329 0,31277

25. INTP 0,42042 0,49981 0,48569

26. ISSP 0,28681 0,34389 0,32844

27. JPFA 0,40368 0,39681 0,39022

28. KAEF 0,17580 0,19636 0,21826

29. KBLI 0,30693 0,35579 0,29952

30. KBLM 0,44767 0,44501 0,38201

31. KLBF 0,27369 0,28756 0,29921

32. LION 0,16790 0,17668 0,17555

33. LMSH 0,20933 0,20780 0,38013

34. MERK 0,11446 0,17266 0,17474

35. NIPS 0,37299 0,38321 0,38328

Page 107: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

92

Lampiran 5 (lanjutan)

Data Capital Intensity

No. Kode Capital Intensity

2014 2015 2016

36. PICO 0,22208 0,21845 0,20211

37. PYFA 0,53151 0,52611 0,47859

38. RICY 0,27187 0,28215 0,25802

39. ROTI 0,78398 0,67301 0,63115

40. SCCO 0,17838 0,17934 0,13164

41. SIDO 0,28050 0,34400 0,35186

42. SKBM 0,38396 0,51451 0,43833

43. SMBR 0,19051 0,24078 0,79656

44. SMGR 0,58899 0,65965 0,69747

45. SMSM 0,28043 0,32203 0,29194

46. SQBB 0,18978 0,19463 0,17950

47. STTP 0,50719 0,52420 0,48524

48. TALF 0,26871 0,27286 0,61960

49. TCID 0,49577 0,43355 0,42806

50. TOTO 0,39135 0,35873 0,34157

51. TRIS 0,23089 0,21981 0,20784

52. TRST 0,60713 0,62584 0,61553

53. TSPC 0,27710 0,25722 0,27434

54. ULTJ 0,34379 0,32789 0,24582

55. UNVR 0,51454 0,52899 0,56907

56. WIIM 0,23216 0,24708 0,24412

Page 108: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

93

Lampiran 6

Data Cash Effective Tax Rate

No. Kode Cash Effective Tax Rate

2014 2015 2016

1. ADES 0,24060 0,28722 0,11153

2. AISA 0,07469 0,13388 0,06692

3. AKPI 0,12086 0,67107 0,35248

4. ALDO 0,37283 0,29658 0,30717

5. AMFG 0,26721 0,32949 0,33748

6. ARNA 0,28566 0,69649 0,24535

7. ASII 0,20652 0,35614 0,24383

8. AUTO 0,26338 0,47566 0,27821

9. BATA 0,34760 0,26931 0,42215

10. BUDI 0,18675 0,42653 0,31763

11. CEKA 0,34317 0,19632 0,25099

12. CINT 0,30263 0,31003 0,34445

13. CPIN 0,47891 0,28749 0,14173

14. DLTA 0,26575 0,27672 0,26121

15. DVLA 0,45980 0,24416 0,19011

16. EKAD 0,31372 0,25630 0,12688

17. GGRM 0,22760 0,21194 0,26938

18. HMSP 0,29179 0,27448 0,22491

19. ICBP 0,32121 0,29677 0,30679

20. IGAR 0,21453 0,32781 0,21217

21. IMPC 0,21739 0,42021 0,23828

22. INAI 0,32145 0,30007 0,25237

23. INCI 0,03390 0,10022 0,22594

24. INDF 0,37832 0,47029 0,36266

25. INTP 0,21918 0,21613 0,18194

26. ISSP 0,29304 0,39803 0,36723

27. JPFA 0,70577 0,19041 0,15159

28. KAEF 0,14587 0,19214 0,18989

29. KBLI 0,46060 0,30048 0,15722

30. KBLM 0,37104 0,44365 0,09863

31. KLBF 0,23506 0,25745 0,24349

32. LION 0,25707 0,19054 0,32739

33. LMSH 0,42299 0,38975 0,10212

34. MERK 0,34943 0,28943 0,31808

35. NIPS 0,35080 0,43621 0,24860

Page 109: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

94

Lampiran 6 (lanjutan)

Data Cash Effective Tax Rate

No. Kode Cash Effective Tax Rate

2014 2015 2016

36. PICO 0,19643 0,13385 0,03547

37. PYFA 0,44061 0,35257 0,32248

38. RICY 0,58335 0,43618 0,44700

39. ROTI 0,19024 0,20170 0,27346

40. SCCO 0,24448 0,20957 0,35636

41. SIDO 0,43848 0,24031 0,21569

42. SKBM 0,30521 0,45558 0,56224

43. SMBR 0,17036 0,14174 0,23220

44. SMGR 0,21768 0,22964 0,30376

45. SMSM 0,25097 0,25785 0,20513

46. SQBB 0,26708 0,30150 0,23182

47. STTP 0,31755 0,22078 0,20825

48. TALF 0,24709 0,29052 0,23898

49. TCID 0,27696 0,09018 0,15142

50. TOTO 0,25798 0,30808 0,37687

51. TRIS 0,43815 0,27752 0,41820

52. TRST 0,61405 0,65519 0,92080

53. TSPC 0,57935 0,64698 0,64871

54. ULTJ 0,33522 0,15945 0,27135

55. UNVR 0,23451 0,24403 0,24112

56. WIIM 0,41586 0,23258 0,33166

Page 110: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

95

Lampiran 7

Output Hasil Pengujian Data

A. Hasil Uji Statistik Deskripif

Descriptive Statistics

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

ADT 163 0 1 ,47 ,500

KMT 163 2 5 3,15 ,439

ROA 163 ,00645 ,41502 ,1021585 ,08354797

CINT 163 ,07797 ,79656 ,3341322 ,15322661

CETR 163 ,03390 ,67107 ,2854293 ,11406691

Valid N

(listwise) 163

B. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Uji Normalitas

Page 111: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

96

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 163

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation ,10742374

Most Extreme

Differences

Absolute ,057

Positive ,057

Negative -,031

Test Statistic ,057

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

2. Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) ,421 ,066 6,420 ,000

ADT ,051 ,020 ,225 2,576 ,011 ,737 1,357

KMT -,038 ,021 -,147 -1,856 ,065 ,893 1,120

ROA -,477 ,117 -,349 -4,063 ,000 ,759 1,317

CINT ,029 ,059 ,039 ,496 ,621 ,902 1,109

a. Dependent Variable: CETR

Page 112: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

97

3. Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Park

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -5,596 1,661 -3,369 ,001

ADT -,086 ,504 -,016 -,171 ,864

KMT -,105 ,522 -,017 -,201 ,841

ROA -5,128 2,972 -,155 -1,726 ,086

CINT 1,155 1,487 ,064 ,777 ,438

a. Dependent Variable: LnRES2

4. Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 ,336a ,113 ,091 ,10877504 1,416

a. Predictors: (Constant), CINT, ADT, KMT, ROA

b. Dependent Variable: CETR

Page 113: CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41134/1... · kurangnya penegakan hukum dan lemahnya yurisdiksi fiskal, tingginya

98

C. Hasil Uji Hipotesis

Variables Entered/Removeda

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 CINT, ADT,

KMT, ROAb

. Enter

a. Dependent Variable: CETR

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 ,336a ,113 ,091 ,10877504 1,416

a. Predictors: (Constant), CINT, ADT, KMT, ROA

b. Dependent Variable: CETR

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression ,238 4 ,060 5,036 ,001b

Residual 1,869 158 ,012

Total 2,108 162

a. Dependent Variable: CETR

b. Predictors: (Constant), CINT, ADT, KMT, ROA

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) ,421 ,066 6,420 ,000

ADT ,051 ,020 ,225 2,576 ,011

KMT -,038 ,021 -,147 -1,856 ,065

ROA -,477 ,117 -,349 -4,063 ,000

CINT ,029 ,059 ,039 ,496 ,621

a. Dependent Variable: CETR