budidaya purwoceng (pimpinelle alpine molk/budidaya...endemik di daerah pegunungan seperti dataran...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BUDIDAYA PURWOCENG (Pimpinelle alpine Molk)
DI PT.INDMIRA YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Ahli Madya Pertanian
Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh:
ANITA CITRA PERDANA
H3509002
PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS AGROFARMAKA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak orang yang telah menyadari efek samping yang ditimbulkan
obat-obat sintetik, terutama bila digunakan dalam jangka waktu yang lama,
sehingga masyarakat kembali dengan menggunakan obat tradisional
yangmerupakan warisan nenek moyang. Jika dilihat prospek ke depan saat ini
membudidayakan tanaman obat hingga memproduksi berbagai olahan produk
seperti jamu, bahan makanan hingga kosmetika tradisional sangat baik dan
cukup menjanjikan.
Pemanfaatan tanaman sebagai obat sudah seumur dengan peradaban
manusia.Tumbuhan adalah gudang bahan kimia yang memiliki sejuta manfaat
termasuk untukobat berbagai penyakit. Kemampuan meracik tumbuhan
berkhasiat obat dan jamumerupakan warisan turun temurun dan mengakar
kuat di masyarakat. Tumbuhan yangmerupakan bahan baku obat tradisonal
tersebut tersebar hampir di seluruh wilayahIndonesia.
Purwoceng merupakantanaman asli Indonesia yang hidup secara
endemik di daerah pegunungan seperti dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah,
Gunung Pangrango di Jawa Barat,dan area pegunungan di Jawa Timur.
Dewasa inipopulasi purwoceng sudah langka karena mengalamierosi genetik
secara besar-besaran, bahkanpopulasinya di Gunung Pangrango Jawa Barat
danarea pegunungan di Jawa Timur dilaporkan sudahmusnah. Rahardjo
(2003) dan Syahid et al. (2004) melaporkan bahwa saat ini tanaman tersebut
hanyaterdapat di dataran tinggi Dieng, bukan di habitat aslinya melainkan di
areal budidaya yang sangat sempit di Desa Sekunang.Berdasarkan status erosi
genetiknya, tanaman purwoceng dapat dikelompokkan ke dalam kategori
genting (endangered) atau hampir punah (Rivai etal. 1992).
Kegentingan tersebut terutama disebabkanoleh tindakan eksploitasi
yang berlebihan tanpa diimbangi oleh upaya konservasi. Sebagian
besarperusahaan obat tradisional (jamu) mengambil atau memanen bahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
tanaman purwoceng secara langsungdari habitatnya tanpa usaha
peremajaan.Mengingat bahan utama tanaman yang dipanen adalah akarnya,
maka tindakan pemanenan secaraotomatis merusak tanaman secara
keseluruhan.
Mengingat tingkat erosi genetik yang sangat besar maka upaya
pembudidayaantanaman purwoceng mutlak diperlukan.Selain regulasi, upaya
konservasi lain jugaperlu diterapkan. Upaya konservasi tersebut sebaiknya
diiringi dengan berbagai upaya pemanfaatannyasecara optimal dan
berkelanjutan karena prospek pengembangannya yang sangat cerah.
Pelaksanaan magang dilaksanakan di PT. Indmira Citra Tani
Nusantara berada didaerah Kledokan Umbulmartani, Ngemplak Sleman,
tepatnya jalan Kaliurang KM 16,3. dari tanggal 13 Februari sampai dengan
13 Maret 2012. Pengambilan lokasi praktek magang disesuaikan dengan
kajian yakni Budidaya Purwoceng di PT. Indmira Citra Tani Nusantara
berada didaerah Kledokan Umbulmartani, Ngemplak Sleman, tepatnya jalan
Kaliurang KM 16,3 merupakan tempat Research and Development,yang
memiliki tujuan Back to Nature Dilihat dari segi letak lokasi, kondisi tanah,
dan peralatan yang dimiliki, PT. Indmira Citra Tani Nusantara secara umum
sudah cukup baik untuk melakukan proses kegiatan budidaya Purwoceng.
B. Tujuan Magang
Tujuan umum kegiatan magang mahasiswa ini antara lain :
1. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara teori
dan penerapannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga
dapat menjadi bekal bagi mahasiswa dalam terjun ke masyarakat setelah
lulus.
2. Mahasiswa memperoleh pengalaman dan sikap yang berharga dengan
mengenali kegiatan-kegiatan di lapangan kerja yang ada di bidang
pertanian secara luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
3. Mahasiswa memperoleh ketrampilan kerja dan pengalaman kerja yang
praktis yaitu secara langsung dapat menjumpai, merumuskan serta
memecahkan permasalahan yang ada dalam kegiatan di bidang pertanian.
Secara khusus, tujuan kegiatan magang ini adalah untuk meningkatkan
pemahaman mahasiswa antara teori dan aplikasi lapangan mengenai :
1. Mengetahui budidaya tanaman obat khususnya budidaya purwoceng.
2. Memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja dalam bidang pertanian
khususnya pada pembudidayaan tanaman purwoceng yang dilakukan di
PT. INDMIRA
3. Mengetahui analisis usaha tanidan pemasaran komoditas tanaman
purwoceng di PT. INDMIRA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Botani Tanaman Purwoceng
1. Klasifikasi Tanaman
Berikut Klasifikasi dari tanaman purwoceng :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Devisio : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Devisio : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Classis : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Classis : Rosidae
Ordo : Apiale
Familia : Apiece
Genus : Pimpinella
Spesies : Pimpinella alpineMolk
Tanaman purwoceng akarnya merupakan akar tunggang yang
membesar membentuk struktur seperti umbi pada tanaman ginseng dengan
ukuran yang lebih kecil, berwarna putih kecoklatan(Lampiran 6). Batangnya
merupakan batang semu, berbentuk bulat, lunak, dan warnanya hijau pucat.
Pangkal tangkai berwarna merah kecoklatan dan ada yang berwarna merah
kehijauan. Daunnya merupakan daun majemuk berpasangan berhadapan,
berbentuk jantung, dengan panjang ± 3 cm dan lebar 2,5 cm, bentuk anak
daun membulat dengan tepi bergerigi, ujung daun tumpul, pangkal daun
bertoreh, tangkai daun dengan panjang ± 5 cm berwarna coklat kehijauan,
warna permukaan atas daun hijau, dan permukaan bawah hijau keputihan.
Bunganya merupakan bunga majemuk berbentuk payung, tangkainya
silindris, panjangnya ± 2 cm, kelopak bunga berbentuk tabung berwarna
hijau. Tanaman menghasilkan biji sehingga perbanyakan tanaman
dilakukan dengan biji (Rahardjo, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Syarat Tumbuh Tanaman purwoceng adalah sebagai berikut :
a. Suhu
Tanaman purwoceng tumbuh optimal di daerah dengan
ketinggian 1000-4000 meter dpl. Purwoceng dapat tumbuh baik
didaerah subtropis dan dapat jugadi budidayakan di luar daerah sub
tropis dengan suhu rata-rata 15-26°C dan kelembaban udara 60-70%.
Untuk menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal,
purwoceng memerlukan waktu 6-9 bulan (Rahardjo, 2003).
b. Air
Jika curah hujan tidak mencukupi dapat diatasi dengan
penyiraman yang baik dengan perlakuan pagi dan sore.Curah hujan
yang baik untuk tanaman purwoceng berkisar diatas 4.000 mm/tahun.
Apabila hujan atau kelembaban yang tinggi selama masa panen dan
pengeringan dapat menurunkan kualitas daun dan dapat menurunkan
produksi.
c. Cahaya, panjang hari dan waktu tanam
Purwoceng merupakan tanaman berhari pendek (untuk induksi
pembungaan memerlukan panjang hari waktu kurang dari 12 jam).
Bila ditanam pada bulan-bulan foto periode pendek akan cepat
berbunga dan pendek. Untuk keperluan diambil biji yang baik maka
penyinaran yang sesuai sekitar 60 – 70 %.Purwoceng toleran terhadap
sedikit naungan dan dapat tumbuh di green house, tetapi pertumbuhan
terbaik ditunjukkan pada tanaman yang ditanam di lapangan pada
kondisi yang tercukupi sesuai kebutuhan tanaman.
d. Tanah
Tanaman purwoceng dapat diusahakan disegala macam tanah
akan tetapi yang paling cocok pada tanah yang subur dan gembur
maksudnya yang mempunyai struktur yang bisa memenuhi kebutuhan
tanaman, bertekstur liat dan berdrainase baik. Kemasaman tanah (pH)
optimum untuk purwoceng adalah 5,7-6,0 dan masih toleran juga pada
pH 4,5-8,5. Selama pertumbuhan purwoceng tidak tahan terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
genangan air.. Apabila ditanam pada wadah yang terbatas ukurannya
seperti pada polibag yang berukuran sedang (diamater 30 cm),
pertumbuhan tanaman purwoceng bisa optimal apabila dengan
perlakuan yang baik. Hal ini akan berpengaruh terhadap hasil
(Yuhono, 2004).
B. Teknik Budidaya Tanaman Purwoceng
1. Persiapan lahan
Persiapan lahan untuk menanam purwoceng sama seperti tanaman
musiman lainnya. Sebelum dilakukan penanaman, lahan yang akan
digunakan harus diolah terlebih dahulu. Jika bibit yang sudah disemaikan
pada polibag akan dipindahkan langsung ke media bedengan. Tanah
dicampur dengan pupuk dasar yang terdiri dari NPK, dolomit,dan SAN
yang merupakan pupuk organik . Lahan di buat bedengan dengan panjang
5 m, lebar 1 m dan tinggi bedeng 0,5 m, jarak antar bedeng 30 -50 cm.
2. Pembibitan
Purwoceng dapat dibiakkan dengan cara generatif (biji) atau cara
vegetatif (setek batang). Namun perbanyakan tanaman purwoceng
biasanya dilakukan secara generatif dengan biji. Perbanyakan generatif ini
di lakukan dengan menyemaikan biji pada polibag dengan ukuran sedang
yang masing-masing polibag di berikan 1-5 biji. Untuk mempercepat
perkecambahan, dilakukan pemilihan biji yang tentunya memiliki daya
kecambah yang baik, yang di dapat dengan melakukan perendaman biji.
Tanaman purwoceng yang tumbuh di habitat yang baik maka akan tumbuh
bunga dan menghasilkan biji. Bila tanaman purwoceng tumbuh tidak pada
ketinggian yang di tentukan maka tidak akan tumbuh bunga dan
menghasilkan biji.
Purwoceng dapat langsung ditanam di lapangan atau dipindah
tanamkan pada bedengan. Pada sistem penanaman langsung, bibit ditanam
satu semaian atau satu stek per lubang tanam sedalam 0,5 cm. Setelah
bibit berumur 2 MST bisa dilakukan perlakuan pemupukan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
mendapatkan tanaman yang mampu tumbuh dan terhindar dari serangan
hama dan penyakit, sehingga kandungan dan khasiat tidak hilang.
3. Penanaman di polibag
Selain ditanam di lapangan, dalam skala kecil purwoceng dapat pula
ditanam di polibag besar, sedang maupun kecil sesuai kebutuhan. Media
tanam yang dipakai dapat berupa campuran tanah dengan pupuk kompos
di tambah pula sekam dengan perbandingan(2:1:1). Penanaman di polibag
memiliki produktivitas lebih rendah daripada ditanam di lapangan.
4. Jarak tanam
Tanaman purwoceng yang ditanam dengan jarak yang rapat
menyebabkan terjadinya kompetisitanaman, sehingga produksi daun per
tanaman menurun. Jarak tanam dilapangan berkisar antara 30 X 30
cm.Akibat jarak tanam yang terlalu rapat membuat pertumbuhan tanaman
menjadi kurang optimal, tingkat percabangan daun kurang, dan besarnya
perakaran terganggu, sehingga akan mempengaruhi hasil dan kwalitas dari
tanaman itu sendiri
5. Pemupukan
Pupuk yang digunakan untuk purwoceng bervariasi antara daerah.
Tanaman purwoceng sangat responsif terhadap pemberian nitrogen. Pupuk
N memberikan pengaruh pada fase awal pertumbuhan purwoceng karena
Nitrogen berperan mendorong pertumbuhan vegetatif, yang berkolerasi
dengan produksi bunga yang menghasilkan biji. Namun, pemberian pupuk
amonia yang berlebihan akan menyebabkan pertumbuhan vegetatif
menjadi pesat, tetapi produksi hasil menurun. Dosis pupuk Nitrogen dan
Kalium mempengaruhi kandungan antosianin dan vitamin C. Pupuk P
selain mempengaruhi pertumbuhan akar atau rimpang juga mendorong
pembentukan bunga.
6. Pengendalian hama dan penyakit.
Gulma perlu dikendalikan, terutama pada fase awal pertumbuhan
vegetatif atau umur empat minggu setelah tanam. Pada fase awal
penanaman,purwoceng tumbuh relatif cepat. Setelah berumur lebih dari 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
bulan, pertumbuhan purwoceng akan mengalami kelambatan dan mulai
memproduksi daun serta bunga yang akan menghasilkan bakal biji. Karena
itu, lahan perlu disiangi sampai umur 6-7 minggu setelah tanam. Hama
tanaman utama yang menyerang purwoceng adalah Glomus sp yang
menyerang akar, sementara hama lainnya adalah belalang yang biasa
menyerang daun purwoceng (Setiadi,2001).
C. Panen dan Pasca Panen
1. Panen
Daun purwoceng dapat dipanen saat tanaman telah siap atau pada
fase vegetatif ke generatif (umur 6 bulan) yang ditandai dengan muncul
bunga dan jumlah daun yang lebat. Pemetikan dilakukan dengan gunting
atau pisau karena daun sulit dipetik dengan tangan tanpa bantuan alat, juga
untuk menghindari rusaknya batang. Pemanenan dapat dilakukan 2-4 kali
(selang 1 minggu) melihat jumlah percabangan batang yang berpengaruh
terhadap banyak daun. Pada perlakuan pemetikan, tidak semua daun di
petik, hanya daun yang muda dan tetap terdapat sisa pada tangkai untuk
munculnya daun yang bertujuan untuk pemanenan berikutnya. Daun yang
telah dipetik dikumpulkan dan dicuci dengan air bersih lalu dijemur
(konvensional) pada pukul 9.00-11.00 atau 14.00-16.00 selama 3-4
hari.Saat telah kering daun yang berkualitas memiliki aroma sitrus yang
khas dan rasa asamnya cepat larut. Setiap tanaman dapat menghasilkan
daun 15-16 helai (Sapotra, N dan Yuhono,1999).
2. Pasca Panen
Pengolahan pasca panen tanaman obat ditujukan untuk membuat
produk tanaman obat menjadi simplisia yang siap dikonsumsi oleh
masyarakat umum, industri obat ataupun untuk tujuan eksport. Pengolahan
pasca panen tersebut meliputi:
1. Pengumpulan bahan baku
2. Sortasi basah
3. Pencucian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
4. Penirisan
5. Pengubahan bentuk
6. Pengeringan
7. Sortasi kering
8. Pengepakan dan penyimpanan (Katno, 2004).
Adapun standar kualitas tanaman purwoceng yang baik adalah
sebagai berikut :
1. Warna : daun hijau segar dan tangkai ungu.
2. Bau : harum
3. Rasa : hambar daun
4. Kadar air : max 10-12%
5. Kotoran : max 2%
6. Abu : 10%
7. Kadar air ekstrak : minimum 30 % ( Anonim, 2004).
D. Khasiat Tanaman Purwoceng
Manfaat yang dihasilkan tanaman purwaceng diantaranya :
1. Khasiat purwaceng yang paling populer adalah untuk membangkitkan dan
menjaga potensi vitalitas pria. Sebuah penelitian menunjukkan, purwaceng
dapat meningkatkan libido, meningkatkan hormon testosteron, dan
meningkatkan jumlah spermatozoid.
2. Menghangatkan tubuh, saraf dan otot
3. Menambah stamina tubuh
4. Melancarkan buang air kecil.
5. Berkhasiat sebagai obat analgetika (menghilangkan rasa sakit)
6. Menurunkan panas
7. Obat cacing
8. Antibakteri dan Antikanker.
9. Mengatasi disfungsi ereksi., impotensi, dan kanker prostat.
10. Menghilangkan masuk angin dan pegal linu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam purwoceng diantaranya
alkaloid, flavonoid dan polifenol yang terdiri dari limonea, anisketone, asam
kafeat danstigmasterol. Efek farmakologis purwoceng diantaranya sebagai
diuretic dan obat lemah syahwat. Adapun pembuatan ramuannya yaitu dengan
mencuci bersih 5 g daun purwoceng, keringkan lalu tumbuk sampai halus.
Seduh serbuk purowoceng dengan 1 gelas air panas. Setelah dingin, saring air
seduhannya lalu minum tiga kali sehari.
E. Analisis Usaha Tani
Dalam agribisnis usaha tani diperlukan berbagai analisis, menurut
Supriono (2009), analisa usaha tani dilakukan untuk mengetahui kelayakan
usaha, beberapa hal yang dibahas dalam analisis ini adalah :
a. Biaya Tetap
Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Biaya yang jumlah totalnya tetap kostan tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan atau aktifitas sampai dengan tingkat
tertentu.
2) Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) Akan berubah berbanding
terbalik dengan perubahan volume penjualan, semakin tinggi volume
kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume
kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
b. Biaya Variabel
Biaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara
sebanding(proposional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin
besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel,
semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah biaya
variabel.
2) Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume
kegiatan, jadi biaya semakin konstan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
c. Net Profit (NP)
Net Profit (NP) merupakan keuntungan atau lebih dikenal dengan
laba bersih.Pengertian atau Definisi Laba Bersih yaitu Commite On
Terminology (Sofyan Syafri H.,2004) dalam Aliyal Azmi (2007:12)
mendefinisikan laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga
pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan
operasi.Menurut FASB (Financial Accounting Standars Board) statement
(Aliyal Azmi, 2007:12) mengartikan laba (rugi) sebagai kelebihan (defisit)
penghasilan atas biaya selama satu periode akuntansi.Menurut Stice, Stice,
Skousen (2009:240) laba adalah pengambilan atas investasi kepada
pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada
investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi
awalnya.Menurut Suwardjono (2008 : 464) laba dimaknai sebagai imbalan
atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba
merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat
dalam kegiatan produksi dan penyerahan barang atau jasa).
Menurut Soemarso SR (2004 : 227) angka terakhir dalam laporan
laba rugi adalah Laba Bersih (net income). Jumlah ini merupakan
kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaan
menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih
(net loss). Sedangkan menurut Smith Skousen (1989:119)Laba Bersih
merupakan perbedaan antara jumlah pendapatan yang diperoleh suatu
satuan usahan selama periode tertentu dan jumlah biaya yang dapat
diaplikasikan kepada pendapat.
Analisis keuntungan bersih usaha tani ( NP atau Net Profit ) yaitu :
NP = Total Penerimaan ( TR ) – Total Biaya ( TC )
= ( Q . Pq ) – ( TFC + TVC )
Dimana : Q = Total produksi
Pq = Harga per satuan produk
TFC = Total biaya tetap
TVC = Total biaya variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
d. R/C Ratio(Revenue Cost Ratio)
Menurut Rahardi dan Hartono (2003), keuntungan (laba) atau rugi suatu
usaha akan dikurangi dengan harga pokok, biaya pemasaran dan biaya
umum, (Revenue Cost Ratio) R/C adalah perbandingan antara penerimaan
penjualan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi
apabila nilai R/C>1. R/C untuk menunnsi usaha tanijukan efisieSemakin
besar nilai R/C semakin besar pula tingkat keuntungan yang akan
diperoleh dari usaha tersebut.
Rumusnya yaitu :
R/C Ratio =ఈŖȖyϜ뷘 o eRayyoఈŖȖyϜ你Ry哦y뷘eŖ拧k浓nR
e. B/C Ratio
B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) biasanya digunakan untuk mengukur
kelayakan suatu usaha tani dilihat dari keuntungan yang diperoleh, yaitu
dengan cara membandingkan antara keuntungan dengan total biaya yang
dikeluarkan. B/C Ratio lebih dari satu maka usaha ini berarti untung dan
layak untuk dijalankan. Rumus B/C Ratio adalah keuntungan dibagi total
biaya. Rumus B/C Ratio adalah :
B/C Ratio � 撵 koȖko扭yoఈŖȖyϜ你Ry哦y f. Titik Impas
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau
keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh
keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan
itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi
bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume
penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel.
Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan
sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan
sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan
melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.
Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada
pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya,
dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu.
Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan
mengenaihal-hal sebagai berikut:
a. Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan
tidak mengalami kerugian.
b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan
tertentu.
c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak
menderita rugi.
d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan
volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.
Nilai titik impas dihitung dengan rumus dibawah ini :
BEP Produksi = Total Biaya Produksi : Harga Satuan produk
BEP Harga = Total Biaya Produksi : Jumlah Produksi
g. Nilai efisiensi penggunaan modal ( ROI atau Return On Investment )
Return on Investment atau Rasio pengembalian atas investasi
merupakan rasio perbandingan antara laba setelah pajak dengan total
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Martono dan Harjito, 2001:60).
Munawir (2004:89) Return on Investment atau Return on Assets (ROA)
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang
dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah
perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan
operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih
baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas
manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.
Analisa Return On Investment (ROI) dalam analisa keuangan mempunyai
arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang
bersifat menyeluruh/komprehensif. Analisa Return On Investment (ROI)
ini sudah merupakan tehnik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan
perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
perusahaan. Return On Investment (ROI) itu sendiri adalah salah satu
bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur
kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam
aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan atau profitabilitas (Munawir, 1995:89) .
ROI dihitung untuk mengetahui keuntungan modal yang telah digunakan
yaitu :
ROI = )(
)(TCModal
MPKeuntungan%100x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
BAB III
TATA LAKSANA KEGIATAN
A. Waktu dan Tempat Kegiatan
1. Waktu Pelaksanaan : Tanggal 13Februari – 13Maret 2012
2. Tempat Pelaksanaan : PT. Indmira Jl.Kaliurang Km, 16,3
Sleman Yogyakarta 555582
B. Tata Cara Pengumpulan Data
1. Observasi
Pengumpulan data baik data primer maupun sekunder di tempat
kegiatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk melengkapi data yang sudah
diperoleh untuk digunakan sebagai pelengkap atau lampiran dalam
penyusunan laporan.
2. Wawancara
Melakukan kegiatan tanya jawab secara langsung yang
berhubungan dengan kegiatan yang dipelajari kepada pembimbing
lapangan atau pihak yang terkait.
3. Pelaksnaan Kegiatan Langsung
Melakukan praktek secara langsung di lapangan mengenai
pembudidayaan tanaman purwoceng (Pimpinella alpina Molk.) mulai dari
persiapan lahan, pemilihan bibit, penanaman, perawatan, pemanenan dan
pemasaran. Selain itu juga mengikuti kegiatan yang dilakukan di PT.
Indmira sehingga mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kegiatan
yang dilaksanakan dalam perusahaan.
4. Studi Pustaka
Mencari referensi sebagai data pelengkap dan pembanding serta
konsep dalam alternatif pemecahan masalah mengenai budidaya dan
pemanfaatan senyawa metabolis sekunder pada tanaman purwoceng
(Pimpinella alpina Molk). Data tersebut berupa buku, arsip, jurnal,
internet, dan lain sebagainya yang bersifat informatif dan relevan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
C. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh ada 2 yaitu sebagai berikut :
1. Sumber Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dengan melakukan
wawancara atau inteview dengan pemilik atau karyawan yang bekerja di
perusahaan tersebut dan melakukan observasi lapangan.
2. Sumber Data Sekunder
Data yang diperoleh dengan mencari referensi di luar data primer
seperti buku literatur, internet, brosur dan lainnya guna melengkapi atau
membandingkan dengan data primer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Perusahaan
1. Sejarah PT. Indmira
Indmira Citra Tani Nusantara merupakan perusahaan swasta yang
bergerak sejak tahun 1985 didirikan oleh Ir Sumarno. Sebelumnya beliau
telah bekerja dibidang kontraktor, karena beliau merupakan lulusan
Teknik Sipil. Keprihatinan Ir Sumarno terhadap dunia pertanian
diwujudkan di Perusahaan ini. Penyebab keprihatinan ini yaitu petani
menanam berbagai macam tanaman dengan pola tanam yang tidak sesuai,
misalnya dosis pupuk yang terlalu tinggi atau tidak seimbang
menyebabkan ekosistem menjadi rusak.
Awal berdirinya perusahaan ini Ir Sumarno mencoba menanam
tanaman buah- buahan yaitu jambu bangkok dan jeruk. Pada tahun 1987,
beliau sudah mampu merambah ketanaman sayuran, dimana dengan
menggunakan teknologi budidaya yang benar (bentuk vertikultur) sampai
kearah penjualannya. Serta mengarahpada penelitian pupuk organik yang
mampu menghasilkan pupuk mikro cair dan mikro organik. Namun semua
usaha Ir Sumarno belum juga mendapatkan hasil, karena belum juga
mendapatkan respon dari masyarakat. Hingga akhirnya pada tahun 1990-
an sudah mampu diterima oleh masyarakat dengan adanya penawaran
pupuk.
Pada tanggal 30 Oktober 1996 resmi berdiri dalam bentuk CV.
Indmira Citra Usaha Tani Nusantara. Awal berdirinya perusahaan ini telah
bergelut dibidang Research and Development, sektor Perbaikan
Ekosistem, sub sektor dunia pertanian sesuai dengan asas Back to Nature.
Research and Development sektor perbaikan ekosistem meliputi,
perbaikan wadah (media tanam, tambak, dan air) serta perbaikan isi
(tanaman, hewan, dan manusia).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2. PT Indmira memiliki visi dan misi, yaitu :
a. Visi
Akibat pengembangan dan rekayasa kimia dasar dengan dosis
yang berlebihan selama 2 abad terakhir dimuka bumi, ekosistem
menjadi rusak. Kerusakan ekosistem juga melanda lahan pertanian,
sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas dan kuantitas produk-
produk pertanian.
Sadar akan hal tersebut maka 179 Negara dibawah Panji PBB
melakukan pertemuan di Rio de Janario tahun 1992. Produk dari
pertemuan tersebut adalah Agenda 21 dan salah satu klausulnya adalah
Kembali ke Alam (Back to Nature).
Dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab yang tinggi,
PT Indmira ikut berpartisipasi mengatasi kerusakan ekosistem dengan
produk dan teknologi yang dihasilkan untuk dipersembahkan kepada
nusa bangsa.
b. Misi
Realitas negara Indonesia adalah negara berbasis pertanian
(agraris). Akibat kerusakan lingkungan (ekosistem) dan IPTEK rendah,
Indonesia sebagai negara berkembang (dalam menangani dunia
pertanian) semakin terpuruk kebelakang diantara negara- negara lain.
Sebagai langkah nyata PT. Indmira sejak tahun 1985
melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development)
dibidang pertanian sesuai dengan asas Back to Nature.Langkah ini
diperuntukkan bagi nusa dan bangsa.
3. Struktur Organisasi
Dalam menjalankan usaha, PT. Indmira dibantu oleh beberapa tenaga
kerja, dengan struktur organisasi sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Gambar : 4.1 Struktur Organisasi
Sampai saat ini, PT. Indmira telah berhasil memproduksi pupuk
organik untuk beberapa jenis tanaman (hortikultura dan tahunan) dan
makanan tambahan (food suplement) baik untuk unggas maupun ternak
dengan jumlah yang tidak terbatas.
4. Lokasi Perusahaan
Lokasi kantor pusat PT. Indmira Citra Tani Nusantara berada
didaerah Kledokan Umbulmartani, Ngemplak Sleman. Kantor pusat ini
tempatnya juga sangat serategis yaitu bereda ditepi jalan raya, tepatnya
jalan Kaliurang KM 16,3.Luas lahan PT.Indmira yang digunakan sebagai
penelitian dan pengembangan tanaman obat (herbal) seluas : 4ha dengan
jenis tanah regosol yang terbentuk dari bahan induk abu dan pasir vulkanik
Direktur utama
Wakil direktur utama
Auditor internal Wakil manajemen
Direktur produksi & komersial
Direktur riset
Riset bahan perbaikan ekositem
Riset pertanian
dan pangan
Manager keuangan
Support system
Manajer HRD dan
umum
Produksi bahan
perbaikan ekosistem
Produksi pangan
Manajemen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
intermediet. Bentuk wilayah berombak sampai bergunung dengan
keasaman tanah 6-7. Tekstur tanah kasar tanpa ada struktur tanah gembur.
Kondisi lingkungan PT. Indmira adalah sebagai berikut :
Tinggi tempat : 600 m dpl
Kecepatan Angin : 1,3- 5,92 knots
Kelembaban Nisbi : 49,2%- 95,1%
Temperatur Udara : 21,50C-33,80C
5. Sarana dan Fasilitas
Sarana yang dimiliki PT.Indmira antara lain berupa bangunan yang terdiri
atas:
a. Kantor, sebagai ruang administrasi
b. Gudang, sebagai tempat sarana produksi seperti cangkul, traktor,
gembor, ember, sabit, timbangan, pupuk, mulsa,dll.
c. Green house, sebagai tempat budidaya tanaman obat dan bibit tanaman
hias dari berbagai jenis. Green house ini beratapkan nauangan dari
paranet agar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung.
d. Halaman tempat berkumpul apabila acarau study bana out bond atau
study banding.
e. Basecamb, sebagai tempat berkumpulnya para pekerja yang
beristirahat.
f. Mushola
g. Resto, sebagai tempat makan untuk para pengunjung dan tamu. Resto
ini diberi nama Amboja Resto.
h. Villa, sebagai tempat menginap para tamu.
i. Tempat Parkir
j. Alat transportasi :
1). Mobil taft : digunakan untuk transportasi pengiriman tanaman
dan sarana untuk membeli bibit dan bahan
lainnya dari luar kota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2). Motor : digunakan sebagai alat transportasi pengiriman
jarak dekat, misalnya membawa hasil panen dari
lahan ke basecamb.
6. Tenaga Kerja
Tenaga kerja di PT.Indmira berjumlah 130 orang mereka bekerja
sesuai dengan tugas masing-masing,sebagian dibagian kantor dan sebagian
bekerja dilahan. Untuk penarikan tenaga kerja lahan tidak harus lulus
SMA karena tugasnya hanya mengelola lahan dan bagian produksi,
sedangkan penarikan tenaga kerja kantor lebih dipentingkan lulusan Sarjan
dan SMK Pertanian yang direkrut dari PT.Indmira melalui seleksi dan
treaning selama 3 bulan.
7. Kegiatan
PT. Indmira telah melakukan 7 macam penelitian dan
pengembangan, yaitu sebagai berikut :
1. Perbaikan ekosistem dilahan tambak : penelitian dilakukan sejak tahun
1999 berlokasi di Pekalongan Pantai Utara Pulau Jawa. Hasil yang
dicapai PT. Indmira adalah sebagai berikut :
a. Mampu memperbaiki kerusakan ekosistem lahan tambak sesuai
dengan asas Back to Nature.
b. Mampu melakukan budidaya sesuai aturan standar budidaya, yaitu
udang (panen usia 4 bulan, size 30 – 40 ekor/kg) serta Bandeng
(panen usia 5 bulan, size 5-10 ekor/kg)
2. Perbaikan ekosistem dilahan pasir (solusi pemberdayaan lahan pasir
pantai) : penelitian dilakukan sejak tahun 1999 berlokasi di lahan pasir
pantai Pandansimo, Pantai Selatan Pulau Jawa.
Hasil yang telah dicapai, yaitu :
a. Hortikultura : Padi Rojolele (panen 6-8 ton/ ha), kacang tanah
(panen 4-5 ton/ha), bawang merah (panen 10-15 ton/ha).
b. Buah Tahunan : Kelengkeng, Sawo, Jeruk Lemon, Jeruk Sunkist
bisa tumbuh dengan baik dan mampu berbuah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
c. Perkebunan : Jati, Kelapa Sawit, Kurma
d. Wind Barrier : Cemara Laut dan Akar Wangi
3. Penelitian peningkatan rendemen dan tonase tanaman tebu milik PG.
Soedhono di bawah PTPN XI : penelitian dilakukan tahun 2003
berlokasi di PG. Soedhono Ngawi Jawa Timur. Hasil yang telah
dicapai yaitu tingkat rendemen sebesar 9 % dan tonase sebesar140
ton/ha.
4. Peningkatan produksi tanaman padi dari 6,2 ton/ha menjadi 7,5 ton/ha.
Kerjasama dengan Dinas Pertanian Bantul tahun 2003 untuk
meningkatkan pendapatan asli daerah senilai 39 milyar rupiah.
5. Penelitian dan pengembangan lahan daratan dalam Program ASRI
BUMI NUSANTARA. Hasil yang dicapai yaitu kedelai (3-5 ton/ha),
Padi Rojolele (7-10 ton/GKP/ha), dan Jagung (panen 8-12 ton
tongkol/ha).
6. Penelitian dan pengembangan tanaman obat Kembali ke Alam Herbal
Organik.
7. Paket Teknologi dan Manajemen Hamemayu Hayuning Bawono :
diberikan kepada kelompok tani yang mempunyai visi dan misi
mengembangkan dunia pertanian di Indonesia pada umumnya dan
memperbaiki taraf hidup masyarakat petani Indonesia pada khususnya.
8. Kegiatan Diluar Tugas dan Fungsi
Selain kegiatan di dalam perusahaan PT.Indmira mempunyai
beberapa kegiatan diluar perusahaan, misalnya menjadi konsultan
pupuk dan cara budidaya tanaman obat dan hias melalui pameran,
kegiatan koperasi dengan tujuan menyejahterakan para anggotanya,
bakti sosial diadakan setiap setaun sekali, mengadakan penghijauan
Lereng gunung merapi, dan kegiatan out bond untuk anak- anak
playgroup , TK, SD, dan SMP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
B. Hasil Kegiatan dan Pembahasan
Purwoceng adalah tanaman semak kecil merambat di atas permukaan
tanah seperti tumbuhan pegagan dan semanggi gunung. Daunnya kecil-kecil
berwarna hijau kemerahan dengan diameter 1-3 cm. Dari berbagai penelitian
yang dilakukan di dalam negeri dapat disimpulkan bahwa ada efek nyata dari
tanaman purwoceng terhadap peningkatan kemampuan seksual.
PT. Indmira mempunyai ketinggian tempat ±600 m (dpl) diatas
permukaan laut yang beriklim tropik dengan curah hujan rendah merupakan
tempat yang baik untuk membudidayakan tanaman purwoceng (Pimpinella
alpineMolk.) karena jenis tanaman ini tidak terlalu banyak memerlukan air
untuk tumbuh dan kandungan senyawa metabolis sekundernya dapat
diproduksi secara maksimal. Selain itu produksi purwoceng juga dipengaruhi
oleh teknik budidaya hingga kegiatan pasca panennya. Adapun tahapan
budidaya hingga pasca panen purwoceng antara lain :
1. Pembibitan
Media tanah yang sudah disiapkan dimasukkan kedalam polibag,
media tersebut berisi beberapa bahan antara lain campuran tanah, kompos,
sekam dengan perbandingan 2 : 1 : 1 . Kemudian pupuk makro NPK
phonska, dolomit 3 : 1. Pembenah tanah ½ gelas per 20 cm tinggi media.
Asbun (mikro) 1sdm untuk 20cm tinggi media.
Cara pembuatan media :
a. Membuat lubang dengan ukuran lebar, panjang dan dalam 2x5x1m
b. Semua tanah media diayak dengan ukuran ayakan 1cm
c. Semua jenis media dicampur (tanah, kompos, sekam 2:1:1 )
d. Campuran media tersebut diberi pupuk makro 1sdm / 1 ember
campuran media / 10liter campuran media)
e. Menempatkan pada lubang yang telah dibuat.
f. Setiap ketebalan 20 cm ditabur dengan pembenah tanah sebanyak ½
gelas kemudian sisiram dengan ASBUN 1sdm/10 liter.
g. Semua urutan teknis pembuatan diulangi sampai lubang penuh dengan
media.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
h. Di diamkan selama 1 bulan, media siap digunakan
Purwoceng dapat dibiakkan dengan cara generatif (biji) atau cara
vegetatif (setek batang), (Lampiran 5). Namun perbanyakan tanaman
purwoceng biasanya dilakukan secara generatif dengan biji. Perbanyakan
ini di lakukan dengan menyemaikan biji pada polibag dengan ukuran
sedang yang masing-masing polibag di berikan 1-5 biji. Memcampurkan
media tanam kedalam polibag yang berdiameter 10 cm yang bagian
bawahnya sudah dilubangi. Setelah medianya siap, tanam stek di media
tanam. Polibag diletakkan pada tempat teduh yang terkena sinar matahari
sekitar 60%. Dapat pula di letakkan diluar namun harus diberi paranet dan
dapat menerima sinar matahari tidak langsung sebanyak 60-70%. Untuk
mempercepat perkecambahan, dilakukan pemilihan biji yang tentunya
memiliki daya kecambah yang baik, di dapat dengan melakukan
perendaman dari biji yang di hasikan dari tanaman yang tumbuh dengan
sempurna.
Dapat pula dengan perbanyakan vegetatif, yaituMedia tanam untuk
stek berupa tanah, limbah SNN dan sekam dengan perbandingan 2 : 1 : 1.
Sebelum ditanam dipolibag, stek dari pohon induknya direndam terlebih
dahulu menggunakan ZPT selama 15 menit. Hal tersebut dilakukan agar
cepat merangsang pertumbuhan akar. Setelah direndam diangin-anginkan
sebentar hingga mengering kemudian ditanam dipolibag. Tanaman
purwoceng yang tumbuh di habitat yang baik maka akan tumbuh bunga
dan menghasilkan biji. Hal ini tergantung tingkat tinggi rendah keadaan
tempat.
2. Persiapan Lahan
Media bedengan yang akan ditanami, (Lampiran 2), dibersihkan
dari gulma dan dicangkul secara manual atau menggunakan alat mekanik
guna menggemburkan lapisan tanah dan juga sekaligus mengembalikan
kesuburan tanah. Tanah dicangkul kemudian diistirahatkan selama 1-2
minggu agar gas-gas beracun yang ada dalam tanah menguap dan bibit
penyakit/hama yang ada mati karena terkena sinar matahari. Lahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
akan ditanami bisa disiapkan dengan membuat bedengan-bedengan dengan
lebar 110 cm dan ketinggian 25 - 45 cm dan panjangnya disesuaikan
dengan lahan, jarak antar bedengan 30 -50 cm. Jarak tanam dilapangan
berkisar antara 30 X 30 cm. Satu lubang tanam dapat ditanami 1 stek.
3. Penanaman
Memilih bibit yang memiliki pertumbuhan baik dari tempat
persemaian, yaitu setelah berumur sekitar satu bulan. Bibit-bibit tersebut
ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan. Bibit ditanam secara
tegak sedalam 5 cm. Setelah penanaman, tanah disiram hingga cukup
basah agar tanaman cepat tumbuh.
Setelah tanaman cukup tinggi, selanjutnya dilakukan pemangkasan
pada daun, pemangkasan berfungsi mengurangi penguapan serta
menghilangkan dominansi apikal (pengaruh penghambatan ujung pucuk
terhadap pertumbuhan tunas dibawahnya), sehingga akan mendorong
pertumbuhan tunas lateral (cabang) ke samping. Pemangkasan ini rutin
dilakukan 2 bulan setelah tanam.
4. Perawatan
a. Penyiraman
Purwoceng tidak membutuhkan penyiraman yang
berlebihan. Di PT.Indmira penyiraman cukup dilakukan tiga kali
dalam seminggu.Jangan melakukan penyiraman pada waktu siang hari
karena dapat mengganggu proses fotosintesis pada tanaman.
Kekurangan air kadang dapat mengakibatkan tanaman mati. Namun
apabila media tanam terlalu basah dan bahkan terdapat genangan air
juga tidak baik bagi tanaman karena akan memicu perkembangan jamur
dan mikroorganisme lain dan juga dapat mengakibatkan pembusukkan
pada umbi tanaman. Sistem penyiraman di PT. Indmira selain
mengandalkan dari air hujan juga menggunakan air sumur yang
dialirkan melalui selang-selang air yang disemprotkan secara teratur.
Frekuensi penyiraman tanaman juga disesuaikan dengan cuaca dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
kelembaban tanah. Pada dasarnya tanaman purwoceng ataupun jenis
tanaman obat lainnya tidak terlalu banyak membutuhkan air.
b. Penyiangan
Penyiangan dan pembubunan perlu dilakukan untuk
menghilangkan rumput liar (gulma). Kegiatan ini dilakukan 3-5 kali
bersamaan dengan pemupukan dan penggemburan tanah. Penyiangan
pertama dilakukan pada saat tanaman berumur ½ bulan .Gulma adalah
semua jenis vegetasi tumbuhan yang tumbuh liar dan menimbulkan
gangguan terhadap tanaman utama. Beberapa jenis gulma dapat
mengeluarkan senyawa alelopati yang dapat berpengaruh buruk
terhadap perkembangan, pertumbuhan dan pembuahan jenis tumbuhan
yang lain. Senyawa alelopati berpengaruh terhadap penyerapan hara,
penghambatan pembelahan sel, penghambatan pertumbuhan,
penghambatan proses fotosintesis serta penghambatan aktivitas enzim.
c. Pemupukan.
Cara pemupukan tanaman purwaceng dengan teknik
penyemprotan atau sprayer. Untuk bibit pemupukan
denganmenyemprotkan SNN 2 cc/lt dengan interval 1 minggu sekali,
sedangkan untuk dewasa pemupukan dengan menyemprotkan SNN
2cc/lt ditambah dengan mengocorkan SAN tanaman 2 gr/10 lt air
dengan interval 2 minggu skali.
Pemberian pupuk kandang atau pupuk organik pada awal
penanaman sangat diperlukan khususnya pada jenis tanaman obat
karena akan membantu memperbaiki tekstur tanah dan menyediakan
unsur hara terutama unsur Nitrogen, Phosfor dan Kalium serta berbagai
jenis mineral lainnya yang diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh dan
berkembang. Pemberian pupuk dilakukan dalam dua tahap yaitu pada
saat tanam dan pada saat tanaman berumur satu bulan (Gunawan, 2009).
Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman diberikan zat pengatur
tumbuh (ZPT) yaitu POC (Pupuk Organik Cair). POC selain
mengandung unsur hara makro dan mikro juga mengandung ZPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. POC yang
digunakan adalah SNN (Super Natural Nutrition). SNN merupakan
pupuk organik cair hasil ekstraksi bahan organik yang berasal dari
limbah alam, limbah tanaman, dan limbah ternak. SNN dapat digunakan
pada tanaman semusim, tahunan, perkebunan, tanaman hias, tambak,
dan kolam ikan. SNN mengandung unsur hara makro dan mikro, zat
pengatur tumbuh, dan asam-asam organik. SNN berbentuk cairan
berwarna cokelat muda. SNN mampu memperbaiki kesuburan tanah
sehingga pemupukan menjadi lebih efektif dan lebih ekonomis, serta
aman bagi lingkungan. SNN 1 liter memiliki fungsi yang setara dengan
1 ton pupuk kandang. SNN mengandung zat pengatur tumbuh (ZPT)
indol acetic acid (IAA) yang dapat memacu tanaman tumbuh lebih baik
dan berkualitas sehingga meningkatkan hasil. SNN bermanfaat untuk
merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman dan mempercepat
pertumbuhan tanaman. Dengan aroma yang khas, SNN mampu
mengurangi serangan hama.
Selain itu didalam pupuk SNN terdapat senyawa enzim dan
hormon yang berguna untuk menciptakan keseimbangan pertumbuhan
tanaman. Secara rinci kandungan atau komposisi pupuk SNN terdiri dari
N (total) sekitar 20%, P (total) sekitar 15%, K (total) sekitar 20% ,
organik padat sekitar 25%, organik cair 6% dan air(total) 12%. (Pinus
Marsono, 1999)
SAN (Sari Alam Nusantara) merupakan pupuk alami yang dibuat
dengan tujuan perbaikan ekosistem pertanian, sekaligus memperbaiki
produktivitas tanaman. Daya guna yaitu untuk memenuhi kebutuhan
unsur tanaman, dapat meningkatkam kualitas dan kuantitas produksi
tanaman. Memperbaiki dan menjaga kelestarian lingkungan hidup lahan
pertanian, memperbaiki fungsi tanah baik secara fisik, kimia maupun
biologi dengan pemberian secara teratur.
Pelaksanaan pengaplikasian pupuk sudah cukup tepat. Pada saat
pengaplikasian pupuk, pekerja menggunakan sarung tangan sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
lebih aman bagi kesehatan pekerja. Akan tetapi, pupuk yang akan
digunakan dicampur terlebih dahulu. Kekurangan pupuk yang dicampur
adalah apabila pencampuran tidak merata maka tanaman tidak
mendapatkan nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman. Namun cara ini
lebih mudah dan cepat untuk diaplikasikan di lapangan.
d. Pengendalian hama dan penyakit.
Belalang merupakan hama yang umum menyerang tanaman
purwoceng di Indonesia. Belalang memakan daun yang menyebabkan
pertumbuhan vegetatif terganggu sehingga hanya sedikit menghasilkan
bunga. Sedangkan penyakit yang menyerang purwoceng adalah busuk
akar yang disebabkan oleh cendawan Glomus sp (Lampiran 7). Penyakit
ini biasa terjadi karena adanya genangan air pada umbi dan desakan
antar umbi. Untuk penanganan hama dan penyakit pada tanaman
purwoceng dapat menggunakan pestisida organik, selain itu juga bisa
dengan mulsa dengan daun orok-orok (bila dibudidayakan di bedengan).
Pengendalian hama dengan pestisida dari bahan kimia tidak dianjurkan
karena purwoceng termasuk jenis tanaman obat yang tidak boleh
tercemar oleh bahan kimia karena dapat mempengaruhi kandungan
senyawa metabolis sekundernya(Setiadi, 2001).
5. Panen
Pemanenan yang terbaik dilakukan apabila tanaman telah berumur
6 bulan. Cara memetik daunnya dengan 4 – 6 helai daun paling ujung
beserta batangnya dipetik, daun dibawahnya tidak dipetik karena masuk
daun tua dan menghasilkan produk yangtidak sesuai standarisasi simplisia,
kemudian diletakkan ditempat yang terpisah untuk menghindari
pencampuran produk yang berkualitas baik dan yang berkualitas rendah.
Pemetikan purwoceng lebih mudah dilakukan pada pagi hari
daripada sore hari. Hal ini disebabkan karena kadar air tanaman masih
tinggi sehingga tangkai dan daun masih segar. Pemanenan purwoceng
dilakukan dengan menggunakan alat karena tangkai daun sulit dipotong
dan untuk menghindari kerusakan. Setelah dipanen, daun akan dikeringkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
untuk dijadikan simplisia dan juga dapat pula dijadikan sebagai produk
minuman. Sedangkan umbi dapat diolah menjadi berbagai macam produk
obat dan minuman yang menyehatkan.
6. Analisis Usaha Tani
Analisis usaha dilakukan untuk mengetahui layak tidaknya suatu
usaha dilakukan. Budidaya purwoceng ini dilakukan selama 6 bulan
dengan luas tanah 1000 m2 di daerah Kaliurang Yogyakarta, Adapun
analisis budidaya tanaman purwoceng (Pimpinella alpineMolk.) di PT.
Indmira adalah :
Tabel 1. Biaya Tetap Budidaya Purwoceng (Pimpinella alpineMolk.) selama 6 bulan
No Keterangan Kebutuhan Umur
Ekonomis (bulan)
Harga (Rp)
Total Kebutuhan
(Rp)
Total Biaya (Rp)
1 Sewa lahan 750.000,00 750.000,00
2
Cangkul 4 60 70.000,00 280.000,00 28.000,00
Gembor 3 24 30.000,00 90.000,00 22.500,00
Ember 3 24 15.000,00 45.000,00 11.250,00
Tangki Sprayer
1
48
26.000,00
26.000,00
3.250,00
Gunting 4 24 5.000,00 20.000,00 5000,00 Pemisah Bibit 4 24 8.000,00 24.000,00 6000,00
Jumlah Biaya Tetap 826.000,00 Sumber : Data Primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Tabel 2. Biaya Variabel Budidaya Purwoceng (Pimpinella alpineMolk.) No Keterangan Kebutuhan Satuan Harga Satuan
(Rp) Jumlah
(Rp)
1 Benih purwoceng 2 Bungkus 10 gr 10.000,00 20.000,00
2
Pupuk
NPK SAN SNN
1 1 1
Kg Kg
Liter
2500,00 70.000,00 40.000,00
2500,00 70.000,00 40.000,00
3 Polibag 10 Kg 17.500,00 17.500,00
4
Tenaga kerja Pembibitan 1 HOK 30.000,00 30.000,00 Penyiapan Lahan 3 HOK 30.000,00 90.000,00
Penanaman 2 HOK 30.000,00 60.000,00 Pemeliharaan 1 HOK 30.000,00 30.000,00 Panen dan Pasca Panen 2 HOK 30.000,00 60.000,00
Jumlah Biaya Variabel 420.000,00 Sumber : Data Primer
Untuk analisis usaha satu periode penanaman sekitar6 bulan, dari
luas lahan 1000 m2 yang digunakan, , diasumsikan mortalitas 10% karena
terserang hama dan penyakit, tanaman mati dan tidak berdaun. Tanaman
purwoceng yang dibudidayakan akan menghasilkan 2 jenis produk yang
akan dijual yaitu produk tanaman dalam polibag kecil,dan sedang.
Tabel 3. Total Penerimaan Purwoceng (Pimpinella alpineMolk.)selama 6 bulan
No Produk Harga/ unit Banyak Total Penerimaan
(TR) 1 Polibag kecil Rp 10.000,00 30 Rp 300.000,00 2 Polibag sedang Rp 15.000,00 400 Rp 6.000.000,00
Jumlah Rp .6.300.000,00
Sumber : Data Primer
1. Biaya Total (selama 6 bulan)
Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp. 826.000+ Rp. 420.000
= Rp. 1.246.000,00/ MT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Biaya Lain-lain (selama 6 bulan)
Biaya Lain-lain = Biaya Total x 10 %
= Rp.1.246.000,00 x 10 %
= Rp 124.600,00/MT
Biaya lain-lain merupakan biaya cadangan apabila ada kebutuhan yang
tidak terduga diluar dari anggaran biaya. Misalnya cangkul rusak dan
perlu membeli yang baru, sehingga dapat mengambil biaya lain-lain
untuk membeli keperluan tersebut.
2. Total biaya keseluruhan = Biaya total + biaya lain-lain 10%
= Rp. 1.246.000,00 + Rp 124.600,00
= Rp. 1.370.600,00/MT
3. Penerimaan (selama 6 bulan)
Penerimaan = (Harga Polibag kecil x Jumlah Produksi)+
(Harga Polibag sedang x Jumlah Produksi)
= (Rp. 10.000 x 30) + (Rp. 15.000,00 x 400)
= Rp. 6.300.000,00/MT
4. Keuntungan (selama 6 bulan)
Keuntungan = Penerimaan – Biaya Total keseluruhan
= Rp.6.300.000 ,00 - Rp1.370.600,00
= Rp. 4.929.400,00/MT
5. ROI (Return On Investment) atau Nilai efisiensi penggunaan modal
ROI = (Keuntungan : Total Biaya Produksi) x 100%
= (Rp. 4.929.400 : Rp. 1.370.600,00) x 100 %
= 3,59 x 100%
= 359
Artinya biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 100,00 akan dihasilkan
keuntungan sebesar Rp. 359,00 ,menunjukkan kemampuan modal
untuk menghasilkan keuntungan.
6. BEP(Break Event Point) atau Titik Impas Pulang Modal
BEP Produksi = Total Biaya Produksi : Harga Satuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
= (Rp. 1.370.600,00 : Rp 10.000,00/polibag)+ (Rp.
1.370.600,00: Rp. 15.000,00/polibag)
= 137,06 + 91,37
= 228,43/polibag
Berdasarkan perhitungan tersebut,jika jumlah hasil produksi sebesar
228,43/polibag usah produksi ini tidak untung dan tidak mengalami
kerugian. Realisasinya produksi sebesar 430polibag jadi PT.Indmira
mengalami keuntungan.
BEP Harga = Total Biaya Produksi : Jumlah Produksi = (Rp. 1.370.600,00: 430/polibag)
= Rp. 3187,44
Berdasarkan perhitungan tersebut berarti, dengan jual RP.
3187,4/polibag usaha ini tidak untung dan tidak mengalami kerugian.
Realisasinya, harga per polibag mencapai Rp. 10.000,00 dan Rp.
15.000,00, jadi PT.Indmira mengalami keuntungan.
7. R/C Ratio (Revenue / cost ratio) atau Nilai Kelayakan Usaha Tani
R/C ratio = Penerimaan: Total Biaya Produksi
= Rp. 6.300.000,00 : Rp. 1.370.600,00= 4,59( R/C ratio >
1= efisien)
8. B/C Ratio (Benefit /cost ratio) atau Nilai Keuntungan Usaha Tani
B/C ratio = Keuntungan : Total Biaya Produksi
= Rp. 4.929.400,00: Rp. 1.370.600,00
= 3,59( B/C ratio > 1= untung)
Apabila semua benih tanaman purwoceng telah terjual akan
diperoleh keuntungan sebesarRp. 4.929.400,00. Sedangkan B/C Ratio
(Benefit /cost ratio) atau nilai keuntungan usaha tani merupakan ukuran
perbandingan antara keuntungan dan total biaya operasional. Suatu usaha
dapat dikatakan efisiensi dalam produksinya apabila nilai revenue cost(R/C
ratio) dan benefit cost (B/C ratio) masing-masing hasilnya lebih dari satu.
Dari analisisbiaya tersebut diperoleh nilai R/C Ratio sebesar
4,59sedangkan untuk B/C Ratio sebesar 3,59. Jadi semakin tinggi R/C
Ratio maka berakibat semakin tinggi pulapenerimaan yang diperoleh dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
semakin tinggi B/C Ratio maka berakibat semakin tinggi pulakeuntungan
yang diterima.
7. Strategi Pemasaran
a. Keputusan produk.
Keputusan produk dalam penjualan tanaman purwoceng di
PT.INDMIRA ini yaitu dengan memproduksi tanaman segar, dalam
wadah polibag sedang dan kecil. Kualitas tanaman purwoceng yang
layak dijual apabila :
1. Warna : daun hijau segar dan tangkai ungu.
2. Bau : harum
3. Rasa : hambar daun
4. Kadar air : max 10-12%
5. Kotoran : max 2%
6. Daun : lebih dari 4-6 daun
7. Akar : akar semakin besar membentuk seperti
gingseng
b. Keputusan harga
Penentuan harga tanaman purwoceng sangat ditentukan
terutama oleh biaya variabel dan biaya tetap. Harga jual untuk tanaman
purwocenga yang diproduksi PT.INDMIRA adalah Rp 15.000 untuk
tanaman dalam polibag sedang, dan untuk tanaman purwoceng dalam
polibag kecil Rp 10.000. Jjika dijual lebih tinggi cukup sulit, kecuali
produk yang akan dijual diuji terlebih dahulu diLaboratarium dan telah
memiliki sertifikat.
c. Keputusan promosi
1) Periklanan (Advertising)
Cara penawaran yang dilakukan di PT Indmira melakukan
promosi melalui sosial network, internet dan facebook ,tekadang
brosur atau koran.
2) Publisitas (Publicity)
Pemasaran tanaman purwoceng ini dilakukan dengan cara dari
mulut ke mulutmelalui ibu-ibu rumah tangga di sekitar PT.Indmira,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
terkadang PT.Indmira juga ikut acara pameran tanaman, agar berbagai
tanaman yang belum diketahui masyarakat khalayak dapat lebih
dikenal oleh masyarakat.
d. Keputusan tempat/distribusi
Tempat penjualan tanaman purwoceng dilakukan di dalam lahan
PT.Indmira, yaitu di kebun koleksi (green house). Green house ini
berfungsi untuk memajang berbagai macam tanaman herbal yang dijual
langsung ke konsumen. Produk-Produk dari PT.Indmira langsung ke
tangan konsumen, tanpa melalui distributor, dikarenakan PT.Indmira
tidak melakukan kerjasama dengan instansi lain.
8. Kendala dalam Budidaya Purwoceng
Untuk kendala sampai saat ini dilahan tidak ada kendala karena HPT
jarang menyerang dan ketika musim hujan kondisi tanaman masih
tetap bagus dikarenakan drainasenya baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari kegiatan magang yang telah dilakukan di PT. Indmira Yogyakarta
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem budidaya purwoceng (Pimoinelle alpine Molk.) yang diterapkan di
PT. Indmira yaitu dengan menggunakan polibag dan bedengan.
2. Tanaman purwoceng bisa tumbuh baik di PT .INDMIRA dengan
ketinggian tempat ±600 m (dpl) diatas permukaan laut yang beriklim
tropik dengan curah hujan rendah karena jenis tanaman ini tidak terlalu
banyak memerlukan air untuk tumbuh dan kandungan senyawa metabolis
sekundernya dapat diproduksi secara maksimal.
3. PT.INDMIRA menggunakan POC (Pupuk Organik Cair)yang digunakan
adalah SNN (Super Natural Nutrition) dan SAN (Sari Alam Nusantara) ,
Untuk pembibitan dengan menyemprotkan SNN 2 cc/lt dengan interval 1
minggu sekali, sedangkan pemupukan untuk yang sudah dewasa dengan
menyemprotkan SNN 2cc/lt dengan ditambah dengan mengocorkan SAN
tanaman 2 gr/10 lt air dengan interval 2 minggu skali.
4. Analisis usaha tani biaya diperoleh nilai R/C Ratio sebesar 4,59
sedangkan untuk B/C Ratio sebesar 3,59. Jadi semakin tinggi R/C Ratio
maka berakibat semakin tinggi pulapenerimaan yang diperoleh dan
semakin tinggi B/C Ratio maka berakibat semakin tinggi pulakeuntungan
yang diterima.Dengan R/C ratio dan B/C ratio lebih dari 1 maka dapat
dikatakan bahwa usaha budidaya tanaman purwoceng efisiensi dan
untung apabila dikembangkan.
5. Pemasaran pada PT.INDMIRA yaitu dengan menjual tanaman
Purwoceng polibag kecil seharga RP.10.000,00 dan Polibag Sedang Rp.
15.000,00 , Konsumen datang langsung ke Lahan Green House tanpa
melalui lembaga penyalur, namun PT.INDMIRA juga mempromosikan
tanamannya lewat soccial network, facebook, brosur dan koran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
B. Saran
Dari kegiatan magang yang telah dilakukan, penulis ingin memberi
beberapa saran yaitu :
1. Harus menambah produk penjualan, seperti menjual simplisia atau jamu
dari tanaman purwoceng untuk menambah omset penjualan.
2. Sebaiknya hasil produksi yaitu produk tanaman purwoceng dijual melalui
distributor dengan melakukan kemitraan walaupun tidak diikat dalam
suatu perjanjian tertulis, agar mudah dalam proses penjualan karena sudah
rutin dilaksanakan, peningkatan omzet/volume produksi, pengembangan
usaha, serta publikasi yang jelas dan menambah pelanggan.