blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/ajengindah/files/2013/03/tugas-stela... · web viewtanah memiliki...
TRANSCRIPT
BAHAN DISKUSI MINGGU KE-2
SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN
Oleh :
Diajeng Indah Nastiti 115040201111091
Dewi Shinta Carolina 115040201111094
Dika Chiqmatul Janah 115040201111090
Dewi Nur Istiqomah 115040201111121
Kelas : F
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
1. Tanah sbg suatu individu, berbeda dengan dunia hayati, yang setiap individunya punya
ciri tersendiri. Tiap spesies punya kisaran sifat yang sempit, sehingga mudah dibedakan 1
dengan lainnya. Jelaskan !
Tanah memiliki batas-batas tertentu yang dimiliki. Di dunia ini terdapat berbagai
macam jenis tanah, yang mana setiap masing-masing individu tanah memiliki karekteristik/
sifat yang berbeda. Tetapi perbedaan dari sifat-sifat tersebut relatif sempit antara tanah yang
stu dengan yang lainnya, sehingga dari berbagai macam tanah di dunia ini dapat dibedakan
dan dikelompokkan sesuai dengan sifat-sifat yang dimilikinya. Dalam menentukan jenis
suatu tanah tidak terlepas dari sifat fisik, kimia, dan keadaan biologi dari suatu tanah
tersebut.
2. Jelaskan definisi TANAH. Pasir pantai apakah termasuk dalam definisi tanah?
Mengapa?
o Tanah merupakan kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam
horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air,udara, dan
merupakan media tumbuh bagi tanaman. Selain itu tanah juga terbentuk dari hasil
interaksi antara batuan induk, topografi, iklim,organisme, dan waktu.
o Jika dilihat dari definisi tanah itu sendiri, maka pasir pantai tidak termasuk dalam
pengertian tanah. Ini dikarenakan proses pembentukan pasir bukan dikarenakan oleh lima
faktor pembentuk tanah, melainkan salah satunya dipengaruhi oleh gelombang dari pantai
itu sendiri. Selain itu dari pengertian tanah tersebut, tanah berfungsi sebagai media
tumbuh bagi tanaman, sedangkan pada pasir pantai sangat jarang bahkan tidak pernah
digunakan sebagai media tumbuh bagi tanaman. Pada pembentukan tanah, organisme
juga sangat berperan dalam menghasilkan suatu tanah, tetapi pada pasir pantai tidak
terdapat organisme yang dapat membantu proses pelapukan menjadi butiran yang lebih
halus lagi.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dalam Gambar 2 ? continuum, soilscape, polypedon dll
Penjelasan dari bagian-bagian pada gambar di atas :
o Continuum merupakan proses pertukaran dalam kesinambungan interaksi antar
komponen tanah dan kelangsungan segala reaksi tanah.
o Soil scape merupakan gabungan dari beberapa polypedon yang mempunyai sifat
berbeda antara sifat polypedon yang satu dengan polypedon yang lainnya.
o Polypedon merupakan gabungan atau kumpulan dari pedon – pedon yang
mempunyai sifat hamper sama atau sama.
o Pedon adalah Tubuh tiga dimensi dari tanah dengan dimensi – dimensi lateral,
Pedon biasanya mempunyai luas antara 1 hingga 10 meter. Dimana horizon –
horizon terputus atau siklik.
o Soil Profil merupakan Penampang vertikal tanah yang ditempati horizon –
horizon dan dibawahnya terdapat bahan induk.
o Soil Agregat merupakan Agregat tanah merupakan gumpalan tanah yang tidak
mempunyai bentuk yang jells. Berbeda dengan struktur tanah yang mempunyai
bentuk yang jelas.
4. Tanah sebagai satuan 3-D, perlu disajikan dengan cara 'multifactorial' dalam bentuk
peta tanah. 2-D digambarkan pada peta tanah, sedangkan dimensi vertikal + sifat2
internalnya, disajikan dalam legenda peta. Maksudnya apa?
Jika melihat keadaan dilapang, tanah merupakan sesuatu yang dapat dikategorikan
sbagai bentuk 3 dimensi, karena didalam tanah terdapat suatu profil tanah yang didalamnya
terdapat horison-horison yang menjadi ciri satu jenis tanah dan perbedaan bentuk muka bumi
disuatu wilayah (topografi). Keadaan tanah disuatu daerah tentunya berbeda dengan keadaan
tanah di daerah lainnya. Hal seperti ini dapat menjadi suatu informasi yang dapat disajikan
dalam gambar (peta tanah) di berbagai wilayah. Penyajian ini tidak hanya berupa keadaan
tanah dan topografi di suatu daerah saja, melainkan harus mengikutsertakan faktor-faktor
yang berada didalamnya juga. Dalam suatu peta tanah, bentuk fisik tanah disajikan dalam
bentuk 2 dimensi sesuai keadaan topografinya dan perbandingan luasan berdasar skala..
Sedangkan faktor-faktor yang berada didalamnya, seperti keadaan tekstur, struktur,
kelembaban, konsistensi, dll, disajikan dalam bentuk legenda. Bisanya dapat disajikan
dengan tanda-tanda, warna tertentu, dll. Legenda peta ini yang nantinya dapat membantu
seseorang untuk membaca suatu peta tanah dan memberikan informasi tentang satuan-satuan
tertentu yang terdapat di dalam peta tanah.
5. Jelaskan pengertian Peta tanah. Untuk membuat peta tanah, peta apa saja yg
diperlukan sebagai dasar/ penunjang? Mengapa?
o Peta tanah merupakan peta yang dibuat untuk memperlihatkan sebaran taksa tanah
dalam hubungannya dengan kenampakan fisik dan budaya dari permukaan bumi..
o Pada umumnya diperlukan suatu peta dasar yang digukan sebagi acuan dalam
membuat suatu peta tanah. Peta dasar yang biasa digunakan adalah peta topografi.
Digunakan peta topografi sebagai dasar karena apabila akan membuat suatu peta
tanah, harus mengetahui keadaan nyata dari suatu objek wilayah secara 3 dimensi
terlebih dahulu. Apabila keadaan topografi suatu wilayah berbeda, maka keadaan
atau kondisi suatu tanah juga akan berbeda. Bentuk suatu muka bumi (topografi)
berbeda-beda antara tempat yang satu dengan tempat yang lain, begitu pula
keadaan tanahnya. Oleh karena itu diperlukan peta topografi sebagai dasar apabila
membuat suatu peta tanah. Peta topografi dapat diperoleh melalui foto udara
(skala besar) dan citra satelit (skala kecil).
6. Apa yg dimaksud dengan Poligon di dalam peta tanah? Bagaimana membuatnya?
Poligon adalah serangkaian garis lurus di permukaan tanah yang menghubungkan titik-
titik dilapangan, dimana pada titik-titik tersebut dilakukan pengukuran sudut dan jarak.
Tujuan dari Poligon adalah untuk memperbanyak koordinat titik-titik di lapangan yang
diperlukan untuk pembuatan peta.
Ada 2 (dua) macam bentuk poligon, yaitu :
-Poligon Terbuka : poligon yang tidak mempunyai syarat geometris
-Poligon Tertutup : poligon yang mempunyai syarat geometris
Cara Membuat Poligon dalam Peta Tanah :
a. Pengukuran Polyangon Terbuka Bebas
1. Siapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sket lokasi areal yang akan diukur.
2. Tentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik
3. Dirikan pesawat di atas titik P1dan lakukan penyetelan alat sampai didapat
kedataran.
4. Arahkan pesawat ke arah utara dan nolkan piringan sudut horisontal dan kunci
kembali dengan memutar skrup piringan bawah.
5. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat sudut
horisontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth.
Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka.
6. Dengan posisi pesawat tetap di atas titik P1, putar pesawat 180° searah jarum jam,
kemudian putar teropong 180° arah vertikal dan arahkan teropong ke titik P2.
7. Lakukan pembacaan sudut horisontal.
Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan muka.
8. Pindah pesawat ke titik P2 dan lakukan penyetelan alat.
9. Arahkan pesawat ke titik P3, baca dan catat sudut horisontalnya (bacaan biasa
untuk bacaan muka).
10. Lakukan pembacaan sudut luar biasa pada titik P2.
11. Putar teropong pesawat searah jarum jam dan arahkan ke titi P1. Baca dan catat
sudut horisontalnya, baik bacan biasa maupun luar biasa.
Bacaan ini merupakan bacaan belakang.
12. Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik polyangon berikutnya sampai P
akhir.
13. Lakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
14. Lakukan perhitungan sudut pengambilan b, sudut azimuth dan koordinat masing-
masing titik.
15. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan.
b. Pengukuran Polyangon Tertutup
1. Siapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sket lokasi areal yang akan diukur.
2. Tentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik
3. Dirikan pesawat di atas titik P1dan lakukan penyetelan alat sampai didapat
kedataran.
4. Arahkan pesawat ke arah utara dan nolkan piringan sudut horisontal dan kunci
kembali dengan memutar skrup piringan bawah.
5. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat sudut
horisontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth.
Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka.
6. Dengan posisi pesawat tetap di atas titik P1, putar pesawat 180° searah jarum jam,
kemudian putar teropong 180° arah vertikal dan arahkan teropong ke titik P2.
7. Lakukan pembacaan sudut horisontal.
Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan muka.
8. Putar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan lakukan pembacaan sudut
horisontal pada bacaan biasa dan luar biasa.
Bacaan ini merupakan bacaan belakang.
9. Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik polyangon berikutnya hingga
kembali ke titik P1.
10. Lakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
11. Lakukan perhitungan sudut pengambilan b, sudut azimuth dan koordinat masing-
masing titik.
12. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan.
7. Apa yg dimaksud dengan taksa tanah?
Tanah taksa merupakan satuan yang diperoleh dari menentukan suatu selang sifat tertentu
dari sifat – sifat tanah yang didefinisikan oleh suatu sistem klasifikasi tanah. Hal ini berhubungan
dengan peta tanah karena soil taxonomy bisa digunakan untuk satuan sistem klasifikasi tanah ,
masing – masing diwakili oleh suatu profil tanah. Peta tanah dapat semakin terlihat jelas dan
detai dengan soil taxonomy.
8. Dalam legenda Peta Tanah terdapat istilah konsosiasi, asosiasi atau kompleks. Jelaskan.
Beri ilustrasi dengan gambar, sehingga perbedaan ketiganya jelas
1. Konsosiasi
Konsosiasi tanah adalah suatu jenis peta tanah yang tersusun dari delineasi, dimana
tiap delineasi menunjukkan ukuran, bentuk, dan lokasi dari suatu satuan lanskap yang
tersusun atas suatu jenis komponen tanah, atau satu jenis lahan miselaneus, ditambah
inklusi yang diperbolehkan.
Cara penamaannya mengikuti ketentuan sebagai berikut :
Nama pertama terdiri dari satua tanah atau taxon yang kemudian diikuti dengan
fase.
Untuk fase tekstur lapisan atas atau lapisan organik dipermukaan tidak disertai
dengan tanda ‘koma’.
Contoh : Ciawi liat. Tidak ditulis Ciawi, liat.
Jika fase tekstur lapisan atas tidak digunakan tetapi karena berbatu, berkerikil
dsbnya, maka penulisannya menggunakan ‘koma’. Contoh : Cobanrondo, berbatu.
Untuk dua atau tiga fase digunakan ‘koma’. Contoh : pujian liat, lereng 15-20%,
tererosi.
Penulisan fase erosi ditulis paling belakang.
Penulisan fase lereng ditu;s paling belakang kecuali jika ada fase erosi. Contoh :
pujian skeletal berliat, substratum padas, leren 5-30%, tererosi.
2. Asosiasi
Asosiasi tanah, yaitu sekelompok tanah yang berhubungan secara geografis, tersebar
dalam suatu satuan peta menurut pola tertentu yang dapat diduga posisinya, tetapi karena
kecilnya skala peta, taksa-taksa tanah itu tidak dapat dipisahkan.
Setiap komponenen dideskripsi secara terperinci tanpa ada perbedaan
Posisi geografis masing-masing anggota satuan peta dalam bentang-alam
diterangkan denan jelas, sehinga memungkinkan untuk diperhalus oleh pemakaian
peta.
Berbeda dengan kompleks, maka kata asosiasi selalu digunakan. Perhatikan contoh
berikut :
Asosiasi Cangar-Batu, terjal (dua seri tanah dengan fase lereng terjal)
Asosiasi Cangar, terjal-Batu (fase lereng terjal hanya pada seri cangar)
Asosiasi Typic Frgiochrepts-Aeric Fragioaquepts (asosiasi sub-group)
3. Kompleks
Kompleks tanah, merupakan sekelompok tanah dari taksa yang berbeda, yang berbaur
satu dengan lainnya dalam satuan deliniasi (satuan peta) tanpa memperlihatkan pola tertentu
atau menunjukkan pola yang tidak beraturan. Meskipun ada komponen tanah yang
berasosiasi secara geografis, tetapi tidak dapat dipisahkan kecuali pada tingkat amat detail.
Menurut Wambeke dan Forbes (1986) satuan peta tanah dikatan kompleks jika
komponen utama dalam satuan peta kompleks tidak dapat membentuk satuan peta tersendiri
jika dipetakan dalam skala 1 : 24.000. pada skala tersebut luasan 0,4 cm2 pada peta adalah
2,3 ha dilapangan. Komponen utama dalam satuan peta asosiasi jika dipetakan pada skala
tersebut dapat membentuk satuan peta tersendiri.
Cara penamaanya:
Ditulis kata ‘kompleks; jika fase dari masing-masing taxon tersebut tidak sama,
misalnya tekstur lapisan atas tidak sama. Contoh : Kompleks Cobanrondo-Sebaluh.
Kata ‘kompleks’ tidak ditulis jika fase tekstur lapisan atas seri-seri tanah yang
menyusunnya sama. Contoh : Jeho-Cula liat.
Perhatikan beberapa contoh berikut :
Kompleks Sedep-Pali, berbatu (kedua seri tersebut mempunyai fase berbatu di
permukaan).
Kompleks Batu-Tandem, lereng 5 – 8% (keduanya mempunyai fase lereng yang
sama).
Tandem-Toki liat, lereng 5 – 8% (keduanya mempunyai fase tekstur lapisan atas dan
lereng yan sama).
Kompleks Toki berbatu-Lante (hanya seri toki yang mempunyai fase berbatu).
9. Beri contoh single value map. Cari di internet. Mengapa peta tersebut dikatakan bukan
peta tanah?.
Peta tanah adalah suatu peta yang menggambarkan penyebaran jenis-jenis tanah disuatu
daerah. Peta ini dilengkapi degan legenda yang secara singkat menerangkan sifat-sifat tanah dari
masing-masing satuan peta. Peta tanah biasanya disertai dengan “Laporan Pemetaan Tanah”
yang menerangkan lebih lanjut sifat-sifat kemampuan tanah yang digambarkan dalam peta tanah
tersebut khusus misalnya proyek trasmigrasi, rencana pengairan, kebun percobaan dan
sebagainya.
Sedangkan peta karakteristik tunggal (soil value map) merupakan peta yang hanya
menyajikan salah satu nilai, atau marginal dari sebuah landform. Misalnya administrasi,
ketinggian tempat, kedalaman tanah, tekstur produktifitas lahan, dan sebagainya. Gambar
diatas merupakan peta drainase yang mana peta ini hanya mengambarkan kelas kerapatan
drainase tanpa menjabarkan satuan peta tanah.
10. Apa yang dijelaskan dalam Gambar ini?
Gambar di atas menyajikan teknik pelaksanaan sintetik.
1. gambar pertama dilakukan dengan menggunakan metode survey grid, dimana pemetaan
dengan menganalisis atau menentukan sifat tanah terlebih dahulu.
Rigid survey :
Gambar diatas menunjukkan lokasi titik observasi menggunakan metode Grid Kaku (Rigid
Grid). Penentuan batas tanah ini diterapkan pada survey tanah detil sampai dengan sangat
detil, dimana tidak tersedia foto udara. Kalaupun foto udaranya tersedia, mungkin :
Skalanya terlalu kecil
Mutunya sangat rendah
Daerah yang disurvey tertutup awan atau kabut
Kenampakan permukaan tidak jelas atau daerahnya sangat homogeny dan datar
Daerah yang disurey tertutup vegetasi yang rapat dan lebat
Daerah survey berrawa, padang rumput atau savana yang tidak menampakkan gejala
permukaan.
2. gambar kedua merupakan gabunga dari survey metode grid dan fisiografis
Adapted Grid Survey :
Gambar diatas menunjukkan lokasi titik observasi menggunakan metode Grid bebas (adapted
grid survey). Metode ini merupakan perpaduan antara metode grid kaku dengan metode
fisiografi. Metode ini dilakukan pada survey detil sampai dengan semi detil yang
kemampuan foto udara dianggap terbatas dan di tempat-tempat yang orientasi lapangan
cukup sulit. Pengamatan lapangan dilakukan pada titik-titik seperti grid kaku, tetapi jarak
titik-titik pengamatan tidak perlu sama dalam 2 arah, tetapi tergantung keadaan fisiografi.
Jika terjadi perubahan fisiografi yang menyolok dalam jarak dekat, maka jarak titik-titik pada
pengamatan adalah rapat. Sebaliknya jika bentuk lahan relative seragam, maka jarak titik-
titik pada pengamatan adalah renggang. Metode ini sangat baik diterapkan oleh penyurvey
yang belum banyak berpengalaman dalam interpretasi foto udara.
3. gambar ketiga pendekatan analitik menggunakan metode fisiografis, yaitu dengan jalan
menentukan batas ( mendelineasi) satuan fisiografi/wujud-lahan (landform)terlebih dahulu
sebelum kelapangan.
Physiographic Survey :
Gambar diatas menunjukkan lokasi titik observasi menggunakan metode Fisiografik (bantuan
foto udara). Metode ini sangat efektif pada survey tanah berskala < 1 : 25.000, dan tersedia
foto udara berkualitas cukup tinggi. Hampir semua batas satuan peta diperoleh dari IFU,
sedangkan kegiatan lapangan hanya untuk mengecek batas satuan peta dan mengidentifikasi
sifat dan cirri tanah masing-masing satuan peta. Pengamatan dilakukan pada tempat-tempat
tertentu pada masing-masing satuan peta.
Pada penentuan batas tanah menggunakan metode fisiografik, jumlah pengamatan pada tiap-
tiap satuan peta tergantung pada :
- Ketelitian IFU, keahlian dan kemampuan penyurvey dalam memahami hubungan
fisiografi dan keadaan tanah.
- Kerumitan (kompleks atau tidaknya) satuan peta tersebut. Semakin rumit, maka semakin
banyak luasan satuan peta. Semakin luas, maka jumlah pengamatan yang dilakukan juga
semakin banyak.
Pada survey skala kecil, pendekatan kedua lebih sering digunakan, sedangkan pada skala besar
biasanya digunakan pendekatan sintetik.
11. Sebutkan berbagai macam peta tanah berdasarkan skala peta yang digunakan di
Indonesia. Bandingkan nama peta-peta tersebut dengan nama yang digunakan di
Amerika, Kanada, Inggeris dan negara lainnya. Cari dari internet.
Jenis-jenis peta tanah
a. Peta Tanah Bangun peta tanah bangun (Skala 1 : 2.500.000 Atau Lebih Kecil); fungsi
dari peta ini untuk memberikan petunjuk kasar mengenai penyebaran jenis-jenis
tanah.
b. Pata Tanah Eksplorasi (Skala 1 : 1.000.000 – 1 : 2.500.000); peta tanah eksplorasi
berfungsi untuk memberikan gambar kemungkinan penelitian terarah, menunjukkan
potensi sumberdaya alam (tanah), adanya problem area suatu daerah serta
kemungkinan pengembangan daerah.
c. Peta Tanah Tinjau (Skala 1 : 100.000 – 1 : 250.000); peta tanah tanah tinjau berfungsi
memberikan keterangan lebih lanjut tentang jenis tanah suatu wilayah untuk
keperluan tertentu.
d. Peta Tanah Semi Detil (Skala 1 : 25.000 – 1 : 100.000); peta tanah semi detil
berfungsi untuk pelaksanaan-pelaksanaan tertentu dari suatu wilayah yang luasnya
dibatasi pada maksud tersebut. Peta ini dapat menggambarkan lebih jelas legi
mengnai hal-hal yang dalam peta tanah eksplorasi atau peta tinjau belum disajikan
(jelaskan).
e. Peta Tanah Detil (Skala 1 : 5.000 – 1 : 25.000); peta tanah detil berfungsi untuk
proyek-proyek khusus misalnya proyek trasmigrasi, rencana pengairan, kebun
percobaan dan sebagainya.
12. Apa yang dimaksud dengan luas minimum yang masih dapat disajikan pada peta?.
Mengapa perlu ada batasan tersebut?
Luas Minimum : luas terkecil dari suatu peta yang berfungsi untuk menentukan daerah
efektif pengamatan.
Batasan tersebut dianggap perlu agar tidak meluas ke daerah yang tidak perlu diamati dan
dianalisis
13. Untuk peta tanah di Indonesia, berapa satuan luas tersebut? Masing-masing kelompok
agar menghitung berapa luasnya di lapangan pada skala yang berbeda 3.
Berdasarkan karakteristik tanah dan iklim serta persyaratan tumbuh tanaman,
kelapa sawit mempunyai adaptabilitas yang tinggi di berbagai kondisi lahan. Hasil
penilaian kesesuaian lahan menunjukkan bahwa kelapa sawit dapat dikembangkan di
seluruh propinsi di Sumatera, Kalimantan, Sulsel, Sulteng, Sultra, dan Papua. Hal ini
memberikan petunjuk bahwa peluang pengembangan kelapa sawit di Indonesia masih
cukup luas.
Total lahan yang sesuai untuk pertumbuhan kelapa sawit, seluas 54,1 juta ha,
namun lahan yang sesuai tersebut saat ini sebagian besar telah digunakan untuk
komoditas pertanian lain (perkebunan, tegalan/ladang, dll) dan mungkin juga untuk
aktivitas non pertanian.
Untuk mengetahui berapa lahan yang masih tersedia untuk pengembangan kelapa
sawit perlu melakukan overlay (tumpang tepat) antara peta kesesuaian lahan dengan peta
penggunaan lahan terbaru (present land use) serta peta status lahan saat ini. Data/peta
kesesuaian lahan kelapa sawit yang tersedia saat ini adalah pada skala tinjau (1:250.000)
yang berguna untuk perencanaan umum tingkat propinsi dan skala eksplorasi
(1:1.000.000) untuk perencanaan pengembangan tingkat nasional. Apabila
pengusaha/investor memerlukan data/peta yang lebih detil yang dapat digunakan untuk
operasional di lapangan, maka perlu ditindaklanjuti dengan inventarisasi yang lebih detil
(skala 1:50.000).
14.
Metode Survei Grid bebas
Yang merupakan penerapan gabungan dari kedua metode survey yaitu Metode Survei
Grid (menggunakan prinsip pendekatan sintetik), metode fisiografi dengan bantuan interpretasi
foto udara (menggunakan prinsip amalitik). Biasanya dalam metode grid bebas, pemeta ‘bebas’
memilih lokasi titik pengamatan dalam mengkonfirmasi secara sistematis menarik batas dan
menentukan komposisi satuan peta.
Survei dan pemetaan tanah tidak hanya dapat memberikan gambaran tentang macam
tanah yang dijumpai, tetapi harus dapat menggambarkan secara tepat dimana tanah tersebut