bahan uks dan pkpr

21
URAIAN TUGAS PETUGAS PKPR Diposkan oleh Rizki Kurniadi, Amd.Kep http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/03/uraian-tugas- petugas-pkpr.html 1. Menyusun rencana kegiatan PKPR berdasarkan data program puskesmas dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja. 2. Melaksanakan kegiatan PKPR dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku 3. Mengevaluasi hasil kegiatan PKPR secara keseluruhan. 4. Membuat catatan dan laporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan. 5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

Upload: hendra-wana-nuramin

Post on 25-Jul-2015

378 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Uks Dan Pkpr

URAIAN TUGAS PETUGAS PKPRDiposkan oleh Rizki Kurniadi, Amd.Kep

http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/03/uraian-tugas-petugas-pkpr.html

1. Menyusun rencana kegiatan PKPR berdasarkan data program puskesmas

dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman

kerja.

2. Melaksanakan kegiatan PKPR dan  koordinasi lintas program terkait

sesuai dengan prosedur dan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku

3. Mengevaluasi hasil kegiatan PKPR secara keseluruhan.

4. Membuat catatan dan laporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan

informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

Page 2: Bahan Uks Dan Pkpr

http://dharmapendidikan.blogspot.com/2011/03/usaha-kesehatan-sekolah-uks-dalam.html

Selasa, 22 Maret 2011

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Dalam Rangka Peningkatan Perilaku Sehat Peserta Didik10:08  H4R1  NO COMMENTS

Oleh : Suharto

Abstrak: Sikap dan perilaku peserta didik di sekolah-

sekolah masih belum menunjukkkan peningkatan

yang baik dalam derajat kesehatannya bahkan

semakin menurun daya hayat dan daya tangkalnya

terhadap pengaruh buruk. Sebagian penyebabnya

adalah kurangnya kesadaran orang tua/masyarakat terhadap cara-cara

penanggulangan periolaku tersebut. Sedangkan pendidikan kesehatan

yang bersifat preventif kurang tersentuh terutama dalam wadah

pendidikan formal (sekolah). Penanaman kesadaran perilaku sehat selalu

menyangkut unsur sikap yang sudah terbentuk secara laten. Untuk itu

jelas pembentukan jangka waktu yang lama, tidak seperti orang makan

lombok sekali gigit terasa pedas melainkan suatu proses yang

membutuhkan tekad dan usaha yang sungguh-sungguh. Paling efektif

dalam upaya menanamkan kesadaran berperilaku sehat adalah anak usia

7 sampai 12 tahun, karena secara psikologis anak pada usia tersebut

sedang memulai membentuk sikap terhadap sesuatu, oleh karena itu

penanaman berperilaku sehat hendaknya dimulai dari usia dini yaitu

mulai tingkat pendidikan dasar. Persoalannya, bagaimanakah peranan

Page 3: Bahan Uks Dan Pkpr

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam meningkatkan perilaku sehat

peserta didik di Sekolah Dasar?

Sesuai dengan tujuan UKS maka untuk memenuhinya UKS menerapkan

tri program (Trias UKS) Dari ketiga program tersebut yang lebih efektif

diperkirakan adalah penyelenggaraan pendidikan kesehatan, karena

waktu yang paling banyak dimiliki peserta didik adalah waktu yang

ekstrakurikuler dapat digunakan sebagai penunjang. Dengan

mempertimbangkan hasil-hasil penilitian dan pemikiran yang ada

tentang hambatan-hambatan peningkatan peranan UKS maka dapat

ditempuh cara yang lebih efisien dan efektif yaitu pembakuan materi

pendidikan kesehatan di di sekolah atau UKS.

Kata Kunci: Usaha Kegiatan Sekolah, Perilaku Sehat, Usia Dini

A. Pendahuluan

Penulisan ini berangkat dari permasalahan bahwa sikap dan perilaku

peserta didik di sekolah-sekolah masih belum menunjukkkan

peningkatan yang baik dalam derajat kesehatannya bahkan semakin

menurun daya hayat dan daya tangkalnya terhadap pengaruh buruk.

Misalnya merokok, penyalahgunaan narkoba, dan lain-lain. Sebagian

penyebabnya adalah kurangnya kesadaran orang tua/masyarakat

terhadap cara-cara penanggulangan periolaku tersebut. Sekarang

kebanyakan mengandalkan penggunaan cara-cara medikal dan

rehabilitasi yang keduanya bersifat kuratif padahal kalau selesai

pengobatan di Rumah Sakit mudah kambuh lagi, sedangkan kalau di

rehabilitasi orang tua atau masyarakat masih sulit untuk melakukannya

karena faktor sosio-psikologis. Sedangkan pendidikan kesehatan yang

bersifat preventif kurang tersentuh terutama dalam wadah pendidikan

formal (sekolah) dengan memanfaatkan wadah kegiatan yang ada seperti

Usaha Kesehatan Sekolah.

Page 4: Bahan Uks Dan Pkpr

Berkaitan dengan gerakan peningkatan perilaku sehat seperti gerakan

antai narkoba, anti merokok dan lain-lain serta dikaitakn dengan

prospektif otonomi pendidikan disadari akan pentingnya penanaman

perilaku sehat dikalangan masyarakat umumnya dan peserta didik

khususnya. Penanaman kesadaran perilaku sehat selalu menyangkut

unsur sikap yang sudah terbentuk secara laten. Untuk itu jelas

pembentukan jangka waktu yang lama, artinya tidak seperti orang

makan lombok sekali gigit terasa pedas melainkan suatu proses yagn

membutuhkan tekad dan usaha yang sungguh-sungguh.

Sebagai suatu proses input yang paling efektif dalam upaya

menanamkan kesadaran berperilaku sehat adalah anak usia 7 sampai 12

tahun. Karena secara psikologis anak pada usia tersebut sedang memulai

membentuk sikap terhadap sesuatu, oleh karena itu penanaman

berperilaku sehat hendaknya dimulai dari usia dini yaitu mulai tingkat

pendidikan dasar.

Uraian di atas menambah keyakinan penulis akan pentingnya wadah

kesehatan di sekolah khususnya Usahan Kesehatan Sekolah (UKS)

sebagai media dalam upaya penanaman kesadaran berperilaku sehat.

Apalagi masyarakat sekarang mulai menuntut sekolah sebagai wahana

pendidikan yang mandiri sehubungan dengan otonomi daerah dan

menganggap sekolah sebagai alternatiaf yang paling efektif dalam

mendidik anak. Hanya sekolah yang mampu mengintodusir anak pada

dunia ilmu baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.

Dari uraian di atas penulis bermaksud mengungkap tentang peranan

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam peningkatan perilaku sehat

peserta didik. Bagaimanakah peranan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

dalam meningkatkan perilaku sehat peserta didik di Sekolah Dasar?

B. Pembahasan

Page 5: Bahan Uks Dan Pkpr

1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

UKS adalah wahana atau tempat untu meningkatkan kemampuan hidup

sehat dan meningkatkan derajat kesehatan siswat sedini mungkin.

Tujuan UKS secara umum adalah peningkatan kemampuan hidup sehat

dan derajat kesehatan siswa serta menciptakan lingkungan yang sehat,

sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang

harmonis dan optimum dalam rangka pembentukan manusia Indonesia

seutuhnya. Sedangkan tujuan secara khusus meliputi : (a) Peningkatan

produktivitas belajar siswa. (b) Peningkatan dan pengembagnan

pengetahuan, sikap dan ketrampilan siswa dalam menjalankan prinsip

hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam upaya peningkatan

kesehatan di sekolah, rumah tangga maupun lingkungan masyarakat. (c)

Peningkatan daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruh

penyalahgunaan narkoba, alkohol dan sebagainya. (d) Peningkatan

kondisi institusi pendidikan sehingga dapat mendukung berlangsungnya

kegiatan proses belajar mengarjar yang menunjang tercapainya

kemampuan untuk menjalankan prinsip hidup sehat.

Ruang lingkup UKS terdiri dari tiga program (Trias Program) (1)

Penyelenggaraan pendidikan kesehatan yang meliputi, pengetahuan

tentang dasar hidup sehat, sikap tanggap terhadap persoalan kesehatan

dan latihan kebiasaan hidup sehat. (2) Penyelenggaraaan pelayanan

kesehatan meliputi, pelayanan kebersihan dan pemeriksaan murid,

pengobatan ringan dan P3K, pengawasan warung sekolah, pencatatan

dan pelaporan tentang keadaan penyakit. (3) Pembinaan lingkungan

kehidupan sekolah sehat.

2. Belajar (Learning)

Belajar diartikan sebagai usaha untuk memperoleh hal-hal yang baru

dalam tingkah laku (pengetahuan, kecakapan, ketrampilan dan nilai-

Page 6: Bahan Uks Dan Pkpr

nilai) dengan aktivitas kejiwaan sendiri. Dari pengertian ini dapat

dimunculkna ciri-ciri belajar, yaitu : (a) Belajar adalah kegiatan yang

menghasilkan perubahan pada diri individu yang sedang belajar baik

aktual maupun potensial. (b) Perubahan tersebut pada pokoknya

didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk yang relatif

lama. (c) Perubahan-perubahan itu terjadi karena usaha. (Soekidjo,

1993 : 21)

Teori learning sebenarnya banyak tapi yang penting menurut teori

Stimulus Respon adalah tingkah laku tiruan sehingga penulis

menggunakan teoi learning NE. Miller dan J. Dollard, yang dalam

teorinya mereka membedakan tiga macam mekanisme tingkah laku

tiruan, yaitu : (a) Tingkah laku sama (same behaviour), yaitu tingkah

laku yang terjadi apabila dua orang yang bertingkah laku balas

(berespon) sama rasanya atau isyarat yang sama. (b) Tingkah laku

tergantung (matchet dependent behaviourr), yaitu tingkah laku yang

timbul dalam interksi antara dua pihak, dimana salah satu pihak

mempunyai kelebihan (lebih pandai, lebih mampu, lebih tua dan

sebagainya) dari pihak lain. (c) Tingkah laku salinan (copying behaviour),

yaitu tingkah laku yang meniru atas dasar isyarat yang berupa tingkah

laku yang diberikan oleh model. Perbedaannya dengan tingkah laku

tergantung adalah dalam tingkah laiku tergantung si peniru hanya

bertingkah laku terhadap isyarat yang diberikan oleh model pada saat

itu saja sedangkan pada salinan si peniru memperhatikan juga tingkah

laku model di masa lalu maupun yang akan datang.

Disamping menggunakan teori Miller juga menggunakan teori A.

Bandura dan RH. Walter yang menyatakan bahwa : ”Pengaruh tingkah

laku model terhadap tingkah laku peniru dibedakan menjadi tiga macam,

yaitu : (a) Efek modelling (modelling effect), yaitu peniru melakukan

tingkah laku baru melalui asosiasi sehingga sesuai dengan tingkah laku

model. (b) Efek menghambat (inhibition) dan penghapus hambatan

Page 7: Bahan Uks Dan Pkpr

(disinhibition) dimana tingkah laku yang tidak sesuai dengan tingkah

laku model dihambat timbulnya sedangkan tingkah laku yang sesuai

denan tingkah laku model dihapuskan hambatannya sehingga

menimbulkan tingkah laku yang dapat menjadi nyata. (c) Efek

kemudahan (facilitation effects), yaitu tingkah laku yang sudah pernah

dipelajari oleh peniru lebih mudah muncul kembali dengan mengamati

tingkahl laku model.”

Dalam proses belajar ada beberapa faktor yang mempengaruhi yang

menurut ahli pendidikan J. Gulbert, ada 4 faktor yang mempengaruhi

proses belajar yakni : faktor materi, lingkungan, instrumental dan faktor

individual subjek belajar. (Soekidjo, 1993 : 31)

3. Perilaku (Behaviour)

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang baik yang dapat

diamati secara langsung ataupun yang dapat diamatai secara tidak

langsung. Lebih lanjut dikatakan oleh seorang ahli perilaku Skiner

(1938) mengemukakan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan

antara stimulus dan respon. Ia membedakan dua respon yaitu : (a)

Responden respon atau reflective, ialah respon yang ditimbulkan oleh

rangsangan-rangsangan tertentu yang disebut elicting stimulasi karena

menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. (b) Operant respon atau

instrumental response, adalah respon yagn timbul dan berkembangnya

diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang seperti ini disebut

reinforsing stimuli karena perangsang-perangsang tersebut memperkuat

respon yang telah dilakukan. Oleh karena itu perangsangan yang

demikian itu mengikuti atau memperkuat suatu perilaku tertentu yang

telah dilakukan..” (Soekidjo, 1993 : 57)

Bentuk perilaku atau respon terhadap stimulus ada dua macam yaitu :

(a) Bentuk pasif, adalah respon internal yaitu yang terjadi di dalam diri

Page 8: Bahan Uks Dan Pkpr

manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain.

(Berfikir tanggapan atau sikap batin dan pegetahuan). Misalnya : siswi

tahu bahwa kotor adalah sumber penyakit, meskipun siswa tersebut

tidak membersihkan kotoran tersebut tapi tahu bahwa kebersihan itu

sangat berguna bagi kesehatan dan dia sangat mendukungnya. Oleh

sebab itu perilaku mereka ini masih terselubung (cover behaviour). (b)

Bentuk aktif, yaitu apabila perilaku itu jelas dapt diobservasi secara

langsung. Misalnya dari contoh diatas siswa langsung ikut

membersihkan dan menjaganya. Oleh karena itu perilaku mereka sudah

tampak dalam bentuk tindakan nyata maka disebut cover behaviour.

Sedangkan perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap

stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, makanan, serta minuman. Secara rinci perilaku kesehatan

menyangkut : (a) Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu

bagaimana manusia berespon baik secara pasif tentang penyakit dan

rasa sakit yang ada pada dirinya dan luar dirinya maupun aktif

(tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit

tersebut. (b) Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, yaitu respon

seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan baik sistem pelayanan

kesehatan modern maupun tradisional. (c) Perilaku terhadap makanan

(nutrition behaviour), yakni respon seseorang terhadap makanan sebagai

kebutuhan vital bagi kehidupan. (d) Perilaku terhadap lingkungan

kesehatan (environment healt behaviour), yaitu respon seseorang

terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. Perilaku

ini mencakup lingkungan air bersih, pembuangan air kotor, limbah padat

maupun limbah cair, rumah sehat dan sarang vektor.

4. Pendidikan Kesehatan (Healt Education)

Pendidikan kesehatan adalah proses melakukan intervensi faktor

perilaku sehingga perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai

Page 9: Bahan Uks Dan Pkpr

dengan nilai-nilai kesehatan. Dalam prosesnya terjadi pengaruh timbal

balik antara tiga faktor yaitu input (sasaran didik), proses (metode dan

teknik belajar, alat bantu dan materi pelajaran) serta ouput (hasil belajar

berupa kemampuan atau perubahan perilaku dari peningkatan subjek

belajar.

Ruang lingkup pendidikan kesehatan ada tiga dimensi, yaitu : (a)

Sasaran pendidikan kesehatan, yang meliputi individu, kelompok dan

masyarakat. (b) Tempat pendidikan kesehatan yaitu di sekolah, di rumah

sakit dan di tempat kerja. (c) Tingkat pelayanan pendidikan kesehatan

menurut Leavel and Clark meliputi promosi kesehatan, perlindungan

khusus, diagnosa dini dan pengobatan segera sertya pembatasan cacat

dan rehabilitasi.

5. Peranan UKS dalam Peningkatan Perilaku Sehat

Keberhasilan dalam setiap aktivitas perilaku sangat bergantung pada

sumber daya manusia yang sehat yaitu sehat fisik, mental dan sosial

karena kalau tidak sehat semua aktivitaws yang produktif akan hilang

bahkan akhirnya menjadi beban masyarakat. Oleh karena itu upaya

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan harus dimulai sedini mungkin,

yaitu sejak masa kanak-kanak bahkan sejak masa kandungan dan

pembinaan serta perkembangan kesehatan siswa melalui Usaha

Kesehatan Sekolah merupakan salah satu langkah dalam peningkatan

derajat kesehatannya.

Kalau kita lihat bahwa jumlah peserta didik yang berusia 5 sampai 19

tsahun adalah cukup besar yaitu 55.872.000 dari jumlah seluruh

penduduk Indonesia di tahun 2020 nanti (Lembaga Demografi UI, 1991).

Peserta didik atau siswa ini merupakan kelompok yang mempunyai

tingkat kesehatan yang lebih baik dibanding dengan kelompok

masyarakat lain, ditinjau dari tingkat kesakitan. Meskipun demikian

Page 10: Bahan Uks Dan Pkpr

kelompok ini merupakan kelompok yang rawan karena berada dalam

periode pertumbuhan dan perkembangan. Disinilah program UKS sangat

penting peranannya.

Sesuai dengan tujuan UKS yaitu memupuk kebiasaan hidup sehat dan

mempertinggi derajat kesehatan siswa yang mencakup pengetahuan,

sikap dan ketrampilan, maka cakupan dalam pembinaan dan

pengembangannya harus memenuhi ketiga tujuan tersebut. Untuk

memenuhinya UKS menerapkan tri program (Trias UKS) yaitu

penyelenggaraan pendidikan kesehatan, penyelenggaraan pelayanan

kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat. Dari

ketiga program tersebut yagn lebih efektif diperkirakan adalah

penyelenggaraan pendidikan kesehatan. Karena waktu yang paling

banyak dimiliki siswa adalah waktu yang ekstrakurikuler dapat

digunakan sebagai penunjang. Disamping alasan tersebut ada alasan lain

yang diungkap oleh ahli pendidikan kesehatan bahwa dalam program

pelayanan kesehatan kurang dilibatkan pendidikan kesehatan. Meskipun

program itu mungkin telah melibatkan pendidikan kesehatan tetapi

kurang berbobot. Argumentasi mereka adalah karena pendidikan

kesehatan itu tidak segera dan jelas memperlihatkan hasil. Dengan

perkataan lain pendidikan kesehatan itu tidak segara membawa manfaat

bagi masyarakat dan yang mudah dilihat atau diukur. (Soekidjo, 1993 :

9) Dari pendapat ini dapat dikatakan bahwa selama ini pendidikan

kesehatan dianggap tidak efektif sehingga kurang mendapat perhatian

dari kalangan permerhati UKS.

6. Tujuan dan Materi Pendidikan Kesehatan

Menurut pedoman pembinaan dan pengembangan UKS tujuan

pendidikan kesehatan ialah agar peserta didik : (a) Memiliki

pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan

teratur. (b) Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup

Page 11: Bahan Uks Dan Pkpr

sehat. (c) Memiliki ketrampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan

dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan. (e)

Memiliki kemampuan untuk menalarkan perilaku hidup sehat dalam

kehidupan sehari-hari. (f) Memiliki kebiasaan hidup sehari-hari sesuai

dengan syarat kesehatan. (g) Memiliki pertumbuhan termasuk

bertambahnya tinggi badan dan berat badan secara harmonis. (h)

Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan

pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan

keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.(i) Memiliki daya tangkal

terhadap pengaruh buruk dari luar. (j) Memiliki kesegaran jasmani dan

kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik

terhadap penyakit.

Sedangkan materinya adalah sesuai dengan garis-garis besar progaram

pengajaran (GBPP). Maka pelajaran pendidikan jasmani yang juga

mencakup pendidikan kesehatan meliputi : (1) Kebersihan pribadi dan

kesehatan pribadi. (2) Makanan dan minuman sehat. (3) Kebersihan

lingkungan (sekolah dan rumah). (4) Keselamatan diri di dalam dan di

luar rumah. (5) Mengenal UKS dan programya. (6) KMSAS (Kartu

Menuju Sehat Anak Sekolah). (7) Cara membuang sampah dan air

limbah yang benar. (8) Rumah sehat. (9) Mengenal penyakit yang banyak

menyerang anak usia sekolah serta cara pencegahannya. (10)

Pemeriksaan kesehatan berkala. (11) Pengenalan perubahan pada masa

remaja. (12) P3Pd an P3K.

Kalau melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapai beserta materi yang

disampiakan sungguih sangat baik sekali apabila di lapangan secara

empiris berjalan dengan baik. Tetapi semua itu di lapangan kurang

berjalan sesuai dengan yang diharapkan, hal ini nampaknya ada

beberapa kendala, kalau menurut penulis adalah sebagai berikut : (1) Di

dalam organisasi UKS tidak ada materi yang baku yang disesuaikan

dengan tujuan program UKS dan tingkat/jenjang pendidikannya, yang

Page 12: Bahan Uks Dan Pkpr

dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk sosialisasi kesehatan

ke peserta didik sehingga pemahaman peserta didik terhadap UKS dan

perilaku sehat lebih mudah. Hambatan ini diperkuat dengan adanya

kesimpulan dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh Depdikbud,

Depkes, Depag dan Depdagri yaitu : (a) Masih banyak kekurangan yang

ditemui, antara lain dalam hal tenaga guru, prasarana dan sarana

penunjang proses belajar mengajar dalam pendidikan sekolah. (b)

Sasaran upaya kesehatan ditinjau dari cakupan (coverage) sekolah,

peserta didik dikaitkan dengan wajib belajar, mutu penyelenggaraan,

ketenagaan dan sarana prasarana belum seimbang dengan usaha

pencapaian tujuan kegiatan. (Depkes I, 1995 : 3) (2) Masih adanya

presepsi dari peserta didik bahwa UKS hanyalah wadah yang

digunakan/dimanfaatkan kalau dia sedang tidak enak badan atau sakit

saja dan lebih dari itu tidak ada. Misalnya pemahaman apa sebenarnya

konsep sehat itu?, bagaimana meningkatkan derajat kesehatan dan

bagaimana cara mengubah perilaku agar tetap sehat dan seterusnya. (3)

Di benak peserta didik, pendidikan kesehatan itu sama dengan olah raga,

sama dengan Biologi dan sama dengan Sosiologi dan sama dengan

PPKN. Karena materi kesehatannya sebenarnya hanya ditempel-

tempelkan atau diikut-ikutkan saja ke beberapa bidang studi tersebut

sehingga apa yagn diprogramkan dan menjadi tinjauan pendidikan

kesehatan menjadi ngambang tanpa arah yang jelas.

Dari beberapa hambatan tersebut dapat ditawarkan solusinya yang

relevan dengan tugas pokok dan fungsi Depdikbud yaitu membina dan

mengembangkan program UKS melalui jalur kurikuler (intrakurikuler

dan ekstrakurikuler) termasuk didalamnya : (a) Merumuskan

kebijaksanaan teknis pengembangan kurikulum dan saran pendidikan

kesehatan. (b) Mengembangkan metodologi pendidikan kesehatan. (c)

Mengembangkan model pendidikan kesehatan. (Depkes RI, 1995 : 8)

Page 13: Bahan Uks Dan Pkpr

Maka dapat disimpulkan bahwa solusi yang mungkin dapt diterapkan

adalah pembakuan materi pendidikan kesehatan oleh UKS sehingga

peserta didik mempunyai pegangan yang konsekuensi logisnya peserta

didik akan lebih cepat memahami bahkan diharapkan dapat

menerapkannya dalam perilaku kehidupan sehari-hari.

Dengan pembakuan materi pendidikan kesehatan oleh UKS berarti

melaksanakan ketiga tugas pokok dan fungsi Depdikbud tersebut karena

menyangkut kurikulum, metode pendidikan kesehatan dan modal

pendidikan kesehatan.

Sedangkan langkah-langkah yang ditempuh dalam pembakuan materi

dilakukan dengan menggunakan teori proses belajar dan teori perilaku

serta pendidikan kesehatan sebagai landasannya sehingga secara kasar

langakah-langkah yang ditempuh adalah : (1) Materi-materi yang sudah

ada beberapa bidang studi yaitu dari Penjaskes, Biologi, Sosiologi dan

PPKN serta materi lain yang relevan sesuai dengan jenjang

pendidikannya dikumpulkan menjadi satu. (2) Identifikasi persamaan dan

perbedaan serta kecocokan materi sesuai dengan GBPP. (3) Disusun

secara sistematis dan kronologis sisesuaikan antara tujuan UKS dan

tujuan GBPP. (4) Dibentuk diktat untuk materi pendidikan kesehatan

bagi UKS. Isi diktat ini meliputi tiga domain perilaku atau tiga modal

materi yang disajikan : (a) Materi yang berisi konsep kesehatan yang

digunakan untuk melihat kognitif domain. (b) Materi yang berisi

pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada sikap atau anggapan

peserta didik terhadap materi yagn diberikan untuk mengukur afektif

domain. (c) Materi yang berisi petunjuk-petunjuk teknis operasional

untuk melakukan praktek sehubungan dengan materi yang diberikan, ini

untuk melihat psikomotor domain.

Page 14: Bahan Uks Dan Pkpr

c. Penutup

Dengan melihat kenyataan sekarang perilaku sehat siswa di sekolah dan

dimasyarakat masih belum ada peningkatan yang baik dalam derajat

kesehatannya bahkan semakin menurun dan peran UKS sekarang yang

kurang. Terbukti dengan hasil-hasil penelitian 4 Departemen maka

peranan UKS sangat penting untuk ditingkatkan dalam rangka

meningkatkan perilaku sehat siswa.

Dengan mempertimbangkan hasil-hasil penilitian dan pemikiran yang

ada tentang hambatan-hambatan peningkatan peranan UKS maka dapat

ditempuh cara yang lebih efisien dna efektif yaitu pembakuan materi

pendidikan kesehatan di UKS.

Bagi para pembina dan pembimbing serta pemerhati UKS diharapkan

lebih memperhatikan peranannya sehingga UKS tidak terkesan hanya

sebagai wadah pelengkap organisasi formal dengan berbagai program

yang muluk-muluk tapi pelaksanaannya cukup dengan laporan formal

saja.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 1990. Pendidikan Kesehatan, Jakarta : UI press.

Depkes RI, 1990. Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Di Sekolah,

Jakarta : tanpa penerbit. 87 hal.

Depkes RI, 1995. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha

Kesehatan Sekolah,Jakarta : tanpa penerbit. 92 hal.

Soekidjo Notoatmodjo, 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan

Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta : penerbit Andi offset. 145 hal

Posted in: Arikel

Page 15: Bahan Uks Dan Pkpr
Page 16: Bahan Uks Dan Pkpr

http://www.kesehatananak.depkes.go.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=68:pelayanan-kesehatan-peduli-remaja-pkpr&catid=39:subdit-

4&Itemid=82

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)

Written by Administrator

Tuesday, 01 November 2011 06:19

Pelayanan Kesehatan Remaja merupakan peluang menyelamatkan kualitas

generasi bangsa.

Remaja, adalah kelompok penduduk yang berusia 10-19 tahun (WHO).

Mereka ada yang berada di dalam sekolah (berbasis sekolah) dan di dalam

kelompok masyarakat (berbasis masyarakat)

Masalah dan Tantangan Kesehatan Remaja,

banyak hal yang menarik bila kita membahas tentang kelompok ini antara

lain: jumlah populasi yang cukup besar yaitu 18,3% dari total penduduk (> 43

juta), keunikan dalam pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik

secara fisik, psikologis maupun sosial di mana mereka memasuki masa yang

penuh dengan strorm and stress, yaitu masa Pubertas. Dibanding dengan

kesehatan pada golongan umur yang lain, masalah kesehatan pada kelompok

remaja lebih kompleks, yaitu terkait dengan masa Pubertas. Hasil Riskesdas

2007 menunjukankan bahwa angka anemi pada anak usia <14 tahun 9,8%,

sementara pada anak usia >15 tahun, pada perempuan 19,7% dan pada laki-

Page 17: Bahan Uks Dan Pkpr

laki 13,1%. SKRRI 2010, umur pertama kali merokok 15-19 tahun (43,3%)

meningkat dibandingkan survei tahun 2007 (33,1%), demikian juga prevalensi

hubungan seks pranikah. Berdasarkan laporan triwulan Ditjen P2PL,

Kemenkes, sampai dengan September 2011 persentase kumulatif kasus

AIDS terbesar adalah pada kelompok umur 20-29 sebesar (47,8%).

Sedangkan menurut Susenas (2007) kejadian risiko tinggi maternal dan

perinatal yang langsung disumbangkan remaja merupakan yang tertinggi

dibandingkan kelompok umur lainnya yaitu Infant Mortality Rate sebesar

56/1.000 KH dan kematian perinatal sebesar 50/1.000 KH terjadi pada Ibu

yang melahirkan di bawah umur 20 tahun.

Salah satu penyebab berbagai permasalahan diatas terjadi akibat

pengetahuan remaja mengenai PHBS dan kesehatan reproduksi remaja

masih kurang dan tidak tepat. Dengan demikian diperlukan adanya

pendidikan kesehatan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan

pemahaman, pengetahuan, sikap, dan perilaku positif anak usia sekolah dan

remaja tentang kesehatan khususnya PHBS dan kesehatan reproduksi

remaja. Dengan mengetahui informasi yang benar dan resiko-resikonya,

diharapkan anak usia sekolah dan remaja dapat lebih bertanggung jawab

terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.

Upaya Kementerian Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan Remaja,

Page 18: Bahan Uks Dan Pkpr

remaja berbasis sekolah mendapat pelayanan kesehatan melalui UKS dan

pengembangan puskesmas menjadi peduli akan kebutuhan remaja melalui

puskesmas Pelayanan Kesehatan Peduli remaja (PKPR). Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS), menyelenggarakan TRIAS UKS yaitu Pendidikan Kesehatan,

Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat.

Sekilas tentang puskesmas Pelayanan Kesehatan Peduli remaja (PKPR)

Puskesmas PKPR, memberikan layanan kesehatan bagi remaja berbasis

sekolah dan berbasis masyarakat. Pelayanan di puskesmas PKPR,

disesuaikan dengan kebutuhan remaja dengan peningkatan kualitas

konseling tenaga kesehatan dan pemberdayaan remaja sebagai ‘konselor’

sebaya. Materi kesehatan yang menjadi prioritas adalah Tumbuh Kembang

Remaja, Kesehatan Reproduksi Remaja, HIV dan AIDS, Infeksi Menular

Seksual (IMS)/ Infeksi Saluran Reproduksi (ISR), Pengenalan Konsep

Gender, Pendidikan Kesehatan Hidup Sehat (PKHS), Penyalahgunaan

NAPZA, Cara Belajar Partisipatif dan Teknik Konseling.

PKPR adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau oleh

remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka,

menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait

dengan kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam memnuhi kebutuhan

tersebut.

Kriteria Puskemas mampu talaksana PKPR:

Page 19: Bahan Uks Dan Pkpr

1. Memberi pelayanan konseling pada semua remaja yang memerlukan

konseling

2. Melakukan pembinaan pada min. 1 sekolah dengan melakukan kegiatan

KIE kesehatan reproduksi min 2x setahaun.

3. Mealtih kader kesehatan remaja di sekolah minimal 10% dari jumlah

murid di sekolah binaan

Petugas PKPR, adalah pengelola program pelayanan kesehatan remaja di

jajaran kesehatan dan organisasi profesi tingkat pusat, provinsi, kab/kota

serta pelaksana PKPR di puskesmas. Petugas PKPR tidak dapat bekerja

sendiri tetapi membentuk Jejaring dengan semua sektor pemerhati remaja

baik pemerintah dan lembaga sosial masyarakat (LSM).

Akhir kata ………….

Pelayanan Kesehatan Remaja merupakan peluang untuk menciptakan

generasi penerus bangsa yang berkualitas. Kualitas generasi yang akan

datang ditentukan oleh peran semua sektor pemerhati remaja pada sa’at ini

dengan intervensi yang tepat. Dengan melakukan Upaya Pelayanan

Kesehatan Remaja kita telah berinvestasi terhadap asset bangsa.