bahan pkm

20
http://geospasial.bnpb.go.id/wp-content/uploads/2009/08/2009-08- 20_Sebaran_Gunungapi_dan_Risiko_BNPB.pdf . http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/lainnya/Makalah %20Merapi%20010.%20revisi%20pa%20Kasno.pdf

Upload: tazyinul-qoriah-alfauziah

Post on 26-Nov-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

http://geospasial.bnpb.go.id/wp-content/uploads/2009/08/2009-08-20_Sebaran_Gunungapi_dan_Risiko_BNPB.pdf.http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/lainnya/Makalah%20Merapi%20010.%20revisi%20pa%20Kasno.pdf

Perbedaan Tekstur Abu Vulkanik Kelud dan Merapi

Sejumlah pengendara roda dua saat melintasi jalanan di wilayah Kota Madiun, Jawa Timur tertutup abu vulkanik Gunung Kelud (14/2). Kondisi ini memaksa para pengguna jalan meningkatkan kewaspadaan dan mengenakan masker saat berkendara. TEMPO/Nofika Dian NugrohoTEMPO.CO,Jakarta- Abu vulkanik yang menyembur dari Gunung Kelud mengguyur Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Tekstur abu vulkanik ini lebih lembut jika dibandingkan dengan abu vulkanik yang dimuntahkan Gunung Merapi. Warna abu juga berbeda. Abu dari Kelud berwarna kecokelatan, sedangkan abu Merabi cenderung abu-abu.

"Kandungan kimia abu dari Kelud masih diteliti. Kalau abu Merapi kandungannya sudah jelas," kata Sri Sumarti, Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta, Jumat, 14 Februari 2014.

Karena teksturnya sangat lembut, abu itu sangat mudah terserap ke dalam paru-paru jika terhirup. Karena itu, masyarakat diwajibkan menggunakan masker.

Walaupun bertekstur lembut, abu vulkanik dari Kelud juga sangat licin. Abu vulkanik ini akan memadat dan mengeras jika tersiram air. Ini membahayakan warga yang mengendarai mobil atau sepeda motor karena jalanan yang tertutup abu menjadi licin. Warga diminta berhati-hati.

Abu vulkanik mengandung beberapa unsur kimia. Yang paling dominan adalah silika, aluminium, kalsium, dan kadar besi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan 100 ribu masker gratis. Setiap kabupaten rata-rata menyiapkan 20 ribu masker. Masker-masker itu sudah dibagikan kepada masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman Mafilidati Nuraini mengimbau masyarakat agar mengenakan masker. Sebab, abu vulkanik bisa mengakibatkan penyakit ISPA atau infeksi saluran pernapasan akut. "Kami berkoordinasi dengan instansi terkait dalam menyikapi masalah hujan abu Kelud," kata dia.

MUH SYAIFULLAHhttp://www.tempo.co/read/news/2014/02/14/058554207/Perbedaan-Tekstur-Abu-Vulkanik-Kelud-dan-Merapi

Lebih Halus dari Terigu, Abu Vulkanik Mampu Rontokkan Pesawat..Sabtu, 15 Februari 2014 | 07:25 WIBKOMPAS.com- Setiap kali ada bencana gunung meletus, pada hari-hari ini salah satu yang dapat dipastikan terdampak adalah layanan penerbangan. Pertanyaannya, penghentian penerbangan di area terdampak ini karena persoalan jarak pandang yang tertutup atau ada penyebab lain? Barangkali dua cerita berikut dapat menggambarkan "kekuatan" dari si kecil abu vulkanik dan dampaknya bagi penerbangan.

Pada 24 Juni 1982, pesawat British Airways terbang melintas di dekat Jakarta. Beberapa bulan sebelumnya, tepatnya pada 5 April 1982, Gunung Galunggung di Tasikmalaya, Jawa Barat, meletus, menyemburkan abu vulkanik yang menggelapkan Kota Tasikmalaya, Bandung, Bogor, hingga Jakarta.

Malam itu, 24 Juni 1982, kabut tipis saja masih tertinggal di atas langit Jakarta saat pesawat British Airways tersebut melintas. Pesawat Boeing 747-236B ini dalam perjalanan dari London menuju Auckland, Selandia Baru, dengan beberapa lokasi transit ketika keempat mesinnya tiba-tiba mati. Pesawat dengan 225 penumpang ini mendarat darurat di Bandara Halim Perdana Kusuma, menginap dua hari, dengan semua kru dan penumpang selamat.

Lalu, pada 15 Desember 1989, pesawat penumpang Boeing 747-400 dengan nomor penerbangan KLM 867 rute Amsterdam-Tokyo jatuh. Tragedi ini terjadi sehari setelah meletusnya Gunung Rodoubt di Alaska, dengan kabut debu vulkanik ada di udara kawasan tersebut.

Penyelidikan insiden British Airways

Dalam penyelidikan atas insiden pesawat British Airways di dekat Jakarta, terungkap adanya kilatan api di depan kaca kokpit. Fenomena itu disaksikan oleh Senior First OfficerRoger Greaves danSenior Engineer OfficerBarry Townley-Freeman.

Fenomena tersebut mulai terlihat ketika kapten pilot, Eric Moody, sedang ke toilet. Namun, bahkan saat Moody kembali ke kokpit, kilatan cahaya itu masih ada. Pada saat bersamaan, asap pekat berbau belerang pun sempat menyelimuti kabin dan kokpit, sempat dikira asap rokok salah satu penumpang. Insiden ini terjadi pada era belum berlakunya larangan merokok di dalam kabin pesawat.

Adapun penumpang yang duduk di sisi jendela melaporkan penutup keempat mesin pesawat tiba-tiba bercahaya terang, dengan kilatan cahaya memancar dari putaran cepat bilah mesin jet pesawat itu.

Reaksi cepat dari kapten pilot dan co-pilot adalah mengaktifkan sistem pemadam kebakaran, menghentikan aliran bahan bakar ke mesin. Akibatnya, mesin seolah mengeluarkan bunyi ledakan dan mendadak mati total.

Pada ketinggian 37.000 kaki, setara 11.278 meter, di atas permukaan laut, pesawat melayang bebas tanpa daya dorong mesin. Setiap jarak 15 kilometer terlewati, ketinggian pesawat berkurang satu kilometer.

Kapten pilot pun memutuskan mengaktifkan frekuensi radio darurat. Penerbangan 169 kilometer ditempuh dalam waktu 23 menit, dengan mesin dapat dinyalakan pada saat-saat terakhri. Pesawat selamat mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma.

Dari penyelidikan insiden ini, radar penerbangan tak mampu melacak ada ancaman serius untuk penerbangan di jalur yang dilintasi pesawat itu. Hasil penyelidikan menyeluruh mendapatkan fakta, abu vulkanik yang bersifat kering tak terdeteksi radar yang dirancang membaca partikel basah dari awan dengan kandungan uap air.

Pilot dan kru City of Edinburgh pun tak bisa membedakan asap yang muncul di kabinnya, karena bau belerang tak banyak beda dengan sisa pembakaran lain. Apalagi sesaat sebelum fenomena asap itu, terlihat kilatan api baik di depan kokpit maupun dari mesin.

Penyelidikan insiden di Alaska

Investigasi atas kecelakaan di Alaska antara lain menemukan rekaman percakapan antara menara kontrol Anchorage dan pilot pesawat. Percakapan terjadi ketika pesawat berada di ketinggian 25.000 kaki atau setara 7.620 meter di atas permukaan laut di atas Alaska.

Pilot:"KLM 867 heavy is reaching level 250 heading 140"Anchorage Center:"Okay, Do you have good sight on the ash plume at this time?"Pilot:"Yea, its just cloudy it could be ashes. Its just a little browner than the normal cloud."Pilot:"We have to go left now... it's smoky in the cockpit at the moment, sir."Anchorage Center:"KLM 867 heavy, roger, left at your discretion."Pilot:"Climbing to level 390, were in a black cloud, heading 130."Pilot:"KLM 867 we have flame out all engines and we are descending now!"Anchorage Center:"KLM 867 heavy, Anchorage?"Pilot:"KLM 867 heavy, we are descending now... we are in a fall!"Pilot:"KLM 867, we need all the assistance you have, sir. Give us radar vectors please!"

Begitu percakapan antara kokpit dan menara kontrol itu rampung, empat mesin pesawat mati. Sistem kelistrikan pesawat gagal bekerja. Pesawat itu baru berumur enam bulan, saat melintasi kabut abu vulkanik. Hasil investigasi mendapatkan mesin pesawat telah terlapisi partikel debu yang sangat halus dari abu vulkanik.

Lapisan abu yang sama telah mengacaukan sensor temperatur. Ini penyebab keempat mesin mengaktifkan mekanisme otomatis "mematikan diri".

Prosedur keamanan sistem pesawat menyediakan mekanisme "standby" mesin ketika terjadi jeda saat mesin utama mati. Tak terkecuali di pesawat Boeing 747-400 tersebut. Sayangnya, dua kali upaya pilot menyalakan kembali mesin pesawat tak membuahkan hasil.

Debu vulkanik, si kecil yang dapat mematikan mesin...

Thomas J Casadevall dalam makalahnya,Volcanic Ash and Airports, menuliskan, abu vulkanik terdiri atas batuan halus, mineral, dan partikel padat berdiameter kurang dari 2 milimeter.

Bahkan, diameter abu halus hanya 0,063 milimeter. Ukuran material itu mengecil saat semakin jauh jarak lontarannya dari gunung api.Abu vulkanik yang disemburkan gunung api juga dapat membawa aliran listrik statis. Di bandara, tebaran abu vulkanik menyebabkan jalan pesawat menyimpang dan mengganggu sistem kelistrikan pesawat.

Ukuran partikel debu vulkanik sangat halus. Jauh lebih halus dibandingkan tepung terigu. Karenanya, abu vulkanik sangat ringan dan bisa melayang di udara dalam waktu lama.

Penjelasan ini pun menerangkan bagaimana abu vulkanik dari letusan Gunung Krakatau pada 1883 bisa sampai ke Eropa meski sudah lewat berbulan-bulan.Bila dilihat menggunakan mikroskop, abu vulkanik berbahan dasar silika. Permukaannya memiliki sudut yang tajam, dengan tingkat ketajaman hanya sedikit di bawah intan. Dalam jumlah kecil, gesekan partikel debu ini dengan logam penyusun mesin akan bersifat abrasif, menggerus.

Laporan penyelidikan atas insiden British Airways, abu vulkanik yang lolos melewati bilah mesin jet masuk lebih dalam ke ruang pembakaran yang mencampurkan oksigen dan bahan bakar, memunculkan semacam campuran leleh berkandungan abu vulkanik yang akan masuk semakin dalam ke sistem pembakaran dan pembangkitan tenaga pesawat.

Jika ketinggian pesawat masih memadai, mematikan mesin masih akan punya cukup waktu sampai mesin kembali "dingin". Pada kondisi tersebut, uap dari yang terbentuk dari campuran abu vulkanik, oksigen, dan bahan bakar, bisa didorong keluar dari seluruh sistem mesin pesawat.

Campuran leleh tersebut juga bisa menjadi lapisan keramik abrasif yang mengubah performa aerodinamika bilah-bilah mesin jet. Pada kondisi terburuk, merontokkan bilah itu akibat momentum gaya yang terjadi pada saat mesin berputar dengan kecepatan ekstra tinggi. Mesin bisa meledak di udara, bila gesekan berkecepatan tinggi itu terus berlanjut.

Aturan keselamatan penerbangan

Pada 1991, industri penerbangan dunia membentuk Pusat Saran Debu Vulkanis (VAAC), yang melibatkan ahli penerbangan, meteorologi, ahli vulkanologi, dan beberapa disiplin ilmu lain. Hingga 2010, pabrik mesin pesawat terbang belum menentukan batas tingkatan pasti kandungan partikel abu vulkanik yang bisa membahayakan mesin.

Baru pada April 2010, badan regulasi penerbangan di Inggris menetapkan batas kandungan debu vulkanik yang masih aman untuk penerbangan pesawat bermesin jet dan propeler. Batas maksimal yang diizinkan adalah 2 miligram per meter kubik ruang udara. Angka ini kemudian dinaikkan menjadi 4 milimeter per kubik ruang udara pada Mei 2010.

Apakah Indonesia menerapkan aturan ini? Yang jelas, setiap kali terjadi peristiwa gunung meletus, penerbangan di Indonesia menghentikan layanan. Tak terkecuali dalam letusan Gunung Kelud, Kamis (13/2/2014) menjelang tengah malam.

Setidaknya tujuh bandara utama di Pulau Jawa menghentikan sementara operasional penerbangan, Jumat (14/2/2014), akibat letusan gunung yang berlokasi di perbatasan Kabupaten Kediri, Malang, dan Blitar itu. Tujuh bandara yang ditutup berlokasi di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Tujuh bandara itu adalah Bandara Abdulrahman Saleh di Malang, Bandara Juanda di Surabaya, Bandara Adi Soemarmo di Surakarta, Bandara Adisucipto di Yogyakarta, Bandara Ahmad Yani di Semarang, Bandara Sumberwulung di Cilacap, dan Bandara Husein Sastra Negara di Bandung. Penerbangan dari dan ke Jawa Tengah dan Jawa Timur sama sekali berhenti.

Sumber:Ekspedisi Cincin Api/Anthttp://nasional.kompas.com/read/2014/02/15/0725493/Lebih.Halus.dari.Terigu.Abu.Vulkanik.Mampu.Rontokkan.Pesawat.

Abu Vulkanis Kelud Berpotensi Racuni Air MinumSenin, 17 Februari 2014, 07:02 WIB

Pengendara motor berhenti di lampu merah ketika hujan abu vulkanik di Jl. Mataram, Yogyakarta, Jumat (14/2). (Antara/Noveradika)A+|Reset| A-REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hasil pemeriksaan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dilakukan oleh BBTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit) terhadap kandungan logam dari debu/abu vulkanik erupsi Gunung Kelud yang sampai di Yogyakarta semuanya masih di bawah ambang batas. Namun yang perlu mendapat perhatian adalah adanya Silika (Si) dan Besi (Fe).

Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama padaRepublikamelalui surat elektroniknya yang dikirim Ahad malam (17/2) menyatakan walaupun semua kandungan logam dari debu vulkanik masih dibawah ambang batas, Silika akan berpotensi menimbulkan iritasi pada kulit, mata dan pernafasan karena Si berupa butiran kecil yang tajam.

"Sedangkan Besi (Fe) bila bertemu dengan air dan Mangan (Mn) maka akan menyebabkan air berbau amis dan berubah warna menjadi kecoklatan sampai kehitam-hitaman,''tulisnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan untuk mengetahui kandungan logam, dilakukan pengujian dengan dua metoda yaitu USEPA dn TCLP. USEPA untuk mengetahui total kandungan per satuan berat, sedangkan TCLP untuk mengetahui konsentrasi yang terlarut (berapa konsentrasi logam tersebut yang bisa terlarut bila debu vulkanik terkena atau bercampur dengan air).

Secara umum ditemukan berbagai logam seperti Timbal, Tembaga, Krom, Seng, Mangan, Besi dan Silika. Dari hasil hasil ini semuanya masih dibawah ambang batas, namun yang perlu mendapat perhatian adalah adanya Silika (Si) dan Besi (Fe) (walaupun masih dibawah ambang batas).

Konsentrasi Silika dengan metoda USEPA adalah 187,806 mg/kg, sedangkan dengan metoda TCLP kandungan Si nya sebesar 1, 827 mg/l, sedangkan kandungan Besi dengan metoda USEPA 3.329, 057 mg/Kg, sedangkan dengan TCLP sebesar 0,680 mg/l. "Hasil TCLP yg melebihi ambang batas hanya Silenium (Se) namun senyawa ini memang ada secara alam dan berfungsi menyuburkan tanah," kata Prof Tjandra.http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/02/17/n143q8-abu-vulkanis-kelud-berpotensi-racuni-air-minum

Miliki Kandungan Kimia SulfurAbu Vulkanik Bisa untuk Perawatan Kecantikan Rabu, 19/02/2014 - 15:36

TOK SUWARTO/"PRLM"DOSEN Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Dr. Andri Putranto, MSi.*sOLO, (PRLM).- Material vulkanik yang terlontar dari perut bumi dalam erupsi gunung berapi, terbukti membawa bermacam-macam bahan mineral yang bermanfaat bagi manusia. Selain unsur mineral yang menyuburkan tanah pertanian, di dalam abu vulkanik juga mengandung unsur kimia yang berguna bagi kesehatan.Dr. Andri Putranto, MSi, dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, mengungkapkan hal itu kepada wartawan, Rabu (19/2/14). Dia menganalisis kandungan unsur kimia dalam debu vulkanik Gunung Kelud, yang terpapar hampir menutup separuh Pulau Jawa.Di dalam debu vulkanik ada kandungan zat kimia bermacam-macam. Berdasarkan pengamatan saya, di antara zat kimia itu banyak yang berguna bagi kesehatan. Contohnya kandungan sulfur atau zat belerang dan natrium sebagai unsur utama sodium bentonite atau tanah liat. Keduanya berguna untuk kulit. Sebab, kita tahu unsur sulfur mempunyai sifat antibakteri, antijamur, sifat disinfektan dan punya daya menyembuhkan kulit yang berjerawat, jelasnya.Sedangkan kandungan unsur natrium, sambung Dr. Andri, bisa dimanfaatkan untuk menghaluskan kulit karena sifat kimiawi natrium yang bereaksi pada kulit akan menghilangkan kulit mati. Selain itu, zat natrium juga bisa mengurangi racun pada pori-pori kulit. Karena natrium memiliki sifat semacam itu, kandungan natrium dalam tanah liat seringkali digunakan untuk pengobatan jerawat, menghilangkan noda pada kulit dan lain-lain. Khusus abu vulkanik, paling cocok digunakan pada kulit berminyak karena abu memilik daya serap sangat tinggi.Kendati abu vulkanik secara spesifik mengandung formula yang bermanfaat, dosen yang aktif sebagai Humas FK UNS itu mengingatkan, abu dalam bentuk utuh yang terpapar di ruang terbuka tidak bisa langsung digunakan pada kulit. Sebab, paparan abu vulkanik dari gunung berapi masih tercampur dengan unsur lain, yang paling dominan adalah unsur silica."Perlu diketahui, silica yang permukaannya tidak beraturan dan cenderung runcing, jika langsung terkena kulit berpotensi menimbulkan rasa gatal dan iritasi. Butiran silicanya sendiri kalau digosokkan ke kulit bisa berfungsi seperti scrab atau amplas. Tetapi karena permukaannya tajam bisa melukai kulit. Sehingga, jika debu vulkanik akan dimanfaatkan untuk perawatan kulit harus melalui proses pemilahan zat yang diperlukan," tutur Dr. Andi lagi.Berdasarkan penjelasan tersebut, menurut dosen FK-UNS itu, pemanfaatan abu vulkanik untuk perawatan kulit hanya bisa dilakukan perusahaan kosmetik dalam skala besar, yang memiliki teknologi untuk mengolah debu vulkani dan mengambil zat-zat yang bermanfaat.Melalui proses laboratorium, abu vulkanik dapat diurai zat-zat kimianya dan digunakan untuk perawatan eksternal, di antaranya untuk krim, masker kulit, lumpur, pengelupas kulit mati, produk perawatan rambut dan sebagainya.Dr. Andi mengakui, tanah liat atau mud secara tradisional telah banyak digunakan untuk pengobatan dan perawatan kecantikan. Hal itu disebabkan lumpur memiliki sifat antivirus, antibakteri, antijamur dan sifat disinfektan. Sehingga, ketika lumpur hasil pemrosesan abu vulkanik dapat digunakan untuk luluran karena bisa menghilangkan sel-sel mati dari permukaan kulit dan terjadi proses revitalisasi pada kulit (A-102/A-147)***http://www.pikiran-rakyat.com/node/270754

DAMPAK LETUSAN KELUDWarga Solo Manfaatkan Abu Vulkanis untuk PupukKaryawan Pemkot Solo melakukan aksi resik-resik kutha di kawasan Pasar Gede, Solo, dengan membersihkan abu vulkanis letusan Gunung Kelud , Senin (17/2/2014). Aksi tersebut diikuti oleh TNI, Polri, Ormas, dan warga dalam rangka menyambut HUT ke-269 Kota Solo. (JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu)Selasa, 18 Februari 2014 01:12 WIB |||Solopos.com, SOLODinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo berencana mengolah abu vulkanis hasil erupsi Gunung Kelud menjadi media tanam berupa pupuk. Kandungan mineral yang ada dalam abu vulkanik dinilai dapat menyuburkan tanaman.Kabid Kebersihan DKP, Gatot Sutanto, saat ditemui wartawan di Balai Kota, Senin (17/2/2014), mengatakan abu vulkanik sisa erupsi tak hanya meninggalkan persoalan.Menurutnya, abu tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk mendukung pembibitan. Abu vulkanik besar manfaatnya bagi kesuburan. Untuk pembibitan bagus, ujarnya.Gatot mengatakan unsur mineral yang terkandung dalam abu vulkanik mampu mempercepat proses pertumbuhan tanaman. Saat ini, pihaknya mulai mengumpulkan abu vulkanik di balai pembibitan untuk diolah menjadi media tanam.Menurut Gatot, pupuk hasil olahan abu bakal digunakan untuk mendukung pembuatan taman di bekas tempat pembuangan sementara (TPS). Kemarin sudah ada sejumlah abu yang digunakan media tanam di TPS, tuturnya.Selain bermanfaat sebagai pupuk, abu vulkanik diyakini mampu menjadi campuran semen. Bahkan menurut Gatot, campuran semen berbahan abu tergolong berkualitas kelas satu. Hal itu lantaran tingginya kandungan silika (SiO2) dan aluminium yang identik dengan bahan adonan semen.Sebagai informasi, letusan erupsi rendah dari batuan beku memproduksi karakteristik abu yang mengandung 45-55% silika. Abu Gunung Kelud tak jauh beda dengan abu Merapi yang mengendap di Kaliworo. Kualitas satu, terangnya.Sementara itu, Pemkot belum memiliki penelitian yang pasti ihwal manfaat abu vulkanik. Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Solo, Weni Ekayanti, mengaku belum mendalami sejumlah unsur berikut manfaat yang terkandung dalam abu vulkanik.Belum ada kajian yang pasti mengenai hal itu, ujarnya saat dihubungiSolopos.com.Meski demikian, Weni mengaku sudah memanfaatkan abu vulkanik sebagai campuran media tanam di instansinya. Dirinya percaya abu tersebut mampu mendatangkan kesuburan seperti di daerah sekitar Gunung Merapi maupun Gunung Kelud.Kami dengar kandungan mineralnya tinggi. Sejauh ini kami sudah menggunakannya untuk menutup pot maupun lahan-lahan kosong yang ada di Dispertan, tandasnya.Editor:Rini Yustiningsih| dalam:Solo|http://www.solopos.com/2014/02/18/dampak-letusan-kelud-warga-solo-manfaatkan-abu-vulkanis-untuk-pupuk-490324

Abu Vulkanik Berguna bagi Sektor PertanianYOGYA (KRjogja.com)- Hujan debu vulkanik Gunung Kelud yang mengguyur kawasan Yogyakarta ternyata membawa keuntungan disektor pertanian. Hal itu dikarenakan, debu vulkani mengandung sulfur, nitrogen dan mineral yang sangat baik untuk kesuburan tanah, memperbaiki kualitas air dan pertumbuhan tanaman khususnya jenis holtikultura. Hal itu dikatakan Kepala Seksi Pengembangan Pelatihan Manusia Pertanian (PPMP) Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDMP) Dinas Pertanian DIY, Paminto Agung Nugroho di kantornya, Sabtu (15/02/2014)."Saat ini, lahan pertanian di kawasan Yogyakarta kandungan sulfurnya (belerang) sangat sedikit, terutama untuk kawasan yang jauh dari aliran sungai Gunung Merapi. Hal itu dikarenakan, lahan sering ditanami, sehingga kandungan belerangnya berkurang," katanya.Dalam kegunaannya belerang dapat berguna untuk menyuburkan tanah, membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau. Selain itu kandungan itu juga menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen serta meningkatkan jumlah anakan padi (gabah)."Bagi para petani yang lahannya terselimuti abu vulkanik dengan ukuran sangat tebal, jangan kawatir dan panik, karena lahan itu akan lebih subur dibanding lahan yang terkena lebih sedikit atau tidak sama sekali. Kemudia, manfaat abu akan cepat efektif apabila larut ke dalam tanah, karena langsung menjadi pupuk tanpa harus diolah," papar Paminto.Untuk kondisi saat ini, abu belum dapat digunakan karena belum larut ke dalam tanah dikarenakan masih ada yang menempel pada daun tanaman. Kandungan belerang abu vulkanik ternyata juga dapat membunuh hama dan menghilangkan penyakit tanaman.(*-6)http://kr.co.id/read/205069/abu-vulkanik-berguna-bagi-sektor-pertanian.kr