bab

7
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Model Membaca Model membaca diartikan sebagai cara kerja fisik berkaitan dengan bagaimana mata membaca atau memandang bacaan yang merupakan sistem grafis. Cara kerja psikis berkaitan dengan bagaimana cara kerja otak memahami bacaan. Model membaca dapat diartikan juga sebagai gabungan cara kerja fisik dan spikis yang merupakan proses dalam membaca karena membaca dimulai dari proses visual (mata) dan di akhiri pada proses yang terdapat di otak yaitu memahami atau mengkritisi bacaan. 2.2. Jenis-Jenis Model Membaca Harjasujana dan Mulyati (1997:28) mengatakan model membaca yang terlahirkan ternyata banyak. Walaupun banyak, model membaca dapat diklasifikasi menjadi tiga model, yaitu model membaca bawah atas, model membaca atas bahwa, dan model membaca timbal balik. 1. Model Membaca Bawah Atas Model Membaca Bawah Atas (MMBA) atau bottom-up merupakan model membaca yang bertitik tolak dari pandangan bahwa yang mempunyai peran penting (primer) dalam kegiatan atau proses membaca adalah struktur bacaan, sedangkan struktur pengetahuan yang dimiliki (di dalam otak) pembaca mempunyai peran sampingan (sekunder). 2. Model Membaca Atas Bawah Teori ini dikenal sebagai model psikolinguistik dalam membaca dan teori ini dikembangkan oleh Goodman (1976). Model ini memandang kegiatan membaca sebagai bagian dari proses

Upload: suci-ayu-lestari

Post on 16-Apr-2017

135 views

Category:

Design


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab

BAB IIPEMBAHASAN

2.1.       Pengertian Model Membaca

Model membaca diartikan sebagai cara kerja fisik berkaitan dengan bagaimana mata

membaca atau memandang bacaan yang merupakan sistem grafis. Cara kerja psikis berkaitan

dengan bagaimana cara kerja otak memahami bacaan. Model membaca dapat diartikan juga

sebagai gabungan cara kerja fisik dan spikis yang merupakan proses dalam membaca karena

membaca dimulai dari proses visual (mata) dan di akhiri pada proses yang terdapat di otak

yaitu memahami atau mengkritisi bacaan.

2.2.       Jenis-Jenis Model Membaca

Harjasujana dan Mulyati (1997:28) mengatakan model membaca yang terlahirkan

ternyata banyak. Walaupun banyak, model membaca dapat diklasifikasi menjadi tiga model,

yaitu model membaca bawah atas, model membaca atas bahwa, dan model membaca timbal

balik.

1.             Model Membaca Bawah Atas

Model Membaca Bawah Atas (MMBA) atau bottom-up merupakan model membaca

yang bertitik tolak dari pandangan bahwa yang mempunyai peran penting (primer) dalam

kegiatan atau proses membaca adalah struktur bacaan, sedangkan struktur pengetahuan yang

dimiliki (di dalam otak) pembaca mempunyai peran sampingan (sekunder).

2.             Model Membaca Atas Bawah

Teori ini dikenal sebagai model psikolinguistik dalam membaca dan teori ini

dikembangkan oleh Goodman (1976). Model ini memandang kegiatan membaca sebagai

bagian dari proses pengembangan skemata seseorang yakni pembaca secara stimultan (terus-

menerus) menguji dan menerima atau menolak hipotesis yang ia buat sendiri pada saat proses

membaca berlangsung.

Inti dari model membaca atas bawah adalah pembaca memulai proses pemahaman teks

dari tataran yang lebih tinggi. Pembaca memulai tahapan membacanya dengan membaca

prediksi-prediksi, hipotesis-hipotesis, dugaan-dugaan berkenaan dengan apa yang mungkin

ada dalam bacaan, bermodalkan pengetahuan tentang isi dan bahasa yang dimilikinya. Untuk

membantu pemahaman dengan menggunakan teori ini, pembaca menggunakan strategi yang

didasarkan pada penggunaan petunjuk semantik dan sintaksis, artinya untuk mendapatkan

makna bacaan, pembaca dapat menggunakan petunjuk tambahan yang berupa kompetensi

Page 2: Bab

berbahasa yang ia miliki. Jadi, kompetensi berbahasa dan pengetahuan tentang apa saja

memainkan peran penting dalam membentuk makna bacaan.   

Jadi menurut model membaca atas-bawah dapat disimpulkan bahwa pengetahuan,

pengalaman dan kecerdasan pembaca diperlukan sebagai dasar dalam memahami bacaan.

3.             Model Membaca Timbal Balik

Model Membaca Timbal-Balik (MMTB) dicanangkan oleh teoris Rumelhart (1977).

Rumeljart mereaksi dua model membaca yang telah kita singgung di muka. Dia beranggapan

bahwa model-model yang terdahulu itu tidak memuaskan, karena pada umumnya model-

model tersebut bertitik tolak pada pandangan formalisme model-model perhitungan yang

linear. Model-model itu mempunyai sifat-sifat berurut-berlanjut, tidak interaktif.

2.3.       Langkah-langkah pembelajaran jenis model membaca

1.             Proses Membaca Bawah Atas

Proses membaca bawah-atas secara sederhana dapat dikonsepkan sebagai berikut:

a.    Mata melihat pada teks.

b.    Kemudian teks dibaca dengan tingkat konsentrasi yang baik (Karena terdapat pengetahuan

yang baru)

c.    Huruf-huruf diidentifikasi.

d.   Mengenali kata-kata yang ada dalam teks.

e.    Kata-kata tersebut dikelompokkan ke dalam kelas gramatikal dan struktur kalimat.

f.     Kalimat tersebut akan memberikan makna.

g.    Rangsangan dari morfem, kata, dan kalimat dalam teks dicermati kemudian dikirim keotak

untuk diolah ketahap selanjutnya.

h.    Kemudian makna tersebut yang akan mengacu pada pemikiran.

i.      Pembaca memahami (pemahaman) dari bacaan yang dibaca berdasarkan informasi yang

terkandung dalam teks bacaan dan menjadikan kompetensi kognitif baru serta kompetensi

yang dimilikinya akan meningkat.

Berdasarkan konsep diatas jelaslah bahwa proses bottom-up atau model membaca bawah

atas merupakan proses membaca yang dimulai dari data yang berupa huruf-huruf, kata-kata,

kalimat-kalimat yang mengandung arti. Pada model membaca bottom-up peran skemata

sangat berperan dalam menentukan makna. Skemata merupakan latar belakang ilmu

pengetahuan.

2.             Proses Membaca Atas Bawah

Proses membaca metode Atas Bawah adalah berikut ini.

Page 3: Bab

a.             Otak pembaca mengendalikan mata untuk melihat (membaca) lambang-lambang penafsiran

grafis seperlunya saja sesuai yang dibutuhkan.

b.             Rangsangan yang berupa lambang-lambang grafis yang telah dipilih diteruskan oleh syaraf

mata ke otak.

c.             Pembaca memberi penafsiran (pemahaman) dari bacaan yang dibaca berdasarkan

kompetensi kognitif dan kompetensi bahasa yang dimilikinya.

Tokoh yang menjadi perintis MMAB adalah Goodman, Smith, Shuy, dan Nutall.3.             Proses Membaca Timbal Balik

Proses membaca timbal balik secara sederhana dapat dikonsepkan sebagai berikut: a.    Mata melihat pada teks;b.    Teks bacaan dibaca dengan membandingkan teks MMBA dan MMAB;c.    Kata-kata kita kenali kemudian kita coba memaknai kata tesebut;d.   Jika kita tidak dapat memaknai kata perkata, maka kita coba memaknai berdasakan

kalimatnya;e.    Makna kata dan makna kalimat tersebut yang akan mengacu pada pemikiran kita selanjutnya;f.     Kemudian, cari hubungan dari teks MMAB dan MMBA untuk membuat sebuah hubungan

timbale balik antara kedua teks sebelumnya;

g.    Pembaca memahami (pemahaman) dari bacaan yang dibaca dan menarik sebuah hasil

kesepakatan pemahaman berdasarkan bacaan yang telah dibaca (tiap orang akan berbeda).

2.4.   Kelebihan dan kelemahan dari tiap-tiap model membaca

1.             Model Membaca Bawah Atas

Kelebihan:

a.    Model ini sangat bermanfaat bagi golongan membaca yang lemah dalam bahasa pertama dan

bahasa kedua

b.    Model ini mengembangkan makna dan tidap pada penguasaan makna.

Kelemahan:

a.    Model ini lebih memfokuskan tahap perkataan bagi teks daripada makna secara global.

2.             Model Membaca Atas Bawah

Kelebihan:

a.    Dalam model ini skemata lebih berperan di bandingkan informasi grafis yang ada pada teks.

b.    Pembaca akan mudah dan cepat menyelesaikan bacaannya. Ini dikarenakan pembaca sudah

memiliki pengetahuan dari teks bacaan yang akan dibacanya. Mungkin saja pembaca pernah

membacanya dan tentu saja akan mudah memahami dan waktu membacanya akan relatif

singkat.

Kelemahan

Page 4: Bab

a.    Model ini lebih mementingkan pemahaman teks dibandingkan dengan penggunaan bahasa.

b.    Kemampuan mengingat setiap orang berbeda dan bila kemampuan mengingat seseorang

lemah maka, informasi yang diperoleh sebelum membaca akan hilang dengan sendirinya.

c.    Karena kemampuan mengingat yang lemah maka, pembaca akan kembali menganalisis ulang

informasi yang dibacanya sekarang dan apabila ini terjadi maka, akan mengubah konsep

MMAB menjadi MMBA (eror metode)

3.             Model Membaca Timbal Balik

Tokoh yang mencanangkan MMTB adalah Teoris Rumelhart pada tahun 1977. Di

pandang dari metode pembelajaran, model Rumelhart mempunyai kelebihan.

Kelebihan :

a.    model tersebut sudah membaur dengan berbagai strategi pembelajaran yang telah

menunjukkan keberhasilannya.

b.    model Rumelhart sangat cocok digunakan untuk pembelajaran membaca pada tingkat

sekolah menengah, baik menengah pertama (SMP) maupun menengah atas (SMA).

c.    Melatih pemahaman otak dari ke 3 jenis teks yang dibaca

d.   Menghasilkan pemahaman yang hebat karena proses sebelumnya melewati metode Bawah-

Atas kemudian Atas-Bawah dan sampai pada Timbal-Balik.

e.    Pembaca akan semakin mengerti dan terampil dalam tiap metode apabila jenis teks MMBA,

MMAB, dan MMTB dibuat dua versi.

f.     Kemampuan kebahasaan dan kognitif seseorang semakin membaik

Kekurangan :

a.    Model ini tidak menyinggung aplikasi dan tidak menyinggung masalah pada pramembaca,

yaitu kondisi sebelum seorang pembaca membaca bacaan.

b.    Model ini tidak menarik karena tidak ada hal yang baru terutama bagi guru.

c.    Kecenderungan pembaca akan lebih tinggi terhadap cara membaca MMBA, MMAB,dan

MMTB. Apabila pembaca tidak melalui proses MMBA dan MMAB maka hasil

pemahamannya akan menurun.

d.   Pembaca memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan hasil pemahaman yang baik.

2.5         Latihan tiap-tiap model membaca

1.             Membaca Bawah-Atas

2.             Membaca atas bawah

3.             Membaca interaksi