bab3.ppt
TRANSCRIPT
BAB IIIBAHAN PELEDAK
3.1. INFORMASI UMUMSecara praktis bahan peledak (yang selanjutnya ditulis BP) adalah bahan kimia yang mampu mengurai dengan cepat dan menghasilkan ledakan. Penguraian ini menghasilkan gas bertemperatur dan bertekanan tinggi sehingga dapat melakukan kerja mekanis kesekelilingnya. Agar dapat dipakai dengan aman, BP harus mempunyai stabilitas kimia yang baik pada berbagai kondisi seperti, gesekan, impak, kejut, atau panas.
Secara umum BP dapat didefinisikan sebagai kumpulan unsur padat, cair atau gas yang berkondisi metastabil dan dapat melakukan reaksi kimia dengan cepat tanpa ada unsur lainnya seperti oksigen atmosfer. Reaksinya dapat dipicu secara mekanis kejut atau panas. Ketahanan untuk melakukan reaksi mencerminkan sensitivitas BP. Secara umum komposisi BP terdiri dari 3 komponen yaitu: oksider, bahan bakar, dan pemicu (penyalaan) seperti tampak pada gambar 3.1.
Oksider
PenyalaanBahan Bakar
Gambar 3.1. Segitiga detonasi bahan peledak
Bahan peledak utama yang paling sensitif tidak pernah dipakai dalam peledakan batuan, kecuali yang berada di dalam tabung logam detonator. Walaupun demikian, sekecil-kecilnya api yang masuk ke dalam salah satu ujung detonator, yang mengandung lead azide, sudah cukup untuk menyalakan ledakan di dalam detonator. Walaupun kurang sensitif terhadap inisiasi (penyalaan), hampir semua BP Tunggal Kedua sekarang ini dianggap terlalu sensitif untuk ditangani secara murni. BP Utama dan Kedua, seperti, PETN, RDX, dan HMX ditransport hanya dalam bentuk pasta yang diperoleh dari pencampuran bubuk BP dengan 10% berat larutan ethylene glycol yang gunanya sebagai desensitiser.
Berdasarkan pada perbedaan menurut bentuk energi yang dipergunakan untuk memberai batuan, maka klasifikasi berikut dapat dijadikan panduan (lihat tabel 3.1).
Tabel 3.1. Klasifikasi metode pemecahan betuan berdasarkan energi yang dipergunakan
Bentuk Energi Metode Alat/mesin yang digunakan
Kimia Peledakan High Explosive, Blasting Agent, Liquid
Oxygen Explosive (LOX), Black Powder
Mekanis Pneumatik Udara bertekanan tinggi, Silinder carbon
dioxide
Ripping Ripper teeth, dozer blade
Impact Hydroulic impact hammer, drop ball
Fluida Menyemprot tanah Monitor
Menyembur batuan Monitor/water jet
Listrik Electrik arc
/lompatan listrik
Dari metode yang disebutkan diatas hanya energi kimia atau metode peledakan yang dipergunakan secara meluas untuk pemberaian batuan yang kuat. Suatu peledakan pada dasarnya adalah suatu pengembangan material secara cepat ke dalam volume yang lebih besar daripada aslinya. Pengembangan yang cepat dari suatu gas dalam balon yang akan meledak, atau seperti pecahnya tanki gas bertekanan tinggi akan bersifat seperti ledakan. Ledakan juga berupa hasil pembakaran cepat dari black powder di dalam suatu tabung atau juga yang berasal dari detonasi muatan TNT.
Energi ledakan kebanyakan bahan peledak adalah sekitar 4 MJ/kg. Energi sebesar itu apabila dilepaskan oleh ledakan bahan peledak 1 kg, dan bila keseluruhannya berubah menjadi energi panas dapat memanaskan 10 kg air dari 4 ke 100oC. Temperatur yang dihasilkan sebelum terjadi pengembangan adalah sekitar 200 – 5000oK dan tekanannya sekitar 1-20 GPa (1 – 200 kBar). Karena tingginya tekanan awal, sebagian energi akan ditransformasikan ke energi mekanik.
3.2. BAHAN PELEDAK UTAMA, KEDUA (SEKUNDER) DAN KETIGA (TERSIER)
Produk bahan peledak bermolekul tunggal bervariasi sesuai dengan kebutuhan kekuatan stimulannya untuk diinisiasi (tabel 3.2); mulai BP Utama, seperti lead azide (PbN6), yang sering digunakan untuk menginisiasi detonator, BP kedua seperti NG, NM dan TNT serta BP ketiga yaitu AN(NH4NO3).
Nama umum dan komposisi Simbol Berat molekulMax g/cc
Di
(km/d)
Pi
(kbar)
Qd
(kJ/g)
V gas
cc/g
l g/cc rmax
Primary Explosives :
1. Cupric azide, Cu(N3)2
2. Hydrazoic acid, HN3
3. Mercury fulminate,HgC2N2O9
4. Lead Styphnate, PbC6H3N3O9
5. Lead Azide, PbN6
6. Silver Azide, AgN3
7. Tetrazene, C2H8N10o (guanyl-
nitrosoaminoguanyltetrazene)
8. Diazodinitrophenol,
C6H2N2O (N02)2
DDNP147.6
43.0
248.7
468.3
297.3
149.9
188.2
210.1
4.42
3.10
4.71
5.1
1.7
1.63
5.05
5.1
5.90 a
5.4
5.2
5.6
7.10
1.79
1.54
1.53
2.75
3.34
315
407
308
224
1190
856
Secondary Explosive, Liquids :
1. Methylnitrate, CH3NO3
2. Nitroglycerin (glyceroltrinitrate)
C3H5(NO3)3
3. Ethyleneglycoldinitrate,
C3H4(NO3)2
4. Tetranitromethane, C(NO2)4
5. Nitrofrom (trinitromethhane),
CH(NO2)3
6. Dinitromethane, CH2(NO2)2
7. Niromethane, CH3NO2
8. Ethyleneditramine. C2H6N2(NO2)2
9. Isopropyle nitrate, C3H7NO3
NG
EGDN
TNM
NM
EDNA
IPN
77.0
227.1
152.1
196.0
151.0
106.1
61.0
150.1
105.1
1.22
1.60
1.48
1.65
1.60
1.13
1.5
1.04
6.30
7.58
7.30
6.36
6.29
7.61
5.4
220
159
141
85
6.17
6.30
6.83
2.29
6.4
4.42
2.36
909
715
737
686
732
908
Secondary Explosives, Solids :
1. Mannitolhexanitrate (Nitromannot),C6H8(NO3)6
2.Trinitroazidobenzene,C6H2N3(NO2)3
3.Nitrocelullose,C24H4O-XO20-X(NO3)2
4. Pentaerythritoltetranitratre,
C5H8(NO3)2
5. Distrinitrothylurea,C5H6N2O(NO2)6
6. Trinitrophenylmethylnitramine
(Tetryl), C7H5N(NO2)4
7. Nitrostarch (Penta), C12H15O(NO3)
8. Hydrazine nitrate, N2H4.HNO3
9. Hexanitrohexaazaisowurzitan,
C6H2O6(NO2)6
10. Cyclotrimethylenetronitramine
(Hexogen),C3H6N3(NO2)3
11. Cyclotrimethylenetetranitra-
mine,C4H8N4(NO2)4
12. Diaminotrinitrobenzene,
C6H5N2(NO2)3
13. Hexanitrobenzene (Hexyl),C6N6O6
14. Hexanitrostilbene,C14H6(NO2)6
15. Triazidotrinitrobenzene,
C6H9(NO2)3
16. Picric acid (Trinitrophenol),
C6H3O(NO2)3
17. Picrylaminoddinotropyridine,
C17H7N3(NO2)8
18. Ammonium picrate,
C6H6NO(NO2)3
19. Nitrotriazolone,C2H2ON3(NO2)
20. Trinitroazitidine, C3H4N4O6
21. Nitroguanidine, CH3N3NO2
22. Trinitrobenzene, C6H3(NO2)3
23. Ethylenedinitramine,
C2H6N2(NO2)2
24. Monoethylaminenitrate
25. Ethylenediaminedinitrate,
C2H10N4O6
26. Trinitriluene (Trotyl), C7H5(NO2)3
MHN
NC
PETN
DiTeu
HNIW
RDX
HMX
DATB
HNB
HNS
TNTAB
PYX
NTO
TNAZ
NQ
TNB
EDNA
MMAN
EDD
TNT
452.2
254.1
1188.6a
316.2
386.2
287.2
549.2
95.1
434
222.1
296.2
243.2
252.1
450.2
336.2
229
621.3
246
130
192.1
105
213
150.1
94.1
186.1
227
1.73
1.75
1.66
1.77
1.79
1.70
1.60
1.63
2.1
1.80
1.90
1.79
1.97
1.79
1.74
1.80
1.75
3.44
1.93
1.84
1.70
1.76
1.5
1.42
1.58
1.64
5.55
5.60
6.08
5.46
5.01
.26
7.30
7.98
7.56
6.19
8.69
10.2
8.75
9.10
7.52
9.30
7.14
8.58
7.35
7.38
7.15
8.42
8.8b
8.20
7.30
7.57
6.80
300
450
347
393
259
355
221
237
214
316
380b
190
6.02
10.60
6.12
3.22
3.83
(cld)
5.46
5.46
4.67
4.12
4.40
2.88
2.88
4.81
4.42
3.00
3.25
410
755
875
780
1001
908
908
625
700
675
800
1075
678
908
1189
1083
690
Secondary Explosives, Solids :
27. Triaminotrinitrobenzene,
C6H6N3(NO2)3
28. Dinitrotoluene, C7H6(NO2)3
TATB
DNT
258.2
182.2
1.90
1.54
6.95
7.98
315 3.12
3.27
800
Tertiary Explosive :
Mononitrotoluene, C7H7NO2
Ammoniumnitrate, NH4NO3
Ammonium perchlorate, NH4ClO4
MNT
AN
AP
137.1
80.1
117.5
1.16
1.73
1.95
5.76
4.04
8.51 C
6.49 C
1.76 1.59
2.05
980
803
Keterangan:x=12dihitung dengan y=2.76Karena temperatur detonasi rendah, AN dan AP tidak mungkin mempertahankan detonasi pada bobot isi kristalnya sekalipun dengan diamter yang besar
3.3. KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK
Kecuali bahan peledak kimia, masih ada jenis bahan peledak lain, yaitu bahan peledak mekanis (mechanical explosive) dan nuklir (nuclear) seperti yang tercantum dalam klasifikasi bahan peledak menurut JJ. Manon (gambar 3.2).Menurut Manon, “permissible explosives” digolongkan ke dalam bahan peledak lemah, hal tersebut kurang tepat karena tidak semua “permissible explosives” merupakan bahan peledak lemah, sehingga sebaiknya dipakai klasifikasi seperti terlihat pada gambar 3.3.
Sebenarnya masih ada beberapa cara dalam menyusun klasifikasi bahan peledak berdasarkan beberapa peniliti, antara lain:1.Menurut R.L Ash, bahan peledak kimia dibagi menjadi:- Bahan Peledak Kuat (high exsplosive) Bahan peledak ini mempunyai kecepatan detonasi antara 5.000 – 24.000 fps. Bahan peledak ini berfungsi sebagai bahan peledak dasar (Explosives Bases).- Bahan peledak lemah (low explosive) Bahan peledak ini mempunyai kecepatan reaksi kurang dari 5.000 fps, dan memiliki sifat deflagrasi (proses pembakaran).
2. Menurut Anon (1977) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi tiga macam (tabel 3.3), yaitu:- Bahan peledak kuat (high explosive)- Bahan peledak lemah (low explosive)- “Blasting agent”3. Menurut Mike Smith (“mining Magazine”, 1988) bahan peledak dibagi menjadi 4 (empat) seperti yang tercantum pada gambar 3.3, yaitu:- Bahan peledak kuat (high explosive)- “Blasting Agents”- Speciality explosives- Explosive substitutes
Bahan peledak
Mekanis
Bahan peledak kuat
Kimia Nuklir
Bahan peledak lemah
VOD > V sonic
Tekanan > 300 Mpa
Contoh : dinamit
Primer
Nyala api/kejut
Contoh: NG, Lead Azide, Mercuri Fulminate
Permissible
VODefla.< Vsonic
Tekanan < 100 Mpa
Contoh : black powder
Sekunder
Energi besar
Contoh: TNT, Comp.B, PETN, BP Emulsi
Non-Permissible
Gambar 3.2. Klasifikasi bahan peledak menurut Manon
Bahan peledak
Bahan peledak kuat
Blasting Agents Bahan Peledak spesial
Bahan peledak
Substitusi
TNT
Dinamit
Gelatine
ANFO
Slurries
Emulsion
Hybride ANFO
Slurry Mixture
Seismik
Trimming
Permissible
Shaped charge
Binary
LOX
Liquid
Compressed air/gas
Expansion agent
Mechanical method
Water jet
Jet piercing
Gambar 3.3. Klasifikasi bahan peledak menurut Mike Smith
Macam Reaksi Contoh
Low explosive Deflagrate (terbakar) Black powder
High explosive Detonate (meledak) Nitroglycerin (NG), dynamite
Blastung agent Detonate (meledak) ANFO, slurry
Tabel 3.3. Klasifikasi bahan peledak menurut Anon
Menurut perhitungan di atas kertas pada dasarnya BP dapat dikategorikan juga menurut ideal dan non-ideal, walaupun pada kenyataannya di lapangan faktor-faktor lain perlu diperhatikan.•Bahan peledak ideal
1.VOD tinggi dapat dihitung secara teoritik2.Dkritis sangat rendah3.Bobot isi tinggi4.Tidak ada pengaruh diameter
•Bahan peledak non-ideal1.VOD bervariasi, tidak mungkin dapat dihitung2.Dkritis tinggi3.Bobot isi rendah4.VOD dipengaruhi diameter bahan peledak
3.4. BAHAN DAN KOMPOSISI BAHAN PELEDAK KIMIA
Bahan Pembentuk Bahan Peledak Kimia Bahan peledak kuat yang diperdagangkan umumnya diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat explosive) setinggi mungkin, memberikan energi yang maksimum dan menghindari dari terbentuknya gas beracun (fumes).
Bahan peledak komersial adalah campuran dari senyawa yang mengandung empat unsur dasar, yaitu : Carbon (C), Hydrogen (H), Oxygen (O) dan Netrogen (N). Untuk menghasilkan efek-efek kekuatan tertentu kadang-kadang di tambahkan unsur-unsur seperti Sodium (Na), Aluminium (Al), Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dan sebagainya. Suatu bahan peledak tidak harus mengandung senyawa-senyawa explosive seperti nitroglyserin, nitrostrach, TNT dan lain sebagainya. Tetapi yang penting apakah sifat masing-masing bahan tersebut cocok untuk suatu campuran bahan-bahan yang sedemikian rupa sehingga sehingga dicapai keadaan oxygen balance (sedapat mungkin mencapai zero oxygen balance).
4.2. Prinsip Kesetimbangan Oksigen
Untuk mencegah timbulnya gas-gas beracun (fumes: CO, NO, NO2), bahan peledak komersial dibuat berdasarkan prinsip “zero oxygen balance” (ZOB), yang artinya:Dalam bahan peledak terdapat jumlah oksigen yang tepat sehingga selama reaksi seluruh hidrogen akan membentuk uap air (H2O), carbon beraksi membentuk CO2 , dan nitrogen menjadi gas N2 bebas. Ketiga jenis gas tersebut (H2O, CO2 , dan N2) disebut “smoke” dan tidak beracun.
Apabila suatu bahan peledak hanya mengandung elemen-elemen karbon, oksigen, hidrogen dan nitrogen, hubungan yang dipakai untuk menghitung neraca oksigen dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut: OB=Oo-2Co-0.5Ho………………………………………………………………………(3.1) Oo, Co, Ho menyatakan jumlah dari masing-masing elemen dalam bahan peledak. Dari persamaan dapat dilihat angka 2 dan 0.5 didapat masing-masing dari 2 atom oksigen yang dibutuhkan untuk setiap atom karbon dan 0.5 atom oksigen yang dibutuhkan untuk setiap atom hidrogen.
Untuk memecahkan soal neraca oksigen perlu ditentukan gram atom setiap elemen persatuan berat. Contoh: NH4NO3 dengan berat molekul 80, maka jumlah gram atom untuk masing-masing elemen per 100 gram senyawa adalah sebagai berikut: N: 2 gram atom per mole 2/80 x 100 = 2.50 gram atom per 100 gram H: 4 gram atom per mole 4/80 x 100 = 5.00 gram atom per 100 gram
O: 3 gram atom per mole 3/80 x 100 = 3.75 gram atom per 100 gram Jumlah gram untuk masing-masing elemen per 100 gram senyawa, atau prosentase komposisi adalah sebagai berikut: N : 2.5 x 14 = 35 gram (35% berat) H : 5.0 x 1 = 5 gram (5% berat) O : 3.75 x 14 = 60 gram (60% berat)
Contoh perhitungan neraca oksigen suatu campuran dengan komposisi seperti terlihat pada tabel 3.4, adalah:
Bahan Peledak Prosentase (%)
Nitroglycerin (NG) 18
Trinitrotoluene (TNT) 3
Ammonium nitrate (AN) 55
SG pulp (SG) 12
Calcium carbonate (CC) 2
Sodium nitrat (SN) 10
Tabel 3.4. Komposisi suatu bahan campuran bahan peledak
Pertama menentukan jumlah gram atom elemen dalam semua bahan yang terkandung dalam 100 gram campuran bahan peledak. Pada tabel 3.4 tercantum jumlah gram setiap elemen untuk setiap 100 gram bahan (ingredient). Dengan memakai tabel 3.4, maka perhitungannya adalah sebagai berikut: 18 gram (atau persen) nitroglycerin (NG) dalam 100 gram campuran terdapat elemen hidrogen = 0.18 x 2.2 = 0.396 gram atom. Dengan cara yang sama jumlah gram atom setiap elemen untuk setiap 100 gram dihitung sperti yang tercantum pada tabel 3.5.
Tabel 3.5. Perhitungan gram atom pada 100 gram bahan
Bahan % Ho No Oo Co Cao Nao
NG 18 0.396 0.238 0.713 0.238 - -
TNT 3 0.066 0.040 0.079 0.093 - -
AN 55 2.748 1.374 2.061 - - -
SN 10 - 0.118 0.353 - - 0.118
SG 12 0.756 - 0.257 0.500 - -
CC 2 - - 0.060 0.020 0.020 -
Total 100 3.966 1.770 3.523 0.851 0.020 0.118
Dengan memakai persamaan 3.2, maka neraca oksigen dapat ditentukan :OB= (Oo – 0.5Nao - Cao) -2Co-0.5Ho
OB= (3.523 – (0.5x0.118) - 0.020) - 2x0.851 - 0.5x3.966OB= -0.241 gram atom per 100 gram campuran.Karena neraca oksigen negatif, berarti kekurangan oksigen, maka bahan peledak tersebut dapat menghasilkan sejumlah gas CO.
3.4.3. Komposisi bahan peledak kimia
Sebagai prosedur dasar dapat dipakai prinsip neraca oksigen dan hasil peledakan hanya membentuk H2O, CO2 , dan N2 serta oksida padat. Perbandingan bahan-bahan dalam campuran dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu:a. Jika persamaan kimianya diketahui Bahan peledak mengandung AN, NG, dan wood pulp (SG). Yang perlu dihitung adalah beberapa perbandingan setiap bahan dalam campuran tersebut.
Apabila persamaan reaksinya diketahui, maka dapat dihitung sebagai berikut:aAN + bNG + cSG = dCO2 + e H2O + fN2
atau11 NH4NO3 + 2 C3H5(NO3)3 + C6H10O5 = 32 H2O + 12
CO2 + 14 N2
Substitusikan berat molekul untuk setiap senyawa, maka:11(80) + 227 + 1(162) = 12(44) + 32(18) +14(28)
1496 g = 1496 gJadi prosentase masing-masing bahan (senyawa) adalah:AN = 100 x (880/1496)= 58.8% NG = 100 x (454/1496)= 30.4% SG = 100 x (162/1496)= 10.8%
b. Jika persamaan kimianya tidak diketahui Cara menghitung perbandingan bahan-bahan dalam bahan peledak bila persamaan reaksinya tidak diketahui. Bahan peldak ANFO dengan campuran yang diharapkan memiliki neraca oksigen nol (zero oxygen balance).aAN + bFO = cCO2 + dH2O + eN2
Menghitungnya seperti terlihat pada tabel 3.6 di bawah.
Table 3.6. Perhitungan komposisi campuran ANFO
% Ho No Oo Co
AN X 5.00 2.50X 3.75X -
FO Y 14.80 - - 7.10X
Total 1.00 (5.00X+1
4.80Y)
2.50X 3.75X 7.10X
Karena X + Y sama dengan 100%, maka X + Y = 1OB=Oo-2Co-0.5Ho
Substitusikan angka gram setiap elemen kedalam persmaan :
OB = 3.75X – 2(7.10Y) – 0.5(5.00+14.80Y) = 0125X = 21.60 YX = 17.3 Y
Apabila X + Y = 1, maka 17.3 Y + Y = 1Dan, Y= 0.055 (5.5% FO)
X= 0.945 (94.5% AN)
3.5. BAHAN PELEDAK INDUSTRI/KOMERSIAL
Bahan peledak industri atau disebut juga bahan peledak komersial , tak lain adalah bahan peledak kimia, yaitu semua jenis bahan peledak yang lazim digunakan untuk tujuan pembangunan pada umumnya. Sedangkan bahan peledak digunakan untuk kepentingan militer (military explosive) dan teroris tidak dikategorikan sebagai bahan peledak industri, karena karakteristiknya berbeda.
Dalam bidang Teknik Pertambangan bahan peledak banyak digunakan untuk :- Operasi peledakan ditambang terbuka, baik untuk endapan bijih maupun untuk bahan galian industri.- Operasi peledakan ditambang bawah tanah, baik pada tahap persiapan pembukaan (development) maupun produksi (stoping).- Operasi peledakan ditambang batubara.- Operasi seismik pada explorasi minyak bumi.
Sedangkan dalam bidang teknik sipil, bahan peledak banyak digunakan untuk berbagai kerja, antara lain:- Pembuatan jalan raya pada daerah yang sulit- Pembangunan terowongan-terowongan bawah tanah- Pembuatan waduk dan saluran irigasi- Pekerjaan “demolition” dan sebagainya.
- Mengenai bahan peledak industri ini, yang akan dibahas baru bahan peledak utamanya (main charge), sedangkan mengenai perlengkapan dan peralatan (blasting accessories) akan dibahas pada bab V.
Sebagaimana bahan peledak kimia, bahan peledak industri juga dibagi menjadi dua kelas, yaitu bahan peledak lemah dan bahan peledak kuat. Contoh dari bahan peledak lemah adalah black powder dan propellant. Sedangkan untuk bahan peledak kuat yaitu semua jenis dynamite, slurry/watergel explosive, dan blasting agent.
3.5.1. Black Powder
Bahan peledak jenis ini adalah bahan peledak tertua. Black powder terbuat dari campuran arang, belerang dan potasium nitrat dan secara ideal reaksinya sebagai berikut :8C + 3S + 10KNO3 ---------- 3K2SO4 + 2K2CO3 + 6CO2 + 5N2
sebagian besar produksi Black Powder adalah untuk sumbu api atau safety fuse. Bentuk black powder ada 2 yaitu:butiran (granular), yaitu yang digunakan untuk isian sumbu apipellet, untuk isian lubang tembakSifat dari black powder : Sangat aman terhadap goncangan tetapi sangat peka terhadap panas.Mudah rusak apabila terkena air atau lembab. Tempat penyimpanan harus kering tetapi cukup dingin (< 35O C).
3.5.2. Dynamite
Dinamit adalah jenis bahan peledak kuat yang menggunakan nitroglyceria (NG) sebagai bahan dasar (explosive base). Berdasarkan komposisinya, dinamit ada beberapa macam, diantaranya :1. Straight dynamite, yaitu dinamit yang menggunakan NG secara langsung dalam komposisinya, ditambah NaNO3 sebagai pembawa oksigen (degan komposisi masing-masing NG 20 – 57% dan Sodium Nitrat 59 – 23%).
2. Gelatine dynamite, yaitu dinamit yang menggunakan campuran NG dan NC (disebut Blasting Gelatine, BG) sebagai bahan dasar, ditambah NaNO3 atau KNO3 sebagai sumber oksigennya. Gelatine bersifat lebih tahan terhadap air. Apabila penyimpanannya baik, dapat bertahan sampai 3 tahun.
3. Ammonia Gelatine Dynamite, yaitu dinamit yang menggunakan BG sebagai bahan dasar ditambah ammonium nitrat (NH4NO3) sebagai sumber oksigen. Dilihat dari tenaga yang dihasilkan dan harganya, AN lebih baik dari pada NaNO3/KNO3, tetapi ketahanannya terhadap air lebih jelek
4. Dinamit dengan komposisi khusus, yaitu yang tidak menggunakan NG sebagai bahan dasar dan juga bukan AN, KNO3 atau NaNO3 sebagai sumber oksigen, misalnya Carbit yang menggunakan ammonium perchlorat (NH3ClO4).
Apabila dilihat dari wujudnya, dinamit dapat berupa : Plastis (gelatinous), jenis ini lebih tahan terhadap air, dan biasanya kekuatannya lebih baik.Semi-plastis (powdery), yaitu kandungan gelatinnya lebih sedikit.Bubuk (powdery), yaitu banyak Na4NO3 di dalamnya, dan kalau menyerap air akan menjadi keras sehingga sulit dimasuki detonator.
Dinamit umumnya dikemas dalam bentuk dodol (cartridge).
3.5.3. Permissibles explosives Bahan peledak jenis ini adalah jenis bahan peledak yang cocok untuk digunakan dalam tambang batubara bawah tanah. Permissibles explosives yang digunakan saat ini umumnya berkomposisi Ammonium-dynamite yang diberi zat additif misalnya sodium chlorida (NaCl) yang berfungsi sebagai “flame depressant” untuk memperoleh temperatur peledakan rendah, volume gas sedikit, dan penyalaan sesingkat mungkin. Sehingga dengan demikian akan mengurangi kemungkinan ledakan sekunder dari gas methane dan debu batubara.
Permissibles explosives mempunyai kecepatan denotasi dari 5000 – 18000 ft/detik (1525 – 5500 m/detik), tergantung dari bentuknya (granular ataukah gelatin, dimana untuk granular VOD-nya lebih rendah).
Untuk memperoleh kategori “permissibles”, bahan peledak harus lulus uji atau memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh badan resmi pemerintah. Diambil contoh persyaratan yang dibuat Biro Pertambangan Amerika Serikat (U.S. Bureau of Mines), yaitu bahwa bahan peledak harus lulus uji “non ignition” dalam suatu “gallery test” (terowongan buatan yang diisi campuran antara gas methane, gas alam dan atau debu batubara dengan perbandingan tertentu).
Dalam hal gas beracun (noxious gas) persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :Klas A : 0 - 53 ltr (0 - 1,87 cubic feet) gas/1.5 lb bahan peledak.Klas B : 53 – 106 ltr (1,87 – 3,74 cubic feet) gas/1.5 lb bahan peledak. “Gap sensitivity” bahan peledak “ Permissibles” berdiameter 1.25 inci adalah ± 3 inci.
3.5.4. Blasting Agent
Blasting Agent adalah bahan-bahan kimia yang apabila belum dicampur satu dengan yang lainnya, bukan merupakan bahan peledak. Tetapi setelah dicampur dengan bahan dengan perbandingan tertentu akan merupakan bahan peledak. Berdasarkan kecepatan detonasinya, bahan peledak ini termasuk bahan peledak kuat.Contoh : ANFO (Ammonium Nitrat + Fuel Oil).
ANFO adalah bahan peledak yang murah harganya, tetapi sangat mudah rusak apabila terkena air. Oleh karena itu hanya cocok digunakan di daerah atau batuan yang relatif kering.Reaksi kimia ANFO adalah : 3 NH4 NO3 + CH2 -------- CO2 + 3N2 + 7H2OKecepatan detonasi ANFO sangat dipengaruhi oleh diameter lubang tembak. Hasil terbaik apabila digunakan diameter lubang bor lebih dari 2 ½ in (6,35 cm).
3.5.5. Slurry/watergel Explosive/Emulsion
Bahan peledak jenis ini terdiri dari campuran AN dan SN (sodium nitrat) dengan “combustible fuel” sebagai sensitizer dan sejumlah air (sampai 20%), kemudian ditambah dengan pengikat (gelling agent). Pada jenis emulsi, bahan pengikatnya adalah sejenis oli atau lilin. “Combustible fuel” yang dipakai antara lain: gula cair, serbuk gergaji, belerang, metal Mg atau Al, atau kadang-kadang TNT.
3.5.6. Produsen Bahan Peledak
Beberapa produse bahan peledak komersial yang ada antara lain seperti yang ditampilkan pada tabel 3.8. berikut:
Tabel 3.8. Beberapa produsen bahan peledak komersial
Nama Asal Negara Nama Asal Negara
Du pont AS ICI Inggris
Atlas AS Kiri Jepang
Apache AS Ensign Bickford Co. AS
Trojan AS Gulf AS
Hercules AS Austin AS
Dyno Nobel Swedia Dahana Indonesia
3.6. TERORISME DAN BAHAN PELEDAK
Menyusul terjadinya peledakan bom di Bali, INFID (International NGO Forum on Indonesian Development), selasa 15 Oktober 2002, juga menerbitkan pernyataan pers bersama yang dilengkapi dengan risalah mengenai aksi peledakan bom yang terjadi di indonesia. Sebagian bahan dipergunakan disini karena selain menyinggung jenis bom yang disebut-sebut digunakan di Bali, ia juga menyinggung jenis yang digunakan dalam aksi peledakan bom terdahulu yang dipakai pada aksi peledakan di Jakarta.
Pada umumnya, mengingat kemudahan memperolehnya, jenis bahan peledak yang digunakan oleh terorisme adalah yang berbasis TATP (Triaceton triperoksida) dan yang lebih kuat lagi TNT (Trinitrotoluen). Bila secara ilmu kimia, peledak berdaya tinggi (high explosive) secara umum berupa emulsi atau campuran amonium nitrat, aluminium dan sulfur, jenisnya yang banyak dikenal misalnya saja PETN (pentaerytritol tetranitart), RDX (formula development X), Semtex (Semtim Explosive, terdiri dari campuran RDX dan PETN yang berasal dari Cekoslovakia).
Tentang Semtim ini, The Christian Science Monitor (26/2/2002) pernah memuat liku-likunya, dari saat dikembangkan oleh Stanislav Brebera tahun 1966 hingga ia menjadi senjata yang paling disukai teroris di seluruh dunia. Barang yang kalau dipegang seperti mainan plastik ini, tidak berbau, tak bisa dideteksi oleh anjing pelacak, dan alat pengamanan bandara, semula dirancang untuk membersihkan medan ranjau dan meningkatkan keamanan industri. Namun, penggunaannya yang paling spektakuler adalah untuk penghancuran Boeing Pan Am nomor penerbangan 103 di atas Lockerbie, Skotlandia, Desember 1988, dan peledakan bom di kedutaan Besar AS di Nairobi tahun 1998.
Karena belum menemukan cara untuk mengatasinya, sementara ini pemerintah Republik Ceko sudah dekat dengan Barat maka yang dilakukan adalah mengontrol produksi dan produsennya , yaitu pabrik Explosia. Sementara sudah menjual ribuan ton, pengamat percaya bahwa di dunia sekarang ini ada timbunan Semtex sebanyak 40.000 ton. Brebera sendiri mengatakan, semtex tidak lebih buruk dari peledak lain. C4 buatan AS juga tak terlihat oleh Sinar-X bandara, tetapi mereka tak mau menyebutkan hal itu.
Senyawa-senyawa kimia maut di atas kemudian diberi kode C (dari Compound atau Composition), mulai dari C1, C2, C3 dan C4, yang semuanya menggunakan RDX. Perbedaannnya ada pada sifat keplastikannya (plasticizer), serta ada tidaknya penambahan TNT dan PETN. Dari kelompok itu, C4 memiliki kandungan RDX paling tinggi, dan dengan demikian juga daya hancur paling dahsyat. TNT, RDX, PETN dan C4 (yang merupakan kombinasi RDX+PETN+TNT) banyak dipakai kalangan militer.
Bom C4 merupakan bom plastik berkekuatan tinggi yang sangat sensitif, digunakan secara eksklusif untuk tujuan militer, misalnya untuk menghancurkan jembatan. Bentuknya kompak, bisa berupa batangan kecil atau persegi, dan bisa diledakkan dengan menggunakan pemicu waktu (timer), remote control, kunci penyulut, dan sebagainya. C4 diproduksi di AS dan Eropa. Bom yang peka terhadap cahaya dan getaran ini sering digunakan militer untuk kerja penghancuran (demolition) dan digunakan hanya oleh pasukan khusus.
Namun, waktu terjadi peledakan Bom di depan rumah Duta Besar Filipina di Jakarta juga di Bursa Efek Jakarta, demikian pula di Legian Bali (meski berikutnya dugaan berpindah ke RDX) tidak sedikit yang mempercayai bahwa peledak yang digunakan dari jenis C4 yang jarang ada di Indonesia.
Hal lain yang dapat dikemukakan mengenai C4 adalah selain akses untuk mendapatkannya relatif sulit, cara menggunakannnya pun sulit. Sebagaimana dengan peledak lain seperti RDX, memang hanya kalangan terlatih saja yang mampu mengoperasikannya bahan peledak ini dengan hasil mengerikan seperti di Bali Sabtu, 12 Oktober 2002. Sebagian besar bom teroris bisa dikategorikan sebagai bom rakitan atau sering disingkat IED (Improvised Explosive Devices). Bahan diperoleh dari curian atau penyalahgunaan dari militer atau pasokan peledakan komersial, atau dibuat dari pupuk atau bahan rumahan lainnya. Tabel 3.9. berikut adalah bahan-bahan yang disukai teroris untuk melakukan aksinya.
Table 3.9. Komponen-komponen IED (Improvised Explosive Devices)
Bahan peledak Pemicu untuk meledakkan IED
Semtex Diaktifkan dengan tekanan (fisik)RDX (Cyclonite atau Hexogen, trgt. Bentuk)
Dengan tekanan (air atau atmosferik)
PETN (bentuk kasar RDX) Sinyal elektronik (remote control)C4 (Peledak plastik) Sinyal elektronik (frekuensi radio)TNT Kejut elektronik (detonator)Dinamite Sel foto elektrikPupuk digunakan sebagi dasar (NH3NO4) Detektor gerak
Detektor panasPemicu radiasiKoneksi sirkuit (anti-handling devices)Time switch (elektronik)Time switch (diaktifkan asam)Kawat sekring