bab v
DESCRIPTION
KTITRANSCRIPT
![Page 1: BAB V](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081702/5695d0fa1a28ab9b0294aa3b/html5/thumbnails/1.jpg)
45
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Puskesmas Rawat Inap Simpur
5.1.1 Sejarah Puskesmas
Puskesmas Simpur berdiri sejak tahun 1958 dengan wilayah kerja 11
kelurahan dan 4 puskesmas pembantu, berlokasi di Jl. Kartini No.24
Kel Tanjung Karang. Pada tahun 1970 pindah ke Jl. Batu Sangkar No. 4
Kel.Kelapa Tiga dan pada Tahun 2982 pindah lokasi ke Jl. Tamin No.
121 Kel. Kelapa Tiga dengan 2 puskesmas pembantu dan 6 kelurahan
wilayah kerja. Pada tahun 2009 Puskesmas Simpur berubah menjadi
Puskesmas Rawat Inap Simpur dengan 4 Kelurahan wilayah kerja tanpa
Puskesmas Pembantu.
5.1.2 Gambaran Wilayah Geografis
Wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Simpur seluas 121 Ha dan
mempunyai 4 Kelurahan di Kecamatan Tanjung Karang Pusat, yaitu :
1. Kelurahan Kelapa Tiga
2. Kelurahan Penengahan
3. Kelurahan Pasir Gintung
4. Kelurahan Gunung Sari
![Page 2: BAB V](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081702/5695d0fa1a28ab9b0294aa3b/html5/thumbnails/2.jpg)
46
5.2 Hasil Penelitian Dan Analisa Data
Penelitian dilakukan di kecamatan Tanjung Karang Pusat Puskesmas Simpur
pada tanggal 20 - 31 Mei 2013 dan didapatkan 40 orang ibu menyusui yang
sedang berkunjung ke Puskesmas Simpur Bandar Lampung.
5.2.1. Analisa Univariat
Analisa dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian, baik variabel
dependen maupun independent. Hasil dari tiap variabel ini ditampilkan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
1. Pemberian ASI Eksklusif
Tabel 5.1Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif di
Puskesmas Simpur Bandar LampungTahun 2013
No Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Memberikan ASI Eksklusif 24 60
2 Tidak memberikan ASI Eksklusif 16 40
Jumlah 40 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar (60%)
memberikan ASI Eksklusif.
![Page 3: BAB V](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081702/5695d0fa1a28ab9b0294aa3b/html5/thumbnails/3.jpg)
47
2. Tingkat Umur
Tabel 5.2Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu yang memiliki bayi
6-12bulan di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013
No Umur Jumlah Persentase (%)
1 Berisiko 12 30
2 Tidak berisiko 28 70
Jumlah 40 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar umur
responden di Puskesmas Simpur Bandar Lampung tahun 2013
termasuk dalam kategori tidak berisiko yaitu sebanyak 28 responden
(70%).
3. Tingkat Pendidikan
Tabel 5.3Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu yang memiliki bayi 6-12 bulan di Puskesmas Simpur Bandar Lampung
Tahun 2013
No Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 Tinggi 24 60
2 Rendah 16 40
Jumlah 40 100
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar
pengetahuan responden di Puskesmas Simpur Bandar Lampung tahun
![Page 4: BAB V](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081702/5695d0fa1a28ab9b0294aa3b/html5/thumbnails/4.jpg)
48
2013 termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 24 responden
(60%).
4. Status Pekerjaan
Tabel 5.4Distribusi Responden Berdasarkan status Pekerjaan Ibu yang memiliki
bayi 6-12 bulan di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013
No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1 Tidak bekerja 25 62,5
2 Bekerja 15 37,5
Jumlah 40 100
Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar Pekerjaan
responden di Puskesmas Simpur Bandar Lampung tahun 2013
termasuk dalam kategori tidak bekerja yaitu sebanyak 25 responden
(62,5%).
5. Paritas
Tabel 5.5Distribusi Responden Berdasarkan Paritas Ibu yang memiliki bayi
6-12 bulan di Puskesmas Simpur Bandar LampungTahun 2013
No Paritas Jumlah Persentase (%)
1 Primipara 9 22,5
2 Multipara 31 77,5
Jumlah 40 100
![Page 5: BAB V](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081702/5695d0fa1a28ab9b0294aa3b/html5/thumbnails/5.jpg)
49
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar Paritas
responden di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013
termasuk dalam kategori Multipara yaitu sebanyak 31 responden
(77,5%).
5.2.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel
independent dan variabel dependent. Dalam penelitian ini untuk
menguji validitas item dan komparatif antar faktor digunakan uji chi
square (χ 2), dengan taraf kesalahan 5%.
1. Hubungan Antara Umur Ibu Dengan Pemberian ASI
Eksklusif Di Puskesmas Simpur Bandar Lampung 2013.
Tabel 5.6Distribusi Hubungan Tingkat Umur Ibu dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar LampungTahun 2013
Umur
Pemberian ASI EksklusifTotal
P valueOR 95%
CIASI
EksklusifTidak ASI Eksklusif
N % N % N %Tidak
Berisiko20 71,4 8 28,6 28 100
0,037 5,000Berisiko 4 33,3 8 66,7 12 100
Jumlah 24 60 16 40 40 100
Berdasarkan tabel 5.6 maka diketahui bahwa responden dengan
Umur tidak berisiko dengan pemberian ASI Eksklusif yang
![Page 6: BAB V](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081702/5695d0fa1a28ab9b0294aa3b/html5/thumbnails/6.jpg)
50
memberikan ASI Eksklusif 20 orang ( 71,4%) dan responden
dengan umur tidak berisiko dengan pemberian ASI Eksklusif
yang tidak memberikan ASI Eksklusif 8 orang (28,6%).
Hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,037 yang berarti bahwa
ada hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan
pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar
Lampung tahun 2013.
Kemudian didapatkan OR=5,000 yang berarti bahwa responden
dengan umur yang tidak berisiko mempunyai peluang sebanyak
5,000 kali lebih besar memberikan ASI Eksklusif dibandingkan
dengan responden dengan umur berisiko.
![Page 7: BAB V](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081702/5695d0fa1a28ab9b0294aa3b/html5/thumbnails/7.jpg)
51
2. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Ibu Dengan
Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas Simpur Bandar
Lampung 2013.
Tabel 5.7Distribusi Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Pemberian
ASI Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar LampungTahun 2013
Pendidikan
Pemberian Asi EksklusifTotal
P valueOR 95%
CIASI
EksklusifTidak ASI Eksklusif
N % N % N %
Tinggi 18 75 6 25 24 100
0,041 5,000Rendah 6 37,5 10 62,5 16 100
Jumlah 24 60 16 4 40 100
Berdasarkan tabel 5.7 maka diketahui bahwa responden dengan
pendidikan tinggi dengan pemberian ASI Eksklusif yang
memberikan ASI Eksklusif 18 orang ( 75%) dan responden dengan
pendidikan tinggi dengan pemberian ASI Eksklusif yang tidak
memberikan ASI Eksklusif 6 orang (25%).
Hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,041 yang berarti bahwa ada
hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan pemberian
ASI Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013.
Kemudian didapatkan OR=5,000 yang berarti bahwa responden
yang mempunyai pendidikan yang tinggi mempunyai peluang
![Page 8: BAB V](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081702/5695d0fa1a28ab9b0294aa3b/html5/thumbnails/8.jpg)
52
sebanyak 5,000 kali lebih besar memberikan ASI Eksklusif
dibandingkan dengan responden yang pendidikannya rendah.
3. Hubungan antara Status Pekerjaan ibu dengan Pemberian
ASI Eksklusif Di Puskesmas Simpur Bandar Lampung tahun
2013.
Tabel 5.8Distribusi Hubungan status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian
ASI Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar LampungTahun 2013
Pekerjaan
Pemberian Asi EksklusifTotal
P valueOR 95%
CIASI
EksklusifTidak ASI Eksklusif
N % N % N % Tidak bekerja
19 76 6 24 25 100
0,020 5,000Bekerja 5 33,3 10 66,7 15 100
Jumlah 24 60 16 40 40 100
Berdasarkan tabel 5.8 maka diketahui bahwa responden dengan
status tidak bekerja dengan pemberian ASI Eksklusif yang
memberikan ASI Eksklusif 19 orang ( 76%) dan responden dengan
status tidak bekerja dengan pemberian ASI Eksklusif yang tidak
memberikan ASI Eksklusif 6 orang (24%).
Hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,020 yang berarti bahwa ada
hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan pemberian
ASI Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013.
![Page 9: BAB V](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081702/5695d0fa1a28ab9b0294aa3b/html5/thumbnails/9.jpg)
53
Kemudian didapatkan OR=5,000 yang berarti bahwa responden
yang mempunyai mempunyai status tidak bekerja mempunyai
peluang sebanyak 5,000 kali lebih besar memberikan ASI
Eksklusif dibandingkan dengan responden yang bekerja.
4. Hubungan antara Paritas ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
Di Puskesmas Simpur Bandar Lampung tahun 2013.
Tabel 5.9Distribusi Hubungan Paritas ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
di Puskesmas Simpur Bandar LampungTahun 2013
Pendidikan
Pemberian Asi EksklusifTotal
P valueOR 95%
CIASI
EksklusifTidak ASI Eksklusif
N % N % N %
Primipara 1 11,1 8 88,9 9 100
0,001 23,000Multipara 23 74,2 8 25,8 31 100
Jumlah 24 60 16 40 40 100
berdasarkan tabel 5.9 maka diketahui bahwa responden multipara
dengan pemberian ASI Eksklusif yang memberikan ASI Eksklusif
sebanyak 23 orang (74,2%) dan responden primipara yang
memberikan ASI Eksklusif sebanyak 1 orang (11,1%).
Hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,01 yang berarti bahwa ada
hubungan yang signifikan antara Paritas dengan pemberian ASI
Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013.
![Page 10: BAB V](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081702/5695d0fa1a28ab9b0294aa3b/html5/thumbnails/10.jpg)
54
Kemudian didapatkan OR=23,000 yang berarti bahwa responden
Multipara mempunyai peluang lebih besar untuk memberikan ASI
Eksklusif.
5.3. Pembahasan
5.3.1 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini menemukan keterbatasan , yaitu:
1. Instrumen yang digunakan (kuesioner) dikembangkan oleh
peneliti sendiri bukan merupakan instrumen baku, walaupun
telah diuji validitas dan reliabilitasnya sehingga masih terdapat
kemungkinan terjadinya kesalahan penafsiran oleh responden.
2. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner
sehingga memungkinkan responden menjawab pertanyaan
dengan tidak jujur atau tidak menegrti yang dimaksud sehingga
hasilnya kurang mewakili secara kualitatif.
3. Pengisian kuesioner tidak dilakukan dalam waktu khusus
sehingga respondne terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal
dalam menjawab kuesioner.
4. Dalam ruang lingkup penelitian ini, terbatas pada variabel-
variabel yang terpola dalam kerangka konsep, sehingga variabel-
variabel lain yang memilki kemungkinan berhunbungan tidak di
amati dan diabaikan.
![Page 11: BAB V](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081702/5695d0fa1a28ab9b0294aa3b/html5/thumbnails/11.jpg)
55
5.3.2 Pemberian ASI Eksklusif
Sebagian besar pemberian ASI Eksklusif responden di Puskesmas
Simpur Bandar Lampung Tahun 2013 termasuk dalam kategori
tinggi memberikan ASI Eksklusif yaitu sebanyak 24 responden
(60%).
Pemberian ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, air putih
selama 6 bulan. Pemberian ASI Eksklusif pada bayi juga tidak
diberikan makanan tambahan seperti pisang, papaya, bubur susu,
biskuit, bubur nasi, tim, dan sebagainya (Roesli, 2009).
Pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi beberapa faktor diantaranya
Faktor Umur, Pendidikan, Pekerjaan, dan Paritas,. Semuanya
memiliki hubungan yang sangat signifikan terhadap pemberian ASI
Eksklusif.
5.3.3 Umur
Sebagian besar Umur responden di Puskesmas Simpur Bandar
Lampung Tahun 2013 termasuk dalam kategori tidak berisiko
memberikan ASI Eksklusif yaitu sebanyak 28 responden (70%).
![Page 12: BAB V](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081702/5695d0fa1a28ab9b0294aa3b/html5/thumbnails/12.jpg)
56
Hasil uji ststistik diperoleh p-value =0,037 yang berarti bahwa ada
hubungan signifikan antara umur ibu dengan pemberian ASI
Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013.
Kemudian didapatkan OR = 5,000 yang berarti bahwa responden
kategori umur tidak berisiko mempunyai peluang sebanyak 5,000
kali memberikan ASI Eksklusif dibandingkan dengan responden
kategori umur berisiko.
Menurut Yamin (2007) yang dikutip dalam Ida (2011), tidak semua
wanita mempunyai kemampuan yang sama dalam menyusui. Pada
umumnya wanita lebih muda, kemampuan menyusui lebih baik
daripada wanita yang lebih tua. Salah satu penyebabnya adalah
perkembangan kelenjar yang matang pada masa pubertas dan
fungsinya yang berubah sesudah melahirkan bayi. Hasil penelitian di
Brazil menunjukkan bahwa anak yang terlahir dari perempuan
berusia 25 sampai 29 tahun, mempunyai peluang 1,52 kali untuk
diberikan ASI Eksklusif dibandingkan anak yang dilahirkan dari ibu
yang kurang dari 25 tahun atau diatas 30 tahun (Venancio dalam Ida,
2011).
Pada umumnya wanita yang berumur 20-35 tahun lebih banyak
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar sehingga mereka banyak
mendapatkan informasi tentang pemberian ASI Eksklusif.
![Page 13: BAB V](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081702/5695d0fa1a28ab9b0294aa3b/html5/thumbnails/13.jpg)
57
Teori diatas sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan bahwa
adanya hubungan yang signifikan antara umur dengan pemberian
ASI Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013
5.3.4 Tingkat Pendidikan
Sebagian besar Pendidikan di Puskesmas Simpur Bandar Lampung
tahun 2013 termasuk dalam kategori Tinggi yaitu sebanyak 24
responden (60%).
Hasil uji ststistik diperoleh p-value =0,041 yang berarti bahwa ada
hubungan signifikan antara pendidikan ibu dengan pemberian ASI
Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013.
Kemudian didapatkan OR = 5,000 yang berarti bahwa responden
yang mempunyai pendidikan yang tinggi mempunyai peluang
sebanyak 5,000 kali memberikan ASI Eksklusif dibandingkan
dengan responden yang pendidikan rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan yg dimiliki
responden tinggi, hal ini dpt dilihat dari hasil jawaban responden
pada kuesioner yg diberikan oleh peneliti.
Menurut kamus besar bahasa indonesia (2005), pendidikan adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
![Page 14: BAB V](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081702/5695d0fa1a28ab9b0294aa3b/html5/thumbnails/14.jpg)
58
pengajaran dan pelatihan. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka diharapkan akan meningkatkan kemampuan
mengembangkan potensi diri, perubahan sikap dan tata laku sehingga
meningkatkan kedewasaan.
Hasil penelitian di Brazil menunjukkan bahwa semakin tinggi
pendidikan ibu, semakin besar peluang bayi untuk diberikan ASI
Eksklusif . Anak dari ibu yang menyelesaikan pendidikan dasar
mempunyai 2 kali peluang untuk diberikan ASI Eksklusif oleh
ibunya dibanding bayi dari ibu yang tidak dapat menyelesaikan
pendidikan dasar (Venancio dalam Ida, 2011)
Tingkat pendidikan ibu yang rendah mengakibatkan kurangnya
pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah, terutama dalam
pemberian ASI Eksklusif. Pengetahuan ini diperoleh baik secara
formal maupun informal. Sedangkan ibu-ibu yang mempunyai
tingkat pendidikan yang lebih tinggi, umumnya terbuka menerima
perubahan atau hal-hal baru guna pemeliharaaan kesehatannya, dan
ibu yang berpendidikan tinggi tidak mudah terpengaruh oleh
lingkungan seperti gosip dan rumor yang beredar (Departemen
Kesehatan, 1996).
Pada umumnya ibu yang tingkat pendidikan nya tinggi memiliki rasa
ingin tahu yang lebih besar tentang ASI Eksklusif dibandingkan
![Page 15: BAB V](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081702/5695d0fa1a28ab9b0294aa3b/html5/thumbnails/15.jpg)
59
dengan yang berpendidikan rendah. Ibu yang berpendidikan tinggi
dapat menerima perubahan untuk menuju lebih baik dan biasanya
mencari tahu banyak hal tentang ASI Eksklusif.
Teori diatas sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan bahwa
adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan
pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar Lampung
Tahun 2013
5.3.5 Pekerjaan
Sebagian besar responden di puskesmas Simpur bandar lampung
tahun 2013 termasuk dalam status pekerjaan tidak bekerja yaitu
sebanyak 25 responden (62,5%).
Yang memiliki pekerjaan serta memberikan ASI Eksklusif adalah
sebanyak 5 orang (33,3%), sedangkan ibu yang memiliki pekerjaan
serta tidak memberikan ASI Eksklusif adalah 10 orang (66,7%).
Ibu yang tidak memiliki pekerjaan serta memberikan ASI eksklusif
adalah 19 orang (76%), sedangkan ibu yang tidak memiliki
pekerjaan serta tidak memberikan ASI eksklusif adalah 6 (24%).
Hasil uji ststistik diperoleh p- value =0,020 yang berarti bahwa ada
hubungan signifikan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian
ASI Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013.
![Page 16: BAB V](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081702/5695d0fa1a28ab9b0294aa3b/html5/thumbnails/16.jpg)
60
Kemudian didapatkan OR = 5,000 yang berarti bahwa responden
dengan status tidak bekerja mempunyai peluang sebanyak 5,000 kali
memberikan ASI Eksklusif dibandingkan dengan responden dengan
status bekerja.
Menurut Esterik (1990) dalam Ida (2011) pekerjaan mempengaruhi
keberhasilan pemberian ASI Eksklusif , karena untuk sementara
waktu ibu tidak berada dekat dengan anaknya. Ibu bekerja cenderung
lebih cepat memberikan MP-ASI kepada bayinya.
Hal ini terjadi karena banyak ibu yang bekerja tidak memiliki waktu
yang cukup untuk memberikan ASI kepada anaknya, selain itu cuti
melahirkan yang terlalu singkat yaitu kebijakan pemerintah hanya
memberikan cuti melahirkan selama 3 bulan, sedangkan ASI
Eksklusif diberikan sampai 6 bulan. Kebijakan tersebut kurang
mendukung program pemberian ASI Eksklusif karena ibu tidak
dapat berada di samping bayi sepenuhnya selama pemberian ASI
Eksklusif 6 bulan. Dan tidak adanya ruang khusus menyusui atau
memompa ASI di tempat kerja, menjadi hal yang membuat ibu sulit
untuk memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya.
Ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI Eksklusif yaitu pada
pagi hari sebelum ibu berangkat bekerja ibu dapat memerah ASI dan
disimpan di lemari es. Di tempat kerja, ibu dapat memerah ASI 2-3
![Page 17: BAB V](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081702/5695d0fa1a28ab9b0294aa3b/html5/thumbnails/17.jpg)
61
kali (setiap 3 jam). ASI dapat di simpan di lemari es dan dibawa
pulang dengan termos es saat ibu selesai bekerja.
Mungkin jika kebijakan pemerintah tentang pemberian cuti
melahirkan di perpanjang menjadi 6 bulan, tidak mustahil jika
pemberian ASI Eksklusif meningkat.
5.3.6 Paritas
Sebagian besar responden di Puskesmas Simpur Bandar Lampung
tahun 2013 termasuk dalam kategori multipara yaitu sebanyak 31
responden (77,5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa paritas yg
paling banyak adalah multipara dimana responden telah memiliki
anak lebih dari 2 orang.
Hasil uji ststistik diperoleh p value =0,001 yang berarti bahwa ada
hubungan signifikan antara paritas ibu dengan pemberian ASI
Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013.
Kemudian didapatkan OR = 23,000 yang berarti bahwa responden
Multipara mempunyai peluang sebanyak 23,000 kali memberikan
ASI Eksklusif dibandingkan dengan responden Primipara.
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dijumpai oleh
seorang wanita (BKKBN, 2006). Mengungkapkan bahwa pada
paritas multipara memiliki pengalaman yang sebelumnya pada anak
![Page 18: BAB V](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022081702/5695d0fa1a28ab9b0294aa3b/html5/thumbnails/18.jpg)
62
pertama, oleh karna itu ibu multipara akan lebih sering memberi ASI
Eksklusif dibanding ibu primigravida.
Dari data diatas hal ini memungkinkan ibu multipara akan memberi
ASI Eksklusif karna pengalaman ibu pada anak sbelumnya
berdasarkan pengalaman ibu pada anak sebelumnya ibu memilki
pengetahuan yang lebih tentang ASI Eksklusif dan ibu tidak akan
ragu-ragu atau tidak percaya diri lagi untuk memberikan ASI
Eksklusif pada anaknya.
Sedangkan pada ibu primipara akan lebih mudah terpengaruh oleh
lingkungan atau orang lain karena ibu primipara belum memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang lebih tentang ASI Eksklusif dan
juga ibu primipara pada umumnya setelah melahirkan akan lebih
mementingkan, dan fokus pada dirinya sendiri dibandingkan dengan
bayinya k. Ibu primipara ingin lebih diperhatikan. Rasa percaya diri
yang kurang dan rasa lelah setelah melahirkan membuat ibu
primipara kurang memperhatikan bayinya sehingga ibu primipara
akan cenderung memberikan susu formula.