bab v

27
45 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Puskesmas Rawat Inap Simpur 5.1.1 Sejarah Puskesmas Puskesmas Simpur berdiri sejak tahun 1958 dengan wilayah kerja 11 kelurahan dan 4 puskesmas pembantu, berlokasi di Jl. Kartini No.24 Kel Tanjung Karang. Pada tahun 1970 pindah ke Jl. Batu Sangkar No. 4 Kel.Kelapa Tiga dan pada Tahun 2982 pindah lokasi ke Jl. Tamin No. 121 Kel. Kelapa Tiga dengan 2 puskesmas pembantu dan 6 kelurahan wilayah kerja. Pada tahun 2009 Puskesmas Simpur berubah menjadi Puskesmas Rawat Inap Simpur dengan 4 Kelurahan wilayah kerja tanpa Puskesmas Pembantu. 5.1.2 Gambaran Wilayah Geografis Wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Simpur seluas 121 Ha dan mempunyai 4 Kelurahan di Kecamatan Tanjung Karang Pusat, yaitu :

Upload: titis-wika

Post on 29-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KTI

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V

45

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Puskesmas Rawat Inap Simpur

5.1.1 Sejarah Puskesmas

Puskesmas Simpur berdiri sejak tahun 1958 dengan wilayah kerja 11

kelurahan dan 4 puskesmas pembantu, berlokasi di Jl. Kartini No.24

Kel Tanjung Karang. Pada tahun 1970 pindah ke Jl. Batu Sangkar No. 4

Kel.Kelapa Tiga dan pada Tahun 2982 pindah lokasi ke Jl. Tamin No.

121 Kel. Kelapa Tiga dengan 2 puskesmas pembantu dan 6 kelurahan

wilayah kerja. Pada tahun 2009 Puskesmas Simpur berubah menjadi

Puskesmas Rawat Inap Simpur dengan 4 Kelurahan wilayah kerja tanpa

Puskesmas Pembantu.

5.1.2 Gambaran Wilayah Geografis

Wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Simpur seluas 121 Ha dan

mempunyai 4 Kelurahan di Kecamatan Tanjung Karang Pusat, yaitu :

1. Kelurahan Kelapa Tiga

2. Kelurahan Penengahan

3. Kelurahan Pasir Gintung

4. Kelurahan Gunung Sari

Page 2: BAB V

46

5.2 Hasil Penelitian Dan Analisa Data

Penelitian dilakukan di kecamatan Tanjung Karang Pusat Puskesmas Simpur

pada tanggal 20 - 31 Mei 2013 dan didapatkan 40 orang ibu menyusui yang

sedang berkunjung ke Puskesmas Simpur Bandar Lampung.

5.2.1. Analisa Univariat

Analisa dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian, baik variabel

dependen maupun independent. Hasil dari tiap variabel ini ditampilkan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

1. Pemberian ASI Eksklusif

Tabel 5.1Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif di

Puskesmas Simpur Bandar LampungTahun 2013

No Kategori Jumlah Persentase (%)

1 Memberikan ASI Eksklusif 24 60

2 Tidak memberikan ASI Eksklusif 16 40

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar (60%)

memberikan ASI Eksklusif.

Page 3: BAB V

47

2. Tingkat Umur

Tabel 5.2Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu yang memiliki bayi

6-12bulan di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013

No Umur Jumlah Persentase (%)

1 Berisiko 12 30

2 Tidak berisiko 28 70

  Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar umur

responden di Puskesmas Simpur Bandar Lampung tahun 2013

termasuk dalam kategori tidak berisiko yaitu sebanyak 28 responden

(70%).

3. Tingkat Pendidikan

Tabel 5.3Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu yang memiliki bayi 6-12 bulan di Puskesmas Simpur Bandar Lampung

Tahun 2013

No Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 Tinggi 24 60

2 Rendah 16 40

  Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar

pengetahuan responden di Puskesmas Simpur Bandar Lampung tahun

Page 4: BAB V

48

2013 termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 24 responden

(60%).

4. Status Pekerjaan

Tabel 5.4Distribusi Responden Berdasarkan status Pekerjaan Ibu yang memiliki

bayi 6-12 bulan di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013

No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1 Tidak bekerja 25 62,5

2 Bekerja 15 37,5

  Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar Pekerjaan

responden di Puskesmas Simpur Bandar Lampung tahun 2013

termasuk dalam kategori tidak bekerja yaitu sebanyak 25 responden

(62,5%).

5. Paritas

Tabel 5.5Distribusi Responden Berdasarkan Paritas Ibu yang memiliki bayi

6-12 bulan di Puskesmas Simpur Bandar LampungTahun 2013

No Paritas Jumlah Persentase (%)

1 Primipara 9 22,5

2 Multipara 31 77,5

  Jumlah 40 100

Page 5: BAB V

49

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar Paritas

responden di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013

termasuk dalam kategori Multipara yaitu sebanyak 31 responden

(77,5%).

5.2.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

independent dan variabel dependent. Dalam penelitian ini untuk

menguji validitas item dan komparatif antar faktor digunakan uji chi

square (χ 2), dengan taraf kesalahan 5%.

1. Hubungan Antara Umur Ibu Dengan Pemberian ASI

Eksklusif Di Puskesmas Simpur Bandar Lampung 2013.

Tabel 5.6Distribusi Hubungan Tingkat Umur Ibu dengan Pemberian ASI

Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar LampungTahun 2013

Umur

Pemberian ASI EksklusifTotal

P valueOR 95%

CIASI

EksklusifTidak ASI Eksklusif

N % N % N %Tidak

Berisiko20 71,4 8 28,6 28 100

0,037 5,000Berisiko 4 33,3 8 66,7 12 100

Jumlah 24 60 16 40 40 100

Berdasarkan tabel 5.6 maka diketahui bahwa responden dengan

Umur tidak berisiko dengan pemberian ASI Eksklusif yang

Page 6: BAB V

50

memberikan ASI Eksklusif 20 orang ( 71,4%) dan responden

dengan umur tidak berisiko dengan pemberian ASI Eksklusif

yang tidak memberikan ASI Eksklusif 8 orang (28,6%).

Hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,037 yang berarti bahwa

ada hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan

pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar

Lampung tahun 2013.

Kemudian didapatkan OR=5,000 yang berarti bahwa responden

dengan umur yang tidak berisiko mempunyai peluang sebanyak

5,000 kali lebih besar memberikan ASI Eksklusif dibandingkan

dengan responden dengan umur berisiko.

Page 7: BAB V

51

2. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Ibu Dengan

Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas Simpur Bandar

Lampung 2013.

Tabel 5.7Distribusi Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Pemberian

ASI Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar LampungTahun 2013

Pendidikan

Pemberian Asi EksklusifTotal

P valueOR 95%

CIASI

EksklusifTidak ASI Eksklusif

N % N % N %

Tinggi 18 75 6 25 24 100

0,041 5,000Rendah 6 37,5 10 62,5 16 100

Jumlah 24 60 16 4 40 100

Berdasarkan tabel 5.7 maka diketahui bahwa responden dengan

pendidikan tinggi dengan pemberian ASI Eksklusif yang

memberikan ASI Eksklusif 18 orang ( 75%) dan responden dengan

pendidikan tinggi dengan pemberian ASI Eksklusif yang tidak

memberikan ASI Eksklusif 6 orang (25%).

Hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,041 yang berarti bahwa ada

hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan pemberian

ASI Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013.

Kemudian didapatkan OR=5,000 yang berarti bahwa responden

yang mempunyai pendidikan yang tinggi mempunyai peluang

Page 8: BAB V

52

sebanyak 5,000 kali lebih besar memberikan ASI Eksklusif

dibandingkan dengan responden yang pendidikannya rendah.

3. Hubungan antara Status Pekerjaan ibu dengan Pemberian

ASI Eksklusif Di Puskesmas Simpur Bandar Lampung tahun

2013.

Tabel 5.8Distribusi Hubungan status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian

ASI Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar LampungTahun 2013

Pekerjaan

Pemberian Asi EksklusifTotal

P valueOR 95%

CIASI

EksklusifTidak ASI Eksklusif

N % N % N % Tidak bekerja

19 76 6 24 25 100

0,020 5,000Bekerja 5 33,3 10 66,7 15 100

Jumlah 24 60 16 40 40 100

Berdasarkan tabel 5.8 maka diketahui bahwa responden dengan

status tidak bekerja dengan pemberian ASI Eksklusif yang

memberikan ASI Eksklusif 19 orang ( 76%) dan responden dengan

status tidak bekerja dengan pemberian ASI Eksklusif yang tidak

memberikan ASI Eksklusif 6 orang (24%).

Hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,020 yang berarti bahwa ada

hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan pemberian

ASI Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013.

Page 9: BAB V

53

Kemudian didapatkan OR=5,000 yang berarti bahwa responden

yang mempunyai mempunyai status tidak bekerja mempunyai

peluang sebanyak 5,000 kali lebih besar memberikan ASI

Eksklusif dibandingkan dengan responden yang bekerja.

4. Hubungan antara Paritas ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif

Di Puskesmas Simpur Bandar Lampung tahun 2013.

Tabel 5.9Distribusi Hubungan Paritas ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif

di Puskesmas Simpur Bandar LampungTahun 2013

Pendidikan

Pemberian Asi EksklusifTotal

P valueOR 95%

CIASI

EksklusifTidak ASI Eksklusif

N % N % N %

Primipara 1 11,1 8 88,9 9 100

0,001 23,000Multipara 23 74,2 8 25,8 31 100

Jumlah 24 60 16 40 40 100

berdasarkan tabel 5.9 maka diketahui bahwa responden multipara

dengan pemberian ASI Eksklusif yang memberikan ASI Eksklusif

sebanyak 23 orang (74,2%) dan responden primipara yang

memberikan ASI Eksklusif sebanyak 1 orang (11,1%).

Hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,01 yang berarti bahwa ada

hubungan yang signifikan antara Paritas dengan pemberian ASI

Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013.

Page 10: BAB V

54

Kemudian didapatkan OR=23,000 yang berarti bahwa responden

Multipara mempunyai peluang lebih besar untuk memberikan ASI

Eksklusif.

5.3. Pembahasan

5.3.1 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini menemukan keterbatasan , yaitu:

1. Instrumen yang digunakan (kuesioner) dikembangkan oleh

peneliti sendiri bukan merupakan instrumen baku, walaupun

telah diuji validitas dan reliabilitasnya sehingga masih terdapat

kemungkinan terjadinya kesalahan penafsiran oleh responden.

2. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner

sehingga memungkinkan responden menjawab pertanyaan

dengan tidak jujur atau tidak menegrti yang dimaksud sehingga

hasilnya kurang mewakili secara kualitatif.

3. Pengisian kuesioner tidak dilakukan dalam waktu khusus

sehingga respondne terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal

dalam menjawab kuesioner.

4. Dalam ruang lingkup penelitian ini, terbatas pada variabel-

variabel yang terpola dalam kerangka konsep, sehingga variabel-

variabel lain yang memilki kemungkinan berhunbungan tidak di

amati dan diabaikan.

Page 11: BAB V

55

5.3.2 Pemberian ASI Eksklusif

Sebagian besar pemberian ASI Eksklusif responden di Puskesmas

Simpur Bandar Lampung Tahun 2013 termasuk dalam kategori

tinggi memberikan ASI Eksklusif yaitu sebanyak 24 responden

(60%).

Pemberian ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa

tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, air putih

selama 6 bulan. Pemberian ASI Eksklusif pada bayi juga tidak

diberikan makanan tambahan seperti pisang, papaya, bubur susu,

biskuit, bubur nasi, tim, dan sebagainya (Roesli, 2009).

Pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi beberapa faktor diantaranya

Faktor Umur, Pendidikan, Pekerjaan, dan Paritas,. Semuanya

memiliki hubungan yang sangat signifikan terhadap pemberian ASI

Eksklusif.

5.3.3 Umur

Sebagian besar Umur responden di Puskesmas Simpur Bandar

Lampung Tahun 2013 termasuk dalam kategori tidak berisiko

memberikan ASI Eksklusif yaitu sebanyak 28 responden (70%).

Page 12: BAB V

56

Hasil uji ststistik diperoleh p-value =0,037 yang berarti bahwa ada

hubungan signifikan antara umur ibu dengan pemberian ASI

Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013.

Kemudian didapatkan OR = 5,000 yang berarti bahwa responden

kategori umur tidak berisiko mempunyai peluang sebanyak 5,000

kali memberikan ASI Eksklusif dibandingkan dengan responden

kategori umur berisiko.

Menurut Yamin (2007) yang dikutip dalam Ida (2011), tidak semua

wanita mempunyai kemampuan yang sama dalam menyusui. Pada

umumnya wanita lebih muda, kemampuan menyusui lebih baik

daripada wanita yang lebih tua. Salah satu penyebabnya adalah

perkembangan kelenjar yang matang pada masa pubertas dan

fungsinya yang berubah sesudah melahirkan bayi. Hasil penelitian di

Brazil menunjukkan bahwa anak yang terlahir dari perempuan

berusia 25 sampai 29 tahun, mempunyai peluang 1,52 kali untuk

diberikan ASI Eksklusif dibandingkan anak yang dilahirkan dari ibu

yang kurang dari 25 tahun atau diatas 30 tahun (Venancio dalam Ida,

2011).

Pada umumnya wanita yang berumur 20-35 tahun lebih banyak

bersosialisasi dengan lingkungan sekitar sehingga mereka banyak

mendapatkan informasi tentang pemberian ASI Eksklusif.

Page 13: BAB V

57

Teori diatas sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan bahwa

adanya hubungan yang signifikan antara umur dengan pemberian

ASI Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013

5.3.4 Tingkat Pendidikan

Sebagian besar Pendidikan di Puskesmas Simpur Bandar Lampung

tahun 2013 termasuk dalam kategori Tinggi yaitu sebanyak 24

responden (60%).

Hasil uji ststistik diperoleh p-value =0,041 yang berarti bahwa ada

hubungan signifikan antara pendidikan ibu dengan pemberian ASI

Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013.

Kemudian didapatkan OR = 5,000 yang berarti bahwa responden

yang mempunyai pendidikan yang tinggi mempunyai peluang

sebanyak 5,000 kali memberikan ASI Eksklusif dibandingkan

dengan responden yang pendidikan rendah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan yg dimiliki

responden tinggi, hal ini dpt dilihat dari hasil jawaban responden

pada kuesioner yg diberikan oleh peneliti.

Menurut kamus besar bahasa indonesia (2005), pendidikan adalah

proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok

orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

Page 14: BAB V

58

pengajaran dan pelatihan. Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang, maka diharapkan akan meningkatkan kemampuan

mengembangkan potensi diri, perubahan sikap dan tata laku sehingga

meningkatkan kedewasaan.

Hasil penelitian di Brazil menunjukkan bahwa semakin tinggi

pendidikan ibu, semakin besar peluang bayi untuk diberikan ASI

Eksklusif . Anak dari ibu yang menyelesaikan pendidikan dasar

mempunyai 2 kali peluang untuk diberikan ASI Eksklusif oleh

ibunya dibanding bayi dari ibu yang tidak dapat menyelesaikan

pendidikan dasar (Venancio dalam Ida, 2011)

Tingkat pendidikan ibu yang rendah mengakibatkan kurangnya

pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah, terutama dalam

pemberian ASI Eksklusif. Pengetahuan ini diperoleh baik secara

formal maupun informal. Sedangkan ibu-ibu yang mempunyai

tingkat pendidikan yang lebih tinggi, umumnya terbuka menerima

perubahan atau hal-hal baru guna pemeliharaaan kesehatannya, dan

ibu yang berpendidikan tinggi tidak mudah terpengaruh oleh

lingkungan seperti gosip dan rumor yang beredar (Departemen

Kesehatan, 1996).

Pada umumnya ibu yang tingkat pendidikan nya tinggi memiliki rasa

ingin tahu yang lebih besar tentang ASI Eksklusif dibandingkan

Page 15: BAB V

59

dengan yang berpendidikan rendah. Ibu yang berpendidikan tinggi

dapat menerima perubahan untuk menuju lebih baik dan biasanya

mencari tahu banyak hal tentang ASI Eksklusif.

Teori diatas sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan bahwa

adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan

pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar Lampung

Tahun 2013

5.3.5 Pekerjaan

Sebagian besar responden di puskesmas Simpur bandar lampung

tahun 2013 termasuk dalam status pekerjaan tidak bekerja yaitu

sebanyak 25 responden (62,5%).

Yang memiliki pekerjaan serta memberikan ASI Eksklusif adalah

sebanyak 5 orang (33,3%), sedangkan ibu yang memiliki pekerjaan

serta tidak memberikan ASI Eksklusif adalah 10 orang (66,7%).

Ibu yang tidak memiliki pekerjaan serta memberikan ASI eksklusif

adalah 19 orang (76%), sedangkan ibu yang tidak memiliki

pekerjaan serta tidak memberikan ASI eksklusif adalah 6 (24%).

Hasil uji ststistik diperoleh p- value =0,020 yang berarti bahwa ada

hubungan signifikan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian

ASI Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013.

Page 16: BAB V

60

Kemudian didapatkan OR = 5,000 yang berarti bahwa responden

dengan status tidak bekerja mempunyai peluang sebanyak 5,000 kali

memberikan ASI Eksklusif dibandingkan dengan responden dengan

status bekerja.

Menurut Esterik (1990) dalam Ida (2011) pekerjaan mempengaruhi

keberhasilan pemberian ASI Eksklusif , karena untuk sementara

waktu ibu tidak berada dekat dengan anaknya. Ibu bekerja cenderung

lebih cepat memberikan MP-ASI kepada bayinya.

Hal ini terjadi karena banyak ibu yang bekerja tidak memiliki waktu

yang cukup untuk memberikan ASI kepada anaknya, selain itu cuti

melahirkan yang terlalu singkat yaitu kebijakan pemerintah hanya

memberikan cuti melahirkan selama 3 bulan, sedangkan ASI

Eksklusif diberikan sampai 6 bulan. Kebijakan tersebut kurang

mendukung program pemberian ASI Eksklusif karena ibu tidak

dapat berada di samping bayi sepenuhnya selama pemberian ASI

Eksklusif 6 bulan. Dan tidak adanya ruang khusus menyusui atau

memompa ASI di tempat kerja, menjadi hal yang membuat ibu sulit

untuk memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya.

Ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI Eksklusif yaitu pada

pagi hari sebelum ibu berangkat bekerja ibu dapat memerah ASI dan

disimpan di lemari es. Di tempat kerja, ibu dapat memerah ASI 2-3

Page 17: BAB V

61

kali (setiap 3 jam). ASI dapat di simpan di lemari es dan dibawa

pulang dengan termos es saat ibu selesai bekerja.

Mungkin jika kebijakan pemerintah tentang pemberian cuti

melahirkan di perpanjang menjadi 6 bulan, tidak mustahil jika

pemberian ASI Eksklusif meningkat.

5.3.6 Paritas

Sebagian besar responden di Puskesmas Simpur Bandar Lampung

tahun 2013 termasuk dalam kategori multipara yaitu sebanyak 31

responden (77,5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa paritas yg

paling banyak adalah multipara dimana responden telah memiliki

anak lebih dari 2 orang.

Hasil uji ststistik diperoleh p value =0,001 yang berarti bahwa ada

hubungan signifikan antara paritas ibu dengan pemberian ASI

Eksklusif di Puskesmas Simpur Bandar Lampung Tahun 2013.

Kemudian didapatkan OR = 23,000 yang berarti bahwa responden

Multipara mempunyai peluang sebanyak 23,000 kali memberikan

ASI Eksklusif dibandingkan dengan responden Primipara.

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dijumpai oleh

seorang wanita (BKKBN, 2006). Mengungkapkan bahwa pada

paritas multipara memiliki pengalaman yang sebelumnya pada anak

Page 18: BAB V

62

pertama, oleh karna itu ibu multipara akan lebih sering memberi ASI

Eksklusif dibanding ibu primigravida.

Dari data diatas hal ini memungkinkan ibu multipara akan memberi

ASI Eksklusif karna pengalaman ibu pada anak sbelumnya

berdasarkan pengalaman ibu pada anak sebelumnya ibu memilki

pengetahuan yang lebih tentang ASI Eksklusif dan ibu tidak akan

ragu-ragu atau tidak percaya diri lagi untuk memberikan ASI

Eksklusif pada anaknya.

Sedangkan pada ibu primipara akan lebih mudah terpengaruh oleh

lingkungan atau orang lain karena ibu primipara belum memiliki

pengetahuan dan pengalaman yang lebih tentang ASI Eksklusif dan

juga ibu primipara pada umumnya setelah melahirkan akan lebih

mementingkan, dan fokus pada dirinya sendiri dibandingkan dengan

bayinya k. Ibu primipara ingin lebih diperhatikan. Rasa percaya diri

yang kurang dan rasa lelah setelah melahirkan membuat ibu

primipara kurang memperhatikan bayinya sehingga ibu primipara

akan cenderung memberikan susu formula.