bab iv temuan dan pembahasan 4.1 temuan 4.1.1...
TRANSCRIPT
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
4.1 TEMUAN
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMP Negeri 1 Pekanbaru merupakan salah satu Sekolah Menengah
Pertama Negeri yang ada di Provinsi Riau, Indonesia. Sama dengan SMP pada
umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMPN 1 Pekanbaru ditempuh
dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas VII sampai Kelas IX. Sekolah
ini berlamat di Jalan Sultan Syarif Kasim No. 157 Kecamatan Limapuluh Kota
Pekanbaru. SMP Negeri 1 Pekanbaru ini merupakan sekolah unggul yang dipilih
sebagai sekolah percontohan (Piloting) dalam penerapan Kurikulum 2013 sejak
bulan Juli 2013.
SMP Negeri 1 Pekanbaru memiliki berbagai program, yaitu kegiatan
Mengaji Pagi yang dilaksanakan pada setiap hari Senin sampai Kamis, kegiatan
IMTAQ yang dilaksanakan pada setiap hari Jumat. Selanjutnya, Sebagai sekolah
yang unggul di Pekanbaru, SMPN 1 Pekanbaru memiliki banyak ekstrakurikuler
yang menunjang siswa di sekolah sesuai dengan bakat dan minat mereka. Di
SMPN 1 Pekanbaru terdapat beberapa ekstrakurikuler, yaitu: pasus, Palang Merah
Remaja (PMR), drum band, pramuka, tutsal, basket dan seni. Fasilitas yang
dimiliki SMP Negeri 1 Pekanbaru untuk menunjang kegiatan belajar mengajar
antara lain: Kelas, Perpustakaan, Laboratorium Biologi, Laboratorium Fisika,
Laboratorium Komputer, Ruang baca, Bimbingan Konseling, Unit Kesehatan
Sekolah (UKS), Koperasi, Kantin, Lapangan Upacara dan Lapangan Olahraga
(Basket ball, Lempar lembing, Bola kaki, Tkraw, Pimpong, Volley ball, dan
Badminton).
79
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.2 HASIL TEMUAN
4.2.1. Deskripsi Hasil Temuan
a. Deskripsi Hasil Wawancara
Pada penelitian tesis dengan judul kompetensi pedagogik guru dalam
pembelajaran PPKn untuk pencapaian kompetensi sikap spiritual dan sosial peseta
didik, peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu melalui
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil wawancara yang
didukung dengan observasi dan dokumentasi, peneliti akan memaparkannya
sesuai dengan rumusan masalah penelitian dengan maksud untuk memudahkan
dalam proses pembahasan masalah.
Tabel 4.1
Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Perencanaan
Pembelajaran PPKn untuk Pencapaian Kompetensi Sikap Peserta Didik
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
1 Bagaimana
memahami
karakteristik
pesarta didik?
TR Memahami karakteristik peserta didik
yakni dengan melakukan komunikasi
yang baik dengan peserta didik dan
berinteraksi dengan peserta didik dalam
setiap aktivitas pendidikan. Proses
tersebut apabila dilakukan dengan baik,
maka kita sebagai guru akan
mengetahui bagaimana karakteristik
peserta didik. Setelah mengetahui
karakteristik peserta didik itu seperti
apa, maka akan lebih memudahkan
dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar.
FRW Untuk memahami karakteristik peserta
didik yang berasal dari latar belakang
80
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
yang berbeda-beda yakni dengan
melakukan pendekatan kepada para
peserta didik dengan cara harus
mengenal baik dimulai dari nama,
maupun asal usul keluarganya,
singkatnya harus ada interaksi timbal
balik antara guru dan peserta didik.
Interaksi ini akan membangun
kedekatan emosional yang erat,
sehingga hubungan antara guru dan
peserta didik akan harmonis.
Keharmonisan ini akan lebih
memudahkan guru memahami
karakteristik peserta didik.
2 Bagaimana cara
mengidentifikasi
potensi peserta
didik?
TR Potensi peserta didik dapat dideteksi
dari keberbakatan intelektual pada
peserta didik. Ada dua cara untuk
mengidentifikasi anak berbakat, yaitu
dengan menggunakan data objektif
(skor tes intelegensi individual, skor tes
intelegensi kelompok, skor tes
akademik, dll) dan data subjektif (ceklis
perilaku, penilaian oleh guru, penilaian
diri, penilaian teman sebaya, dll).
FRW Untuk mengidentifikasi potensi peserta
didik dapat dikenali dari ciri-ciri
(indikator) bakat peserta didik dan
kecenderungan minat peserta didik.
3 Bagaimana cara TR Cara mengidentifikasi bekal ajar peserta
81
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
mengidentifikasi
bekal-ajar awal
peserta didik?
didik dilakukan dengan cara
menanyakan kembali kepada peserta
tentang materi yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya.
FRW Biasanya saya menanyakan kepada
peserta didik tentang materi yang akan
dipelajari dengan memberikan
gambaran materi yang akan dipelajari.
Apabila telah mengetahui bekal ajar
tersebut, maka akan lebih mudah dalam
melanjutkan materi selanjutnya.
4 Bagaimana cara
mengidentifikasi
kesulitan belajar
peserta didik?
TR Cara mengidentifikasi kesulitan belajar
peserta didik dapat melalui tes hasil
belajar, dengan tes ini akan diketahui
sejauh mana peserta didik telah
mencapai tujuan belajar yang telah
ditetapkan sebelumnya. Peserta didik
dikatakan telah mencapai tujuan
pengajaran apabila dia telah menguasai
sebagian besar materi yang telah
diajarkan. Ketentuan penguasaan bahan
ditentukan dengan menetapkan patokan.
Peserta didik yang belum menguasai
bahan pelajaran sesuai patokan yang
ditetapkan, maka dikatakan belum
menguasai tujuan pengajaran. Peserta
didik yang seperti ini diduga mengalami
kesulitan belajar dan memerlukan
bantuan khusus
82
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
FRW Kesulitan belajar itu dapat diidentifikasi
melaui catatan observasi atau laporan
proses belajarnya, misalnya cepat atau
lambat dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan. Selanjutnya
ketekunan atau persistensi dalam
mengikuti pelajaran. Selain itu dapat
pula diidentifikasi dengan melihat
partisipasi dan kontribu-
sinya dalam pemecahan masalah.
5 Bagaimana cara
memahami
berbagai teori
belajar dan
prinsip-prinsip
pembelajaran
yang mendidik
terkait dengan
mata pelajaran?
TR Teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran itu merupakan satu
kesatuan yang saling berhubungan. Cara
untuk memahami teori dan prinsip
pembelajaran ini dikaitkan pula dengan
tujuan yang sebenarnya akan dicapai
dalam pembelajaran itu sendiri. Dalam
hal mencapai kompetensi sikap peserta
didik, maka dilakukan dengan cara
mengidentifikasi teori serta prinsip
pembelajaran yang tepat dalam
menanamkan sikap yang baik kepada
peserta didik.
FRW Memahami teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran dilakukan dengan
cara mengetahui terlebih dahulu tujuan
yang diharapkan dalam proses
pembelajaran. Teori dan prinsip–prinsip
pembelajaran ini sangat bermanfaat
83
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
dalam proses pembelajaran di kelas
antara guru yang langsung berinteraksi
dengan peserta didik. Jadi, setelah itu
barulah guru menyesuaikan dengan
aspek apa yang akan dicapai, yang
dalam ini adalah dalam mencapai
kompetensi sikap peserta didik.
6 Bagaimana cara
menerapkan
berbagai
pendekatan,
strategi, metode,
dan teknik
pembelajaran
yang mendidik
secara kreatif?
TR Penerapan berbagai pendekatan, metode
serta teknik pembelajaran yang akan
dilakukan dengan memperhatikan juga
materi yang disampaikan. Misalnya, ada
beberapa materi yang dapat diajarkan
dengan menggunakan metode simulasi
dan ada pula materi yang tidak dapat
disampaikan dengan menggunakan
metode tersebut. Jadi seorang guru
harus dapat memilih metode yang
sesuai dengan materi pelajaran. Untuk
mencapai kompetensi sikap peserta
didik, misalnya sikap gotong royong,
tanggung jawab, toleransi, sopan santun
dapat ditanamkan dengan menggunakan
metode diskusi.
FRW Strategi dan metode pembelajaran yang
mendidik dapat dipilih-pilih dan
disesuaikan dengan materi yang sedang
diajarkan. Selain disesuaikan dengan
materi, metode ini juga harus
disesuaikan pula dengan kondisi
84
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
sekolah dan juga sarana dan prasarana
yang ada. Metode yang dapat digunakan
untuk pencapaian kompetensi sikap
peserta didik misalnya dengan
menggunakan metode sosiodrama.
Metode ini dapat menanamkan sikap
percaya diri dalam diri peserta didik.
7 Bagaimana cara
memahami
prinsip-prinsip
pengembangan
kurikulum?
TR Memahami prinsip-prinsip dalam
pengambangan kurikulum merupakan
suatu keharusan bagi seorang guru yang
notabene merupakan aktor penting yang
bertugas dalam proses belajar mengajar.
Caranya yakni dengan mempelajari
kurikulum yang telah ada dengan
sebaik-baiknya.
FRW Komponen kurikulum dan prinsip-
prinsip kurikulum memiliki keterkaitan
antara satu dan lainnya. Pengambangan
kurikulum dengan sendirinya berkenaan
dengan komponen kurikulum dan
prinsip kurikulum. Jadi, dalam
memahami prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum harus
memperhatikan pula komponen
kurikulum.
8 Bagaimana cara
menentukan
tujuan
pembelajaran?
TR Tujuan pembelajaran harus dirumuskan
terlebih dahulu sebelum menyampaikan
materi dengan lebih jauh. Cara
menentukannya yaitu dengan
85
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
memfokuskan aspek mana yang akan
dicapai, misalnya aspek sikap,
pengetahuan, ataupun aspek
keterampilannya. Setelah mengetahui
aspek apa yang akan dicapai, maka
dapat dirumuskan tujuan pembelajaran.
FRW Seorang guru diharuskan dapat
menyusun tujuan pembelajaran dengan
jelas. Tujuan pembelajaran ini sangat
bermanfaat bagi guru maupun bagi
peserta didik, karena dengan adanya
tujuan pembelajaran dapat menentukan
arah dan tujuan yang akan dicapai.
Misalnya, salah satunya mencapai
kompetensi sikap peserta didik
disamping kompetensi pengetahuan dan
keterampilan.
9 Bagaimana cara
menentukan
pengalaman
belajar yang
sesuai untuk
mencapai tujuan
pembelajaran?
TR Dalam menentukan pengalaman belajar
yang sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai, maka seorang guru hendaknya
mengetahui terlebih dahulu kemampuan
peserta didiknya. Apabila tingkat
kemampuan peserta didik dirasa masih
kurang, maka akan lebih sulit bila hanya
disampaikan melalui penjelasan didepan
kelas. Peserta didik akan lebih mudah
memahami bila diajak langsung,
misalnya dalam belajar mengenai materi
demokrasi. Pada materi ini peserta didik
86
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
akan lebih mudah mengingat bila
mereka langsung mempraktekkannya
sendiri secara sederhana. Dalam hal ini
dapat ditanamkan sikap jujur dalam
berdemokrasi.
FRW Untuk merumuskan pengalaman belajar
agar tercapai tujuan pembelajaran maka
seharusnya memperhaikan beberapa hal,
salah satunya yaitu dengan
mempertimbangkan fasilitas yang ada
disekolah. Sebagai seorang guru, harus
dapat memanfaatkan fasilitas yang ada
disekolah guna menunjang
pembelajaran. Khususnya untuk
menanamkan sikap spiritual dan sosial
kepada peserta didik.
10 Bagaimana cara
memilih materi
pembelajaran
yang diampu
yang terkait
dengan
pengalaman
belajar dan
tujuan
pembelajaran?
TR Pemilihan materi pembelajaran yang
akan diajarkan kepada peserta didik
yaitu materi pembelajaran yang benar-
benar dapat menunjang tercapainya
Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar. Materi pembelajaran tidak boleh
menyimpang dari Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar, karena apabila
menyimpang maka tujuan pembelajran
juga tidak akan tercapai dengan baik.
FRW Materi pembelajaran hendaknya harus
relevan dengan pencapaian Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
87
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
Selain itu, pengembangan dalam materi
pembelajaran ini juga harus disesuaikan
dengan potensi peserta didik serta
karakteristiknya.
11 Bagaimana cara
menata materi
pembelajaran
secara benar
sesuai dengan
pendekatan yang
dipilih dan
karakteristik
peserta didik?
TR Guru dituntut harus dapat menata materi
pembelajaran agar tidak bingung saat
ada pertanyaan dari peserta didiknya.
Cara menata materi pembelajaran ini
dapat dilakukan dengan memanfaatkan
kecanggihan teknologi yang ada
sekarang ini. Misalnya dengan
memanfaatkan internet, dengan adanya
internet guru dapat mengakses hal-hal
penting yang dibutuhkan dalam
menunjang materi pembelajaran guna
mencapai tujuan pembelajaran.
FRW Penataan materi pembelajaran memang
harus dipersiapkan secara benar. Selain
itu juga, dalam menata materi
pembelajaran sebisa mungkin dibuat
agar dapat menarik motivasi belajar
peserta didik. Apabila peserta didik
sudah termotivasi untuk belajar, maka
proses pembelajaran juga akan berjalan
dengan baik. Serta kompetensi peserta
didik juga akan tercapai sesuai dengan
yang diharapkan.
12 Bagaimana cara
mengembangka
TR Cara dalam mengembangkan indikator
yakni dengan menganalisis tingkat
88
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
n indikator dan
istrumen
penilaian?
kompetensi dalam Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar. Hal ini
dilakukan untuk memenuhi standar
minimal kompetensi yang dijadikan
standar secara nasional. Indikator
penilaian ini dapat berupa tes dan juga
non tes. Dan penilaian ini juga dapat
digunakan untuk menilai kompetensi
sikap peserta didi, baik itu sikap
spiritual maupun sosial.
FRW Indikator dan instrumen penilaian
merupakan satu kesatuan yang saling
berhubungan. Dalam merumuskan
indikator penilaian kan harus ada
batasan-batasan tertentu, sehingga
nantinya dapat dikembangkan menjadi
instrumen penilaian dalam bentuk soal,
lembar pengamatan, dan lain
sebagainya. Penilaian ini juga yang
dapat digukana untuk menilai
kompetesni sikap peserta didik.
13 Bagaimana cara
memahami
prinsip-prinsip
perancangan
pembelajaran
yang mendidik?
TR Sebelum mengembangkan perancangan
pembelajaran, harus terlebih dahulu
memahami prinsip-prinsip perancangan
pembelajaran. Apabila sudah
mengetahui prinsip-prinsip perancangan
pembelajaran tersebut, maka proses
didalam kelas dapat berjalan dengan
efektif. Jadi, untuk memahami prinsip-
89
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
prinsip tersebut harus memperhatikan
dan merencanakan apa yang nantinya
akan dilakukan oleh seorang guru
didalam kelas.
FRW Prinsip-prinsip perancangan
pembelajaran dapat dipahami dengan
melihat keadaan peserta didik dan juga
keadaan sumber-sumber belajar yang
tersedia. Disini guru dituntut untuk
dapat mengelola pembelajaran yang
disesuaikan dengan tujuan instruksional
yang telah ditetapkan.
14 Bagaimana cara
mengembangka
n komponen-
komponen
rancangan
pembelajaran?
TR Komponen-komponen rancangan
pembelajaran yang terdiri dari tujuan,
isi, materi, kegiatan, media dan sumber,
serta evaluasi merupakan suatu hal yang
saling berhubungan. Namun, hal
pertama yang harus diperhatikan adalah
tujuan pembelajaran. Apabila tujuan
pembelajaran telah tersusun, maka
komponen yang lainnya akan mengikuti
dan dapat disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran tersebut. Dengan
mengembangkan RPP yang berasal dari
siabus, maka pencapaian kompetensi
sikap peserta didik juga dapat
direncanakan.
FRW Pengembangan komponen-komponen
perencanaan pembelajaran dapat
90
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
dilakukan terlebih dahulu dengan
menyusun tujuan pembelajaran, karena
tujuan pembelajaran ini merupakan hal
pertama yang harus dipersiapkan guna
mengembangkan komponen-komponen
pembelajaran yang lainnya. Hal ini
dilakukan sebagai upaya untuk
mencapai kompetensi sikap peserta
didik, baik sikap spiritual maupunn
sikap sosial.
15 Bagaimana cara
menyusun
rancangan
pembelajaran
yang lengkap,
baik untuk
kegiatan di
dalam kelas,
laboratorium,
maupun
lapangan?
TR Proses penyusunan rancangan
pembelajaran maka harus memahami
beberapa hal, diantaranya adalah RPP
itu disusun untuk satu kali pertemuan
atau lebih, RPP yang dirancang harus
jelas, dan juga harus disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran.
FRW Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) harus disusun dengan selengkap
mungkin dan sistematis agar mudah
dipahami dan dapat dilaksanakan
dengan baik didalam kelas. Setelah itu
RPP dikembangkan dan kemudian
dianalisis sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai.
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru PPKn yang berinisaial TR dan
FRW, maka dapat diketahui untuk mengidentifikasi karakteristik peserta didik
yakni dengan cara pendekatan emosional terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar
91
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
antara guru dan peserta didik saling mengenal dan terjadi komunikasi yang baik
guna mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa guru PPKn dalam rangka mengidentifikasi karakteristik
peserta didik yaitu dengan cara pendekatan secara intensif, kemudian guru
mencari tahu tentang latar belakang peserta didik satu per satu. Hal ini dilakukan
dikarenakan setiap peserta didik memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik
itu latar belakang sosial, ekomoni, budaya dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru PPKn yang berinisial TR
dan FRW, dapat diketahui rencana pembelajaran dalam rangka pencapaian
kompetensi sikap peserta didik adalah dengan cara mengembangkan silabus dan
RPP yang sesuai dengan materi pembelajaran, kemudian guru menganalisis materi
yang akan dibelajarkan dikelas agar dapat diketahui kompetensi sikap peserta
didik yang akan dicapai. Rencana pembelajaran yang dilakukan oleh guru PPKn
dalam rangka pencapaian kompetensi sikap peserta didik yakni kompetensi sikap
spiritual dan kompetensi sipak sosial yaitu dengan cara mengintergrasikan
kompetensi sikap peserta didik yang akan dicapai tersebut kedalam materi
pembelajaran yang dicantumkan dalam silabus dan RPP pembelajaran, hal itu
agar dalam proses pembelajaran sesuai dengan apa yang telah dicantumkan dalam
silabus dan RPP tersebut. Namun, berdasarkan wawancara yang telah dilakukan,
guru dalam perumusan dan proses penyusunan RPP sebelum pelaksanaan
pembelajaran di kelas khususnya yang ada dalam kurikulum 2013 belum
dilaksanakan dengan maksimal dan mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan
kurangnya sosialisasi dan pelatihan-pelatihan yang diterima oleh guru.
Tabel 4.2
Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Pelaksanaan
Pembelajaran PPKn untuk Pencapaian Kompetensi Sikap Peserta Didik
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
92
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
1 Bagaimana cara
melaksanakan
pembelajaran
yang mendidik di
kelas?
TR Proses pelaksanaan pembelajaran di
kelas tidak terlepas dari apa yang telah
dirancang sebelumnya. Pembelajaran
yang dilaksanakan adalah untuk
membantu peserta didik
mengembangkan potensi yang ada
dalam diri peserta didik. Proses
pembelajaran yang dimulai dari
pendahuluan, kegiatan inti serta penutup
jangan sampai membuat peserta didik
tertekan dan merasa takut dengan
aktivitas di kelas. Dan pembelajaran di
kelas diharapkan pula dapat dijadikan
sebagai penanaman sikap peserta didik
untuk pencapaian kompetensi sikap.
FRW Dalam melaksanakan pembelajaran
yang mendidik dari awal hingga
kegiatan penutup harus disesuaikan
dengan isi kurikulum. Selain itu juga,
proses pembelajaran sebaiknya dikelola
dengan efektif tanpa mendominasi dan
sibuk dengan kegiatannya masing-
masing. Dengan proses yang
sedemikian, diharapkan sikap spiritual
dan sosial dapat tertanam dengan baik.
2 Bagaimana cara
menggunakan
media
pembelajaran
TR Penggunaan media pembelajaran saat
kegiatan inti berlangsung yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik dapat
dilakukan dan disesuaikan dengan
93
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
dan sumber
belajar yang
relevan dengan
karakteristik
peserta didik?
kondisi sekolah yang ada. SMP Negeri
1 Pekanbaru ini juga di setiap kelasnya
sudah dilengkapi proyektor, sehingga
guru dapat dengan mudah saja
menggunakan media pembelajaran yang
lebih bervariasi. Media yang digunakan
dalam pelaksanaan pembelajaran
diharapkan dapat dijadikan sarana untuk
mencapai kompetensi sikap peserta
didik.
FRW Media pembelajaran dan sumber belajar
yang disampaikan saat proses
pembelajaran dipergunakan sesuai
dengan media itu sendiri. Selain buku
sebagai sumber pembelajaran yang
utama, media televisi yang ada di setiap
kelas dapat dijadikan penunjang
penyampaian materi pembelajaran,
khususnya juga dalam upaya
pencapaian kompetensi sikap.
3 Bagaimana cara
mengambil
keputusan
transaksional
dalam
pembelajaran
yang diampu
sesuai dengan
situasi yang
TR Pengambilan keputuasan transaksional
harus dilakukan dengan secara adil dan
bijaksana, karena keputusan ini diambil
pada saat proses pembelajaran
berlangsung.
FRW Keputusan transaksional kan diambil
dalam situasi berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar. Sehingga keputusan
yang diambil oleh guru harus tepat
94
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
berkembang?
disesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik dan juga dapat menunjang
ketercapaian tujuan pembelajaran.
4 Bagaimana cara
memanfaatkan
teknologi
informasi dan
komunikasi
dalam
pembelajaran?
TR Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) sangat membantu
sekali dalam proses pembelajaran di
kelas, karena dengan teknologi yang
canggih dapat menjadikan siswa lebih
mudah memahami materi yang
disampaikan oleh guru.
FRW Teknologi informasi dan komunikasi
sangat dibutuhkan oleh seorang guru
untuk menunjang dan membantu dalam
menyampaikan materi. Sehingga cara
pemanfaatannya harus diperhatikan dan
disesuaikan dengan keadaan sekolah
masing-masing.
5 Bagaimana cara
menyediakan
berbagai
kegiatan
pembelajaran
untuk
mendorong
peserta didik
mencapai
prestasi secara
optimal?
TR Kegiatan pembelajaran yang bertujuan
untuk mencapai prestasi peserta didik
dapat dilakukan salah satunya dengan
pemanfaatan teknologi yang ada.
Misalnya, peserta didik bersama-sama
menyaksikan berita di televisi mengenai
perkembangan politik di Indonesia saat
ini.
FRW Proses pembelajaran di kelas yang dapat
mendorong peserta didik untuk
mencapai prestasi merupakan kegiatan
penting yang harus diperhatikan oleh
95
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
seorang guru. Selain hanya
menyampaikan materi dengan metode
ceramah, dapat pula disampaikan
dengan metode-metode lainnya.
kegiatan pembelajaran ini misalnya
dengan menggunakan metode
sosiodrama atau yang lainnya.
6 Bagaimana cara
menyediakan
berbagai
kegiatan
pembelajaran
untuk
mengaktualisasik
an potensi
peserta didik,
termasuk
kreativitasnya?
TR Kegiatan yang dilakukan untuk dapat
mengaktualisasikan potensi peserta
didik diluar proses pembelajaran, yakni
yang berhubungan dengan pelajaran
PPKn pada khususnya seperti berlatih
manari tarian daerah. Peserta didik
sangat senang melakukan hal tersebut
disela-sela waktu pada jam istirahat.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan
untuk kebaikan peserta didik
kedepannya.
FRW Salah satu kegiatan pembelajaran yang
disediakan untuk mengaktualisasikan
potensi peserta didik selain proses
pembelajaran dikelas juga pada disaat
waktu luang yakni dengan
memanfaatkan fasilitas yang ada
disekolah, seperti memanfaatkan
laboratorium komputer untuk
mengakses hal-hal penting yang dapat
mendukung pembelajaran khususnya
pelajaran PPKn sendiri.
96
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
7 Bagaimana guru
memahami
berbagai strategi
berkomunikasi?
TR Dalam memahami strategi
berkomunikasi dengan peserta didik
harus menggunakan bahasa yang jelas
dan dapat mudah dimengerti oleh
peserta didik. Penggunaan bahasa yang
jelas dan lugas dalam berkomunikasi
selama proses pembelajaran akan dapat
mempermudah peserta didik memahami
apa yang disampaikan oleh guru.
FRW Strategi berkomunikasi yang dilakukan
oleh guru dalam menyampaikan
pembelajaran di kelas merupakan suatu
hal yang sangat penting. Dengan
strategi yang tepat, peserta didik tidak
akan bingung dengan apa yang
diucapkan oleh gurunya.
8 Bagaimana guru
berkomunikasi
secara efektif,
empatik, dan
santun dengan
peserta didik?
TR Berkomunikasi merupakan hal yang
wajib dilakukan oleh seorang guru.
Komunikasi adalah salah satu cara
untuk mengajarkan kepada peserta didik
tentang apa yang akan dicapai dalam
proses pembelajaran. Cara
penyampaiannya juga harus
diperhatikan dengan baik, guru tidak
boleh marah-marah secara berlebihan
saat di kelas. Penyampaian komunikasi
yang baik dan santun dapat dijadikan
teladan bagi peserta didik untuk sopan
juga dalam bertutur kata.
97
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
FRW Tata cara berkomuniaksi di kelas harus
diperhatikan, karena dengan cara yang
benar dan santun dalam menyampaikan
materi akan dapat mudah diterima oleh
peserta didik dengan senang hati.
Sebaliknya, bila cara menyampaikannya
salah maka peserta didik menerima
pelajaran juga tidak akan maksimal.
Guru juga dapat mencontohkan
perilaku-perilaku yang baik sebagai
panutan peserta didik.
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru PPKn yang berinisial TR dan
FRW mengenai pelaksanaan pembelajaran PPKn dalam pencapaian kompetensi
sikap spiritul dan sikap sosial peserta didik adalah dengan cara mengintegrasikan
kompetensi sikap tersebut kedalam proses pembelajaran dikelas, yakni dilakukan
dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup pembelajaran.
Pencapaian kompetensi sikap spiritual dalam proses pendahuluan guru
yang berinisial TR dan FRW melakukan dengan cara memberikan salam dan
berdoa sebelum pembelajaran dimulai, hal tersebut bertujuan untuk
mengembangkan sikap spiritual dalam diri peserta didiknya. Sedangkan dalam
mencapai sikap sosial, menurut TR dengan cara menunjukkan rasa peduli kita
terhadap orang lain yakni dengan menanyakan kabar peserta didiknya bila ada
yang tidak hadir. Hal serupa juga dilakukan oleh guru PPKn yang berinisial FRW,
selain itu FRW juga menanyakan bila ada tugas minggu lalu sebagai bentuk sikap
tanggung jawab peserta didik atas apa yang diberikan kepadanya.
Selanjutnya dari hasil wawancara dijelaskan bahwa dalam proses kegiatan
inti, guru yang berinisial TR melakukan pengintegrasian sikap spiritual dan sikap
sosial kedalam materi pembelajaran. Senada dengan TR, guru yang berinisial
FRW juga melakukan hal yang sama yakni dalam proses kegiatan inti
98
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran, sikap spiritual dan sikap sosial dikembangkan dengan cara
mengintegrasikan kedalam materi pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dijelaskan bahwa dalam kegiatan penutup
pembelajaran di kelas dilakukan dengan cara pemberian tugas kepada peserta
didik. Menurut kedua guru PPKn yang berinisial TR dan FRW dengan
memberikan tugas ataupun pekerjaan rumah kepada peserta didik, maka dapat
terlihat tanggung jawab peserta didik dengan indikator dikerjakan atau tidaknya
tugas tersebut.
Tabel 4.3
Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Penilaian
Pembelajaran PPKn untuk Pencapaian Kompetensi Sikap Peserta Didik
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
1 Bagaimana cara
memahami
prinsip-prinsip
penilaian dan
evaluasi proses
dan hasil belajar
sesuai dengan
karakteristik
mata pelajaran
yang diampu?
TR Prinsip-prinsip penialaian terdiri dari
beberapa poin. Salah satu prinsip
penilaian dan evaluasi hasil belajar
yakni harus objektif. Jadi, seorang guru
dalam melakukan penilaian terhadap
peserta didik harus dilakukan dengan
objektif tidak boleh subjektif. Guru
tidak boleh mempertimbangkan
penilaian peserta didik hanya karena
latar belakang, status sosial dan
ekonomi ataupun hal lainnya.
FRW Dalam penilaian dan evaluasi terhadap
peserta didik harus dilakukan dengan
prinsip yaitu adil. Guru dalam
memberikan penilaian harus adil, tidak
boleh merugikan peseta didik yang
lainnya.
2 Bagaimana cara TR Menentukan aspek-aspek proses dan
99
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
menentukan
aspek-aspek
proses dan hasil
belajar yang
penting untuk
dinilai dan
dievaluasi sesuai
dengan
karakteristik
mata pelajaran
yang diampu?
hasil belajar yang dinilai dan dievaluasi
dari peserta didik sebaiknya disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Aspek mana yang lebih
diutamakan dalam proses pembelajaran,
baik itu kognitif, afektif maupum
psikomotrnya.
FRW Aspek yang dinilai sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran harus
direncanakan dari awal. Setelah
mengetahui aspek apa yang hendak
dicapai, maka akan lebih mudah dalam
proses pembelajaran. Misalnya, yang
akan dicapai adalah aspek afektifnya,
maka guru mengarahkan peseta didik
melakukan perbuatan yang baik sesaui
dengan kaidah-kaidah yang ada.
3 Bagaimana cara
menentukan
prosedur
penilaian dan
evaluasi proses
dan hasil
belajar?
TR Agar penilaian dan evaluasi proses hasil
belajar dapat dilaksanakan dengan tepat
dalam waktu yang telah ditetapkan dan
mengarah pada sasaran, maka penilaian
tersebut harus dilakukan dengan cara
dan prosedur yang tepat pula. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara
mengetahui terlebih dahulu penilaian
apa yang akan dicapai.
FRW Prosedur penilaian dan evaluasi proses
dan hasil belajar dilakukan dengan
memperhatikan langkah demi
100
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
langkahnya. Cara menentukannya juga
melihat aspek apa yang akan dinilai,
sehingga tujuan dan cara penialaian
yang digunakan dapat sesuai dan tepat.
4 Bagaimana cara
mengembang-
kan instrumen
penilaian dan
evaluasi proses
dan hasil
belajar?
TR Bentuk instrumen penilaian yang dipilih
harus sesuai dengan teknik
penilaiannya. Setelah teknik
penilaiannya sudah ditentukan dengan
tepat, maka selanjutnya dapat
dikembangkan menjadi instrumen
penilaian. Dari situlah selanjutnya
didapatkan hasil sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
FRW Dalam mengembangkan instrumen
penilaian dan evaluasi proses hasil
belajar, harus diperhatikan juga kondisi
kelas, relevan dengan proses
pembelajaran baik itu dari segi materi
dan kegiatan pembelajarannya.
5 Bagaimana cara
mengadministra-
sikan penilaian
proses dan hasil
belajar secara
berkesinambung
an dengan
mengunakan
berbagai
instrumen?
TR Administrasi penilaian proses hasil
belajar biasanya dilakukan dalam
bentuk buku nilai. Buku nilai berisi
kumpulan nilai yang terdiri dari
berbagai instrunen penilaian.
FRW Proses dan hasil belajar
diadministrasikan dalam bentuk laporan
secara berkesinambungan. Hal ini
dilakukan dengan tujuan agar hasil
belajar peserta didik dapat dipantau dan
101
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
koreksi. Hal ini merupakan sarana untuk
komunikasi antara peserta didik, pihak
sekolah khususnya guru dan juga orang
tua wali.
6 Bagaimana cara
menganalisis
hasil penilaian
proses dan hasil
belajar untuk
berbagai tujuan?
TR Analisis hasil penilaian bagi peserta
didik yang memperoleh nilai kurang
dari batas nilai minimal ketuntasan
belajar akan diberi remedial, sedang
bagi anak yang nilainya telah mencapai
batas ketuntasan akan diberikan
pengayaan.
FRW Analisis untuk ulangan akhir semester,
ulangan harian dan tengah semester
untuk menentukan nilai di rapor
semester satu. Sedangkan analisis
ulangan kenaikan kelas, nilai ulangan
harian, dan tengah semester
dipergunakan untuk menentukan nilai
rapor semester dua dan kenaikan kelas.
Selain itu analisis dilakukan untuk
mengetahui ketuntasan belajar.
7 Bagaimana cara
melakukan
evaluasi proses
dan hasil
belajar?
TR Untuk melakukan evaluasi hasil belajar,
cara yang digunakan yakni dengan cara
tes lisan misalnya, dalam tes lisan ini
juga harus diperhatikan cara bagaimana
guru dapat menciptakan suasana yang
tidak tegang dan menakutkan peserta
didik.
FRW Pelaksanaan evaluasi selain dengan tes
102
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
lisan juga dapat dengan tes tertulis.
Dalam hal ini guru harus
memperhatikan ruangan dan tempat tes.
Hal ini dilakukan agar tes tertulis yang
dilakukan berjalan dengan tertib,
sehinggan nantinya akan didapatkan
hasil evaluasi yang maksimal.
8 Bagaimana cara
menggunakan
informasi hasil
penilaian dan
evaluasi untuk
menentukan
ketuntasan
belajar?
TR Hasil penilaian dan evaluasi yang telah
dilakukan dijadikan pedoman bagi guru
untuk mengetahui peserta didik sudah
tuntas atau belum dalam pembelajaran
PPKn khususnya.
FRW Informasi yang diperoleh dari hasil
penilaian dan evaluasi hasil belajar
digunakan untuk mengidentifikasi hasil
ketuntasan belajar peserta didik dan
agar selanjutnya dapat dilakukan
perbaikan bila masih belum tuntas.
9 Bagaimana cara
menggunakan
informasi hasil
penilaian dan
evaluasi untuk
merancang
program
remedial dan
pengayaan?
TR Setiap peserta didik kan memiliki
ketuntasan belajar yang berbeda-beda,
bagi peserta didik yang masih kurang
maka dilakukan remedial. Sedangkan
peserta didik yang sudah cukup maka
dilakukan pengayaan agar lebih
maksimal lagi.
FRW Setelah hasil penilaian dan evaluasi
peserta didik sudah diketahui, maka
dapat diketahui peserta didik harus
dilakukan remedial atau pengayaan.
103
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
10 Bagaimana cara
mengkomunika-
sikan hasil
penilaian dan
evaluasi kepada
pemangku
kepentingan?
TR Mengkomunikasikan hasil penilaian dan
evaluasi peserta didik dilakukan dengan
cara membuat laporan penilaiannya
terlebih dahulu dan kemudian
disampaikan kepada pemangku
kepentingan, baik itu guru, pihak
sekolah maupun orang tua peserta didik.
FRW Dilakukan dengan cara membuat
laporan hasil dan evaluasi secara
berkesinambungan, hal tersebut agar
mempermudah dalam mengontrol hasil
belajar oleh pihak-pihak yang
berkepentingan guna mencapai hasil
yang maksimal.
11 Bagaimana cara
memanfaatkan
informasi hasil
penilaian dan
evaluasi
pembelajaran
untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran?
TR Kualitas pembelajaran akan dapat
diketahui dari hasil penilaian dan juga
yang diperoleh dari evaluasi
pembelajaran. Jadi, caranya yakni
dengan mempelajari kekurangan dan
kelebihan dari peserta didik yang
nantinya dapat ditentukan perlakuan
untuk peserta didik.
FRW Seorang guru harus jeli atas
keberhasilan yang diperoleh oleh
peserta didik. Setelah guru
mendapatkan hasil dari pembelajaran
peserta didik, maka guru dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran
dengan memperbaiki hal-hal yang
104
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
belum dilakukan secara maksimal.
12 Bagaimana cara
melakukan
refleksi terhadap
pembelajaran
yang telah
dilaksanakan?
TR Refleksi terhadap proses dan hasil
pembelajaran dimulai dari analisis
tingkat keberhasilan proses dan hasil
belajar peserta didik, evaluasi diri
terhadap proses belajar yang telah kita
lakukan, identifikasi faktor-faktor
penyebab kegagalan dan pendukung
keberhasilan bersama-sama pihak
terkait, merancang upaya optimalisasi
proses dan hasil belajar.
FRW Kegiatan refleksi merupakan kegiatan
yang sangat penting untuk dilaksanakan
sebab akan mengontrol tindakan guru,
guru dapat melihat apa yang masih
perlu diperbaiki, ditingkatkan atau
dipertahankan.
13 Bagaimana guru
memanfaatkan
hasil refleksi
untuk perbaikan
dan
pengembangan
pembelajaran?
TR Memanfaatkan hasil refleksi untuk
perbaikan dan pengembangan
pembelajaran harus dilakukan dengan
teliti. Jadi, untuk yang masih dirasa
kurang perlu dilakukan perbaikan.
Sedangkan yang yang sudah baik, maka
harus dipertahankan.
FRW Hasil refleksi yang telah dilakukan oleh
guru dapat dijadikan acuan untuk
memperbaiki kesalahan dan kekurangan
yang telah dilakukan selama
pembelajaran. Untuk aspek-aspek yang
105
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
sudah maksimal, maka sebaiknya
dipertahankan.
14 Bagaimana guru
melakukan
penelitian
tindakan kelas
untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran?
TR Penelitian tindakan kelas pada dasarnya
bertujuan untuk memperbaiki
pembelajaran di kelas, dapat dilakukan
secara perorangan ataupun melalui
kolaborasi dengan teman sejawat.
FRW Dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran salah satunya dapat
dilakukan dengan Penelitian Tindakan
Kelas. Hal ini dapat dilakukan dengan
oleh guru itu sendiri atau bergabung
dengan guru yang lainnya.
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru PPKn yang
berinisial TR dan FRW dalam tahap penilaian untuk mencapai kompetensi sikap
spiritual dan sosial peserta didik dilakukan dengan mengikuti prosedur dan
prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Selain itu, penilaian yang telah dilakukan
harus dapat diadministrasikan dan dianalisis untuk keperluan perbaikan
pembelajaran selanjutnya.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai penilaian pembelajaran PPKn
dalam rangka pencapaian kompetensi sikap peserta didik dapat disimpulkan
bahwa guru PPKn mencapai kompetensi sikap peserta didik dengan cara
melakukan penilaian secara berkesinambungan. Hal ini disebabkan, kompetensi
sikap tidak hanya dapat dilakukan sekali saja, tetapi memerlukan waktu yang
berkelanjutan. Evaluasi pembelajaran PPKn khususnya dalam penilaian
kompetensi sikap peserta didik apabila tidak dilakukan secara berkalanjutan
dikhawatirkan akan didapat hasil penilaian yang tidak objektif. Hal ini
dikarenakan perubahan sikap dapat terjadi dari waktu ke waktu. Bentuk penilaian
yang sering dilakukan oleh guru PPKn di SMP Negeri 1 Pekanbaru yakni berupa
106
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
observasi, sedangkan penilaian diri dan penilaian antar peserta didik serta jurnal
belum dilakukan dengan cara berkesinambungan.
Tabel 4.4
Kendala Dan Upaya Yang Dilakukan Guru PPKn Dalam Mencapai
Kompetensi Sikap Peserta Didik
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
1 Apakah kendala
yang dihadapi
guru PPkn
dalam upaya
pencapaian
kompetensi
sikap spiritual
dan sosial
peserta didik?
TR Kompetensi sikap spiritual dan sosial
kan pada dasarnya tidak memiliki
materi pokok yang diberikan dalam
pembelajaran. Hal inilah yang menjadi
kesulitan dalam menanamkan
kompetensi sikap, baik itu sikap
spiritual maupun kompetensi sikap
sosial kepada peserta didik. Sehingga
dalam mengajarkan kepada peserta
didik dibutuhkan kreatifitas yang tinggi
dari guru.
FRW Kendala yang dihadapi dalam mencapai
kompetensi sikap spiritual dan sosial
yakni pengaruh yang datang dari luar.
Hal ini seperti banyaknya fenomena-
fenomena tidak baik yang berkembang
dimasyarakat luas. Contohnya saja
banyaknya tindak kekerasan dan
perilaku negatif lainnya.
2 Kendala apa saja
yang paling sulit
dihadapi dalam
upaya
pencapaian
TR Seperti yang telah disampaikan
sebelumnya, kendala yang sulit
dihadapi dalam mencapai kompetensi
sikap peserta didik ini adalah karena
tidak adanya materi pokok dalam buku
107
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
kompetensi
sikap spiritual
dan sosial
peserta didik?
mengenai materi tentang kompetensi
sikap ini. Jadi sangat sulit untuk
menanamkan sikap spiritual dan sosial
kepada peserta didik bila guru tidak
kreatif dan bisa menyelipkan
penanaman sikap dalam materi yang
memang telah ditetapkan dalam silabus
maupun buku teks.
FRW Kendala yang paling sulit dihadapi
dalam mencapai kompetensi sikap
peserta didik adalah, pada saat ini
apalagi SMP sudah sangat mahir dan
pintar dalam menggunakan teknologi
yang canggih. Jadi, apapun yang
disampaikan gurunya saat kegiatan
pembelajaran di kelas akan sulit
dipahami dan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari peserta didik
karena mereka sudah terpengaruh hal-
hal dari luar yang sifatnya negatif.
3 Apa dukungan
sekolah terhadap
upaya
pencapaian
kompetensi
sikap spiritual
dan sosial
peserta didik?
TR Dukungan dari pihak sekolah dalam
mencapai kompetensi sikap ini terlihat
dari berbagai program kegiatan yang
ada disekolah, seperti kegiatan mengaji
pada setiap pagi pada hari senin sampai
hari kamis,selain itu juga kegiatan imtaq
pada setiap hari jumat pagi sebelum
proses belajar mengajar berlangsung.
FRW Pihak sekolah dalam mendukung
108
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
tercapainya kompetensi sikap spiritual
dan sosial ini salah satunya yakni
dengan menyediakan fasilitas yang
dapat mendukung berkembangnya
kompetensi sikap ini. Seperti adanya
musholla yang ada di dalam lingkungan
sekolah, khususnya bagi yang beragama
islam dapat melaksanakan sholah
berjamaah pada saat sholat Dzuhur. Hal
ini dapat menanamkan sikap spiritual
bagi peserta didik.
4 Bagaimana
upaya yang
dilakukan guru
PPKn dalam
menghadapi
kendala-kendala
untuk
pencapaian
kompetensi
sikap spiritual
dan sosial
peserta didik?
TR Upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan banyak mempelajari mengenai
bagaimana cara yang tepat dan baik
dalam mengajarkan kepada peserta
didik mengenai sikap spiritual dan
sosial. Seperti banyak berdiskusi
dengan guru-guru lain dan saling
bertukar pengalaman dalam proses
kegiatan belajar mengajar, khususnya
dalam menanamkan sikap spiritual dan
sosial tersebut.
FRW Cara yang dapat dilakukan untuk
menghadapi kendala-kendala tersebut
yakni dengan lebih berusaha
mendekatkan diri kepada peserta didik
dan berusaha pula menjadi guru yang
baik dan dapat dijadikan teladan bagi
peserta didiknya. Misalnya, guru ingin
109
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara
menanamkan sikap disiplin kepada
peserta didiknya. Sebelum guru
menyuruh peserta didik datang tepat
waktu, maka guru terlebih dahulu
mencontohkan hal tersebut dengan
masuk ke kelas tepat pada saat bel
berbunyi.
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru PPKn yang
berinisial TR dan FRW bahwa kendala yang dihadapi dalam pencapaian
kompetensi sikap peserta didik, baik sikap spiritual maupun sosial yakni karena
dalam mencapai kompetensi sikap ini tidak ada materi khusus yang disampaikan
kepada peserta didik. Dalam hal ini, guru dituntut untuk dapat menyampaikan dan
mencontohkan sikap tersebut selama proses pembelajaran. Selain itu kendala juga
datang dari dampak perkembangan zaman. Upaya yang dilakukan TR dalam
mengatasi kendala tersebut yakni dengan banyak belajar dari guru-guru lain dan
juga memberikan contoh yang baik kepada peserta didiknya.
a. Deskripsi Hasil Observasi
Dalam menjawab rumusan masalah yang ada, peneliti juga melakukan
pengumpulan data melalui teknik observasi. Observasi dilakukan untuk
mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan peserta didik selama
proses pembelajaran PPKn berlangsung. Observasi dilakukan pada 2 kelas, yaitu
kelas VII Hang Jebat dan kelas VIII Tuanku Tambusai. Adapun hasil observasi
yang ditemukan oleh peneliti akan diuraikan pada tabel berikut.
Tabel 4.5
Hasil observasi terhadap pembelajaran PPKn di kelas
No Aspek Pengamatan Deskripsi
1 Guru FRW
2 Waktu Pelaksanaan Jumat, 20 Februari 2015
110
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3 Tempat Pelaksanaan Kelas VII Hang Jebat
4 Materi Pokok/
Kompetensi Dasar
Materi Pokok: Bertoleransi dalam
Keberagaman
KD: Menghargai perilaku beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak
mulia dalam kehidupan di sekolah dan
masyarakat.
5 Kegiatan pendahuluan
Pembelajaran
Guru PPKn sudah melaksanakan kompetensi
pedagogik dalam hal memahami karakteristik
peserta didik, hal ini terlihat bahwa FRW
sebelum memulai pembelajaran mengabsen
peserta didik terlebih dahulu untuk lebih
mengenal dan menunjukkan bahwa guru
perhatian terhadap kehadiran peserta didik.
Selain itu juga, FRW membimbing peserta
didiknya untuk berdoa terlebih dahulu untuk
meningkatkan sikap spiritual peserta didik
sebagai wujud ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
6 Kegiatan inti
pembelajaran
Guru PPKn sudah menanamkan sikap spiritual
dan sosial sebagai upaya untuk mencapai
kompetensi sikap peserta didik. Guru
memberikan pembelajaran kepada peserta
didik dengan mengaitkan materi yang sedang
diajarkan mengenai saling menghargai dan
bertoleransi antar sesama manusia. Guru
memberikan contoh sikap-sikap bagaimana
cara menghargai sesama walaupun berbeda
suku, agama dan ras.
7 Kegiatan penutup Berdasarkan hasil observasi yang telah
111
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penbelajaran dilakukan, guru menanamkan sikap sosial
kepada peserta didik dengan memberikan
tugas yang harus dikerjakan di rumah. Hal ini
menunjukan bahwa peserta didik diharapkan
memiliki sikap disiplin dalam mengumpulkan
tugas, bertanggung jawab dalam
menyelesaikan tugas dan sikap sosial yang
lainnya.
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
Pada pertemuan dikelas dengan materi bertoleransi dalam keberagaman,
peneliti melihat bahwa ketika memasuki kelas guru bersikap ramah dan
bersahabat kepada peserta didik, guru mengucapkan salam serta menanyakan
kabar peserta didik. Selanjutnya, guru mengabsen kehadiran peseta didik dan
mencari kabar kepada teman sekelasnya apabila ada peserta didik yang tidak
hadir. Hal yang dilakukan oleh guru tersebut mencerminkan dan memberikan
teladan kepada peserta didik untuk bersikap toleransi antar sesama. Selanjutnya,
kegiatan guru memeriksa kehadiran peserta didik juga secara tidak langsung
mengajarkan sikap tanggung jawab guru atas keadaan peserta didik ketika jam
pelajarannya. Masih dalam proses kegiatan pendahuluan, guru juga meminta
ketua kelas untuk memimpin doa, dalam kegiatan ini diharapkan dapat
menanamkan sikap spiritual peserta didik.
Setelah kegiatan pendahuluan, masuk pada kegiatan inti. Pada tahap ini
merupakan tahapan dimana guru menyampaikan materi yang sedang dipelajari
dengan dimodifikasikan pada berbagai metode, media dan juga sumber belajar.
Hal ini dilakukan dengan harapan dapat membantu guru dalam menyampaikan
materi kepada peserta didik agar proses pembelajaran lebih terarah dan mencapai
tujuan yang diharapkan. Pada proses kegiatan pembelajaran dengan materi pokok
bertoleransi dalam keberagaman, guru menampilkan video mengenai berbagai
suku yang ada di Indonesia dengan berbagai perbedaan yang ada. Dalam video
tersebut, menayangkan betapa kayanya negara Indonesia dengan terdapatnya
banyak suku yang memiliki karakteristik tersendiri. Adanya perbedaan tersebut
112
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tidak menjadikan penghalang bagi kita untuk saling menghargai satu sama lain
dan dapat saling bertoleransi. Selain bertoleransi juga dapat terlihat saling gotong
royong dan sopan santun antar sesama meskipun berbeda suku dan kebudayaan.
Pada kegiatan penutup, terlihat bahwa guru menanamkan kompetensi
sikap kepada peserta didik yakni dengan memberikan tugas yang harus dikerjakan
dirumah sebagai cara untuk mencapai kompetensi sikap peserta didik diantaranya
sikap jujur, tanggung jawab. Selain sikap tanggung jawab dan jujur, dalam
kegiatan penutup dengan memberikan tugas, guru juga berupaya untuk mencapai
sikap disiplin peserta didik. Sikap disiplin ini terlihat pada saat ketepatan waktu
pengumpulan tugas pada pertemuan selanjutnya. Dari hal inilah guru dapat
menilai sikap peserta didik yang dilakukan dengan berkesinambungan dan terus
menerus secara berkesinambungan.
Tabel 4.6
Hasil observasi terhadap pembelajaran PPKn di kelas
No Aspek Pengamatan Deskripsi
1 Guru TR
2 Waktu Pelaksanaan Senin, 23 Februari 2015
3 Tempat Pelaksanaan Kelas VIII Tuanku Tambusai
4 Materi Pokok/
Kompetensi Dasar
Materi Pokok: Pemuda Penentu Masa Depan
Indonesia
KD: Menghargai perilaku beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia dalam kehidupan di
lingkungan sekolah, masyarakat, bangsa,dan
Negara
5 Kegiatan pendahuluan
Pembelajaran
Guru PPKn sudah melaksanakan kompetensi
pedagogik sebagai upaya dalam mencapai
kompetensi sikap peserta didik, baik itu sikap
spiritual maupun sikap sosial. Hal ini terlihat
bahwa TR sebelum memulai pembelajaran
113
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
meminta ketua kelas untuk memimpin doa
sebagai wujud bahwa kita merupakan
makhluk Allah Swt yang harus selalu berdoa
dan bersyukur atas nikmat yang telah
diberikan. Sedangkan dalam upaya
mencapaian sikap sosial ditunjukkan dari
sikap TR yang mengabsen peserta didik
sebagai bentuk sikap peduli (toleransi).
6 Kegiatan inti
pembelajaran
Guru PPKn sudah menanamkan sikap spiritual
dan sosial sebagai upaya untuk mencapai
kompetensi sikap peserta didik. Guru
memberikan materi pelajaran kepada peserta
didik dengan mengaitkan materi yang sedang
diajarkan mengenai pemuda penentu masa
depan Indonesia. Guru memberikan contoh-
contoh bagaimana perjuangan pemuda zaman
dulu untuk merdaka dari penjajah, hal tersebut
menunjukkan bahwa sebagai peserta didik
harus bertanggungjawab atas apa yang telah
diperjuangkan oleh para pejuang bangsa
Indonesia.
7 Kegiatan penutup
penbelajaran
Berdasarkan hasil observasi yang telah
dilakukan, guru menanamkan sikap sosial
kepada peserta didik dengan memberikan tes
secara tertulis kepada peserta didik. Adanya
tes yang diberikan oleh TR mengharapkan
dalam diri peserta didik tertanam sikap jujur
dalam mengerjakan tes, sikap sopan santun
dalam mengerjakan tugas dengan tidak ribut
dan akhirnya dapat mengganggu teman yang
114
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lainnya.
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
Pada pertemuan dikelas dengan materi pemuda penentu masa depan
Indonesia, peneliti melihat bahwa ketika memasuki kelas guru bersikap ramah dan
bersahabat kepada peserta didik, guru mengucapkan salam serta menanyakan
kabar peserta didik. Selanjutnya, guru mengajak peserta didik untuk memeriksa
kebersihan ruangan kelas dan sekitarnya. Hal tersebut dilakukan guru agar
menanamkan kepada peserta didik agar bertanggung jawab terhadap lingkungan
sekitarnya. Setelah itu, guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum
pembelajaran dimulai, hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk pencapaian
sikap spiritual peserta didik. Hal selanjutnya yang dilakukan guru adalah
mengabsen kehadiran peseta didik dan mencari kabar kepada teman sekelasnya
apabila ada peserta didik yang tidak hadir. Hal yang dilakukan oleh guru tersebut
mencerminkan dan memberikan teladan kepada peserta didik untuk bersikap
toleransi antar sesama. Selanjutnya, kegiatan guru memeriksa kehadiran peserta
didik juga secara tidak langsung mengajarkan sikap tanggung jawab guru atas
keadaan peserta didik ketika jam pelajarannya dan juga sikap toleransi serta
kepedulian terhadap sesama.
Selanjutnya, pada kegiatan inti dalam proses pembelajaran di kelas dengan
materi tersebut, guru menggunakan metode, media serta sumber pembelajaran
yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Hal tersebut dilakukan agar
proses pembelajaran dan berlangsung dengan menarik dan dapat menambah
motivasi peserta didik untuk belajar. Pada kegiatan inti ini, guru menggunakan
metode pembelajaran diskusi. Metode ini dapat mencapai dan menanamkan
kepada peserta didik untuk memiliki sikap sopan santun pada saat proses diskusi
berlangsung. Selain sikap sopan santun, dalam proses diskusi ini dapat mencapai
sikap toleransi, gotong royong, percaya diri dan juga sikap sosial yang lainnya.
Pada kegiatan penutup, guru memberikan tugas secara tertulis yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Tugas yang diberikan guru pada kegiatan penutup
ini, selain untuk mengukur kempetensi pengetahuan juga dapat mengetahui
kompetensi sikap peserta didik. seperti kejujuran, disiplin dan juga yang lainnya.
115
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.7
Hasil observasi terhadap pembelajaran PPKn di kelas
No Aspek Pengamatan Deskripsi
1 Guru FRW
2 Waktu Pelaksanaan Jumat, 27 Februari 2015
3 Tempat Pelaksanaan Kelas VII Hang Jebat
4 Materi Pokok/
Kompetensi Dasar
Materi Pokok: Bertoleransi dalam
Keberagaman
KD: Menghargai sikap toleran terhadap
keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan
gender
5 Kegiatan pendahuluan
Pembelajaran
Guru PPKn sudah melaksanakan kompetensi
pedagogik dalam hal memahami karakteristik
peserta didik, hal ini terlihat bahwa FRW
sebelum memulai pembelajaran mengabsen
peserta didik terlebih dahulu untuk lebih
mengenal dan menunjukkan bahwa guru
perhatian terhadap kehadiran peserta didik.
Selain itu juga, FRW membimbing peserta
didiknya untuk berdoa terlebih dahulu untuk
meningkatkan sikap spiritual peserta didik
sebagai wujud ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
6 Kegiatan inti
pembelajaran
Guru PPKn sudah menanamkan sikap spiritual
dan sosial sebagai upaya untuk mencapai
kompetensi sikap peserta didik. Guru
memberikan pembelajaran kepada peserta
didik dengan mengaitkan materi yang sedang
diajarkan mengenai saling menghargai dan
bertoleransi antar sesama manusia. Guru
116
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memberikan contoh sikap-sikap bagaimana
cara menghargai sesama walaupun berbeda
suku, agama dan ras.
7 Kegiatan penutup
penbelajaran
Berdasarkan hasil observasi yang telah
dilakukan, guru menanamkan sikap sosial
kepada peserta didik dengan memberikan
tugas yang harus dikerjakan di rumah. Hal ini
menunjukan bahwa peserta didik diharapkan
memiliki sikap disiplin dalam menumpulkan
tugas, bertanggung jawab dalam
menyelesaikan tugas dan sikap sosial yang
lainnya.
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
Pada pertemuan dikelas dengan materi bertoleransi dalam keberagaman,
peneliti melihat bahwa ketika memasuki kelas guru bersikap ramah dan
bersahabat kepada peserta didik, guru masuk kelas dengan mengucapkan salam
serta menanyakan kabar peserta didik. Selanjutnya, guru mengajak peserta didik
untuk memeriksa kebersihan ruangan kelas sebagai bentuk rasa tanggung jawab
dengan lingkungan. Setelah itu, guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
sebelum pembelajaran dimulai, hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk
menanamkan sikap spiritual peserta didik agar tetap bersyukur atas rezeki dan
nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada kita. Hal
selanjutnya yang dilakukan guru adalah mengabsen kehadiran peseta didik dan
mencari kabar kepada teman sekelasnya apabila ada peserta didik yang tidak
hadir. Hal yang dilakukan oleh guru tersebut mencerminkan dan memberikan
teladan kepada peserta didik untuk bersikap toleransi antar sesama. Selanjutnya,
kegiatan guru memeriksa kehadiran peserta didik juga secara tidak langsung
mengajarkan sikap tanggung jawab guru atas keadaan peserta didik ketika jam
pelajarannya dan juga sikap toleransi serta kepedulian terhadap sesama.
Selanjutnya, pada kegiatan inti dalam proses pembelajaran di kelas dengan
materi tersebut, guru menggunakan metode, media serta sumber pembelajaran
117
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Hal tersebut dilakukan agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Selain itu juga, kegiatan inti ini
agar dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Pada kegiatan inti, guru
menggunakan media pembelajaran guna mendukung berlangsungnya proses
pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Guru menampilkan tayangan gambar dan video yang berkaitan
dengan materi pembelajaran yang sedang diajarkan, dimana peserta didik
diarahkan untuk dapat menemukan hal-hal baru dari tayangan video serta dapat
mengambil pelajaran dan mencontoh hal-hal baik yang terdapat dalam tayangan
tersebut.
Pada kegiatan penutup, guru memberikan tugas secara tertulis yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Tugas yang diberikan guru pada kegiatan penutup
ini, selain untuk mengukur kempetensi pengetahuan juga dapat mengetahui
kompetensi sikap peserta didik. seperti kejujuran, disiplin dan juga yang lainnya.
Dalam kegiatan penutup ini, guru juga mengajak peserta didik untuk
menyimpulkan bersama-sama materi pembelajaran yang telah berlangsung. Selain
itu, guru juga mengingatkan secara langsung kepada peserta didik untuk
mengambil nilai-nilai positif yang harus dicontoh dan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Tabel 4.8
Hasil observasi terhadap pembelajaran PPKn di kelas
No Aspek Pengamatan Deskripsi
1 Guru TR
2 Waktu Pelaksanaan Senin, 2 Maret 2015
3 Tempat Pelaksanaan Kelas VIII Tuanku Tambusai
4 Materi Pokok/
Kompetensi Dasar
Materi Pokok: Pemuda Penentu Masa Depan
Indonesia
KD: Menghargai semangat dan komitmen
sumpah pemuda dalam kehidupan
bermasyarakat sebagaimana ditunjukkan oleh
118
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tokoh-tokoh pemuda pada saat
mendeklarasikan Sumpah Pemuda tahun 1928
5 Kegiatan pendahuluan
Pembelajaran
Guru PPKn sudah melaksanakan kompetensi
pedagogik dalam hal memahami karakteristik
peserta didik, hal ini terlihat bahwa TR
sebelum memulai pembelajaran mengabsen
peserta didik terlebih dahulu untuk lebih
mengenal dan menunjukkan bahwa guru
perhatian terhadap kehadiran peserta didik.
Selain itu juga, TR membimbing peserta
didiknya untuk berdoa terlebih dahulu untuk
meningkatkan sikap spiritual peserta didik
sebagai wujud ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
6 Kegiatan inti
pembelajaran
Guru PPKn sudah menanamkan sikap spiritual
dan sosial sebagai upaya untuk mencapai
kompetensi sikap peserta didik. Guru
memberikan pembelajaran kepada peserta
didik dengan mengaitkan hal-hal yang
berhubungan dengan materi pemuda penentu
masa depan Indonesia. Guru menyampaikna
meteri tersebut dengan menggunakan metode
pembelajaran diskusi. Metode ini dilakukan
oleh guru dengan harapan dapat menambah
rasa percaya diri pada saat diskusi
berlangsung. Metode ini juga dapat
mengajarkan peserta didik untuk dapat saling
menghargai orang lain.
7 Kegiatan penutup
penbelajaran
Berdasarkan hasil observasi yang telah
dilakukan, guru menanamkan sikap sosial
119
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepada peserta didik dengan memberikan
tugas yang harus dikerjakan di rumah. Hal ini
menunjukan bahwa peserta didik diharapkan
memiliki sikap disiplin dalam menumpulkan
tugas, bertanggungjawab dalam
menyelesaikan tugas dan sikap sosial yang
lainnya.
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
Pada pertemuan dikelas dengan materi pemuda penentu masa depan
Indonesia, peneliti melihat bahwa ketika memasuki kelas guru bersikap ramah dan
bersahabat kepada peserta didik, guru mengucapkan salam serta menanyakan
kabar peserta didik. Selanjutnya, guru mengajak peserta didik untuk memeriksa
kebersihan ruangan kelas dan sekitarnya. Hal tersebut dilakukan guru agar
menanamkan kepada peserta didik agar bertanggung jawab terhadap lingkungan
sekitarnya. Setelah itu, guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum
pembelajaran dimulai, hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk pencapaian
sikap spiritual peserta didik. Hal selanjutnya yang dilakukan guru adalah
mengabsen kehadiran peseta didik dan mencari kabar kepada teman sekelasnya
apabila ada peserta didik yang tidak hadir. Hal yang dilakukan oleh guru tersebut
mencerminkan dan memberikan teladan kepada peserta didik untuk bersikap
toleransi antar sesama. Selanjutnya, kegiatan guru memeriksa kehadiran peserta
didik juga secara tidak langsung mengajarkan sikap tanggung jawab guru atas
keadaan peserta didik ketika jam pelajarannya dan juga sikap toleransi serta
kepedulian terhadap sesama.
Pada kegiatan inti dalam proses pembelajaran di kelas dengan materi
tersebut, guru menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
sedang diajarkan. Hal tersebut dilakukan agar proses pembelajaran dan
berlangsung dengan menarik dan dapat menambah motivasi peserta didik untuk
belajar. Pada kegiatan inti ini, guru menggunakan metode pembelajaran diskusi.
Guru membagi peserta didik menjadi 7 kelompok diskusi. Setelah kelompok
tersebut sudah terbentuk, guru memberikan tema yang harus dibahas oleh masing-
120
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masing kelompok. Setelah semua kelompok selesai membahas, maka guru
menunjuk salah satu kelompok untuk maju kedepan dan membacakan hasilnya.
Sementara itu, kelompok yang lain harus menanggapi dan memberikan
pertanyaan kepada kelompok yang sedang tampil. Setelah itu, kelompok tersebut
harus menjawab sesuaia dengan kemampuan anggota kelompoknya. Kelompok
penyanya boleh menyanggah dan sebagainya sampai mendapatkan jawaban yang
maksimal. Proses diskusi berlangsung secara tertib dan sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh guru. Pada akhir diskusi, guru menyimpulkan pendapat-
pendapat yang telah dikemukakan oleh peserta didik. Hal ini dilakukan untuk
mengambil kesimpulan dari diskusi yang telah berlangsung. Metode diskusi ini
ini dapat mencapai dan menanamkan kepada peserta didik untuk memiliki sikap
sopan santun pada saat proses diskusi berlangsung. Selain sikap sopan santun,
dalam proses diskusi ini dapat mencapai sikap toleransi, gotong royong, percaya
diri dan juga sikap sosial yang lainnya.
Pada kegiatan penutup, guru mengajak peserta didik untuk menyimpulkan
secara bersama-sama terkait dengan materi pembelajaran yang telah berlangsung.
Setelah menyimpulkan materi pembelajatan, guru memberikan tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik di rumah. Pekerjaan Rumah (PR) yang diberikan
guru kepada peserta didik diharapkan dapat menanamkan sikap tanggung jawab
terhadap tugas yang telah diberikan. Selain sikap tanggung jawab,pemberian tugas
ini tugas ini juga dapat menanamkan kepada peserta didik sikap jujur dan disiplin.
b. Deskripsi Hasil Dokumentasi
Pada pengumpulan data dengan teknik dokumentasi, peneliti mencoba
untuk melihat bagaimana guru mengembangkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang disiapkannya. Pada RPP yang diberikan oleh guru,
peneliti melihat bahwa RPP yang dipersiapkan terdiri atas identitas sekolah, mata
pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi inti,
kompetensi dasar dan indikatornya, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
metode pembelajaran, media, alat, dan sumber pembelajaran, langkah-langkah
121
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran, dan yang terakhir penilaian. Berikut akan peneliti sajikan mengenai
deskripsi dokumentasi RPP pada pembelajaran PPKn.
Tabel 4.9
Dokumentasi RPP
Kompetensi Dasar: Menghargai perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
YME dan berakhlak mulia dalam kehidupan di sekolah dan masyarakat.
No Aspek Yang Dilihat Deskripsi
1 Tujuan Pembelajaran Tujuan dari pembelajaran adalah siswa
diharapkan mampu menjelaskan penyebab
keberagaman suku dalam masyarakat
Indonesia, menjelaskan penyebab
keberagaman agama dan kepercayaan dalam
masyarakat Indonesia, mengidentifikasi
keberagaman suku dan budaya dalam
masyarakat Indonesia, mengidentifikasi
keberagaman agama dan kepercayaan dalam
masyarakat Indonesia, menyusun hasil
telaah keberagaman suku dan budaya, serta
agama dan kepercayaan dalam masyarakat
Indonesia.
2 Materi Pembelajaran Materi pembelajaran sudah sesuai dengan
tujuan pembelajaran yaitu mengenai
keberagaman suku dalam masyarakat
Indonesia.
3 Metode Pembelajaran Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran,
guru PPKn menggunakan metode diskusi
dalam kelompok dan praktik
Kewarganegaraan.
122
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4 Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan awal Dalam kegiatan ini kompetensi sikap peserta
didik baik itu sikap spiritual dan sikap sosial
dikembangkan oleh guru dengan cara
melihat keadaan kelas dari kebersihan yang
menunjukkan sikap peduli terhadap
lingkungannya. Selain itu meminta salah
satu peserta didik untuk memimpin doa
sebelum pembelajaran dimulai.
b. Kegiatan inti Dalam kegiatan inti pembelajaran yaitu guru
memulai pembelajaran yang sesuai dengan
kompetensi dasar, selain itu pemberian tugas
berupa membaca materi dan membagi
kelompok. Dari kegiatan tersebut terlihat
guru mencoba untuk mencapai kompetensi
sikap peserta didik yakni sikap tanggung
jawab, sopan santun, serta sikap peduli, serta
gotong royong dalam mengerjakan diskusi
kelompok.
c. Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup ini juga terlihat
upaya guru dalam mencapai kompetensi
sikap peserta didik. Guru memberikan
pertanyaan diakhir pembelajaran yang
menuntut peserta didik untuk jujur dalam
mengerjakan tugas tersebut.
5 Sumber Belajar Dalam penggunaan sumber belajar selain
menggunakan buku sumber yang sudah
disediakan, guru juga mencoba mencari
materi pelajaran di internet.
6 Media Dalam proses pembelajaran, media yang
123
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan yakni berupa gambar
keberagaman dan video.
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
Pada RPP dengan kompetensi dasar menghargai perilaku beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia dalam kehidupan di
sekolah dan masyarakat, bahwa dalam tujuan pembelajaran guru mencantumkan
langsung tujuan yang ingin dicapai. Selanjutnya dalam langkah-langkah
pembelajaran, guru juga menyusun perencanaan pembelajaran dengan baik karena
pada setiap kegiatan berupaya untuk pencapaian kompetensi sikap peserta didik.
Pada pertemuan ini, guru merencanakan dengan menggunakan media LCD
Proyektor dengan menampilkan video dan gambar-gambar yang berkaitan dengan
materi pembelajaran. Selain itu juga menggunakan beberapa buku pelajaran PKn
untuk mendukung pembelajaran. Sedangkan untuk evaluasi atau penilaian, guru
juga belum menggunakan bentuk penilaian yang beragam karena guru hanya
menggunakan satu bentuk penilaian, yaitu guru melakukan observasi terhadap
sikap siswa selama proses pembelajaran dan tidak melakukan bentuk penilaian
lainnya yang melibatkan siswa secara langsung, misalnya penilaian diri, penilaian
antar teman, dan lain-lain.
Tabel 4.10
Dokumentasi RPP
Kompetensi Dasar: Menghargai perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlah mulia dalam kehidupan di lingkungan sekolah,
masyarakat, bangsa, dan negara
No Aspek Yang Dilihat Deskripsi
1 Tujuan Pembelajaran Tujuan dari pembelajaran adalah siswa
diharapkan mampu mendeskripsikan sejarah
perumusan Sumpah Pemuda,
mengidentifikasikan semangat dan
komitmen dalam Sumpah Pemuda,
Menjelaskan makna Sumpah Pemuda bagi
124
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bangsa Indonesia, Menyusun Telaah tentang
Sumpah Pemuda, serta menyajikan hasil
telaah Sumpah Pemuda.
2 Materi Pembelajaran Materi pembelajaran sudah sesuai dengan
tujuan pembelajaran yaitu mengenai makna
Sumpah Pemuda.
3 Metode Pembelajaran Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran,
guru PPKn menggunakan metode diskusi
dalam kelompok dan praktik
Kewarganegaraan.
4 Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan awal Dalam kegiatan ini kompetensi sikap peserta
didik baik itu sikap spiritual dan sikap sosial
dikembangkan oleh guru dengan cara
berdoa, mengecek kehadiran siswa, serta
kebersihan kelas.
b. Kegiatan inti Dalam kegiatan inti pembelajaran yaitu guru
memulai pembelajaran yang sesuai dengan
kompetensi dasar, selain itu pemberian tugas
berupa membaca materi dan membagi
kelompok. Dari kegiatan tersebut terlihat
guru mencoba untuk mencapai kompetensi
sikap peserta didik yakni sikap tanggung
jawab, sopan santun, serta sikap peduli, serta
gotong royong dalam mengerjakan diskusi
kelompok.
c. Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup ini juga terlihat
upaya guru dalam mencapai kompetensi
sikap peserta didik. Guru memberikan
pertanyaan diakhir pembelajaran yang
125
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menuntut peserta didik untuk jujur dalam
mengerjakan tugas tersebut.
5 Sumber Belajar Dalam penggunaan sumber belajar selain
menggunakan buku sumber yang sudah
disediakan, guru juga mencoba mencari
materi pelajaran di internet.
6 Media Dalam proses pembelajaran, media yang
digunakan yakni berupa video ikrar Sumpah
Pemuda serta gambar dokumen Sumpah
Pemuda dan sikap kekeluargaan & gotong
royong.
Sumber: Data primer diolah tahu 2015
Pada RPP dengan kompetensi dasar menghargai perilaku beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlah mulia dalam kehidupan di
lingkungan sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara, bahwa dalam tujuan
pembelajaran guru mencantumkan langsung tujuan yang ingin dicapai.
Selanjutnya dalam langkah-langkah pembelajaran, guru juga menyusun
perencanaan pembelajaran dengan baik karena pada setiap kegiatan berupaya
untuk pencapaian kompetensi sikap peserta didik. Selanjutnya peneliti melihat
bahwa pada setiaplangkah-langkah pembelajaran guru mencoba memasukkan
kompetensi sikap yang secara tidak langsung ingin dicapai pada setiap
tahapannya. Kemudian, untuk langkah-langkah yang dipilih juga terlihat bahwa
pada kegiatan awal, inti, dan penutup guru melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran. Pada pertemuan ini, guru melakukan proses pembelajaran
dengan menggunakan metode diskusi. Selain itu juga menggunakan sumber
dengan beberapa buku pelajaran PKn untuk mendukung pembelajaran dan juga
sumber dari internet. Sedangkan untuk evaluasi atau penilaian, guru belum
menggunakan bentuk penilaian yang beragam karena guru hanya menggunakan
satu bentuk penilaian, yaitu guru melakukan observasi terhadap sikap siswa
selama proses pembelajaran dan tidak melakukan bentuk penilaian lainnya yang
melibatkan siswa secara langsung. Dalam hal ini guru tidak merencanakan
126
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
beragam bentuk penilaian dan juga dalam penilaian belum melibatkan peran
siswa.
Tabel 4.11
Dokumentasi RPP
Kompetensi Dasar: Menghargai sikap toleran terhadap keberagaman suku, agama,
ras, budaya, dan gender.
No Aspek Yang Dilihat Deskripsi
1 Tujuan Pembelajaran Tujuan dari pembelajaran adalah siswa
diharapkan mampu menjelaskan penyebab
keberagaman ras dalam masyarakat
Indonesia, menjelaskan penyebab
keberagaman gender dalam masyarakat
Indonesia, mengidentifikasi keberagaman
ras dalam masyarakat Indonesia,
mengidentifikasi keberagaman gender dalam
masyarakat Indonesia, menyusun hasil
telaah keberagaman ras, dan gender dalam
masyarakat Indonesia, menyajikan hasil
telaah keberagaman ras, dan gender dalam
masyarakat Indonesia.
2 Materi Pembelajaran Materi pembelajaran sudah sesuai dengan
tujuan pembelajaran yaitu mengenai
keberagaman suku dalam masyarakat
Indonesia.
3 Metode Pembelajaran Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran,
guru PPKn menggunakan metode diskusi
dalam kelompok dan praktik
Kewarganegaraan.
4 Kegiatan Pembelajaran
d. Kegiatan awal Dalam kegiatan ini kompetensi sikap peserta
127
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
didik baik itu sikap spiritual dan sikap sosial
dikembangkan oleh guru dengan cara
melihat keadaan kelas dari kebersihan yang
menunjukkan sikap peduli terhadap
lingkungannya. Selain itu meminta salah
satu peserta didik untuk memimpin doa
sebelum pembelajaran dimulai.
e. Kegiatan inti Dalam kegiatan inti pembelajaran yaitu guru
memulai pembelajaran yang sesuai dengan
kompetensi dasar, selain itu pemberian tugas
berupa membaca materi dan membagi
kelompok. Dari kegiatan tersebut terlihat
guru mencoba untuk mencapai kompetensi
sikap peserta didik yakni sikap tanggung
jawab, sopan santun, serta sikap peduli, serta
gotong royong dalam mengerjakan diskusi
kelompok.
f. Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup ini juga terlihat
upaya guru dalam mencapai kompetensi
sikap peserta didik. Guru memberikan
pertanyaan diakhir pembelajaran yang
menuntut peserta didik untuk jujur dalam
mengerjakan tugas tersebut.
5 Sumber Belajar Dalam penggunaan sumber belajar selain
menggunakan buku sumber yang sudah
disediakan, guru juga mencoba mencari
materi pelajaran di internet.
6 Media Dalam proses pembelajaran, media yang
digunakan yakni berupa gambar
keberagaman dan video.
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
128
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada RPP dengan kompetensi dasar menghargai sikap toleran terhadap
keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender, peneliti menemukan bahwa
guru mencantumkan langsung tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Selanjutnya dalam langkah-langkah pembelajaran, guru juga menyusun
perencanaan pembelajaran dengan baik karena pada setiap kegiatan berupaya
untuk pencapaian kompetensi sikap peserta didik. Pada langkah-langkah
pembelajaran, guru berusaha untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran. Selanjutnya, untuk pemilihan media, pada pertemuan ini guru
merencanakan dengan menggunakan media LCD Proyektor dengan menampilkan
video dan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Selain itu
juga menggunakan beberapa buku pelajaran PKn untuk mendukung pembelajaran.
Terkait dengan evaluasi atau penilaian, guru melakukan penilaian terhadap sikap
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini menunjukkan
bahwa evaluasi yang direncanakan oleh guru belum terlalu mendukung penilaian
terhadap perkembangan dan pencapaian kompetensi sikap peserta didik.
Tabel 4.12
Dokumentasi RPP
Kompetensi Dasar: Menghargai semangat dan komitmen sumpah pemuda dalam
kehidupan bermasyarakat sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pemuda
pada saat mendeklarasikan Sumpah Pemuda tahun 1928
No Aspek Yang Dilihat Deskripsi
1 Tujuan Pembelajaran Tujuan dari pembelajaran adalah siswa
diharapkan mampu menjelaskan pengertian
kekeluargaan, mengidentifikasi nilai
kekluargaan dalam masyarakat Indonesia,
Menjelaskan perwujudan nilai kekeluargaan
di lingkungan, sekolah, dan masyarakat,
menjelaskan arti penting nilai kekluargaan
bagi masyarakat Indonesia, menyusun hasil
129
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
telaah tentang makna kekeluargaan bagi
masyarakat Indonesia, menyajikan hasil
telaah tentang makna kekluargaan bagi
masyarakat Indonesia.
2 Materi Pembelajaran Materi pembelajaran sudah sesuai dengan
tujuan pembelajaran yaitu mengenai makna
Sumpah Pemuda.
3 Metode Pembelajaran Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran,
guru PPKn menggunakan metode diskusi
dalam kelompok dan praktik
Kewarganegaraan.
4 Kegiatan Pembelajaran
d. Kegiatan awal Dalam kegiatan ini kompetensi sikap peserta
didik baik itu sikap spiritual dan sikap sosial
dikembangkan oleh guru dengan cara
berdoa, mengecek kehadiran siswa, serta
kebersihan kelas.
e. Kegiatan inti Dalam kegiatan inti pembelajaran yaitu guru
memulai pembelajaran yang sesuai dengan
kompetensi dasar, selain itu pemberian tugas
berupa membaca materi dan membagi
kelompok. Dari kegiatan tersebut terlihat
guru mencoba untuk mencapai kompetensi
sikap peserta didik yakni sikap tanggung
jawab, sopan santun, serta sikap peduli, serta
gotong royong dalam mengerjakan diskusi
kelompok.
f. Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup ini juga terlihat
upaya guru dalam mencapai kompetensi
sikap peserta didik. Guru memberikan
130
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertanyaan diakhir pembelajaran yang
menuntut peserta didik untuk jujur dalam
mengerjakan tugas tersebut.
5 Sumber Belajar Dalam penggunaan sumber belajar selain
menggunakan buku sumber yang sudah
disediakan, guru juga mencoba mencari
materi pelajaran di internet.
6 Media Dalam proses pembelajaran, media yang
digunakan yakni berupa video ikrar Sumpah
Pemuda serta gambar dokumen Sumpah
Pemuda dan sikap kekeluargaan & gotong
royong.
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
Pada RPP dengan kompetensi dasar menghargai semangat dan komitmen
sumpah pemuda dalam kehidupan bermasyarakat sebagaimana ditunjukkan oleh
tokoh-tokoh pemuda pada saat mendeklarasikan Sumpah Pemuda tahun 1928,
guru mencantumkan langsung tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam
proses pembelajaran. Selanjutnya dalam langkah-langkah pembelajaran, guru juga
menyusun perencanaan pembelajaran dengan baik karena pada setiap kegiatan
berupaya untuk pencapaian kompetensi sikap peserta didik. Hal lain yang peneliti
temukan adalah pada setiap langkah-langkah pembelajaran, secara tersirat guru
menanamkan kompetensi sikap peserta didik pada setiap langkah-langkah
pembelajaran. Selanjutnya, berkaitan dengan langkah-langkah pembelajaran yang
disusun oleh guru, peneliti melihat bahwa perencanaan guru dalam langkah
pembelajaran sudah cukup baik mulai dari kegiatan pendahuluan hingga penutup.
Pada pertemuan ini, guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan
metode diskusi. Selain itu juga menggunakan sumber dengan beberapa buku
pelajaran PKn untuk mendukung pembelajaran dan juga sumber dari internet.
Sedangkan untuk evaluasi atau penilaian, guru belum menggunakan bentuk
penilaian yang beragam karena guru hanya menggunakan satu bentuk penilaian,
yaitu guru melakukan observasi terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran
131
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan tidak melakukan bentuk penilaian lainnya yang melibatkan siswa secara
langsung. Guru sesungguhnya bisa menggunakan bentuk penilaian yang lebih
beragam dan juga bisa melibatkan siswa di dalamnya.
Tabel 4.13
Dokumentasi Foto
No Foto Deskripsi
1
Guru sedang menyampaikan tujuan
pembelajaran sebelum menyampaikan
materi pelajaran kepada peserta didik
dengan menampilkan power point di
depan kelas.
2
Siswa memperhatikan guru yang
sedang menyampaikan materi
pelajaran dengan seksama dan serius.
3
Guru mengarahkan peserta didik
dalam proses diskusi agar dapat
berjalan dengan tertib dan terarah
sesuai dengan materi pokok pelajaran.
132
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Foto Deskripsi
4
Siswa yang lainnya aktif dalam diskusi
dengan memberikan pertanyaan dan
menyampaikan sanggahan bila
jawaban dari kelompok penyaji dirasa
kurang tepat.
5
Siswa SMP Negeri 1 Pekanbaru yang
sedang mengaji pada setiap hari senin
sampai dengan kamis.
6
Siswa SMP Negeri 1 Pekanbaru
sedang melakuakan kegiatan IMTAQ
setiap hari jumat.
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
Pada deskripsi hasil dokumentasi, peneliti menemukan beberapa kegiatan
yang dilakukan baik didalam kelas maupun diluar kelas. Dari gambar yang
terdapat diatas, terlihat jelas pada saat guru melaksanakan proses pembelajaran di
kelas dengan menggukan media pembelajaran dan juga dengan menggunakan
metode pembelajaran secara diskusi. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mencapai
133
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kompetensi inti dala pembelajaran yang salah satunya adalah kompetensi sikap
peserta didi, baik itu kompetensi sikap spiritual maupun kompetensi sikap sosial.
Selain proses kegiatan di dalam kelas, kegiatan yang dapat mendukung
pencapaian kompetensi sikap peserta didik terlihat dari gambar saat pelaksanaan
kegiatan mengaji yang diadakan setiap hari senin sampai dengan kamis. Selain itu
juga, terdapat kegiatan IMTAQ setiap hari jumat dengan mendengarkan ceramah
agama. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik memiliki sikap spiritual dan juga
sikap sosial yang baik.
d. Deskripsi Hasil Angket
Teknik pengumpulan data melalui angket merupakan salah satu cara yang
digunakan oleh peneliti dalam melengkapi data penelitian. Angket yang
dipersiapkan oleh peneliti terdiri atas empat puluh satu pernyataan. Adapun
informasi yang ingin digali melalui lima puluh sembilan paernyataan tersebut
adalah untuk melihat bagaimana kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran
PPKn untuk pencapaian kompetensi sikap spiritual dan sosial peserta didik.
Dibawah ini akan diuraikan / dideskripsikan mengenai hasil perhitungan angket
berdasarkan indikator-indikator sikap yang ingin diamati.
1. Sikap Spritual Peserta Didik
Untuk melengkapi data dalam melihat sikap spiritual peserta didik, peneliti
membuat angket berisikan pernyataan yang berhubungan dengan hal-hal yang
menunjukkan sikap spiritual peserta didik. Untuk memperoleh informasi
mengenai hal tersebut, peneliti membuat 10 pernyataan yang berkaitan dengan hal
tersebut. Berikut hasil persentase sikap spirirual peserta didik.
Tabel 4.14
Sikap Spiritual Peserta Didik
PERNYATAAN Persentase
134
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
S SR KK TP
1. Saya berdoa sebelum dan sesudah
menjalankan sesuatu.
2. Saya menjalankan ibadah tepat
waktu.
3. Saya memberi salam pada saat awal
dan akhir presentasi sesuai agama
yang dianut.
4. Saya bersyukur atas nikmat dan
karunia Tuhan Yang Maha Esa.
5. Saya mengucapkan syukur ketika
berhasil mengerjakan sesuatu.
6. Saya berserah diri kepada Tuhan
apabila gagal dalam mengerjakan
sesuatu.
7. Saya menjaga lingkungan hidup di
sekitar rumah tempat tinggal,
sekolah, dan masyarakat.
1. Saya memelihara hubungan baik
dengan sesama umat ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Saya bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa sebagai bangsa Indonesia.
3. Saya menghormati orang lain
menjalankan ibadah sesuai dengan
agamanya.
64.06
39,06
84,37
67,19
50,00
53,12
62,50
54,69
60,94
70,31
21,87
46,87
9,38
20,31
42,19
40,62
25,00
42,19
32,81
26,57
14,07
14,07
6,25
12,50
7,81
6,26
12,50
3,12
6,25
3,12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Jumlah 60,63 30,78 8,59 0
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa pernyataan yang
berkaitan dengan sikap spiritual peserta didik dengan pilihan selalu sebasar 60,63
135
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
%, pilihan sering sebesar 30,78 %, pilihan kadang-kadang sebesar 8,59 %, dan
pilihan tidak pernah sebesar 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa sikap spiritual
peserta didik dalam kriteria baik.
2. Sikap Jujur Peserta Didik
Untuk melengkapi data dalam melihat sikap jujur peserta didik, peneliti
membuat angket berisikan pernyataan yang berhubungan dengan hal-hal yang
menunjukkan sikap spiritual peserta didik. Untuk memperoleh informasi
mengenai hal tersebut, peneliti membuat 6 pernyataan yang berkaitan dengan hal
tersebut. Berikut hasil persentase sikap jujur peserta didik:
Tabel 4.15
Sikap Jujur Peserta Didik
PERNYATAAN Persentase
S SR KK TP
1. Saya mengerjakan ujian/ulangan
dengan usaha sendiri.
2. Saya mengambil/menyalin karya
orang lain dengan menyebutkan
sumber) dalam mengerjakan setiap
tugas.
3. Saya mengemukakan perasaan
terhadap sesuatu apa adanya.
4. Saya melaporkan barang yang
ditemukan.
5. Saya melaporkan data atau informasi
apa adanya.
6. Saya mengakui kesalahan atau
kekurangan yang dimiliki.
56,25
43,75
42,19
59,38
39,06
62,50
31,25
32,81
28,13
29,69
34,38
32,81
9,38
17,19
21,87
10,93
26,56
4,69
3,12
6.25
7,81
0
0
0
Jumlah 50,52 31,51 15,11 2,86
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
136
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa pernyataan yang
berkaitan dengan sikap jujur peserta didik dengan pilihan selalu sebasar 50,52 %,
pilihan sering sebesar 31,51 %, pilihan kadang-kadang sebesar 15,11 %, dan
pilihan tidak pernah sebesar 2,86 %. Hal ini menunjukkan bahwa sikap jujur
peserta didik dalam kriteria baik.
3. Sikap Disiplin Peserta Didik
Untuk melengkapi data dalam melihat sikap disiplin peserta didik, peneliti
membuat angket berisikan pernyataan yang berhubungan dengan hal-hal yang
menunjukkan sikap spiritual peserta didik. Untuk memperoleh informasi
mengenai hal tersebut, peneliti membuat 5 pernyataan yang berkaitan dengan hal
tersebut. Berikut hasil persentase sikap disiplin peserta didik:
Tabel 4.16
Sikap Disiplin Peserta Didik
PERNYATAAN Persentase
S SR KK TP
1. Saya datang tepat waktu.
2. Saya patuh pada tata tertib atau
aturan bersama/sekolah.
3. Saya mengerjakan/mengumpulkan
tugas sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
4. Saya tertib dalam menerapkan aturan
penulisan untuk karya ilmiah.
5. Saya membuang sampah pada
tempatnya.
64,06
62,50
54,69
32,81
56,25
29,69
26,56
35,94
40,62
34,37
6,25
10,94
9,37
26,56
9,37
0
0
0
0
0
Jumlah 54,06 33,44 12,50 0
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa pernyataan yang
berkaitan dengan sikap disiplin peserta didik dengan pilihan selalu sebasar 54,06
%, pilihan sering sebesar 33,44 %, pilihan kadang-kadang sebesar 12,50 %, dan
137
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pilihan tidak pernah sebesar 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa sikap disiplin
peserta didik dalam kriteria baik.
4. Sikap Tanggung Jawab Peserta Didik
Untuk melengkapi data dalam melihat sikap tanggung jawab peserta
didik, peneliti membuat angket berisikan pernyataan yang berhubungan dengan
hal-hal yang menunjukkan sikap spiritual peserta didik. Untuk memperoleh
informasi mengenai hal tersebut, peneliti membuat 5 pernyataan yang berkaitan
dengan hal tersebut. Berikut hasil persentase sikap tanggung jawab peserta didik.
Tabel 4.17
Sikap Tanggung jawab Peserta Didik
PERNYATAAN Persentase
S SR KK TP
1. Saya melaksanakan tugas individu
dengan baik.
2. Saya menerima risiko dari tindakan
yang dilakukan.
3. Saya tidak menyalahkan / menuduh
orang lain tanpa bukti yang akurat.
4. Saya mengembalikan barang yang
dipinjam.
5. Saya meminta maaf atas kesalahan
yang dilakukan.
60,94
67,19
56,25
81,25
51,56
34,37
23,44
31,25
15,62
43,75
4,69
9,37
10,94
3,12
4,69
0
0
1,56
0
0
Jumlah 63,44 29,69 6,56 0,31
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa pernyataan yang
berkaitan dengan sikap tanggung jawab peserta didik dengan pilihan selalu
sebasar 64,44 %, pilihan sering sebesar 29,69 %, pilihan kadang-kadang sebesar
6,56 %, dan pilihan tidak pernah sebesar 0,31 %. Hal ini menunjukkan bahwa
sikap tanggung jawab peserta didik dalam kriteria baik.
138
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Sikap Toleransi Peserta Didik
Untuk melengkapi data dalam melihat sikap toleransi peserta didik,
peneliti membuat angket berisikan pernyataan yang berhubungan dengan hal-hal
yang menunjukkan sikap spiritual peserta didik. Untuk memperoleh informasi
mengenai hal tersebut, peneliti membuat 5 pernyataan yang berkaitan dengan hal
tersebut. Berikut hasil persentase sikap toleransi peserta didik:
Tabel 4.18
Sikap Toleransi Peserta Didik
PERNYATAAN Persentase
S SR KK TP
1. Saya menghargai teman yang berbeda
pendapat.
2. Saya menghormati teman yang
berbeda suku, agama, ras, budaya, dan
gender.
3. Saya menerima kesepakatan
meskipun berbeda dengan
pendapatnya.
4. Saya menerima kekurangan orang
lain.
5. Saya mememaafkan kesalahan orang
lain.
53,12
71,87
57,81
64,06
40,62
39,06
26,56
37,5
29,68
53,12
7,81
1,56
4,69
6,25
6,25
0
0
0
0
0
Jumlah 57,49 37,19 5.32 0
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa pernyataan yang
berkaitan dengan sikap toleransi peserta didik dengan pilihan selalu sebasar 57,49
%, pilihan sering sebesar 37,19 %, pilihan kadang-kadang sebesar 5,32 %, dan
pilihan tidak pernah sebesar 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa sikap toleransi
peserta didik dalam kriteria baik.
139
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Sikap Gotong Royong Peserta Didik
Untuk melengkapi data dalam melihat sikap gotong royong peserta didik,
peneliti membuat angket berisikan pernyataan yang berhubungan dengan hal-hal
yang menunjukkan sikap spiritual peserta didik. Untuk memperoleh informasi
mengenai hal tersebut, peneliti membuat 5 pernyataan yang berkaitan dengan hal
tersebut. Berikut hasil persentase sikap gotong royong peserta didik.
Tabel 4.19
Sikap Gotong royong Peserta Didik
PERNYATAAN Persentase
S SR KK TP
1. Saya terlibat aktif dalam bekerja
bakti membersihkan kelas atau
sekolah.
2. Saya mengantar teman yang sedang
sakit.
3. Saya bersedia melakukan tugas
sesuai kesepakatan.
4. Saya bersedia membantu orang lain
tanpa mengharap imbalan.
5. Saya aktif dalam kerja kelompok.
81,25
20,31
56,25
59,37
45,31
17,19
40,62
32,81
37,5
35,93
1,56
29,68
10,94
3,12
18,75
0
9,37
0
0
0
Jumlah 52,50 32,82 12,81 1,87
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa pernyataan yang
berkaitan dengan sikap gotong royong peserta didik dengan pilihan selalu sebasar
52,50 %, pilihan sering sebesar 32,82 %, pilihan kadang-kadang sebesar 12,81 %,
dan pilihan tidak pernah sebesar 1,87 %. Hal ini menunjukkan bahwa sikap
gotong royong peserta didik dalam kriteria baik.
7. Sikap Sopan Santun Peserta Didik
140
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk melengkapi data dalam melihat sikap sopan santun peserta didik,
peneliti membuat angket berisikan pernyataan yang berhubungan dengan hal-hal
yang menunjukkan sikap spiritual peserta didik. Untuk memperoleh informasi
mengenai hal tersebut, peneliti membuat 6 pernyataan yang berkaitan dengan hal
tersebut. Berikut hasil persentase sikap sopan santun peserta didik:
Tabel 4.20
Sikap Sopan santun Peserta Didik
PERNYATAAN Persentase
S SR KK TP
1. Saya menghormati guru baik di
kelas maupun diluar kelas.
2. Saya tertib saat guru menerangkan.
3. Saya melakukan salam dan cium
tangan jika ketemu guru.
4. Saya berbicara sopan kepada guru.
5. Saya menerima sesuatau dengan
tangan kanan.
6. Saya meminta ijin ketika akan
memasuki kelas atau menggunakan
barang.
87,5
76,56
92.18
84,37
60,94
89,06
12,5
20,31
7.81
14,06
35,93
6,25
0
3.12
0
1,56
3,12
4,69
0
0
0
0
0
0
Jumlah 81,77 16,15 2,08 0
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa pernyataan yang
berkaitan dengan sikap sopan santun peserta didik dengan pilihan selalu sebasar
81,77 %, pilihan sering sebesar 16,15 %, pilihan kadang-kadang sebesar 2,08 %,
dan pilihan tidak pernah sebesar 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa sikap sopan
santun peserta didik dalam kriteria baik.
8. Sikap Percaya Diri Peserta Didik
141
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk melengkapi data dalam melihat sikap percaya diri peserta didik,
peneliti membuat angket berisikan pernyataan yang berhubungan dengan hal-hal
yang menunjukkan sikap spiritual peserta didik. Untuk memperoleh informasi
mengenai hal tersebut, peneliti membuat 5 pernyataan yang berkaitan dengan hal
tersebut. Berikut hasil persentase sikap percaya diri peserta didik:
Tabel 4.21
Sikap Percaya diri Peserta Didik
PERNYATAAN Persentase
S SR KK TP
1. Saya berpendapat dan melakukan
sesuatu dengan yakin.
2. Saya mampu membuat keputusan
dengan cepat.
3. Saya bersedia mengikuti lomba di
sekolah.
4. Saya berani presentasi di depan
kelas.
5. Saya berani bertanya, atau
menjawab pertanyaan.
28,13
34,38
46,87
43,75
32,81
26,57
50
35,94
31,25
20,31
42,18
15,62
17,18
25
46,87
3,12
0
0
0
0
Jumlah 37,19 32,82 29,37 0,62
Sumber: Data primer diolah tahun 2015
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa pernyataan yang
berkaitan dengan sikap percaya diri peserta didik dengan pilihan selalu sebasar
37,19 %, pilihan sering sebesar 32,82 %, pilihan kadang-kadang sebesar 29,37 %,
dan pilihan tidak pernah sebesar 0,62 %. Hal ini menunjukkan bahwa sikap
percaya diri peserta didik dalam kriteria baik.
142
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.3 PEMBAHASAN HASIL TEMUAN
Pada bagian ini hasil temuan akan diuraikan mengenai analisis kritis
terhadap data yang telah berhasil dikumpulkan melalui berbagai metode. Data
yang telah terkumpul akan dianalisis dengan cara dibandingkan dengan berbagai
teori yang berhubungan dengan hal tersebut dan juga akan dikontraskan dengan
berbagai penelitian terdahulu yang sejenis dengan penelitian-penelitian ini. Secara
lengkap hasil analisis akan diuraikan dibawah ini sesuai dengan rumusan yang
telah dirumuskan sebelumnya.
4.3.1 Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Perencanaan Pembelajaran
PPKn Untuk Pencapaian Kompetensi Sikap Peserta Didik
Deskripsi hasil temuan mengungkapkan bahwa Kompetensi pedagogik
guru PPKn SMP Negeri 1 Pekanbaru dalam perencanaan pembelajaran PPKn
yang berkaitan dengan memahami karakteristik peserta didik dilakukan dengan
cara mengenal dan memahami peserta didik. Memahami karakteristik peserta
didik merupakan suatu yang penting dan merupakan suatu keharusan bagi seorang
guru dalam melaksanakan tugas kependidikan. Mengenal peserta didik dengan
baik akan membantu guru mengantarkan peserta didik dalam meraih cita-citanya.
Memahami karakteristik peserta didik tidaklah mudah, semudah mengenal biodata
peserta didik. Memahami karakteristik peserta didik butuh kesungguhan dan
keterlibatan hati dan pikiran guru sehingga dia dapat memahami karakter peserta
didiknya dengan baik dan benar.
143
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kompetensi pedagogik guru PPKn di SMP Negeri 1 Pekanbaru dalam hal
memahami karakteristik peserta didik secara jelasnya yakni dilakukan dengan cara
menganalisa tutur kata (cara bicara), sikap dan perilaku, serta mengetahui
latarbelakang peserta didiknya. Karakteristik bisa berupa bakat, minat, sikap,
motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir dan kemampuan awal yang
telah dimilikinya (Uno, 2006, hlm. 58). Memahami karakteristik peserta didik
diperlukan kejelian dan kehati-hatian dai guru agar nantinya dapat
mengelompokkan peserta didik berdasarkan karakteristiknya masing-masing.
Manfaat dari memahami karakteristik peserta didik ini berguna bagi guru maupun
bagi peserta didik itu sendiri. Bagi guru, manfaatnya adalah untuk dapat
mempermudah dalam memetakan peserta didik berdasarkan karakternya masing-
masing. Bagi peserta didik, mereka akan mendapat pelayanan prima, perlakuan
yang adil, tidak ada diskriminasi, merasakan bimbingan yang maksimal dari
gurunya. Perlakuan seperti ini akan membuat peserta didik dapat lebih mudah
dalam menjalankan tugas perkembangan sebagai peserta didik.
Begitu pentingnya mengenal dan memahami karakteristik peserta didik
maka seorang guru harus meluangkan waktunya bersama peserta didik dan
memberikan perhatian yang maksimal pada peserta didik dalam membimbing
mereka pada tercapainya tujuan pendidikan. Sesungguhnya keberadaan dan
kesunguhan guru dalam melaksanakan tugas akan memberikan energi positif bagi
peserta didiknya dalam mewujudkan cita-citanya.
Usaha yang dilakukan guru PPKn di SMP Negeri 1 Pekanbaru dalam
memahami karakteristik peserta didik diharapkan agar lebih memudahkan guru
dalam mengembangkan menggali potensi yang ada pada peserta didiknya.
Masing-masing peserta didik pasti memiliki potensi yang berbeda-beda dalam
dirinya. Untuk mengetahui potensi peserta didik dapat dikenali dari keberbakatan
yang dimiliki oleh peserta didik peserta didik. Keberbakatan merupakan konsep
yang tidak mudah dipahami secara harfiah, mengingat keberbakatan sedikit
banyak terkait dengan persoalan budaya (Hawadi, 2001, hlm. 3).
Marland dari United States Commision of Education (USOE) mengusulkan
satu pengertian keberbakatan sebagai berikut:
144
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Anak berbakat (gifed and talented) adalah mereka yang diidentifikasi oleh
orang-orang yang berkualifikasi profesional, memiliki kemampuan luar
biasa, mampu berprestasi tinggi. Anak-anak ini membutuhkan program
pendidikan yang berdiferensiasi dan atau pelayanan program sekolah
reguler agar dapat merealisasikan kontribusi mereka bagi dirinya dan
masyarakat (Hawadi, 2001, hlm. 5).
Senada dengan pendapat tersebut, Depdiknas (2003), anak berbakat adalah
mereka yang oleh psikolog dan atau guru diidentifikasi sebagai peserta didik yang
telah mencapai prestasi memuaskan dan memiliki kemampuan intelektual umum
yang berfungsi pada taraf cerdas, kreativitas yang memadai, dan keterikatan pada
tugas yang tergolong baik.
Berdasarkan pengertian diatas, maka keberbakatan peserta didik dapat
diidentifikasi salah satunya oleh guru. Guru bertugas mengidentifikasi
keberbakatan peserta didiknya dan kemudian dapat diketahui potensi peserta didik
yang akan dikembangkan. Pengembangan potensi peserta didik ini sangat berguna
untuk menunjang prestasi, baik prestasi dalam pengetahuan maupun
keterampilan.
Keberbakatan peserta didik sangat beragam, maka dari itu guru yang
memiliki tugas mengidantifikasi hal tersebut harus mengatahui karakteristik atau
ciri-ciri keberbakatan yang dimiliki oleh peserta didik. Guru harus memperhatikan
potensi yang dimiliki peserta didiknya, baik dalam proses pembelajaran
berlangsung ataupun diluar kegiatan belajar mengajar.
Menurut Renzulli dalam (Hadawi, 2001, hlm. 6), keberbakatan merupakan
interaksi dari tiga kelompok ciri (kluster) yaitu intelegensi, kreatifitas, dan
pengikatan diri terhadap tugas dalam mencapai produktivitas. Pendapat Renzulli
dikenal dengan sebutan The Ring Conception. Masing-masing klister berperan
sama pentingnya dan sejajar untuk mewujudkan keberbakatan seseorang. Senada
dengan pendapat tersebut, Utami Munandar (2002, hlm. 31) menjelaskan bahwa
yang perlu diperhatikan bahwa hanya memilki salah satu ciri saja tidak dapat
dikatakan anak tersebut memiliki keberbakatan tapi harus memiliki ciri-ciri
tersebut secara bersamaan. Pembahasan mendalam mengenai masing-masing ciri-
ciri diuraikan sebagai berikut:
145
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Kemampuan di atas Rata-rata
Dalam istilah kemampuan umum tidak hanya menitik beratkan pada
kecerdasan dan kecakapan umum yang diukur denagn tes intelagensi,
melainkan tercakup pada berbagai bidang kemampuan. Kemampuan
tersebut antaranya prestasi, bakat, kemampuan mental primer, dan berpikir
kreatif. (Utami Munandar, 2002, hlm. 33) Sebagai contoh adalah penalaran
verbal numerikal, kemampuan spasial, kelancaran dalam memberikan ide,
dan orisinalitas. Kemampuan umum ini merupakan salah satu ciri-ciri
keberbakatan di samping kreativitas dan pengikatan diri terhadap tugas.
2. Kreativitas
Kreativitas sebagai kemampuan umum untuk mencipta sesuatu yang baru,
sebagai kemampuan untuk memberi gagasan-gagasan baru yang dapat
diterapkan dalam pemecahan masalah.
3. Pengikatan Diri terhadap Tugas
Pengikatan diri terhadap tugas sebagai bentuk motivasi internal yang
mendorong seseorang untuk tekun dan ulet mengerjakan tugasnya meskipun
mengalami berbagai hambatan, menyelesaikan tugas yang menjadi
tanggungjawabnya karena ia telah mengikat dirinya terhadap tugas tersebut.
Berdasarkan ciri-ciri keberbakatan tersebut maka dapat dikenali potensi
peserta didik yang nantinya akan dikembangkan oleh seorang guru. Potensi
peserta didik juga dapat dideteksi dari keberbakatan intelektual peseta didik.
Keberbakatan intelektual yang dimiliki peserta didik dapat diidentifikasi salah
satunya dengan mengukur bekal ajar peserta didik.
Deskripsi hasil temuan mengenai identifikasi bekal ajar peserta didik oleh
guru PPKn di SMP Negeri 1 Pekanbaru yang dilakukan dengan cara melakukan
tanya jawab kepada peserta didik mengenai materi pelajaran pertemuan
sebelumnya. Setelah guru mengetahui bekal ajar yang dimiliki peserta didik, maka
kemudian guru dapat melanjutkan materi pelajaran selanjutnya. Selama proses
pembelajaran berlangsung, teradapat kesulitan-kesulitan yang dialami peserta
didik. Kesulitan belajar merupakan gangguan belajar yang dialami peserta didik
dalam suatu proses belajar yang ditandai dengan hambatan untuk mencapai hasil
belajar. Dalam keadaan di mana peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana
mestinya, itulah yang disebut dengan “kesulitan belajar” (Ahmadi dan Widodo,
1991, hlm. 74). Menurut Sabri (1996, hlm. 88) Kesulitan belajar yang dimaksud
146
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
disini ialah kesukaran yang dialami siswa dalam menerima atau menyerap
pelajaran, kesulitan belajar yang dihadapi siswa ini terjadi pada waktu mengikuti
pelajaran yang disampaikan/ditugaskan oleh seorang guru.
Dalam definisi lain dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu
kondisi di mana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya
ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar (Djamarah, 2011, hlm. 235).
Sedangkan menurut Mulyadi (2010, hlm. 6-7) kesulitan belajar mempunyai
pengertian yang luas dan termasuk di dalamnya pengertian-pengertian seperti:
1. Learning Disorder (ketergangguan belajar)
Adalah keadaan di mana proses belajar seseorang terganggu karena
timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya orang yang
mengalami gangguan belajar, prestasi belajarnya tidak terganggu, akan
tetapi proses belajarnya yang terganggu atau terhambat oleh adanya
respons-respons yang bertentangan. Dengan demikian hasil belajarnya
lebih rendah dari potensi yang dimiliki.
2. Learning Disabilities (ketidakmampuan belajar)
Adalah ketidakmampuan seseorang murid yang mengacu kepada gejala
di mana murid tidak mampu belajar, sehingga hasil belajarnya di bawah
potensi intelektualnya.
3. Learning Disfungtion (ketidakfungsian belajar)
Menunjukkan gejala di mana proses belajar tidak berfungsi dengan baik
meskipun pada dasarnya tidak ada tanda-tanda subnormalitas mental,
gangguan alat dria atau gangguan-gangguan psikologis lainnya.
4. Under Achiever (pencapaian rendah)
Adalah mengacu kepada murid-murid yang memiliki tingkat potensi
intelektual di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
5. Slow Learner (lambat belajar)
Adalah murid yang lambat dalam proses belajarnya sehingga
membutuhkan waktu dibandingkan dengan murid-murid yang lain yang
memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
Berdasarkan beberapa pengertian kesulitan belajar diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa yang disebut dangan kesulitan belajar ialah keadaan dimana
peserta didik tidak dapat secara maksimal menyerap pelajaran yang diberikan oleh
guru sebagaimana mestinya sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Kesulitan belajar yang dialami peserta didik dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar pada peserta didik
dapat datang dari peserta didik itu sendiri, keluarga, teman sebaya, guru, ataupun
pihak-pikah yang lainnya.
147
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Faktor kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik di SMP Negeri 1
Pekanbaru yakni yang berasal dari faktor eksternal. Salah satunya yaitu kurikulum
yang diterapkan di sekolah, SMP Negeri 1 Pekanbaru ini sebelumnya menerapkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), namun sejak tahun 2013 sekolah
ini menerapkan Kurikulum 2013, kecuali yang sekarang berada di kelas IX.
Perubahan kurikulum ini membuat peserta didik menjadi kesulitan dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
Berdasarkan pembahasan mengenai kompetensi pedagogik guru PPKn
dalam memahami karakteristik peserta didik di SMP Negeri 1 Pekanbaru, maka
dapat dirumuskan kesimpulan sementara sebagai berikut: Guru PPKn di SMP
Negeri 1 Pekanbaru melakukan identifikasi karakteristik peserta didik dengan
cukup baik. yakni dalam hal mengidentifikasi potensi yang dimiliki peserta didik,
mengetahui bekal ajar peserta didik, maupun mengidentifikasi kesulitan belajar
yang dialami oleh peserta didik.
Identifikasi karakteristik peserta didik yang dilakukan saat perencanaan
pembelajaran merupakan proses awal sebelum merencanakan dan menyusun RPP.
Hal tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui potensi yang dimiliki peserta
didik, bekal ajar yang ada pada peserta didik, serta faktor-faktor lain yang dapat
menyebabkan kendala peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran. Setelah
proses tersebut dilakukan oleh guru, selanjutnya guru merencanakan RPP yang
diturunkan dari silabus. RPP dirancang agar proses pembelajran dapat berjalan
dengan baik, hal ini dikarenakan dalam RPP diuraikan mengenai materi, model,
serta metode yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Proses perencanaan pencapaian kompetensi sikap peserta didik yang
dilakukan oleh guru PPKn harus dipersiapkan dengan matang dalam sebuah
silabus dan dalam pengembangan menjadi sebuah RPP harus diintergrasikan
dengan sikap spiritual dan sosial yang sesuai dengan materi pembelajaran, hal itu
dimaksudkan agar adanya sinkronisasi antara kompetensi sikap spiritual dan sikap
sosial yang ingin dicapai dengan materi PPKn yang akan diajarkan kepada peserta
didik.
148
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Senada dengan penjelasan diatas, Komalasari (2013, hlm. 3-4)
menjelaskan bahwa untuk merencanakan supaya siswa mau belajar, guru PPKn
harus bisa untuk melaksanakan 1) Persiapan, dimulai dari merencanakan program
pengajaran tahunan, semester, dan penyusunan persiapan mengajar berikut
penyiapan perangkat kelengkapannya, antara lain berupa alat peraga dan alat-alat
evaluasi. 2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada
persiapan pembelajaran yang telah dibuatnya. Pada tahap pelaksanaan
pembelajaran ini, struktur dan situasi pembelajaran yang diwujudkan guru akan
banyak dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi dan metode-metode
pembelajaran yang telah dipilih atau dirancang penerapannya, serta filosofi kerja
dan komitmen guru, persepsi, dan sikapnya terhadap siswa. 3) Menindaklanjuti
pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan pascapembelajaran ini dapat
berbentuk pengayaan dapat pula pemberian layanan remedial bagi siswa yang
berkesulitan belajar.
Berdasarkan penjelasan daiatas dapat diambil kesimpulan bahwa proses
perencanaan pembelajaran merupakan bagian dari proses pembelajaran yang
sangat dibutuhkan dan harus dipersiapkan secara matang, hal itu dikarenakan
ketercapaian dari tujuan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perencanaan yang
sudah dilakukan. Dalam proses pembelajaran mata pelajaran PPKn sangat
dibutuhkan perencanaan yang matang, hal ini dikarenakan mata pelajaran PPKn
memiliki tujuan pembelajaran yang kompleks. Tujuan pembelajaran PPKn tidak
hanya untuk mencapai kompetensi pengetahuan saja akan tetapi juga harus
mencapai kompetensi sikap peserta didik.
Deskripsi hasil temuan mengungkapkan bahwa kompetensi pedagogik
guru PPKn SMP Negeri 1 Pekanbaru dalam membuat perencanaan pembelajaran
khususnya dalam menyusun RPP masih belum maksimal. Hal ini diindikasi dari
keterangan guru yang mengajar PPKn yang mengemukakan bahwa dengan
perubahan kurikulum yang diterapkan dari KTSP menjadi Kurikulum 2013
menjadikan guru-guru tersebut merasa kesulitan. Namun demikian, guru-guru
PPKn SMP Negeri 1 Pekanbaru tetap menyusun dan membuat rencana pelaksaan
pembelajaran. Pada dasarnya bila suatu kegiatan direncanakan terlebih dahulu
149
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
maka tujuan dari kegiatan tersebut akan lebih terarah dan berhasil sesuai dengan
tujuan yang terlah ditetapkan. Dalam hal ini tujuan utama yang harus di capai
yakni kompetensi sikap peserta didik, baik sikap spiritual maupun sikap sosialnya.
Oleh karena itu seorang guru harus memiliki kemampuan dalam merencanakan
pembelajaran. Seorang guru harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
sebelum pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Sehubungan dengan hal itu,
Johnson (dalam Suryosubroto, 2009, hlm. 22) menyatakan:
Teacher are expected to design and delever instruction so that student
learning is facilitated. Instruction is asset ot event design to initiated
aclivate and support learning in student, it is the process of arranging the
learning in student, it is the process of arranging the learning situation
(including the classroom, the srudent, and the curriculum materials) so
that learning is facilitated.
Secara garis besar dapat diartikan bahwa guru diharapkan merencanakan
dan menyampaikan pengajaran, karena rencana pengajaran memudahkan siswa
untuk belajar. Pengajaran merupakan rangkaian peristiwa yang direncanakan
untuk disampaikan, untuk mengingatkan dan mendorong belajar siswa yang
merupakan proses merangkai situasi belajar (yang terdiri dari ruang kelas, peserta
didik, materi dan kurikulum) agar belajar menjadi lebih mudah. Dalam
perencanaan pembelajaran tersebut memuat analisis materi pembelajaran yang di
dalamnya memuat tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan
materi pokok. Dengan adanya acuan terhadap rencana pembelajaran diyakini
bahwa pembelajaran yang diajarkan guru akan lebih terarah, berkesinambungan,
dan lebih fleksibel.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Harun (2010, hlm. 29) yang mengatakan
bahwa perencanaan pengajaran akan berhasil dilakukan apabila mencakup tujuh
kategori, yaitu: (a) perencanaan berdasarkan tujuan yang jelas, (b) adanya
kesatuan rencana, (c) logis, (d) kontinuitas, (e) sederhana dan jelas, (f) fleksibel,
dan (g) stabilitas.
Dapat disimpulkan bahwa PPKn merupakan pelajaran yang tidak hanya
mencapai kompetensi pengetahuan, akan tetapi juga harus mencapai kompetensi
sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik. Mengingat hal tersebut, maka PPKn
150
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perlu diajarkan dari tingkat pendidikan dasar sampai kepada pendidikan tinggi
karena mengingat misi dan tujuan PPKn yaitu membentuk sikap warga negara
yang baik.
Selanjutnya, analisis dokumentasi pada RPP, peneliti juga mengamati
komponen-komponen lain, seperti pemilihan metode, media, sumber belajar, dan
evaluasi pembelajaran. Pada setiap pertemuan, guru membawa beragam sumber
pembelajaran, seperti buku paket, LKS (Lembar Kerja Siswa), internet, informasi
dari media cetak dan elektronik dan juga yang lainnya. Selanjutnya, guru juga
merencanakan pembelajaran dengan menyiapkan media pembelajaran. Media
yang digunakan yakni power point/slide, dengan media tersebut guru dapat
menampilkan video dan juga gambar-gambar yang berkaitan dengan materi
pembelajaran. Berkaitan dengan metode pembelajaran Hamzah. B. Uno (2007,
hlm. 3) menjelaskan bahwa “Metode pembelajaran adalah suatu cara yang
digunakan oleh pengajar dalam memilih kegiatan belajar yang akan digunakan
selama proses pembelajaran. Pemilihan strategi dilakukan dengan
mempertimbangkan lingkungan sekolah, sumber belajar, kebutuhan dan
karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai bukan hanya pengetahuan
dan keterampilan, tetapi juga kompetensi sikap peserta didik. Hal ini dilakukan
untuk mempersiapkan warga negara yang baik yang berakhlak mulia.
Penanaman sikap warga negara yang baik dapat dilakukam sejak usia
sekolah. Sikap tersebut yakni sikap spiritual peserta didik terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan sikap sosial yang meliputi tanggung jawab, jujur, gotong royong,
disiplin, toleransi, sopan santun serta percaya diri merupakan identitas dari
kepribadian setiap peserta didik. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu sekali
ditanamkan dipersekolahan, khususnya pada jenjang sekolah menengah. Hal ini
dikarenakan banyak sekali fonomena-fenomena peserta didik yang sudah tidak
memiliki sikap yang baik. Dapat diidentifikasi bahwa hal demikian merupakan
proses degradasi moral yang diakibatkan oleh kurangnya penanaman sikap kepada
peserta didik.
151
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap guru PPKn
bahwasannya penanaman sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik sangat tepat
apabila diintegrasikan dengan mata pelajaran PPKn di sekolah. Hal itu
berdasarkan kepada pernyataan dari Somantri (2001, hal. 299) mendefinisikan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai Pendidikan Kewarganegaraan
program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan
sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan
sekolah, masyarakat dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih
para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam
mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sedangkan Djahiri (dalam Fajar, 2003, hlm. 670) mendefinisikan
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai berikut “Pendidikan Kewarganegaraan
sebagai bagian Pendidikan Ilmu Kewarganegaraan atau IKN dimanapun dan
kapanpun sama/mirip ialah program dan rekayasa pendidikan untuk membina dan
membelajarkan anak didik menjadi warga negara yang baik, iman dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang
kuat/mantap, sadar dan mampu membina serta melaksanakan hak-hak kewajiban
dirinya sebagai manusia, warga masyarakat dan bangsa negaraya, taat
azas/kemampuan (rule of law), demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif
dalam kebhinekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (Civil Society)
yang menjunjung tinggi hak azasi manusia serta kehidupan yang terbuka
mendunia (global) dan modern tanpa melupakan jati diri masyarakat, bangsa dan
negaranya.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kompetensi pedagogik guru dalam mengelola pembelajaran PPKn di kelas untuk
pencapaian kompetensi sikap peserta didik yang merupakan kompetensi inti
dalam kurikulum 2013 memiliki tujuan yang sama dengan Pendidikan
Kewarganegaraan yang pada intinya adalan menjadikan manusia yang lebih baik
lagi, baik dari sisi spiritual maupun sosialnya. Mata pelajaran PPKn bukan
sekedar mata pelajaran yang dibelajarkan di kelas dan terbatas kepada materi yang
152
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diajarkan saja. Akan tetapi mata pelajaran PPKn memiliki tanggung jawab yang
lebih terhadap penanaman sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik. Hal ini
diperlukan kompetensi guru PPKn untuk mengelola pembelajaran, khususnya
kompetensi pedagogik guru yang pada dasarnya merupakan kemampuan guru
dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
4.3.2 Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran
PPKn Untuk Pencapaian Kompetensi Sikap Peserta Didik
Pelaksanaan pembelajaran PPKn tidak lepas dari perencanaan yang telah
dibuat sebelumnya. Setelah membuat perencanaan pembelajaran yang baik
dengan memasukkan kompetensi sikap peserta didik, baik sikap spiritual maupun
sosial seorang guru hendaknya mampu melaksanakan rencana tersebut dalam
pembelajaran di kelas. Kegiatan belajar-mengajar di kelas dibagi menjadi tiga
tahapan, yaitu kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Pada pembelajaran
dengan pencapaian kompetensi sikap peserta didik di dalamnya diharapkan dapat
menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan ketika telah tercipta
pembelajaran seperti itu diharapkan dapat membantu dalam pengembangan sikap
spiritual dan sosial peserta didik.
Hamzah B Uno (2007, hlm. 19) berdasarkan peran guru sebagai pengelola
proses pembelajaran, guru harus memiliki kemampuan :
a. Merencanakan sistem pembelajaran
Merumuskan tujuan,
Memilih prioritas materi yang akan diajarkan,
Memilih dan menggunakan metode,
Memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada,
Memilih dan menggunakan media pembelajaran.
b. Melaksanakan sistem pembelajaran
Memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat,
Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat.
c. Mengevaluasi sistem pembelajaran
Memilih dan menyusun jenis evaluasi,
Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses,
Mengadministrasikan hasil evaluasi.
d. Mengembangkan sistem pembelajaran
Mengoptimalisasikan potensi peserta didik,
153
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri,
Mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut.
Berdasarkan pendapat tersebut, guru yang memilki kopetensi pedagogik
dalam mengelola proses pembelajaran yang baik seharusnya memenuhi aspek
tersebut diatas. Hal tersebut merupakan dapat dilakukan dan diterapkan mulai dari
pendahuluan sampai dengan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari wawancara serta observasi
secara langsung, peneliti menemukan temuan bahwa pada tahap pendahuluan guru
melakukan hal-hal yang sama pada setiap kelas dan pertemuan. Kegiatan
pendahuluan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dengan
komponen-komponen pembelajaran lainnya. Kegiatan pendahuluan pada dasarnya
merupakan kegiatan yang harus ditempuh guru dan pesrta didik pada setiap kali
pelaksanaan sebuah pembelajaran. Guru masuk ke kelas setelah bel berbunyi
dengan mengucapkan salam. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. Setelah itu, guru mengabsen
dan menanyakan alasan peserta didik yang tidak hadir kepada peserta didik yang
lainnya. Melalui kegiatan ini, peserta didik akan termotivasi untuk aktif berbicara
dan mengeluarkan pendapatnya sehingga pada akhirnya akan muncul rasa ingin
tahu dari setiap anak. Dengan demikian, melalui kegiatan pendahuluan siswa akan
tergiring pada kegiatan inti baik yang berkaitan dengan tugas belajar yang harus
dilakukannya maupun berkaitan dengan materi ajar yang harus dipahaminya.
Sesungguhnya tindakan yang telah dilakukan guru pada kegiatan pendahuluan ini
telah termasuk dalam upaya yang dilakukan untuk pencapaian kompetensi sikap
peserta didik serta menanamkan sikap spiritual dan sosial.
Setelah menyiapkan keadaan siswa dan juga keadaan kelas guru memulai
dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari sesuai dengan SK dan KD.
Kemudian dilanjutkan dengan menyebutkan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai setelah proses pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan guru pada
tahap perencanaan dari awal sesungguhnya juga telah sesuai dengan standar
proses serti yang dikutip oleh Gunawan (2012, hlm. 230), yaitu:
154
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Guru harus menyiapkan peserta didik secara psikis maupun fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran. Persiapan psikis yang dilakukan oleh guru
dapat dimulai dengan berdoa kemudian menanyakan kabar siswa, kesiapan
siswa untuk memulai pelajaran, dan lain-lain. Sedangkan persiapan fisik
dapat dilakukan dengan mengkondisikan situasi kelas.
2. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari atau sering disebut dengan
apersepsi.
3. Menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
4. Menyampaikan kepada siswa mengenai cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuai silabus.
Langkah pada tahapan pendahuluan yang telah disesuaikan dengan standar
proses untuk pencapaian kompetensi sikap peserta didik dapat jadikan upaya
untuk menanamkan sikap spiritual dan juga sikap sosial diantaranya: toleransi,
gotong royong, jujur, disiplin, sopan santun, bertanggung jawab dan juga percaya
diri.
Disamping sebagai pengelola proses pembelajaran, guru juga mempunyai
tugas profesional lain, yaitu mendidik. Chatarina (2006, hlm. 34) memberikan
makna mendidik sebagai mendorong dan membimbing peserta didik agar maju
menuju kedewasaan secara utuh, sehingga menjadikan peserta didik baik dan
benar. Kedewasaan yang dimaksud meliputi kedewasaan intelektual, emosi,
sosial, fisik, seni, spiritual, dan moral. Hal ini berarti bahwa siswa perlu dibantu
untuk berkembang secara holistik, sehingga perkembangannya tidak hanya pada
aspek intelektualnya saja. Peserta didik dibantu agar emosinya seimbang dan
tertata, sehingga tidak menjadi emosional tatkala bersikap. Sebagai makhluk
sosial, peserta didik juga dibantu mengembangkan kepekaan dan rela hidup
dengan orang lain. Secara fisikpun peserta didik perlu dibantu agar menjadi
manusia yang sehat jasmaninya.
b. Kegiatan Inti
Pada tahap ini, guru dituntut untuk memiliki kompetensi pedagogik dalam
menyampaikan materi pembelajaran, memanfaatkan sumber dan media
pembelajaran, serta dapat juga memanfaatkan teknologi yang ada. Selain hal
tersebut, dalam penyampaiannya juga harus dilakukan dengan cara yang baik dan
155
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penuh sopan santun. Berkaitan dengan langkah-langkah pembelajaran pada
kegiatan inti ini, peneliti melihat bahwa guru dalam menyampaikan materi tidak
mendominasi dan berpusat pada guru. Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk aktif sesuai dengan tuntutan dalam kurikulum 2013 bahwa
peserta didik dituntuk untuk aktif. Hal tersebut dilakukan guru dengan
mengarahkan peserta didik untuk mencari informasi dan mengemukakan pendapat
secara berkelompok dengan cara berdiskusi. Pada setiap pertemuan, guru
mengarahkan siswa untuk mencari informasi yang berkaitan dengan materi
pembelajaran dari berbagai sumber seperti buku paket, LKS, internet, dan juga
televisi yang ada di setiap kelas. Tugas yang diberikan oleh guru ini merupakan
salah satu cara yang dapat digunakan untuk menanamkan sikap sosial pada
peserta didik.
Kegiatan pembelajaran ini dapat digunakan sebagai cara dalam
menginternalisasikan penanaman sikap spiritual dan sosial peserta didik.
Sebagaimana menurut Gunawan (2012, hlm. 231-233) ditandai dengan:
a. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta
ilmu, kreatif,logis)
b. Memfasilitasi peserta didik melalui pembagian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tulisan
(contoh nilai yang ditanamkan kreatif, percaya diri, kritis, saling
menghargai, santun)
c. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan
kreatif, percaya diri, kreatis)
d. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
(contoh nilai yang ditanamkan kerja sama, saling menghargai, tanggung
jawab)
e. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar (contoh nilai yang ditanamkan jujur, disiplin, kerja keras,
menghargai)
f. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tulisan, secara individual maupun kelompok (contoh
nilai yang ditanamkan jujur, bertanggung jawab, percaya diri, saling
menghargai, mandiri, kerja sama)
g. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan percaya diri, saling
menghargai, mandiri, kerjasama)
156
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
h. Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan (contoh nilai yang ditanamkan percaya diri, saling
menghargai, mandiri, kerjasama)
i. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik (contoh nilai yang
ditanamkan percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama).
Berdasarkan deskripsi wawancara dan observasi yang didapat, bahwa
dalam pembelajaran guru mengarahkan peserta didik untuk membaca materi
pembelajaran, baik secara individu maupun kelompok yang berkaitan dengan
materi pembelajaran. Setelah itu, peserta didik diarahkan untuk menuliskan apa
yang telah dibaca dan kemudian menyampaikannya di depan teman-temannya.
Selain itu, guru juga memberikan tugas kepada peserta didik untuk menganalisis
suatu masalah yang berhubungan dengan materi pembelajaran, berdiskusi dalam
kelompok untuk membahas suatu persoalan dan kemudian membuat laporan
tugas.
Pembahasan selanjutnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
yakni mengenai materi, media, dan sumber belajar. Berdasarkan data yang
diperoleh, diketahui bahwa materi yang disampaikan oleh guru bersifat
kontekstual. Guru menyampaikan materi pembelajaran yang menghubungkan
langsung dengan hal-hal yang dekat dengan keseharian peserta didik.
Penyampaian materi secara kontekstual akan mampu membuat pelajaran menjadi
lebih bermakna dan dapat langsung diterapkan oleh peserta didik tidak hanya
sebatas pada hapalan seperti yang terjadi selama ini. Namun dalam pengembangan
materi, guru harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip seperti yang dikemukakan
oleh Komalasari (2013, hlm. 37), dalam pengembangan materi pembelajaran
tentunya dituntut kreativitas guru dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Prinsip relevansi: materi pelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian
standar kompetensi dan kompetensi dasar.
2. Prinsip konsistensi: jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa ada
empat macam maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat
macam.
157
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Prinsip kecukupan:artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup
memadai dalam membantu siswa menguasai kompeteensi dasar yang
diajarkan.
Pencapaian kompetensi sikap peserta didik dirasa sulit disampaikan, hal
ini dikarenakan tidak adanya materi khusus yang membahas mengenai sikap
spiritual dan sikap sosial. Maka dari itu dituntut kreatifitas dan kemampuan dari
guru untuk dapat mengintegrasikan sikap spiritual dan sosial dalam materi
pembelajaran. Guru juga harus dapat dijadikan panutan dan teladan bagi peserta
didik dalam bertindak dan bersikap, baik dalam hubungan dengan Tuhan Yang
Maha Esa maupun antar sesama manusia dan juga terhadap lingkungan alam
disekitarnya. Selain itu guru juga dapat memberikan contoh-contoh sikap yang
baik untuk diteladani, baik melalui film dokumenter maupun gambar-gambar
yang mencerminkan sikap yang terpuji.
Pembahasan selanjutnya adalah berhubungan dengan metode, media, dan
sumber belajar. Penggunaan berbagai metode dalam pembelajaran akan sangat
membantu dalam mengembangkan sikap peserta didik, karena dengan penerapan
metode-metode pembelajaran tersebut akan mempermudah peserta didik
memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru, dengan pemahaman yang
baik diharapkan peserta didik dapat pula menerapkan sikap spiritual dan sosial
dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari hasil
observasi dan wawancara, guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab,
laporan tugas, diskusi kelompok, problem solving, observasi, inkuiri. Dari
beberapa metode yang dipilih oleh guru tersebut akan mampu secara tidak
langsung membantu pengembangan kompetensi sikap peserta didik. Melalui
pemberian tugas kelompok secara tidak langsung akan membiasakan peserta didik
untuk malakukan interaksi dengan orang lain dan bekerjasama serta membantu
peserta didik dalam menunjukkan sikap gotong royong, sopan santun, toleransi
terhadap peserta didik yang lain. Penugasaan laporan kelompok juga bisa
membiasakansiswa untuk bertanggung jawab menyelesaikan tugas yang ada
dengan tepat waktu. Jadi, penerapan berbagai metode pembelajaran secara tidak
langsung akan membantu mengembangkan kompetensi sikap peserta didik.
158
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya adalah pencapaian kompetensi sikap peserta didik ditunjang
oleh media dan sumber pembelajaran. Media dan sumber pembelajaran akan
sangat membantu dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi para
peserta didik, karena dengan penggunaan beragam media dan sumber membuat
pelajaran menjadi semakin menarik sehingga peserta didik akan terlibat aktif di
dalamnya sesuai dengan apa yang diharapkan pada Kurikulum 2013. Hal ini
sesuai dengan pendapat dari Association for Educational Communications and
Technology (AECT) dan Banks (dalam Komalasari, 2013, hlm. 108) sumber
pelajaran adalah “ Segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru,
baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar
megajar dengan tujuan meningkatkan efektif dan efesiensi tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat tersebut jelas tersurat bahwa penggunaan berbagai
sumber belajar akan mampu meningkatkan efektifitas dan efesiensi pembelajaran
sehingga tujuan yang diinginkan akan lebih mudah tercapai. Berikut dikemukakan
oleh Djamarah, S.B & Zain, A (2002, hlm. 35) jenis media pembelajaran yang
mampu mendukung pembelajaran yang lebih bermakna dan berpusat kepada
siswa, yaitu:
a. Media audio, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara
saja, seperti radio, casette recorder, dan piringan hitam;
b. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.
Media ini ada yang menanpilkan gambar diam seperti foto, gambar,
lukisan, dan sebagainya, ada pula media visual yang menampilkan
gambar bergerak seperti film bisu film kartun;
c. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena
meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.
Berdasarkan temuan yang didapat bahwa guru telah menggunakan
berbagai media dan sumber pembelajaran. Adapun media yang digunakan adalah
LCD Proyektor untuk menampilkan slide materi, video, film-film dokumenter,
gambar. Sedangkan sumber belajar yang digunakan adalah berbagai buku mata
pelajaran PKn, Lembar Kerja Siswa (LKS), internet, informasi dari berbagai
berita di media cetak dan elektronik, orang, dan lingkungan.
159
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Kegiatan Penutup
Berdasarkan data yang terkumpul, maka dapat diketahui bahwa dalam
kegiatan penutup guru melakukan tindakan seperti mengajak peserta didik untuk
menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dilakukan, selanjutnya guru juga
membiasakan siswa untuk memberikan penilaian terhadap pembelajaran, guru
juga selalu mengingatkan siswa untuk mengambil pelajaran moral dari setiap
pembelajaran yang telah dilakukan serta dapat langsung diaplikasikan dalam
kehidupan nyata. Selanjutnya guru juga menyampaikan materi untuk pertemuan
selanjutnya dan menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. Secara
umum, hal yang dilakukan guru pada kegiatan penutup tersebut sudah terlihat
usaha untuk mengingatkan dan menegaskan kepada para peserta didik bahwa
setelah pembelajaran ada nilai-nilai moral yang bisa diambil dan diaplikasikan
oleh para peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Gunawan (2012, hlm. 234) bahwa agar
internalisasi nilai-nilai terjadi dengan lebih intensif pada kegiatan penutup, salah
satu yang dapat dilakukan adalah “Selain simpulan yang terkait dengan aspek
pengetahuan, agar peserta didik difasilitasi membuat pelajaran moral yang
berharga yang dipetik dari pengetahuan/ keterampilan dan/atau proses
pembelajaran yang telah dilaluinya untuk memperoleh pengetahuan dan/atau
keterampilan pada pembelajaran tersebut.”
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa setiap kegiatan
dalam pelaksanaan pembelajaran mulai dari kegitan pendahuluan, kegiataan inti,
kegiatan penutup dapat dilakukan usaha untuk pencapaian kompetensi sikap
peserta didik. Kompetensi pedagogik guru harus dikembangkan agar pelaksanaan
pembelajaran yang merupakan tugas pokok dari seorang guru dapat berlangsung
dan berjalan dengan baik.
4.3.3 Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran PPKn
Untuk Pencapaian Kompetensi Sikap Peserta Didik
Deskripsi hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara dan observasi
langsung pada kegiatan pembelajaran PPKn, ditemukan bahwa bentuk evaluasi
160
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran PPKn belum dilaksanakan
dengan begitu baik. Hal ini dikarenakan guru PPKn belum melaksanakan
kompetensi pedagogik dalam hal evaluasi hasil belajar tidak menggunakan teknik
penilaian yang beragam. Guru melakukan evaluasi kepada peserta didik hanya
menilai tugas peserta didik dalam bentuk tertulis. Setelah itu, guru mengevaluasi
peserta didik hanya dengan menilai kompetensi pengetahuan saja, tetapi dalam
mengevaluasi kompetensi sikap peserta didik belum dilaksanakan dengan baik.
Selain menilai dari hasil tugas, guru juga melakukan tanya jawab pada akhir
pembelajaran dan itu juga termasuk dalam penilaian kompetensi pengetahuan.
Selanjutnya guru sudah melakukan penilaian terhadap sikap peserta didik selama
proses pembelajaran. Namun hal tersebut belum dilakukan secara maksimal dan
tidak berkesinambungan.
Hal tersebut belum sesuai dengan sifat-sifat model penilaian secara
observsai. Seperti yang dijelaskan oleh Mulyasa (2013, hlm. 207) menyatakan
bahwa model penilaian dengan menggunakan observasi harus memperhatikan
sifat-sifat sebagai berikut:
1. Direncanakan secara sistematis,
2. Dilakukan dengan standar kompetensi dan tujuan pembelajaran,
3. Dicatat dan diidentifikasi sesuai dengan kompetensi dan tujuan
pembelajaran,
4. Valid, reliabel, dan teliti,
5. Dapat dikuantifikasikan,
6. Menggambarkan perilaku yang sebenarnya,
7. Dilakukan secara berkala dan berkesinambungan.
Selain hal tersebut, bentuk penilaian yang dapat dilakukan oleg guru PPkn
untuk pencapaian kompetensi sikap peserta didik, baik sikap spiritual maupun
sikap sosial yakni dengan melibatkan peserta didik secara langsung. Hal ini
dilakukan agar peserta didik terlibat langsung dari mulai kegiatan inti sampai
dengan proses penilaian. Dalam hal ini bentuk penilaian yang digunakan adalah
penilaian diri oleh siswa dan penilaian antar teman. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Gardner dalam (Mulyasa, 2013, hlm. 214) menjelaskan bahwa
“Evaluasi diri adalah penilaian yang dilakukan dengan menetapkan kemampuan
yang telah dimiliki seseorang dari suatu kegiatan pembelajaran atau kegiatan
161
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lainnya dalam rentang waktu tertentu.” Berdasarkan pengertian tersebut, bahwa
penilaian yang menunjukkan pencapaian kompetensi sikap peserta didik yang
dilakukan melalui evaluasi diri dapat diterapkan seseorang untuk menilai dirinya
sendiri.
Evaluasi diri pada proses pencapaian kompetensi sikap peserta didik
dilakukan oleh peserta didik itu sendiri dengan dibantu oleh guru. Peserta didik
dibantu untuk menganalisis hasil kerja atau merasakan apa yang telah
dilakukannya, yaitu dengan mengisi daftar isian, memberi tanda cheklist terhadap
hasil kerja dan proses pembelajaran yang dilaluinya.
4.3.4 Kendala dan Upaya yang Dilakukan Guru PPKn dalam Mencapai
Kompetensi Sikap Peserta Didik
Pencapaian kompetensi sikap peserta didik, baik sikap spiritual maupun
sikap sosial terasa sulit dilakukan karena guru mengalami kesulitan dalam
mengintegrasikan kompetensi sikap tersebut kedalam materi pembelajaran pada
saat kegiatan inti. Meskipun demikian, guru berusaha untuk tetap menanamkan
sikap-sikap tersebut walaupun tidak ada materi khusus yang membahas tentang
kompetensi sika tersebut. Komptensi sikap pada kegiatan pembelajaran tentu
bukan hal yang mudah dalam mencapainya, karena tujuannya tidak hanya sebatas
pada pemahaman peserta didik saja tetapi lebih dari itu, diharapkan peserta didik
dapat pengembangan sikap spirutual dan sosial tersebut. Berdasarkan data yang
peneliti dapatkan dari wawancara terhadap guru PPKn menyatakan bahwa
hambatan ditemukan pada setiap tahapan pembelajaran, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
Pada tahap perencanaan, guru diminta untuk melengkapi hal-hal yang
bersifat administratif sehingga penyusunannya tidak terlalu baik. Selanjutnya pada
tahap pelaksanaan kendalanya adalah waktu. Dalam melakukan pelaksanaan
pembelajaran untuk pencapaian kompetensi sikap peserta didik membutuhkan
waktu yang lebih banyak. Selain hal tersebut, kendala yang dihadapi oleh guru
yakni berasal dari luar. Seperti, banyaknya contoh-contoh yang tidak baik dari
162
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lingkungan luar yang membuat guru kesulitan untuk menjelaskan hal-hal baik di
dalam kelas kepada peserta didik.
Kendala-kendala yang dihadapi pada tahap perencanaan pembelajaran,
guru menutupinya dengan memaksimalkan pada tahap pelaksanaan. Meskipun
silabus dan RPP yang disiapkan tidak sempurna, tetapi guru berusaha menyusun
dan melaksanakannya. Selanjutnya, untuk mengatasi permasalahan kurangnya
waktu dalam pembelajaran, guru sebisa mungkin mengelola kegiatan yang ada
dengan menyesuaikan dengan waktu yang tersedia. Sedangkan untuk
permasalahan banyaknya contoh-contoh sikap yang kurang baik di luar,
menjadikan guru harus lebih ekstra memberikan pemahaman dan penanaman
kepada peserta didik mengenai sikap-sikap yang baik.
Kendala dan upaya yang telah dilakukan oleh guru juga sebaiknya
dilakukan tindak lanjut setelah diadakan evaluasi sikap diantaranya: (1)
pembinaan kepada siswa, (2) perbaikan proses pembelajaran dan (3) peningkatan
profesionalisme guru (Burhanudin Tola dan Fahmi, 2003, hlm. 91-93).
a. Pembinaan siswa
Dari hasil evaluasi sikap dapat diketahui apakah siswa masih memerlukan
pembinaan atau tidak terhadap sikap yang telah ditunjukkan dan
dievaluasi.Apakah pembinaan sikap siswa dilakukan secara individual atau secara
klasikal atau kelompok. Pembinaan secara individual dilakukan terhadap siswa-
siswa yang masih memiliki sikap negatif melalui pembinaan secara khusus
dengan pemberian pemahaman yang benar mengenai suatu hal, pemberian nasehat
dan bila diperlukan dirujuk kepada guru bimbingan konseling atau guru
pembimbing khusus.Pembinaan secara klasikal dilakukan apabila secara umum
siswa memiliki sikap negatif terhadap obyek atau suatu hal tertentu.
b. Perbaikan Proses Pembelajaran
Dari evaluasi sikap dapat diketahui konsep-konsep atau materi pokok apa
saja yang berkaitan dengan sikap yang belum dipahami dan dipersepsikan dengan
baik oleh siswa, sehingga siswa memiliki persepsi yang negatif. Dalam hal ini
guru perlu melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran dengan melakukan
penekanan-penekanan pada obyek atau hal-hal tertentu pada proses pembelajaran.
163
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Peningkatan Profesionalisme Guru
Dari hasil evaluasi sikap guru dapat memperoleh informasi kelemahan dan
kelebihan guru khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran sikap berdasarkan
persepsi siswa.Informasi yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk upaya
perbaikan dan peningkatan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan
profesional guru.
Berdasarkan hal tersebut, tindak lanjut yang dilakukan merupakan suatu
upaya untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya. Hal tersebut merupakan
salah satu cara untuk menanamkan sikap pada peserta didik dan juga untuk
pencapaian sikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial peserta didik sesuai
dengan apa yang diharapkan pada Kurikulum 2013.
4.3.5 Pencapaian Kompetensi Sikap Peserta Didik
Bedasarkan data yang terkumpul mulai dari observasi, wawancara, dan
angket, peneliti menemukan bahwa pembelajaran PPKn yang dilakukan oleh guru
di dalam proses pembelajaran dengan mengintegrasikan materi menganai
kompetensi sikap didalamnya sangat membantu dalam pencapaian kompetensi
sikap spiritual dan sosial pesertad didik. Hal ini sesungguhnya merupakan hal
yang wajar karena dalam pembelajaran secara umumpun telah dijelaskan bahwa
pendidikan di Indonesia berfungsi dalam membentuk warga negara yang
bertanggung jawab, dan hal tersebut merupakan salah satu kompetensi sikap
sosial yang harus dicapai. Hal ini jelas tergambar dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 3 menyebutkan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
164
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain itu, pada mata pelajaran PPKn sendiri nilai-nilai yang merupakan
kompetensi sikap peserta didik sudah terdapat di dalamnya. Budimansyah (dalam
Komalasari, 2013, hlm. 264-265) menguraikan bahwa dalam paradigma baru,
pendidikan kewarganegaraan (civic education) merupakan salah satu bidang
kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Indonesia melalui koridor “value based education” dengan kerangka sistematik
sebagai berikut:
1. Secara kurikuler bertujuan untuk mengembangkan potensi individu
agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas,
partisipatif, dan bertanggung jawab.
2. Secara teoritik memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang bersifat konfluen atau saling berpenetrasi dan
terintegrasi dalam konteks substansi ide, nilai, konsep, dan moral
pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara.
3. Secara programatik menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai
dan pengalaman belajar dala bentuk berbagai perilaku yang perlu
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntunan
hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan
moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara.
Namun, dengan bentuk pembelajarn yang kurang baik dalam hal isi
materi, pemilihan metode, media, dan sumber belajar maka maksud dan tujuan
belum bisa tercapai dengan baik. Melalui pengintegrasiannya materi tentang sikap
spiritual dan sosial dalam pembalajaran diharapkan dapat membantu dalam
pencapaian tujuan pembelajaranya. Hal tersebut jelas terlihat bagaimana peserta
didik melakukan penghargaan terhadap diri nya sendiri, menjaga lingkungan,
berinteraksi dengan sesama dan kesungguhan peserta didik dalam melaksanakan
ibadah yang merupakan tanggung jawabnya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pencapaian kompetensi sikap peserta didik ini dapat dipengaruhi oleh
beberapa pihak, salah satunya adalah sekolah yang memang harus memberikan
pendidikan yang baik untuk peserta didik.