bab iv pembahasan - sir.stikom.edusir.stikom.edu/1819/7/bab iv.pdf · disatukan dalam satu...
TRANSCRIPT
54
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analis Data
Analaisis data merupakan pengumpulan data yang didapat peneliti dari
wawancara, observasi, dokumentasi. Selanjutnya akan diproses untuk
mendapatkan kesimpulan, sehingga mudah dipahami dalam penyajian data.
4.1.1 Wawancara
Metode wawancara merupakan proses tanya jawab yang dilakukan peneliti
untuk mendapat infomasi secara mendalam. Informan yang dipilih oleh peneliti
merupakan seorang yang mengetahui rumah tradisional Majapahit.
Narasumber yang diwawancara peneliti bernama Tjahja Tribinuka, yang
merupakan dosen arsitek di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Tjahja Tribinuka pernah melakukan penelitian dan sering melakukan seminar-
seminar mengenai arsitektur Majapahit diberbagai universitas di Indonesia.
Tjahja Tribinuka mengatakan rumah tradisional Majapahit merupakan
rumah hunian yang dikelilingi pagar bertembok disertai pintu gerbang,
didalamnya terdapat satu bangunan untuk satu tempat yang mempunyai jarak
dengan bangunan lain dan mempunyai atap sendiri-sendiri untuk setiap
bangunannya, tidak seperti rumah zaman sekarang dimana semua tempat
disatukan dalam satu atap. Bentuk rumah seperti ini dapat dijumpai di Bali,
masing-masing bangunan memiliki fungsi diantaranya, gerbang utama (untuk
55
memasuki rumah), dapur, tempat tidur, tempat untuk menerima tamu, tempat
ibadah, jineng (untuk lumbung padi).
Penataan rumah tradisional Majapahit berkonsep Sanga Mandala yang
berarti penataan dibagi menjadi sembilan bagian, di bagian bagian tersebut
terdapat sebutan yaitu utama (kaja gunung), madya (dataran), nista (kelod laut).
Pembagian penataan dilakukan dengan tidak sembarangan, melainkan didasari
oleh kepercayaan agama, dapat dilihat pada gambar 4.1 . Untuk tempat yang
dianggap suci, diletakkan dibagian yang utama atau lebih dekat dengan arah
gunung.
Gambar 4.1 Konsep Penataan Sanga Mandala Sumber : Olahan Peneliti
Saat ini bentuk bengunan tradisional Majapahit tidak bisa dilihat
melainkan sisa-sisa bangunannya, dikarenakan hancur sehingga perlu dilakukan
pengenalan kepada masyarakat. Sebagai bahan referensi pembuatan bentuk 3D
rumah tradisional Majapahit dapat melihat rumah tradisional yang ada di Bali
56
dikarenakan bentuk rumah tradisional Majapahit diteruskan di Bali oleh keturunan
Majapahit yang pindah bermukim di Bali ketika kerajaan Majapahit runtuh.
4.1.2 Observasi
Observasi merupakan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
secara langsung dan melakukan dokumentasi terhadap objek penelitian.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di museum Trowulan Mojokerto, terdapat
bentuk rumah tradisional Majapahit berukuran kecil yang terbuat dari batu bata
merah tua dan bahan yang mudah lapuk (kayu ukel), Sedangkan bentuk rumah
tradisional di Bali, dalam satu rumah terdapat bangunan kecil yang mempunyai
jarak dengan bangunan yang lain, setiap bangunan mempunyai fungsi masing
masing. Bangunan ini dapat dilihat di desa Batuan Gianyar Bali, dimana rumah ini
merupakan rumah kuno Bali yang berusia ratusan tahun.
4.1.3 Dokumentasi
Dokumentasi diperoleh dari objek penelitian yaitu museum Trowulan di
kota Mojokerto, dimana trowulan merupakan pusat peninggalan Majapahit dan
rumah tradisional yang ada di desa Batuan Giannyar Bali. Berikut ini merupakan
hasil yang di dapat dari dokumentasi berupa gambar atau foto yang diperoleh
peneliti.
57
Gambar 4.2 Hidup di Ibukota Majapahit Sumber : Museum Nasional Jakarta, Acient History;
Indonesian heritage volume 1, Archipelago press
Pada gambar 4.2 merupakan gamabaran ilustrasi suasana lingkungan
rumah Majapahit. Masyarakat dizaman Majapahit tinggal di rumah yang terbuat
dari bahan kayu, bambu, dan tanah liat. Perabotan rumah tangga yang digunakan
seperti piring, gentong, celengan. Replika rumah Majapahit dalam ukuran
sebenarnya pernah dibuat oleh Museum Nasional dalam pameran Majapahit pada
tahun 2007. Replika ini dibuat berdasarkan temuan situs segaran V.
Gambar 4.3 Rumah Tradisional Majapahit Sumber : Dokumen Peneliti
58
Pada gambar 4.3 adalah rumah Majapahit yang terdapat di museum
Trowulan Mojokerto. Bentuk rumah ini merupakan replika seperti apa yang
dijelaskan pada gambar 4.2 dimana rumah ini berbahan dasar dari tanah liat, kayu.
Berdasarkan hasil wawancara yang pernah ditanyakan peneliti kepada Tjaja
Tribinuka bangunan ini difungsikan untuk dapur.
Gambar 4.4 Rumah Tradisional Majapahit didesa Bejijong, Mojokerto Sumber : www.foto.metrotvnews.com
Pada gambar 4.4 merupakan suasana kampung bergaya arsitektur
Majapahit di Desa Bejijong, Kawasan Cagar Budaya Nasional Trowulan,
Mojokerto, Jawa Timur. Sebanyak 296 rumah penduduk didesa Bejijong,
Sentonorejo, dan desa Jatipasar yang berada di Kawasan Cagar Budaya Nasional
Trowulan telah dipugar menyerupai bentuk bangunan rumah bergaya kuno pada
zaman Majapahit guna mewujudkan pembangunan kampung Majapahit.
(www.foto.metrotvnews.com)
59
Gambar 4.5 Tempat Ibadah Sumber : Dokumen Peneliti
Pada gambar 4.5 merupakan tempat suci yang posisi peletakannya di
bagian utamaning utama atau yang dekat dengan arah gunung dan matahari terbit,
peletakan ini dikeranakan bagunan suci dianggap sakral. Tempat suci ini
digunakan untuk pemujaan kepada Tuhan atau roh leluhur yang telah disucikan.
Gambar 4.6 Bale Daja Sumber : Dokumen Peneliti
Pada gambar 4.6 merupakan bangunan yang bernama Bale Daja atau
Umah Maten yaitu bangunan untuk pemilik rumah atau kepala keluarga,
60
keberadaan bangunan ini sangat dihormati maka untuk penempatannya terletak
pada utama ningmadya.
Menurut Dwijendra, (2008 :135) Bale Daja atau Sakutus diklasifi kasikan
sebagai bangunan madia dengan fungsi tunggal untuk tempat tidur yang disebut
Bale Meten. Letaknya di bagian kaja menghadap kelod ke natah berhadapan
dengan Pamerajan.
Gambar 4.7 Bale Dangin Sumber : Ketut, Ngakan AD. 2008:129
Bale Dangin berfungsi sebagai tempat untuk mempersiapkan kegiatan
upacara keagamaan (terutama upacara manusia yadnya dan pitra yadnya). Pada
saat tidak ada upacara, Bale Dangin dimanfaatkan sebagai tempat tidur untuk
anak laki-laki. Dengan fungsi yang demikian. Bale Dangin terletak pada zona
utamaning madya (Dwijendra, 2008:128).
61
Gambar 4.8 Bale Dauh Sumber : Dokumen Peneliti
Gambar 4.8 merupakan Bale Dauh yang sering pula disebut dengan Bale
Loji. Fungsi Bale Dauh ini adalah untuk tempat tidur anak remaja atau anak
muda. Jika ditinjau dari namanya, Penempatan Bale ini diperoleh berdasarkan
konsep Sanga Mandala, dimana Bale Dauh terletak pada zona madyaning nista.
Jika ditinjau dari namanya, Bale Dauh terletak di sebelah Barat (Kauh) dan
menghadap ke Timur (Kangin) (Dwijendra, 2008:156).
62
Gambar 4.9 Bale Delod Sumber : Dokumen Peneliti
Pada gambar 4.8 merupakan bangunan dengan nama Bale Delod atau bisa
disebut Sakanem tergolong sederhana bila bahan dan penyelesaiannya sederhana.
Dapat pula digolongkan Madya bila ditinjau dari penyelesaiannya untuk Sakanem
yang dibangun dengan bahan dan penyelesaiannya Madya. Bentuk Sakanem segi
empat panjang, dengan panjang sekitar tiga kali lebar. Luas bangunan sekitar 6 m
x 2 m (Dwijendra, 2008 :135)
63
Gambar 4.10 Jineng Sumber : www.blissfulbali.com
Pada gambar 4.8 merupakan bentuk bangunan Jineng atau lumbung yang
berfungsi untuk tempat menyimpan hasil kebun untuk cadangan makanan pemilik
rumah.
Menurut Dwijendra (2008 :135) Jineng adalah bangunan penyimpanan
padi dengan denah persegi empat, memiliki 4 kolom, dengan atap pelana
lengkung. Jineng jika dilihat dari struktur dan konstruksinya merupakan bangunan
bertingkat, dengan ruang penyimpanan padi di atas. Langki kepala tiang dengan
lantai selasar berbatas sisi dalam atap lengkung, dan balai di bagian bawah untuk
tempat duduk, istirahat, atau tempat bekerja.
64
Gambar 4.11 Angkul-Angkul Sumber : Dokumen peneliti
Pada gambar 4.9 telah diperlihatkan bentuk dari Angkul-Angkul atau pintu
masuk rumah untuk memasuki komplek hunian. Angkul-Angkul berbentuk gapura
yang diletakkan diposisi yang dekat dengan arah laut atau tidak sakral.
Angkul-Angkul merupakan satu unit pintu umah atau pintu perkarangan
untuk unit rumah tradisional di tumah tradisional Majapahit. Menurut Dwijendra
(2008 :71) disebut angkul angkul karena terdapat atap yang mungukuli ungkul
ungkul (berada diatas kepala) terhadap orang lewat.
4.1.4 Pembuatan Augmented Reality
Augmented reality pada intinya adalah memvisualisasikan objek dalam bentuk
2d atau 3d kedalam dunia nyata. Dalam pembuatan augmented reality ada
beberapa komponen yang diperlukan peneliti diantaranya yaitu
a. PC
PC berfungsi sebagai perangkat untuk pembuatan objek 3D, texturing,
rendering dan mengatur objek tersebut sampai ke augmented reality. Ada
65
beberapa software dalam pembuatan augmented reality diantaranya, 3DSMax
untuk 3D modeling objek dan rendering, substance painter untuk texturing,
dan unity untuk pembuatan augmented reality.
b. Marker
Marker adalah sebuah gambar yang berfungsi untuk memunculkan objek 3D
augmented reality. Marker yang dibuat berbeda beda bentuknya, setiap objek
mempunyai marker. Pembuatan merker melalui beberapa tahap yaitu peneliti
membuat gambar setelah itu memposting gambar tersebut pada website
https://developer.vuforia.com. Proses selanjutnya gambar akan dijadikan
marker.
c. Gadget android.
Pada gadget android ini berfungsi untuk berinteraksi dengan objek augmented
reality secara praktis dan mudah. pada proses ini, pengguna hanya melakukan
penginstal format apk yang sudah dibuat peneliti. Langka selanjutnya
menlakukan scaning marker dan berinteraksi dengan objek 3D rumah
tradisional Majapahit.
66
Konsumen yang memiliki sumber daya yang banyak,
orang yang sukses, modern, aktif, siap bekerja keras.
Segmentasi seperti ini termasuk teori VALS2 dengan
kelompok Actualizers/Innovators. (Schiffman dan Kanuk,
2008:62)
4.1.4 Segmentasi, Targeting, Positioning
a. Segmentasi
1. Demografis
Usia : 18-40 tahun
Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
Profesi : Pelajar SMA hingga Pekerja
Siklus Hidup : Belum menikah dan Bekeluarga
Penghasilan : Rp 5.000.000 - Rp 10.000.000
2. Geografis
Wilayah : Jawa Timur
3. Psikografis
Hidup :
b. Targeting
Targeting yang di sasar oleh perancangan buku rumah tradisional
Majapahit ini adalah seluruh masyarakat Jawa Timur. Namun secara spesifik
yang disasar adalah masyarakat yang sangat peduli dan mempunyai rasa
keingintahuan terhadap peninggalan sejarah kebudayaan Majapahit untuk
menambah wawasan.
67
c. Positioning
Buku rumah tradisional Majapahit ini di posisikan agar dapat ditanamkan
dibenak pembaca dengan cara menggunakan visual 3D disertai teknologi
augmented reality, sehingga buku menjadi interaktif.
4.1.5 Analisis SWOT
Analisis SWOT (SWOT analysis) adalah pendekatan terorganisasi dalam
menilai kekuatan dan kelemahan internal sebuah perusahaan serta peluang dan
ancaman eksternalnya. SWOT merupakan singkatan dari sthrength (kekuatan),
weakness (kelemahan), opportunities (peluang), dan threat (ancaman). Premis
dasar SWOT adalah bahwa suatu uji realitas internal dan eksternal yang kritikal
hendaknya dapat mengarahkan manajer untuk memilih strategi yang tepat dalam
mencapai tujuan organisasi. Analisis SWOT mendorong suatu pendekatan praktis
terhadap perencanaan yang didasarkan atas pandangan yang realistis mengenai
situasi perusahaan serta skenario-skenario kemungkinan peristiwa dan kondisi
yang akan terjadi (Boone & Kurtz, 2006:390).
68
Tabel 4.1 adalah analisis SWOT yang dilakukan peneliti
Tabel 4.1 Analisis SWOT Sumber: Hasil Olahan Peneliti
69
USP yang dimiliki oleh buku ini adalah:
USP (Unique Selling Preposition) terdiri dari 3 kata yaitu keunikan yang
menjual (attractive), yang diusulkan/di-propose/diperkirakan paling membuat
konsumen berpaling atau memilih “new product” ini dibandingkan dengan
kompetitor (Jonatan, 2007).
Visual rumah tradisional Majapahit menggunakan 3dimensi, selain itu
visual 3dimensi juga difungsikan untuk melihat bentuk rumah Majapahit dari
beberapa sudut pandang secara interaktif melalui augmented reality, sehingga
interaktif dalam buku ini merupakan keunikannya.
4.2 Keyword
Pemilihan kata kunci dari perancangan buku tentang rumah tradisional
Majapahit ini dipilih melalui acuan analisis data yang telah dilakukan peneliti.
Penentuan keyword ini diambil berdasarkan data wawancara, observasi, dan studi
litelatur, dan breakdown permasalahan. Hasil keyword dapat dilihat pada gambar
4.10
70
Gam
bar 4
.12
Bre
akdo
wn
Judu
l Su
mbe
r : O
laha
n Pe
nelit
i
71
Gam
bar 4
.13
Key
wor
d Su
mbe
r : O
laha
n Pe
nelit
i
72
4.3 Deskripsi Konsep
Dari tahap analisis data yang dilakukan telah didapatkan konsep untuk
perancangan buku tentang rumah tradisional Majapahit ini yaitu informative.
Konsep informative jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia mempunyai arti
informatif, dalam kamus besar bahasa Indonesia informatif mempunyai makna
bersifat memberi informasi, bersifat menerangkan. Konsep informative ini dirasa
sesuai dengan perancangan buku ini, dimana pada isi buku ini memperlihatkan
visualisasi bentuk dari rumah tradisional Majapahit, sehingga dengan visualisasi
pembaca buku dapat mengetahui informasi bentuk rumah tradisional Majapahit.
Informative dapat mewakili untuk mengenalkan rumah tradisional melalui
buku ini, karena disaat zaman Majapahit orang-orang sudah dapat membuat
rumah tinggal yang indah, sehingga bisa memberi dapak positif untuk
mempertahankan kebudayaan dan menginspirasi tentang arsitektur Indonesia.
Pemikiran yang dimiliki masyarakat zaman Majapahit untuk membangun rumah
dapat dijadikan acuan, karena kerajaan ini dulunya sangat digdaya. Dengan
demikian konsep informative diharapkan dapat menjadi daya tarik target
audience.
73
4.4 Alur Perancangan
Gambar 4.14 Bagan Konsep Perancangan sumber: Hasil Olahan Peneliti
74
4.4.1 Tujuan Kreatif
Perancangan buku mengenai rumah tradisional Majapahit merupakan hal
penting, tujuannya untuk mempertahankan kebudayaan Indonesia, salah satunya
rumah tradisional Majapahit ini, melalui media utama berupa buku dan dengan
media pendukung lainnya seperti poster dan merchandise. Pembuatan media
membutuhkan sebuah konsep perancangan yang matang. Dengan keyword
diharapkan pembuatan visualisasi sesuai dengan isi buku dan dapat menjadi daya
tarik masyarakat untuk mengenali kebudayaan Indonesia ini berupa rumah
tradisional Majapahit.
Informative merupakan keyword yang digunakan untuk proses
perancangan visualisasi buku ini, dalam bahasa Indonesia informative berarti
bersifat memberi informasi, bersifat menerangkan yang didapat dari
penggabungan data wawancara, observasi, USP, STP, dan studi litelatur yang
sudah melalui proses reduksi sehingga menghasilkan satu kata kunci untuk konsep
yaitu informative sebagai acuan perancangan buku referensi rumah tradisional
Majapahit.
4.4.3 Strategi Kreatif
Strategi kreatif merupakan cara untuk mencapai tujuan kreatif, dalam
perancangan buku referensi rumah tradisional Majapahit ini diperlukan strategi
kreatif agar masyarakat tertarik mengenali peninggalan Majapahit. Strategi yang
digunakan menggunakan strategi premitive, karena strategi ini lebih
mengunggulkan superioritas dari produk. Strategi primitive sering dipakai
dikalangan perusahaan yang mempunyai produk sedikit. Strategi premtive
75
merupakan strategi yang cerdik karena menonjolkan superioritas dan merupakan
pernyataan yang unik (Suyanto, 2005: 77).
Wujud visualisasi layout buku disusun dangan komposisi yang tepat
dengan penempatannya, selain itu untuk headline dan bodycopy menggunakan
bahasa verbal yang disusun dengan penataan tiphografi dan warna yang
disesuaikan dengan konsep informative. Selain itu di dalam buku juga terdapat
visualisasi rumah tradisional dengan wujud 3D dan fitur augmented reality untuk
menarik perhatian pembaca buku dalam mengenali rumah tradisional Majapahit.
Penjabaran strategi kreatif dalam mevisualisasikan buku yang akan diterapkan
adalah:
a. Ukuran dan halaman buku
1. Jenis buku : Buku referensi
2. Dimensi buku : 24cm x 175cm
3. Jumlah halaman : 68 halaman (cover 4 hal + isi 64 hal)
4. Gramatur isi buku : 150gr
5. Gramatur cover : 260 gr
6. Finishing : Soft cover
Perancangan buku referensi rumah tradisional Majapahit ini dipilih dengan
posisi horizontal/landscape. Pemilihan dilakaukan dengan pertimbangan agar
memudahkan dalam penyampaian informasi yang terdapat dalam buku karena
tata letak visual rumah lebih dominan dibanding dengan teks informasi.
Perbandingan porsi dalam buku ini 75% visual rumah dan 25% untuk
informasi atau teks. Pertimbangan menentukan ukuran tersebut dikarenakan
76
perbandingan legibility dalam buku lebih diunggulkan dengan tujuan untuk
menghidari kebosanan (Rustan, 2008:42) yang menerapkan bahwa lebar suatu
paragraph merupakan faktor yang menentukan tingkat kenyamanan dalam
membaca naskah.
b. Jenis Layout
Jenis layout yang digunakan pada buku ini mengadaptasi jenis layout yang
digunakan pada media cetak yang mengacu pada konsep informative. Jenis
layout buku referensi ini menggunakan jenis layout modrian dan informal
balance layout. Jenis layout yang digunakan ini penggunaan porsi gambar
lebih mendominasi.
1. Modrian Layout
Mengacu pada konsep seorang pelukis Belanda bernama Piet Mondrian,
yaitu penyajian iklan yang mengacu pada bentuk-bentuk square / landscape
portait, dimana masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian
dan memuat gambar / copy yang saling berpadu sehingga membentuk suatu
komposisi yang konseptual.
2. Informal Balance Layout
Jenis layout ini peyajian informasinya dengan menggunakan tata letak
yang menampilkan elemen visual dengan menggunakan perbandingan yang
tidak seimbang. Dengan penggunaan foto yang hampir memenuhi isi halaman
dengan berisi teks yang pendek akan membentuk komposisi yang dinamis.
77
c. Judul
Headline atau judul yang digunakan untuk buku referensi ini adalah
“House of Majapahit". Pertimbangan headline ini agar target audiens langsung
dapat memahami isi yang dibahas dalam buku ini. Headline “house of"
Majapahit ini dalam bahasa Indonesianya berarti rumah dari Majapahit.
Penggunaan bahasa Inggris pada headline dikarenakan target audience dari
buku ini merupakan kelas menengah dan menengah keatas dengan demikian
tingkat pendidikan yang dimiliki dirasa tidak terkendala dalam headline
berbahasa Inggris.
Sedangakan subline yang digunakan pada buku ini adalah Mengenal
bentuk rumah tradisional Majapahit. Penggunaan subline ini didasari karena
untuk memperjelas maksud dari isi buku yaitu untuk mengenalkan bentuk
perwujudan rumah yang dibuat oleh orang orang pada zaman Majapahit.
d. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam buku ini adalah bahasa Indonesia.
Pemilihan bahasa Indonesia ini dikarenakan agar dapat dinikmati oleh target
audience dengan kosakata yang mampu mempersuasif.
e. Warna
Warna memainkan peran yang sangat besar dalam pengambilan keputusan
saat membeli barang. Penelitian yang dilakukan oleh Institute for Color
Research di Amerika menemukan bahwa seseorang dapat mengambil
keputusan terhadap orang lain, lingkungan maupun produk dalam waktu hanya
78
dalam 90 detik saja. Dan keputusan tersebut 90%-nya didasari oleh warna.
(Rustan, 2013:72).
Berdasarkan studi litelatur tentang makna warna maka penggunaan warna
pada visualisai yang digunakan di pilih berdasarkan keyword “informative”
yaitu warna kuning. Warna kuning merupakan warna utama dalam buku ini
karena warna ini sesuai dengan konsep informative. Menurut Sanyoto
(2009:46) Warna kuning berasosiasi pada sinar matahari, bahkan pada
mataharinya sendiri, yang menunjukkan keadaan terang dan hangat. Kuning
mempunyai karakter terang gembira, ramah, supel, riang, cerah, hangat.
Kuning melambangkan kecerahan, kehidupan, kemenangan, kegembiraan,
kemeriahan, kecermerlanagan, peringatan, dan humor, sehingga sesuai dengan
konsep informative,yaitu bersifat memberi penerangan atau penjelasan kepada
target audiens. Selanjutnya setelah mendapat warna utama, dilakukan
pencarian warna sekunder, pencarian warna sekunder menggunakan warna
sesuai dengan karakteristik kebudayaan, mengingat bahwa rumah tradisional
ini merupakan salah satu kebudayaan yang pernah ada dizaman Majapahit.
Rumah tradisional Majapahit identik berbahan dasar dari tanah liat dan kayu,
sehingga untuk warna sekunder yang digunakan adalah coklat. Menurut
Sanyoto (2009:47) warna coklat bisa berasosiasi dengan tanah, warna tanah,
atau warna natural. Karakter warna coklat adalah kedekatan hati, sopan, arif,
bijaksana, hemat, hormat. Sehingga warna ini sesuai dangan isi buku yang
dibahas. Dengan demikian terdapat 2 warna yang akan digunakan dalam
perancangan buku referensi ini yaitu kuning dan coklat seperti yang
79
ditunjukkan pada gambar 4.12 dengan kalibrasi warna kuning C: 0 M:29 Y:100
K:0 sedangkan coklat dengan kalibrasi C:38 M:78 Y:92 K:53.
Gambar 4.15 Warna Terpilih
Sumber: Olahan peneliti f. Tipografi
Pemilihan typeface yang digunakan pada beberapa media didasari oleh
pertimbangan dengan kesesuaian konsep yang diusung, kemudian jenis font yang
dipilih juga berdasarkan readability dan legibility. Selain itu Proses lainnya dari
pemilihan font ini dari hasil creative brief yang dilakukan oleh peneliti dimana
peneliti mempunyai kesepakatan bersama dengan para ahli.
Font yang digunakan untuk headline pada buku ini berjenis huruf serif
yaitu gabriela yang ditunjukkan pada gambar 4.13 Jenis huruf display sangat
dibutuhkan dunia periklanan untuk menarik perhatian pembaca (Rustan, 2010).
Gambar 4.16 font gabriela Sumber: Hasil olahan peneliti
80
Bagian typface disubjudul menggunakan font berjenis sans serif yaitu
roboto regular, dapat dilihat pada gambar 4.14. Font ini memiliki bentuk yang
tegas dan memiliki tingkat keterbacaan yang cukup baik.
Gambar 4.17 font roboto Sumber: Hasil olahan peneliti
Untuk isi buku yang digunakan untuk penjelasan menggunakan font
berjenis serif yaitu charter, yang ditunjukkan pada gambbar 4.15. Font ini dapat
digunakan sebagai bodytext secara umum (Rustan, 2014:35)
Gambar 4.18 font charter
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
4.4.4 Strategi Media
Media yang digunakan untuk perancangan ini dibagi menjadi dua bagian
yaitu media utama dan media pendukung. Media utama dalam perancangan ini
adalah buku dan media pendukung untuk membantu publikasi buku yang sudah
dirancang. Berikut ini adalah perancangan media yang digunakan :
81
a. Media Utama
Media utama yang digunakan dalam perancangan ini adalah buku.
Pemilihan media ini dikarenakan buku dapat memuat informasi dan tidak
lekang oleh zaman, selain itu juga belum ada buku yang membahas rumah
tradisional Majapahit dengan tampilan visual 3D dan disertai fitur augmented
reality sehingga dapat menarik minat pembaca buku untuk berinteraksi
mengenali rumah tradisional Majapahit. Aplikasi augmented reality untuk
rumah tradisional Majapahit dapat diunduh melalui google drive. Perancangan
buku ini dirancang dengan konsep dari keyword yang didapatkan dari analisis
data yaitu informative.
b. Media pendukung
1. Poster
Media ini sering digunakan untuk melakukan promosi produk dikarenakan
cukup efektif. Poster yang dibuat berukuran kertas A3 yaitu 420 mm x297
mm dicetak dengan digital printing dengan bahan kertas art paper 150gr
2. Merchandise
Merchandise merupakan media pendukung buku yang diperlukan untuk
menarik perhatian audiens. Merchandise yang akan dibuat berupa stiker,
pin dan note
82
4.5 Perancangan Karya
4.5.1 Cover Buku
a. Alternatif desain
Gambar 4.19 Sketsa Alternatif Desain Cover Buku Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Pada gambar 4.19 ditunjukkan hasil alternative sketsa desain cover depan buku
yang dibuat oleh peneliti yang terdapat judul “House of Majapahit”. Alternatif
desain sketsa masing masing terdapat judul, sub judul, komposisi gambar dan
nama penulis.
83
b. Sketsa Terpilih
Gambar 4.20 Sketsa Desain Cover Buku Terpilih
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Pada gambar 4.20 terdapat hasil sketsa yang terpilih melalui proses
creative breif dimana terdapat kesepakatan bersama antara peneliti dengan
orang orang terkait dalm pembuatan buku ini. Komposisi gambar diatur
memenuhi halaman depan cover buku dan terdapat judul dengan font gabriela
yang dapat dilihat pada gambar 4.13
84
4.5.2 Halaman Bab
Gambar 4.21 Sketsa Halaman Bab Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Pada gambar 4.21 merupakan sketsa halaman bab yang berfungsi untuk
memisahkan kategori wujud rumah Majapahit. Sketsa yang dibuat terdapat
gambar dan tulisan yang berpadu sehingga membentuk komposisi yang
konseptual.
85
4.5.3 Layout Halaman Isi Buku
Gambar 4.22 Sketsa Halaman Isi Buku Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Pada gambar 4.22 ditunjukkan beberapa sketsa layout yang dipakai untuk
isi buku. Layout yang dipakai berjenis modrian layout dan informal balance
layout, dimana gambar / copy yang saling berpadu sehingga membentuk suatu
komposisi yang konseptual.
86
4.5.4 Madia Promosi
Media promosi digunakan untuk menungjang media utama yaitu buku,
agar target audience dapat mengetahui keberadaan buku tentang rumah tradisional
Majapahit. Media promosi dibuat seragam agar target audience mudah
mengenalinya. Berikut ini media promosi yang dibuat:
a. Poster
Gambar 4.23 Sketsa Poster
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
87
b. Merchandise
Gambar 4.24 Sketsa Merchandise Sumber: Hasil Olahan Peneliti
4.6 Sistem Produksi Buku
4.6.1 Biaya Produksi
Peneliti telah melakukan wawancara dengan owner percetakan offset
Bushido Indonesia di Surabaya untuk membicarakan biaya cetak yang
dikeluarkan untuk satu eksemplar buku dengan ukuran yang suda ditentukan.
Setelah melakukan beberapa proses diskusi tentang spesifikasi buku, maka
dapat diperkirakan jumlah biaya cetak yang dikeluarkan sebagai berikut :
a. Kertas Isi
Kertas isi AP 150gr ( 79cmx109cm) = [(79x109x150gr) / 20000] x 17000/kg
= Rp 1.097.902,5 / 500 (1rim)
Harga AP 150gr 260gr (79cmx109cm) = Rp 2.195 / lembar
kertas isi 2.000 lbr (79cm x 109cm) = 2.000 lbr dilebihkan menjadi 2.050 lbr
88
= 2.050lbr x Rp 2.195
Harga total kertas isi = Rp4.499.750
b. Kertas Cover
Kertas cover AP 260gr (79cmx109cm) = [(79x109x260gr) / 20000] x 17000/kg
= Rp 1.903.031 / 500 (1rim)
Harga AP 206gr 260gr (79cmx109cm) = Rp 3.806 / lbr
Satu kertas (79cm x 109cm) jadi 8 cover = 1000/8
= 125 lbr dilebihkan menjadi 150 lbr
= Rp 3.806 x 150 lbr
Harga total kertas cover = Rp 570.900
c. Harga Plat
Plat Rp 25.000 / plat. 1set 4 lembar plat = Rp 25.000 x 4lbr
= Rp 100.000
Plat cover = Rp 100.000 x 1 set
Harga plat cover = Rp 100.000
Plat isi (64 hal / 4lbr plat) = 16 set
= Rp 100.000 x 16 set
Harga Plat isi = Rp1.600.000
Harga total plat = Rp 100.000 + Rp 1.600.000
= Rp 1.700.000
d. Ongkos cetak menggunakan mesin 58.
Per set = Rp 250.000 (minimum 2000)
Harga ongkos cetak cover = Rp 250.000 x 1 set
= Rp 250.000
Harga ongkos cetak halaman isi = Rp 250.000 x 16 set
89
= Rp 4.000.000
Harga total ongkos cetak = Rp 250.000 + Rp 4.000.000
= Rp 4.250.000
e. Laminasi
Laminasi minimum Rp 250.000 = Rp 0,25 / cm
= Rp 0,25 x 24 x 17,5 x 1000
Harga total laminansi = Rp 105.000
= Rp 250.000 (harga minimum)
f. Finishing
Harga minimun = Rp 300.000
Hot melt binding = Rp 4 / hal
Harga total finishing = Rp 4 x 68 x 1000
= Rp 272.000
= Rp300.000 (harga minimum)
g. Harga Desain
3d Artwork dan Augmented reality = Rp 15.000.000
Layout perhalaman Rp 15.000 = Rp 15.000 x 70
= Rp 1.050.000
Harga total desain Rp15.000.000 + Rp 1.050.000 = Rp 16.050.000
Harga cetak offset keseluruhan (termasuk desain)
Semua harga total dijumlahkan = Rp 27.620.650 / 1000
Harga total = Rp 27.621
Dijual = Rp 80.000 / buku
90
4.6.2 Biaya produksi media promosi
Tabel 4.2 Biaya Produksi Media Promosi Sumber: CV Bushido Indonesia
4.7 Implementasi Karya
4.7.1 3D Modeling
Gambar 4.25 3D Pamerajan Final Render Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Gambar 4.26 3D Pamerajan Clay Render Sumber: Hasil Olahan Peneliti
91
Pada gambar 4.25 dan 4.26 merupakan visualisasi 3D bangunan yang
disebut Pamerajan. Visualisasi tersebut dibuat berdasarkan gambar 4.5 dan
wawancara
Gambar 4.27 3D Bale Daja Final Render Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Gambar 4.28 3D Bale Daja Clay Render Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Pada gambar 4.27 dan 4.28 merupakan visualisasi 3D bangunan yang
disebut Bale Daja. Visualisasi tersebut dibuat berdasarkan gambar 4.6 dan
wawancara.
92
Gambar 4.29 3D Bale Dangin Final Render Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Gambar 4.30 3D Bale Dangin Clay Render Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Pada gambar 4.29 dan 4.30 merupakan visualisasi 3D bangunan yang
disebut Bale Dangin. Visualisasi tersebut dibuat berdasarkan gambar 4.7 dan
wawancara.
93
Gambar 4.31 3D Bale Dauh Final Render Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Gambar 4.32 3D Bale Dauh Clay Render
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Pada gambar 4.31 dan 4.32 merupakan visualisasi 3D bangunan yang
disebut Bale Dauh. Visualisasi tersebut dibuat berdasarkan gambar 4.8 dan
wawancara.
94
Gambar 4.33 3D Bale Delod Final Render Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Gambar 4.34 3D Bale Delod Clay Render Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Pada gambar 4.33 dan 4.34 merupakan visualisasi 3D bangunan yang
disebut Bale Delod. Visualisasi tersebut dibuat berdasarkan gambar 4.9 dan
wawancara.
95
Gambar 4.35 3D Pawon Final Render Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Gambar 4.36 3D Pawon Clay Render Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Pada gambar 4.35 dan 4.36 merupakan visualisasi 3D bangunan yang
disebut Pawon. Visualisasi tersebut dibuat berdasarkan gambar 4.3 dan
wawancara.
96
Gambar 4.37 3D Jineng Final Render Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Gambar 4.38 3D Jineng Clay Render Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Pada gambar 4.37 dan 4.38 merupakan visualisasi 3D bangunan yang
disebut Jineng. Visualisasi tersebut dibuat berdasarkan gambar 4.10 dan
wawancara.
97
.
Gambar 4.39 3D Angkul-angkul Final Render Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Gambar 4.40 3D Angkul-angkul Clay Render Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Pada gambar 4.39 dan 4.40 merupakan visualisasi 3D bangunan yang
disebut Angkul-Angkul. Visualisasi tersebut dibuat berdasarkan gambar 4.11 dan
wawancara.
98
4.7.2 Final Desain Cover
Gambar 4.41 Clay Render Cover buku Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Gambar 4.42 Final Design Cover buku Sumber: Hasil Olahan Peneliti
99
Pada gambar 4.42 cover depan dipilih dari sketsa alternatif dari gambar
4.20 yang dihasilkan dari kesepakatan bersama antara peneliti dengan para ahli
yang bisa disebut creative breif. Pemilihan font menggunakan font Gabriela untuk
judul buku “House of Majapahit” dapat dilihat pada gambar 4.16 dengan sub
headline “Mengenal Bentuk Rumah Tradisional Majapahit” menggunakan font
roboto dapat dilihat pada gambar 4.17. Pada ilustrasi terdapat salah satu bangunan
rumah yaitu dapur, bangunan tersebut dapat dijumpai di museum Trowulan,
Mojokerto. Visualisasi background terdapat bangunan candi bajang ratu, sehingga
memberikan kesan suasana Majapahit.
100
4.7.2 Halaman Bab
Gambar 4.43 Halaman Bab Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Gambar 4.43 merupakan halaman bab yang berfungsi sebagai pembatas
kategori-kategori yang ada. Kategori yang terdapat pada buku ini yaitu kerajaan
Majapahit, rumah tradisional Majapahit, pamerajan, bale daja, bale dangin, bale
dauh, bale delod, pawon, jineng, angkul-angkul.
101
4.7.3 Halaman Cover dan Isi Buku
Gambar 4.44 Halaman Cover dan Isi Buku Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Pada gambar 4.44 merupakan layout halaman cover dan isi buku yang
berisikan visualisasi 3D rumah tradisional Majapahit, teks penjelasan, dan marker
augmented reality.
102
4.7.4 Media Pendukung
Gambar 4.45 Poster Booth Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Pada gambar 4.45 adalah poster booth yang digunakan untuk display saat
pameran berlangsung. Poster ini terdapat kotak example pada bagian bawah yang
berisi lembar kertas contoh augmented reality salah satu bangunan yang terdapat
didalam buku. Lembaran tersebut terdapat petunjuk penggunaan augmented
reality sehingga diharapkan dari example ini pengunjung tertarik dengan buku ini.
103
Gambar 4.46 Poster Event Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Pada Gambar 4.46 adalah media pendukung berupa poster event yang
penempatannya diletakkan pada media sosial dan tempat umum disesuaikan
dengan target audience. Tujuan dari pembuatan poster event ini adalah untuk
memberi tahu kepada masyrakat khususnya target audience tentang adanya
pameran perancangan buku rumah tradisional Majapahit.
104
Gambar 4.47 Merchandise Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Gambar 4.47 merupakan merchandise untuk menarik perhatian audience
yang berkunjung pada booth pameran.