bab iv pembahasan
DESCRIPTION
tegangan permukaanTRANSCRIPT
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan penentuan tegangan permukaan menggunakan sampel air, paraffin
cair, Na Lauryl Sulfat 0,1%, Na Lauryl Sulfat 0,01%, dan Na Lauryl Sulfat 0,05% dengan metode pipa
kapiler. Alat yang digunakan yaitu beaker glass 50 ml, pipet tetes, gelas ukur dan pipa kapiler.
Digunakan alat pipa kapiler untuk penentuan tegangan permukaan dikarenakan jari – jari yang kecil,
sehingga akan lebih teliti karena besarnya miniskus lebih kecil. Daya tekan dari udara yang
menyebabkan ketinggian cairan berhenti pada ketinggian tertentu lebih besar sehingga dapat diamati.
Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan kebawah yang menyebabkan permukaan cairan
berkontraksi dengan benda dalam keadaan tegang. Hal ini disebabkan oleh gaya-gaya tarik yang tidak
seimbang pada antar muka cairan. Gaya ini biasa segera diketahui pada kenaikan cairan biasa dalam
pipa kapiler dalam bentuk suatu tetesan kecil cairan. Tegangan permukaan merupakan fenomena
menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis)
Langkah pertama, ditimbang beaker glass kosong diatas neaca analitik, kemudian diambil
masing – masing larutan sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass. Didapatkan bobot air
adalah 24,3798 gram, sehingga didapatkan massa jenisnya sebesar 0, 9751 g/ml. Hal ini tidak sesuai
dengan literature yang menyatakan massa jenis air adalah 1 g/ml. Bobot paraffin cair adalah 19,853
gram, sehingga didapatkan massa jenis paraffin cair sebesar 0,7941. Hal ini tidak sesuai dengan
literature yang menyatakan massa jenis paraffin cair adalah 0,84 – 0,89 g/ml. Bobot na lauryl sulfat 0,1
% adalah 24,239 sehingga didapatkan massa jenisnya sebesar 0,9695 g/ml. Bobot na lauryl sulfat 0,01 %
adalah 24,0567 sehingga didapatkan massa jenisnya sebesar 0,9618 g/ml. Bobot na lauryl sulfat 0,05 %
adalah 24,0607sehingga didapatkan massa jenisnya sebesar 0,9624 g/ml.
Langkah kedua dimasukkan pipa kapiler ke dalam masing – masing cairan selama 1 menit dan
dibiarkan hingga kenaikan cairan konstan. Kemudian diukur tinggi kenaikan cairan menggunakan mistar.
Percobaan ini dilakukan sebanyak 3 x replikasi. Sehingga didapatkan kenaikan rata – rata dari sampel air
adalah 1,93 cm, kenaikan rata – rata dari paraffin cair adalah 0,56 cm, kenaikan rata – rata dari na lauryl
sulfat 0,1 % adalah 0,8 cm, kenaikan rata – rata dari na lauryl sulfat 0,01 % adalah 2,0 cm, dan kenaikan
rata – rata dari na lauryl sulfat 0,05% adalah 2,06 cm.
Berdasarkan data, didapatkan tegangan permukaan air sebesar 11,0658 dyne/cm, tegangan
permukaan paraffin cair adalah 2,6148 dyne/cm, tegangan permukaan na lauryl sulfat 0,1 % adalah
4,5605 dyne /cm, tegangan permukaan na lauryl sulfat 0,01 % adalah 11,3107 dyne /cm, dan tegangan
permukaan na lauryl sulfat 0,05 % adalah 11, 6573 dyne /cm. Hal ini menunjukkan bahwa tegangan
permukaan na lauryl sulfat 0,05 % lebih besar dari na lauryl sulfat 0,01% lebih besar dari air lebih besar
dari na lauryl sulfat 0,1 %lebih besar dari paraffin cair. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa tegangan permukaan air lebih besar dari na lauryl sulfat 0,01 % lebih besar dari na
lauryl sulfat 0,05 % lebih besar dari na lauryl sulfat 0,1 % lebih besar dari paraffin cair. Air memiliki
tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul air.
Tegangan permukaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : jenis cairan, suhu, adanya
zat terlarut, surfaktan, dan konsentrasi zat terlarut. Jika cairan memiliki molekul besar seperti air, maka
tegangan permukaannya juga besar. salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya tegangan
permukaan adalah massa jenis/ densitas (D), semakin besar densitas berarti semakin rapat muatan –
muatan atau partikel-partikel dari cairan tersebut.
Adapun factor kesalahan yang mungkin terjadi sehingga mempengaruhi hasil yaitu:
1. Human error
2. Kekeliruan praktikan dalam pengukuran kenaikan tinggi dari cairan
3. Keterbatasan pipa kapiler sehingga dilakukan pemakaian berulang
4. Ketidaktepatan dalam menentukan tegangan permukaan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan harus memahami prosedur kerja terlebih dahulu sebelum praktikum agar
tidak banyak waktu yang sia-sia. Diharapkan agar menggunakan metode lain sebagai pembanding. Agar
praktikan dapat mengerti penetuan disolusi sediaan farmasi dan Sebaiknya alat diperbanyak agar dapat
mempercepat praktikum.