bab iv pembahasan 1.1.deskripsi subjek penelitian...
TRANSCRIPT
59
BAB IV
PEMBAHASAN
1.1.Deskripsi Subjek Penelitian
1.1.1. Lokasi Penelitian
Penulis memilih melakukan penelitian di SMP Negeri 02 Kaliwungu yang
beralamat di desa Papringan, kecamatan Kaliwungu, kabupaten Semarang. Sekolah
ini terdiri dari dari 12 Kelas. Kelas VII terdiri dari empat kelas VIIA-VIID, Kelas
VIII terdiri dari empat kelas VIIIA-VIIID, kelas IX terdiri dari empat kelas IXA-
IXD. Lokasi sekolah ini memang tidak terlalu strategis karena jauh dari keramaian
kota, namun kondisi lingkungannya nampak asri sehingga saat belajar siswa dapat
berkonsentrasi dengan baik.
1.1.2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel dibawah ini akan dijelaskan mengenai kondisi kelompok eksperimen dan
kondisi kelompok kontrol.
Tabel 4.1.Interaksi Sosial Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
No Nama Skor Kategori Kelompok
1. AP 79 Rendah Eksperimen
2. AD 83 Rendah Eksperimen
3. RU 85 Rendah Eksperimen
4. YS 84 Rendah Eksperimen
5. SM 87 Sedang Eksperimen
6. SW 100 Sedang Eksperimen
7. DA 103 Sedang Eksperimen
8. SB 79 Rendah Kontrol
9. EB 83 Rendah Kontrol
10. RA 84 Rendah Kontrol
60
11. K 85 Rendah Kontrol
12. RA 87 Sedang Kontrol
13. HC 101 Sedang Kontrol
14. MP 102 Sedang Kontrol
Dari tabel diatas tingkat terdapat 8 siswa yang memiliki tingkat interaksi
sosial teman sebaya rendah dengan skor 79, 83, 85, 84, 79, 83, 84, 85, dan
terdapat 6 siswa yang memiliki tingkat interaksi sosial teman sebaya sedang
dengan skor 87, 100, 103, 87, 101, 102. Sesuai dengan rancangan penelitian,
penulis akan memberikan treatmen berupa bimbingan kelompok teknik
sosiodrama selama 8 kali pada kelompok eksperimen. Untuk lebih jelasnya
mengenai bimbingan kelompok teknik sosiodrama, dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.2. Outline Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama
No Topik Tujuan Pelaksanaan Alokasi
waktu
Bentuk
Kegiatan
1. Kelebihan
serta
Kekuranganku
Siswa mampu
menyebutkan
kelebihan
serta
kekurangan
diri
Senin, 10
Februari
2014
1pertemuan,
± 60 menit
Bimbingan
kelompok
teknik
sosiodrama,
diskusi
2. Temanku,
Sumber
Informasiku
1. Siswa
mampu
menyebutka
n perilaku
sebagai
sumber
informasi
yang positif
2. Siswa
mampu
menyebutka
n manfaat
sebagai
sumber
Selasa, 11
Februari
2014
1pertemuan,
± 60 menit
Bimbingan
kelompok
teknik
sosiodrama,
diskusi
61
informasi
yang positif
3. Siswa
mampu
menunjukka
n perilaku
sebagai
sumber
informasi
yang positif
sehingga
teman dapat
merasakan
manfaatnya
3. Pandai Bergaul 1.Siswa
mampu
menyebutkan
manfaat dari
sikap pandai
bergaul
2.Siswa
mampu
menampilkan
sikap
mudah/pandai
dalam bergaul
dengan
kelompok
Rabu, 19
Februari
2014
1pertemuan,
± 60 menit
Bimbingan
kelompok
teknik
sosiodrama,
diskusi
4. Pentingnya
Bekerjasama
dalam
kelompok
1.Siswa
mampu
menyebutkan
manfaat dari
kerjasama
didalam
kelompok
2.Siswa
mampu
menampilkan
perilaku
bekerjasama
dalam
kelompok
Kamis, 20
Februari
2014
1pertemuan,
± 60 menit
Bimbingan
kelompok
teknik
sosiodrama,
diskusi
5. Temanku,
Pelipur Laraku
Siswa dapat
menyebutkan
contoh sikap
perhatian
Jumat, 21
Februari
2014
1pertemuan,
± 60 menit
Bimbingan
kelompok
teknik
sosiodrama,
62
ketika ada
teman yang
sedang
mengalami
masalah
2.Siswa dapat
menyebutkan
manfaat
darisikap
perhatian
kepada teman
3.Siswa
mampu
menunjukkan
sikap perhatian
disaat teman
sedang
menghadapi
masalah
diskusi
6. Mampu
Berpendapat
1.Siswa dapat
menyebutkan
cotoh sikap
berpendapat
dengan baik
dan benar
2.Siswa dapat
menyebutkan
manfaat yang
diperoleh
ketika dapat
berpendapat
dengan baik
dan benar
3.Siswa
mampu
menunjukkan
perilaku
berpendapat
dengan baik
dan benar
Sabtu, 22
Februari
2014
1pertemuan,
± 60 menit
Bimbingan
kelompok
teknik
sosiodrama,
diskusi
63
7. Kemajuan
Kelompok
Adalah
Bahagiaku
1.Siswa dapat
menyebutkan
hal yang dapat
membuat
sebuah
kelompok
menjadi maju
2.Siswa
mampu
menunjukkan
perilaku
positif guna
kemajuan
sebuah
kelompok
Senin, 24
Februari
2014
1pertemuan,
± 60 menit
Bimbingan
kelompok
teknik
sosiodrama,
diskusi
8. Saat Bersama
Teman-
temanku
1. Siswa dapat
menyebutkan
contoh
perilaku positif
saat bergaul
2. Siswa dapat
menyebutkan
contoh
perilaku
negatif saat
bergaul
3. Siswa
mampu
memilah hal
yang positif
yang harus
dilakukan dan
hal yang
negatif yang
tidak boleh
dilakukan saat
menghabiskan
waktu bersama
teman
Selasa, 25
Februari
2014
1pertemuan,
± 60
Menit
Bimbingan
kelompok
teknik
sosiodrama,
diskusi
1.2.Pelaksanaan Penelitian
1.2.1. Perijinan Penelitian
64
Penulis melaksanakan ijin penelitian di SMP Negeri 02 Kaliwungu pada
hari jumat, 01 November 2013. Pada hari Rabu, 30 Oktober 2013 penulis penulis
diterima oleh Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan juga Guru BK di SMP
Negeri 02 Kaliwungu untuk mengadakan penelitian di kelas VIIIB . Atas ijin
tersebut, penulis membicarakan prosedur penelitian dengan guru BK untuk
menentukan kapan penelitian akan mulai dilaksanakan. Setelah berunding, guru
BK memberi ijin pre-test dan pos-test dilaksanakan saat jam pelajaran sedangkan
pemberian pelayanan dengan teknik sosiodrama dilakukan pada saat jam pelajaran
BK dan siswa pulang sekolah. Atas kesepakatan tersebut, penulis melaksanakan
penelitian sesuai prosedur yang ditetapkan pihak sekolah.
1.2.2. Tes Awal (pre-test)
Pre-test dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 06 November 2013 dengan
menyebarkan skala interaksi sosial teman sebaya pada 29 siswa kelas VIIB namun
peneliti tidak menemukan masalah pada kelas tersebut, setelah itu peneliti
menyebar skala interaksi sosial teman sebaya pada seluruh kelas VIII. Sejumlah
14 siswa kelas VIIIB memiliki masalah tingkat interaksi sosial teman sebaya
rendah dan sedang, selanjutnya siswa tersebut dibagi secara random menjadi 2
kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian
kelompok eksperimen akan diberikan treatmen sedangkan kelompok kontrol
tidak.
1.2.3. Perlakuan (treatmen)
Treatmen diberikan sesuai dengan rancangan bimbingan kelompok teknik
sosiodrama yang sudah dibuat penulis dan sesuai kesepakatan antara penulis dan
65
juga kelompok eksperimen yang waktunya saat pelajaran BK dan setelah pulang
sekolah. Layanan ini dikatakan berhasil apabila kelompok eksperimen setelah
post-test menunjukkan peningkatan interaksi sosial teman sebaya dan hasilnya
lebih tinggi dari kelompok kontrol. Adapun sesi eksperimen dengan bimbingan
kelompok teknik sosiodrama sebagai berikut:
1. Pertemuan pertama hari Senin, 10 Februari 2014
Bimbingan kelompok teknik sosiodrama sesi pertama dilakukan pada saat
jam BK. Penulis bertindak sebagai pemimpin kelompok, membuka pertemuan
dengan doa dan menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan tersebut. Pemimpin
kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas bimbingan kelompok,
manfaat dari kegiatan tersebut, serta memperkenalkan diri. Pemimpin kelompok
memperkenalkan diri kemudian mempersilahkan para siswa memperkenalkan
diri. Setelah terjalin hubungan yang lebih akrab didalam kelompok, pemimpin
kelompok menjelaskan bahwa teknik yang dipakai dalam bimbingan kelompok
ini adalah sosiodrama. siswa dapat mendalami peran masing-masing secara
langsung.
Skenario sosiodrama telah disediakan oleh penulis, topik pada sosiodrama
pertama adalah kelebihan serta kekuranganku. Tujuan yang ingin dicapai adalah
siswa mampu mengenali diri dengan melihat serta kekurangan yang ada didalam
diri masing-masing. Setelah penulis memberikan penjelasan mengenai topik
skenario, penulis menjelaskan bahwa dalam permainan sosiodrama siswa akan
dibagi menjadi kelompok pemain dan juga kelompok observer. Selanjutnya
penulis membagikan siswa kertas yang berisi skenario adegan sosiodrama yang
66
akan diperankan siswa. Penulis menetapkan kelompok pemain dan kelompok
penonton. Setelah siswa mendapatkan tugas masing-masing, kemudian penulis
memberikan waktu kepada siswa untuk memahami skenario. Selang beberapa
menit, penulis mempersilahkan siswa untuk memainkan peran masing-masing
serta menghayatinya.
Pada awal drama diperankan siswa masih nampak malu, namun siswa
cukup berhasil untuk memerankan perannya masing-masing. Setelah sosiodrama
selesai penulis mengajak siswa untuk berdiskusi. Siswa yang bertugas sebagai
yang bertugas sebagai penonton mengomentari jalannya sosiodarama kemudian
memberikan masukan. Tidak perlu pengulangan dalam sosiodrama ini. Siswa
sebagai pemain menanggapi perannya masing-masing, memberikan upaya
pemecahan masalah, memberikan kesan-kesan. Walaupun masih satu, dua orang
yang berbicara yang lainnya masih diam dan banyak diantara siswa yang lebih
banyak melihat kekurangan dari pada kelebihan dari diri masing-masing. Setelah
berdiskusi bimbingan kelompok teknik sosiodrama sesi pertama ditutup dengan
doa. Sebelum pulang siswa diminta mengisi lembar evaluasi diri sebagai bentuk
penilaian.
2. Pertemuan kedua hari Selasa, 11 Februari 2014
Bimbingan kelompok teknik sosiodrama sesi kedua dilakukan pada saat
sepulang sekolah. Siswa pulang pada pukul 12.35. Setelah makan dan beribadah,
siswa masuk kelas VIIIB untuk mengikuti bimbingan kelompok teknik
sosiodrama. Penulis bertindak sebagai pemimpin kelompok, membuka pertemuan
dengan doa dan menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan tersebut. Topik
67
bimbingan kelompok teknik sosiodrama telah disediakan oleh penulis yaitu
temanku sumber informasiku, tujuannya adalah siswa mampu menunjukkan
perilaku sebagai sumber informasi yang positif sehingga teman dapat merasakan
manfaatnya.
Setelah penulis menyampaikan topik, penulis mengajak siswa untuk
membahas masalah yang sesuai dengan topik. Ada beberapa siswa yang
mengatakan permasalahannya bahwa dikelasnya ada beberapa siswa yang tidak
mau menyampaikan informasi seperti PR. Selanjutnya penulis mengajak siswa
untuk masuk dalam sosiodrama, membagi siswa kedalam perannya masing-
masing dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami skenario
yang telah disiapkan oleh penulis. Selang beberapa menit siswa memainkan peran
masing-masing, dan yang bertugas menjadi pengamat mengamati jalannya
sosiodrama.
Setelah sosiodrama selesai, siswa berdiskusi. Pengamat mengomentari
jalannya sosiodrama dan tidak perlu ada pengulangan sosiodrama. Siswa pemeran
membahas mengenai perannya masing-masing, memberikan kesan-kesan tentang
peranyang telah dimainkan. Siswa mampu memahami maksud dari skenario yang
telah dibuat oleh penulis. Setelah berdiskusi bimbingan kelompok teknik
sosiodrama sesi kedua ditutup dengan doa. Sebelum pulang siswa diminta mengisi
lembar evaluasi diri sebagai bentuk penilaian.
3. Pertemuan ketiga, Rabu 19 Februari 2014
Bimbingan kelompok teknik sosiodrama sesi ketiga dilakukan pada saat
sepulang sekolah. Siswa pulang pada pukul 12.35. Setelah makan dan beribadah,
68
siswa masuk kelas VIIIC untuk mengikuti bimbingan kelompok teknik
sosiodrama. Penulis bertindak sebagai pemimpin kelompok, membuka pertemuan
dengan doa dan menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan tersebut. Topik
bimbingan kelompok teknik sosiodrama telah disediakan oleh penulis yaitu
pandai bergaul, tujuannya adalah siswa mampu menampilkan sikap mudah/pandai
bergaul.
Setelah penulis menyampaikan topik, penulis mengajak siswa untuk
membahas masalah yang sesuai dengan topik. Nampak siswa antusias ketika
membahas topik tersebut, karena siswa menyadari bahwa tidak pandai dalam
bergaul. Selanjutnya penulis mengajak siswa untuk masuk dalam sosiodrama,
membagi siswa kedalam perannya masing-masing dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memahami skenario yang telah disiapkan oleh penulis. Selang
beberapa menit siswa memainkan peran masing-masing, dan yang bertugas
menjadi pengamat mengamati jalannya sosiodrama.
Setelah sosiodrama selesai, siswa berdiskusi. Pengamat mengomentari
jalannya sosiodrama dan tidak perlu ada pengulangan sosiodrama. Siswa pemeran
membahas mengenai perannya masing-masing, memberikan kesan-kesan tentang
peran yang telah dimainkan. Siswa menyampaikan kesimpulan dari topik yang
dibahas. Setelah berdiskusi bimbingan kelompok teknik sosiodrama sesi ketiga
ditutup dengan doa. Sebelum pulang siswa diminta mengisi lembar evaluasi diri
sebagai bentuk penilaian.
4. Pertemuan keempat, Kamis 20 Februari 2014
69
Bimbingan kelompok teknik sosiodrama sesi keempat dilakukan pada saat
sepulang sekolah. Siswa pulang pada pukul 12.35. Setelah makan dan beribadah,
siswa masuk kelas VIIIC untuk mengikuti bimbingan kelompok teknik
sosiodrama. Penulis bertindak sebagai pemimpin kelompok, membuka pertemuan
dengan doa dan menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan tersebut. Topik
bimbingan kelompok teknik sosiodrama telah disediakan oleh penulis yaitu
pentingnya bekerjasama dalam kelompok, tujuannya adalah siswa mampu
bekerjasama dalam kelompok. Sebelum siswa masalah yang sesuai dengan topik,
penulis mengajak siswa untuk bermain game yang berkaitan dengan topik. Siswa
nampak antusias mengikuti game.
Setelah game selesai siswa membahas topik yang telah dipilih oleh
penulis. Banyak siswa yang merasa bahwa di dalam kelasnya tidak ada
kekompakan, cenderung sendiri-sendiri. Penulis serta siswa bersama-sama
mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Selanjutnya penulis mengajak
siswa untuk masuk dalam sosiodrama, membagi siswa kedalam perannya masing-
masing dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami skenario
yang telah disiapkan oleh penulis. Selang beberapa menit siswa memainkan peran
masing-masing, dan yang bertugas menjadi pengamat mengamati jalannya
sosiodrama.
Setelah sosiodrama selesai, siswa berdiskusi. Pengamat mengomentari
jalannya sosiodrama dan tidak perlu ada pengulangan sosiodrama. Siswa pemeran
membahas mengenai perannya masing-masing, memberikan kesan-kesan tentang
peran yang telah dimainkan. Siswa menyampaikan kesimpulan dari topik yang
70
dibahas. Setelah berdiskusi bimbingan kelompok teknik sosiodrama sesi keempat
ditutup dengan doa. Sebelum pulang siswa diminta mengisi lembar evaluasi diri
sebagai bentuk penilaian.
5. Pertemuan kelima, Jumat 21 Februari 2014
Bimbingan kelompok teknik sosiodrama sesi kelima dilakukan pada saat
sepulang sekolah. Siswa pulang pada pukul 10.15. Setelah makan, siswa masuk
kelas VIIIC untuk mengikuti bimbingan kelompok teknik sosiodrama. Penulis
bertindak sebagai pemimpin kelompok, membuka pertemuan dengan doa dan
menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan tersebut. Topik bimbingan kelompok
teknik sosiodrama telah disediakan oleh penulis yaitu temanku, pelipur laraku.
tujuannya adalah siswa mampu menunjukkan sikap perhatian disaat teman sedang
menghadapi masalah, siswa mmapu terbuka untuk menceritakan masalah kepada
teman.
Setelah penulis menyampaikan topik, penulis mengajak siswa untuk
membahas masalah yang sesuai dengan topik. Banyak diantara siswa yang merasa
teman sekelasnya cenderung acuh tak acuh ketika ada teman yang sedang
menghadapi masalah, dan siswa merasa cenderung tertutup untuk menceritakan
masalahnya karena takut masalahnya akan diketahui oleh teman lainnya. Penulis
mengajak siswa untuk mencari jalan keluar, serta membahasnya secara mendalam.
Selanjutnya penulis mengajak siswa untuk masuk dalam sosiodrama, membagi
siswa kedalam perannya masing-masing dan memberikan kesempatan kepada
71
siswa untuk memahami skenario yang telah disiapkan oleh penulis. Selang
beberapa menit siswa memainkan peran masing-masing, dan yang bertugas
menjadi pengamat mengamati jalannya sosiodrama.
Setelah sosiodrama selesai, siswa berdiskusi. Pengamat mengomentari
jalannya sosiodrama dan tidak perlu ada pengulangan sosiodrama. Siswa pemeran
membahas mengenai perannya masing-masing, memberikan kesan-kesan tentang
peran yang telah dimainkan. Siswa menyampaikan kesimpulan dari topik yang
dibahas. Setelah berdiskusi bimbingan kelompok teknik sosiodrama sesi kelima
ditutup dengan doa. Sebelum pulang siswa diminta mengisi lembar evaluasi diri
sebagai bentuk penilaian.
6. Pertemuan keenam, Sabtu 22 Februari 2014
Bimbingan kelompok teknik sosiodrama sesi keenam dilakukan pada saat
sepulang sekolah. Siswa pulang pada pukul 10.55. Setelah makan dan beribadah,
penulis mengajak siswa ketaman untuk mengikuti bimbingan kelompok teknik
sosiodrama agar suasananya lebih nyaman dan siswa tidak merasa bosan. Penulis
bertindak sebagai pemimpin kelompok, membuka pertemuan dengan doa dan
menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan tersebut. Topik bimbingan kelompok
teknik sosiodrama telah disediakan oleh penulis yaitu mampu berpendapat,
tujuannya adalah siswa mampu menunjukkan perilaku berpendapat dengan baik
dan benar.
Setelah penulis menyampaikan topik, penulis mengajak siswa untuk
membahas masalah yang sesuai dengan topik. Siswa merasa takut untuk
berpendapat karena selama ini apabila adayang berpendapat siswa lain terkadang
72
menertawakan, alasan lain karena malu. Penulis mengajak siswa untuk membahas
masalah tersebut secara mendalam. Selanjutnya penulis mengajak siswa untuk
masuk dalam sosiodrama, membagi siswa kedalam perannya masing-masing dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami skenario yang telah
disiapkan oleh penulis. Selang beberapa menit siswa memainkan peran masing-
masing, dan yang bertugas menjadi pengamat mengamati jalannya sosiodrama.
Setelah sosiodrama selesai, siswa berdiskusi. Pengamat mengomentari
jalannya sosiodrama dan tidak perlu ada pengulangan sosiodrama. Siswa pemeran
membahas mengenai perannya masing-masing, memberikan kesan-kesan tentang
peran yang telah dimainkan. Siswa menyampaikan kesimpulan dari topik yang
dibahas. Setelah berdiskusi bimbingan kelompok teknik sosiodrama sesi keenam
ditutup dengan doa. Sebelum pulang siswa diminta mengisi lembar evaluasi diri
sebagai bentuk penilaian.
7. Pertemuan ketujuh, Senin 24 Februari 2014
Bimbingan kelompok teknik sosiodrama sesi ketujuh dilakukan pada saat
sepulang sekolah. Siswa pulang pada pukul 12.35. Setelah makan dan beribadah,
siswa menunggu penulis di depan ruang kelas VIIIC. Bimbingan kelompok teknik
sosiodrama sesi ketujuh dilakukan di depan ruang kelas VIIIC. Penulis bertindak
sebagai pemimpin kelompok, membuka pertemuan dengan doa dan menjelaskan
maksud dan tujuan pertemuan tersebut. Topik bimbingan kelompok teknik
sosiodrama telah disediakan oleh penulis yaitu kemajuan kelompok adalah
bahagiaku, tujuannya adalah siswa mampu menunjukkan perilaku positif guna
kemajuan sebuah kelompok.
73
Setelah penulis menyampaikan topik, penulis mengajak siswa untuk
membahas masalah yang sesuai dengan topik. Selanjutnya penulis mengajak
siswa untuk masuk dalam sosiodrama, membagi siswa kedalam perannya masing-
masing dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami skenario
yang telah disiapkan oleh penulis. Selang beberapa menit siswa memainkan peran
masing-masing, dan yang bertugas menjadi pengamat mengamati jalannya
sosiodrama.
Setelah sosiodrama selesai, siswa berdiskusi. Pengamat mengomentari
jalannya sosiodrama dan tidak perlu ada pengulangan sosiodrama. Siswa pemeran
membahas mengenai perannya masing-masing, memberikan kesan-kesan tentang
peran yang telah dimainkan. Siswa menyampaikan kesimpulan dari topik yang
dibahas. Setelah berdiskusi bimbingan kelompok teknik sosiodrama sesi ketujuh
ditutup dengan doa. Sebelum pulang siswa diminta mengisi lembar evaluasi diri
sebagai bentuk penilaian.
8. Pertemuan kedelapan, Selasa 25 Februari 2014
Bimbingan kelompok teknik sosiodrama sesi kedelapan dilakukan pada
saat sepulang sekolah. Siswa pulang pada pukul 12.35. Setelah makan dan
beribadah, siswa masuk kelas VIIIC untuk mengikuti bimbingan kelompok teknik
sosiodrama. Penulis bertindak sebagai pemimpin kelompok, membuka pertemuan
dengan doa dan menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan tersebut. Topik
bimbingan kelompok teknik sosiodrama telah disediakan oleh penulis yaitu saat
74
bersama teman-teman, tujuannya adalah siswa mampu memilah hal yangpositif
yang harus dilakukan dan hal negatifyang tidak boleh dilakukan saat
menghabiskan waktu bersama teman-teman.
Setelah penulis menyampaikan topik, penulis mengajak siswa untuk
membahas masalah yang sesuai dengan topik. Siswa menyampaikan masalahnya
jika mereka jarang berkumpul dengan temannya, kalaupun berkumpul hanya
bersama teman sebangku. Siswa bersama penulis membahas permasalahan
tersebut, serta mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Selanjutnya
penulis mengajak siswa untuk masuk dalam sosiodrama, membagi siswa kedalam
perannya masing-masing dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memahami skenario yang telah disiapkan oleh penulis. Selang beberapa menit
siswa memainkan peran masing-masing, dan yang bertugas menjadi pengamat
mengamati jalannya sosiodrama.
Setelah sosiodrama selesai, siswa berdiskusi. Pengamat mengomentari
jalannya sosiodrama dan tidak perlu ada pengulangan sosiodrama. Siswa pemeran
membahas mengenai perannya masing-masing, memberikan kesan-kesan tentang
peran yang telah dimainkan. Siswa menyampaikan kesimpulan dari topik yang
dibahas. Setelah berdiskusi bimbingan kelompok teknik sosiodrama sesi delapan
ditutup dengan doa. Sebelum pulang siswa diminta mengisi lembar evaluasi diri
sebagai bentuk penilaian.
1.2.4. Tes Akhir (Post -test)
Post-test dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2013 diruang ketrampilan
SMP Negeri 02 Kaliwungu. Penulis membagikan tes akhir pada saat jam pelajaran
75
BK. Penulis membagikan skala interaksi sosial teman sebaya kepada 14 siswa.
Selanjutnya penulis menganalisis hasil skala interaksi sosial teman sebaya yang
diisi oleh siswa menggunakan teknik analisis Mann Whitney dengan bantuan SPSS
For Window’s 16 Relase.
1.3.Analisis Data
Setelah memberikan post test, penulis kemudian mengolah instrument
tersebut dan memperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.3. Perbandingan hasil post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Tabel tersebut menjelaskanbahwa sebelum diberikan perlakuan sebanyak 8 (57%)
siswa pada kategori rendah, dan 6 (43%) siswa pada kategorisedang. Setelah dilakukan
layanan bimbingan kelompok, kemudian diadakan post test yang hasilnya menunjukkan
bahwa 3 (21,5%) siswa pada kategori rendah, 4 (28,5%) siswa pada kategori sedang, dan
7 (50%) siswa pada ategori tinggi. Skor terendah post test kelompok eksperimen sebesar
79 dan skor tertinggi 123. Setelah seluruh data terkumpul maka penulis melakukan
pengolahan data dengan menggunakan teknik analisis Mann Whitney (U-Test) dengan
bantuan program SPSS for windows release 16.0. dari hasil pengolahan data tersebut
diperoleh hasil sebagai berikut :
Interval Kategori Pre test Eksperimen Post test Eksperimen
Frekuensi Prosentase
Frekuensi Prosentase
134-156 Sangat tinggi 0 0
111-133 Tinggi 0 7 50%
87-110 Sedang 6 43% 4 28,5%
63-86 Rendah 8 57% 3 21,5%
39-62 Sangat rendah 0 0
Total 14 100% 14 100%
76
Tabel 4.4. Analisis perbandingan hasil post test skala interaksi sosial teman sebaya
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Ranks
Kategori N Mean Rank Sum of Ranks
Skor pre test 7 4.00 28.00
post test 7 11.00 77.00
Total 14
Test Statisticsb
Skor
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 28.000
Z -3.130
Asymp. Sig. (2-tailed) .002
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .001
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Kategori
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan Mann Whitney, diketahui
bahwa terdapat perbedaan antara mean rank kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol. Setelah diberikan perlakuan berupa bimbingan kelompok teknik
sosiodrama pada kelompok eksperimen, mean rank hasil skala interaksi sosial
kelompok eksperimen sebesar 11.00, sedangkan mean rank hasil skala interaksi
sosial kelompok kontrol sebesar 4.00.
77
Berdasarkan hasil analisis diatas, diketahu bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara hasil skala interaksi sosial kelompok eksperimen dengan hasil skala
interaksi sosial kelompok kontrol. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil Asymp. Sig.
(2-tailed) hasil analisis berjumlah 0.002 <0.050.
Berikut merupakan hasil analisis data perbandingan hasil pre test dan post test
skala interaksi sosial teman sebaya pada kelompok eksperimen yang diuji
menggunakan analisis Mann Whitney.
Tabel 4.4. Analisis perbandingan hasil pre test dan post test skala
interaksi sosial teman sebaya pada kelompok eksperimen
Ranks
Kategori N Mean Rank Sum of Ranks
Skor pre test 7 4.00 28.00
post test 7 11.00 77.00
Total 14
Test Statisticsb
Skor
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 28.000
Z -3.130
Asymp. Sig. (2-tailed) .002
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .001
a
78
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Kategori
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan Mann Whitney, diketahui
bahwa terdapat perbedaan antara mean rank hasil pretest dan post test skala interaksi
sosial teman sebaya pada kelompok eksperimen. Mean rank pre test skala interaksi
sosial sebesar 4.00, sedangkan mean post test skala interaksi sosial sebesar 11.00.
Mean rank skala interaksi sosial post test lebih besar dibanding mean rank skala
interaksi sosial pre test pada kelompok eksperimen.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan post test skala interaksi sosial
pada kelompok eksperimen. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil Asymp. Sig. (2-
tailed) hasil analisis berjumlah 0.002 <0.050.
1.4. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data yang membandingkan hasil post test
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menghasilkan Asymp. Sig (2-
tailed) sebesar 0.002 < 0.05 sehingga dinyatakan ada perbedaan yang signifikan
antara hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Selain itu,
ada peningkatan interaksi sosial yang signifikan, dibuktikan dengan hasil analisis
data hasil pre test dan post test kelompok eksperimen dengan hasil Asymp Sig
(2-tailed) 0.002<0.05 sehingga dinyatakan signifikan.
Menurut Mead (dalam Partowisastro, 1983) interaksi sosial adalah relasi
sosial yang berfungsi sebagai relasi sosial dinamis, apakah relasi itu terbentuk
antar individu, kelompok dan kelompok, ataukah individu dengan kelompok.
79
Menurut Asrori (dalam Kurniawan, 2011) Kemampuan siswa untuk melakukan
interaksi sosial dengan teman sebaya akan membuat siswa merasa nyaman berada
dalam lingkungan sekolah, mudah bergaul dengan orang lain serta mudah
mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan. Begitu sebaliknya apabila
siswa memiliki kemampuan interaksi sosial teman sebaya yang kurang baik maka
akan menghambat dalam pergaulannya, siswa menjadi tidak nyaman, mengalami
kesulitan untuk bergaul, dan sulit mendapatkan informasi yag diperlukan.
Sehingga Interaksi sosial perlu ditingkatkan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan interaksi
sosial adalah melalui bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Menurut
Zainal (2012) bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang
diberikan pada sekelompok individu yang memiliki masalah, dengan melalui
kegiatan kelompok. Bimbingan kelompok memiliki beberapa teknik yang dapat
diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan pelaksanaannya, salah satu teknik
tersebut adalah sosiodrama. Menurut Zainal (2012) Sosiodrama merupakan salah
satu kegiatan bermain peran (Role Playing). Sesuai dengan namanya teknik
sosiodrama dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Kelompok
yang diberikan bimbingan dengan teknik sosiodrama sebagian diberi peran sesuai
dengan jalan cerita yang disiapkan, sedangkan yang lain sebagai pengamat.
Selesai permainan dilaksanakan, diadakan diskusi tentang pemeran, jalan cerita
dan ketepatan pemecahan masalah dalam cerita tersebut.
Dalam penelitian ini, terdapat 2 kelompok yang menjadi subjek penelitian.
Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberikan treatment berupa
80
bimbingan kelompok teknik sosiodrama, sedangkan kelompok kontrol tidak
mendapatkan treatment. Dalam setiap sesinya, anggota kelompok eksperimen
memerankan skenario yang dapat meningkatkan interaksi sosial teman sebaya
siswa. Layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama diberikan kepada
kelompok eksperimen dalam 8 sesi pertemuan. Penyusunan topik dalam skenario
berdasarkan pada aspek-aspek interaksi sosial teori Mead (dalam Partowisastro,
1983)
Dalam setiap sesi layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama
dilakukan evaluasi dengan melibatkan pengamat sosiodrama yang juga
merupakan anggota kelompok. Dengan menggunakan hasil pengamatan
pengamat diskusi diketahui bahwa di setiap sesi layanan anggota kelompok
antusias dan menunjukkan sikap yang diharapkan sesuai dengan tujuan layanan
pada setiap sesinya. Layanan diberikan setelah pulang sekolah di tempat yang
nyaman sehingga anggota kelompok dapat mengikuti layanan dengan baik.
Pada setiap sesinya, anggota melakukan sosiodrama dan setelah itu anggota
mendiskusikan topik sosiodrama.
Setelah kedelapan sesi dilaksanakan, penulis menyebarkan skala interaksi
sosial teman sebaya kepada kedua kelompok, baik kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol sebagai post test. Hasil post test akan menjadi
pembanding antara kedua kelompok tersebut. Berdasarkan hasil post test ,
diketahui bahwa terjadi peningkatan interaksi sosial pada kelompok eksperimen.
Hal tersebut diketahui dari hasil analisis data skor pre test dan post test pada
81
kelompok eksperimen. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terjadi
peningkatan yang signifikan.
Dengan demikian, layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat
meningkatkan interaksi sosial teman sebaya pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 02
Kaliwungu Kabupaten Semarang.