bab iv hasilpenelitian dan pembahasan 4.1...

35
BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaaan Tindakan Pada pelaksanaan tindakan ini akan diuraikan tentang deskripsi sebelum tindakan, deskripsi siklus I yang terdiri dari tahap perencanaan tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, yang kemudian dilanjutkan pada reflesksi siklus I dan deskripsi siklus II yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, yang kemudian dilanjutkan pada refleksi siklus II. 4.1.1 Deskripsi Sebelum Tindakan Penelitian dilakukan pada siswa kelas 4 SDN I Karangtengah Semester II Tahun Pelajaran 2013/ 2014 yang berjumlah 26 siswa. Mata pelajaran yang diteliti adalah IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak dan bentuk benda. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi terhadap siswa dan guru SDN I Karangtengah. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan didapatkan berbagai permasalahan dalam pembelajaran yaitu tingkat konsentrasi siswa kurang, dalam proses pembelajaran siswa kurang memperhatikan saat guru mengajar, hal ini dapat dilihat dari beberapa siswa yang bermain dengan teman sebangkunya. Selain itu penggunaan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru saat proses pembelajaran berlangsung guru lebih banyak menggunakan metode konvensional. Hal ini membuat siswa kesulitan memahami materi pelajaran karena guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan dalam kenyataan hasil belajar IPA yang rendah. Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN I Karangtengah sebelum tindakan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes semester 1 pada mata pelajaran IPA semester I bahwa sebagaian siswa memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65). Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari KKM berjumlah 18 siswa dengan persentase 69% sedangkan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM 50

Upload: truongkhanh

Post on 01-May-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

BAB IV

HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaaan Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan ini akan diuraikan tentang deskripsi sebelum

tindakan, deskripsi siklus I yang terdiri dari tahap perencanaan tahap pelaksanaan

tindakan dan observasi, yang kemudian dilanjutkan pada reflesksi siklus I dan

deskripsi siklus II yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan

observasi, yang kemudian dilanjutkan pada refleksi siklus II.

4.1.1 Deskripsi Sebelum Tindakan

Penelitian dilakukan pada siswa kelas 4 SDN I Karangtengah Semester II

Tahun Pelajaran 2013/ 2014 yang berjumlah 26 siswa. Mata pelajaran yang diteliti

adalah IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) Menyimpulkan hasil percobaan

bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak dan bentuk benda.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi terhadap siswa dan

guru SDN I Karangtengah. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan

didapatkan berbagai permasalahan dalam pembelajaran yaitu tingkat konsentrasi

siswa kurang, dalam proses pembelajaran siswa kurang memperhatikan saat guru

mengajar, hal ini dapat dilihat dari beberapa siswa yang bermain dengan teman

sebangkunya. Selain itu penggunaan model pembelajaran yang diterapkan oleh

guru saat proses pembelajaran berlangsung guru lebih banyak menggunakan

metode konvensional. Hal ini membuat siswa kesulitan memahami materi

pelajaran karena guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan dalam

kenyataan hasil belajar IPA yang rendah.

Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN I Karangtengah sebelum tindakan

masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes semester 1 pada mata pelajaran

IPA semester I bahwa sebagaian siswa memperoleh nilai di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65).

Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari KKM berjumlah 18 siswa

dengan persentase 69% sedangkan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM

50

Page 2: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

51

berjumlah 8 siswa dengan persentase 31%. Dari keadaan data tersebut dapat

dilihat bahwa siswa memperoleh nilai di bawah KKM lebih banyak dari pada

siswa yang memperoleh nilai di atas KKM. Ketuntasan belajar IPA di kelas 4

dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal

No Nilai Frekuensi Persentase

1. 35-45 2 8%

2. 46-56 5 19%

3. 57-67 13 50%

4. 68-78 2 8%

5. 79-89 3 11%

6. 90-100 1 4%

Jumlah 26 100%

Nilai Rata- rata 62,30

Nilai Tertinggi 95

Nilai Terendah 35

Dari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat dikatakan

hasil belajar IPA siswa kelas 4 masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari

banyaknya siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran yaitu dibawah KKM

mata pelajaran IPA yaitu ≥ 65. Dari tabel tersebut diketahui nilai 35-45 sebanyak

2 siswa, 46-56 sebanyak 5 siswa, 57-67 sebanyak 13, 68-78 sebanyak 2 siswa, 79-

89 sebanyak 3 siswa dan nilai 90-100 sebanyak 1 siswa. Berdasarkan pernyataan

di atas dapat disajikan pada diagaram 4.1 berikut:

Page 3: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

52

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) data hasil

perolehan nilai kondisi awal ketuntasan belajar IPA kondisi awal dapat disajikan

dalam bentuk tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar IPA Kondisi Awal

NO Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa

Jumlah Persentase (%)

1. Tuntas 17 65%

2. Belum Tuntas 9 35%

Jumlah 26 100%

Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui bahwa siswa

yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM≥ 65)

sebanyak 18 siswa atau 69%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan

minimal sebanyak 8 siswa dengan persentase 31%. Dari hasil tersebut dapat

diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih

sedikit dari pada jumlah siswa yang belum tuntas. Berdasarkan tabel 4.2 dapat

dinyatakan dalam diagram 4.2 sebagai berikut:

Page 4: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

53

Diagram 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, maka peneliti

mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model

pembelajaran NHT melalui pembelajaran siklus I dan siklus II.

4.1.2 Deskripsi Siklus I

Pada siklus I diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan

dan observasi, dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi

menjadi 3 pertemuan.

4.1.2.1 Tahap Perencanaan

Kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan 3 pertemuan dengan

rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 4 bulan Maret

2014. Sebelum melakukan pembelajaran penulis membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran NHT dengan Kompetensi

Dasar menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat

mengubah gerak dan bentuk benda. Setelah itu penulis juga mempersiapkan alat

peraga seperti bola tenis, meja, kursi dan kelereng. Penulis juga mempersiapkan

lembar kerja kelompok, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk guru

dalam penerapan model pembelajaran NHT, dan lembar observasi aktifitas siswa

dalam penerapan model pembelajaran NHT. Selanjutnya penulis, guru kelas dan

Page 5: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

54

observer berkerjasama dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas 4 agar

pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.

2) Pertemuan Keduan

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan keduan sebagai tindak lanjut pada

pertemuan pertama yang membedakan pertemuan pertama adalah materi yang

akan dipelajari yaitu jenis- jenis gaya. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran

pada pertemuan kedua, penulis menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan pada

proses pembelajaran, diataranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan materi jenis- jenis gaya. Setelah menyiapkan RPP, penulis menyiapkan

alat peraga yaitu bola, kelereng,dan kertas. Selain itu penulis juga mempersiapkan

lembar observasi untuk guru, lembar observasi untuk siswa dan lembar kerja

kelopok untuk siswa. Selanjutnya penulis, guru kelas dan observer berkerjasama

dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas 4 agar pembelajaran bisa berjalan

dengan lancar.

3) Pertemuan Ketiga

Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga sebagai tindak

lanjut dari pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua.

Pada pertemuan ketiga digunakan untuk mengulas keseluruhan materi yang sudah

diajarkan, memberikan tes evaluasi yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 20

soal,dalam mengerjakan soal evaluasi siswa diberikan waktu selama 50 menit dan

pemberian hadiah kepada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi. Kegiatan

pembelajaran diakhiri dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari

pertemuan berikutnya.

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Obsevasi

Pelaksanaan tindakan dan observasi ini merupakan deskripsi dari kegiatan

pembelajaran dari awal sampai akhir serta deskripsi observasi kegiatan guru dan

aktifitas siswa selama proses belajar mengajar.

Page 6: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

55

a) Pertemuan Pertama

1) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tidakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari

Rabu, 26 Maret 2014 pukul 07.00- 08.10 WIB. Kegiatan awal pembelajaran pada

pertemuan pertama diawali dengan memberikan salam, berdo’a, presensi,

menyampaikan materi tentang gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah

bentuk benda yang akan dipelajari, memberikan apersepsi dengan betanya kepada

siswa “ anak- anak pernakah kalian menarik dan mendorong suatu benda,

bagaimana keadaan benda setelah ditarik atau didorong” dan menyampaikan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat menyimpulkan bahwa

gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda dengan benar

dan siswa dapat mengidentifikasi bahwa gaya dapat menyebabkan benda

bergerak, bergerak menjadi diam, bergerak semakin cepat dan bergerak berubah

arah dengan benar.

Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang

terbagi menjadi tiga yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan

eksplorasi guru bertanya jawab dalam menyampaikan materi dan menggali

kemampuan siswa dalam materi gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah

gerak benda, selanjutnya guru menggalikemampuan siswa untuk memberikan

contoh gaya dorongan dan tarikan dengan cara bertanya” anak- anak siapa yang

mau memberikan contoh dorongan dan tarikan terhadap benda diam. Selanjutnya

dalam kegiatan elaborasi guru meminta siswa untuk membentuk kelompok yang

terdiri dari 5 kelompok setiap kelompok terdiri dari 4- 5 siswa yang heterogen,

guru memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok bagaimana pengaruh gaya

terhadap benda diam dan bergerak. Setelah memberikan pertanyaan guru

memberikan nomor ke siswa dalam kelompok dan guru menjelaskan peraturannya

yaitu setiap kelompok harus bekerja sama dan ketika guru menunjuk siswa untuk

mempresentasikan maka setiap siswa yang ditunjuk harus bersedia

mempresentasikannya didepan kelas, kemudian siswa menerima lembar kerja

kelompok siswa yang berisi tentang pengaruh dororongan dan tarikan terhadap

benda, kemudian LKS harus dikerjakan bersama kelompoknya dan guru

Page 7: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

56

memberikan bantuan secukupnya kepada siswa dalam mengerjakan lembar kerja

kelompok, setelah siswa menyelesaikan lembar tugas guru memanggil siswa

secara acak untuk mempresentasikan hasil kerjanya yaitu guru memanggil

kelompok 4 nomor 4. Selanjutnya guru melangkah pada kegiatan

konfirmasi,dalam kegiatan konfirmasi guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menanggapi jawaban yang tidak sesuai dengan pendapat

kelompoknya, guru mengulas kembali materi yang telah didiskusikan bersama

kelompok, memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa.

Pada kegiatan akhir guru dan siswa merefleksi pembelajaran yang telah

berlangsung dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang

akan datang. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

2) Hasil Observasi

Hasil observasi yang telah dilakukan oleh observer dibagi menjadi 2 yaitu

terhadap proses pembelajaran guru dalam menerapkan model pembelajaran NHT

dan aktivitas siswa pada saat kegiatan pembelajaran. Hasil observasi proses

pembelajaran guru diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 22 aspek dan

hasil obserfasi siswa terdiri dari 22 aspek. Masing- masing aspek dalam lembar

observasi tersebut diberi skor 1-4, skor 1 berarti sangat kurang, skor 2 berarti

cukup, skor 3 berarti baik dan skor 4 berarti baik sekali. Setelah itu skor akan

dijumlahkan, kemudian dibagi jumlah maksimal skor dikali 100 dan

diinterprentasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriterian penilaian pada lembar

observasi yaitu untuk total skor 61- 70 berarti kurang, skor 71- 80 berarti cukup,

skor 81- 90 berarti baik dan skor 91- 100 berarti baik sekali.

Page 8: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

57

Hasil observasi kinerja guru pada siklus I pertemuan pertama dijabarkan

dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 4.3

Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan 1

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Kegiatan awal 1,2,3 12

Melakukan apersepsi dan

menyampaikan tujuan

4,5 6 10

Menerapkan model

pembelajaran NHT

7,9,10,13,14,

16

8,11,12,15

17

38

Evaluasi 18,19 6

Penutup 21,22 20 10

Total 12 10 76

Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui indikator

yang memperoleh skor 3 sebanyak 12 indikator dan yang memperoleh skor 4

sebanyak 10 indikator, total skor seluruhnya 76 kemudian dibagi jumlah

maksimal (88) dan dikalikan 100 jadi hasil skor maksimalnya adalah 86. Pada

aspek kegiatan awal terdapat 3 indikator, masing- masing indikator tersebut

memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 12. Pada aspek melakukan apersepsi

dan menyampaikan materi terdapat 3 indikator, indikator nomor 4, 5 memperoleh

skor 3 dan indikator nomor 4 memperoleh skor 4, sehingga pada aspek melakukan

apersepsi dan menyampaikan tujuan jumlah skornya 10. Pada aspek menerapkan

model pembelajaran NHT terdapat 11 indikator, indikator nomor 7,9,10,13,14,16

memperoleh skor 3 dan indikator nomor 8,11,12,15,17 memperoleh skor 4

sehingga jumlah skornya 38. Pada aspek evaluasi terdapat 2 indikator, masing-

masing indikator mendapatkan skor 3 sehingga jumlah skornya 6. Pada aspek

penutup terdapat 3 indikator, indikator nomor 21,22 memperoleh skor 3 dan

indikator nomor 20 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 10.

Page 9: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

58

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi

yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.4

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Kegiatan awal 1,3 2 10

Mendengarkan apersepsi dan

tujuan pembelajaran

4,5 6 10

Mendengarkan pertanyaan,

berdiskusi dan

mempresentasikan hasil diskusi

7,8,10,12,13,

14,15

9,11,16,17 37

Evaluasi 18,19 6

Penutup 22 20,21 11

Total 14 8 74

Berdasarkan tabel 4.4 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui

indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 14 indikator, dan yang memperoleh

skor 4 sebanyak 8 indikator, sehingga diperoleh jumlah total 74 kemudian dibagi

jumlah skor maksimal (88) dan dikalikan 100 jadi hasil maksimalnya adalah 84 .

Pada aspek kegiatan awal terdapat 3 indikator, indikator nomor 1, 3 memperoleh

skor 3 dan indikator nomor 2 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 10.

Pada aspek mendengarkan apersepsi dan tujuan pembelajaran 3 indikator,

indikator nomor 4, 5 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 6 memperoleh skor

4 sehingga jumlah skornya 10. Pada aspek mendengarkan pertanyaan, berdiskusi

dan mempresentasikan hasil diskusi, indikator nomor 7,8,10,12,13,14,15

memperoleh skor 3 dan indikator nomor 9,11,16,17 memperoleh skor 4 sehingga

jumlah skornya 37. Pada aspek evaluasi terdapat 2 indikator kedua indikator

tersebut mendapatkan skor 3 sehingga jumlah skornya 6. Pada aspek penutup

terdapat 3 indikator, indikator nomor 22 memperoleh skor 3 dan indikator nomor

20,21 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 11.

Page 10: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

59

b) Pertemuan Kedua

1) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari

Kamis 27 Maret 2014 pukul 07.00- 08.10 WIB. Pertemuan kedua pada siklus I ini

merupakan tidak lanjut dari pertemuan pertama. Pada kegiatan awal, pertemuan

kedua diawali dengan memberikan salam, berdo’a, presensi,menyampaikan materi

yang akan dipelajari yaitu jenis- jenis gaya, memberikan apersepsi dengan

bertanya kepada siswa “ anak- anak pernakah kalian naik sepeda bagaimana

keadaan sepeda jika sedang berjalan kemudia direm, apa yang terjadi” dan

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat

mengidentifikasi jenis-jenis gaya dalam kehidupan sehari- hari.

Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang

terbagi menjadi tiga yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan

eksplorasi guru bertanya jawab dalam menyampaikan materi dan menggali

kemampuan siswa dalam materi jenis- jenis gaya, selanjutnya guru menggali

kemampuan siswa untuk memberikan contoh jenis- jenis gaya dalam sehari- hari

yang sering digunakan. Selanjutnya dalam kegiatan elaborasi guru meminta siswa

untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 5 kelompok dan setiap kelompok

terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen, guru memberikan pertanyaan kepada

kelompok apa saja jeni- jenis gaya yang ada disekitar kita. Setelah memberikan

pertanyaan guru memberikan nomor ke siswa dalam kelompok dan guru

menjelaskan peraturannya, kemudian siswa menerima lembar kerja kelompok

yang berisi 5 pertanyaan tentang jenis- jenis gaya, yang harus dikerjakan bersama

kelompoknya dan guru memberikan bantuan secukupnya kepada siswa dalam

mengerjakan lembar kerja kelompok, setelah siswa menyelesaikan lembar tugas

guru memanggil siswa secara acak untuk mempresentasikan hasil kerjanya yaitu

guru memanggil kelompok 1 nomor 4. Selanjutnya guru melangkah pada kegiatan

konfirmasi,dalam kegiatan konfirmasi siswa menanggapi jawaban yang tidak

sesuai dengan pendapat kelompoknya, kelompok yang menanggapi karena tidak

sesuai dengan jawaban kelompoknya dalah kelompok 3, guru mengulas kembali

Page 11: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

60

materi yang telah didiskusikan bersama kelompok tentang jenis- jenis gaya,

memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa.

Pada kegiatan akhir guru dan siswa merefleksi pembelajaran yang telah

berlangsung dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang

akan datang yaitu akan diadakan tes tertulis 20 soal tentang materi yang telah

disampaikan . Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

2) Hasil Observasi

Hasil observasi kinerja guru pada siklus I pertemuan kedua dijabarkan dalam

beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Table 4.5

Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan II

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

skor 1 2 3 4

Kegiatan awal 3 1,2 11

Memberikan apersepsi dan

menyampaikan tujuan

pembelajaran

4,5,6 12

Menerapkan model

pembelajaran NHT

8,10,14,15 7,9,11,12,13,

16,17

40

Evaluasi 18 19 6

Penutup 21,22 20 10

Total 1 7 14 79

Berdasarkan tabel 4.1 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui

indikator yang memperoleh skor 2 sebanyak 1 indikator, skor 3 sebanyak 7

indikator, dan yang memperoleh skor 4 sebanyak 14 indikator dan total skor

seluruhnya 79, kemudian dibagi jumlah nilai maksimal (88) dan dikalikan 100

maka hasil maksimalnya adalah 89. Pada aspek kegiatan awal terdapat 3 indikator,

indikator nomor 3 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 1, 2 memperoleh skor

4 sehingga jumlah skornya 11. Pada aspek memberikan apersepsi dan

menyampaikan tujuan pembelajaran terdapat 3 indikator, masing- masing

indikator memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 12. Pada aspek

menerapkan model pembelajaran NHT terdapat 11 indikator, indikator nomor

Page 12: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

61

8,10,14,15 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 7,9,11,12,13,16,17

memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 40. Pada aspek evaluasi terdapat 3

indikator, indikator nomor 18 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 19

memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 6. Pada aspek penutup terdapat 3

indikator, indikator nomor 21,22 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 20

memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 10.

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar yang

dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Kegiatan awal 2,3 1, 10

Mendengarkan apersepsi dan

tujuan pembelajaran

4, 5 6 10

Mendengarkan pertanyaan,

berdiskusi dan mempresentasikan

hasil diskusi

10,13,15 7,8,9,11,12,

14,16,17

41

Evaluasi 18 19 7

Penutup 22 20,21 11

Total 9 13 79

Berdasarkan tabel 4.4 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui

indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 9 , dan yang memperoleh skor 4

sebanyak 13 dan total skor seluruhnya 79 kemudian dibagi skor maksimal (88)

dan dikalikan 100 jadi hasil maksimalnya adalah 89. Pada aspek kegiatan awal

terdiri dari 3 indikator indikator nomor 2, 3 memperoleh skor 3 dan indikator

nomor 1 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 10. Pada aspek

mendengarkan apersepsi dan tujuan pembelajaran terdapat 3 indikator, indikator

nomor 4,5 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 6 memperoleh skor 4 sehingga

jumlah skornya 10. Pada aspek mendengarkan pertanyaan, berdiskusi dan

mempresentasikan hasil kerjanya terdapat 11 indikator, indikator nomor 10,13,15

memperoleh skor 3 dan indikator nomor 7,8,9,11,12,14,16,17 memperoleh skor 4

sehingga jumlah skornya 41. Pada aspek evaluasi terdapat 2 indikator, indikator

Page 13: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

62

nomor 18 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 19 memperoleh skor 4

sehingga jumlah skornya 7. Pada aspek penutup terdapat 3 indikator, indikator

nomor 22 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 20, 21 memperoleh skor 4

sehingga jumlah skornya 11.

c) Pertemuan Ketiga

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari

Jum’at 28 Maret 2014 pukul 07.00- 08.10 WIB. Pembelajaran pada pertemuan

ketiga sebagai tindak lanjut dari pertemuan pertama dan kedua yaitu melakukan

tes evaluasi. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan

memberikan salam, berdoa, melakukan persensi, apersepsi dan meminta siswa

menyediakan alat tulis. Pada kegiatan inti siswa mengerjakan lembar evaluasi,

guru memberikan bantuan kepada siswa tentang soal yang tidak jelas, siswa

mengumpulkan lembar evaluasi. Pada kegiatan akhir guru menyampaikan materi

yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang, memberikan hadiah

kepada siswa, menutup kegiatan pembelajaran.

4.1.2.3 Refleksi Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan

pertama, kedua dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan

dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang

dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan

dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai

dengan indikator kinerja.

Berdasarkan hasil analisis data terhadap hasil observasi kegiatan guru pada

siklus I pertemuan I terdapat skor skor 3 sebanyak 12 dan skor 4 sebanyak 10.

Pada siklus I pertemuan 2 memperoleh skor 2 sebanyak 1, skor 3 sebanyak 7 dan

skor 4 sebanyak 14 item. Indikator yang mengalami peningkatan yaitu indikator

nomor 3 (mengabsen siswa), 4 (menyampaikan materi yang akan dipelajari), 5

(memberikan apersepsi), 6 (menyampaikan tujuan pembelajaran), 7

(menyampaikan materi), 9 (membagi kelompok), 13 (memberikan bantuan kepada

Page 14: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

63

siswa), 16 (mengulas kembali materi yang di diskusikan). Dari hasil observasi

pada pertemuan 1 yang berjumlah 22 indikator mencapai persentase 86,36% dan

pada pertemuan dua mencapai 89,77%

Berdasarkan hasil analisis terhadap observasi aktivitas siswa pada siklus I

pertemuan I banyak skor terdapat 3 yaitu sebanyak 14 dan skor 4 sebanyak 8.

Pada siklus I pertemuan 2 memperoleh sekor 3 sebanyak 9 dan skor 4 sebanyak

13. Aspek yang mengalami peningkatan yaitu menjawab salam dari guru (1),

memperhatikan materi yang disampaikan (7), aktif dalam memberikan contoh (8),

mengerjakan dengan kelompoknya (12), mempresentasikan hasil kerja dengan

kelompoknya (14). Dari skor penilaian hasil observasi aktifitas siswa pada

pertemuan I mencapai persentase 84,09% dan pada pertemuan 2 meningkat

menjadi 89,77%.

Dari hasil observasi yang dilakukan pada proses pembelajaran siklus I

masih terdapat kekurangan atau kegiatan pembelajaran yang belum maksimal,

yaitu sebagai berikut:

1) Penerapan model pembelajaran NHT oleh kolaborator masih ada beberapa

aspek belum sesuai dengan rencana pembelajaran yang peneliti susun,

dikarenakan kolaborator belum begitu paham tentang model pembelajaran

NHT.

2) Guru belum mengaitkan materi dengan realitas kehidupan.

3) Masih banyak siswa yang merasa malu dalam mengeluarkan pendapat, hanya

beberapa siswa yang mau bertanya dan menjawab pertanyaan dan memberikan

tanggapan dari hasil presentasi teman yang maju..

4) Dalam kegiatan kelompok, belum semua siswa dalam kelompok ikut bekerja.

5) Guru masih bingung dalam melakukan penghitungan nilai kelompok

berdasarkan poin kemajuan dari nilai kuis individu.

Dari berbagai kekurangan tersebut, maka peneliti mengadakan analisis dan

konsultasi dengan guru kelas 4 tentang kondisi siswa serta pembelajaran yang

telah berlangsung hingga didapatkan penyelesaian dari

kekurangan tersebut sebagai berikut :

Page 15: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

64

1) Peneliti memberikan penjelasan kepada kolaborator tentang langkah-langkah

pembelajaran NHT dan penghitungan skor kuis lebih jelas.

2) Guru memberikan pengarahan agar dalam kegiatan kerja kelompok semua

siswa ikut berpartisipasi.

4.1.3 Deskripsi Siklus II

Pada siklus II ini merupakan upaya perbaikan dari siklus I yang akan

diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil

tindakan dan refleksi seperti pada siklus I.

4.1.3.1 Tahap Perencanaan

Pembelajaran pada Siklus II merupakan tindak lanjut dan upaya perbaikan

dari kegiatan pembelajaran siklus I. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan

melalui 3 pertemuan dengan rincian sebagai berikut :

a) Pertemuan Pertama

Pembelajaran pada pertemuan pertama ini dilaksanakan pada minggu awal

bulan April dengan Kompetensi Dasar menyimpulkan hasil percobaan bahwa

gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak dan bentuk benda.

Sebelum melakukan pembelajaran penulis menbuat Rencan Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran NHT dengan Kompetensi

Dasar menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat

mengubah gerak dan bentuk benda. Setelah itu penulis juga mempersiapkan alat

peraga seperti karet gelang, plastik dan balon tiup . Penulis juga mempersiapkan

lembar kerja kelompok, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk guru

dalam penerapan model pembelajaran NHT, dan lembar observasi aktifitas siswa

dalam penerapan model pembelajaran NHT. Selanjutnya penulis, guru kelas dan

observer berkerjasama dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas 4 agar

pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.

b) Pertemuan Kedua

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan keduan sebagai tindak lanjut pada

pertemuan pertama yang membedakan pertemuan pertama adalah materi yang

Page 16: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

65

akan dipelajari yaitu keadaan benda dalam air. Sebelum melakukan kegiatan

pembelajaran pada pertemuan kedua, penulis menyiapkan segala sesuatu yang

diperlukan pada proses pembelajaran, diataranya Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan materi keadaan benda dalam air. Setelah menyiapkan

RPP, penulis menyiapkan alat peraga yaitu bola, kelereng,air dan gelas aqua.

Selain itu penulis juga mempersiapkan lembar observasi untuk guru, lembar

observasi untuk siswa dan lembar kerja kelopok untuk siswa. Selanjutnya penulis,

guru kelas dan observer berkerjasama dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas 4

agar pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.

c) Pertemuan Ketiga

Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut

dari pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pada

pertemuan ketiga digunakan untuk mengulas keseluruhan materi yang sudah

diajarkan, memberikan tes evaluasi yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 20

soal,dalam mengerjakan soal evaluasi siswa diberikan waktu selama 50 menit dan

pemberian hadiah kepada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi. Kegiatan

pembelajaran diakhiri dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari

pertemuan berikutnya.

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II ini sama halnya dengan

siklus II yaitu merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran dari awal sampai

akhir pembelajaran serta deskripsi observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa

selama proses belajar mengajar. Yang membedakan dengan siklus I adalah pada

materi dan alat peraga.

a) Pertemuan Pertama

1) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tidakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari

Rabu, 2 April 2014 pukul 07.00- 08.10 WIB. Kegiatan awal pembelajaran pada

pertemuan pertama diawali dengan memberikan salam, berdo’a,

Page 17: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

66

absensi,menyampaikan materi yang akan dipelajari, memberikan apersepsi dan

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat

memberikan contoh dalam kehidupan sehari- hari cara gaya mengubah gerak dan

bentuk benda dengan benar.

Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang

terbagi menjadi tiga yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan

eksplorasi guru bertanya jawab dalam menyampaikan materi dan menggali

kemampuan siswa dalam materi gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah

gerak benda, selanjutnya guru menggalikemampuan siswa untuk memberikan

contoh gaya dorongan dan tarikan. Selanjutnya dalam kegiatan elaborasi guru

meminta siswa untuk membentuk kelompok, guru memberikan pertanyaan kepada

kelompok bagaimana pengaruh gaya terhadap benda diam dan bergerak. Setelah

memberikan pertanyaan guru memberikan nomor ke siswa dalam kelompok dan

guru menjelaskan peraturannya, kemudian siswa menerima lembar kerja

kelompok siswa yang harus dikerjakan bersama kelompoknya dan memberikan

bantuan secukupnya kepada siswa dalam mengerjakan lembar kerja kelompok,

setelah siswa menyelesaikan lembar tugas guru memanggil siswa secaraacak

untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Selanjutnya guru melangkah pada

kegiatan konfirmasi,dalam kegiatan konfirmasi siswa menanggapi jawaban yang

tidak sesuai dengan pendapat kelompoknya, guru mengulas kembali materi yang

telah didiskusikan bersama kelompok, memberikan kesempatan untuk bertanya

kepada siswa.

Pada kegiatan akhir guru dan siswa merefleksi pembelajaran yang telah

berlangsung dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang

akan datang. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

2) Hasil Observasi

Hasil observasi kinerja guru pada siklus II pertemuan pertama dijabarkan

dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 18: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

67

Tabel 4.7

Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan 1

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Kegiatan awal 1,2,3 12

Memberikan apersepsi dan

menyampaikan tujuan

pembelajaran

5 4,6 11

Menerapkan model pembelajaran

NHT

7,15,16 8,9,10,11,12,

13,14,17

41

Evaluasi 18,19 8

Penutup 20,21,22 12

Total 4 18 84

Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi guru dapat diketahui indikator yang

memperoleh skor 3 sebanyak 4 indikator, dan indikator yang mendapat skor 4

sebanyak 18 indikator dan totol skor seluruhnya adalah 84 kemudian dibagi

dengan nilai maksimal (88) dan dikalikan 100 jadi hasil maksimalnya adalah 95.

Pada aspek kegiatan awal terdiri dari 3 indikator, masing- masing indikator

memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 12. Pada aspek memberikan

apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdapat 3 indikator, indikator

nomor 5 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 4, 6 memperoleh skor 4

sehingga jumlah skornya 11. Pada aspek menerapkan model pembelajaran NHT

terdapat 11 indikator, indikator nomor 7,15,16 memperoleh skor 3 dan indikator

nomor 8,9,10,11,12,13,14,17 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 41.

Pada aspek evaluasi terdapat 2 indikator, masing – masing indikator memperoleh

skor 4 sehingga jumlah skornya 8. Pada aspek penutup terdapat 3 indikator,

masing – masing indikator memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 12.

Page 19: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

68

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi

yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Kegiatan awal 1,2,3

12

Mendengarkan apersepsi dan tujuan

pembelajaran

5 4,6 11

Mendengarkan pertanyaan, berdiskusi

dan mempresentasikan hasil diskusi

7,15 8,9,10,11,12,

13,14,16,17

42

Evaluasi 18 19 7

Penutup 20,21,22 12

Total 4 18 84

Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi siswa dapat diketahui indikator yang

memperoleh skor 3 sebanyak 4 dan skor 4 sebanyak 18 indikator dan jumlah

keseluruhan skornya adalah 84 kemudian dibagi jumlah nilai maksimal (88) dan

dikalikan 100 jadi hasil tertinggi adalah 95. Pada aspek kegiatan awal terdiri dari

3 indikator, masing – masing indikator memperoleh skor 4 sehingga jumlah

skornya 12. Pada aspek mendengarkan pertanyaan dan tujuan pembelajaran

terdapat 3 indikator, indikator nomor 5 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 4,

6 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 11. Pada aspek mendengarkan

pertanyaan, berdiskusi dan mempresentasikan hasil kerjanya terdapat 11 indikator

indikator nomor 7,15 memperoleh skor 3 dan indikator nomor

8,9,10,11,12,13,14,16,17 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 42. Pada

aspek evaluasi terdapat 2 indikator, indikator nomor 18 memperoleh skor 3 dan

indikator nomor 19 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 7. Pada aspek

penutup terdapat 3 indikator, masing- masing indikator mendapatkan skor 3

sehingga jumlah skornya12.

Page 20: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

69

b) Pertemuan Kedua

1) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari

Kamis 3 April 2014 pukul 07.00- 08.10 WIB. Pertemuan kedua pada siklus I ini

merupakan tidak lanjut dari pertemuan pertama. Pada kegiatan awal, pertemuan

kedua diawali dengan memberikan salam, berdo’a, absensi,menyampaikan materi

yang akan dipelajari, memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat mengidentifikasi benda yang

dapat terapaung, tenggelam, dan melayang di air.

Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang

terbagi menjadi tiga yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan

eksplorasi guru bertanya jawab dalam menyampaikan materi dan menggali

kemampuan siswa dalam materi keadaan benda dalam air, selanjutnya guru

menggali kemampuan siswa untuk memberikan benda yang dapat terapung,

tenggelam dan melayang di air dalam sehari- hari. Selanjutnya dalam kegiatan

elaborasi guru meminta siswa untuk membentuk kelompok, guru memberikan

pertanyaan kepada kelompok apa saja jeni- jenis gaya yang ada disekitar kita.

Setelah memberikan pertanyaan guru memberikan nomor ke siswa dalam

kelompok dan guru menjelaskan peraturannya, kemudian siswa menerima lembar

kerja kelompok siswa yang harus dikerjakan bersama kelompoknya dan

memberikan bantuan secukupnya kepada siswa dalam mengerjakan lembar kerja

kelompok, setelah siswa menyelesaikan lembar tugas guru memanggil siswa

secara acak untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Selanjutnya guru melangkah

pada kegiatan konfirmasi,dalam kegiatan konfirmasi siswa menanggapi jawaban

yang tidak sesuai dengan pendapat kelompoknya, guru mengulas kembali materi

yang telah didiskusikan bersama kelompok, memberikan kesempatan untuk

bertanya kepada siswa.

Pada kegiatan akhir guru dan siswa merefleksi pembelajaran yang telah

berlangsung dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang

akan datang. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

2) Hasil Observasi

Page 21: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

70

Hasil observasi kinerja guru pada siklus II pertemuan pertama dijabarkan

dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9

Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan 2

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Kegiatan awal 1,2,3 12

Memberikan apersepsi dan

menyampaikan tujuan

pembelajaran

5 4,6 11

Menerapkan model pembelajaran

NHT

7,8,9,10,1112,13,

14,15,1617

44

Evaluasi 18 19 7

Penutup 20,21,22 12

Total 2 20 86

Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi kegitan guru dapat diketahui

indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 2, skor 4 sebanyak 20 dan jumlah

skornya 86 kemudian dibagi nilai maksimal (88) dan dikalikan 100 maka hasil

tertinggi adalah 97. Pada aspek kegiatan awal terdapat 3 indikator, masing-

masing indikator mendapatkan skor 4 sehingga jumlah skornya 12. Pada aspek

memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan terdapat 3 indikator, indikator

nomor 5 mendapatkan skor 3 dan indikator nomor 4, 6 memperoleh jumlah skor

11. Pada apek menerapkan model pembelajaran NHT terdapat 11 indikator,

masing - masing indikator mendapatkan skor 4 sehingga jumlah skornya 44. Pada

aspek evaluasi terdapat 2 indikator, indikator nomor 18 mendapatkan skor 3 dan

indikator nomer 19 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 7. Pada aspek

penutup terdapat 3 indikator, masing- masing indikator mendapatkan skor 4

sehingga jumlah skornya 7.

Page 22: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

71

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi

yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.10

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

skor 1 2 3 4

Kegiatan awal 1,2,3 12

Mendengarkan apersepsi dan tujuan

pembelajaran

4,5,6 12

Mendengarkan pertanyaan, diskusi

dan mempresentasikan hasil diskusi

7,16 8,9,10,11,12,

13,14,15,17

42

Evaluasi 18,19 8

Penutup 20,21,22 12

Total 2 20 86

Berdasarkan tabel 4.10 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui

indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 2, yang mendapatkan skor 4

sebanyak 20 dan jumlah skor seluruhnya adalah 86 kemudian dibagi nilai

maksimal (88) dan dikalikan 100 maka hasil tertingi adalah 97. Pada aspek

kegiatan awal terdapat 3 indikator, masing- masing indikator mendapatkan skor 4

sehingga jumlah skornya 12. Pada aspek mendengarkan apersepsi dan tujuan

pembelajaran terdapat 3 indikator, masing- masing indikator mendapatkan skor 4

sehingga jumlah skornya 12. Pada aspek mendengarkan pertanyaan, berdiskusi,

mempresentasikan hasil diskusi terdapat 11 indikator, indikator nomor 7, 8

memperoleh skor 3 dan indikator nomor 8,9,10,11,12,13,14,15,17 mendapatkan

skor 4 sehingga jumlah skornya 42. Pada aspek evaluasi terdapat 2 indikator,

masing- masing indikator mendapatkan skor 4 sehingga jumlah skornya 8. Pada

aspek penutup terdapat 3 indikator, masing – masing indikator mendapatkan skor

4 sehingga jumlah skornya 12.

Page 23: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

72

c) Pertemuan Ketiga

Pembelajaran pada pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut dari pertemuan

pertama dan pertemuan kedua yaitu melakukan tes evaluasi. Kegiatan

pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi dan

dilanjutkan dengan tanya jawab guru dan siswa untuk mengulang materi yang

telah dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua secara singkat.

Kemudian guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang

belum diketahui. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi. Bagi siswa yang

sudah selesai dapat mengumpulkan lembar jawab dan kembali ke tempat duduk.

Kemudian kegiatan diakhiri dengan pemberian hadiah kepada kelompok yang

mendapatkan nilai paling tinggi.

4.1.3.3 Refleksi Siklus II

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi

kegiatan guru pada siklus II pertemuan 1 mendapat skor 3 sebanyak 4 item dan

skor 4 sebanyak 18 item. Pada siklus II pertemuan 2 memperoleh skor 3 sebanyak

2 dan skor 4 sebanyak 20. Indikator yang mengalami peningkatan yaitu

menyampaikan materi yang sesuai dengan pembelajaran (7), memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menanggapi jawaban temannya (15), mengulas

kembali materi yang telah di diskusikan (16). Secara keseluruhan model

pembelajaran NHT yang diterapkan oleh kolaborator yaitu guru mata pelajaran

IPA kelas 4 sudah baik. Dari hasil observasi pada pertemuan 1 yang berjumlah 22

item mencapai persentase 95,45%dan pada pertemuan 2 meningkat menjadi

97,72%.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi

aktivitas siswa pada siklus II pertemuan 1 banyak terdapat skor 3 yaitu sebanyak 4

item dan skor 4 sebanyak 18 item. Pada siklus II pertemuan 2 memperoleh skor 3

sebanyak 2 dan skor 4 sebanyak 20. Indikator yang mengalami peningkatan yaitu

mendengarkan apersepsi yang diberikan (5), mengulas materi yang telah

didiskusikan (16) dan merefleksi pembelajaran (18). Dari skor penilaian hasil

Page 24: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

73

observasi aktivitas siswa pada pertemuan 1 mencapai persentase 95,45% dan

pada pertemuan 2 meningkat menjadi 97,72 %.

Hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II

berdasarkan pengamatan dari observer secara keseluruhan masih mengalami

hambatan yaitu kurangnya interaksi positif diantara siswa, masih ada beberapa

siswa yang kurang berani mempresentasikan jawaban di depan kelas, dan

memberikan tanggapan dalam kegiatan presentasi hal tersebut dapat diselesaikan

dengan bimbingan dari guru, memberikan penguatan positif pada siswa, melatih

siswa agar berani dan tidak malu/ takut presentasi serta berpendapat di depan

kelas dengan memberikan penghargaan untuk siswa yang presentasi dengan baik.

4.2 Hasil dan Analisis Tindakan

Hasil tindakan diperoleh dari data, siklus I, dan siklus II yang meliputi

data tes evaluasi siswa pada akhir siklus. Dari data tersebut kemudian dianalisis

dengan membandingkan data pada kondisi awal, siklus I dan siklus II.

Berdasarkan hasil penelitian yang dikakukan di SD Negeri I Karangtengah

diketahui bahwa dari hasil belajar IPA siswa kelas 4 dari kondisi awal, siklus I,

dan siklus II mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran

NHT.

a) Siklus I

Hasil tindakan pembelajaran siklus 1 ini berupa hasil dari lembar observasi

dan hasil tes evaluasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur

keberhasilan penerapan model pembelajaran NHT dalam kegiatan pembelajaran.

Lembar observasi ini ditujukan untuk siswa dan guru. Penilaian observasi ini

dilakukan oleh observer dan peneliti. Hasil tindakan proses model pembelajaran

NHT pada siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan, yaitu pertemuan I, pertemuan II,

dan pertemuan III. Sedangkan hasil tes evaluasi digunakan untuk mengukur hasil

belajar siswa. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM berarti tuntas, dan siswa

yang mendapat nilai dibawah KKM maka berarti belum tuntas. (Untuk hasil dari

lembar observasi dan tes evaluasi dapat dilihat dalam tabel pada analisis data).

Page 25: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

74

Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 1 Karangtengah diperoleh dengan

mengadakan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga. Dari hasil tes

tersebut diketahui terjadi peningkatan hasil belajar IPA. Hasil belajar IPA siswa

kelas 4 SD Negeri 1 Karangtengah pada Kompetensi Dasar menyimpulkan hasil

percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak dan bentuk

benda disajikan pada tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada

tabel 4.11.

Tabel 4.11

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

No Nilai Frekuensi Persentase

1. 45-53 2 8 %

2. 54-62 7 27 %

3. 63-71 12 46 %

4. 72-80 1 4 %

5. 81-89 3 11 %

6. 90-98 1 4 %

Jumlah 26 100%

Nilai Rata- rata 67,30

Nilai Tertinggi 95

Nilai Terendah 45

Berdasarkan tabel 4.11 distribusi nilai mata pelajaran IPA dapat dikatakan

bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4 mengalami peningkatan dari kondisi awal,

ditandai dengan nilai rata- rata hasil belajar kondisi awal meningkat menjadi

67,30 sedangkan persentase ketuntasan juga meningkat menjadi 65% yang didapat

oleh 17 siswa. Siswa yang mendapat nilai dibawah KKM atau dikatakan tidak

tuntas mengalami penurunan yaitu menjadi 35% yang didapat oleh 9 siswa, untuk

nilai tertingginya 95 dan nilai terendahnya yang semula pada kondisi awal 35

pada siklus I menjadi 45. Berdasarkan tabel 4.11 dapat dinyatakan dalam diagram

4.3 yaitu sebagai berikut:

Page 26: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

75

Diagram 4.3 Hasil Perolehan Nilai IPA Siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil perolehan

nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12

Ketuntasan Belajar Siklus I

No Ketuntasan

Belajar

Jumlah Siswa

Jumlah Persentase (%)

1. Tuntas 17 65%

2. Belum tuntas 9 35%

Jumlah 26 100%

Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa siswa yang

memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 9

siswa atau 35%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak

17 siswa dengan persentase 65%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa

jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak daripada

jumlah siswa yang tidak tuntas, namun indikator kinerja hasil belajar IPA yang

peneliti tentukan belum tercapai yaitu 80%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel

4.12 dapat dilihat dapat dibuat diagram yang tertuang pada diagram 4.4 berikut:

Page 27: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

76

Diagram 4.4 Ketuntasan Belajar IPA Siklus I

b) Siklus II

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II ini berupa hasil dari lembar

observasi dan hasil tes evaluasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur

keberhasilan penerapan model pembelajaran NHT dalam kegiatan pembelajaran.

Lembar observasi ini ditujukan untuk siswa dan guru. Penilaian observasi ini

dilakukan oleh observer dan peneliti. Hasil tindakan proses model pembelajaran

NHT pada siklus II ini terdiri dari 3 pertemuan, yaitu pertemuan pertama,

pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga. Sedangkan hasil tes evaluasi digunakan

untuk mengukur hasil belajar siswa. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM

berarti tuntas, dan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM maka berarti belum

tuntas. (Untuk hasil dari lembar observasi dan tes evaluasi dapat dilihat dalam

tabel pada analisis data).

Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 1 Karangtengah pada Kompetensi

Dasar menyimpulkan percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat

mengubah gerak dan bentuk benda disajikan pada tabel daftar nilai IPA

(terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.13 yaitu tentang distribusi frekuensi

nilai IPA, siswa kelas 4 SD Negeri 1 Karangtengah Tahun Pelajaran 2013/2014.

Page 28: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

77

Tabel 4.13

Distribusi Frekuensi Nilai IPA

Siklus II

No Nilai Frekuensi Persentase

1. 55-62 2 8 %

2. 63-70 4 15 %

3. 71-78 7 27 %

4. 79-86 9 35 %

5. 87-93 1 4 %

6. 94-100 3 11 %

Jumlah 26 100%

Nilai Rata- rata 78

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 55

Dari tabel 4.13 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA dapat

dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4 mengalami peningkatan dari

siklus I, ditandai dengan nilai rata- rata yang meningkat menjadi 78, sedangkan

presentase ketuntasan meningkat menjadi 92% yang didapat oleh 24 siswa. Siswa

yang mendapat nilai dibawah KKM atau dikatakan tidak tuntas mengalami

penurunan yaitu menjadi 8% yang didapat dari 2 siswa, untuk nilai tertinggi

menjadi 100 sedangkan nilai terendahnya 55. Berdasarkan tabel 4.13 dapat

dinyatakan diagram 4.5 yaitu sebagai berikut:

Diagram 4.5 Hasil Perolehan Nilai IPA siklusII

Page 29: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

78

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil perolehan

nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.14.

Tabel 4.14

Ketuntasan Belajar Siklus II

Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang

memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 2

siswa atau 8%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 24

siswa dengan persentase 92%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah

siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak dari pada jumlah

siswa yang tidak tuntas, ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.14 dapat dilihat

dapat dibuat diagram 4.6 berikut:

Diagram 4.6 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

No Ketuntasan

Belajar

Jumlah Siswa

Jumlah Persentase (%)

1. Tuntas 24 92

2. Belum tuntas 2 8

Jumlah 26 100

Page 30: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

79

c) Analisis Komparatif

Pada analisis komparatif ini akan diuraikan tentang perbandingan hasil belajar

dan ketuntasan belajar IPA siswa kelas 4 dari kondisi awal, siklus I dan siklus II

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar. Perbandingan hasil belajar siswa

ditunjukkan pada tabel 4.15 berikut.

Tabel 4.15

Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPA

Kondisi awal, Siklus I, dan Siklus II

No Ketuntasan

Belajar

Nilai

(X)

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Belum

Tuntas

<65 18 69 9 35 2 8

2. Tuntas ≥ 65 8 31 17 65 24 92

Jumlah 26 100 26 100 26 100

Nilai tertinggi 95 95 100

Nilai terendah 35 45 55

Rata- rata 62,30 67,30 78,46

Berdasarkan tabel di 4.15 nilai rata-rata dari tiap siklus mengalami

peningkatan, pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 67,30 yang semula 62,30

pada pembelajaran kondisi awal sedangkan pada siklus II nilai rata-rata menjadi

78,46. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.7.

Page 31: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

80

Diagram 4.7 Perbandingan Nilai Rata- rata IPA

Sedangkan ketuntasan hasil belajar IPA dapat dijelaskan bahwa pada

kondisi awal ada 18 siswa (69%), yang belum tuntas karena mendapat nilai di

bawah KKM (65), sedangkan 8 siswa (31%) telah tuntas karena mendapat nilai di

atas KKM (65). Pada siklus I terlihat peningkatan ketuntasan pembelajaran siswa

yang cukup banyak dibandingkan pada kondisi awal, siswa kelas 4 SDN I

Karangtengah telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak (65%) dari 17 siswa,

sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 9 (35%) dengan KKM 65.

Kemudian tindakan dilanjutkan pada siklus II agar ketuntasan belajar IPA siswa

bisa mencapai lebih dari indikator kinerja yang diharapkan yaitu mencapai 80%.

Pembelajaran IPA pada siklus II, siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM

yang ditentukan yaitu 65 sebanyak 24 (92%). Sedangkan siswa yang tidak

mencapai ketuntasan hanya 2 siswa (8%). Perbandingan ketuntasan dari setiap

siklus dapat dilihat pada gambar diagram 4.8 debawah ini

Page 32: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

81

Kondisi awal Siklus I Siklus II

Tuntas 8 17 24

Tidak Tuntas 18 9 2

0

5

10

15

20

25

30Ju

mla

h S

isw

a

Diagram 4.8 Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, sebelum

penelitian dilakukan guru cenderung menggunakan metode konvensional dalam

proses pembelajaran. Keadaan ini membuat siswa kesulitan untuk memahami

materi pelajaran sehingga pembelajaran kurang antusias, siswa bermain sendiri,

cerita dengan temannya, dan juga menjadi pasif. Hal tersebut yang menyebabkan

rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Karangtengah rendah. Siswa yang

mencapai KKM (65) hanya 8 siswa atau 31%, sedangkan yang belum mencapai

KKM ada 18 siswa atau 69%. Dari keadaan tersebut, maka perlu dilakukan

tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA.

Hasil belajar IPA siswa kelas 4 meningkat seiring meningkatnya kinerja

guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran, meningkatnya kinerja guru dan

aktifitas siswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 4.16 Sebagai berikut:

Page 33: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

82

Tabel 4.16

Hasil Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa Siklus I dan II

No Keterangan Siklus I Siklus II

Pertemuan I Pertemuan 2 Pertemuan I Pertemuan 2

1. Guru 86 89 95 97

2. Siswa 84 89 95 97

Berdasarkan tabel 4.16 hasil kinerja guru dan aktivitas siswa, rata- rata

kinerja guru pada siklus I pertemuan pertama adalah 86 dan rata-rata hasil

aktivitas siswa adalah 84. Sedangkan pada pertemuan kedua siklus I rata- rata

hasil kinerja guru adalah 89 dan rata-rata hasil aktivitas siswa adalah 89.

Hasil analisis lembar observasi kinerja guru pada siklus II dan aktivitas

siswa semakin meningkat. Siswa lebih aktif bertanya, bekerja sama dalam

kelompok, antusias dalam mengikuti pelajaran. Rata-rata hasil observasi kinerja

guru pada siklus II pertemuan pertama adalah 95 dan hasil observasi aktivitas

siswa I yaitu 95. Kemuadian pada pertemuan kedua hasil observasi kegiatan guru

adalah 97 dan hasil observasi siswa 97. Dalam hal ini siswa dapat lebih

berpartisipasi aktif untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan bekerjasama

dalam kelompok.

Peningkatan hasil belajar IPA dengan menerapkan model pembelajaran

NHT juga dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai hasil tes evaluasi dari

siklus I dan siklus 2. Rata- rata hasil tes siklus I dan siklus II dapat dilihat pada

tabel 4.17 berikut:

Tabel 4.17

Perbandingan Rata- Rata Hasil Belajar IPA Siklus I dan Siklus II

No Keterangan Rata- rata

Nilai IPA

Ketuntasan (%)

Tuntas Tidak Tuntas

1. Siklus I 67,30 65 % 35%

2 Siklus II 78,46 92 % 8 %

Berdasarkan tabel 4.17. Perbandingan rata- rata hasil belajar IPA siklus I

dan siklus II, hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan nilai rata-rata

Page 34: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

83

siswa 67,30. Ketuntasan siswa pada siklus I juga sudah meningkat dari 26 siswa,

siswa yang tuntas atau di atas KKM berjumlah 17 siswa atau 65% dan siswa yang

tidak tuntas yaitu 9 siswa atau 35%. Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa

pembelajaran sudah meningkat tetapi hasil tersebut masih dibawah indikator

keberhasilan, karena indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah 80%.

Pada pembelajaran siklus II ini indikator kinerja hasil belajar yang peneliti

tentukan telah tercapai, yaitu nilai rata-rata hasil tes IPA mencapai 78,00

sementara indikator kinerja yang ditentukan sebesar 80%, untuk persentase

ketuntasan juga telah tercapai yaitu sebesar 92% dengan jumlah siswa yang tuntas

di atas KKM sebanyak 24 siswa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari 24

siswa kelas 4 SD Negeri 1 Karangtengah. Siswa yang tidak tuntas hanya

berjumlah 2 (8%), hal ini dikarenakan tingkat konsentrasi siswa yang rendah dan

kemampuan membaca yang rendah.

Peningkatan hasil belajar ini terjadi karena model pembelajaran NHT dapat

melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru.

Dalam pembelajaran ini guru dibantu dengan alat peraga sehingga siswa dapat

berpikir secara kongkrit. Siswa bekerja secara tim, adanya tim dalam

pembelajaran ini memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan

lebih khususnya lagi adalah mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan

kuis dengan baik. Hal ini juga membuat siswa merasa senang, tidak tegang dan

takut selama pelajaran berlangsung. Selain itu adanya penghargaan yang berupa

hadiah dan sertifikat yang diberikan pada tim yang menang, dapat menumbuhkan

persaingan antar tim dan membuat siswa menjadi semangat untuk belajar. Dengan

suasana yang demikian sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar.

Berdasarkan uraian penelitian yang telah disajikan, maka penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran IPA pada kelas 4

Semester 2 SDN Karangtengah Tahun Pelajaran 2013/2014 ini selaras dengan

penelitian yang telah dilakukan oleh Maimunah rata- rata hasil belajar meningkat

menjadi 72,27. Penelitian yang dilakukan oleh Suyitno rata- rata hasil belajar

mencapai 71,3. Dan Penelitian yang dilakukan oleh Winarti rata- rata hasil belajar

menjadi 79,75 dari 32 siswa atau 100% dan tidak ada siswa yang mendapatkan

Page 35: BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/4/T1_292010228_BAB IV.pdfDari tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal dapat

84

nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Nilai rata-ratanya adalah 79,75

sedangkan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 68. dengan

memberikan patokan KKM = 65 dan ketuntasan 80% dari jumlah siswa kelas V

di SDN Banyumudal 2 dari hasil nilai evaluasi siklus II didapatkan 100% siswa

sudah memenuhi KKM. Dari penelitian tersebut terbukti bahwa model

pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil belajar.