bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil...
TRANSCRIPT
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Sejarah Perusahaan
1. PT Gudang Garam Tbk.
Gudang Garam didirikan pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa Ing Hwie.
Sebelum mendirikan perusahaan ini, di saat berumur sekitar dua puluh tahun,
Ing Hwie mendapat tawaran bekerja dari pamannya di pabrik rokok Cap 93
yang merupakan salah satu pabrik rokok terkenal di Jawa Timur pada waktu
itu. Berkat kerja keras dan kerajinannya dia mendapatkan promosi dan
akhirnya menduduki posisi direktur di perusahaan tersebut.
2. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.
Sejarah dan keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") tidak
terpisahkan dari sejarah keluarga Sampoerna sebagai pendirinya. Pada
tahun 1913, Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai membuat dan
menjual rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia.
Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama
yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek maupun rokok putih.
45
Popularitas rokok kretek tumbuh dengan pesat. Pada awal 1930-an,
Liem Seeng Tee mengganti nama keluarga sekaligus nama perusahaannya
menjadi Sampoerna, yang berarti ”kesempurnaan”. Setelah usahanya
berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee memindahkan tempat tinggal
keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks bangunan yang terbengkalai di
Surabaya yang kemudian direnovasi olehnya.
3. PT Bentoel Internasional Tbk.
Sejarah dari Bentoel Group diawali pada tahun 1930 ketika Ong Hok
Liong menjalani industri rokok rumah miliknya yang bernama Strootjes
Fabriek Ong Hok Liong.
PT Bentoel Internasional Tbk didirikan dalam kerangka undang-undang
No 1 tahun1967 tentang Penanaman Modal Asing yang dibuat berdasarkan
Akta Notaris Kartini Muljadi, SH., No 199 tanggal 23 September 1979.
Anggaran dasar perseroan telah memperoleh perestujuan dari menteri
kehakiman republic Indonesia dengan surat kepurusan No. Y.A. 5/421/20
tanggal 13 Oktober 1979 dan telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No.92 tanggal 16 November 1979.
46
4.1.2 Penawaran Umum Efek Perusahaan
1. PT Gudang Garam Tbk.
Dengan izin Menteri Keuangan No. SI-126/SHK/KMK.10/1990 tanggal
17 Juli 1990, perseroan telah melakukan penawaran umum kepada
masyarakat melalui pasar modal sejumlah 57.807.800 saham nominal Rp.
1.000 (rupiah penuh) persaham. Dengan Surat PT Bursa Efek Surabaya
sebanyak 96.204.400 telah disetujui dan dicatatkan di Bursa Efek Surabaya.
Dalam Tahun 1996 telah dilakukan pemecahan nilai nominal saham
(Stock Spit) dari Rp. 1.000 menjadi Rp 500 (dalam rupiah penuh) persaham
dan pengeluaran satu saham bonus untuk setiap saham yang beredar
sehingga jumlah saham beredar bertambah dari 481.088.000 menjadi
1.924.088.000. dengan surat dari PT Bursa Efek Jakarta No. SE-
039/BEJ.I.2/0596 tanggal 24 Mei 1996 telah dicatatkan saham perseroan
yang beredar, yaitu sebanyak 1.924.088.000.
2. PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.
Pada tahun 1990, perusahaan melakukan penawaran umum sebanyak
27.000.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 1.000 (dalam rupiah
penuh) persaham melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya dengan harga
penawaran sebesar Rp. 12.600 (dalam rupiah penuh) per saham. Sejak saat
47
itu, perusahaan telah melaksanakan transaksi-transaki yang berkaitan
dengan modal saham.
1) 1994 penerbitan saham bonus, setiap pemegang dua saham selama
menerima tiga saham baru sebesar Rp.450.000.000.
2) 1996 perubahan nilai nominal saham dari Rp.1.000 (dalam rupiah
penuh) per saham menjadi Rp.500 (dalam rupiah penuh) per saham
sebesar Rp.900.000.000.
3) 1999 penerbitan 28.000.000 saham sebesar Rp. 900.000.000
3. PT Bentoel Internasional Tbk.
Pada tanggal 28 Februari 2000 peningkatan pasar modal dasar
perusahaan sehubungan dengan penawaran umum terbatas 1 tersebut telah
mendapat persetujuan dari menteri hukum dan perundang-undangan republik
Indonesia dengan surat keputusan No.C-3988 HT.01.04-TH 2000. Dengan
demikian keseluruhan jumlah saham yang dikeluarkan dalam rangka
penawaran umum terbatas 1 ini adalah 166.250.000 saham. Pada tanggal 28
Desember 2001, perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari ketua
BAPEMPAM dengan surat No. S-4068/PM/2001 untuk melakukan
penawaran terbatas 2 dengan hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak
1.346.625.00 saham biasa atas nama.
48
4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
1. PT. Gudang Garam Tbk.
Susunan pengurus Perusahaan PT. Gudang Garam Tbk. Pada
Tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris Ny. Juni Setiawati Wonowidjojo
Komisaris-komisaris Tn. Yudiono Muktiwidjojo
Tn. Frank Willem van Gelder
Tn. Lucas Mulia Suhardja
Direksi
Presiden Direktur Tn. Susilo Wonowidjojo
Tn. Heru Budiman
Tn. Herry Susianto
Tn. Buana Susilo
Tn. Fajar Sumeru
Tn. Istata Taswin Siddharta
Ny. Ginawati
Tn. Sony Sasono Rahmadi
Komite Audit
Ketua Tn. Frank Willem van Gelder
Anggota Tn. Jusuf Halim
Tn. Bambang Susilo
49
2. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.
Susunan pengurus Perusahaan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna
Tbk. Pada Tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :
Komisaris
Presiden Komisaris John Gledhill
Wakil Presiden Komisaris Charles Herve Bendotti
Komisaris Niken Rachmad
Komisaris Independen Phang Cheowk Hock
Goh Kok Ho
Direksi
Presiden Direktur Paul Norman Janelle
Direktur Mark Ingo Niehaus
Shea Lih Goh
Wayan Mertasana Tantra
Yos Adiguna Ginting
Peter Alfred Kurt Haase
Nikolaos Papathanasiou
Komite Audit
Ketua Phang Cheowk Hock
Anggota Ronny Kusumo Muntoro
Gok Kok Ho
50
3. PT. Bentoel Internasional Tbk.
Susunan pengurus PT. Bentoel Internasional Tbk pada tanggal 31
Desember 2012 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris Hendro Martowardojo
Komisaris Richard Remon Bakker
Brendan James Brady
Komisaris Independen James Richard Suttie
Direksi
Presiden Direktur Jason Fitzgerald Murpyh
Direktur Andre Willem Joubert
Dian Paramitha
Tang Chung Leong
Prijunatmoko Sutrisno
Komite Audit
Ketua James Richard Suttie
Anggota Johanes Sutrisno
Subarto Zaini
51
4.2 Hasil Penelitian
Pada hasil penelitian ini akan dijelaskan berdasarkan tahapan-tahapan
analisis data, yaitu sebagai berikut :
4.2.1 Memperoleh Laporan Keuangan PT. Gudang Garam Tbk., PT.
Bentoel Internasional Tbk., PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.
dari Bursa Efek Indonesia
1. Gudang Garam
Tabel 1
Kondisi Laporan Keuangan PT . Gudang Garam Periode
31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011. 2012
Indikator Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
Aset
Aset Lancar
1.134.826
1.222.879
1.249.249
1.094.895
1.285.799
Aset Tidak Lancar
1.134.826
1.222.879
1.249.249
1.094.895
1.285.799
Kewajiban
Kewajiban Lancar
1.134.826
1.222.879
1.249.249
1.094.895
1.285.799
Kewajiban Tidak Lancar
1.134.826
1.222.879
1.249.249
1.094.895
1.285.799
Piutang Usaha
161.207
1.134.826
1.222.879
1.249.249
1.094.895
52
Kas dan Setara Kas
1.134.826
1.222.879
1.249.249
1.094.895
1.285.799
Persediaan
13.528.987
16.853.310
20.174.168
28.020.017
26.649.777
Pinjaman Jangka Panjang
4.331.923
3.182.762
2.683.654
6.163.978
8.164.350
2. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
Tabel 2
Kondisi Laporan Keuangan PT . Hanyaja Mandala Sampoerna Tbk
31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011. 2012
Indikator Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
Aset Lancar
11.037.287
12.688.643
15.768.558
14.851.460 21.128.313
Aset Tidak Lancar
5.096.532
5.027.804
4.756.565
4.478.298 5.119.214
Piutang Usaha
132.938
496.019
856.450
891.413
1.076.545
Kas dan Setara Kas
499.326
527.681
3.209.559
2.070.123
783.505
Persediaan
7.657.848
9.539.067
9.802.455
8.913.348
15.669.906
53
3 . PT Bentoel Internasional Tbk.
Tabel 3
Kondisi Laporan Keuangan PT . Bentoel Internasional Tbk
31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011. 2012
Indikator Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
Aset
Aset Lancar
3.053.065.247.8
05
2.791.034.406.5
07
3.053.134
4.287.26
8
4.472.19
5
Aset Tidak Lancar
1.402.466.715.9
22
1.511.624.771.6
58
1.849.463
2.046.68
9
2.463.40
8
Aset Tetap
1.040.992.186.4
52
1.209.997.621.7
26
1.731.400
1.921.19
4
2.191.48
8
Aset Lainnya
1.495.563.953
2.247.151.235
26.530
40.532
7.079
Piutang Usaha 136.669.487.704 174.309.061.823
189.042
279.984
187.619
Kas dan Setara Kas
7.669.242.894
84.310.801.719
88.376
88.338
180.967
54
4.2.2 Melakukan Analisis Kinerja laporan keuangan perusahaan dengan
menggunakan metode analisis rasio keungan dan Tren
4.2.2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan
1. Kondisi Rasio Solvabilitas Perusahaan
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
menunjukan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan likuidasi. Indikator-
indikator yang umumnya digunakan dalam mengukur tingkat solvabilitas
perusahaan antara lain Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio
(DAR) dan Times Interest Earnings (TIE).
Perbandingan tingkat solvabilitas pada masing-masing perusahaan
yang diamati adalah sebagai berikut :
Tabel 4
Tahun Rasio
Perusahaan
Gudang Garam
Sampoerna Bentoel
2008
Debt To Equity Ratio (DER)
0.550 0.900 1.580
2009 0.480 0.770 1.280
2010 0.440 1.000 1.300
2011 0.592 0.880 1.820
2012 0.560 0.970 2.600
Rata-Rata 0.524 0.904 1.716
55
2008
Debt To Asset Ratio (DAR)
0.355 0.440 0.560
2009 0.324 0.460 0.610
2010 0.306 0.500 0.570
2011 0.371 0.470 0.640
2012 0.350 0.490 0.720
Rata-Rata 0.341 0.472 0.620
2008
Times Interest Equity (TIE)
4.800 34.700 1.380
2009 10.800 43.290 0.490
2010 23.600 237.000 2.390
2011 26.100 385.000 3.030
2012 11.200 503.000 1.880
Rata-Rata 15.300 240.598 1.834
Debt to Equtiy Ratio (DER)
Rasio ini digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas sehingga rasio
ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan pinjaman dengan
pemilik perusahaan. Semakin besar nilai DER yang dimiliki oleh perusahaan
menunjukkan semakin besar proporsi jumlah utang yang dimiliki bila
dibandingkan dengan ekuitas yang dimiliki. Nilai DER yang semakin tinggi
menunjukkan perusahaan tersebut mempunyai masalah dalam hal
pengelolaan hutang.
56
Grafik perbandingan nilai DER dari tiga perusahaan rokok yang diamati
adalah sebagai berikut :
Grafik Perkembangan Nilai Debt to Equity Ratio (DER)
Selama Periode 2008-2012
Gambar 2
Dari grafik diatas terlihat bahwa dari tiga perusahaan yang diamati, PT.
Bentoel Internasional, Tbk memiliki nilai DER yang tertinggi. Sedangkan
perusahaan yang memiliki DER terendah adalah PT. Gudang Garam, Tbk.
Nilai DER untuk PT. Bentoel Internasional juga memperlihatkan peningkatan
dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 nilai DER perusahaan hanya sebesar
1,58 dan pada tahun 2012 menjadi 2,6. Peningkatan nilai DER ini
menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah utang yang dimiliki oleh
perusahaan. Hal ini menjadi sinyal memburuknya kondisi solvabilitas
perusahaan. Adapun untuk PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. Hanjaya
57
Mandala Samperna, Tbk menunjukkan perkembangan nilai DER yang cukup
stabil.
Debt to Asset Ratio (DAR)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat proporsi dari dana hutang.
Semakin rendah rasio ini menunjukkan tingkat proporsi dana hutang maka
perusahaan semakin aman. Perusahaan yang memiliki rasio hutang lebih
rendah lebih disukai oleh kreditur sebab dalam keadaan seperti itu tersedia
penyangga yang besar bagi kreditur apabila terjadi likuidasi.
Grafik perbandingan nilai DAR dari tiga perusahaan rokok yang diamati
adalah sebagai berikut :
Grafik Perkembangan Nilai Debt to Asset Ratio (DAR)
Selama Periode 2008-2012
Gambar 3.
58
Dari grafik diatas terlihat bahwa ketiga perusahaan memiliki nilai DAR
yang relatif rendah. Secara rata-rata, ketiga perusahaan tersebut memiliki
nilai DAR dibawah 1. Kondisi ini menunjukkan jumlah hutang yang dimiliki
oleh perusahaaan masih lebih kecil dibandingkan dengan aset yang dimiliki.
Dengan kata lain jika seandainya terjadi masalah yang menyebabkan
bangkrutnya perusahaan, jumlah hutang yang dimiliki masih dapat ditutupi
dengan nilai aset yang ada.
Selain memiliki nilai DAR yang relatif rendah, ketiga perusahaan ini juga
pada umumnya menunjukkan kestabilan nilai DAR selama periode 2008-
2012. Namun untuk PT. Bentoel International, Tbk, pada tahun 2010-2012
menunjukkan peningkatan nilai DAR dari 0,57 pada tahun 2010 menjadi 0,72
pada tahun 2012. Sementara untuk perusahaan lainnya (Gudang Garam dan
Sampoerna) justru menunjukkan penurunan.
Times Interest Earned (TIE)
Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan mampu
membayar biaya bunga tahunan. Jika kewajiban ini tidak dapat dipenuhi,
kreditur dapat mengambil tindakan hukum terhadap perusahaan yang dapat
menimbulkan kepailitan. Karena bunga merupakan beban yang biasa
dikurangkan terhadap pendapatan dalam hal perpajakan, maka kemampuan
membayar bunga tidak dipengaruhi oleh pajak.
59
Perkembangan nilai Times Interest Earned (TIE) dari setiap perusahaan
rokok yang diamati dapat dilihat dalam grafik berikut ini :
Grafik Perkembangan Nilai Times Interest Earned (TIE)
Selama Periode 2008-2012
Gambar 4
Dari grafik diatas terlihat bahwa dari tiga perusahaan yang diamati,
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk yang memiliki rasio TIE paling tinggi
secara rata-rata. Ini menunjukkan kemampuan PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna, Tbk dalam membayar biaya bunga tahunan yang ada sangat
besar. Kemampuan ini dari tahun ke tahun senantiasa mengalami
peningkatan yang sangat pesat. Pada tahun 2008, rasio TIE yang dimiliki
oleh PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk masih sebesat 34,7 yang
kemudian meningkat drastis menjadi 503 pada tahun 2012. Adapun untuk
60
PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. Bentoel International, Tbk juga memiliki
kemampuan membayar bunga yang cukup baik (terlihat dari rasio TIE yang
lebih dari 1) meskipun tidak sebaik kemampuan PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna, Tbk.
2. Kondisi Rasio Likuiditas Perusahaan
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan
aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Likuiditas perusahaan
menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek. Indikator yang
digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan dalam penelitian ini
adalah Current Ratio (CR), Quick Ratio dan Cash Ratio.
Perkembangan ketiga rasio tersebut untuk setiap perusahaan adalah
sebagai berikut :
Tabel 5
Tahun Rasio
Perusahaan
Gudang Garam
Sampoerna Bentoel
2008
Current Ratio
2.210 1.440 2.470
2009 2.450 1.880 0.250
2010 2.700 1.610 2.500
2011 2.240 1.770 1.110
2012 2.170 1.770 1.640
61
Rata-Rata 2.354 1.694 1.594
2008
Quick Ratio
48.000 44.000 2.480
2009 34.300 46.000 0.370
2010 32.230 60.000 0.460
2011 17.440 70.000 0.190
2012 23.940 45.000 0.280
Rata-Rata 31.182 53.000 0.756
2008
Cash Ratio
14.800 6.500 6.460
2009 15.360 7.800 8.000
2010 14.720 33.000 7.230
2011 8.100 24.700 2.300
2012 9.310 6.500 6.650
Rata-Rata 12.458 15.700 6.128
Current Ratio
Rasio lancar (Current ratio) adalah angka yang diperoleh dengan jalan
membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio tersebut menunjukan
sejauh mana tagihan-tagihan jangka pendek dari kreditur dapat dipenuhi
dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi tunai dalam waktu
dekat.
Grafik perkembangan nilai rasio lancar dari setiap perusahaan rokok
yang diamati adalah sebagai berikut :
62
Grafik Perkembangan Nilai Current Ratio
Selama Periode 2008-2012
Gambar 5.
Dari grafik diatas terlihat bahwa dari 3 perusahaan yang diamati, dua
perusahaan yakni PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna, Tbk mempunyai nilai current ratio yang relatif stabil dimana PT.
Gudang Garam, Tbk mempunyai rata-rata nilai current ratio yang lebih baik
dibandingkan dengan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. Adapun untuk
nilai current ratio dari PT. Bentoel International, Tbk dari grafik terlihat sangat
fluktuatif dari tahun ke tahun. Kondisi ini menunjukkan adanya ketidakstabilan
dalam pengelolaan aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan (biasanya
berupa piutang yang gagal ditagih). Kegagalan dalam mengkonversi piutang
menjadi kas tentu saja akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam
63
membayar tagihan yang tercermin dari rendahnya nilai current ratio
perusahaan.
Quick Ratio
Rasio lancar (Current ratio) adalah adalah rasio yang dihitung dengan
mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan membagi sisanya dengan
kewajiban lancar. Rasio cepat dirancang untuk mengukur seberapa baik
perusahaan dapat memenuhi kewajibannya, tanpa harus melikuidasi atau
bergantung pada persediaannya.
Grafik perkembangan nilai quick ratio dari setiap perusahaan rokok
yang diamati adalah sebagai berikut :
Grafik Perkembangan Nilai Quick Ratio
Selama Periode 2008-2012
Gambar 6
64
Dari grafik diatas terlihat bahwa perusahaan yang memiliki nilai quick
ratio adalah PT. Bentoel International, Tbk. Dari data yang ada juga dapat
dilihat bahwa nilai quick ratio untuk PT. Bentoel International, Tbk
menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Sedangkan untuk dua
perusahaan lainnya memiliki nilai quick ratio yang cukup baik. Untuk PT.
Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk nilai quick ratio mengalami peningkatan
selama tahun 2008-2011 namun mengalami sedikit penurunan pada tahun
2012. Sedangkan untuk PT. Gudang Garam, Tbk justru mengalami hal yang
sebaliknya dimana selama tahun 2008-2011 menunjukkan penurunan namun
pada tahun 2012 mengalami peningkatan.
Cash Ratio
Cash ratio menunjukan perbandingan antara jumlah kas yang dimiliki
oleh perusahaan dengan beban utang yang ditanggung. Semakin besar nilai
rasio ini menunjukkan semakin baik kemapuan perusahaan dalam membayar
beban utang yang ada.
Grafik perkembangan nilai cash ratio dari setiap perusahaan rokok yang
diamati adalah sebagai berikut :
65
Grafik Perkembangan Nilai Cash Ratio
Selama Periode 2008-2012
Gambar 7
Dari grafik diatas terlihat bahwa secara rata-rata, perusahaan yang
memiliki nilai cash ratio yang tertinggi adalah PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna, Tbk. Walaupun demikian, cash ratio untuk perusahaan ini tidak
stabil. Ini terlihat dari pola perkembangan dimana pada tahun 2008-2009,
nilai cash ratio yang dimiliki oleh PT. Hanjaya Mandala Samperna, Tbk relatif
sama dengan perusahaan lain. Pada tahun 2010-2011 mengalami
peningkatan yang sangat pesat namun kembali menurun pada tahun 2012.
Sedangkan untuk PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. Bentoel International,
Tbk mempunyai nilai cash ratio yang relatif stabil.
66
Kondisi Rasio Profitabilitas Perusahaan
Merupakan Rasio yang breguna untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu baik dengan
hubungan penjualan asset maupun laba rugi modal sendiri. Adapun indikator
yang digunakan untuk mengukur kondisi profitabilitas perusahaan dalam
penelitian ini adalah Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI)
dan Return on Equity (ROE).
Perkembangan ketiga rasio tersebut untuk setiap perusahaan adalah
sebagai berikut :
Tabel 6
Tahun Rasio
Perusahaan
Gudang Garam
Sampoerna Bentoel
2008
Net Profit Margin (NPM)
6.210 13.000 0.400
2009 10.400 11.000 0.410
2010 11.300 14.000 2.450
2011 11.800 14.700 3.040
2012 8.300 15.000 3.040
Rata-Rata 9.602 13.540 1.868
2008
Return On Investment (ROI)
12.760 24.000 5.360
2009 7.810 28.700 0.580
2010 13.710 31.000 4.460
2011 12.700 41.000 4.830
67
2012 9.800 37.000 4.660
Rata-Rata 11.356 32.340 3.978
2008
Return On Equity (ROE)
18.800 48.800 13.800
2009 12.100 48.600 1.430
2010 19.800 62.800 10.300
2011 20.000 78.000 13.600
2012 15.000 73.600 13.100
Rata-Rata 17.140 62.360 10.446
Net Profit Margin
Rasio ini digunakan utnuk mengukur margin laba bersih setelah bunga
dan pajak atas penjualan neto pada suatu periode tertentu. Semakin besar
nilai rasio NPM suatu perusahaan maka kemampuan perusahaan tersebut
dalam menghasilkan laba juga akan semakin besar.
Perkembangan nilai Net Profit Margin dari perusahaan rokok yang
diamati adalah sebagai berikut ;
68
Grafik Perkembangan Nilai Net Profit Margin
Selama Periode 2008-2012
Gambar 8
Dari grafik diatas terlihat bahwa dari 3 perusahaan yang diamati, PT.
Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk mempunyai nilai rasio NPM tertinggi
(secara rata-rata) yang diikuti oleh PT. Gudang Garam, Tbk. Adapun nilai
NPM untuk PT. Bentoel International, Tbk adalah yang palig rendah. Namun
demikian, dari tren perkembangan yang ada, nilai rasio NPM untuk PT.
Bentoel International, Tbk menunjukkan adanya peningkatan yang konsisten.
Return On Investment
Rasio ini mengukur keuntungan yang diperoleh dari hasil kegiatan
perusahaan (net Income) dengan Jumlah invenstasi atau aktiva yang
69
digunakan setelah dikurangi bunga dan pajak (EAIT) untuk menghasilkan
keuntungan yang diinginkan.
Perkembangan nilai ROI dari perusahaan rokok yang diamati adalah
sebagai berikut ;
Grafik Perkembangan Nilai Return On Investment
Selama Periode 2008-2012
Gambar 9
Dari grafik dan data diatas terlihat bahwa niali ROI untuk PT. Hanjaya
Mandala Sampoerna, Tbk jauh diatas dua perusahaan lainnya baik yakni PT.
Gudang Garam, Tbk maupun PT. Bentoel International, Tbk. Dari segi
perkembangan, ketiga perusahaan ini memiliki tren perkembangan nilai ROI
yang relatif sama.
70
Return On Equity
Rasio ini mengukur Hasil pengembalian ekuitas atau Return on equity
atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih
sesudah pajak dengan modal sendiri.
Perkembangan nilai ROE dari perusahaan rokok yang diamati adalah
sebagai berikut ;
Grafik Perkembangan Nilai Return On Equity
Selama Periode 2008-2012
Gambar 10
Grafik perkembangan nilai ROE diatas tidak berbeda jauh dengan
grafik perkembangan nilai ROI yang telah dibahas sebelumnya. Ini
disebabkan kedua rasio ini mengukur parameter yang sama yakni tingkat
71
return. Dengan demikian, hasil analisisnya juga akan memberikan hasil yang
relatif sama.
4.2.2.2 Trend Perkembangan Kinerja Keuangan Perusahaan
1. PT. Gudang Garam, Tbk
Tren perkembangan beberapa indikator kinerja keuangan PT.
Gudang Garam, Tbk selama tahun 2008-2012 adalah sebagai berikut :
Tabel 7
Indikator Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
Aset
Aset Lancar 100 115.15 135.11 178.63 98.59
Aset Tidak Lancar
100 108.24 110.89 123.25 132.71
Kewajiban
Kewajiban Lancar
100 103.79 110.58 176.56 179.94
Kewajiban Tidak Lancar
100 100.45 106.38 113.62 1687.54
Piutang Usaha 100 523.76 473.08 493.01 150.32
Kas dan Setara Kas 100 107.76 110.08 96.48 117.44
Persediaan 100 124.57 149.12 207.11 95.11
Pinjaman Jangka Panjang 100 73.47 61.95 142.29 188.47
Dari tabel diatas dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut :
72
1. Nilai aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan selama tahun 2009-
2011 mengalami peningkatan yang cukup pesat. Nilai aset lancar
yang dimiliki perusahaan pada tahun 2011 meningkat sebesar
78,63% dibandingkan pada tahun 2008. Namun pada tahun 2012
terjadi penurunan yang sangat drastis dari nilai aset lancar
perusahaan menjadi hanya sebesar 89,59. Artinya nilai aset lancar
pada tahun 2012 berkurang sebesar 1,41% dibandingkan nilai aset
lancar yang dimiliki perusahaan pada tahun 2008.
2. Nilai aset tidak lancar mengalami peningkatan yang konsisten dari
tahun ke tahun.Nilai aset lancar pada tahun 2012 meningkat sebesar
32,71% dibandingkan pada tahun 2008.
3. Jumlah kewajiban lancar perusahaan meningkat secara konsisten
dari tahun ke tahun. Sedangkan jumlah kewajiban tidak lancar
walaupun mengalami peningkatan yang cukup konsisten namun pada
tahun 2012 jumlah kewajiban tidak lancar yang dimilik perusahaan
meningkat sangat pesat sebesar 15kali lipat dibandingkan jumlah
kewajiban tidak lancar pada tahun 2008.
4. Jumlah piutang usaha mengalam penurunan yang konsisten dari
tahun ke tahun
5. Jumlah kas dan setara kas relatif stabil (cenderung mengalami sedikit
peningkatan) walaupun padatahun 2010 sempa mengalami
penurunan.
73
6. Jumlah persediaan mengalami peningktan yang cukup pesat hingga
tahun 2011. Namun pada tahun 2012 jumlah persediaan mengalami
penurunan sebesar 4,89% dibandingkan tahun 2008.
7. Pinjaman jangka panjang yang dimiliki perusahaan sempat
mengalami penurunan selama tahun 2009-2010 namun meningkat
sangat pesat pada tahun 2011-2012.
2. PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk
Tren perkembangan beberapa indikator kinerja keuangan PT.
Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk selama tahun 2008-2012 adalah sebagai
berikut :
Tabel 8
Indikator Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
Aset
Aset Lancar 100 114.96 142.87 134.56 191.43
Aset Tidak Lancar
100 98.65 93.33 87.87 100.45
Ekuitas dan Kewajiban
100 109.81 127.22 119.81 164.09
Piutang Usaha 100 383.70 704.79 706.10 843.86
Kas dan Setara Kas 100 105.68 642.78 414.58 156.91
Persediaan 100 124.57 128.01 116.39 204.63
74
Dari tabel diatas dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut :
1. Nilai aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan selama tahun 2009-
2011 mengalami peningkatan yang cukup pesat. Nilai aset lancar
yang dimiliki perusahaan pada tahun 2012 mengakami peningkatan
sebesar 91,43% dibandingkan pada tahun 2008.
2. Nilai aset tidak lancar mengalami penurunan selama tahun 2009-
2011 dan mulai mengalami peningkatan pada tahun 2012.
3. Jumlah ekuitas dan kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan
meningkat secara konsisten dari tahun ke tahun. Jumlah ekuitas dan
kewajiban pada tahun 2012 meningkat sebesar 64,09% dibandingkan
dengan jumlah ekuitas dan kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan
pada tahun 2008.
4. Jumlah piutang usaha mengalami peningkatan yang sangat drastis
pada tahun 2009 dan 2010. Selanjutnya terjadi peningkatan jumlah
piutang usaha secara konsisten dari tahun ke tahun.
5. Jumlah kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan cukup
berfluktuasi. Sempat mengalami peningkatan yang sangat pesat
pada tahun 2010 namun selanjutnya kembali mengalami penurunan.
6. Jumlah persediaan cukup berfluktuasi dari tahun ke tahun. Jumlah
persediaan pada tahun 2012 dua kali lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah persediaan pada tahun 2008.
75
3. PT. Bentoel International, Tbk.
Tren perkembangan beberapa indikator kinerja keuangan PT.
Bentoel International, Tbk selama tahun 2008-2012 adalah sebagai berikut :
Tabel 9
Indikator Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
Aset Aset Lancar 100 91.42 100.00 140.42 146.48
Aset Tidak Lancar 100 107.78 100.00 110.66 133.20
Aset Tetap 100 116.24 100.00 110.96 126.57
Aset Lainnya 100 150.25 100.00 152.78 26.68
Piutang Usaha 100 127.54
Kas dan Setara Kas 100 1099.34 100.00 99.96 204.77
Persediaan 100 90.81 100.00 143.07 148.83
Dari tabel diatas dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut :
1. Nilai aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan selama tahun 2009-
2011 mengalami peningkatan yang konsisten dari tahun ke tahun
meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 2009.
2. Nilai aset tidak lancar tidak mengalami pertumbuhan yang berarti
selama tahun 2009-2010. Pada tahun 2011, nilai aset tidak lancar
mulai meningkat. Demikian pula pada tahun 2012, terjadi
peningkatan jumlah aset tidak lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
76
3. Jumlah aset tetap yang dimiliki perusahaan relatif stabil bahkan
cenderung stagnan. Sedangkan untuk aset lainnya sempat
mengalami peningkatan selama tahun 2009-2011 namun akhirnya
mengalami penurunan yang sanat signifikan pada tahun 2012.
4. Jumlah kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan cukup
berfluktuasi. Sempat mengalami peningkatan yang sangat pesat
pada tahun 2009 namun selanjutnya kembali mengalami penurunan.
Pada tahun 2012 jumlah kas dan setara kas yang dimiliki oleh
perusahaan mengalami peningkatan dua kali lipat dibandingkan
tahun 2008
5. Jumlah persediaan cukup berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada
tahun 2012 jumlah persediaan yang dimiliki oleh perusahaan 48%
lebih banyak dibandingkan dengan persediaan pada tahun 2008.
4.3 Pembahasan
Pada bab ini penulis akan menguraikan bahasan dari hasil penelitian
yang diperoleh dari perhitungan rasio keuangan dan anlisis tren
1. Analisis Rasio Keuangan
PT. Gudang Garam Tbk.
Dilihat dari kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala
kewajibannya PT Gudang Garam memiliki nilai DER terendah, ini
dikarenakan total hutang perusahaan semakin bertambah dari tahun ke
77
tahun. Total aktiva yang dimiliki perusahaan tidak menunjukan
peningkatan yang kurang stabil sehingga menghasilkan presentase nilai
yang kecil bagi perusahaan.
Hubungan kas dengan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar
mempunyai nilai yang stabil, ini memungkinkan tagihan jangka pendek
dan kreditur dapat terpenuhi begitupun dengan kewajiban perusahaan.
PT Gudang Garam dalam nilai NPM memiliki nilai terendah, ini
diakibatkan dengan laba perusahaan bunga pajak yang meningkat lebih
tinggi disbanding penjualan sehingga menghasilakn nial NPM
perusahaan rendah, ini menunjukan bahwa perusahaan dalam
menghasilkan laba semakin kecil.
PT Hanjaya Mandala Sampoerna
PT Sampoerna memiliki nilai yang relative rendah DAR, ini bisa
dikatakan tingkat proporsi dari dana hutang perusahaan relatif rendah.
Semakin rendah rasio ini, menunjukan tingkat proporsi dana hutang
perusahaan semakin aman. Selain itu perusahaan demikian cash rasio
perusahaan ini tidak stabil, ini dapat menggambarkan perusahaan dalam
membayar beban hutang yang ada kurang baik. Walaupun demikian
perusahaan dalam menghasilkan laba dapat dikatakan semakin besar, ini
menunjukan perusahaan berhubungan erat dengan laba yang diperoleh
dan sumber yang dipergunakan untuk menghasilkan.
78
PT Bentoel Internasional
Dari hasil penelitian, nilai DER perusahaan ini memperlihatkan
peningkatan dari tahun-ketahun pada tahun 2008 nilai DER perusahaan
hanya sebesar 1,58% dari tahun 2012 2,6%. Peningkatan DER ini
menunjukan jumlah utang yang dimiliki perusahaaan semakin besar, dapat
dikatakan perusahaaan mempunyai masalah dalam hal pengelolaaan
utang.
Nilai NPM PT bentoel memiliki presentase rendah dibanding
perusahaan lainnya, ini diakibatkan dengan rendahnya nilai laba setelah
bunga pajak dari tahun-ketahun. Dapat dikatakan perusahaan ini dalam
kemampuan menghasilkan laba perusahaan semakin kecil.
2. Analisis Tren
PT Gudang Garam.
PT Gudang Garam dalam jumlah aktiva mengalami penurunan dari
tahun ketahun yang berfluktuasi. Kondisi ini digambarkan dengan
perolehan presentase dari hasil penelitian pada tahun 2011 dan 2012
mengalami penurunan sebesar 15,6%. Penurunan ini terjadi karena
perusahaan harus membayar kewajibannya yang cukup tinggi sehinga
jumlah aktiva perusahaan lebih kecil.
Dari hasil keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja
perusahaaan gudang garam cukup baik dilihat dari kemampuan
79
membayar tagihan yang cukup tinggi sehingga junlah aktiva mengalami
penurunan.
PT Hanjaya Mandala Sampoerna
Dari hasil penelitian PT Sampoerna memiliki jumlah aktiva yang
mengalami penurunan pada tahun 2011, penurunan ini dikarenakan
dengan perusahaan membayar kewajibannya yang tinggi dengan total
asset yang dimiliki relative rendah, sehingga jumlah aktiva pada tahun
2012 mengakibatkan penurunan.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja PT
Sampoerna cukub baik dari kemampuan membayar hutang kewajibannya
sehinggga jumlah aktiva mengalami penurunan. Walaupun mengalami
penurunan kemampuan perusahaaan dalam memperoleh laba dapat
dikatakan semakin besar.
PT Bentoel Internasional
Dari hasil penelitian, PT bentoel memiliki jumlah aktiva yang berbeda
dari perusahaan lainnya. Perusahaan ini memiliki jumlah aktiva yang
meningkat dari tahun-ketahun. Ini dapat simpulkan bahwa PT bentoel
memiliki kondisi yang cukup buruk, dilihat dari jumlah aktiva lebih besar
dari jumlah kewajiban, ini mengakibatkan perusahaan memiliki
permasalahan dalam pengelolaan kewajibannya.
80
4.4 Menarik Kesimpulan Berdasarkan Hasil Perhitungan Yang Diperoleh
a. Rasio Keuangan Perusahaan
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengukuran rasio keuangan, untuk rasio
Likuidasi yaitu rasio yang menunjukan hubungan kas dengan kewajiban
lancer, likuidasi juga menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor. Dari ketiga
perusahaan yang diamati dua perusahaan yakni PT Gudang Garam, dan PT
Sampoerna mempunyai nilai current ratio yang relative stabil dimana PT
Gudang Garam mempunyai nilai rata-rata curent ratio yang lebih baik
dibandingkan dengan PT Sampoerna. Adapun untuk PT Bentoel menunjukan
adanya ketidakstabilan dalam pengelolaan asset lancer yang dimiliki oleh
perusahaan.
PT. Bentoel juga pada Quick Ratio menunjukan nilai penurunan dari tahun
ketahun, ini menggambarkan kurang baiknya perusahaan dapat memenuhi
kewajibannya. Untuk perusahaan lain memiliki nilai yang cukup stabil dan
mengalami peningkatan dari tahun- ketahun.
Dilihat dari kemampuan perusahaaan dalam membayar beban utang yang
ada ketiga perusahaan memiliki nilai yang stabil, maka dinyatakan
perusahaan masi dapat memenuhi dalam hal beban utang perusahaan.
Profitabilitas ketiga perusahaan dilihat dari perkembangan ROE, ROA, NPM,
PT bentoel memiliki nilai yang paling rendah, ini dikarenakan perusahaan
81
bentoel dalam menghasilkan laba perusahaan kurang efisien. Namun
demikian dari tren perkembangan PT bentoel menunjukan peningkatan yang
konsisten dalam nilai ROI. Ketiga perusahaan memiliki nilai ROI yang relatif
sama begitupun dilihat dari nilai pengukuran ROE yang memiliki nilai relatif
sama.
b. Pengukuran Nilai Tren Perusahaan
Berdasarkan hasil perhitungan Trend Financial Statement yakni
1. PT. Gudang Garam
Perusahaan ini mengalami peningkatan asset lancar dari tahun
ketahun (2008-2011) sebesar 78,63%. Namun dinilai asset lancar
mengalami penurunan sebesar 89,59. Artinya nilai asset lancar pada
tahun 2012 berkurang 1,41 %. Pada Piutang mengalami penurunan
dari tahun ketahun, ini dikerenakan kurang efisiennya perusahaan
dalam hal penagihan piutang usaha sehingga mempengaruhi laba
perusahaan.
2. PT. Sampoerna
Kondisi perusahaan relatif baik, dari tahun ketahun mengalami
peningkatan yang cukup pesat, nilai asset lancar mencapai 91,43%,
kewajiban dan ekuitas 64,09%. Dalam hal piutang perusahaan
memiliki nilai yang cukup stabil, tetapi pada nilai asset tidak lancar
82
mengalami penurunan dari tahin 2009-2011. Dan peningkatan hanya
pada tahun 2012.
3. PT.Bentoel Internasional.
Pada perusahaan Bentoel setelah dilakukan perhitungan trend
financial statement, pada jumlah kas yang dimiliki perusahaan sangat
berfluktuasi mengalami peningkatan pesat pada tahun 2009 sebesar
1099,34 namun selanjutnya kembali menurun pada tahun 2012
sebesar 204,77%. Namun PT Bentoel mengalami pertumbuhan asset
lancar yang mulai meningkat dari tahun ketahun.