bab iv hasil penelitian dan pembahasan 1.1 deskripsi...

22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Desa Huta Moputi adalah salah satu desa yang termasuk dalam wilayah provinsi Gorontalo, adapun luas wilayah keseluruhan desa Huta Moputi ini adalah 3.196 Km 2 . Luas wilayah yang dimiliki oleh daerah tersebut merupakan salah satu modal utama dan faktor pendukung dalam pengembangan pembangunan dari wilayah tersebut. Wilayah yang lus serta di dukung oleh kondisi tanah yang subur menjadi faktor penentu dalam peningkatan produksi sektor pertanian yang pada umumnya. Adapun batas- batas wilayah desa Huta Moputi Kecamatan Dengilo sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan desa Karya Baru, desa Padengo, dan desa Karangetan Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Mananggu, dan Kec. Paguat Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popaya Sebelah Barat berbatasan dengan desa Popaya. Desa ini dapat di tempuh dengan jarak 3 jam dari kota Gorontalo dengan kendaraan bermotor, sedangkan menggunakan mobil dapat di tempuh dengan jarak 4 jam.

Upload: vankhue

Post on 15-May-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak Geografis

Desa Huta Moputi adalah salah satu desa yang termasuk dalam wilayah

provinsi Gorontalo, adapun luas wilayah keseluruhan desa Huta Moputi ini adalah

3.196 Km2

. Luas wilayah yang dimiliki oleh daerah tersebut merupakan salah

satu modal utama dan faktor pendukung dalam pengembangan pembangunan

dari wilayah tersebut. Wilayah yang lus serta di dukung oleh kondisi tanah yang

subur menjadi faktor penentu dalam peningkatan produksi sektor pertanian

yang pada umumnya. Adapun batas- batas wilayah desa Huta Moputi Kecamatan

Dengilo sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan desa Karya Baru, desa Padengo, dan

desa Karangetan

Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Mananggu, dan Kec. Paguat

Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popaya

Sebelah Barat berbatasan dengan desa Popaya.

Desa ini dapat di tempuh dengan jarak 3 jam dari kota Gorontalo dengan

kendaraan bermotor, sedangkan menggunakan mobil dapat di tempuh dengan

jarak 4 jam.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

4.1.2 Demografi

Keadaan penduduk suatu wilayah merupakan salah satu keuntungan yang

dimiliki wilayah tersebut , jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang baik.

Penduduk suatu wilayah merupakan sumber daya yang dapat berpengaruh

terhadap perkembangan pembangunan suatu wilayah. Oleh karena itu maka

peningkatan kualitas penduduk suatu wilayah sangat penting dilakukan melalui

peningkatan pendidikan maupun pengetahuan serta keterampilannya.

Adapun pada aspek kependudukan, masyarakat desa Huta Moputi

kebanyakan merupakan masyarakat yang homogen yakni suku Gorontalo. Luas

wilayah keseluruhan desa Huta Moputi adalah 3.196 Km2

yang di bagi dalam 3

dusun. Yakni dapat dilihat tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan berdasarkan

Dusun di Desa Huta Moputi Kecamatan Dengilo.

No

Nama Dusun

Jumlah ( Jiwa )

Jumlah KK Perempuan Laki-Laki

1. Saripi 303 335 168

2. Dulamayo 172 149 90

3. Bubalango 183 165 120

Jumlah

keseluruhan

658 649 378

1.307 jiwa

Sumber : kantor desa Huta Moputi Kec. Dengilo

Terlihat dari Tabel di atas bahwa sebagian dari masyarakat desa Huta

Moputi baik dilihat dari segi dusun yang terbanyak masyarakatnya adalah

perempuan yakni berjumlah 658 jiwa dengan presentase 50.34 % untuk penduduk

yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 649 jiwa atau dengan presentase

49.65% dari jumlah penduduk keseluruhan 1.307 jiwa.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

Struktur umur penduduk di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat

kelahiran, kematian dan migrasi. Oleh karena itu, jika angka kelahiran di suatu

daerah sangat tinggi maka akan mengakibatkan daerah tersebut tergolong sebagai

daerah yang berpenduduk usia muda.1 Keadaan struktur penduduk di desa Huta

Moputi berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 2. Komposisi Penduduk Desa Huta Moputi Kec. Dengilo Kab.

Pohuwato.

Kelompok Umur

(tahun)

Laki-laki

( L )

Perempuan

( P )

Jumlah

( L + P )

0 – 4

5 – 9

10 - 14

15 – 19

20 – 24

25 – 29

30 – 34

35 – 39

40 – 44

45 – 49

50 – 54

55 – 59

60 – 64

65 – 69

56

59

68

78

75

83

47

41

45

33

29

14

12

9

76

68

65

56

78

84

55

34

43

34

29

10

13

13

132

127

133

134

153

167

102

75

88

67

58

24

25

22

Jumlah Total 649 658

1.307

Sumber : Kantor Desa Huta Moputi Kec. Dengilo Kab. Pohuwato tahun 2013.

Dapat dilihat pada Tabel di atas menunjukan bahwa pada tahun 2013

jumlah penduduk desa Huta Moputi yang masih tergolong usia muda

1 Muhamad Alkausar, “keterancaman ritual mappandesasi dalam masyarakat nelayan etnik

mandar kelurahan Bungkutoko Sulawesi Tenggara”, Tesis, program paska sarjana, universitas

Udaya Denpasar 2011.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

persentasinya adalah 40,24 % atau sekitar 526 jiwa yang berumur dibawah 20

tahun. Sedangkan yang yang tergolong dalam usia non produktif (usia 0-14 tahun

dan usia 60 tahun ke atas) lebih kecil yakni 33% atau 439 jiwa, bila dibandingkan

dengan kategori usia produktif (usia 15-59 tahun) berjumlah 66,41% atau 868

jiwa.

Apabila ditinjau dari besarnya jumlah penduduk desa Huta Moputi

berdasarkan jenis kelamin, ternyata jumlah perempuan lebih banyak dari jumlah

laki-laki. Perempuan berjumlah 658 jiwa atau 50,34% sedangkan laki-laki

berjumlah 649 jiwa atau 49,65%.

4.1.2.1 Pekerjaan

Dalam hal tenaga kerja, masyarakat desa Huta Moputi tidak mengalami

kesulitan karena jumlah penduduknya yang tergolong dalam usia non produktif

(usia 0-14 tahun dan usia 60 tahun ke atas) lebih kecil yakni 33% atau 439 jiwa,

bila dibandingkan dengan kategori usia produktif (usia 15-59 tahun) berjumlah

66,41% atau 868 jiwa. Melihat kenyataan tersebut berada pada usia produktif.

Hal ini merupakan salah satu modal utama yang dimiliki oleh daerah tersebut

dalam pembangunan daerah.

Dalam peningkatan pembangunan suatu daerah di tentukan oleh berbagai

faktor salah satunya pekerjaan yang di geluti oleh masyarakat tersebut, dilihat dari

pekerjaan masyarakat desa Huta Moputi, secara umum sumber mata pencaharian

utama masyarakat desa Huta Moputi adalah bertani. Selain bertani beberapa orang

berprofesi sebagai pedagang, penambang emas, supir, wiraswasta, URT, menjadi

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

tukang (membuat rumah/lemari kayu/ menjahit) sebagai pekerjaan sambilan untuk

memperoleh penghasilan tambahan dan sebagian kecil bermata pencaharian

sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Komposisi mata pencaharian penduduk di

desa Huta Moputi dapat dilihat dalam Tabel 3.

Tabel 3. Komposisi Mata Pencaharian Penduduk di desa Huta Moputi

No Mata Pencaharian Jumlah ( jiwa )

1. Pegawai Negeri 7

2. Pedagang 23

3. Tukang 15

4. Penambang Emas 124

5. Petani 343

6. Supir 13

7. Wiraswasta 8

8. URT 221

Jumlah 754

Sumber : Kantor Desa Huta Moputi tahun 2013

Dilihat dari tabel 3 , maka mata pencaharian masyarakat desa Huta Moputi

kebanyakan sebagai petani yang dipresentasikan berjumlah 49,46% atau 343 jiwa,

sedangkan yang bekerja sebagai URT adalah urutan ke dua pekerjaan yang

banyak mereka geluti yakni dengan jumlah 221 jiwa atau dengan presentasi 29.

31% dan yang sedikitnya berprofesi sebagai wiraswasta dengan presentasi 1,07%

atau 8 jiwa.

4.1.2.2 Pendidikan

Dalam upaya peningkatan pembangunan daerah maka salah satu faktor

yang penting di samping pekerjaan yang digeluti oleh masyarakatnya terdapat

pula faktor pendidikan, yang mana ditunjang oleh ketersediaan sarana

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

pendidikan yang sesuai dengan keadaan penduduk setempat. Peningkatan

kualitas sumber daya manusia sangat dibutuhkan dalam masa pembangunan.

Maka salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan adanya

kesadaran akan pentingnya pendidikan sebagai perhatian utama yaitu dengan

menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.

Adapun sarana pendidikan yang terdapat di desa Huta Moputi Kecamatan

Dengilo yakni tersedianya sekolah tingkat TK sampai tingkat SD.

Selanjutnya dilihat dari segi pendidikan masyarakat desa Huta Moputi

yang terbanyak adalah tidak sekolah dan tidak tamat sekolah dasar (SD), seperti

pada tabel di bawah ini :

Tabel 4. Pendidikan Masyarakat desa Huta Moputi

No. Pendidikan Laki-laki

( L )

Perempuan

( P )

Jumlah

1. Belum Sekolah 56 76 132

2. TK 25 27 52

2. SD 133 145 278

3. SMP 54 57 111

4. SMA 34 40 74

5. MAHASISWA 12 9 21

6. D3 1 2 3

7. S1 2 3 5

8. Tidak Sekolah dan

tidak tamat sekolah

316 315 631

Jumlah Total 633 674 1.307

Sumber : Kantor Desa Huta Moputi tahun 2013

Terlihat pada tabel diatas menunjukan bahwa tingkat pendidikan yang

terbanyak adalah pada tingkat Tidak Sekolah dan tidak tamat sekolah dasar, laki-

laki berjumlah 316 dan perempuan 315 dengan jumlah keseluruhan 631 orang

dengan presentasi 48.27%. Sedangkan pada tingkat pendidikan S1 laki-laki

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

berjumlah 2 orang dan perempuan berjumlah 3 orang sehingganya yang memiliki

pendidikan tinggi hanyalah berjumlah 5 orang, atau dapat dipresentasikan

berjumlah 0.38%. Dan dapat dilihat pula dari kalangan perempuan, yang banyak

pada tingkat pendidikannya yang rendah. Sehingga banyak dari mereka yang

tergolong kaum ibu bergelut di dalam rumah saja (URT).

4.1.2.3 Agama

Sebagai upaya dalam peningkatan keimanan dan ketakwaan serta

kehidupan keagamaan masyarat, serta untuk memperlancar pelaksanaan ibadah

masyarakat , maka ketersediaan sarana peribadatan merupakan hal yang sangat

dibutuhkan. Sarana peribadatan merupakan hal yang sangat dibutuhkan . Sarana

peribadatan yang terdapat disuatu daerah menunjukkan agama yang di anut oleh

masyarakat tersebut.

Adapun ketersediaan sarana peribadatan di desa Huta Moputi Kecamatan

Dengilo dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel. 5. Ketersediaan Sarana Peribadatan yang terdapat di desa Huta Moputi

No Sarana Peribadatan Jumlah (Unit)

1.

2.

Mesjid

Gereja

2

1

Jumlah 3

Sumber: Kantor Desa Huta Moputi Kecamatan Dengilo

Pada tabel 5 , terlihat bahwa jenis sarana peribadatan yang terdapat di

desa Huta Moputi Kecamatan Dengilo yaitu terdiri atas mesjid berjumlah 2 unit

dan Gereja berjumlah 1 unit . Hali ini disebabkan karena sebagian besar

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

penduduk atau masyarakat di desa Huta Moputi Kecamatan Dengilo adalah

pemeluk agama islam.

Sedangkan dilihat dari segi agama/kepercayaan Penduduk desa Huta

Moputi dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini.

Tabel 6. Agama/Kepercayaan Penduduk desa Huta Moputi

No. Agama Jumlah (orang)

1. Islam 1300

2. Kristen 7

Jumlah total 1.307

Sumber : kantor desa Huta Moputi tahun 2013

Terlihat pada tabel di atas, penduduk desa Huta Moputi Kec. Dengilo Kab.

Pohuwato sekitar 99% masyarakatnya beragama islam atau dengan jumlah 1300

jiwa yang memeluk agama islam dari 1307 jumlah penduduk secara keseluruhan,

lainnya menganut agama Kristen.

4.1.3 Fenomena Gosip Kaum Ibu di Desa Huta Moputi

Dalam penelitian ini, fenomena gosip bisa diartikan sebagai, suatu

kebiasaan bercerita yang di lakukan oleh setiap orang ketika berinteraksi dengan

orang lain atau lingkungannya dan hal ini biasanya dinamakan dengan pergaulan,

dalam bergaul ada perasaan sedih/bahagia, marah/sabar, dan bisa mengontrol

emosi. Peranan percakapan inilah yang sangat berpengaruh dalam menentukan

kualitas pergaulan. Percakapan antarmanusia ini akan produktif jika bertujuan

untuk hal-hal yang positif, seperti belajar, berdakwah, bisnis dan lainnya. Tidak

produktif jika tanpa tujuan yang jelas, seperti ngobrol tanpa arah, dan bergosip.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

Bergosip dalam masyarakat Gorontalo disebut dengan “Karlota” yang

artinya membicarakan pribadi orang lain, begitupun sama halnya dengan

masyarakat yang ada di desa Huta Moputi. Hal ini hanya merupakan perbedaan

pada penyebutanya saja, yang pada intinya membicarakan pribadi orang lain, baik

itu bersifat positif maupun negatif. Tetapi dalam penelitian ini, penyebutanya

dijabarkan secara umum yakni Gosip.

Dalam kalangan masyarakat di desa Huta Moputi khususnya kaum ibu,

secara struktur sosial, Pada umumnya struktur sosial di pedesaan ini adalah

struktur sosial yang bersifat sederhana karena dilihat dari mata pencahariannya

yang mayoritas sama atau seragam, aktivitas pedesaannya yang hanya terbatas

pada persoalan bagaimana cara mempertahankan hidup dan mencapai

kebutuhannya. Dari hasil observasi dilapangan, mayoritas penduduk desa Huta

Moputi bermata pencaharian sebagai petani, adapun kaum ibunya sekitar 29%

bekerja di dalam rumah (URT). Karena banyak dari pada kaum ibu yang bergelut

di dalam rumah, kegiatan atau pun aktivitasnya sehari-hari hanya disekitaran itu

saja . Oleh karena itu tidak mengherankan ketika disela-sela aktivitas mereka, ada

kegiatan lain yang dilakukan, yakni bergosip. Dari segi pendidikan masyarakat

desa Huta Moputi terbanyak yang tergolong pada tingkat tidak lulus sekolah dasar

dan tidak sekolah. Dan hal inipun kaum perempuan berjumlah 315 jiwa, selisi 1

dengan laki-laki atau berjumlah 316 jiwa.

Dalam kajian ini, peneliti akan membahas mengenai Fenomena Gosip

Kaum Ibu di Desa Huta Moputi. Dimana dalam teorinya, Gosip menurut Foster

merupakan pertukaran informasi (bisa positif maupun negatif) terhadap pihak

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

ketiga yang tak hadir dari kejadian pertukaran informasi tadi. Tentunya dengan

definisi tadi perlu dipertegas dengan tiga hal utama yang membedakanya, yaitu

(1) pihak yang dibicarakan tidak hadir dalam percakapan yang sedang

berlangsung ; (2) isi dari komunikasi tersebut utamanya adalah evaluasi atau

penilaian terhadap orang atau pihak yang dibicarakan, baik itu bersifat negatif

maupun positif ; dan (3) pentingnya faktor situasional dalam percakapan. 2

Adapun temuan dari pada fenomena gosip kaum ibu di desa Huta Moputi

Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato yakni terkait mengenai gosip yang

menurut Foster pihak yang dibicarakan tidak hadir dalam percakapan yang sedang

berlangsung, peneliti menemukan pada saat observasi, terhadap kegiatan kaum ibu

khususnya ibu-ibu rumah tangga yang ada di desa Huta Moputi Kecamatan

Dengilo Kabupaten Pohuwato. Terlihat dalam kegiatan mereka sehari-hari,

mereka sering berinteraksi atau bercerita dengan orang lain terlebih dengan

sesamanya (kaum ibu), yang pada umumnya masyarakat lainpun sering

melakukannya, walaupun dalam pembicaraan mereka awali dengan bentuk

sapaan, namun pada akhirnya mereka membicarakan orang lain, yang kemudian

tadinya hanya beberapa orang saja yang ikut dalam pembicaraan, selang berapa

menit kemudian sudah bertambah menjadi tiga dan seterusnya.3

Hal ini berdasarkan penuturan dari ibu JL mengenai kebiasaan bercerita

dalam kehidupan sehari-hari.

“ …ia, jaba bacirita dengan orang-orang tantu, kalau tidak ba cerita baru

bagaimana…”4

2 Eko Meinarno, Op.cit., hal. 80

3 Observasi tanggal 15 maret 2013 hari sabtu pukul 09.30 Wita

4 Wawancara dengan ibu JL tanggal 20 maret 2013 pukul 11.30 Wita

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

Maksud perkataan dari ibu JL

“ ia, sering bercerita dengan orang tentunya, jika tidak bercerita lalu

bagaimana….”

Isi dari gosip atau biasanya dikenal dengan kata “karlota” ini pun

beragam, karena pada dasarnya gosip merupakan heterogen fenomena dalam isi,

bentuk, dan fungsi, ini dapat diwujudkan secara berbeda seluruh rentang

kehidupan. Oleh sebab itu tema yang banyak di ceritakan oleh masyarakat

setempat biasanya mengenai perselingkuhan, keluarga, sesekali mengenai

perekonomian mereka maupun orang lain.

Seperti yang dikatakan oleh ibu SN (28 Thn) saat di wawancarai :

“…yang biasa di cerita, paling-paling mengenai keluarga…apalagi

mengenai anak. Kalau mengenai orang lain bo sadiki…”5

Maksud perkataan dari ibu SN

“ yang sering diceritrakan biasanya mengenai keluarga, khususnya

mengenai anak. Hanya Sedikit mengenai orang lain.

Hal ini menunjukan bahwa interaksi dalam masyarakat pada umumnya

adalah salah satu hal yang utama, akan tetapi kebiasaan bercerita inilah yang

kebanyakan mengarah kepada hal-hal yang kurang menyenangkan contohnya saja

gosip yang awal mulanya terbentuk dari kebiasaan seseorang yang sering

membicarakan orang lain. Walaupun dalam isi gosip tersebut tidak semuanya

mengarah kepada hal-hal yang negatif, akan tetapi kebanyakan gosip yang beredar

dalam masyarakat di desa Huta moputi lebih banyak mengarah pada hal-hal yang

negatif.

5 Wawancara dengan ibu SN tanggal 21 Maret pukul 10.00 Wita

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

Berdasarkan wawancara dengan ibu SR (46 thn) terhadap kebiasaan kaum

ibu yang berada di sekitar rumahnya, seakan mempertegas fenomena gosip pada

kaum ibu di desa Huta Moputi, dalam isi wawancara tersebut dengan ibu SR, ia

menuturkan bahwa ;

“… yang biasanya dorang cerita, mengenai orang pe apa……macam

orang mo dapa bili kursi ke..yang mo dapa bili yang di dalam rumah, baru

dorang cerita dia itu dapa bili ini amm..bagitu yang dorang mo

karlota…”6

Maksud dari perkataannya ibu SR ;

“ yang biasanya mereka ceritakan seperti ini, jika salah seorang yang

mampu membeli perabotan rumah tangga, itu akan menjadi topik atau

bahan untuk diceritakan kepada orang lain.”

Sebagian besar manusia suka berbicara dengan orang lain, yang biasa

dinamakan dengan “ngobrol”. Karena kita ketahui bersama bahwa interaksi

merupakan syarat utama terbentuknya sebuah masyarakat. Dari hasil wawancara

di atas menunnjukkan bahwa kebiasaan bercerita merupakan proses interaksi

antara seseorang dengan orang lain dan hal ini sudah merupakan keharusan dalam

proses bermasyarakat, namun dengan kebiasaan bercerita ini, berbagai macam

yang terjadi , baik disadari maupun tidak. Salah satunya yakni membicarakan

pribadi orang lain. Pada awalnya, gosip terbentuk dikarenakan rasa keingintahuan

seseorang terhadap hal-hal yang dianggap menarik baginya, Rasa ingin tahu ini

pulalah yang berbuah teori dan penemuan-penemuan di dunia ini. Semua

penemuan yang ada saat ini, tidak akan ada kalau manusia tidak dikaruniai

anugrah tersebut. Oleh karena itu gosip dalam masyarakat sudah dianggap wajar-

6 Wawancara dengan ibu SR pada tanggal 20 maret 2013 hari rabu pukul 08.30 Wita

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

wajar saja. Gosip pun bagi individu bisa berfungsi sebagai hiburan, pengisi waktu,

hingga kompensasi atas ketidakpuasan pribadi. Karena itulah banyak orang

menyukainya. Tapi, tak jarang gosip terkadang disebarkan untuk tujuan jahat.

Seperti yang telah dikemukakan oleh ibu TN (35 thn) mengenai adanya orang-

orang yang bergosip di desa Huta Moputi, dalam isi wawancara ini ia menuturkan

bahwa ;

“ banyak yang jaga bakarlota di sini ini, cuman jaga lia-lia kasana”7

Maksud dari pernyataan ibu TN:

“ banyak yang sering bergosip di desa ini, hanya saja saya tidak

menanggapinya”

Kaum ibu lainnya menyatakan bahwa, gosip dapat mereka gunakan

sebagai alat untuk menjatuhkan orang lain yang tidak mereka sukai, dalam hal

ini dapat dikaitkan dengan isi dari gosip menurut Foster, komunikasi tersebut

utamanya adalah evaluasi atau penilaian terhadap orang atau pihak yang

dibicarakan, baik itu bersifat negatif maupun positif, hal ini sesuai wawancara

dengan ibu LS (46 thn) ia menuturkan ;

“kalau orang yang bacuri itu, saya rasa perlu diberitahukan kepada yang

lain, karna orang bagitu sudah melakukan pelanggaran”.8

Maksud dari pernyataan ibu LS ;

“ jika seseorang yang mencuri, saya fikir perlu diberitahukan kepada yang

lainnya, dikarenakan orang yang seperti orang yang sudah melakukan

pelanggaran”

7 Wawancara dengan ibu TN tanggal 21 maret 2013 pukul. 15.30 Wita

8 Wawancara dengan ibu LS tanggal 20 Maret 2013 hari Rabu pukul 10.00 Wita

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

Pernyataan salah satu kaum ibu ini mengindikasikan bahwa gosip

digunakan untuk “serangan” terhadap orang yang di pandang bertentangan dengan

norma. Gosip juga dapat dilihat sebagai suatu proses interaksi yang bisa

merekatkan hubungan antar satu dan lainnya, dalam hal ini bisa berbagi cerita

dengan yang lainnya. Kedua cuplikan di atas dari kaum ibu, menegaskan bahwa

gosip memang bisa membangun citra positif maupun negatif. Citra diri yang

buruk akan membuat dirinya sulit bergerak di dalam masyarakatnya.

Berdasarkan hasil observasi bertempat di sungai, peneliti melihat ada 2

orang ibu-ibu yang sedang mencuci pakaian, di mana tadinya kaum ibu ini

kegiatannya hanya sekedar mencuci, tetapi tidak berselang lamanya sudah

bertambah menjadi 3 orang, dan kemudian dalam kegiatan mereka terdengar

membicarakan perilaku orang lain yakni keluarga mereka sendiri. 9

Hal ini

berdasarkan wawancara dengan ibu SR (46 Thn) selaku orang yang memiliki

rumah berdekatan dengan sungai, sebagai mana yang ia ungkapkan dalam

wawancara ;

“ bakumpul dorang, apalagi yang bacuci di sungai so di situ itu dorang

bakarlota akan….” 10

Maksud dari pernyataan ibu SR ;

“ berkumpul mereka, apalagi yang sedang memcuci di sungai, sudah di

situlah mereka bergosip.”

Gosip umumnya muncul dari kelompok lain kepada kelompok lainnya,

begitupun dari individu satu terhadap individu lainnya. Menurut Foster mengenai

9 Observasi tanggal 16 maret 2013 pada pukul 11.00 Wita

10 Ibu SR, Op.cit

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

gosip, pentingnya faktor situasional dalam percakapan. Sehingga tempatpun

menjadi salah satu yang menjadi pertimbangan dalam bergosip.

4.1.4 Gosip kaum ibu dapat merubah hubungan sosial mereka dalam

masyarakat di desa Huta Moputih

Perubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses

pergeseran atau berubahnya struktur atau tatanan di dalam masyarakat, meliputi

pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk

mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat. Hal inipun terjadi pada

masyarakat di desa Huta Moputi, tersebarnya gosip dalam masyarakat menjadikan

sikap ataupun pola pikir mereka tentang seseorang yang digosipkan berubah.

Perubahan tersebut bisa positif maupun negatif, sesuai isi dari gosip itu sendiri.

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa gosip terkait dengan

kehidupan sosial. Sehingganya gosip menjadi salah satu alternatif yang sering

dianggap oleh sebagian kaum perempuan terutama kaum ibu yang berada di desa

Huta Moputi Kecamatan Dengilo ini sebagai salah satu kegiatan pengisi waktu,

hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan ibu NN (45 Thn) ia menuturkan :

“ sifat yang bagitu itu…orang yang tidak ada pekerjaan jadi bo Cuma

bakumpul-kumpul orang pe cerita, da jadi itu orang bawa-bawa ka

rumah-rumah ke atau kalau mo pigi di kios mo ba beli mo bakarlot di

kios….”11

Maksud dari pernyataan ibu NN :

“sifat yang begitu adalah orang yang tidak memiliki pekerjaan, sehingga

mengumpulkan cerita tentang orang lain, sehingganya cerita itu ketika

didengar oleh orang lain maka, mereka memberitahukan lagi ke rumah-

rumah atau ketika membeli sesuatu di warung, mereka menceritakannya

lagi di tempat tersebut”.

11

Wawancara dengan ibu NN tanggal 21 maret 2013 hari kamis pukul 16.10 Wita

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

Dapat di simpulkan bahwa ketika ada yang membicarakan keburukan atau

pribadi orang lain mereka itulah ciri-ciri orang yang kurang memiliki pekerjaan,

sehingga mencari-cari kegiatan tersendiri untuk mengisi waktu luang mereka.

Pernyataan dari salah satu kaum ibu ini mengindikasikan bahwa gosip dilakukan

untuk mencari kesibukan tersendiri sekaligus membuat kaum ibu mudah akrab

dengan temannya, walaupun dengan orang yang baru saja dikenalinya. Ketika

tidak ada topik yang ingin dibicarakan, bergosip merupakan pilihan yang tepat

bagi mereka. Pembicaraan mengenai orang lain takkan pernah ada habisnya,

sehingga gosip membantu pembicaraan terus mengalir.

Ungkapan informan ibu NN di atas menunjukan bahwa fenomena gosip

ini, sudah menjadi kebiasaan tersendiri bagi kaum ibu di desa Huta Moputi.

Sebagian lainnya juga menyatakan bahwa pernah ada di desa Huta Moputi

dikarenakan adanya gosip, menyebabkan kedua keluarga menjadi bertengkar,

sehingga diproses di kantor desa dan kepolisian, terungkap sebuah pernyataan dari

ibu SR ( 46 Thn) pada saat wawancara seakan mempertegas hal tersebut ;

“ ada ini terjadi di dengilo ini ee…kebetulan suami istri, istri ini ada

turun dirumah baru…..depe paitua tanya..eeeee kenapa so dari turun

dirumah? Baruu….tidak ada depe jawaban akhirnya karna dia turun

laki-laki juga turun, baru ada orang menampung, dia bilang eee….ngana

pe maitua itu so turun bagitu lebe olo ngana ee..turun. baru tinggal pa

kita pe rumah, katanya bagitu ada dengar-dengar itu, baru...dia ada

tampung kasian, ini depee..maitua orang so depe keluarga so ini kamari

baru depe keluarga bilang pulang saja karumah nou kinapa so bajalan-

bajalan bagini, baru ehh dia s pulang ka rumah. Akhirnya ini laki-laki ee..

dorang tampung yang suami istri baru serta dorang ada karlota dorang

bilang so kawin… ini laki-laki, aa… marontak ini parampuan, ada

marontak parampuan baru eyii…dia pigi kamari ini yang ba tampung

padia ini depe suami ini baru sampe..baku bawa di ini..di kantor desa,

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

disitu tidak boleh dorang mo ini dorang pe suara so talalu, pokoknya

sobaaa….ini..apa…so basinggung macam-macam pokoknya so kasar-

kasar dorang bicara..baruueee kita pe laki kinapa tidak mo kasi turun

kamari dirumah mala kamu Cuma ada sambunyi bagini-bagini, ii…. Jadi

parampuan kase depe istri ada lapor di kantor polisi ini yang ada ba

tampung ini ee..depe suami baru baku bawa sampe di kantor polisi. Baru

disitu bo dorang polisi so pigi amankan kamari, yang mana itu yang

menampung itu yang salah kata, kinapa tidak kase turun kata, karna ini

eee…yang suami istri ini yang salah kinapa jaga tampung-tampung,

bagitu depe cerita.”12

Maksud dari pernyataan ibu SR :

“Pernah terjadi di Dengilo suatu kasus mengenai suami istri. Ketika itu

ada salah satu kaum ibu yang mengetahui permasalahan diantara suami

istri yang sedang bertikai dan hal tersebut ia sampaikan kepada suaminya

maupun tetangganya bahwa suami dari pada istri yang sedang bertikai ini,

sudah menikah lagi, sehingganya tersebarlah gosip tersebut yang tentunya

keadaan itu tidak pernah terjadi, hanyalah sebuah perkiraan atau gosip

semata. Dan hal inipun sempat diproses oleh kepala desa dan kepolisian,

dikarenakan oleh gosip salah satu kaum ibu yang ada di desa Huta Moputi

tersebut.”

Isi dari pada gosip seperti ini hanyalah membuat hubungan sosial

seseorang dalam masyarakat menjadi renggang dalam artian keadaan yang tadinya

harmonis antara satu dengan lainnya menjadi buruk ketika menggosipkan orang

lain terlebih mengenai pribadi ataupun masalah keluarga orang tersebut. Apa pun

bisa menjadi gosip. Bahkan, mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk

bergosip. Cerita kecil dan sederhana ini bisa mereka gosipkan melebar ke mana-

mana.

4.2 Pembahasan

Sebagian besar manusia suka berbicara dengan orang lain, yang biasa

dinamakan dengan „ngobrol‟. Obrolan yang dibicarakan pun beragam. Untuk pria,

12

Wawancara dengan ibu Sira pada tanggal 20 maret 2013

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

mereka biasanya membicarakan tentang politik, pekerjaan, olahraga, musik dan

bahan menarik lainnya. Untuk perempuan sedikit berbeda, mereka lebih berbicara

mengenai hubungannya dengan orang lain, masalah cinta, pasangannya ataupun

mengenai orang yang tidak mereka sukai. Obrolan perempuan tersebut biasa

dinamakan dengan „bergosip‟.13

Perempuan memiliki kecenderungan untuk

berbicara banyak saat bergosip dan seringkali mereka begitu bersemangat ketika

membicarakan tentang keburukan orang lain, namun hal tersebut hanyalah

perempuan tertentu saja yang melakukannya. Tidak semua dari perempuan yang

melakukan gosip dalam berinterksi dengan orang lain.14

Meski tahu bergosip itu bukan kebiasaan yang tidak baik, tapi hanya

sedikit orang yang dengan sadar menghindarinya. Begitu mendengar gosip,

mereka langsung penasaran ingin tahu lebih dalam walau topik yang digosipkan

adalah masalah pribadi orang lain. Meski ada banyak kategori pembicaraan

dengan orang lain, mulai dari salam, penjelasan, berbohong atau menceritakan

rahasia, namun yang paling disukai orang atau kaum ibu yang ada di desa Huta

Moputih ini adalah membicarakan orang lain. Bahkan, meski pembicaraan mereka

awali dengan topik tentang cuaca, pada akhirnya mereka akan membicarakan

orang lain.

Gosip menjadi fenomena saat ini di desa Huta Moputi Kecamatan Dengilo

Kabupaten Pohuwato, dikarenakan gosip saat ini menjadi suatu kebiasaan

bercerita pada umumnya kaum ibu, hal ini terlihat pada saat mereka sedang

13

Oktomagazine.com, selalu ada waktu untuk bergosip. [online]

www.http///selalu.ada.waktu.untuk.gosip-oktomagazine.com diakses tgl. 5/5/2013 pukul 08.29

Wita 14

Ibid.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

berkumpul dengan sesamanya, walaupun pertemuan ini di dasari dengan

keinginan mereka untuk menyapa orang lain dan mencari kesibukan sendiri di

setiap sela-sela waktunya.

Percakapan antarmanusia ini merupakan kajian sosiologis, dikarenakan

gosip yang beredar dalam masyarakat khususnya, di Desa Huta Moputi pada

dasarnya merupakan hasil dari interaksi sosial di mana dalam interaksi sosial

terdapat proses sosial. Proses sosial ini merupakan hubungan timbal balik antara

bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat melalui interaksi antar individu

masyarakat. Sehingganya gosip merupakan kajian dari pada sosiologi itu sendiri.

Terlepas dari gosip itu sebagai hasil dari proses sosial dalam masyarakat,

implementasi dari gosip itu sendiri bisa berdampak positif maupun negatif, sesuai

dari isi gosip tersebut. Sehingganya menyebabkan terjadinya perubahan sosial

dalam masyarakat. Perkembangan dan perubahan di dalam masyarakat terjadi

oleh karena masyarakat saling mengadakan hubungan (inter aksi).

Dilihat pada struktur sosial masyarakat ini, pada umumnya struktur

sosialnya bersifat sederhana karena dilihat dari mata pencahariannya yang

mayoritas hampir sama atau seragam, yakni sebagai petani. Karena mayoritasnya

adalah petani maka struktur sosial di desa Huta Moputi banyak dipengaruhi oleh

kegiatan atau aktivitas sehari-hari adalah bertani. Aktivitas pedesaannya yang

hanya terbatas pada persoalan bagaimana cara mempertahankan hidup dan

mencapai kebutuhannya. Sedangkan dari kaum ibunya terbanyak bekerja dirumah

saja. Sehingganya aktivitas mereka hanya terdapat dalam ruang lingkup itu saja.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

Maka tidak mengherankan jika dalam aktivitas mereka terdapat kegiatan bergosip

dengan teman, maupun tetangga sekitar.

Tempat dimana dilakukannya gosip menjadi pertimbangan bagi

sipenggosip, hal ini pun terjadi pada kaum ibu yang ada di desa Huta Moputi

Kecamatan Dengilo, di mana dalam hal ini, kebiasaan bergosip banyak di lakukan

di sungai, warung, rumah, dan sebagainya. Hal ini dapat diindikasikan bahwa

tempat dan suasana yang nyaman serta adanya teman untuk berbagi cerita,

merupakan salah satu pertimbangan bagi kaum ibu untuk melakukan aktifitas

gosip.

Gosip digunakan sebagai media informasi yang terkait dengan kebutuhan

setiap individu ataupun kaum ibu yang ada di desa Huta Moputi, tujuannya adalah

untuk mengetahui peta sosial yang ada disekelilingnya sehingga kebiasaan ini

dapat mereka lakukan baik dalam ruang lingkup sedang bekerja maupun tidak.

Dan isi dari gosip yang dilakukan oleh kaum ibu salah satunya mengenai

kebiasaan seseorang yang mencuri, ketika diketahui oleh masyarakat sekitar

bahwa ada yang melakukan pencurian, maka hal tersebut menurut salah satu kaum

ibu yang pada saat di wawancara ia mengatakan bahwa orang yang seperti itulah

adalah orang yang sudah melakukan pelanggaran sehingganya hal tersebut patut

untuk di ceritakan kepada orang lainnya. Dengan demikian adanya gosip,

individu maupun kelompok yang bertingkah laku tidak sesuai dengan aturan

sosial akan dibicarakan kepada orang lain. Penekanannya pada ketidak patuhan

orang tadi pada norma, sehingga orang yang mendengar gosip ini berfikir untuk

mengikuti aturan yang berlaku dari pada digosipkan.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

Tersebarnya gosip dapat memberikan perubahan tersendiri bagi

sipenggosip dengan yang digosipkan, baik dalam hubungan sosialnya di

masyarakat atau dengan individu itu sendiri. Fenomena gosip kaum ibu di desa

Huta Moputi Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato, secara signifikan

memberikan dampak pada hubungan sosialnya dalam masyarakat, hubungan yang

dimaksud adalah gosip dari pada kaum ibu itu sendiri ketika tersebar dalam

masyarakat. Maka, tentunya kondisi maupun keadaan yang tadinya harmonis atau

stabil dalam artian tidak ada masalah, ketika tersebarnya gosip oleh salah seorang

atau kaum ibu kepada ibu-ibu lainnya maka, keadaan atau kondisi tadi menjadi

berubah. Mengapa demikian karena tersebarnya gosip tadi menyebabkan

seseorang dari yang digosipkan menjadi malu, merasa terasing, dan bahkan susah

untuk berkomunikasi lagi dengan sesamanya atau dalam masyarakat tersebut.

Gosip bagi individu memang bisa berfungsi sebagai hiburan, pengisi

waktu, hingga kompensasi atas ketidakpuasan pribadi. Karena itulah banyak orang

menyukainya. Tapi, tak jarang gosip terkadang disebarkan untuk tujuan jahat.

Penyebaran gosip akan disebut sukses jika orang yang digosipkan menjadi resah,

malu, nama baiknya cemar, bahkan karakter bagusnya bisa dirusak. Jahatnya lagi,

sambil menyebarkan gosip, biasanya penggosip sembari menepuk dada,

menonjolkan apa yang dianggap kelebihannya. Sayangnya, tanpa sadar terkadang

banyak orang yang tergiring ikut menjahati orang lain yang belum tentu seburuk

yang digosipkan.

Dalam pergaulan sehari-hari, fenomena gosip memang kadang sulit kita

hindari. Baik peran kita sebagai penggosip, pendengar gosip, atau objek yang

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/2130/9/2013-1-69201-281409078-bab4-26072013105956.pdf · ... jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang

digosipkan. Gosip telah menjadi menu harian masyarakat. Bahkan, kini kebiasaan

buruk itu bukan saja terjadi di desa Huta Moputi saja, tetapi sudah mengharu-biru

di industri dunia hiburan.