bab iv hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
128
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil UMKM Fesyen Muslim Online di Jawa Barat
Sejarah fesyen muslim di Jawa Barat tidak bisa terlepas dari perkembangan
pertekstilan Indonesia dengan dimulainya dari industri berskala rumahan tahun
1929 dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang dirancang oleh
Daalennoord menghasilkan tekstil tradisional seperti kain panjang, sarung, lurik,
selendang, stagen (sabuk). Dan sejak saat itu menjadikan Jawa Barat menjadi
semakin berkembang industri tekstilnya.
Perkembangan Industri Tekstil Di Jawa Barat
Desa Majalaya yang merupakan bagian dari Jawa Barat, identik dengan
industri kecil yang merupakan bagian dari kegiatan ekonomi dominan setempat.
Industri tenun di kawasan Majalaya pernah mengalami masa kejayaan pada awal
tahun 1960-an dan memenuhi produksi 40% dari total produksi kain di Indonesia.
Pada akhir tahun 1990-an hingga sekarang kondisi industri tekstil di Majalaya
mulai semakin menurun dan tidak berkembang, terutama kondisi pada industri
skala menengah ke bawah yang banyak dimiliki oleh para pengusaha lokal. Hal ini
diperburuk dengan adanya kebakaran pasar Tanah Abang beberapa waktu yang
lalu, membuat sangat terpukul bagi para pengusaha karena Tanah Abang
merupakan jalur pemasaran utama bagi produk-produk tekstil lokal Majalaya.
Namun tahun 2000an, seiring dengan perkembangan teknologi internet dan
129
meningkatnya kebutuhan akan fesyen, maka industri tekstil di daerah-daerah seperti
Majalaya mengalami peningkatan kembali. Industri lokal berbasis sumber daya
lokal dan pasar domestik menciptakan ekosistem perekonomian baru, khususnya
dikalangan anak muda. Brand lokal menjadi memiliki tempat di hati konsumen
domestik dan menjadi kebanggaan anak muda akan brand lokal buatan negeri
sendiri. Termasuk produk fesyen muslim brand buatan lokal, menjadi meningkat
permintaan pasarnya melalui transaksi online.
Gambar 4.1 Peta Jawa Barat Sebagai Pusat Tekstil (94%)
Trend penggunaan busana muslim di tanah air terus mengalami
perkembangan pesat. Seiring berjalannya waktu masyarakat Indonesia yang
mayoritas memeluk agama Islam mulai menjadikan busana muslim termasuk hijab
sebagai bagian dari fashion item utama. Perkembangan bisnis industri fashion
muslim saat ini di Jawa Barat sudah semakin maju dan berencana dapat menjadi
kota fesyen muslim dunia pada tahun 2020 mendatang. Perkiraan nilai perdagangan
dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memperkirakan nilai
perdagangan busana muslim Indonesia mencapai USD 7,18 miliar. Dari data
tersebut, Jawa Barat menjadi daerah dengan kontribusi paling besar. Dengan
130
kondisi tersebut, pemerintah membuat rencana strategis agar Jawa Barat, terutama
Bandung menjadi pusat bisnis fesyen muslim, hal ini didasari oleh angka yang
menunjukan sekitar 20% perdagangan busana muslim berasal dari Jawa Barat,
sehingga berpotensi menjadi pusat fesyen muslim dunia.
4.1.1 Profil responden UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada pelaku UMKM fesyen
muslim online di Jawa Barat, diperoleh data responden sebagai berikut:
Gambar 4.2 Diagram responden berdasarkan jenis kelamin
Dari total 295 responden terdapat 82% merupakan responden perempuan
atau sebanyak 242 orang responden perempuan dan 18% merupakan responden
laki-laki atau sebanyak 53 orang. Data ini menunjukkan bahwa pelaku industri
fesyen muslim moyoritas adalah perempuan, hal ini sejalan dengan mayoritas
produk yang dijual secara online adalah produk-produk fesyen muslim untuk
perempuan, seperti hijab, mukena, kerudung, syal, pashmina, dan lain-lainnya.
Laki laki18%
Perempuan82%
131
Gambar 4.3 Data responden berdasarkan tahun
memulai usaha fesyen muslim.
Dari hasil pengumpulan kuesioner diketahui pula sebanyak 48% responden
atau sebanyak 130 orang responden memulai usaha UMKM fesyen muslim antara
tahun 2011 sampai 2015, kemudian 37% responden atau sebanyak 101 orang
responden memulai usaha antara tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 sisanya
10% atau sebanyak 26 responden memulai usahanya antara tahun 2006 sampai
dengan tahun 2010, 5% sisanya responden memulai usaha antara sejak tahun 1996
sampai dengan 2005. Tahun 2011-2015 menunjukan tingginya usaha UMKM
fesyen muslim dimulai, hal ini disebabkan pada kurun waktu tersebut terdapat era
revolusi digital melalui revolusi social media yang merubah tatanan sosial,
perekonomian, komunikasi dan bertransaksi ekonomi. Kehadiran sosial media
dijadikan wadah untuk mengekspresikan diri ke sesama dan kolega, sehingga
menciptakan budaya tampil (narsis) tempat ranah privat menjadi demikian mudah
untuk di-share ke ranah publik. Hal ini memberikan dampak meningkatnya
kebutuhan akan komoditas fesyen muslim yang dipicu oleh adanya komunikasi
berbasis digital baik untuk bertransaksi online maupun saling bertukar informasi
mengenai produk fesyen muslim untuk mengembangkan bisnisnya. Momentum
3% 2%
10%
48%
37%
1996-2000
2001-2005
2006-2010
2011-2015
2016-2018
132
penting juga terjadi pada tahun 2013, ekonomi berbagi dengan ditandai adanya
popularitas GO-JEK sehingga memberikan kemudahan kepada dunia usaha seperti
fesyen muslim dalam membantu distribusi barang. Adanya kemudahan distribusi
ini membantu dan mendukung kelancaran dalam bertransaksi online. Oleh karena
itu bermunculan industri fesyen berbasis online pada kurun waktu tahun 2011-2015.
Gambar 4.4 Data responden berdasarkan penggunaan
teknologi digital online
Hasil kuesioner juga menunjukan sebanyak 58% responden atau sebanyak
171 orang responden mulai menggunakan teknologi digital atau pemasaran online
antara tahun 2015 sampai 2018 dan sisanya yaitu 42% atau setara dengan 124 orang
responden sudah mulai menggunakan teknologi digital atau pemasaran online sejak
antara tahun 2011 sampai 2014. Pada kurun waktu ini, teknologi digital sedang
booming dan memudahkan kehidupan manusia mewujudkan bertransaksi online
dalam bentuk apps yang diakses melalui smartphone atau tablet. Pelaku industri
fesyen UMKM Jawa Barat melihat peluang bertransaksi online menjadi peluang
bisnis, sehingga pada saat itu memanfaatkan teknologi digital untuk membantu
pemasaran menjadi solusi tepat dan hasil kuesioner juga menunjukan angka yang
tinggi.
42%
58% 2011-2015
2015-2018
133
Gambar 4.5 Data responden berdasarkan perkiraan total omzet
Dari hasil pengumpulan data kuesioner terhadap 295 orang responden
diketahui bahwa perkiraan omzet UMKM fesyen muslim online nya sebagai
berikut: diketahui 45% atau 133 responden menyatakan bahwa omzet mereka pada
tahun ini adalah sebesar dibawah Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) selain itu
terdapat 27% atau sebanyak 80 responden menjawab bahwa omzet mereka antara
Rp.100.000.000,- sampai dengan Rp. 300.000.000,- pertahun. Selain itu diketahui
juga sebanyak 10% responden atau sebanyak 30 orang menyatakan bawa omzet
mereka pertahun sebesar Rp. 301.000.000,- sampai dengan Rp. 500.000.000,- dan
7% atau sebanyak 20 orang memiliki omzet Rp. 501.000.000,- sampai dengan Rp.
750.000.000,- kemudian sisanya 6% dan 5% atau 17 responden dan 15 responden
menyatakan bahwa omzet yang mereka peroleh dalam setahun adalah Rp.
751.000.000,- sampai dengan Rp. 1.000.000.000,- dan diatas Rp. 1.000.000.000,-.
Untuk persentase tertinggi mengenai omzet, hal ini menunjukan bahwa responden
penelitian ini adalah UMKM bukan industri besar dengan modal yang besar. Dari
UMKM inilah penelitian ini menjadi menarik dan unik karena dari potensi yang
45%
27%
10%
7%6% 5%
Perkiraan Total Omzet
<100 juta
100-300 juta
301-500 juta
501-750 juta
751 juta-1 milyar
> 1 milyar
134
banyak berkembang dan beragam di industri kreatif Indonesia adalah kekuatan
mandiri UMKM yang berada di tengah masyarakat dan bergerak dinamis mengikuti
trend pasar dan teknologi. Hal ini dapat meningkatkan potensi PDB dan ekonomi
kreatif daerah termasuk didalamnya provinsi Jawa Barat.
Gambar 4.6 Diagram responden berdasarkan perolehan laba
Laba yang diperoleh responden UMKM fesyen muslim online berdasarkan
hasil kuesioner diketahui bahwa sebanyak 68% atau 200 orang responden memiliki
laba sebesar hampir Rp. 100.000.000,- selama tahun 2017 sedangkan 15% atau
sebanyak 44 orang responden memperoleh laba antara Rp.100.000.000,- sampai
dengan Rp. 300.000.000,- dan 8% responden lainnya atau sebanyak 24 responden
UMKM fesyen muslim online memperoleh laba antara Rp. 301.000.000,- sampai
Rp. 500.000.000,- lalu 4% responden atau sebanyak 12 orang responden
memperoleh laba sebesar Rp. 501.000.000,- sampai dengan Rp. 750.000.000,- dan
sisanya sebanyak 5% responden atau sebanyak 15 orang responden memperoleh
68%
15%
8%4% 3% 2%
<100 juta
100-300 juta
301-500 juta
501-750 juta
751 juta-1 milyar
> 1 milyar
135
laba diatas Rp.751.000.000,- sampai dengan lebih dari Rp. 1.000.000.000,-. Sejalan
dengan hitungan omzet pada Gambar 4.5 mengenai omzet terbanyak adalah di
lingkungan industri kecil, maka jika melihat Gambar 4.6 tampak persentase
mengenai laba masih pada sektor UMKM. Sehingga melalui profil perusahaan ini
menunjukkan bahwa begitu besar dan banyak potensi yang dapat dikembangkan
dan diteliti dari UMKM yang ada di Jawa Barat.
4.2 Kreasi nilai, inovasi pemasaran, keunikan sumber daya, strategi bersaing
dan kinerja bisnis UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat
Hasil survei yang dilakukan terhadap unit analisis UMKM fesyen muslim
online di Jawa Barat tentang keseluruhan variabel yang diteliti yaitu kreasi nilai,
inovasi pemasaran, keunikan sumber daya, strategi bersaing dan kinerja bisnis,
digambarkan secara visual dengan grafik dibawah ini:
Gambar 4.7
Nilai rata-rata variabel penelitian
4.8 5 5.2 5.4 5.6 5.8 6
Kreasi Nilai
Inovasi Pemasaran
Keunikan Sumberdaya
Strategi Bersaing
Kinerja Bisnis
5.95
5.77
5.65
5.9
5.24
136
Penelitian ini terdapat tiga (3) variabel endogen, satu (1) variabel
intervening dan satu (1) variabel eksogen. Sehingga semua variabel berjumlah 5
(lima). Dari 5 variabel tersebut total terdapat 68 dimensi dan indikator. Sebanyak
295 responden mengembalikan kuesioner dan diisi secara memadai dari total 295
sampel yang dipilih.
Hasil penelitian menunjukan bahwa keseluruhan variabel memiliki nilai
rata-rata belum mencapai skor 7,0 sebagai penentu indikasi sangat sesuai, sehingga
dapat dikatakan bahwa kreasi nilai, inovasi pemasaran, keunikan sumber daya,
strategi bisnis dan kinerja bisnis UMKM sudah berada dikategori baik namun
belum tergolong kategori baik sekali sehingga variabel – variabel tersebut masih
perlu ditingkatkan agar mencapai taraf yang sesuai harapan.
Adapun nilai rata-rata skor paling tinggi diperoleh variabel kreasi nilai
(5,95), strategi bersaing (5,90), inovasi pemasaran (5,77) keunikan sumber daya
(5,65), dan kinerja bisnis (5,24). Nilai rata-rata dimensi untuk masing-masing
variabel kreasi nilai, inovasi pemasaran, keunikan sumber daya, strategi bersaing
dan kinerja bisnis ditampilkan berikut dengan penjelasannya.
4.2.1 Deskripsi Kreasi Nilai
Kreasi nilai adalah suatu proses yang berkaitan dengan penemuan atau
perubahan yang baru sebagai upaya untuk meningkatkan manfaat bagi pelanggan
dan meningkatkan value bagi perusahaan, yang diukur dengan dimensi manfaat
superior bagi pelanggan, domain bisnis dan kemitraan bisnis. Hasil survey
mengenai masing-masing dimensi kreasi nilai digambarkan sebagai berikut:
137
Gambar 4.8
Nilai Rata-Rata dimensi Kreasi Nilai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara rata-rata kekuatan kreasi
nilai sudah dipahami dan diadaptasi dengan baik oleh pihak UMKM fesyen muslim
online di Jawa Barat (dengan nilai rata-rata variabel sebesar 5,95), namun belum
mencapai kategori yang dominan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi
manfaat superior bagi pelanggan memperoleh nilai skor paling tinggi yaitu sebesar
(6.03), diikuti oleh dimensi domain bisnis (5,90), dan kemitraan bisnis (5,90)
Sehingga ada dimensi yang berada pada kategori penting yaitu manfaat superior
bagi pelanggan, sementara ada dua dimensi yaitu domain bisnis dan kemitraan
bisnis berada pada kategori cukup dipertimbangkan, belum mencapai kategori yang
penting bahkan sangat penting.
(Kotler & Keller, 2016) menjelaskan untuk menciptakan nilai pelanggan
yang superior, dimana bisnis atau perusahaan harus dapat melihat dirinya bukan
hanya sekedar penjual produk atau layanan akan tetapi mampu sebagai penyedia
138
solusi. Melihat permasalahan pelanggan harus dapat dilihat secara lebih luas dan
melebihi dari sekedar produk dan layanan dengan pemahaman yang lebih
komprehensif mengenai berbagai kebutuhan dan situasi pengguna oleh para
pelanggan. Hal ini menjadi memberi peluang sekaligus mendorong perusahaan
untuk menciptakan benefit yang memberi nilai tambah dibandingkan kompetitor
untuk para pelanggannya. Pihak pelaku bisnis harus mampu memahami secara
mendalam dan selalu mencoba untuk mengaplikasikan penciptaan nilai bagi
pelanggan dengan sebaik mungkin karena kunci keberhasilan perusahaan saat ini
dan masa depan terletak pada fungsi penciptaan nilai yang superior bagi pelanggan.
Hasil tersebut mengindikasikan bahwa pihak UMKM fesyen muslim online
lebih menekankan pada upaya memberikan manfaat superior bagi pelanggan, yaitu
yang mencakup pengembangan produk baru yang memberikan manfaat yang sesuai
dengan harapan konsumen dengan cara menerapkan standar mutu produk yang
baik, dan memberikan informasi tentang produknya melalui media.
4.2.2 Deskripsi Inovasi Pemasaran
Inovasi Pemasaran adalah kemampuan perusahaan untuk meraup pasar
yang tersembunyi atau pasar yang baru sehingga meningkatkan penjualan
perusahaan. Variabel inovasi pemasaran diukur dengan dimensi produk, konsep
pemasaran dan pemanfaatan teknologi. Hasil penelitian tentang implementasi
masing-masing dimensi ditampilkan pada gambar berikut:
139
Gambar 4.9
Nilai Rata-rata Dimensi Inovasi Pemasaran
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara rata-rata inovasi pemasaran
oleh UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat berada kategori baik (dengan rata
variabel sebesar 5,77), namun belum mencapai kategori yang sesuai harapan.
Adapun berdasarkan rata-rata dimensi, diperoleh hasil bahwa pengembangan
produk memperoleh skor tertinggi yaitu sebesar (6,01) yang berada pada kategori
inovatif, dimensi teknologi pemasaran dengan skor rata-rata dimensi sebesar (5,82),
berada pada kategori cukup inovatif, demikian pula dengan dimensi konsep
pemasaran dengan skor rata-rata dimensi (5,54) yang berada dikategori cukup
inovatif.
Inovasi pemasaran adalah perubahan yang menciptakan dimensi baru
kinerja bisnis, seluruh organisasi/ perusahaan harus diatur oleh kinerja. Di sektor
sosial, seperti dalam bisnis dan pemerintahan maka kinerja yang baik adalah
sebagai tujuan akhir dari sebuah organisasi. Menurut (Forrester, 2010) Inovasi
140
dalam pemasaran bukan hanya sekadar beralih ke digital dan media sosial, tetapi
juga untuk mempersiapkan bagaimana perusahaannya akan berinteraksi dan terlibat
dengan konsumen dan pelanggan dimasa depan.
Inovasi pemasaran meliputi perubahan signifikan dalam produk yang
merupakan konsep pemasaran baru, perubahan produk disini mengacu pada
perubahan dalam bentuk produk dan penampilan yang tidak mengubah produk
fungsional atau petunjuk karakteristik. Contoh inovasi pemasaran dalam produk
fesyen muslim adalah implementasi dari perubahan dalam desain yang dapat
memberikan tampilan baru dan memperluas daya tariknya. Inovasi dalam produk
juga dapat mencakup pengenalan signifikan perubahan bentuk, penampilan,
kemasan atau aksesoris produk fesyen muslim dalam rangka menargetkan segmen
baru pelanggan.
Hasil tersebut mengindikasikan bahwa pihak UMKM fesyen muslim online
lebih menekankan pada upaya pembuatan produk yang unik, punya kelebihan dan
berkualitas, memanfaatkan riset pasar dan menciptakan produk baru untuk
memperluas pasar yang baru dengan cara online dan offline.
4.2.3 Deskripsi Keunikan Sumber Daya
Keunikan sumber daya merupakan suatu kekayaan (assets), competency
process, keahlian (skill) dan pengetahuan (knowledge) yang dapat dikendalikan.
Variabel keunikan sumber daya dalam penelitan ini diteliti atas tiga dimensi yaitu,
aset berwujud, aset tidak berwujud dan kapabilitas organisasi. Hasil penelitian atas
variabel ini digambarkan sebagai berikut:
141
Gambar 4.10
Nilai Rata-Rata Dimensi Keunikan Sumber Daya
Hasil penelitian menggambarkan bahwa implementasi variabel sumber
daya perusahaan memperoleh skor rata-rata variabel sebesar 5,65 yang berarti
berada pada kategori cukup penting. Adapun rata-rata skor untuk masing-masing
dimensi keunikan sumber daya menggambarkan bahwa aset tidak berwujud berada
pada kategori cukup penting dan memperoleh nilai rata-rata tertinggi yaitu sebesar
(5,81), diikuti oleh dimensi aset berwujud dengan nilai rata-rata sebesar (5,67)
berada pada kategori cukup unik, serta dimensi kapasitas organisasi dengan nilai
rata-rata (5,34) yang masih berada pada kategori cukup unik.
Wheelen & Hunger (2012) menyebutkan bahwa sumber daya adalah aset
organisasi yang menjadi bangunan dasar bagi organisasi, sumber daya terdiri dari
aset berwujud (pabrik, perlengkapan, finansial, dan sebagainya) aset manusia
(jumlah pegawai, keterampilan pegawai dan motivasi pegawai) serta aset tidak
142
berwujud misalnya teknologi, hak cipta, paten, budaya dan reputasi. Sementara itu
kapabilitas merujuk pada kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan sumber
daya, yaitu proses bisnis dan rutinitas yang mengelola interaksi diantara sumber
daya untuk mengubah input menjadi output. Sedangkan kompetensi adalah
koordinasi dan integrasi lintas fungsi dari kapabilitas dan mengukur apakah suatu
sumber daya yang dimiliki sebelumnya, atau dengan sumber daya yang dimiliki
pesaing utama dan industri secara keseluruhan.
Keunikan atau kompetensi sumber daya dapat diciptakan melalui tiga
bentuk aset yakni meliputi aset fisik; tanah, peralatan, dan lokasi, aset SDM; jumlah
pegawai dan keahlian, serta aset organisasi yang meliputi budaya dan reputasi.
Jones (2004) mengemukakan dua kategori sumber daya perusahaan, yaitu: aset
berwujud dan aset tidak berwujud. Sementara itu, Collis & Montgomery (2005)
mengemukakan tiga kategori sumber daya perusahaan industri kreatif, yaitu: aset
berwujud, aset tidak berwujud dan kapabilitas organisasi. Kemudian Pearce &
Robinson (2011) mengemukakan bahwa ada tiga sumber daya dasar yang
diperlukan oleh pihak perusahaan yakni aset berwujud, aset tidak berwujud dan
kapabilitas organisasi. Aset yang terlihat adalah yang paling mudah diidentifikasi
dan dapat ditemukan pada neraca suatu perusahaan, diantaranya yaitu fasilitas
produksi, bahan mentah, dan sumber daya finansial.
Perhitungan atas rata-rata setiap dimensi keunikan sumber daya UMKM
fesyen muslim online menggambarkan bahwa pihak UMKM lebih
memprioritaskan pada pengembangan aset tidak berwujud, dibandingkan
kapabilitas organisasi dan aset berwujud. Aset tidak berwujud dalam bentuk
143
pengembangan citra perusahaan, pengembangan informasi mengenai profil bisnis,
peningkatan kualitas pegawai, peningatan dan pengembangan proses bisnis
mendapatkan perhatian yang lebih besar, sementara aset berwujud memiliki peran
yang tidak kalah penting dalam pengembangan keunikan sumber daya karena
berkaitan dengan aspek sumber daya manusia sebagai penggerak utama
pengembangan perusahaan.
4.2.4 Deskripsi Strategi Bersaing
Strategi bersaing adalah upaya pengembangan bisnis agar dapat
memposisikan diri lebih unggul dari competitor pada industri yang sama. Variabel
ini diukur dengan dimensi cost leadership, differentiation, dan fokus. Nilai rata-rata
untuk setiap dimensi digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.11
Nilai Rata-Rata Dimensi Strategi Bersaing
144
Hasil penelitian menggambarkan bahwa implementasi variabel strategi
bersaing memperoleh skor rata-rata sebesar 5,90 yang berarti berada pada kategori
cukup tepat. Adapun rata-rata skor untuk masing-masing dimensi strategi bersaing
menggambarkan bahwa diferensiasi berada pada kategori tepat (6,02) dan
memperoleh nilai rata-rata yang lebih baik dibandingkan strategi fokus (5,87). Dan
kepemimpinan biaya pada kategori cukup tepat (5,78), Hal ini menunjukkan bahwa
pihak UMKM fesyen muslim digital di Jawa Barat manajemen lebih
mengedepankan implementasi differentiation strategy dibandingkan implementasi
strategi yang lain.
Konsep generic strategy dari Michael Porter diungkap dalam Pearce &
Robinson (2015) sebagai ide inti mengenai bagaimana suatu perusahaan dapat
bersaing dengan cara terbaik dalam pasarnya. Strategi jangka panjang berasal dari
usaha perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing berdasarkan pada tiga
strategi generik yaitu berjuang untuk mendapatkan kesuluruhan low-cost
leadership, berjuang untuk menciptakan pasar produk unik bagi berbagai kelompok
konsumen melalui diferensiasi, serta berjuang untuk mendapatkan perhatian khusus
dari satu atau beberapa kelompok konsumen atau pembeli tunggal, baik disebabkan
oleh harga jual mapun produk diferensiasi.
Berbeda dengan Porter (1985) menyatakan bahwa terdapat dua jenis dasar
competitive advantage yang bisa dimiliki oleh perusahaan yaitu differentiation dan
low cost. Atas dasar kedua hal tersebut ada tiga strategi generik untuk bisa mencapai
hasil yang lebih baik dari rata-rata di dalam suatu industri. Ketiga strategi generik
145
itu terdiri dari: cost leadership, differentiation dan focus. Ditambah strategi fokus
lainnya yaitu: differentiation focus dan cost focus.
Perhitungan rata-rata atas setiap dimensi strategi diferensiasi menunjukan
UMKM fesyen muslim online lebih banyak melakukan inovasi dalam menciptakan
desain yang berkualitas dan unggul yang tidak dimiliki oleh UMKM yang lain
dengan melakukan pengembangan variasi yang lebih beragam dengan
menggunakan teknologi terkini untuk memudahkan pelanggan dalam mendapatkan
pelayanan.
4.2.5 Deskripsi Kinerja Bisnis
Kinerja bisnis merupakan output atau hasil dari penerapan segala aktivitas
yang berhubungan dengan kegiatan bisnis, indikatornya adalah pertumbuhan
penjualan dan profitabilitas. Dalam penelitian ini variabel kinerja bisnis diukur
dengan dimensi volume penjualan, tingkat profitabilitas dan pangsa pasar dengan
hasil penelitian sebagai berikut
Gambar 4.12
Nilai Rata-Rata Dimensi Kinerja Bisnis
146
Hasil penelitian atas variabel menunjukkan bahwa kinerja bisnis UMKM
fesyen muslim online memperoleh nilai rata-rata yaitu 5,24 yang berada pada
kategori cukup penting. Sementara nilai rata-rata untuk setiap dimensi tergambar
di atas, dimana dimensi volume penjualan memperoleh nilai rata-rata terbesar yaitu
sebesar (5,56) dengan kategori cukup penting dan dimensi tingkat profitabilitas
(5,45) dengan kategori cukup penting, dan dimensi pangsa pasar memperoleh skor
rata-rata terendah yaitu sebesar (4,72) yang berada di kategori netral.
Menurut Wheelen & Hunger (2012) bahwa kinerja bisnis dapat diukur dari
penjualan, pangsa pasar dan profitabilitas. Sementara pendapat Best (2009)
kinerja bisnis merupakan output atau hasil dari penerapan segala aktivitas yang
berhubungan dengan kegiatan bisnis, kinerja bisnis indikatornya adalah
pertumbuhan penjualan dan profitabilitas.
Hasil perhitungan rata-rata setiap dimensi dalam indikator volume
penjualan menunjukan bahwa UMKM telah mampu mencapai volume penjualan
sesuai target tahun tertentu dan berusaha mendorong peningkatan pertumbuhan
penjualan ditahun-tahun mendatang.
4.3 Analisis Verifikatif Hasil Penelitian
Tahap selanjutnya dilakukan analisis verifikatif untuk menguji model yang
telah dirancang dan menilai seberapa kuat dan signifikan hubungan indikator
dengan variabel, mengukur seberapa besar model dapat menjelaskan keragaman
data yang diukur oleh indikator, menjelaskan kehandalan model dalam mengukur
variabel laten, dan mengukur tingkat konsistensi indikator. Selain itu juga
147
dilakukan analisis verifikatif terhadap data yang dikumpulkan dan melihat
bagaimana data terdistribusi.
Tabel 4.1 menunjukkan nilai skewness yang berada pada kisaran nol dan
nilai kurtosis yang jauh dari angka 3, sehingga dapat dikatakan hasilnya bahwa data
tidak terdistribusi normal. Menurut asas normalitas, data dapat dikatakan
terdistribusi normal apabila nilai skewness pada angka 0 dan kurtosis pada angka
3. Apabila syarat ini tidak terpenuhi, maka dapat dikatakan bahwa data tidak
terdistribusi normal, sehingga data tersebut dapat diolah dengan metode Partial
Least Square (PLS). Tabel 4.1 juga menunjukkan karakteristik data yang lain yang
meliputi mean, median, minimum, maximum, dan standard deviation.
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa semua variabel terdistribusi normal,
hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas uji Jarque-Bera sebesar 0,00 yang artinya
lebih besar dari tingkat signifikansi 0,01 atau 1%. Hal ini menunjukkan bahwa data
tersebut tidak terdistribusi normal dan metode PLS dapat digunakan untuk
mengolah data tersebut karena terdapat variabel laten dan penelitian ini mencari
hubungan baru antar variabel.
148
Tabel 4.1
Deskriptif Statistic Rata-Rata Per Variabel
KN IP KS SB KB
Mean 5,95 5,77 5,65 5,90 5,24
Median 6,00 6,05 5,77 6,00 5,67
Maximum 7 7 7 7 7
Minimum 1 1 1 1 1
Std. Dev. 1,10 1,25 1,27 1,12 1,34
Skewness -1,40 -1,34 -1,22 -1,33 -1,03
Kurtosis 5,98 5,40 4,93 5,68 4,44
Jarque-Bera 217,09 200,98 135,51 187,35 103,47
Probability 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Sum 1755,46 1703,27 1665,62 1740,43 1546,83
Sum Sq.Dev. 357,02 480,41 478,71 379,40 538,98 Observations 295 295 295 295 295
sumber: hasil penelitian, 2018
Dalam memenuhi rumusan masalah, proses analisis data dilakukan dengan
model PLS dan beberapa prosuder dari awal telah dilakukan agar model yang
dirancang dan dihasilkan dapat dikatakan valid dan reliable, meliputi signifikansi
dari:
1. Loadings factor.
2. Average Variance Extracted (AVE).
3. Communality.
4. Cross loadings dengan discriminant validity.
5. Reabilitas menggunakan cronbach’s Alpha dan composite
realibility.
Kelayakan model yang dibuat diuji melalui outer model, yaitu pengujian
yang dilakukan terhadap indikator yang membentuk kreasi nilai, inovasi
pemasaran, keunikan sumber daya, strategi bersaing dan kinerja bisnis. Evaluasi
model pengukuran hubungan variabel dengan indikatornya yang bersifat reflektif
dilakukan dengan memeriksa convergent validity, discriminant validity dan
composite realibility. Ghozaly & Latan (2012) menyatakan bahwa evaluasi outer
149
model-reflective dilakukan berdasarkan tiga kriteria, yaitu convergent validity,
discriminant validity dan composite realibility. Sedangkan dalam pengujian
kelayakan inner model, menurut peneliti yang sama juga menyatakan dapat
dilakukan berdasarkan R-Square pada variabel untuk mengidentifikasi kategori
model dan path coeficient untuk menguji hipotesis.
4.3.1 Uji Kecocokan Model – Analisis Model Pengukuran (Outer Model)
Outer model (model pengukuran) digunakan untuk menguji validitas dan
reliabilitas dimensi-dimensi dan indikator dalam mengukur variabel-variabel
penelitian yang bersifat konstruk. Analisis ini dapat dijelaskan dengan nilai
Discriminant Validity, Composite Reliability, Loading Factor, dan Construct
Validity. Square root of average variance extracted (AVE) merupakan metode
untuk melihat discriminant validity adalah dengan melihat nilai. Nilai yang
disarankan adalah di atas 0,5. Construct Validity dijelaskan oleh nilai factor
loading. Chin (2000) mengatakan jika loading factor dari model pengukuran lebih
besar dari 0,50 atau nilai t hitung dari loading factor ini lebih besar dari t tabel pada
signifikansi 5%, maka dimensi dapat dinyatakan valid dalam mengukur variabel.
Composite Reliability dan Cronbachs Alpha digunakan untuk melihat kehandalan
atau tingkat reliabilitas dimensi dalam mengukur variabel penelitian. Jika nilai
Construct Reliability dan Cronbachs Alpha lebih besar dari 0,70 maka dimensi dan
indikatornya dinyatakan reliabel dalam mengukur variabel penelitian (Nunnaly,
1994)
150
Pada analisis model pengukuran dilakukan pengukuran dua tahap (second
order). Pertama analisis model pengukuran yang menunjukkan keterkaitan antara
variabel manifest (indikator) dengan dimensinya, yang kedua dilanjutkan dengan
model pengukuran yang menunjukkan keterkaitan antara dimensi dengan variabel
latennya masing-masing.
Pada awal prosedur perhitungan statistik ini dilakukan langkah untuk
melihat seberapa besar outer loading factor dari masing-masing dimensi untuk
memberikan hasil yang valid.
Tabel 4.2
Outer model Kreasi Nilai
No Simbol Kreasi Nilai Outer loading factor
Manfaat Superior bagi Pelanggan
1 KN11 Pengembangan produk baru 0,679
2 KN12 Kesesuaian manfaat produk 0,752
3 KN13 Pemahaman pengembangan produk 0,750
4 KN14 Kemudahan akses informasi 0,755
5 KN15 Menciptakan informasi keunggulan 0,847
Domain Bisnis
6 KN21 Kemampuan membuat produk
berbeda 0,683
7 KN22 Peningkatan ketepatan pengiriman 0,720
8 KN23 Peningkatan pemahaman trend
produk 0,783
9 KN24 Kemampuan men-drive market 0,791
151
Kemitraan Bisnis
10 KN31 Program peningkatan loyalitas 0,795
11 KN32 Pengembangan jaringan bisnis 0,726
12 KN33 Handal dalam proses transaksi 0,779
13 KN34 Bekerjasama dalam launching
produk 0,536
Sumber: hasil olah data, 2018
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel kreasi nilai yang terdiri dari
13 point mempunyai outer loading factor antara 0,536 sampai dengan 0,847,
dimana dimensi kemitraan bisnis terendah dan dimensi manfaat superior bagi
pelanggan tertinggi. Dari hasil ini dapat dijelaskan bahwa pada UMKM fesyen
muslim online Jawa Barat yang diobservasi, dalam variabel kreasi nilai, dimensi
manfaat yang superior bagi pelanggan merupakan elemen yang paling penting
berkontribusi terhadap derajat (level) kreasi nilai. Secara keseluruhan outer loading
factor berada diatas 0,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa model variabel
kepemimpinan valid dan reliable atau dengan kata lain semua indikator (dimensi)
pembentuk variabel kepemimpinan sudah valid.
Dimensi manfaat yang superior bagi pelanggan sangat penting terutama
menciptakan informasi keunggulan. Dalam hal ini, UMKM fesyen muslim sudah
mulai mencoba untuk mengatasi kelemahan konsep kepuasan pelanggan dengan
tidak hanya mencari preposisi nilai yang memuaskan target pelanggannya tetapi
harus lebih efektif dibandingkan dengan pesaing sehingga memberi kontribusi
penting bagi Kreasi nilai dimana pelanggan menganggap value produk fesyen yang
akan dibeli memiliki value diatas pesaing. Setiap pelaku UMKM fesyen muslim
152
mencoba mempersuasive melalui media sosial agar informasi keunggulan produk
menjadi tersampaikan pesannya. Seperti informasi mengenai bahan, ukuran, model,
dan lainnya, disusun menjadi informasi yang mengajak pelanggan menjadi
memiliki keinginan membeli.
Tabel 4.3
Outer model Inovasi Pemasaran
No Simbol Inovasi Pemasaran Outer loading
factor
Produk
14 IP11 Menciptakan produk yang unik 0,675
15 IP12 Mengutamakan kualitas produk 0,713
16 IP13 Melakukan promosi penjualan 0,619
17 IP14 Melakukan pemasaran online dan offline 0,644
18 IP15 Memanfaatkan riset pasar 0,698
Konsep Pemasaran
19 IP21 Menyusun pesan pemasaran yang tepat 0,754
20 IP22 Mengenal daya tarik konsumen 0,726
21 IP23 Menggunakan social media dalam
berpromosi 0,807
22 IP24 Menggunakan social media dalam
pemasaran 0,770
23 IP25 Memanfaatkan selebgram dalam
pemasaran 0,565
24 IP26 Memanfaatkan brand ambassador dalam
pemasaran 0,505
Teknologi Pemasaran
26 IP31 Memanfaatkan e-commerce dalam
pemasaran 0,648
27 IP310 Mendapatkan informasi tentang
konsumen melalui media digital 0,746
28 IP32 Menggunakan media elektronik dalam
memasarkan produk 0,774
29 IP33 Pengaruh media social terhadap aktivitas
penjualan 0,807
30 IP34 Pengaruh pengunaan smart phone
terhadap pembelian 0,796
153
31 IP35 Keefektifan produk yang ditawarkan
secara online 0,782
32 IP36 Risiko social dampak dari review produk
yang negatif 0,728
33 IP37 Pengunaan media social mendekatkan
penjual dengan konsumen 0,577
34 IP38 Pengunaan media social berpengaruh
terhadap peningkatan penjualan 0,784
35 IP39 Memanfaatkan influencer dalam
memasarkan produk 0,793
Sumber: hasil olah data, 2018
Dalam konteks variabel inovasi pemasaran, loading factors berkisar antara
0,505 sampai dengan 0,807, dimana loading factor terendah ada pada dimensi
konsep pemasaran dan dimensi tertinggi ada pada dimensi teknologi pemasaran.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa untuk variabel inovasi pemasaran, penggunaan
media elektronik dalam memasarkan produk secara efektif berkontribusi sangat
besar pada inovasi pemasaran. Secara keseluruhan loading factors dari semua
dimensi berada diatas angka 0,50 yang mengindikasikan bahwa semua dimensi
sudah valid dan reliable.
Data yang diperoleh dari Tabel 4.3, menunjukan hasil survei memberi gambaran
bahwa revolusi digital membawa dampak yang positif dalam dunia usaha fesyen,
dimana dipengaruhi juga oleh faktor gender perempuan dari segi komoditas fesyen
mayoritas untuk perempuan, pelaku industri fesyen mayoritas perempuan, dan
sosial media yang sangat dekat dengan dunia perempuan. Perempuan muslim saat
ini di Indonesia tidak seperti generasi sebelumnya, generasi muslim perempuan saat
ini memiliki pengetahuan yang luas, berwawasan dan dekat dengan teknologi
digital baik untuk bertransaksi online maupun mendapatkan informasi untuk
kepentingan lainnya. Di kalangan perempuan muslim Indonesia yang
154
berpengetahuan ini untuk kebutuhan bertahan hidup sudah dianggap terpenuhi,
namun ada nilai-nilai mereka yang bergeser seiring munculnya sosial media, yaitu
adanya penekanan pentingnya kesejahteraan subjektif (subjective well-being),
ekspresi diri (self-expression) dan kualitas hidup (quality of life). Pergeseran nilai
ini menjadikan keterbukaan intelektual, fleksibilitas dan keleluasaan pandangan
pada pelaku industri kreatif UMKM fesyen muslim, bahkan menciptakan
kemandirian dalam membuat strategi bisnisnya yang penuh inovasi. Poin tertinggi
pada dimensi teknologi pemasaran dengan indikator pengaruh media social
terhadap aktivitas penjualan, telah membuktikan bagaimana internet sosial media
menjadi bagian sangat penting dalam koneksi sosial dan bagian dari aktivitas
penjualan di lingkungan pelaku UMKM fesyen muslim Jawa Barat.
Tabel 4.4
Outer model Keunikan Sumber Daya
No Simbol Keunikan Sumber Daya Outer loading factor
Asset Berwujud
36 KS11 Pengembangan fasilitas alat produksi 0,717
37 KS12 Peningkatan kualitas bahan baku 0,728
38 KS13 Pengembangan sarana yang memadai 0,783
39 KS14 Peluasan jaringan melalui penambahan outlet
atau showroom 0,598
40 KS15 Perluasan pemasaran melalui pengembangan
teknologi 0,722
Asset Tidak Berwujud
41 KS21 Memelihara citra Perusahaan 0,779
42 KS22 Pengembangan pusat informasi 0,807
43 KS23 Peningkatan kualitas pegawai 0,813
155
44 KS24 Peningkatan kualitas merek produk 0,768
45 KS25 Pengembangan bisnis proses 0,832
Kapabilitas Organisasi
46 KS31 Pengembangan karir pegawai 0,755
47 KS32 Peningkatan budaya kerja 0,828
48 KS33 Pendidikan dan pelatihan karyawan 0,733
Sumber: hasil olah data, 2018
Selanjutnya pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa ada 3 dimensi yang mewakili
variabel keunikan sumber daya. Ketiga dimensi berkisar pada angka loading factor
sebesar 0,598 sampai dengan 0,832, yang berturut-turut ditunjukkan oleh loading
factor dimensi aset berwujud (tertinggi) dan dimensi aset tidak berwujud
(terendah). Secara keseluruhan, semua dimensi signifikan pada tingkat 1 persen
atau nilai p-value lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,01. Dengan demikian dapat
dikatakan ketiga dimensi sudah menunjukkan kriteria valid dan reliable.
Pada UMKM fesyen muslim, hasil survei menunjukan angka tertinggi untuk asset
berwujud berupa pengembangan sarana yang memadai, berupa adanya sarana
modal kerja yang memadai, sarana data dan informasi produk, sarana produksi
fesyen, dan sarana teknologi untuk memasarkan produk. Setiap pelaku industri ini
telah mempunyai kekuatan dalam mendukung kelancaran berbagai kegiatan bisnis
fesyen muslim online. Sedangkan pada hasil survei asset tidak berwujud dengan
angka tertinggi adalah pengembangan bisnis proses, hal ini telah didukung dengan
pengalaman berbisnis rata-rata minimal 7 tahun, dan adaptasi terhadap
perkembangan lingkungan bisnis industri kreatif dengan mampu menunjukan
pelanggan yang terus bertambah dan berdampak pada kredibilitas UMKM fesyen
156
muslim di mata pelanggan. Hasil survei lainnya terhadap pelaku UMKM fesyen
muslim mengenai keunikan sumber daya, yaitu kapabilitas organisasi dengan
indikator Peningkatan budaya kerja memiliki angka yang tinggi. Hal ini terlihat
pada pemahaman substansi dasar mengenai produktivitas, efektifitas dan efisiensi
menjadi kekuatan yang berpengaruh kepada kapabilitas organisasi di UMKM
fesyen muslim. Selain itu sikap dari pelaku UMKM ini terhadap lingkungan kerja,
perilaku ketika bekerja dan etos kerja yang mayoritas usia muda, memberikan
pengaruh positif terhadap nilai komponen budaya tersebut maka akan semakin
tinggi kinerjanya. Agar budaya kerja berkembang, maka UMKM perlu pendekatan-
pendekatan melalui tindakan manajemen puncak dan proses sosialisasi dengan rutin
dan terarah.
Tabel 4.5
Outer model Strategi Bersaing
No Simbol Strategi Bersaing Outer loading factor
Kepemimpinan Biaya
49 SB11 Penentuan biaya operasional yang efisien 0,763
50 SB12 Penenetuan harga yang lebih kompetitif 0,800
51 SB13 Penyebaran informasi biaya terkait pelanggan
dengan tepat waktu, mudah, kredibel 0,549
52 SB14 Efisiensi biaya promosi melalui digital media
online 0,662
53 SB15 Efektivitas pemanfaatan saluran distribusi
melalui media online 0,700
Diferensiasi
54 SB21 Kemampuan berinovasi dalam desain 0,801
157
55 SB22 Kemampuan berinovasi dalam kualitas
produk 0,865
56 SB23 Kemampuan menciptakan keunggulan
produk yang berbeda 0,834
57 SB24 Kemampuan pengembangan variasi produk 0,845
58 SB25 Kemampuan menciptakan kemudahan bagi
pelanggan dalam mendapatkan pelayanan 0,830
59 SB26 Kemampuan mengimplementasi teknologi
terkini 0,809
Fokus
60 SB31 Kecepatan mengantisipasi tuntutan pasar 0,813
61 SB32 Kecepatan mengadaptasi teknologi terbaru 0,767
62 SB33 Kecepatan dalam memenuhi permintaan
(order) 0,793
Sumber: hasil olah data, 2018
Dari hasil olah data variabel strategi bersaing yang terdiri dari 3 dimensi
terlihat bahwa loading factors berkisar antara 0,549 sampai dengan 0,865, yang
berturut-turut ditunjukkan oleh dimensi kepemimpinan biaya dan dimensi
differensiasi. Hasil ini mengindikasikan bahwa dimensi tenaga diferensiasi
memiliki kontribusi terbesar dalam menentukan variabel strategi bersaing. Secara
statistik kesemua variabel signifikan pada tingkat 1 persen atau nilai probabilitas
(p-value) lebih kecil dari 0,01. Semua dimensi sudah lebih besar dari 0,5 dan
dianggap valid dan reliable. Namun dalam hal penelitian yang bersifat eksploratori
angka lebih besar dari 0,5 dianggap dapat diterima dan valid. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa dimensi tenaga kerja berkualitas tinggi lebih besar kontribusinya
terhadap variabel inovasi dibandingkan dengan dua dimensi lainnya seperti budaya
inovasi dan orientasi mutu.
158
Pada UMKM fesyen muslim berbasis pemasaran digital, hasil survey menunjukan
bahwa kepemimpinan biaya dengan indikator penenetuan harga yang lebih
kompetitif, menjadi bagian terpenting dalam transaksi online. Karena karakter pada
media online, pelanggan bisa langsung mendapat informasi harga dan dibandingkan
langsung dengan kompetitor, sehingga penentuan harga menjadi penting bagi para
pelaku usaha UMKM fesyen muslim ini. Di sisi lain kehadiran testimoni atau
komentar pelanggan di sosial media, tidak sedikit dapat mempengaruhi pelanggan
dalam menentukan pilihan membeli. Sehingga tingkat bersaing antar pelaku usaha
UMKM fesyen Muslim perlu strategi bersaing yang tepat. Mengenai strategi
bersaing dengan dimensi diferensiasi, hasil survei tertinggi adalah kemampuan
berinovasi dalam kualitas produk. Percepatan dalam dunia digital mendorong
pelaku usaha UMKM fesyen muslim perlu terus berinovasi tanpa henti dan dalam
waktu yang cepat namun kualitas produk tetap dijaga. Ini adalah sebuah
konsekuensi pola usaha di dunia digital saat ini. Strategi bersaing menjadi kunci
untuk keberlanjutan dunia usaha UMKM fesyen muslim berbasis online, karena
produk yang ditawarkan hampir memiliki kesamaan dengan pesaing usaha lain dan
harus punya strategi yang inovatif dalam memasarkan dan inovatif produknya. Hal
ini sesuai dengan hasil survei pada dimensi fokus dengan variabel kecepatan
mengantisipasi tuntutan pasar, mengharuskan pelaku usaha UMKM fesyen muslim
dapat mengikuti trend, memprediksi trend atau menciptakan selera pasar dengan
dinamis.
159
Tabel 4.6
Outer model Kinerja Bisnis
No Simbol Kinerja Bisnis Outer loading factor
Volume Penjualan
63 KB11 Pencapaian target volume penjualan
tahun tertentu 0,892
64 KB12 Pertumbuhan penjualan sesuai target
tertentu 0,869
Tingkat Profitabilitas
65 KB21 Peningkatan pencapaian profitabilitas 0,889
66 KB22 Peningkatan pertumbuhan laba 0,831
Pangsa Pasar
67 KB31 Peningkatan pangsa pasar di Jawa Barat 0,760
68 KB32 Peningkatan pangsa pasar di Indonesia 0,732
Sumber: hasil olah data, 2018
Selanjutnya, hasil olah data variabel kinerja bisnis UMKM fesyen
muslim online di Jawa Barat menunjukkan bahwa semua outer loading factor
berkisar antara 0.732 sampai dengan 0.892. Dimensi pangsa pasar mencatat loading
factor terendah dan dimensi profitabilitas mencatat loading factor tertinggi. Hal ini
mengindikasikan bahwa dimensi volume penjualan memberikan kontribusi
tertinggi dalam pembentukan variabel strategi bersaing UMKM fesyen muslim
online dibandingkan dimensi pangsa pasar, dan dimensi volume penjualan. Secara
keseluruhan semua outer loading factors lebih besar dari angka 0.7 sehingga dapat
diterima dan valid karena lebih besar dari 0.7.
Hasil survey menunjukan pelaku usaha UMKM fesyen muslim untuk dimensi
volume penjualan, dengan variabel pencapaian target volume penjualan, menjadi
160
indikator penting dalam penilaian terhadap kinerja bisnis. Peningkatan omzet selain
menunjukan kinerja bisnis yang baik akan tetapi berpengaruh kepada jalannya
usaha dan keberlanjutan usaha UMKM feysen muslim kedepan. Untuk dimensi
tingkat profitabilitas dengan variabel peningkatan pencapaian profitabilitas, pelaku
usaha UMKM fesyen muslim dapat merencanakan pemekaran usaha menjadi lebih
besar dan menguasai pasar. Hal ini sejalan penilaian terhadap kinerja bisnis dengan
dimensi pangsa pasar dengan variabel peningkatan pangsa pasar di Jawa Barat.
Peningkatan pangsa pasar di Jawa Barat dimaksudkan bagaimana pelaku usaha
UMKM fesyen muslim dapat menguasai pasar domestik yang kongkrit dan secara
geografis dekat sehingga ada kemudahan dalam proses transaksi. Ini menjadi modal
dasar dalam operasional keberlanjutan usaha UMKM fesyen muslim dan
berdampak kepada menjaga kinerja bisnis kedepan.
4.3.2 Analisis Average Variance Extracted (AVE), Composite Reliability dan
Cronbach’s Alpha
Dalam menilai dan menganalisis elemen dari pembentuk variabel dalam
penelitian ini, ada tiga indikator yang harus dianalisis lebih dahulu, yaitu AVE,
Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha. Menurut kriteria, nilai AVE yang
dikatakan valid jika lebih besar dari angka 0,5 terutama pada penelitian yang
bersifat eksploratif. Hasil Average Variance Extracted (AVE) untuk model PLS
pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
161
Tabel 4.7 Average Variance Extracted (AVE)
No. VARIABEL AVE
1 KREASI NILAI 0,550
2 INOVASI PEMASARAN 0,512
3 KEUNIKAN SUMBER DAYA 0,579
4 STRATEGI BERSAING 0,605
5 KINERJA BISNIS 0,691
Sumber: hasil olah data, 2018
Tabel 4.12 memperlihatkan bahwa nilai Average Variance Extracted
(AVE) pada 5 variabel yang diobservasi dalam penelitian. Nilai AVE
mengindikasikan validitas dan fitness variabel. Tampak bahwa nilai AVE kelima
variabel berkisar antara 0,512 sampai dengan 0,691. Nilai AVE terendah dicatat
oleh variabel inovasi pemasaran dan tertinggi oleh variabel kinerja bisnis sebesar
0,753. Berdasarkan pada kriteria statistik, keseluruhan variabel harus bernilai di
atas 0,5, dengan demikian karena seluruh variabel memiliki nilai AVE di atas 0,5,
variabel-variabel tersebut dapat dikatakan reliable (chin, 2000)
Tabel 4.8 Composite Reliabilty
No. VARIABEL Composite
Reliability
1 KREASI NILAI 0,940
2 INOVASI PEMASARAN 0,956
3 KEUNIKAN SUMBER DAYA 0,947
4 STRATEGI BERSAING 0,955
5 KINERJA BISNIS 0,930
Sumber: hasil olah data, 2018
162
Hasil Uji composite reliabilty memperlihatkan bahwa seluruh nilai diatas
0,9 yang berarti bahwa seluruh variabel penelitian sudah reliable, karena sudah
diatas angka 0,700 Angka terendah dicatat oleh variabel kinerja bisnis, yaitu
sebesar 0,930 dan yang tertinggi dicatat oleh variabel inovasi pemasaran, yaitu
sebesar 0,956.
Nilai composite reliability yang tinggi pada kelima variabel diatas,
menunjukan nilai konsistensi dari masing-masing indikator dalam mengukur
konstruknya. Dari hasil survey terlihat bahwa angka tertinggi ada pada inovasi
pemasaran sehingga kekuatan penting dalam persoalan UMKM fesyen muslim
berbasis pemasaran digital. Tentunya definisi inovasi pemasaran terdapat
penekanan pada inovasi pemasaran berbasis teknologi digital (online). Namun hasil
uji composite reliabilty pada dimensi lainnya juga dianggap memiliki nilai
konsistensi sehingga berhasil dalam mengukur konstruknya.
Tabel 4.9 Cronbach’s Alpha
No. VARIABEL Cronbach’s Alpha
1 KREASI NILAI 0,931
2 INOVASI PEMASARAN 0,951
3 KEUNIKAN SUMBER DAYA 0,939
4 STRATEGI BERSAING 0,949
5 KINERJA BISNIS 0,912
Sumber: hasil olah data, 2018
Dari tabel 4.10 terlihat bahwa nilai cronbach’s Alpha semua variabel berada
di atas 0,9 yang artinya semua elemen pembentuk variabel sudah reliable atau
163
sudah memenuhi uji reliabilitas. Nilai cronbach alpha terendah dicatat pada
variabel kinerja bisnis, yaitu sebesar 0,912 dan yang tertinggi tercatat pada variabel
inovasi pemasaran, yaitu sebesar 0,951. Hasil ini secara keseluruhan juga
menunjukkan bahwa rata- rata nilai composite reliability lebih besar dari nilai
cronbach’s alpha. Artinya pertanyaan yang diajukan kepada pelaku UMKM fesyen
muslim sudah memenuhi uji reliabilitas.
4.4 Pengaruh Kreasi Nilai, Inovasi Pemasaran, Keunikan Sumber Daya,
Strategi Bersaing dan Kinerja Bisnis UMKM fesyen muslim online di
Jawa Barat.
Dalam menganalisis pengaruh simultan terdapat tiga variabel yang menjadi
acuan, yaitu variabel kreasi nilai, variabel inovasi pemasaran dan variabel keunikan
sumber daya. Dalam penelitian ini ditemukan pengaruh tidak langsung atau dengan
kata lain eksistensi variabel intervening yang menghubungkan 2 variabel. Variabel
intervening yang ditemukan dalam hubungan antar variabel berdasarkan hasil olah
data meliputi strategi bersaing dan variabel kinerja bisnis. Dari hasil perhitungan,
diketahui bahwa pengaruh variabel kreasi nilai, inovasi pemasaran dan keunikan
sumber daya melalui strategi bersaing secara serentak (simultan) sebesar 0,479 atau
47,9 persen dan signifikan pada tingkat 1 persen atau nilai probabilitas yang lebih
kecil dari 0,01 (99%).
164
Gambar 4.13 Model Struktural PLS
Kemudian, hasil statistik menunjukkan (Tabel 4.12 R Square Adjusted)
bahwa variabel strategi bersaing dan kinerja bisnis berpengaruh serentak (simultan)
sebesar 0,763 atau 76,3 persen dan signifikan pada tingkat 1 persen atau nilai
probabilitas yang lebih kecil dari 0,01 (99%).
Dalam menguji pengaruh antar variabel, penelitian ini menggunakan
metode bootstraping. Metode ini menggunakan beberapa kali pengulangan uji
165
sampel sampai dengan 500 kali sehingga memberikan hasil yang lebih akurat
daripada hasil uji melalui model path analysis biasa. Dari tabel 4.15 dapat dilihat
bahwa seluruh variabel dalam Partial Least Square (PLS) signifikan pada taraf 10
persen, 5 persen dan 1 persen.
Tabel 4.10 Pengaruh Antar Variabel UMKM Fesyen Muslim di Jawa Barat
(Inner Model)
Sumber: Hasil olah data, 2018
*** Signifikan pada Tingkat 1%
** Signifikan pada Tingkat 5%
* Signifikan pada Tingkat 10%
Dalam menganalisis pengaruh simultan terdapat lima variabel yang menjadi
acuan yaitu variabel kreasi nilai, variabel inovasi pemasaran, variabel keunikan
sumber daya, variabel strategi bersaing dan variabel kinerja bisnis. Hasil analisis
data ditemukan dua pengaruh simultan, yaitu pengaruh antara kreasi nilai, inovasi
pemasaran, dan keunikan sumber daya terhadap strategi bersaing dan pengaruh
antara strategi bersaing terhadap kinerja bisnis.
No Pengaruh Langsung Antar Variabel Koefisien dan
Signifikansi
1 Kreasi Nilai Strategi Bersaing 0,204***
2 Inovasi Pemasaran Strategi Bersaing 0,297***
3 Keunikan Sumber Daya Strategi Bersaing 0,443**
4 Strategi Bersaing Kinerja Bisnis 0,694***
166
Tabel 4.11 R Square Adjusted
Variabel R Square R Square Adjusted
Kreasi Nilai, Inovasi Pemasaran, Keunikan
Sumber Daya terhadap Strategi Bersaing 0,481 0,479***
Strategi Bersaing terhadap Kinerja Bisnis 0,766 0,763***
Sumber: Hasil olah data, 2018
*** Signifikan pada Tingkat 1%
** Signifikan pada Tingkat 5%
* Signifikan pada Tingkat 10%
Hasil perhitungan data pada tabel 4.12 menunjukan bahwa kreasi nilai,
inovasi pemasaran dan keunikan sumber daya secara serentak (simultan) 99%
diyakini berpengaruh terhadap strategi bersaing sebesar 47,9%. Sedangkan strategi
bersaing diyakini berpengaruh 99% terhadap kinerja bisnis sebesar 76,3%.
Terbentuknya R Square sebesar 47,9% secara simultan antara kreasi nilai,
inovasi pemasaran dan keunikan sumber daya terhadap strategi bersaing
menunjukan bahwa manfaat superior bagi pelanggan, domain bisnis, kemitraan
bisnis, produk, konsep pemasaran, teknologi pemasaran, asset berwujud, asset tidak
berwujud dan kapabilitas organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap
kepemimpinan biaya, diferensiasi dan fokus. Hal ini terbukti dengan adanya
pengaruh antara strategi bersaing terhadap kinerja bisnis sebesar 76,3% yang berarti
bahwa kepemimpinan biaya, diferensiasi dan fokus memiliki pengaruh sangat
signifikan terhadap volume penjualan, tingkat profitabilitas dan pangsa pasar.
167
4.4.1 Pengaruh Kreasi Nilai Terhadap Strategi Bersaing
Pengujian hipotesis pertama ditujukan untuk menguji pengaruh kreasi nilai
terhadap strategi bersaing UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.
Hasil pengujian ditampilkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.14 Hasil Pengujian Hipotesis 1
Pengaruh Kreasi Nilai Terhadap Strategi Bersaing
Pada bagian berikut akan dijelaskan hasil pengujian hipotesis 1, sebagai
berikut :
Tabel 4.12 Pengujian Hipotesis 1
Pengaruh Kreasi Nilai Terhadap Strategi Bersaing
Original
Sample (O)
Sample
Mean (M)
Standard
Deviation
(STDEV)
T Statistics
(|O/STDEV|) P Values Kesimpulan
KN SB 0,204*** 0,204 0,061 3,324 0,001 Hipotesis
didukung
Sumber: hasil olah data, 2018
0,204
168
Tabel 4.14 menunjukan bahwa variabel kreasi nilai berpengaruh terhadap
variabel strategi bersaing, mempunyai koefisien sebesar 0,204 (20,4%) dan terbukti
signifikan pada taraf 1 persen atau probablilitas dengan nilai lebih kecil dari 0.01
atau selang kepercayaan 99%.
Hasil penelitian menggunakan P value menunjukan bahwa kreasi nilai
berpengaruh signifikan terhadap strategi bersaing, sehingga hipotesis 1 (H1)
diterima. Dari variabel kreasi nilai, indikator manfaat superior bagi pelanggan
merupakan indikator yang memiliki kontribusi paling besar. Hal ini menjelaskan
bahwa manfaat superior bagi pelanggan sangat penting agar dapat berstrategi dalam
memenangkan persaingan antar sesama UMKM fesyen muslim online.
Konsep nilai pelanggan menjadi semakin menonjol sebagai faktor strategis
yang penting dalam mencapai keunggulan daya saing (Mele, 2007). Dalam
kenyataannya, pelanggan membeli produk karena produk tersebut memiliki nilai
dan memberikan kepuasan. Peteraf & Barney (2003) mengklaim bahwa perusahaan
memiliki keunggulan daya saing apabila dapat menciptakan nilai ekonomis yang
lebih daripada pesaingnya dalam pasar yang sama. Selain itu Barney (2008)
mendefinisikan keunggulan daya saing adalah kemampuan untuk menciptakan nilai
ekonomis yang lebih daripada yang diberikan pesaing. Penelitian Wu (2010)
menjelaskan bahwa keunggulan daya saing adalah kreasi nilai, menangkap nilai,
dan menjaga nilai.
Pengaruh signifikan kreasi nilai terhadap strategi bersaing juga adalah fakta
bahwa responden secara mayoritas setuju bahwa untuk menciptakan nilai
169
pelanggan yang superior, sebuah bisnis harus melihat dirinya sebagai penyedia
solusi yaitu lebih dari sekedar menjual produk atau layanan, namun juga melakukan
pengembangan produk baru, mengembangkan berbagai manfaat produk,
menerapkan standar mutu sesuai keinginan konsumen, juga memberikan informasi
dan update mengenai produk dan keunggulan produknya kepada konsumen.
Untuk membantu dan menjamin bahwa bakat-bakat kreatif dapat
berkembang, berhasil secara ekonomi, dan berdaya saing secara luas, peran
pemerintah sebagai katalis sangat dibutuhkan. Pemerintah sebagai katalis bekerja
sama dengan sektor swasta, akademisi mengembangkan industri kreatif.
4.4.2 Pengaruh Inovasi Pemasaran terhadap Strategi Bersaing
Pengujian hipotesis kedua ditujukan untuk menguji pengaruh inovasi
pemasaran terhadap strategi bersaing UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.
Hasil pengujian ditampilkan pada gambar dibawah ini.
170
Gambar 4.15
Hasil Pengujian Hipotesis 2
Pengaruh Inovasi Pemasaran terhadap Strategi Bersaing
Pada bagian berikut akan dijelaskan hasil pengujian hipotesis 2, sebagai
berikut:
Tabel 4.13 Pengujian Hipotesis 2
Pengaruh Inovasi Pemasaran terhadap Strategi Bersaing
Original
Sample (O)
Sample
Mean (M)
Standard
Deviation
(STDEV)
T Statistics
(|O/STDEV|)
P
Values Kesimpulan
IP --> SB 0,297*** 0,292 0,080 3,730 0,000 Hipotesis
didukung
Sumber: hasil olah data, 2018
Tabel 4.13 menunjukan bahwa variabel inovasi pemasaran berpengaruh
terhadap variabel strategi bersaing, mempunyai koefisien sebesar 0,297 (29,7%)
0,297
171
dan terbukti signifikan pada taraf 1 persen atau probablilitas dengan nilai lebih kecil
dari 0,01 atau selang kepercayaan 99%
Hasil penelitian dan perhitungan P value menunjukan bahwa inovasi
pemasaran berpengaruh signifikan terhadap strategi bersaing, dengan demikian
hasil pengujuan hipotesis 2 (H1) diterima. Dari variabel inovasi pemasaran,
indikator konsep pemasaran dan variabel teknologi pemasaran merupakan indikator
yang memiliki kontribusi paling besar. Hal ini menjelaskan bahwa konsep
pemasaran dan teknologi pemasaran sangat penting agar dapat berstrategi dalam
memenangkan persaingan antar sesama UMKM fesyen muslim online.
Inovasi pemasaran meliputi perubahan signifikan dalam desain produk yang
merupakan konsep pemasaran baru, perubahan desain produk disini mengacu pada
perubahan dalam bentuk produk dan penampilan yang tidak mengubah produk
fungsional atau petunjuk karakteristik. Contoh inovasi pemasaran dalam desain
produk fesyen muslim adalah implementasi dari perubahan dalam desain yang
dapat memberikan tampilan baru dan memperluas daya tariknya. Inovasi dalam
desain produk juga dapat mencakup pengenalan signifikan perubahan bentuk,
penampilan, kemasan atau aksesoris produk fesyen muslim dalam rangka
menargetkan segmen baru pelanggan.
Hasil penelitian terhadap responden UMKM fesyen muslim online terhadap
inovasi pemasaran, indikator konsep pemasaran yaitu penggunaan sosial media dan
media elektronik dalam promosi secara efektif berpengaruh paling dominan
diantara indikator yang lain. Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kaliappen & Hilman (2014) menjelaskan mengenai dampak inovasi pelayanan
172
terhadap strategi diferensiasi dan kinerja bisnis. Edgett, et al,. (1992), dan Brown
& Eisenhardt (1995) mengemukakan bahwa saat ini, inovasi memiliki peran utama
dalam kinerja perusahaan. Inovasi yang dimaksud mencakup mencipta, memilih
dan mengembangkan atau meningkatkan produk, proses dan teknologi. Pengunaan
teknologi baru, penciptaan komersialisasi atau memasarkan produk baru tersebut
dan merancang proses produksi yang inovatif, serta perusahaan dapat memecahkan
masalah persaingan secara efektif.
Naidoo (2010) menyatakan bahwa orientasi pasar merangsang adopsi
inovasi pemasaran sehingga meningkatkan keunggulan daya saing perusahaan dan
membantu perusahaan bertahan dalam krisis. Untuk pembuktian, peneliti tersebut
juga mengembangkan model konseptual yang menghubungkan orientasi pasar,
inovasi pasar, strategi bersaing, kinerja perusahaan dan menemukan bahwa inovasi
pasar mempengaruhi strategi bersaing dan membantu perusahaan bertahan dalam
krisis dengan meningkatkan kinerja perusahaan.
Kondisi UMKM fesyen muslim online saat ini ditinjau dari sisi inovasi
pemasaran, pemanfaatan teknologinya sudah digunakan namun belum
dimaksimalkan dan terintegrasi dalam sebuah system termasuk masih kurang dari
sisi kreativitas konten.
4.4.3 Pengaruh Keunikan Sumber Daya terhadap Strategi Bersaing
Pengujian hipotesis ketiga ditujukan untuk menguji pengaruh keunikan
sumber daya terhadap strategi bersaing UMKM fesyen muslim online di Jawa
Barat. Hasil pengujian ditampilkan pada gambar dibawah ini.
173
Gambar 4.16
Hasil Pengujian Hipotesis 3
Pengaruh Keunikan Sumber Daya terhadap terhadap Strategi Bersaing
Variabel keunikan sumber daya terhadap variabel strategi bersaing
mempunyai koefisien pengaruh sebesar 0,443 (44,3%) dan terbukti signifikan pada
taraf 1 persen atau probablilitas dengan nilai lebih kecil dari 0,01 (99%).
Tabel 4.14 Pengujian Hipotesis 3
Pengaruh Keunikan Sumber Daya terhadap Strategi Bersaing
Original
Sample (O)
Sample
Mean (M)
Standard
Deviation
(STDEV)
T Statistics
(|O/STDEV|)
P
Values Kesimpulan
KS -> SB 0,443*** 0,450 0,063 7,032 0,000 Hipotesis
didukung
Sumber: hasil olah data, 2018
Hasil penelitian dan perhitungan P value menunjukan bahwa keunikan
sumber daya berpengaruh signifikan terhadap strategi bersaing, sehingga (H1) pada
0,443
174
hipotesis 3 dapat diterima. Dari variabel keunikan sumber daya, indikator aset tidak
berwujud merupakan indikator yang memiliki kontribusi paling besar. Hal ini
menjelaskan bahwa aset tidak berwujud sangat penting agar dapat berstrategi dalam
memenangkan persaingan antar sesama UMKM fesyen muslim online.
Temuan dari hasil penelitian, nilai indikator tertinggi dari aset tidak
berwujud adalah melakukan peningkatan dan pengembangan proses bisnis, hal ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh John O. Okpara (2013) yang
menyatakan pengelolaan dan keterampilan manajerial adalah kunci bagi
perusahaan yang ingin mencapai keunggulan kompetitif. Penelitian lain mengenai
keunikan sumber daya yang sesuai hasilnya adalah penelitian Encep Supandi
(2017) yaitu kepemilikan terhadap keunikan sumber daya menjadi sebuah
competitive advantage yang sulit dimiliki oleh perusahaan yang lain, sehingga
setiap UMKM fesyen muslim online harus memiliki keunikan sumber daya sebagai
daya saing perusahaan dalam memenangkan kompetisi terutama secara online
dimana hampir semua produk yang dibuat hampir mirip.
Setiap UMKM fesyen muslim online harus menciptakan dan terus
melakukan evaluasi terhadap pengembangan dan peningkatan proses bisnis secara
rutin, untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari perusahaan. Benchmarking
menjadi salah satu alternatif untuk evaluasi terhadap kemampuan daya saing
perusahaan.
175
4.4.4 Pengaruh Strategi Bersaing terhadap Kinerja Bisnis
Pengujian hipotesis keempat ditujukan untuk menguji pengaruh strategi
bersaing terhadap kinerja bisnis UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.
Hasil pengujian ditampilkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.17
Hasil Pengujian Hipotesis 4
Pengaruh Strategi Bersaing terhadap Kinerja Bisnis
Pengaruh variabel strategi bersaing terhadap variabel kinerja bisnis
mempunyai koefisien sebesar 0.694 (69,4%) dan terbukti signifikan pada taraf 1
persen atau probablilitas dengan nilai lebih kecil dari 0.01 (99%).
0,694
176
Tabel 4.15 Pengujian Hipotesis 4
Pengaruh Strategi Bersaing terhadap Kinerja Bisnis
. Sumber: Hasil olah data, 2018
Hasil penelitian menunjukan variabel strategi bersaing UMKM fesyen
muslim online berpengaruh paling signifikan. Hasil pengujian dengan P value
mendukung hipotesis 4 maka (H1) diterima. Dari variabel strategi bersaing terhadap
variabel kinerja bisnis, indikator diferensiasi adalah indikator yang paling
mempengaruhi variabel strategi bersaing terhadap variabel kinerja bisnis.
Penelitian Helms et al, (1997) memiliki kesamaan dalam analisis strategi
bersaing terutama indikator diferensiasi pada dimensi inovasi dalam kualitas
produk, namun terdapat penekanan adanya efisiensi dalam berinovasi menjadi
penting. Menciptakan inovasi yang berbeda menjadi nilai yang penting bagi
pelanggan.
Hasil penelitian Yan (2010) dengan menggunakan variabel yang sama, yaitu
strategi bersaing dan kinerja bisnis juga mendukung penelitian ini, menurutnya
strategi bersaing penting untuk mencapai keunggulan daya saing yang
mempengaruhi kinerja bisnis.
UMKM fesyen muslim online yang memperoleh dan memelihara perbedaan
dalam berinovasi untuk kualitas produk memiliki nilai rata-rata yang tinggi dan
pengaruh pada kinerja bisnis. Kualitas produk menjadi acuan untuk mengukur nilai
Original
Sample (O)
Sample
Mean (M)
Standard
Deviation
(STDEV)
T Statistics
(|O/STDEV|)
P
Values Kesimpulan
SB -> KB 0,694*** 0,694 0,043 16,282 0,000 Hipotesis
didukung
177
kepuasan konsumen, sehingga peran inovasi dalam strategi bersaing menjadi
penting dalam mendukung diferensiasi pada strategi bersaing UMKM fesyen
muslim online.
4.4.5 Pengaruh Kreasi Nilai terhadap Kinerja Bisnis melalui Strategi Bersaing
Pengujian hipotesis kelima ditujukan untuk menguji pengaruh tidak langsung
kreasi nilai terhadap kinerja bisnis melalui strategi bersaing pada UMKM fesyen
muslim online di Jawa Barat. Gambar berikut menampilkan diagram jalur hasil
pengujian hipotesis tersebut.
Gambar 4.18
Hasil Pengujian Hipotesis 5
Pengaruh Kreasi Nilai terhadap Kinerja Bisnis melalui Strategi Bersaing
Pengaruh variabel kreasi nilai terhadap variabel kinerja bisnis melalui
strategi bersaing mempunyai koefisien sebesar 0,142 (14,2%) dan terbukti
178
signifikan pada taraf 1 persen atau probablilitas dengan nilai lebih kecil dari 0,01
(99%).
Tabel 4.16 Pengaruh Tidak Langsung Kreasi Nilai terhadap Kinerja
Bisnis melalui Strategi Bersaing
Sumber: hasil olah data, 2018
Hasil pengujian hipotesis kelima, yaitu pengaruh tidak langsung kreasi nilai
terhadap kinerja bisnis melalui strategi bersaing memiliki nilai koefisien yang lebih
kecil yaitu 0,142 atau 14,20% dibandingkan dengan hasil pengujian pengaruh
langsung kreasi nilai terhadap strategi bersaing yaitu sebesar 0,204 atau 20,40%.
Artinya kreasi nilai pada UMKM fesyen muslim lebih berpengaruh terhadap
strategi bersaing dibandingkan dengan kinerja bisnis melalui strategi bersaing.
4.4.6 Pengaruh Inovasi Pemasaran terhadap Kinerja Bisnis melalui Strategi
Bersaing
Pengujian hipotesis ke enam ditujukan untuk menguji pengaruh tidak
langsung inovasi pemasaran terhadap kinerja bisnis melalui strategi bersaing pada
UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat. Gambar berikut menampilkan
diagram jalur hasil pengujian hipotesis tersebut.
Original
Sample (O)
Sample
Mean (M)
Standard
Deviation
(STDEV)
T Statistics
(|O/STDEV|)
P
Values Kesimpulan
KNKB
melalui
SB
0,142*** 0,141 0,043 3,284 0,001 Hipotesis
didukung
179
Gambar 4.19
Hasil Pengujian Hipotesis 6
Pengaruh Inovasi Pemasaran terhadap Kinerja Bisnis melalui
Strategi Bersaing
Pengaruh variabel inovasi pemasaran terhadap variabel kinerja bisnis
melalui strategi bersaing mempunyai koefisien sebesar 0,206 (20,6%) dan terbukti
signifikan pada taraf 1 persen atau probabilitas dengan nilai lebih kecil dari 0,01
(99%).
Tabel 4.17 Pengaruh Inovasi Pemasaran Terhadap Kinerja Bisnis
Melalui Strategi Bersaing
Sumber: hasil olah data, 2018
Original
Sample (O)
Sample
Mean (M)
Standard
Deviation
(STDEV)
T Statistics
(|O/STDEV|)
P
Values Kesimpulan
IPKB
melalui
SB
0,206*** 0,203 0,058 3,584 0,000 Hipotesis
didukung
180
Hasil pengujian hipotesis keenam, yaitu pengaruh tidak langsung inovasi
pemasaran UMKM fesyen muslim terhadap kinerja bisnis melalui strategi bersaing
memiliki nilai koefisien yang lebih kecil yaitu 0,206 atau 20,60% dibandingkan
dengan hasil pengujian pengaruh langsung inovasi pemasaran terhadap strategi
bersaing yaitu sebesar 0,297 atau 29,70%. Artinya inovasi pemasaran lebih
berpengaruh terhadap strategi bersaing dibandingkan dengan terhadap kinerja
bisnis melalui strategi bersaing.
4.4.7 Pengaruh Keunikan Sumber Daya terhadap Kinerja Bisnis melalui
Strategi Bersaing
Pengujian hipotesis ke tujuh ditujukan untuk menguji pengaruh tidak
langsung keunikan sumber daya terhadap kinerja bisnis melalui strategi bersaing
pada UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.
Gambar 4.20
Hasil Pengujian Hipotesis 7
Pengaruh Keunikan Sumber Daya terhadap Kinerja Bisnis melalui
Strategi Bersaing
181
Pengaruh variabel inovasi pemasaran terhadap variabel kinerja bisnis
melalui strategi bersaing mempunyai koefisien sebesar 0,307 (30,70%) dan terbukti
signifikan pada taraf 1 persen atau probablilitas dengan nilai lebih kecil dari 0,01
(99%).
Tabel 4.18 Pengaruh Keunikan Sumber Daya terhadap Kinerja Bisnis
melalui Strategi Bersaing
sumber: hasil olah data, 2018
Hasil pengujian hipotesis ketujuh, yaitu pengaruh tidak langsung keunikan
sumber daya terhadap kinerja bisnis melalui strategi bersaing memiliki nilai
koefisien yang lebih kecil yaitu 0,307 atau 30,70% dibandingkan dengan hasil
pengujian pengaruh langsung keunikan sumber daya terhadap strategi bersaing
yaitu sebesar 0,443 atau 44,30%. Artinya keunikan sumber daya lebih berpengaruh
terhadap strategi bersaing dibandingkan dengan terhadap kinerja bisnis melalui
strategi bersaing.
4.4.8 Pengaruh Kreasi Nilai, Inovasi Pemasaran, Keunikan Sumber Daya
terhadap Kinerja Bisnis melalui Strategi Bersaing.
Pengujian hipotesis kedelapan ditujukan untuk menguji pengaruh langsung
dan tidak langsung kreasi nilai terhadap kinerja bisnis melalui strategi bersaing,
Original
Sample (O)
Sample
Mean (M)
Standard
Deviation
(STDEV)
T Statistics
(|O/STDEV|)
P
Values Kesimpulan
KSKB
melalui
SB
0,307*** 0,313 0,050 6,110 0,000 Hipotesis
didukung
182
inovasi pemasaran terhadap kinerja bisnis melalui strategi bersaing, keunikan
sumber daya terhadap kinerja bisnis melalui strategi bersaing UMKM fesyen
muslim online di Jawa Barat. Hasil pengujian ditampilkan pada gambar dibawah
ini.
Gambar 4.21
Pengaruh Kreasi Nilai, Inovasi Pemasaran, Keunikan Sumber Daya
terhadap Kinerja Bisnis melalui Strategi Bersaing
Gambar 4.22 menunjukan bahwa keunikan sumber daya dapat optimal
dihasilkan melalui strategi bersaing dengan nilai koefisien 0,307 dan P Values 0,00
atau selang kepercayaan 99% dibandingkan dengan nilai inovasi pemasaran melalui
strategi bersaing dengan nilai koefisien 0,206. Kreasi nilai memiliki nilai terendah
melalui strategi bersaing yaitu dengan nilai koefisien 0,142 dengan selang
kepercayaan 99%.
183
Tabel 4.19 Pengaruh langsung dan tidak langsung model kinerja bisnis
Hubungan Variabel Koefisien P values
Pengaruh Langsung
Kreasi Nilai Strategi Bersaing 0,204*** 0,001
Inovasi Pemasaran Strategi Bersaing 0,297*** 0,000
Keunikan Sumber Daya Strategi Bersaing 0,443*** 0,000
Strategi Bersaing Kinerja Bisnis 0,694*** 0,000
Pengaruh Tidak Langsung
Kreasi Nilai Kinerja Bisnis melalui Strategi Bersaing 0,142*** 0,001
Inovasi Pemasaran Kinerja Bisnis melalui Strategi
Bersaing
0,206*** 0,000
Keunikan Sumber Daya Kinerja Bisnis melalui
Strategi Bersaing
0,307*** 0,000
Sumber: hasil olah data, 2018
*** signifikan pada tingkat 1%
** signifikan pada tingkat 5%
* signifikan pada tingkat 10%
Hal tersebut berbeda pada saat strategi bersaing memberikan pengaruh
langsung pada kinerja bisnis dengan nilai koefisien 0,94. Dan signifikan pada
tingkat 99%. Kreasi nilai memiliki nilai koefisien lebih tinggi apabila langsung
berpengaruh terhadap strategi bersaing yaitu dengan nilai koefisien 0,204
dibandingkan pengaruh tidak langsung terhadap kinerja bisnis melalui strategi
bersaing dengan nilai koefisien 0,142.
Inovasi pemasaran memiliki pengaruh yang lebih kecil terhadap kinerja
bisnis melalui strategi bersaing yaitu dengan nilai koefisien 0,206 dibandingkan
dengan pengaruh langsung dengan strategi bersaing sebesar 0,297. Keunikan
184
sumber daya memiliki pengaruh yang lebih besar nilai koefisiennya apabila
langsung melalui strategi bersaing yaitu dengan nilai koefisien 0,443 dibandingkan
dengan pengaruhnya terhadap kinerja bisnis melalui startegi bersaing yaitu dengan
nilai koefisien 0,307.
Dimensi yang paling berpengaruh terhadap variabel kreasi nilai adalah
manfaat superior bagi pelanggan yaitu memberikan update informasi tentang
keunggulan produk kepada konsumen.
Dari uraian hipotesis-hipotesis di atas maka penelitian ini menunjukan
bahwa pengaruh langsung kreasi nilai, inovasi pemasaran dan keunikan sumber
daya terhadap strategi bersaing juga pengaruh strategi bersaing terhadap kinerja
bisnis adalah pengaruh dengan nilai koefisien terbesar dibandingkan dengan
pengaruh-pengaruh tidak langsung kreasi nilai, inovasi pemasaran dan keunikan
sumber daya terhadap kinerja bisnis melalui strategi bersaing.
4.5 Novelty Penelitian
Berdasarkan temuan penelitian di atas, maka terungkap novelty dalam
penelitian ini sebagai berikut :
185
Gambar 4.22
Model Strategi Bersaing UMKM Fesyen Muslim Online di Jawa Barat
Temuan dalam penelitian ini menghasilkan novelty yang diberi nama
“Model strategi bersaing UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat”. Novelty
penelitian ini mengungkapkan bahwa untuk mencapai kinerja bisnis yang
superior, UMKM fesyen muslim online harus merumuskan dan
mengimplementasikan strategi bersaing yang tepat dan didukung oleh kreasi
nilai dan inovasi pemasaran serta sumber daya yang unik berupa peningkatan
dan pengembangan proses bisnis.
4.6 Usulan Penerapan Temuan Penelitian
Hasil novelty dapat digunakan untuk menyusun formula pemecahan
masalah dalam upaya meningkatkan kinerja bisnis UMKM fesyen muslim online
melalui peningkatan strategi bersaing yang didorong oleh pengembangan kreasi
nilai, pengembangan inovasi pemasaran, dan peningkatan keunikan sumberdaya,
186
yang diuraikan melalui lima aspek utama yaitu tujuan pemecahan masalah,
pemetaan strategi, perumusan strategi operasional, rencana tindakan, serta evaluasi
dan pengendalian. Tahapan pemecahan masalah secara lengkap diuraikan sebagai
berikut.
4.6.1 Usulan Penerapan Kreasi Nilai
Berdasarkan tabel 4.21 terdapat tiga langkah prioritas dimana langkah
tersebut memiliki nilai kefisien kontribusi terbesar meliputi: (1). Memberikan
update informasi, (2). Melakukan pengembangan hubungan baik dengan pelanggan
dalam meningkatkan loyalitas pelanggan. (3). Meningkatkan kemampuan
perusahaan dalam meningkatkan penjualan melalui strategi pemasaran yang tepat.
Koefisien loading factor dijadikan langkah prioritas dan menjadi koefisien
kontribusi pengaruh terhadap strategi bersaing karena nilai koefisien loading factor
menandakan kuatnya hubungan indikator terhadap variabel Assaker et al., (2012).
Hal ini menunjukan bahwa kreasi nilai membutuhkan proses evaluasi yang
mendalam dan berkala. Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap manfaat superior,
domain bisnis dan kinerja bisnis. Prioritas selanjutnya adalah melakukan evaluasi
terhadap pemanfaatan jasa pihak lain untuk membantu pemasaran dalam promosi
produk baru.
Tabel 4.20 Pemetaan Strategi Bersaing dari Kreasi Nilai.
Pemetaan
Strategi Langkah Prioritas
Koefisien
Kontribusi
Pengaruh
Meng update informasi keunggulan produk 0,847
187
Pengembangan
Kreasi Nilai
Pengembangan Hubungan baik dengan
pelanggan
0,795
Peningkatan kemampuan perusahaan melalui
strategi pemasaran yang tepat
0,791
Sumber: hasil olah data, 2018
Hasil penelitian kuantitatif menunjukkan bahwa kreasi nilai turut
memberikan kontribusi dalam mempengaruhi strategi bisnis pada UMKM
fesyen muslim online di Jawa Barat. Dalam hal ini UMKM fesyen muslim
online perlu meningkatkan/memperbaiki kemampuan yang berkaitan dengan:
a. Manfaat yang superior bagi pelanggan, dengan selalu mengembangkan
produk baru, dengan berbagai manfaat yang sesuai dengan harapan
konsumen, juga menerapkan standar mutu yang sesuai dengan
memberikan informasi tentang produknya melalui berbagai media dan
meng-update informasinya keunggulan produknya kepada konsumen.
Kemudahan online dalam mengakses, mengupdate informasi serta
merespon dengan cepat, UMKM fesyen muslim telah memenuhi harapan
pelanggan.
b. Domain bisnis, dengan menciptakan karakteristik atau kekhasan produk
yang berbeda dengan produk pesaing, melakukan pemenuhan order yang
tepat waktu dan meningkatkan pemahaman perusahaan atas trend produk
dimasa yang akan datang, dan juga meningkatkan kemampuan
perusahaan dalam meningkatkan penjualan melalui strategi pemasaran
yang tepat. UMKM fesyen online telah memanfaatkan sisi teknologi
dalam memenuhi target ketepatan waktu dan peningkatan atas trend
produk melalui pemanfaatan jaringan social media.
188
c. Kemitraan bisnis, dengan melakukan pengembangan hubungan baik
dengan pelanggan dalam meningkatkan loyalitas, mengembangkan
jaringan bisnis, melakukan kerjasama yang handal dengan mitra, dan
memanfaatkan jasa pihak lain untuk membantu pemasaran dalam
promosi produk baru. Beberapa UMKM fesyen muslim membangun
kemitraan dengan pelanggan melalui personal branding ataupun
memanfaatkan testimoni untuk membangun kepercayaan terhadap
pelanggan, tentunya dengan menafaatkan jejaring social media sehingga
secara tidak langung membantu dalam pemasaran.
4.6.2 Usulan Penerapan Inovasi Pemasaran
Berdasarkan tabel 4.19 terdapat tiga langkah prioritas dimana langkah
tersebut memiliki koefisien kontribusi terbesar, meliputi: (1) Konsep pemasaran,
dan (2) Teknologi pemasaran.
Tabel 4.21 Pemetaan Strategi Bersaing dari Inovasi Pemasaran.
Pemetaan Strategi Langkah Prioritas
Koefisien
Kontribusi
Pengaruh
Pengembangan Inovasi
Pemasaran
Penggunaan sosial media dalam promosi 0,807
Pengaruh media sosial terhadap aktivitas
penjualan 0,807
Memanfaatkan influencer dalam
memasarkan produk 0,793
Sumber: Hasil Olah Data, 2018
Hasil penelitian kuantitatif menunjukkan bahwa inovasi pemasaran
memiliki pengaruh yang cukup besar dalam meningkatan strategi bersaing dan
189
kinerja bisnis UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat. Dalam hal ini
UMKM fesyen muslim online perlu meningkatkan/ memperbaiki aspek berikut
ini :
a. Produk, dalam aspek produk manajemen disarankan membuat produk
yang unik dan memiliki kelebihan juga berkualitas, selain itu disarankan
pula untuk melakukan promosi penjualan ditempat yang banyak
dikunjungi oleh calon pembeli potensial dengan cara pemasaran online
dan offline, yang tidak kalah penting juga memanfaatkan riset pasar dan
menciptakan produk baru untuk mendapatkan pasar yang baru. Ditengah
persaingan perdagangan dunia online saat ini, membuat keunikan produk,
keunikan berpromosi melalui kekuatan kata kata ataupun kekuatan
visualisasi, mendorong terciptanya pasar baru.
b. Konsep pemasaran, menyusun “pesan pemasaran” yang tepat, mengenali
daya tarik konsumen dalam pembelian ternyata merupakan aspek yang
penting yang dimanfaatkan UMKM fesyen muslim dalam konsep
pemasaran, selain juga penggunaan sosial media dalam berpromosi dan
pemasaran dan pemanfaatan selebgram dan brand ambassador dalam
memasarkan produk.
c. Teknologi pemasaran, dalam aspek teknologi, pemanfaatan e-commerce
dalam memasarkan produk, menciptakan lingkungan digital dalam
aktivitas penjualan ternyata cukup penting selain memanfaatkan media
digital online untuk mendapatkan informasi tentang konsumen,
penggunaan smartphone untuk memasarkan produk secara online kepada
190
konsumen dengan lebih efektif dan efisien meskipun ada kemungkinan
resiko sosial yang timbul akibat dampak dari review atau penilaian
negatif tentang produk oleh konsumen, namun penggunaan sosial media
mendekatkan penjual dengan konsumen secara psikologis melalui
interaksi online. Melihat survey dalam penelitian ini, mayoritas dalam
perdagangan fesyen muslim ini adalah perempuan, dimana penggunaan
smartphone sangat dekat dengan kehidupan perempuan terutama
berkaitan dengan trend dan gaya hidup. Sehingga tidak begitu kesulitan
ketika para pelaku industri fesyen ini dalam memanfaatkan fasilitas ini
untuk memasarkan produknya.
4.6.3 Usulan Penerapan Keunikan Sumber Daya
Berdasarkan tabel 4.20 terdapat empat langkah prioritas dimana langkah
tersebut memiliki koefisien kontribusi terbesar, meliputi: (1) Pengembangan bisnis
proses, (2) Peningkatan budaya kerja. (3) Peningkatan kualiatas pegawai dan (4)
Pengembangan informasi tentang profil bisnis.
Tabel 4.22 Pemetaan Strategi Bersaing dari Sumber Daya.
Pemetaan Strategi Langkah Prioritas Koefisien Kontribusi
Pengaruh
Pengembangan
Sumber Daya
Pengembangan bisnis
proses
0,832
Peningkatan budaya
kerja
0,828
191
Peningkatan kualitas
pegawai
0,813
Pengembangan
informasi profile bisnis
0,807
Sumber: Hasil Olah Data, 2018
Hasil penelitian kuantitatif menunjukkan bahwa keunikan sumber daya
turut memberikan kontribusi dalam peningkatan strategi bersaing dan kinerja
bisnis pada UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat. Dalam hal ini
manajemen UMKM fesyen muslim online perlu meningkatkan/ memperbaiki
kemampuan untuk mengadaptasi aspek berikut ini :
a. Aset berwujud, yaitu melakukan pengembangan fasilitas alat produksi
dan peningkatan kualitas terhadap bahan baku, juga melakukan
pengembangan sarana dan prasarana yang memadai. Selain itu perlu
dilakukan perluasan jaringan melalui penambahan outlet atau showroom
juga melakukan perluasan pemasaran melalui pengembangan teknologi.
Pengembangan teknologi digital dapat membantu mengurangi
pembangunan outlet atau showroom secara fisik. Melalui market place
memungkinkan membantu UMKM untuk mengurangi resiko dalam
berinvestasi pada asset fisik, dimana membutuhkan biaya besar.
b. Aset tidak berwujud, yaitu melakukan pengembangan citra perusahaan,
informasi tentang profil bisnis dan program peningkatan kualitas merek
juga program peningkatan kualitas pegawai dan pengembangan proses
bisnis. Dalam dunia digital saat ini, penggunaan brand, merek, citra
perusahaan menjadi penting dalam membangun sebuah identitas dalam
192
memasarkan produk. Ditengah persaingan global dalam jaringan, maka
pengembangan UMKM memiliki identitas perusahaan atau produk
menjadi bagian penting dalam elemen pemasaran.
c. Kapabilitas organisasi, yaitu melakukan pengembangan karir pegawai,
peningkatan dan pengembangan budaya kerja juga pengembangan
program pendidikan dan pelatihan karyawan.
4.6.4 Usulan Penerapan Strategi Bersaing
Berdasarkan tabel 4.21 terdapat tiga langkah prioritas dimana langkah
tersebut memiliki koefisien kontribusi terbesar, meliputi: (1) kepemimpinan biaya,
(2) diferensiasi (3) fokus.
Tabel 4.23 Pemetaan Strategi Bersaing
Pemetaan Strategi Langkah Prioritas Koefisien Kontribusi
Pengaruh
Pengembangan
Strategi Bersaing
Melakukan inovasi dalam
kualitas produk
0,865
Pengembangan variasi produk 0,845
Menciptakan keunggulan produk
yang berbeda
0,834
Menciptakan kemudahan bagi
pelanggan untuk mendapatkan
pelayanan
0,830
Sumber: Hasil Olah Data, 2018
Hasil penelitian kuantitatif menunjukkan bahwa strategi bersaing
memberikan kontribusi yang paling tinggi dalam mempengaruhi kinerja
bisnis UMKM fesyen muslim digital di Jawa Barat. Dalam hal ini UMKM
193
fesyen muslim digital perlu meningkatkan/memperbaiki kemampuan yang
berkaitan dengan :
a. Strategi kepemimpinan biaya, dalam menentukan biaya operasional
yang efisien, menentukan harga yang lebih kompetitif, memanfaatkan
marketplace, meminimalisir biaya promosi dengan memilih
menggunakan media digital, juga mempersingkat saluran distribusi
melalui penggunaan media digital online. Para UMKM fesyen muslim
sangat diuntungkan dengan adanya marketplace karena dapat
mengefisienkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan.
b. Strategi diferensiasi, UMKM fesyen muslim melakukan inovasi dalam
desain dan kualitas produk, menciptakan keunggulan produk dan
pengembangan variasi yang lebih dibanding pesaing, menciptakan
kemudahan bagi pelanggan untuk mendapatkan pelayanan serta
melakukan implementasi teknologi terkini.
c. Strategi fokus, UMKM fesyen muslim mengantisipasi tuntutan pasar
dalam hal pemasaran, mengadaptasi teknologi terbaru, juga memenuhi
permintaan order sesuai harapan dan keinginan konsumen.
4.6.5 Usulan Penerapan Kinerja Bisnis
Berdasarkan tabel 4.22 terdapat tiga langkah prioritas dimana langkah
tersebut memiliki koefisien kontribusi terbesar, meliputi: (1) Peningkatan Volume
Penjualan, (2) Peningkatan Profitabilitas (3) Pertumbuhan penjualan sesuai target.
194
Tabel 4.24 Pemetaan Strategi Bersaing dari Kinerja Bisnis.
Pemetaan Strategi Langkah Prioritas
Koefisien
Kontribusi
Pengaruh
Pengembangan
Kinerja Bisnis
Mencapai volume penjualan
sesuai target
0,892
Mencapai laba sesuai target. 0,889
Mencapai pertumbuhan penjualan
sesuai target
0,869
Sumber: Hasil Olah Data, 2018
Hasil penelitian kuantitatif menunjukkan bahwa kinerja bisnis berpengaruh
terutama ada dalam pencapaian volume penjualan, namun penguasaan pangsa pasar
fesyen muslim di Indonesia terutama di Jawa Barat, masih belum mencapai angka
superior. Sehingga diperlukan adanya evaluasi terutama pihak UMKM agar dapat
mencapai kinerja sesuai target.
Dalam hal ini UMKM fesyen muslim digital perlu meningkatkan /
memperbaiki kemampuan yang berkaitan dengan :
a. Volume penjualan, untuk dapat mencapai volume penjualan yang sesuai
target, UMKM fesyen muslim online harus mampu beradaptasi dengan
perubahan kondisi market dan selera pasar yang dinamis, kemampuan
manajemen yang baik tercermin dari ketepatan jadwal, anggaran dan
spesifikasi.
b. Tingkat profitabilitas, kineja bisnis yang berhasil mampu membedakan
pengukuran efisiensi dan efektifitas yang berkaitan dengan manajemen.
195
Indikator kinerja bisnis yang baik adalah adanya pertumbuhan tingkat
profitabilitas.
c. Pangsa pasar, teknologi digital sangat memungkinkan UMKM fesyen
muslim online untuk memperluas pangsa pasarnya. Ditambah lagi para
pengguna fesyen muslim sekarang ini sudah semakin banyak dan
semakin luas segmen nya.