bab iv deskripsi, analisis data, interpretasi hasil ...repository.unj.ac.id/1380/4/bab iv.pdf ·...
TRANSCRIPT
132
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS,
DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum
Penelitian ini dilakukan di kelompok B2 BKB PAUD Melati Putih,
Kayu Putih yang terletak di Jalan Kikir, Kayu Putih Jakarta Timur. BKB
Melati Putih merupakan lembaga pendidikan nonformal anak usia dini.
PAUD Melati Putih didirikan dengan tujuan untuk mencerdaskan dan
membentuk kepribadian yang mandiri, cerdas dan berakhlak baik
anak-anak warga RW 04 dan sekitarnya.
Kegiatan pembelajaran di PAUD Melati Putih dilaksanakan di
Gedung RW 04. Pelaksanaan kelompok kelas B2 yang merupakan
tempat responsden penelitian melaksanakan waktu belajar dengan
jumlah total keseluruhan peserta didik sebanyak 36 anak, yaitu pada
hari Senin, Rabu, dan Jumat mulai pukul 10.30 sampai dengan pukul
12.00.
132
133
Gambar 4
Pintu Masuk Ruang kelas BKB PAUD Melati Putih
Gam ba r B. Deskripsi Data
Penelitian dilakukan di PAUD Melati Putih dikarenakan peneliti
menemukan data terkait masalah pada saat melakukan observasi.
Hasil observasi dan wawancara diketahui dari 36 anak yang berada
pada kelompok B2, peneliti menemukan 10 anak yang memiliki
kecerdasan intrapersonal yang belum optimal yaitu Febi, Marsya,
Citra, Thalita, Zalfa, Reza, Damar, Razan, Intan, dan Rafa.
Kecerdasan intrapersonal yang diteliti meliputi kemampuan untuk
mengetahui kemampuan dan kelemahan diri, kemampuan
mengekspresikan suasana hati, kemampuan untuk memiliki motivasi,
kemampuan untuk menerima tantangan baru, kemampuan untuk
menyatakan keinginan diri, kemampuan mendisiplinkan diri,
memahami diri sendiri, dan menghargai diri sendiri.
134
1. Data Pra Penelitian
Sebelum melaksanakan Siklus I, peneliti melakukan persiapan
pra penelitian, yaitu mencari dan mengumpulkan data anak yang akan
diteliti melalui observasi langsung dalam beberapa pertemuan yaitu
pada tanggal 6 April – 10 April 2015 di PAUD Melati Putih, Kayu Putih.
Kegiatan observasi pra penelitian dilaksanakan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung yakni hari Senin, Rabu, dan Jumat mulai
pukul 10.30-12.00.
Berdasarkan hasil observasi, kecerdasan intrapersonal anak
pada pra penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan intrapersonal
anak usia 5-6 tahun di PAUD Melati Putih, Kayu Putih belum optimal.
Saat peneliti melakukan kegiatan observasi, terlihat bahwa anak
mengalami kesulitan dalam hal menyampaikan dan menerima kritik
dan saran, mengekspresikan suasana hati, memiliki motivasi dalam
mengerjakan tugas, menerima tantangan baru, menyatakan keinginan
diri, berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari seperti, berbicara
dengan kata-kata sopan, mengucapkan kata maaf dan terima kasih,
bersabar menunggu giliran, berbaris dengan rapi. mengurus diri sendiri
seperti: memasukkan kembali bekal makanan setelah makan,
menyusun ataupun memasukkan alat bermain yang telah digunakan
ke tempatnya, dan memiliki rasa kebanggaan terhadap diri seperti
135
menjawab pertanyaan dari guru, mengerjakan tugas sendiri serta
menyampaikan rasa bangga dengan hasil karyanya sendiri.
Gambar 5
Kegiatan baris berbaris terlihat ada anak yang mengganggu teman yang berdiri di depannya meski sudah diperingatkan
berulangkali
Gambar 6
Anak-anak mengikuti kegiatan bernyanyi dan bertepuk bersama dengan guru, namun tidak memperlihatkan ekspresi apapun
136
Gambar 7
Saat guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan terlihat ada anak yang memperlihatkan ekspresi takut atau tidak senang
Gambar 8
Saat mengerjakan tugas terlihat ada anak yang memperlihatkan sikap bingung karena belum dapat mengerjakan tugas
137
Gambar 9
Saat kegiatan inti, anak-anak terlihat mengerjakan dengan baik dan terlihat beberapa anak yang dibantu oleh guru
Gambar 10 dan 11
Sebelum kegiatan senam, kepala sekolah menyampaikan nasihat kepada salah satu anak yang dilaporkan sudah memukul temannya.
Anak tersebut terlihat tidak senang atau marah saat dinasihati dan tidak bersedia mengikuti kegiatan senam
Berdasarkan hasil observasi di PAUD Melati Putih tersebut
peneliti berpendapat bahwa ditemukan beberapa hal yang
menyebabkan kemampuan kecerdasan intrapersonal anak kurang
optimal antara lain, pertama, kegiatan pembelajaran yang diberikan
138
guru kurang bervariasi dan bersifat teacher centered. Kedua, metode
yang diberikan lebih menggunakan metode penugasan dan ceramah,
ketiga kegiatan bercerita kurang menjadi kegiatan untuk menyampaikan
pesan moral dalam kehidupan sehari-hari, keempat, kurangnya
kemampuan guru dalam mengembangkan kecerdasan intrapersonal
anak, kelima, pola interaksi yang terjadi adalah pola interaksi searah
dengan ceramah dan ekspresi marah terjadi pada saat anak melakukan
kesalahan sehingga mengakibatkan anak mengalami kesulitan untuk
mengekspresikan perasaannya dengan kata lain anak menjadi
ketakutan terhadap guru.
Selain data tersebut, peneliti melakukan asesmen anak dengan
menggunakan instrumen kecerdasan intrapersonal yang sebelumnya
telah melalui proses expert judgment dan uji validitas empirik. Adapun
hasil dari asesmen tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 9 Data Pra Penelitian Kecerdasan Intrapersonal Anak
No Nama Responsden Skor Presentase
1 FEBI 23 36%
2 MARSYA 25 39,06%
3 CITRA 26 41%
4 TALITA 29 45,30%
5 ZALFA 26 41%
6 REZA 19 29,60%
7 DAMAR 24 38%
8 RAZAN 23 35,93%
9 INTAN 22 34%
139
10 RAFA 23 35,93%
Jumlah 240 375%
Rata-rata Kelas 24 37,50%
Data pra penelitian tersebut kemudian dIbuat dalam bentuk grafik
untuk melihat level tingkat presentase kecerdasan intrapersonal anak
usia 5-6 tahun. Berikut ini adalah grafik presentase kecerdasan
intrapersonal anak usia 5-6 tahun.
Grafik 1 Deskripsi Data Pra Penelitian Kecerdasan Intrapersonal Anak
Pada pra penelitian diperoleh presentase data kecerdasan
intrapersonal anak bahwa data tertinggi mencapai 45,30% dan data
terendah sebesar 29,60%. Dari data tersebut terlihat bahwa
kecerdasan intrapersonal anak masih rendah. Kecerdasan
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
1
Febi
Marsya
Citra
Thalita
Zalfa
Reza
Damar
Razan
Intan
Rafa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
140
intrapersonal anak terdiri dari kemampuan menyampaikan dan
menerima kritik dan saran, mengekspresikan suasana hati, memiliki
motivasi dalam mengerjakan tugas, menerima tantangan baru,
menyatakan keinginan diri, berperilaku baik dalam kehidupan sehari-
hari seperti, berbicara dengan kata sopan, mengucapkan kata maaf
dan terima kasih, bersabar menunggu giliran, berbaris dengan rapi.
mengurusi dirinya sendiri seperti memasukkan kembali bekal
makanan setelah makan, menyusun ataupun memasukkan alat
bermain yang telah digunakan ketempatnya, dan memiliki rasa
kebanggaan terhadap diri seperti menjawab pertanyaan dari guru,
mengerjakan tugas sendiri serta menyampaikan rasa bangga dengan
hasil karyanya sendiri. Untuk melakukan karakteristik ini anak-anak
memerlukan bantuan dari guru.
. Setelah dilakukan identifikasi masalah yang berkaitan dengan
kecerdasan intrapersonal anak 5-6 tahun di PAUD Melati Putih Kayu
Putih, selanjutnya peneliti bersama kolaborator menyusun program
tindakan yang akan diberikan untuk meningkatkan kecerdasan
intrapersonal anak. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan instrumen
yang akan digunakan yakni dalam bentuk pedoman observasi yang
akan digunakan untuk mengumpulkan hasil yaitu kecerdasan
intrapersonal anak usia 5-6 tahun di PAUD Melati Putih. Dari hasil
observasi yang dilakukan, hal tersebut menjadi dasar untuk peneliti
141
dalam melaksanakan penelitian tindakan melalui penggunaan media
permainan wayang film.
2. Data Hasil Penelitian Siklus I
Setelah dilakukan perencanaan, tindakan, dan pengamatan, peneliti
dan kolaborator melakukan refleksi tindakan yang akan dilakukan pada
Siklus I. Pelaksanaan Siklus I dilakukan secara bertahap selama 6 kali
pertemuan. Setiap kali pertemuan berlangsung selama 90 menit.
Adapun peran peneliti pada penelitian ini adalah sebagai
planner leader, pemberi tindakan, dan terkadang mendampingi guru
kelas ketika memberikan tindakan dan sebagai pengamat, sehingga
peneliti terlibat langsung bersama anak dalam kegiatan-kegiatan
kecerdasan intrapersonal anak melalui media permainan wayang film.
Sebelum melakukan tindakan, peneliti dan kolaborator
mendiskusikan program kegiatan yang akan dilakukan. Peneliti juga
mempersiapkan instrumen pemantau tindakan dan alat dokumentasi
berupa kamera handphone. Berikut adalah deskripsi kegiatan
kecerdasan intrapersonal anak melalui media permainan wayang film
pada setiap pertemuan yang dilakukan mulai dari perencanaan sampai
dengan refleksi.
a. Perencanaan ( Planning )
Peneliti mengadakan penelitian dengan perencanaan
sebagai berikut.
142
1. Membuat perencanaan tindakan yang akan diberikan pada
anak yang telah disusun dan terlebih dahulu didiskusikan
dengan kolaborator. Diskusi dilakukan untuk menyesuaikan
tujuan pembelajaran, perkembangan anak, waktu pelaksanaan
penelitian, dan rencana kegiatan peneliti mulai dari observasi
pra penelitian sampai dengan penelitian Siklus 1 pada setiap
pertemuan. Berikut adalah rencana kegiatan pada setiap
pertemuan pada Siklus 1.
Tabel 10 Perencanaan Tindakan Siklus I
Tanggal Pertemuan
Kegiatan
15 April 2015 1 Bercerita dengan judul “Rumah Baru Kiki” dan membuat ID Card
17 April 2015 2 Bercerita dengan judul “Koko dan Ibu Marah” dan Menggambarkan ekspresi wajah sesuai susana hati
20 April 2015 3 Bercerita tentang Anggota Keluarga Koko dan Membuat booklet “My Family Member”
24 April 2015 4 Bercerita dengan judul “Kebiasaan Keluarga Koko”
29 April 2015 5 Bermain “Kuda Bisik” dan memasangkan wayang film dan kartu bergambar wayang film
4 Mei 2015 6 Bercerita dengan judul “Siti berjanji”
2. Menyiapkan media yang disesuaikan dengan tindakan yang
akan diberikan kepada anak. Media yang akan digunakan
antara lain berupa tokoh wayang anggota keluarga (Ayah, Ibu,
Abang, adik, dan bayi), rumah, pohon dan lain-lain, head lamp,
dan sambungan kabel. Berikut adalah tahapan pembuatan
tokoh wayang film.
143
a. Menjiplak gambar yang telah dIbuat ke karton duplek.
Gambar 12
Hasil jiplak gambar pada karton duplek
b. Menggunting hasil jiplakan tersebut.
Gambar 13
Hasil guntingan pada karton duplek
c. Mengcutter bagian yang dapat mempertegas karakter
wayang yang sedang dIbuat.
144
Gambar 14
Hasil mengcutter dan tanda “v”
d. membuat bentuk seperti tanda checklist (v) pada bagian
tengah belakang wayang yang digunakan sebagai
sangkutan wayang ke tali pada prototipe permainan wayang
film.
Gambar 15
Hasil akhir pembuatan tokoh wayang film
145
3. Menyiapkan alat pengumpul data berupa catatan lapangan,
lembar observasi, dan dokumentasi (kamera handphone).
b. Tindakan (acting) dan Pengamatan (observing)
Tindakan Siklus I yang diberikan kepada anak usia 5-6 tahun
kelompok B2 PAUD adalah sebagai berikut.
1) Pertemuan I
Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Rabu, 15
April 2015 mulai pukul 10.30-12.00. Saat pintu dIbuka, anak-
anak sudah berbaris di depan kelas sambil menunggu kelas
sebelumnya berpamitan pulang. Bu Rina menyiapkan barisan
dan menginstruksikan anak untuk menghadap kanan serentak
dan meminta anak berjalan miring sampai ke tempat duduk
masing-masing menghadap ke papan tulis ataupun media
permainan wayang film. Sebelum memulai kegiatan, peneliti
mengajak anak-anak bernyanyi, berdoa, dan memperkenalkan
media permainan wayang film. Kegiatan pembelajaran dimulai
dengan memperkenalkan media permainan wayang film (CL.1,
p.1,kl.4). Febi bertanya “ Kakak.., itu TV ya?, TVnya besar”,
peneliti menjawab “bentuknya memang mirip, ini namanya
permainan wayang film”, dan “ini yang dinamakan dengan
wayang” sambil memperkenalkan tokoh-tokoh yang ada di
cerita. Kemudian peneliti bertanya “Siapa yang ingin
146
menyaksikan cerita?”. Anak-anak serentak menjawab “Saya,
kak..”(CL.1, p.1, kl.5). Anak-anak duduk di bangku masing-
masing, peneliti meminta anak-anak berjanji untuk tidak ngobrol
dan bermain sendiri saat peneliti bercerita (CL.1, p. 1,kl.6).
Peneliti kemudian bercerita dengan judul “Rumah Baru Kiki”.
Cerita ini menceritakan sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah,
Ibu, Abang Kiki, Adik Siti, dan adik bayi bernama Keke. Mereka
baru berpindah tempat tinggal. Suatu hari Kiki berpamitan untuk
bermain bola, dan berjanji pulang pukul 17.00. Ibu mencari Kiki
di rumah dan minta tolong Ayah untuk mencari. Ayah
memanggil dan Kiki pulang. Ibu menegur Kiki karena pulang
terlambat pukul 18.00, meminta Kiki mandi, makan dan shallat
bersama. Ibu mengingatkan Kiki utk mengerjakan PR dan usia
itu cuci tangan – kaki, gosok gigi, tidur. Setelah selesai
bercerita, peneliti bertanya kepada anak-anak “Siapa yang tahu
kenapa Ibu marah pad Abang Kiki?” Anak-anak serentak
menjawab “Terlambat pulang, Kak” (CL.1,p.1,kl.9). Peneliti
menunjukkan wayang tokoh Ayah dan Abang Kiki dan bertanya
“Ayah dan Abang Kiki itu perempuan atau laki-laki?”. Anak-anak
serentak menjawab “Laki-laki” (CL.1,p.1,kl.10). Peneliti
kemudian bertanya kembali sambil menunjukkan wayang Ibu
(CL.1, p. 1,kl.11). “Kalau Ibu?”, anak-anak serentak menjawab
147
“Perempuan, kak”. Febi kemudian menjawab “Wanita, Kak”.
Peneliti kemudian bertanya melanjutkan, “Kok Febi tahu Ibu itu
wanita?” Febi menjawab “ya kayak Ibu” (CL.1,p.1,kl.12).
Peneliti kemudian menjelaskan kegiatan hari ini yaitu
membuat ID Card. Peneliti kemudian memanggil anak-anak
sesuai dengan kelompok untuk berbaris dan mengambil LK
sesuai dengan jenis kelamin masing-masing (CL.1,p.2,kl.2).
Anak-anak kemudian kembali ket empat duduk masing-masing
untuk mengerjakan kegiatan mewarnai gambar anak laki-laki
atau perempuan, menuliskan nama dan memasukan ke dalam
kalung name tag, dan memakainya selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
Gambar 16 Anak-anak berbaris mengambil LK sesuai dengan jenis
kelamin (CD.1,p.2,kl.2).
Peneliti kemudian mengajak anak untuk berdoa sebelum
makan. Peneliti lalu mengizinkan anak-anak untuk beristirahat,
148
makan, dan bermain. Saat peneliti sedang merapikan media
permainan wayang film, Nayla membantu merapikan media
wayang film (CL.1,p.3,kl.3).
Bel berbunyi tanda istirahat usia dan anak-anak kembali
duduk di bangku masing-masing. Setelah itu peneliti memimpin
anak-anak untuk berdoa sesudah makan (CL.1,p.4,kl.2).
Peneliti kemudian meminta anak untuk menceritakan kembali isi
cerita (CL.1, p. 4,kl.3). Semua anak diam tidak ada yang
menjawab (CL.1, p. 4,kl.5). Peneliti kemudian bertanya “Di
manakah keluarga Abang Kiki tinggal?”. Karena tidak ada yang
menjawab, Bu Ery berkata “Tuh kan tidak ada yang bisa jawab.
Tidak mendengarkan sih, kalo ada orang berbicara ya
dengarkan” (CL.1,p.4,kl.6). Anak-anak diam tertunduk (CL.1, p.
4,kl.7). Peneliti kemudian menenangkan anak dengan berkata
“Sudah tidak apa, besok harus bisa lebih baik ya..”
(CL.1,p.4,kl.8). Peneliti kemudian menjelaskan inti cerita bahwa
kita harus mengetahui siapa kita, di manakah kita tinggal dan
menepati janji (CL.1, p.4,kl.9). Peneliti kemudian memimpin doa
pulang dan memanggil anak perkelompok untuk berbaris
pulang (CL.1,p.4,kl.10).
149
Gambar 17
Anak-anak berbaris pulang sekolah (CD.1,p.4,kl.10)
2) Pertemuan II
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 17 April
2015 mulai pukul 10.30-12.00. Saat pintu kelas dIbuka anak-
anak langsung meletakkan tas masing-masing pada sudut
susunan meja dan bangku dan duduk di tengah, di depan
media wayang film membentuk setengah lingkaran berkumpul
untuk menyaksikan cerita wayang film (CL.2,p.1,kl.1). Peneliti
dan dibantu oleh Bu Rina dan Bu Ery menyusun posisi duduk
anak-anak. Peneliti memimpin doa sebelum belajar, terlihat
anak-anak mengikuti dengan baik. Peneliti mengajak anak-anak
bernyanyi dan bergerak lagu “Good Morning” dan “Pelanduk”.
Setelah selesai, anak-anak kembali duduk dan mendengarkan
peneliti menyampaikan judul cerita dan menyampaikan
perjanjian selama cerita berlangsung. Anak-anak terlihat setuju
150
dan tenang mendengar perjanjian selama kegiatan. Peneliti
kemudian memulai cerita berjudul “Koko dan Ibu marah”. Cerita
ini berkisah tentang kebiasaan keluarga Abang Koko dihari lIbur
sekolah yaitu pada hari Sabtu dan Minggu. Abang Koko
beralasan karena lIbur, ia tidak harus bangun pagi dan tidak
kerjakan PR walaupun sudah diingatkan oleh Ibu berulang kali.
Hari berganti menjadi hari Senin. Abang Koko kesiangan
bangun dan lupa mengerjakan PR. Tidak hanya Abang, tapi
Ayah juga terlambat bangun hanya Adik Siti yang sudah siap
dan bersedia bantu Ibu. Ibupun memuji Siti yang rajin dan
baik itu. Sesampainya Abang di sekolah, Abang terkejut karena
lupa mengerjakan PR. Kemudian Abang dihukum oleh
gurunya. Saat Abang Koko pulang dengan wajah marah, Ibu
menegur Abang tapi tidak didengarkan. Ibu membujuk Abang.
Abang kemudian menjelaskan kejadian di sekolah sambil
menangis. Ibu menasihati Abang untuk tidak mengulanginya.
Ibupun mengajak Abang makan dan mengingatkan Abang
untuk kerjakan PR. Setelah selesai bercerita, peneliti bertanya
“kenapa Abang Koko marah?”. “Dihukum gak ngerjain PR, Kak.”
jawab Hana“. “Iya, betul, harusnya PRnya dikerjakan ya walau
lIbur” jawab peneliti (CL.2,p.1,kl.7).
151
Gambar 18 dan 19
Suasana saat peneliti bercerita menggunakan wayang film (CD.2,p.1,kl.6)
Peneliti kemudian mengajak anak untuk bermain Ci Luk
Ba dan anak-anak menebak ekspresi apakah yang
diperlihatkan oleh peneliti. Selama bermain Ci Luk Ba, anak-
anak lebih banyak diam dan berpikir. Karena tidak dijawab,
maka peneliti yang menjawab ekspresi yang sedang
diperlihatkan. Peneliti kemudian menjelaskan kegiatan hari ini,
yaitu menggambarkan ekspresi wajah perasaanmu hari ini, dan
peneliti menggambarkan sebagai contoh di papan tulis. Anak-
anak terdiam mendengar kegiatan yang akan dilakukan. Thalita
kemudian bertanya, "Kakak,, itu takut itu seperti apa sih?”
152
Gambar 20
Peneliti menjelaskan kegiatan hari ini (CD.2,p.1,kl.10).
Peneliti kemudian memberikan contoh ekspresi takut
(CL.2,p.1,kl.12). Peneliti meminta anak-anak mengambil pensil
masing-masing dan menerima LK yang akan dikerjakan. Saat
menerima LK, Haura, Diva, Rafa dan Zalfa mengucapkan
terima kasih (CL.2,p.1,kl.14). Saat mengerjakan, anak-anak
terlihat mengerjakan dengan baik. Reza terlihat mendatangi Bu
Nur untuk meminta bantuan (CL.2, p. 1,kl.16). Bu Nur bertanya,
“Kenapa, Reza?” “Aku ga bisa, bu” kata Reza. “Ya sudah, coba
sini Ibu bantu”, jawab Bu Nur. “Reza, perasaan saat ini apa?
Takut atau senang atau sedih atau bagaimana?” tanya Bu Nur.
Reza hanya menggelengkan kepala tanda tidak tahu. “ Reza,
coba tanya ka Nabila untuk bantu. Reza kemudian mendatangi
peneliti dan menyatakan perasaannya. “Kakak, aku senang.
Gimana gambarnya, Kak?” kata Reza. “Oh, coba lihat gambar
153
contohnya, mulutnya arahnya ke mana, Nak?” kata peneliti. “Ke
atas, kak” jawab Reza sambil menunjuk ke arah papan tulis.
“Ya betul, di gambar seperti itu ya dan ada tulisannya ya, Nak”
kata peneliti (CL.2, p.1,kl.17). Reza kemudian mengerjakan
tugas tersebut dan segera mengumpulkan tugas sambil
tersenyum. Anak- anak kemudian mengumpulkan LK yang telah
diselesaikan.
Gambar 21
Reza meminta bantuan kepada Bu Nur (CD.2,p.1,kl.16).
Peneliti kemudian memimpin anak-anak berdoa sebelum
makan namun Citra, Layla, Erlangga, dan Reza terlihat tidak
berdoa dengan sikap yang baik maka peneliti meminta mereka
untuk berdoa kembali saat yang lain sudah istirahat. Anak-anak
terlihat bermain, jajan dengan senang. Saat istirahat, Lutfi,
Luna, Nola, dan Erlangga terlihat memainkan media wayang
film.
154
Gambar 22
Beberapa anak berdoa kembali (CD.2,p.2,kl.2).
Gambar 23
Anak-anak terlihat memainkan media wayang film (CD.2,p.2,kl.4).
Bel berbunyi tanda masuk kembali ke kelas. Anak-anak
duduk kembali seperti semula untuk kegiatan akhir. Peneliti
memimpin doa sesudah makan dan mereview kegiatan hari ini.
Peneliti kemudian menjelaskan bahwa walau lIbur harus tetap
bangun pagi dan kerjakan tugas sehingga pada hari sekolah PR
sudah selesai yang artinya kita dapat membiasakan diri kita
155
untuk memanfaatkan waktu dengan baik. Peneliti kemudian
mengajak anak-anak mengekspresikan wajah sesuai dengan
instruksi peneliti. Peneliti memimpin doa pulang. Febi terlihat
belum berdoa dengan sikap yang baik. Oleh karena itu, Bu Ery
mendekati dan membimbing Febi untuk sama-sama berdoa
(CL.2,p.3,kl.8). Peneliti kemudian memanggil nama kelompok
yang duduk rapi untuk pulang lebih dulu. Febi terlihat tidak bisa
diam dan berteriak: “Kakak, aku kapan dipanggil?”. Peneliti
tidak meresponss hingga akhirnya setelah ia duduk rapi
namanya disebut dan diizinkan pulang (CL.2,p.3,kl.10).
Gambar 24 anak-anak mempraktikkan ekspresi wajah kaget
(CD.2,p.3,kl.5)
156
Gambar 25
Febi dipimpin oleh Bu Ery karena sebelumnya terlihat belum berdoa dengan sikap yang baik (CD.2,p.3,kl.8).
3) Pertemuan III
Pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 20
April 2015 mulai pukul 10.30-12.05. Peneliti mengajak anak-
anak berbaris di depan kelas dan saat pintu kelas dIbuka anak-
anak berlari, meletakkan tasnya di bangku dan duduk di
bangku sesuai dengan kelompok masing-masing. Peneliti
mengucapkan salam dan anak-anak menjawab salam tersebut.
Peneliti mengajak anak-anak untuk berbaris berdiri dan
bernyanyi dan bertepuk “ Good Morning” dan „Buka-Tutup”.
Anak-anak terlihat senang mengikuti kegiatan pagi ini
(CL.3,p.1,kl.4). Peneliti mengajak anak-anak untuk duduk di
depan media wayang film kemudian peneliti memimpin doa
sebelum belajar. Peneliti kemudian bercerita dengan judul
157
“Anggota Keluarga” menggunakan media wayang film. Anak-
anak terlihat duduk dengan tertib dan tidak bersuara selama
peneliti bercerita tentang anggota keluarga dengan tokoh
wayang film.
Gambar 26
Anak-anak bernyanyi dan bertepuk dengan senang (CD.3,p.1,kl.4)
Gambar 27
Peneliti bercerita tentang anggota keluarga (CD.3,p.1,kl.6).
Peneliti bertanya, “Ada berapakah adik Abang Koko?”
Luna, Diva, Siti Hajar, Fristha, dan Erlangga menjawab
158
bersama “2”, “Betul, pintar” jawab peneliti (CL.3,p.1,kl.8). Saat
peneliti menyiapkan pertanyaan pada tokoh berikutnya,
terdengar suara Layla, Diva, dan Citra asyik berbincang
sekelompok (CL.3,p.1,kl.9). Anak-anak lain di sekitarnya terlihat
ikut menyimak pembicaraan mereka. Peneliti kemudian
menegur mereka dan terlihat segera kembali fokus dan
menghadapkan badan ke depan (CL.3,p.1,kl.11).
Gambar 28 dan 29
(kiri) Sebelum dan (kanan) sesudah ditegur oleh peneliti (CD.3,p.1,kl.11).
Peneliti kemudian memanggil Reza untuk menyebutkan
anggota keluarga yang dimiliki. Reza menjawab “Di rumah ada
dua Abang”. Bu Rita kemudian menjawab: “Bukan, itu
sepupunya. dia tidak punya Abang. Adanya satu adik
perempuan”. Reza terlihat diam tertunduk (CL.3, p.1,kl.13).
Peneliti berkata “ O... tidak apa, berarti Reza punya satu adik
ya.. “Reza mengangguk (CL.3,p.1,kl.14). Peneliti kemudian
159
memanggil Marsya. Marsya kemudian menjawab dengan suara
pelan hingga harus berulang kali untuk memperjelas
jawabannya. Marsya hanya menjawab “hmm” sambil
mengangguk. Peneliti kemudian mengajak anak-anak untuk
bertepuk tangan untuk Marsya (CL.3,p.1,kl.17)
Gambar 30
Reza menjawab pertanyaan peneliti (CD.3,p.1,kl.14).
Peneliti kemudian memanggil Thalita. Thalita menjawab
dengan suara pelan dan terlihat tertunduk “Aku punya, baru
punya satu adek cewek”. “Oke, terima kasih teman-teman yang
sudah berani maju ke depan. “Tepuk tangan untuk B2” Anak-
anakpun bertepuk tangan. Peneliti kemudian menjelaskan
kegiatan hari ini yaitu membuat booklet anggota keluarga ”My
Family Member”. Saat peneliti menjelaskan kegiatan hari ini
terlihat Citra dan Thalita berbincang dengan teman sebelah
masing-masing. Peneliti kemudian berdiri diam agar anak-anak
dapat duduk menyimak penjelasan peneliti. Setelah anak-anak
160
kembali tenang, peneliti melanjutkan penjelasan dan memberi
contoh di papan tulis (CL.3,p.1,kl.24). Peneliti kemudian
mengizinkan anak-anak untuk duduk ke bangku dan
menyiapkan alat tulis masing-masing. Anak-anak terlihat
mengerjakan dengan tertib. Bu Ery terlihat membantu Febi
mengerjakan tugas (CL.3, p. 1,kl.27). Reza terlihat belum
mengerjakan dan terlihat bingung dan peneliti membantunya
mengerjakan tugas (CL.3,p.1,kl.28).
Gambar 31
Peneliti mencontohkan tugas kegiatan hari ini (CD.3,p.1,kl.24).
Gambar 32
Febi sedang dibantu oleh Bu Ery (CD.3,p.1,kl.27).
161
Gambar 33
Reza ingin meminta bantuan peneliti (CD.3,p.1,kl.28).
Peneliti memimpin doa sebelum makan dan mengizinkan
anak-anak untuk beristirahat. Fristha, Intan, Fahma, Nola,
Erlangga terlihat mencoba memainkan media wayang film
sedangkan Syifa terlihat duduk menyaksikan teman-temannya
bermain media wayang film (CL.3,p.2,kl.2).
Gambar 34
Saat istirahat beberapa anak terlihat memainkan media wayang film (CD.3,p.2,kl.2).
162
Bel berbunyi tanda masuk kelas kembali. Peneliti
mengajak anak-anak mereview kegiatan hari ini. Peneliti
kemudian memimpin doa sebelum pulang. Anak-anak terlihat
duduk dengan tertib sambil menunggu namanya dipanggil untuk
pulang.
4) Pertemuan IV
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Jumat, 24
April 2015 mulai pukul 10.30-12.00. Peneliti mengajak anak-
anak berbaris di depan kelas dan saat pintu dIbuka anak-anak
diminta oleh peneliti untuk meletakkan tas di meja di kelompok
masing-masing. Setelah itu peneliti meminta anak-anak untuk
berdiri berkumpul di tengah. Peneliti kemudian mengajak anak-
anak bernyanyi sambil bergerak sesuai dengan lirik. Anak-anak
terlihat senang saat bernyanyi dan bergerak (CL.4,p.1,kl.3).
Gambar 35
Anak-anak terlihat senang dan gembira saat bernyanyi sambil bergerak (CD.4,p.1,kl.3).
163
Penelti kemudian mempersilakan anak-anak untuk duduk
dan memimpin doa sebelum belajar. Namun terlihat sebagian
anak-anak belum berdoa dengan sikap yang benar
(CL.4,p.1,kl.5). Peneliti kemudian meminta anak-anak untuk
berdoa kembali bersama-sama dengan sikap yang benar
(CL.4,p.1,kl.6).
Gambar 36
Beberapa anak terlihat belum berdoa (CD.4,p.1,kl.5).
Peneliti kemudian mengajak anak-anak bernyanyi lagu
baru “Family finger.” Anak-anak terlihat mencoba mengikuti
contoh dari peneliti. Peneliti kemudian meminta anak-anak
mengulang menyebutkan nama-nama anggota keluarga sesuai
dengan lirik lagu (CL.4,p.1,kl.7). Seperti Ibu jari itu Mother
Finger, dan seterusnya. Anak-anak terlihat mecoba mengikuti
sambil menghafal nama-nama anggota keluarga
(CL.4,p.1,kl.10).
164
Gambar 37
Anak-anak mengikuti gerakan dan lirik lagu dari peneliti (CD.4,p.1,kl.9).
Peneliti kemudian bertanya, “Siapa yang mau
menyaksikan cerita wayang film?” . Anak-anak serentak
menjawab: “Saya, Kak”. Anak-anak terlihat antusias
(CL.4,p.1,kl.11). Ketika peneliti memperkenalkan dan
mengingatkan nama tokoh cerita, terlihat Intan, Razan, dan
Febi asyik berbincang sendiri. Peneliti kemudian menghentikan
penyampaian judul cerita dan meminta Razan untuk mundur
satu baris (CL.4,p.1,kl.12). Penelti kemudian membuat
kesepakatan perjanjian selama kegiatan berlangsung. Anak-
anak mengangguk tanda mengiyakan perjanjian tersebut. Cerita
berjudul “Kebiasaan Keluarga Koko”. Cerita ini berisi tentang
keseharian keluarga Koko mulai dari bangun pagi hingga tidur
malam hari. Anak-anak terlihat menyaksikan dengan tenang,
165
namun selama kegiatan bercerita berlangsung terlihat beberapa
anak berbincang secara bergantian dan selama anak-anak
berbincang itu peneliti menghentikan cerita dan melanjutkan
saat anak-anak terlihat diam dan fokus kembali. Terlihat Intan,
Citra, Febi dan Thalita ikut meresponss ekspresif cerita
bersama beberapa teman yang lain, berbeda dengan Marsya
yang terlihat diam tertunduk tanpa ekspresi apapun. Tidak
berbeda jauh dengan Marsya, Razan terlihat duduk dan
memperlihatkan ekspresi serius saat kegiatan bercerita
(CL.4,p.1,kl.18).
Gambar 38
Intan, Razan, dan Febi terlihat asyik berbincang sendiri (CD.4,p.1,kl.12).
166
Gambar 39
Anak- anak terlihat responsif namun, Marsya dan Razan terlihat tanpa ekspresi (CD.4,p.1,kl.18).
Peneliti kemudian meminta anak yang dipanggil untuk
mengulang isi cerita. Peneliti memanggil Marsya untuk
mencoba. Saat diminta untuk maju ke depan Marsya
menggelengkan kepala tanda tidak mau. Peneliti mengizinkan
Marsya untuk mengulang cerita tersebut sambil berdiri di
tempatnya. Marsya menjawab dengan suara pelan. Peneliti
mengulangi Marsya untuk memperjelas apa yang Marsya
katakan. Peneliti kemudian meminta anak-anak untuk tepuk
tangan dan mengucapkan “Terima kasih, Marsya sudah berani
menjawab. Peneliti kemudian memanggil Zalfa. Zalfa maju ke
depan dan mencoba mengulang kembali ceritanya dengan
suara pelan sambil menundukkan kepalanya. Peneliti
mengajaknya untuk menyuarakan kata-katanya dengan suara
167
sedikit lebih keras. Penelti kemudian mengajak anak-anak untuk
memberikan tepuk tangan dan mengucapkan “terima kasih
Zalfa, suaranya lebih keras ya supaya teman-temannya bisa
dengar. “Oke, silakan duduk”. Zalfa mengangguk dan duduk
kembali ke tempatnya. Peneliti kemudian memanggil Citra. Citra
maju ke depan sambil menggelengkan kepala dan bersikap
malu-malu. Peneliti bertanya, “Kenapa Citra?”. ”Ga bias, Kak”
jawab Citra. “Ayo dicoba, Kakak bantu, deh” jawab peneliti
(CL.4,p.2,kl.12). Citra mengangguk dan mengulangi serta
melengkapi kalimat peneliti (CL.4,p.2,kl.13).
Gambar 40
Citra mencoba menceritakan kembali dibantu oleh peneliti (CD.4,p.2,kl.13).
Peneliti memanggil Razan. Razan mencoba mengulangi
cerita dengan suara sedikit lebih keras. Peneliti kemudian
mengajak bertepuk tangan untuk teman-teman yang sudah
168
berani maju dan mencoba mengulang ceritanya. Peneliti lalu
memimpin anak-anak berdoa sebelum makan. Anak-anak
kemudian diizinkan untuk istirahat.
Bel berbunyi tanda istirahat berakhir, anak-anak duduk
berkumpul di tengah. Peneliti mereview kegiatan hari ini dan
memimpin doa pulang. Peneliti memanggil nama anak yang
sudah duduk rapi untuk diizinkan pulang (CL.4,p.3,kl.3).
Gambar 41
Febi menunggu giliran dipanggil untuk pulang (CD.4,p.3,kl.3).
5) Pertemuan V
Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari Rabu, 29
April 2015 mulai pukul 10.30-12.00. Saat pintu dIbuka, anak-
anak memulai kegiatan di bangku masing-masing. Peneliti
mengucapkan salam dan anak-anak terlihat menjawab dengan
baik. Peneliti mengajak anak-anak bernyanyi dan bertepuk lagu
169
“ Good Morning” dan “ Pelanduk”, kemudian peneliti memimpin
doa sebelum belajar, anak-anak terlihat mengikuti dengan baik.
Peneliti kemudian menjelaskan kegiatan hari ini yaitu bermain
“Kuda Bisik” dan memasangkan wayang film dengan kartu
bergambar wayang film (CL.5,p.1,kl.4). Anak-anak terlihat
memperhatikan peneliti selama menjelaskan kegiatan
(CL.5,p.1,kl.5). Kegiatan ini merupakan kegiatan kelompok yaitu
anak pertama akan memilih kartu bergambar dari peneliti,
kemudian membisikkan kepada teman di belakangnya san
diteruskan sampai pada anak yang terakhir. Anak terakhir akan
mencari wayang film yang dimaksud ke depan dan
menyesuaikan dengan kartu pilihan temannya. Setelah itu, anak
pertama akan berpindah ke belakang dan anak kedua
melakukan hal yang sama sampai seterusnya. Peneliti
bertanya, “sudah mengerti kegiatannya?”. Anak-anak serentak
menjawab, “sudah,Kak” (CL.5,p.1,kl.7).
170
Gambar 42 dan 43
Peneliti menjelaskan kegiatan hari ini (CD.5,p.1,kl.4).
Peneliti kemudian memanggil nama anak-anak kelompok
pertama untuk berbaris di depan (CL.5,p.1,kl.8). Kelompok
pertama yaitu: Febi, Citra, Zalfa, Intan, Marsya, dan Rafa. Febi
berdiri di baris paling depan, ia terlihat senang selama kegiatan
berlangsung. Anak-anak kelompok satu terlihat senang. Saat
kelompok ini menemukan wayang film yang sesuai dengan
kartu bergambarnya dan nama wayangnya, Febi terlihat
berjoget menandakan senang mengikuti kegiatan
(CL.4,p.1,kl.11). Saat giliran Marsya mencoba mencari wayang
yang dimaksud, Marsya mencoba mencari dengan waktu lebih
lama dibandingkan dengan teman-temannya (CL.5,p.1,kl.12). Ia
dapat menemukannya setelah dibantu oleh peneliti
(CL.5,p.1,kl.13). Setelah menemukan wayang sesuai dengan
171
kartu bergambar wayang yang sama, peneliti menanyakan
“Apakah wayang dan gambar kartunya sama?” “Sama, Kak”
jawab anak-anak serentak (CL.5,p.1,kl.14).
Gambar 44
Febi berdiri di baris paling depan dan sedang memilih kartu bergambar wayang film (CD.5,p.1,kl.9).
Gambar 45
Anak-anak melaksanakan kegiatan “kuda bisik” (CD.5,p.1,kl.10).
172
Gambar 46 dan 47
(kiri ) peneliti menanyakan hasil kerja anak dan (kanan) Febi berjoget ketika tahu hasil kerja kelompoknya tepat (CD.5,p.1,kl.11).
Gambar 48
Marsya dibantu oleh peneliti saat mencari wayang film yang tepat (CD.5,p.1,kl. 13).
Peneliti kemudian memanggil nama-nama anak untuk
kelompok kedua yaitu: Hana, Syifa, dan Siti Hajar. Kelompok
kedua melakukan hal yang sama. Saat akan memanggil
kelompok ketiga, waktu sudah habis. Peneliti menghentikan
kegiatan bermain karena sudah waktu istirahat. Peneliti
173
memimpin doa sebelum makan dan mengizinkan anak untuk
istirahat.
Bel berbunyi tanda masuk kembali ke kelas, peneliti
mereview kegiatan hari ini (CL.5,p.3,kl.1). Saat peneliti akan
memimpin doa sebelum pulang, Citra terlihat asyik berbincang
dengan teman sebangkunya. Peneliti kemudian mendatangi
dan menegur Citra untuk siap berdoa. Citra menggangguk
tanda ia setuju untuk siap berdoa bersama (CL.5,p.3,kl.3).
Peneliti kemudian memanggil nama kelompok yang duduk
dengan rapi. Anak terlihat duduk dengan rapi selama
menunggu giliran untuk pulang.
Gambar 49
Peneliti menegur Citra karena Citra asyik mengobrol sendiri saat akan berdoa (CD.5,p.3,kl.3).
174
6) Pertemuan VI
Pertemuan keenam dilaksanakan pada hari Senin 4 Mei
2015 mulai pukul 10.30-12.05. Saat pintu dIbuka, anak-anak
duduk di bangku masing-masing. Peneliti mengajak anak-anak
bernyanyi dan bertepuk lagu “Good Morning”, “Rollypolly”.
Anak-anak terlihat banyak yang asyik berbincang sendiri. Oleh
karena itu, peneliti mengajak anak-anak bernyanyi sambil
bergerak lagu “Family Finger”. Peneliti kemudian memimpin
doa sebelum belajar. Hari ini Febi datang terlambat sehingga ia
harus berdoa sendiri (CL.6,p.1,kl.6).
Gambar 50
Peneliti memimpin Febi berdoa sendiri karena datang terlambat (CD.6,p.1,kl.6).
Peneliti kemudian memanggil Bu Rina untuk
menjelaskan kegiatan hari ini. Kegiatan hari ini dipimpin oleh Bu
Rina dan dibantu oleh peneliti. Kegiatan hari ini adalah
175
mewarnai jawaban soal berhitung yang diceritakan oleh guru.
Bu Rina mengingatkan anak-anak untuk memperhatikan soal
cerita dari Bu Rina dengan saksama. Anak-anakpun
menggangguk (CL.6,p.1,kl.10). Bu Rina menceritakan soal yang
pertama, Febi dan beberapa anak yang lain terlihat mencoba
menghitung dengan jarinya sendiri, (CL.6,p.1,kl.11) namun
Razan terlihat sedikit bingung dan dibantu oleh Bu Rina. Razan
terlihat mencoba sendiri setelah diarahkan oleh Bu Rina
(CL.6,p.1,kl.12). Setelah selesai, Bu Rina meminta anak-anak
untuk mengumpulkan lembar jawaban kepada Bu Rina.
Gambar 51
Anak-anak terlihat memperhatikan Bu Rina dengan serius (CD.6,p.1,kl.10).
176
Gambar 52
Febi mencoba menghitung dengan jarinya (CD.6,p.1,kl.11).
Anak berbaris untuk antri mencuci tangan sebelum
makan. Walaupun terlihat belum rapi namun terlihat anak-anak
berbaris dengan tertib (CL.6,p.2,kl.1). Anak-anak duduk kembali
ke bangku masing-masing untuk berdoa sebelum makan
(CL.6,p.2,kl.2). Karena Rafa belum berdoa dengan sikap yang
baik, maka peneliti meminta Rafa untuk berdoa sendiri,
Sedangkan anak-anak lain sudah istirahat (CL.6,p.2,kl.3).
Gambar 53
Anak-anak berbaris untuk antri mencuci tangan sebelum makan (CD.6,p.2,kl.1).
177
Gambar 54
Peneliti menemani Rafa berdoa sendiri (CD.6,p.2,kl.3).
Bel berbunyi tanda masuk. Peneliti meminta anak-anak
untuk duduk bersila menghadap media permainan wayang film.
Cerita yang akan ditampilkan berjudul “Siti Berjanji”. Cerita ini
berisi cerita singkat Siti setelah pulang sekolah yang
sebelumnya di Sekolah Siti diajarkan sebuah janji yaitu “Janji
Pulang Sekolah” di mana Siti dalam cerita akan melakukan isi
janji tersebut di rumah bersama Ibunya (CL.6,p.3,kl.4). Peneliti
mengajak anak-anak untuk mengucapkan lirik janji tersebut
bersama-sama (CL.6,p.3,kl.5). Peneliti kemudian menjelaskan
secara singkat mengapa ada janji pulang sekolah tersebut.
178
Gambar 55
Peneliti sedang bercerita (CD.6,p.3,kl.4).
Peneliti kemudian memanggil dan meminta anak untuk
mengucapkan “Janji Pulang Sekolah” di depan kelas. Febi maju
ke depan dengan antusias, namun saat akan mempraktikkan
lirik tersebut, Febi menggelengkan kepala tanda tidak bisa
(CL.6,p.3,kl.8). Peneliti kemudian membujuknya dan Febi
bersedia setelah ditemani oleh Firmansyah (CL.6,p.3,kl.9).
Gambar 56
Febi ditemani oleh Firmansyah saat mempraktikkan lirik “Janji Pulang Sekolah” (CD.6,p.3,kl.9).
179
Peneliti kemudian memanggil Citra, namun ia bertanya
“Kak, boleh bareng teman majunya?“ (CL.6,p.3,kl.10). Peneliti
mengiyakan permintaan tersebut, Citra mengajak Naysilla untuk
mempraktikkan lirik yang dibarengi dengan gerakan sesuai syair
(CL.6,p.3,kl.11). Peneliti kemudian memanggil Razan dan Galih
saat sedang mempraktikkan syair tersebut. Febi terlihat
bermain sendiri dan mengganggu teman lain yang sedang
menyaksikan Razan dan Galih (CL.6,p.3,kl.12). Perilaku Febi
ini sangat mengganggu teman sehingga Damar mengadu
kepada peneliti. “Kakak.. Febinya nih ganggu terus”
(CL.6,p.3,kl.13). Peneliti menegur Febi namun tidak
didengarkan Febi justru mengganggu teman lain dan bermain
sendiri (CL.6,p.3,kl.14). Peneliti kemudian membawa Febi ke
belakang agar tidak mengganggu temannya (CL.6,p.3,kl.15).
Febi terlihat marah dan memperkuat tenaga di tangannya agar
terlepas dari pegangan tangan gurunya (CL.6,p.3,kl.16). Febi
ditemani oleh Bu Nur namun tetap terlihat marah dengan
memperlihatkan ekspresi wajah marah dan memberontak
(CL.6,p.3,kl.17).
180
Gambar 57
Razan dan Galih sedang mempraktikan lirik “Janji Pulang Sekolah” (CD.6,p.3,kl.12).
Gambar 58
Febi (sedang merangkak) dIbujuk dan dinasihati oleh peneliti (CD.6,p.3,kl.14).
Saat peneliti mengajak anak-anak untuk berdoa sebelum
pulang. Firmansyah berteriak, “Kakak.. aku mau dong pimpin
doa”. “Boleh” jawab peneliti (CL.6,p.4,kl.2). Saat peneliti
mngiyakan Firmansyah maju ke depan kelas namun kemudian
Firmansyah berkata, “Tapi .. Kakak ajarin ya” (CL.6,p.4,kl.3).
181
Peneliti mengiyakan dan membantunya untuk memimpin doa.
Peneliti kemudian mengizinkan anak-anak untuk pulang. Saat
anak lain pulang, Febi terlihat masih ditangani oleh Bu Nur
dengan kondisi marah dan peneliti mencoba membantu
menenangkan Febi (CL.6,p.4,kl.6).
Gambar 59
Firmansyah memimpin doa sebelum pulang (CD.6,p.4,kl.4).
Gambar 60
Febi ditangani oleh peneliti dan Bu Nur memperlihatkan ekspresi marah (CD.6,p.4,kl.6)
182
c. Refleksi
Peneliti bersama kolaborator mengadakan refleksi setiap
selesai melaksanakan kegiatan. Refleksi ini dilakukan dengan
tujuan untuk melihat tindakan yang diberikan pada hari itu, dan
dampak dari kegiatan menggunakan media permainan wayang
film terhadap kecerdasan intrapersonal anak usia 5-6 tahun di
PAUD Melati Putih, Kayu Putih.
Pengamatan atas kinerja peneliti dan kolaborator di
lapangan sangat diperlukan dalam penelitian ini, pengamatan
dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan di kelas oleh
peneliti dengan menggunakan instrumen pemantau tindakan.
Peneliti dan kolaborator melakukan analisis proses sejauh mana
aktivitas anak dalam proses pembelajaran telah sesuai dengan
perencanaan yang telah dIbuat.
Berikut ini adalah hasil pengamatan peneliti dan
kolaborator dari instrumen pemantau tindakan, dilihat dari
aktivitas anak dan aktivitas guru seperti ditunjukkan tabel
berikut.
183
Tabel 11 Hasil Temuan Observasi Instrumen Pemantau Tindakan
No Aktivitas yang Diamati
Data dari Pengamatan
1 Aktivitas Peneliti a. Peneliti memotivasi anak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
b. Peneliti menjelaskan kegiatan pembelajaran. c. Peneliti mencontohkan kegiatan pembelajaran. d. Peneliti membimbing selama proses kegiatan
pembelajaran. e. Peneliti mereview kegiatan. f. Peneliti mengakhiri kegiatan pembelajaran. g. Peneliti menutup kegiatan dengan berdoa. h. Peneliti merapikan media bermain wayang film.
2 Aktivitas Anak a. Anak duduk dengan tertib dan bersiap mengikuti kegiatan pembelajaran.
b. Anak duduk tertib dan menyimak penjelasan dan cerita dari peneliti.
c. Anak mendengarkan dan mecoba kegiatan. d. Anak mencoba melaksanakan kegiatan dengan
tertib. e. Anak menanggapi dan menjawab pertanyaan
peneliti. f. Anak menyampaikan perasaannya masing –
masing terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
g. Anak secara bersama mengucap doa dengan tertib.
h. Anak membantu merapikan media bermain wayang.
Setiap pertemuan Siklus I, peneliti dan kolaborator sama-sama
saling mengevaluasi kegiatan yang dilakukan dengan berpedoman dari
instrumen pemantau tindakan, lembar observasi dan refleksi yang
dIbuat bersama. Berdasarkan hasil pengamatan pada umumnya
aktivitas guru dan aktivitas anak berjalan baik sesuai dengan
184
perencanaan. Pada pertemuan pertama hingga pertemuan keenam
dalam penerapan menggunakan media permainan wayang film berjalan
lancar dan sesuai harapan. Hal ini berdampak positif terhadap
kecerdasan intrapersonal anak. Hal tersebut terlihat pada saat
observasi oleh peneliti pada tiap pelaksanaan pertemuannya. Untuk
melihat skor kecerdasan intrapersonal anak dalam tabel dapat dilihat di
bawah ini.
Tabel 12 Deskripsi Data Siklus 1 Kecerdasan Intrapersonal Anak
No Nama
Responsden
Jumlah Presentase
skor Total
1 FEBI 260 67,7
2 MARSYA 279 72,6
3 CITRA 294 76,5
4 TALITA 346 90,1
5 ZALFA 357 92,9
6 REZA 275 71,6
7 DAMAR 353 91,9
8 RAZAN 322 83,8
9 INTAN 345 89,8
10 RAFA 363 94,5
Jumlah 3194 831,4
Rata-rata kelas 319,4 83,14
Berdasarkan tabel diatas, data Siklus 1 kecerdasan intrapersonal
digambarkan dalam bentuk grafik sehingga terlihat tingkatan hasil penelitian
Siklus 1. Berikut adalah gambaran grafik tersebut.
185
Grafik 2 Deskripsi Data Siklus I Kecerdasan Intrapersonal Anak
Berdasarkan hasil penelitian, kecerdasan intrapersonal anak
meningkat dari pra Siklus ke Siklus I. Rata-rata presentase kecerdasan
intrapersonal anak meningkat hingga 83,14% setelah diberi tindakan
menggunakan media permainan wayang film. Presentase yang didapat
pada Siklus I mencapai target keberhasilan yang disepakati dengan
kolaborator yaitu sebesar 71%. Berikut data tentang presentase hasil
peningkatan kecerdasan intrapersonal anak antara pra penelitian dan
Siklus I yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Febi
Marsya
Citra
Thalita
Zalfa
Reza
Damar
Razan
Intan
Rafa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
186
Tabel 13 Data Peningkatan Kecerdasan Intrapersonal Anak
No Nama
Responsden
Presentase Presentase Peningkatan Keseluruhan
Pra Penelitian Siklus 1
1 FEBI 35,93 67,7 31,8
2 MARSYA 39,06 72,6 33,5
3 CITRA 41 76,5 35,5
4 TALITA 45,3 90,1 44,8
5 ZALFA 41 92,9 51,9
6 REZA 29,6 71,6 42
7 DAMAR 38 91,9 53,9
8 RAZAN 35,93 83,8 47,8
9 INTAN 34 89,8 55,8
10 RAFA 35,93 94,5 58,57
Jumlah 375,75 831,4 455,57
Rata-rata kelas 83,14 45,55
Berdasarkan tabel di atas, data pra penelitian dan Siklus 1
kecerdasan intrapersonal digambarkan dalam bentuk grafik sehingga terlihat
tingkatan hasil penelitian Siklus 1. Berikut adalah gambaran grafik tersebut.
Grafik 3
Deskripsi Peningkatan Data Kecerdasan Intrapersonal Anak Pra Penelitian dan Siklus 1
Pra Penelitian
0
50
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pra Penelitian
Siklus 1
187
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat rata –rata kecerdasan
intrapersonal anak meningkat sebesar 45,55%. Hal ini terdefinisikan
dengan adanya beberapa indikator yang telah meningkat dan belum
meningkat. Indikator yang meningkat adalah: anak dapat mengetahui
kemampuan dan kelemahan diri dengan cara menerima kritik atau
saran dari orang lain, anak dapat mengenali ekspresi suasana hati,
anak dapat berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari seperti
berbicara kata sopan, mengucapkan kata maaf dan terima kasih, sabar
menunggu giliran, dan berbaris dengan rapi, anak dapat mengurus diri
sendiri secara mandiri dengan cara memasukkan kembali bekal
makanan setelah makan, menyusun dan memasukkan alat bermain
yang telah digunakan ke tempatnya, sedangkan untuk indikator yang
belum sepenuhnya meningkat adalah anak belum dapat menerima
tantangan baru, anak belum dapat menyampaikan keinginan diri, anak
belum memiliki rasa kebanggaan terhadap diri karena anak belum dapat
melakukan tugas sendiri dan anak belum menjawab pertanyaan peneliti
dengan jelas. Oleh karena itu, peneliti dan kolaborator sepakat untuk
melanjutkan pemberian tindakan pada Siklus II untuk memaksimalkan
indikator yang belum meningkat.
188
2. Data Hasil Penelitian Siklus II
Pelaksanaan Siklus II ini dilakukan setelah terdapat hasil
refleksi dari Siklus I. Hasil refleksi tersebut digunakan sebagai bahan
untuk perbaikan tindakan terhadap peningkatan kecerdasan
intrapersonal pada Siklus II. Siklus II ini dilaksanakan selama 4 kali
pertemuan. Setiap kali pertemuan berlangsung selama 90 menit.
Berikut adalah deskripsi kegiatan kecerdasan intrapersonal anak
melalui media permainan wayang film pada setiap pertemuan yang
dilakukan mulai dari perencanaan sampai dengan refleksi.
a. Perencanaan (Planning)
Peneliti mengadakan penelitian dengan perencanaan sebagai
berikut.
1. Membuat perencanaan tindakan yang akan diberikan pada anak
yang telah disusun dan didiskusikan dengan kolaborator.
Diskusi dilakukan untuk menyesuaikan tujuan pembelajaran,
perkembangan anak, waktu pelaksanaan penelitian Siklus 2
pada setiap pertemuan. Berikut adalah kegiatan pada setiap
pertemuan pada Siklus II.
189
Tabel 14 Perencanaan Tindakan Siklus II
Tanggal Pertemuan ke-
Kegiatan
25 Mei 2015 7 Bercerita dengan judul “Semua Terlambat waktu”.
27 Mei 2015 8 Mensetting jam manual dan membuat jam wayang film sesuai instruksi,dan mengurutkan angka pada maze.
3 Juni 2015 9 Bermain wayang film tentang kegiatan sehari-hari dengan tokoh wayang film (Abang Koko atau Ayah untuk anak laki-laki dan Ibu atau Adik Siti untuk anak perempuan).
5 Juni 2015 10 Bermain wayang film tentang kegiatan sehari-hari dengan tokoh wayang film (Abang Koko atau Ayah untuk anak laki-laki dan Ibu atau Adik Siti untuk anak perempuan).
2. Menyiapkan media yang disesuaikan dengan tindakan yang
akan diberikan kepada anak. Media yang akan digunakan
antara lain berupa tokoh wayang anggota keluarga (Ayah, Ibu,
Abang, adik dan bayi), rumah, pohon, jam wayang film dan lain-
lain, head lamp, dan sambungan kabel. Diperlukan juga jam
wayang film bahan dan alat kertas mika (kertas jilid) dan spidol
permanen agar tulisan tidak mudah hilang. Pembuatan jam
wayang film adalah sebagai berikut.
a. Pilihlah kertas mika sebaiknya menggunakan warna hijau,
kuning, bening, dan jingga agar tulisan dapat jelas terlihat
saat digunakan pada media permainan wayang film (karena
akan terkena cahaya lampu).
190
b. Tulislah atau gambarlah pada kertas mika tersebut sesuai
dengan kebutuhan saat bercerita, tebalkanlah tulisan tersebut
agar jelas terlihat saat digunakan pada media permainan
wayang film (karena akan terkena cahaya lampu).
Gambar 61
Jam wayang film
3. Menyiapkan alat pengumpul data berupa catatan lapangan, lembar
observasi dan dokumentasi (kamera handphone).
b. Tindakan (Acting) dan Pengamatan (Observing)
Tindakan Siklus II yang diberikan kepada anak usia 5-6 tahun
kelompok B2 PAUD Melati Putih adalah sebagai berikut.
7) Pertemuan VII
Pertemuan ketujuh ini dilaksanakan pada hari Seni, 25
Mei 2015 mulai pukul 10.30-12.00. Saat pintu dIbuka, anak-
anak langsung duduk di bangku masing-masing. Peneliti
memimpin doa sebelum belajar dan mengajak bernyanyi
bersama lagu “Good Morning”, “Buka-tutup”, dan “Family
191
Finger”. Anak-anak terlihat mengikuti kegiatan dengan gembira.
Peneliti kemudian mengajak anak-anak untuk duduk bersila di
depan media wayang film. “ Asyik.. nonton lagi!” kata Thalita
bersemangat (CL.7,p.1,kl.5). “ Iya, Kakak hari ini akan bercerita
judul “Semua Terlambat Waktu”, “sudah siap menyaksikan?
Kalau sudah siap, Kakak ingin lihat teman-teman duduk dengan
rapi serat tidak ada lagi yang bersuara”, kata peneliti. Anak-
anak terlihat mengikuti instruksi peneliti (CL.7,p.1,kl.7). Peneliti
memulai cerita dengan memperkenalkan kembali tokoh-tokoh
wayang film. “ Sudah tahu, kak” sahut Thalita di belakang . “Iya”
jawab peneliti sambil mengangguk. (CL.7,p.1,kl.9).
Setelah selesai cerita, peneliti melakukan tanya jawab.
“Siapa yang bisa menceritakan kembali?.. intinya saja?” tanya
peneliti. “Saya, Kak”, jawab anak-anak sambil mengangkat
tangan (CL.7,p.2,kl.1).
Gambar 62
Anak-anak mengangkat jari merespons pertanyaan peneliti (CD.7,p.2,kl.1).
192
Peneliti kemudian memanggil Razan. Razan berdiri dan
mencoba menjawab “Hmm,,, pertama Ibu membangunkan Abang....
terus...” Razan terlihat berpikir kemudian peneliti meminta salah
satu anak untuk membantu (CL.7,p.2,kl.2). “Siapa yang bisa
membantu Razan?” Kemudian Zalfa berdiri dan membantu Razan
dengan suara pelan (CL.7,p.2,kl.3). “Oke “ terima kasih Razan dan
Zalfa, silakan duduk” (CL.7,p.2,kl.4).
Gambar 63 dan 64
(kiri) Razan mencoba menjawab pertanyaan peneliti dan (kanan) dibantu oleh Zalfa (CD.7,p.2,kl.3).
“Baik, teman-teman tadi ada jam berapa saja ya?” tanya
peneliti. Damar menjawab “8, Kak”. ”Iya, betul jam 8 malam, ya”
sambil menunjukkan jam wayang film. “Nah, teman-teman hari ini
kita akan belajar jam, ini jam berapa?” tanya peneliti sambil
menunjukkan jam manual yang menunjukkan pukul 9 lewat 5 menit.
“Coba lihat teman-teman, jarum panjang di angka 1 dan jarum
pendek di angka 5” kata peneliti. (CL.7,p.2,kl.6). Peneliti kemudian
193
memanggil Citra untuk mencoba. Peneliti meminta Citra untuk
mensetting jam 06.30. Citra kemudian mencoba. Ketika Citra
mengatakan “Sudah, Kak” jawab Citra. (CL.7,p.2,kl.8), peneliti
kemudian menyalakan lampu media wayang film dan menunjukkan
jam wayang film tulisan 06.30. “Teman-teman, jam berapa ini?”
tanya peneliti. “ Jam setengah 7, Kak” jawab Bagas (CL.7,p.2,kl.11).
“Iya coba kita lihat di jam (manual) ini betul atau tidak jam setengah
7?” tanya peneliti. “Betul..“ jawab anak-anak. “Hmmm.. sebetulnya
sih kurang tepat teman-teman, karena, coba lihat jarum panjangnya
di angka berapa?”. “7, Kak” jawab anak-anak. “Berarti itu jam
berapa? Jam setengah 7 lewat 5 menit. Betul atau tidak?” tanya
peneliti. “Tidak, Kak” jawab anak-anak. “Kenapa tidak, karena ini
jam setengah 7 lewat 5. Iya .. tidak apa-apa belum tepat tapi bagus
sudah mencoba” jawab peneliti menenangkan Citra yang terlihat
tertunduk.
194
Gambar 65 dan 66
(kiri) Citra mencoba mensetting jam manual dan (kanan) peneliti mengevaluasi hasil Citra (CD.7,p.2,kl.15).
Peneliti kemudian memanggil Rafa untuk mencoba.
(CL.7,p.2,kl. 16). Rafa maju ke depan dan melihat jam wayang film
dengan tulisan 15.30. “Rafa ini jam berapa, Nak?” tanya peneliti.
“Jam 15.30” jawab Rafa. “Oke, coba Rafa buat jam ini menjadi jam
15.30”, pinta peneliti. Rafa mencoba dan sempat berhenti beberapa
kali dan melihat peneliti. “Ayo terus Rafa, sudah menunjukkan jam
15.30 belum?“ tanya peneliti. Rafa menggelengkan kepala
(CL.7,p.2,kl.17).
195
Gambar 67
Rafa membaca jam wayang film untuk disetting di jam manual (CD.7,p. 2,kl.17).
Gambar 68
Rafa mencoba mensetting pada jam manual (CD.7,p. 2,kl.19).
Saat Rafa mencoba, peneliti memanggil Razan untuk
mencoba setelah Rafa selesai. Razan terlihat memandangi jam
dinding sekolah. Saat Rafa mensetting jam dengan waktu yang
sesuai dengan media wayang film, “stop” kata peneliti. Rafa
berhenti meski sebelumnya Rafa terlihat masih melanjutkan. “Oke,
terima kasih Rafa, silakan duduk,” pinta peneliti (CL.7,p.2,kl.26).
196
Razan kemudian maju ke depan, dan mensetting pukul 6.30. ”Oke,
terima kasih Razan,” kata peneliti.(CL.7,p.2,kl.27).
Waktu menunjukkan pukul 11.35 maka peneliti memimpin doa
sebelum makan dan memanggil anak-anak yang duduk dengan rapi
untuk diizinkan istirahat. Thalita mendatangi peneliti. “Kak, ini mau
rapiin ga?” “Iya,” jawab peneliti. Thalita kemudian berkata “Eh,
temen-temen bantuin kakaknya rapiin yuk?” (CL.7,p.3,kl.2). Razan,
Hana, Intan, dan Damar bersama-sama membantu. “Kakak, ini
TVnya ditaro di mana?” tanya Thalita. “Di atas meja Bu Guru” jawab
peneliti. “Oh, Oke Kak, ayo temen-teman angkat ke situ ininya
(media wayang film)” kata Thalita. Thalita, Razan, Hana, Intan dan
Damar bersama mengangkat media wayang film tersebut ke tempat
yang dimaksud (CL.7,p.3,kl.7). “Wah, terima kasih ya,” puji peneliti.
“Sama-sama Kak” jawab Thalita dibarengi Hanna mengangguk
tanda mengiyakan jawaban Thalita (CL.7,p.3,kl.9).
197
Gambar 69
Thalita dan teman-temannya membantu merapikan media wayang film (CD.7,p.3,kl.3).
Gambar 70 dan 71
Anak-anak membantu merapikan media wayang film (CD.7,p.3,kl.7).
Bel berbunyi, anak-anak segera duduk di bangku masing-
masing (CL.7,p.4,kl.1). Peneliti kemudian memimpin doa sebelum
pulang, lalu mengumumkan bahwa kegiatan akan dilanjutkan
dengan latihan untuk acara perpisahan yang dipimpin oleh Bu
Haryati.
198
8) Pertemuan VIII
Pertemuan kedelapan dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Mei
2015 mulai pukul 10.30-12.00. Peneliti mengajak anak-anak duduk
bersila menghadap media wayang film. Peneliti kemudian mengajak
anak-anak bernyanyi lagu “Good Morning”, “Kepala Pundak Lutut
Kaki”, “Family Fingers” dan berdoa bersama. Anak-anak terlihat
mengikuti dengan baik. Peneliti mengingatkan kembali kegiatan hari
sebelumnya (Senin) yaitu mengenal waktu dengan menggunakan
media wayang film. Peneliti kemudian memanggil Thalita untuk
mencoba mensetting jam manual dan sesuai dengan jam wayang
film. Thalita mencoba mensetting jam 12.30. Fadli tiba-tiba berdiri di
belakang Thalita dan memperhatikan jari Thalita yang sedang
memutar pemutar jam (CL.8,p.1,kl.5). Thalita mencoba perlahan
dan dapat diselesaikan dengan baik tanpa dibantu oleh peneliti
(CL.8,p.1,kl.7).
199
Gambar 72
Thalita sedang mensetting jam manual (CD.8,p.1,kl.6).
Peneliti kemudian menjelaskan model pembelajaran hari yang
berbeda dengan hari biasanya yaitu model kelompok, dan kegiatan
pembelajaran kelompok hari ini adalah mengerjakan LK Maze
”Pulang Sekolah” dan menuliskan jam wayang film serta membaca
buku perpustakaan. Saat peneliti sedang menjelaskan anak-anak
terlihat berbincang dan suasana menjadi rIbut, sehingga peneliti
terpaksa berhenti menjelaskan dan melihat ke arah anak-anak
(CL.8,p.1,kl.9). Setelah selesai, peneliti memanggil nama anak
untuk memilih kegiatan mana yang akan dilakukan lebih dahulu.
Anak-anak terlihat sangat yakin dengan menjawab dengan tegas
pilihan kegiatan yang dituju.
200
Gambar 73
Peneliti menghentikan penjelasan dan menghadap ke arah anak-anak (CD.8,p.1,kl.9).
Kegiatan pembelajaran kelompok berlangsung dengan baik
namun rIbut (CL.8,p.2,kl.1). Anak-anak lebih sering bertanya “Kak,
abis itu apa lagi?” apabila satu kegiatan telah diselesaikan
(CL.8,p.2,kl.2). Anak-anak terlihat mengerjakan dengan baik dan
tanpa dibantu oleh peneliti ataupun guru.
Setelah semua anak selesai berkegiatan, anak-anak duduk
bersila di tengah kelas untuk berdoa sebelum makan. Reza,
Erlangga, dan Firmansyah terlihat belum berdoa dengan baik
sehingga peneliti meminta mereka berdoa sendiri saat teman-teman
yang lain sudah beristirahat (CL.8,p.3,kl.2).
201
Gambar 74
Hasil kerja anak membuat jam wayang film yang dapat digunakan untuk bercerita
Gambar 75
Reza, Erlangga, dan Firmansyah berdoa kembali bersama peneliti (CD.8,p.3,kl.2).
Bel berbunyi anak-anak kembali ke kelas dan duduk di bangku
masing-masing (CL.8,p.14,kl.1). Peneliti mereview kegiatan hari ini
dan bertanya kepada anak-anak, “Senang atau tidak dengan
kegiatan hari ini?”, “senang” jawab anak-anak serentak
(CL.8,p.4,kl.2). “Siapa yang senang hari ini angkat tangan!” pinta
peneliti. “Saya, Kak” jawab anak-anak sambil mengangkat
tangannya. Namun Hana terlihat tiduran di mejanya akibat sedang
202
demam (CL.8,p.4,kl.3). Peneliti kemudian memimpin doa pulang.
Anak-anak terlihat bersiap berdiri namun dihentikan oleh peneliti
karena akan dipanggil satu per satu. Anak-anak kemudian duduk
dengan rapi dan tegap di bangku masing-masing bersiap untuk
dipanggil pulang.
Gambar 76 Anak-anak merespons peneliti (CD.8,p.4,kl.3).
9) Pertemuan VIIII
Pertemuan kesembilan dilakukan pada hari Rabu, 3 Juni
2015. Peneliti memimpin anak-anak berbaris di depan pintu untuk
melakukan kegiatan baris-berbaris. Anak-anak terlihat mengikuti
dengan baik (CL.9,p.1,kl.2). Peneliti mengajak anak-anak untuk
bernyanyi dan bergerak lagu “Good Morning” dan “Kepala
Pundak Lutut Kaki,” mengikuti instruksi peneliti. Citra terlihat
tersenyum meski salah mengikuti instruksi. Setelah selesai,
peneliti mengajak anak-anak untuk duduk bersila dan memimpin
203
berdoa sebelum belajar. Anak-anak berdoa dengan baik. Rafa
hari ini datang terlambat, berdoa sendiri dan mengikuti kegiatan
pembelajaran. Peneliti kemudian mengajak anak-anak
menyanyikan lagu baru yaitu “Daily Names” dan anak-anak
berusaha mengikuti contoh peneliti. Peneliti kemudian
menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dan melakukan tanya
jawab tentang nama-nama tokoh wayang film yang dapat
digunakan oleh anak. “Siapakah ini?” tanya peneliti. “Abang
Koko” jawab anak-anak serentak sambil menunjuk wayang film
(CL.9,p.1,kl.8). Peneliti kemudian memperlihatkan cara
memainkan wayang film. “Wayang apakah ini?” tanya peneliti.
“Tempat tidur” jawab Thalita. Peneliti menggangguk mengiyakan
jawaban Thalita (CL.9,p.1,kl.11). Peneliti kemudian memasang
wayang jam. “Jam berapakah ini?” tanya peneliti. “Jam setengah
7, Kak” jawab Citra (CL.9,p.1,kl.11).
204
Gambar 77
Anak-anak mengikuti kegiatan baris-berbaris (CD.9,p.1,kl.2).
Gambar 78
Anak-anak bernyanyi dan bergerak dengan senang (CD.9,p.1,kl.3).
Gambar 79 Citra kurang tepat mengikuti instruksi peneliti saat kegiatan
bernyanyi, namun Citra terlihat senang (CD.9,p.1,kl.4).
205
Gambar 80
Peneliti melakukan tanya jawab wayang dan anak-anak merespons peneliti (CD.9,p.1,kl.8).
Peneliti memanggil Razan untuk bercerita dengan
menggunakan wayang film. Razan memilih wayang Abang
Koko. Razan bercerita: Abang bangun pagi, terus Abang
mandi, Abang ke sekolah, Abang pulang, terus Abang main,
Abang telat pulang, Abang dimarahi terus makan malam, dan
tidur. (CL.9.p.2,kl.2). Saat Razan bercerita, Febi dan teman-
teman yang lain terlihat asyik bercanda sendiri. Peneliti
menenangkan mereka dengan “Sshh, ayo dengarkan dengan
baik, temannya sedang bercerita”. Anak-anak tenang dan
melanjutkan menyaksikan Razan bercerita (CL.9,p.2,kl.3).
Razan melanjutkan cerita: “Abang pagi makan, Abang mandi,
Abang ke sekolah, Abang pulang.“ “Oke, Razan, terima kasih,
cukup satu hari saja,” kata peneliti. Razan kemudian duduk
kembali.
206
Peneliti memanggil Febi untuk bercerita dengan wayang
film. Febi memilih wayang “Abang Koko bermain bola”. Febi
bercerita: “Bangun pagi, Abang mandi, sekolah, pulang, terus
Abang main, dan telat pulang, Abang mandi terus makan, dan
tidur “ (CL.9,p.3,kl.3). Saat Febi bercerita teman-teman yang
lain terlihat asyik bercanda sendiri. Peneliti menenangkan
mereka dengan, “Sshh”. Anak-anak tenang kembali. Febi
bercerita: “Abang .... mmm udah kak”. “ Oke Febi, terima kasih,”
kata peneliti. Febi kemudian duduk kembali (CL.9,p.3,kl.5).
Peneliti kemudian memanggil Damar. Peneliti memanggil
Damar untuk bercerita dengan wayang film. Damar memilih
wayang “Abang Koko bermain bola”. Damar bercerita: “Bangun
pagi, Abang mandi, Abang pergi sekolah, pulang, terus Abang
main, dan telat pulang, Abang mandi terus makan, kerjakan PR
dan tidur” (CL.9,p.4,kl.4). Saat Damar bercerita teman-teman
yang lain terlihat asyik bercanda sendiri. Peneliti
memperhatikan mereka dan mematikan lampu wayang film.
Damar diam sambil memegang benang film dan anak-anak
tenang kembali menyaksikan Damar bercerita. Saat peneliti
mempersilakan Damar untuk melanjutkan, Damar menjawab
”Udahan, Kak. “ Oke Damar, terima kasih” kata peneliti. Damar
kemudian duduk kembali (CL.9,p.4,kl.7).
207
Peneliti memanggil Citra dan Citra memilih wayang “Adik
Siti”. Citra bercerita: “Adik Siti pagi-pagi bangun dan mandi,
sudah itu bantu Ibu siapkan, Adik Siti ke sekolah sama-sama,
Adik Siti pulang sekolah, ganti pakaian dan makan, Adik Siti
tidur” (CL.9,p.5,kl.2). Citra diam dan berkata “Udah, Kak”. “Oke,
terima kasih Citra, silakan duduk,” kata peneliti (CL.9,p.5,kl.3).
Gambar 81
Citra saat sedang bercerita menggunakan wayang film (CD.9,p.5,kl.2).
Peneliti kemudian memanggil Rafa dan Rafa memilih
wayang Ibu. Rafa bercerita: “Ibu membangunkan Abang dan
Ayah, Ibu memasak di dapur, lalu merapikan kamar, Ibu capek
dan istirahat, Ibu tidur dan bangun lagi” (CL.9,p.6,kl.2). “Udah,
Kak,” kata Rafa. “Oh, sudah. Oke terima kasih ,Rafa,” jawab
peneliti. Rafa kemudian duduk kembali (CL.9,p.6,kl.3).
208
“Kakak.. aku, Kak, aku..” kata Febi. “Febi kan sudah maju
,,, dan waktunya sudah selesai kita mau istirahat ya.. lihat sudah
jam 11.30,” jawab peneliti. “Yah..ya udah, deh,” jawab Febi
(CL.9,p.7,kl.1). Peneliti kemudian memimpin berdoa sebelum
makan. Anak–anak berdoa dengan sikap yang baik. Peneliti
kemudian mengizinkan anak-anak untuk istirahat. Saat istirahat,
terlihat Nola, Syita, dan Damar bermain wayang film bersama.
Anak-anak bermain dengan tertib (CL.9,p.7,kl.4).
Bel berbunyi tanda masuk kembali ke kelas, peneliti
mengumumkan bahwa kegiatan akan dilanjutkan dengan
latihan acara perpisahan oleh Bu Haryati. Anak-anak mengikuti
kegiatan dengan baik. Setelah selesai latihan, peneliti
memimpin doa sebelum pulang dan setelah selesai peneliti
memanggil nama anak yang duduk dengan rapi untuk diizinkan
pulang. Kepala sekolah terlihat mengacungkan jari jempol saat
Damar berlatih dengan baik. “Hebat anak-anak B2, hari ini
berlatihnya tertib” (CL.9,p.8,kl.4).
209
Gambar 82 Bu Ery sedang memberikan pujian untuk anak-anak
B2 (CD.9,p.8,kl.4).
10) Pertemuan X
Pertemuan kesepuluh dilaksanakan pada hari Jumat, 5
Juni 2015 mulai pukul 10.30-12.00. Peneliti mengajak anak-anak
duduk bersila menghadap media wayang film. Peneliti mengajak
anak-anak untuk berdiri bernyanyi dan bergerak bersama. Saat
berdiri Thalita terlihat mengajak Nola untuk berdiri di sampingnya.
“Nola, kamu sini ajah di belakang tidak kelihatan loh..,” kata
Thalita memberi saran. Nola terlihat mengikuti saran Thalita
(CL.10,p.1,kl.3). Anak-anak terlihat senang dan mengikuti
kegiatan dengan baik. Peneliti kemudian memimpin anak-anak
berdoa sebelum belajar. Selesai berdoa, peneliti mengajak anak-
anak bernyanyi kembali dan menjelaskan kegiatan hari ini yaitu
melanjutkan kegiatan hari Rabu.
210
Gambar 83 dan 84
(kiri) Thalita sedang mengajak Nola untuk berdiri di sampingnya dan (kanan) Nola mengikuti saran Thalita untuk berdiri di sampingnya selama kegiatan bernyanyi (CD.10,p.1,kl.3).
Peneliti memanggil Marsya dan Marsya mengambil
wayang “Ibu dan Abang Koko” (CL.10,p.2,kl.1). Saat
memasangkan wayng ke tali, Marsya meminta bantuan pada
peneliti untuk memasangkan. ”Marsya mau pakai dua-duanya?”
tanya peneliti. Marsya mengangguk. Marsya bercerita: “Abang
dan Ibu di teras, ngomong-ngomong....” Marsya diam sambil
memegangi benang. “Terus, Marsya apa lagi?” tanya peneliti.
Marsya menggelengkan kepalanya. “Sudah Marsya?” tanya
peneliti. “Marsya menggangguk dan menyerahkan tali kepada
peneliti dan Marsya kembali ke tempat duduknya. “Udahan, Ka?”
tanya Erlangga. “Iya,” jawab peneliti. (CL.10,p.2,kl.2).
211
Gambar 85
Marsya bercerita ditemani oleh peneliti (CD.10,p.2,kl.1).
Peneliti kemudian memanggil Reza. Reza duduk di
depan dan memegangi tali. “Ayo Reza silakan dimulai,” kata
peneliti (CL.10,p.3,kl.1). Reza terlihat menggarukkan kepala
sambil tengok kanan dan kiri. Reza tiba-tiba menangis. Peneliti
kemudian bertanya. “Reza kenapa nak?” tanya peneliti. Reza
hanya menangis dan berkata, “Mau ke Mama” (CL.10,p.3,kl.2).
Peneliti kemudian mengantarkan Reza kepada Mama Reza.
Mama Reza memeluk dan menenangkan Reza di luar kelas.
212
Gambar 86 dan 87
(kiri) Reza menggaruk kepala saat akan bercerita dan (kanan) menangis menolak untuk bercerita (CL.10,p.3,kl.2).
Peneliti kemudian memanggil Zalfa untuk bercerita. Zalfa
memilih wayang yang ingin dimainkan yaitu “Adik Siti” namun
menggantinya dengan wayang “Ibu” (CL.10,p.3,kl.8). “Sudah
Zalfa?” tanya peneliti. ”Sudah, Kak” jawab Zalfa. Zalfa bercerita:
“Pagi hari, Ibu memasak di dapur, Ibu membangunkan Ayah
dan Abang, Ibu menyiapkan bekal Abang dan Adik Siti, Ibu
merapikan rumah, Ibu mencuci baju, Ibu masak makan malam,
lalu Ibu tidur” (CL.10,p.3,kl.10). Setelah Zalfa selesai bercerita,
peneliti memanggil Intan.
Intan segera duduk di bangku depan. Intan memasang
kembali wayang “Ibu”. “Udah siap, Kak” kata Intan. “Oke silakan
Intan,” jawab peneliti (CL.10,p.4,kl.1). Intan bercerita: “Ibu ke
213
pasar beli sayur, jemput adik Siti sekolah, pulang mandi, dan Ibu
masak makan sore. Ibu panggil Siti untuk bantu Ibu. Malamnya
tidur sama-sama. Kata Ibu, “mau tidur dulu ya”. Peneliti duduk
mendekati Intan karena suara Intan pelan. “Sudah, Kak” kata
Intan menyudahi ceritanya. “Iya, terima kasih Intan, silakan duduk.
Intan kemudian duduk kembali (CL.10,p.4,kl.3).
Reza terlihat sudah berhenti menangis, saat ditanya,
“Reza mau mencoba?” Reza menggelengkan kepala dan
memeluk erat Mamanya. (CL.10,p.5,kl.1). Thalita berkata “Kok
takut sih? Itu ga pa pa. Ioh, laki-laki cengeng” (CL.10,p.5,kl.2).
“Tidak apa-apa, Reza belum pernah coba ya.. nanti dicoba ya..
menangis itu tidak apa-apa bukan berarti dia cengeng tapi dia
mau kasih tahu kalau dia sedih,” kata peneliti menenangkan dan
menjelaskan. Thalita terlihat mengangguk. Peneliti kemudian
memanggil Thalita. “Ayo Thalita maju,” panggil peneliti. Thalita
terlihat senyum-senyum sendiri sambil menuju bangku depan
(CL.10,p.5,kl.4).
Thalita memainkan wayang “Adik Siti” dan bercerita: “Siti
bangun pagi, Siti minum susu, Siti ke sekolah, Siti pulang sekolah,
Siti makan malam, Siti bobo” (CL.10,p.6,kl.1). Thalita diam
sejenak dan melanjutkan cerita, namun sebelum melanjutkan
cerita, Thalita terlihat berdiskusi dengan Zalfa dan Intan yang
214
duduk di depan Thalita untuk menyampaikan kalimat cerita
berikutnya (CL.10,p.6,kl.2). Thalita melanjutkan dengan kalimat
cerita: “Siti tidur siang, Siti makan malam”. Thalita terdiam lagi.
Saat Intan dan Zalfa melihat ke belakang (peneliti sedang
memperhatikan) mereka diam dan tidak berdiskusi lagi dengan
Thalita (CL.10,p.6,kl.4). Thalita melanjutkan cerita: “Siti bangun
pagi, Siti minum susu, Siti ke sekolah, Siti pulang sekolah, Siti
makan malam, Siti bobo”. Thalita terdiam kembali. Peneliti
kemudian bertanya “Sudah, Thalita?”. “Sudah deh, Kak” jawab
Thalita. (CL.10,p.6,kl.5). “Oke terima kasih Thalita, silakan duduk”
jawab peneliti. Tiba-tiba Hana meminta untuk bercerita, namun
karena waktu sudah habis peneliti meminta Hanna untuk bersabar
menunggu saat istirahat.
Gambar 88
Thalita sedang bercerita sambil melirik ke arah Zalfa dan Intan (CD.10,p.6,kl.2).
215
Peneliti mereview kegiatan hari ini, memimpin doa
sebelum makan dan doa sebelum pulang kemudian mengizinkan
anak-anak untuk beristirahat. Selama istirahat terlihat anak-anak
bermain dengan senang. Saat bel berbunyi kegiatan diambil alih
oleh Bu Ery untuk latihan acara perpisahan.
c. Refleksi
Peneliti bersama kolaborator mengadakan refleksi setiap
selesai melaksanakan kegiatan. Refleksi ini dilakukan dengan tujuan
untuk melihat tindakan yang diberikan pada hari itu, dan dampak dari
kegiatan menggunakan media permainan wayang film terhadap
kecerdasan intrapersonal anak usia 5-6 tahun di PAUD Melati Putih,
Kayu Putih.
Pengamatan atas kinerja peneliti dan kolaborator di lapangan
sangat diperlukan dalam penelitian ini. Pengamatan dilaksanakan
pada saat pelaksanaan tindakan di kelas oleh peneliti dengan
menggunakan instrumen pemantau tindakan. Peneliti dan kolaborator
melakukan analisis proses sejauh mana aktivitas anak dalam proses
pembelajaran telah sesuai dengan perencanaan yang telah dIbuat.
Setiap pertemuan Siklus II, peneliti dan kolaborator bersama-
sama saling mengevaluasi kegiatan yang dilakukan dengan
berpedoman pada instrumen pemantau tindakan, lembar observasi,
216
dan refleksi yang dIbuat bersama. Berdasarkan hasil pengamatan
pada umumnya aktivitas guru dan aktivitas anak berjalan baik sesuai
dengan perencanaan. Pada pertemuan ketujuh hingga pertemuan
kesepuluh, penerapan media permainan wayang film berjalan dengan
baik dan sesuai harapan. Hal ini berdampak positif terhadap
kecerdasan intrapersonal anak. Hal tersebut terlihat pada saat
observasi oleh peneliti pada tiap pelaksanaan pertemuan. Untuk
melihat skor kecerdasan intrapersonal anak, dapat dilihat tabel di
bawah ini.
Tabel 15 Deskripsi Data Siklus II Kecerdasan Intrapersonal Anak
No Nama
Responsden
Jumlah Presentase
skor Total
1 FEBI 223 87,1
2 MARSYA 224 87,5
3 CITRA 225 87,8
4 TALITA 252 98,4
5 ZALFA 238 92,9
6 REZA 224 87,5
7 DAMAR 243 94,9
8 RAZAN 255 99,6
9 INTAN 250 97,6
10 RAFA 250 97,6
Jumlah 2384 930,9
Rata-rata kelas 238,4 93,09
Data Siklus II tersebut kemudian dIbuat dalam bentuk grafik
untuk melihat level tingkat presentase kecerdasan intrapersonal
217
anak usia 5-6 tahun. Berikut ini adalah grafik presentase kecerdasan
intrapersonal anak usia 5-6 tahun.
Grafik 4 Deskripsi Data Siklus II Kecerdasan Intrapersonal Anak
Hasil penelitian terhadap kecerdasan intrapersonal anak
meningkat dari pra penelitian sampai Siklus II. Rata-rata persentase
kecerdasan intrapersonal anak meningkat hingga 93,09% setelah
diberi tindakan menggunakan media permainan wayang film.
Persentase yang didapat pada Siklus II mencapai target keberhasilan
yang disepakati dengan kolaborator yaitu sebesar 71%.
Hasil pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
kecerdasan intrapersonal anak semakin berkembang melalui
penggunaan media wayang film. Hal ini terlihat dari indikator yang
pada Siklus I belum meningkat dan pada Siklus II sudah meningkat
yaitu anak dapat menerima tantangan baru, anak dapat
menyampaikan keinginan diri, anak memiliki rasa kebanggaan
80
85
90
95
100 Febi
Marsya
Citra
Thalita
Zalfa
Reza
Damar
218
terhadap diri karena anak dapat tugas sendiri dan anak mulai
menjawab pertanyaan peneliti dengan jelas. Namun, berdasarkan
pengamatan peneliti dan kolaborator, Reza belum dapat menerima
tantangan baru. Hal ini terlihat saat kegiatan bercerita menggunakan
media wayang film. Saat itu Reza terlihat menggaruk kepala sambil
menghadap kanan dan kiri seperti orang kebingungan kemudian ia
menangis (CL.10,p.3,kl.3). Berdasarkan hasil pengamatan ini dan
wawancara dengan guru yang menyatakan bahwa Reza selalu
kesulitan dalam mengerjakan tugas apapun. Reza itu masih kurang
dan tidak berkembang secara keseluruhan perkembangannya dan
dimanjakan oleh orangtuanya. Tampaknya ada yang menghambat
tapi belum diketahui (CWG.2,p.1,kl.3). Kesimpulan dari hasil
penelitian Siklus II ini adalah sebagian besar anak sudah mengalami
peningkatan dalam setiap indikator yang tercantum dalam butir
instrumen. Oleh sebab itu, peneliti dan kolaborator sepakat untuk
menghentikan penelitian ini.
C. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif dilakukan secara terus-
menerus setiap Siklus dengan presentase kenaikan. Analisis kualitatif
dilakukan dengan cara menganalisis data dari catatan lapangan (CL),
219
catatan wawancara (CW), dan catatan dokumentasi (CD). Data yang
dikumpulkan selama penelitian berlangsung disusun dengan cara
penyusunan data berdasarkan Miles dan Huberman, yakni melalui
tahapan reduksi data, display data, dan verifikasi data (RDV).
1. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif merupakan analisis data yang
digambarkan dalam bentuk angka. Berdasarkan pengamatan dan
penghitungan data yang dilakukan, diperoleh presentase kecerdasan
intrapersonal anak usia 5-6 tahun di PAUD Melati Putih selama proses
penelitian mulai dari pra penelitian sampai dengan Siklus II sebagai
berikut.
Tabel 16 Deskripsi Data Kecerdasan Intrapersonal Anak Pra Penelitian
Siklus I dan Siklus II
No Nama
Responsden
Presentase Presentase Peningkatan
Pra Penelitian Siklus 1 Siklus 2
1 FEBI 35,93 67,7 87,1 51,17
2 MARSYA 39,06 72,6 87,5 48,44
3 CITRA 41 76,5 87,8 46,8
4 THALITA 45,3 90,1 98,4 53,1
5 ZALFA 41 92,9 92,9 51,9
6 REZA 29,6 71,6 87,5 57,9
7 DAMAR 38 91,9 94,9 56,9
8 RAZAN 35,93 83,8 99,6 63,67
9 INTAN 34 89,8 97,6 63,6
10 RAFA 35,93 94,5 97,6 61,67
Jumlah 375,75 831,4 930,9 555,9
Rata-rata kelas 37,5 83,1 93,09 55,59
220
Berdasarkan pemaparan di atas tercatat bahwa responsden yang
mengalami peningkatan tertinggi adalah Razan dengan presentase
peningkatan sebesar 63,67% sedangkan yang terendah adalah Citra
sebesar 46,8%. Hasil ini merupakan hasil perhitungan selisih antara
skoring pra penelitian sampai dengan Siklus II.
Grafik 5 Deskrips Data Peningkatan antara pra penelitian, Siklus I,
dan Siklus II
Berdasarkan tabel dan grafik di atas terlihat peningkatan skor
kecerdasan intrapersonal dari pra penelitian, Siklus I, dan Siklus II.
Perbandingan peningkatan antara pra penelitian ke Siklus I memiliki hasil
peningkatan yang sangat signifikan yaitu dari 37,5% menjadi 83,1%,
sedangkan peningkatan dari Siklus I ke Siklus II adalah 93,09%.
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pra Penelitian Siklus 1 Siklus 2
221
Berikut adalah deskripsi analisis peningkatan kecerdasan
intrapersonal rata-rata kelas kelompok B2 usia 5-6 tahun di PAUD
Melati Putih.
Tabel 17 Analisis Peningkatan Kecerdasan Intrapersonal Anak
Pra Penelitian
Siklus I Siklus II Presentasi peningkatan keseluruhan
37,5 % 83,1 % 93,09 % 55,59 %
Berdasarkan tabel diatas, data pra Penelitian dan Siklus 1
kecerdasan intrapersonal digambarkan dalam bentuk grafik sehingga
terlihat tingkatan hasil Penelitian Siklus 1. Berikut adalah gambaran
grafik tersebut.
Grafik 6 Deskripsi Data Peningkatan pada Pra Penelitian, Siklus I, Siklus II
Kecerdasan Intrapersonal Anak
0
20
40
60
80
100
1 2 3
Presentase peningkatan
Pra Intervensi SIKLUS I SIKLUS II
222
Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa kecerdasan
intrapersonal anak usia 5-6 tahun mengalami peningkatan mulai pra
penelitian sampai dengan Siklus II dengan rata-rata kelas meningkat
sebesar 55,59 %.
Pada Siklus I, peningkatan kecerdasan intrapersonal anak
mencapai 83,1%. Secara kuantitatif, hasil tersebut sudah memenuhi
target keberhasilan yang telah disepakati sebesar 71%. Namun
demikian, terdapat beberapa indikator yang belum maksimal
pencapaiannya seperti: mengerjakan tugas sendiri, menjawab
pertanyaan guru dengan jelas, menerima tantangan baru,
menyampaikan keinginan diri, dan memiliki rasa kebanggaan diri karena
anak dapat tugas sendiri. Oleh sebab itu penelitian Siklus II dilakukan
dengan hasil sebesar 93,09 %. Hasil tersebut sudah maksimal dengan
meningkatnya perkembangan kecerdasan intrapersonal anak dari
seluruh indikator instrumen.
2. Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif merupakan penyusunan data yang
dikumpulkan melalui penulisan catatan lapangan, catatan wawancara,
serta catatan dokumentasi selama penelitian berlangsung. Analisis data
kualitatif disusun berdasarkan Miles dan Hubberman melalui tiga tahap
yaitu reduksi data, display data dan verifikasi data. Reduksi merupakan
penjabaran data yang dipilih berdasarkan catatan lapangan dan catatan
223
dokumentasi pada 10 pertemuan, dan 3 catatan wawancara dengan
guru dan kepala sekolah. Display data merupakan penggambaran data
terkait indikator kecerdasan intrapersonal dan tindakan yang dilakukan
dalam penelitian. Verifikasi data atau penarikan kesimpulan merupakan
hasil dari proses pembelajaran dengan menggunakan media permainan
wayang film dalam rangka meningkatkan kecerdasan intrapersonal anak
usia 5-6 tahun di PAUD Melati Putih.
1. Kecerdasan Intrapersonal
a. Memiliki Gambaran yang Akurat Tentang Diri Sendiri (kekuatan dan
kelemahan)
Data yang masuk tentang memiliki gambaran yang akurat
tentang diri sendiri (kekuatan dan kelemahan) atau kemampuan anak
untuk mengetahui kemampuan dan kelermahan di PAUD Melati Putih
diperoleh melalui catatan lapangan, catatan dokumentasi, dan catatan
wawancara yang dibuat oleh peneliti dari hasil pengamatan. Berdasarkan
hasil pengamatan tersebut, setelah dilakukan tindakan di kelas Kelompok
B2 di PAUD Melati Putih diketahui bahwa anak menerima saran atau
kritik dari orang lain melalui penyampaian langsung kepada anak saat
anak belum dapat berkonsentrasi, saat guru atau peneliti menyampaikan
penjelasan dan saat dinasihati oleh guru atau peneliti karena perilaku
yang kurang baik.
224
1) Reduksi Data
Mengenalkan gambaran yang akurat tentang diri sendiri
(kekuatan dan kelemahan) dilakukan dengan cara diadakanya
pertunjukan wayang film. Metode bercerita menjadi cara untuk melatih
anak dalam mengenal identitas diri dan belajar mendengarkan, selain
itu sebagai penunjang indikator ini diadakan juga kegiatan inti
pemberian tugas dan praktik langsung.
Peneliti menunjukan wayang tokoh Ayah dan Abang Kiki dan
bertanya “Ayah dan Abang Kiki itu perempuan atau laki-laki?” Anak-
anak serentak menjawab “Laki-laki” (CL.1,p.1,kl.10). Peneliti kemudian
bertanya kembali sambil menunjukkan wayang Ibu (CL.1, p. 1,kl.11).
“Kalau Ibu?”, anak-anak serentak menjawab “Perempuan, Kak”. Febi
kemudian menjawab, “Wanita, Kak”, peneliti kemudian bertanya
melanjutkan, “Kok Febi tahu Ibu itu wanita?” Febi menjawab “Ya,
kayak Ibu” (CL.1,p.1,kl.12). Peneliti kemudian memanggil anak-anak
sesuai kelompok untuk berbaris dan mengambil LK sesuai dengan
jenis kelamin masing-masing ( CL.1,p.2,kl.2).
Anak sudah mengetahui jenis kelamin masing-masing. Hal ini
diketahui saat anak dapat menjawab pertanyaan peneliti seputar jenis
kelamin wayang film dan saat mengambil LK ID Card.
Marsya sudah berani panggil saya untuk meminta bantuan, karena selama ini dia itu jarang sekali mau bicara (CWK.3,p.1,kl.2), Reza terlihat mendatangi Bu Nur meminta bantuan (CL.2, p. 1,kl.16), Citra menggangguk tanda ia setuju untuk siap berdoa bersama (CL.5,p.3,kl.3). Peneliti kemudian memanggil Citra, namun ia bertanya “Kak, boleh bareng teman majunya?“ (CL.6,p.3,kl.10). Peneliti mengiyakan permintaan tersebut, Citra mengajak Naysilla untuk mempraktikkan syair yang dibarengi dengan gerakan sesuai syair (CL.6,p.3,kl.11). Febi terlihat bermain sendiri dan mengganggu teman lain yang sedang menyaksikan Razan dan Galih (CL.6,p.3,kl.12).
225
Perilaku Febi ini sangat mengganggu teman sehingga Damar mengadu kepada peneliti. “Kakak.. Febinya nih ganggu terus” (CL.6,p.3,kl.13). Peneliti menegur Febi namun tidak didengarkan Febi justru mengganggu teman lain dan bermain sendiri (CL.6,p.3,kl.14).
Anak-anak sudah memperlihatkan perkembangan dengan
ditemukannya anak yang mulai berbicara sendiri saat meminta
bantuan seperti Marsya dan Reza. Karena berdasarkan hasil
wawancara keduanya belum aktif mereka membutuhkan kepekaan
guru. Namun setelah diberi tindakan mereka menunjukkan kemajuan
dengan berani menyampaikan kesulitan saat mengerjakan tugas.
Citra juga terlihat menerima kritik dan saran dari orang dewasa.
Berbeda dari Citra sebelumnya Febi selalu memberontak ataupun
marah ketika ditegur. Hal ini wajar ketika anak tersebut
memperlihatkan rasa tidak senangnya, namun menjadi berlebihan dan
mempersulit orang sekitar ketika sudah memberontak seperti yang
terjadi pada pertemuan ke-6. Namun sejak diberikan Siklus II, secara
umum Febi lebih dapat menerima kritik atau saran dari orang lain.
2) Display Data
Berdasarkan hasil pengamatan wawancara dan dokumentasi
yang dilakukan, anak cukup berkembang dalam memiliki gambaran
diri mengenai kesadaran akan kemampuan dan kelemahan diri anak.
Pernyataan yang menerangkan indikator ini adalah mendengarkan
kritik atau saran dari orang lain.
226
(CL.5,p.3,kl.3),(CL.6,p.3,kl.13),(CL.6,p.3,kl.14) ,(CD.10,p.1,kl.3).
Selain mendengarkan, ditemukan anak yang sebelumnya
bersikap diam atau pasif ketika mengalami kesulitan kemudian
mengalami peningkatan dengan menyampaikan permohonan. Hal ini
berarti anak mengakui kelemahannya.
(CL.2, p. 1,kl.16), (CL.6,p.3,kl.10) (CWK.3,p.1,kl.2)
Hasil penyusunan data indikator untuk mengetahui
kemampuan dan kelemahan diri ini ditandai dengan perubahan sikap
mendengarkan dan mengikuti saran orang lain, dan mengetahui
kelemahan. Salah satu temuannya adalah anak dapat
menyampaikan permohonan bantuan dan tidak lagi menunjukkan
sikap pasif menunggu guru untuk mendatangi dan membantu anak
tersebut.
227
Bagan 4 Mendengarkan Kritik ataupun Saran dari Orang Lain
CATATAN LAPANGAN
Reza terlihat mendatangi Bu Nur meminta bantuan (CL.2, p. 1,kl.16), Citra menggangguk tanda ia setuju untuk siap berdoa bersama (CL.5,p.3,kl.3). Peneliti kemudian memanggil Citra, namun ia bertanya, “Kak, boleh bareng teman majunya? “(CL.6,p.3,kl.10). Peneliti mengiyakan permintaan tersebut, Citra mengajak Naysilla untuk mempraktekkan syair yang dibarengi dengan gerakan sesuai syair (CL.6,p.3,kl.11), Perilaku Febi ini sangat mengganggu teman sehingga Damar mengadu kepada peneliti. “Kakak.. Febinya nih ganggu terus” (CL.6,p.3,kl.13). Peneliti menegur Febi namun tidak didengarkan, Febi justru mengganggu teman lain dan bermain sendiri (CL.6,p.3,kl.14).
CATATAN DOKUMENTASI
- Anak-anak berbaris mengambil LK sesuai jenis kelamin (CD.1,p.2,kl.2).
- Reza meminta bantuan kepada Bu Nur (CD.2,p.1,kl.16).
- Anak-Anak sesudah ditegur oleh peneliti (CD.3,p.1,kl.11).
- Peneliti menegur Citra karena Citra ayik mengobrol sendiri saat akan berdoa (CD.5,p.3,kl.3).
- Febi (sedang merangkak) dibujuk dan dinasehati oleh peneliti (CD.6,p.3,kl.14).
- Febi (dipegangi oleh peneliti dan Bu Nur memperlihatkan ekspresi marah (CD.6,p.4,kl.6)
- Peneliti menghentikan penjelasan dan menghadap ke arah anak-anak (CD.8,p.1,kl.9).
- Thalita saat sedang mengajak Nola untuk berdiri di sampingnya agar terlihat selama kegiatan berlangsung (CD.10,p.1,kl.3).
228
Bagan 4 menunjukkan adanya data yang sudah
dikelompokkan berdasarkan hasil pengamatan penelitian melalui
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media permainan
wayang film pada anak usia 5-6 tahun. Bagan tersebut
memperlihatkan keterkaitan pengamatan Yang dikelompokkan dalam
bentuk CL, CW dan CD. Keterkaitan tersebut membuktikan
kebenarannya CL maka akan terlihat pada CW dan CD begitu juga
sebaliknya.
3) Verifikasi Data
Kecerdasan intrapersonal pada anak dengan karakteristik
memiliki gambaran akurat tentang diri sendiri terlihat berkembang saat
dan setelah dilaksanakannya penelitian tindakan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Dengan metode bercerita serta
pembiasaan peringatan sikap dari peneliti ataupun guru, anak juga
belajar untuk mampu menyimak saat orang lain sedang berbicara.
Penerimaan saran ataupun kritik terlihat dari sikap anak yang
bersedia mendengarkan dan mengikuti saran dari orang lain. Hal ini
akan menjadikan anak lebih mengenal dirinya sebatas mana
kemampuannya dan menerima saran dari orang lain untuk kebaikan
bagi anak itu sendiri.
229
b. Kesadaran Suasana Hati, Motivasi, Temperanen dan Keinginan
Diri
Data tentang kesadaran suasana hati, motivasi, temperanen
dan keinginan diri di PAUD Melati Putih diperoleh melalui catatan
lapangan, catatan dokumentasi, dan catatan wawancara yang dIbuat
oleh peneliti dari hasil pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan
tersebut, setelah dilakukan tindakan di kelas Kelompok B2 di PAUD
Melati Putih, anak dapat memperlihatkan ekspresi suasana hati secara
spontan, memperlihatkan sikap tenang saat mendengar kegiatan yang
akan dilakukan, melakukan kegiatan baru, dan menyampaikan keinginan
diri kepada guru atau peneliti.
1) Reduksi Data
Mengekspresikan secara spontan, bersikap tenang saat
mendengar kegiatan yang akan dilakukan, melakukan kegiatan baru
dan menyampaikan keinginan diri menjadi satu rangkaian indikator
pada salah satu karakteristik kecerdasan intrapersonal. Untuk melatih
kesemuanya ini media wayang film menjadi salah satu media
pembelajaran, selain metode bercerita, dan metode praktik langsung
dan penugasan menjadi cara bagi peneliti untuk mengevaluasi anak
berkaitan dengan ekspresi suasana hati, motivasi, temperamen an
keinginan diri.
230
Anak dapat mengekspresikan suasana hati secara spontan:
Peneliti kemudian mengajak anak untuk bermain Ci Luk Ba dan anak-
anak menebak ekspresi apakah yang diperlihatkan oleh peneliti (CL.2,
p.1,kl.8). “Kakak, aku senang” kata Reza (CL.2, p.1,kl.17), Namun
berbeda dengan Marsya yang terlihat diam tertunduk tanpa ekspresi
apapun (CL.4, p.1, kl.17), anak-anak kelompok satu terlihat senang
(CL.5,p.1,kl.10). Peneliti mereview kegiatan hari ini dan bertanya
kepada anak-anak “Senang tidak dengan kegiatan hari ini?”
“Senang,” jawab anak-anak serentak (CL.8,p.4,kl.2). “Siapa yang
senang hari ini angkat tangan” pinta peneliti, “Saya, Kak,” jawab
anak-anak sambil mengangkat tangannya (CL.8,p.4,kl.3). Selama
istirahat terlihat anak-anak bermain dengan senang (CL.10,p.7,kl.2).
Anak bersikap tenang saat mendengarkan kegiatan yang akan
dilakukan: Anak-anak terdiam mendengar kegiatan yang akan
dilakukan (CL.2,p.1,kl.11).
Anak melakukan kegiatan baru: Febi maju ke depan dengan
antusias, namun saat akan mempraktikkan syair tersebut Febi
menggelengkan kepala tanda tidak bisa (CL.6,p.3,kl.8). Peneliti
membujuknya dan Febi bersedia setelah ditemani oleh Firmansyah
(CL.6,p.3,kl.9). Citra mengajak Naysilla untuk mempraktikkan syair
yang dibarengi dengan gerakan sesuai syair (CL.6,p.3,kl.11). Peneliti
kemudian memanggil Razan dan Galih saat sedang mempraktikkan
231
syair tersebut, Febi terlihat bermain sendiri dan mengganggu teman
lain yang sedang menyaksikan Razan dan Galih (CL.6,p.3,kl.12).
Firmansyah maju ke depan kelas namun kemudian Firmansyah
berkata “Tapi .. Kakak ajarin ya” (CL.6,p.4,kl.3).
Pertemuan kesembilan dan kesepuluh melakukan kegiatan
bermain wayang film dengan bercerita tentang tokoh yang dipilih anak
sesuai dengan jenis kelamin anak. Reza terlihat menggarukkepala
sambil menghadap kanan dan kiri kemudian Reza tiba-tiba menangis
(CL.10,p.3,kl.3).
Anak menyampaikan keinginan diri: Firmansyah berteriak
“Kakak.. aku mau dong pimpin doa.” “Boleh,” jawab peneliti
(CL.6,p.4,kl.2). Mereka tertarik bahkan setelah kakak (peneliti)
selesai, saat masuk sekolah anak-anak menanyakan “Bu, Kak Nabila
mana? Aku mau mainin wayangnya..” (CWK.3,p.2,kl.1). Tiba-tiba
Hana meminta untuk bercerita. “Maaf ya Hana waktu kita sudah habis
kita mau berdoa makan, nanti bisa kok memainkan saat istirahat,”
kata peneliti. “Iya, kak ga pa pa” jawab Hana (CL.10,p.6,kl.7).
2) Display Data
Berdasarkan hasil pengamatan wawancara dan dokumentasi
yang dilakukan, diketahui bahwa anak cukup berkembang dalam
mengekspresikan secara spontan, bersikap tenang saat mendengar
kegiatan yang akan dilakukan, melakukan kegiatan baru dan
232
menyampaikan keinginan diri. Oleh karena satu rangkaian
karakteristik ini memiliki beberapa indikator maka akan dibagi menjadi
beberapa sub sesuai dengan indikator yang ada.
Anak dapat mengekspresikan suasana hati secara spontan: (CL.2,p.1,kl.8), (CL.2, p. 1,kl.17), (CL.4,p.1,kl.17), (CL.5,p.1,kl.10). (CL.8,p.4,kl.2), (CL.8,p.4,kl.3), (CL.10,p.7,kl.2).
Anak bersikap tenang saat mendengarkan kegiatan yang akan dilakukan: (CL.2,p.1,kl.11). Pada setiap pertemuan yang mengadakan kegiatan inti, anak-anak tidak memperlihatkan ekspresi wajah senang atau tidak senang.
Anak melakukan kegiatan baru: (CL.6,p.3,kl.8), (CL.6,p.3,kl.9). (CL.6,p.3,kl.11), (CL.6,p.3,kl.12), (CL.6,p.4,kl.3). Pada pertemuan kesembilan dan kesepuluh melakukan kegiatan bermain wayang film dengan bercerita tokoh yang dipilih anak sesuai dengan jenis kelamin anak. Reza terlihat menggaruk kepala sambil menghadap kanan dan kiri kemudian Reza tiba-tiba menangis (CL.10,p.3,kl.3).
Anak menyampaikan keinginan diri: (CL.6,p.4,kl.2), (CWK.3,p.2,kl.1), (CL.10,p.6,kl.7).
Secara umum, anak–anak sudah mengalami peningkatan,
namun terdapat salah seorang anak yaitu Febi yang memperlihatkan
ekspresi marah dan selama proses penelitian berlangsung di
pertemuan keenam. Perubahan ekspresi emosi anak saat ditangani
oleh peneliti dan guru pun terlihat tidak mudah membutuhkan waktu
cukup lama untuk menenangkannya. Selain itu, Reza termasuk anak
yang sulit dalam beradaptasi dengan tantangan baru. Dalam hal ini
media wayang film menjadi tantangan tersendiri bagi anak tersebut
sehingga membutuhkan waktu lebih lama bagi Reza untuk
beradaptasi. Namun dengan mendengarkan kegiatan yang akan
dilakukan Reza mengalami peningkatan dengan bersedia
233
mendengarkan dengan tenang tanpa memperlihatkan sikap
kebingungan.
234
Bagan 5 Kecerdasan Intrapersonal
Kesadaran Suasana Hati, Motivasi, Temperamen dan Keinginan diri
CATATAN LAPANGAN
1. Anak dapat mengekspresikan suasana hati secara spontan: (CL.2,p.1,kl.8), (CL.2, p. 1,kl.17), (CL.4,p.1,kl.17), (CL.5,p.1,kl.10). (CL.8,p.4,kl.2), (CL.8,p.4,kl.3), (CL.10,p.7,kl.2).
2. Anak bersikap tenang saat mendengarkan kegiatan yang akan dilakukan: (CL.2,p.1,kl.11). Pada setiap pertemuan yang mengadakan kegiatan inti, anak-anak tidak memperlihatkan ekspresi wajah senang atau tidak senang.
3. Anak melakukan kegiatan baru: (CL.6,p.3,kl.8), (CL.6,p.3,kl.9). (CL.6,p.3,kl.11), (CL.6,p.3,kl.12),(CL.6,p.4,kl.3 ),(CL.10,p.3,kl.3).
4. Anak menyampaikan keinginan diri: (CL.6,p.4,kl.4),(CL.10,p.6,kl.7).
CATATAN DOKUMENTASI
1. Anak dapat mengekspresikan suasana hati secara spontan: Ekspresi kaget (CD.3,p.4,kl.5), senang (CD.3,p.1,kl.3),(CD.4,p.1,kl.3), (CD.5,p.1,kl.11). (CD.9,p.1,kl.7), (CD.9,p.1,kl.7), tanpa ekspresi (CD.4,p.1,kl.18), marah (CD.6,p.4,kl.6)
2. Anak bersikap tenang saat mendengarkan kegiatan yang akan dilakukan: (CD.6,p.1,kl.11)
3. Anak melakukan kegiatan baru: (CD.6,p.3,kl.8), (CD.6,p.3,kl.9), (CD.6,p.3,kl.11),(CD.6,p.3,kl.12),(CD.6,p.4,kl.3),(CD.10,p.3,kl.3).
4. Anak menyampaikan keinginan diri: (CD.6,p.4,kl.4), (CD.10,p.6,kl.7).
CATATAN WAWANCARA
3. Anak melakukan kegiatan baru: Reza masih kurang dan belum optimal perkembangannya dan ia dimanjakan oleh orangtuanya. Tampaknya ada yang menghambat tapi belum diketahui (CWG.2,p.1,kl.3).
4. Anak menyampaikan keinginan diri : setelah kakak (peneliti) selesai, saat masuk sekolah anak-anak menanyakan. “Bu, Kak Nabila mana? aku mau mainin wayangnya” (CWK.3,p.2,kl.1).
235
Bagan 5 menunjukkan adanya data yang sudah
dikelompokkan berdasarkan hasil pengamatan penelitian melalui
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media permainan
wayang film pada anak usia 5-6 tahun. Bagan tersebut
memperlihatkan keterkaitan pengamatan yang dikelompokkan dalam
bentuk CL, CW dan CD. Keterkaitan tersebut membuktikan
kebenarannya CL maka akan terlihat pada CW dan CD begitu juga
sebaliknya.
3) Verifikasi Data
Kecerdasan intrapersonal pada karakteristik kesadaran suasana
hati, motivasi, temperamen, dan keinginan diri terlihat berkembang
saat dan setelah dilaksanakannya penelitian tindakan selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Metode bercerita, metode
praktik langsung dan pemberian tugas melengkapi penelitian untuk
melatih anak dalam mengekspresikan suasan hati secara spontan,
mendengarkan dengan tenang kegiatan yang akan dilakukan,
melakukan kegiatan baru, dan menyampaikan keinginan diri. Meski
terdapat anak yang belum seperti teman-temannya yang lain, namun
tetap dapat dikatakan ada peningkatan dengan adanya perubahan
ke arah yang lebih baik.
236
c. Kapasitas Kemampuan Mendisiplinkan Diri, Memahami Diri Sendiri
dan Menghargai Diri Sendiri.
Data yang termasuk kapasitas kemampuan mendisiplinkan diri,
memahami diri sendiri dan menghargai diri sendiri di PAUD Melati Putih
diperoleh melalui catatan lapangan, catatan dokumentasi dan catatan
wawancara yang dibuat oleh peneliti dari hasil pengamatan. Berdasarkan
hasil pengamatan tersebut, setelah dilakukan tindakan di kelas Kelompok
B2 di PAUD Melati Putih ditemukan bahwa anak dapat berperilaku baik
dan sopan. Hal ini terlihat saat anak bersabar menunggu giliran, berbaris
dengan rapi, berkata sopan termasuk mengucapkan kata terima kasih
dan maaf. Selain itu, anak dapat mengurus diri sendiri. Hal ini terlihat saat
anak merapikan sampah ataupun bekal sendiri, merapikan alat
permainan yang sudah digunakan. Anak juga sudah memperlihatkan
penghargaan diri. Hal ini terlihat saat anak menjawab pertanyaan dengan
jelas, mengerjakan tugas tanpa bantuan dan memperlihatkan ekspresi
senang saat menyerahkan atau menyelesaikan hasil kerja sendiri.
1) Reduksi Data
Kapasitas kemampuan mendisiplinkan diri, memahami diri
sendiri, dan menghargai diri sendiri menjadi rangkaian karakteristik
kecerdasan intrapersonal yang terakhir. Seperti rangkaian
karakteristik sebelumnya, maka rangkaian karakteristik ini akan
dibagi menjadi beberapa kelompok dalam karakteristik ini. Untuk
237
melatih rangkaian karakteristik ini menggunakan metode bercerita,
metode penugasan dan pembiasaan.
Anak dapat berperilaku baik dan sopan dalam kehidupan
sehari-hari. Karakteristik ini terlihat saat anak berkata sopan
termasuk mengucapkan kata terima kasih dan maaf: Saat menerima
LK, Haura, Diva, Rafa, dan Zalfa mengucapkan terima kasih
(CL.2,p.1,kl.14). Anak membalas kata terima kasih “sama-sama, kak”
jawab Thalita dibarengi Hanna mengangguk tanda mengiyakan
jawaban Thalita (CL.7,p.3,kl.9).
Anak bersabar menunggu giliran: Febi terlihat tidak bisa diam
dan berteriak “Kakak, aku kapan dipanggil”. Peneliti tidak merespons
hingga akhirnya setelah ia duduk rapi dan namanya disebut dan
diizinkan pulang (CL.2,p.3,kl.10). Anak-anak terlihat duduk dengan
tertib sambil menunggu namanya dipanggil untuk pulang
(CL.3,p.3,kl.4). Peneliti kemudian memanggil nama anak yang sudah
duduk rapi untuk diizinkan pulang (CL.4,p.3,kl.3). Anak terlihat duduk
dengan rapi selama menunggu giliran untuk pulang (CL.5,p.3,kl.5).
Anak berbaris dengan rapi: Terlihat saat anak berbaris untuk
antri mencuci tangan sebelum makan. Walaupun belum rapi namun
terlihat anak-anak berbaris dengan tertib (CL.6,p.2,kl.1). Anak-anak
kemudian duduk di bangku masing-masing bersiap untuk dipanggil
pulang (CL.8,p.4,kl.6). Setelah selesai, peneliti memanggil nama
anak yang duduk dengan rapi untuk diizinkan pulang (CL.9,p.8,kl.3).
Selain itu, ditemukan anak juga dapat dikatakan berperilaku
baik ketika mengikuti instruksi. Hal ini terlihat saat:
Anak-anak terlihat mengikuti dengan baik dan tertib: Anak-anak
terlihat duduk dengan tertib dan tidak bersuara selama peneliti
bercerita tentang anggota keluarga dengan tokoh wayang film
(CL.3,p.1,kl.7). Saat Febi bercerita teman-teman yang lain terlihat
asyik bercanda sendiri. Peneliti menenangkan mereka dengan
“Sshh”. Anak-anak tenang kembali (CL.9,p.3,kl.4). Saat Damar
bercerita teman-teman yang lain terlihat asyik bercanda sendiri,
peneliti memperhatikan mereka dan mematikan lampu wayang film
238
(CL.9,p.4,kl.5). Anak-anak tenang kembali menyaksikan Damar
bercerita (CL.9,p.4,kl.6). Peneliti kemudian menegur mereka dan
terlihat segera kembali fokus dan menghadapkan badan ke depan.
(CL.3,p.1,kl.11).
Juga, saat anak berdoa dengan sikap yang baik: Febi terlihat
belum berdoa dengan sikap yang baik (CL.2, p.4,kl.7). Oleh karena
itu, Bu Eri mendekati Febi dan membimbing Febi untuk sama-sama
berdoa (CL.2,p.4,kl.8). Terlihat sebagian anak-anak belum berdoa
dengan sikap yang benar (CL.4,p.1,kl.5). Peneliti kemudian meminta
anak-anak untuk berdoa kembali bersama-sama dengan sikap yang
benar (CL.4,p.1,kl.6). Anak-anak terlihat mengikuti dengan baik
(CL.5,p.1,kl.3). Peneliti kemudian mendatangi dan menegur Citra
untuk siap berdoa. Citra menggangguk tanda ia setuju untuk siap
berdoa bersama (CL.5,p.3,kl.3). Namun karena Rafa belum berdoa
dengan sikap yang baik, maka peneliti meminta Rafa untuk berdoa
sendiri, sedangkan anak-anak lain sudah istirahat (CL.6,p.2,kl.3).
Anak-anak berdoa dengan baik (CL.9,p.1,kl.6). Anak–anak berdoa
dengan sikap yang baik (CL.9,p.7,kl.3)
Anak yang memiliki rasa bangga terhadap diri, terlihat saat anak
menjawab pertanyaan guru dengan jelas. Reza menjawab “Di rumah
ada dua Abang”. Bu Rita kemudian menjawab “Bukan, itu sepupunya,
dia tidak punya Abang. Adanya satu adik perempuan”. Reza terlihat
diam tertunduk (CL.3, p.1,kl.12). Peneliti berkata, “O, tidak apa,
berarti Reza punya satu adik ya.. “ Reza menggangguk
(CL.3,p.1,kl.14). Marsya kemudian menjawab dengan suara pelan
hingga harus berulang kali untuk memperjelas jawabnya (CL.3,
p.1,kl.15). Peneliti kemudian memanggil Citra. Citra maju ke depan
sambil menggelengkan kepala dan bersikap malu-malu
(CL.4,p.2,kl.11). Peneliti bertanya “Kenapa Citra?”, ”Ga bias,Kak”
jawab Citra. “Ayo dicoba, kakak bantu deh”, jawab peneliti
(CL.4,p.2,kl.12). Citra mengangguk dan mengulangi serta melengkapi
kalimat peneliti (CL.4,p.2,kl.13). Razan mencoba mengulangi cerita
dengan suara sedikit lebih keras (CL.4,p.2,kl.14). Razan berdiri dan
mencoba menjawab “Hmm,,, pertama Ibu membangunkan Abang....
terus...” Razan terlihat berpikir kemudian peneliti meminta salah satu
239
anak untuk membantu (CL.7,p.2,kl.2). “Siapa yang bisa membantu
Razan?” Kemudian Zalfa berdiri dan membantu Razan dengan suara
pelan (CL.7,p.2,kl.3).
Anak-anak menjawab pertanyaan guru, terlihat
perkembangannya bahwa anak sudah dapat menjawab dengan baik
walaupun suara masih pelan. Namun itu dapat dikatakan
berkembang karena sebelumnya tidak ada yang menjawab saat
pertemuan pertama. Salah satu bentuk dari menghargai diri sendiri
mulai berkembang dengan adanya pujian ataupun apresiasi orang
lain terhadap hasil kerjanya
Peneliti kemudian mengajak anak-anak untuk bertepuk tangan
untuk Marsya (CL.3,p.1,kl.17). “Tepuk tangan untuk B2” Anak-
anakpun bertepuk tangan (CL.3,p.1,kl.20). Kepala sekolah terlihat
mengacungkan jari jempol saat Damar berlatih dengan baik. “Hebat
anak-anak B2, hari ini berlatihnya tertib (CL.9,p.8,kl.4).
Dengan adanya pujian ataupun apresiasi orang lain, maka anak
mengerjakan tugas sendiri. Hal ini terlihat saat
Ia dapat menemukannya setelah dibantu oleh peneliti mengarahkan
Marsya (CL.5,p.1,kl.13). Febi dan beberapa anak yang lain terlihat
mencoba menghitung dengan jarinya sendiri, (CL.6,p.1,kl.11) namun
Razan terlihat sedikit bingung dan dibantu oleh Bu Rina, Razan
terlihat mencoba sendiri setelah diarahkan oleh Bu Rina
(CL.6,p.1,kl.12). Rafa berhenti meski sebelumnya Rafa terlihat masih
melanjutkan (CL.7,p.2,kl.25). Razan kemudian maju ke depan, dan
mensetting pukul 6.30. ”Oke, terima kasih, Razan.” kata peneliti
(CL.7,p.2,kl.27). Thalita mencoba perlahan namun diselesaikan
dengan baik (CL.8,p.1,kl.7). Anak-anak terlihat mengerjakan dengan
baik dan tanpa dibantu oleh peneliti ataupun guru (CL.8,p.2,kl.3).
240
Pada pertemuan kesembilan dan kesepuluh, anak-anak melakukan
kegiatan bermain dengan bercerita sendiri.
Selain itu, untuk menghargai diri sendiri, terlihat melalui sikap
anak saat menerima respons dari orang lain seperti saat:
tidak ada yang menjawab Bu Ery berkata, “Tuh kan, tidak ada yang
bisa jawab. Tidak medengarkan sih, kalo ada orang berbicara ya
dengarkan” (CL.1,p.4,kl.6). Anak-anak diam tertunduk (CL.1, p.
4,kl.7).
Citra kemudian mencoba ketika Citra mengatakan “Sudah,
Kak”. ”Oke terima kasih” (CL.7,p.2,kl.9). Peneliti kemudian
menyalakan lampu media wayang film dan menunjukkan jam wayang
film tulisan 06.30 (CL.7,p.2,kl.10). “Teman-teman, jam berapa ini?”
tanya peneliti. “Jam setengah 7, kak” jawab Bagas (CL.7,p.2,kl.11).
“Iya coba kita lihat di jam (manual) ini betul atau tidak jam setengah
7?”, “Betul.. “ jawab anak-anak (CL.7,p.2,kl.12). “ Hmmm.. sebetulnya
sih kurang tepat teman-teman, karena coba lihat jarum panjangnya di
angka berapa?” “7, Kak” jawab anak-anak .(CL.7,p.2,kl.13). „ Berarti
itu jam berapa? Jam setengah 7 lewat 5 menit. Betul atau tidak”
“Tidak, Kak” jawab anak-anak (CL.7,p.2,kl.14). “Kenapa tidak, karena
ini jam setengah 7 lewat 5. Iya.. Tidak apa-apa belum tepat tapi
bagus sudah mencoba”, jawab peneliti menenangkan Citra yang
terlihat tertunduk (CL.7,p.2,kl.15).
Anak merasa bangga dengan hasil kerjanya terlihat saat anak
tersenyum saat menyerahkan tugas mereka kepada guru ataupun
peneliti.
Reza kemudian mengerjakan tugas tersebut dan segera
mengumpulkan tugas sambil tersenyum (CL.2,p.1,kl.18). Setelah
selesai, Bu Rina meminta anak-anak untuk mengumpulkan lembar
jawaban kepada Bu Rina (CL.6,p.1,kl.12).
241
2) Display Data
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan. Berikut adalah
pengelompokan pada setiap indikator dan pernyataan instrumen
kecerdasan intrapersonal anak.
Anak dapat berperilaku baik dan sopan dalam kehidupan
sehari-hari. Karakteristik ini terlihat saat anak berkata sopan
termasuk mengucapkan kata terima kasih dan maaf: (CL.2,p.1,kl.14).
Anak membalas kata terima kasih (CL.7,p.3,kl.9).
Saat anak bersabar menunggu giliran: (CL.2,p.3,kl.10).
(CL.3,p.3,kl.4), (CL.4,p.3,kl.3), (CL.5,p.3,kl.5), (CL.8,p.4,kl.6),
(CL.9,p.8,kl.3). Anak berbaris dengan rapi (CL.6,p.2,kl.1),
(CL.9,p.1,kl.2). Selain itu, ditemukan anak juga dapat dikatakan
berperilaku baik ketika mengikuti instruksi: (CL.9,p.1,kl.2),
(CL.3,p.1,kl.7), (CL.9,p.3,kl.4), (CL.9,p.4,kl.5), (CL.9,p.4,kl.6),
(CL.3,p.1,kl.11). Serta saat anak berdoa dengan sikap yang baik:
(CL.2,p.4,kl.7), (CL.4,p.1,kl.5), (CL.4,p.1,kl.6), (CL.5,p.1,kl.3),
(CL.5,p.3,kl.3), (CL.6,p.2,kl.3), (CL.9,p.1,kl.6), (CL.9,p.7,kl.3).
Anak yang memiliki rasa bangga terhadap diri terlihat saat anak
menjawab pertanyaan guru dengan jelas:
(CL.3, p.1,kl.13), (CL.3, p.1,kl.15), (CL.4,p.2,kl.11), (CL.4,p.2,kl.12).
(CL.4,p.2,kl.13), (CL.4,p.2,kl.14), (CL.7,p.2,kl.2), (CL.7,p.2,kl.3).
Anak-anak menjawab pertanyaan guru, terlihat
perkembangannya bahwa anak sudah dapat menjawab dengan baik
walaupun suara masih pelan. Namun dikatakan berkembang karena
sebelumnya tidak ada yang menjawab saat pertemuan pertama.
Salah satu bentuk dari menghargai diri sendiri mulai berkembang
dengan adanya pujian ataupun apresiasi orang lain terhadap hasil
kerjanya.
242
(CL.3,p.1,kl.17), (CL.3,p.1,kl.20), (CL.9,p.8,kl.4).
Dengan adanya pujian ataupun apresiasi orang lain, maka anak
mengerjakan tugas sendiri. Hal ini terlihat saat
(CL.5,p.1,kl.13), (CL.6,p.1,kl.11), (CL.6,p.1,kl.12), (CL.7,p.2,kl.25),
(CL.7,p.2,kl.27), (CL.8,p.1,kl.7), (CL.8,p.2,kl.3). Pada pertemuan
kesembilan dan kesepuluh, anak-anak melakukan kegiatan bermain
dengan bercerita sendiri.
Selain itu, untuk menghargai diri sendiri, terlihat melalui sikap
anak saat menerima respons dari orang lain seperti saat
(CL.1,p.4,kl.6), (CL.1,p.4,kl.7), (CL.7,p.2,kl.9), (CL.7,p.2,kl.10),
(CL.7,p.2,kl.15).
Anak merasa bangga dengan hasil kerjanya terlihat saat anak
tersenyum menyerahkan tugas mereka kepada guru ataupun peneliti.
(CL.2,p.1,kl.18), (CL.6,p.1,kl.12).
Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa terjadi
perkembangan dengan berperilaku baik, dan bangga terhadap hasil
kerja sendiri. Walaupun belum maksimal namun peningkatan terlihat
untuk beberapa anak PAUD Melati Putih.
243
Bagan 6 Kecerdasan Intrapersonal
Kapasitas Kemampuan Mendisiplinkan diri, Memahami Diri Sendiri dan
Menghargai Diri Sendiri
CATATAN LAPANGAN 1. Anak mengucapkan terima kasih dan maaf: (CL.2,p.1,kl.14). Anak
membalas kata terima kasih (CL.7,p.3,kl.9). 2. Anak bersabar menunggu giliran: (CL.2,p.3,kl.10), (CL.3,p.3,kl.4).
(CL.4,p.3,kl.3), (CL.5,p.3,kl.5), (CL.8,p.4,kl.6), (CL.9,p.8,kl.3). Anak berbaris dengan rapi (CL.6,p.2,kl.1), (CL.9,p.1,kl.2). Selain itu, ditemukan anak juga dapat dikatakan berperilaku baik ketika mengikuti instruksi. (CL.9,p.1,kl.2), (CL.3,p.1,kl.7), (CL.9,p.3,kl.4), (CL.9,p.4,kl.5), (CL.9,p.4,kl.6), (CL.3,p.1,kl.10). Serta saat anak berdoa dengan sikap yang baik. (CL.2, p.4,kl.7),(CL.4,p.1,kl.5). (CL.4,p.1,kl.4), (CL.5,p.1,kl.3), (CL.5,p.3,kl.3), (CL.6,p.2,kl.3), (CL.9,p.1,kl.6), (CL.9,p.7,kl.3)
3. Anak yang memiliki rasa bangga terhadap diri terlihat saat anak menjawab pertanyaan guru dengan jelas: (CL.3,p.1,kl.13), (CL.3,p.1,kl.15), (CL.4,p.2,kl.11), (CL.4,p.2,kl.12), (CL.4,p.2,kl.13), (CL.4,p.2,kl.14), (CL.7,p.2,kl.2), (CL.7,p.2,kl.3). Pujian ataupun apresiasi orang lain terhadap hasil kerjanya
(CL.3,p.1,kl.17), (CL.3,p.1,kl.20), (CL.9,p.8,kl.4). 4. Anak mengerjakan tugas sendiri.
(CL.5,p.1,kl.13), (CL.6,p.1,kl.11), (CL.6,p.1,kl.12), (CL.7,p.2,kl.25). (CL.7,p.2,kl.27). (CL.8,p.1,kl.7) (CL.8,p.2,kl.3). Pada pertemuan kesembilan dan kesepuluh, anak-anak melakukan kegiatan bermain dengan bercerita sendiri.
5. Anak merasa bangga dengan hasil kerjanya terlihat saat anak tersenyum saat menyerahkan tugas
(CL.2,p.1,kl.18), (CL.6,p.1,kl.12).
244
1. Anak-anak berbaris untuk antri mencuci tangan sebelum makan (CD.6,p.2,kl.1). Anak-anak mengikuti kegiatan baris-berbaris (CD.9,p.1,kl.2).
2. Reza meminta bantuan kepada Bu Nur (CD.2,p.1,kl.17). Febi sedang dibantu oleh Bu Eri (CD.3,p.1,kl.26). Citra mencoba menceritakan kembali dibantu oleh peneliti (CD.4,p.2,kl.13). Marsya dibantu oleh peneliti saat mencari wayang film yang tepat (CD.5,p.1,kl. 13). Febi mencoba menghitung dengan jarinya (CD.6,p.1,kl.10).
3. Beberapa anak berdoa kembali (CD.2,p.2,kl.2). (CD.4,p.1,kl.3). Peneliti menemani Rafa berdoa sendiri (CD.6,p.2,kl.3). Reza, Firmansyah, dan Erlangga berdoa kembali bersama peneliti (CD.8,p.3,kl.2). Citra asyik mengobrol sendiri saat akan berdoa (CD.5,p.3,kl.3).
4. Reza menjawab pertanyaan peneliti (CD.3,p.1,kl.13). Anak-anak mengangkat jari merespons pertanyaan peneliti (CD.7,p.2,kl.1).( kiri) Razan mencoba menjawab pertanyaan peneliti dan (kanan) dibantu oleh Zalfa (CD.7,p.2,kl.3). Peneliti melakukan tanya jawab wayang dan anak-anak merespons peneliti (CD.9,p.1,kl.8).
5. Febi menunggu giliran dipanggil untuk pulang (CD.4,p.3,kl.3). 6. Anak-anak melaksanakan kegiatan “kuda bisik” (CD.5,p.1,kl.10). (kiri) Citra
mencoba mensetting jam manual dan (kanan) peneliti mengevaluasi hasil Citra (CD.7,p.2,kl.8). Rafa membaca jam wayang film (CD.7,p. 2,kl.17) dan mensetting di jam manual. Thalita sedang mensetting jam manual (CD.8,p.1,kl.7). Citra saat sedang bercerita mwnggunakan wayang film (CD.9,p. 1,kl.2).
CATATAN WAWANCARA
Febi: jika dicontoh lebih mudah diberitahu.Ada kemajuan (CWG.2,p.1,kl.1) Marsya: masih kurang tapi sudah berkembang (CWG.2,p.1,kl.2) Reza: masih kurang dan belum optimal perkembangannya dan ia dimanjakan oleh orangtuanya. Tampaknya ada yang menghambat tapi belum diketahui (CWG.2,p.1,kl.3). Citra: bagus (CWG.2,p.1,kl.4) Zalfa: bagus, lebih tanggap saat bercerita (CWG.2,p.1,kl.5) Rafa: bagus (CWG.2,p.1,kl.6) Razan: sudah bagus, sering menjawab, memperhatikan dan memiliki wawasan lebih luas. (CWG.2,p.1,kl.7 ) Intan: mendingan. (CWG.2,p.1,kl.9)
Kesimpulan: cukup ada peningkatan (CWG.2,p.1,kl.12
CATATAN DOKUMENTASI
245
Bagan 5 menunjukkan adanya data yang sudah dikelompokkan
berdasarkan hasil pengamatan dalam penelitian melalui kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan media permainan wayang film
pada anak usia 5-6 tahun. Bagan tersebut memperlihatkan keterkaitan
pengamatan yang dikelompokkan dalam bentuk CL, CW dan CD.
Keterkaitan tersebut membuktikan kebenarannya CL maka akan terlihat
pada CW dan CD begitu juga sebaliknya.
3) Verifikasi Data
Kecerdasan intrapersonal pada karakteristik kapasitas
kemampuan mendisiplinkan diri, memahami diri sendiri dan
menghargai diri sendiri terlihat berkembang saat dan setelah
dilaksanakannya penelitian tindakan selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Metode bercerita, metode praktik langsung dan
pemberian tugas melengkapi penelitian untuk melatih anak dalam
mendisiplinkan diri, memahami diri dan menghargai diri sendiri. Meski
terdapat anak yang belum seperti teman-teman yang lain, namun
tetap ada peningkatan dengan adanya perubahan ke arah yang lebih
baik daripada saat pra penelitian.
246
2. Media Permainan Wayang Film
1) Reduksi Data
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan memperkenalkan
media permainan wayang film (CL.1, p. 1,kl.4). Febi bertanya,
“Kakak.., itu TV ya? TVnya besar”, peneliti menjawab “bentuknya
memang mirip, ini namanya permainan wayang film”, dan ini yang
dinamakan dengan wayang sambil memperkenalkan tokoh-tokoh
yang ada di cerita. Kemudian peneliti bertanya, “Siapa yang ingin
menyaksikan cerita?” Anak-anak serentak menjawab “Saya, Kak..”
(CL.1, p.1, kl.5). Anak-anak duduk di bangku masing-masing, peneliti
meminta anak-anak berjanji untuk tidak ngobrol dan bermain sendiri
saat peneliti bercerita (CL.1, p. 1,kl.6). Peneliti kemudian bercerita
dengan judul “ Rumah Baru Kiki” (CL.1,p. 1,kl.7).
Peneliti kemudian meminta anak untuk menceritakan kembali
isi cerita (CL.1, p. 4,kl.3). Semua diam tidak ada yang menjawab
(CL.1, p. 4,kl.5). Peneliti kemudian bertanya, “ Di manakah keluarga
Abang Koko tinggal?” Anak-anak diam tertunduk (CL.1, p. 4, kl.7).
Peneliti kemudian menenangkan anak dengan berkata, “Sudah, tidak
apa, besok harus bisa lebih baik ya..” (CL.1,p.4,kl.8). Peneliti
kemudian menjelaskan inti cerita bahwa kita harus mengetahui siapa
kita, di manakah kita tinggal, dan menepati janji (CL.1, p.4,kl.9).
247
Anak-anak langsung meletakkan tas masing-masing pada
sudut susunan meja dan bangku dan duduk di tengah di depan media
wayang film membentuk setengah lingkaran berkumpul untuk
menyaksikan cerita wayang film (CL.2,p.1,kl.1). Setelah selesai,
anak-anak kembali duduk dan mendengarkan peneliti menyampaikan
judul cerita dan menyampaikan perjanjian selama cerita berlangsung
(CL.2,p.1,kl.5). Anak-anak terlihat setuju dan tenang mendengar
perjanjian selama kegiatan (CL.2,p.1,kl.6). Peneliti kemudian
memulai cerita berjudul Koko dan Ibu marah. Setelah selesai
bercerita, peneliti bertanya “kenapa Abang Koko marah?”, “gak
ngerjain PR, Kak.” jawab Hana. “Iya betul harusnya PR-nya
dikerjakan ya walau libur”, jawab peneliti (CL.2,p.1,kl.7).
Peneliti kemudian menjelaskan bahwa walau lIbur harus tetap
bangun pagi dan kerjakan tugasnya sehingga pada hari sekolah PR
sudah selesai yang artinya kita dapat membiasakan diri kita untuk
memanfaatkan waktu dengan baik (CL.2,p.3,kl.4).
Peneliti mengajak anak-anak untuk duduk di depan media
wayang film kemudian peneliti memimpin doa sebelum belajar
(CL.3,p.1,kl.5). Peneliti kemudian bercerita dengan judul “Anggota
Keluarga” menggunakan media wayang film (CL.3, p. 1,kl.6). Anak-
anak terlihat duduk dengan tertib dan tidak bersuara selama peneliti
bercerita tentang “Anggota Keluarga” dengan tokoh wayang film
248
(CL.3,p.1,kl.7). Peneliti bertanya “ada berapakah adik Abang Koko?”
Luna, Diva, Siti Hajar, Fristha, dan Erlangga menjawab bersama “2”. “
Betul, pintar”, jawab peneliti (CL.3,p.1,kl.8).
Fristha, Intan, Fahma, Nola, dan Erlangga terlihat mencoba
memainkan media wayang film sedangkan Syifa terlihat duduk
menyaksikan teman-temannya bermain media wayang film
(CL.3,p.2,kl.2).
Sebelum bercerita, peneliti kemudian bertanya “Siapa yang
mau menyaksikan cerita wayang film?”. Anak-anak serentak
menjawab “Saya , Kak‟. Anak-anak terlihat antusias (CL.4,p.1,kl.11).
Penelti kemudian membuat kesepakatan perjanjian selama kegiatan
berlangsung (CL.4,p.1,kl.13). Anak-anak mengangguk tanda
mengiyakan perjanjian tersebut (CL.4,p.1,kl.14). Cerita berjudul
“Kebiasaan Keluarga Koko” (CL.4,p.1,kl.15). Peneliti kemudian
meminta anak yang dipanggil untuk mengulang isi cerita
(CL.4,p.2,kl.1).
Peneliti kemudian menjelaskan kegiatan hari ini yaitu
memasangkan wayang film dengan kartu bergambar wayang film
(CL.5,p.1,kl.4). Anak-anak terlihat memperhatikan peneliti selama
menjelaskan kegiatan (CL.5,p.1,kl.5). Febi berdiri di baris paling
depan, ia terlihat senang selama kegiatan berlangsung. Anak-anak
kelompok satu terlihat senang (CL.5,p.1,kl.10). Bel berbunyi tanda
249
masuk kembali ke kelas, peneliti mereview kegiatan hari ini
(CL.5,p.3,kl.1).
Bel berbunyi tanda masuk kelas (CL.6,p.3,kl.1). Peneliti
meminta anak-anak untuk duduk bersila menghadap media
permainan wayang film (CL.6,p.3,kl.2). Cerita yang akan ditampilkan
berjudul “Siti Berjanji” (CL.6,p.3,kl.3). Peneliti kemudian menjelaskan
secara singkat mengapa ada “Janji Pulang Sekolah” tersebut
(CL.6,p.3,kl.6). Peneliti kemudian memanggil dan meminta anak
untuk mengucapkan syair “Janji Pulang Sekolah” di depan kelas
(CL.6,p.3,kl.7).
Peneliti kemudian mengajak anak-anak untuk duduk bersila di
depan media wayang film (CL.7,p.1,kl.4). “ Asyik.. nonton lagi?” kata
Thalita bersemangat (CL.7,p.1,kl.5). “Iya, Kakak hari ini akan
bercerita judul “Semua Terlambat Waktu”. “Sudah siap menyaksikan?
Kalau sudah siap, Kakak ingin lihat teman-teman duduk dengan rapi
serta tidak ada lagi yang bersuara” kata peneliti (CL.7,p.1,kl.6).
Peneliti memulai cerita dengan memperkenalkan kembali tokoh-tokoh
wayang film (CL.7,p.1,kl.8). “Sudah tahu, Kak” sahut Thalita di
belakang . “Iya” jawab peneliti sambil mengangguk (CL.7,p.1,kl.9).
Setelah selesai cerita, peneliti melakukan Tanya jawab.
“Siapa yang bisa menceritakan kembali? Intinya saja?” tanya peneliti.
“Saya, Kak” jawab anak-anak sambil mengangkat tangan
250
(CL.7,p.2,kl.1). Peneliti kemudian menyalakan lampu media wayang
film dan menunjukkan jam wayang film tulisan 06.30 (CL.7,p.2,kl.10).
“Teman-teman, jam berapa ini?” tanya peneliti. “Jam setengah 7,
Kak” jawab Bagas (CL.7,p.2,kl.11).
Peneliti kemudian memanggil Rafa untuk mencoba
(CL.7,p.2,kl. 16). Rafa maju ke depan dan melihat jam wayang film
dengan tulisan 15.30 (CL.7,p.2,kl.17). “Rafa ini jam berapa, Nak?”
tanya peneliti. “ Jam 15.30” jawab Rafa. “Oke, coba Rafa buat jam ini
menjadi jam 15.30”, pinta peneliti (CL.7,p.2,kl.18).
Saat istirahat, Thalita mendatangi penelitI. “Kak, ini mau rapiin
ga?” “Iya”, jawab peneliti (CL.7,p.3,kl.1). Thalita kemudian berkata,
“Eh, temen-temen bantuin kakaknya rapiin yuk?” (CL.7,p.3,kl.2).
Razan, Hana, Intan, dan Damar bersama-sama membantu. “Kakak,
ini TVnya ditaro di mana?” tanya Thalita (CL.7,p.3,kl.4). “Di atas meja
Bu Guru” jawab peneliti (CL.7,p.3,kl.5). “Oh, Oke Kak, ayo temen-
teman angkat ke situ ininya (media wayang film)”, kata Thalita
(CL.7,p.3,kl.6). Thalita, Razan, Hana, Intan dan Damar bersama
mengangkat media wayang film tersebut ke tempat yang dimaksud
(CL.7,p.3,kl.7). “Wah, terima kasih ya” puji peneliti (CL.7,p.3,kl.8).
Peneliti mengingatkan kembali kegiatan hari sebelumnya
(Senin) yaitu mengenal waktu menggunakan media wayang film
(CL.8,p.1,kl.4). Peneliti menjelaskan kegiatan pembelajaran
251
kelompok hari ini adalah mengerjakan LK Maze “Pulang Sekolah”
dan menuliskan jam wayang film serta membaca buku perpustakaan
(CL.8,p.1,kl.8). Anak-anak terlihat mengerjakan dengan baik dan
tanpa dibantu oleh peneliti ataupun guru (CL.8,p.2,kl.3). “Siapa yang
senang hari ini, angkat tangan?” kata peneliti. “Saya kak” jawab anak-
anak sambil mengangkat tangannya (CL.8,p.4,kl.3).
Peneliti kemudian menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
yaitu bercerita dengan wayang film sesuai dengan jenis kelamin dan
pilihan anak dan melakukan tanya jawab nama-nama tokoh wayang
film yang dapat digunakan oleh anak. “Siapakah ini?” tanya peneliti
sambil mengangkat wayang Abang Koko. “Abang Koko” jawab anak-
anak serentak sambil menunjuk wayang film (CL.9,p.1,kl.8). Peneliti
kemudian memperlihatkan cara memainkan wayang film
(CL.9,p.1,kl.9). “Wayang apakah ini?” tanya peneliti. “Tempat tidur”
jawab Thalita. Peneliti menggangguk mengiyakan jawaban Thalita
(CL.9,p.1,kl.10). Peneliti kemudian memasang wayang jam. “ Jam
berapakah ini?” tanya peneliti. “Jam setengah 7, Kak”, jawab Citra
(CL.9,p.1,kl.11).
„‟Kakak.. aku Kak..aku..” kata Febi. “Febi kan sudah maju,
dan waktunya sudah selesai kita mau istirahat ya. Lihat sudah jam
11.30”, jawab peneliti. “Yah..ya udah deh”, jawab Febi (CL.9,p.7,kl.1).
252
Saat istirahat, terlihat Nola, Syita, dan Damar bermain wayang film
bersama. Anak-anak bermain dengan tertib (CL.9,p.7,kl.5).
Selesai berdoa sebelum belajar, peneliti mengajak anak-anak
bernyanyi kembali dan menjelaskan kegiatan hari ini yaitu
melanjutkan kegiatan hari Rabu yaitu bercerita menggunakan media
wayang film (CL.10,p.1,kl.6). Anak-anak melakukan dengan baik.
2) Display Data
Memperkenalkan media permainan wayang film: (CL.1, p.
1,kl.4), (CL.3, p. 1,kl.6), (CL.5,p.1,kl.4), (CL.6,p.3,kl.3),
(CL.7,p.1,kl.8), (CL.8,p.1,kl.8), (CL.9,p.1,kl.8), (CL.9,p.1,kl.10).
Anak-anak antusias menyaksikan dan memainkan
wayang fim: (CL.1, p.1, kl.5), (CL.2,p.1,kl.1), (CL.3,p.2,kl.2),
(CL.4,p.1,kl.11), (CL.5,p.1,kl.10), (CL.7,p.1,kl.5), (CL.8,p.4,kl.3),
(CL.9,p.7,kl.5), (CL.10,p.1,kl.6).
Anak-anak melaksanakan kesepakatan saat peneliti
bercerita: (CL.1, p. 1,kl.6), (CL.2,p.1,kl.6), (CL.3,p.1,kl.7),
(CL.4,p.1,kl.14), (CL.5,p.1,kl.5). (CL.7,p.1,kl.6), (CL.8,p.2,kl.3),
(CL.9,p.7,kl.5).
3) Verifikasi
Hasil pengamatan mengenai penggunaan media wayang
film diketahui bahwa media permainan wayang film merupakan
media permainan yang menarik bagi anak. Faktor yang
253
mempengaruhi antara lain adalah media yanng belum pernah
dikenal anak baik dari sisi wayang maupun media prototipe media
permainan wayang film. Hal ini terlihat dari antusiasme anak
selama proses pembelajaran berlangsung khususnya saat peneliti
bercerita menggunakan wayang film. Selain itu, berdasarkan
wawancara dengan Kepala Sekolah diketahui bahwa, ”kalau saya
perhatikan anak-anak selalu penasaran dan tertarik bahkan
setelah Kakak (peneliti) selesai, saat masuk sekolah anak-anak
menanyakan. “Bu, Kak Nabila mana? aku mau mainin
wayangnya” (CWK.3,p.2,kl.1). Hal ini menunjukkan antusiasme
dan kegiatan tersebut menumbuhkan rasa ingin tahu anak
dengan bercerita menggunakan media permainan wayang film.
Hasil pengamatan mengenai penggunaan media wayang
film menunjukkan bahwa anak-anak membutuhkan pendekatan
yang perlu dilakukan untuk membantu mengembalikan
konsentrasi anak pada cerita yang sedang ditampilkan seperti
menegur, diam, dan menghadap anak, mematikan headlamp dan
berhenti bercerita ataupun menjelaskan kegiatan. Hal ini
dilakukan untuk membantu anak dalam berperilaku baik dan
menghargai diri sendiri. Menghargai diri sendiri yang dimaksud
adalah anak dapat merasa bahwa ia memiliki kemampuan untuk
berperilaku baik tanpa dimarahi oleh guru.
254
D. Temuan Penelitian
Dari data kualitatif didapatkan temuan penelitian yang
menjelaskan tindakan dari metode bercerita melalui penggunaan
media wayang film yang memberikan dampak peningkatan terhadap
kecerdasan intrapersonal anak kelompok B2 PAUD Melati Putih. Hal
ini terjadi selama pemberian penelitian tindakan sebanyak 10 kali
pertemuan yang terbagi menjadi 2 Siklus yakni 6 kali pertemuan pada
Siklus I dan 4 kali pertemuan pada Siklus II dengan waktu
pembelajaran selama 90 menit.
Data kualitatif menunjukkan bahwa peningkatan kecerdasan
intrapersonal anak pada karakteristik anak memiliki gambaran yang
akurat tentang diri sendiri (kekuatan dan kelemahan). Pada
karakteristik ini anak sudah bersedia mendengarkan nasihat atau kritik
atau saran dari orang lain. Hal ini terlihat saat anak bersedia
mendengarkan dengan baik. Peningkatan yang terjadi pada
karakteristik ini adalah anak menunjukkan sikap dan perilaku menuruti
saran ataupun nasihat dari orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa
anak menerima kekurangan dan mengetahui kelemahannya.
Temuan yang terlihat pada karakteristik kesadaran suasana
hati, motivasi, temperamen dan keinginan diri sendiri antara lain:
anak sudah dapat berekspresi sesuai dengan suasana hatinya
255
ataupun merespons suasana sekitar, dan mengendalikan rasa marah.
Selain itu, anak sudah dapat merespons dalam rangka memberikan
tanggapan atas kegiatan yang akan dilakukan. Walaupun terdapat
anak yang belum dapat memiliki motivasi untuk setiap kegiatan,
terlihat bahwa anak tersebut berani menyampaikan kesulitannya dan
anak-anak sudah berani menyampaikan keinginan diri kepada guru
ataupun peneliti. Hal ini dapat membantu anak dalam menyampaikan
apa yang ada dipikirannya maupun hatinya dan melaksanakannya ke
dalam kegiatan sehari-hari.
Temuan lain terlihat pada karakteristik anak dengan kapasitas
kemampuan mendisiplinkan diri, memahami diri sendiri dan
menghargai diri sendiri yaitu anak sudah dapat berbicara dengan kata
sopan, anak-anak juga sudah mulai dengan spontan untuk
mengucapakan kata maaf dan terima kasih. Selain itu, anak-anak
sudah dapat bersabar dalam menunggu giliran seperti panggilan untuk
diijinkan pulang ataupun saat bergiliran dalam melakukan kegiatan
praktik, berbaris memasuki kelas, dan antri saat mencuci tangan dan
merapikan sampah makanan ataupun mainan yang sudah
dipergunakan. Selain itu terdapat juga karateristik menghargai diri
sendiri. Karakteristik ini terlihat meningkat saat anak menjawab
pertanyaan guru dengan baik dan jelas, anak dapat mengerjakan
256
tugas sendiri dengan baik dan memperlihatkan ekspresi senang saat
menyerahkan hasil karya ataupun tugas. Hal ini membantu anak
untuk berperilaku baik dan mandiri dalam kehidupan sehari-hari, serta
memiliki rasa bangga terhadap diri sendiri. Hal ini memperlihatkan
bahwa kecerdasan intrapersonal anak berkembang baik dan sesuai
dengan harapan.
E. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian
Hasil analisis data kuantitatif menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan terhadap presentase kecerdasan intrapersonal anak usia
5-6 tahun yaitu pada pra penelitian sebesar 37,5 %. Siklus I sebesar
83,1 %. Hasil ini sudah mencapai target keberhasilan yakni 71% dan
menunjukan hasil yang signifikan dan sudah mencapai hipotesis
tindakan, sehingga hipotesis diterima. Namun hasil ini belum
sepenuhnya mendapatkan hasil yang maksimal bagi anak, maksudnya
hasil perilaku anak pada Siklus I ini dikatakan sebatas skor penilaian
Mulai Berkembang (MB) dan Berkembang Sesuai Harapan (BSH).
Oleh sebab itu, peneliti dan kolaborator merencanakan dan
melaksanakan Siklus II untuk memaksimalkan hasil penelitian. Hasil
pelaksanaan Siklus II adalah sebesar 93,09%.
257
Berdasarkan hasil analisis kualitatif ditemukan bahwa ada
peningkatan kecerdasan intrapersonal anak pada karakteristik anak
memiliki gambaran yang akurat tentang diri sendiri (kekuatan dan
kelemahan). Pada karakteristik ini anak sudah bersedia
mendengarkan nasihat atau kritik atau saran dari orang lain. Hal ini
terlihat saat anak bersedia mendengarkan dengan baik dan
memperlihatkan sikap setuju dengan saran dari guru ataupun peneliti.
Pada karakteristik kesadaran suasana hati, anak sudah dapat
berekspresi sesuai suasana hatinya ataupun merespons suasana
sekitar, mengendalikan rasa marah. Selain itu, anak sudah dapat
merespons dalam rangka memberikan tanggapan atas kegiatan yang
akan dilakukan. Karakteristik anak dalam memiliki tujuan dan motivasi
dalam menjalani kegiatan sehari-hari terlihat dengan adanya keinginan
yang tercapai saat anak akan melakukan sesuatu. Hal ini terlihat saat
anak bermain dan memilih kegiatan inti yang akan anak dilakukan.
Peningkatan temperamen merupakan gaya penerimaan anak
terhadap tantangan baru. Anak-anak memperlihatkan tipe anak mudah
di mana anak berarti memiliki mood positif dan mudah beradaptasi
dengan pengalaman baru. Hal ini terlihat dari antusiasme anak ketika
menyaksikan dan memainkan permainan wayang film. Namun
ditemukan juga anak dengan tipe temperamen anak sulit dimana anak
tersebut cenderung agresif, kurang kontrol diri, dan lamban dalam
258
menerima pengalaman baru sehingga membutuhkan waktu yang lebih
lama dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. Walaupun
demikian, anak tersebut memiliki motivasi untuk setiap kegiatan dan
terlihat bahwa anak tersebut berani menyampaikan kesulitannya dan
anak-anak sudah berani menyampaikan keinginan diri kepada guru
ataupun peneliti. Karakteristik anak memiliki keinginan diri sendiri
terlihat saat anak menyampaikan keinginannya sendiri.
Karakteristik anak dengan kapasitas kemampuan
mendisiplinkan diri, memahami diri sendiri, dan menghargai diri sendiri
tampak pada anak yang sudah dapat berbicara dengan kata sopan
dan juga sudah mulai dengan spontan untuk mengucapkan kata maaf
dan terima kasih. Hal ini terlihat saat anak diberikan sesuatu dan
melakukan suatu kesalahan terhadap orang lain. Selain itu, anak-anak
sudah dapat bersabar dalam menunggu giliran seperti panggilan untuk
diizinkan pulang ataupun saat bergiliran dalam melakukan kegiatan
praktik, berbaris memasuki kelas, dan antri saat mencuci tangan dan
merapikan sampah makanan ataupun mainan yang sudah
dipergunakan. Selain itu terdapat juga karateristik menghargai diri
sendiri, di mana karakteristik ini terlihat meningkat saat anak
menjawab pertanyaan guru dengan baik dan jelas. Pengertian baik
yang dimaksud adalah anak dapat menjawab dengan benar walaupun
suara masih pelan atau sebaliknya anak menjawab dengan suara jelas
259
namun menjawab dengan perlahan. Karakteristik kecerdasan
intrapersonal lainnya adalah anak dapat mengerjakan tugas sendiri
dengan baik, bersedia maju ke depan, dan memperlihatkan ekspresi
senang saat menyerahkan hasil karya ataupun tugas. Hal ini
diperlihatkan saat anak mengerjakan tugas sendiri, dipanggil maju ke
depan kelas dan mengekspresikan wajah senang seperti tersenyum
saat menyerahkan tugasnya, berani melakukan tugas sendiri saat
dipanggil ke depan walaupun jawabannya belum tepat namun tetap
tersenyum berarti anak-anak dapat menghargai dirinya sendiri dengan
memiliki rasa bangga dengan hasil kerja dan karyanya. Hal ini
membantu anak untuk berperilaku baik dan mandiri dalam kehidupan
sehari-hari, serta memiliki rasa bangga terhadap diri sendiri.
Metode bercerita menggunakan wayang film membuktikan
bahwa metode ini dapat membantu anak dalam menyampaikan apa
yang ada di pikirannya maupun hatinya dan melaksanakannya ke
dalam kegiatan sehari-hari. Selain itu, metode ini dapat membantu
anak untuk meningkatkan perilaku sopan dan disiplin. Hal ini
dikarenakan cerita wayang film yang disaksikan oleh anak menjadi
pembelajaran anak itu sendiri dalam berperilaku dan berekspresi.
Selain itu tidak dapat dipungkiri peran tenaga pendidik dalam
pembiasaan dengan mengingatkan anak untuk berperilaku baik dalam
260
kehidupan sehari-hari. Pembiasaan ini bukan ekspresi dan ungkapan
marah-marah kepada anak karena hal itu akan membuat anak takut
terhadap pendidik. Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan bahwa
pendekatan yang baik terhadap anak di PAUD Melati Putih adalah
dengan menasihati perlahan dan memperlihatkan sikap diam seperti
menghentikan penjelasan. Anak-anak sudah memahami apabila
peneliti menghentikan penjelasan ataupun cerita itu, artinya terdapat
anak yang asyik berbincang sendiri dan anak dengan spontan akan
menghentikan perbincangannya dan kembali konsentrasi untuk
belajar.
F. Interpretasi Hasil Analisis
Interpretasi hasil analisis dipaparkan dalam dua jenis analisis
data, yaitu analisis kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hasil analisis
data kuantitatif diperoleh data-data dari hasil observasi penilaian
kecerdasan musik anak. Dari observasi tersebut kemudian dilakukan
analisis data secara kuantitatif sebagai bentuk pengujian hipotesis
tindakan dengan menggunakan presentase kenaikan mencapai 71%.
Berikut paparan analisis peningkatan kecerdasan intrapersonal
anak melalui media permainan wayang film di PAUD Melati Putih.
261
Tabel 18 Analisis Peningkatan Kecerdasan Intrapersonal Anak Usia 5-6
Tahun antara Pra Penelitian, Siklus I, dan Siklus II
Pra Penelitian Siklus I Siklus II Keterangan
37,5 % 83,1 % 93,09 % Meningkat
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pada pra penelitian
sampai ke Siklus I kecerdasan intrapersonal anak memang sudah
meningkat dan skor yang dicapai sudah mencapai standar skor yang
diharapkan. Namun peneliti dan kolaborator berdiskusi untuk
melanjutkan penelitian dikarenakan terdapat beberapa anak yang
belum tercapai sehingga untuk memastikan dan meningkatkan
kecerdasan intrapersonal anak di PAUD Melati Putih maka penelitian
dilanjutkan ke Siklus II. Pada Siklus II, anak sudah mencapai standar
skor kecerdasan intrapersonal yang ditentukan. Data-data yang
dihasilkan didapat dari kumpulan data hasil observasi, catatan
lapangan, catatan dokumentasi, dan catatan wawancara sebagai
pelengkap. Hasil observasi dianalisis secara kuantitatif. Analisis data
secara kuantitatif menggunakan persentase skor minimum sebesar
71% untuk melihat pengaruh pemberian media pembelajaran wayang
film terhadap kecerdasan intrapersonal anak di PAUD Melati Putih.
Berdasarkan hasil analisis data tersebut diperoleh persentase
kecerdasan intrapersonal anak mencapai 93%.
262
Berdasarkan hasil persentase yang didapat pada akhir Siklus II,
peneliti dan kolaborator melihat bahwa anak sudah mencapai bahkan
melebihi presentase yang telah ditentukan dan disepakati. Dari hasil
Siklus yang telah ada maka peneliti dan kolaborator memutuskan
untuk menghentikan penelitian di Siklus II. Dengan demikian hipotesis
tindakan menyatakan bahwa kecerdasan intrapersonal anak usia 5-6
tahun di PAUD Melati Putih dapat ditingkatkan melalui media
permainan wayang film.
G. Keterbatasan Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan dengan baik, namun peneliti
merasakan adanya keterbatasan penelitian. Hal ini disebabkan oleh
adanya beberapa keterbatasan yaitu:
1. Penelitian dilakukan di akhir semester membuat kurangnya
waktu dalam membuat laporan penulisan sehingga
memungkinkan adanya keterbatasan informasi yang
diharapkan.
2. Instrumen pengumpul data mungkin belum dapat mencakup
seluruh indikator kecerdasan intrapersonal yang telah dibahas
pad BAB II. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan karakteristik
anak pada setiap lembaga pendidikan.
263
3. Cerita yang disampaikan belum sepenuhnya berkaitan erat
dengan indikator kecerdasan intrapersonal.
4. Keterbatasan peneliti dalam mendokumentasikan kegiatan
pembelajaran sehingga ada beberapa momen yang tidak dapat
didokumentasikan, khususnya terkait dengan instrumen
penelitian.