bab iii pemodelan sistem 3.1 waktu dan tempat …

18
Laporan Tugas Akhir BAB III STT Telematika Telkom Purwokerto 36 D311029 BAB III PEMODELAN SISTEM Pada Bab III ini Penulis akan membahas tentang pemodelan sistem perancangan pembangunan jaringan FTTH menggunakan metode micro demand untuk wilayah Solo baru Kabupaten Sukoharjo di PT Telkom Akses Solo. Dengan menggunakan metode survey homepass sebagai data yang mendukung perancangan jaringan FTTH untuk daeah Solo baru, sehingga pelanggan layanan fiber optik dapat secara merata. 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENGAMBILAN DATA Pada Pengerjaan Tugas Akhir ini adalah hasil study kasus di PT. Telkom Akses Solo untuk surveyor. Pada study kasus di PT. Telkom Akses Solo waktu yang dibutuhkan selama kurang lebih 4 bulan yaitu terhitung dari tanggal 3 Ferbruari 2014 sampai dengan 7 Mei 2014 untuk menyelesaikan pekerjaan sebagai surevyor, khususnya survey homepass didaerah Solo dan sekitarnya kemudian didaerah Klaten dan sekitarnya. Untuk survey homepass yang dilakukan adalah mendatangi lokasi / daerah yang akan disurvey. Peralatan yang dibutuhkan adalah print out poligon dan data excel, untuk satu boundary homepass bisa memperoleh kurang lebih 800 sampai dengan 1000 homepass tergantung padat atau tidak rumah huni pada daerah tersebut. 3.2 PENGAMBILAN DATA HOMEPASS Pengambilan data Homepass adalah dengan melakukan survey ke lokasi yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Dalam melakukan pengambilan data survey team on site memerlukan data longitude dan latitude suatu daerah tertentu, biasanya daerah lokasi ini ditandai dengan ODC. Satu perangkat ODC dapat melayani pelanggan 100 1500 pelanggan, tergantung dari jenis dan spesifikasi ODC yang digunakan. Dan pada survey yang dilakukan perhari dapat mencapai 800 homepass. Proses pengambilan data homepass itu sendiri meliputi menghitung perumahan pada suatu daerah tertentu, dan pada pengerjaan Tugas akhir ini dilakukan di daerah Solo baru, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Dalam Mengambil data diantaranya adalah Kriteria rumah, Dokumentasi perumahan, dan Apakah pada rumah tersebut memakai layanan telkom atau tidak.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 WAKTU DAN TEMPAT …

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto 36 D311029

BAB III

PEMODELAN SISTEM

Pada Bab III ini Penulis akan membahas tentang pemodelan sistem perancangan

pembangunan jaringan FTTH menggunakan metode micro demand untuk wilayah Solo

baru Kabupaten Sukoharjo di PT Telkom Akses Solo. Dengan menggunakan metode

survey homepass sebagai data yang mendukung perancangan jaringan FTTH untuk daeah

Solo baru, sehingga pelanggan layanan fiber optik dapat secara merata.

3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENGAMBILAN DATA

Pada Pengerjaan Tugas Akhir ini adalah hasil study kasus di PT. Telkom

Akses Solo untuk surveyor. Pada study kasus di PT. Telkom Akses Solo waktu yang

dibutuhkan selama kurang lebih 4 bulan yaitu terhitung dari tanggal 3 Ferbruari 2014

sampai dengan 7 Mei 2014 untuk menyelesaikan pekerjaan sebagai surevyor,

khususnya survey homepass didaerah Solo dan sekitarnya kemudian didaerah Klaten

dan sekitarnya. Untuk survey homepass yang dilakukan adalah mendatangi lokasi /

daerah yang akan disurvey. Peralatan yang dibutuhkan adalah print out poligon dan

data excel, untuk satu boundary homepass bisa memperoleh kurang lebih 800 sampai

dengan 1000 homepass tergantung padat atau tidak rumah huni pada daerah tersebut.

3.2 PENGAMBILAN DATA HOMEPASS

Pengambilan data Homepass adalah dengan melakukan survey ke lokasi

yang sudah ditentukan oleh perusahaan.

Dalam melakukan pengambilan data survey team on site memerlukan data longitude

dan latitude suatu daerah tertentu, biasanya daerah lokasi ini ditandai dengan ODC.

Satu perangkat ODC dapat melayani pelanggan 100 – 1500 pelanggan, tergantung

dari jenis dan spesifikasi ODC yang digunakan. Dan pada survey yang dilakukan

perhari dapat mencapai 800 homepass.

Proses pengambilan data homepass itu sendiri meliputi menghitung perumahan pada

suatu daerah tertentu, dan pada pengerjaan Tugas akhir ini dilakukan di daerah Solo

baru, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.

Dalam Mengambil data diantaranya adalah Kriteria rumah, Dokumentasi perumahan,

dan Apakah pada rumah tersebut memakai layanan telkom atau tidak.

Page 2: BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 WAKTU DAN TEMPAT …

37

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D311029

3.3 TEKNIK DAN PROSES PENGAMBILAN DATA HOMEPASS

Proses yang dilakukan untuk teknik pengambilan data homepass adalah

dengan cara melakukan survey terlebih dahulu. Survey yang pertama kali dilakukan

adalah dengan cara survey on site artinya terdapat team yang melakukan survey

dilapangan dibekali dengan print out poligon untuk menentukan lokasi mana saja

yang harus disurvey, dan data excel untuk menentukan type, alamat dan titik

koordinat suatu tempat lokasi. Untuk survey pelanggan yang menggunakan kabel

optik tembaga nantinya akan di ganti menjadi kabel fiber optik inilah nantinya yang

akan menjadi calon pelanggan FTTH karena tiang – tiang yang sudah existing tidak

akan dibuang akan tetapi tetap dipakai sebagai sarana distribusi jaringan FTTH.

3.3.1 Kegiatan survey yang dilakukan adalah terbagi menjadi dua team :

a. Team on site survey melakukan kegiatan survey menuju ke lokasi yang

telah ditentukan untuk menghitung calon pelanggan FTTH.

Peralatan yang dibawa pada saat survey berlangsung adalah dengan

menggunakan Print out Boundary dan data Excel

b. Team on desk survey melakukan kegiatan input data yaitu jumlah calon

pelanggan yang didapatkan dari survey on site, dan memetakannya ke

dalam aplikasi google earth. Dan dalam memetakan data homepass

kedalam google earth perlu diperhatikan letaknya agar jumlah input data

pada google earth sesuai dengan jumlah homepass pada survey on site.

3.3.2 Peralatan Team survey

Peralatan yang team survey yang dibutuhkan untuk membantu kegiatan

survey adalah :

a. Survey On Site

Beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk team on site survey

dilapangan adalah sebagai berikut :

1. Print Out Boundary

Print out boundary digunakan untuk menentukan lokasi survey yang

akan dilakukan, dan biasanya dalam satu peta terdapat beberapa

boundary yang perlu di survey, boundary ini ditandai dengan perangkat

ODC yang di wakili dengan simbol segitiga merah. Gambar 3.1

dibawah ini adalah gambar print out suatu boundary.

Page 3: BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 WAKTU DAN TEMPAT …

38

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D311029

Gambar 3.1 Print out boundary

2. Tabel Excel Homepass

Tabel 3.11 Kriteria Tipe rumah

Tanggal : 1 April 2014

Nama: Amir dan Galih

Lokasi Klaten.

R1 R2 R3

1 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ √

2 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ √ Laundry

3 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ √

4 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √

5 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ √ masjid

6 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ √

7 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √

8 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ √

9 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ toko

10 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ √

11 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √

12 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √

13 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √

14 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ ruko

15 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √

16 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √

17 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ Kantor Advokat

18 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ √

19 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √

20 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √

TV Kabel Lain KeteranganNo Alamat

Tipe Rumah

Telkom Huni TV Kabel Telkom

Page 4: BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 WAKTU DAN TEMPAT …

39

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D311029

Tabel excel homepass yang ditunjukan pada gambar 3.11 terdapat

beberapa kolom yang harus diisi yaitu untuk mendefinisikan rumah yang

dilakukan survey

a. Alamat

Informasi alamat rumah didapatkan print out poligon dan dengan

menggunakan data Longitude dan latitude team survey on site dapat

menuju ke lokasi tersebut. Sebagai penunjuk jalan team survey on site

menggunkan aplikasi penunjuk arah atau GPS yang sudah disediakan

oleh kantor.

b. Tipe Rumah R1, R2, dan R3

Untuk menentukan kriteria rumah awalnya bisa menggunakan dengan

ukuran luas rumah yang dilihat.

Seperti pada rumah R1 luas rumah berkisar antara 200 m², rumah type R2

dengan luas antara < 200 m² > 100 m² dan untuk rumah type R3 dengan

luas antara < 100 m²

c. Telkom

Team on site dapat melihat ke rumah-rumah yang di survey apakah

rumah tersebut menggunakan layanan telkom atau tidak, yaitu dengan

cara melihat kepada kabel penanggal didinding rumah. Apabila terdapat

kabel penanggal berarti rumah tersebut berlangganan layanan telkom,

tetapi apabila tidak ada berarti rumah tersebut tidak berlangganan dengan

layanan telkom.

Dan untuk membedakan rumah mana saja yang menggunakan layanan

telkom atau tidak bisa menggunakan jalur Drop yang masuk ke

pelanggan dari tiang. Terdapat dua kategori yang didapatkan pada waktu

survey yaitu pelanggan yang menggunkan layanan telkom masih

menggunkana kabel tembaga, dan pelanggan layanan Telkom yang sudah

menggunakan kabel Fiber optik.

d. Huni

Team dapat menentukan rumah tersebut huni atau tidak yaitu dengan

melihat rumah yang di survey, jika terdapat penghuni / warga yang

Page 5: BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 WAKTU DAN TEMPAT …

40

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D311029

mendiami rumah tersebut berarti rumah tersebut huni begitu pula

sebaliknya.

e. TV kabel Telkom

Untuk layanan kabel telkom ini adalah pelanggan sudah menikmati

layanan Telkom seperti layanan TV kabel / siaran dengan menggunakan

antena TV Telkom

f. TV kabel lain

Layanan TV kabel lain adalah berasal dari luar TV kabel telkom seperti

layanan parabola, ataupun layanan antena TV yang lain.

g. Keterangan

Team dapat menambahkan keterangan pada tabel Excel Homepass

apabila pada rumah tersebut terdapat informasi yang dirasa penting

seperti nama tempat / swalayan / pendidikan.

3.3.3 Proses Input data Homepass

a. Google Earth sebagai input data homepass

Didalam proses input data homepass menggunakan aplikasi Google

earth. Penggunaan aplikasi Aplikasi Google earth digunnakan oleh team

on desk survey untuk memetakan calon pelanggan FTTH pada peta suatu

wilayah tertentu. Dengan menggunakan Google earth sangat membantu

dalam menyimpan hasil yang didapatkan dari survey on site tersebut,

karena Google earth memiliki data longitude dan latitude secara otomatis

apabila suatu titik dipetakan pada peta / lokasi tertentu.

Page 6: BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 WAKTU DAN TEMPAT …

41

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D311029

Gambar 3.2 Data Homepass

Pada gambar 3.2 di atas adalah simbol yang berwarna biru adalah titik

yang mewakili satu rumah. Data tersebut akan diolah dan memetakan

calon pelanggan FTTH.

b. KML CSV converter

Aplikasi KML CSV converter digunakan untuk mengkonversikan

data dari Google earth menuju ke data Excel. Dengan aplikasi ini akan

membatu untuk meng edit dan memberikan nama calon pelanggan FTTH

sesuai dengan kondisi yang sebenarnya di suatu site / lapangan.

Page 7: BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 WAKTU DAN TEMPAT …

42

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D311029

Gambar 3.3 KML CSV converter

Pada gambar 2.3 diatas adalah KML CSV converter digunakan untuk

sebagai aplikasi untuk meng convert file dari Google earth yang ber

ekstensi .KML ke dalam Microsoft Excel. Atau sebaliknya dari excel ke

Google earth.

c. Microsoft Excel

Team survey on desk menggunakan aplikasi Microsoft Excel

untuk menyimpan hasil informasi survey yang dilakukan oleh team

survey on site. Informasi tersebut adalah Alamat rumah, Kriteria rumah,

menggunakan layanan telkom atau tidak, dan keterangan dari rumah /

suatu tempat yang telah dilakukan survey.

Page 8: BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 WAKTU DAN TEMPAT …

43

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D311029

3.4 FLOWCHART SISTEM

Mulai

Membuat batasan Boundary pada Google Earth

Memasukan data Homepass

dari Google earth ke KML

CSV converter

Menentukan perangkat dan mendesain jaringan FTTH

Menentukan Jumlah Kabel Distribusi

Menentukan Kebutuhan perangkat tambahan sesuai dengan

desain

Membuat Tabel Link Budget

Membuat Tabel BoQ (Bill of Quantity)

Selesai

Gambar 3.4 Flowchart sistem

Page 9: BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 WAKTU DAN TEMPAT …

44

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D311029

Pada gambar 3.4 diatas adalah flowchart sistem pengerjaan Tugas Akhir ini

daerah yang dijadikan sebagai perencanaan jaringan fiber optik adalah didaerah

Solo Baru kabupaten Sukoharjo dengan jumlah rumah huni 3500 rumah dan

termasuk dalam kategori padat penduduk. Dan di dalam daerah tersebut terdapat

sebagian yang masih menggunakan jaringan tembaga dan ada yang sudah

menggunakan layanan fiber optik, namun masih ada juga yang belum terjamah

oleh kedua – duanya. Perencanaan jaringan fiber optik dirasa perlu untuk didaerah

ini karena potensi yang dimiliki oleh daerah Solo baru kabupaten Sukoharjo

sangat besar. Kedepannya untuk lahan yang tadinya kosong akan dibangun rumah

mewah atau perkantoran, dan perumahan dengan type sedang nantinya akan

dirubah menjadi hunian mewah. Dan pada jalan – jalan besar dipinggirnya akan

dibangun ruko – rukoan, bengkel, toko dengan ukuran besar, dan Bank yang

nantinya akan ramai dikunjungi oleh masyarakat. Karena itulah daerah Solo Baru

sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai ajang bisnis khususnya dibidang

network jaringan fiber optik yang akan dapat melayani konsumen / pelanggannya

dengan memuaskan. Dengan basic yang dimilikinya yaitu Broadband,

Multimedia, dan Data dengan bandwith besar.

Gambar 3.5. Boudary Seluruh Homepass

Pada gambar diatas 3.5 adalah keseluruhan boundary homepass di wilayah Solo

Baru, dengan jumlah kurang lebih 3500 homepas.

Page 10: BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 WAKTU DAN TEMPAT …

45

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D311029

Gambar 3.6 Data Seluruh Homepass

Dengan metode input data maka akan didapatkan data berupa hasil input survey

homepass. Sebelum menggunakan aturan KR-11 data hasil survey homepass pada

google earth hanya berupa angka, setelah menggunakan aturan KR-11 seperti

yang ditunukan gambar dibawah ini gambar 3.6 diatas

3.4.1 Membuat Boundary dengan 3 Skenario

Pembuatan boundary dengan 3 skenario ini perlu dilakukan, karena

untuk membandingkan antara satu dengan skenario yang lain, setalah

melakukan perhitungan dan diaplikasikan pada desain maka dapat dipilih

dengan menggunakan skenario yang mana suatu boundary tersebut dapat

dilayani dengan baik.

a. Mengumpulkan data menggunakan aplikasi KML CSV Converter

Dalam proses mengumpulkan data menggunakan aplikasi KML CSV

converter di buat dengan tiga skenario. Dari tiga skenario tadi akan dibuat

analisis dan menentukan jumlah perangkat yang dibutuhkan.

Untuk kondisi pertama menggunakan skenario two stage 1 : 8 ini

memiliki jumlah homepass 625 rumah. Dan skenario yang ke dua pada

Page 11: BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 WAKTU DAN TEMPAT …

46

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D311029

boundary ke 5 kondisi two stage 1 : 16 dengan jumlah homepass 625

rumah. Dan yang terahir untuk kondisi 1 : 32 masih tetap pada boundary

ke 5 dengan jumlah homepass 625 rumah.

b. Membuat Table BoQ dan Link budget.

Dari ke tiga kondisi tersebut dibuat Tabel BoQ (Bill of Quantity) untuk

menentukan material dan peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk

membangun jaringan FTTH pada suatu wilayah.

Membuat tabel Link budget untuk mengetahui redaman yang dihasilkan

yaitu dari STO sampai ONT, untuk tabel Link Bugdet menyesuaikan

dengan satuan nilai redaman yang telah dibuat pada panduan.

Tabel Link budget ini terdiri dari 3 kondisi yaitu Jarak yang terjauh dari

OLT ke ONT, jarak menengah dari OLT ke ONT, dan jarak terjauh dari

OLT ke ONT.

3.4.2 Boundary 3 skenario meliputi 1 : 8 , 1 : 16, dan 1 :32

Kombinasi passive splitter, kemudian Kombinasi passive splitter 1 : 8

artinya pada satu perangkat passive splitter dapat melayani pelanggan

sebanyak 8 pelanggan. Kombinasi passive splitter 1 : 16 artinya pada satu

perangkat passive splitter dapat melayani pelanggan sebanyak 16 pelanggan.

a. Perhitungan Two stage 1 : 4 dan 1 : 8 pada Boundary 5

Perhitungan desain ini dilakukan agar dalam menentukan jumlah

perangkat mulai dari ODP, Jalur Distribusi dan Penggunaan passive

splitter dapat sesuai dengan penerapannya pada desain.

Untuk jarak dari STO ke ODC adalah 1 Km, dan dari ODC ke ODP 2

Km dan untuk jarak dari ODP ke Pelanggan adalah maksimal 100 m.

Untuk mengetahui jumlah perangkat dan jalur distribusi dapat diketahui

dengan perhitungan sebagai berikut :

Untuk hasil perhitungan dibelakang koma, maka untuk dibulatkan ke

angka atasnya misalkan pada 625 / 8 adalah 78.125 maka akan

dibulatkan angka tersebut ke atasnya jadi 79, dan berlaku dengan

perhitungan yang lainnya karena ini akan mengantisipasi kekurangan

perangkat. Sehingga apabila jumlah perangkat lebih dari perhitungan ini

Page 12: BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 WAKTU DAN TEMPAT …

47

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D311029

tidak menjadi masalah. Dan menjadi antisipasi kalau terjadi pertambahan

pelanggan pada daerah tersebut. Seperti yang ditunjukan pada gambar 3.7

dibawah ini.

Gambar 3.7 Two stage 1 : 4 dan 1 : 8 pada Boundary 5

b. Perhitungan Two stage 1 : 2 dan 1 : 16 pada Boundary 5

Dalam perhitungan yang dilakukan pada two stage boundary 5 perangkat

yang digunakan adalah ODP kapasitas 16.

Dan menggunakan type kabel distribusi aerial dengan kapasitas 12 core

Pada perhitungan yang dilakukan di atas menggunakan kombinasi 1 : 16

artinya dalam satu ODP dapat di split sampai 16 pelanggan sekaligus,

namun dalam kenyataanya sesudah di aplikasikan ke dalam desain

banyak di wilayah tertentu slot ODP tersebut yang tidak digunakan

semuanya, karena jumlah homepass sedang tapi penyebarannya luas.

Pada gambar 3.8 dibawah ini menggunkan konfigurasi 1 : 2 dan 1 : 8

Page 13: BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 WAKTU DAN TEMPAT …

48

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D311029

Gambar 3.8 Two stage 1 : 2 dan 1 : 16 pada Boundary 5

c. Perhitungan One stage 1 : 32 pada Boundary 5

Dalam perhitungan yang dilakukan one stage 1 : 32 adalah

menggunakan kapasitas ODP 16, namun pada satu jalur distribusi terdiri

dari 32 Core yang nantinya akan disalurkan menjadi 32 pelanggan

sekaligus.

Dengan ODP kapasitas 16 maka satu jalur distribusi membutuhkan 2

ODP. Letak dari ODP ini dapat terpisah atau bergabung dalam 1 tiang.

Untuk kabel yang digunakan adalah menggunakan kabel distribusi udara

(Aerial) dengan kapasitas 8 core, untuk memenuhi 32 core maka dalam

satu penarikan distribusi dari ODC menuju ODP dibutuhkan kabel

distrbusi sebanyak 4 buah, dengan masing masing kapasitas 8 core maka

satu penarikan jalur distribusi akan memenuhi 32 core, yaitu 4 buah

distribusi x 8 core = 32 core

Perhitungan yang dilakukan pada boundary 5 dengan one stage 1 : 32

memiliki pola jumlah homepass sedang tapi penyebaran meluas, jadi

pada dasarnya dalam satu ODP masih terdapat Slot kosong untuk

digunakan sebagai calon pelanggan lain.

Page 14: BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 WAKTU DAN TEMPAT …

49

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D311029

Gambar 3.9 One stage 1 : 32 pada Boundary 5

Pada gambar 3.9 diatas adalah menggunakan konfigurasi one stage 1 :

32. Untuk penarikan kabel distribusi dari STO ke ONT menggunakan

kombinasi 1 : 32 dilakukan secara langsung tanpa menggunakan Passive

splitter di ODC, namun tetap menggunakan Passive Slitter di sisi Drop

pelanggan ini berfungsi sebagai

d. Menghitung Jumlah Distribusi dan kebutuhan perangkat pada boundary

lain menggunakan kombinasi 1 : 8 pada Boundary 2

menggunakan type kabel distribusi aerial dengan kapasitas 12 core.

Untuk menentukan kabel distribusi dapat ditentukan dengan

menggunakan jumlah ODP dibagi dengan kapasitas kabel distribusi.

Seperti gambar 3.10 dibawah ini.

Page 15: BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 WAKTU DAN TEMPAT …

50

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D311029

Gambar 3.10 Two stage 1 : 8 pada Boundary 2

3.4.3 Alokasi Perangkat Tambahan

Pada perangkat tambahan berkaitan dengan perangkat yang

dibutuhkan untuk mendesain suatu jaringan FTTH. Perangkat tambahan ini

meliputi ODP tiang kosong, atau kabel distribusi untuk percabangan.

Tiang kosong perlu di tambahkan untuk jalur distribusi menuju pelanggan

antar tiang kosong berjarak antara 45 m atau lebih sedikit, atau jarak antara

tiang kosong dengan ODP. ODP tambahan perlu ditambahkan karena sebagai

Drop ke pelanggan yang sulit untuk dijangkau, sehingga semua homepass

dapat tercover dengan baik.

3.4.4 Membuat Tabel Link Budget

Untuk mengetahui redaman pada suatu jalur distribusi menggunakan

Tabel link budget, sebelum menghitung redaman yang dihasilkan terlebih

dahulu sudah mempunyai data panjang kabel dan perangkat apa saja yang

digunakan, seperti pada contoh boundary 5 dengan 3 kondisi skenario.

Page 16: BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 WAKTU DAN TEMPAT …

51

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D311029

a. Skenario Two stage 1 : 8 pada Boundary 5

Pada perhitungan kabel Feeder sampai dengan pelanggan dan

perangkat pendukungnya didaerah padat penduduk 625 rumah huni

dengan jarak STO adalah 1, 654 meter.

Loss link budget yang diberikan pada ODP 24 dengan jarak terdekat dari

STO adalah 1.66 km dengan 0.35 dB/km dan menggunakan Passive

Splitter 1 : 4 dan 1 : 8, loss connector menggunakan UPC satuannya

adalah 2.75 dB, sehingga akan menghasilakn Total Loss 20.961 dB.

Angka total loss maksimum pada ODP ini masih dalam batas Total

Redaman + Tolerasi yang diPerhitungan Link budget yaitu 28 dB.

Untuk nilai redaman yang diberikan pada masing masing jalur ke

pelanggan akan berbeda beda tergantung dari panjang kabel yang

digunakan dari STO sampai dengan pelanggan. Jenis konektor yang

digunakan dan berapa jumlah konektor dalam satu penarikan kabel FO.

Kemudian jenis passive splitter yang digunakan pada penarikan kabel

dengan kombinasi berapa saja, semakin kombinasi itu bervariasi maka

akan menghasilkan redaman yang tinggi.

Seperti contoh redaman pada splitter 1 : 32 adalah 17.45 dB, jika

dibandingkan dengan two stage 2 buah ODP masing masing kapasitas 1 :

2 dan 1 : 16 adalah 17.80 dB.

b. Skenario Two stage 1 : 2 dan 1 : 16

Pada perhitungan kabel Feeder sampai dengan pelanggan dan perangkat

pendukungnya didaerah padat penduduk 625 rumah huni dengan jarak

STO adalah 1, 654 meter.

Loss link budget yang diberikan pada ODP 24 dengan jarak terdekat dari

STO adalah 1.69 km dengan 0.35 dB/km dan menggunakan Passive

Splitter 1 : 2 dan 1 : 16, loss connector menggunakan UPC satuannya

adalah 2.75 dB, sehingga akan menghasilakn Total Loss 21.7331 dB.

Angka total loss maksimum pada ODP ini masih dalam batas Total

Redaman + Tolerasi yang diPerhitungan Link budget yaitu 28 dB.

Page 17: BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 WAKTU DAN TEMPAT …

52

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D311029

Untuk nilai redaman yang diberikan pada masing masing jalur ke

pelanggan akan berbeda beda tergantung dari panjang kabel yang

digunakan dari STO sampai dengan pelanggan. Jenis konektor yang

digunakan dan berapa jumlah konektor dalam satu penarikan kabel FO.

Kemudian jenis passive splitter yang digunakan pada penarikan kabel.

c. Skenario One stage 1 : 32

Pada perhitungan kabel Feeder sampai dengan pelanggan dan

perangkat pendukungnya didaerah padat penduduk 625 rumah huni

dengan jarak STO adalah 1, 654 meter.

Loss link budget yang diberikan pada jalur ODP 16 dengan jarak terdekat

dari STO adalah 1.717 km dengan 0.35 dB/km dan menggunakan Passive

Splitter 1 : 2 dan 1 : 16, loss connector menggunakan UPC satuannya

adalah 2.75 dB, sehingga akan menghasilakn Total Loss 24.8510 dB.

Angka total loss maksimum pada ODP ini masih dalam batas Total

Redaman + Tolerasi yang diPerhitungan Link budget yaitu 28 dB.

Untuk nilai redaman yang diberikan pada masing masing jalur ke

pelanggan akan berbeda beda tergantung dari panjang kabel yang

digunakan dari STO sampai dengan pelanggan. Jenis konektor yang

digunakan dan berapa jumlah konektor dalam satu penarikan kabel FO.

Kemudian jenis passive splitter yang digunakan pada penarikan kabel.

3.4.5 Membuat Tabel BoQ (Bill of Quantity)

Untuk membuat Bill of Quantity parameter yang digunakan adalah

dengan melihat material apa saja yang di butuhkan dan berapa jumlah

material tersebut. Dalam menentukan BoQ ini setiap boundary memberikan

kebutuhan material dan jumlah material yang berbeda – beda.

Semakin luas dan padat kondisi suatu perumahan maka akan menghasilkan

kebutuhan material dan jumlah material yang tinggi pula. Dan jika pada salah

satu boundary memiliki jumlah yang kurang luas dan jumlah perumahan yang

sedikit maka akan menghasilkan BoQ dengan material sedikit dan jumlah

material yang sedikit juga.

Page 18: BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 WAKTU DAN TEMPAT …

53

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D311029

Dalam membuat tabel BoQ didalamnya membahas tentang spesifikasi kabel

Feeder, spesifikasi kabel Distribusi dan spesifikasi kabel Drop Pelanggan.

Pada BoQ sebenarnya memiliki pembahasan yang mendetail sampai dengan

Jenis material yang dibutuhkan, Jumlah material, Jasa pemasangan, dan

Harga Perangkat. Tetapi pada pengerjaan Tugas Akhir ini hanya membuat

tabel BoQ sampai dengan Jenis Material dan Jumlah material.

Seperti contoh pada boundary 2 dengan jumlah Material kabel feeder yaitu –

dan , kabel Distribusi sepanjang – dan kabel drop adalah

Untuk kebutuhan perangkat yang lainnya adalah Passive splitter yang

digunakan sesuai dengan desain yang akan dibuat. Kemudian jenis konektor

yang digunakan adalah jenis Konector UPC. Jumlah ODP yang digunakan

disesuaikan dengana perhitungan dan di aplikasikan pada desain

menghasilkan – buah.

Jika terdapat sambungan maka tambahkan konektor pada kabel yang

disambung, konektor yang digunakan sesuai dengan jenis kabel yang dipakai.

Kemudian Perangkat ODC untuk dapat mengcover homepass pada boundary

tersebut. Tiang kosong dalam pembangunan distribusi jaringan FTTH

digunakan untuk menghubungkan antara satu ODP dengan yang lainnya atau

antar ODP dengan Tiang. Karena pada dasarnya ODP adalah perangkat yang

menggantung di tiang maka pada setiap ODP dapat di asumsikan adalah

tiang. Dan tiang kosong adalah bersifat tambahan yang akan digunakan untuk

mendistribusikan jalur satu dengan yang lainnya.