bab iii metode penelitian dan pengembangan a. jenis...
TRANSCRIPT
35
35
BAB III
METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Jenis dan Model Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan. Langkah-
langkah yang dilakukan dalam penelitian dan pengembangan ini diadaptasi dari
model Research and Development (R & D) Sugiyono (2013:409) seperti gambar
3.1 berikut:
Gambar 3.1 Langkah-langkah Metode Research and Development (R & D)
Sugiyono (2013:409)
Model penelitian dan pengembangan tersebut merupakan suatu model
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan
produk tersebut. Sesuai dengan modelnya, pengembangan media pembelajaran
dilakukan pada 10 langkah yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data,
(3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk (7)
revisi produk, (8) uji coba pemakaian dan (9) revisi produk tahap akhir, dan (10)
deseminasi. Namun demikian, berdasarkan hasil analisis kebutuhan di lapangan,
Potensi
Masalah
Pengumpulan
Data
Desain
Produk
Validasi
Desain
Revisi
Desain
Uji Coba
Revisi Produk
Tahap Akhir
36
maka langkah-langkah pengembangan media dilakukan hanya 7 langkah saja.
Adapun langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dimaksud meliputi:
(1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi
desain, (5) revisi desain, (6) uji coba pemakaian dan (7) revisi produk tahap akhir.
Hal ini dilakukan karena:
1. Masalah yang dikaji pada penelitian ini hanya terdapat pada kelas II SDN 1
Ngembel, sehingga kebutuhan pengembangan media pembelajaran matematika
pohon bilangan hanya pada kelas II tersebut.
2. Penelitian ini tidak melakukan tahap keenam dan ketujuh yaitu uji coba produk
dan revisi produk, karena secara teori tahap tersebut dilaksanakan pada subjek
sebanyak separuh dari jumlah seluruh subjek coba yaitu siswa kelas II SD. Jika
hal ini dilakukan, maka siswa yang telah mengikuti uji coba produk akan
mengikuti kembali pada tahap uji coba pemakaian yang berarti siswa separuh
dari jumlah siswa mengulang lagi untuk menggunakan media pada tahap uji
coba pemakaian, sehingga dikawatirkan siswa merasa bosan dengan kegiatan
tersebut.
3. Tidak dilakukan deseminasi, karena sesuai dengan masalah yang dianalisis,
penelitian ini dibatasi hanya untuk mennyelesaikan masalah di kelas II SDN 1
Ngembel saja.
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Berikut ini adalah prosedur penelitian pengembangan dari model Borg and
Gall pada gambar 3.1. Penjelasan dari prosedur penelitian pengembangan sebagai
berikut:
37
1. Potensi Masalah
Penelitian merupakan kegiatan awal dari adanya potensi dan masalah.
Potensi adalah segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan memiliki nilai
tambah, sedangkan masalah adalah penyimpangan antar yang dihadapkan dengan
yang terjadi Sugiyono (2010:409). Potensi dari penelitian ini adalah dengan
adanya media pembelajaran Pohon Bilangan dapat membantu jalannya proses
kegiatan belajar mengajar dan pencapaian tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil
observasi dan pengamatan, masalah yang terdapat di SDN 1 Ngembel adalah
belum digunakannya media dalam pembelajaran matematika khususnya materi
mengurutkan bilangan, pembelajaran yang diterapkan guru masih menggunakan
metode ceramah dan menekankan pada keterampilan prosedural serta minimnya
media yang disediakan sekolah. Hal ini mengakibatkan siswa tidak memahami
materi yang disampaikan oleh guru yang ditunjukkan oleh tidak tuntasnya kelas
setelah materi pecahan dibelajarkan kepada siswa, sehingga jalannya
pembelajaran kurang maksimal.
2. Pengumpulan Data
Setelah potensi dan masalah diidentifikasi, maka selanjutnya perlu
dikumpulkan berbagai data dan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
untuk perencanaan produk. Pengembangan produk yang efektif dan efesien untuk
menangani kurangnya penyediaan media pembelajaran dengan mengembangkan
media pohon bilangan. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan diskusi dan
observasi. Hasil diskusi dan observasi yang diperoleh diguunakan untuk
memenuhi analisis kebutuhan media pembelajaran yang meliputi ketersediaan dan
38
penggunaan media pembelajaran di SDN 1 Ngembel kelas 2 materi mengurutkan
bilangan.
3. Desain Produk
Selanjutnya setelah data dan informasi dianalisis dan diobservasi, langkah
berikutnya yang dilakukan peneliti yaitu membuat desain produk yang akan
dikembangkan. Produk yang dihasilkan berupa media pembelajaran visual dan
dua dimensi grafis. Dalam tahap ini desain media pembelajaran yang
dikembangkan digambarkan dalam tahap-tahap berikut ini:
Gambar 3.2 Langkah-langkah dalam Membuat Desain Produk
Pada penelitian ini peneliti akan mengembangkan produk berupa media
pohon bilangan sebagai media pembelajaran matematika materi mengurutkan
bilangan pada kelas II Sekolah Dasar. Langkah-langkah yang dilakukan adalah
menentukan SK (Standar Kompetensi), KD (Kompetensi Dasar) dan materi yang
sesuai dengan pembelajaran, menyusun Rancangan Pembuatan Media (RPM) dan
desain produk media.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau
tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian
Menentukan
SK, KD dan
Materi.
Menentukan
jenis media yang
sesuai
Menyusun
naskah rencana
pembuatan
media
Membuat
desain media
yang sesuai dan
menarik.
39
berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Hal tersebut sesuai
pendapat Sugiyono (2013:414).
Validasi desain dilakukan oleh beberapa pakar tenaga ahli yang sudah
berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang validator dalam
penelitian dan pengembangan ini meliputi validator media, materi dan
pembelajaran. Peneliti memeilih AD, M.Pd, sebagai validator ahli media, KC,
M.Pd sebagai validator ahli materi dan BD, S.Pd sebagai validator ahli
pembelajaran.
5. Revisi Desain
Pada tahap ini, masukan atau saran perbaikan dari para ahli /validator
ditindak lanjuti. Hal ini dilakukan dengan cara memperbaiki desain produk
sehingga dihasilkan desain produk yang sesuai dengan kebutuhan siswa pada mata
pelajaran matematika materi mengurutkan bilangan yaitu desain media
pembelajaran pohon bilangan. Namun apabila para ahli validator desain produk
sudah menyetujui dan menganggap layak untuk digunakan, maka produk tersebut
tidak perlu diperbaiki lagi/sudah valid.
6. Uji Coba Pemakaian
Uji coba pemakaian dilakukan setelah uji coba produk berhasil, maka
selanjutnya produk atau media pembelajaran tersebut dapat diterapkan dalam
kelas untuk memperoleh masukan dan mengetahui keefektifan produk tersebut.
Uji coba pemakaian dilaksanakan dikelas II Sekolah Dasar SDN 1 Ngembel.
7. Revisi Produk
Pada tahap ini, kekurangan/kelemahan yang diperoleh selama penerapan
produk diperbaiki. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan suatu produk
40
pembelajaran yang efektif dalam membelajarkan materi mengurutkan bilangan
kelas II SD.
C. Uji Coba
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan data yang akan
digunakan untuk menentukan keefektifan pengembangan media pohon bilangan.
Pada pembelajaran matematika materi mengurutkan bilangan kelas II Sekolah
Dasar. Beberapa hal yang akan dijabarkan pada bagian ini antaranya : (1) desain
uji coba, (2) subjek uji coba, (3) jenis data, (4) instrument pengumpulan data dan
(5) teknik analisis data.
1. Desain Uji Coba
Desain uji coba merupakan tahap dilaksanakannya evaluasi pengembangan
media pohon bilangan yang melalui beberapa validator yaitu uji validitas ahli
media, materi, uji coba kelompok terbatas (kecil) sampai pada uji coba kelompok
besar melalui pengisian angket validasi untuk memperoleh data kualitatif dan
kuantitatif.
2. Subjek Uji Coba
Subjek validasi untuk pengembangan media pohon bilangan terdiri dari dosen
ahli media pembelajaran, dosen ahli materi dan gurru ahli pembelajaran kelas II
Sekolah Dasar, diantaranya sebagai berikut.
41
Tabel 3.1 Subjek Uji Coba Validitas Media pohon bilangan
No Validator Kriteria Keahlian
1 AD, M.Pd 1.Memiliki kemampuan dibidang
media pembelajaran.
2.Tingkat akademik minimal S-2
3.Memiliki pengalaman dalam
pembelajaran
Ahli Media
Pembelajaran
2 KC, M.Pd 1.Memiliki kemampuan dibidang
media pembelajaran.
2.Tingkat akademik minimal S-2
3.Memiliki pengalaman dalam
pembelajaran
Ahli Materi
3 Guru kelas II 1.Memiliki kemampuan dibidang
media pembelajaran.
2.Tingkat akademik minimal S-1
3.Memiliki pengalaman dalam
pembelajaran
Ahli Pembelajaran
4 Siswa Siswa SD Responden
3. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini
diantaranya :
a. Data kuantitatif yang diperoleh dari penilaian para ahli/pakar dan respon
siswa yang terdapat pada angket sebagai penilaian terhadap kualitas media
pohon bilangan.
b. Data kualitatif diperoleh dari berbagai saran, masukan maupun tanggapan
dari para ahli/pakar komentar observer pada angket terhadap kualitas media
pohon bilangan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data merupakan penentu kualitas terhadap hasil
penelitian yang dilakukan, sehingga instrument tersebut harus memiliki tingkat
kepercayaan dan kebenaran. Pengembangan media pembelajaran pohon
bilangan menggunakan beberapa instrument pengumpulan data diantaranya :
42
a. Interview/Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil
(Sugiyono, 2013:194). Wawancara dilakukan dengan guru kelas II dengan
menanyakan tentang gambaran pembelajaran didalam proses pembelajaran
dan kebutuhan perangkat pembelajaran dan media pembelajaran yang
diharapkan sebagai pendukung proses belajar mengajar. Selain itu
wawancara kelayakan hasil produk media pembelajaran, hal ini dilakukan
setelah uji coba produk. Kegiatan wawancara yang dilakukan berupa
wawancara tidak terstruktur.
b. Angket Validasi Media Pembelajaran
Suatu kegiatan pengumpulan data yang berbentuk lembaran dapat berupa
sejumlah pertanyaan tertulis yang tujuannya untuk memperoleh informasi
dari responden tentang apa yang ia alami. Angket yang digunakan dalam
penelitian kepada dua pihak , yaitu :
1. Angket Validasi : digunakan untuk mengetahui kelayakan media
pembelajaran yang dikembangkan untuk direvisi agar menghasilkan
media yang lebih efektif. Angket ini ditujukan pada para pakar/ahli
(ahli media dan ahli materi) .
2. Angket respon siswa : merupakan data dan sumber data yang digunakan
untuk mengetahui respon siswa terhadap media pembelajaran yang
43
dikembangkan. Angket respon siswa ini digunakan pada saat uji coba
media pasa kelompok besar dan kecil.
c. Observasi
Kegiatan ini dilakukan sebelum pengembangan media pembelajaran terkait
penggunaan dan harapan media pembelajaran untuk memenuhi analisis
kebutuhan di kelas II Sekolah Dasar. Selain itu instrument ini juga
digunakan pada saat uji coba produk dilapangan sebagai pelengkap data
kualitatif.
d. Dokumentasi
Alat dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa kamera,
digunakan untuk mengambil gambar mengenai proses uji coba produk
penggunaan media pembelajaran pohon bilangan.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian pengembangan yang digunakan untuk mengumpulkan
data pada pengembangan media pembelajaran pohon bilangan pada pembelajaran
kelas II Sekolah Dasar, sebagai berikut :
a. Daftar pertanyaan Analisis Kebutuhan/Wawancara
Teknik ini dilakukan untuk menghimpun data tentang pentingnya
dilakukan pengembangan media pohon bilangan pada pembelajaran kelas II
SD mata pelajaran matematika dengan menggunakan pedoman draf
pertanyaan yang berisi tentang pembelajaran matematika pada kelas II SD ,
metode mengajar yang di gunakan, kesulitan guru yang dihadapi saat
mengajar, media yang digunakan saat ini, serta media yang cocok untuk
digunakan. Draf pertanyaan analisis kebutuhan digunakan sebagai langkah
44
awal untuk memperoleh data mengenai kebutuhan media pembelajaran yang
diharapkan pada Sekolah Dasar.
b. Angket atau kuisioner
Angket atau kuesioner adalah metode pengumpulan data, instrumennya
tersebut sesuai dengan nama metodenya. Bentuk lembaran angket dapat
berupa sejumlah pertanyaan tertulis, tujuannya untuk memperoleh informasi
dari responden tentang apa yang ia alami Trianto (2010:265). Bentuk
kuesioner yang digunakan peneliti sebagai berikut :
1. Angket Validasi
Angket validasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan
data tentang ketepatan desain media, ketepatan isi/materi, dan
kemenarikan media pembelajaran yang dikembangkan. Pemberian
angket dilakukan pada saat uji coba produk. Selanjutnya angket yang
digunakan dianalisis untuk kelayakan dan dijadikan pedoman revisi
media pohon bilangan untuk memperoleh produk yang lebih baik dan
valid. Berikut ini kisi-kisi instrumen yang digunakan untuk validasi :
Tabel 3.2 Kisi-kisi angket ahli materi
No Aspek Penilaian
Kurikulum
1 Media relevan dengan Standar Kompetensi (SK)
Media sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD)
2 Materi yang disajikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
3 Media relevan dengan materi yang harus dipelajari siswa.
Isi Materi
4 Isi materi memiliki konsep yang tepat.
5 Penggunaan judul menarik dan membuat siswa termotivasi untuk belajar.
6 Penggunaan media melibatkan partisipasi siswa. 7 Media mudah digunakan dan bermanfaat bagi siswa.
8 Media sesuai dengan materi yang dipelajari siswa
45
Sedangkan untuk kisi-kisi kelayakan media pembelajaran dapat
dilihat pada tabel 3.3 berikut ini :
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Ahli Media
No Aspek Penilaian
Kriteria Penampilan Media
1 Kombinasi warna media menarik
2 Ukuran font pada media ini jelas
3 Media pohon bilangan tidak mudah rusak dan tahan lama
4 Desain tampilan media pohon bilangan menarik
5 Warna tidak mengganggu materi
Penyajian Materi pada Media
6 Media dapat digunakan dalam pembelajaran materi mengurutkan bilangan
7 Penyampaian Materi pada media pohon bilangan sudah sesuai dengan standar
kompetensi 8 Penyampaian Materi pada media pohon bilangan sudah sesuai dengan
kompetensi dasar
9 Media dapat digunakan untuk pembelajaran kelompok kecil dan besar.
Ketertarikan Media Pembelajaran
10 Desain media pohon bilangan belum pernah digunakan sebelumnya (original)
11 Tampilan dalam media menarik
12 Media yang dikembangkan mudah dipindah
13 Media yang dikembangkan dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran
14 Media pohon bilangan aman digunakan
Sedangkan untuk kisi-kisi kelayakan pembelajaran matematika dapat
dilihat pada tabel 3.4 berikut ini :
Tabel 3.4 Kisi-kisi angket untuk Guru
No Aspek Penilaian
Pembelajaran
1 Penggunaan judul menarik dan membuat siswa termotivasi untuk belajar.
2 Media pohon bilangan dapat digunakan untuk pembelajaran kelompok kecil
dan besar.
Penyajian Materi
3 Media pohon bilangan dapat membangkitkan keingintahuan siswa
4 Media pohon bilangan dapat membantu ketercapaian materi mengurutkan
bilangan
5 Penggunaan media pohon bilangan disampaikan dengan jelas
6 Media pohon bilangan memudahkan siswa memahami materi
7 Media pohon bilangan sesuai dengan materi yang dipelajari siswa
8 Media pohon bilangan mudah digunakan dan bermanfaat bagi siswa
9 Media pohon bilangan dapat membuat siswa senang
10 Media pohon bilangan mendorong siswa menemukan jawaban
46
2. Angket respon siswa
Angket yang digunakan untuk mengumpulkan respon dan beberapa
pendapat siswa mengenai media pembelajaran pohon bilangan. Angket
ini memuat tentang penilaian, komentar dan saran peserta didik
mengenai media pembelajaran yang sedang dikembangkan.
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Respon Siswa
No Aspek Indikator
1 Ketertarikan 1. Ketertarikan media
2. Warna gambar dan warna
2 Kesenangan 3. Kesenangan dalam suasana pembelajaran
4. Semangat menggunakan media
5. Mempermudah pembelajaran
3 Kejelasan Isi 6. Kejelasan materi
7. Kemudahan pengoperasian
8. Pemahaman siswa
4 Keinginan untuk
Memiliki Media
9. Ingin memiliki media
10. Memotivasi siswa untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran
3. Observasi
Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan
perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk
mendapatkan data. Jadi, observasi merupakan pengamatan langsung
dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan,
atau pengecapan. Instrumen yang digunakan dalam observasi dapat
berupa pedoman pengamatan, tes, kuesioner, rekaman gambar, dan
rekaman suara Trianto (2010:267). Lembar ini berisi catatan lapangan
mengenai faktor pendukung dan penghambat pembelajaran serta
kesulitan siswa ketika menggunakan media pembelajaran pohon
bilangan pada pembelajaran berlangsung. Pengamatan dan pencatatan
47
dilakukan terhadap objek ditempat. Lembar observasi diisi oleh
peneliti saat pelaksanaan uji coba disekolah.
4. Dokumentasi
Alat dokumentasi yang digunakan pada penelitian pengembangan ini
adalah kamera digital. Digunakan untuk mendokumentasikan segala
kegiatan selama proses uji coba produk oleh guru dan siswa.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisassikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono 2013:335). Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Teknik Analisis Data Deskriptif Kualitatif
Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013:334) aktiifitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh yang meliputi
beberapa tahapan, diantaranya :
1. Tahap pengumpulan data (Data Collection)
Data diperoleh selama penggunaan media pembelajaran peraga jam serta
berbagai hal yang ditemui (penghambat, pendukung) dan kegiatan yang
dilakukan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2. Reduksi Data (Data Reduction)
48
Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, untuk itu perlu dicatat
secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari dan membuang yang
tidak perlu.
3. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat untuk memberikan
gambaran berupa uraian deskriptif. Hal ini lebih memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa
yang telah dipahami.
b. Teknik Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari nilai-nilai yang diberikan oleh ahli media
pembelajaran, ahli materi pembelajaran dan guru kelas II terhadap produk media
yang dibuat berdasarkan kisi-kisi penilaian dalam penelitian sebuah media
pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan menggunakan angket validitas ahli dan
angket respon peserta didik. Data kuantitatif ini diperoleh oleh peneliti pada
langkah penelitian validasi desain, uji coba produk, dan uji coba pemakaian.
1. Analisis data angket ahli/pakar
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti Sugiyono(2013:363). Pada
pengembangan media pembelajaran pohon bilangan validitas ditujukan untuk
menguji kelayakan media yang dikembangkan berdasarkan standar ini yang
meliputi standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pengembangan pertanyaan
dalam instrument sesuai media yang dikembangkan. Jawaban dari angket yang
49
digunakan menggunakan Skala Likert yang terdiri dari beberapa kategori, seperti
berikut :
Tabel 3.6 Pedoman Skala Likert
No Skor Keterangan
1. Skor 5 Sangat setuju/selalu/sangat positif/ sangat layak/ sangat baik/
sangan bermanfaat/ sangat memotivasi
2. Skor 4 Setuju/baik/ sering/positif/ sesuai/ mudah/ layak/ bermanfaat/
memotivasi
3.
Skor 3 Ragu-ragu/kadang-kadang/netral/ cukup setuju/ cukup baik/
cukup sesuai/ cukup mudah/ cukup menarik/ cukup layak/
cukup bermanfaat/ cukup memotifasi
4. Skor 2 Tidak setuju/ hampir tidak pernah/ negative/ kurang setuju/
kurang baik/ kurang sesuai/ kurang menarik/ kurang paham/
kurang layak/ kurang bermanfaat/ kurang memotivasi
5. Skor 1 Sangat tidak setuju/ sangat kurang baik/ sangat kurang sesuai/
sangat kurang menarik/ sangat kurang paham/ sangat kurang
layak/ sangat kurang bermanfaat/ sangat kurang memotivasi
Sumber : Sugiyono ( 2013: 135)
Analisis data dari angket diperoleh berdasarkan tanggapan para ahli/pakar yang
berupa skor dilakukan dengan menggunakan persentase :
Keterangan :
P = Persentase
= Jumlah keseluruhan jawaban dalam seluruh item
= Jumlah keseluruhan nilai ideal dalam seluruh item
100 = Konstanta
Kriteria validasi yang digunakan dalam validitas penelitian media disajikan pada
tabel 3.3
Tabel 3.7 Tingkat Pencapaian dan Kualitas Kelayakan
No Tingkat
Pencapaian
Kualifikasi Keterangan
1. 81-100% Sangat Baik Sangat layak, tidak perlu direvisi
2. 61-80% Baik Layak, tidak perlu direvisi
3. 41-60% Cukup Baik Kurang layak, perlu direvisi
4. 21-40% Kurang Baik Tidak layak, perlu direvisi
5. ˂20% Sangat Kurang Baik Sangat tidak layak, perlu direvisi
50
Sebuah media pembelajaran yang dikembangkan akan dikatakan layak digunakan
sebagai media pembelajaran apabila presentase yang diperoleh dari proses
validitas lebih dari 61%. Sehingga produk dapat digunakan sebagai media
pembelajaran kelas II Sekolah Dasar.
2. Analisis data angket respon siswa
Data yang diperoleh dari hasil angket peserta didik kemudian dianalisis
menggunakan data kuantitatif untuk menguji respon peserta didik dan kelayakan
tentang bahan media pembelajaran yang sedang dikembangkan. Jawaban angket
siswa menggunakan skala Guttman, variabel yang diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Skala Guttman yang digunakan terdiri dari dua kategori yang
dibuat dalam bentuk pilihan ganda atau bentuk checklist (√) yang disajikan dalam
table 3.4, sebagai berikut:
Tabel 3.8 Kategori Penilaian Skala Guttman
No Skor Keterangan
1. Skor 1 Setuju
2. Skor 0 Tidak Setuju
Sugiyono ( 2013:139)
Analisis data dari angket diperoleh berdasarkan tanggapan para dari siswa dengan
menggunakan persentase :
Keterangan :
P = Persentase
= Jumlah keseluruhan jawaban dalam seluruh item
= Jumlah keseluruhan nilai ideal dalam seluruh item
100 = Konstanta
51
Tabel 3.9 Tingkat Pencapaian dan Kualitas Kelayakan
No Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan
1. 81-100% Sangat Baik Sangat layak, tidak perlu direvisi
2. 61-80% Baik Layak, tidak perlu direvisi
3. 41-60% Cukup Baik Kurang layak, perlu direvisi
4. 21-40% Kurang Baik Tidak layak, perlu direvisi
5. ˂20% Sangat Kurang Baik Sangat tidak layak, perlu direvisi
Media pembelajaran yang sedang dikembangkan mendapat respon positif dari
peserta didik apabila presentase yang diperoleh dari angket respon peserta didik
lebih dari (≥) 61%.