bab iii metode penelitian a. rancangan penelitianetheses.iainkediri.ac.id/1711/3/931342614_bab...
TRANSCRIPT
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Berdasarkan judul yang diteliti, jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.1
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas. Penelitian kausalitas
yaitu penelitian yang mencari hubungan yang bersifat sebab akibat. Tujuan
utamanya adalah untuk mendapatkan bukti hubungan sebab akibat, sehingga
dapat diketahui variabel mana yang mempengaruhi dan variabel mana yang
dipengaruhi.2
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada anggota Koperasi SAE Pujon yang
berada di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
1 Sugiyono, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis Dan Disertasi (Bandung: CV. Alfabeta, 2014), 23.
2 Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), 37
36
37
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu sifat yang dapat memiliki bermacam-macam
nilai, atau sering kali diartikan sebagai simbol yang padanya kita dapat
meletakkan bilangan atau nilai.3 Variabel penelitian pada dasarnya adalah
suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.4 Adapun variabel yang diuji dalam penelitian ini ada 2 jenis
yaitu: variabel pengaruh (independent variable) dengan variabel terpengaruh
(dependent variable).
Variabel bebas (Independent) pada penelitian ini adalah yaitu harga
(price) dan lokasi (place) yang diberi simbol X. Sedangkan variabel terikat
(dependent) pada penelitian ini adalah keputusan menjadi anggota Koperasi
SAE Pujon yang diberi simbol Y. Definisi dari variabel-variabel yang diteliti
adalah sebagai berikut:
1. Harga (X1)
Menurut Tjiptono harga merupakan satuan moneter atau ukuran
lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar
memperoleh hak kepemilikan penggunaan suatu barang atau jasa. Harga
merupakan sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk dan jasa
untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu
produk atau jasa.5 Dalam penelitian ini harga adalah sejumlah uang yang
3 Kerlinger, Asas-asas Penelitian Behavioral (Jakarta: Gajah Mada University Press, 1990), 49.4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi (Mixed Methods),
(Bandung: Alfabeta, 2011), 63-64.5 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Bauran Pemasaran Edisi 4, (Jakarta: PT. Penhalindo, 2010),
85.
38
dibebankan kepada koperasi untuk mendapat barang berupa susu segar
dari peternak. Komponen harga meliputi keterjangkuan harga, kesesuaian
harga dengan kualitas produk dan kesesuaian harga dengan manfaat yang
dirasakan.
Tabel 3.1
Indikator variabel X1
Variabel Indikator
Harga(X1)
1. Keterjangkauan harga
2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
3. Kesesuaian harga dengan manfaat.
Sumber: Menurut Kotler dan Amstrong (2008)
2. Lokasi (X2)
Menurut Lupiyoadi, lokasi adalah tempat dimana perusahaan harus
bermarkas melakukan operasi.6 Pemilihan lokasi yang tepat akan sangat
berpengaruh terhadap jumlah anggota sebuah Koperasi. Dalam penelitian
ini lokasi adalah tempat koperasi SAE melakukan kegiatan usahanya.
Komponen yang terdapat dalam lokasi adalah akses, visibilitas, lalu lintas
(traffic), tempat parkir, ekspansi, lingkungan, persaingan, dan peraturan
daerah.7 Namun dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan lima
komponen yang dapat diterapkan dalam penelitian yaitu akses, visibilitas,
lalu lintas (traffic), tempat parkir dan lingkungan.
Tabel 3.2
Indikator variabel X2
6 Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), 73.
7 Ratih Hurryati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen (Bandung: ALFABETA, 2010), 57
39
Variabel Indikator
Lokasi(X2)
1. Akses 2. Visibilitas 3. Lalu lintas (traffic)4. Tempat parkir yang memadai dan aman5. Lingkungan
Sumber: Fandy Tjiptono (2000)
3. Keputusan Menjadi Anggota (Y)
Keputusan menjadi anggota merupakan bagian dari perilaku
konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologi
yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika
membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah
melakukan kegiatan mengevaluasi.8 Menurut Peter Olson, proses
konsumen mengambil keputusanberdasarkan sikap dan pertimbangan
konsumen. Sikap konsumen direfleksikan dalam kognitif, afektif, dan
behavior. Ketiganya berinteraksi dalam seluruh tahapan perilaku
konsumen. Tahapan perilaku konsumen juga disebut dengan
pertimbangan konsumen. Pertimbangan konsumen sendiri
direfleksikan sebagai pengenalan masalah, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca
pembelian.9
Tabel 3.3
Indikator Variabel Y
8 Dian Yuliana Istiningrum, Pengaruh Promosi Terhadap keputusan Menjadi Nasabah produk ” Modal Usaha Barokah Di BMT-UGT Capem Mojo-Kediri”, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Kediri, Tahun 2017
9 Mulyadi Nitisusastro, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan (Bandung: Alfabeta,2013), 216-217.
40
Variabel Indikator
KeputusanMenjadiAnggota
(Y)
1. Pengenalan masalah2. Pencarian Informasi3. Evaluasi Alternatif4. Keputusan Pembelian
Sumber: Menurut Kotler dan Amstrong
Menurut Philip dan Kotler, terdapat 5 indikator di dalam
pengambilan keputusan pembelian. Indikator-indikator tersebut adalah
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembeliam dam perilaku pasca pembelian.10 Dalam
penelitian ini, peneliti hanya menggunakan empat indakator yang
sesuai dengan keadaan dilapangan.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.11 Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh
peternak sapi perah yang menjadi anggota Koperasi SAE Pujon yang
berjumlah 8.974 anggota.
2. Sampel
10PhilipKotler & Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, 253.11Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen (Bandung: CV. Alfabeta, 2014), 148.
41
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Sampel dapat didefinsikan sebagai anggota
populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga
diharapkan dapat mewakili populasi.12 Penelitian ini tidak dilakukan pada
semua anggota populasi tetapi hanya dilakukan pada sejumlah anggota
populasi.
Pengambilan sampel yang digunakan peneliti menggunakan teknik
sampling Probability Sampling khususnya Simple Random Sampling.
Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
menjadi anggota sampel. Teknik Probability Sampling meliputi berbagai
teknik di dalamnya, salah satunya Simple Random Sampling. Teknik
Simple Random Sampling adalah teknik pengambilan anggota sampel dari
populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan apabila anggota populasi
dianggap homogen.13
Untuk menentukan besarnya jumlah sampel dalam penelitian ini
digunakan teori dari Slovin. Untuk melakukan penelitian dengan
menggunakan sampel berdasarkan rumus Slovin, batas toleransi kesalahan
yang ditetapkan adalah 5%. Secara matematis, rumus Slovin yang kita
gunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah sebagai berikut14:
12Nanag Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), 74.13Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, 149.14Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), 156.
42
n=N¿¿
keterangan:
n= jumlah sampel
N= jumlah total populasi
e= batas toleransi error
Berdasarkan teori tersebut, dengan jumlah populasi (N) sebesar
8.974 anggota, maka diperoleh jumlah sampel (n) sebesar 382,93 dan
dibulatkan menjadi 383 responden.
E. Teknik Pengumpulan Data
1) Sumber data
Penelitian dilakukan untuk mendapatkan data. Oleh karena itu,
peneliti harus memahami bermacam-macam data terlebih dahulu.
Terdapat bermacam-macam data, diantaranya adalah data kualitatif dan
data kuantitatif.
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data
kualitatif yang diangkakan/scoring.15 Selanjutnya, dari penjelasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini peneliti menggunakan data
kuantitatif . jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari
responden penelitian dengan menggunakan alat pengukuran berupa15Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, 28.
43
kuisioner atau angket.16 Data primer diperoleh dari penyebaran
angket/kuisioner oleh peneliti kepada responden yang kemudian diperoleh
hasil berupa beberapa pernyataan mengenai variabel X1 (harga), X2
(lokasi) dan Y (keputusan menjadi anggota).
2) Metode pengumpulan data
Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data
primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah
yang amat penting dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data yang
dikumpulkan digunakan, kecuali untuk penelitian eksploratif, untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan.17
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan cara
menyebarkan angket/kuesioner kepada responden. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien
bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa
yang diharapkan dari responden. Dan pada penelitian ini juga cocok
digunakan karena jumlah responden cukup besar. Dengan kuesioner ini
diberikan kepada responden secara langsung ataupun melalui telepon, pos
maupun internet.18
16 Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 33.
17Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), 174.18Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, 142.
44
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti yang
digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang relevan dengan
permasalahan penelitian. Kualitas instrumen akan menentukan kualitas data
yang terkumpul.19 Instrumen di dalam penelitian ini adalah angket, yaitu
lembaran berisi pernyataan atau pertanyaan yang harus dijawab oleh
responden.
G. Analisis Data
Pada penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan
analisis data adalah pengelompokkan data, mentabulasi data berdasarkan
variabel dan jenis responden, menyajikan data serta melakukan perhitungan
untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan.20 Teknis analisis data
merupakan suatu langkah yang paling menentukan dari suatu penelitian,
karena analisa data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian.
Tahap-tahap pengolahan data dapat dilakukan berikut ini:
1. Pemeriksaan data (Editing)
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini menjadi penting karena
19Ibid, 168.20Ibid, 32.
45
kenyataan bahwa data yang terhimpun kadang belum memenuhi harapan
peneliti. Ada di antaranya kurang atau terlewatkan, tumpang tindih,
berlebihan, bahkan terlupakan. Oleh karena itu, keadaan tersebut harus
diperbaiki melalui editing.
2. Pemberian Kode (coding)
Setelah tahap editing selesai, kegiatan berikutnya adalah
mengklasifikasi data-data melalui tahap coding. Maksudnya, data yang
telah diedit diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat
dianalasis. Pengkodean frekuensi digunakan apabila jawaban pada poin
tertentu memiliki bobot atau arti frekuensi tertentu. Sementara
pengkodean lambang digunakan pada poin yang tidak memiliki bobot
tertentu.
3. Scoring
Scoring merupakan proses pemberian skor terhadap item-item
yang perlu diberi skor. Proses ini merupakan pemberian skor atau angka
pada lembar jawaban angket tiap subyek, tiap skor item dari angket
ditentukan sesuai dengan peringkat option (pilihan). Dalam proses
pemberian skor peneliti menggunakan skala pengukuran Linkert Scale
data ordinal yaitu21:
a. Sangat Setuju (SS) : 5
b. Setuju (S) : 4
c. Netral (N) : 3
21Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 242.
46
d. Tidak Setuju (TS) : 2
e. Sangat Tidak Setuju (STS) : 1
4. Penyusunan Tabel (Tabulasi)
Tabulasi merupakan proses peringkasan data dan menampilkannya
dalam bentuk yang lebih rapi untuk kepentingan analisis lebih lanjut.
Tabulasi merupakan yang harus dipertimbangkan sejak awal dalam
urutan penelitian. Dalam prosesnya, tabulasi dapat dilakukan secara
manual maupun dengan komputer.
5. Processing
a. Uji Instrumen
1) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya kuesioner. Suatu instrumen baru dapat dipergunakan
dalam penelitian apabila telah dinyatakan valid. Validitas adalah
ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen mampu
mengukur apa yang ingin diukur. Sedangkan cara menguji
validitas yaitu dengan mengukur korelasi antara butir-butir
pernyataan dengan skor pertanyaan secara keseluruhan.22
Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan
antar skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan
skor total faktor (total keseluruhan faktor). Sedangkan pada
pengukuran validitas item dengan cara mengkorelasikan antara
22Prabu Budi Santoso dan Ashari, Analisis dengan Microsoft Excel dan SPSS, (Yogyakarta: Andi, 2005), 247-248
47
skor item dengan skor total item. Untuk mengetahui valid
tidaknya butir item menggunakan teknik untuk menganalisis
pengaruh hubungan harga (X1) dan lokasi (X2) dengan keputusan
menjadi anggota (Y) dengan teknik analisa korelasi pearson
product moment :23
r=n∑ xy−(∑ x ) (∑ y )
√ [n∑ x2−(∑ x ) ² ] [n∑ y ²−(∑ y) ² ]
Keterangan:
r = Koofisien korelasi pearson product moment
x = Skor setiap pertanyaan atau item
y = Skor total
n = Jumlah responden
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf
signifkansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
a) Jika r hitung > r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka
instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan
terhadap skor total (dinyatakan valid).
b) Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) atau r hitung
negatif, maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak
valid).
2) Uji Reliabilitas
23Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Kencana Prenadana Media Group, 2007), 136.
48
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Pengujian reliabilitas dibantu dengan
menggunakan koefisien Croanbach Alpha.24 Untuk
menghitung reliabilitas dilakukan dengan bantuan aplikasi
SPSS for windows 21. Dalam mengukur reliabilitas terdapat
suatu nilai ketentuan untuk mengukurnya yaitu dengan uji
statistik Cronbach Alpha¿). Suatu konstruk dikatakan reliabel
jika memiliki Cronbach Alpha>0,60.25 Ukuran kemantapan
alpha dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
a) Nilai alpha 0,00-0,2 berarti kurang reliabel
b) Nilai alpha 0,21-0,4 berarti agak reliabel
c) Nilai alpha 0,41-0,6 berarti cukup reliabel
d) Nilai alpha 0,61-0,8 berarti reliabel
e) Nilai alpha 0,81-1,00 berarti sangat reliabel26.
b. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah
nilai residual terdistribusi normal atau tidak.27 Uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual
24 Ibid.,45.25Ibid.26Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik ., 97.27Sunjoyo dkk, Aplikasi SPSS untuk SMART Riset (Bandung: ALFABETA, 2013), 59.
49
memiliki distribusi normal.28 Model regresi yang baik
adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi
normal. Dalam uji normalitas peneliti menggunakan
dua cara. Cara yang pertama peneliti melihat
distribusi data terlebih dahulu. Distribusi data
dibedakan menjadi dua, yaitu distribusi simetris
(normal) dan tidak simetris (tidak normal). Distribusi
data dikatakan simetris jiks nilai mean dan median
sama maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Yang kedua analisis data menggunakan
pengujian secara statistik dengan cara menghitung
Kurtosis dan Skewness.
Kurtosis (keruncingan), secara umum ukuran
keruncingan dapat dibedakan menjadi 3 kriteria
yaitu29:
1. Jika nilai α4 kurang dari 3 (<3) maka
distribusinya adalah distribusi platikurtik = sangat
datar.
2. Jika nilai α4 lebih dari 3 (>3) maka distribusinya
adalah distribusi leptokurtik = sangat runcing.
28Imam Ghozali, Aplikasi Analisis , 160.29Zuraidah, Statistika Deskriptif, (Kediri: STAIN Kediri Press, 2011), 256.
50
3. Jika nilai α4 sama dengan 3 (=3) maka
distribusinya adalah distribusi mesokurtik =
sedang.
Skewness (kemencengan), secara umum
besarnya koefisien skewness mempunyai ketentuan
sebagai berikut:30
1. Jika koefisien skewness positif, distribusi
frekuensinya menceng positif, yaitu kurva
menjulur ke kanan.
2. Jika koefisien skewness sama dengan nol, berarti
distribusi frekuensinya simetris.
3. Jika koefisien skewness negatif, berarti distribusi
frekuensinya menceng negatif, yaitu kurva
menjulur ke kiri.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat
apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual
satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Model
regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana
terdapat kesamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut
homoskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan metode scatter plot dengan
30Ibid.
51
memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan
SRESID (nilai residualnya).31
3) Uji multikolinearitas
Uji multikolinieritas dalah untuk melihat ada atau
tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel
bebas dalam suatu model regresi linier berganda. Jika
ada korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel
bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas
terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Alat
statistik yang sering dipergunakan untuk menguji
gangguan multikolinearitas adalah dari aspek berikut
ini:
a. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai
Tolerance tidak kurang 0,1, maka model dapat
terbebas dari multikolinearitas, VIF = 1/ Tolerance,
jika VIF = 10, maka tolerance 1/10 = 0,1. Semakin
tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.
b. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing
variabel independent kurang dari 0,70, maka model
dapat dikatakan bebas dari multikolinearitas.
Namun jika nilai korelasi lebih dari 0,70 berarti
terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel
independentsehingga terjadi multikolinearitas.
31Sunjoyo dkk., Aplikasi SPSS Untuk SMART Riset, 55-69.
52
c. Jika nilai koefisien determinan, baik R2 ataupun
Adjusted R2 diatas 0,60 namun tidak ada variabel
independent yang berpengaruh terhadap variabel
dependent, maka diasumsikan model terkena
multikolinearitas.32
4) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk apakah terjadi
korelasi antara suatu periode t dengan periode
sebelumnya (t-1) analisis regresi adalah untuk melihat
pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel
terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi
dengan data observasi sebelumnya. Untuk data yang
sampelnya crossection jarang terjadi karena variabel
pengganggu satu berbeda dengan yang lain.
Mendeteksi autokorelasi dengan menggunakan
nilai Durbin Watson dibandingkan dengan tabel Durbin
Watson (dl dan du). Kriteria nilai Durbin-Watson
dijelaskan di bawah ini:
1) Jika DW lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4-dl)
maka H0 ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
2) Jika DW terletak antara du dan (4-du), maka H0
diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.
32Sunjoyo dkk, Aplikasi SPSS untuk SMART Riset (Bandung: ALFABETA, 2013), 65.
53
3) Jika DW terletak antara dl dan du atau antara (4-du) dan
(4-dl), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Analisis KorelasiPearson
Tingkat Hubungan
0,80-0,999 Sangat Kuat
0,60-0,799 Kuat
0,40-0,599 Cukup Kuat
0,20-0,399 Lemah
0,00-0,199 Sangat Lemah
c. Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan
hubungan dua variabel atau lebih, juga menunjukan arah
hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen. Persamaan regresi pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Y= α+b1X1+b2X2
Dimana:
Y : Keputusan menjadi anggota Koperasi SAE Pujon
α : Konstanta
b1 : Koefisien Regresi faktor Harga
b2 : Koefisien Regresi faktor Lokasi
x1 : Harga
54
x2 : Lokasi
d. Uji Hipotesis
1) Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel
bebas (independent) secara parsial terhadap variabel terikat
(dependent). Cara pengambilan keputusan pada uji t ini
dapat dilakukan dengan membandingkan besarnya thitung dan
ttabel atau dengan melihat nilai signifikansi.33 Berikut
merupakan ketentuan dari uji t:34
thitung ≤ ttabel atau taraf signifikan > 0,05 maka Ho diterima
dan H a ditolak
thitung > ttabel atau taraf signifikan ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan
Ha diterima.
2) Uji F
Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara
bersama-sama variabel independent terhadap variabel
dependent. Tujuan melakukan uji F dalam penelitian ini
adalah untuk menguji tingkat signifikasi pengaruh dari
variabel-variabel bebas yaitu variabel harga (X1), lokasi
(X2) secara simultan terhadap variabel keputusan menjadi
anggota (Y) sebagai variabel terikat.
Perumusan hipotesis statistiknya:
33Duwi Priyatno, Belajar Praktis Analisis Parametrik Dan Non-parametrik Dengan SPSS & Prediksi Pertanyaan Pendadaran Skripsi Dan Tesis (Yogyakarta: Gava Media, 2012), 66.
34Suliyanto, Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), 66.
55
1) H0 = Tidak ada pengaruh antara variabel X terhadap Y
2) Ha = Ada pengaruh antara variabel X terhadap Y
Kriteria dan aturan pengujian
1) H0 diterima (H1 ditolak) apabila Fhitung ≤ Ftabel
2) H0 ditolak (H1diterima) apabila Fhitung ≥ Ftabel35
Kesimpulan:
Membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel, maka
dapat ditentukan apakah H0 diterima atau ditolak.36
3) Uji Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa
besar kemampuan variabel independent dalam
menjelaskan variabel dependent. Nilai R2 terletak antara
0 sampai dengan 1. Tujuan menghitung koefisien
determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Bila R2 mendekati 1
(100%), maka hasil perhitungan menunjukkan bahwa
makin baik atau makin tepat garis regresi yang diperoleh.
Sebaliknya, jika R2 mendekati 0 maka menunjukan
35Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistika (Jakarta: PT Bumi Askara, 2004), 108.36Damondar Gujarati, Dasar-dasar Ekonometrika (Jakarta: Erlangga, 2006), 193.
56
semakin tidak tepatnya garis regresi untuk mengukur
data observasi.37
37 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS (Semarang: Badan penerbit Universitas Diponegoro,2005), 15.