bab iii metode penelitian a. pendekatan...
TRANSCRIPT
72
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menampilkan implementasi kebijakan Diklatpim IV
dalam kurun waktu tahun 2001, 2002, dan 2003 (awal) dilihat dari aspek
sumberdaya penyelenggaraan diklat, efektivitas proses pembelajaran, dan
peningkatan kinerja pejabat struktural eselon-4. Pendekatan penelitian
menggunakan survai kuantitatif dalam bentuk analisis deskriptif dan analisis
induktif. Creswell (1994 : 117) mengemukakan bahwa "......a survey design
provides a quantitative or numeric description of some fraction of the population-
the sample–through the data collection process of asking questions of people.”
Penggunaan analisis deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran
tentang pesepsi responden terhadap proses penyelenggaraan Diklatpim IV dan
peningkatan kinerja pejabat struktural eselon-4. Analisis induktif digunakan
untuk mempelajari keterkaitan antar variabel dengan menggunakan teknik regresi
dan korelasi. Selain itu analisis induktif dapat menggambarkan kontribusi
pengaruh ketepatan bahan ajar, penggunaan metode, kemampuan pengajar,
kesiapan peserta, dan kemampuan penyelenggara terhadap efektivitas proses
pembelajaran, serta sejauhmana hubungan antara efektivitas proses pem-belajaran
dengan peningkatan kinerja pejabat struktural eselon-4.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang
terbagi menjadi dua bagian yaitu : (1) kuesioner penyelenggaraan Diklatpim IV
yang dinilai oleh pejabat struktural eselon-4 alumni Diklatpim IV, dan
73
(2) kuesioner peningkatan kinerja pejabat struktural eselon-4 yang dinilai oleh
unsur atasan, pejabat selevel eselon-4, dan staf pelaksana.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Perhatian utama dalam penelitian kuantitatif adalah fenomena yang
terjadi pada populasi penelitian. Oleh karena itu perlu dikemukakan berbagai
pendapat tentang pengertian populasi. Sedlack and Stanley (1992:104)
menyatakan bahwa “....... a population is defined as the total number of elements
that exist at the time of the study and that process some characteristic of interest to
the researcher”. Nawawi (dalam Margono 1997 : 118) mengemukakan bahwa
".....populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia,
benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-
peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu
penelitian". Sugiono (1994:57) menyatakan, bahwa populasi adalah "...wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya".
Berdasarkan pengertian populasi tersebut dapat ditetapkan bahwa
populasi penelitian adalah seluruh alumni Diklatpim IV yang saat ini memegang
jabatan struktural eselon-4. Jumlah alumni Diklatpim IV pejabat struktural
eselon-4 adalah 280 orang yang terdiri dari 160 orang (empat angkatan) lulusan
tahun 2001, dan 80 orang (dua angkatan) lulusan tahun 2002, dan 40 orang (satu
angkatan) lulusan awal tahun 2003. Perhitungan angka tersebut
74
mempertimbangkan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum Diklatpim IV
yang ditetapkan dalam Keputusan Kepala LAN RI Nomor 541/XII/10/6/2001
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
Tingkat IV. Populasi bersifat heterogen dilihat dari aspek institusi yang fungsi
dan tugas pokoknya berbeda.
2. Sampel
Bila populasi dinyatakan sebagai totalitas wilayah generalisasi,
maka sampel merupakan bahagian yang mewakili populasi yang secara
representatif dapat menggeneralisasikan penelitian. Sedlack and Stanley
(1992:104) mengemukakan bahwa “... a sample is some part or portion of the
population; it is the smaller number of elements that have been selected for study
from the total number of elements contained in the population”. Oleh karena itu
penetapan sampel harus terseleksi secara representatif agar penarikan kesimpulan
sesuai dengan karakteristik populasi.
Wilayah populasi cukup luas dan heterogen, maka berdasarkan
pertimbangan keterbatasan dana, tenaga dan waktu, dilakukan teknik
pengambilan sampel secara normative representative. Krejcie (dalam Sugiono
1994:65) menyajikan “ Table for determining needed size S of a randomly
chosen sample from a given finite population of N cases such that the sample
proportion P will be within + 05 of the population proportion P with a 95 percent
level of confidence”.
Untuk tingkat kesalahan 5 % atau tingkat kepercayaan 95 %, maka bagi
populasi berukuran 280 ditetapkan sampel penelitian 162 orang.
75
Sebaran populasi mencakup lima sub populasi, yaitu sekretariat
daerah, lembaga teknis (badan dan kantor), dinas, unit pelaksana teknis (UPT),
dan kecamatan. Sebaran populasi tersebut cenderung heterogen dan berstrata
proporsional sehingga teknik pengambilan sampel menggunakan “ Proporsional
stratified random sampling”. Distribusi sampel menggunakan aturan
proporsional sebagai berikut :
Dimana : ni = Ukuran sub sampel atau stratum ke-i Ni = Ukuran populasi stratum ke-i N = Ukuran populasi keseluruhan N = Jumlah sampel yang ditetapkan dari populasi
keseluruhan
(Nazir, 1999:335) Ukuran sub populasi di sekretariat daerah 38, lembaga teknis 56,
dinas 78, UPT 28, dan kecamatan 80. Ukuran sampel untuk setiap stratum atau
sub sampel dapat dihitung sebagai berikut :
n sekretariat daerah = 38 x 162 = 21,98 = 22 (dibulatkan)
280
n lembaga teknis = 56 x 162 = 32,4 = 32 280
n dinas = 78 x 162 = 45,13 = 45
280 n UPT = 28 x 162 = 6,20 = 16 280
n kecamatan = 80 x 162 = 46,28 = 47
280
Ni
ni =
N n
76
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, ukuran sampel untuk setiap
stratum dapat ditampilkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Ukuran Sampel untuk Setiap Stratum
NOMOR STRATUM POPULASI STRATUM SAMPEL STRATUM
1. Sekretariat daerah 38 22
2. Lembaga teknis 56 32
3. Dinas 78 45
4. UPT 28 16
5. Kecamatan 80 47
JUMLAH 280 162
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah pokok yang dilakukan
peneliti melalui tahapan-tahapan penelitian dalam kurun waktu tertentu. Prosedur
penelitian tidak terlepas dari metode ilmiah agar memberikan hasil yang benar-
benar berdasarkan fakta, bebas dari prasangka, menggunakan prinsip-prinsip
analisis, menggunakan hipotesis, menggunakan ukuran obyektif, dan
menggunakan teknik kuantifikasi (Nazir, 1999 : 43). Oleh karena itu untuk
memperoleh validitas dan reliabilitas yang cukup tinggi maka penelitian ini
dilakukan berdasarkan tahapan persiapan, instrumentasi, pengumpulan data
analisis data dan pengujian hipotesis, pembahasan hasil penelitian dan usulan
model hipotesis, konfirmasi hasil, dan kesimpulan hasil penelitian Gambar 3.9.
77
Gambar 3.11 Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan telaahan terhadap berbagai laporan; peraturan-
peraturan, dan kepustakaan tentang penyelenggaraan Diklatpim IV. Wawancara
dengan penyelenggara, pengajar dan peserta dilakukan untuk menjaring dan
melengkapi informasi yang diperlukan. Selain itu pengamatan terhadap
TAHAP I PERSIAPAN
TAHAP II INSTRUMENTASI
TAHAP III PENGUMPULAN DATA
TAHAP IV ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
TAHAP V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
TAHAP VI KONFIRMASI HASIL
- Studi Pendahuluan - Fokus Penelitian - Desain Penelitian
- Penyusunan Kuesioner - Validitas dan reliabilitas
instrumen
- Penyebaran kuesioner - Wawancara - Observasi Lapangan - Studi laporan
- Tabulasi data - Analisis deskriptif - Analisis induktif - Tabulasi silang
- Hasil-hasil analisis data - Hasil penelitian dan studi
terdahulu yang relevan - Analisis SWOT - Usulan model hipotesis - Penyempurnaan
- Validasi - Konsultasi - Penyempurnaan
TAHAP VII KESIMPULAN HASIL PENELITIAN
- Kesimpulan - Implikasi - Rekomendasi
78
pelaksanaan Diklatpim IV dilakukan pada bulan Maret 2002 s.d Desember 2002.
Hasil-hasil yang diperoleh dari studi referensi, regulasi dan evaluasi
penyelenggaraan Diklatpim IV memberikan kesimpulan, bahwa fokus, lokus,
dan topik penelitian dapat dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip
implementasi kebijakan. Desain penelitian disusun berdasarkan variabel
penelitian yang meliputi sumberdaya pendidikan, proses pembelajaran, dan
peningkatan kinerja.
2. Instrumentasi Penelitian
Penyusunan instrumen penelitian dimaksudkan untuk mengukur
variabel-variabel yang diteliti berdasarkan masalah dan hipotesis penelitian.
Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang berisi tentang pernyataan dan
pertanyaan untuk mengukur variabel sumberdaya pendidikan, proses pem-
belajaran, dan peningkatan kinerja. Komponen-komponen yang diukur dapat
dikemukakan sebagai berikut : Variabel bahan ajar (X1) yang terdiri dari jenis
bahan ajar, jumlah bahan ajar, silabi bahan ajar, dan jumlah jam bahan ajar;
variabel metode (X2) yag terdiri dari metode klasikal, metode outbond,
observasi lapangan, dan kertas kerja; variabel pengajar (X3) terdiri dari penyajian
isi pelajaran, kesesuaian metode, penggunaan media, penggunaan waktu, dan
evaluasi belajar; variabel peserta (X4) terdiri dari motif belajar, kemampuan
akademis, dan perilaku belajar; variabel penyelenggara (X5) terdiri dari
penyusunan program, fasilitasi, pengamatan kelas, dan pengendalian peserta;
variabel proses pembelajaran (Y1) terdiri dari aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku; variabel kinerja (Y2) terdiri dari
kemampuan memimpin dan kemampuan teknis.
79
Dalam penelitian ini digunakan pula variabel kontrol, yaitu variabel
bebas (di luar lingkup penelitian) yang efeknya terhadap variabel sumberdaya
pendidikan dan peningkatan kinerja dikendalikan oleh peneliti. Variabel kontrol
tersebut terdiri dari faktor pendidikan, umur, masa kerja, dan pangkat/golongan.
Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk
mengkuantifikasikan data dari pengukuran suatu variabel. Data yang dihasilkan
adalah data ordinal, dan pengukuran variabel menggunakan Skala Likert.
Jawaban setiap item instrumen memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif. Rentang skor yang digunakan antara 1 sampai dengan 5. Item
pertanyaan untuk variabel X (X1, X2, X3, X4, X5) berjumlah 25, untuk variabel Y1
berjumlah 5, dan untuk variabel Y2 berjumlah 9. Oleh karena itu totalitas
rentang skor untuk setiap variabel menjadi :
TT TS KS CS S
Variabel X1-5 :
0 25 50 75 100 125 TT TS KS CS S
Variabel Y1 :
0 5 10 15 20 25
TT TS KS CS S
Variabel Y2 :
0 9 18 27 36 45
Gambar 3.12. Rentang Skor Kategori
Keterangan : S = Sesuai CS = Cukup Sesuai KS = Kurang Sesuai TS = Tidak Sesuai TT = Tidak Tahu
80
Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan variabel
penelitian sangat bergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian
tersebut. Data penelitian yang di dalam proses pengumpulannya memerlukan
biaya, waktu, dan tenaga yang cukup besar, tidak akan berguna jika alat
pengukurnya tidak memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Validitas
menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin
diukur. Reliabilitas menunjukkan sejauhmana suatu hasil pengukuran relatif
konsisten jika pengukuran dilakukan dua kali atau lebih. Dengan demikian
instrumen penelitian yang digunakan harus valid (sahih) dan reliabel (handal) agar
data yang diperoleh dapat digunakan untuk mengkaji hubungan variabel dan
menguji hipotesis.
3. Tahap Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara, observasi
lapangan dan studi pustaka. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner dan
observasi lapangan, sedangkan data skunder dikumpulkan melalui wawancara
dan studi laporan. Pengumpulan data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Penggunaan kuesioner dimaksudkan untuk menjaring persepsi, sikap dan
pendapat responden terhadap objek penelitian yang diselidiki tentang
penyelenggaraan Diklatpim IV, dan kuesioner tentang peningkatan kinerja
pejabat struktural eselon-4. Kuesioner tentang penyelenggaraan
Diklatpim IV terdiri dari variabel ketepatan bahan ajar, penggunan
metode, kemampuan pengajar, kesiapan peserta, kemampuan
penyelenggara, dan proses pembelajaran. Sumber data adalah pejabat
struktural eselon-4 alumni Diklatpim IV periode tahun 2001–2003 (awal).
81
Kuesioner peningkatan kinerja pejabat eselon-4 mencakup aspek
kemampuan memimpin dan kemampuan teknis. Sumber data adalah
unsur atasan langsung, pejabat selevel eselon-4 dan staf pelaksana.
b. Wawancara dimaksudkan untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian, khususnya tentang variabel yang diteliti. Wawancara
dilakukan kepada penyelenggara, pengajar dan para pejabat yang
berkompeten dalam implementasi kebijakan pendidikan dan pelatihan.
c. Observasi lapangan dilakukan untuk mengamati kejadian-kejadian yang
berlangsung dalam penyelenggaraan Diklatpim IV dan pelaksanaan tugas
jabatan eselon-4. Aktivitas yang diamati adalah aktivitas penyelenggara,
pengajar, dan peserta Diklatpim IV serta aktivitas pelaksanaan teknis dan
kepemimpinan.
d. Studi laporan mempelajari laporan-laporan tertulis, peraturan–peraturan
yang berlaku, dan kajian pustaka yang relevan dengan topik penelitian.
Penelitian diawali dengan melakukan pengamatan terhadap
penyelenggaraan Diklatpim IV pada periode April 2002 sampai Pebruari
2003 yang berjumlah tujuh angkatan. Pengamatan terhadap kinerja pejabat
struktural eselon-4 dilakukan pada periode Januari 2003 sampai September
2003. Untuk memperoleh validitas dan realibilitas instrumen dilakukan uji
coba kuesioner pada bulan Mei 2003. Pengumpulan data dilaksanakan
pada bulan Juni 2003 sampai dengan September 2003. Pengolahan data
dan penulisan laporan diselesaikan pada bulan Desember 2003.
Pengolahan data tersebut dilakukan dengan bantuan komputer Program
SPSS Versi 10.
82
4. Tahap Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Tabulasi dan pengolahan data menggunakan komputerisasi Program
SPSS versi 10. Analisis induktif dilakukan untuk membuktikan hipotesis
penelitian. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat
kesesuaian variabel-variabel yang diteliti. Tabulasi silang digunakan untuk
menguji pengaruh variabel kontrol terhadap variabel-variabel yang diteliti.
5. Tahap Pembahasan Hasil Penelitian
Pada tahap ini dibahas hasil-hasil analisis dan pengujian hipotesis serta
kontribusi terhadap studi terdahulu yang relevan. Analisis SWOT dilakukan
untuk menganalisis lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan
eksternal (peluang dan ancaman). Analisis tersebut mengantarkan pada usulan
model hipotesis Diklatpim IV sebagai bahan pertimbangan para penentu
kebijakan.
6. Konfirmasi Hasil
Untuk memperkuat hasil-hasil penelitian dilakukan validasi oleh
fihak-fihak yang memiliki kompetensi tentang subyek dan obyek penelitian.
Konsultasi kepada Promotor dilakukan untuk menyempurnakan hasil-hasil
penelitian.
7. Kesimpulan Hasil Penelitian
Kesimpulan menjawab masalah dan tujuan penelitian yang sudah
ditetapkan. Implikasi mencakup perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan
untuk menyempurnakan implementasi kebijakan Diklatpim IV. Rekomendasi
berisi tindakan-tindakan yang perlu dilakukan oleh instansi yang berwenang agar
83
inputs, proces, outputs, dan outcomes kebijakan Diklatpim IV dapat memenuhi
akuntabilitas publik.
D. Variabel Penelitian
Variabel-variabel penelitian yang merupakan variabel independen
adalah ketepatan bahan ajar (X1), variabel penggunaan metode (X2), variabel
kemampuan pengajar (X3), variabel kesiapan peserta (X4), dan variabel
kemampuan penyelenggara (X5). Peneliti menggunakan variabel kontrol
terhadap variabel sumberdaya pendidikan yang terdiri dari variabel pendidikan,
umur, masa kerja, dan pangkat/golongan.
Variabel utama yang berfungsi sebagai variabel dependen adalah
efektivitas proses pembelajaran (Y1), dan peningkatan kinerja pejabat struktural
eselon-4 (Y2). Operasional variabel ditetapkan berdasarkan komponen,
instrumen, dan skala pengukuran serta sumber datanya. Operasionalisasi
variabel disajikan dalam Tabel 3.2. Sedangkan penjabaran konsep teori ke dalam
konsep-konsep empiris dan analisis disajikan pada Lampiran 3.1
E. Pengembangan Instrumen
Instrumen pengumpul data adalah kuesioner tentang variabel ketepatan
bahan ajar, penggunaan metode, kemampuan pengajar, kesiapan peserta,
kemampuan penyelenggara, efektivitas proses pembelajaran, dan peningkatan
kinerja pejabat struktural eselon-4 (lihat Lampiran 3.2). Jumlah item pertanyaan
42 butir yang diujicobakan kepada 32 alumni Diklatpim IV.
Pengujian validitas instrumen menggunakan t-test terhadap 27%
sumber data yang termasuk skor tinggi dan 27% yang termasuk skor rendah.
Hasilnya diperoleh angka t hitung = 2,745, dan dibandingkan t tabel (α =0,05, 18-2)
84
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Komponen yang
diukur Intrumen Skala Sumber Data
1. Variabel independen - Ketepatan bahan ajar (X1) - Penggunaan Metode (X2) -Kemampuan Pengajar (X3) - Kesiapan Peserta (X4) -Kemampuan Penyelenggara (X5) 2. Variabel Dependen - Efektivitas proses Pem- belajaran - Peningkatan kinerja Pejabat Eselon - 4
Jenis, jumlah, silabi, dan jumlah jam bahan ajar. Klasikal,outbond, observasi lapangan, kertas kerja. Isi pelajaran, metode, media waktu, evaluasi belajar. Motif belajar, kemampuan akademis, perilaku belajar. Penyusunan program, fasilitas, pengamatan kelas, pengendalian peserta. Kompetensi yang mencakup : Aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku Kemampuan memimpin dan kemampuan teknis
Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner
Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
Alumni diklat Alumni diklat Alumni diklat Alumni diklat Alumni diklat Alumni diklat Atasan, pejabat selevel Eselon – 4, staf pelaksana
yang menghasilkan angka ttabel =1,746. Hasil perhitungan tersebut
memperlihatkan t hitung>t tabel atau 2,745 > 1,746, berarti pengujian signifikan,
85
dan item-item dalam instrumen secara keseluruhan disimpulkan memiliki tingkat
validitas alat ukur yang memenuhi persyaratan Mortality Rate Instrument (MRI)
pada tarap signifikansi t 0,05 = 95% terhitung 23,80% atau terdapat sepuluh item
yang disempurnakan.
Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus Sperman Brown
Correlation dengan teknik belah dua (split half methode). Nilai koefisien korelasi
Sperman Brown diperoleh angka R tt = 0,9193. Tarap signifikansi koefisien
korelasi tersebut menunjukkan angka t hitung =8,86. Batas minimal koefisien
korelasi Sperman Brown ditetapkan 0,70 untuk memenuhi persyaratan reliabilitas
instrumen. Sedangkan angka t hitung harus lebih besar dari t tabel (α =0,05,32-2)
yang menghasilkan angka ttabel=1,746. Hasil perhitungan tersebut memperlihatkan
R tt = 0,913 > 0,70, dan t hitung = 8,86 > t tabel = 1,746. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa instrumen penelitian (kuesioner) memiliki tingkat reliabilitas
yang memenuhi persyaratan. Penjelasan selengkapnya tentang pengujian
validitas dan reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Lampiran 3.3.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dan harus dibuktikan secara empirik. Penetapan hipotesis penelitian
mengacu pada teori-teori dan asumsi-asumsi yang digunakan sebagai dasar
pengembangan penelitian. Proses pembelajaran merupakan interaksi dari
komponen-komponen pembelajaran yaitu bahan ajar, metode, pengajar, peserta,
dan penyelenggara. Efektivitas proses pembelajaran secara teoritik dipengaruhi
oleh ketepatan bahan ajar, penggunaan metode, kemampuan pengajar, kesiapan
86
peserta, dan kemampuan penyelenggara. Konsep Link and Match menekankan
adanya relevansi antara penyelenggara pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja
seperti halnya efektivitas proses pembelajaran Diklatpim IV dituntut memberikan
dampak terhadap peningkatan kinerja pejabat struktural eselon–4. Oleh karena itu
hipotesis operasional yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis Operasional Hubungan Regresi
a. Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0
Tidak terdapat pengaruh dan hubungan linier secara fungsional antara
ketepatan bahan ajar, penggunaan metode, kemampuan pengajar,
kesiapan peserta, dan kemampuan penyelenggara dengan efektivitas
proses pembelajaran.
H1 = sekurang-kurangnya ada sebuah b1
Minimal terdapat salah satu variabel berpengaruh dan mempunyai
hubungan linier secara fungsional yang signifikan antara ketepatan
bahan ajar, penggunaan metode, kemampuan pengajar, kesiapan
peserta, dan kemampuan penyelenggara dengan efektivitas proses
pembelajaran.
b. H0 : b = 0
Tidak terdapat pengaruh hubungan linier secara fungsional antara
efektivitas proses pembelajaran dengan peningkatan kinerja pejabat
struktural eselon – 4.
87
H1 : b ≠ 0
Terdapat pengaruh dan hubungan linier secara fungsional yang
signifikan antara efektivitas proses pembelajaran dengan peningkatan
kinerja pejabat struktural eselon – 4.
2. Hipotesis Operasional Korelasi Product Moment dan Ganda
a. Ho : Px1y = O
Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara ketepatan
bahan ajar dengan efektivitas proses pembelajaran.
H1 : Px1y > O
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara ketepatan bahan
ajar dengan efektivitas proses pembelajaran.
b. Ho : Px2y = O
Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
penggunaan metode dengan efektivitas proses pembelajaran.
H1 : Px2y > O
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penggunaan
metode dengan efektivitas proses pembelajaran.
c. Ho : Px3y = O
Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
kemampuan pengajar dengan efektivitas proses pembelajaran.
H1 : Px3y > O
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan
pengajar dengan efektivitas proses pembelajaran.
88
d. Ho : Px4y = O
Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan
peserta dengan efektivitas proses pembelajaran.
H1 : Px4y > O
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan peserta
dengan efektivitas proses pembelajaran.
e. Ho : Px4y = O
Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
kemampuan penyelenggara dengan efektivitas proses pembelajaran.
H1 : Px5y > O
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan
penyelenggara dengan efektivitas proses pembelajaran.
f. Ho : Px1x2x3x4x5y = 0
Secara bersama-sama tidak terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara ketepatan bahan ajar, penggunaan metode,
kemampuan pengajar, kesiapan peserta, dan kemampuan
penyelenggara dengan efektivitas proses pembelajaran.
H1 : Px1x2x3x4x5y > O
Secara bersama-sama terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara ketepatan bahan ajar, pengguna metoda, kemampuan
pengajar, kesiapan peserta, dan kemampuan penyelenggara dengan
efektivitas proses pembelajaran.
89
g. Ho : Pxy = O
Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara efektivitas
proses pembelajaran dengan peningkatan kinerja pejabat struktural
eselon-4.
H1 : Pxy > O
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara efektivitas
proses pembelajaran dengan peningkatan kinerja pejabat struktural
eselon–4.
3. Hipotesis Korelasi Parsial
a. Ho : Ryx1x2 = O
Jika penggunaan metode berfungsi sebagai variabel kontrol, maka
tidak terjadi hubungan yang positif dan signifikan antara ketepatan
bahan ajar dengan efektivitas proses pembelajaran.
H1 : Ryx1x2 > O
Jika Penggunaan metode berfungsi sebagai variabel kontrol, maka
terjadi hubungan yang positif dan signifikan antara ketepatan bahan
ajar dengan efektivitas proses pembelajaran.
b. H0 : Ryx2X3 = O
Jika kemampuan pengajar berfungsi sebagai variabel kontrol, maka
tidak terjadi hubungan yang positif dan signifikan antara penggunaan
metode dengan efektivitas proses pembelajaran.
90
H1 : Ryx2X3 > O
Jika kemampuan pengajar berfungsi sebagai variabel kontrol, maka
terjadi hubungan yang positif dan signifikan antara penggunaan
metode dengan efektivitas proses pembelajaran.
c. Ho : Ryx3x4 = O
Jika kesiapan peserta berfungsi sebagai variabel kontrol maka tidak
terjadi hubungan yang posisitf dan signifikan antara kemampuan
pengajar dengan efektivitas proses pembelajaran.
H1 : Ryx3x4 > O
Jika kesiapan peserta berfungsi sebagai variabel kontrol maka terjadi
hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan pengajar
dengan efektivitas proses pembelajaran.
d. Ho : Ryx4x5 = O
Jika kemampuan penyelenggara berfungsi sebagai variabel kontrol
maka tidak terjadi hubungan yang positif dan signifikan antara
kesiapan peserta dengan efektivitas proses pembelajaran.
H1 : Ryx4x5 > O
Jika Kemampuan penyelenggara berfungsi sebagai variabel kontrol
maka terjadi hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan
peserta dengan efektivitas proses pembelajaran.
e. Ho : Ryx5x1 = O
Jika ketepatan bahan ajar berfungsi sebagai variabel kontrol maka
tidak terjadi hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan
penyelenggara dengan efektivitas proses pembelajaran.
91
H1 : Ryx5x1 > O
Jika ketepatan bahan ajar berfungsi sebagai variabel kontrol maka
terjadi hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan
penyelenggara dengan efektivitas proses pembelajaran.
G. Metode dan Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Fase statistika yang hanya berusaha melukiskan dan menganalisis
kelompok yang diberikan tanpa membuat atau menarik kesimpulan
tentang populasi atau kelompok yang lebih besar, dinamakan statistika
deskriptif (Sudjana, 1996 : 7). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
statistik deskriptif menurut Sugiono (1983 : 5) adalah klasifikasi data,
penyajian data, baik tabel maupun grafik, perhitungan mean, mode, dan
median dari suatu kelompok tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut,
analisis deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini memberikan
gambaran tentang kesesuaian: (1) ketepatan bahan ajar, (2) penggunaan
metode, (3) kemampuan pengajar, (4) kesiapan peserta, (5) kemampuan
penyelenggara, (6) efektivitas proses pembelajaran, dan (7) kinerja pejabat
struktural eselon-4.
2. Analisis Induktif
Sudjana (1996:7) mengemukakan, bahwa statistik induktif
merupakan fase analisis data dari sampel yang dikumpulkan, dan dari situ
dibuat kesimpulan tentang karakteristik populasi. Walpole (1993:5;238)
dan Santoso (2001:1;3) menjelaskan bahwa statistik induktif adalah
bagian dari statistika yang mencakup semua aturan dan cara-cara yang
92
dipakai sebagai alat dalam mencoba menarik kesimpulan yang berlaku
umum (generalisasi) mengenai suatu populasi dengan data yang sedang
diteliti. Nazir (1999 : 406) mengemukakan bahwa analisa data merupakan
bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, sebab data dapat diberi
arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.
Data dapat dipecahkan dalam kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi,
dilakukan manipulasi serta diperas sedemikian rupa sehingga data tersebut
mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk
menguji hipotesis.
Analisis induktif yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan alat statistik regresi sederhana dan linier ganda, korelasi
product moment dan ganda, korelasi parsial, dan Chi-square. Langkah-
langkah penggunaan alat statistik tersebut adalah sebagai berikut :
a. Analisis Regresi Sederhana dan Linier Ganda
Statistik regresi digunakan untuk mempelajari bagaimana variabel-
variabel yang diteliti itu berhubungan, dan dinyatakan dalam bentuk
persamaan matematika yang menyatakan hubungan secara fungsional.
Secara prediktif dapat diketahui seberapa jauh nilai variabel dependen
jika variabel independen diubah. Penelitian ini terdiri dari lima
variabel independen dan satu variabel dependen. Untuk memecahkan
masalah penelitian dilakukakan analisis regresi sederhana dan analisis
regresi ganda.
Syarat penggunaan statistik regresi adalah data yang berskala interval
dan membentuk distribusi normal. Karena data yang diperoleh dari
kuesioner adalah data yang berskala ordinal, maka agar analisis data
dapat dilanjutkan, skala pengukuran ordinal harus dinaikkan menjadi
93
skala pengukuran interval. Metode yang membahas mengenai hal ini
dinamakan Metode Successive Interval.
Metode ini didasari pada distribusi normal yang dapat digunakan untuk
pembobotan obyek dalam jumlah besar dengan subyek tunggal atau
berbentuk kelompok. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi:
o Menentukan secara tegas sikap apa yang akan diukur.
o Menentukan beberapa responden yang akan memberikan respon
terhadap obyek yang ada (penetapan frekuensi).
o Menentukan proporsi untuk responden yang memberikan respon
itu, yaitu frekuensi yang berkaitan dengan objek dibagi total
responden.
o Tetapkan proporsi kumulatif.
o Dari proporsi kumulatif yang diperoleh ditentukan nilai densitas Z
(dilihat dari tabel distribusi normal).
o Tetapkan nilai skala berdasarkan rumus :
Density at lower limit – Density at upper limit Scale value = Area under upper limit – Area under lower limit o Tetapkan bentuk transformasi dari nilai skala sedemikian sehingga
nilai skala terkecil akan mempunyai nilai 1.
Tabel Perhitungan :
Respon 1 2 3 4 5
Frekuensi f1 f2 f3 f4 f5
Proporsi f1/n f2/n f3/n f4/n f5/n
Proporsi kumulatif P1 P2 P3 P4 P5
Z Z1 Z2 Z3 Z4 Z5
f(Z) f(Z1) f(Z2) f(Z3) f(Z4) f(Z5)
Scale Value SV1 SV2 SV3 SV4 SV5
Y Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
94
Catatan :
∑=
=11
n/fiPi ~Z~;e2
1)Z(f
2Z2
1
<<−π
=−
Setelah mendapatkan data yang berskala interval, kemudian dilakukan
pengujian normalitas data menggunakan uji Liliefors dan dengan
kertas peluang normal. Pengujian normalitas data menggunakan uji
Liliefors dengan langkah–langkah sebagai berikut :
1.) Menetapkan hipotesis uji :
Ho : Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal
2.) Melakukan statistik uji :
D = Sup I S (y) – Fo (y)
dimana :
S (y) = Jumlah observasi sampel yang kurang atau sama dengan y
dibagi banyak data.
F (y) = P (Y ≤ y) = p (Z ≤ z) = peluang bahwa nilai variabel
random y adalah kurang atau sama dengan y
Pk2
Pk1
P1 P2
Z1 Z2
95
3.) Menentukan kriteria uji :
jika Dhitung > Dtabel (α = 0,05 ; n) tolak Ho
jika Dhitung < Dtabel (α = 0,05 ; n) terima Ho
Komputerisasi data dilakukan dengan program SPSS versi 11.5.
Bila data sudah dapat dibuktikan berdistribusi normal,
maka dilanjutkan dengan analisis regresi sederhana dan analisis
regresi ganda.
1) Analisis Regresi Sederhana
Dikatakan regresi sederhana bila jumlah variabel independen
sebagai prediktor jumlahnya hanya satu. Persamaan regresi
sederhana untuk sampel :
Dimana : y
∧ = subyek dalam variabel dependen yang
diprediksi
α = konstanta regresi
x = subyek variabel independen yang
mempunyai nilai tertentu.
a = ( )( ) ( )( )
( )22
2
XiXin
XiYiXi1XYi
∑∑∑∑∑∑
−
−
b = ( )( )
( )22 XiXin
YiXiXiYin
∑∑∑∑ ∑
−
−
Untuk menguji keberartian koefisien regresi dilakukan analisis
varian untuk regresi linier sederhana seperti tersaji pada
Tabel 3.3
bxay
+=∧
96
Tabel 3.3 Analisis Varian
Sumber Variasi
dK jK RjK F
Regresi 1
∑∑
−∑n
YiXiXiYi1b
jK Regresi /1 FH =
sisaRjK
regRjK
Sisa n-2 jK sisa = jK total – jK reg jK sisa / n-2 Total n-1
jK total = ( )
n
YiYi
22 ∑
−∑
Hipotesis Ho : O2 = O ditolak jika F hitung ≥ F(1- α ;1, n-2)
dan diterima dalam hal lainnya. Analisis varian dilakukan
dengan komputerisasi program SPSS versi 10.
2) Analisis Regresi Linear Ganda
Pada analisis regresi linear ganda, variabel dependen
dipengaruhi oleh beberapa variabel independen. Pada
penelitian ini ada lima variabel independen yaitu ketepatan
bahan ajar (X1), penggunaan metode (X2), kemampuan
pengajar (X3), kesiapan peserta (X4) dan kemampuan
penyelenggara (X5). Sedangkan variabel dependennya adalah
efektivitas proses mengajar (Y). Model regresi linear ganda
atas X1, X2, X3, X4, X5 :
Nilai koefisien a, b1, b2, b3, b4, dan b5 diperoleh dari persamaan
matriks :
( ) YXXXˆ 111 −=β
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 + b5X5
97
dimana :
β = vektor koefisien regresi
X = matrik data variabel independen
Y = vektor variabel dependen
Seperti halnya regresi linear sederhana, untuk menguji signifikasi
koefisien dilakukan analisis varian dengan bantuan SPSS versi 10.
Tabel 3.4 Anova untuk Menguji Koefisien Regresi Ganda
Sumber Variasi
dK jK RjK F
Regresi k ( ) ( )YY'YY −− jK Regresi /k F =
sisaRjK
regRjK
Sisa n-k-1 ( ) ( )YY'YY −− jK sisa / n-k-1
Total n-1
Kriteria uji : Hipotesis H0:B1=0 ≥ ditolak jika Fhitung F(1-α; k, n-k-1). Apabila
Ho ditolak, maka regresi linear ganda Y atas X1, X2, X3, X4,
X5 bersifat nyata. Persamaan regresi dapat digunakan untuk
prediksi rata-rata Y bila harga X1, X2, X3, X4, X5 diketahui.
b. Analisis Korelasi Product Moment dan Ganda
Untuk menguji keeratan atau kadar hubungan antar variabel
sebagai pembuktian hipotesis asosiatif yang telah ditetapkan,
digunakan korelasi yang menggunakan data interval dan berasal dari
sumber yang sama. Penelitian ini menyajikan lima hubungan
sederhana dan satu hubungan ganda. Oleh karena itu teknik korelasi
yang digunakan adalah korelasi Pearson product moment dan korelasi
ganda (multiple regresion).
98
1) Korelasi Product Moment
Teknik korelasi ini digunakan untuk mengukur kadar hubungan
antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen
sebagaimana dalam analisis regresi.
Rumus yang digunakan :
rxy = 22YX
XY
∑
∑
Pengujian signifikansi koefisien korelasi :
Uji hipotesis : H0 : l = 0
H1 : l ≠ 0
Statistik uji : t = 2r1
2nr
−
− n t (n-2)
Kriteria uji :
Hipotesis H0 : l = 0 ditolak jika thitung ≥ t(n-2).
Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kedua
variabel.
2) Korelasi Ganda
Teknik korelasi ini digunakan untuk mengukur kadar
hubungan antara beberapa variabel independen dengan satu
variabel dependen sebagaimana ditunjukkan dalam analisis regresi.
Rumus yang digunakan :
Ryx1x2x3x4x5x6=54321
2543215
24
23
22
21
2
xxxxxr1
ryxryxryxryxryx2yxryxryxryxryxr
−
−++++
99
dimana : Ryx1 x2 x3 x4 x5 = korelasi ganda antara variabel X1 sampai X5
Secara bersama-sama dengan variabel Y
ryx1 ryx2 ryx3 ryx4 ryx5 = Korelasi sederhana antara
x1, x2, x3, x4 dan x5 dengan y
rx1 x2x3 x4 x5 = korelasi sederhana x1 - x2 - x3 - x4 - x5
Pengujian signifikansi koefisien korelasi :
Hipotesis : H0 : l = 0
H1 : l ≠ 0
Statistik uji : F = ( )1kn
R1K
R
2
2
−−
−
Dimana : R2 = Koefisien korelasi ganda yang telah dihitung
K = Jumlah variabel independen
n = Jumlah sampel
F = hitung yang dibandingkan dengan F tabel
Kriteria uji : Tolak Hipotesic H0 : l = 0 jika Fhitung ≥ F (k; n-k-1).
Hal ini menunjukkan koefisien korelasi ganda yg
diuji adalah signifikan.
c. Analisis Korelasi Parsial
Teknik korelasi parsial untuk mengetahui pengaruh atau
hubungan variabel independen dengan variabel dependen yang salah
satu variabel independennya dikendalikan (Sugiyono, 1999 : 156).
Hubungan antara X1 (ketepatan bahan ajar) dengan Y (efektivitas
100
proses pembelajaran) dapat diketahui dengan menggunakan X2
(penggunaan metode) sebagai kontrol kedua hubungan variabel
tersebut.
Rumus yang digunakan :
Ryx1x2 =
22
.212
2121
yxr1xxr1
xryx.ryxryx
−−
−
Pengujian signifikansi koefisien korelasi :
Hipotesis : H0 : l = 0
H1 : l ≠ 0
Statistik uji : t = pr1
3nrp2−
− n t (n-1)
dimana : rp = Korelasi yang ditentukan
n = Jumlah sampel
t = t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan
dengan t tabel.
Kriteria uji : Tolak H0 : l = 0, jika t hitung lebih besar dari total
t tabel. Hal ini berarti koefesien parsial yang
ditemukan bersifat nyata (signifikan) atau dapat
digeneralisasikan.
d. Tabulasi Silang (Chi-Square)
Digunakan untuk mengukur pengaruh variabel kontrol terhadap
variabel-variabel yang diteliti. Metode statistik yang digunakan adalah
Chi-Square.
101
H. Sifat Kesimpulan Penelitian
Titik tolak sifat kesimpulan penelitian bersumber dari pertanyaan :
berapa banyak penelitian ini dapat menggenaralisasikan hasil-hasil kajian?
Kerlinger(1986 : 5210) mengemukakan, bahwa penelitian tidak hanya menyentuh
soal-soal teknik semacam sampling dan desain penelitian, melainkan juga
masalah penelitian dasar dan terapan dalam penelitian dasar. Generaslisasi
bukanlah pertimbangan perdana, sebab minat utama pada relasi antara variabel-
variabel, dan mengapa variabel-variabel itu berelasi seperti yang terjumpa,
sebaliknya dalam penelitian pada generalisasi untuk menerapkan hasil-hasil kajian
pada orang-orang dan situasi-situasi lain.
Nazir (1999 : 440) mengemukakan bahwa dari analisa, peneliti perlu pula
membuat generalisasi dan kesimpulan-kesimpulan penelitiannya, apakah suatu
perilaku yang ditemukan berlaku secara spesifik untuk suatu kelompok etnik,
ataukah dapat dibuat suatu kesimpulan umum yang menyangkut beberapa
kelompok etnik tertentu. Koencaraningrat (1994:13) menyatakan, bahwa
generaslisasi dapat dilakukan melalui proses induktif dan selanjutnya diterapkan
secara deduktif.
Penelitian ini mengungkap hubungan antar variabel yang dianalisis baik
secara deskriptif maupun secara induktif, sehingga dimungkinkan terjadinya
generalisasi untuk wilayah populasi Kabupaten Sukabumi. Akan tetapi secara
induktif, generalisasi berlaku bagi daerah lain jika memperlihatkan karakteristik
populasi yang sama dengan wilayah populasi yang diteliti.