bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Seting dan Subjek Penelitian
3.1.1 Seting penelitian
Seting penelitian menyajikan deskripsi mengenai gambaran tempat dan waktu
penelelitian dilaksanakan.
a. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Mangunsari 06, Kecamatan
Sidomukti Kota Salatiga. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1997 dan baru diresmikan
sebagai SD Negeri Mangunsari 06 oleh walikota Salatiga. Lokasi sekolah ini
merupakan daerah pemukiman penduduk yang sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai buruh.
Secara umum gedung SD Negeri Mangunsari 06 sudah sangat mendukung untuk
kegiatan pembelajaran dengan halaman yang cukup luas dan dapat dijadikan tempat
bermain para peserta didik, dan lingkungan SD N Mangunsari 06 jauh dari jalan raya
sehingga suasana hening dan sangat nyaman untuk dilaksanakannya proses
pembelajaran.
b. Waktu penelitian
Waktu pelaksanaan diawali dengan tahap persiapan sampai pelaporan, dilakukan
dalam jangka waktu kurang lebih 4 bulan. Dimulai dari bulan Januari sampai dengan
bulan April tahun 2013 di SD Negeri Mangunsari 06.
Alasan mendasar penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2013 sampai
bulan April 2013, karena hari-hari tersebut merupakan hari-hari efektif dalam
kegiatan belajar mengajar pada semester II tahun pelajaran 2012/2013. Pelaksanaan
penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yang dimulai dari observasi awal,
penyusunan proposal, penyusunan instrumen (seperti RPP, lembar diskusi, lembar
evaluasi, media atau peralatan yang diperlukan), uji coba instrumen, pengumpulan
34
data atau pelaksanaan penelitian, analisis data, dan penyusunan laporan hasil
penelitian dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1Alokasi Waktu Penelitian
No Pelaksanaan
Penelitian
Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Proposal PTK
2 Uji coba istru-
men
3 Siklus 1
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
4 Siklus 2
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
5 Analisis data
6 Pelaporan
Keterangan : pelaksanaan kegiatan
3.1.2 Subjek penelitian
Jumlah keseluruhan kelas di SD Mangunsari 06 adalah 6 kelas serta jumlah
seluruh siswa dari kelas I sampai dengan kelas 5 sejumlah 98 siswa. Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar berlangsung dari pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang.
Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 06, Kecamatan
Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2012 / 2013. Jumlah siswa kelas 5
adalah 20 siswa, terdiri dari 5 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Rata-rata
orang tua peserta didik kelas 5 adalah buruh.
35
3.2 Jenis penelitian dan pendekatan
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Disebut PTK karena
merupakan penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah
dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kelas atau sekolah dengan tujuan
untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Peneliti menggunakan
jenis PTK kolaboratif. PTK kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan guru kelas.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
Yaitu hasil penelitian diuraikan secara deskriptif dan bersifat kuantitatif artinya
penelitian yang menggunakan ukuran dengan angka-angka hasil perhitungan sebagai
tolak ukur keberhasilannya. Proses penelitian berbentuk siklus. Siklus berlangsung
dua kali, tiap siklus tiga kali tatap muka dan tiap kali tatap muka masing-masing 70
menit.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan menurut Kemmis dan Taggart
yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus
meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan) dan
reflection (refleksi).
Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi,
tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan
pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap
penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:
36
Gambar 3.1 Model penelitian tindakan menurut Kemmis dan Taggart
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian tindakan kelas ini siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 06
dengan kompetensi dasarmembaca kalimat sederhana berhuruf Jawa yang
menggunakan pasangan”. Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas dan variabel
terikat.
a) Variabel Bebas (X)
Adalah unsur yang mengikat munculnya unsur lain, jadi variabel bebas
merupakan gejala yang sengaja mengikat tehadap variabel terikat. Dalam
penelitian ini variabel bebas terletak pada model pembelajaran jigsaw dengan
media pembelajaran kartu aksara.
b) Variabel Terikat (Y)
Adalah unsur yang diikat oleh adanya variabel yang lain, jadi variabel terikat
merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel terikat adalah motivasi serta hasil belajar siswa.
3.4 Rencana Tindakan
37
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus. Konsep pokok
penelitian tindakan menurut Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2002: 97) terdapat
empat tahap rencana tindakan, meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Rincian rencana tindakan adalah
sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan peneliti membuat perencanaan sebagai berikut:
1) Menelah materi pembelajaran Bahasa Jawa kelas 5 yaitu dengan mengkaji
indikator-indikatornya.
2) Mencari sumber belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3) Menyusun rencana pelaksan pembelajaran (RPP) sesuai dengan indikator yang
telah dikaji.
4) Menyiapkan alat peraga yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung.
5) Menyiapkan angket motivasi untuk mengukur motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
6) Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian.
7) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes pilihan ganda.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat
sebelumnya yaitu dengan mengunakan model pembelajaran jigsaw. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus. Satu siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan.
Akan tetapi jika pada siklus 1, tujuan pembelajaran belum berhasil secara maksimal
maka dilanjutkan siklus 2 dan seterusnya. Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan sesuai
dengan skenario pembelajaran yang telah didesain pada siklus 1, antara lain:
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal
1) Berdoa bersama diteruskan dengan presensi kehadiran siswa.
2) Mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.
38
3) Memberikan dorongan kepada siswa agar mau belajar
4) Apersepsi: siswa melakukan permainan mengurutkan aksara Jawa nglegena dan
pasangan
5) Guru menjelaskan tujuan belajar kepada siswa.
b. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan mengenai macam-macam pasangan aksara Jawa.
2) Guru mengorganisasikan siswa dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok
berjumlah 5 orang melalui permaian.
3) Guru menjelaskan tugas-tugas yang akan di kerjakan pada kelompok asal dan ahli
yaitu menemukan,menyusun dan membaca kalimat melalui kartu aksara set III
dan IV yang telah dibagikan.
4) Siswa berada dalam kelompok menuliskan hasil- hasil temuannya.
5) Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang paling cepat menemukan,
menyusun dan membaca kalimat.
6) Siswa mendengarkan penjelasan tentang tugas pada pertemuan berikutnya.
7) Siswa mengerjakan soal evaluasi dan menerima tugas rumah.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
2) Guru menegaskan kembali Jawaban yang tepat sesuai dengan permasalahan atau
pertanyaan siswa tentang materi hari ini.
Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal
1) Berdoa bersama diteruskan dengan presensi kehadiran siswa.
2) Mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar
3) Memberikan dorongan kepada siswa agar mau belajar.
4) Apersepsi: Siswa bersama Guru menyanyikan tembang dolanan kreasi yang
berhubungan dengan Aksara Jawa serta mengulang dan mengingat kembali
pembelajaran pada pertemuan sebelumnya.
39
5) Guru menjelaskan tujuan belajar hari ini kepada siswa.
b. Kegiatan Inti
1) Guru bersama- sama siswa membahas hasil pekerjaan rumah.
2) Guru menjelaskan mengenai penyusunan sandhangan suku pada pasangan.
3) Siswa kembali ke dalam kelompok sesuai dengan pertemuan sebelumnya.
4) Guru membagikan set III dan IV pada siswa, dan memberikan penjelasan kepada
kelompok asal dan ahli untuk menyusun sebuah kalimat serta membacakan ide
pada kalimat tersebut
5) Guru memberikan pujian bagi siswa yang serius mengerjakan tugas-tugasnya.
6) Siswa mendengarkan penjelasan tentang tugas pada pertemuan berikutnya.
7) Siswa mengerjakan soal evaluasi dan menerima tugas rumah.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi mengambil kesimpulan dari
pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas.
Pertemuan Ketiga
a. Kegiatan Awal
1) Berdoa bersama diteruskan dengan presensi kehadiran siswa.
2) Mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar
3) Memberikan dorongan kepada siswa agar mau belajar.
4) Apersepsi: Siswa bersama Guru menyaksikanvideo permainan gamelan.
5) Guru menjelaskan tujuan belajar hari ini kepada siswa.
b. Kegiatan Inti
1) Guru membagikan lembar tes formatif kepada siswa
2) Siswa mengerjakan tes formatif
c. Kegiatan Penutup
40
1) Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi mengambil kesimpulan dari
pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas.
c. Tahap Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilakukan setelah pembelajaran dengan cara observasi.
Observasi pada penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru (teman
sejawat) dan dosen pembimbing.
d. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan setelah pembelajaran dilakukan. Refleksi bertujuan untuk
mengoreksi atau melihat hal-hal yang perlu ditingkatkan atau perlu diperbaiki setelah
melakukan pembelajaran. Disinilah peneliti melihat kesalahan yang perlu diperbaiki
selama mengajar. Selain kesalahan dalam pembelajaran refleksi juga memuat tentang
hal-hal yang sudah baik dan perlu ditingkatkan pada pembelajaran selanjutnya agar
hasil pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Rencana Siklus 2
Pada siklus 2 pun kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada siklus 1
hanya saja waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia
di SD tempat dilakukannya penelitian sehingga terdapat kemungkinan pembelajaran
dilakukan kurang dari tiga pertemuan. Siklus 2 merupakan penyempurnaan dari
kelemahan dan kekurangan pada siklus sebelumnya.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas 5 dalam mata pelajaran
Bahasa Jawa di SD Negeri Mangunsari 06 Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga
setelah menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan media kartu aksara adalah:
41
a) Observasi
Adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian. Dari segi keterlibatan observer (orang yang melakukan
observasi), observasi dapat dipilah menjadi: observasi non partisipan adalah kegiatan
pengamatan dimana observer tidak ikut dalam kehidupan objek yang di observasi dan
secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat. Sebagai observasi partisipan adalah
suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil
bagian dalam domain objek yang diamati. Dengan menggunakan observasi ini data
yang ingin diperoleh adalah untuk mengetahui perkembangan siswa dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapi dengan format atau blanko pengamat sebagai instrument. Format yang
sesuai item-item tentang kejadian atau tingkah aku yang digambarkan akan terjadi
(Arikunto, 2002: 4). Metode ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana
implementasi model pembelajaran pada proses pembelajaran. Adapun kisi-kisi
lembar observasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan model pembelajaran
jigsaw dengan media kartu aksara adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Penerapan
Model Pembelajaran Jigsaw dengan Media Kartu Aksara
No Tahap Rincian Kegiatan Item
1 Kegiatan
awal
Membuka pembelajaran 1
Mengkondisikan kelas dan siswa 2
Mengadakan apersepsi 3
Menyampaikan tujuan pembelajaran 4
Menjelaskan tentang gambaran kegiatan
yang akan dilaksanakan
5
2 Membaca Membagikan media kartu Aksara ditiap
kelompok
6
Megarahkan siswa untuk membaca huruf
Jawa sesuai dengan media kartu aksara
yang didapat
7
42
3 Diskusi
kelompok
ahli
Membimbing siswa untuk bergabung di
kelompok ahli
8
Menugaskan kepada kelompok ahli untuk
berdiskusi
9
4 Laporan tim Menugaskan kepada siswa untuk kembali
ke kelompok asal
10
Membimbing siswa untuk melaporkan
hasil diskusi kelompok ahli kepasa
kelompok asal dengan cara presentasi
11
5 Tes Menugaskan siswa untuk mengerjakan
kuis
12
6 Rekognisi tim Membimbing siswa menghitung
perolehan skor yang didapat di tiap
kelompok ahli
13
Memberikan penghargaan kepada
kelompok dengan skor tertinggi
14
Memberikan penguatan kepada kelompok
lain untuk tetap berusaha
15
7 Kegiatan
akhir
Membimbing siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilakukan
16
Memberikan tindak lanjut atas
pembelajaran yang telah dilakukan
17
Menutup pembelajaran 18
Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi Kegiatan Siswa
Langkah
pembelajaran Indikator No
Pra Pembelajaran Siswa mempersiapkan perlengkapan belajar 1
Kegiatan Awal Siswa menjawab apersepsi dari guru 2
Siswa memperhatikan secara seksama ketika guru
menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai
3
Kegiatan Inti Memperhatikan materi yang disampaikan guru 4
Aktif bertanya ketika proses pembelajaran 5
Adanya interaksi positif diantara siswa 6
Ketertarikan siswa terhadap materi yang disajikan
saat menggunakan alat peraga
7
Siswa melaksanakan tugas yang diberikan guru 8
Siswa merasa senang dalam pembelajaran. 9
Siswa mengerjakan LKS yang diberikan guru 10
43
Siswa terlibat aktif dalam kegiatan kelompok 11
Bekerja sama dengan teman satu kelompok 12
Bertukar pendapat antar teman dalam kelompok 13
Siswa melaporkan hasil kerja kelompok 14
Siswa dapat memberikan tanggapan dari hasil
presentasi teman
15
Siswa mampu mengerjakan kuis dengan baik 16
Kegiatan Akhir Mampu membuat kesimpulan dari materi
pembelajaran.
17
Merefleksi pelajaran 18
b) Tes
Tes hasil belajar untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam
menerima bahan ajar dan tingkat pemahaman dalam pembelajaran Bahasa Jawa,
khususnya pada peningkatan hasil belajar dalam pokok bahasan membaca kalimat
berhuruf Jawa. Tes yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk tes pilihan
ganda terutama digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada ranah kognitif.
Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa
dalam bentuk tulisan. Tes pilihan ganda yaitu salah satu bentuk tes objektif yang
terdiri atas pertanyaan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya
harus dipilih salah satu dari kemungkinan jawaban yang telah disediakan pada tiap-
tiap butir soal.
Dalam instrumen tes terdapat kisi-kisi soal evaluasi untuk mengetahui apakah
sudah terjadi peningkatan hasil belajar atau belum. Jika sudah terjadi peningkatan
hasil belajar maka penelitian diartikan berhasil. Dalam instrumen tes terdapat kisi-kisi
soal tersebut adalah sebagai berikut:
44
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Siklus 1 dan Siklus 2
Bahasa Jawa Kelas 5 Tahun Pelajaran 2012/2013
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Item Pada
Tes
Jumlah
Item
Membaca
3) Mampu
membaca dan
memahami ragam
teks bacaan
dengan berbagai
teknik membaca
cepat, mem-baca
bersuara,
membaca indah
dan membaca
huruf Jawa
3.5
Membaca
kalimat seder-
hana berhuruf
Jawa yang
menggunakan
pasangan.
a) Membaca
kalimat
sederhana
berhuruf Jawa
yang menggu-
nakan pasangan.
1,2,3,4,5,6,
7,8,9,10,11,
12,13,14,15
15
b) Menyebutkan ide
kalimat
sederhana
berhuruf Jawa
yang
menggunakan
pasangan.
16,17,18
19,20,21
22,23,24,
25,
10
c) Menyebutkan
fungsi kata atau
frasa dalam
kalimat
sederhana
berhuruf Jawa.
26,27,
28,29,30
31,32,33
34,35,36,
37,38,
39,40,
15
d) Menjelaskan isi
teks sederhana
berhuruf Jawa
yang
menggunakan
pasangan
41,42,43
44,45,46
47,48,49
50
10
Jumlah Soal 50
c. Angket
Angket yang digunakan disini merupakan angket tertutup, artinya angket yang
pengisianya memberikan centang atau menyilang dari beberapa item yang telah
ditentukan oleh peneliti. Instrumen angket dalam penelitian ini dibuat 20 item.
Angket motivasi belajar ini dibuat dengan memperhatikan beberapa aspek. Aspek
yang digunakan dalam angket motivasi siswa adalah aspek menurut Keller dalam
45
Sugihartono (2007:78) yang terdiri dari attention (perhatian), relevance (relevansi),
confidance (kepercayaan), dan satisfaction (kepuasaan).
Penilaian dalam angket ini terdiri dari empat jawaban alternative. Menurut
Mardapi (2008:121) keempat alternatif jawaban itu adalah jawaban yaitu Sangat
setuju (4), Setuju (3), Tidak setuju (2), Sangat tidak setuju (1), Angket tersebut
menunjukan tingkat motivasi belajar siswa, semakin tinggi skor maka semakin tinggi
motivasi belajar siswa, sebaliknya semakin rendah skor yang di peroleh maka
menunjukan tingkat motivasi belajar siswa rendah. Adapun kisi-kisi angket motivasi
belajar siswa secara rinci adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Motivasi Siswa
No Aspek Item
1
Attention
(perhatian)
a. Meperhatian penjelasan guru saat
pembelajaran Bahasa Jawa
b. Aktif dalam proses belajar pembelajaran
c. Tidak bergurau ketika proses pembelajaran
Bahasa Jawa
d. Mempersiapkan buku pelajaran sebelum
pelajaran dimulai
e. Mengerjakan tugas yang diberikan guru
dengan baik
1
2
3
4
5
2 22 Relevance
(relevansi)
a. Mempelajari kembali materi setelah
pulang sekolah
b. Mempelajari materi pada waktu malam
hari sebelum pembelajaran Bahasa jawa
esok hari
c. Menyisihkan waktu untuk mengerjakan
latihan soal di rumah
d. Memiliki keinginan untuk terus belajar
Bahasa Jawa
e. Sering mencari informasi di perpustakaan
tentang Bahasa Jawa
1
2
3
4
5
3 Confidence
(kepercayaan
diri)
a. Bahasa Jawa adalah pelejaran yang mudah
dan menyenangkan
b. Tidak malu untuk bertanya kepada guru
apabila menemukan kesilitan dengan
materi
c. Mempu bekerjasama dengan kelompok
1
2
3
46
asal dan ahli
d. Merasa mampu melaksana-kan tugas-
tugas dengan baik
e. Senang membantu teman yang kesulitan
untuk mempelajari materi
4
5
4 Satisfaction
(kepuasan)
a. Perasaan senang mendapatkan dengan
pembelajaran Bahasa Jawa
b. Merasa puas setelah menyelesaikan tugas-
tugas dalam pembelajaran Bahasa Jawa
c. Mencoba menentukan target keberhasilan
dalam pembelajaran
d. Merasa puas dengan apa yang saya
peroleh dalam pembelajaran Bahasa Jawa
e. Merasa bahagia dapat menyelesaikan
pelajaran dengan baik
1
2
3
4
5
Jumlah 20
3.6. Uji Validitas Dan Reabilitas Instrumen
3.6.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunujukkan tingkat-tingkat kevalidan
suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Menurut Widoyoko (2009: 155) cara menganalisis validitas dan reabilitas instrumen
menggunakan komputer dilakukan dengan mengunakan program SPSS (Statistical
Package Faor Social Sciences) dengan urutan langkah-langkah yaitu membuka
program SPSS 16.0 kemudian memasukan data (entry data), selanjutnya mengolah
data dengan cara Analyze- scale- Reliability Analysis- Scale if item delete-
Continue- Ok dan yang terakhir menganalisis output atau hasilnya. Untuk
mengetahui tingkat validitas instrumen dapat dilihat angka pada Correected Item-
Total Coporrelation yang merupakan korelasi antar skor item dengan skor total.
Menurut Widoyoko (2009: 143) suatu item dinyatakan valid atau layak digunakan
apabila Correected Item-Total Coporrelation lebih besar atau sama dengan 0,3 (≥
0,3).
47
Uji validitas istrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat
motivasi siswa dan menguji instrument tiap item soal yang nantinya akan digunakan
untuk mengukur tingkat keberhasilan pada pembelajran dalam siklus 1 dan siklus 2
pada pembelajaran Bahasa Jawa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga pada
pokok bahasan membaca kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menerapkan
model pembelajaran jigsaw.
a) Uji Validitas Soal Evaluasi
Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi tertulis
diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. Validitas menunjukkan
sejauhmana alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Instrument dikatakan valid
artinya instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak
diukur. Berdasarkan hasil uji validitas tes dengan 32 responden maka berikut ini
adalah hasil rekap nomor item soal yg dinyatakan valid dan tidak valid:
Tabel 3.6 Hasil Validitas Item Soal Siklus 1
Keterangan Valid Tidak valid
Nomor soal 1,2, 4, 5, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, 25
3, 6, 7, 8
Jumlah 21 4
Tabel 3.7 Hasil Validitas Item Soal Siklus 2
Keterangan Valid Tidak valid
Nomor soal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12,
13, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, 25
8, 10, 16
Jumlah 22 3
b) Uji Validitas Angket Motivasi
Untuk menguji kevaliditasan angket motivasi yang digunakan untuk mengukur
tingkat motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran
Jigsaw, maka peneliti mengujicobakan angket motivasi tersebut di kelas 5 SD Negeri
Mangunsari 06 Salatiga pada pertemuan pertama. Setelah diujicobakan kemudian
peneliti menganalisis tingkat kevaliditasnnya dengan bantuan SPSS 16.0 for
48
windows. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam menguji validitas
angket motivasi jika dibandingkan dengan menganalisisnya secara manual. Adapun
rekap hasil uji validitas instrumen angket motivasi berdasarkan 20 responden dapat
dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 3.8 Hasil Validitas Item Angket Motivasi
Keterangan Valid Tidak valid
Nomor item 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 18, 19, 20
-
Jumlah 20
Berdasarkan table 3.6 di atas, rancangan instrumen validitas angket motivasi yang
telah diuji cobakan pada siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga dapat
diperoleh bahwa ke-20 instrumen soak dinyatakan valid dan dapat digunakan.Karena
hasil perhitungan dari kolom Correected Item- Total Coporrelation menunjukan nilai
≥ 0,30 sehingga dapat digunakan untuk menguji tingkat motivasi siswa.
3.6.2 Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah
variabel bentukkan yang menunjukkan derajad sampai dimana masing- masing
indikator itu mengindikasikan sebuah variabel bentukan yang umum. Uji reliabilitas
dimaksudkan untuk melihat konsistensi instrumen. Uji reliabilitas dilakukan oleh
SPPs 16,0 pada penelitian ini menggunakan rumus alpha-Cronbach. Batasan
instrumen dikatakan reliabel bila hasil pengukuran relatif jika dikenakan pada suatu
objek. Sedangkan untuk menguji reliabilitas dengan merujuk teori Alpha dari
Cronbach dalam Mardapi menjelaskan bahwa keajegan instrumen dapat dinyatakan
dengan menentukan koefisien alpha (). Tes dapat diterima jika nilai koefisien alpha
()> 0,7, penggolongannya sebagai berikut:
≤ 0,7 : validitas dapat diterima
0,7 ≤ ≤ 0,8 : dapat diterima
49
0,8 ≤ ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
≤ 0,9 : reliabilitas memuaskan
a) Uji Reabilitas Soal Evaluasi
Untuk menguji kerebilitas soal evaluasi dilakukan dengan tujuan mengetahui
apakah soal evaluasi sudah reliable atau dapat digunakan atau tidak. Setelah diuji
cobakan kemudian peneliti menganalisisnya dengan bantuan SPSS 16 for windows.
Hal ini dilakukan untuk mempermudah penelitian dalam menguji reliable soal
evaluasi. Adapun tabel uji reliabilitas instrumen siklus 1 adalah sebagai berikut.
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus 1
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.957 25
Pada tabel 3.7 reliabilitas instrumen yang akan digunakan sebagai evalusi pada
siklus 1 menunjukkan reliabilitas .957 sehingga masuk dalam kriteria reliabilitas
tingkat sangat tinggi. Reliabilitas instrumen yang akan digunakan sebagai evaluasi
siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus 2
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.934 25
Pada siklus 2 menunjukan reliabilitas instrumen yang digunakan untuk evaluasi
siklus 2 dapat diketahui reliabilitasnya .934 sehingga masuk dalam kriteria reliabilitas
tingkat sangat tinggi.
50
b) Uji Reliabilitas Angket Motivasi
Untuk menguji kereabilitasan angket motivasi, peneliti mengujjicobakan angket
motivasi tersebut dengan tujuan untuk mengetahui apakah angket tersebut reabel atau
dapat digunakan atau tidak. Setelah diuji kemudian peneliti menganalisisnya dengan
bantuan SPSS 16.0 for windows. Hal ini diakukan untuk mempermudah peneliti
dalam menguji reliable angket motivasi.
Adapun hasil uji reabilitas angket motivasi yang telah diujikan dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.11 Hasil Reliabilitas Angket Motivasi
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.896 20
Berdasarkan perhitungan melalui program SPSS versi 16.0 maka hasil
reliabilitas instrument angket motivasi dinyatakan reliable nilai koefisien Alpha
menunjukan lebih dari 0,7. Dengan melihat nilai cronbanch’s alfa yaitu .896,
sehingga masuk dalam criteria tinggi. Maka instrumen motivasi belajar dinyatakan
reabel dan dapat digunakan.
3.7 Uji Taraf Kesukaran
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, disamping
memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat
kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal
yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional. Persoalan yang penting
dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan
kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar. (Nana Sudjana, 2011: 137)
Untuk menentukan indeks kesukaran digunakan rumus sebagai berikut :
I =
51
Keterangan :
I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan.
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit
soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal
tersebut. (Nana Sudjana, 2011: 137).
Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut :
I = 0,00 – 0,30 = soal kategori sukar
I = 0,31 – 0,70 = soal kategori sedang
I = 0,71 – 1,00 = soal kategori mudah
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran soal, maka diperoleh hasil rekap sebagai
berikut:
Tabel 3.12 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus 1 dan 2
Soal Kategori
JumlahSoal Sukar Sedang Mudah
Siklus 1 2 13 5 20
Siklus 2 3 12 5 20
3.8 Indikator Kinerja
Dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan motivasi
belajar serta, peningkatan penguasaan siswa terhadap Aksara Jawa, maka
dipergunakan indikator sebagai berikut:
1) 70% dari jumlah keseluruhan kegiatan yang telah diterapkan oleh guru terjadi
peningkatan motivasi belajar siswa dengan kategori baik berdasarkan angket.
2) 80% dari jumlah siswa terjadi peningkatan dalam membaca Aksara Jawa
sesuai dengan kompetensinya yang dinilai berdasarkan hasil penilaian
evaluasi tertulis dan observasi yaitu mendapatkan nilai di atas sama dengan
nilai KKM=60.
52
3.9 Teknik Analisis Data
Tehnik análisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif dan deskripsi kuantitatif, karena data yang diperoleh akan di analisis adalah
berbentuk kata-kata atau penjelasan (deskriptif kualitatif) dan berbentuk angka-
angka (deskripsi kuantitatif). Untuk keperluan analisis data kualitatif diperoleh dari
lembar observasi dan angket, sedangkan untuk keperluan analisis data kuantitatif
diperoleh dari penilaian hasil evaluasi tertulis pada siklus 1 dan 2.
a) Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Data berupa hasil
belajar Bahasa Jawa yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif
dengan menentukan mean atau rerata. Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan
kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam 2 kategori tuntas dan
tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.13Kriteria Ketuntasan Belajar
Kriteria Ketuntasan Kualifikasi
≥ 60 Tuntas
< 60 Tidak Tuntas
Sumber :KKM mata pelajaran Bahasa Jawa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 06
b) Data kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data observasi dari hasil observasi dan
refleksi dari tiap-tiap siklus. Data kualitatif yang diperoleh dari observasi kinerja guru
dan aktifitas siswa selama proses pembelajaran Bahasa Jawa berlangsung dengan cara
deskriptif, dan data ini hanya bersifat sebagai data pendukung. Data observasi
menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai antara (4, 3, 2, 1) untuk penilaian
keterlaksanaan guru dalam pembelajaran yang berarti angka 4 = baik sekali, 3 = baik,
2 = cukup, 1 = kurang (sudjana, 2006: 77-78) dengan cara memberi centang (√) pada
kolom skala nilai. Untuk menentukan kategori maka menggunakan rumus:
53
Jumlah skor x 100% = persentase akhir
Jumlah maksimal
Kinerja guru dan aktivitas siswa dibagi menjadi lima kategori, yaitu tinggi,
sedang, rendah, kurang, sangat rendah. Berikut ini disajikan table kualifikasi hasil
persentase skor angket aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas yang diadopsi
menurut pendapat Suharsimi Arikunto (2007:245)
3.14 Tabel Kualifikasi Persentase Skor Observasi
Skor Persentase Kategori
58-72 80% ≤ µ ≤100% Tinggi
44 - 57 60% ≤ µ ≤79% Sedang
28 - 43 40% ≤ µ ≤ 59% Rendah
15 - 27 20% ≤ µ ≤ 39% Kurang
≤ 14 0% ≤ µ ≤ 19% Sangat rendah
Selain observasi pelaksanaan pembelajaran Bahasa Jawa data kualitatif ini juga
melaksanakan observasi motivasi siswa. Observasi motivasi siswa ini dilakukan
dengan angket motivasi belajar yang dibuat dengan memperhatikan beberapa
indikator. Karakteristik motivasi terdiri dari attention (perhatian), relevance
(relevansi), confidance (kepercayaan), dan satisfaction (kepuasaan).Penilaian dalam
angket ini terdiri dari empat jawaban alternatif, yaitu Sangat setuju (4), Setuju (3),
Tidak setuju (2), Sangat tidak setuju (1).
Tabel 3.15 Konversi Nilai Motivasi Belajar Siswa
Nilai Persentase (%) Keterangan
≤ 32 ≤49 Sangat rendah
33 – 47 40-59 Kurang
48 – 63 60-79 Sedang