bab iii metode penciptaan a. implementasi teoritik · bagi anak buah yang paling belakang dari...

23
25 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Permainan tradisional anak-anak sebagai tema penciptaan karya Seni Grafis, dilatarbelakangi oleh kecenderungan penulis menyukai hal-hal yang berhubungan dengan bermain terutama yang melibatkan banyak anak-anak dan peralatan yang sederhana. Pada usia masih di bawah umur, yaitu sekitar enam sampai dua belas tahun, penulis suka dan sering sekali bermain dengan teman-teman di sekitar lingkungan desa. Permainan yang dimainkan biasanya bersifat kelompok, dengan peralatan seadanya dan penuh dengan interaksi juga memacu kompetisi. Permainan yang dulu sering dimainkan hampir sebagian besar diajarkan oleh orang tua termasuk cara membuat berbagai alat permainan yang berbahan dasar dari alam sekitar. Banyak hal yang didapat dari permainan tradisional anak-anak ini, salah satunya adalah keceriaan, semangat berpacu menjadi yang terbaik, kelucuan, dan belajar arti sportifitas. Semuanya itu menjadi daya tarik penulis untuk mengangkat tema permainan tradisional anak-anak ini, ditambah lagi dengan pengalaman masa kecil penulis saat memainkan berbagai permainan tradisional yang menyenangkan. Dari kesemuanya itu, muncullah tema yang mendasari penciptaan karya seni grafis. Penulis ingin menvisualkan tema tugas akhir ini melalui keceriaan, gerak juga ekspresi dari anak-anak saat bermain permainan tradisional.

Upload: vocong

Post on 02-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

25

BAB III

METODE PENCIPTAAN

A. Implementasi Teoritik

1. Tematik

Permainan tradisional anak-anak sebagai tema penciptaan karya Seni Grafis,

dilatarbelakangi oleh kecenderungan penulis menyukai hal-hal yang berhubungan

dengan bermain terutama yang melibatkan banyak anak-anak dan peralatan yang

sederhana. Pada usia masih di bawah umur, yaitu sekitar enam sampai dua belas

tahun, penulis suka dan sering sekali bermain dengan teman-teman di sekitar

lingkungan desa. Permainan yang dimainkan biasanya bersifat kelompok, dengan

peralatan seadanya dan penuh dengan interaksi juga memacu kompetisi.

Permainan yang dulu sering dimainkan hampir sebagian besar diajarkan oleh

orang tua termasuk cara membuat berbagai alat permainan yang berbahan dasar

dari alam sekitar.

Banyak hal yang didapat dari permainan tradisional anak-anak ini, salah

satunya adalah keceriaan, semangat berpacu menjadi yang terbaik, kelucuan, dan

belajar arti sportifitas. Semuanya itu menjadi daya tarik penulis untuk mengangkat

tema permainan tradisional anak-anak ini, ditambah lagi dengan pengalaman masa

kecil penulis saat memainkan berbagai permainan tradisional yang

menyenangkan. Dari kesemuanya itu, muncullah tema yang mendasari penciptaan

karya seni grafis. Penulis ingin menvisualkan tema tugas akhir ini melalui

keceriaan, gerak juga ekspresi dari anak-anak saat bermain permainan tradisional.

Page 2: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

26

Ada beberapa permainan tradisional yang diangkat dalam pembuatan karya Tugas

Akhir ini. Permainan itu antara lain; layangan, kejar-kejaran, egrang, jaga

benteng, bola gebok, congklak, kasti, batok kelapa, alif jongkok, ayam-ayaman,

pecah piring, tapak dewa, ada sebuah film, roket pipet. Semua asal-usul dari

permainan ini masih sulit diketahui karena sudah diajarkan dan dimainkan dari

generasi ke generasi turun-temurun.

Layangan yang merupakan salah satu permainan yang juga terdapat di

seluruh dunia. Menggunakan benang nilon dan layangan yang bisa dibuat dari

bambu dan kertas minyak atau kertas lainnya yang ringan. Permainan ini

dimainkan oleh semua kalangan. Fungsi permainan ini sebagai hiburan dan

menambah keakraban antar teman. Tidak jarang juga dijadikan ajang lomba.

Penulis merasakan bermain layangan ini memiliki manfaat lain seperti melatih

pola pikir untuk mampu menerbangkan layangan dengan segala pergerakan angin

yang berubah-ubah.

Kejar-kejaran yang terdengar sederhana tetapi cukup menghabiskan tenaga

ketika melakukannya. Permainan ini menurut penulis melatih daya tahan untuk

berlari, strategi untuk bisa bergerak dengan lincah. Jika diandaikan, permainan ini

memiliki kunci yaitu fokus pada satu terget. Karena jika mengejar semua orang,

dengan sendirinya akan kesulitan sendiri. Berikutnya egrang, yang dalam

penerapannya menggunakan dua bambu yang diberi pijakan di bagian yang

diinginkan. Permainan ini melatih keseimbangan dan koordinasi antara tangan,

kaki dan pinggang. Hal lain yang didapat adalah keberanian untuk mau mencoba

Page 3: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

27

dan berani jatuh berulang kali dan berusaha kembali. Karena perminan ini tidak

mudah untuk dimainkan. Butuh latihan dan mau mencoba.

Jaga benteng yang dalam versi penulis ini mungkin sedikit berbeda dengan

yang lain. Karena jaga benteng yang dimaksud di sini adalah benteng yang harus

diisi dengan petunjuk seorang pemain yang nantinya akan mengejar. Permainan

ini melatih strategi individu untuk mengelabui penjaga agar bisa berpindah tempat

dengan lancar dan kekuatan fisik agar bisa lebih mudah berlari ke tempat yang

dituju. Permainan ini juga mengajarkan agar penjaga atau pemain agar fokus pada

satu titik dan mencapainya dengan lancar dan tidak curang. Biasanya ada saja

pemain yang curang dengan tidak mengakui kesalahan ketika penjaga berhasil

mengenai pemain itu dan nantinya bisa mengakibatkan pertengkaran.

Bola gebok yang mengajarkan setiap pemain dan terlebih penjaganya untuk

mampu melihat situasi. Bagi pemain, permainan ini secara tidak langsung melatih

ketangkasan untuk menghindar dengan cepat dan membaca pikiran penjaga.

Sedangkan untuk pihak penjaga, permainan ini melatih ketepatan membidik

pemain yang bergerak dan mampu berusaha terus di tengah pemain yang lincah.

Congklak yang merupakan permainan yang pada umumnya dimainkan wanita.

Meskipun sederhana, permainan ini justru menjadi permainan santai yang

menggunakan perhitungan agar bisa menang. Alasannya, untuk memenuhi lubang

besar pada papan congklak, pemain harus bisa memperhitungkan jumlah biji yang

tersedia dengan tempat yang nantinya akan menjadi akhir dari biji terakhir. Satu

sisi juga setiap pemain harus cepat berpikir untuk mengambil lubang yang mau

dijalankan. Jika dari awal sudah diperhitungkan dengan matang, ke depannya

Page 4: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

28

akan lancar dan memungkinkan pemain lawan hanya mendapat sedikit

kesempatan bermain.

Berikutnya adalah kasti yang dulu menjadi permainan di rumah dan di

sekolah. Kasti memerlukan bola karet atau bola kasti dan tongkat pemukul.

Permainan yang membutuhkan strategi yang baik. Permainan ini juga melatih

koordinasi dengan sesama anggota tim dan mengajarkan penulis untuk tidak

egois, tetapi mengutamakan kekompakan dan pengertian akan sesama anggota.

Karena tak jarang juga, permainan ini dijadikan ajang pamer kemampuan yang itu

justru menjatuhkan tim tersebut dan mengundang pertengkaran. Kemudian

permainan batok kelapa, yang membutuhkan batok kelapa yang jelas dan tali

plastik sebagai penggerak. Permainan ini mengajarkan pemainnya untuk mampu

berjalan dengan baik dengan hanya menggunakan kaki bagian ujung. Hampir

sama dengan egrang. Bedanya, berjalan menggunakan batok kelapa memerlukan

kekuatan kaki yang digunakan untuk menapak dan kemampuan mengendalikan

tali yang tidak kaku agar bisa dipakai untuk berjalan.

Alif jongkok merupakan permainan yang membutuhkan pergerakan yang

cepat untuk mendarat. Teknisnya sama dengan kejar-kejaran. Bedanya, alif

jongkok yang sesuai namanya, pemain harus jongkok agar bisa aman dari

pengejar dan menyentuh temannya agar bergantian. Penulis merasakan permainan

ini memiliki unsur kerja sama karena jika satu pemain lelah bisa mengganti diri

dengan pemain lain. Sedangkan bagi pengejar membutuhkan kekuatan dan

kesabaran karena dia harus berusaha sendiri. Bedanya dengan kejar-kejaran yaitu

Page 5: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

29

kejar-kejaran lebih sedikit individu karena semua pemain bergerak dan harus

mengamankan diri sendiri agar tidak jadi penjaga.

Ayam-ayaman atau bisa juga disebut sambar elang. Permainan yang

mengharuskan setiap pemimpin terdepan untuk bisa menjaga temannya agar tidak

diambil oleh lawan. Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok

harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

pemimpin atau induknya. Berikutnya adalah pecah piring yaitu permainan yang

menggunakan tumpukan batu atau kayu juga bola karet sebagai alatnya. Ini juga

termasuk permainan kelompok, yang mengharuskan kerjasama dan ketangkasan.

Pecah piring menurut penulis merupakan gabungan dari bola gebok dan

permainan susun balok. Namun kegiatan menyusun disini diwarnai dengan

tekanan dari lawan yang siap melontarkan bola kepada pemain yang menyusun

sehingga harus benar-benar konsentrasi dalam menyusunnya. Tetapi yang

terutama, menyusunnya lebih baik dilakuan secara berkelompok.

Tapak dewa merupakan permainan yang memerlukan keheningan agar bisa

menggenai pemain yang melewati para penjaga. Jika pendengaran penjaga bagus

dan bisa waspada dengan setiap gerakan pemain yang mau melewati mereka,

maka akan sangat mudah mengenai para pemain yang hendak lewat. Bagi pemain,

bisa melewati penjaga dengan waktu dan kesempatan yang pas, merupakan

sebuah keuntungan. Jika kecepatan melewati tangan penjaga sangat cepat, maka

akan mudah sekali menyelesaikan permainan ini. Apabila salah perhitungan dan

tidak cepat mengambil kesempatan untuk lewat, maka akan cepatlah pemain

menjadi penjaga.

Page 6: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

30

Ada sebuah film, yang merupakan satu dari semua permainan yang dibuat di

Tugas Akhir ini yang memiliki lagu. Permainan ini menurut penulis merupakan

perkembangan dari alif jongkok. Karena permainan ini ada kejar-kejaran dan ada

syarat jongkok untuk bertukar tempat. Tetapi permainan ini ditambah lagi dengan

keharusan mengingat hal yang sulit yang didapat dari bernyanyi, seperti nama

orang yang panjang atau nama film yang lebih panjang lagi. Hal yang harus

dimiliki setiap pemain agar bisa lolos dari posisi penjaga adalah konsentrasi untuk

mengingat nama yang diberi kepadanya dan strategi agar tidak terlalu boros

tenaga dan bisa bergerak dengan luwes.

Terakhir adalah Roket pipet yang membutuhkan pipet, karet dan batu untuk

memainkannya. Permainan ini juga membutuhkan strategi untuk menembakkan

pipet ke arah yang efektif. Karena pipet sangat ringan dan mudah terbawa angin.

Agar bisa terbang dengan maksimal pemain harus mempu memilih dan

merancang roket mainannya. Berdasarkan pengalaman, penulis banyak melakukan

uji coba terhadap semua bahan permainan ini dan merupakan hal yang sangat

mengasah kreatifitas juga pemahaman.

Pada dasarnya, semua permainan ini memiliki fungsi yang sangat berguna

untuk perkembangan terutama anak-anak. Permainan tradisional ini juga

membutuhkan sosialisasi ketika melakukannya karena akan sangat membosankan

ketika dimainkan secara individu saja. Semua permainan yang sudah hampir

jarang dimainkan ini, sangat berpengaruh bagi penulis. Permainan-permainan ini

memberi cerita tersendiri dan mengasah kemampuan baik berkoordinasi,

Page 7: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

31

kerjasama, kekuatan dan kemampuan mengatasi masalah dengan sumber daya

seadanya.

2. Konsepsi

Visualisasi ide dari gagasan penulis dalam karya grafis ini adalah dengan

melakukan deformasi pada bentuk tubuh manusia. Deformasi berarti,

penggambaran bentuk yang menekankan pada interpretasi karakter, dengan

mengubah bentuk objek dengan cara menggambarkan objek tersebut dengan

hanya sebagian yang dianggap mewakili karakter hasil interpretasi yang sifatnya

sangat hakiki (Dharsono, 2004:103). Dalam hal ini penulis mengubah setiap

bagian dari anggota tubuh menjadi terlihat lebih sederhana. Hal ini dimaksudkan

untuk menggambarkan figur anak-anak yang sederhana. Penyederhanaan

dilakukan dengan mengubah bagian dari tubuh mereka dengan bentuk geometri

sederhana seperti persegi panjang, segitiga, lingkaran dan trapesium. Untuk lebih

menghias figur ini, penulis memberi tampilan corak yang berhubungan dengan

bentuk geometris lain yaitu lingkaran dan segitiga yang memanjang. Kedua

bentuk ini akan dipadukan dengan corak yang sama dengan background agar lebih

terkesan menyatu, lebih berisi dan memiliki kesatuan.

Untuk warna penulis, memberikan perbedaan dengan beberapa figur. Bagi

yang perempuan penulis memberi warna merah muda dengan rambut yang

panjang agar memberi kesan feminin, sedangkan yang laki-laki dengan warna lain

seperti biru, hijau, dan semacamnya, serta tidak berambut.

Lebih jelasnya, dimulai dari karakter yang ada pada karya dibuat dari

berbagai bidang atau shape. Kepala yang terdiri dari bentuk setengah lingkaran

Page 8: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

32

dengan topi di atas kepalanya. Topi yang berbentuk kerucut ini dibuat dengan

mengambil inspirasi dari topi caping petani yang berfungsi sebagai pelindung

kepala dari panas atau cuaca lain. Pada karya ini, bentuk dari topi ini

dilambangkan dengan anak-anak yang memerlukan perlindungan dari berbagai

ancaman yang dapat mengubah karakter anak-anak yang pada umumnya penuh

keceriaan, memerlukan interaksi yang baik bagi perkembangannya dan sederhana.

Kemudian untuk badannya juga disederhanakan ke dalam bentuk trapesium.

Namun ketika dilihat pada sisi atau bawah, bentuk badan dibuat menjadi silinder.

Untuk tangan dan kakinya, diberi bentuk persegi panjang yang dideformasi dari

bentuk tangan dan kaki manusia. Jari-jari dari karakter ini dibuat dengan bentuk

bidang lingkaran.

Ekspresi dari setiap karakter yang tercipta didasarkan pada pengalaman

penulis saat bermain permainan tradisional. Panik, bahagia, takut sampai tawa

yang dihasilkan saat bermain, penulis jadikan sebagai bahan dalam mengkonsep

ekspresi dari setiap karakter yang tercipta. Untuk latar belakang dari setiap karya

berbeda antara satu dengan yang lain tergantung jenis permainannya. Apabila

permainan yang biasanya bisa dilakukan di dalam dan di luar ruangan, digambar

dengan background atau latar belakang yang dominan bentuk-bentuk geometri

sedangkan pada permainan yang dilakukan di luar ruangan diberi latar belakang

benda mati seperti tembok atau pagar dan latar belakang makhluk hidup seperti

rumput atau pohon. Mengenai latar belakang yang lain, bentuk dari setiap karya

pasti berbeda.

Page 9: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

33

Pada beberapa latar belakang, digambarkan dengan melakukan stilisasi.

Stilisasi merupakan cara penggambaran untuk mencapai bentuk keindahan dengan

cara menggayakan objek dan atau benda yang digambar dengan menggayakan

setiap kontur pada objek atau benda (Dharsono, 2004: 102-103). Seperti pada

objek awan yang ada hampir di setiap karya dibuat berdasarkan imajinasi dan

dengan mengubah awan yang biasanya digambar dengan garis melengkung yang

membentuk bidang diubah menjadi bentuk geometri seperti segitiga, persegi dan

lingkaran dan bangun ruang seperti kerucut atau tabung yang diberi penggayaan

dengan menyatukannya menjadi satu dengan karakter. Hal ini juga dimaksudkan

sebagaiperubahan awan yang tidak pernah sama. Untuk karakter lainnya seperti

rumput atau pohon yang juga sering muncul, menggambarkan area bermain yang

pada umumnya berada pada alam bebas. Pada objek ini juga diberi penggayaan

dari bentuk geometri segitiga dan lingkaran yang dibentuk menjadi terlihat seperti

tabung. Begitu juga pada objek pohon yang juga terdapat bentuk silindris atau

tabung.

Objek lain yang berada pada latar belakang karya adalah komponen benda

mati yang dibuat juga dengan sederhana. Hal tersebut dimaksudkan juga sebagai

salah satu tempat bermain. Apabila ada objek pagar berarti permainan tersebut

dimainkan di halaman atau di dekat lapangan rumah penulis. Apabila ada objek

tembok atau bangunan, berarti permainan itu dilakukan di dekat lapangan sekolah

penulis dulu. Karena dari pengalaman dulu, penulis selalu bermain di luar rumah

seperti lapangan sebelah rumah, hutan-hutan yang banyak rumputnya, bahkan

sampai tempat-tempat terpencil bersama teman-teman. Meskipun ada juga yang

Page 10: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

34

biasanya dilakukan di dalam ruangan seperti congklak dan ada sebuah film. Itu

pun dilakukan karena keadaan cuaca atau karena bermain saat malam hari.

Bentuk –bentuk lain yang hadir dalam latar belakang adalah garis yang

berada di tengah juga terkadang di samping, bidang dan titik hitam kecil yang

letaknya di tengah lingkaran. Semua bentuk ini diberikan agar memberi kesan

padat dan dinamis dari setiap objek. Seperti pada gerakan bola yang diberi garis

zigzag yang membentuk sebuah bidang menggambarkan objek yang menghantam

sesuatu, ada juga garis bergelombang yang melambangkan getaran atau atau

pergerakan. Beberapa garis juga difungsikan sebagai bentuk ekspresi,

menggambarkan objek tertentu dan juga menunjukkan raut wajah. Seperti garis-

garis yang dibuat, di antara mata dan hidung menunjukkan karakter wajah tua.

Untuk garis putus-putus yang berada pada beberapa objek menunjukan

kedinamisan gerak yang terinspirasi dari kelebihan tenaga pada anak-anak. Juga

garis-garis ini melambangkan kekuatan seperti pada pagar atau tembok dan

kehidupan seperti pada pohon dan rumput. Ada juga titik hitam yang dibuat untuk

memberi kesan padat pada objek yang ada pada latar belakang.

Berikutnya adalah warna pada karya. Setiap objek biasanya memiliki

minimal dua warna. Satu yang terang dan satu yang gelap agar kontrasnya lebih

terlihat. Untuk karakter, ada dua tipe yaitu laki-laki dan perempuan. Untuk warna

baju dan bentuk badan sudah dijelaskan pada awal penjelasan konsep. Warna

wajah, kaki dan tangan disamakan dengan memberi warna kulit yang cenderung

putih. Hal ini diinspirasi dari kepolosan anak-anak dalam kesehariannya.

Kemudian untuk warna topi diberi warna coklat muda seperti warna caping.

Page 11: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

35

Terdapat hiasan lingkaran dan segitiga yang sama dengan bentuk pada baju dan

objek lainnya. Hal ini dimaksudkan agar mendapatkan keserasian pada seluruh

objek karya. Warna yang diberi adalah coklat yang lebih tua dari dasaran topi agar

tercipta sebuah kontras. Hal yang sama juga dilakukan pada baju atau badan

karakter. Untuk bentuk lingkaran diberi warna yang sama dengan lingkaran pada

latar belakang yang dominan. Apabila lingkarannya pada latar belakang dominan

berwarna coklat, maka pada karakter juga akan coklat. Jika kuning maka karakter

juga kuning. Begitu seterusnya.

Pada objek lain di latar belakang, hampir semuanya terdapat objek awan.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, hal ini melambangkan permainan yang

dilakukan diluar ruangan. Untuk warna awannya sendiri terdiri dari beberapa

warna utama yaitu, biru, jingga, kuning. Biru mewakili suasana pagi, jingga

mewakili suasana senja atau sore dan kuning mewakili suasana siang terik. Untuk

lingkarannya ada warna coklat, jingga, kuning dan biru. Jika warna awan

memiliki dua warna utama seperti kuning dan jingga atau warna utama dengan

campuran warna lingkaran yang berbeda, melambangkan perubahan suasana.

Seperti warna biru dengan lingkaran kuning menandakan suasana pagi menuju

siang hari, jingga dengan lingkaran kuning menandakan suasana senja sehabis

siang.

Ada juga latar belakang yang tidak memiliki objek. Hanya dipenuhi stilisasi

segitiga dan lingkaran dan bentuk lain. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberi

kesan latar belakang yang lain dan tidak selalu sama. Namun, untuk latar yang

berbeda ini, diberi kesan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Pastinya

Page 12: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

36

warna yang diberi sekitar tiga warna atau lebih. Warnanya bisa gradasi dari satu

warna atau beberapa warna yang lembut dan menyenangkan untuk dilihat anak-

anak. Beberapa sisi yang lain, yang secara tersirat berhubungan dengan

pembuatan latar belakang ini adalah hubungan dengan latar belakang penulis

sendiri. Sebagai salah satu bagian dari Suku Batak, beberapa acara yang

dilangsungkan melibatkan hewan kerbau. Pada salah satu bagian tubuhnya,

memiliki bentuk yang hampir sama dengan motif yang terdapat pada karya yaitu

tanduknya. Bentuk ini juga terdiri dari segitiga dan lingkaran atau yang lebih

jelasnya kerucut.

Untuk warna tanah yang terdapat pada karya disamakan dengan

menggunakan warna coklat. Begitu pula dengan pagar dan pohon. Gelap terang

dan gradasi juga diberikan dengan tingkat kecerahan yang berbeda disetiap

bagiannya. Daun dan rumput diberi warna hijau dan dibagi menjadi hijau muda

dan hijau tua agar tidak terkesan datar. Warna tembok diberi warna abu-abu untuk

memberi kesan kuat dan kokoh seperti warna semen.

Berikutnya adalah komposisi yang terdapat pada karya salah satunya adalah

komposisi tertutup di mana objek karakter figur dan objek latar belakang atau

benda-benda berada dalam satu bidang gambar dan disajikan dalam batas

pandangan mata penonton. Kemudian ada juga komposisi piramidal dimana tiga

unsur atau bentuk dalam suatu bidang komposisi sehingga membentuk seperti

segitiga yang titik puncaknya berada di atas dan piramidal terbalik yang

merupakan kebalikannya.

Page 13: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

37

B. Implementasi Visual

1. Media

Karya Tugas Akhir ini dikerjakan dengan menggunakan teknik cetak saring

atau serigraphy dengan ukuran rata-rata karya 40 cm x 60 cm. Media cetaknya

dengan menggunakan kanvas. Cetak saring atau serigraphy sendiri termasuk salah

satu bagian dalam seni grafis yaitu dengan menggunakan screen yang terbuat dari

kain nylon atau monyl. Saat di beri obat afdruk dan disinari matahari, bagian yang

tidak terkena cahaya akan berlubang dan nantinya akan menjadi jalan keluar

tintanya juga sekaligus menjadi hasil cetakan (Bahari, 2008). Berikut akan

dijelaskan penggunaan alat dan bahan yang dipakai dalam pengerjaan karya-karya

Tugas Akhir ini:

a. Screen

Merupakan alat yang digunakan untuk mencetak acuan ke atas

permukaan kanvas atau kertas yang biasanya diberikan obat afdruk dan diberi

cahaya agar bisa dilakukan proses cetak. Screen yang digunakan adalah ukuran

T55 dan T61.

b. Rakel

Merupakan alat yang digunakan untuk meratakan tinta yang berada di

atas kain screen. Rakel ini memiliki karet yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu

berbasis minyak dan air. Pada pembuatan karya ini digunakan karet rakel

berbasis air. Rakel yang berbasis air tidak bisa digunakan untuk tinta berbasis

minyak, karena pelarut yang berbasis minyak akan melarutkan rakel berbasis

Page 14: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

38

air (Sandjaja, 2006: 34). Penggunaannya dengan menekan rakel searah

melewati tempat yang akan dicetak yang sebelumnya telah dibubuhi tinta di

dekat lubang tempat keluar tinta.

c. Hairdryer

Alat yang digunakan untuk mengeringkan bahan coating yang masih

basah agar segera mengering. Biasanya digunakan agar screen yang masih

basah dapat langsung di keringkan dan digunakan. Namun penggunaan alat ini

harus hati-hati, karena panas yang dihasilkan dapat merobek bahan kain screen

yang sensitif. Pengeringan dilakukan dengan jarak yang cukup jauh sekitar 20

sentimeter dari kain.

d. Lampu

Apabila proses pembuatan klise tidak mendapat cahaya matahari yang

cukup, cara berikutnya adalah dengan menggunakan lampu. Pada karya ini,

lampu diletakkan di atas screen yang telah dilapisi bahan coating dan gambar

yang ingin dicetak diletakkan di atas screen. Sisi lemah dari lampu ini ada pada

waktu yang dibutuhkannya untuk menghasilkan cetakan yang relatif lama dari

pada matahari, tetapi keuntungan yang terlihat adalah hasil yang di dapat lebih

rapi dan tegas meski sedikit sulit merontokkannya. Biasanya dibutuhkan waktu

1-2 jam tergantung pencahayaan di ruangan itu.

Page 15: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

39

Gambar 6: Beberapa Peralatan Serigraphy

(Sumber. Dokumentasi Martha, 2016)

e. Rubber dan Pigmen

Rubber merupakan tinta berbasis air yang digunakan dalam teknik cetak

saring yang apabila ditarik akan melar. Biasanya dicampurkan dengan pigmen

untuk memberi warna. Rubber yang baik adalah yang tidak pecah ketika ditarik

dan bisa juga melalui hasil sablonnya, apakah kasar atau lembut. Tinta yang

digunakan adalah rubber natural matsui dan pigmen. Pigmen yang digunakan

pada karya ini adalah yang berbasis air.

f. Bahan Coating

Merupakan bahan untuk membuat cetakan karya pada screen. Fungsinya

menutupi pori-pori screen. Sangat peka dengan cahaya. Tersedia dengan

berbagai jenis tergantung pada media apa yang digunakan. Penggunaanya

dengan mengoleskannya secara merata pada kain screen menggunakan

Page 16: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

40

penggaris atau bekas kartu perdana. Bahan coating yang digunakan pada

pembuatan karya ini adalah Deima berbasis air.

g. Binder

Binder merupakan salah satu bahan yang biasanya dicampurkan pada

rubber dan pigmen. Digunakan untuk lebih merekatkan tinta ke media kanvas

dan membuat rubber tidak terlalu kental.

h. Lem Sandronal

Merupakan bahan yang dipakai untuk menempelkan kain ke papan atau

media lain yang digunakan untuk mengatur kain agar rapi. Biasanya berwarna

putih. Penggunaannya dengan menuangkan sandronal ke atas papan lalu

diratakan. Setelah itu diamkan sampai papan terasa lengket.

i. Minyak

Merupakan bahan yang digunakan untuk menempelkan kertas yang akan

dijadikan hasil cetakan ke atas screen yang telah diberi obat afdruk dan

dikeringkan di ruang gelap. Minyak ini merupakan alternatif dari penggunaan

kaca.

j. Pemutih dan Sabun Colek

Pemutih digunakan sebagai pengganti remover yaitu untuk

membersihkan kain screen dari sisa obat afdruk atau bahan coating yang masih

menempel. Sabun colek digunakan ketika obat afdruk yang tidak terkena

penyinaran sulit untuk dirontokkan. Pemutih yang digunakan untuk

membersihkan karya ini adalah Bayclin lemon dan sabun colek yang

digunakan adalah Wings Biru dan Wings Putih. Penggunaan dua bahan ini

Page 17: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

41

sebaiknya jangan berlebihan karena akan merusak tangan dan screen. Oleh

karena itu, pembersihan screen menggunakan sarung tangan kain atau karet

agar screen yang telah diberi pemutih dan sabun tidak langsung menyentuh

tangan.

Gambar 7: Beberapa Bahan Serigraphy

(Sumber. Dokumentasi Martha, 2016)

2. Proses

Dalam proses pembuatan karya Tugas Akhir ini, penulis melalui beberapa

proses. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut:

a. Pembuatan Sketsa, Pewarnaan Komputer dan Pecah Warna

Pertama, membuat sketsa karya di atas kertas. Kemudian discan agar bisa

dilakukan pewarnaan secara digital. Penulis menggambar ulang sketsa yang

telah discan dan disimpan dalam bentuk JPEG. Kedua, memulai pewarnaan di

komputer. Penulis menggunaan aplikasi Photoshop CS5. Langkah-langkahnya:

1) Penulis membuka sketsa yang telah digambar ulang. 2) Klik dua kali pada

gambar yang telah dibuka dan diberi nama “outline”, kemudian Ctrl+Shift+N

lalu di beri warna putih pada layer itu. Letakkan dibawah layer “outline”. 3)

Page 18: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

42

Kembali ke layer outline, cari Channels pada menu Window, pilih Load

channel as selection kemudian Ctrl+X. 4) Proses pewarnaan dimulai. Pada

setiap bagian sketsa yang hendak diwarnai, selalu perbaharui dengan

Ctrl+Shift+N kemudian diberi nama sesuai warna yang akan dipakai untuk

mempermudah pencarian layer apabila terjadi kesalahan. Letakkan selalu

dibawah layer “outline”. 5) Setelah pewarnaan selesai, proses pecah warna

dilakukan. Sebelumnya, penulis sudah membagi layer berdasarkan warna yang

diinginkan.

Selanjutnya penulis menyimpan layer-layer tersebut ke dalam bentuk

JPEG dengan menghitamkan warna yang akan disimpan. Penulis memilih satu

layer, kemudian klik kanan kemudian dipilih Blending Options – Color

Overlay – kemudian kotak warna diganti warna hitam – OK. Langkah terakhir,

Ctrl+S kemudian ganti Format dengan JPEG. Begitu seterusnya untuk seluruh

layer yang akan dipakai dalam proses berikutnya.

Gambar 8: Proses Editing Sketsa dan Pecah Warna

(Sumber. Dokumentasi Martha, 2016)

Page 19: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

43

b. Proses Pembuatan Film Pada Screen (Proses Afdruk).

Penulis menyiapkan screen yang berukuran 50 cm x 70 cm untuk

membuat karya dengan ukuran 40 cm x 60 cm. Kemudian obat afdruk diolesi

secara merata pada screen lalu diamkan hingga mengering. Bisa juga

menggunakan hairdryer agar lebih cepat kering. Namun, sebisa mungkin

screen dibiarkan mengering dengan sendirinya sebab penggunaan hairdryer

yang berlebihan, dapat menyebabkan screen sobek. Setelah itu ambil kertas

hasil pecah warna yang sudah dicetak.

Tempatkan hasil cetakan yang berwarna hitam menghadap screen

sedangkan yang belakang kertas yang paling atas lalu lumuri dengan minyak,

ratakan agar kertas tidak bergelembung kemudian tempatkan kain hitam

beserta papan yang menahan kain di belakang screen (pada tempat yang tidak

ada kertas). Jemur pada sinar matahari selama beberapa detik atau menit

(tergantung panas matahari), diangkat dan dibersihkan screen dengan cara

menyemprotkan air yang cukup kencang untuk merontokkan cetakan yang

tidak terkena cahaya. Jika mengalami kesulitan dalam merontokkan cetakan

film, maka bisa menggunakan sabun colek. Namun, penggunaanya harus hati-

hati. Dioleskan kemudian digosokkan perlahan pada daerah screen yang mau

dirontokkan saja. Hal ini untuk menghindari kemungkinan rusaknya bagian

yang lain, yang seharusnya tidak rontok. Setelah gambar yang diinginkan

sudah bersih dari obat afdruk, keringkan screennya.

Page 20: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

44

Gambar 9: Screen yang Selesai Diafdruk

(Sumber. Dokumentasi Martha, 2016)

c. Proses Pencetakan Karya.

Untuk pencetakan penulis melakukannya dengan cara mempersiapkan

kanvas yang terlebih dahulu dicat menggunakan cat akrilik karena kanvas yang

dipakai sebelum dicat, berada pada kondisi kusut. Setelah cat mengering,

tempelkan dan rapikan kanvas pada papan yang telah diberi sandronal.

Langkah berikutnya, screen diletakkan ke atas kanvas yang siap cetak,

tempatkan rubber yang telah diberi warna, kemudian dikesut satu arah agar

merata. Begitu seterusnya. Hanya mencocokkan dan menimpali gambar yang

ada dengan warna-warna dan film yang sudah diafdruk yang sesuai dengan

posisinya. Saat pengerjaan karya usahakan menggunakan masker karena bau

yang dihasilkan pada bahan sablon ini sangat mengganggu pernafasan jika

terlalu sering dihirup.

Page 21: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

45

Gambar 10: Proses Pencetakan Karya

(Sumber. Dokumentasi Martha, 2016)

d. Proses Pencucian Screen

Mencuci screen tidaklah terlalu rumit. Setelah selesai mencetak,

usahakan untuk langsung mencucinya agar screen tidak mengeras dan menjadi

susah dibersihkan. Langkah pertama, bilas dengan air, gosok seluruh screen

terutama bagian yang masih terdapat pigmen kemudian siram pemutih di atas

screen yang terlentang lalu ratakan. Diamkan beberapa menit sambil digosok

dengan kain secara perlahan kemudian bilas apabila obat afdruk sudah rontok.

Jika masih terdapat sisa obat afdruk lagi, gosok screen dengan tambahan sabun

colek. Saat pembersihan yang kedua ini bisa menggosoknya dengan sedikit

lebih kuat.

Bersihkan lagi dengan air. Namun terkadang ada saja noda obat afdruk

yang masih menempel ketika screen dibersihkan. Jika itu tidak bisa

dibersihkan, kita bisa menggunakan cairan M3 yang cukup kuat merontokkan

Page 22: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

46

sisa dari screen tersebut. Penggunaannya juga sama, dengan cara

menggosokkannya pada noda yang masih tersisa. Namun, kekurangannya M3

membuat bahan coating menjadi lengket seperti karet yang meleleh. Butuh

tenaga lebih untuk membersihkannya. Perlu diperhatikan lagi, jika

pembersihan dilakukan secara sembarangan misalnya menggunakan pemutih

lalu menggosokkannya dengan tangan tanpa kain, lama kelamaan bisa

menyebabkan tangan lecet. Ada baiknya menggunakan sarung tangan karet

atau kain. Penggunaan masker juga sangat dianjurkan dalam proses

pembersihan.

Gambar 11: Proses Pencucian Screen

(Sumber. Dokumentasi Martha, 2016)

Page 23: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Bagi anak buah yang paling belakang dari setiap kelompok harus mampu merebut anak buah lawan yang tidak dijaga dengan baik oleh

47

3. Penyajian

Penyajian karya juga merupakan nilai tambah dari sebuah karya yang

nantinya akan menjadi konsumsi khalayak umum. Pada karya yang akan penulis

tampilkan, karya akan diberi jarak masing-masing (atas, bawah, kanan, kiri)

sekitar lima sentimeter. Kemudian bingkai yang digunakan merupakan bingkai

minimalis yang berwarna hitam dengan ukuran masing-masing empat sentimeter.